Isi laporan Karografi Digital

76
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN DIGITAL Digitasi Tutupan Lahan, Pembuatan Kontur, Profil Melintang dan Memanjang, Perhitungan Volume Kelompok 3 Kelas B Anggota: Titik Wijayanti 3511100005 Nana Erfiana 3511100006 I Gede Awantara 3511100009 Dosen Pengampu : Agung Budi C. ST, MSc, DEA.

description

laporan

Transcript of Isi laporan Karografi Digital

Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Laporan Praktikum Pemetaan Digital

Laporan Praktikum Pemetaan DigitalDigitasi Tutupan Lahan, Pembuatan Kontur, Profil Melintang dan Memanjang, Perhitungan Volume

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam bidang ilmu Geomatika dan Geodesi sangat erat hubungannya dengan data spasial. Peta merupakan produk yang dihasilkan dalam bidang ilmu ini dan salah satu data spasial yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi pada suatu wilayah/daerah.

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang dapat diperoleh melalui informasi, salah satu contoh informasi yang memiliki peranan penting adalah informasi data spasial. Contoh pemanfaatan informasi data spasial seperti pada perencanaan wilayah perkotaan, jika tidak ada informasi data spasial maka dalam perencanaan tersebut akan mengalami kesulitan.

Pada pemanfaatannya data spasial yang diolah dengan menggunakan komputer (data spasial digital) menggunakan model sebagai pendekatannya. Terdapat dua model dalam data spasial, yaitu model data raster dan model data vektor. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, selain itu dalam pemanfaatannya tergantung dari masukan data dan hasil akhir yang akan dihasilkan. Model data tersebut merupakan representasi dari obyek-obyek geografi yang terekam sehingga dapat dikenali dan diproses oleh komputer.

Dengan teknologi yang semakin maju makin banyak software yang dapat membantu mempermudah pekerjaan, contoh salah satunya adalah software yang dapat membantu dibidang Geodesi. Software tersebut misalnya adalah AutoCAD Land Dekstop 2009 dan Surfer. Kedua software tersebut banyak membantu pekerjaan dibidang Geodesi, dan penggunaannya tergantung dari kebutuhan. Surfer merupakan software yang dapat membantu pembuatan peta kontur secara 3D. 1.2 Tujuan

Tujuan dari serangkaian praktikum pemetaan digital adalah:

1. Mahasiswa dapat menggunakan software AutoCAD untuk aplikasi di bidang geodesi.

2. Mahasiswa dapat melakukan rubbersheet pada softcopy peta dalam format JPG

3. Mahasiswa dapat melakukan digitasi pada peta yang telah di rubbersheet

4. Mahasiswa dapat membuat peta cross section dan long section dari suatu panjang jalan.

5. Mahasiswa dapat menghitung volume menggunakan software Surfer dan AutoCAD.1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dari praktikum pemetaan digital adalah:

1. Bagaimana cara mengaplikasikan software AutoCAD pada bidang Geodesi?

2. Bagaimana teknik rubbersheet softcopy peta secara benar?

3. Bagaimana cara digitasi peta yang benar menggunakan software AutoCAD?

4. Layer apa saja yang perlu untuk didigitasi?

5. Bagaimana cara menyatukan digitasi layer serta digitasi kontur menjadi satu peta yeng terkolaborasi?

6. Bagaimana cara membuat peta cross section dan long section sebuah jalan?

7. Bagaimana cara menghitung volume menggunakan software Surfer dan AutoCAD?BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 PetaPeta adalah gambar dari sebagian atau seluruh permukaan bumi atau alam yang digambarkan pada bidang datar dengan skala tertentu dan dalam sistem koordinat yang telah ditentukan. Peta mempunyai beberapa fungsi diantaranya yaitu memperlihatkan posisi horisontal dan vertikal, memperlihatkan ukuran, memperlihatkan bentuk dan menghimpun dan menseleksi. Peta juga mempunyai beberapa kegunaan diantaranya adalah pada perencanaan peletakan bangunan-bangunan fisik (jalan, gedung, jembatan, dam, pelabuhan), peletakan mesin-mesin berat, pematokan (staking out) yaitu merealisasikan gambar di peta untuk diukur di lapangan, hitungan volume dan luas, tata ruang (RTRW, RDTRK, RTRK).

Beberapa komponen kelengkapan peta yang secara umum banyak ditemukan pada peta misalnya adalah: Judul : Mencerminkan isi sekaligus tipe peta. Penulisan judul biasanya di bagian atas tengah, atas kanan, atau bawah.

Legenda : Legenda adalah keterangan dari simbol-simbol yang merupakan kunci untuk memahami peta.

Orientasi/tanda arah : Pada umumnya, arah utara ditunjukkan oleh tanda panah ke arah atas peta

Skala : Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Skala ditulis di bawah judul peta, di luar garis tepi, atau di bawah legenda. Skala dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Skala angka. Misalnya 1: 2.500.000. artinya setiap 1 cm jarak dalam peta sama dengan 25 km satuan jarak sebenarnya.

2. Skala garis. Skala ini dibuat dalam bentuk garis horizontal yang memiliki panjang tertentu dan tiap ruas berukuran 1 cm atau lebih untuk mewakili jarak tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta.

3. Skala verbal, yakni skala yang ditulis dengan kata-kata.

Simbol : Peta Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan bumi yang terdapat pada peta kenampakannya, jenis-jenis simbol peta antara lain:

1. Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional

2. Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data yang berhubungan dengan jarak

3. Simbol area, digunakan untuk mewakili suatu area tertentu dengan simbol yang mencakup area tertentu

4. Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.

5. Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya.

6. Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam bentuk prosentase.

7. Simbol bola, digunakan untuk menyatakan volume, makin besar simbol bola menunjukkan volume semakin besar dan sebaliknya makin kecil simbol bola berarti volume semakin kecil.

Warna Peta : Warna peta digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan bumi.

Tipe Huruf (Lettering) : Lettering berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada.

Garis Astronomis : Garis astronomis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah yang dibentuk secara berlawanan arah satu sama lain sehingga membentuk vektor yang menunjukan letak astronomis.

Inset : Inset adalah peta kecil yang disisipkan di peta utama. Macam-macam inset antara lain:

1. Inset penunjuk lokasi, berfungsi menunjukkan letak daerah yang belum dikenali

2. Inset penjelas, berfungsi untuk memperbesar daerah yang dianggap penting

3. Inset penyambung, berfungsi untuk menyambung daerah yang terpotong di peta utama

Garis Tepi : Garis tepi peta merupakan garis untuk membatasi ruang peta dan untuk meletakkan garis astronomis, secara beraturan dan benar pada peta.

Sumber dan Tahun Pembuatan : Sumber peta adalah referensi dari mana data peta diperoleh.

Garis Lintang dan Garis Bujur : Garis lintang adalah garis yang melintang dari arah barat - timur atau dari arah timur - barat Garis bujur adalah garis yang membujur dari arah utara - selatan atau selatan - utara.

Peta juga digolongkan berdasarkan beberapa hal yaitu macam, skala, dan sifat. Berdasarkan macamnya peta digolongkan menjadi peta garis dan peta foto. Peta garis adalah peta yang dibuat dari pengukuran langsung dilapangan, kemudian dihitung dan disajikan dalam bentung plotting pada kertas dengan skala tertentu. Sedangkan peta foto adalah peta yang didapat dari survei atau pemotretan udara pada suatu daerah dengan aturan fotogrametris tertentu. Penggolongan peta berdasarkan skala dibedakan menjadi:

Peta skala kecil View Quick Section. Anda kemudian akan diminta untuk select polyline. Pilihlah si garis kuning Alignment anda tadi. Lalu Enter.

Masih dalam Quick Section Viewer, anda bisa mengubah tampilan Section anda dengan mengklik menu Section > View Properties sehingga muncul Quick Section Properties yang menungkinkan anda untuk mengubah Grid Setting, color Setting, dan Surface Color Setting.

Jangan dulu di Close, sekarang kita masukkan Section tersebut ke dalam drawing.Klik menu Utilities > Import Quick Section. Perhatikan Command Prompt anda, Tekan Enter. Lalu untuk Description for section Ketikkan LongSection lalu Enter.

Kliklah di sembarang titik di bagian atas kontur yang kosong sebagai Insertion Point. Kemudian Enter lagi. Lalu Close lah window Quick Section Viewer anda.

Maka Section yang tadi telah anda buat sekarang telah terimport ke dalam drawing. Tinggal melengkapi dengan garis2 Gridnya. Masuklah ke menu Terrain > Sections > Grid for Section. Tekan Enter.

Lalu klik Long Section anda di bagian text (yang ada tulisannya DATUM ELEV).

Tentukan spasi vertikal (Elevation increment) dan spasi horizontal (Offset increment) gridnya. Pada Elevation Increment ketikkan 5 dan pada Offset Increment ketikkan 20. Lalu tekan Enter.

Maka tampilan Long section anda akan lebih informatif dan ciamik dengan grid. Seperti gambar di bawah.

Demikianlah, dengan menggunakan proses yang sama kita bisa membuat Cross Section (potongan melintang) di sepanjang alignment. Long dan Cross section sangat esensial keberadaannya untuk proyek2 infrastruktur seperti jalan raya dan railway. Dalam Plan, diatas original ground (kontur) kita menentukan jalur (Alignment) yang akan dilewati track jalan atau railway. Nah, dengan adanya long section kita bisa tau bagaimana bentuk topografi di sepanjang jalur tersebut. Nampak dari samping dan hanya di jalur tersebut. Long section tersebut juga kemudian membantu kita menentukan bagaimana nantinya bentuk vertical alignment (naik turunnya track) yang akan dibangun.Vertical Alignment akan berpengaruh pada banyaknya galian dan timbunan.2.7 Perhitungan Volume

Perhitungan volume bisa menggunakan beberapa software seperti AutoCAD Map 3D dan Surfer. Autocad sudah dijelaskan diatas.

Surfer adalah salah satu perangkat lunakyang digunakan untuk pembuatan petakontur dan pemodelan tiga dimensi yangberdasarkan pada grid. Perangkat lunak inimelakukan plotting data tabular XYZ takberaturan menjadi lembar titik-titik segiempat (grid) yang beraturan. Grid adalahserangkaian garis vertikal dan horisontalyang dalam Surfer berbentuk segi empatdan digunakan sebagai dasar pembentukkontur dan surface tiga dimensi. Garisvertikal dan horisontal ini memiliki titik-titikperpotongan. Pada titik perpotongan inidisimpan nilai Z yang berupa titik ketinggianatau kedalaman. Gridding merupakanproses pembentukan rangkaian nilai Z yangteratur dari sebuah data XYZ. Hasil dariproses gridding ini adalah file grid yangtersimpan pada file .grd. Surfer tidak mensyaratkan perangkat keras ataupun sistem operasi yang tinggi.

Untuk Langkah-langkah Menghitung Volume menggunakan Surfer Yaitu :1. Membuka Software Surfer 11.Klik Surfer 11

2. Memasukkan Point Koordinat yang sudah diketahui, memasukkan Data Bottom atau top, sesuai keinginan.

Klik file-open-Top Data

3. Menyimpan Point dengan Format DAT (*.dat)

Klik file-Save as- Format DAT (*.dat )- OK

4. Menampilkan Grid Report dengan menu Grid- data mengubah data column.5. Menyimpan Grid Report, Klik File-save as-Format RTF-OK6. Menampilkan Kontur dengan Menu Map-new-Kontur Map.

7. Melakukan Boundary Pada kontur yang akan dihitung Volumenya.

Klik Contour Top Data yang ada di Object Manager- klik Kanan-Digitize- Boundary Daerah Yang diinginkan.

8. Menyimpan Digitize Coordinat, klik File- save as- format Type bln OK.

9. Menghitung Volume.

Klik Grid- Volume- Pilih File Top Data ( Grid )- Open- Grid Volume- OK.10. Menyimpan Hasil Perhitungan Volume.

Klik File- Save as- Format RTF- OK.

Untuk Langkah-Langkah Menghitung Volume menggunakan Autocad Land Desktop 2009 Yaitu :

1. Membuka Software Autocad Land Desktop 2009.

2. Mengimport Point yang sudah diketahui, Bottom data atau Top data terlebih dahulu, sesuai Keinginan.

Klik Points- Import/Export Point- Impor Point.

3. Membuka File, Open File- Pilih data ( pilih Format PENZD )- add Point Group- OK.

4. Membuat Surface, Klik menu Terrain- Terrain Model Explorer- pilih folder terrain- Klik Surface- pilih Point file- Klik Kanan- add Point from Autocad Object- pilih Point.5. Mengeblok Point, blok point yang ada di layer- enter- Build Surface-1 OK.

6. Menampilkan Kontur, klik Terrain- Create Kontur- Style Manager- Contour Manager- Apply.7. Setelah surface 1 (existing) dan Surface 2 (Pengukuran) dibuat, maka kita tentukan dulu stratumnya. Jika belum ada buat stratumnya dengan klik menu Terrain > Select Current Stratum.

8. Pilih Surface 1 (existing) dan Surface 2 (Pengukuran).

9. Klik OK. Kemudian untuk menentukan batasan penghitungan volume Klik menu Terrain > Site Definition > Define Site.10. Untuk menghitung volume cut and fill klik Terrain > Grid Volume > Calculate Total Site Volume. Setelah muncul kotak dialog Site Volume Librarian, pilih nama site volume.

11. Klik Ok. Lalu akan muncul kotak dialog Grid Volume Setting.12. Klik OK. Lalu ketik nama data Volume.

13. Klik OK. Kemudian beri nama surface untuk hasil penghitungan volumenya. Untuk melihat hasil penghitungan volume klik menu Terrain > Terrain Model Explorer.

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada Praktikum Pemetaan Digital adalah sebagai berikut:

1. Laptop2. Mouse

3. Software AutoCAD Land Dekstop 2009

4. Software Surfer 115. Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000 Lembar A1408-424 WONOSOBO

3.2 Prinsip Kerja Alat

Pada praktikum Pemetaan Digital (dari modul 1-3) software yang digunakan adalah AutoCAD Land Dekstop 2009, dan Surfer. Penjelasan dari AutoCAD Land Dekstop 2009 sudah dijelaskan pada Bab 2. Prinsip Kerja AutoCAD Land Dekstop 2009

Pada prinsipnya software ini menjalankan perintah dengan memanggil perintah pada comand, atau menekan tombol pada Toolbar sesuai dengan perintah yang diinginkan. Setelah kita menginstal software AutoCAD Land Dekstop 2009, untuk membuat sebuah project maka langkah awalnya adalah sebagai berikut:

1. Membuat Project, nama folder sesui dengan kebutuhan.

2. Load Setting disesuaikan kebutuhan.

3. Unit sesuiakan dengan gambar.

4. Scale disesuaikan kebutuhan.

5. Zone juga disesuaikan kebutuhan, maka klik finish.

6. Setelah setting awal dilakukan maka AutoCAD bisa digunakan sesuai kebutuhan dan bisa diginakan untuk menjalankan perintah-perintah yang diperlukan.

Prinsip kerja Surfer

1. Sistem operasi dan perangkat keras.

Surfer tidak mensyaratkan perangkat kerasataupun sistem operasi yang tinggi. Olehkarena itu surfer relatif mudah dalamaplikasinya. Surfer bekerja pada sistemoperasi Windows 9x dan Windows NT. Berikut adalah spesifikasi minimal untukaplikasi Surfer: Tersedia ruang untuk program minimal4 MB. Menggunakan sistem operasi Windows9.x atau Windows NT. RAM minimal 4 MB.

Monitor VGA atau SVGA.

2. Pemasangan program surfer (instal) Masukkan master program Surferpada CD ROM atau media lain. Buka melalui eksplorer dan klikdobel pada Setup. Surfer menanyakan lokasipemasangan. Jawab drive yangdiinginkan. Jawab pertanyaanselanjutnya dengan Yes.

3. Lembar Kerja SurferLembar kerja Surfer terdiri dari tigabagian, yaitu:

Surface plot, Worksheet, Editor.

a. Surface plot

Surface plot adalah lembar kerja yangdigunakan untuk membuat peta atau filegrid. Pada saat awal dibuka, lembar kerjaini berada pada kondisi yang masihkosong. Pada lembar plot ini petadibentuk dan diolah untuk selanjutnyadisajikan. Lembar plot digunakan untukmengolah dan membentuk peta dalam duadimensional, seperti peta kontur, dan petatiga dimensional seperti bentukan mukatiga dimensi. Lembar plot ini menyerupai lembar layout dimana operator melakukan pengaturanukuran, teks, posisi obyek, garis, danberbagai properti lain. Pada lembar ini puladiatur ukuran kertas kerja yang nanti akandigunakan sebagai media pencetakan peta.

Gambar 3.1: Surface Plot

b. Worksheet

Worksheet merupakan lembar kerja yangdigunakan untuk melakukan input data XYZ.Data XYZ adalah modal utama dalampembuatan peta pada surfer. Dari data XYZini dibentuk file grid yang selanjutnyadiinterpolasikan menjadi peta-peta konturatau peta tiga dimensi.Lembar worksheet memiliki antarmuka yanghampir mirip dengan lembar kerja MSExcel. Worksheet pada Surfer terdiri darisel-sel yang merupakan perpotonganbaris dan kolom. Data yang dimasukkandari worksheet ini akan disimpan dalam file.dat.

Gambar 3.2: Work Sheet

c. Editor

Jendela editor adalah tempat yangdigunakan untuk membuat atau mengolahfile teks ASCII. Teks yang dibuat dalamjendela editor dapat dikopi dan ditempeldalam jendela plot. Kemampuan inimemungkinkan penggunaan sebuahkelompok teks yang sama untukdipasangkan pada berbagai peta. Jendela editor juga digunakan untukmenangkap hasil perhitungan volume.Sekelompok teks hasil perhitungan volume file grid akan ditampilkan dalam sebuahjendela editor. Jendela tersebut dapatdisimpan menjadi sebuah file ASCII denganekstensi .txt.

4. GS Scripter

GS Scripter adalah makro yang dapatdigunakan untuk membuat sistemotomasi dalam surfer. Denganmenggunakan GS Scripter ini tugas-tugasyang dilakukan secara manual dapat diringkas menjadi sebuah makro. Makro dariGS Scripter ini mirip dengan interpreterbahasa BASIC. Makro disimpan dalamekstensi .bas.

5. Simbolisasi peta

Simbolisasi digunakan untuk memberikanketerangan pada peta yang dibentuk padalembar plot. Simbolisasi yang digunakanberupa simbol point, garis, ataupun area,serta teks. Simbolisasi yang ada padapeta ini memungkinkan peta yangdihasilkan surfer dapat dengan mudahdibaca dan lebih komunikatif.

6. Editing peta kontur

Editing peta kontur dimaksudkan untukmendapatkan bentuk peta kontur yangsesuai dengan syarat-syarat pemetaantertentu ataupun sesuai dengan keinginanpembuat peta. Beberapa hal yangberkaitan dengan hal ini misalnya adalahpenetapan nilai kontur interval (IntervalContour), labelling garis indeks, kerapatanlabel, pengubahan warna garis indeks,pengaturan blok warna kelas ketinggianlahan, dan lain-lain. Gambar berikut adalah contoh penggunaankontur interval yang berbeda dari sebuahpeta kontur yang sama.

Gambar 3.3: Editing Peta KonturSecara umum, pengaturan kontur intervalmengikuti aturan berikut:Kontur Interval = 1/2000 x skala peta dasarJadi jika menggunakan dasar denganskala 1: 50.000 maka seharusnya konturinterval peta adalah 25 meter. Beda tinggiantar garis kontur tersebut terpaut 25meter. Seandai peta dasar tersebutdiperbesar menjadi skala 1: 25.000, makakontur intervalnya pun juga harus diubahmenjadi 12,5 meter.

7. Overlay peta kontur

Overlay peta kontur dimaksudkan adalahmenampakkan sebuah peta kontur dengansebuah data raster, atau sebuah petakontur dengan model tiga dimensi. Overlayini memudahkan analisis sebuah wilayahdalam kaitannya dengan kontur atau bentukmorfologi lahan setempat.

8. Penggunaan peta dasar Peta dasar yang digunakan pada Surferdapat berasal dari peta-peta lain ataupundata citra seperti foto udara ataupun citrasatelit. Peta dasar tersebut dinamakan BaseMap. Proses kedua ini sering disebut denganistilah grid-ding. Proses griddingmenghasilkan sebuah file grid. File griddigunakan sebagai dasar pembuatan petakontur dan model tiga dimensi. Berikutadalah diagram alur secara garis besarpekerjaan dalam Surfer.

Gambar 3.4: Penggunaan Peta Dasar3.3 Pembagian Kerja Kelompok

Titik Wijayanti:

1. Praktikum modul 1 (mendigit Landcover Pemukiman,sungai, kantor administrasi, batas administrasi)2. Praktikum modul 2 (Mendigit sebagian kontur minor)3. Praktikum modul 3 (Membuat penampang melintang)4. Praktikum Modul 45. Membuat Laporan

Nana Erfiana:

1. Praktikum modul 1 (mendigit Landcover pekebunan, persawahan)

2. Praktikum modul 2 (Mendigit sebagian kontur minor dan memasukkan elevasi)3. Praktikum modul 3 (membuat penampang memanjang)

4. Praktikum modul 4

5. Membuat Laporan

I Gede Awantara:

1. Praktikum modul 1 (mendigit kontur mayor dan memasukkan elevasi)2. Praktikum modul 2 (Melakukan Boundary dan hatch peta dan finishing, ,e,buat frame peta)3. Praktikum modul 3 (Keterangan peta, frame, finishing)

4. Praktikum modul 45. Membuat Laporan

BAB IV

HASIL DAN ANALISA

4.1Hasil Praktikum

Dalam praktikum Pemetaan Digital Modul 1, untuk melakukan digitasi peta, langkahnya adalah sebagai berikut:

Sebelum melakukan rubbersheet peta, pastikan hard copy peta RBI skala 1:25000, sudah discan dengan baik dan benar sehingga didapatkan softcopy yang benar untuk bisa di rubbersheet dan didigitasi.

Rubber Sheet Peta

1. Membuka program AutoCAD Land Dekstop 20092. Memasukkan gambar peta3. Mengatur koordinat dengan rubbersheet-Menulis perintah adersheet-klik base ponit(reference ponit), minimal 3 buah titik. titik point dipilih dipojok-pojok peta, dima koordinat yang ditulis (x,y) adalah koordinat UTM yang tercantum pada masing-masing peta.

-kemudian klik Enter - Select (s)->All (all) - Enter (e) - Zoom (z) - Extents (e).

-Untuk mengecek rubbersheet sudah benar, arahkan pointer pada pojok-pojok peta, apakah hasil yang ada sudah sama dengan koordinat yang tercantum pada peta.

Gambar 4.1 : Peta yang akan di rubber sheet

Pembuatan Layer Digitasi

1. Tulis perintah layer-maka akan secara otomatis menampilkan layer properties manager.2. Pada layer properties manager bisa diatur nama layer, warna, jenis garis, ketebalan garis, maka digitasi pada sebuah layer bisa langsung dilakukan ketika menggunakan pointer.

3. Untuk membuat layer lain, lakukan hal yang sama.

4. Jika ingin mendigit suatu layer, jangan lupa untuk mengaktifkan layer yang diinginkan, dan jangan sampai tertukar.

Gambar 4.2 : Pembuatan Layer Baru

Digitasi Land Cover

1. Tentukan terlebih dahulu land vover apa saja yang akan di digit, seperti garis kontur, sawah, perkebunan, jalan, sungai, pemukiman dan lain sebagainya.2. Buatlah layer dari masing-masing landcover, dan jika akan mendigit salah satu land cover maka aktifkan terlebih dahulu layernya.

3. Setelah mengaktifkan salah satu layer, mulailah dengan mendigit salah satu landcover, dan usahakan antara land cover haruslah berbeda warnanya.

4. Lakukan hal yang sama pada setiap land cover

5. Gunakan tool Polyline pada Toolbar untuk mendigit objek yang diinginkan.

6. Untuk land cover yang saling bertampalan, gunakan hanya satu garis kemudian nanti bisa di boundary. 7. Jika pada sebuah peta, digitasi landcover sudah selesai, lakukan boundary untuk menentukan batas gambar yang di digit.

Gambar 4.3 : Digitasi Land Cover dan Batas Administrasi

Gambar 4.4: Boundary dan Hatch objek

Gambar 4.5 : Hasil Akhir Digitasi Peta RBI Wonosobo

Digitasi Kontur1. Lakukan hal yang sama dengan digitasi landcover, yaitu pembuatan layer kontur minor dan kontur mayor.

2. Untuk mempermudah digitasi kontur, matikan semua layer.

3. Untuk mendigit kontur bedakan antara kontur mayor dan kontur minor. Mendigit kontur bisa menggunakan perintah polyline. Jangan lupa untuk mem boundary daerah yang akan didigit konturnya.4. Sambunglah garis kontur yang di digit terputus-putus dengan perintah join. hal ini akan mempermudah pada saat memasukkan elevasi setiap kontur.

Gambar 4.6: Digitasi Kontur

Gambar 4.7 : Pengisian Elevasi Kontur

Gambar 4.8 : Hasil Akhir Kontur Peta RBI Wonosobo

Pembuatan GridGrid ini hanya akan muncul untuk surface (Terrain) atau kontur saja. proses pembuatan grid biasanya dilakukan pada finishing drawing yang akan mempermudah pembacaan gambar nantinya. Jika ada beberapa surface dalam file yang dibuat maka dimatikan semua kecuali surface yang akan dikasih grid. langkahnya adalah sebagai berikut:1. Masuk ke menu Terrain > Surface Display > Grid of 3D Faces2. Masukkan Rotation angle. Bila tidak ada rotasi, masukkan 0, atau langsung Enter.3. Masukkan Grid base point. klik di titik yang berada paling pojok kiri bawah dari surface.

4. Tentukan ukuran M size. M ini pada koordinat kartesian adalah X. tentukan jarak grid X nya. misal 50, lalu Enter.5. Tentukan Upper Right Corner. klik pada titik pada surface yang berada paling ujung di kanan atas.

6. Akan muncul tampilan pertanyaan Change the size or rotation of grid/grid squares (Yes/No). kalau tidak ada yang dirubah ketik no, lalu enter.

7. Akan muncul tampilan pertanyaan Erase old grid layer (Yes/No), ketik yes jika akan menghapus grid layer sebelumnya, dan jika tidak maka klik no lalu enter. 8. Akan muncul tampilan pertanyaan Erase old skirt layer (Yes/No), tekan yes lalu enter.

Perlu Diingat1. Untuk mengakhiri digitasi Tekan tombol Esc/Enter pada keyboard.

2. Untuk membatalkan digitasi Tekan ctrl + Z pada keyboard.

Dalam praktikum Pemetaan Digital Modul 2 dalam pembuatan Cross Section dan Long Section , yang harus dilakukan adalah:

1. Membuka program AutoCAD Land Dekstop 20092. Membuka file peta yang sudah didigit sebelumnya (Peta RBI WONOSOBO Skala 1:25000)3. Mendigit Jalan Arteri Sepanjang 15 Km dan dibuat cross sectionnya setiap 1 km4. Membuat long dan cross sectionnya dengan perintah polyline kemudian cross sectionnya dibuat dengan membagi tiap 1 km dari long section dengan perintah devide. 5. Untuk mendapatkan long dan cross profil digunakan menu View Quick Secton.

6. Kemudian diatur tampilannya sesuai dengan frame yang ditentukan.

Gambar 4.9 : Membuat Cross dan Long Section Jalan Arteri sepanjang 15 Km.

Gambar 4.10 : Penampang Cross Section

Gambar 4.11 : Membuat Penampang Long Section.

Gambar 4.12 : Hasil Akhir Peta Long dan Cross Section

Dalam Praktikum Modul 4 menghitung Cut and Fill ( volume ) menggunakan Software Surfer 11 dan Autocad Land Desktop 2009.Untuk langkah menghitung Volume menggunakan Software Surfer 11 yaitu :

11. Membuka Software Surfer 11

Gambar 4.13 : Membuka Software Surfer 11

12. Memasukkan Point Koordinat yang sudah diketahui.

Gambar 4.14 : Mengimport Poin

13. Menyimpan Point dengan Format DAT (*.dat)

Gambar 4.15 : Menyimpan Point dengan format DAT data (*.dat)

14. Menampilkan Kesalahan Grid dengan menu Grid- data mengubah data column, kemudian Ok, maka akan Muncul Jendela seperti berikut.

Gambar 4.16 : Mengetahui kesalahan Grid15. Menampilkan Kontur dengan Menu Map-new-Kontur Map.

Gambar 4.17 : Menampilkan kontur16. Jika Ingin Membuat Cross dan Long Section maka menu Map-klik kanan-digitize dan digit Peta sesuai keinginan.

Gambar 4.18 : Mendigit Kontur17. Jika ingin Menampilkan Peta lebih menarik dengan tampilan 3 Dimensi

Gambar 4.19 : Menampilkan permukaan 3 Dimensi ( 3 D )18. Menghitung Volume menggunakan Menu Grid-Volume-pilih file (Grid).

Gambar 4.20 : Menampilkan Volume dari Grid19. Untuk Bottom Data menggunakan Langkah yang sama seperti Top Data.

Untuk menghitung Volume ( Cut and Fill ) menggunakan Software Autocad, Langkahnya yaitu :

1. Mengimpor titik XYZ :

Sebelum mengimpor titik, kita harus memiliki data posisi 3D berupa data format .txt. Kemudian lakukanlah beberapa langkah sebagai berikut : Buat layer baru untuk titik-titik hasil pengukuran kita.

Klik menu Points > Import/Export Points > Import Points.

Tentukan pula susunan dari data koordinat tersebut pada kotak format sesuai dengan data susunan koordinat kita.

Gambar 4.21 : Mengubah Format menjadi PENZD

Klik OK, kemudian akan keluar kotak dialog COGO Database Import Properties.

Gambar 4.22 : COGO Database Import Properties. Klik OK. Lalu atur tampilan pada hasil plotting dengan menu Point > Edit Point > Display Propertis.

Gambar 4.23 : Display Propertis Klik OK, dan akan tampil sebagai berikut

Gambar 4.24 : menampilkan Point Koordinat2. Membuat Kontur

Langkah berikutnya adalah membuat kontur dengan cara menampilkan kontur yaitu klik Terrain- Create Kontur- Style Manager- Contour Manager- Apply.

3. Menghitung Volume

AutoCAD Land Dekstop 2009 menggunakan prinsip kalkulasi selisih dua permukaan/surface yang berbeda sebagai konsep perhitungan volume di software tersebut. Oleh karena itu, kita bisa menghitung volume dari suatu model terrain dengan langkah pengerjaan sebagai berikut : Buatlah satu layer baru untuk mendefinisikan surface kedua kita.

Klik menu Points > Create Points > Manual.

Definisikan titik-titik perencanaan tersebut mulai dari nama titik hingga tinggi titik (tinggi titik rencana).

Buatlah batas (boundary) untuk area rencana pekerjaan kita.

Masukkan nilai rencana ketinggian (elevation) pada area tersebut dengan memberikan nilai rencana ketinggian pada batas (boundary) tersebut dengan cara pilih menu Terrain > Contour Utilities > Edit Elevation

Buatlah surface untuk titik-titik perencanaan dimana langkahnya sama dengan langkah membuat surface Pengukuran diatas Hasil Akhir MODUL 1

Gambar 4.25 : Hasil Akhir Digitasi Peta RBI Wonosobo Hasil Akhir MODUL 2

Gambar 4.26 : Hasil Akhir Kontur Peta RBI Wonosobo

Hasil Akhir MODUL 3

Gambar 4.27 : Long dan Cross Section Stasiun 0, 1, 2

Gambar 4.28 : Long dan Cross Section Stasiun 2, 3, 4

Gambar 4.29 : Long dan Cross Section Stasiun 4, 5, 6

Gambar 4.30 : Long dan Cross Section Stasiun 6, 7, 8

Gambar 4.31 : Long dan Cross Section Stasiun 8, 9, 10

Gambar 4.32 : Long dan Cross Section Stasiun 10, 11, 12

Gambar 4. 33 : Long dan Cross Section Stasiun 12, 13, 14

Gambar 4.34 : Long dan Cross Section Stasiun 14, 15

Hasil Akhir MODUL 4

Menghitung Volume menggunakan Surfer 11

a. Top Data.

Grid Volume Computations

Wed Jan 01 17:12:53 2014

Upper Surface

Grid File Name: E:\KULIAH\semester 5\Petal\Top Data.grd

Grid Size: 100 rows x 77 columns

X Minimum:356670.382

X Maximum:356924.538

X Spacing:3.3441578947371

Y Minimum:9919153.694

Y Maximum:9919484.256

Y Spacing:3.3390101009999

Z Minimum:49.675924582343

Z Maximum:68.546821629507

Lower Surface

Level Surface defined by Z = 0

Volumes

Z Scale Factor:1

Total Volumes by:

Trapezoidal Rule:4704800.7550161

Simpson's Rule:4704787.5113877

Simpson's 3/8 Rule:4704737.7781092

Cut & Fill Volumes

Positive Volume [Cut]:4704801.7137585

Negative Volume [Fill]:0

Net Volume [Cut-Fill]:4704801.7137585

Areas

Planar Areas

Positive Planar Area [Cut]: 84014.315671748

Negative Planar Area [Fill]: 0

Blanked Planar Area: 0

Total Planar Area: 84014.315671748

Surface Areas

Positive Surface Area [Cut]: 85510.846027869

Negative Surface Area [Fill]: 0

b. Bottom Data.

Grid Volume Computations

Tue Dec 31 22:13:22 2013

Upper Surface

Grid File Name: E:\KULIAH\semester 5\Petal\Bottom Data.grd

Grid Size: 100 rows x 48 columns

X Minimum:356751.888

X Maximum:356887.074

X Spacing:2.8762978723414

Y Minimum:9919191.317

Y Maximum:9919478.806

Y Spacing:2.9039292929299

Z Minimum:48.314440875481

Z Maximum:57.530937039499

Lower Surface

Level Surface defined by Z = 0

Volumes

Z Scale Factor:1

Total Volumes by:

Trapezoidal Rule:1970454.3446871

Simpson's Rule:1970437.4615782

Simpson's 3/8 Rule:1970432.8146584

Cut & Fill Volumes

Positive Volume [Cut]:1970456.4565386

Negative Volume [Fill]:0

Net Volume [Cut-Fill]:1970456.4565386

Areas

Planar Areas

Positive Planar Area [Cut]: 38864.487954021

Negative Planar Area [Fill]: 0

Blanked Planar Area: 0

Total Planar Area: 38864.487954021

Surface Areas

Positive Surface Area [Cut]: 38946.348789056

Negative Surface Area [Fill]: 0

Menghitung volume dengan Autocad Landesktop 2009

Gambar 4.35 : Hasil Akhir perhitungan Volume menggunakan Autocad Land Desktop 20094.2 Analisis Hasil

Analisa dari serangkaian praktikum pemetaan digital adalah :

1. Ketika proses scanning dilakukan, perlu menentukan tingkat kedalaman image, diukur dengan nilai dpi (dot per inch). Semakin besar nilai dpi maka semakin jelas image yangdihasilkan. Nilai minimal dpi adalah 300. Pada peta RBI yang kami scan nilai dpi adalah 600.2. Rubber sheet pada peta, dilakukan sesempurna mungkin sehingga koordinat yang digunakan untuk digitasi mendekati koordinat yang sebebnarnya pada peta.3. Wilayah wonosobo sebagian besar tutupan lahannya adalah daerah persawahan dan lahan kosong

4. Wilayah Wonosobo merupakan daerah Gunung Sindoro, sehingga konturnya sangat rapat, dengan ketinggian yang sangat bervariasi.

5. Pada daerah Wonosobo lahan terluas adalah Tegalan/Ladang.6. Di Daerah Wonosobo, mempunyai nilai Kontur tertinggi yaitu 3050 Meter.

7. Long section di ukur dari jalan arteri sepanjang 15 Km, dan Cross section diukur sepanjang 1 Km ke kanan dan kiri jalan.8. Kalau dilihat dari tampilan penampang memanjang dan melintangnya menunjukkan bahwa daerah Wonosobo adalah daerah pegunungan yang memiliki kontur yang relatif rapat.9. Terdapat pada tampilan penampang dan melintang memiliki elevasi nol karena ada beberapa kontur yang tidak terbaca elevasinya

10. Jumlah cross section kurang dari 15 dikarenakan ada beberpa cross section yang salah karena konturnya ada yang tidak terbaca elevasinya, atau ada elevasi kontur yang double.11. Menghitung Volume dengan Surfer lebih mudah dari pada menggunakan Autocad.12. Hasil perhitungan volume dengan Surfer

Bottom Data yaitu memiliki :

X Minimum:356751.888

X Maximum:356887.074

X Spacing:2.8762978723414

Y Minimum:9919191.317

Y Maximum:9919478.806

Y Spacing:2.9039292929299

Z Minimum:48.314440875481

Z Maximum:57.530937039499

Dan Besar Cut and Fill adalah :

Positive Volume [Cut]:1970456.4565386

Negative Volume [Fill]:0

Net Volume [Cut-Fill]:1970456.4565386

Sedangkan Untuk Top Data memiliki :

X Minimum:356670.382

X Maximum:356924.538

X Spacing:3.3441578947371

Y Minimum:9919153.694

Y Maximum:9919484.256

Y Spacing:3.3390101009999

Z Minimum:49.675924582343

Z Maximum:68.546821629507

Dan Besar Cut and Fill adalah :

Positive Volume [Cut]:4704801.7137585

Negative Volume [Fill]:0

Net Volume [Cut-Fill]:4704801.7137585

13. Hasil perhitungan dengan Autocad Site Volume Table: Unadjusted

Cut Fill Net

Method

=============================================================Site: volawan

Stratum: awan surface1 surface2

1947 0 1947 (C) Grid 14. Hasil perhitungan volume antara surfer dan autocad memiliki hasil yang berbeda karena ada perbedaan perataan daerah atau interpolasi yang berbeda.15. Perbedaan hasil perhitungan volume yang besar dikarenakan perhitungan volume dengan autocad menggunakan data existing top dan planning bottom atau sebaliknya, sedangkan surfer hanya memakai salah satu data top atau bottom sebagai existingnya dan planningnya kita inputkan sendiri.BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan1. Pembuatan peta tutupan lahan dibutuhkan ketelitian dan ketekunan ketika melakukan digitasi pada setiap layernya.2. Pembuatan peta kontur diperlukan ketekunan dalam melakukan digitasi. 3. Pembuatan panampang memanjang dan melintang harus memasukkan elevasi dari tiap-tiap kontur, sehingga mempermudah hasilnya.

4. Metode perhitungan volume lebih mudah menggunakan software Surfer dari pada menggunakan Autocad.5. Perbedaan hasil perhitungan volume yang besar dikarenakan perhitungan volume dengan autocad menggunakan data existing top dan planning bottom atau sebaliknya, sedangkan surfer hanya memakai salah satu data top atau bottom sebagai existingnya dan planningnya ditentukan sendiri.5.2 Saran

1. Gunakan softcopy peta yang jelas sebelum dilakukan digitasi (dpi nya harus sesuai standar).2. Lakukan Rubbersheet peta secara benar3. Pembuatan layer landcover harus dilakukan satu orang saja, sehingga ketika disatukan tidak terjadi garis yang saling bertumpukan(bertampalan) , sehingga mempermudah saat akan melakukan boundary.

4. Memasukkan elevasi pada kontur dilakukan bersamaan dengan pendigitan kontur sehingga tidak membuang-buang waktu, jangan lupa untuk menggabungkan garis kontur yang putus-putus sehingga mempermudah memasukan elevasi.

5. Untuk menghitung Volume sebaiknya menggunakan Autocad meskipun lebih rumit, karena dengan menggunakan Autocad titik-titik koordinat di Boundary, sehingga hasilnya akan lebih teliti.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ssg-surfer.com/ssg/detailed_description.php?products_id=135#Contour_Maps, diakses pada tanggal 25 Desember 2013 pukul 12.34 WIBhttp://hendriwibowo.wordpress.com/2009/05/14/how-to-work-with-land-desktop-tutorial-membuat-long-dan-cross-section/, di akses tanggal 25 Desember 2013 pukul 13.04 WIBhttp://geoexpose.blogspot.com/2013/04/tutorial-autodesk-land-desktop-import.html, diakses pada tanggal 25 Desember 2013 pukul 13.27 WIBhttp://id.wikipedia.org/wiki/Peta_tematik diakses pada tanggal 30 Desember 2013 pukul 11. 40 WIBhttp://id.wikipedia.org/wiki/Peta_topografi diakses pada tanggal 30 Desember 20131 pukul 11:54 WIBLampiran 1PETA RBI WONOSOBO

Lampiran 2

Data Volume

Menghitung Volume menggunakan Surfer 11

a. Top Data.

Grid Volume Computations

Wed Jan 01 17:12:53 2014

Upper Surface

Grid File Name: E:\KULIAH\semester 5\Petal\Top Data.grd

Grid Size: 100 rows x 77 columns

X Minimum:356670.382

X Maximum:356924.538

X Spacing:3.3441578947371

Y Minimum:9919153.694

Y Maximum:9919484.256

Y Spacing:3.3390101009999

Z Minimum:49.675924582343

Z Maximum:68.546821629507

Lower Surface

Level Surface defined by Z = 0

Volumes

Z Scale Factor:1

Total Volumes by:

Trapezoidal Rule:4704800.7550161

Simpson's Rule:4704787.5113877

Simpson's 3/8 Rule:4704737.7781092

Cut & Fill Volumes

Positive Volume [Cut]:4704801.7137585

Negative Volume [Fill]:0

Net Volume [Cut-Fill]:4704801.7137585

Areas

Planar Areas

Positive Planar Area [Cut]: 84014.315671748

Negative Planar Area [Fill]: 0

Blanked Planar Area: 0

Total Planar Area: 84014.315671748

Surface Areas

Positive Surface Area [Cut]: 85510.846027869

Negative Surface Area [Fill]: 0

b. Bottom Data.

Grid Volume Computations

Tue Dec 31 22:13:22 2013

Upper Surface

Grid File Name: E:\KULIAH\semester 5\Petal\Bottom Data.grd

Grid Size: 100 rows x 48 columns

X Minimum:356751.888

X Maximum:356887.074

X Spacing:2.8762978723414

Y Minimum:9919191.317

Y Maximum:9919478.806

Y Spacing:2.9039292929299

Z Minimum:48.314440875481

Z Maximum:57.530937039499

Lower Surface

Level Surface defined by Z = 0

Volumes

Z Scale Factor:1

Total Volumes by:

Trapezoidal Rule:1970454.3446871

Simpson's Rule:1970437.4615782

Simpson's 3/8 Rule:1970432.8146584

Cut & Fill Volumes

Positive Volume [Cut]:1970456.4565386

Negative Volume [Fill]:0

Net Volume [Cut-Fill]:1970456.4565386

Areas

Planar Areas

Positive Planar Area [Cut]: 38864.487954021

Negative Planar Area [Fill]: 0

Blanked Planar Area: 0

Total Planar Area: 38864.487954021

Surface Areas

Positive Surface Area [Cut]: 38946.348789056

Negative Surface Area [Fill]: 0

Hasil perhitungan dengan Autocad

Site Volume Table: Unadjusted

Cut Fill Net

Method

=============================================================

Site: volawan

Stratum: awan surface1 surface2

1947 0 1947 (C) Grid Kelompok 3 Kelas B

Anggota:

Titik Wijayanti 3511100005

Nana Erfiana 3511100006

I Gede Awantara 3511100009

Dosen Pengampu : Agung Budi C. ST, MSc, DEA.

7