Isi Simultan Rayon M

8
SIMULTAN KAIN RAYON (DESIZING SCOURING BLEACHING) I. Judul Praktikum Simultan kain Rayon (Desizing, Scouring dan Bleaching) II. Maksud dan Tujuan Dapat melakukan pretreatmen pada kain rayon seperti penghilangan kanji, merserisasi, dan pengelantangan dengan baik dan benar. Memperoleh kain rayon yang putih dari hasil pretreatmen yang dilakukan. III. Teori Pendekatan Sebelum ditenun kain lusi dikanji untuk menambah kekuatan dan gaya gesek yang tinggi. Benang lusi yang tidak dikanji kekuatannya rendah, mudah putus sehinga mengurangi mutu kain dan efisiensi produk. Kanji bersifat menghalangi penyerapan (hidrofob) larutan baik dalam proses pemasakan, pengelantangan, pencelupan, pencapan, dan penyempurnaan khusus sehingga jika kanji tidak dihilangkan mengakibatkan hasil proses tersebut kurang sempurna. Pada proses pencelupan dan pencapan zat warna tidak bisa masuk kedalam serat sehingga wara akan luntur dan tidak rata. Pengajian benang lusi biasanya menggunakan kanji alam maupun kanji sintetik tergantung dari jenis seratnya. Kanji aam antara lain : Pati (tapioka), jagung (meizena), kentang (farina), gandum (terigu). Kanji protein seprti : glue, gelatin, dan kasein Macam – macam gom Modifikasi kanji, dekstrin Kanji sintetik antara lain : PVA (Polivenil Alkohol), Akrilik dan lain-lain. Derivat selulosa seperti tylose, (CMC), Hidrksil etil selulosa dan metil selulosa. Derivat kanji seperti starch ester, dan starch eter. Pross merserisasi merupakan proses penyempurnaan permanen pada bahan dan tidak hilang meskipun dicuci, dicelu ataupun berbagai 1

description

V

Transcript of Isi Simultan Rayon M

Page 1: Isi Simultan Rayon M

SIMULTAN KAIN RAYON(DESIZING SCOURING BLEACHING)

I. Judul PraktikumSimultan kain Rayon (Desizing, Scouring dan Bleaching)

II. Maksud dan Tujuan Dapat melakukan pretreatmen pada kain rayon seperti penghilangan kanji, merserisasi,

dan pengelantangan dengan baik dan benar. Memperoleh kain rayon yang putih dari hasil pretreatmen yang dilakukan.

III. Teori Pendekatan Sebelum ditenun kain lusi dikanji untuk menambah kekuatan dan gaya gesek yang

tinggi. Benang lusi yang tidak dikanji kekuatannya rendah, mudah putus sehinga mengurangi mutu kain dan efisiensi produk.

Kanji bersifat menghalangi penyerapan (hidrofob) larutan baik dalam proses pemasakan, pengelantangan, pencelupan, pencapan, dan penyempurnaan khusus sehingga jika kanji tidak dihilangkan mengakibatkan hasil proses tersebut kurang sempurna. Pada proses pencelupan dan pencapan zat warna tidak bisa masuk kedalam serat sehingga wara akan luntur dan tidak rata.

Pengajian benang lusi biasanya menggunakan kanji alam maupun kanji sintetik tergantung dari jenis seratnya.Kanji aam antara lain : Pati (tapioka), jagung (meizena), kentang (farina), gandum (terigu). Kanji protein seprti : glue, gelatin, dan kasein Macam – macam gom Modifikasi kanji, dekstrin

Kanji sintetik antara lain :PVA (Polivenil Alkohol), Akrilik dan lain-lain.

Derivat selulosa seperti tylose, (CMC), Hidrksil etil selulosa dan metil selulosa. Derivat kanji seperti starch ester, dan starch eter.

Pross merserisasi merupakan proses penyempurnaan permanen pada bahan dan tidak hilang meskipun dicuci, dicelu ataupun berbagai pengerjaan selanjutnya. Proses ini meliputi proses impregnasi kapas dalam larutan NaOH pekat, dan jika diperlukan menggunakan tegangan kemudian dicuci bersih dan dinetralkan.

Merserisasi tanpa tegangan menghasilkan : Bahan menjadi mengkeret Kekuatan tarik bertambah Perpanjangan sebelum putus bertambah Daya serap dan reaksi selulosa terhadap zat warna pada suhu rendah bertambah

Merserisasi disertai dengan tegangan menghasilkan :Bertambahnya kilau pada bahan kapas yang permanen, selain dari perubahan-perubahan sifat di atas, bertambahnya kilau serat terutama disebabkan oleh orientasi dari rantai-rantai molekul selulosa yang menyebabkan deretan kristalin yang lebih sejajar dan teratur pengerjaan merserisasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1

Page 2: Isi Simultan Rayon M

1. Merserisasi kering, yaitu proses mersrisasi yang dilakukan pada bahan dalam keadaan kering.

2. Merserisasi basah, yaitu proses merserisasi yang di lakukan pada bahan dalam keadaan basah, misalnya setelah pemasakan.

Dalam proses pemasakan akan terjadi penggelembungan serat rayon yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi atau konstruksi dari molekul selulosa. Pada konsentrasi 18 % NaOH, penggelembungan adalah yang terbesar.Efek pertama dari merserisasi adalah pengedaran ikatan antara mikrofibril, sehingga penetrasi larutan terus sampai ke ruang mikrokapiler diantara bundel rantai selulosa dan mikrofibril menggelembung. Bila penetrasi NaOH dapat masuk diantara mikrofibril-mikrofibril tersebut, hal ini mengakibatkan serat penggelembung dengan bebas dan terjadi slip diantara mikrofibril-mikrofibril tersebut.

Tujuan dari proses pengelantangan adalah untuk menghilangkan kotoran-kotoran organik, organik yang terwujud sebagai pigmen-pigmen warna alami yang tidak bisa hilang hanya dengan proses pemasakan saja. Hal yang sangat berbeda antara proses pengelantanga dan pemutihan optik, dimana tujuan proses pemutihan optik adalah untuk menambah kecerahan bahan karena bahan mampu memantulkan sinar lebih banyak sehingga kain nampak putih dan cerah. Proses pengelantangan ini dilakukan dengan merendam bahan dengan sutu larutan yang mengandung zat pengelantangan yang bersifat oksidator maupun zat pengelantangan yang bersifat reduktor. Senyawa-senyawa organik dalam bahan yang mempunyai ikatan rangkap dioksidasi atau di reduksi menjadi ikatan tunggal atau menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga bahan tekstil tersebut menjadi putih.

Proses pemutihan optik bahan direndam dalam larutan zat pemutik optik dimana zat ini nantinya akan menyerap sinar ultraviolet dan memantulkan menjadi sinar tampak pada daerah ungu-biru, sehingga jumlah sinar yang dipantulkkan bahan bertambah dan mengurangi pantulan pada daerah kuning atau merah pada bahan tersebut.

Proses pengelantangan yang dilakukan umumnya menggunakan zat oksidator sebagai zat pengelantangan. Zat pengelantang yang bersifat oksidator dibagi menjadi 2 yaitu : Mengandung klor : natrium hipoklorit (NaOCl), natrium klorit, dan kaporit (Ca(Ocl)2). Tanpa klor : H2O2, Na2O2, Na2BO2, KMnO4, K2CrO4

Metode yang digunakan untuk proses pengelantangan dapat dilakukan secara kontinyu. Pengelantangan pada kondsi suhu kamar dapat juga dilakukan dengan menggunakan bak atau J-Box tanpa pemanasan. Pada proses kontinyu dengan larutan pengelantangan dan didiamkan selama waktu tertentu bergantung dari klor aktif yang digunakan.

IV. Percobaan Praktikum

a. Alat1. Breaker gelas / keramik 500 ml 1 buah2. Pengaduk kaca 1 buah3. Kasa + Kaki tiga + Bunsen 1 set4. Pipet volum 1 buah5. Timbangan digital 1 buah6. Nampan + plastik + air Secukupnya7. Gelas ukur + piala gelas 100 ml 1 buah

2

Page 3: Isi Simultan Rayon M

b. Bahan1. Kain Rayon Rajut Secukupnya2. Air Aquades Secukupnya3. NaOH 280 Be 2 gr/l4. H2O2 35% 8 , 10 , 12 ml/l5. Stabilisator H2O2 3 ml/l6. Pembasah 1 ml/l7. Anti Sadah 1 ml/l

c. Diagram Alir Percobaan

Timbang kain dan zat sesuai resep

Lakukan perendaman kain pada larutan simultan kain rayon

Setelah selesai kain dicuci panas dan cuci dingin

Keringkan hasil uji

Evaluasi kain, daya serap kain dan derajat keputihan serat

d. Skema Proses

e. Resep yang digunakan R/ NaOH 2 g/l

3

1000

800

300

10’

’’’’

10’

’’’’

30’

’’’’

10’

’’’’

10’

’’’’- NaOH- H2O2

- Stabilisator- Pembasah- Anti Sadah

Page 4: Isi Simultan Rayon M

H2O2 35% 8, 10, 12 ml/lStabilisator 3 ml/lPembasah 1 ml/lAnti Sadah 1 ml/lVlot 1 : 20Suhu 1000 CWaktu 30 – 45 menit

f. Fungsi zat NaOH : Zat pemasak kain dan penghilang kanji

Pada kain rayon H2O2 35% : Sebagai zat pengelantang kain rayon. Stabilisator : Sebagai penstabil reaksi antara NaOH dengan

Air. Pembasah : Penurun tegangan permukaan kain. Anti Sadah : Zat penghilang ion Ca2+ dan Mg2+ penyebab sadah

g. Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan untuk proses simultan kain rayon.2. Timbang bahan dan kain 3. Masukkan semua perhitungan pada resep kedalam satu wadah beaker glass.4. Rebus selama 30 menit sampai suhu mencapai 800 C5. Pertahankan suhu tersebut dengan konstan selama 100 menit6. Naikkan suhu sampai 1000 C dan pertahankan secara konstan selama 30 menit.7. Setelah selesai kain dicuci panas dan dingin.8. Lakukan evaluasi derajat putih, dan daya serap.

h. Perhitungan Resep

1. H2O2 8 ml/lBB kain = 8,65 gLarutan Proses = 8,65 x 20 = 173 ml

NaOH = 21000

x173=0,346 g

H2O2 = 101000

x173=1,73ml

Stabilisator = 31000

x173=0,519ml

Zat Anti Sadah = 11000

x173=0,173ml

Pembasah = 11000

x173=0,173ml

2. H2O2 10 ml/lBB kain = 7,93 gLarutan Proses = 7,93 x 20 = 158,6 ml

4

Page 5: Isi Simultan Rayon M

NaOH = 21000

x158,6=0,3172g

H2O2 = 101000

x158,6=1 ,586ml

Stabilisator = 31000

x158,6=0 ,4758ml

Zat Anti Sadah = 11000

x158,6=0 ,1586ml

Pembasah = 11000

x158,6=0,1586ml

3. H2O2 12 ml/l4. BB kain = 9,42 g5. Larutan Proses = 9,42 x 20 = 188,4 ml

6. NaOH = 21000

x188,4=0,3768 g

7. H2O2 = 101000

x188,4=1,884ml

8. Stabilisator = 31000

x188,4=0 ,5652ml

9. Zat Anti Sadah = 11000

x188,4=0,1884ml

10.Pembasah = 11000

x188,4=0,1884ml

i. Sampel Hasil Praktikum

Sampel sebelum Proses

Sampel Setelah Proses

V. DiskusiProses simultan yang dilakukan, kami menggunakan oksidator H2O2 dengan pemanasan secara konstan. Pada saat pemanasan, kekeruhan terjadi dengan cepat pada konsentrasi

5

Hasil Resep 1 Hasil Resep 2 Hasil Resep 3

Page 6: Isi Simultan Rayon M

H2O2 12 ml/l. Kanji yang ada pada serat rayon mengalami kerontokkan secara signifikan. Untuk mempertahankan suhu menjadi konstan, kami mempunyai trik, yaitu dengan memanaskan beaker glass secara terus menerus namun dengan nyala api yang sedikit dikurangi.

VI. Hasil Pengujian

Resep 1BK ( Berat Kering ) = 8,30 gPengurangan berat pada katun = BB – BK = 8,65 – 8,30

= 0,35 gram

WPU ( Wet Pick Up ) = BB−BKBK

X100%

= 8,65– 8,308 ,30

X 100%

= 4,22 % Resep 2

BK ( Berat Kering ) = 7,66 gPengurangan berat pada katun = BB – BK = 7,93 – 7,66

= 0,27 gram

WPU ( Wet Pick Up ) = BB−BKBK

X100%

= 7,93– 7,667,66

X100%

= 3,52 %

Resep 3BK ( Berat Kering ) = 9,17 gPengurangan berat pada katun = BB – BK = 9.42 – 9,17

= 0,25 gram

WPU ( Wet Pick Up ) = BB−BKBK

X100%

= 9.42– 9.179.17

X 100%

= 2,72 %

VII. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah diuji, keputihan warna maksimal pada konsentrasi H2O2

12 ml/l. Namun tegangan kain mengalami penurunan dikarenakan terlalu banyak selulosa yang teroksidasi.

VIII. Daftar Pustaka

Noerati, dkk. 2013. Teknologi Tekstil. STTTekstil: Bandung

6

Page 7: Isi Simultan Rayon M

Tulus, Widyaningsih dkk. 2013. Modul Teknik Penyempurnaan Tekstil. Texmaco: Pemalang

7