Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada...

47
29 Beton ringan dengan bahan tambah serat plastik dan serat nylon sebagai lapis perkuatan beton bertulang dengan frp plate Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2010

Transcript of Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada...

Page 1: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

29

Beton ringan dengan bahan tambah serat plastik dan serat nylon sebagai

lapis perkuatan beton bertulang dengan frp plate

Irda Kusuma

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2010

Page 2: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggunaan beton sebagai bahan bangunan telah lama dikenal. Salah satu alasan

pemilihan penggunaan beton adalah karena beton mudah dibentuk sesuai

keinginan dalam pelaksanaan, selain bahan–bahan dasar pembentuk beton itu

sendiri mudah didapat, serta kelebihan beton yang paling menonjol adalah kuat

desaknya yang tinggi, tetapi beton juga memiliki kuat tarik yang rendah. Beton

juga dapat mengalami degradasi yang disebabkan oleh berbagai sebab,

diantaranya serangan asam, korosi, gempa, kebakaran, susut dan beban yang

berlebihan. sehingga dapat menyebabkan penurunan kemampuan struktur beton

dalam memikul beban dan akan mengalami retak.

Untuk mengembalikan kemampuan beton dalam memikul beban layan, dapat

dilakukan perkuatan dengan berbagai metode antara lain pembesaran tampang

beton, pemasangan plat baja pada permukaan beton dan dapat juga dengan

pemasangan FRP (Fiber Reinforced Plastic) pada permukaan beton di daerah

tarik.

Pemasangan FRP (Fiber Reinforced Plastic) memiliki kelebihan, antara lain

karena berbobot ringan, tahan terhadap korosi, kekuatan tarik serta modulus

elastis yang tinggi. Akan tetapi material FRP juga memiliki kekurangan yaitu

selain mahal juga sangat bergantung pada mutu beton. Material FRP tidak akan

berfungsi maksimal biasanya diakibatkan oleh retakan–retakan awal yang terjadi

terlebih dahulu pada beton.

Page 3: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

31

Usaha peningkatan kinerja FRP agar maksimal dapat dilakukan dengan

memberikan lapisan antara beton dengan FRP, sehingga retakan–retakan awal

yang terjadi dapat dicegah.

Bahan lapis antara ini harus memiliki kriteria antara lain ringan dan memiliki kuat

tarik yang tinggi. Material yang dapat dijadikan kandidat untuk maksud ini dapat

berupa beton ringan berserat. Beton ringan berserat ini diperoleh dari campuran

agregat ALWA (Artificial Ligth Weight coarse Aggregate) dan semen yang

didalamnya akan diperkuat dengan serat plastik dan serat nylon serta bahan

tambah lain seperti superplasticizer dan accelerator untuk memodifikasi

campuran sehingga mudah dikerjakan dan cepat mengeras.

Balok adalah batang struktural yang dirancang untuk menahan beban-beban yang

bekerja dalam arah tegak lurus terhadap sumbunya. Beban tersebut akan

menyebabkan balok melentur sehingga akan terbentuk sejumlah gaya-gaya dalam.

tegangan normal yang dihasilkan oleh lenturan berubah secara linier dengan

jaraknya dari sumbu netral. Dalam keadaan kaku, tegangan adalah sebanding

dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok

dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada

permukaan tersebut sama, tetapi tegangan yang lebih tinggi terjadi pada lapisan

yang lebih kaku. Kekakuan suatu bahan diukur dengan elastisitasnya. Sehingga

dengan adanya lapisan antara yang mempunyai kekuatan tarik dan kekakuan yang

lebih besar diharapkan akan meningkatkan kinerja dari FRP. Oleh karena itu,

penelitian ini mencoba memodifikasi material untuk memperbaiki material beton

yang digabungkan dengan material lain yang mempunyai kuat tarik besar juga

kekakuan yang besar.

Page 4: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

32

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, secara rinci rumusan

masalah dari penelitian adalah :

a. Pengaruh penambahan serat plastik dan serat nylon terhadap kuat tarik lentur

pada beton ringan yang digunakan sebagai lapisan antara beton dengan FRP.

b. Pengaruh penambahan serat plastik dan serat nylon terhadap nilai kekakuan

pada beton ringan yang digunakan sebagai lapisan antara beton dengan FRP.

1.3. Batasan Masalah

Untuk menyederhanakan pembahasan, maka pada penelitian ini perlu adanya

pembatasan masalah sebagai berikut :

a. Semen yang digunakan semen tipe I.

b. Agregat kasar dan agregat halus yang digunakan adalah ALWA (Artificial

Light Weight coarse Aggregate). diproduksi oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Pekerjaan Umum Cilacap, Jawa Tengah.

c. Serat plastik dan serat nylon yang digunakan dengan variasi 0,25%, 0,5%,

0,75%, 1% dari volume benda uji dengan aspek rasio 80.

d. Superplazticizer yang digunakan 1,4% dari berat semen

e. Benda uji berupa balok dengan dimensi 10x10x50 cm.

f. Pengujian dilakukan pada beton umur 28 hari.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mencari bahan lapisan antara untuk

meningkatkan performance FRP yang memiliki kriteria ringan dan kuat tariknya

tinggi.

Page 5: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

33

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangsih teoritis tentang bahan lapis antara untuk meningkatkan

kinerja FRP sebagai bahan perkuatan beton.

1.5.2. Manfaat Praktis

Menjadi pedoman dalam pelaksanaan praktek FRP dengan memberikan lapis

antara.

Page 6: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

34

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Beton Ringan

Beton biasa merupakan bahan yang cukup berat, dengan berat 2400 kg/m3 dan

menghantarkan panas. Untuk mengurangi beban mati suatu struktur beton atau

mengurangi sifat penghantaran panasnya maka telah banyak dipakai beton ringan.

Beton disebut ringan jika beratnya kurang dari 1800 kg/m3. Pada dasarnya, beton

ringan diperoleh dengan cara pemberian gelembung udara kedalam campuran

betonnya. Oleh karena itu pembentukan beton ringan dapat dilakukan dengan

cara-cara berikut :

a. Dengan membuat gelembung-gelembung gas/udara dalam adukan semen.

Dengan demikian akan terjadi banyak pori-pori udara di dalam betonnya.

Bubuk aluminium ditambahkan ke dalam semen dan akan timbul gelembung-

gelembung udara.

b. Dengan menggunakan agregat ringan, misalnya tanah liat bakar, batu apung.

Dengan demikian beton yang terjadipun akan lebih ringan daripada beton

biasa.

c. Pembuatan beton dengan tanpa butir-butir halus. Dengan demikian beton ini

disebut “beton non-pasir” dan hanya dibuat dari semen dan agregat kasar saja

(dengan butir maksimum agregat kasar sebesar 20 mm). Beton demikian

mempunyai pori-pori yang hampir seragam. Sebagai bahan batuan kasar yang

dipakai antara lain : kerikil alami (batu apung “terak tungku tinggi”, tanah liat

bakar).

Page 7: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

35

2.2. Pengertian Balok Beton Bertulang

Balok adalah elemen struktur yang menyalurkan beban-beban dari slab lantai ke

kolom. Balok merupakan salah satu struktur yang paling utama mendukung

beban-beban luar serta berat sendiri.

Beton diperoleh dari pencampuran antara agregrat halus, agregrat kasar, semen

dan air serta kadang-kadang dengan bahan tambah lainnya. Semen jika diaduk

dengan dengan air akan terbentuk adukan pasta semen, sedangkan jika diaduk

dengan air kemudian ditambah pasir maka akan menjadi mortar semen, dan jika

ditambah dengan kerikil atau batu pecah sehingga mengeras maka disebut beton.

Kekuatan, keawetan, dan sifat-sifat lain dari beton tergantung dari kualitas bahan

dasar, perbandingan volume campuran, cara pelaksanaan, cara pemadatan,

pemeliharaannya, serta adanya bahan tambahan (admixture). Bahan penyusun

beton dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bahan aktif dan bahan pasif.

Kelompok aktif yaitu semen dan air sedangkan yang pasif yaitu pasir dan kerikil

(disebut agregrat halus dan agregrat kasar). Kelompok yang pasif disebut pengisi,

sedangkan yang aktif disebut perekat/pengikat.

Beton bertulang adalah gabungan dari dua jenis bahan, yaitu beton polos yang

memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi kekuatan tariknya rendah, dan

batangan-batangan baja yang ditanamkan di dalam beton yang dapat memberikan

kekuatan tarik yang diperlukan. Beton bertulang memadukan dua jenis bahan,

yaitu baja tulang dan beton yang dipakai bersamaan, dengan demikian prinsip-

prinsip yang mengatur perencanaan struktur dari beton bertulang dalam beberapa

hal berbeda dengan prinsip-prinsip yang menyangkut satu macam bahan saja.

Page 8: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

36

2.3. Kekuatan Balok

Agar dapat menahan beban-beban yang ditopangnya, balok harus mempunyai

kekuatan-kekuatan yang ditentukan besarnya pada waktu pra desain. Kekuatan

beton dapat dilihat dari mutu beton itu sendiri. Kekuatan balok meliputi kekuatan

lentur, geser, torsi, tarik, dan tekan. Balok yang memenuhi nilai minimum dari

semua jenis kekuatan tersebut baru dapat dikatakan sebagai balok yang aman.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan beton antara lain:

a) Faktor air semen (FAS), hubungan faktor air semen dan kuat tekan beton

secara umum adalah bahwa semakin rendah nilai faktor air semen semakin

tinggi kuat tekan betonnya, namun kenyataannya pada suatu nilai faktor air

semen tertentu semakin rendah nilai faktor air semen kuat tekan betonnya. Hal

ini karena jika faktor air semen semakin rendah maka beton semakin sulit

dipadatkan. Dengan demikian ada suatu nilai faktor air semen yang optimal

yang menghasilkan kuat tekan yang maksimal.

b) Mutu semen Portland, mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat batas beton.

c) Perbandingan adukan beton

d) Jenis dan bidang permukaan agregat

e) Umur beton

f) Perawatan (Curing)

g) Suhu

(Istimawan Dipohusodo, 1999)

2.4. Kerusakan-Kerusakan Beton

a. Retak (Crack)

Retak pada beton biasanya dikarenakan proporsi campuran pada beton kurang

baik. Retak merupakan kerusakan paling ringan yang terjadi pada beton.

Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur umumnya

terjadi pada elemen struktur konstruksi bangunan, sedangkan retak non-struktur

terjadi pada dinding bata atau dinding non-beton lainnya. Pada retak non-struktur

Page 9: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

37

dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya proporsi campuran beton kurang

baik, umur bangunan, cuaca, efek panas yang berlebihan, reaksi kimia dan susut.

Sedangkan penyebab retak pada struktur sama dengan retak non struktur tapi retak

pada struktur juga terjadi karena gempa, kebakaran dan korosi pada struktur

beton.

b. Terlepasnya bagian beton (Spalling)

Spalling atau terlepasnya bagian beton merupakan jenis kerusakan beton yang

sering terjadi pada bangunan beton dan biasanya kurang diperhatikan dalam

pembuatan campurannya. Kerusakan ini terjadi karena campuran beton yang

kurang homogen dan juga faktor umur beton. Oleh karena itu metode perbaikan

pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya spalling yang

terjadi.

c. Aus

Aus merupakan jenis kerusakan beton yang sering terjadi pada bangunan.

Kerusakan jenis ini biasanya kurang diperhatikan karena tingkat kerusakan yang

sulit diprediksi. Kerusakan ini juga disebabkan karena umur beton yang sudah

terlalu lama, kebakaran, reaksi kimia dan sebagainya.

d. Patah

Patah yang terjadi pada beton biasanya dikarenakan struktur beton yang tidak

mampu untuk menahan beban. Kerusakan ini bisa terjadi karena pada saat

pembuatan campuran beton (mix design) kurang diperhatikan proporsi yang

digunakan. Sebelum pembuatan campuran beton harus menghitung beban-beban

yang akan menimpa struktur beton tersebut agar patah pada beton tidak terjadi.

e. Keropos

Keropos merupakan jenis kerusakan yang disebabkan salah satunya karena umur

beton yang terlalu lama. Kerusakan ini biasanya kurang diperhatikan karena

kerusakan terjadi pada bagian bangunan yang sulit dijangkau. Misalnya pada

Page 10: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

38

bagian bawah jembatan. Untuk itu agar tidak terjadi keropos dini karena reaksi

kimia atau yang lain maka perlu diperhatikan pada saat pembuatan bangunan.

f. Delaminasi

Beton mengelupas sampai kelihatan tulangannya disebut delaminasi. Kerusakan

ini bisa terjadi pada konstruksi bangunan dikarenakan banyak sebab, diantaranya

kegagalan pada pembuatan campuran, reaksi kimia, kelebihan beban dan

sebagainya. Oleh karena itu perlu diperhitungkan agar kerusakan ini tidak terjadi

pada konstruksi bangunan.

2.5. Penyebab Kerusakan-Kerusakan pada Beton

a. Serangan Asam

Beton yang terbuat dari semen portland diketahui memperlihatkan hasil yang

buruk saat bersentuhan dengan asam. Kurangnya ketahanan beton pada dasarnya

sangat penting apabila bidang-bidang beton yang besar terkena tumpahan asam.

Serangan asam sebagai sumber penyebab kerusakan beton yang paling umum

dalam sistem pembuangan kotoran (limbah), proses industri dan air tanah. Larutan

asam merupakan salah satu yang paling agresif terhadap beton.

b. Korosi

Beton secara alami terlindungi dari korosi oleh lapisan tipis akibat pasif alkalin

dari bahan dasar semen. Akibat serangan agresif dari senyawa luar berinfitrasi

maka beton dapat mengalami korosi. Bangunan beton yang di bangun disekitar

pantai, dapat lebih cepat rusak akibat serangan garam chloride. Gas CO2 pun

dapat masuk secara agresif melalui pori-pori beton dan bereaksi dengan Ca(OH)2

dan menghasilkan CaCO3 + H2O yang menyebabkan pH dari beton turun.

Tiga hal mutlak, sehingga menjadikan korosi pada beton :

a) Rusak akibat chloride atau karbonasi.

b) Air sebagai elektrolit.

Page 11: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

39

c) Oksigen.

c. Kelebihan Beban

Beton digunakan dalam konstruksi bangunan karena mampu menahan beban yang

sesuai dengan kegunaannya. Beton yang dipakai juga sudah dirancang untuk

menahan beban yang telah diperhitungkan. Kelebihan beban pada konstruksi

bangunan dapat menyebabkan umur rencana bangunan berkurang, selain itu juga

bisa menyebabkan bangunan tersebut retak dan bisa lebih fatal lagi akibatnya

terjadi patah pada beton.

d. Gempa

Pada umumnya setelah terjadinya gempa bumi dengan skala yang cukup besar,

akan mengakibatkan kerusakan struktur maupun non-struktur pada bangunan yang

terbuat dari konstruksi beton. Bentuk dan tingkat kerusakan yang terjadi mulai

dari yang ringan sampai berat. Dengan adanya tuntutan bahwa bangunan yang

mengalami kerusakan harus sudah dapat secepatnya difungsikan kembali, maka

perlu adanya penanganan terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi, baik dengan

melakukan perbaikan ataupun perkuatan. Seringkali dengan terbatasnya waktu,

maka perbaikan atau perkuatan yang dilakukan tidak memperhatikan beberapa

kaidah yang berkaitan dengan kapasitas struktur dan prosedur pelaksanaan serta

kontrol kualitas.

e. Kebakaran

Kebakaran merupakan salah satu penyebab kerusakan yang sangat merugikan

sekali dalam konstuksi bangunan. Bentuk dan tingkat kerusakannya pun sangat

berat. Konstruksi bangunan yang mengalami kebakaran sangat sulit

penanganannya dalam perbaikan, karena bangunan yang mengalami kebakaran

biasanya sudah tidak layak pakai lagi sebelum bangunan tersebut dianalisa

kekuatan dan ketahanan dalam menahan beban. Oleh karena itu, bahan-bahan

yang akan dipakai dalam perbaikan perlu diperhatikan dalam kontrol kualitas

untuk kekuatan dan ketahanan dalam menahan beban.

Page 12: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

40

f. Susut

Suatu bangunan yang baik dan aman harus memperhitungkan semua parameter

yang bisa mempengaruhi kondisi bangunan tersebut. Begitu juga dengan

penyusutan, harus diperhitungkan secara teliti. Walaupun perkembangan

penyusutan sangat lambat, tetapi jika diabaikan maka dalam jangka waktu lama

akan menyebabkan deformasi. Efek lain yang bisa ditimbulkan oleh penyusutan

adalah terjadinya keretakan pada dinding atau pada beton, karena beton menjadi

sangat lemah dalam menahan peningkatan tegangan pori pada beton.

Untuk mengurangi susut pada konstruksi bangunan dapat dikurangi dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Jumlah air dalam campuran beton seminimal mungkin.

b) Merawat beton sebaik mungkin.

c) Menuangkan beton dalam beberapa bagian kecil, tidak sekaligus, sehingga

memberi kesempatan pada terjadinya susut sebelum bagian berikutnya

dituangkan.

d) Menggunakan sambungan konstruksi untuk mengontrol retak.

e) Menggunakan tulangan susut.

f) Menggunakan agregat yang tepat dan tidak berpori.

2.6. Perkuatan Balok pada Struktur Eksisting

Banyaknya jenis kerusakan–kerusakan yang terjadi pada beton berupa retak

(crack), terlepasnya bagian beton (spalling), aus, patah, keropos, dan delaminasi

yang disebabkan baik serangan asam, korosi, kelebihan beban, gempa kebakaran,

dan susut, menyebabkan kemampuan layan suatu struktur akan menurun baik

pada umur awal maupun pada umur rencana suatu struktur. Alasan perlunya

dilakukan perkuatan pada struktur balok eksisting adalah adanya penyebab

kerusakan beton itu sendiri.

Page 13: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

41

Ada beberapa metode perkuatan balok yang dapat diterapkan pada struktur

eksisting antara lain dengan mengupas selimut betonnya kemudian dilakukan

pengecoran kembali bagian yang dikupas tersebut, memperluas penampang atau

dengan melapisi bagian luarnya dengan baja maupun dengan bahan komposit non-

logam (fiber reinforced plastics). Pada balok yang retak akibat gempa, kebakaran

atau korosi, pengecoran kembali merupakan pilihan yang tepat untuk

memgembalikan luas tampang. Setelah itu dapat ditindak lanjuti dengan perkuatan

menggunakan bahan lain contohnya FRP untuk membentuk struktur komposit.

Sedangkan pada balok yang akan difungsikan untuk menerima beban lebih,

penambahan dengan FRP atau baja merupakan alternatif yang tepat.

2.6.1. Perkuatan dengan Carbon Fiber Reinforced Plastics (CFRP)

Perkuatan struktur beton bertulang dengan menggunakan Carbon Fiber

Reinforced Plastics (CFRP) cocok untuk meningkatkan kekuatan lentur dan geser

dan sangatlah populer diantara para ahli dan teknisi dalam hal teknik

pengaplikasiannya. Material ini direkatkan dengan lem pada permukaan tegangan

dan badan balok untuk meningkatkan kekuatan lentur dan geser. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa perkuatan lentur dengan Carbon Fiber Strips dan

perkuatan geser dengan CFRP-wrapping dapat meningkatkan kuat lentur ultimit

dan kuat geser sebesar 75,6%, keruntuhan tarik telah diselidiki dan mekanisme

lepasnya CFRP dari permukaan beton. (Tesis, Edy Purwanto, 2002).

Ada dua macam CFRP yang dapat digunakan untuk perkuatan balok yaitu jenis

wrapping dan plat. Penggunaan carbon fiber reinforced plastic-wrapping (CFRP-

Wrapping) yang dipadukan dengan resin epoxy sebagai bahan struktur bertulang

sangat menarik perhatian karena kekuatan yang tinggi, berat yang ringan,

kecepatan dan kemudahan dalam pelaksanaan di lapangan, ketahanan yang tinggi

terhadap korosi, dan kemudahan dalam fabrikasi. Sejak pertama kali

pengaplikasian teknologi fiber wrapping pada cerobong beton di Jepang

(Katsumata dan yagi, 1990) telah banyak dilakukan penelitian tentang teknik

Page 14: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

42

penggunaan fiber-wrap. Teknik tersebut telah diaplikasikan pada pembangunan

beton bertulang di beberapa kota di Amerika Serikat misalnya California, Nevada,

New york, Vermont. (Mohsen Shahawy, Tom Beitelman, Amir Mirmiran, 1998)

CFRP jenis plat merupakan jenis CFRP yang berbentuk lembaran menyerupai

papan. Fungsi dan kegunaannya sama dengan plat baja yang telah banyak

digunakan sebelumnya dengan kekuatan yang meningkat beberapa kali. CFRP

jenis plate banyak digunakan untuk melapisi balok dan plat karena lebih praktis,

cukup direkatkan pada sisi bagian bawah dari balok atau plat.

Plat carbodur merupakan CFRP jenis plat yang diproduksi oleh PT. Sika

Nusantara Keuntungan dari penggunaan plat CarboDur untuk perkuatan pada

beton bertulang diantaranya ringan, tipis, mudah dibawa dan terdapat dalam

berbagai panjang. Plat carbodur mempunyai kekuatan tarik yang sangat besar.

Kekuatan tarik tersebut dapat dilihat dari diagram perbandingan tegangan-

regangan antara CFRP dan baja.

Gambar 2.2 Diagram Karakteristik Material CFRP dan Baja

Akan tetapi perkuatan dengan CFRP masih belum maksimal dikarenakan terjadi

kerusakan awal pada beton, baik berupa retak , spalling, dan sebagainya yang

akan menyebabkan berkurangnya kemampuan layan suatu struktur sehingga perlu

diberikan lapisan antara yang ringan dan berserat sebagai perbaikan sekaligus

penambahan perkuatan guna menghindari kerusakan–kerusakan tersebut pada saat

pemasangan CFRP. Adapun bahan lapis antara ini harus memilki kriteria ringan

e

s

Steel (400 MPa)

CarboDur Tipe S (2800 MPa)

Page 15: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

43

dikarenakan agar tidak menambah beban sendiri dari struktur yang akan

diperbaiki, selain itu juga harus mempunyai kekuatan tarik yang tinggi untuk

meningkatkan performance dari beton sehingga diberi serat plastik dan serat

nylon yang mempunyai modulus elastisitas yang tinggi.

2.6.2. Lapisan Antara

Lapisan antara yang ringan dan berserat sebagai perbaikan sekaligus penambahan

perkuatan guna menghindari kerusakan–kerusakan awal tersebut pada saat

pemasangan CFRP. Syarat material harus mempunyai daya lekat yang kuat,

modulus elastisitas yang mampu menahan overstressing, tidak mengurangi

kekuatan beton, tidak susut, permeabilitas tinggi, dapat menahan air. Material

lapisan antara dalam penelitian ini berupa beton ringan yaitu campuran antara

semen portland atau bahan pengikat hidrolis, agregat halus, dan air yang diberi

tambahan serat–serat untuk mendapatkan peningkatan mutu. Fungsi bahan

tambahan serat–serat adalah agar distribusi tegangan keseluruh bagian dari

campuran beton dapat lebih baik.

Penambahan penampang pada balok juga akan menambah kekuatan tegangan–

regangan suatu balok yang dikenal oleh hukum hooke dimana tegangan–regangan

akan berbanding lurus. Dalam suatu irisan suatu balok, tegangan normal yang

dihasilkan oleh lenturan berubah secara linier dengan jarak sumbu netral. Bahwa

tegangan–tegangan tersebut bekerja tegak lurus terhadap irisan balok. Tegangan–

tegangan ini adalah hasil perpanjangan atau penyusutan aksial dari berbagai

serabut dalam balok.

σ = P

A ……………….............................................(2.1)

Dimana :

P = gaya (N)

A = Luas (m2)

σ = Tegangan (N/m2)

Page 16: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

44

Untuk agregat halus, sesuai dengan tujuan penelitian ini, kami menggunakan

ALWA yang diproduksi oleh badan penelitian dan pengembangan Pekerjaan

Umum Cilacap, Jawa Tengah. Agregat buatan ini dibuat dari partikel lempung

yang dapat berkembang (expand clay). Lempung dipecah menjadi partikel–

partikel kecil diameter 5 mm – 20 mm, kemudian dikeringkan dan dibakar 5 – 10

menit dalam tungku pembakaran yang dapat berputar (rotary klin), dengan suhu

mencapai 1150°C – 1250°C. pada pemakaian ALWA untuk bangunan,

keuntungan yang akan diperoleh antara lain:

a. Penghematan biaya konstruksi transport produksi, karena berat jenis rendah.

b. Pekerjaan scaffolding dan concrete placement lebih murah.

Pengaruh daya sekat panas lebih baik pada penggunaan Air Conditioning,

sehingga hemat energi.

2.6.3. Serat

Serat adalah susunan benang halus yang dapat diperoleh daari hewan, mineral

atau bahan sintesis. Serat yang ada di pasaran mempunyai diameter antara 0,004

mm sampai 0,2 mm. Penggolongan serat dapat menurut asalnya, struktur kimia,

atau keduanya. Mereka dapat dipintal menjadi benang atau tali dan serat yang

mempunyai kekuatan tinggi dapat digunakan untuk perkuatan bahan komposit.

(Encarta Ensiklopedia, 1997).

Serat dapat digambarkan sebagai agregat dengan penyimpangan yang ekstrim

pada bentuknya yang bulat halus dan panjang. Serat yang dicampur dalam adukan

beton akan mengandung dan menyikat ke sekitar partikel agregat dan sangat

mengurangi workability pada saat adukan menjadi lebih kohesif tetapi mengurangi

kecendrungan Segregasi (pemisahan butiran). (Ghambir, M. L., 1986).

Penggunaan serat sebagai bahan tambah dalam beton harus memperhatikan

beberapa faktor dibawah ini yaitu :

1. Jenis serat

Page 17: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

45

2. Aspek ratio serat

3. Prosentase serat

(Sudarmoko, 1990 dalam Harjono, 2001)

2.6.3.1. Serat Plastik

Serat plastik yang digunakan dalam penelitian ini adalah senar plastik yang

umumnya dipakai oleh para nelayan untuk memancing. Adapun sifat dari material

ini tidak kaku dan tidak mudah putus juga tahan terhadap korosi.

2.6.3.2. Serat Nylon

Serat nylon yang digunakan dalam penelitian ini adalah nylon yang biasa

digunakan oleh para penjahit sepatu. Nylon umumnya mempunyai tingkat

keuletan (toughness), ketahanan terhadap kelelahan dan abrasi (fatique and

abration resistance), kekuatan dan daya tahan (strength and durability) baha-

bahan kimia seperti minyak, bahan pelarut alkali. Tetapi nylon tidak tahan

terhadap asam karena apabila nylon bereaksi dengan asam akan terhidrolisa.

Nylon banyak diproduksi dalam bentuk serabut halus, serat benang, bahan perekat

dan bahan pelapis.

2.7. Kuat Tarik Lentur Beton

Beban–beban yang bekerja pada struktur, baik yang berupa beban gravitasi

(vertikal) maupun beban–beban lain seperti beban angin (horizontal) atau juga

beban karena susut dan beban karena perubahan suhu, menyebabkan adanya

lentur dan deformasi pada elemen struktur. Lentur pada balok merupakan akibat

dari adanya regangan yang timbul karena adanya beban luar.

Apabila suatu gelagar balok bentang sederhana menahan beban yang

mengakibatkan timbulnya momen lentur, akan terjadi deformasi lentur didalam

Page 18: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

46

balok tersebut. Pada kejadian momen lentur positif, regangan tekan terjadi

dibagian atas dan regangan tarik dibagian bawah dari penampang. Regangan–

regangan tersebut yang harus ditahan oleh balok, regangan tekan disebelah atas

dan regangan tarik dibagian bawah. Jika beban bertambah, maka pada balok

terjadi deformasi dan regangan tambahan yang mengakibatkan bertambahnya

retak lentur disepanjang bentang balok. Dan bila beban semakin bertambah, pada

akhirnya dapat terjadi keruntuhan elemen struktur, yaitu pada saat beban luarnya

mencapai kapasitas elemen. Karena itu perencana harus mendesain penampang

sedemikian rupa sehingga tidak terjadi retak berlebihan pada saat beban bekerja

serta masih mempunyai kekuatan cadangan untuk menahan beban dan tegangan

tanpa mengalami keruntuhan.

Untuk memperhitungkan kemampuan dan kapasitas dukung komponen struktur

beton terlentur (balok, pelat, dinding dan sebagainya), sifat utama bahwa bahan

beton kurang mampu menahan tegangan tarik akan menjadi dasar pertimbangan.

Tegangan–tegangan lentur merupakan hasil dari momen lentur luar. tegangan ini

hampir selalu menentukan geometris penampang beton bertulang. Proses desain

yang mencakup pemilihan dan analisa penampang biasanya dimulai dengan

pemenuhan persyaratan terhadap lentur, kecuali untuk komponen struktur yang

khusus seperti pondasi.

Pengujian kuat tarik secara langsung dan sulit dilakukan, terdapat dua cara

pengujian yang dapat dilakukan untuk mengetahui kuat tarik beton. yang pertama

dengan pengujian tarik belah. Yang kedua adalah mendapatkan kuat tarik dalam

keadaan lentur, menguraikan secara terperinci bagaiman membuat dan merawat

benda uji untuk pengujian lentur serta menganalisa yang biasa disebut kuat tarik

lentur. Untuk batang yang mengalami lentur, dipakai dalam desain adalah

modulus rupture, bukan tarik belahnya. Untuk mengetahui kekuatan lentur beton

harus dilakukan percobaan yang dapat menggambarkan terjadinya lentur tarik saja

didalam balok beton. Hal ini sering disebut dengan lentur murni. Lenturan murni

adalah suatu lenturan yang berhubungan dengan lenturan sebuah balok dibawah

Page 19: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

47

suatu lenturan yang konstan. Berarti gaya lintang sama dengan nol. Pengujian ini

dilakukan berdasarkan standar ASTM C-78, yaitu metode pengujian kuat lentur

dengan beban terbagi menjadi dua yang bekerja pada suatu penamapang balok

dengan titik yang membagi menjadi tiga bagian daerah.

Page 20: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

48

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Tinjauan Umum

Dalam suatu penelitian agar tujuan yang diharapkan tercapai, maka dilaksanakan

dalam suatu metode. Metode penelitian merupakan langkah-langkah penelitian

suatu masalah, kasus, gejala atau fenomena tertentu dengan jalan ilmiah untuk

menghasilkan jawaban yang rasional. Penelitian ini menggunakan metode

eksperimen di laboratorium. Metode ekperimen adalah suatu penelitian yang

mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam suatu

kondisi yang terkontrol.

Penelitian ini terdiri atas variabel bebas (independent variable) dan variabel

terikat (denpendent variable). Variabel bebas berupa penambahan serat plastik

dan serat nylon, terhadap volume beton ringan , sedangkan variabel terikat berupa

kuat tarik dan kekakuan lapisan antara. Faktor-faktor lain seperti susunan gradasi

agregrat, proporsi campuran bahan, perawatan, dan yang lain di anggap sebagai

variabel yang tidak berpengaruh.

Pemecahan masalah pada penelitian ini dengan menggunakan cara statistik, yaitu

dengan urutan kegiatan dalam memperoleh data sampai data itu berguna sebagai

dasar pembuatan keputusan diantaranya melalui proses pengumpulan data,

pengolahan data, analisa data dan cara pengambilan keputusan secara umum

berdasarkan hasil penelitian.

Page 21: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

49

3.2. Tahap-Tahap Pengujian Di Laboratorium

Sebagai penelitian ilmiah, penelitian ini dilaksanakan dalam sistematika dengan

urutan yang jelas dan teratur agar hasil yang didapat baik dan dapat dipertanggung

jawabkan. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi beberapa tahapan,

yaitu :

a. Tahap I

Disebut tahap persiapan, Pada tahap ini seluruh bahan dan peralatan yang

dibutuhkan dipersiapkan terlebih dahulu agar penelitian dapat berjalan

dengan lancar.

b. Tahap II

Disebut tahap uji bahan. Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap bahan

penyusun lapisan antara yang meliputi semen, kerikil ALWA dan pasir

ALWA sebagai agregat halus. Dari pengujian-pengujian ini dapat diketahui

apakah bahan yang akan digunakan untuk penelitian tersebut memenuhi

syarat atau tidak. Pengujian untuk masing-masing bahan antara lain :

1) Semen

Uji vicat yaitu untuk mengetahui waktu pengikatan awal.

2) Kerikil ALWA

a) Specific gravity bertujuan untk mengetahui berat jenis kerikil ALWA

serta daya serap kerikil ALWA terhadap air.

b) Abrasi bertujuan untuk menentukan prosentase keausan agregat kasar.

c) Gradasi bertujuan untuk mengetahui susunan diameter butiran kerikil

dan prosentase modulus kehalusan butir (menunjukkan tinggi

rendahnya tingkat kehalusan dalam suatu agregat).

3) Pasir ALWA

a) Kadar lumpur bertujuan untuk mengetahui kadar lumpur dalam pasir

ALWA.

b) Kadar organik bertujuan untuk mengetahui jumlah kandungan zat

organik dalam pasir ALWA.

Page 22: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

50

c) Gradasi bertujuan untuk mengetahui susunan diameter butiran pasir dan

prosentase modulus kehalusan butir (menunjukkan tinggi rendahnya

tingkat kehalusan butir dalam suatu agregat).

d) Specific gravity bertujuan untuk mengetahui berat jenis pasir serta daya

serap pasir terhadap air.

4) Serat plastik dan Serat nylon

a) Specific gravity bertujuan mengetahui berat jenis dari serat plastik dan

serat nylon.

b) aspek rasio (l/d) bertujuan untuk menentukan perbandingan panjang dan

diameter yang mempengaruhi kekuatan beton serat dan work ability-

nya.

c. Tahap III

Disebut tahap pembuatan mix design. Dalam tahap ini dilakukan perencanan

pembuatan beton ringan dengan metode ACI 211.2-98. Setelah rancangan

campuran beton ringan didapatkan, selanjutnya dilakukan percobaan terhadap

rancangan (trial mix design) agar diketahui apakah rancangan yang telah

dibuat bisa dikerjakan atau tidak. Jika trial mix design berhasil, maka data

mix design tersebut dapat digunakan dalam perhitungan perencanaan

pembuatan benda uji.

d. Tahap IV

Disebut tahap pembuatan benda uji. Pada tahap ini dilakukan pekerjaan

sebagai berikut :

1) Penetapan campuran lapisan antara dan pembuatan adukan lapisan antara.

2) Pengecoran ke dalam cetakan.

3) Pelepasan benda uji dari cetakan.

e. Tahap V

Disebut tahap perawatan benda uji, Perawatan dengan menutupi karung goni

dalam keadaan basah setelah itu di biarkan di udara terbuka sampai umur 28

hari.

Page 23: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

51

f. Tahap VI

Disebut tahap pengujian benda uji. Pada tahap ini di lakukan pengujian kuat

tarik lentur. Pengujian kuat tarik lentur ini dilakukan terhadap benda uji yang

telah berumur 28 hari.

g. Tahap VII

Disebut tahap analisa data dan pembahasan. Pada tahap ini dilakukan analisa

data dengan menggunakan metode statistik untuk mendapatkan hubungan

antara varibel-variabel yang diteliti.

h. Tahap VIII

Pada tahap ini dibuat suatu kesimpulan berdasarkan data yang telah dianalisis

yang berhubungan langsung dengan tujuan penelitian. Untuk lebih jelasnya,

tahapan dalam penelitian ini disajikan secara skematis dalam bentuk bagan

alir pada Gambar 3.1. sebagai berikut :

Page 24: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

52

1.Serat Plastik 2.Serat Nylon

Gambar 3.1. Diagram Alir Tahap Penelitian

Uji Bahan : Kadar Lumpur Kadar Organik Specific Gravity Gradasi

Uji Bahan : Vicat

Mulai

Persiapan

Semen Agregat Kasar

1. Air 2. Pengeras 3. superplastizer

Pembuatan Benda Uji : 1. Rancang campuran (mix design) 2. Pembuatan adukan 3. Pembuatan benda uji

Perawatan benda uji ditutupi karung goni dalam keadaan basah

Pengujian benda uji (umur 28 hari)

Analisa data dan Pembahasan

Agregat halus

Uji Bahan : Specific Gravity Gradasi Abrasi

Uji Bahan : Specific Gravity Gradasi

Kesimpulan

Selesai

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

Tahap VI

Tahap VII

Page 25: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

53

3.3. Benda Uji

Benda uji yang akan digunakan pada penelitian ini berupa prisma beton dengan

ukuran 100 mm x 100 mm x 500 mm. Pengujian benda uji dilakukan pada umur

28 hari. Proporsi campuran benda uji dapat dilihat pada Table 3. 1.

100 mm

500 mm

100 mm

Gambar 3.2. Sketsa Benda Uji untuk Pengujian Kuat lentur.

Tabel 3.1.Proporsi campuran benda uji

Kode Benda Uji Proporsi Campuran Jumlah benda uji

BRN1–0%

BRN2–0%

BRN3–0%

Perbandingan semen : Kerikil ALWA:

pasir ALWA ; 1 : 1,07 : 1,3

Superplasicizer 1,4%

Pengeras 5%

Fas 0,47

3 buah

BRPL1–0.25%

BRPL2–0.25%

BRPL3–0.25%

Perbandingan semen : Kerikil ALWA:

pasir ALWA ; 1 : 1,07 : 1,3

Serat plastik 0.25%

Superplasicizer 1.4%

Pengeras 5%

Fas 0,47

3 buah

BRPL1–0.5%

BRPL2–0.5%

BRPL3–0.5%

Perbandingan semen : Kerikil ALWA:

pasir ALWA ; 1 : 1,07 : 1,3

Serat plastik 0.5%

Superplasicizer 1.4%

Pengeras 5%

Fas 0,47

3 buah

Page 26: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

54

Tabel 3.1. (lanjutan) proporsi campuran benda uji

BRPL1–0.75%

BRPL2–0.75%

BRPL3–0.75%

Perbandingan semen : Kerikil ALWA:

pasir ALWA ; 1 : 1,07 : 1,3

Serat plastik 0.75%

Superplasicizer 1.4%

Pengeras 5%

Fas 0,47

3 buah

BRPL1–1%

BRPL2–1%

BRPL3–1%

Perbandingan semen : Kerikil ALWA:

pasir ALWA ; 1 : 1,07 : 1,3

Serat plastik 1%

Superplasicizer 1.4%

Pengeras 5%

Fas 0,47

3 buah

BRNY1–0.25%

BRNY2–0.25%

BRNY3–0.25%

Perbandingan semen : Kerikil ALWA:

pasir ALWA ; 1 : 1,07 : 1,3

Serat nylon 0.25%

Superplasicizer 1.4%

Pengeras 5%

Fas 0,47

3 buah

BRNY1–0.5%

BRNY2–0.5%

BRNY3–0.5%

Perbandingan semen : Kerikil ALWA:

pasir ALWA ; 1 : 1,07 : 1,3

Serat nylon 0.5%

Superplasicizer 1.4%

Pengeras 5%

Fas 0,47

3 buah

BRNY1–0.75%

BRNY2–0.75%

BRNY3–0.75%

Perbandingan semen : Kerikil ALWA:

pasir ALWA ; 1 : 1,07 : 1,3

Serat nylon 0.75%

Superplasicizer 1.4%

Pengeras 5%

Fas 0,47

3 buah

Page 27: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

55

Tabel 3.1. (lanjutan) proporsi campuran benda uji

BRNY1–1%

BRNY2–1%

BRNY3–1%

Perbandingan semen : Kerikil ALWA:

pasir ALWA ; 1 : 1,07 : 1,3

Serat nylon 1%

Superplasicizer 1.4%

Pengeras 5%

Fas 0,47

3 buah

Jumlah 27 buah

3.4. Alat-Alat yang Digunakan

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Struktur Teknik, Jurusan Teknik Sipil,

Universitas Sebelas Maret Surakarta, sehingga menggunakan alat-alat yang

terdapat pada laboratorium tersebut.

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Timbangan

a) Timbangan Digital.

b) Timbangan “Bascule” merk DSN Bola Dunia, dengan kapasitas 150 kg

dengan ketelitian 0,1 kg.

b. Cetakan benda uji

Cetakan benda uji yang digunakan adalah bentuk prisma beton dengan ukuran

100 mm x 100 mm x 500 mm.

c. Alat bantu

a) Cetok semen, digunakan untuk memasukkan campuran beton ringan

berserat ke cetakan.

b) Gelas ukur kapasitas 1000 ml, digunakan untuk menakar air yang akan

dipakai dalam campuran beton ringan berserat.

c) Ember untuk tempat air dan sisa adukan.

d. Ayakan dan mesin penggetar ayakan

Ayakan baja dan penggetar yang digunakan adalah merk “Controls” Italy

dengan bentuk lubang ayakan bujur sangkar dengan ukuran lubang ayakan

Page 28: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

56

yang tersedia adalah 75 mm, 50 mm, 38.1 mm, 25 mm, 19 mm, 12.5 mm, 9.5

mm, 4.75 mm, 2.36 mm,1.18 mm, 0.85 mm, 0.30 mm, 0.15 dan pan.

e. Alat untuk pengujian menggunakan alat uji lentur.

3.5. Prosedur Pengujian Kuat Tarik Lentur

Pengujian ini dilakukan berdasarkan British Standard, yaitu metode pengujian

kuat lentur (modulus of rupture) mortar dengan bentang terbagi dua akibat adanya

tumpuan yang bekerja pada tiap jarak 1/3 bentang (Third Point Loading).

Adapun langkah-langkah pengujian modulus of rupture dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Benda uji yang akan diuji, diambil dari tempat perawatan kemudian diukur

dimensinya.

2. Mesin uji diatur jarak perletakannya yaitu 300 mm dan benda uji diletakkan

pada tumpuan.

3. Meletakkan sebuah alat pembagi beban berupa plat baja yang mempunyai dua

buah roda dengan jarak antar as roda alat pembagi beban 100 mm.

4. Mesin dijalankan secara elektrik dengan peningkatan beban konstan.

5. Pembebanan dilakukan hingga benda uji patah dan dicatat besarnya

beban tertinggi yang telah mematahkan benda uji.

6. Menghitung besarnya modulus of rupture benda uji dengan rumus :

2261

31

21

'bh

PL

bh

LPtf =

´=

Dengan :

tf ' = Kuat tarik lentur (MPa)

P = Beban maksimum pada balok benda uji (N)

L = Panjang Bentang (mm)

b = Lebar balok benda uji (mm)

h = Tinggi balok benda uji (mm)

……….………………(3.1)

Page 29: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

57

Gambar 3.3. Sketsa Alat Pengujian Kuat Tarik Lentur

Page 30: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

58

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengujian

Analisa hasil pengujian agregat halus dan agregat kasar serta hasil perencanaan

mix design disajikan dalam Lampiran A. Sedangkan hasil pengujian kuat tarik

lentur disajikan dalam Lampiran B.

4.2. Pengujian Kuat Tarik Lentur Beton Ringan

Benda uji yang digunakan pada pengujian kuat tarik lentur beton ringan (modulus

of rupture) adalah balok prisma ukuran 100x100x500 mm sebanyak 27 buah.

Pengujian dilakukan pada umur benda uji 28 hari. Setelah benda uji diletakkan

pada alat flexural creep frame dan siap untuk dilakukan pengujian maka mulai

dilakukan pembebanan dan di catat nilai lendutan pada manometer lendutan.

Dari Tabel 4.1. dapat dibuat diagram hubungan kuat tarik lentur dengan benda uji

disajikan pada Gambar 4.1. dan Gambar 4.2.

Page 31: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

59

Tabel 4.1. Hasil pengujian kuat tarik lentur benda uji

kode benda uji

beban (kgf/cm²)

beban (kg)

MOR (MPa)

MOR rata''

(MPa)

Prosentase (%)

BRN1–0% 40 1130.4 3.39 BRN2–0% 45 1271.7 3.82 3.82 0 BRN3–0% 50 1413.0 4.24 BRPL1–0.25% 52 1469.5 4.41 BRPL2–0.25% 45 1271.7 3.82 4.15 8.89

BRPL3–0.25% 50 1413.0 4.24 BRPL1–0.5% 55 1554.3 4.66 BRPL2–0.5% 50 1413.0 4.24 4.38

14.81

BRPL3–0.5% 50 1413.0 4.24 BRPL1–0.75% 55 1554.3 4.66 BRPL2–0.75% 50 1413.0 4.24 4.66

22.22

BRPL3–0.75% 60 1695.6 5.09 BRPL1–1% 63 1780.3 5.34 BRPL2–1% 63 1780.3 5.34 4.97 30.37 BRPL3–1% 50 1413.0 4.24 BRNY1–0.25% 55 1554.3 4.66 BRNY2–0.25% 60 1695.6 5.09 4.66

22.22

BRNY3–0.25% 50 1413.0 4.24 BRNY1–0.5% 50 1413.0 4.24 BRNY2–0.5% 50 1413.0 4.24 4.10

7.41

BRNY3–0.5% 45 1271.7 3.82 BRNY1–0.75% 45 1271.7 3.82 BRNY2–0.75% 55 1554.3 4.66 4.24 11.11

BRNY3– 50 1413.0 4.24

Page 32: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

60

0.75% BRNY1–1% 50 1413.0 4.24 BRNY2–1% 40 1130.4 3.39 4.24 11.11 BRNY3–1% 60 1695.6 5.09

Gambar 4.1. Grafik pengaruh serat plastik terhadap kenaikan nilai MOR rata-rata

dengan benda uji

Dari hasil Gambar 4.1. didapat persamaan regresi y = 30.22x sehingga dengan

persamaan tersebut bisa dihitung pengaruh serat plastik terhadap kenaikan nilai

MOR benda uji. Misalkan kadar serat plastik 0.6% didapat nilai kenaikan

MORnya dibandingkan dengan nilai MOR BRN-0% adalah y = 30.22(0.6) =

18.13%.

BRN0%

BRPL0.25%

BRPL0.5%

BRPL0.75%

BRPL1%

y = 30,22xR² = 0,996

0

5

10

15

20

25

30

35

0 0,25 0,5 0,75 1 1,25

Pen

gar

uh

Ser

at P

last

ik (

%)

Ter

had

ap K

enai

kan

Nila

i MO

R

BENDA UJI

DIAGRAM KUAT LENTUR RATA-RATA SERAT PLASTIK DENGAN BENDA UJI

BRN-0% BRPL-0.25% BRPL-0.5% BRPL-0.75% BRPL-1%

Page 33: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

61

Gambar 4.2. Grafik pengaruh serat nylon terhadap kenaikan nilai MOR rata-rata

dengan benda uji

Dari Gambar 4.2. didapat persamaan regresi y = -829.6x4 + 1837x3 – 1311x2 +

314.8x sehingga dengan persamaan tersebut bisa dihitung pengaruh serat nylon

terhadap kenaikan nilai MOR benda uji. Misalkan kadar serat plastik 0.6% didapat

nilai kenaikan MORnya dibandingkan dengan nilai MOR BRN-0% adalah y = -

829.6(0.6)4 + 1837(0.6)3 – 1311(0.6)2 + 314.8(0.6) = 6.20%.

4.3. Hasil Perhitungan Momen dengan Lendutan

Dari data masing-masing campuran benda uji yang diperoleh pada saat pengujian

kuat tarik lentur, ditabulasikan dalam Tabel 4.2.a. sampai Tabel 4.2.i. sehingga

didapat grafik momen dengan lendutan yang tersajikan sebagai berikut :

BRN0 %

BRNY0.25 %

BRNY0.5 %

BRNY0.75 %

BRNY1 %

0

5

10

15

20

25

30

0 0,25 0,5 0,75 1 1,25

Pen

gar

uh

Ser

at P

last

ik (

%)

Ter

had

ap K

enai

kan

Nila

i MO

R

BENDA UJI

DIAGRAM KUAT LENTUR RATA-RATA SERAT NYLON DENGAN BENDA UJI

BRN 0 % BRNY-0.25% BRNY-0.5% BRNY-0.75% BRNY-1%

y = -829.6x4 + 18373 - 1311x2 + 314.8xR2 = 1

Page 34: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

62

Tabel 4.2.a. Hasil perhitungan momen dan lendutan pada BRN-0%

Benda uji BRN1-0%

P (kg/cm²)

P (kg)

P (N)

1/2 P (N)

jarak (mm)

a (mm)

L (mm)

momen (Nmm) lendutan

10 282.6 2826 1413.0 100 100 300 141300 0.10 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.25 20 565.2 5652 2826.0 100 100 300 282600 0.34 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.5 30 847.8 8478 4239.0 100 100 300 423900 0.6 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.78 40 1130.4 11304 5652.0 100 100 300 565200 0.89

Benda uji BRN2-0% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.17 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.32 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.45 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.57 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.63 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.7 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.78 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 0.92

Benda uji BRN3-0% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.15 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.3 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.43 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.6 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.68 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.75 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.83 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 0.9 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 0.93

Gambar 4.3.a. Grafik hubungan momen dengan lendutan BRN-0%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

mo

men

(Nm

m)

lendutan (mm)

GRAFIK MOMEN DENGAN LENDUTAN BRN-0%

BRN1-0% BRN2-0% BRN3-0%

Page 35: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

63

Tabel 4.2.b. Hasil perhitungan momen dan lendutan pada BRPL-0.25%

Benda uji BRPL1-0.25%

P (kg/cm²)

P (kg)

P (N)

1/2 P (N)

jarak (mm)

a (mm)

L (mm)

momen (Nmm) lendutan

10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.18 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.35 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.65 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.89 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 1.03 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 1.1 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 1.19 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 1.25 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 1.32 52 1469.5 14695.2 7347.6 100 100 300 734760 1.5

Benda uji BRPL2-0.25% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.28 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.4 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.54 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.67 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.75 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.8 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.85 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 0.9

Benda uji BRPL3-0.25% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.3 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.48 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.63 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.73 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.8 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.86 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.91 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 0.98 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 1

Gambar 4.3.b. Grafik hubungan momen dengan lendutan BRPL-0.25%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6

mo

men

(Nm

m)

lendutan (mm)

GRAFIK MOMEN DENGAN LENDUTAN BRPL-0.25%

BRPL1-0.25% BRPL2-0.25% BRPL3-0.25%

Page 36: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

64

Tabel 4.2.c. Hasil perhitungan momen dan lendutan pada BRPL-0.5%

Benda uji BRPL1-0.5%

P (kg/cm²)

P (kg)

P (N)

1/2 P (N)

jarak (mm)

a (mm)

L (mm)

momen (Nmm) lendutan

10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.15 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.28 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.42 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.55 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.65 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.75 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 1.01 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 1.25 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 1.46 55 1554.3 15543 7771.5 100 100 300 777150 1.55

Benda uji BRPL2-0.5% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.25 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.5 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.68 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.78 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.9 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 1.01 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 1.12 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 1.2 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 1.3

Benda uji BRPL3-0.5% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.18 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.53 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.64 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.81 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.98 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 1.12 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 1.3 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 1.42 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 1.53

Gambar 4.3.c. Grafik hubungan momen dengan lendutan BRPL-0.5%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6

mo

men

(Nm

m)

lendutan (mm)

GRAFIK MOMEN DENGAN LENDUTAN BRPL-0.5%

BRPL1-0.5% BRPL2-0.5% BRPL3-0.5%

Page 37: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

65

Tabel 4.2.d. Hasil perhitungan momen dan lendutan pada BRPL-0.75%

Benda uji BRPL1-0.75%

P (kg/cm²)

P (kg)

P (N)

1/2 P (N)

jarak (mm)

a (mm)

L (mm)

momen (Nmm) lendutan

10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.19 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.35 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.51 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.64 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.76 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.89 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 1.02 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 1.08 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 1.11 55 1554.3 15543 7771.5 100 100 300 777150 1.15

Benda uji BRPL2-0.75% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.12 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.33 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.48 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.59 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.66 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.73 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.78 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 0.84 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 0.9

Benda uji BRPL3-0.75% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.3 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.42 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.53 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.59 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.65 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.7 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.74 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 0.78 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 0.83 55 1554.3 15543 7771.5 100 100 300 777150 0.85 60 1695.6 16956 8478 100 100 300 847800 0.9

Gambar 4.3.d. Grafik hubungan momen dengan lendutan BRPL-0.75%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2

mo

men

(Nm

m)

lendutan (mm)

GRAFIK MOMEN DENGAN LENDUTAN BRPL-0.75%

BRPL1-0.75% BRPL2-0.75% BRPL3-0.75%

Page 38: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

66

Tabel 4.2.e. Hasil perhitungan momen dan lendutan pada BRPL-1%

Benda uji BRPL1-1%

P (kg/cm²)

P (kg)

P (N)

1/2 P (N)

jarak (mm)

a (mm)

L (mm)

momen (Nmm) lendutan

10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.3 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.49 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.6 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.68 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.75 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.86 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.91 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 0.97 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 1 55 1554.3 15543 7771.5 100 100 300 777150 1.1 60 1695.6 16956 8478 100 100 300 847800 1.14 63 1780.38 17803.8 8901.9 100 100 300 890190 1.18

Benda uji BRPL2-1% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.5 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.6 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.67 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.74 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.78 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.83 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.85 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 0.89 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 0.95 55 1554.3 15543 7771.5 100 100 300 777150 0.97 60 1695.6 16956 8478 100 100 300 847800 1 63 1780.38 17803.8 8901.9 100 100 300 890190 1.02

Benda uji BRPL2-1% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.45 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.6 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.7 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.8 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.87 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.91 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 1 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 1.05 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 1.1

Gambar 4.3.e. Grafik hubungan momen dengan lendutan BRPL-1%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

10000

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2

mo

men

(Nm

m)

lendutan (mm)

GRAFIK MOMEN DENGAN LENDUTAN BRPL -1%

BRPL1-1% BRPL2-1% BRPL3-1%

Page 39: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

67

Tabel 4.2.f. Hasil perhitungan momen dan lendutan pada BRNY-0.25%

Benda uji BRNY1-0.25%

P (kg/cm²)

P (kg)

P (N)

1/2 P (N)

jarak (mm)

a (mm)

L (mm)

momen (Nmm) lendutan

10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.36 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.5 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.6 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.73 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.8 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.88 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.95 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 1.01 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 1.07 55 1554.3 15543 7771.5 100 100 300 777150 1.12

Benda uji BRNY1-0.25% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.12 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.3 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.41 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.63 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.73 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.82 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.9 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 0.99 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 1.05 55 1554.3 15543 7771.5 100 100 300 777150 1.12 60 1695.6 16956 8478 100 100 300 847800 1.2

Benda uji BRNY1-0.25% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.08 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.2 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.34 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.52 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.61 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.68 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.74 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 0.81 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 0.89

Gambar 4.3.f. Grafik hubungan momen dengan lendutan BRNY-0.25%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 1,3

mo

men

(Nm

m)

lendutan (mm)

GRAFIK MOMEN DENGAN LENDUTAN BRNY -0.25%

BRNY1-0.25% BRNY2-0.25% BRNY3-0.25%

Page 40: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

68

Tabel 4.2.g. Hasil perhitungan momen dan lendutan pada BRNY-0.5%

Benda uji BRNY1-0.5%

P (kg/cm²)

P (kg)

P (N)

1/2 P (N)

jarak (mm)

a (mm)

L (mm)

momen (Nmm) lendutan

10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.45 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.7 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 1 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 1.12 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 1.3 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 1.48 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 1.6 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 1.69 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 1.85

Benda uji BRNY2-0.5% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.12 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.45 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.8 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 1.1 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 1.26 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 1.45 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 1.53 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 1.61 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 1.72

Benda uji BRNY3-0.5% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.11 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.18 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.38 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.55 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.67 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.73 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 1 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 1.45

Gambar 4.3.g. Grafik hubungan momen dengan lendutan BRNY-0.5%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2

mo

men

(Nm

m)

lendutan (mm)

GRAFIK MOMEN DENGAN LENDUTAN BRNY 0.5%

BRNY1-0.5% BRNY2-0.5% BRNY3-0.5%

Page 41: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

69

Tabel 4.2.h. Hasil perhitungan momen dan lendutan pada BRNY-0.75%

Benda uji BRNY1-0.75%

P (kg/cm²)

P (kg)

P (N)

1/2 P (N)

jarak (mm)

a (mm)

L (mm)

momen (Nmm) lendutan

10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.3 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.55 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.75 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.98 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 1.08 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 1.18 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 1.27 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 1.35

Benda uji BRNY2-0.75% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.05 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.15 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.28 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.39 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.47 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.52 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.59 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 0.68 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 0.74 55 1554.3 15543 7771.5 100 100 300 777150 0.8

Benda uji BRNY3-0.75% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.17 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.36 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.5 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.59 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.63 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.68 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.75

Gambar 4.3.h. Grafik hubungan momen dengan lendutan BRNY-0.75%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 1,3 1,4

mo

men

(Nm

m)

lendutan (mm)

GRAFIK MOMEN DENGAN LENDUTAN BRNY 0.75%

BRNY1-0.75% BRNY2-0.75% BRNY3-0.75%

Page 42: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

70

Tabel 4.2.i. Hasil perhitungan momen dan lendutan pada BRNY-1%

Benda uji BRNY1-1%

P (kg/cm²)

P (kg)

P (N)

1/2 P (N)

jarak (mm)

a (mm)

L (mm)

momen (Nmm) lendutan

10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.18 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.32 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.44 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.56 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.7 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.78 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.89 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 0.96 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 1.04

Benda uji BRNY2-1% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.13 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.28 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.37 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.49 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.59 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.65 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.71

Benda uji BRNY3-1% 10 282.6 2826 1413 100 100 300 141300 0.24 15 423.9 4239 2119.5 100 100 300 211950 0.36 20 565.2 5652 2826 100 100 300 282600 0.48 25 706.5 7065 3532.5 100 100 300 353250 0.59 30 847.8 8478 4239 100 100 300 423900 0.67 35 989.1 9891 4945.5 100 100 300 494550 0.77 40 1130.4 11304 5652 100 100 300 565200 0.83 45 1271.7 12717 6358.5 100 100 300 635850 0.9 50 1413 14130 7065 100 100 300 706500 0.97 55 1554.3 15543 7771.5 100 100 300 777150 1.02 60 1695.6 16956 8478 100 100 300 847800 1.06

Gambar 4.3.i. Grafik hubungan momen dengan lendutan BRNY-1%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2

mo

men

(Nm

m)

lendutan (mm)

GRAFIK MOMEN DENGAN LENDUTAN BRNY 1%

BRNY1-1% BRNY2-1% BRNY3-1%

Page 43: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

71

Dari Gambar 4.3.a, sampai Gambar 4.3.i, terlihat selain Gambar 4.3.b. bahwa

secara umum hubungan peningkatan kenaikan momen dan lendutan cenderung

linier secara sebanding yang terjadi pada kondisi awal lendutan antara 20%

sampai 53% rata-rata sebelum runtuh, namun pada pada kondisi diatas 53%

sampai saat runtuh kenaikan momen yang tinggi tidak diikuti kenaikan lendutan

yang tinggi.

Dari data masing-masing campuran benda uji yang diperoleh pada saat pengujian

kuat tarik lentur,maka dapat dihitung nilai momen rata-rata pada beberapa kondisi

yang hasilnya ditabulasikan dalam Tabel 4.3. sebagai berikut :

Tabel 4.3. Hasil pengujian momen dan lendutan rata-rata pada beberapa kondisi

Benda uji

Saat lendutan

20% sebelum runtuh

rata-rata (mm)

Momen saat lendutan

20% sebelum

runtuh rata-rata (Nmm)

M/Δ saat lendutan

20% sebelum runtuh

rata-rata

Saat Lendutan

53% sebelum runtuh

rata-rata (mm)

Momen saat lendutan

53% sebelum

runtuh rata-rata (Nmm)

M/Δ saat lendutan

53% sebelum

runtuh rata-rata

Lendutan saat runtuh

rata-rata (mm)

Momen saat

runtuh rata-rata (Nmm)

M/Δ saat

runtuh rata-rata

BRN 0% 0.14 1413.0 10620.6 0.56 3532.5 6383.3 0.91 6358.5 6952.9

BRPL 0.25% 0.31 1648.5 5270.7 0.73 3297.0 4575.7 1.13 6923.7 6342.8

BRPL 0.5% 0.19 1413.0 7640.7 0.65 3297.0 4916.3 1.46 7300.5 5022.0

BRPL 0.75% 0.20 1413.0 7973.9 0.71 4003.5 5620.2 0.98 7771.5 8009.3

BRPL 1% 0.35 1197.7 3548.2 0.48 1648.5 3430.5 1.10 8289.6 7564.7

BRNY 0.25% 0.19 1648.5 11120.8 0.73 2590.5 6032.4 1.07 7771.5 7314.0

BRNY 0.5% 0.25 1648.5 8896.7 0.82 3297.0 4188.7 1.67 6829.5 4103.9

BRNY 0.75% 0.17 1413.0 13760.6 0.48 2826.0 6187.8 0.97 6594.0 7320.1

BRNY 1% 0.18 1413.0 8202.2 0.40 2590.5 6726.8 0.94 7065.0 7584.0

Gambar.4.4. Grafik kekakuan benda uji dengan kadar serat plastik

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

10000

11000

BRN 0% BRPL 0.25% BRPL 0.5% BRPL 0.75% BRPL 1%

M/Δ

BENDA UJIM/Δ saat lendutan 20% sebelum runtuh M/Δ saat lendutan 53% sebelum runtuh M/Δ saat runtuh

Page 44: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

72

Gambar.4.5. Grafik kekakuan benda uji dengan kadar serat nylon

Dari teori elastisitas, kekakuan balok EI sebanding dengan M/Δ. Dengan

demikian nilai perbandingan M/Δ ini dapat digunakan untuk membandingkan sifat

material satu dengan yang lainnya dalam resistensinya melawan lendutan saat

menerima beban lentur. Dari Tabel 4.3, didapat Gambar 4.4, dan Gambar.4.5,

dimana terlihat pada kondisi 20% awal saat sebelum runtuh bahwa kekakuannya

yang terbesar terjadi pada campuran BRN-0% dan BRNY-0.75%. Demikian juga

kondisi 53% saat sebelum runtuh untuk nilai kekakuannya terbesar masih terjadi

pada campuran BRN-0% dan BRNY-0.75%. Namun pada kondisi saat runtuh

nilai kekakuannya terbesar terjadi pada BRPL-0.75% dan BRNY-1%. Hal ini

berarti bahwa material BRPL-0.25%, BRPL-0.5%, BRPL-0.75%, BRPL-1% dan

BRNY-0.25%, BRNY-0.5%, BRNY-0.75%, BRNY-1% akan mengalami lendutan

yang besar bila dibandingkan campuran BRN-0% akan terjadi lendutan yang kecil

pada tingkat pembebanan yang sama.

0100020003000400050006000700080009000

1000011000120001300014000

BRN 0% BRNY 0.25% BRNY 0.5% BRNY 0.75% BRNY 1%

M/Δ

BENDA UJIM/Δ saat lendutan 20% sebelum runtuh M/Δ saat lendutan 53% sebelum runtuh M/Δ pada saat runtuh

Page 45: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

73

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari seluruh pengujian, analisa data, dan pembahasan yang dilakukan dalam

penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengaruh penambahan serat plastik terhadap kenaikan prosentase kuat tarik

lentur dapat dinyatakan dalam persamaan y = 30.22x, dimana y dan x masing-

masing menunjukkan nilai prosentase kenaikan kuat tarik lentur dan kadar

serat plastik. Sedangkan pengaruh penambahan serat nylon terhadap kenaikan

prosentase kuat tarik lentur dapat dinyatakan juga dalam persamaan y = -

829.6x4 + 1837x3 – 1311x2 + 314.8x. dimana y dan x masing-masing

menunjukkan nilai prosentase kenaikkan kuat tarik lentur dan kadar serat

nylon.

2. Benda uji yang mempunyai kekakuan terbesar pada saat runtuh dengan

penambahan kadar serat plastik adalah BRPL-0.75% sedangkan dengan

penambahan kadar serat nylon adalah BRNY-1%.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diberikan saran-saran yang

akan berguna pada masa mendatang, saran-saran yang diberikan sebagai berikut :

1. Perlu penelitian lebih lanjut tentang penambahan rasio antara serat plastik,

serat nylon antara 1% sampai 10% agar bisa didapat kekuatan dan

karakteristik yang optimal.

2. Sebagaimana tujuan awal bahwa penelitian ini untuk membuat material lapis

antara, maka peniliti menyarankan agar lebih memilih bahan tambah serat

plastik dari pada serat nylon.

Page 46: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

74

3. DAFTAR PUSTAKA

4.

5. Popov, E.P., 1984, Mekanika Teknik, edisi kedua, Erlangga, Jakarta 6.

7. Gambhir, M.L., 1986, Concrete Technology, McGraw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi.

8.

9. Neville, Adam M. and J.J. Brooks, 1987, Concrete Technology, John Wiley & Sons Inc., New York.

10.

11. Nawy, E. G., 1990, Beton Bertulang, PT Eresco, Bandung 12.

13. Sudarmoko, Pengaruh Penambahan Serat pada Sifat Struktural Beton Serat, Media Teknik, No. 1 Tahun XV April 1993, Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

14.

15. Tjokrodimulyo, K., 1996, Teknologi Beton, Nafiri, Yogyakarta 16.

17. Anonim, 1998, Standard Practice for Selecting Proportions for Structural Lightweight Concrete (ACI 211.2-98), United State of America.

18.

19. Istimawan Dipohusodo, 1999, Struktur Beton Bertulang, Gramedia, Jakarta. 20.

21. Anonim, 2000, The latest SIKA Technology in Structural Strengthening with SIKA CARBODUR Composite Strengthening System, Surabaya.

22.

23. Purwanto, Edy, 2001, Tinjauan Daktilitas dan Pola Keruntuhan Balok Beton Bertulang Pasca Bakar dengan Perkuatan C F Strips dan C W, Jurnal Penelitian Media Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

24.

25. Jack C.McCormac, 2003, Desain Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta.

26.

27. Anonim, 2005, Buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

28. 29. Kustiyanto, Ery, Tinjauan Karakteristik Lentur Repair Mortar dengan Bahan

Tambah Polymer.2009. Fakultas Teknik : Universitas Sebelas Maret Surakarta.

30. ASTM C78, Flexural-Strength Test.

Page 47: Irda Kusuma FAKULTAS TEKNIK 2010...dengan regangan, dan menganggap regangan yang terjadi pada pertemuan balok dan lapisan antara sama. Meskipun regangan dalam kedua lapisan pada permukaan

75

31.

32. Anonim, Pengembangan Lempung (shale) untuk Agregat Ringan Buatan (Alwa), makalah, www.pu.go.id/balitbang/puskim

33.

34. www. nylonfiber.com.

35.

36.