isi makalah 2.docx

download isi makalah 2.docx

of 32

Transcript of isi makalah 2.docx

24

BAB VIIIHUKUM ASURANSI

8.1 Kompetensi Dasar:Mahasiswa mampu memahami materi tentang hukum asuransi8.2 Tujuan1) Untuk mengetahui pengertian asuransi2) Untuk mengetahui dasar dan sumber hukum asuransi3) Untuk mengetahui macam-macam asuransi 4) Untuk mengetahui prinsipprinsip asuransi5) Untuk mengetahui polis dalam perjanjian asuransi6) Untuk mengetahui manfaat hukum asuransi8.3 MateriA. PENGERTIAN HUKUM ASURANSI Kata asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie, yang dalam hukum Belanda disebut Verzekering yang artinya pertanggungan. Dari peristilahan assurantie kemudian timbul istilah assuradeur bagi penanggung, dan geassureerde bagi tertanggung. Asuransi yang dalam bahasa Arabnya tamien artinya adalah perjanjian yang konsekuensinya salah satu pihak menjanjikan pihak lain untuk menanggung kerugian yang mungkin dihadapi-nya dengan sebagai imbalan dari sesuatu yang diberikan kepadanya yang disebut, premi asuransi yaitu pengalihan finansial untuk mengantisipasi berbagai bahaya pribadi atau perusahaan ke berbagai segmen terkait sebagai imbalan dari premi yang diberikan. Definisi asuransi sebetulnya bisa diberikan dari berbagai sudut pandang, yaitu dari sudut pandang ekonomi, hukum, bisnis, sosial, ataupun berdasarkan pengertian matematika. Itu berarti bisa lima definisi bagi asuransi.Tidak ada satu definisi yang bisa memenuhi masing-masing sudut pandang tersebut. Asuransi merupakan bisnis yang unik, yang didalamnya terdapat kelima aspek tersebut, yaitu aspek ekonomi, hukum, sosial, bisnis, dan aspek matematika . Dalam hal ini agar lebih jelas dan lengkap definisi tentang asuransi (konvensional), beberapa definisi Asuransi menurut para ahli sebagai berikut.1) Pasal 246 KUHD, bahwa Asuransi adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.2) Robert I. Mehr mengatakan asuransi adalah A device for reducing risk by combining a sufficient number of exposure units tomake their individual losses collectively predictable. The predictable loss is then shared by or distributed proportionately among all units in the combination (Suatu alat untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah unit-unit yang beresiko agar kerugian individu secara kolektive dapat diprediksi. Kerugian yang dapat diprediksi tersebut kemudian dibagi dan didistribusikan secara proporsional diantara semua unit-unit dalam gabungan tersebut).3) Mark R. Greene mendefenisikan asuransi sebagai An economic institution that reduces risk by combining under one management and group of objects so situated that the aggregate accidental losses to which the group is subject become predictable within narrow limits (Institusi ekonomi yang mengurangi resiko dengan menggabungkan dibawah satu menegemen dan kelompok obyek dalam suatu kondisi sehingga kerugian besar yang terjadi yang mana diderita oleh suatu kelompok yang tadi dapat diprediksi dalam lingkup yang lebih kecil). 4) C Arthur Williams Jr. dan Richard M. Heins, melihat asuransi dari dua sudut pandang, pertama adalah Insurance is the protection against financial loss by aninsurer (Asuransi adalah perlindungan terhadap resiko finansial oleh penanggung), sedangkan kedua adalah Insurance is a device by means of which the risks of two or more persons or firms are combined through actual or promised contributions to a fund out ofwhich claimants are paid (Asuransi adalah alat yang mana resiko dua orang atau lebih atau perusahaan-perusahaan digabungkan melalui kontribusi premi yang pasti atau yang ditentukan sebagai dana yang dipakai untuk membayar klaim).5) Khoiril Anwar bahwa Asuransi adalah salah satu cara bagi pelaku bisnis untuk mengurangi resiko terhadap kerugian yang mungkin terjadi dalam sebuah transaksi bisnis,suransi akan membantu untuk mengganti biaya kerugian yang diderita sehingga kerugian yang diderita oleh pelaku bisnis bisa diperkecil. 6) Drs. A. Hasymi Ali (1995, 170) Asuransi adalah suatu alat sosial yangmenggabungkan resiko-resiko individu ke dalam suatu kelompok, dan menggunakan dana yang disumbangkan oleh anggota-anggota kelompok itu untuk membayar kerugian-kerugian.7) Eddy Soeryanto Soegoto menyebutkan Asuransi adalah pengelolaan kerugian melalui transfer risiko tersebut kepada perusahaan asuransi, yang setuju untuk mengganti kerugian tertanggung atas kerugian tersebut, untuk memberikan manfaat berupa uang lain pada suatu kejadian, atau untuk menyediakan jasa yang berkaitan dengan resiko8) Safir Senduk menyebutkan bahwa Asuransi adalah janji yang diberikan oleh perusahaan asuransi kepada anda bahwa apabila anda sebagai nasabahnya mengalami suatu resiko tertentu, maka anda atau ahli waris anda akan mendapatkan sejumlah santunan (disebut uang pertanggungan-UP) tertentu.9) Drs. A. Hasymi Ali (1995, 170) menyatakan Asuransi adalah suatu alat sosial yangmenggabungkan resiko-resiko individu ke dalam suatu kelompok, dan menggunakan dana yang disumbangkan oleh anggota-anggota kelompok itu untuk membayar kerugian-kerugian.10) Mamat Ruhimat menyebutkan bahwa Asuransi adalah perjanjian antara 2 pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertangging dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung.11) Willet menyebutkan bahwa Asuransi adalah alat sosial untuk pemupukan dana dalam mengatasi kerugian modal yang tidak tentu dan dilaksanakan melalui pemindahan resiko dari banyak individu kepada seseorang atau kelompok orang.12) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang juga menyebutkan bahwa Asuransi adalah perjanjian antara seseorang penanggung yang mengikat diri kepada seseorang tertanggung dengan menerima suatu premi dan memberi pergantian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan akibat peristiwa yang tidak tertentu. Penggantian kerugian akan dilakukan jika kerugian itu benar-benar terjadi dan bukan disengaja.13) Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992, yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.Berdasarkan definisi-definisi para ahli tersebut di atas, maka dapat di simpulkan mengenai definisi asuransi yang dapat mencakup semua sudut pandang maka Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada perekonomian, dengan cara manggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara proposional oleh semua pihak dalam gabungan itu. Tetapi jika pengertian asuransi bila di tinjau dari segi hukum maka asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dimana pihak tertanggung mengikat diri kepada penanggung, dengan menerima premi-premi Asuransi untuk memberi penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang di harapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung karena suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberi pembayaran atas meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan. Bagi kebanyakan orang, asuransi adalah metode yang paling praktis untuk menangani resiko besar. Asuransi adalah pilihan yang banyak digunakan orang untuk mengurangi resiko kerugian pada individu, keluarga, atau suatu bisnis/perusahaan. Biasanya asuransi yang umum kita temui di masyarakat dikelompokkan berdasarkan cakupan karakteristik seperti, penyatuan kerugian, pembayaran kerugian tidak terduga, resiko transfer, serta ganti rugi.Ada 3 unsur dalam asuransi yaitu :1. Premi Premi yaitu pembayaran yang harus dilakukan tertanggung sebagai imbalan dari penggantian kerugian pembayaran.Besar kecilnya premi tergantung dari besar kecilnya resiko yang harus dipikul oleh penanggung.Adapun premi bukan merupakan syarat mutlak untuk adanya perjanjian asuransi karena perjanjian asuransi dimungkinkan tanpa premi.2. Ganti rugiGanti rugi yaitu pembayaran yang harus dilakukan oleh penanggung bila terjadi suatu peristiwa yang tidak diharapkan.Ganti rugi diberikan terhadap kerugian, kerusakan, kehilangan keuntungan yang diharapkan dan lain-lain.3. Peristiwa yang belum tentu terjadiPristiwa yang belum tentu benar yaitu peristiwa tertentu yang belum tentu akan terjadi yang dapat menimbulkan kerugian kepada tertanggung. Misalnya terjadinya kebakaran dalam asuransi kebakaran. Bila kebakaran terjadi terlebih dahulu harus diselidiki penyebab kebakaran, dari mana api berasal dan lain-lain. Jadi, tidak diberikan begitu saja.B. DASAR DAN SUMBER HUKUM ASURANSIDasar Hukum Asuransi di Indonesiasebagai berikut.1. Pasal 246 KUHD ( Definisi Asuransi )Asuransi adalah Perjanjian Perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen ( peristiwa tidak pasti ).2. Undang-undang No.2 tahun 1992Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Landasan Hukum Asuransi:1. Usaha Perasuransian ( Undang Undang No. 2 Tahun 1992 )2. Penyelenggaraan Usaha Perasuransian ( Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992 )3. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 1999 ( Perubahan Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992)4. KMK No. 426/KMK/2003 ( Perizinan Usaha, Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi )5. KMK No. 425/KMK/2003 ( Perizinan dan Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi )6. KMK No. 423/KMK/2003 ( Pemeriksaan Perusahaan Perasuransian )Adapun sumber-sumber hukum asuransi adalah :1. KUHD, yakni Buku I Bab 9 Pasal 264 s/d Pasal 286, yang merupakan pengaturan yang bersifat umum, dalam arti ketentuan tersbut berlaku bagi semua jenis asuransi. 2. KUH Perdata yakni Pasal 1320 mengenai syarat sahnya perjanjian , Pasal 1338 mengenai asas kebebasan berkontrak, Pasal 1774 mengenai perjanjian untung-untungan3. Polis asuransi yang merupakan perjanjian para pihak4. Kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam praktek asuransi5. Peraturan Per UU lainya yang berkaitan dengan asuransi.yaitu UU No.2 Tahun 1992 jo Peraturan Pemerintah No.73/1992 mengenai pengaturan asuransi dari segi bisnis dan publik administratisnya, UU No.33 Tahun 1964 jo PP No.17 Tahun 1965, UU No.34 Tahun 1964 jo PP No.18 Tahun 1965, UU No.3 Tahun 1992, dan UU No.23 Tahun 1992, UU No.3 /1992 tentang JAMSOSTEK, PP No.67/1991 tentang ASABRI, PP No.69/1991 tentang ASKES, yang semuanya ini merupakan pengaturan mengenai asuransi sosial/wajib.

C. MACAM-MACAM ASURANSI1. Asuransi kerugian terdiri dari asuransi untuk harta benda (property, kendaraan), kepentingan keungan (pecuniary), tanggung jawab hukum (liability), dan asuransi diri (kecelakaan atau kesehatan)2. Asuransi jiwa pada hakikatnya merupakan suatu bentuk kerjasama antara orang-orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi resiko yang diakibatkan oleh resiko kematian (yang pasti terjadi tetapi tidak pasti kapan terjadinya), resiko hari tua (yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan terjadinya, tetapi tidak pasti berapa lama) dan resiko kecelakaan (yang tidak pasti terjadi, tetpi tidak mustahil terjadi).3. Asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan oleh pemerintah berdasarkan undang-undang. Maksud dan tujuan asuransi social adalah menyediakan jaminan dasar bagi masyrakat dan tidak bertujuan untuk mendapat keuntungan komersial.4. Asuransi bisnis adalah asuransi dimana pihak pemberi asuransi terpisah dengan pihak penerima asuransi. Ia mengada-kan perjanjian dengan para penerima asuransi sebagai pengganti cicilan yang tetap. Yakni dengan cara mengadakan perjanjian dengan sebagian orang yang berhadapan dengan hal-hal berba-haya dengan janji akan memberikan kepada mereka sejumlah uang kontan sebagai kompensasi bagi setiap anggota yang tertim-pa bahaya yang sudah dimasukkan daftar yang diasuransikan. Pihak pemberi dan penerima asuransi dalam hal ini berada dalam satu pihak. Kalau ada jumlah lebih dari premi yang dibayarkan kepada pihak asuransi, maka pihak asuransi memilikinya, pihak asuransi menanggung sendiri.5. Asuransi Kolektif disebut juga sebagai asuransi timbal balik atau asuransi kooperatif. Yakni sejenis asuransi dimana pihak pemberi asuransi dengan penerima jasa asuransi berada dalam satu pihak sebagai pengelola asuransi. Caranya adalah dengan mengadakan perjan-jian bersama sejumlah orang yang biasa menghadapi hal-hal berbahaya dengan komitmen akan memberikan kepada mereka sejumlah uang kontan sebagai kompensasi bagi setiap anggota yang tertimpa bahaya yang sudah dimasukkan dalam daftar tang-gungan asuransi. Pihak pemberi dan penerima jasa asuransi dalam hal ini berada dalam satu pihak. Kalau jumlah premi yang dibayarkan kepada pihak asuransi lebih banyak dari jumlah yang harus disetorkan, kelebihan itu akan diberikan kepada para pene-rima jasa asuransi lainnya. Kalau kurang, mereka semua diminta untuk menutupinya. Mereka tidak berupaya memperoleh keun-tungan melalui usaha asuransi ini, bahkan untuk meringankan kerugian yang terkadang dialami mereka, kerja sama itu diputar dengan perantaraan para anggotanya.

Ditinjau dari bahaya yang diasuransikan, asuransi dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut.1. Asuransi bahaya yakni asuransi terhadap harta benda yang dimiliki yakni apabila bahaya tersebut berkaitan dengan harta yang diasuransikan bukan personnya. Seperti asuransi kebakaran, asuransi pencurian, asuransi perjalanan laut dan sejenisnya.2. Asuransi jiwa yakni asuransi yang berkaitan dengan bahaya yang mengancam seseorang yang diasuransikan, seperti asuransi kematian, asuransi kecelakaan, asuransi sakit dan sejenisnya.3. Asuransi jaminan yakni asuransi kompentatif yang dibe-rikan kepada pihak yang menerima asuransi.Berdasarkan pasal 247 KUHD menyebutkan tentang lima macam asuransi sebagi berikut.1. Asuransi terhadap kebakaran2. Asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian3. Asuransi terhadap kematian orang ( Asuransi jiwa )4. Asuransi terhadap bahaya dilaut dan perbudakan5. Asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan didarat dan disungai-sungaiAsuransi yang tidak diatur dalam KUHD sebagai berikut.1. Asuransi kredit yaitu perjanjian antara penanggung (yang atau menerima ganti rugi) kepada tertanggung (yang akan membayar premi) terhadap kerugian yang mungkin akan diderita oleh tertanggung karena tidak dilunasi atau tidak sepenuhnya dilunasi pembayaran kredit oleh debitur.2. Asuransi pencurian yaitu perjanjian antara penangung yang akan member ganti kepada tertanggung yang akan membayar premi terhadap kerugin yang mungkin akan diderita oleh tertanggung karena kehilangan barang-barang tertentu. Barang yang di pertanggungkan tersebut biasanya merupakan barang berharga seperti perhiasan.D. PRINSIP-PRINSIP ASURANSIPrinsip asuransi ada enam, diantaranya yaitu sebagai berikut. 1. Prinsip Kepentingan (Insurable Interest Principle)Kepentingan merupakan unsur yang sangat penting dalam perjanjian asuransi, yaitu bahwa tertanggung (pemegang premi) berkepentingan agar kejadian yang tidak diharapkan itu tidak terjadi (tidak menimpa) kepadanya. Seorang tertanggung yang tidak mempunyai kepentingan akan berspekulasi, bahwa dengan pertanggungan itu ia mengharapkan penggantian yang lebih besar yang akan memberinya keuntungan, ini merupakan suatu hal yang harus dicegah dalam asuransi, bahkan merupakan hal yang dapat membatalkan asuransi.Dari pengertian dan defmisi di atas, dapat dirinci elemen-elemen atau unsur-unsur yang ada di dalam Insurable Interest terdiri dari 4 hal:a) Harus ada Harta Benda, Hak, Kepentingan, Jiwa dan Raga serta beban tanggungjawab hukum, yang dapat diasuransikan.b) Benda, Jiwa Raga dan Beban Tanggung Jawab Hukum itu harus menjadi obyek pertanggungan atau obyek asuransi.c) Tertanggung harus berada dalam suatu keadaan bahwa ia akan mendapat manfaat apabila tidak terjadi apa-apa atas obyek pertanggungan, tetapi akan mengalami/menderita kerugian keuangan apabila obyek pertanggungan mengalami sesuatu musibah atau peristiwa kerugian. berarti Tertanggung harus mempunyai hubungan atau kepentingan keuangan atas obyek pertanggungan yang bersangkutan.d) Hubungan atau kepentingan Tertanggung dengan obyek pertanggungan yang bersangkutan harus hubungan yang sah menurut hukum.Contoh: A mengasuransikan gudang tetangganya (B), Pada saat terjadi musibah atas gudang tersebut, A mengajukan klaim ke perusahaan asuransi. Lalu perusahaan asuransi akan menolak klaim tersebut.2. Prinsip Keseimbangan (Indemniteit Principle)Asuransi dapat disimpulkan dari pasal 246 KUHD merupakan perjanjianpenggantian kerugian. Ganti rugi disini mengandung arti bahwa penggantian kerugian dari penanggung harus seimbang dengan kerugian yang sungguh - sungguh diderita oleh tertanggung. Keseimbangan yang demikian yang dinamakan prinsip keseimbangan.3. Prinsip Good Faith (Itikad Balik)(Dasar hukum; pasal 251 KUHD) yang dimaksudkan adalah bahwa Tertanggung berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan.Prinsip inipun menjelaskan risiko-risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas serta teliti.Melalui para Agen atau secara langsung, penanggung juga harus menunjukkan itikad sangat baik sebagai timbal balik antara lain :a) Menjelaskan apa saja yang termasuk jaminan asuransi, bagaimana dengan pengecualian-pengecualiannya.b) Memberikan pelatihan mengenai pengetahuan produk secara berkesinambungan bagi para agen untuk menghindari kesalahan penyampaian informasi agen kepada nasabah.c) Menangani dengan baik setiap permasalahan yang dihadapi oleh para agen termasuk menindak dengan tegas agen-agen yang bermasalah.d) Fakta-fakta Material dan penjelasan-penjelasan penting lainnya dapat diberikan dalam bentuk lisan melalui konsultasi/interview atau secara tertulis melalui surat atau pengisian SPPA (Surat Permintaan Penuiupan Asuransi).Contoh: A mengasuransikan bangunan rumahnya pada perusahaan asuransi, terutama salahsatunya mengenai masalah roboh apabila kena bencana gempa. (tetapi A menyembunyikan pada perusahaan asuransi bahwa tembok rumahnya telah retak) lalu suatu saat terjadi gempa kecil, lalu rumah A roboh dan A mengajukan klaim asuransi. Perusahaan asuransi menolaknya karena A menyembunyikan informasi bahwa dinding rumah A telah retak sebelumnya.4. Prinsip SubrogasiPrinsip Subrogasi berkaitan dengan suatu keadaan dimana : Kerugian yang dialami Tertanggung merupakan akibat dari kesalahan pihak ke III (orang lain). Menunjuk pasal 1365 KUH Perdata, pihak ke III yang bersalah tersebut harus membayar ganti rugi kepada Tertanggung, padahal Tertanggung juga mempunyai Polis Asuransi.Dalam keadaan yang demikian mekanisme atau aplikasi subrogasi adalah, tertanggung harus memilih salah satu sumber penggantian kerugian, dari Pihak ke III atau dari asuransi. Tidak boleh dari keduanya, karena Tertanggung akan mendapatkan penggantian melampaui yang semestinya (ini tidak sejalan dengan Prinsip Indemnity). Kalau Tertanggung sudah menerima penggantian kerugian dari Pihak III ia tidak akan mendapatkan ganti rugi dari asuransi (kecuali apabila Jumlah penggantian dari Pihak III tidak sepenuhnya).Demikian pula bila tertanggung sudah mendapatkan penggantian dari Asuransi, ia tidak boleh menuntut Pihak ke III, bahkan hak menuntut kepada Pihak ke III yang bersalah tersebut (berdasar Pasal 1365 KUH Perdata) harus diserahkan kepada Perusahaan asuransi, dimana Perusahaan Asuransi akan menuntut ganti rugi kepada Pihak ke III (menggunakan Hak Tertanggung yang sudah dilimpahkan).Contohnya: Kendaraan A ditabrak oleh B, Kendaraan A diasuransikan ke XYZ. Setelah XYZ membayar klaim ke pihak A, Maka XYZ bertindak atas pihak A dapat mengajukan klaim ke pihak B.Adapun metode atau cara pembayaran/penggantian kerugian :a) Pembayaran secara cash/tunaib) Dengan cara repair yaitu perbaikan-perbaikan dilakukan oleh Perusahaan Asuransi.c) Dengan cara Reinstate yaitu membangun kembali bangunan yang rusak akibat peristiwa kerugian. Pembangunan kembali tersebut dilakukan oleh perusahaan asuransi.d) Dengan cara Replace yaitu pemilihan atau penggantian dengan benda yang sejenis.Saat Timbulnya Hak Subrogasi : a.Berdasarkan common law subrogasi tidak ada sebelum asuradur telah memberikan pembayaran indemnity (demikian juga dalam kuhd 284). Akan tetapi hal ini dapat menimbulkan beberapa persoalan dimana asuradir akan kehilangan kontrol dan sampai pada tuduhan menunda pembayaran klaim.b.Dalam polis biasanya dimasukkan unsur subrogasi right, dimana recorvery dari pihak ketiga akan diperoleh setelah klaim dibayar, tetapi klausula dalam polis tadi memungkinkan asuradir untuk memaksa pihak ketiga berhutang dengan penangguhan indemnity yang diberikan kepada tertanggung.Perubahan dari common law sebagaimaqna terjadi dalam polis asuransi kebakaran seperti di atas tidak ada dalam marine insurance dimana kondisi tersebut tidak digunakan dan klaim harus dipenuhi sebelum memiliki hak subrogasi. Pelaksanaan subrogasi harus dilakukan atas nama tertanggung.Pengecualian dari aturan ini ditemukan dalam public order act dimana asuradir melakukannya atas nama sendiri.5. Prinsip Sebab Akibat(Dasar hukum; pasal 1247 dan 1248 KUHD)Prinsip ini berkaitan erat dengan masalah terjadinya peristiwa-peristiwa (perils) yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian keuangan bagi tertanggung. Penggantian kerugian oleh Perusahaan Asuransi hanya akan dibayarkan apabila peristiwa yang efisien atau dominan menimbulkan kerugian itu termasuk dalam jaminan Polls Asuransi yang bersangkutan.6. Prinsip kontribusiPrinsip Kontribusi (Contribution) adalah hak penanggung setelah memberikan ganti rugi penuh kepada tertanggung untuk menuntut penanggung lainnya yang terlibat dalam objek pertanggungan untuk membayar bagian kerugian masing-masing yang besarnya sebanding dengan jumlah pertanggungan yang ditanggungnya.

E. POLIS DALAM PERJANJIAN ASURANSIHak dan kewajiban penanggung dan tertanggung timbul pada saat ditutupnya asuransi walaupun polis belum diterbitkan.Penutupan asuransi dalam prakteknya dibuktikan dengan disetujuinya aplikasi atau ditandatanganinya kontrak sementara (cover note) dan dibayarnya premi.Selanjutnya sesuai ketentuan perundangan-undangan yang berlaku, penanggung atau perusahaan asuransi wajib menerbitkan polis asuransi (Pasal 255 KUHD).a. Fungsi PolisMenurut ketentuan pasal 225 KUHD perjanjian asuransi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis yang memuat kesepakatan, syarat-syarat khusus dan janji-janji khusus yang menjadi dasar pemenuhan hak dan kewajiban para pihak (penanggung dan tertanggung) dalam mencapai tujuan asuransi.Dengan demikian, polismerupakan alat bukti tertulis tentangtelah terjadinya perjanjian asuransi antara tertanggung dan penanggung.Mengingat fungsinya sebagai alat bukti tertulis maka para pihak (khususnya Tertanggung) wajib memperhatikan kejelasan isi polis dimana sebaiknya tidak mengandung kata-kata atau kalimat yang memungkinkan perbedaan interpretasi sehingga dapat menimbulkan perselisihan (dispute).b. Isi PolisUntuk jenis asuransi kebakaran Pasal 287 KUHD menentukan bahwa di dalam polisnya harus pula menyebutkan:1. Letak barang tetap serta batas-batasnya;2. Pemakaiannya;3. Sifat dan pemakaian gedung-gedung yang berbatasan, sepanjang berpengaruh terhadap obyek pertanggungan;4. Harga barang-barang yang dipertanggungkan;5. Letak dan pembatasan gedung-gedung dan tempat-tempat dimana barang-barang bergerak yang dipertanggungkan itu berada.Polis adalah suatu akta yang dibuat dalam perjanjian asuransi. Pasal 255 KUHD (Kitab Undang-undang Hukum Dagang) menyatakan bahwa suatu pertanggungan harus dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang dinamakan polis.Ketentuan di atas memberi kesan bahwa polis merupakan suatu hal yang mutlak ada dalam perjanjian asuransi. Padahal sesungguhnya perjanjian asuransi telah sah dan mengikat sejak tercapainya kesepakatan atas penanggung dan tertanggung. Hal ini bisa kita lihat dalam pasal 257 yang menyatakan :Perjanjian pertanggungan berlaku seketika setelah ia ditutup hak-hak dan kewajiban-kewajiban bertimbal balik dari si penanggung dan sie tertanggung mulai berlaku semenjak saat itu, bahkan sebelum polisnya ditandatangani.Hal ini ditegaskan lagi dalam pasal 258 KUHD yang menyatakan :Untuk membuktikan hal ditutupnya perjanjian tersebut, diperlukan pembuktian dengan tulisan, namun demikian bolehlah isian-isian alat pembuktian diguanakan juga, bila sudah ada permulaaan pembuktian dengan tulisan.Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa polis bukan merupakan hal yang mutlak dalam suatu asuransi tetapi hanya merupakan alat pembuktian adanya asuransi tersebut. Dalam pasal 256 disebutkan bahwa setiap polis, kecuali yang mengenai suatu pertanggungan jiwa harus dinyatakan :1. Hari ditutupnya pertanggungan2. Nama orang yang menutup pertanggungan atas tanggungan sendiri atau atas tanggungan orang ketiga3. Suatu uraian yang cukup jelas mengenai barang yang dipertanggungkan4. Jumlah uang untuk beberapa diadakan pertanggungan5. Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh penanggung6. Saat pada mana bahaya mulai berlaku untuk menanggungsi penanggung dan saat berakhirnya bahaya itu7. Premi tertanggung tersebut 8. Semua keadaaan yang kira-kiranya penting bagi si penanggung untuk diketahuinya dan segala syarat yang diperjanjikan antara para pihak.Polis tersebut harus ditandatangani oleh tiap-tiap penanggung.

Dalam Asuransi, Polis adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian. Baik nasabah maupun lembaga asuransi.Fungsi polis bagi nasabah (tertanggung) :a) Sebagai bukti tertulis atas jaminan penanggungan untuk mengganti kerugian yang mungkin dideritannya yang ditanggung oleh polis.b) Sebagai bukti pembayaran premi kepada penanggung.c) Sebagai bukti otentik untuk menuntut penanggung bila lalai atau tidak memenuhi jaminannya.Fungsi polis bagi Penanggung (perusahaan asuransi) :a) Sebagai bukti atau tanda terima premi asuransi dari tertanggung.b) Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung untuk membayar ganti rugi yang mungkin di derita oleh tertanggung.c) Sebagai bukti otentik, untuk menolak tuntutan ganti rugi atau klaim bila penyebab kerugian tidak memenuhi syarat polis.Batalnya AsuransiSuatu pertanggungan atau asuransi karena pada hakekatnya adalah merupakan suatu perjanjian maka ia dapat pula diancam dengan resiko batal atau dapat dibatalkan apabila tidak memenuhi syarat syahnya perjanjian sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Selain itu KUHD mengatur tentang ancaman batal apabila dalam perjanjian asuransi:1. Memuat keterangan yang keliru atau tidak benar atau bila tertanggung tidak memberitahukan hal-hal yang diketahuinya sehingga apabila hal itu disampaikan kepada penanggung akan berakibat tidak ditutupnya perjanjian asuransi tersebut (Pasal 251 KUHD);2. Memuat suatu kerugian yang sudah ada sebelum perjanjian asuransi ditandatangani (Pasal 269 KUHD);3. Memuat ketentuan bahwa tertanggung dengan pemberitahuan melalui pengadilan membebaskan si penanggung dari segala kewajibannya yang akan datang (Pasal 272 KUHD);4. Terdapat suatu akalan cerdik, penipuan, atau kecurangan si tertanggung (Pasal 282 KUHD);5. Apabila obyek pertanggungan menurut peraturan perundang-undangan tidak boleh diperdagangkan dan atas sebuah kapal baik kapal Indonesia atau kapal asing yang digunakan untuk mengangkut obyek pertanggungan menurut peraturan perundang-undangan tidak boleh diperdagangkan (Pasal 599 KUHD).Terhadap pelanggaran ketentuan yang dilakukan Penanggung dan Tetanggung dapat dikenakan sanksi berupa: 1. Sanksi Administratif, (berlaku hanya untuk perusahaan perasuransian, bukan pada tertanggung). Setiap Perusahaan Perasuransian yang tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No.73 tahun 1992 tertanggal 30 Oktober 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian (PP No.73/1992) serta peraturan pelaksanaannya yang berkenaan dengan:1) Perizinan usaha2) Kesehatan keuangan3) Penyelenggaraan usaha4) Penyampaian laporan5) Pengumuman neraca dan perhitungan laba rugi atau tentang pemeriksaan langsung dikenakan sanksi peringatan, sanksi pembatasan kegiatan usaha dan sanksi pencabutan izin usaha (Pasal 37 PP No.73/1992), tanpa mengurangi ketentuan Pasal 37, maka terhadap perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi yang tidak menyampaikan laporan keuangan tahunan dan laporan operasional tahunan dan atau tidak mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi, sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan, dikenakan denda administratif Rp. 1.000.000.000 (satu juta Rupiah) untuk setiap hari keterlambatan. Perusahaan Pialang Asuransi atau Perusahaan Pialang Reasuransi yang tidak menyampaikan laporan operasional tahunan sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan dikenakan denda administratif Rp. 500.000 (lima ratus ribu Rupiah) untuk setiap hari keterlambatan (Pasal 38 PP No.73/1992).2. Sanksi Pidana.Sanksi pidana dikenakan pada kejahatan perasuransian yang diatur dalam Pasal 21 UU Asuransi, berikut ini:a. Terhadap pelaku utamaOrang yang menjalankan atu menyuruh menjalankan usaha perasuransian tanpa izin usaha, menggelapkan premi asuransi, menggelapkan dengan cara mengalihkan, menjaminkan, dan atau mengagunkan tanpa hak kekayaan Perusahaan Asuransi Kerugian atau Perusahaan Asuransi Jiwa atau perusahaan Reasuransi, diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta Rupiah).b. Terhadap pelaku pembantuOrang yang menerima, menadah, membeli, atau mengagunkan atau menjal kembali kekayaan perusahaan hasil penggelapan dengan cara tersebut yang diketahuinya atau patut diketahuinya bahwa barang-barang tersebut adalah kekayaan Perusahaan Asuransi Kerugian atau Perusahaan Asuransi Jiwa atau Perusahaan Reasuransi, dianjam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta Rupiah).

c. Terhadap pemalsu dokumenOrang yang secara sendirisendiri atau bersamasama melakukan pemalsuan atas dokumen Perusahaan Asuransi Kerugian atau Perusahaan Asuransi Jiwa atau Perusahaan Reasuransi, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 250.000.000 (dua ratus lima puluh juta Rupiah).F. MANFAAT HUKUM ASURANSI Menurut Drs. Herman Darmawi (2000: 4), asuransi mempunyai beberapa manfaat antara lain: 1. Asuransi Melindungi Resiko Investasi . Kemauan untuk menanggung resiko merupakan unsur fundamental dalam perekonomian bebas. Bilamana suatu perusahaan berusaha untuk memperoleh keuntungan dalam bidang usahanya, maka kehadiran resiko dan ketidakpastian tidak dapat dihindarkan. Asuransi mengambil alih resiko itu. Karena asuransi menghilangkan / mengurangi resiko, maka para usahawan dimungkinkan dan didorong untuk mengkonsentrasikan energi dan modal dalam usaha-usaha yang kreatif. Jumlah dan jenis polis asuransi yang digunakan untuk menutup resiko usaha yang sangat banyak. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan asuransi yang tugas utamanya adalah memberikan perlindungan kepada perusahaan-perusahaan lain telah menjadi suatu institusi ekonomi yang mempunyai peranan yang tidak kecil. Tanpa asuransi,kemajuan ekonomi yang ada sekarang ini mustahiltercapai.2. Asuransi Sebagai Sumber Dana Investasi . Pembangunan ekonomi memerlukan dukungan investasi dalam jumlah memadai yang pelaksanaannya harus berdasarkan pada kemampuan sendiri. Oleh karena itu, diperlukan usaha keras untuk mengerahkan dana masyarakat melalui lembaga keuangan bank dan non bank. Usaha perasuransian sebagai salah satu lembaga keuangan non bank yang menghimpun dana masyarakat, semakin penting peranannya sebagai sumber modal untuk investasi di berbagai bidang. 3. Asuransi Untuk Melengkapi Persyaratan Kredit . Kreditor lebih percaya pada perusahaan yang resiko kegiatan usahanya di asuransikan. Pemberi kredit tidak hanya tertarik dengan keadaan perusahaan serta kekayaannya yang ada saat ini, tetapi juga sejauh mana perusahaan tersebut melindungi diri dari kejadian-kejadian yang tidak terduga dimasa depan. Cara untuk memperoleh perlindungan itu adalah dengan memiliki polisasuransi.4. Asuransi Dapat Mengurangi Kekhawatiran .Bila seseorang telah membayar premi asuransi, mereka telah terbebas dari kekhawatiran kerugian besar dengan memikul suatu kerugian kecil (dalam hal ini berupa premi yang telah dibayarkan). Kerugian kecil itu sesungguhnya merupakan bagian yang dipikulnya untuk kerugian kelompok itu. Jadi, dengan membayar premi, ia memperoleh kepastian biaya jika ada kemungkinan kerugian. Jika tidak ada asuransi, maka mereka yang menghadapi resiko tidak akan dapat meramalkan apakah mereka akan tertimpa kerugian besar, kerugian kecil atau tidak. Oleh karena itu, mereka tidak akan sanggup meramalkan biayanya. 5. Asuransi Mengurangi Biaya Modal . Dalam dunia usaha yang beban resikonya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, maka pihak-pihak penanam modal yang telah bersedia menanggung resiko atas modal yang diinvestasikan akan menetapkan biaya modal yang lebihtinggi.6. Asuransi Menjamin Kestabilan Perusahaan .Perusahaan-perusahaan dewasa ini menyadari arti pentingnya asuransi sebagai salah satu factor yang menciptakan goodwill (jasa baik) antara kelompok pimpinan dan karyawan. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyediakan polis secara berkelompok untuk para karyawan tertentu dengan cara perusahaan membayar keseluruhan atau sebahagian dari premi yang telah ditetapkan. Adanya usaha seperti ini dari pihak perusahaan dapat merupakan stabilisator jalannya roda perusahaan.

7. Asuransi Dapat Meratakan Keuntungan .Dengan berusaha menentukan biaya-biaya kebetulan yang mungkin dialami pada masa yang akan datang melalui program asuransi, pihak perusahaan akan dapat mempertimbangkan atau memperhitungkan biaya tersebut sebagai salah satu elemen dari total biaya untuk produk yang dijualnya. Dengan demikian, secara singkat dapat dikatakan bahwa asuransi dapat meratakan jumlah keuntungan yang dapat diperoleh dari tahun ke tahun. 8. Asuransi Dapat Menyediakan Layanan Profesional .Dunia asuransi dewasa ini sudah semakin banyak yang bergerak di bidang usaha yang bersifat teknis, lebih-lebih dengan adanya perkembangan pesat dalam bidang teknologi. Usaha-usaha untuk memberikan bantuan teknis baik kepada individu maupun perusahaan-perusahaan sudah semakin disadari oleh perusahaan asuransi. Hal ini dilakukan agar perusahaanperusahaan tersebut dapat melakukan operasinya dengan baik dan efisien.9. Asuransi Mendorong Usaha Pencegahan Kerugian. Dewasa ini perusahaan-perusahaan asuransi banyak melakukan usaha yang sifatnya mendorong perusahaan tertanggung untuk melindungi diri dari bahaya yang dapat menimbulkan kerugian. Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha menyadari bahwa keberhasilan yang ingin dicapai sangat tergantung kepada kemampuan mereka untuk memberikan perlindungan dengan biaya yang cukup wajar. Oleh karena itu, mereka sendiri secara sadar dan sistematis bekerja sama untuk menghilangkan atau memperkecil kemungkinan yang dapat menimbulkankerugian.10. Asuransi Membantu Pemeliharaan Kesehatan .Usaha lain yang sangat erat hubungannya dengan usaha-usaha yang dilakukan untuk menghindari atau memperkecil penyebab timbulnya kerugian adalah kampanye yang dilakukan oleh perusahaan asuransi jiwa kepada para pemegang polis khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Selain itu terdapat kegunaan asuransi yaitu :1. Untukmenyeralihkan resiko baik seluruhnya atau sebagian kepada orang lain2. Asuransi dapat menjadi satu alternative yang dapat membantu nasabah pemegang polis asuransi saat mengalami kecelakaan, sakit, atau pun untuk investasi pendidikan sesuai dengan spesifikasi produk asuransi yang dipegang oleh nasabah. 3. Asuransi dapat berperan sebagai salah satu tabungan investasi dimasa mendatang, karena rata-rata asuransi berlaku seumur hidup dan dalam jangka waktu yang panjang 4. Asuransi bisa menjadi sebuah warisan, mengingat polis asuransi dapat diturunkan kepada orang yang telah ditunjuk sebagai pewaris. Tapi penunjukkan pewaris tidak bisa juga dilakukan seenaknya, karena ada prosedur dan criteria khusus yang ditetapkan oleh setiap perusahaan asuransi indonesia terhadap nasabahnya.

8.4 SIMPULANAsuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada perekonomian, dengan cara manggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara proposional oleh semua pihak dalam gabungan itu. Asuransi adalah pilihan yang banyak digunakan orang untuk mengurangi resiko kerugian pada individu, keluarga, atau suatu bisnis/perusahaan. Biasanya asuransi yang umumnya ditemui di masyarakat dikelompokkan berdasarkan cakupan karakteristik: penyatuan kerugian, pembayaran kerugian tak terduga, resiko transfer, serta ganti rugi.Asuransi membawa misi ekonomi sekaligus sosial dengan adanya premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi dengan jaminan adanya transfer of risk, yaitu pengalihan (transfer) resiko dari tertanggung kepada penanggung. Asuransi sebagai mekanisme pemindahan resiko dimana individu atau business memindahkan sebagian ketidakpastian sebagai imbalan pembayaran premi. Asuransi merupakan bisnis yang unik, yang didalamnya terdapat kelima aspek tersebut, yaitu aspek ekonomi, hukum, sosial, bisnis, dan aspek matematika . Pengertian asuransi disebutkan dalam pasal 246 KUHD DAN Undang-Undang No. 2 Tahun 1992, dan dalam asuransi menggunakan prinsip prinsip yaitu Prinsip Kepentingan (Insurable Interest Principle) , Prinsip Keseimbangan (Indemniteit Principle), Prinsip Good Faith (Itikad Balik) , Prinsip Subrogasi, Prinsip Sebab Akibat, Prinsip kontribusi. Asuransi banyak menjadi pilihan banyak orang karena memiliki banyak manfaat yaitu asuransi melindungi resiko investasi,asuransi sebagai sumber dana investasi, asuransi dapat berperan sebagai salah satu tabungan investasi dimasa mendatang, karena rata-rata asuransi berlaku seumur hidup dan dalam jangka waktu yang panjang, asuransi bisa menjadi sebuah warisan, mengingat polis asuransi dapat diturunkan kepada orang yang telah ditunjuk sebagai pewaris dan asuransi dapat menjadi satu alternative yang dapat membantu nasabah pemegang polis asuransi saat mengalami kecelakaan, sakit, atau pun untuk investasi pendidikan sesuai dengan spesifikasi produk asuransi yang dipegang oleh nasabah.

8.5 Soal-SoalA. Soal Obyektif1. Menurut sejarah awal mula asuransi ditandai dengan adanya masyarakat .a. Purba c. Romawib. Yunani kunod. Babilonia2. Berikut ini yang bukan merupakan bagian dari asuransi Jiwa adalah :a. Asuransi Kerusakanc. Asuransi Jiwa b. Asuransi Kesehatand. Asuransi Annuitet3. Prinsip pokok asuransi yang menyatakan bahwa jumlah ganti rugi maksimal sama dengan sebelum terjadi kerugian, disebut :a. Prinsip Subrogasic.PrinsipIndemnitasb. Prinsip Representasid. Prinsip Keagenan4. Asuransi merupakan suatu perjanjian dimana penanggung dengan menikmati suatu premi mengikat dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian karena kehilangan ,kerugian atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan yang akan dapat dideritanya karena suau kejadian yang tidak pasti disebut ..a. Sudut pandang sosialb. Sudut pandang badan usahac. UU No. 2 Tahun 1992d. KUHD pasal 246

5. Pembayaran jasa atas jaminan yangg diberikan oleh penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin diderita oleh tertanggung (asuransi kerugian) disebut:a. Polis asuransib. Premi asuransic. Klaim asuransid. Ganti rugi asuransi6. Suatu dokumen yang memuat kontrak antara penanggung dan penanggung memuat perjanjian pertanggungan yang berisi hak serta kewajiban dari pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut.a. Premib. Klaimc. Reasuramsid. Polis

7. Suat pembayaran/penyetoran sejumlah dana secara berkala dari pihak tertanggung kepada pihak penanggung dimana penyetoran tersebut berdasarkan perjanjian perjanjian yang sudah disepakati bersama disebut,a. Premib. Klaimc. Reasuramsid. Polis8. Polis berikut beberapa jenis kekayaan yang bukan investasi untuk perusahaan asuransi & reasuransi pada umumnya terdiri atas.a. Kas & bank b. Tagihan Reasuransic. Tagihan premi untuk langsung d. Jawaban semua benar

9. Manfaat asuransi bagi kehidupan kita, kecuali :a. Bagi pengusaha, asuransi manfaat antara lain memberikan rasa aman, kelancaran dan kontinuitas usahanya terjamin b. Bagi perorangan pembeli asuransi dapat merasakan manfaat asuransi disaat terjadi musibah kerugian yang menimpa barang atau kepentingan akan mendapat ganti rugi dari perusahaan asuransic. Jawaban a dan b salah d. Jawaban a dan b benar10. Yang mana termasuk ke dalam asuransi ganti kerugian adalaha. Asuransi kebakaranb. Asuransi jiwac. Asuransi kesehatand. Asuransi sosial

B. Soal Essay1. Sebutkanmanfaat dari asuransi menurut Drs. Herman Darmawi!2. Sebutkan dan jelaskan tiga unsur dalam asuransi!3. Sebutkan fungsi polis bagi penanggung (perusahaan asuransi)4. Sebutkan dan jelaskan jenis asuransi yang tidak diatur dalam KUHD (Kitab Undang-undang Hukum Dagang)5. Apa perbedaan pengertian asuransi menurut pasal 246 KUHD (Kitab Undang-undang Hukum Dagang)dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1992?

Lembar Jawaban :Obyektif 1.ABCD

2.ABCD

3.ABCD

4.ABCD

5.ABCD

6.ABCD

7.ABCD

8.ABCD

9.ABCD

10.ABCD

Essay........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Bronto. 2005. Prinsip Utmost Good Faits dalam Pelaksanaan Perjanjian Asuransi Jiwa PT Asuransi Jiwasraya (PERSERO) Di Regional Office Semarang. Sekripsi, Program Pascasarjan Magister Kenotarisan, Universitas Pononegoro Semarang.Hasymi, Ali. 1993. Pengantar Asuransi. Jakarta : Bumi AksaraRedjeki. 2001. Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi. Jakarta : Sinar GrafikaJonedi, Ganie. 2011. Hukum Asuransi. Jakarta: Sinar Grafika.Mashudi dan Moch,Chidir . 1995.Hukum Asuransi. Jakarta: CV. Mandar Maju.Sainaga, Anggelina. 2012. Pengantar Hukum Asuransi. Tersedia dalam http://angelinasinaga.wordpress.com/tag/dasar-hukum-asuransi/ Prodjodikoro,Wirjono. 1981. Hukum Asuransi di Indonesia. Jakata: PT IntermasaKansil .1996. Hukum Dagang Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika Offset

KUNCI JAWABAN

SOAL OBYEKTIF 1. D6.D2. A7.A3. C8.A4. D9.C5. B10.A

SOAL ESSAY1. Manfaat asuransi menurut Drs. Herman Darmawi yaitu : Asuransi Melindungi Resiko Investasi Asuransi Sebagai Sumber Dana Investasi Asuransi Untuk Melengkapi Persyaratan Kredit Asuransi Dapat Mengurangi Kekhawatiran Asuransi Mengurangi Biaya Modal Asuransi Menjamin Kestabilan Perusahaan Asuransi Dapat Meratakan Keuntungan Asuransi Dapat Menyediakan Layanan Profesional Asuransi Mendorong Usaha Pencegahan Kerugian Asuransi Membantu Pemeliharaan Kesehatan

2. Tiga unsur dalam asuransi yaitu :a. Premi Yaitu pembayaran yang harus dilakukan tertanggung sebagai imbalan dari penggantian kerugian pembayaran.Besar kecilnya premi tergantung dari besar kecilnya resiko yang harus dipikul oleh penanggung.Adapun premi bukan merupakan syarat mutlak untuk adanya perjanjian asuransi karena perjanjian asuransi dimungkinkan tanpa premi.b. Ganti rugiYaitu pembayaran yang harus dilakukan oleh penanggung bila terjadi suatu peristiwa yang tidak diharapkan.Ganti rugi diberikan terhadap kerugian, kerusakan, kehilangan keuntungan yang diharapkan dan lain-lain.c. Peristiwa yang belum tentu terjadiYaitu peristiwa tertentu yang belum tentu akan terjadi yang dapat menimbulkan kerugian kepada tertanggung. Misalnya terjadinya kebakaran dalam asuransi kebakaran. Bila kebakaran terjadi terlebih dahulu harus diselidiki penyebab kebakaran, dari mana api berasal dan lain-lain. Jadi, tidak diberikan begitu saja.

3. Fungsi polis bagi penanggung (perusahaan asuransi) yaitu : Sebagai bukti atau tanda terima premi asuransi dari tertanggung. Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung untuk membayar ganti rugi yang mungkin di derita oleh tertanggung. Sebagai bukti otentik, untuk menolak tuntutan ganti rugi atau klaim bila penyebab kerugian tidak memenuhi syarat polis.

4. Jenis asuransi yang tidak diatur dalam KUHD (Kitab Undang-undang Hukum Dagang) yaitu : Asuransi kredit yaitu perjanjian antara penanggung (yang atau menerima ganti rugi) kepada tertanggung (yang akan membayar premi) terhadap kerugian yang mungkin akan diderita oleh tertanggung karena tidak dilunasi atau tidak sepenuhnya dilunasi pembayaran kredit oleh debitur. Asuransi pencurian yaitu perjanjian antara penangung yang akan member ganti kepada tertanggung yang akan membayar premi terhadap kerugin yang mungkin akan diderita oleh tertanggung karena kehilangan barang-barang tertentu. Barang yang di pertanggungkan tersebut biasanya merupakan barang berharga seperti perhiasan.

5. Perbedaan pengertian asuransi menurut pasal 246 KUHD (Kitab Undang-undang Hukum Dagang) dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 yaitu : Dalam pasal 246 KUHD, bahwaAsuransi adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992, yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

1