Isi - Makalah Biogas Kami 2014.docx
-
Upload
nusrul-haliman -
Category
Documents
-
view
252 -
download
11
Transcript of Isi - Makalah Biogas Kami 2014.docx
Tugas MakalahMK. Ilmu Alamiah Dasar
BIOGAS SOLUSI CERDAS SUMBER ENERGI ALTERNATIF
MUDAH, MURAH, DAN BERKUALITAS
Disusun
Oleh :
Nusrul Haliman 13051040 100 74
JURUSAN PETERNAKAN - FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA Banda Aceh 2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi memiliki peran penting dan tidak dapat dilepaskan dalam
kehidupan manusia. Terlebih, saat ini hampir semua aktivitas manusia sangat
tergantung pada energi. Berbagai alat pendukung, seperti alat penerangan, motor
penggerak, peralatan rumah tangga, dan mesin-mesin industri dapat difungsikan
jika ada energi. Pada dasarnya, pemanfaatan energi—seperti energi matahari,
energi air, energi listrik, energi nuklir, energi minyak bumi dan gas, serta energi
mineral dan batubaramemang sudah dilakukan sejak dahulu.
Pemanfaatan energi yang tidak dapat diperbaharui secara berlebihan dapat
menimbulkan masalah krisis energi. Salah satu gejala krisis energi yang terjadi
akhir-akhir ini yaitu kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), seperti minyak
tanah, bensin, dan solar. Kelangkaan terjadi karena tingkat kebutuhan BBM
sangat tinggi dan selalu meningkat setiap tahunnya. Sementara itu, minyak bumi
—bahan baku pembuatan BBM—berjumlah terbatas dan membutuhkan waktuber
juta-juta tahun untuk proses pembentukannya.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak
pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 5
tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk mengembangkan sumber
energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Kebijakan tersebut
menekankan pada sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai altenatif
pengganti bahan bakar minyak.
Salah satu sumber energi alternatif adalah biogas. Gas ini berasal dari
berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia,
kotoran hewan yang dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik
digestion. Proses ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi
alternatif sehingga akan mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil.
2
B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian biogas
2. Mengetahui komposisi biogas
3. Mengetahui cara pembuatan digester biogas
4. Mengetahui proses kerja reaktor biogas
5. Mengetahui manfaat biogas
3
BAB II
PENGENALAN BIOGAS
Biogas merupakan teknologi pembentukan energi dengan memanfaatkan
limbah, seperti limbah pertanian, limbah peternakan, dan limbah manusia. Selain
menjadi energi alternatif, biogas juga dapat mengurangi permasalahan
lingkungan, seperti polusi udara dan tanah. Misalnya, seekor sapi potong yang
berbobot 400―500 kg/ekor menghasilkan kotoran ternak segar sebanyak 20―29
kg/harinya. Bisa dibayangkan berapa banyak limbah yang dihasilkan dari sebuah
peternakan yang mengelola puluhan sampai ratusan ekor sapi potong.
Kondisi tersebut sebenarnya merupakan peluang usaha untuk dijadikan
bahan baku pembuatan biogas. Hasil dari pembuatan biogas dapat dijadikan
sumber energi serta sisa keluaran berupa lumpur (sludge) dapat dijadikan pupuk
siap pakai sehingga dapat menambah penghasilan bagi peternak sapi itu sendiri.
A. Prinsip Dasar Biogas
Prinsip dasar teknologi biogas adalah proses penguraian bahan-bahan organik
oleh mikroorganisme dalam kondisi tanpa udara (anaerob) untuk
menghasilkan campuran dari beberapa gas di antaranya CH4 danCO2. Biogas
dihasilkan dengan bantuan bakteri metanogen atau metanogenik. Bakteri ini
secara alami terdapat dalam limbah yang mengandung bahan organik, seperti
limbah ternak dan sampah organik.
Biogas dihasilkan melalui tiga proses utama yaitu, hidrolisis, pengasaman
(asidifikasi), dan metanogenesis. Keseluruhan proses ini tidak terlepas dari
bantuan kinerja mikroorganisme anaerob.
i) Hidrolisis
Tahap ini merupakan penguraian bahan organik bersenyawa komplek
menjadi senyawa sederhana seperti asam organik, glukosa, etanol, CO2,
dan senyawa hidrokarbon lainnya. Senyawa ini akan dimanfaatkan
sebagai sumber energi oleh mikroorganisme untuk melakukan
fermentasi.
4
ii) Pengasaman (asidifikasi)
Tahap ini, bakteri menghasilkan senyawa-senyawa asam organik seperti
asam asetat, asam propionat, asam butirat, dan asam laktat beserta produk
sampingan berupa alkohol, CO2, Hidrogen, dan amonia.
iii) Metanogenesis
Bakteri metanogen seperti methanococus, metanosarcina, dan methano
bacterium akan mengubah produk pada tahap pengasaman menjadi gas
metan, karbondioksida, dan air. Komposisi biogas secara lengkap
terdapat pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi biogas berdasarkan penelitian.
No Gas Hadi (1981) Price (1981)
1 Metana (CH4) 54 – 70 % 65 – 75 %
2 Karbondioksida (CO2) 27 – 35 % 25 – 30 %
3 Nitrogen (N2) 0,5 – 2,0 % <0,1 %
4 Hidrogen (H2) - < 0,1 %
5 Karbonmonoksida (CO) 0,1 % -
6 Hidrogen sulfida (H2S) Rendah < 0,1 %
Sumber : United Nation (1978).
B. Mikroorganisme Pembantu.
Keberadaan mikroorganisme berfungsi membantu proses fermentasi hingga
menjadi biogas yaitu mengubah bahan organik menjadi gas metana.
Umumnya bakteri ini terdapat pada kotoran ternak atau kotoran manusia.
Bakteri ini bisa diperoleh dari kotoran ternak sendiri atau diisolasi dari rumen
sapi sebagai starter.
Bakteri sangat sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan sehingga
diperlukan perlakuan khusus untuk mempertahankan populasi bakteri pada
kadar optimal untuk mengahasilkan gas metana. Salah satunya adalah
menempatkan digester pada tempat yang tepat untuk menghindari perubahan
suhu lingkungan.
C. Bahan Baku Pembuatan Biogas
i) Limbah peternakan
5
Kotoran ternak merupakan bahan baku biogas yang tersedia dalam
jumlah melimpah. Produksi kotoran ternak per hari terdapat pada tabel 2.
Tabel 2. Produksi kotoran ternak segar per hariJenis Ternak Bobot Ternak
(kg/ekor)Produksi Kotoran
(kg/hari)Sapi potong 400 – 500 20 – 29
Sapi perah 500 – 600 30 – 50
Ayam petelur 1,5 – 2,0 0,10
Ayam pedaging 1,0 – 1,5 0,06
Babi dewasa 80 – 90 7,0
Domba 30 – 40 2,0
(Sumber : United Nations, 1984)
Umumnya kebutuhan energi untuk memasak satu keluarga rata-rata
adalah 2000 liter biogas per hari, sedangkan produksi harian biogas
biogas dari satu ekor sapi berkisar 600-1000 liter per hari. Dengan
demikian diperlukan 2-3 ekor sapiuntuk memenuhi kebutuhan memasak
atau penerangan untuk satu rumah tangga.
ii) Limbah pertanian
Lahan pertanian yang sangat luas menghasilkan limbah yang tidak
sedikit. Tanaman padi sebagai komoditas pangan utama dapat
menghasilkan limbah berupa jerami sekitar 3,0―3,7 ton/ha. Biasanya,
limbah pertanian diatasi dengan cara dibakar dan ditimbun.
iii) Limbah perairan
Rumput laut memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena mengandung
banyak manfaat. Jenis rumput laut yang berpotensi dijadikan bahan baku
biogas adalah Euchema cottoni karena memiliki imbangan C/N (43,98)
yang dapat digunakan untuk pembuatan biogas.
Jenis tumbuhan air tawar yang dapat dimanfaatkan yaitu eceng gondok
(Eichhornia crassipes)
iv) Sampah organik
Sampah organik dapat dijadikan bahan untuk pembuatan biogas dan
pupuk organik. Sampah ini dapat berasal dari limbah pasar ataupun
limbah rumah tangga yang telah dipisahkan dengan limbah anorganik.
6
v) Limbah kotoran manusia
Kandungan nutrisi kotoran manusia tidak jauh berbeda dibanding dengan
kotoran ternak. Kotoran manusia memiliki keunggulan dari segi nutrisi,
dimana imbangan C dan N jauh lebih rendah daripada kotoran ternak.
D. Pemanfaatan Biogas
Berkembangnya usaha pemanfaatan limbah menjadi biogas turut
mengembangkan beragam alat instalasi biogas, seperti kompor biogas, rice
cooker, lampu biogas, pompa air, traktor pertanian, dan alat pasteurisasi
yang dimodifikasi agar sesuai dengan penggunaan biogas. Alat tersebut
fungsinya sama dengan yang terdapat di pasaran, hanya saja bahan bakar
yang digunakan berbeda dan sama mudahnya dalam penggunaan.
E. Pemanfaatan Hasil Samping Biogas
Biogas memang pilihan yang tepat untuk dijadikan sebagai energi
alternatif. Selain murah, biogas juga sangat ramah lingkungan. Limbah
yang dihasilkan selama proses produksi biogas juga masih dapat
dimanfaatkan. Hasil samping biogas yang berupa lumpur atau yang lebih
dikenal dengan sebutan sludge mengandung banyak unsur hara yang dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk untuk tanaman.
Pupuk organik yang dihasilkan dari alat keluaran biogas sudah dapat
digunakan dan berkualitasprima. Kandungan unsur haranya yang tinggi
sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki sifat
fisik, kimia, dan biologi tanah. Proses pembuatan pupuk organik dengan
memanfaatkan hasil keluaran biogas ini lebih efisien dibandingkan dengan
pembuatan kompos yang memerlukan lahan yang lebih luas serta proses
yang lebih lama. Selain itu, digester yang didesain kedap udara juga
mengurangi tingkat kegagalan proses dekomposisi sehingga pupuk organik
yang dihasilkan berkualitas maksimal.
F. Perkembangan Biogas di Indonesia
Biogas mulai diperkembangkan di Indonesia sekitar tahun 1970. Namun,
tingginya penggunaan bahan bakar minyak tanah dan tersedianya kayu
bakar menyebabkan penggunaan biogas menjadi kurang berkembang.
7
Teknologi biogas mulai berkembang kembali sejak tahun 2006 ketika
kelangkaan energi menjadi topik utama di Indonesia. Awalnya, biogas
dibangun dalam bentuk denplot oleh pemerintah dengan reaktor berbentuk
kubah dari bata/beton (fixed dome) dan bentuk terapung (floating) yang
terbuat dari drum yang disambung. Kini, bahan reaktor yang digunakan
telah berkembang, ada yang terbuat dari beton/bata, plat besi, plastik, dan
serat kaca (fiber glass), dengan masing-masing kelebihan dan kekurangan
sebagai berikut :
Tabel 3. Kelebihan dan kekurangan beberapa jenis digester.
Sumber : Riset PT. Swen Inovasi Transfer
8
BAB III
MEMBANGUN INSTALASI BIOGAS
A. Persyarat Lokasi
Idealnya, digester diletakkan di tempat yang dekat dengan sumber bahan
baku, seperti areal pertanian dan peternakan sehingga hal ini akan
memudahkan proses penyaluran bahan baku organik (kotoran) ke dalam
digester. Jarak ideal digester dan dapur adalah kurang lebih 20 meter untuk
meminimalisir resiko kebocoran gas dan mengurangi biasa instalasi pipa yang
tinggi.
B. Membangun InstalasiDigester sebaiknya ditempatkan di tanah yang tidak terkena sinar matahari
secara langsung untuk menyesuaikan dengan suhu optimal yang dibutuhkan
untuk mikroorganisme.
i) Membuat lubang penempatan digester
Lubang dibuat sesuai dengan digester yang akan dibuat atau dimasukkan.
Biasanya pada digester berbahan baku kotoran sapi posisi digester lebih
rendah dari kandang sapi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
mengalirkan kotoran sapi dalam digester.
Tabel 4. Ukuran lubang penempatan digester.
Kapasitas Digester (m3)
Dimensi LubangTingi (m) Diameter (m) Tebal (mm)
4,0 2,5 1,5 3 – 55,0 2,5 1,7 5 – 86,4 2,5 2,0 5 – 87,0 2,5 2,0 3 – 511,0 2,5 2,6 5 – 817,0 3,5 2,6 8 – 10
Sumber : Riset PT Swen Inovasi Transfer
ii) Membuat saluran pemasukan (inlet)
9
Saluran inlet memiliki diameter 20 – 30 cm terbuat dari batu bata yang
diplester dengan kedalaman disesuaikan kemiringan agar kotoran dan air
dapat menalir lancar ke dalam digester.
iii) Membuat saluran pengeluaran dan penampung limbah
Saluran penampung limbah dibuat untuk menghubungkan lubang
pengeluaran bahan organik yang sudah tidak menghasilkan biogas
dengan bak penampung limbah (outlet). Outlet dibangun dengan
membuat galian dengan ukuran 1m x 1m x 1m dari pasangan batu yang
diplester. Limbah kotoran ternak yang tertampung dalam out let
selanjutnyabdapat dimanfaatkan sebagai pupuk padat dan pupuk cair.
iv) Memasang instalasi biogas
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat pemasangan instalasi bioga
adalah sebagai berikut :
1. Lakukan penyetelan dan pemeriksaan terhadap kondisi digester
sebelum dimasukkan dalam lubang.
2. Masukkan digester dalam lubang secara hati hati untuk menghindari
kerusakan dan pastikan posisi lubang inlet dan outlet berada pada
posisi yang tepat.
3. Salauran gas sebaiknya terbuat dari pipa PVC dengan diameter 0,5
inchi.
4. Pasang keran gas kontrol pada salah satu pipa paralon diatas
digester. Sedangkan pipa lainnya disambungkan ke dapur atau
generator listrik.
5. Lakukan penimbunan tanah pada lubang sisa galian disisi digester.
6. Sambungkan selang dengan kompor gas didapur.
10
BAB IV
PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH PETERNAKAN
Bahan baku berupa limbah kotoran ternak termasuk dalam golongan
limbah yang harus digunakan dalam keadaan masih segar. Jika terlalu lama, maka
limbah tersebut berpotensi menimbulkan zat beracun yang dapat mematikan
mikroorganisme dan menurunkan produksi gas.
A. Langkah Pembuatan Biogas
Beberapa langkah pembuatan biogas dari limbah kotoran ternak adalah sbb ;
sebagai berikut :
1. Siapkan bahan baku berupa kotoran ternak yang masih segar (1-2 Hari)
2. Tambahkan air 1 : 2 (1 bagian kotoran dan 2 bagian air). Aduk hingga
rata kemudian alirkan dalam digester biogas.
3. Lakukan pengisian terus menerus melalui inlet hingga digester biogas
terisi 60% dari kapasitas volume digester.
4. Diamkan selama 13 – 20 hari. Pastikan posisi kontrol dan kompor gas
tertutup untuk menghasilkan kondisi anaerob dalam digester yang
mendukung proses fermentasi mikroorganisme.
5. Pada hari ke 14 – 21, gas metana mulai terakumulasi pada bagian atas
kubah digester dan siap digunakan.
6. Kualitas biogas dapat terlihat dari nyala api berwarna birudan tidak
berasap.
7. Setiap kali penggunaan, biogas akan berkurang sehingga perlu dilakukan
pengisian ulang setiap hari.
8. Hindari kontaminasi berupa air sabun dan deterjen karena akan
mempengaruhi aktivitas mikroorganisme dalam digester.
B. Menghitung Kebutuhan Bahan Baku Biogas
Kapasitas biogas 4 m3 atau 4.000 liter diasumsikan memiliki volume isi
sebanyak 60% dan sisanya 40% berupa penampung gas yang dihasilkan. Jika
11
diketahui waktu fermentasi berlangsung selama 40 hari dan perbandingan
kotoran ternak dan air sebanyak 1 kg : 2 liter, maka dapat dihitung kebutuhan
bahan baku berupa kotoran sapi dan air yang dibutuhkan setiap harinya.
Kebutuhan isi = 4000 liter x 60%
= 2400 liter isi bahan baku
(kotoran dan air)
Kebutuhan isi/hari = 2400 liter : 40 hari
= 60 liter/hari
Kebutuhan kotoran sapi = 1/3 x 60 liter/hari
= 20 kg/hari
Kebutuhan air = 2/3 x 60 liter/hari
= 40 liter/hari
Tabel 5. Kebutuhan digester terhadap kotoran sapi per hari
Kapasitas Digester (m3)
Kebutuhan Bahan/Hari (kg)
Jumlah Ternak (ekor)
Kebutuhan Air (liter)
Produksi Gas per Hari (m3)
4,0 20 2 – 5 40 2 – 3
5,0 25 3 – 7 50 3
6,4 30 7 – 10 60 3,4
7,0 35 8 – 15 70 3 – 5
11,0 55 15 – 25 110 6 – 7
17,0 85 25 - 50 170 8 – 10
Sumber : Riset PT Swen Inovasi Transfer
12
BAB V
APLIKASI BIOGAS UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA DAN FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PENGEMBANGAN BIOGAS
A. Aplikasi Biogas
Berkembangnya usaha pemanfaatan limbah menjadi biogas turut
mengembangkan beragam alat instalasi biogas, seperti kompor biogas, rice
cooker, lampu biogas, pompa air, traktor pertanian, dan alat pasteurisasi yang
dimodifikasi agar sesuai dengan penggunaan biogas. Alat tersebut fungsinya sama
dengan yang terdapat di pasaran, hanya saja bahan bakar yang digunakan berbeda
dan sama mudahnya dalam penggunaan.
Gbr 1 : Kompor biogas Gbr 3. Rice cooker biogas Gbr 3. Lampu biogas
Gbr 4. Generator biogas Gbr 5. Generator Biogas Gbr 6. Pompa air biogas
13
Gbr 7. Alat pasteurisasi biogas
B. Faktor Penentu Keberhasilan Pengembangan Biogas
1. Sumber daya manusia
- Dalam pnerapan memerlukan SDM yang terampil. Untuk itu perlu
pelatihan dan pendampingan, sehingga pengguna terampil dalam
pengoperasian digester dan mampu mengatasi hambatan
- Bila Biogas dan pupuk diposisikan sebagai sumber pendapatan,
Pengguna harus dilatih bagaimana membangun kelembagaan,
membina jaringan dan kewirausahaan.
2. Pemasaran dan promosi
- Pesaing utama biogas adalah minyak tanah, kayu bakar dan biomass
lainnya.
- Agar masyarakat tertarik menggunakan biogas , berbagai kegiatan
yang perlu dilakukan yakni pemasaran dan promosi terutama oleh
pemerintah
3. Sosial budaya
- Kotoran masih dianggap sesuatu yang menjijikan dan belum
dimanfaatkan terutama sebagai bahan biogas.
- Persepsi ini perlu dihapus secara perlahan, Kotoran ternak memiliki
nilai ekonomi, baik sebagai energi maupun pupuk organik yang
potensial sebagai pendapatan tambahan peternak.
- Kebijakan pemerintah yang jelas dan konsisten terutama dalam
penyediaan anggaran yang memadai pada tahap pemasyarakatan
biogas.
14
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan.
Berdasarkan beberapa pembahasan di atas, kesimpulan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut :
1. Biogas merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui. Artinya dapat
diproduksi secara terus menerus. Hal ini berbeda dengan sumber energi yang
berasal dari fosil (minyak bumi dan batubara) yang tidak dapat diproduksi
lagi karena membutuhkan waktu ratusan juta tahun untuk menghasilkannya.
2. Membantu memperlambat pemanasan global dengan menurunkan emisi gas
rumah kaca.
3. Menghemat pengeluaran masyarakat untuk membeli BBM dan gas.
4. Teknologi biogas dapat diterapkan pada masyarakat hingga skala rumah
tangga.
5. Biogas mampu menjadi solusi pencemaran lingkungan oleh bau dan kotoran
ternak.
6. Mendorong pola pemeliharaan ternak secara intensif dan semi intensif yang
berdampak pada kualitas produksi ternak pada setiap periode pemeliharaan.
15
Daftar Pustaka
Harayti, T. Biogas: Limbah Peternakan yang Menjadi Sumber Energi Alternatif: Wartazoa vol 16 no 03, 2006.
Mertahardianti, G.A dan S.R Juliastuti. Pengaruh Enzim Α-Amylase dalam Pembuatan Biogas dari Limbah Padat Tapioka yang Melibatkan Effective Microorganism (EM) dalam Anaerobic Digester: Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi, Yogyakarta, 2008
Putro, S. Penerapan Instalasi Sederhana Pengolahan Kotoran Sapi Menjadi Energi Biogas di Desa Sugihan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo: Warta vol 10 no 2 , hal 178-188, 2007.
Sihombing, D.T.H dan S. Simamora. Biogas From Biogical Waste for Rural Household in Indonesia, dalam K. Abdullah, Bogor Agriculture University, Indonesia and O. Kitani: Tokyo, Tokyo University Agriculture, 1988.
Simamora, S., Salundik, Sri W, dan Surajudin. Membuat Biogas, Pengganti Bahan Bakar Minyak dan Gas dari Kotoran Ternak: Jakarta: Agromedia Pustaka, 2006
Wahyuni, S. Biogas, Jakarta: Penebar Swadaya, 2011.
Wahyuni, S. Biogas Energi Alternatif Pengganti BBM, Gas, dan Listrik. Jakarta. Penebar Swadaya, 2013
16