Isi Manage

45
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan program kesehatan akan lebih efektif jika program tersebut dikelola dengan baik. Fungsi manajemen yang sangat berperan adalah fungsi perencanaa dan fungsi pengawasan. Kedua fungsi ini saling berkaitan satu sama lain. Fungsi pengawasan akan menghasilkan informasi tentang pelaksanaan kegiatan program yang dibutuhkan untuk meningkatkan fungsi perencanaan. Dokter/ dokter gigi sebagai pimpinan organisasi pelayanan kesehatan, tidak saja dituntut untuk memiliki keterampilan kedokteran gigi, tetapi juga dituntut memiliki pemahaman dan keterampilan dasar pelayanan kesehatan masyarakat serta asas-asas manajemen. Sesuai dengan misi RS dan puskesmas di era otonomi ini, puskesmas dan RS mempunyai misi mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan mangemen. Khusus untuk program pelayanan keshatan di puskesmas, upaya pencegahan harus lebih banayak dikembangkan. Di dalam pelaksanaanya, 1

description

Isi Manage

Transcript of Isi Manage

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelolaan program kesehatan akan lebih efektif jika program

tersebut dikelola dengan baik. Fungsi manajemen yang sangat berperan

adalah fungsi perencanaa dan fungsi pengawasan. Kedua fungsi ini saling

berkaitan satu sama lain. Fungsi pengawasan akan menghasilkan

informasi tentang pelaksanaan kegiatan program yang dibutuhkan untuk

meningkatkan fungsi perencanaan.

Dokter/ dokter gigi sebagai pimpinan organisasi pelayanan

kesehatan, tidak saja dituntut untuk memiliki keterampilan kedokteran

gigi, tetapi juga dituntut memiliki pemahaman dan keterampilan dasar

pelayanan kesehatan masyarakat serta asas-asas manajemen. Sesuai

dengan misi RS dan puskesmas di era otonomi ini, puskesmas dan RS

mempunyai misi mengembangkan pelayanan kesehatan masyarakat

dengan menggunakan pendekatan mangemen.

Khusus untuk program pelayanan keshatan di puskesmas,

upaya pencegahan harus lebih banayak dikembangkan. Di dalam

pelaksanaanya, pimpinan puskesmas perlu lebih banayka bekerja sama

dengan klompok masyarakat yang ada di wilayah kerjanya. Untuk itu,

pimpinan puskesmas harus peka dengan kebutuhan masyarakat sesuai

dengan masalah kesehatan masyarakat yang potensial berkemabang di

wilayah kerjannya masing-masing. Dokter sebagai pimpinan puskesmas

harus mampu motor penggerak kelompok-kelompok masyarakat di

wilayah kerjannya dan mengembangkan program penganggulangan

masalah kesehatan masyarakat. Dengan demikian, misi puskesmas

sebagai unit pelaksanaan teknis pembangunan keshatan di wilayah

kerjanya dapat dilaksanakan secara produktif, efektif dan efisien.

1

1.2 Rumusan Masalah

1 Apa langkah-langkah dan fungsi manajemen kesehatan ?

2 Sebutkan dan jelaskan tingkatan manajemen (tugas dan pelaku) di

puskesmas?

3 Apa peran dokter gigi dalam manajemen ?

4 Apa saja program kerja dalam puskesmas ?

1.3 Tujuan

1 Mampu menjelaskan langkah – langkah dan fungsi dari manajemen.

2 Mampu menjelaskan tingkatan manajemen (tugas dan pelaku) di

puskesmas.

3 Mampu menjelaskan peran dokter gigi dalam manajemen.

4 Mampu menjelaskan program kerja puskesmas

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN MANAJEMEN

Pengertian manajemen banyak disampaikan oleh para ahli, namun dalam

materi ini hanya akan disampaikan beberapa pendapat ahli manajemen :

1. H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya “Principles of Management”

mengemukan sebagai berikut : “manajemen berhubungan dengan

pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang

lain” (Management involves getting things done thought and with people).

2. Mary Parker Folllett mendefinisikan “manajemen sebagai seni dalam

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

3. George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management”

menyampaikan pendapatnya : “manajemen adalah suatu proses yang

membeda-bedakan atas ; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun

seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”

(Management is a distinct process consisting of planning, organizing,

actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and

followed in order to accomplish predetermined objectives)

4. James A.F. Stoner dalam bukunya “Management” (1982) mengemukakan

“manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan

sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang

telah ditetapkan”

Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan

bahwa manajemen memiliki beberapa ciri antara lain :

- Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan

3

- Manajemen sebagai proses; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan

- Tersedia sumber daya; manusia, material dan sumber lain

- Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan

efektif

- Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)

- Penerapan manajemen berdasarkan ilmu dan juga seni atau keahlian yang

harus dimiliki oleh manajer ( Abdurahman, Arifin, 1973 ).

B. PANDANGAN TERHADAP MANAJEMEN

Untuk mengkaji lebih jauh tentang manajemen, perlu disampaikan beberapa

pandangan tentang manajemen :

a. Manajemen sebagai suatu sistem

Manajemen dipandang sebagai suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai

bagian yang saling berhubungan yang diarahkan dalam rangka pencapaian

tujuan organisasi.

b. Manajemen sebagai suatu proses

Manajemen sebagai rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada

pencapaian tujuan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

Manajemen sebagai suatu proses dapat dipelajari dari fungsi-fungsi

manajemen yang dilaksanakan oleh manajer.

c. Manajemen sebagai suatu ilmu terapan

Manajemen hanya dapat diterapkan dalam kehidupan yang nyata, dan dalam

menerapkan manajemen, dibantu oleh berbagai cabang ilmu lainnya, seperti ;

komunikasi, sosiologi, ekonomi, psikologi, matematika, dll.

d. Manajemen merupakan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai

tujuan organisasi.

Manajemen dapat dipelajari dari proses kerjasama yang berkembang antara

pimpinan dengan staf untuk mencapai tujuan organisasi.

4

e. Manajemen ditinjau dari aspek perilaku manusia.

Dalam manajemen, manusia merupakan sumber daya yang paling penting.

Dari sudut pandang ini manajemen dapat dilihat dari perilaku manusia yang

ada dalam organisasi. Di sini dapat ditelaah mengenai aspek kepemimpinan

serta proses dan mekanisme kepemimpinan. Ditinjau dari pengambilan

keputusan dapat dikatakan ‘Management as a decision making process’.

f. Manajemen sebagai proses pemecahan masalah

Proses manajemen dalam prakteknya dapat dikaji dari proses pemecahan

masalah yang dilaksanakan oleh semua bagian/ komponen yang ada dalam

organisasi. Secara konkrit dalam organisasi pelayanan kesehatan, seperti yang

dilakukan di Rumah Sakit dan Puskesmas yaitu, identifikasi masalah

perumusan masalah dilanjutkan dengan langkah-langkah pemecahan

masalah. Melalui tahapan tersebut diharapkan tercapai hasil kegiatan secara

efektif dan efisien.

g. Manajemen sebagai profesi.

Manajemen mempunyai bidang pekerjaan atau bidang keahlian tertentu,

seperti halnya bidang-bidang lain, misalnya profesi di bidang kesehatan, di

bidang hukum, dll.

Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan ada tiga alasan mendasar,

mengapa manajemen diperlukan, yaitu :

1) Untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai

tujuan organisasi dan juga tujuan individu yang ada dalam organisasi tersebut.

2) Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling

bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara

tujuan, sasaran dan kegiatan yang bertentangan dari pihak-pihak yang

berkepentingan dengan organisasi, seperti ; pimpinan, pegawai, pelanggan,

serikat kerja, masyarakat, pemerintah (pemerintah daerah), dll.

3) Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk

menyelesaikan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas merupakan

kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan ( Abdurahman, Arifin, 1973 ).

5

C. FUNGSI MANAJEMEN

Seperti telah diuraikan di atas, bahwa manajemen sebagai suatu proses

dapat dilihat dari fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer.

Banyak ahli manajemen yang menyampaikan tentang fungsi manajemen ini,

namun pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, bahkan pendapat satu

dengan lainnya saling melengkapi. Para ahli manajemen, antara lain ; George

Terry, L. Gullick, H. Fayol dan Koonzt O’Donnel mengemukakan tentang fungsi

manajemen sebagai berikut :

PERBANDINGAN FUNGSI MANAJEMEN

George Terry L. Gullick H. Fayol Koonzt O’Donnel

Planning Planning Planning Planning

Organizing Organizing Organizing Organizing

Actuating Staffing, Directing, Coordinating

Commanding, Coordinating

Staffing,Directing

Controlling Reporting Controlling Controlling

Budgeting

Dari keempat ahli manajemen tersebut, ternyata banyak kesamaan, dan

secara garis besar dapat dikelompokan menjadi : fungsi perencanaan (Planning),

fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing,

commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian

(controlling, reporting) ( Abdurahman, Arifin, 1973 ).

D. LANGKAH MANAJEMEN

a. Planning

Gitosudarmo (1998) menyatakan bahwa planning (perencanaan) pada

prinsipnya merupakan pemilihan sasaran organisasi atau penentuan tujuan

6

orgnisasi yang kemudian dijabarkan ke dalam bentuk kerja sama dan pembagian

tugas. Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber

yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan secara

keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi

berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat

apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan.

Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena

tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. Kegiatan

perencanaan meliputi pemilihan dan penentuan tujuan organisasi, dan penyusunan

strategi, kebijaksanaan, program, dan lain-lain.

Selanjutnya Hapzi Ali (2008) memaparkan tentang sisi positif dan negatif

dari sebuah kegiatan perencanaan, beberapa jenis perencanaan, proses

perencanaan, serta hambatan dalam melakukan kegiatan perencanaan.

a) Sisi positif:

(1) membantu melihat masa depan

(2) koordinasi semakin baik

(3) mengurangi ketidakpastian

(4) lebih mendekatkan organisasi ke tujuannya

b) Sisi negatif:

(1) waktu dan tenaga ekstra

(2) penekanan yang berlebihan pada perencanaan mengakibatkan

ketidakseimbangan dengan fungsi lainnya

a) Perencanaan Strategis

Dari misi organisasi diturunkan tujuan strategis. Rencana strategis ditujukan untuk

mencapai tujuan strategis. Biasanya rencana strategis ditetapkan oleh manajemen

puncak.

b) Perencanaan Taktis

Rencana taktis diturunkan dari misi dan rencana strategis. Rencana taktis

ditujukan untuk mencapai tujuan taktis yang merupakan bagian tertentu dari

7

rencana strategis. Fokus pada hubungan manusia dan aksi, dan biasanya

ditetapkan oleh menajemen menengah.

c) Rencana Operasional

Tujuan operasinal diturunkan dari tujuan dan rencana taktis. Rencana operasional

lebih sempit dengan jangka waktu yang lebih pendek dan banyak melibatkan

manajemen tingkat bawah.

d) Perencanaan Situasional (kontijensi)

Merupakan perencanaan yang mencakup perencanaan alternatif jika kejadian

situasional muncul.

e) Perencanaan dan Tingkatan Manajemen

Manajemen puncak akan lebih banyak terlibat dalam perencanaan strategis,

manajemen menengah dalam perencanaan taktis, dan manajemen tingkat bawah

dalam perencanaan operasional ( Handoko,T. Hani. 1995 )

b. Organizing

Donnely (1975) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah suatu

pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pimpinan untuk menggabungkan dan

mengatur sumber daya yang dimiliki.

Langkah-langkah yang diperlukan meliputi:

1) penetapan struktur organisasi dengan pembagian tugas

2) pengaturan hak dan wewenang masing-masing sehingga dapat bekerjasama

secara efisien dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu

kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian

mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang

yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.

Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus

dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut

dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan

mana keputusan harus diambil, penentuan sumber daya dan kegiatan yang

dibutuhkan, menyusun organisasi atau kelompok kerja, penugasan wewenang dan

8

tanggungjawab serta koordinasi. Pengorganisasian pada dasarnya sebagai alat

yang akan dapat merealisasi sasaran atau tujuan tujuan organisasi yang telah

dibuat oleh manajer (Gitosudarmo 1998).

Kegiatan dalam fungsi pengorganisasian meliputi:

1) Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan menetapkan tugas, dan

menetapkan prosedur yang diperlukan.

2)Menetapkan struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan

dan tanggungjawab.

3) Kegiatan perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengembangan sumber daya

manusia/tenaga kerja.

4)Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.

Dalam fungsi pengorganisasian, manager memutuskan bagaimana caranya

memadukan sumber daya manusia dan sumber daya-sumber daya lainnya yang

dimiliki oleh organisasai tersebut sehingga rencana-rencana organisasi dapat

digulirkan ( Handoko,T. Hani. 1995 )

c. Controling

Aswar Daris (2009) menegaskan pengawasan (controlling) adalah segenap

kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa tugas/pekerjaan telah dilakukan

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kebijaksanaan yang telah digariskan

dan perintah (aturan) yang diberikan. Pengawasan adalah suatu pemeriksaan yang

dilakukan secara menyeluruh dengan mengadakan perbandingan yang seharusnya

(das Sollen) dan yang adanya (das Sein). Pengendalian adalah pengawasan yang

mempunyai wewenang untuk melakukan tindak turun tangan, atau pengendalian

adalah pengawasan yang dilanjutkan dengan tindakan koreksi. Pengawasan

merupakan bagian dari fungsi manajemen, disamping fungsi perencanaan,

pengorganisasian dan pelaksanaan. Pengawasan adalah tanggung jawab pimpinan,

tapi karena tidak mungkin pimpinan melakukan semuanya maka pengawasan

dilimpahkan kepada unit pengawasan. Disamping itu pengawasan harus bisa

mengukur objek apa yang telah dicapai, menilai pelaksanaan serta

mengadakan/menyarankan tindakan perbaikan atau penyesuaian yang dipandang

9

perlu, disamping itu pengawasan sendiri harus bisa mengevaluasi diri tentang apa

yang telah dicapainya (inspeksi diri). Secara langsung pengawasan bertujuan

untuk:

1) Menjamin ketepatan pelaksanaan sesuai rencana, kebijaksanaan dan perintah

(aturan yang berlaku).

2) Menertibkan kordinasi kegiatan

Kalau pelaksana pengawasan banyak , jangan ada objek pengawasan dilakukan

berulang-ulang, sebaliknya ada objek yang tak pernah tersentuh pengawasan.

3) Mencegah pemborosan dan penyimpangan

4) Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan jasa yang

dihasilkan. Tujuan akhir suatu pekerjaan yang professional adalah terciptanya

kepuasan masyarakat (konsumen), Masyarakat puas akan datang kembali dan

mengajak teman-teman nya, sehingga meningkatkan produksi/penjualan yang

akhirnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan

5) Membina kepercayaan masyarakat pada kepemimpinan organisasi

Sukamdiyo (1997) menyatakan bahwa fungsi pengendalian (controling)

merupakan proses memastikan bahwa hasil-hasil sesuai dengan rencana-rencana

semula. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, manajer-manajer mengambil

langkah-langkah penting dalam upaya memastikan bahwa setiap bagian organisasi

mengikuti rencana yang telah digariskan dalam tahap perencanaan. Manajer-

manajer mempelajari laporan-laporan yang ada dan kemudian

membandingkannnya dengan rencana- rencana yang telah disusun sebelumnya.

Perbandingan-perbandingan ini dapat menunjukkan dimana kegiatan-kegiatan

usaha tidak berjalan dengan secara efisien dan dimana orang- orang yang

membutuhkan bantuan dalam menunaikan tugas-tugasnya. Laporan-laporan yang

masuk ke manajemen disebut umpan balik. Umpan balik (feedback) adalah

informasi yang dapat dipakai untuk mengevaluasai atau mengoreksi tahap-tahap

yang diambil untuk menerapkan sebuah rencana. Berbekal umpan balik, seorang

manajer (atau karyawan) dapat mengambil langkah seperlunya. Umpan balik yang

diterima oleh manajemen dapat saja mengidentifikasikan adanya kebutuhan untuk

10

merevisi rencana, menyusun strategi baru, atau menata ulang struktur organisasi.

Umpan balik merupakan kunci manajemen yang efektif dalam setiap organisasi.

Umpan balik mempunyai dua fungsi yaitu:

1) Umpan balik memberikan sinyal kepada manajer perihal aktifitas-aktifitas

perusahaan. Apabila kinerja ternyata selaras dengan rencana, umpan balik ini

menadakan bahwa kegiatan-kegiatan dalam keadaan terkendali dan tidak

dibutuhkan tindakan manjemen. Namun apabila kinerja ternyata menyimpang

jauh dari rencana, maka manajemen perlu memutuskan bagaimana mengubah

kegiatan-kegiatan perusahaan dalam rangka membenahi kenerjanya pada masa

yang akan datang.

2) Umpan balik memungkinkan manajemen mengevaluasi kinerja. Manajemen

lapisan atas mesti mengevaluasi seberapa baik manajemen lapisan bawah

menunaikan aktivitas-aktivitas yang dibebankan kepada mereka dalam tahap

perencanaan terdahulu.

Fungsi perencanaan sebagai suatu proses, mempunyai langkah-langkah

yang perlu dilakukan yaitu :

1.Analisis situasi

2.Identifikasi masalah

3.Prioritas masalah

4.Menetapkan tujuan

5.Alternatif pemecahan masalah

6.Rencana kerja (plan of action)

Alternatif pemecahan masalah ;

1.Hal yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah mengkaji hambatan dan

kelemahan

2.Menyusun rencana kerja operasional

3.Penyusunan rencana kerja operasional untuk menentukan langka-langkah yang

akan dilakukan dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan.

11

4.Penyusunan rencana kerja dengan melihat semua dimensi kebutuhan dan

kemampuan organisasi serta tujuan yang ingin dicapai.

Pengertian fungsi pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah proses pengelompokan kegiatan yang diwadahkan dalam

unit kerja (organisasi), untuk melaksanakan kegiatan yang direncanakan.

Pengorganisasian menetapkan hubungan antara pemimpin dan bawahan, serta

hubungan antar unit.. Pengorganisasian mengatur struktur organisasi, pembagian

tugas – wewenang – tanggung jawab, sistem informasi dan koordinasi

Fungsi actuating

Penggerakan adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok

suka berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan

manajerial dan usaha-usaha organisasi (George R. Terry)

Fungsi controlling

Pengawasan adalah kegiatan yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan

terlaksana sesuai rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki. Fungsi

pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan sumber daya dapat

lebih diefisienkan dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat

diefektifkan.

Fungsi evaluating

Penilaian adalah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan

dari pelaksanaan suatu program dalam mencapai tujuan yang ditetapkan (who).

Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang dilakukan untuk

mengetahui kemajuan pelaksanaan program. perbedaannya terletak pada

sasarannya, sumber data, pelaksana siapa dan waktu pelaksanaannya (Handoko,T.

Hani. 1995 ).

12

E. TINGKATAN MANAJEMEN

a. Manajemen Puncak (Top Manajemen)

dikenal pula dengan istilah executive officer. Manajemen puncak merupakan

jenjang yang paling tinggi atau pucuk pimpinan yang bertugas untuk

memutuskan hal-hal penting sifatnya bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Selain itu juga Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan

secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen

adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan

CFO (Chief Financial Officer).

b. Manajemen Menengah (Middle Manajemen)

mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan

manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya.

Manajemen menengah biasanya tediri atas kepala-kepala divisi yang bertugas

mengembangkan rencana-rencana operasi dan melaksanakan keputusan yang

telah ditetapkan oleh manajemen puncak dan bertanggung jawab kepada

manejemn puncak.

c. Manajemen lini pertama (first line)

dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan Manajemen

yang paling bawah yang bertugas menjalankan rencana-rencana dan keputusan

yang telah diambil oleh manajemn menengah. Selain itu juga memimpin dan

mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi.

Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area,

manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman) (Handoko,T.

Hani. 1995 ).

F. KETRAMPILAN YANG DIMILIKI MANAGER

Seorang manajer dituntut untuk memiliki keterampilan khusus yang

bersifat manajerial sesuai dengan tingkatan dan kedudukannya dalam organisasi.

Di dalam organisasi yang besar kedudukan manajer akan dibedakan ke dalam tiga

tingkatan, yaitu ; manajer tingkat tinggi (top level manager), manajer tingkat

menengah(middle level manager) dan manajer tingkat bawah (low level manager).

13

Berdasarkan tingkatan tersebut keterampilan atau kemampuan manajer juga akan

berbeda. Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer yaitu :

keterampilan manajerial (management skill), keterampilan melakukan hubungan

antar manusia (human relation skill), dan keterampilan teknis (technical skill),

untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

Bagan 2

JENIS KETERAMPILAN MANAJER

Conceptual skill

management skill

Technical skill

Dari bagan di atas, terlihat bahwa makin tinggi jabatan seseorang dalam

organisasi, akan semakin dituntut mempunyai keterampilan konseptual dan

semakin rendah kedudukan seseorang dalam organisasi semakin dituntut

mempunyai keterampilan secara teknik. Tetapi dalam setiap tingkatan

manajer tersebut harus dimiliki keterampilan dalam melakukan hubungan

antara manusia.

Keterampilan konseptual, adalah keterampilan dimana seorang manajer

harus mempunyai pengetahuan tentang keseluruhan (kompleksitas) dari organisasi

yang dipimpinnya, antara lain ; merumuskan visi, misi dan strategi organisasi,

serta kebijakan untuk merealisasikannya.

Keterampilan hubungan antar manusia, adalah kemampuan untuk

bekerjasama dengan orang lain, yaitu dengan melakukan komunikasi yang efektif,

memotivasi staf sehingga mampu menerapkan kepemimpinan secara efektif.

Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan

pengetahuan, metoda, teknik atau peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan

tugas-tugas organisasi.

Low manager

14

Robert L.Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer

membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar.

Ketiga keterampilan tersebut adalah:

1. Keterampilan konseptual (conceptional skill)

Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk

membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuanorganisasi. Gagasan atau ide

serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana

kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide

menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses

perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga

meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.

2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)

Selain kemampuan konsepsional, manajerjuga perlu dilengkapi dengan

keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain,

yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus

selalu diciptakan oleh manajer terhadapbawahan yang dipimpinnya. Dengan

komunikasi yang persuasif, bersahabat,dan kebapakan akan membuat karyawan

merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan.

Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas,

menengah, maupun bawah. Keterampilan teknis (technical skill), keterampilan ini

pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah.

Keterampilan teknis ini merupakan kemampuanuntuk menjalankan suatu

pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki

mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

3. Keterampilan Teknis (technical)

Keterampilan terakhir yang merupakan bekal bagi seorang manajer adalah

keterampilan teknis (technical skill). Keterampilan ini pada umumnya merupakan

bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini

merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya

menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, merangkai

bunga dan keterampilan teknis yang lain.

15

Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W.Griffin menambahkan dua

keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:

Keterampilan Manajemen Waktu

Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer

untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin

mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai

manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia

bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji

Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana

dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan

perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil

dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset

berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi

produktivitas perusahaan.

Keterampilan Membuat Keputusan

Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan

cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah

yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas

(top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan.

Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai

alternatif yang dapat diambil untukmenyelesaikannya. Kedua, manajer harus

mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang

dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan

alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap

berada di jalur yang benar ( Handoko,T. Hani. 1995 ).

16

G. PERAN MANAGER

Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada

sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian

mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Peran antarpribadi

Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat

seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak

buah, pemimpin, dan penghubung.

2. Peran informasional

Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran

sebagai juru bicara.

3. Peran pengambilan keputusan

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang

wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.

Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang

dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain ( Muninjaya, A. A.

Gde. 2004 ).

Tugas Seorang Manajer, berdasarkan tingaktan manajernya:

1) Fungsi perencanaan (planning) dari suatu kebijakan yang akan diambil

perusahaan serta memprediksikan hasil yang akan didapatkan dari tindakan

yang akan diambil tsb.

2) Fungsi pengaturan (organizing), yaitu mengatur, membentuk, mendelegasikan

dan menerapkan jalur suatu wewenang/tanggungjawab dan sistem

komunikasi, serta mengoordinir kerja setiap anggota organisasi/instansi.

3) Fungsi pengawasan (controlling), yaitu mencakup persiapan atau standar

kualitas dan kuantitas hasil kerja, baik dalam bentuk produk ataupun jasa yg

diberikan pada perusahaan dalam rangka memberikan pencapaian tujuan

perusahaan.

17

4) Fungsi kepemimpinan (leading) yang membuat orang lain melakukan

pekerjaan, mendorong, memotivasi serta menciptakan iklim pekerjaan yang

baik.

5) Fungsi evaluating, yaitu menganalisa hasil dari seluruh kegiatan yang telah

dilakukan melalui analisis SWOT ( Handoko,T. Hani. 1995 ).

lima tugas utama seorang manajer atau kepala puskesmas, untuk menjalankan

prinsip manajemen puskesmas , seperti paparan pengalaman berikut ini.

1. Membuat perencanaan puskesmas

Menganalisa kondisi, situasi dan kinerja puskesmas, apakah sudah baik, masih

kurang ataukah banyak yang belum beres, kemudian menentukan perencanaan

kegiatannya.

2. Mengatur pelayanan puskesmas

Menata apa saja jenis kegiatan program pelayanan, siapa saja yang akan

menjalankannya bersama seluruh staf puskesmas

3. Menggerakkan pegawai puskesmas

Mendorong segenap komponen pelayanan puskesmas untuk melaksanakan

tugas pokok sesuai fungsinya dalam pelayanan kepada masyarakat

4. Mengevaluasi kinerja puskesmas

Menelaah hasil pencapaian program puskesmas secara terpadu dengan instansi

terkait, sebagai pedoman untuk menentukan perencanaan pelayanan

puskesmas.

5. Menggalang kerjasama pelayanan puskesmas

Menjalin kerjasama internal puskesmas dan eksternal puskesmas, antara staf,

pegawai, petugas, aparat, pejabat, kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan

yang lainnya, khususnya diwilayah kerja puskesmas ( Departemen Kesehatan

RI. 2002 ).

18

BAB III

PEMBAHASAN

A. Fungsi dari manajemen

Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen karena

fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lain. Fungsi perencanaan

merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada

fungsi perencanaan, tidak mungkin fungsi manajemen lain dapat dilaksanakan

dengan baik. Perencanaan manajerial akan memberikan pola pandang secara

menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan

melakukan dan kapan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntunan terhadap

proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Perencanaan manajerial terdiri dari dua bagian utama yaitu perumusan

strategi dan penerapan strategi. Pada bagian perumusan strategi akan ditetapkan

tujuan dan kebijaksanaan organisasi. Dibagian penerapan srategi akan ditentukaan

upaya untuk mencapai tujuan. Perumusan strategi biasanya dikerjakan oleh

pimpinan puncak suatu organisasi sedang implementasinya dikerjakan

sepenuhnya oloh para manajer operasional dan dikoordinasi oleh manajer

menegah.

Manfaat sebuah perencanaan

Ada beberapa manfaat yang diperoleh oleh staf dan pimpinan jika

organisasi memiliki sebuah perencanaan. Mereka akan mengetahui:

1. Tujuan yang ingin dicapai organisasi dan cara mencapainya.

2. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan.

3. Jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya.

4. Sejauh mana efektifitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan.

5. Bentu dan standar pengawasan yang akan dilakukan.

19

Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen yang juga

mempunyai peranan penting seperti halnya fungsi perencanaan. Melalui fungsi

pengorgenisasian, seluruh sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi (manusia dan

yang bukan manusia) akan diatur penggunaanya secara efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.agar dapat melaksanakan fungsi

pengorganisasian dengan baik, seorang manajer harus memahami berbagai prinsip

pengorganisasian.

Manfaat pengorganisasian

Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian, seorang manajer akan dapat

mengetahui:

1. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok, tugas pokok staf

prosedur kerja merupakan dokumen dari fungsi pengorganisasian,

digunakan sebagai panduan kinerja staf.

2. Hubungan organisatoris antar manusia yang menjadi staf atau anggota

sebuah organisasi. Hubungan ini akan terlihat pada struktur organisasi.

3. Pendelegasian wewenang. Manajer atau pimpinan organisasi akan

melimpahkan wewenang kepada staf sesuai dengan tugas-tugas pokok

yang diberikan kepada mereka.

4. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi. Tugas staf

dan pemanfaatan fasilitas fisik harus diatur dan diarahkan semaksimal

mingkin untuk membantu staf, baik secara individu maupun kelompok

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Fungsi penggerakan dan pelaksanaan (aktuasi)

Fungsi manajemen ini merupaka fungsi penggerak semua kegiatan

program (ditetapkan pada fungsi pengorganisasian ) untuk mencapai tujuan

program (dirumuskan dalam fungsi perencanaan). Oleh karena itu fungsi

manajemen lebih menekankan bagaimana manajer mengarahkan dan

20

menggerakkan dan mengarahkan semua sumberdaya (manusia dan bukan

manusia) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Untuk menggerakkan dan

mengarahkan sumberdaya manusia dalam organisasi , perana kepemimpinan,

motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf merupakan hal pokok yang

perlu mendapat perhatian para manajer organisasi.

Pengawasan dan Pengendalian

Fungsi pengawasan dan pengendalian merupaka fungsi yang terakhir dari

manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi manajemen

lainya, terutama dengan fungsi perencanaan. Melalui fungsi pengawasan dan

pengendalian standart keberhasilan program yang dituangkan dalam bentuk target,

prosedur kerja dan sebagainya harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah

dicapai atau yang mampu dikerjakan dengan staf. Jika ada kesenjangan atau

penyimpangan yang terjadi harus segera diatasi. Penyimpangannya harus dapat

dideteksi secara dini, dicegah, dikendalikan atau dikurangi oleh pimpinan. Fungsi

pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan sumberdaya dapat lebih

diefisienkan dan tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih

diefektifkan.

B. Langkah-langkah manajemen

Perencanaan

Dari keempat rangkaian fungsi manajemen tersebut, perencanaan merupakan

fungsi yang terpenting karena awal dan arah dari proses manajemen Puskesmas

secara keseluruhan. Perencanaan program kesehatan erdiri dari lima langkah

penting yakni:

1. Menjelaskan berbagai masalah

Untuk dapat menjelaskan masalah program kesehatan diperlukan upaya

analisis situasi. Sasaran analisis situasi adalah berbagai aspek penting

pelaksanaan program kesehatan di berbagai wilayah Puskesmas. Dari analisis

situasi akan dihasilkan berbagai macam data yang terdiri dari berbagai aspek.

21

o Aspek epidemiologis yakni kelompok penduduk sasaran (who) yang

menderita kejadian tersebut, dimana, kapan masalah tersebut terjadi.

o Aspek demografis berdasarkan kelompok umur.

o Aspek geografis semua informasi karakteristik wilayah yang dapat

mempengaruhi masalah tersebut.

o Aspek sosial ekonomi adlah pendapatan, tingkat pendidikan, norma sosial,

dan sistem kepercayaan masyarakat.

o Aspek organisasi pelayanan meliputi motivasi kerja staf dan kader,

keterampilan, persediaan vaksin, alat KB, dsb.

2. Menentukan prioritas masalah

Prioritas masalah secara praktis dapat ditetapkan berdasarkan pengalaman staf,

dana, dan mudah tidaknya maslah dipecahkan. Prioritas masalah dijadikan

dasar untuk menentukan tujuan.

3. Menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan

Contoh tujuan program kesehatan:

• Menurunkan angka karies

• Mengintensifkan program kesehatan khusunya di bidang kesehatan gigi dan

mulut di wilayah binaan.

• Mengkaji hambatan dan kendala

Sebelum menentukan tolak ukur, perlu dipelajari hambatan-hambatan program

kesehatan yang pernah dialami atau diperkirakan baik yang bersumber dari

masyarakat, lingkungan, Puskesmas maupun dari sektor lainnya.

• Menyusun rencana kerja operasional

Dengan RKO akan memudahkan pimpinan mengetahui sumber daya yang

dibutuhkan dan sebagai alt pemantau. Contoh format RKO:

1. jenis kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan

2. Lokasi kegiatan

3. Metode pelaksanaan

4. Sasaran penduduk

5. Penanggung Jawab

6. Dana dan sarana

22

7. Waktu Pelaksanaanya.

Pengorganisasian

Dari struktur organisasi Puskesmas dapat diketahui mekanisme

pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada staf sesuai tugas yang diberikan.

Masing-masing kelompok terdiri dari 2 atau 3 staf yang tiap staf disesuaikan

dengan jumlah yang tersedia dan jumlah kelompok yang diperlukan. Setiap

kelompok dikoordinasikan oleh satu orang senior. Mereka bersama kader akan

memberikan pelayanan program kesehatan, membuat laporan, menganalisis

cakupan dan mengevaluasi pelaksanaan program di lapangan. Tugas-tugas mereka

hendaknya dibuat jelas dan sederhana disesuaikan dengan rata-rata tingkat

pendidikan mereka.

Penggerakan-pelaksanaan

Keberhasilan pengembangan fungsi manajemen ini amat dipengaruhi oleh

keberhasilan pimpinan Puskesmas menumbuhkan motivasi kerja staf dan

semangat kerja sama antara staf dengan staf lainnya di Puskesmas (lintas

program), antara staf puskesmas dengan masyarakat, dan antara staf puskesmas

dengan pimpinan instansi di tingkat kecamatan (lintas sektoral). Mekanisme

komunikasi yang dikembangkan oleh pimpinan puskesmas dengan stafnya,

demikian pula antara pimpinan puskesmas dengan camat dan pimpinan sektor

lainnya di tingkat kecamatan, termasuk dengan aparat di tingkat desa akan sangat

berpengaruh pada keberhasilan fungsi manajemen ini. Melalui loka karya mini

puskesmas, kesepakatan kerjasama lintas program dan sektoral dapat dirumuskan.

Perwujudan kerjasama lintas sektoral akan ditentukan oleh peranan kepala sektor

setempat dan ketua penggerak di tingkat kecamatan. Keterampilan untuk

mengembangkan hubungan antar manusia sangat diperlukan dalam penerapan

fungsi manajemen ini.

Program kesehatan ditujukan untuk masyarakat dan perlu dikelola oleh

masyarakat oleh kader-kader di tingkat dusun. Pembinaan kader memang sukar

dikerjakan oleh pihak puskesmas karena merka bekerja secara sukarela sementara

23

mereka dihadapkan pada pilihan bekerja untuk menanggung kebutuhan ekonomi

keluarga dan dirinya sendiri. Tetapi tanpa kader yang diambil dari masyarakat

setempat,konsep puskesmas (dari dan untuk masyarakat) akan kabur. Ironisnya

sampai saat ini puskesmas masih tetap dianggap perpanjangan tangan puskesmas.

Tanpa staf puskesmas, puskesmas jarang sekali berjalan secara rutin. Ini adalah

salah satu bentuk tantangan pelaksanaan dan pengembangan puskesmas terutama

di kota-kota.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melaksanakan program

kesehatan adalah:

1. Kembangkan mekanisme kerjasama yang positif antara dinas-dinas sektoral di

tingkat kecamatan, antara staf puskesmas sendiri dan organisasi formal dan

informasi di tingkat desa/ dusun.

2. Gali potensi masyarakat dan kembangkan kerjasama yang ada (terutama

dengan PKK) untuk dapat menunjang kegiatan program kesehatan

3. Kembangkan motivasi kader dan staf kesehatan sebagai anggota kelompok

kerja program kesehatan, sehingga peran serta mereka yang optimal dapat

ditingkatkan untuk menunjang pelaksanaan program kesehatan. Dalam hal ini

hubungan antar manusia (HAM) perlu terus dibina dan dikembangkan untuk

menjamin tumbuhnya suasana kerja yang harmonis dan merangsang inisiatif

anggota kelompok kerja puskesmas.

Pengawasan dan Pengendalian (WASDAL)

Setelah fungsi pergerakan dan pelaksanaan program kesehatan, maka

fungsi selanjutnya yang dilakukan adalah fungsi pengawasan dan pengendalian.

Dalam hal ini, pimpinan Puskesmas dan koordinator program kesehatan dapat

mengevaluasi keberhasilan program dengan menggunakan Rencana Kerja

Operasional sebagai tolak ukur/ standar dan membandingkan hasil kegiatan

program di masing-masing puskesmas. Aspek-aspek yang diawasi selama

program kesehatan di lapangan adalah:

• Keterampilan kader melakukan penimbangan program kesehatan

• Membuat pencatatan program kesehatan

24

• Membuat pelaporan program kesehatan

Untuk tanggung jawab pengawasan program kesehatan yang dilaksanakan

tetap di tangan pimpinan puskesmas tetapi wewenang pengawasan di lapangan

dilimpahkan pada koordinator program.

Beberapa langkah penting dalam fungsi Wasdal program kesehatan ini

adalah:

1. Menilai apakah ada kesenjangan antara target dan standard dengan cakupan

dan kemampuan staf dan kader untuk melaksanakan tugas-tugasnya (aspek

pengawasan).

2. Analisis faktor-faktor penybab timbulnya kesenjangan tersebut.

3. Merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah untuk mengatasi

permasalahan yang muncul berdasarkan faktor-faktor penyebab yang sudah

diidentifikasi (aspek pengendalian).

Pengawasan dan pengendalian program kesehatan dilaksanakan secara

rutin dengan menggunakan tolok ukur keberhasilan program atau RKO sebagai

pedoman kerja dan hasilnya akan dapat digunakan sebagai umpan balik atau

informasi untuk memperbaiki proses perencanaan program kesehatan. Pimpinan

puskesmas hendaknya selalu mengadakan pemantauan secara menyeluruh

terhadap pelaksanaan program dengan menggunakan laporan staf, analisis

cakupan program, laporan masyarakat dan hasil observasi atau supervisi di

lapangan sebagai bahan penilaian.

C. Tingkatan manajemen (tugas dan pelaku) di puskesmas

1. Manajemen lini pertama (first line management)

Yaitu tingkatan yang paling rendah dalam suatu organisasi,di mana

seseorang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain,dan mereja tidak

membawahi manajer yang lain melainkan memimpin dan mengawasi tenaga-

tenaga operasional,dan mereka betugas untuk menyelesaikan rencana-rencana

yang telah ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi.Pada tingkatan ini

juga memiliki keahlian tekhnis,artinya keahlian yang mencakup

prosedur,tekhnik, pengetahuan dan keahlian dalam bidang khusus.Misalnya

25

mandor atau pengawas produksi dalam suatu pabrik,pengawas tekhnik suatu

bagian riset dan lain sebagainya.

Bisa dikatakan juga bahwa manajer pada first line management

merupakan manajer pada tingkat pengendalian operasional.

2. Manajemen Menengah (Middle Managemen)

Yaitu mencakup lebih dari satu tingkatan di dalam organisasi.Manager

menengah mengarahkan kegiatan manager lain,juga mengarahkan kegiatan-

kegiatan yang melaksanakan kebijakan organisasi.Manajer disini harus

memiliki keahlian interpersonal/ manusiawi,artinya keahlian untuk

berkomunikasi,bekerjasama dan memotivasi orang lain. Manajer disini juga

bertanggung jawab melaksanakn rencana dan memastikan tercapainya suatu

tujuan. Contohnya : Kepala bagian yang membawahi kepala seksi,kepala divisi

dan lain sebagainya.

Manajer di middle managemen bisa juga dikatakan manajer pada tingkat

pengendalian manajemen.

3. Manajemen Puncak (Top Managemen)

Terdiri atas kelompok yang relatif kecil,yang bertanggung jawab atas

manajemen keseluruhan dari organisasi. Mereka menetapkan kebijaksanaan

operasional dan membimbing hubungan organisasi dengan lingkungannya.

Keahlian yang harus dimiliki para manajer tingkat puncak adalah

konseptual,artinya keahlian untuk membuat dan merumuskan konsep untuk

dilaksanakan oleh tingkat manajer di bawahnya. Sebutan khusus untuk

manajemen puncak adalah Direktur Utama,Presiden Direktur ,dan lain

sebagainya.

Top Manajemen disini biasanya dikenal dengan manajer pada tingkat

perencanaan strategis.

26

D. Peran Manager

Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada

sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian

mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Peran antarpribadi

Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat

seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah,

pemimpin, dan penghubung.

2. Peran informasional

Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran

sebagai juru bicara.

3. Peran pengambilan keputusan

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan,

pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding (Muninjaya, A. A. Gde.

2004 ).

Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang

dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain

Tugas drg di puskesmas antara lain :

1. Harus mengerti permasalahan umum (program kesehatan gigi)

2. Mengkoordinir, monitor keseluruhan program kesehatan gigi di puskesmas

3. Mengkoordianasi, menggerakkan perawat gigi melaksanakan pelayanan

asuhan

4. Melaksanakan pelayanan asuhan

5. Membimbing, mengawasi perawat gigi

6. pendelegasian wewenang

7. Bertanggung jawab pencatatan dan pelaporan serta monitoring pelayanan

kesehatan gigi dan mulut (Departemen Kesehatan RI, 2002 ).

Selain itu juga terdapat 3 peranan drg di puskesmas, antara lain :

1. Manajer

2. Medicus practicus

3. Petugas kesehatan masyarakat

27

Sebagai seorang manajer organisasi kesehatan, ia akan dihadapkan pada tugas-

tugas merencanakan pekerjaan bagi staf yang dipimpinnya, mengarahkan dan

menyediakan sarana penunjang agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanan dengan

efektif dan efisien serta memantau kembali sejauh mana tugas – tugas tersebut

telah dilaksanakan.Atas dasar perbedaan tugas-tugas ini, seorang drg yang pintar

belum tentu akan menjadi pimpinan puskesmas atau Rumah Sakit yang cakap

( Muninjaya, A.A. Gde. 1999 ).

Selain berperan sebagai manajer dan medicatus practicus,seorang dokter juga

akan berperan sebagai seorang petugas kesehatan masyarakat ( public health

worker ). Pekerjaan sebagai petugas kesehatan masyarakat akan berbeda dengan

tugas sebagai seorang manajer atau medicus practicus.Ketiganya berbeda dalam

hal jenis dan orientasi pelayanan yang diberikan, sumber dayadan tekhnologi yang

digunakan, serta bagaimana pelayanan tersebut dilaksanakan.Atas dasar

perbedaan ini, seorang dokter tidak saja dituntut untuk menguasai ilmu

kedokteran, tetapi juga harus memahami dan terampil menerapkan prinsip-prinsip

ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu manajemen ( Muninjaya, A.A. Gde. 1999 ).

Penerapan manajemen pada program kesehatan di puskesmas akan lebih

menjamin pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih produktif,

efisien, efektif, dan rasional.Untuk mampu melaksanakan ketiga peran tersebut

dengan sukses, seorang dokter yang bertugas di tingkat pelayanan kesehatan dasar

( seperti di Puskesmas ) harus terampil menguasai ketiga disiplin ilmu tersebut

dan mampu menerapkannya secara tepat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaan

dan masalah yang akan dihadapi (Muninjaya, A.A. Gde. 1999 ).

E.Program Kerja Puskesmas

28

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan:

1. Fungsi manajemen terdiri dari: fungsi perencanaan (Planning), fungsi

pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan pelaksanaan (staffing,

commanding, directing, coordinating), fungsi pengawasan dan pengendalian

(controlling, reporting).

2. Rangkaian fungsi manajemen, perencanaan merupakan fungsi yang terpenting

karena awal dan arah dari proses manajemen langkah-langkah perencanaan

antara lain: menjelaskan berbagai masalah, menentukan prioritas masalah, dan

menetapkan tujuan dan indikator keberhasilan. Pengorganisasian dapat

diketahui mekanisme pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada staf sesuai

tugas yang diberikan. Pergerakan dan pelaksanaan program kesehatan dapat

diketahui dengan mengevaluasi keberhasilan program. Pengawasan dan

pengendalian program kesehatan dilaksanakan secara rutin dengan

menggunakan tolok ukur keberhasilan program atau RKO sebagai pedoman

kerja dan hasilnya akan dapat digunakan sebagai umpan balik atau informasi

untuk memperbaiki proses perencanaan program kesehatan.

3. Tingkatan manajemen ada tiga, yaitu: Manajemen Puncak (Top Managemen),

Manajemen Menengah (Middle Managemen), dan Manajemen lini pertama

(first line management).

4. Tugas Dokter Gigi Puskesmas bukan hanya sekedar memberikan pelayanan

medic gigi dasar di Puskesmas, tetapi juga hal-hal lain yaitu pembinaan dan

pengembangan serta pelayanan asuhan pada kelompok rawan, bila tidak ada

perawat gigi.

5. Tugas Dokter Gigi sebagai middle manajemen antara lain mengkoordinir,

monitor keseluruhan program kesehatan gigi di puskesmas.

29