isi laporan
-
Upload
faisal-williams -
Category
Documents
-
view
250 -
download
3
Transcript of isi laporan
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di
berbagai bidang dewasa ini, maka bidang pertanian sebagai tulang punggung
kehidupan harus mampu berkembang melebihi bidang-bidang lain. Untuk itu
diperlukan sarjana-sarjana pertanian yang tidak hanya mempunyai kemampuan
intelektual saja melainkan juga terampil dan mampu mengembangkan
profesinya.Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan suatu program yang dapat
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melatih kemampuan profesinya
di lapangan.
Mahasiswa sebagai calon sarjana diharapkan mampu memiliki keterampilan
dan mampu mengembangkan keahlian dan profesinya untuk terjun ke dunuia
kerja dan masyarakat, oleh karena itu mahasiswa harus diberikan kesempatan
untuk melatih keterampilan dan kemampuannya serta mengaplikasikan ilmunya di
dunia kerja dan masyarakat.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu perkuliahan bagi
mahasiswa yang terdapat dalam program Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan
bobot 4 SKS.Dalam pelaksanaannya, mahasiswa diarahkan untuk dapat
mengaplikasikan ilmu perkuliahan yang diperoleh kebidang kerja yang sesuai
dengan bidang kajian atau program studi yang dipahaminya. PKL dilaksanakan di
instansi pemerintah atau perusahaan yang telah direkomendasikan oleh
Universitas Andalas, Padang.
Praktek kerja lapangan (PKL) merupakan salah satu program yang dapat
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di atas, sehingga PKL wajib dilaksanakan
oleh Mahasiswa Program Studi Teknik pertanian Universitas Andalas Padang
sejak tahun 1998. Diharapkan dengan adanya program ini dapat menghasilkan
sarjana-sarjana yang terampil, relevan dengan pembangunan dan dapat
memecahkan masalah secara sistematis, serta dapat meningkatkan kemampuan
profesi dan pengetahuan dan menyesuaikan kurikulum perguruan tinggi dengan
tuntutan perkembangan IPTEK. Semakin kompleksnya aktifitas manusia,
2
kebutuhan akan makanan dan bahan pangan juga meningkat maka diperlukan
teknologi untuk meningkatkan hasil pangan dalam waktu yang cepat.
Teknologi merupakan salah satu cara yang dihasilkan dari berbagai
pengetahuan dan disiplin ilmu. Penerapannya dapat berupa alat, mesin ataupun
teknik pelaksanaannya.Untuk meningkatkan pendapatan petani maka dilakukan
teknologi, baik pada tahap budidaya maupun pengelolaannya.Teknologi yang
tepat guna yang dapat diterapkan secara efektif, efesien dan sederhana pada
petani.Hal ini dapat menunjang kegiatan pertanian dalam meningkatkan hasil
produksi, mempersingkat waktu kerja, dan mengurangi biaya pengerjaannya dan
terutama sekali meningkatkan pendapatan petani.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1. Mengetahui efisiensi mesin pemanen padi tipe mower.
2. Mengetahui efektifitas dari mesin pemanen padi tipe mower.
3. Untuk mengetahui cara pengoperasian dari mesin pemanen padi tipe
mower.
4. Manajemen dan mesin pertanian diperlukan untuk meningkatkan
produktifitas lahan dan tenaga kerja.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan PKL adalah :
1. Diharapkan dapat memberikan rekomendasi mengenai penggunaan mesin
pemanen padi tipe mower.
2. Mendapatkan informasi teknis tentang kapasitas mesin.
3. Dapat mengetahui sejauh mana mesin pemanen padi tipe mower dapat
digunakan dan kemungkinan penyebarannya ke petani sehingga dapat
mempercepat proses pemanenan padi.
4. Mahasiswa mampu mengenali dan memahami prinsip kerja dan perilaku
teknis dari Mesin pemanen.
3
1.4 Gambaran umum BPTP Sumatera Barat
1.4.1 Sejarah Tempat PKL (BPTP).
Berawal pada tahun 1952 di desa Sukarami Kabupaten Solok didirikan
suatu stasiun penelitian kecil yang disebut Balai Penyelidikan Teknik Pertanian
yang berada di bawah Balai Penyelidikan Pertanian Bogor. Tugas utama stasiun
ini adalah melakukan penelitian yang direncanakan di Bogor untuk daerah
Sumatera Barat.
Pada tahun 1962 stasiun ini berganti nama menjadi perwakilan Kebun
Percobaan Sumatera Barat dan lokasinya pindah ke Bandar Buat, Padang. Tugas
utamanya melaksanakan penelitian yang direncanakan di Bogor. Tahun 1968
namanya berubah lagi menjadi Lembaga Pusat Penelitian Pertanian (LP3)
Perwakilan Sumatera Barat. Pada tahun 1980 lembaga ini secara resmi
dinamakan Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukarami, namun lokasinya masih
di sekitar Bandar Buat. Pada tahap ini perencanaan kegiatan penelitian sudah
dilaksanakan oleh balitan sukarami dengan arahan dari Puslitbangtan. Hal ini
karena pembangunan fasilitas yang mulai sejak tahun 1979 belum selesai.
Baru pada tahun 1983 balai ini secara fisik pindah ke Sukarami sesuai
dengan namanya waktu itu. Melalui Surat Keputusan Pertanian nomor
789/Kpts/OT.210/12/94 tanggal 13 Desember 1994, dibentuk Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Sukarami. Namun sekarang namanya telah diubah
menjadi”Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat”.
1.4.2 Ruang Lingkup Kegiatan.
Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Petanian nomor
789/Kpts/OT.210/12/94 tanggal 13 Desember 1994, wilayah kerja BPTP
Sukarami meliputi dua provinsi yaitu Sumatera Barat dan Bengkulu. Berdasarkan
Surat Keputusan tersebut, fungsi BPTP Sumatera Barat adalah:
a) Penelitian Komoditas pertanian spesifik lokasi
b) Pengujian dan perakitan teknologi Pertanian tepat guna spesifik lokasi.
c) Penyampaian umpan balik untuk penyempurnaan penelitian pertanian.
d) Penyampaian paket hasil pengujian dan perakitan sebagai bahan materi
4
penyuluhan pertanian.
e) Pelayanan teknik pengkajian teknologi pertanian.
f) Urusan tata usaha balai.
Sebagai unit kerja yang berlokasi di daerah BPTP Sumatera Barat akan
Dikembangkan menjadi salah satu sumber data dan informasi pertanian, sehingga
dapat memberikan masukan kepada pemerintah dalam perencanaan dan
pengelolaan pembangunan pertanian di wlayah Sumatera Barat dan Bengkulu.
1.4.3 Program BPTP
Program penelitian dan pengkajian BPTP Sumatera Barat berpedoman
kepada kebijakan umum dan Departemen peran dan kebijaksanaan pembangunan
pertanian Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu. Sebagai salah satu unit
pelaksana teknis di bawah badan penelitian dan pembangunan sektor pertanian
dibidang penelitian dan pengkajian, yakni: pembangunan pertanian rakyat
terpadu, pembangunan dan pengembangan sistem usaha pertanian, dan
penganekaragaman pangan dan gizi.
Berpedoman dan mengacu kepada hal di atas maka BPTP Sumatera Barat
telah menetapkan lima program utama yang menjadi landasan dalam penyusunan
kegiatan penelitian dan pengkajian. Program utama tersebut berkaitan dengan:
o penelitian sumber daya pertanian
o Pengembangan dan pengelolaan sistem agribisnis
o Sosial ekonomi dan kelembagaan
o Pengembangan komoditas unggulan
o Alih teknologi dan jaringan informasi
1.4.4 Manajemen atau Organisai BPTP
BPTP Sumatera Barat berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Pusat Penelitian Sosial ekonomi Pertanian di Bogor dan secara
administratif operasional dikoordinasikan oleh kepala kantor wilayah Departemen
Pertanian.
5
Dalam melaksanakan tugas, kepala BPTP Sumatera Barat dibantu oleh
unit kerja struktral dan non struktural. Kelompok peneliti dan sembilan Instalasi
Penelitian dan Pengkajian Pertanian (INPPTP) serta beberapa jabatan fungsional
lainnya. Pembentukan kelompok peneliti didasarkan atas pertimbangan dan
pengkajian secara keseluruhan, terutama dalam penyiapan program dam evaluasi,
maka dibentuk koordinator program dan monitoring. INPPTP bukanlah
kelompokstruktural,tapi hanya melakukan kegiatan atau aktifitas.
1.5Waktu Pelaksanaan PKL
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat, yang terletak di Desa Sukarami,
Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten solok, Provinsi Sumatera Barat, dengan
jarak lebih kurang 40 km dari kota Padang dan 22 km dari solok. Sukarami berada
di lereng Gunung Talang dengan ketinggian lebih kurang 950 meter dari
permukaan laut. PKL selama empat minggu dari tanggal 24 Januari sampai 19
Februari 2011.PKL dilaksanakan dari tanggal 24 Januari – 19 Februari 2011. Jam
kerja dimulai dari jam 08.00 – 16.00 WIB.
6
II. UJI TEKNIS MESIN PEMANEN PADI TIPE MOWER di BALAI
PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT
2.1 Padi
Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban
manusia. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga
digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama,
yang disebut padi liar.
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah
jagung dan gandum.Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama
bagi mayoritas penduduk dunia.
Padi tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian
dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat.Padi menyukai tanah
yang lembab dan becek.Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi
dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe
padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau
Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap
kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi
mengalirkan oksigen ke bagian akar (Plantus, 2008).
Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:
Divisi Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas Monotyledonae
Keluarga Gramineae (Poaceae)
Genus Oryza
Spesies Oryza sp
Tanaman padi dapat tumbuh baik pada daerah yang berhawa panas dan
kelembapan tinggi. Di Indonesia padi ditaman di dataran rendah sampai
ketinggian 1300 m dari permukaan laut (Aksi Agraris Kanisius, 1990). Curah
7
hujan yang dibutuhkan sekitar 1500-2000 mm/tahun. Curah hujan yang cukup
akan membawa dampak positif dalam pengairan, sehingga genakan air yang
diperlukan tanaman padi dapat tercukupi.
Umur tanaman padi berbeda-beda, tergantung varietas dan keadaan iklim
tempat tumbuhnya. Umumnya di Indonesia, umur tanaman padi berkisar 120-210
hari (Darwis, 1979) cit Alfitri (2007) sebagai pengetahuan, di bawah ini diberikan
tabel umur padi sampai bisa dipanen.
Tabel 1. Jenis dan Umur Panen Padi
No Varietas Padi Umur Panen(Hari)
1 Madim 169
2 Cianjur 169
3 Shynta 148
4 Dewi Tara 148
5 Cisadane 125
6 C 4 125
7 IR 8 125
8 IR 20 120
9 IR 5 135
10 IR 22 110
11 IR 24 105
12 IR 1561 105
13 PB 5 135
14 PB 8 125
Sumber : Yandianto (2003)
2.2Pemanenan Padi Menggunakan MesinTipe Mower
Panen merupakan tahap akhir penanaman padi sawah. Bila hasil yang
diharapkan telah menjadi kenyataan, berarti buah padi sudah cukup masak dan
siap untuk dipanen/dipetik. Namun pemanenen padi harus dilakukan pada waktu
8
yang tepat, sebab ketepatan waktu memanen berpengaruh jumlah dan mutu gabah
dan berasnya. Menurut Kartasapoetra (1988).
Banyak aspek yang harus diperhatikan dalam penerapan teknologi
mekanisasi, khususnya bidang teknologi panen padi di Indonesia, antara lain
aspek teknis (teknologi itu sendiri), ekonomis, sosial budaya, dan kelembagaan
(kelompok tani dan koperasi). Dengan kondisi sosial budaya petani di Indonesia
yang heterogen, introduksi jenis teknologi/alsintan (alat mesin pertanian) harus
terus diupayakan tanpa henti, baik yang bersifat reverse engineering maupun
teknologi baru/teknologi modern, untuk mencari solusi terhadap masalah
ketahanan pangan nasional maupun lokal.
Munculnya teknologi dan bioteknologi serta sistem komputer secara
bersamaan menjanjikan kenaikan hasil produksi pertanian di masa depan yang
dapat jauh melampaui apa pun yang pernah terjadi selama ini. Pengaruh pertama
dari teknologi ini akan terlihat pada sektor pertanian dan peternakan. Karena di
bidang itulah sebagian besar penelitian telah dilakukan. Tetapi, dalam jangka
panjang pengaruh yang paling dramatis akan terjadi pada pertanian.
Mesin pemanen padi tipe mower bekerja dengan melakukan pemanenan
padi dengan cara memotong, mendorong dan merebahkan tanaman padi ke sisi
kiri operator. Mesin pemanen ini sangat potensial dalam penghematan tenaga
kerja manual pemanen dan dirancang untuk tetap dapat dioperasikan di lahan
sempit.
Mesin pemanen ini dirancang dan dimodifikasi oleh BPPMektan agar
sesuai dengan bentuk dan ukuran serta kemampuan daya beli petani
Indonesia.Sebelumnya mesin ini telah dibuat oleh Boshima BioScience
(Shenzhen) Co, Ltd. Dan telah dikembangkan di China.
Mesin pemanen padi tipe mower, merupakan satu dari sekian banyak
alternatif pilihan jenis teknologi/alsintan panen padi yang dapat
digunakan.Apabila sabit disebut sebagai alat pertanian, maka Mower disebut
sebagai mesin, karena tenaga penggeraknya enjin, yaitu enjin Bensin 2 tTk, 2 HP,
4000 rpm, berbahan bakar bensin campur. Jenis enjin yang dipakai menentukan
mahal murahnya harga mesin Mower ini.Suku cadang pisau pemotong banyak
9
tersedia di pasar.Mower juga mampu untuk panen sejenis serelia lain (jagung,
kedelai, rumput gajah, alang-alang, gandum dan sebagainya).
Gambar 1. Mesin Pemanen Padi Tipe Mower
Tabel 2. Spesifikasi Mesin Pemanen Padi Tipe Mower
Model Tasco TAC – 388S
Engine
1.Tipe
2. Displacement
3. Tenaga maksimal
4. Karburator
5. Sistem pengapian
6. Pengapian busi
7. Bahan bakar
8. Kapasitas tangki minyak
2 cycle,satu silinder, forced Air - cooled
33,8 ml
1.08 kW/4000 rpm
Float tipe
Elektronik
Champion CJ6Y
premium tambah pelumas 2 tak 25 : 1
1,2 liter
Bodi
1. Mengendalikan
2. Arah putaran pemotong
3. Dimensi
4. Berat
Batang kemudi, pinion dan roda gigi
Berlawanan – searah jarum jam
190 x 70 x 40 cm
7 kg
Sumber: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat.
10
Studi lapangan mengenai pengoperasian Mower dilakukan di Kenagarian
IV Nagari, Kecamatan Muaro Bodi, Kabupaten Sijunjung pada tanggal 14
Februari 2011 yaitu di kelompok tani ”Sopieng Indah” yang pada saat itu sedang
melakukan panen. Mahasiswa diperkenankan oleh ketua kelompok tani Sopieng
Indah mengoperasikan mower dan power thresher untuk panen sawah mereka.
Pemanenan dilakukan pada saat siang hari dan cuaca yang cerah.
Data-data yang diperoleh selama Studi lapangan di Muaro Bodi
Lahan sawah di Muaro Bodi ditanam dengan sistem tanam jajar legowo 4:1.
Setiap tiga baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua
kali jarak dalam barisan. Demikian seterusnya. Jarak tanam yang dipinggir
setengah dari jarak tanam yang ditengah.
Gambar 2. Sistem tanam jaja legowo
Untuk menghitung peningkatan populasi dengan sitem tanam jajar legowo
bisa menggunakan rumus : 100% X 1 : ( 1 + jumlah legowo). Pada system
legowo 4:1 didapat : 100% X 1 : (1 + 4) = 20%
Manfaat sistem tanam jajar legowo adalah:
o Menambah jumlah tanaman padi seperti perhitungan diatas
o Otomatis juga akan meningkatkan produksi tanaman padi
o Memperbaiki kualitas gabah dengan semakin banyaknya tanaman pinggir
o Mengurangi serangan penyakit
o Mengurangi tingkat serangan hama
o Mempermudah dalam perawatan baik itu pemupukan maupun
penyemprotan pestisida
o Menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian dalam baris
tanaman
11
Kelemahan Sistem tanam Legowo
Membutuhkan tenaga tanam yang lebih banyak dan waktu tanam yang
lebih lama pula.
Membutuhkan benih yang lebih banyak dengan semakin banyaknya
populasi.
Biasanya pada legowonya akan lebih banyak ditumbuhi rumput.
5. Kinerja mesin pangkas rumput
Uji kinerja pemangkasan rumput dilakukan pada mesin potrumBBE-01.Kinerja
mesin yang diukur adalah lebar pemangkasan (l),kecepatan maju pemangkasan
(V), luas areal yang dipangkas (A), danwaktu kerja pemangkasan (Wk).
Berikut ini adalah perhitungan KLT, KLE, dan efisiensi lapang:
a. Kapasitas lapang teoritis
Kapasitas lapang teoritis adalah kecepatan maju pemangkasan
dikalikan dengan lebar pemangkasannya.Lebar pemangkasanrumput
terlihat pada Gambar 30.Lebar pemangkasan rata-rata tiap lintasan
pangkas adalahselisih antara lebar pemangkasan dari pemangkasan
pertamasampai pemangkasan berikutnya (l2) dengan lebar
pemangkasanyang pertama (l1). Hal ini dapat dirumuskan seperti
berikut:Lebar pemangkasan (L) = l2 – l1
l1 = lebar pangkas pada lintasan pertamal2 = lebar pemangkasan pada lintasan keduav = kecepatan maju pada lintasan pangkas
Gambar 3. Lebar pemanenan
b. Kapasitas lapang efektif
Kapasitas lapang efektif (KLE) dihitung dengan cara menghitung
luas areal lapangan rumput yang dipangkas dibagidengan waktu yang
diperlukan dari awal pengoperasian mesinpemangkas sampai proses
pemangkasan selesai. Kapasitas efektiflapang (KLE) dapat dirumuskan
sebagai berikut:
12
KLE = Wk A
dimana :KLE = kapasitas efektif lapang (m2/s)A = luas areal yang dipangkas (m2)Wk = waktu kerja (jam)
Sumber: Daywin (1999)
c. Efisiensi lapang
Efisensi lapang adalah perbandingan antara kapasitas efektif lapang
dengan kapasitas lapang teoritis. Efisiensi lapang dapatdihitung dengan
cara sebagai berikut:
Efisiensi lapang = KLEx100 % KLT
Sumber: Daywin (1999)
6. Pengoperasian Mower akan lebih baik pada sistem jajar legowo karena kita
bisa membagi pemotongan berdasarkan jajar legowonya.
Tabel 3. Hasil Uji Kerja Mesin Pemanen Tipe MowerUntuk Tanaman Padi
No Parameter Uji Hasil
1. Kecepatan kerja 1,4 mtr/ detik
2. Lebar kerja 100 cm
3. Kapasitas kerja 0,5 hektar/ unit perhari
4. Kapasitas pemotongan 18 jam/ha
5. Efisiensi kerja ≥ 99 %
6. Waktu kerja 9 jam
7. Susut panen < 1 %
8. Komsumsi bahan bakar 0,6 – 0,8 lt/jam
Lokasi Kec Muaro Bodi, Kenagarian IV nagari, kabupaten SijunjungSumber: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat.
2.4 Bagian- Bagian Mesin Pemanen Padi Tipe Mower
Mesin pemanen tipe Mower buatan BPPMektan, terdiri atas :
Unit pemotong
Unit pengarah dan pendorong potongan padi
Unit stang kemudi
13
Motor penggerak (engine)
Unit transmisi
2.4.1 Unit pemotong
Gambar 4. Desain pisau pemotong
Tipe pisau : circular blade
Jumlah mata pemotong : 42 buah- bahan mata pisau : carbide tip- Ukuran (pxlxt) : 4 x 3 x 2
Kecepatanputar : 3.000 – 4.000 rpm
Diameter pisau : 250 mm
Pada saat proses pemotongan padi yang berjajar dalam rumpun dengan
jarak teratur, diperlukan gerakan dan dorongan unik, sehingga 3 atau 4 bahkan
lebih dari rumpun padi dapat terpotong dan tersusun rapi dalam satu robohan.
Gerakan tersebut adalah gerakan dorongan pisau berikut pengait pisau dan
pendorong untuk mendorong rumpun padi yang telah terpotong sehingga rumpun
padi tersebut tidak jatuh atau roboh per bulir yang dapat menyebabkan batang
padi tercecer. Kecepatan dorongan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah,
apabila terlalu tinggi mengakibatkan rumpun padi hanya roboh atau tertekuk tapi
tidak terpotong karena rumpun padi belum semua terpotong oleh ujung pisau
sudah didorong. Sedangkan apabila terlalu rendah atau pelan batang padi yang
sudah terpotong akan roboh terlebih dahulu dan tidak dapat berkumpul dengan
rumpun padi berikutnya. Berdasarkan pengalaman kecepatan dorong nilainya
untuk pemotongan empat rumpun padi dengan jarak tanam 25 cm atau setara lebar
kerja 100 cm gerakan dorongan dari awal di kanan ke kiri berkisar 0,7 sampai 1
dtk (1 – 1,4 m/detik).
14
2.4.2 Unit Pengarah Dan Pendorong Batang Padi
Gambar5. Unit Pengarah dan pendorong
Proses pemotongan pada waktu pemanenan menggunakan pisau tipe
circular diharapkan bahan yang terpotong terkumpul dan tertata dengan rapi
seperti jika menggunakan mesin panen reapper. Untuk itu dirancang bentuk
sedemikian rupa guider atau pengarah pemotongan sesuai dengan lebar atau tebal
1 rumpun ditambah jarak longgar kiri dan kanan sehingga dapat memisahkan
rumpun tanaman yang dipotong dan tidak dipotong. Pendorong rumpun padi
mempunyai desain melengkung atau cekung ini bertujuan agar mampu
menampung rumpum padi terpotong dengan tinggi bagian pendorong disesuaikan
dengan tinggi rumpun pada alur padi.
2.4.3 Unit Stang Kemudi
Gambar6. Unit stang kemudi
Pendorong batang padi
Hand grip / Throlette
Handle Bracket
Handle
15
2.4.4 Unit Motor (Engine)
Gambar7. Unit motor
Mesin pemanen padi tipe Mower yang ada di BPTP sumbar menggunakan motor
(engine) yang diproduksi Tasco dengan seri TAC – 388S yang spesifikasinya telah
diuraikan pada tabel 1.
2.4.5 Unit Transmisi
Gambar 8. Unit transmisi
2.5 Petunjuk Operasional Mesin Pemanen Padi Tipe Mower
Gear box
Cincin ring atas
Pisau pemotong berada di tengah/diantara 2 cincin, posisi di jepit
Mur pemasangan pisau
Di bawah cincin / ring bawah terdapat mur pengencang dengan ulir kiri
Cincin ring bawah
Tangki Bahan Bakar
Rangka Gendong
Air Cleaner
Karburator
Recoil Starter
16
2.5.1 Persiapan Operasi
Langkah – langkah yang perlu dilakukan agar mesin pemanen tipe mower ini siap
dioperasikan, sebagai berikut :
1. Melakukan periksaan paa semua unit mesin pemanen untuk memastikan
kondisi masing – masing unit pemotong, stang kemudi dan engine dalam
keadaan terpasang dengan baik.
2. Melakukan pengisian bahan bakar dalam keadaan mesin tidak hidup (off),
sebanyak 80 % penuh (0,8 – 1,0 lt), menyetel tuas gas (throttle) pada
kedudukan ¼ nya dari maksimum dan usahakan posisi pisau pemotong
ditempat yang paling jauh dan aman bagi operator.
3. Luruskan dan perbaiki posisi tali penggantung dan pengikat mesin
pemanen tipe mower dan periksa dudukan engine/motor penggerak jangan
sampai berubah posisi.
4. Atur ketinggian stang kemudi sesuai dengan ketinggian operator. Atur
poros lubang stang agar operator merasa nyaman dan mudah
mengendalikan stang kemudi.
5. Sebelum masin dihidupkan, periksa kembali baut dan mur tidak ada yang
kendur. Sebelum menghidupkan mesin pemanen, letakkan posisi ”throtle”
(tuas gas) pada kedudukan ¼ penuh. Karena pada posisi gas tersebut,
ketika mesin hidup belum cukup kuat untuk memutar pisau pemotong.
Selanjutnya hidupka mesin dengan menggunakan strater tali. Setelah
kondisi mesin dalam keadaan hidup (idle), maka tuas gas (throtle) sedikit
demi sikit dinaikkan dari ¼ sampai 2/3 penuh, sehingga secara perlahan –
lahan pisau npemotong mulai ikut berputar. Setelah itu hidupkan mesin
pemanen tipe mower dengan menggunakan starter tali.
6. Bagi operator yang belum berpengalaman (baru), sebelum kondisi mesin
dihidupkan, perlu melakukan latihan cara melakukan permanenan yang
dimulai dari kanan ke kiri dan sekaligus memahami prinsip kerja mesin
pemanen. Bahkan jika perlu melakukan latihan menggerakan stang kemudi
untuk mendorong jerami dari kanan ke sebelah kiri. Selanjutnya
melakukan cara mematikan mesin dengan menekan tombol off apbila
17
mesin dikehendaki untuk segera berhenti dan tunggu sesaat sampai pisau
pemotong sudah berhenti dengan sempurna.
7. Setelah putaran pisau pemotong cukup tinggi (mampu memotong batang
padi), maka mesin pemanen siap melakukan pemanenan padi. Secara
perlahan – lahan proses pemanenan dilakukan dengan gerakan atau ayunan
mesin pemanen dari kanan ke kiri ke rumpun padi, kemudian batang
pengumpan (feeder) akan mengkait rumpun padi untuk dipanen.
Bersamaan proses pemotongan berlangsung pula gerakan mesin pemanen
dari kanan ke kiri untuk meletakan padi yang sudah terpotong yang mana
padi diletakkan / direbahakan pada posisi kiri operator, sehingga tersusun
hasil potongan batang padi dalam satu baris. Setelah itu gerakan mesin
kembali ke awal atau kekanan untuk siap melakukan pemotongan rumpun
padi yang ada didepannya. Demikian proses pemanenan berlangsung
seterusnya.
8. Untuk menghadapi padi yang rebah, maka gerakan dari kanan ke kiri
dibantu gerakan operator untuk mengelilingi padi yang rebah. Gerakan
pemenenan dilakukan dari kanan ke kiri tidak perlu sampai keliling 60
kemudian kembali keposisi semula,
9. Sebelum mematikan mesin pemanen, sangat dianjurkan untuk membiarkan
mesin hidup beberapa saat pada posisi iddle, kemudian baru mesin
pemanen dimatikan dengan menekan tombol saklar posisi off.
2.5.2 Cara Pengendalian Mesin
1. Putaran enginepenggerak akan berpengaruh terhadap laju pemotongan
batang padi, rata – rata putaran engine penggerak adalah 4000 rpm.
2. Kecepatan maju pemanenan tergantung kemampuan yang berkisar antara
1,5 – 2,5 km/jam, apabila kecepatan ini kurang, akan banyak waktu yang
hilang (kapasitas kerja pemanenan rendah), namun jika terlalu cepat ada
kemungkinan batang padi tidak terpotong dan terjadi peningkatan susut
tercecer pada jerami berikut.
3. Untuk kondisi batang padi yang rebah , aturlah pemotongan berhadapan
kerebahan padi.
18
2.5.3 Gerakan Panen Padi Menggunakan Mesin Pemanen Tipe Mower
1. Pemenanan pada lahan lembek tergenang dan berlumpur dilakukan
pemotongan batang padi dengan menggunakan ketinggian pemotongan
batang 2-3 cm tehadap permukaan genangan.
2. Pada saat melakukan pemanenan padi, konsentrasi operator harus penuh
tertuju pada tegakan tanaman padi dan usahakan gerakan mesin tidak
membuat adanya butiran padi yang jatuh/ terlepas dari jerami
3. Dapat saja terjadi kondisi dimana padi tidak dapat dipanen dikarenakan
robohnya tanaman oleh angin. Oleh karena itu, lakukanlah pemanenan
untuk tanaman padi yang rebahnya tanaman tersebut.
4. Apabila putaran pisau pemotong terlalu tinggi, menyebabkan hasil
pemotongan berjalan sangat cepat dan menyebabkan pemakaian bahan
bakar yang tinggi. Pada hal ini disarankan agar mengatur kecepatan
putaran mesin sedemikian rupa, sehinggga diperoleh hasil pemotongan
yang tepat dan penggunaan bahan bakar yang lebih hemat.
5. Untuk memanen tanaman padi yang rebah, maka pemenan dilakukan
dengan cara meletakkan posisi pisau pemotong berada diatas permukaan
tanah 10 – 20 mm dan lakukan pemanenan dengan arah yang berlawanan
dengan rebahnya tanaman.
6. Dianjurkan untuk selalu melaksanakan panen manual menggunakan sabit
sebelum digunakannya mesin pemanen dan di tempat – tempat yang sulit
(pojokan) yang sulit dipanen dengan mesin pemanen padi tipe mower.
2.6 Perawatan Dan Pemeliharaan
Mesin pemanen tipe mower menggunakan motor penggerak bensin 2 tak.
Perawatan mesin harus dilakukan secara periodik. Kegiatan perawatan dan
pemeliharaan, harus sesuai dengan anjuran yang ada pada buku petunjuk untuk
merk motor yang dipakai. Secara umum lakukan hal – hal sebagai berikut :
1. Periksa baut –baut yang kendor secara periodik (sebaiknya dilakukan
secara bersamaan pada saat mencuci mesin pemanen).
2. Pergunakan bahan bakar yang berkualitas yaitu bensin campur,
perbandingan bensin dan oli 2 tak adalah 25 berbanding 1 liter. Hal
19
tersebut bertujuan agar motor tidak mudah rusak dan mempunyai umur
pakai panjang.
3. Tangki bahan bakar haru sering dikuras, agar terhindar dari adanya
kondensasi udara menjadi air di dalam tangki.
4. Bersihkan secara periodik: saringan udara, busi dan saringan bahan bakar,
sesuai petunjuk buku merk motor yang dipakai.
5. Setiap selesai bekerja mesin pemanen harus dibersihkan dan dicuci.
Selesai dicuci diberi pelumas dan gemuk di bagian yang bergterak agar
tidak mudah berkarat karena suhu udara malam hari.
Cara Menyimpan Mesin
1. Bersihkan dan cucilah mesin pemanen tipe mower secara periodik.
2. Buka semua tali penggantung dan simpan di tempat kering.
3. Simpanlah mesin pemanen di tempat kering dan bersih, selimuti mesin
agar terhindar dari debu dan terik matahari.
Tabel 4. Cara – Cara Mengatasi GangguanPada Mesin
No Masalah Sumber maslah Solusi
1.Batang padi tidak
terpotong
Tanaman padi rebah dan
rumpun tidak beraturan serta
batang pengumpan tidak
terjangkau
Lakukan pemanenan
lagi dengan arah
berlawanan terhadap
rebahnya tanaman
Arah mata pisau terbalik
Betulkan kembali
Periksa tulisan
”hadap atas”
Arah pemanenan salah
Lakukan pemanenan
denan mengelilingi
rumpun
Kecepatan putaran pisau
terlalu rendahNaikan setelan gas
2. Adanya susut panen Umur tanaman kelewatan Segera dipanen
Sumber: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat.
20
Perawatan mesin pada tahap operasi yaitu terpenuhinya persyaratan
operasi, hal ini tergantung pada spesifikasi masing-masing mesin. Secara umum
persyaratan operasi dalam penggunaan mesin pemanen tipe Moweradalah :
1. Baca buku petunjuk
Buku petunjuk dibaca secara menyeluruh sebelum penggunaan
mesin pemanen tipe Mower ini untuk pertama kalinya, perhatikan dan
pahami benar-benar penangananya.
2. Periksa mesin sebelum digunakan
Jika pemanenan sedang berlangsung maka kita harus
memperhatikan kondisi mesin karena kalau terlalu panas mesin akan
tremor dan menyebabkan kerusakan mesin.
3. Padi yang dipanen cukup kering
Kemampuan pemanenan tergantung dari kadar air tanaman padi
yang dipanen, kadar air yang tinggi membuat kesulitan dalam pemotongan
karena akan menyebabkan kerusakan serta karat pada pisau.
4. Keseragaman muatan perontokan
Memberikan muatan besar secara tiba-tiba ke dalam mesin
perontok akan menimbulkan kemacetan, menyebabkan sabuk-sabuk putus,
dan sebagainya.
5. Bersihkan secara menyeluruh mesin sebelum penyimpanan
Sisa-sisa padi dan rumput yang terpotong harus di bersihkan
karena kalau tidak akanmengakibatkan bertambahnya karat pada pisau
pemotong dan kerugian lainnya. Pisau pemotong yang berkarat akan
membuat proses pemotongan yang buruk, sehingga mesin tidak begitu
sempurna dalam memotong rumpun padi.
6. Pilihlah operator yang terampil
Operator merupakan orang yang bertanggung jawab atas pekerjaan
pemanenan.Baik buruk hasil pemanenan berada ditangan operator. Secara
rinci tanggung jawab dari operator adalah :
Menghidupkan dan mematikan mesin
Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan mesin
21
Mengatur jalannya operasi pemanenan, termasuk di dalamnya
mengatur personil atau para pekerja pembantu pengoperasian
Mengetahui seluk-beluk pemesinan dan tata cara pemanenan yang
benar.
2.7. Rancangan Mesin Pemanen Padi Tipe Mower Menggunakan
Solidwork2007
Solid Work merupakan aplikasi yang dikembangkan dalam
perlanancangan alat ataupun mesin. Salah satu hal yang bisa diterapkan dalam
penggunaan aplikasi ini adalah pembuatan rancangan alat dan mesin pertanian.
Kelebihan dari aplikasi ini adalah kita dapat melihat gambar dalam bentuk 3
dimensi dan perancangan dengan menggunakan aplikasi ini kita dapat langsung
melihat kondisi nyata dari alat dan mesin yang akan kita gambar.
Gambar 9. Perancangan mesin menggunakan solidwork 2007
Perancangan dengan aplikasi ini diawali dengan pembuatan bagian-bagian
atau part-part yang kemudian kita gabungkan dengan menggunakan teknik
asemblies. Setelah itu kita dapat langsung melihat dimana kekurangan dari alat
yang kita rancang, karena rancangan yang dihasilkan dalam bentuk 3 dimensi.
Tahapan-tahapan dalam pembuatan mesin pemanen padi tipe mower adalah
sebagai berikut :
22
Mencatat dimensi dari setiap bagian-bagian mesin pemanen padi tipe
moer.
Dimensi dari bagian-bagian alat dituangkan atau digambar kembali ke
dalam kertas mm.
Dengan dimensi yang telah digambar dikertas milimeter, lalu di gambar
(drawing) menggunakan aplikasi solid work.
Setelah selesai part-part alat digambar, part-part tersebut digabungkan
hingga menjadi satu dengan menggunakan teknik asemblies.
Setelah selesai digabungkan, mesin yang telah selesai dibuat tersebut
dipindhakan ke tahapan selanjutnya yaitu drawing.
Dengan menggunakan drawing, posisi atau kenampakan dari mesin
diatur sesuai dengan kaidah menggambar teknik, mesin diperlihatkan
dengan kenampakan tiga dimensi, tampak atas, tampak depan dan
tampak samping.
Lalu masing-masing dari part mesin dengan menggunakan teknik
drawing, dibuatkan dimensi-dimensinya serta dibuatkan nama alat,
pembuat alat, pemeriksa, skala dll.
Setelah drawing selesai, baru rancangan tersebut dicetak.
23
III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan di
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat , maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. BPTP Sumbar, sebagai lembaga pengkajian teknologi di bidang pertanian,
telah menerapkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan oleh masyarakat
2. Perancangan, penggunaan dan pemasaran alat yang dilakukan oleh BPTP
Sumbar sangat memperhatikan hal-hal dalam memajukan pertanian
khususnya di Sumatera barat.
3. Mesin pemanen padi tipe Mower dapat digunakan pada semua lahan
namun tergantung dari kemahiran pengguna alat atau operator dalam
mengoperasikan mesin pemanen padi Tipe Mower ini.
4. Dalam penggunaan mesin ini, terkhusus dilahan basah cukup sulit
dilakukan, sebab hasil potongan bisa langsung terjatuh ke lahan sawah
yang tergenangi air.
3.2 Saran
Mesin pemanen tipe Mower dapatmenekan kehilangan hasil 0,3%.Dengan
demikian, mesin sabit dapatmenjadi alternatif pilihan untukmenekan kehilangan
hasil dan diharapkanmampu diaplikasikan ditingkat petani.Pengembangan
mesinmower dalam skala luas dapatdilakukan dengan memperhatikankondisi
sosial dan kebiasaan petanimemanen padi di suatu lokasi.Panen dengan mesin
mower juga lebihcepat dibanding panen manualsehingga menurunkan biaya
panen.
Alat pemanen padi Tipe Mower yang digunakan Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Sumatera Barat ini merupakan sebuah teroboson baru dalam
hal pemanenan menggunakan tenaga mesin . Namun , mengingat bahwa operator
adalah faktor utama dalam memperoleh hasil maksimal (kecepatan kerja dan
penghematan bahan bakar) pada waktu pemanenanan , disini sangat diharapkan
operator dapat mengoperasikan alat dengan maksimal dan lancar.
24
Alat ini selain digunakan pada sektor pertanian seperti pada pemanenan
padi dan jagung namun mesin juga bias digunakan dalam sektor peternakan yaitu
penggunaannya pada pemotongan rumput gajah. Akan tetapi, pemakaian alat
pemanen tipe Mower pada rumput gajah kurang maksimal dikarenakan pendorong
yang lebih kecil dibandingkan rumpun rumput gajah.Untuk itu diperlukan
modifikasi pada pendorong, hendaknya pendorong dibuat lebih besar dari rumpun
rumput sehingga mesin bias memotongnya.
Selanjutnya dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, mahasiswa
diharapkan mempunyai ide-ide yang dapat menunjang kegiatan di tempat
PKL.Dan juga mahasiswa harus sering melakukan konsultasi dengan pembimbing
lapangan sehingga tercipta suatu komunikasi yang baik dan bisa menambah
wawasan mahasiswa tentang pengkajian teknologi pertanian.
25
DAFTAR PUSTAKA
Brush_cutter_Grass_Trimmer_Grass_Cutter_CG415.2008. Internet web
Daywin, F. S. R. G. Sitompul, Imam Hidayat. !999. Mesin-mesin Budidaya
Pertanian. IPB. Bogor.
Https//:www.tasco.com/Shoulder Brush Cutter. 2009
Purwadi, T., 1999, Mesin dan Peralatan, Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Gadjah Mada; Jogjakarta.
26