IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k...

16
xiv RINGKASAN Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia. Hal ini ditegaskan dalam ketentuan Pasal 24 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 perubahan ketiga, yaitu: “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi”. Pengaturan di atas menunjukkan posisi Mahkamah Agung sebagai pemegang kekuasan tertinggi dari peradilan-peradilan di bawahnya, sehingga Mahkamah Agung mempunyai tanggung jawab besar dalam menjaga keseimbangan antar kekuasaan dan menjaga prinsip independensi peradilan sebagai prinsip utama negara demokrasi. Kemandirian pada lembaga peradilan saat ini mengandung makna adanya keterbukaan dalam setiap proses penyelesaian perkara dalam persidangan termasuk segala pertimbangan dalam putusan harus dapat diakses oleh masyarakat luas. Kemandirian yang terkadung makna pemberian kekuasaan pada lembaga peradilan yang terbebas dari campur tangan dari pihak manapun dan juga bebas dari pengaruh kekuasaan lainnya. Hakim dalam menjalankan fungsinya memutus suatu perkara berlandaskan pada aturan hukum. Pertimbangan Hakim dalam memutus suatu perkara dengan IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Transcript of IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k...

Page 1: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xiv

RINGKASAN

Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan

Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum

Republik Indonesia. Hal ini ditegaskan dalam ketentuan Pasal 24 ayat (2) UUD

NRI Tahun 1945 perubahan ketiga, yaitu: “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh

sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada dibawahnya dalam

lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan

militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah

Konstitusi”. Pengaturan di atas menunjukkan posisi Mahkamah Agung sebagai

pemegang kekuasan tertinggi dari peradilan-peradilan di bawahnya, sehingga

Mahkamah Agung mempunyai tanggung jawab besar dalam menjaga

keseimbangan antar kekuasaan dan menjaga prinsip independensi peradilan

sebagai prinsip utama negara demokrasi.

Kemandirian pada lembaga peradilan saat ini mengandung makna adanya

keterbukaan dalam setiap proses penyelesaian perkara dalam persidangan

termasuk segala pertimbangan dalam putusan harus dapat diakses oleh masyarakat

luas. Kemandirian yang terkadung makna pemberian kekuasaan pada lembaga

peradilan yang terbebas dari campur tangan dari pihak manapun dan juga bebas

dari pengaruh kekuasaan lainnya.

Hakim dalam menjalankan fungsinya memutus suatu perkara berlandaskan

pada aturan hukum. Pertimbangan Hakim dalam memutus suatu perkara dengan

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 2: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xv

mempertimbangkan perbuatan yang terjadi berlandaskan aturan hukum, juga

dituntut untuk menggali filosofis dibalik ketentuan hukum dan asas hukum yang

tertulis dalam aturan hukum. Penerapan berat ringannya pidana yang dijatuhkan

oleh hakim disesuaikan dengan apa yang menjadi motivasi dan akibat perbuatan

si pelaku, khususnya dalam penerapan jenis pidana penjara. Dalam konteks inilah

independensi hakim dalam praktek peradilan terbebas dari pengaruh dan betul-

betul menerapkan aturan hukum sebagaimana adanya dengan alasan kepentingan

undang-undang dan ada juga sebagian hakim yang menerapkan / menafsirkan

undang-undang yang tertulis dengan cara memberikan putusan pidana lebih

rendah dari batas ancaman minimum dengan alasan demi keadilan masyarakat.

Kajian spesifik akan dilakukan terhadap Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874) Jo. Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150) selanjutnya di singkat UU

PTPK. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2003 Tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002

Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Menjadi Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 45, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4284) selanjutnya disingkat UU

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 3: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xvi

PTPT, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang

Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 5062)

selanjutnya disingkat UU Narkotika.

Pengaturan pidana minimum khusus pada pemberantasan tindak pidana

korupsi, pemberantasan tindak pidana terorisme, narkotika, dan pengadilan hak

asasi manusia dilakukan karena merupakan kejahatan luar biasa (extra ordinary

crime), namun disertasi ini hanya meneliti tindak pidana terorisme, narkotika, dan

pemberantasan tindak pidana korupsi.

Penelitian disertasi ini bertujuan menganalisis dan menemukan

kemandirian hakim dalam lembaga peradilan pidana, ratio legis pengaturan

tentang batas pidana minimum khusus dalam undang-undang dan menemukan

ratio decidendi hakim dalam menjatuhkan pidana dibawah minimum khusus

sebagaimana diatur dalam undang-undang.

Penelitian disertasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat, membantu

memberikan masukan untuk perkembangan ilmu hukum dan secara khusus untuk

bidang hukum tentang pengaturan batas pidana minimum khusus dalam undang-

undang dari segi filosofis, membantu memberi masukan dalam merumuskan

konsep kebebasan hakim terkait dalam menjalankan fungsinya sebagai penegak

hukum dan memberikan kontribusi bagi para Hakim dalam fungsinya sebagai

pemutus perkara.

Tipe penelitian adalah penelitian hukum normatif, dengan pendekatan

yang dipergunakan adalah Pertama, pendekatan perundang-undangan (Statuta

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 4: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xvii

Approach) dilakukan dengan menelaah semua Undang-Undang dan regulasi yang

bersangkut paut dengan isu hukum yang dibahas dalam penelitian ini. Hal ini

membuka kesempatan bagi penulis untuk mempelajari adakah konsistensi dan

kesesuaian antara UU PTPK,UU PTPT, UU Narkotika berserta regulasi terkait,

yang mana hasil dari telaah tersebut merupakan suatu argumen untuk

memecahkan isu dalam penelitian ini. Kedua, Pendekatan Konseptual (Conseptual

Approach) yaitu : pendekatan yang beranjak dari pandangan dan doktrin-doktrin

yang ada dalam ilmu hukum. Penelitian akan menemukan ide yang melahirkan

pengertian-pengertian hukum, konsep-konsep hukum dan asas-asas hukum yang

relevan dengan isu hukum yang dibahas, antara lain, kemandirian hakim dalam

lembaga peradilan pidana, ratio legis pengaturan tentang batas pidana minimum

khusus dalam Undang-undang dan ratio decidendi putusan hakim yang

menyimpangi pengaturan batas minimum pidana dalam Undang-undang Ketiga,

Pendekatan kasus (case approach) yaitu : pendekatan dilakukan dengan cara

menelaah kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dibahas dalam penelitian

ini yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan

hukum tetap, antara lain Putusan No. 1660 K/Pid.Sus/2009 tertanggal 17 Februari

2010 atas nama Terdakwa Feri Susanto bin M. Said, Putusan No. 2591

K/Pid.Sus/2011 tertanggal 25 Januari 2012 atas nama Terdakwa dr. Taufiqurahman

Hamdie, M.Kes Bin H.M Rafi’ie Hamdie dan Putusan No. 2198 K/Pid. Sus/2015

tertanggal 27 November 2015 atas nama Terdakwa Risca Dyah Ayu Pratiwi Binti

Agus Prayitno.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 5: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xviii

Penelitian ini menyimpulkan esensi negara hukum salah satunya adalah

jaminan kemandirian kekuasan kehakiman atau independensi peradilan.

Kemandirian peradilan tercermin dalam larangan segala campur tangan dalam

urusan peradilan oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman. Kemandirian

hakim menimbulkan “tanggung jawab secara administartif (manajemen perkara),

prosedural (manajemen peradilan atas dasar hukum acara yang berlaku), dan

substantive. Sebagai konsekuensi kemandirian hakim akan melahirkan kebebasan

hakim dalam memutus perkara, kebebasan mana diberikan batasan terutama

aturan-aturan hukum itu sendiri. Kebebasan dan independensi tersebut diikat pula

dengan pertanggungjawaban atau akuntabilitas.

Ratio legis pengaturan ketentuan pidana minimum khusus dalam ketiga

undang-undang-undang yang diteliti yaitu UU PTPK, UU PTPT dan UU

Narkotika, dimaksudkan untuk mencegah terjadinya disparitas dalam penjatuhan

pidana oleh hakim. Pengaturan jenis-jenis sanksi pidana dalam perundang-

undangan merupakan salah satu fungsi Negara untuk melindungi kepentingan

hukum, yang berupa nyawa, harta kekayaan dan martabat. Pengaturan sanksi

pidana merupakan salah satu sistem kebijakan pidana dapat dilihat dari beberapa

segi yaitu stelsel pemidanaanya yaitu: jenis-jenis sanksi, bentuk sanksi alternatif

dan kumulatif serta lamanya yaitu minimum-maksimumnya pidana yang

diancamkan. Pengaturan ketentuan pidana minimum khusus dalam undang-

undang oleh pembentuk undang-undang ditujukan untuk mengurangi disparitas

oleh hakim pada saat akan menjatuhkan putusan pemidanaan terhadap pelaku

tindak pidana.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 6: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xix

Putusan hakim merupakan proses akhir dalam suatu persidangan. Hakim

diberi kebebasan untuk menjatuhkan pidana dengan mempertimbangkan dari segi

obyektif yaitu aturan yang berlaku dan fakta hukum yang ada dengan mengacu

pada dakwaan penuntut umum dan mempertimbangkan dari segi subyektif dalam

berbagai aspek, mulai dari psikologis terdakwa, lingkungan sosial (sosiologis)

serta berat dan ringannya suatu perbuatan pidana (tindak pidana) sehingga pidana

yang diberikan kepada terdakwa mencerminkan rasa keadilan dan mempunyai

nilai hukum. Ratio decidendi hakim dalam memutus harus berdasar pada hukum,

namun hakim dapat menyimpangi aturan dengan penjatuhan pidana penjara

dibawah minimum khusus dengan mempertimbangkan rasa keadilan. Ratio

decidendi putusan hakim yang menyimpangi pengaturan batas minimum khusus

pada ketiga undang-undang-undang yang diteliti, menunjukkan bahwa hakim pada

saat memutus perkara di bawah ketentuan batas minimum yang ditentukan, telah

mengabaikan aspek kepastian hukum dan lebih mengedepankan aspek keadilan

dalam memutuskan perkara yang dihadapi dalam setiap perkara.

Menjaga kemandirian hakim yang merupakan salah satu syarat utama

terselenggaranya suatu proses peradilan yang obyektif. Kemandirian badan

peradilan sebagai sebuah lembaga (kemandirian institusional). Kemandirian

hakim dalam menjalankan fungsinya (kemandirian individual/fungsional)

merupakan dalam usaha melaksanakan tugas pokok dan fungsi badan

peradilan secara efektif. Kemandirian badan peradilan juga mengandung aspek

kemandirian hakim untuk memutus (kemandirian individual/fungsional) yang

terkait erat dengan tujuan penyelenggaraan pengadilan. Tujuan peyelenggaraan

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 7: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xx

pengadilan yang dimaksud adalah untuk menjamin adanya pengakuan,

jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil bagi setiap manusia.

Juga perlu dibangun pemahaman dan kemampuan yang setara di antara para

hakim mengenai masalah-masalah hukum yang berkembang. Memperkuat kontrol

dan profesionalisme hakim dalam kedudukan dan kemandirian hakim dalam

lembaga peradilan pidana.

Perlu dilakukan revisi pada ketiga undang-undang yang diteliti,dengan

menghilangkan ketentuan pidana minimum khusus pada UU PTPK, UU PTPT

dan UU Narkotika. Pengaturan sanksi minimum khusus tersebut dirasakan dapat

menimbulkan ketidakadilan, karena hakim akan sangat terikat dengan norma

pidana dalam undang-undang tersebut. Peningkatan profesionalisme hakim dalam

kedudukan dan kemandirian hakim dalam lembaga peradilan pidana, perlu

diwujudkan dengan rekruitmen hakim yang berkualitas, baik dari sisi intelegensi

maupun dari sisi moralitasnya.

Hakim dalam menjatuhkan putusan pidana harus mempertimbangkan

dengan menggali nilai-nilai hukum dan keadilan, apabila menjatuhkan putusan di

bawah batas minimum namun dengan alasan untuk memenuhi rasa keadilan dan

hati nurani artinya hakim yang bersangkutan tidak mengikuti bunyi ketentuan

undang-undang yang secara tegas tertulis hal ini dapat saja terjadi karena hakim

dalam putusannya harus berdasarkan pada kerangka hukum yaitu penegakan

hukum dan penegakan keadilan. Hakim dalam lembaga peradilan adalah

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.

Penyelenggaraan peradilan atau penegakan hukum harus dipahami sebagai sarana

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 8: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xxi

untuk menjamin adanya suatu proses yang adil, dalam rangka menghasilkan

putusan yang mempertimbangkan kepentingan (keadilan menurut) kedua belah

pihak. Perlunya adanya aturan yang bukan hanya sekedar mengikat secara internal

bagi hakim dalam menyimpangi pengaturan minimum khusus yaitu adanya

Pedoman Pemidanaan sebelum adanya revisi terhadap undang-undang

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 9: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xxii

SUMMARY

Judicial Power is an independent state authority to conduct justice to

uphold law and fairness based on Pancasila and Constitution Of The Republic Of

Indonesia 1945, for the implementation State Law in Republic Of Indonesia.

based on Article 24 Paragraph (2) of The 1945 Constitution Of The Republic Of

Indonesia which stated: “The Power of Judicial shall be implemented by a

Supreme Court and judicial power underneath within the general jurisdiction,

religious courts, military tribunals, administrative courts, and by a Constitutional

Court”. That article shows the position of the Supreme Court as the holder of the

highest power for the courts below it, so the Supreme Court has a big

responsibility in maintain to balance between power and maintain the principle of

judicial independence as the main principle of democracy country.

The independent of Judicial Power are purpose a state power which is

independent to organize justice in order transparency dispute solution which and

justice and all considerations in decicions must be accessible to the general public.

The Independence contained meanings awarding powers in the judiciary which is

free from interference from any party and is also free from the effect of other

powers.

The function of the judge decide based on the rule of law. Judge in the

other hand than judge must to applicable rules should also consider actions that

occur with the rule of law, also required to dig behind the legal provisions and

principles of law that is written in the rule of law. The application of severy

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 10: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xxiii

severity punishment and minimum punishment by the judge depend on motivation

and the legal consequences of the offender, Especially in the imprisonment type.

In this case, judge faced in independent judiciary practice where there are judges

who truly apply the rule of law as such for a reason of legislation interest and

there are also some judges who apply / interpret laws written by providing

criminal decisions (Straft Macht) lower than the minimum punishment for reasons

of public justice.

The arrangement about special minimum punishment in the law mentioned

before, the author conducting specific studies on the Law of the Republic of

Indonesia Number 31 Year 1999 on Eradication of Corruption (Official Gazette of

the Republic of Indonesia Year 1999 Number 140, Supplement to State Gazette of

the Republic of Indonesia Number 3874) Jo. Law of the Republic of Indonesia

Number 20 of 2001 on the Amendment of Law Number 31 Year 1999 on

Eradication of Corruption (Official Gazette of the Republic of Indonesia Year

2001 Number 134, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia

Number 4150) hereinafter abbreviated PTPK Law. Law of the Republic of

Indonesia Number 15 Year 2003 on Stipulation of Government Regulation in

Lieu of Law No. 1 Year 2002 on Combating Criminal Acts of Terrorism, Being

Act (State Gazette of the Republic of Indonesia Year 2003 Number 45,

Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4284)

hereinafter abbreviated PTPT Law. And Number 35 Year 2009 on Narcotics

(Official Gazette of the Republic of Indonesia Year 2009 Number 143,

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 11: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xxiv

Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Year 2009 No.

5062) hereinafter referred to as the Narcotics law.

Regulation Specific minimum punishment on eradication curruption,

terrorism, narcotics, and human rights conduct because an extra ordinary crimes,

but this dissertation examined only criminal acts in terorism, narcotics, and

corruption.

This research are purpose to analyze and find the independence of the

judge in the criminal justice, the ratio legis of punishment minimum criminal

sification of Law and found as a result of the judge's decision when making

criminal punishment sanctions imposed under the special minimum as stipulated

in the law.

This research is expected to give benefits to help input for the development

of the science of law and specifically to the field of law on specific criminal

punishment minimum in the Act in terms of the philosophical, help the judgegive

input in his role in formulating the concept of judicial independence related to its

functions as law enforcement and provide rationale for the Judges contribution in

its role as decision.

Type of research is the study of law, the approach used is First, Statute

Approach is done by examining all laws and regulations relevant to the legal

issues in this research. This open up an opportunity for writer to learn there is

consistency and compatibility between he Regulation, PTPK, PTPT Act, the

Narcotics Act along with related regulations, which results from the study is an

argument to solve the issues in this research. Second, Conceptual Approach,

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 12: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xxv

depart from the doctrines that exist in the science of law. This research will find

ideas that gave birth understanding of law, legal concepts and principles of law

that are relevant to the legal issues discussed include: the independence of judges

in the criminal justice agencies, the ratio legis setting boundaries between criminal

minimum specific in Law and ratio decidendi judges decide setting the minimum

punishment in the Law. Third, approach the case , namely: the approach is done

by examining the cases related to the issues addressed in this research who had

become a court decision which has had the power law remains, among others

Decision No. 1660 K / Pid.Sus / 2009 dated February 17, 2010 on behalf of

Defendant Ferry Susanto M. bin Said, Decision No. 2591 K / Pid.Sus / 2011 dated

January 25, 2012 on behalf of Defendant dr. Taufiqurahman Hamdie, Kes Bin

H.M Rafi'ie Hamdie and Decision No. 2198 K / Pid. Sus / 2015 dated 27

November 2015 on behalf of Defendant Risca Dyah Ayu Pratiwi Binti Agus

Prayitno.

This research concludes the essence of a state of law is the guarantee of the

independence of judicial authorities or judicial independence. Judicial

independence is reflected in the prohibition of all interference in the affairs of

justice by parties other than the judicial authority. The independence of judges

would give birth to "the responsibility is administrative (management case),

procedural (judicial management on the basis of law applicable), and substantive.

As a consequence of the independence of the judge will give birth to the

independence of judges in deciding the case, which was given the limits of

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 13: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xxvi

freedom, especially the rule of law itself. Freedom and independence are tied also

with overall responsibility or accountability.

Ratio legis about specific minimum penal provisions of three the Law of

the Republic of Indonesia, PTPK Law, the Narcotics Law and PTPT Law,

intended to prevent disparity in punishment by judges. The arrangement type of

criminal sanctions punishment in regulation is one of the functions of the State to

protect the interests of the law, in the form of lives, property and dignity. The

arrangement of the criminal sanctions system of penal policy can be viewed from

several aspects, namely stelsel punishment namely: the types of sanctions, the

alternative sanctions and the cumulative form and the minimum-maximum

punishment. The arrangement specific minimum criminal provisions in the law by

the legislators intended to reduce the disparity by the judge when criminal

punishment must be allowed.

The punishment is the final process in the council were given the freedom

to judgement icluding of the objective aspect which is the applicable rules and the

fact of existing laws with reference to accusation and consider of subjective in

various aspects, start from psychological defendant, the social environment

(sociological), the severity punishment of a crime (criminal offense) so that

criminal defendants are given to reflect the sense of justice and has a value in

deciding law. Judge should be based on the law, but a judge can deviate the rules

by imposing minimum imprisonment under a special with the sense of justice ,

Basic considerations judge's ruling that deviate setting minimum limits

specifically on the three laws that the research, suggesting that the judge when

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 14: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xxvii

deciding cases under the provisions of the minimum limit, has ignored the aspect

of legal certainty and more advanced aspects of fairness in deciding cases faced.

Need performed on the third revision of the legislation under study, by

eliminating the minimum penal provisions specifically on PTPK Law, PTPT Law

and Narcotics Law. The arrangement specific minimum sanctions can make

injustice, because the judge will be bound by the penal norms in the regulation.

Increased the professionalism and independence of the judge in the criminal

justice judiciary, needs to realized with the recruitment of qualified judges both in

terms of intelligence and basic of morality.

Judges in criminal justice in the judiciary should be understood it means

to ensure a fair process, to make a decision that takes the consideration (equity by)

both sides. Need a regulation that not only bind internally for judges in the

specific minimum regulation that deviate punishment orientation before the

revision of the legislation.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 15: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA

Page 16: IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGArepository.unair.ac.id/65234/2/DIS.H.16-17 Amz k ABSTRAK.pdf · Kekuasan kehakiman adalah kekuasan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

xxviii

ABSTRACT

This title dissertation is "Independence of Judge In Applying Punishment

for Specific Minimum Punishment". This dissertation research raised the legal

issues about position and autonomy of the judge in the criminal justice, the ratio

legis of minimum punishment criminal specific of Law, ratio decidenci of the

judge's decision which deviate minimum punishment threshold in regulation.

The methods this dissertation research is employs several approaches

problems that us normative research methods, that is Statute Approach,

Conceptual Approach, and Case Approach.

This research concluded the independence of judges always relate with

freedom of judges that is the judge's discretion. The independence of judges in

deciding cases bound by the rules and regulations.The arrangement specific

minimum criminal provisions in the law by the legislators intended to reduce the

disparity by the judge when criminal punishment must be allow. The Judge’s

decision in criminal case in legal considerations has the freedom with consider of

the objectivite aspect and the subjective aspect of the judges.

Strengthening the control and professionalism of judges in the position and

independence of the judge in the criminal justice agencies. Need a revision in the

regulation that arrange minimum punishment by eliminating that regulation.

Judges in decided cases can lead to injustice. because the judge will be bound by

the penal norms in the legislation. The judge in deciding a case should aim to

uphold law and justice.

Keywords : Independence of Judges, A Minimum Punishment;

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI KEBEBASAN HAKIM DALAM MENERAPKAN... AMIRUL FAQIH AMZA