ISI LAPORAN

download ISI LAPORAN

of 24

Transcript of ISI LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang Peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia pada dasarnya sudah besar sejak dulu. Namun demikian sejak krisis ekonomi melanda Indonesia, peranan UKM meningkat dengan tajam. Data dari Biro Pusat Statistik1 (BPS). menunjukkan bahwa persentase jumlah UKM dibandingkan total perusahaan pada tahun 2001 adalah sebesar 99,9%. Pada tahun yang sama, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh sektor ini mencapai 99,4% dari total tenaga kerja. Demikian juga sumbangannya pada Produk Domestik Bruto (PDB) juga besar, lebih dari separuh ekonomi kita didukung Oleh produksi dari UKM (59,3%). Data-data tersebut menunjukkan bahwa peranan UKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan

menghasilkan output. DiIndonesia, jumlah UKM hingga 2005 mencapai 42,4 juta unit lebih. Jumlah tersebut bukan merupakan angka yang kecil bagi kita. Hal itu menunjukkan bahwa minat usaha dari masyarakat kecil di Indonesia sangatlah besar. Pada tahun 2008 hingga 2013, kota Bandung oleh British Council dijadikan proyek percontohan sebagai creative city di kawasan Asia Pasifik. Sebuah kota yang memang secara budaya berhasil dibangun citranya oleh komunitas kreatif berbasiskan independen. Bandung juga merupakan kota yang kontribusinya tertinggi terhadap pertumbuhan industri kreatif di Indonesia. Seperti yang dikemukakan oleh Mentri Perdagangan Mari Elka Pangesti dalam seminar Cetak Biru Industri Kreatif di JCC Jakarta pada 4 Juni 2008 lalu. Beliau memaparkan tiga kota itu yakni Bandung, Jawa Tengah, dan Bali. Sejak tahun lalu, Bandung telah memiliki road map industri kreatif. Dari industri kreatif inilah terbentuk sebuah usaha kecil yang berlanjut menengah sehingga tergolong pada UKM. Oleh karena itu kami sangat tertarik untuk melakukan observasi penelitian pada salah satu untuk meneliti lebih jauh tentang UKM tersebut. sebagai salah satu sektor yang dapat membangun perekonomian di indonesia sekarang ini. salah1

satunya kami akan melakukan observasi di provinsi Jawa Barat tepatnya di Kota Bandung yang kita ketahui bahwa Bandung merupakan kota kreatif yang begitu beranekaragam budaya dan industri kreatif terutama adalah kuliner. untuk itu kami memilih objek penelitian dengan mengobservasi salah satu UKM di bidang usaha kuliner disana yaitu yaitu Rumah Makan Bebek Garang.

1.2 Rumusan Masalah "Bagaimana penjelasan mengenai perkembangan dan kronologis UKM Rumah Makan Bebek garang "

1.3 Tujuan Penelitian Seperti yang telah diuraikan pada pertanyaan penelitian, yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Secara umum untuk member basis kompetensi untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan untuk melaksanakan observasi dan menyajikan dalam bentuk laporan. Secara khusus 1. 2. 3. 4. Untuk mengetahui company profile Untuk mengetahui legalitas usaha Untuk mengetahui sistem manajerial Untuk mengetahui sistem pengembangan usaha

1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas pengganti UAS pada mata kuliah Manajemen Usaha Kecil Menengah di Jurusan Manajemen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

2

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi peneliti Dapat memberikan pemahaman lebih banyak tentang kondisi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) saat ini. Menerapkan disiplin ilmu yang telah didapat dari observasi. Menambah keterampilan dalam melaksanakan observasi melalui

interview guide dan menyajikan dalam bentuk laporan ilmiah. 2. Bagi Prodi Manajemen UIN Sunan Gunung Djati Bandung Menjadi referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang relevan. Sebagai sarana untuk mengevaluasi sejauh mana sistem pendidikan yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 3. Bagi Rumah Makan Bebek Garang Memperkenalkan Rumah Makan Bebek Garang pada masyarakat. Memberikan referensi bagi perusahaan dalam mengelola usaha yang efektif.

1.5 Metode Penelitian Metode merupakan cara yang dilakukan oleh peneliti untuk membahas masalah-masalah yang dihadapi agar dapat dipecahkan dengan tepat. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.[1] Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan data kualitatif yaitu peneliti akan dibantu informan yang langsung berada di lokasi penelitian dengan melakukan kegiatan observasi dan wawancara.

1

(Sugiyono, 2007:1).

3

1.5.1 Penentuan Data dan Sumber Data Menurut Lofland (1984 : 47) dalam Moleong (2007 :157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian kualitatif, sumber data disebut informan dan berfungsi sebagai subjek penelitian. Adapun Sumber data yang diperoleh terdiri dari : a. Data primer Data yang diperoleh langsung melalui wawancara dengan responden informan dengan menggunakan panduan wawancara (interview guide). Kata-kata dan tindakan para informan merupakan sumber data utama. b. Data Sekunder Merupakan data yang berasal dari sumber tertulis yang dapat diperoleh dari dokumen dokumen perusahaan yang dimiliki Rumah Makan Bebek Garang yang berguna bagi penelitiam, studi pustaka atau referensi lainnya.

1.5.2 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk memperoleh data dan informasi terdiri dari dua bagian yaitu Data dari Manusia dan Non Manusia adalah sebagai berikut : Data Dari Manusia a. Observasi Yaitu pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengkodean serangkain perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme sesuai dengan tujuan empiris (Rakhmat,2002:26). Dalam hal ini, penulis melakukan pengamatan di Rumah Makan Bebek Garang.

4

b. Wawancara Pada dasarnya berupa usaha menggali keterangan atau informasi dari orang lain, informasi itu bisa berupa pendapat, kesan, pengalaman, pikiran dan sebagainya. (Ardianto, 2003:132). Proses interaksi dan komunikasi langsung yang dilakukan untuk memperoleh keterangan yang lebih mendalam berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan diajukan kepada pihakpihak yang berwenang dalam penelitian ini. Dan peneliti melakukan wawancara di Rumah Makan Bebek Garang, yang diwawancarai antara lain adalah Manajer Marketing Rumah Makan Bebek Garang Ibu Tira Tiara.

Data Non Manusia a. Studi Kepustakaan Teknik ini berupa pencarian dan pengumpulan data-data yang diambil dari buku-buku ilmiah dan sumber referensi lainnya yang memiliki keterkaitan dan hubungan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menambahkan beberapa data yang perlu diperjelas dan akan digunakan sebagai landasan teori sebagai pendukung teoritis dalam permasalahan yang peneliti angkat. b. Dokumen dokumen Perusahaan c. Rekaman

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian di Rumah Makan Bebek Garang bertempat di Jalan Sulanjana 19 Bandung pada tanggal 5 November 2011.

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian UKM Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Terdapatnya Keragaman Pengertian UKM yang dijelaskan dari berbagai definisi yaitu sebagai berikut : 1. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 Pengertian Usaha Kecil Menengah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. 2. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Pengertian Usaha Kecil Menengah: Berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang. 3. Berdasarkan Keputuasan Menteri Keuangan Nomor

316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 Pengertian Usaha Kecil Menengah: Didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan usaha yang mempunyai penjualan atau omset per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau asset atau aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari : - Bidang usaha ( Fa, CV, PT, dan koperasi )

6

- Perorangan ( Pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa ) 4. Menurut UU No 20 Tahun 2008 Pengertian Usaha Kecil Menengah: Undang undang tersebut membagi kedalam dua pengertian yakni Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 ratus juta rupiah).

(dua milyar lima

Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut : Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.2 Klasifikasi UKM Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok yaitu : 1. Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima 2. Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan

7

3.

Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor

4.

Fast Moving Enterprise, merupakam UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB)

2.3 Undang-Undang dan Peraturan Tentang UKM Berikut ini adalah list beberapa UU dan Peraturan tentang UKM 1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil 2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan 3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil 4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah 5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan 6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah 7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan 8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara 9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

2.4 Kinerja UKM di Indonesia UKM di negara berkembang, seperti di Indonesia, sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat

8

kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan perdesaan, serta masalah urbanisasi. Perkembangan UKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalahmasalah tersebut di atas. Karakteristik UKM di Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh AKATIGA, the Center for Micro and Small Enterprise Dynamic (CEMSED), dan the Center for Economic and Social Studies (CESS) pada tahun 2000, adalah mempunyai daya tahan untuk hidup dan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kinerjanya selama krisis ekonomi. Hal ini disebabkan oleh fleksibilitas UKM dalam melakukan penyesuaian proses produksinya, mampu berkembang dengan modal sendiri, mampu mengembalikan pinjaman dengan bunga tinggi dan tidak terlalu terlibat dalam hal birokrasi.

2.5 Peranan UKM Peranan UKM menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen: 1. Departeman Perindustrian dan Perdagangan 2. Deparetemen Koperasi dan UKM Namun demikian usaha pengembangan yang dilaksanakan belum, terlihat hasil yang memuaskan, kenyataanya kemajuan UKM masih sangat kecil dibandingkan dengan usaha besar. Kegiatan UKM meliputi berbagai kegiatan ekonomi, namun sebagian besar berbentuk usaha kecil yang bergerak disektor pertanian. UKM juga mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karna itu selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga juga berperan dalam pendistribusian hasil hasil pembangunan. Kebijakan yang tepat untuk mendukung UKM seperti: Perizinan Tekhnologi

9

Struktur Manajeman Pelatihan Pembiayaan

2.6 Permasalahan yang dihadapi oleh UKM Permasalahan yang dihadapi oleh UKM antara lain meliputi sebagai berikut : Faktor Internal : a) Kurangnya permodalan-permodalan meruapakan factor utama yang

diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup. b) Sumber Daya Manusia yang terbatas Keterbatasan SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh pada manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang secara optimal. c) Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Usaha Kecil Jaringan usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi rendah maka produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif. Faktor Eksternal : a) Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif dengan kebijaksanaan Pemerintah untuk menumbuhkembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Terlihat dari masih terjadinya persaingan yang kurang sehat antara pengusahapengusaha kecil dan pengusaha besar.

10

b) Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usaha. c) Terbatasnya akses pasar Akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapt dipasarkan secara kompetitif baik dipasar nasinal maupun iternasional.

2.7 Upaya untuk Pengembangan UKM Perlu diupayakan hal-hal berikut : a. Penciptaan iklim usaha yang kondusif Mengusahakan keamanan berusaha dan ketentraman serta penyederhanaan prosedur perizinan usaha, keringanan pajak dsb. b. Perlindungan usaha jenis jenis tertentu Terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatakan perlindungan dari pemerintah baik melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah. c. Mengembangkan Promosi Untuk lebih mempercepat kemitraan antara UKm dengan usaha-usaha besar.

2.8 Peran Usaha Kecil dan Menengah Peranan UKM dalam perekonomian tradisional di akui sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi UKM terhadap lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi pedesaan dan sebagai penggerak peningkatan ekspor manufaktur atau nonmigas. pengembangan UKM : Fleksibilitas dan adaptabilitas UKM dalam memperoleh bahan mentah dan peralatan. Relevansi UKM dengan proses-proses desentralisasi kegiatan ekonomi guna menunjangnya integritas kegiatan pada sektor ekonomi Terdapat beberapa alasan pentingnya

11

yang lain. Potensi UKM dalam menciptakan dan memperluas lapangan kerja. Peranan UKM dalam jangka panjang sebagai basis untuk mencapai kemandirian pembangunan ekonomi karna UKM umumnya diusahakan pengusaha dalam negeri dengan menggunakan kandungan impor yang rendah.

12

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN / OBSERVASI

4.1

Gambaran Umum RM Bebek Garang

Nama perusahaan ini adalah Bebek Garang Bebek Garang (Segar Merangsang) merupakan restoran bebek yang mempunyai kelas dan keunggulan tersendiri. Bebek Garang merupakan rumah makan yang menyajikan berbagai variasi menubebek sebagai menu utama dan menu pendamping lain, sehingga rumah makan ini dapat menjadi tempat santai/nongkrong bagi keluarga, komunitas, ataupun remaja. Dari segi produk, dikedepankan kualitas dan variasi produk. Bebek Garang punya berbagai macam menu bebek dengan bahan dasar rempah-rempah yang unik dan komersil. Produk daging bebek juga diturunkan menjadi produk lini kedua melalui pancake bebek dan omelet bebek. Untuk menu pendamping, Bebek Garang memiliki berbagai menu ayam, pancake, omelet, batagor, sosis, risoles, sayuran, menu dessert serta berbagai jenis minuman. Sebagai pelengkap dari konsep rumah makan ini, Bebek Garang menyertakan jasa internet gratis, majalah dan komik jaman dulu, dan berbagai mainan jaman dulu seperti halma, monopoli, ludo, dan ular tangga. Selain memberikan manfaat sebagai tempat makan, Bebek Garang juga bermanfaat sebagai tempat berkumpul, bermain, dan bersantai. Bekerja pun dapat dilakukan disini dengan menggunakan fasilitas free wi-fi. Dengan konsep ini, Bebek Garang memposisikan diri sebagai rumah makan bebek yang unggul dan juga tempat nongkrong bagi konsumennya. Rumah Makan Bebek Garang beralamatkan di : Jln. Braga 34 Bandung (022-4209835)13

Jln. Sulanjana 19 Bandung (022-91179167) Jln. Cibabat 419, Kota Cimahi (022-92979283) Jln. Riau (RE. Martadinata) 114 Bandung (022-4204336) Strait Kitchen A.09 Lt. 2 BSM Bandung(022-93395050)

4.2

Sejarah Pendirian RM Bebek Garang Bebek Garang membuka outlet pertamanya di Jalan Dago Bandung

dengan konsep pujasera pada tanggal 26 Juli 2008. Setelah itu Bebek Garang sempat berpindah lagi sebelum menempati outlet permanen pertamanya di Jalan Sulanjana 19 dan kemudian di Jalan Braga 34. Performa dua outlet di Bandung yang sangat baik menjadi pendorong bagi kami untuk terus memperluas jangkauan pasar melalui penambahan jumlah outlet dengan target mencapai seluruh Indonesia. Kedua outlet ini saat ini memiliki omset rata-rata 4,4 juta dan 5,5 juta per harinya. Pada Januari 2011 ini Bebek Garang juga membuka cabang baru di Kota Cimahi. Banyaknya permintaan dari sesama pebisnis, investor, ataupun konsumen untuk membuka cabang baru dengan sistem

waralaba/franchise Bebek Garang artikan sebagai : 1. Peluang untuk mempercepat penetrasi pasar melalui pembukaan outlet-outlet baru 2. Membuka peluang bagi masyarakat luas untuk turut serta memiliki bisnis ini

4.3

Karakter Bisnis Rumah Makan Bebek Garang

Sebagai rumah makan bebek, keunggulan yang akan selalu dihadirkan di setiap bisnis dan outlet ini adalah sebagai berikut : Konsep rumah makan sebagai tempat makan dan juga tempat nongkrong. Konsep tempat nongkrong diwujudkan melalui bacaan,mainan, internet, dan juga dekorasi Keunikan bisnis melalui keunikan nama , logo, dan tagline yang catchy, penamaan menu (Bebek 70, Grinpis, Debus), dekorasi tempat yang bernuansa 90an

14

Bentuk Promo yang unik melalui facebook dan twitter ataupun berbagai jenis offline marketing. Bentuk promo offline seperti flyers dan iklan radio juga dilakukan secara berkala

dengan konsep yang seunik/secatchy mungkin. Promo online melalui facebook dantwitter ditujukan untuk mendekati pasar secara personal.

Contoh Flyers Bebek Garang

Inovasi yang berkelanjutan. Produk yang bervariasi, pesaing, dan selera pasar mengharuskan kami untuk selalu mengevaluasi kinerja dan selalu berinovasi dengan produk, pelayanan, dan kinerja lini bisnis yang lain

Program evaluasi berkala. Evaluasi terhadap kinerja perusahaan selalu kami lakukan disetiap bulannya untuk terus meningkatkan kualitas dan performa penjualan

15

4.4

Aspek Keuangan RM Bebek Garang

INVESTASI AWAL Franchise Fee Initial Fee (90-120 juta, tergantung kebutuhan) Sewa Tempat 1 tahun TOTAL NILAI INVESTASI Proyeksi Pemasukan dan ROI Asumsi Normal Jumlah penjualan siang (porsi)/hari Jumlah penjualan malam (porsi)/hari Jumlah penjualan delivery (porsi)/hari Jumlah total porsi/hari Jumlah hari buka/bulan Harga transaksi per porsi Omset per Bulan PENGELUARAN Bahan baku 60% Gaji Pegawai 10% Biaya Operasional 3,8% Penyusutan Sewa Tempat Royalty Fee 5% TOTAL PENGELUARAN Net Profit 21,20% Return of Investment Rp72.000.000 Rp12.000.000 Rp4.560.000 Rp1.000.000 Rp5.000.000 Rp6.000.000 Rp100.560.000 Rp19.440.000 11 bulan 80 70 10 160 30 Rp25.000 Rp120.000.000 Rp20.000.000 Rp120.000.000 Rp60.000.000 Rp200.000.000

16

4.5

Pemasaran RM Bebek Garang

Target Pasar Yang menjadi target pasar dalam memasarkan produk Bebek Garang adalah seluruh masyarakat yang menggemari kuliner bebek panggang baik itu masyarakat lokal ataupun masyarakat yang berada diluar daerah Bandung. Bentuk Promosi Promosi yang dilakukan oleh Bebek Garang menggunakan media internet yaitu dengan membuat bisnis secara online melalui social network. Selain itu, promosi secara langsung pun dilakukan yaitu dengan promosi lewat mulut ke mulut. Pemasaran Sistem pemasaran menggunakan pelayanan langsung di outlet dengan konsep siap saji dan puja sera. Sistem pemasaran yang lain adalah dengan dibukanya beberapa cabang rumah makan yang tersebar di Kota Bandung.

4.6

Pengembangan Usaha RM Bebek Garang

Peluang Usaha Untuk mempercepat perluasan jangkauan pelayanan dari Bebek Garang maka dibuka kesempatan kepada masyarakat luas untuk menjadi bagian dari Bebek Garang. Kerjasama yang ditawarkan adalah melalui sistem

waralaba/franchise. Selain itu juga membuka kesempatan untuk turut memiliki bisnis ini dengan sistem sharing kepemilikan. Keterangan lebih rinci disajikan pada tabel dibawah ini. Untuk pembukaan outlet di suatu kota, juga dibuka dapur utama sebagai tempat distribusi bahan baku, sehingga akan menghilangkan kekhawatiran franchisee terhadap kestabilan ketersediaan supplai bahan baku. Untuk tahun semester pertama di tahun 2011 ini, kesempatan waralaba masih dibatasi untuk area Jabodetabek dan Jawa Barat. Kesempatan untuk membuka outlet di daerah lain akan tetap dipertimbangkan walau belum menjadi prioritas.

17

JENIS KERJASAMABISNIS BEBEK GARANG Hal Keterangan Franchise fee Investasi awal Jangka waktu kerjasama Besar pembagian saham/bagi hasil (Bebek Garang:Investor) Diserahkan pada franchisee Pengelolaan Sepenuhnya oleh Bebek Garang Wajib melaksanakan seluruh SOP Proses evaluasi sekali dalam sebulan Radius 5 Km atau tidak saling bersaing Perlindungan Area dengan outlet lain Radius 5 Km atau tidak saling bersaing dengan outlet lain 20% : 80 % dari profit atau 5% : 50% : 50% dari profit 95% dari omset Share Kepemilikan Kepemilikannya per outlet 0 Rp. 90-120 juta (tanpa biaya sewa) Tidak terbatas Franchise Kepemilikannya per outlet Rp. 20 juta/outlet Rp. 90-120 juta (tanpa biaya sewa) 5 tahun

18

Pilihan Tepat Untuk Bergabung dan Berinvestasi: Bebek Garang merupakan pelopor rumah makan bebek kelas menengah yang memposisikan diri juga sebagai tempat nongkrong Telah diliput banyak media cetak dan elektronik berskala nasional Sistem pengelolaan yang win-win (untung-untung) dan transparan Manajemen handal dan profesional Memiliki banyak prestasi dan penghargaan wirausaha muda yang juga dilakukan dalam rangka Branding Evaluasi dan inovasi terus dilakukan secara berkala Kontrol kualitas yang dilakukan di tiap tahap produksi Proyeksi ROI (Return On Investment) cepat, 1,5 tahun SOP lengkap dan mudah digunakan Pesaing masih terbatas Sistem telah teruji dan mudah diaplikasikan

Syarat Menjadi Franchisee : Menyukai bisnis kuliner/rumah makan Memiliki performa keuangan dan modal yang cukup, baik dan stabil Jujur, tekun, dan mau belajar Paham dengan detail Mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik Berkomitmen untuk turut mengembangkan Bebek Garang Memahami keuntungan dan resiko bergabung dengan bisnis Bebek Garang

Syarat Lokasi Outlet/Rumah Makan Bebek Garang : Akses menuju lokasi bagus Dekat dengan berbagai pusat kegiatan : perkantoran, kampus, pusat perbelanjaan/wisata, pusat kegiatan lainnya yang tidak bersifat musiman Mendapatkan izin prinsip dari tetangga dan pemerintah Memiliki tempat parkir yang cukup (bisa di halaman atau di pinggir jalan sepanjang tidak mengganggu lalu lintas dan mendapatkan izin tetangga) Memiliki kapasitas minimal sebanyak 50 kursi

19

Jika sewa, besar biaya sewa maksimal sekitar 100 juta/tahun Lalu lintas sekitar lokasi ramai namun tidak berkecepatan tinggi Jika di badan jalan depan lokasi terdapat feeder/pembagi jalan, harus dekat dengan tempat memutar, luas lajur jalan harus cukup lebar (2 badan mobil)

Fasilitas Yang Didapatkan Oleh Franchisee: Penilaian terhadap calon lokasi Recruitment & training karyawan Pendampingan dalam proses inisiasi s/d grand opening di bidang produksi, pengadaan, renovasi,marketing, SDM, keuangan Manual book (SOP) Software keuangan Team quality control (maintainance & monitoring) Jaminan ketersediaan bahan baku utama Promosi nasional dengan target end user Team manajemen yang solid Sistem operasional yang sudah terbukti

Fasilitas Yang Diperlukan: Lokasi Transportasi Lokal (sepeda motor)

Supporting Franchisor (Pusat): Menyediakan training karyawan/ti Menyediakan kelengkapan bisnis Menyediakan stock bahan baku utama Melaksanakan training secara berkala, baik di pusat maupun di cabang Melakukan audit control seluruh cabang Melakukan perubahan harga jual ke konsumen Melakukan kegiatan promosi nasional

Peranan Franchisee (Penerima): Mengajukan usulan lokasi tempat

20

Melakukan pengawasan harian secara menyeluruh peralatan, disiplin karyawan Bertanggung jawab atas hasil penjualan Bertanggung jawab atas biaya sewa tempat / Lokasi Melakukan promosi dengan radius 5 km dari outlet

Tahapan Menjadi Franchisee : Presentasi bisnis Bebek Garang paham dan tertarik mengenai bisnis Bebek Garang Wawancara dan mengisi form aplikasi. Jika disepakati, dilanjutkan ke : Pencarian calon lokasi. Jika calon franchisee telah menemukan alternative lokasi maka dilanjutkan ke : Survei Lokasi. Jika lokasi belum cocok maka dicari lokasi lain. Jika lokasi sudah cocok maka dilanjutkan ke : Komitmen dan persiapan teknis : Pembayaran Commitment Fee (100% franchise fee dan 20% initial fee) Perancangan dan presentasi time schedule persiapan sampai dengan grand opening Penandatanganan kontrak kerjasama Pembayaran sisa initial fee 80% Persiapan (+/- 1 bulan) Perijinan Renovasi dan kelengkapan usaha Pelatihan manajemen dan karyawan Soft Opening (1 minggu) 4.7 Grand Opening Bentuk Badan Hukum Privasi 4.8 Tenaga Kerja Awal tenaga kerja yang ada di RM Bebek Garang 10 orang yang sekarang di tiap outlet 17 orang yang terbagi pada 2 shift.

21

BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab III, maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut : 1. Pendirian Rumah Makan Bebek Garang berawal dari usaha pribadi yang berskala kecil menggunakan gerobak, yang kemudian berkembang dengan hadirnya investor-investor dan sistem serta strategi bisnis yang inovatif. Dengan modal dasar jiwa entreprenership yang dimiliki oleh pendiri Bebek garang. 2. Promosi yang dilakukan oleh bagian pemasaran merupakan salah satu bentuk keseriusan dalam menjalankan usaha di bidang kuliner khususnya makanan olahan daging bebek yang terbukti sudah memiliki beberapa outlet di berbagai tempat di Kota Bandung. 3. Rumah Makan Bebek Garang dijalankan dengan menggunakan sistem yang berlandaskan atas system franchise. 4. Keberhasilan yang diraih oleh Rumah Makan Bebek Garang tidak lepas dari kerjasama antara para pemilik perusahaan dengan para investor serta entrepreuneur dalam mengembangkan usahanya.

4.2 Saran 1. Untuk Rumah Makan Bebek Garang Dengan jumlah outlet yang sudah tersebar di Kota Bandung, perluasan pemasaran ke luar Kota Bandung perlu dilakukan. Mengingat Bebek Garang sudah terkenal di Indonesia melalui wisata kulinernya. Untuk menambah palayan terhadap konsumen, sebaiknya menyediakan layanan delivery agar menambah mutu pelayanan RM Bebek Garang.

22

2. Untuk Peneliti selanjutnya yang bermaksud mendalami permasalahan yang sama dalam pengetahuan Usaha Kecil Menengah (UKM), tidak dilakukan pada satu daerah saja melainkan dapat melakukan keluar daerah, sehingga dapat melakukan penelitian dengan iklim pengetahuan yang berbeda, serta menerapkan semangat jiwa haus akan ilmu.

23

DAFTAR PUSTAKA

-

http://economy.okezone.com/read/2011/07/27/320/484884/ukm-janganditarik-pajakunit

-

http://id.wikipedia.org/wiki/Usaha_Kecil_dan_Menengah. Catatan perkuliahan Manajemen Usaha Kecil Menengah, smester V, Jurusan Manajemen, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Sunan Gunung Djati

24