ISAK 13

download ISAK 13

of 13

description

tugas inter

Transcript of ISAK 13

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIABADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGANSEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARATANGERANG SELATAN

ISAK 13LINDUNG NILAI INVESTASI NETO DALAM KEGIATAN USAHA LUAR NEGERI

Disajikan oleh:Usyuluddin (29)NPM : 144060006282

Untuk memenuhi tugas Mata KuliahAkuntansi Keuangan MenengahKelas 7.C Program Diploma IV KeuanganSpesialisasi Akuntansi (Kurikulum Khusus)Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangSuatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign activities) dalam dua cara yakni melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar negeri (foreign operations). Untuk memasukkan transaksi dalam valuta asing pada laporan keuangan suatu perusahaan, transaksi tersebut harus dinyatakan dalam mata uang pelaporan perusahaan.Pernyataan ini mengatur akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing yang meliputi penentuan kurs yang digunakan dan pengakuan pengaruh keuangan dari perubahan kurs valuta asing dalam laporan keuangan.PSAK 10 (Revisi 2010) mensyaratkan entitas untuk menentukan mata uang fungsional dari setiap kegiatan usaha luar negerinya, yaitu mata uang pada lingkungan ekonomi utama dari kegiatan usaha tersebut. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan. Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang pelaporan suatu perusahaan. Sedangkan kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang. Selisih kurs (exchange difference) adalah selisih yang dihasilkan dari pelaporan jumlah unit mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada kurs yang berbeda. Kurs penutup (closing rate) adalah nilai tukar spot pada tanggal neraca. Investasi neto dalam suatu entitas asing adalah bagian (share) perusahaan pelapor dalam aktiva neto suatu entitas asing. Akuntansi lindung nilai risiko mata uang asing yang timbul dari investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri akan diterapkan hanya ketika aset neto kegiatan usaha luar negeri tersebut dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Pos yang dilindung nilai yang berkenaan dengan risiko mata uang asing yang timbul dari investasi neto dalam suatu kegiatan usaha luar negeri mungkin merupakan suatu jumlah aset neto yang sama atau lebih kecil dari jumlah tercatat dari aset neto kegiatan usaha luar negerinya.PSAK 55 (Revisi 2006) mensyaratkan penetapan item yang dilindungi nilai yang memenuhi syarat dan instrumen lindung nilai yang memenuhi syarat dalam hubungan akuntansi lindung nilai.PSAK 10 (Revisi 2010) dan PSAK 55 (Revisi 2006) mensyaratkan OCI yang terkait dengan selisih kurs penjabaran hasil dan posisi keuangan kegiatan usaha luar negeri, serta keuntungan atau kerugian instrumen lindung nilai yang efektif untuk direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi ketika entitas induk melepas kegiatan usaha luar negeri. Interpretasi ini memberikan panduan bagaimana entitas menentukan jumlah yang akan direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi, baik instrumen lindung nilai maupun item yang dilindung nilai.Entitas dengan banyak kegiatan usaha luar negeri mungkin terekspos suatu resiko dalam jumlah mata uang asing. Interpretasi ini memberikan panduan dalam mengidentifikasi resiko mata uang asing yang memenuhi kualifikasi sebagai risiko yang dilindung nilai dalam lindung nilai investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri.PSAK 55 (Revisi 2006) memperkenankan entitas untuk menetapkan instrumen keuangan derivatif atau non derivatif atau kombinasi dari keduanya sebagai instrumen lindung nilai atas mata uang asing. Interpretasi ini memberikan panduan tentang instrumen lindung nilai atas investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri yang memenuhi kualifikasi akuntansi lindung nilai.Ketika menjabarkan hasil dan posisi keuangan pada suatu kegiatan usaha luar negeri ke dalam mata uang pelaporan, entitas disyaratkan untuk mengakui perbedaan nilai tukar mata uang asing dalam pendapatan komprehensif lain hingga entitas melepaskan kegiatan usaha luar negeri tersebut.

2. Ruang LingkupInterpretasi ini diterapkan untuk entitas yang melakukan lindung nilai atas resiko mata uang asing yang timbul dari investasi netonya dalam kegiatan usaha luar negeri; dan berkeinginan dapat memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2006). Interpretasi ini diterapkan hanya untuk lindung nilai atas investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri. 3. PermasalahanInvestasi dalam kegiatan usaha luar negeri dilaksanakan secara langsung oleh entitas induk atau tidak langsung oleh entitas anaknya.Sifat risiko yang dilindung nilai dan jumlah item yang dilindung nilai saat hubungan lindung nilai ditetapkan :a. Apakah entitas induk dapat menetapkan sebagai resiko yang di lindung nilai hanya atas selisih kurs yang timbul dari perusahaan perbedaan antara mata uang fungsional entitas induk dan kegiatan usaha luar negerinya atau juga dapat menetapkan sebagai resiko dilindung nilai atas selisih selisih kurs yang timbul dari perbedaan dari mata uang penyajian entitas induk dan mata uang fungsional kegiatan usaha luar negeri.b. Jika entitas induk melakukan kegiatan usaha luar negeri secara tidak langsung, apakah risiko yang dilindung nilai dan mencakup hanya selisih kurs yang timbul dari perbedaan mata uang fungsional antara kegiatan usaha luar negeri dan Entitas induk terdekat, atau juga dapat mencakup selisih kurs antara mata uang fungsional kegiatan usaha luar negeri dan entitas induk antara atau entitas induk akhir.c. Dimana dalam suatu kelompok usaha instrumen lindung nilai dapat dilaksanakan : apakah suatu hubungan akuntansi lindung nilai yang memenuhi syarat dapat diterapkan hanya jika entitas melindung nilai investasi netonya yang merupakan bagian dari instrumen lindung nilai atau apakah setiap entitas dalam kelompok usaha tersebut, tanpa memperhatikan mata uang fungsionalnya, dapat memiliki instrumen lindung nilai; apakah sifat instrumen lindung nilai atau metode konsolidasi mempengaruhi penilaian atas aktivitas lindung nilai.d. Berapa jumlah yang di reklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi dalam pelepasan kegiatan usaha luar negeri : ketika pelepasan suatu kegiatan usaha luar negeri yang dilindung nilai, berapa jumlah yang direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi; apakah metode konsolidasi mempengaruhi penentuan jumlah yang sudah reklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi.

BAB IIPEMBAHASANISAK 13LINDUNG NILAI INVESTASI NETO DALAM KEGIATAN USAHA LUAR NEGERI 1. Transaksi Dalam Mata Uang Asinga. Konsep dan DefinisiUntuk memahami transaksi dalam pelaporan mata uang asing, perlu diketahui beberapa definisi menurut PSAK 10 par 8 :1. Kegiatan Usaha luar negeri adalah entitas yang merupakan entitas anak, entitas asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas pelapor yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara selain negara entitas pelapor atau menggunakan mata uang selain mata uang entitas pelapor.2. Kurs adalah rasio untuk pertukaran dua mata uang.3. Kurs penutup adalah kurs spot pada akhir periode pelaporan.4. Kurs spot adalah kurs untuk realisasi tanggal tertentu.5. Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang fungsional entitas.6. Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan utama dimana entitas beroperasi, yaitu lingkungan dimana entitas tersebut utamanya menghasilkan dan mengeluarkan kas.7. Mata uang penyajian adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan8. Pos moneter adalah unit mata uang yang dimiliki serta aset dan liabilitas yang akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit yang tetap atau dapat ditetapkan.9. Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu suatu mata uang ke dalam mata uang yang lain pada kurs yang berbeda.Faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam menentukan mata uang fungsional :1. Mata uang yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa (mata uang yang harga jual barang dan jasa di denominasikan dan diselesaikan).2. Mata uang dari negara yang mempunyai kekuatan persaingannya dan peraturannya sebagian besar menentukan harga jual barang suatu entitas.3. Mata uang uang lain yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku dan biaya lain dari pengadaan barang atau jasa.b. Pelaporan Transaksi Mata Uang Asing ke dalam Mata Uang FungsionalTransaksi mata uang asing adalah transaksi yang didenominasikan atau memerlukan penyelesaian dalam mata uang asing termasuk transaksi yang timbul ketika entitas : 1. Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya idenominasikan dalam amata uang asing;2. Meminjam atau meminjamkan dana ketika jumlah yang merupakan utang atau tagihan didenominasikan dalam mata uang asing; 3. Memperoleh atau melepas asset, atau mengadakan atau menyelesaikan liabilitas yang didenominasikan dalam mata uang asing.Pada pengakuan awal, transaksi mata uang asing dicatat dalam mata uang fungsional dengan menggunakan kurs spot antara mata uang fungsional dengan mata uang asing pada tanggal transaksi. Sedangkan pelaporan pada akhir periode pelaporan berikutnya adalah sebagai berikut :1. Pos moneter mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs penutup.2. Pos nonmoneter yang dikur dengan menggunakan biaya historis dalam mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.3. Pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dalam mata uang asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan. Biasanya tanggal yang dipergunakan adalah tanggal neraca, sehingga kurs yang digunakan adalah kurs penutup.Untuk alasan praktis, kurs yang mendekati kurs aktual pada tanggal transaksi sering digunakan, misalnya kurs rata-rata untuk seminggu atau sebulan dapat digunakan untuk semua transaksi dalam mata uang asing yang terjadi selama periode tersebut, kecuali jika kursnya berfluktuasi secara signifikan. 2. Laporan Keuangan Dengan Mata Uang AsingDi dalam literatur akuntansi terdapat dua pendekatan untuk menjabarkan laporan keuangan dalam mata uang yang berbeda dengan induknya, yaitu closing atau current rate method dan temporal method. Sedangkan IFRS dan PSAK hanya menyebut satu saja yaitu penjabaran dengan metode current rate dengan asumsi mata uang yang digunakan untuk penyajian laporan keuangan anak perusahaan adalah mata uang fungsionalnya.a. Closing/Current Rate Method (Translation Method)Closing/current rate method adalah metode yang menjabarkan laporan keuangan dari mata uang fungsional ke mata uang penyajian. Metode ini digunakan untuk :1. Suatu perusahaan yang berdiri sendiri, a stand-alone entity, yang mencatat buku-bukunya dalam mata uang fungsional, tetapi menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang selain mata uang fungsionalnya.2. Anak perusahaan, cabang, atau asosiasi yang mencatat buku-bukunya dalam mata uang fungsionalnya kemudian menjabarkan laporan keuangannya ke dalam mata uang pelaporan induknya untuk kepentingan penyusunan laporan konsolidasi.

b. Temporal Method (Remeasurement Method)Temporal method adalah metode penjabaran dari mata uang asing ke mata uang fungsional. Metode ini digunakan untuk :1. Suatu perusahaan yang berdiri sendiri, a stand-alone entity, yang mencatat buku-bukunya dalam mata uang selain mata uang fungsional, tetapi menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang fungsionalnya.2. Kegiatan usaha luar negeri, a foreign operation, yang mencatat buku-bukunya dalam mata uang lokal tetapi mata uang fungsionalnya sama dengan mata uang induk perusahaannya.

3. Interpretasi a. Sifat resiko yang dilindung nilai dan jumlah item yang dilindung nilai untuk hubungan lindung nilai yang dapat ditetapkan;Akuntansi lindung nilai hanya dapat dterapkan terhadap selisih kurs yang timbul antara mata uang fungsional kegiatan usaha luar negeri dan mata uang fungsional entitas induk.Dalam lindung nilai risiko mata uang asing yang timbul dari investsi neto dalam kegiatan usaha luar negeri, item yang dilindung nilai dapat berupa suatu jumlah asset neto yang setara atau kurang dari jumlah tercatat asset neto kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk.Risiko yang dilindung nilai dapat ditetapkan sebagai eksposur mata uang asing yang timbul antara mata uang fungsional kegiatan usaha luar negeri dan mata uang fungsional setiap entitas induk dari kegiatan usaha luar negeri tersebut.Eksposur mata uang asing yang timbul dari investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri dapat memenuhi syarat sebagai akuntansi nilai lindung hanya dalam laporan keuangan konsolidasian.

b. Dimana instrumen lindung nilai dapat dilaksanakan;Suatu instrumen derivatif atau nonderivatif atau kombinasi dari keduanya dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai.Instrumen derivatif dapat dimiliki oleh setiap entitas atau entitas-entitas dalam kelompok usaha sepanjang terpenuhinya persyaratan dalam PSAK 55 (Revisi 2006) paragraf 90.Penilaian efektivitas tidak dipengaruhi apakah perubahan nilai dari instrumen lindung nilai diakui dalam laba rugi atau pendapatan komprehensif lain.Penilaian efektivitas tidak dipengaruhi oleh apakah oleh instrumen lindung nilai adalah instrumen derivatif atau non-derivatif atau metode konsolidasi.

c. Pelepasan kegiatan usaha luar negeri yang dilindung nilai;Jika kegiatan usaha luar negeri yang dilindung nilai dilepaskan, maka jumlah yang direklasifikasi dari cadangan penjabaran mata uang asing ke laba rugi yang terkait dengan instrumen lindung nilai adalah jumlah keuntungan atau kerugian kumulatif dari instrumen lindung nilai yang ditentukan sebagai suatu lindung nilai efektif, sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006).Jumlah yang direklasifikasi dari cadangan penjabaran mata uang asing ke laba rugi yang terkait dengan investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri merupakan jumlah yang termasuk dalam cadangan penjabaran mata uang asing entitas induk terkait dengan kegiatan usaha luar negeri, sesuai dengan PSAK 10 (Revisi 2010).Jumlah agregat neto yang diakui dalam cadangan penjabaran mata uang asing dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk akhir tidak dipengaruhi oleh metode konsolidasi.Namun metode konsolidasi dapat mempengaruhi jumlah yang dimasukkan dalam cadangan penjabaran mata uang asingnya terkait dengan suatu kegiatan usaha luar negeri individual.Penggunaan metode konsolidasi bertahap dapat mengakibatkan jumlah yang direklasifikasi ke laba rugi berbeda dari jumlah yang digunakan untuk menentukan efektifitas lindung nilai.Perbedaan ini dapat dieliminasi dengan menentukan jumlah yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri yang seharusnya muncul jika menggunakan metode konsolidasi langsung.Penyesuaian ini tidak disyaratkan PSAK 10 (Revisi 2010). Namun hal tersebut merupakan pilihan kebijakan akuntansi yang diikut secara konsisten untuk seluruh investasi neto.

4. Tanggal EfektifTanggal efektif pelaksanaan ISAK 13 Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri tanggal 1 Januari 2012, penerapan lebih dini diperkenankan namun harus diungkapkan.

5. Ketentuan TransisiTidak disyaratkan untuk tunduk pada perubahan kebijakan akuntansi sebagaimana yang disyaratkan PSAK 25 (Revisi 2009). Jika entitas telah menetapkan instrumen lindung nilai yang tidak memenuhi kondisi lindung nilai sesuai ISAK 13 ini, maka entitas menerapkan PSAK 55 (Revisi 2006) secara prospektif.

BAB IIIPENUTUP

SimpulanLindung nilai adalah suatu strategi yang diciptakan untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di samping tetap dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari invetasi tersebut. Argumen perlunya lindung nilai oleh perusahaan, kebanyakan perusahaan menggunakan lindung nilai karena tidak mempunyai kemampuan atau keahlian khusus dalam memprediksi variabel-variabel seperti tingkat bunga, kurs valas, dan harga komoditas. Dengan lindung nilai, perusahaan dapat memfokuskan aktivitas-aktivitas utamanya sesuai dengan kemampuan dan keahlian khususnya.