ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

69
BAB I PENDAHULUAN A. Rasional Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3) mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanah tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Pasal 2), berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, diantaranya adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas 1 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Transcript of ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

Page 1: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)

mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar

amanah tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan

nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 (Pasal 2), berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, diantaranya adalah Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah tersebut memberikan arahan

tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu:

standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

standar penilaian pendidikan.

Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut telah ditetapkan

Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi

lulusan tersebut perlu ditetapkan Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang

lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan

pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

1 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 2: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

Untuk memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi Emas Indonesia

Tahun 2045, telah ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang berbasis pada Kompetensi

Abad XXI, Bonus Demografi Indonesia, dan Potensi Indonesia menjadi Kelompok 7 Negara

Ekonomi Terbesar Dunia, dan sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia terhadap

pembangunan peradaban dunia. Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik

yang harus dipenuhi atau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis

pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran.

Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain

sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi

dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai

dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni

sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan

kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses

pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan

yang berbeda. Sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan,

menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-

aktivitas: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba,

menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses

pemerolehannya mempengaruhi Standar Isi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan

ditetapkan bahwa Standar Isi adalah criteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat

kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan

pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan

berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia,

dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan

proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di

masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya

2 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 3: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman. Dari sekian banyak unsur sumber daya

pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang

signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi

tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum, yang dikembangkan dengan berbasis pada

kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:

(1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu

berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab.

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Tantangan Internal.

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan

tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan

yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik

dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar

pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan

penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.

Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih

banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang

tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan

mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya

mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah

bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif

yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya

manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan

agar tidak menjadi beban.

2. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang

terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi,

kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat

internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan

perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti

dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian 3 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 4: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan

ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran

kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan

transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International

Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for

International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa

capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang

dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang

ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

3. Penyempurnaan Pola Pikir

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

a. pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada

peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang

dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;

b. pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran

interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media

lainnya);

c. pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat

menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh

melalui internet);

d. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa

aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

e. pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);

f. pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;

g. pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan

memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;

h. pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran

ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan

i. pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

4 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 5: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar

matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam

Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:

a. tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat

kolaboratif;

b. penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala

sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan

c. penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses

pembelajaran.

d. penguatan Materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang

relevan bagi peserta didik

SMP Negeri 1 Puhpelem Kabupaten Wonogiri, provinsi Jawa Tengah menyusun

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberi nama KTSP SMP Negeri 1

Puhpelem sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran di sekolah. Penyusunan KTSP

ini telah di kembangkan dan dideversifikasi menurut karakteristik, kondisi dan kebutuhan

SMP Negeri 1 Puhpelem yang akan dilakukan pengkajian dan peninjauan setiap tahun.

B. Landasan

Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan

masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. Secara pedagogis,

kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik

mengembangkan potensi dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan

sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan

bangsanya. Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada

dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan.

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:

1. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, 2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun

2013 tentang Standar Nasional Pendidikan4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar

Pengelolaan Pendidikan6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah

5 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 6: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah,

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum

12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 9 Tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa.

13. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Tengah No 57 Tahun 2013 tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa

14. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nomor 423.5/ 14995 tanggal 4 Juni 2014 tentang Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMALB/MA, dan SMK Negeri dan Swasta di Propinsi Jawa Tengah

15. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 8 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan,

C. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

1. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata

pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan

untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan

pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai proses

adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk

menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku

peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.

2. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan

program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun

maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah

kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12

tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan

menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang

pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan

pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan

3. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap,

pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam

6 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 7: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus

dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam

setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan

memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi

vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran

4. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang

dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai

setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi

5. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan

kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap,

keterampilan dan pengetahuan). Oleh karena itu beragam program dan pengalaman belajar

disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal peserta didik.

6. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik

serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.

7. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan

seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya,

teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus

selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun

rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara

tepat hasil-hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

8. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh memisahkan

peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan kepada prinsip

relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya, kurikulum

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan di lingkungan

masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang

dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat.

9. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta

didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan peserta didik untuk belajar sepanjang

hayat dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan

untuk mengembangkan budaya belajar.

10. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan

daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan

7 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 8: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan

Kemampuan Dasar/KD serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun

manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada

masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan

keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

11. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi.

Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki

setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik. Kekurangan tersebut harus segera diikuti

dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang

atau sekelompok peserta didik.

D. Pengertian

1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian

tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang

digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

2. Kurikulum 2013 adalah kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan

tingkat satuan pendidikan, kerangka dasar dan struktur kurikulum tingkat satuan

pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus, serta RPP.

3. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema

tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok/materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber/bahan/alat belajar.

4. Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik

selama satu tahun pelajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun pelajaran,

minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

5. Beban Belajar adalah rumusan satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam

mengikuti program pembelajaran melalui system tatap muka, penugasan terstruktur,

dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan serta

kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

8 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 9: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

6. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang

harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran

7. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu

mata pelajaran di kelas tertentu

8. Tujuan tingkat satuan pendidikan adalah tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi

sekolah dalam jangka waktu tertentu. Tujuan tingkat satuan pendidikan merupakan

rumusan mengenai apa yang diinginkan pada kurun waktu tertentu

9. Ketuntasan Belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah peserta didik

mengikuti kegiatan pembelajaran.

10. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah batas minimal pencapaian kompetensi pada

setiap aspek penilaian mata pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik.

11. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa interaksi antara peserta

didik dengen pendidik.

12. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi

pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dan dirancang oleh pendidik untuk

mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh

pendidik.

13. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran berupa pendalaman

materi pembelajaran yang dilakukan peserta didik dan dirancang oleh pendidik untuk

mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.

E. Tujuan

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki

kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,

inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

bernegara, dan peradaban dunia.

Kurikulum SMP Negeri 1 Puhpelem disusun sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 1 Puhpelem Kabupaten Wonogiri dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan SMP Negeri 1 Puhpelem khusunya dan tujuan pendidikan

nasional umumnya.

BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN SMP NEGERI 1 PUHPELEM

A. Tujuan Pendidikan

9 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 10: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan

dan Penyelenggaraan ditegaskan bahwa Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: a. beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; b. berilmu, cakap,

kritis, kreatif, dan inovatif; c. sehat, mandiri, dan percaya diri; dan d. toleran, peka sosial,

demokratis, dan bertanggung jawab.

B. Visi

“ BERIMAN, BERTAKWA, CERDAS DAN KOMPETITIF”

C. Misi

1. Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mampu mengamodasi

kebutuhan peserta didik dan masyarakat

2. Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan penilaian yang efektif dan efisien untuk

mengoptimalkan potensi siswa

3. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri meliputi :

- Pengembangan kreativitas siswa dalam bidang KIR IPA dan IPS

- Pengembangan dan pembinaan prestasi siswa dalam olahraga bidang atletik

- Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang seni vokal

- Pembinaan kedisiplinan dan kemandirian melalui kegiatan kepramukaan

- Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang PMR

- Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang BTA

- Pembinaan budi pekerti siswa berdasarkan ajaran agama yang dianut

4. Meningkatkan kompetensi dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan

5. Menyediakan saranan dan prasarana yang cukup memadai bagi keterlaksanaan

pembelajaran

6. Melaksanakan pengelolaan menegemen yang berbasis sekolah

7. Menumbuhkembangkan budi pekerti luhur berdasarkan Iman dan Taqwa sesuai ajaran

agama yang dianut

8. Melaksanakan 7 K

9. Memberikan pelayanan pendidikan secara optimal

10 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 11: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

D. Tujuan Sekolah

Tujuan Jangka Pendek (2014/2015)

1. Perolehan nilai rata-rata ujian nasional 6,00

2. Meningkatkan rata-rata nilai UN, minimal mempertahankan

3. Ketercapaian persentase lulusan peserta didik 100%

4. Tercapainya batas ketuntasan minimal seluruh mata pelajaran yang di-UN kan minimal

72

5. Tercapainya batas ketuntasan minimal seluruh mata pelajaran yang tidak di-UN kan

minimal 72

6. Tercapainya perolehan prestasi rangking 1-30 di tingkat kabupaten

7. Meningkatkan pelayanan perpustakaan

8. Dimilikinya lapangan basket dan halaman upacara berpaving

9. Prestasi lomba Olah Raga juara I tingkat Propinsi

10. Prestasi lomba KIR juara I tingkat Kabupaten

11. Terbentuknya tim vokal yang mampu tampil ditingkat kabupaten

12. 75% siswa menjalankan sholat 5 waktu dan lancar baca tulis huruf Arab

13. Meningkatkan budi pekerti siswa

Tujuan jangka Panjang ( 2014/2015 sampai dengan 2017/2018)

1. Perolehan nilai rata-rata ujian nasional mencapai 7,00

2. Peningkatan Mutu Akademik dengan menaikan KKM sebesar 2,00 dan peningkatan

rata-rata nilai raport

3. Dimilikinya Atlit atletik yang berprestasi ditingkat Provinsi

4. Terwujudnya sarana olahraga yang memadai.

5. Dimilikinya tim KIR (Karya Ilmiah Remaja) yang berprestasi ditingkat propinsi

6. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Seni yang berjalan efektif dan dapat meraih

prestasi ditingkat Kabupaten

7. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) /

Komputer yang berjalan efektif

8. Peningkatan kemandirian siswa melalui pembinaan kepramukaan

9. Menumbuhkembangkan budaya gemar membaca

10. Terwujudnya lingkungan sekolah yang bersih, nyaman dan kondusif

11. Terwujudnya sarana dan prasarana sesuai standar yang ditetapkan

12. Terwujudnya hubungan yang harmonis dan dinamis antar warga sekolah dan masyarakat

11 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 12: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

13. Terwujudnya kehidupan sekolah yang agamis, dan berbudaya

14. Terwujudnya pembelajaran berbasis CTL

15. Terwujudnya pembelajaran berbasis pembelajaran tuntas

16. Terwujudnya Pembelajaran berbasis PAIKEM/PAKEM

17. Peningkatan Kemampuan berbasis pembelajaran diluar kelas

18. Peningkatan Kemampuan berbahasa Inggris

19. Meningkatkan struktur dan mekanisme kerja sekolah

20. Terwujudnya fasilitas PAS dan SIM

21. Terwujudnya hubungan yang harmonis dan dinamis antara warga sekolah dan

masyarakat

22. Terwujudnya kehidupan sekolah yang agamis dan berbudaya

12 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 13: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

BAB III

KERANGKA DASAR KURIKULUM

A. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik

yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta

didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di

sekitarnya.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi

pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi

pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat

menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013

dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan

masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan

budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini,

dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.

Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian

kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk

mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan

generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan

kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan

pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai

kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu

bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan

orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,

prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus

termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu

proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi

dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan

memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan

budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat

13 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 14: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan

kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013

memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,

diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di

masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan

akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum

adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).

Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama

disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan

kecemerlangan akademik.

4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari

masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,

kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang

lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum

2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam

berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun

kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam

mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,

berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang

peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

B. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”

(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based

curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai

kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar

kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan

prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-

luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,

berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

14 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 15: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)

dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas,

dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum)

sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman

belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil

belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:

1. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi

Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi Dasar (KD).

2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang

harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran

3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu

mata pelajaran di kelas tertentu.

4. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik,

dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh

banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian

utama kurikulum.

5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi,

topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–based curriculum” atau

“content-based curriculum”

6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling

memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.

7. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang

memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana pengetahuan

adalah konten yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik

adalah kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah

kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses

pendidikan yang tidak langsung.

8. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan

hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan

kompetensi pada tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan

tingkat memuaskan).

C. Landasan Yuridis

15 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 16: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional; dan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

D. Landasan Empiris

Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah bayang-bayang resesi

dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2005 sampai dengan 2008 berturut-turut 5,7%,

5,5%, 6,3%, 2008: 6,4% (www.presidenri.go.id/index.php/indikator). Pertumbuhan ekonomi

Indonesia tahun 2012 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara-

negara ASEAN sebesar 6,5 – 6,9 % (Agus D.W. Martowardojo, dalam Rapat Paripurna DPR,

31/05/2012). Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan ditingkatkan.

Generasi muda berjiwa wirausaha yang tangguh, kreatif, ulet, jujur, dan mandiri, sangat

diperlukan untuk memantapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Generasi

seperti ini seharusnya tidak muncul karena hasil seleksi alam, namun karena hasil gemblengan

pada tiap jenjang satuan pendidikan dengan kurikulum sebagai pengarahnya.

Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi,

dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun

ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada. Kurikulum harus mampu membentuk manusia

Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk

memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi

sebagai satu entitas bangsa Indonesia

Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus

pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa generasi

muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah

bahwa kekerasan tersebut bersumber dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan

tokoh masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi

kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di

16 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 17: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

ruang belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu,

kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan

pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini.

Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran

berkaitan dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Beban belajar ini

bahkan secara kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke sekolah.

Beban belajar ini salah satunya berhulu dari banyaknya mata pelajaran yang ada di tingkat

sekolah dasar. Oleh karena itu kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada

peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung serta pembentukan

karakter. Berbagai kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi,

termasuk masih adanya kecurangan di dalam Ujian Nasional menunjukkan mendesaknya

upaya menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi melalui kegiatan pembelajaran. Maka

kurikulum harus mampu memandu upaya karakterisasi nilai-nilai kejujuran pada peserta didik

Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata

mempengaruhi secara negatif lingkungan alam. Pencemaran, semakin berkurangnya sumber

air bersih, adanya potensi rawan pangan pada berbagai belahan dunia, dan pemanasan global

merupakan tantangan yang harus dihadapi generasi muda di masa kini dan di masa yang akan

datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun kesadaran dan kepedulian

generasi muda terhadap lingkungan alam dan menumbuhkan kemampuan untuk merumuskan

pemecahan masalah secara kreatif terhadap isu-isu lingkungan dan ketahanan pangan.

E. Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa

ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;

2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar

terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat

dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar

3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam

berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan,

dan keterampilan;

5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam

kompetensi dasar matapelajaran;

17 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 18: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi

dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk

mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;

7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat

(reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang pendidikan

(organisasi horizontal dan vertical).

BAB IV

STRUKTUR KURIKULUM

18 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 19: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata

pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam

semester atau tahun, beban belajar untuk mata. Kompetensi Dasar Sekolah Menengah

Pertama /Madrasah Tsanawiyah dan beban belajar per minggu setiap siswa.

Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam

sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian

konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem

semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam

pelajaran per semester.

A. Kompetensi Inti (KI)

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk

kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan

pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,gambaran mengenai kompetensi utama

yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif,

kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,

kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang

antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element).

Kompetensi Dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat

untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal

Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau

jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu

terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.

Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata

pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu

pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu:

1) Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

2) Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3) Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan

4) Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan

19 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 20: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus

dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang

berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung

(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi

Inti 3) dan penerapan (Kompetensi Inti 4).

Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas

tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada kelas

yang berbeda dapat dijaga. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi

SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan

pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,gambaran

mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan

keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk

suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan

kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

adalah sebagai berikut:

KOMPETENSI INTI KELAS VII

KOMPETENSI INTI KELAS VIII

KOMPETENSI INTI KELAS IX

1. Menghargai dan meng hayati ajaran agama yang dianutnya

1. Menghargai dan meng hayati ajaran agama yang dianutnya

1. Menghargai dan meng hayati ajaran agama yang dianutnya

2. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

2. Memahami dan mene rapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya ten tang ilmu penge tahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3. Memahami dan menerap kan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahu an, teknologi, seni, bu daya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori .

2. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

20 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 21: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

B. Mata Pelajaran

Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari Kompetensi Dasar. Untuk

kurikulum SMP/MTs, organisasi Kompetensi Dasar dilakukan dengan cara

mempertimbangkan kesinambungan antarkelas dan keharmonisan antarmata pelajaran yang

diikat dengan Kompetensi Inti. Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi

Kompetensi Dasar mata pelajaran sehingga Struktur Kurikulum SMP/MTs menjadi lebih

sederhana karena jumlah mata pelajaran dan jumlah materi berkurang.

Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya

dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni

Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan Prakarya adalah kelompok mata

pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang

dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per

minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.

Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai mata

pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin

ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir,

kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab

terhadap lingkungan sosial dan alam. Tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial menekankan

pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas

masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah NKRI. Ilmu Pengetahuan Alam

juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan

berbagai keunggulan wilayah nusantara.

Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni

teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat

memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan pada satuan pendidikan itu.

Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan.

Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan menyelenggarakan

pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi

daerah pada satuan pendidikan itu.

Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu

yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan matapelajaran

dan alokasi waktu untuk SMP Negeri 1 Puhpelem sebagaimana tabel berikut:

NO MATA PELAJARANALOKASI WAKTU

BELAJAR PER MINGGUVII VIII IX

21 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 22: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

Kelompok A

1 Pendidikan Agama 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3

3. Bahasa Indonesia 6 6

4. Matematika 5 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4

7. Bahasa Inggris 5 5

Kelompok B

1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal) Bahasa Jawa 3 3

2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan (termasuk muatan lokal)

3 3

3. Prakarya (termasuk muatan lokal) 2 2

4 Bahasa Jawa 2 2

5 Layanan Konseling 2* 2*

6 Bimbingan TIK 2* 2*

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 40 40

PROGRAM EKSTRA KURIKULER

NO JENIS EKSTRA KURIKULERALOKASI WAKTU

BELAJAR PER MINGGUVII VIII IX

1. Pramuka (Wajib) 2 22. Karya Ilmiah Remaja (KIR) 2 23. Atletik 2 24. Baca Tulis AlQuran 2 25. Seni Musik 2 2

Jumlah 2 2

Keterangan: o Matapelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah.

o Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,

terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah antara lain Pramuka (Wajib), UKS, dan Palang Merah Remaja.

o Kegiatan ekstra kurikuler seperti Pramuka (terutama), UKS, PMR, dan yang lainnya

adalah dalam rangka mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli. Disamping itu juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang sebagai pendukung kegiatan kurikuler.

22 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 23: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

o Matapelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya

dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

o Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan mata

pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.

o Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu untuk

tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.

o Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang

dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik. o Khusus untuk matapelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Tsanawiyah dapat

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.

C. Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam

satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

1. Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dinyatakan dalam

jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas VII, VIII, dan IX adalah

38 jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit.

2. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18 minggu

dan paling banyak 20 minggu.

3. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling

banyak 20 minggu.

4. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling

banyak 16 minggu.

5. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40

minggu.

23 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 24: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

6. Dalam Kurikulum SMP Negeri 1 Puhpelem:

NO KelasSatu jam

pembelajaran Jumlah jam perminggu

Minggu efektif Persemester

Minggu efektif Pertahun

1 VII 40 40 18 - 20 36 - 40

2 VIII 40 40 18 – 20 36 - 40

3 IX 40 40Smt I : 18 – 20

Smt II: 14 - 16

36– 40

29- 32

D. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang

diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi

inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan

ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.

Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,

kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari

konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan

berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan

perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari

berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi

sosial, progresifisme, atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah

eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi, maka nama mata pelajaran dan isi

mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah

filosofi esensialisme dan perenialisme

Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan

kompetensi inti sebagai berikut:

1) kelompok 1:

kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;

2) kelompok 2:

kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;

3) kelompok 3:

kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan

4) kelompok 4:

kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

E. Muatan Pembelajaran

24 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 25: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

Muatan pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah yang

berbasis pada konsep-konsep terpadu dari berbagai disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan

adalah matapelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Pada hakikatnya IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran dalam bentuk

integrated sciences dan integrated social studies.

Muatan IPA berasal dari disiplin biologi, fisika, dan kimia, sedangkan muatan IPS

berasal dari sejarah, ekonomi, geografi, dan sosiologi. Kedua matapelajaran tersebut

merupakan program pendidikan yang berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan

berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan

bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.

Tujuan pendidikan IPS menekankan pada pemahaman tentang bangsa, semangat

kebangsaan, patriotisme, dan aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau

space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tujuan pendidikan IPA menekankan pada pemahaman tentang lingkungan dan alam sekitar

beserta kekayaan yang dimilikinya yang perlu dilestarikan dan dijaga dalam perspektif

biologi, fisika, dan kimia.

Integrasi berbagai konsep dalam matapelajaran IPA dan IPS menggunakan pendekatan

trans-disciplinarity di mana batas-batas disiplin ilmu tidak lagi tampak secara tegas dan

jelas, karena konsep-konsep disiplin ilmu berbaur dan/atau terkait dengan permasalahan-

permasalahan yang dijumpai di sekitarnya. Kondisi tersebut memudahkan pembelajaran IPA

dan IPS menjadi pembelajaran yang kontekstual.

Pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antar ruang, dan waktu.

Ruang adalah tempat di mana manusia beraktivitas, koneksi antar ruang menggambarkan

mobilitas manusia antara satu tempat ke tempat lain, dan waktu menggambarkan masa di

mana kehidupan manusia itu terjadi.

Pembelajaran IPA diintegrasikan melalui konten biologi, fisika, dan kimia.

Pengintegrasian dapat dilakukan dengan cara connected, yakni pembelajaran dilakukan pada

konten bidang tertentu (misalnya fisika), kemudian konten bidang lain yang relevan ikut

dibahas. Misalnya saat mempelajari suhu (konten fisika), pembahasannya dikaitkan dengan

upaya makhluk hidup berdarah panas mempertahankan suhu tubuh (konten biologi), serta

senyawa yang digunakan di dalam sistem AC (konten kimia).

F. Ekstra Kurikuler

1. Pengertian:

25 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 26: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

a. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam

belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di

bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat,

minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang

dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah

atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah

kegiatan ekstrakurikuler.

b. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh

peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak

memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

c. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh

peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.

2. Fungsi Ekstra Kurikuler:

a. Fungsi pengembangan, bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung

perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi,

dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan.

b. Fungsi sosial, bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial

dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas

pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai

sosial.

c. Fungsi rekreatif, bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks,

menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan

peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer

sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik.

d. Fungsi persiapan karir, bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan

kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas.

3. Tujuan Ekstra Kurikuler

a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotor peserta didik.

b. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat peserta didik

dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.

4. Format Kegiatan Ekstra Kurikuler

26 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 27: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

a. Individual; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti

oleh peserta didik secara perorangan.

b. Kelompok; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti

oleh kelompok-kelompok peserta didik.

c. Klasikal; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh

peserta didik dalam satu kelas.

d. Gabungan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti

oleh peserta didik antarkelas.

e. Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti

oleh seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan

lapangan.

5. Jenis Ekstra Kurikuler:

NoBentuk Jenis

PelaksanaanHari Waktu

1. Kelompok Krida Kepramukaan (WAJIB) Jumat 15.00 – 16.20

PMR dan UKS Kamis 15.00 – 16.20

2. Pengembangan Ilmiah

KIR Selasa 15.00 – 16.20

3. Pengembangan Bakat Olahraga

Atletik Kamis 15.00 – 16.20

4. Pengembangan Bakat Seni Budaya

Seni Musik dan Vokal Sabtu 15.00 – 16.20

5. Pengembangan Kerohanian

BTA Jumat 15.00 – 16.20

G. Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa

6. Hakekat

Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan

Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang

berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila;

keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila;

bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran

terhadap nilainilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya

kemandirian bangsa

Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana

diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan

kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu

27 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 28: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

program prioritas pembangunan nasional. Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan

untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan masyarakat berakhlak

mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.

7. Tujuan, dan Fungsi Pendidikan karakter

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh,

kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,

berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai

oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.

Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,

berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa

yang multikultur; (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan

dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga,

satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media

massa.

8. Nilai-nilai Pembentuk Karakter

Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18

nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:

(1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri,

(8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12)

Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar

Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab.

9. Strategi Pengembangan Pendidikan Karakter

1) Terintegrasi dalam Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter

peserta didik dapat menggunakan pendekatan kontekstual sebagai

konsep belajar dan mengajar yang membantu

guru dan peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan

dengan situasi dunia nyata, sehingga peserta didik mampu untuk

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan begitu, melalui

pembelajaran peserta didik lebih memiliki hasil yang komprehensif

tidak hanya pada tataran kognitif (olah pikir), tetapi pada tataran

afektif (olah hati, rasa, dan karsa), serta psikomotor (olah raga).

2) Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler

28 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 29: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

Demi terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang mendukung

pendidikan karakter, perlu didukung dengan dengan perangkat pedoman pelaksanaan,

pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam rangka mendukung pelaksanaan

pendidikan karakter, dan revitalisasi kegiatan ko dan ekstrakurikuler yang sudah ada ke

arah pengembangan karakter.

3) Pengembangan Diri melalui Kegiatan Terprogram

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,

bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Pengembangan diri

meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan

secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

pribadinya. Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan SMP Negeri1 Puhpelem adalah

melalui Bimbingan Konseling dan Kegiatan Ekstra Kurikuler.

4) Pengembangan Diri melalui Kegiatan Terprogram

Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga

pendidikan di sekolah yang diikuti oleh semua peserta didik.pengembangan diri,

yaitu:

No Pengembangan Diri

Kegiatan

1 Rutin, Kegiatan yang dilakukan terjadwal

Piket kelas Ibadah Upacara Bendera hari Senin Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas Memberi salam dan berjabat tangan Bakti sosial

2 Spontan,Kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus

Memberi dan menjawab salam Meminta maaf , Berterima kasih Mengunjungi orang yang sakit Membuang sampah pada tempatnya Menolong orang yang sedang dalam kesusahan Melerai pertengkaran

3 Keteladanan,Kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari

Performa guru Mengambil sampah yang berserakan Cara berbicara yang sopan Mengucapkan terima kasih, Meminta maaf Menghargai pendapat orang lain Memberikan kesempatan orang lain Mendahulukan kesempatan kepada orang tua Penugasan peserta didik secara bergilir

29 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 30: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

No Pengembangan Diri

Kegiatan

Menaati tata tertib sekolah dan peraturan yang berlaku Memberi salam ketika bertemu Berpakaian rapi dan bersih Menepati janji Memberikan penghargaan kepada yang berprestasi Berperilaku santun Pengendalian diri yang baik Memuji pada orang yang jujur Mengakui kebenaran orang lain, Mengakui kesalahan diri sendiri Berani mengambil keputusan Berani berkata benar Melindungi kaum yang lemah, Membantu kaum yang fakir Sabar mendengarkan orang lain Mengunjungi teman yang sakit Membela kehormatan bangsa Mengembalikan barang yang bukan miliknya Budaya Antri, Mendamaikan

4 Pengkondisian toilet selalu bersih, bak sampah tercukupi dan mudah dijangkau, sekolah terlihat rapi alat belajar ditempatkan teratur. Tata Tertib Sekolah Lambang identitas nasional di kelas Diperdengarkan lagu2 nasionalisme sebelum masuk

dan saat istirahat

H. Penilaian Hasil Belajar

1. Pengertian

Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri,

penilaian berbasis portofolio,

ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat

kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah,

yang diuraikan sebagai berikut.

a. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk

menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran.

30 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 31: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara

reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.

c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai

keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan

dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan

keterampilan.

d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau

kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik

e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodic untuk menilai

kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu

kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator

yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan

meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan

pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian

tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang

merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan

pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui encapaian tingkat

kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang

merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

j. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran

kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar

Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.

k. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar

kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.

2. Prinsip dan Pendekatan Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.

31 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 32: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor

subjektivitas penilai.

b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan

kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan,

dan pelaporannya.

d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

e. pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

f. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah

maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

g. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

h. Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan criteria (PAK).

i. PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria

ketuntasan minimal (KKM).

j. KKM merupakan criteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan

pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan

dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

3. Ruang Lingkup Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan

posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian

merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi

muatan/kompetensi program, dan proses.

4. Teknik dan Instrumen Penilaian

Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan sebagai berikut.

a. Penilaian kompetensi sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,

penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen

yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah

daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal

berupa catatan pendidik.

1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan

dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

32 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 33: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang

diamati.

2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk

mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian

kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

3) Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.

Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.

4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi

hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan

dengan sikap dan perilaku.

b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,

menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.

2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.

3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara

individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

c. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang

menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan

menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan

berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan

suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,

pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan

seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif

untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik

dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang

mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.

5. Mekanisme dan Prosedur Penilaian

33 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 34: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

a. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh

pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau lembaga mandiri.

b. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, penilaian

projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat

kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.

c. Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.

d. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian.

e. Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran.

f. Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran dalam

bentuk ulangan atau penugasan.

g. Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik di bawah

koordinasi satuan pendidikan.

h. Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II (tingkat

1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan

menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian tingkat kompetensi pada

akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan

melalui UN.

i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survey oleh Pemerintah pada

akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat

5). Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

a. Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai dengan silabus dan

dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:

o menyusun kisi-kisi ujian;

o mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;

o melaksanakan ujian;

o mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik; dan

o melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.

c. Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi

Standar (POS).

34 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 35: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

d. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian

berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran

remedial.

e. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan

deskripsi pencapaian hasil belajar

6. Pengolahan Nilai Hasil Belajar:

a. Nilai Ranah Sikap (Afektif) : untuk cakupan KI 1 dan KI 2

Rentang Skor setiap indikator kompetensi adalah : 0 – 4, Rentang NA: 0-4

NA ( Afektif )❑=∑ Indikator Kompetensi (1−8 )8

Keterangan:

Indikator Kompetensi 1: Sikap Spiritual Indikator Kompetensi 2: Jujur Indikator Kompetensi 3: Disiplin Indikator Kompetensi 4: Tanggungjawab Indikator Kompetensi 5: Toleransi Indikator Kompetensi 6: Gotongroyong Indikator Kompetensi 7: Santun Indikator Kompetensi 8: Percayadiri

b. Nilai Ranah Pengetahuan (Kognitif): untuk cakupan KI 3

Rentang Skor setiap Penilaian / KD: 0-100, setelah dihitung NA dikonversi ke rentang 0-4

c. Nilai Ranah Ketrampilan (Psikomotor) : untuk cakupan KI 4

Rentang Skor setiap Penilaian / KD: 0-100, setelah dihitung NA dikonversi ke rentang 0-4

NA (Psikomotor )=∑ Skor KD ( Prektik , Proyek , Portopolio )

Skor Maksimal

d. Rentang dan Predikat Nilai Rapor:

NO NILAI KOMPETENSI

PREDIKAT

PENGETAHUAN

KETRAM PILAN

SIKAP PD (EKSTRA KURIKULER)

1 0.00 ≤ skor ≤ 1,00 D DK K

2 1,00 < skor ≤ 1,33 D+ D+

3 1,33 < skor ≤ 1,66 C- C-

C C 4 1,66 < skor ≤ 2,00 C C

5 2,00 < skor ≤ 2,33 C+ C+

35 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

NA (Kognitif) = 50% x Rerata N KD + 25% N UTS + 25% N UAS

Page 36: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

6 2,33 < skor ≤ 2,66 B- B-

B B 7 2,66 < skor ≤ 3,00 B B

8 3,00 < skor ≤ 3,33 B+ B+

9 3,33 < skor ≤ 3,66 A - A -SB SB

10 3,66 < skor ≤ 4,00 A A

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian akhir untuk

menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan (ujian sekolah) diatur lebih

lanjut dengan Peraturan Menteri Pendidikan.

Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dalam bentuk ujian nasional, diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Menteri Pendidikan.

7. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran ditentukan oleh kelompok guru mata

pelajaran dengan mempertimbangkan aspek essensisl, kompleksitas (kerumitan), daya

dukung, dan intake (Tingkat kemampuan rata-rata siswa). Satuan pendidikan ini

menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan belajar), ada perlakuan khusus untuk

peserta didik yang belum maupun sudah mencapai ketuntasan. Peserta didik yang belum

mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial, sedangkan peserta didik yang sudah

mencapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan.

a. Program Remedial (Perbaikan)

1) Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam

setiap kompetensi dasar dan/atau indikator.

2) Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.

3) Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.

4) Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.

5) Nilai remedial dapat melampaui KKM.

b. Program Pengayaan

1) Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam

setiap kompetensi dasar.

2) Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.

3) Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.

4) Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.

36 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 37: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DALAM PENILAIAN PENDIDIKAN

TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

1. KKM Kelas VII dan VIII dengan Kurikulum 2013

NO MATA PELAJARANKKM

VII VIII IX Kelompok A1 Pendidikan Agama 2.66 2.662. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 2.66 2.66

3. Bahasa Indonesia 2.66 2.664. Matematika 2.66 2.665. Ilmu Pengetahuan Alam 2.66 2.666. Ilmu Pengetahuan Sosial 2.66 2.667. Bahasa Inggris 2.66 2.66Kelompok B 1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 2.66 2.662. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan

Kesehatan (termasuk muatan lokal)

2.66 2.66

3. Prakarya (termasuk muatan lokal) 2.66 2.664 Bahasa Jawa 2.66 2.665 Layanan Konseling * *Rerata KKM 2.66 2.66

37 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 38: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

2. KKM Kelas IX dengan Kurikulum KTSP

KOMPONENKKM

VII VIII IXA. MATA PELAJARAN      

1. Pendidikan Agama 76

2. Pendidikan Kewarganegaraan 75

3. Bahasa Indonesia 75

4. Bahasa Inggris 73

5. Matematika 75

6. Ilmu Pengetahuan Alam 75

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 75

8. Seni Budaya 75

9. Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan

75

10. Teknologi Informasi dan Komunikasi 75

B. MUATAN LOKAL

1. Bahasa Jawa

2. Elektronika 75

C. Pengembangan Diri Minimal Baik

*) Kriteria Penilaian Pengembangan Diri :

Katagori Keterangan

A ( >85) Sangat BaikB (75 – 85) BaikC (66 – 74) CukupD (<65) Kurang

8. Kenaikan Kelas & Kelulusan

Kriteria Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun. Kriteria kenaikan kelas ditentukan

oleh satuan pendidikan, dengan ketentuan minimal :

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun

pelajaran yang diikuti.

2. Mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan, minimal sama dengan KKM.

3. Mencapai nilai sikap untuk semua mata pelajaran minimal Baik.

4. Tidak terdapat nilai kurang dari KKM maksimal pada dua mata pelajaran. 38 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 39: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

5. Ketidakhadiran siswa tanpa keterangan maksimal 10 % dari jumlah hari efektif.

Kriteria Kelulusan

Berdasarkan Permendikbud No.66 tahun 2013, Peserta didik dinyatakan lulus apabila:

1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran

2) mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan kompetensi

sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan

keterampilan minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;

3) lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan

4) lulus Ujian Nasional.

I. Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta

didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,

minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

1. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal

tahun pelajaran pada satuan pendidikan SMP Negeri 1 Puhpelem.

2. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun

pelajaran pada SMP Negeri 1 Puhpelem

3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi

jumlah jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah

jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri

4. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran

pada SMP Negeri 1 Puhpelem. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda

antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum

termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

5. Setiap permulaan tahun pelajaran, SMP Negeri 1 Puhpelem menyusun kalender

pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran yang

mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif

dan hari libur.

6. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu kepada Standar Isi dan

disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan peserta

didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

39 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 40: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

7. Kalender Pendidikan SMP Negeri 1 Puhpelem tahun ajaran 2014/2015 disusun dan

dikembangkan sesuai dengan kondisi, karakteristik dan kebutuhan sekolah dengan tetap

mengacu pada Standar Isi dan peraturan yang berlaku. Kalender pendidikan selanjutnya

tertuang dalam matrik berikut ini:

KALENDER PENDIDIKAN TAHUN 2014/2015Juli 2014 Tanggal Kegiatan Keterangan

Minggu 6 13 20 27

Senin 7 14 21 28 1-12 Juli Libur Semester Gasal

Selasa 1 8 15 22 29 14-16 Juli Hari pertama sekolah/ MOPD Baru SekolahRabu 2 9 16 23 30 17-19 Juli Pesantren Romadlon SekolahKamis 3 10 17 24 31 21 Juli-2 Agustus Libur Hari Raya Idul Fitri

Jum'at 4 11 18 25 28-29 Juli Hari Raya Idul Fitri

Sabtu 5 12 19 26

Agustus 2014Minggu 3 10 17 24 31Senin 4 11 18 25 14 Agustus Hari Pramuka SekolahSelasa 5 12 19 26 17 Agustus Upacara HUT RI SekolahRabu 6 13 20 27 18-23 Agustus Penyusunan Progran PKB SekolahKamis 7 14 21 28Jum'at 1 8 15 22 29Sabtu 2 9 16 23 30

September 2014Minggu 7 14 21 28Senin 1 8 15 22 29 1 Sepotember' Mulai Kegiatan PKB Guru SekolahSelasa 2 9 16 23 30Rabu 3 10 17 24Kamis 4 11 18 25Jum'at 5 12 19 26Sabtu 6 13 20 27

Oktober 2014Minggu 5 12 19 26 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila

Senin 6 13 20 27 5 Oktober Hari Raya Idul Adha

Selasa 7 14 21 28 6-10 Oktober Ulangan Tengah Semester (UTS) Sekolah/SRRabu 1 8 15 22 29 11-13 Oktober Kegiatan Jeda Tengah Semester FakultatifKamis 2 9 16 23 30 28 Oktober Upacara Hari Sumpah Pemuda

Jum'at 3 10 17 24 31 24 Oktober Tahun Baru 1 Muharam

Sabtu 4 11 18 25

November 2014Minggu 2 9 16 23 30Senin 3 10 17 24Selasa 4 11 18 25Rabu 5 12 19 26 3 November Mulai Percepatan Materi Kl IX (Les) SekolahKamis 6 13 20 27 10 November Mengikuti Upacara Hari Pahlawan

40 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 41: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

Jum'at 7 14 21 28 24-29 November' Kegiatan Suprrvisi Pembelajaran SekolahSabtu 1 8 15 22 29

Desember 2014Minggu 7 14 21 28 8-13 Desember Ulangan Akhir Semester Gasal Sekolah

MKKSSenin 1 8 15 22 29 15-20 Desember UAS Susulan dan Pengolahan Rapor SekolahSelasa 2 9 16 23 30 15-19 Desember Penilaian Prsetasi Kerja Pegawai SekolahRabu 3 10 17 24 31 20 Desember Penyerahan Buku Rapor SekolahKamis 4 11 18 25 22-31 Desember Libur Akhir Semester Gasal

Jum'at 5 12 19 26Sabtu 6 13 20 27 25 Desember Hari Raya Natal

Januari 2015 Tanggal Kegiatan KeteranganMinggu 4 11 18 25 1-3 Januari Libur tahun Baru dan Akhir Semester

GasalSenin 5 12 19 26 3 Januari Peringatan Maulid Nabi Muhammad SekolahSelasa 6 13 20 27 5 Januari Mulai masuk Semester Genap SekolahRabu 7 14 21 28 5-10 Januari Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai

(SKP)Sekolah

Kamis 1 8 15 22 29 12 Januari Lanjutan Pengayaan materi kelas 9 SekolahJum'at 2 9 16 23 30 1-31 Januari Pendataan Peserta UN *) SekolahSabtu 3 10 17 24 31

Februari 2015

Minggu 1 8 15 22 2-7 Pebruari Pelaksanaan Supervisi dan PK Guru kelas 9

Sekolah

Senin 2 9 16 23 9-14 Februari Tryout Ujian Nasional kelas 9 (I) Sekolah/SRSelasa 3 10 17 24 Ulangan Tengah Semester Genap

kelas 9Rabu 4 11 18 25 16-18 Pebruari Bedah SKL Mapel UN

Kamis 5 12 19 26

Jum'at 6 13 20 27 19 Februari Tahun Baru Imlek Sekolah/SRSabtu 7 14 21 28 23-26 Februari Tryout Ujian Nasional kelas 9 (II) Sekolah/SR

Maret 2015

Minggu 1 8 15 22 29Senin 2 9 16 23 30 2 Maret Pengumpulan Soal Tryout Undansoal

USMGMP

Selasa 3 10 17 24 31 5 Maret Koreksi / Edit Naskah soal Tryout UN dan soal US

MGMP

Rabu 4 11 18 25 9-13 Maret UTS Genap 7, 8 dan UAS Genap / Tryout UN kl 9(III)

SR

Kamis 5 12 19 26 14-15 Maret Kegiatan Jeda Semester Genap

Jum'at 6 13 20 27 21 Maret Hari Raya NyepiSabtu 7 14 21 28 23-26 Maret' Ujian Sekolah Praktik

April 2015

Minggu 5 12 19 26 3 April Libur Wafat Isa Al MasihSenin 6 13 20 27 30 Maret-4 April Ujian sekolah Tertulis Utama*)Selasa 7 14 21 28 6-11 April Ujian sekolah Tertulis Susulan *)Rabu 1 8 15 22 29 6 April Koreksi Ujian sekolah Tertulis *) SekolahKamis 2 9 16 23 30 7-10 April Tryout Ujian Nasional kelas 9 (IV) Rayon

41 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 42: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

Jum'at 3 10 17 24 20-23 April Prakiraan Ujian Nasional UTAMA MKKS MGMP

Sabtu 4 11 18 25 27-29 April Prakiraan Ujian Nasional SUSULAN

Mei 2015

Minggu 3 10 17 24

Senin 4 11 18 25Selasa 5 12 19 26Rabu 6 13 20 27 18-30 Mei Pelaksanaan Supervisi dan PK Guru

kelas 7, 8Sekolah

Kamis 7 14 21 28 20 Mei Hari Kebangkitan Nasional

Jum'at 1 8 15 22 29 20 Mei

Sabtu 2 9 16 23 30

Juni 2015

Minggu 7 14 21 28 8-13 Juni Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) MKKSSenin 1 8 15 22 29 15-19 Juni Pengelolaan Rapor SekolahSelasa 2 9 16 23 30 19 Juni Rapat pleno Kenaikan Kelas SekolahRabu 3 10 17 24 20 Juni Penyerahan Rapor Semester

GenapSekolah

Kamis 4 11 18 25 22 Juni Mulai Libur Akhir Semester Genap

Jum'at 5 12 19 26

Sabtu 6 13 20 27

42 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem

Page 43: ISI KURIKULUM 2013 SMP.docx

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum SMP Negeri 1 Puhpelem disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar

dan Menengah; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2013 tentang

Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah; Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian

Pendidikan; Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 tahun 2013 tentang

Kerangka Dasar Kurikulum Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah; Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum,

dan panduan dari BNSP serta pertimbangan Komite Sekolah.

Tujuan disusun Kurikulum SMP Negeri 1 Puhpelem adalah sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di SMP Negeri 1

Puhpelem.

Pelaksanaan KTSP SMP Negeri 1 Puhpelem dengan sistem paket dengan beban belajar

kegiatan tatap muka 40 jam sedangkan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur

maksimal 20 jam. Kurikulum SMP Negeri 1 Puhpelem disusun oleh Team Pengembang

Kurikulum sebelum tahun pelajaran dimulai dan berlaku sejak awal tahun pelajaran 2014/2015.

B. Saran

1. Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran, Guru Pembimbing dan Pembina Ekstrakurikuler

perlu segera menyesuaikan diri terhadap pemberlakuan KTSP SMP Negeri 1 Puhpelem.

2. Kegiatan MGMP/MGBP diberbagai tingkatan perlu diaktifkan untuk memantapkan

implementasi KTSP SMP Negeri 1 Puhpelem.

3. Pada setiap akhir semester satuan pendidikan mengadakan evaluasi pelaksanaan

Kurikulum SMP Negeri 1 Puhpelem.

43 Kurikulum SMPN 1 Puhpelem