ipi307784.pdf
-
Upload
nurmiswari-abdullah-sarong -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of ipi307784.pdf
-
7/25/2019 ipi307784.pdf
1/8
J U R N A L
20
ESTIMASI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUMKOTA BANDA ACEH
Oleh :1 Dr. Tonny Judiantono , 2 Rica Rachmawati
1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 401162 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Islam BandungJl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116
ABSTRAK
Permasalahan yang dihadapi angkutan umum labi-labi pada tahun 2007 adalah pelayanan
jaringan rute yang ada tidak dapat menjangkau seluruh pelosok Kota Banda Aceh, karena untuksaat ini cakupan daerah pelayanan angkutan umum labi-labi hanya 37% sehingga masih 63%daerah yang tidak terlayani. Berdasarkan analisis potensi travel demand maka di dapat jumlah
pergerakan penumpang angkutan umum di Kota Banda Aceh pada tahun 2007 sebesar 18.513orang/hari. Dengan zona pembangkit terbesar adalah Kuta Alam dengan 1.386 pergerakanorang/hari. Dan zona penarik terbesar adalah Kampung Baru dengan pergerakan 1.314 orang/hari.Sedangkan ada juga yang melakukan pergerakan ke luar dari Kota Banda Aceh misalnya kedaerah Kab.Aceh Besar. Bila dilihat dari pergerakan keluar kota yang menjadi pembangkit palingbesar adalah Kec.Suka Makmur yaitu dengan pergerakan sebesar 991 orang/hari. Sehingga total
pergerakan yang dihasilkan oleh masyarakat Kota Banda Aceh diluar kota adalah 2.463 orang/hari.Sedangkan untuk pergerakan antar kelurahan tahun 2017 sebesar 22.583 orang/hari makadengan melihat dari data HI
Kata Kunc i : Kebutuhan (demand) t ranspor tas i , Angkutan Umu m, Tr ip Genera t ion , Tr ipAt t rac t ion
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sudah sejak awal pemerintah sudahmenetapkan rute resmi bagi angkutanlabi-labi. Pemerintah menyediakan 12trayek dengan rute yang disebarkan kepusat-pusat kegiatan masyarakat di KotaBanda Aceh, namun pada kenyataannyahanya 4 trayek yang berjalan pada ruteyang seharusnya.
Sedikitnya jumlah penumpang yang naikyaitu hanya 3-4 orang pada setiap labi-labi, menyebabkan pengemudi angkutanumum labi-labi beroperasi denganmerubah arah rute tergantung polapergerakan penumpang dari waktu kewaktu. Hal ini menjadi permasalahantersendiri untuk operator dan akanmerugikan pihak operator karena dengandemand yang kurang maka penghasilan
yang didapat angkutan labi-labi menjadiberkurang.
Berkembangnya Kota Banda Acehdalam kurun waktu 3 tahun setelahtsunami telah menumbuhkan pusat-pusat pelayanan baru yang berpengaruhterhadap pertumbuhan kegiatanperekonomian khususnya kegiatanperdagangan dan jasa. Kondisi initerlihat pada jalan Pocut Baren dansekitarnya yang pada saat ini telahterjadi peningkatan intensitas kegiatanperkotaan yaitu selain sebagai kawasanpermukiman cukup padat, kawasan inisebagai salah satu daerah orientasikegiatan pendidikan, perkantoran, dansebagainya. Perkembangan ini diiringidengan semakin bertambahnya jumlah
penduduk yang ditandai oleh dinamisnyapengembangan pola tata guna lahanbaik untuk keperluan permukiman,
-
7/25/2019 ipi307784.pdf
2/8
J U R N A L
21
perdagangan, pendidikan, perkantoran,dan rekreasi. Dengan adanyaperkembangan ini maka rute yang adasaat ini sudah tidak sesuai, sehinggadiperlukan evaluasi kembali terhadaprute labi-labi.
RTRW Kota Banda Aceh Tahun 2006-2016 merencanakan penambahan
jaringan jalan untuk tahun 2016.Penambahan jaringan jalan ini akanberpengaruh pada sistem pelayanan ruteangkutan umum dan khususnyaangkutan labi-labi.
Sistem pelayanan pergerakanmasyarakat Kota Banda Aceh untuktahun 2007 terdiri dari angkutan umumdan angkutan pribadi. Proporsi
pengguna kendaraan pribadi denganangkutan umum adalah 82% untukpengguna angkutan pribadi dan 18%untuk pengguna angkutan labi-labi(Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh,2007) . Kondisi ini ditunjukkan denganpeningkatan secara signifikan jumlahpemilikan kendaraan bermotor danpermohonan mutasi kendaraan daridaerah lain yang mencapai sekitar 7.000kendaraan di tahun 2006/2007 (DinasPendapatan Daerah NAD, 2007) . Hal ini
dikarenakan adanya sistem pelayananyang buruk sehingga menyebabkanmasyarakat Kota Banda Aceh memilihtidak menggunakan angkutan umum danberusaha untuk memfasilitasipergerakannya sendiri dengankendaraan pribadi.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas ,maka dapatdisimpulkan permasalahan yang ada untukKota Banda Aceh adalah tentang demand
angkutan umum
B. Identifikasi Masalah
Dengan adanya permasalahn diatasmaka dapat dirumuskan permasalahan yangterjadi yaitu Berapa banyak penggunaangkutan umum di Kota Banda Aceh?. Karena untuk saat ini permasalahan yangtimbul pada angkutan umum ini adalahmempunyai penumpang yang sangat sedikit.C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari studi ini adalah untukmengetahui estimasi demand angkutanumum di Kota Banda Aceh.
D. Lingkup Studi
Lingkup wilayah studi terletak di KotaBanda Aceh, tepatnya di 89 Kelurahandengan batas-batas sebagai berikut:
Utara : Selat MalakaSelatan: Kecamatan Darul Imarah dan
Kecamatan Ingin Jaya,Kabupaten Aceh Besar
Barat : Kecamatan. Peukan Bada,Kabupaten Aceh Besar
Timur : Kecamatan Barona Jaya danKecamatan Darussalam,
Kabupaten Aceh Besar
2. Studi Literatur
A. Permintaan Jasa Transportasi(Transportation Demand)
Makin meningkat orang yang bergerakdalam suatu wilayah, maka permintaanterhadap pelayanan jasa transportasi akansemakin bertambah, yang secara tidaklangsung ketersediaan prasaranatransportasi pun menjadi meningkat pula.Hampir tidak ada orang dan/atau sedikitsekali orang yang melakukan perjalanan ataubepergian tanpa maksud tertentu.
Permintaan jasa transportasi tidak dapatberdiri sendiri dan oleh karena itu sebagaipermintaan turunan (Derived Demand) artinya permintaan yang timbul atau lahir darisuatu permintaan yang lain. Dengandemikian, permintaan jasa transportasi timbulatau lahir dalam rangka untuk memenuhisuatu permintaan (kebutuhan) lainnya.
Misalnya pada setiap hari kerja, para pekerjapergi ke tempat kerjanya, hal tersebutmenimbulkan permintaan jasa transportasiuntuk mengangkut ke tempat kerjanya, olehkarena ada perbedaan lokasi antara tempattinggal dengan lokasi mereka bekerja.
Sedangkan perilaku perjalanandipengaruhi oleh waktu dan/atau musim,maksudnya adalah pada saat waktu tertentu
jumlah permintaan jasa transportasi akanmeningkat ataupun menurun, baik ditinjaudari kurun waktu per hari maupun dalam satu
tahun. Pada dasarnya perilaku perjalanandapat diprediksikan dengan melihat
-
7/25/2019 ipi307784.pdf
3/8
J U R N A L
22
kecenderungan orang dalam melakukanperjalanannya.
B. Bangkitan Pergerakan (Trip Generation)
Bangkitan perjalanan adalah proses
analisis yang menghubungkan anataraaktifitas dengan perjalanan. Jumlahperjalanan ke dan dari sebuah zona darisuatu aktifitas berhubungan denganpenggunaan lahan dan soseal ekonomi.(Wright, 1989 ; 312).
Bangkitan lalu lintas juga dapat diartikansebagai banyaknya lalu lintas yangditimbulkan oleh suatu zona atau daerah persatuan waktu. Bangkitan lalulintasmencakup :
Lalulintas yang meninggalkan suatulokasi.
Lalulintas yang menuju atau tiba kesuatu lokasi
Gambar 1 A. Pergerakan berasal darizona i (Trip Production), dan B.
Pergerakan Menuju ke zona d (TripAttraction)
Sumber : Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, OfyarZ.Tamin, 2000
Perjalanan yang dimulai dan diakhiri disuatu zona, biasanya disebut trip ends dariasal tujuannya ( production and attraction),yang mana hal ini merupakan syarat dari
terjadinya perjalanan. Zona asal dan zonatujuan merupakan tempat terjadinyabangkitan pergerakan/lalu lintas.
Jumlah lalu lintas tergantung padakegiatan kota, karena adanya kebutuhanmanusia untuk melakukan kegiatan.Bangkitan lalu lintas berkaitan dengan jenisdan intensitas perumahan, hubungan antarabangkitan lalu lintas dan kepadatanpermukiman menjadi tidak linier (OfyarZ.Tamin, 2000 :42).
Bangkitan lalu lintas yang dihasilkan
pada perumahan akan bertambah seiringdengan peningkatan sarana prasarana.
Tambahan lalu lintas dapat dibagi atasbeberapa faktor, yaitu :
Tambahan wajar lalu lintas, yaitutambahan akibat bertambahnyapenduduk dan kendaraan.
Lalu lintas bangkitan, yaitu tambahanakibat berkembangnya kepentingansebagai akibat bertambahnyakesempatan melakukan perjalanan(aktifitas)
Perkembangan lalu lintas, yaitutambahan akibat adanya jalan baru.
Ada sepuluh faktor yang menjadiperubahan penentu bangkitan lalu lintas dansemuanya sangat mempengaruhi volume lalulintas serta penggunaan sarana parngkutanyang tersedia : (Suwarjdoko Warpani, 1990 :111-112).
Maksud perjalanan Penghasilan keluarga Pemilikan kendaraan Guna Lahan di tempat asal Jarak Jauh perjalanan Moda perjalan Penggunaan kendaraan Guna lahan di tempat tujuan Saat
Pada dasarnya bangkitan menggunakandata berbasis zona untuk menentukanbesarnya pergerakan yang terjadi (baikbangkitan maupun tarikan), misalnyapemilikan kendaraan, populasi, jumlahpekerja, kepadatan penduduk, pendapatan,dan juga moda transportasi yang digunakan.Bangkitan pergerakan harus dianalisisdengan baik dan terpisah agar hasil akhiryang diperoleh berupa prediksi ataupenaksiran setepat mungkin terhadap
bangkitan masa sekarang, yang akandigunakan untuk meramalkan pergerakanpada masa mendatang.
3. Metodologi
A. Metoda Pendekatan
Kerangka pendekatan studi estimasidemand angkutan umum di Kota Banda Acehditunjukan pada gambar 2 di bawah ini :
-
7/25/2019 ipi307784.pdf
4/8
J U R N A L
23
Gambar 2 Kerangka Pendekatan
LATAR BELAKANG
Jumlah armada labi-labi yang berlebi Demand yang menggunakan angkutan
umum sangat kurang
RUMUSAN MASALAH
Berapa banyak pengguna angkutanumum di Kota Banda Aceh
TUJUAN STUDI
Mengetahui estimasi demand angkutan umum di KotaBanda Aceh.
GAMBARAN UMUM
JumlahPenduduk
KarakteristikPergerakan, meliputi :
FrekuensiPenggunaan
Angkutan Umum Maksud perjalanan
Analisis Potensi traveldemand Berasal dari
data HI
Model AnalisisRegresi Linier
Pemodelandata Agregat
ESTIMASI DEMAND ANGKUTAN UMUMKOTA BANDA ACEH
Feed Back
ANALISIS
B. Metoda SamplingPenduduk Kota Banda Aceh Tahun 2007
mencapai sekitar 224.000 jiwa. Biladiasumsikan 1 Rumah Tangga atau 1 KKterdiri dari 5 jiwa, maka terdapat sekitar 45ribu KK. Dengan jumlah sebesar tersebut diatas, maka populasi dapat dikategorikansebagai unfinite population. Mengingat
jumlah populasi yang demikian besar danwaktu serta biaya pengumpulan data yangterbatas maka perlu dicari cara yang palingefisien dalam pelaksanaannya.
Penentuan sample dilakukan dengancara pengklasteran, cara ini digunakan
karena dapat mengatasi permasalahan
dimana pada kenyataan kerangka sampelyang digunakan untuk dasar pemilihansample tidak tersedia atau tidak lengkap,maka unit-unit analisa dalam populasidigolongkan ke dalam gugus-gugus yangdisebut cluster. Jumlah gugus yang diambilharus secara acak, kemudian untuk unsure-unsur penelitian dalam gugus tersebut ditelitisemua.
Maka sampel yang dipilih dalam studi iniadalah rumah tangga yang ada di wilayahkota Banda Aceh yang terdapat di 89
kelurahan di Kota Banda Aceh. Pemilihansampel dilakukan dengan cara pengklasteran
-
7/25/2019 ipi307784.pdf
5/8
J U R N A L
24
(cluster, zoning ) berdasarkan zona kelurahan.Melalui metode random sampling , maka: Setiap rumah tangga yang ada di Kota
Banda Aceh mempunyai peluang yangsama untuk terpilih sebagai sampel.
Mempunyai bisa yang paling kecil dandaya generalisasi yang paling besar.
Diharapkan dengan meningkatnya jumlah atau ukuran sampel (n), nilai rata-ratadari sampel-sampel yang diambil secaraacak (random) dari sembarang populasi akanmendekati suatu distribusi normal dengannilai rata-rata ( ) dan simpangan baku ( ).Dalam survai wawancara rumah tangga ini
juga dapat dikategorikan sebagai probabilisticdiscret , karena pengambilan sampel tidakboleh ada yang berulang.
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah sampel khususnya yang berhubungandengan kebutuhan data studi transportasi,yang penting adalah keyakinan bahwasampel yang diambil cukup menggambarkankondisi pergerakan sebenarnya (populasi).Berdasarkan angka error (kesalahan) yangdapat ditoleransiRumus yang digunakan :
n = jumlah sample yang diperlukan = tingkat kepercayaan (lihat dalam
Tabel distribusi normal di bukustatistik, jika dalam buku yangdigunakan one tail maka menjadi
/2, kalau yang digunakan two tail gunakan )
e = besarnya kesalahan yang ditolerir
Asumsi: Distribusi pergerakan mengikutidistribusi normal (seharusnya adapenelitian tersendiri untukmembuktikan bahwa pergerakan diBanda Aceh ini berdistribusi normalstandar).
Untuk pengambilan sampel studitransportasi ini di wilayah Kota Banda Acehdapat digunakan batas toleransi:e = 0,05 error 5 % (secara teoritis
sebaiknya tidak lebih dari 10%) = 0,05 tingkat kepercayaan 95 %
(sangat umum digunakan dalampenelitian sosial, hanya untuk
keperluan medis yang menggunakanangka 99%)
Menurut tabel Distribusi Normal untuk=0,05 diperoleh angka z = 2,35, sehingga
dengan rumus di atas diperoleh hasil sebagaiberikut:
Ukuran sampel sebesar ini sudah cukupmengingat jumlah populasi penduduk KotaBanda Aceh tahun 2006 sudah mendekatiangka 224.000 orang, sehingga dapatdigolongkan unfinite population dalam istilah
statistik, karena peningkatan jumlahresponden tidak terlalu signifikanmemberikan perubahan pada deviasi standardistribusinya.
Pengujian:
N = 224.000 (populasi)
n = 552 (sampel hasil perhitungan)
Finite 9987,01000.224
552000.224
Angka sebesar 0,9987 cukup baik sekalikarena mendekati 1,0
Bila dibandingkan dengan sampelberjumlah 1.000, maka:Diperoleh;
Finite 9977,01000.224
1000000.224
Keduanya tidak berbeda secarasignifikan, tapi biaya dan waktu survainyaakan semakin lama dan biaya tingi padapengambilan sampel besar. Untuk lebih
jelasnya penjelasan lebih rinci dapat dilihatWinarno Surakhmad, Pengantar PenelitianIlmiah Dasar, Metoda dan Teknik, PenerbitTarsito, Bandung, 1985
-
7/25/2019 ipi307784.pdf
6/8
J U R N A L
25
C. Metode Analisis
Analisis Potensi Travel Demandbertujuan untuk mengetahui jumlahpergerakan orang yang melakukanperjalanan untuk setiap harinya. Dalam
menganalisis ini data yang digunakan adalahberbasis Home interview dan road siteinterview dengan pendekatan agregat. Untuklebih jelas mengenai tahapan analisisbangkitan dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini.
Gambar 3Tahapan Analisis Bangkitan Tahun 2007
Setelah diketahui pergerakan pada tahun2007 maka tahap selanjutnya adalahmembuat MAT untuk tahun proyeksi denganmenggunakan metode Average GrowthFactor . Pada metode ini sebaran pergerakanpada masa mendatang didapat denganmengalikan sebaran pergerakan pada saatsekarang dengan rata-rata tingkatpertumbuhan zona asal dan zona tujuanyang dilakukan secara bergantian. Secara
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
2
d iid id
E E t T
Keterangan :E i , E d = Tingkat pertumbuhan zona i dan dT id = Total pergerakan masa mendatang
yang berasal dari zona asal i ke zonatujuan d
t id = Total pergerakan masa sekarangyang berasal dari zona asal i ke zona
tujuan dDengan memanfaatkan Matriks Asal
Tujuan Tahun 2007 yang diperoleh darisurvey HI dan metoda pendekatan AverageGrowth Factor ini dapat diperoleh MAT 2012dan 2017.
4. Hasil Dan Pembahasan
A. Trip Generation (Analisis Bangkitanperjalanan)
Analisis bangkitan pergerakan bertujuanuntuk mempelajari dan meramalkan
besarnya tingkat bangkitan pergerakandengan mengamati beberapa variasihubungan antara ciri pergerakan denganlingkungannya yang antara lain dapat diwakilioleh tata guna lahan, jumlah penduduk dlsb.Pada tahap pemodelan ini dilakukanperkiraan jumlah pergerakan yang berasaldari suatu zona dan jumlah pergerakan yangtertarik ke zona tersebut.
Dari hasil survai rumah tangga (homeinterview) yang dilakukan telah diperolehdata pergerakan asal-tujuan perjalanan.Selain 89 zona yang termasuk dalam wilayahadministrasi Kota Banda Aceh, terdapat 8zona eksternal (satuan wilayah kecamatan)yang berada di wilayah pinggiran kota(wilayah Kabupaten Aceh Besar) yang
dimasukkan dalam perhitungan tarikan-bangkitan perjalanan di Kota Banda Acehdan sekitarnya (jumlah = 97 zona).
Dari hasil analisa didapat zonapembangkit terbesar adalah Kuta Alamdengan 1.386 pergerakan orang/hari . Danzona penarik terbesar adalah Kampung Barudengan pergerakan 1.314 orang/hari. Totalbangkitan pergerakan pada tahun 2007sebesar 18.513 orang/hari untuk pergerakandalam kota. Sedangkan ada juga yangmelakukan pergerakan ke luar dari Kota
Banda Aceh misalnya ke daerah Kab.AcehBesar. Bila dilihat dari pergerakan keluar kotayang menjadi pembangkit paling besaradalah Kec.Suka Makmur yaitu denganpergerakan sebesar 991 orang/hari.Sehingga total pergerakan yang dihasilkanoleh masyarakat Kota Banda Aceh diluarkota adalah 2.463 orang/hari
B. Distribusi Pergerakan Penumpang
-
7/25/2019 ipi307784.pdf
7/8
J U R N A L
26
Untuk mengetahui jumlah pergerakanpada tahun 2017 maka digunakan metodeaverage. Metode ini digunakan karena padapenelitian ini yang ingin diketahui adalahpertumbuhan pada setiap zona di KotaBanda Aceh dalam hal in terdapat 89 zona,sedangkan secara umum pada metode inimengasumsikan bahwa pertumbuhan secaraglobal sama di setiap zona. Penggunaanmetoda average ini pun merupakan salahsatu solusi akhir dan terbukti lebih efisiendibandingkan dengan metoda sebelumnya.Berdasarkan hasil analisis yang dijelaskandalam bentuk MAT, maka diperoleh sebaranpergerakan dengan pengulangan ata u iterasike-10 , yang merupakan hasil perhitunganakhir mengenai jumlah tiap orang yang
melakukan pergerakan antar zona di KotaBanda Aceh. Kesimpulan yang di dapat dariperhitungan sebaran pergerakan ini adalah :1. Pada tahun 2007 terdapat pergerakan
penumpang di Kota Banda Aceh sebesar18.513 orang /hari.
2. Prediksi pergerakan penumpang padatahun 2012 di Kota Banda Aceh sebesar20.540 pergerakan orang/hari.
3. Prediksi pergerakan penumpang padatahun 2017 di Kota Banda Aceh sebesar22.578 pergerakan orang /hari
Dari data diatas diketahui bahwa prediksipergerakan penumpang dari tahun 2007hingga tahun 2017 akan terus mengalamipeningkatan hingga 40 %. Oleh karena itudiperlukan antisipasi penyediaan sarana danprasarana transportasi di Kota Banda Aceh,agar tidak terjadi permasalahan dimasamendatang
5. Kesimpulan Dan Saran
A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :1. Dari hasil analisa diatas dapat diketahui
bahwa zona pembangkit terbesar adalahKuta Alam dengan 1.386 pergerakanorang/hari . Dan zona penarik terbesaradalah Kampung Baru denganpergerakan 1.314 orang/hari. Totalbangkitan pergerakan pada tahun 2007sebesar 18.513 orang/hari untukpergerakan dalam kota. Sedangkan ada
juga yang melakukan pergerakan ke luardari Kota Banda Aceh misalnya ke
daerah Kab.Aceh Besar. Bila dilihat daripergerakan keluar kota yang menjadipembangkit paling besar adalahKec.Suka Makmur yaitu denganpergerakan sebesar 991 orang/hari.Sehingga total pergerakan yangdihasilkan oleh masyarakat Kota Banda
Aceh diluar kota adalah 2.463 orang/hari.2. Sedangkan untuk tahun 2017 prediksi
pergerakan penumpang di Kota Banda Aceh sebesar 22.578 pergerakanorang/hari . Dengan demikian prediksipergerakan penumpang dari tahun 2007hingga tahun 2017 akan terusmengalami peningkatan hingga 40 %.
B. Rekomendasi
Agar rute yang baru dapat beroperasimaka, rekomendasi yang akan diberikanadalah sebagai berikut :1. Penetapan kebijakan berkendaraan yang
dikeluarkan oleh pemerintah Kota Banda Aceh yang lebih tegas, terutama dalampembatasan penggunaan angkutanpribadi.
2. Berdasarkan kuesioner yang disebarkanpada 900 responden, 58% respondenmenyatakan bahwa angkutan labi-labiyang ada saat ini kurang nyaman dan52% responden menyatakan kurangaman. Dengan adanya tanggapanmasyarakat seperti itu maka dapatdisimpulkan bahwa masyarakatmemerlukan angkutan labi-labi yangaman dan nyaman. Sehingga dalam halini pemerintah atau pengurus dariangkutan labi-labi harus lebihmemperhatikan keamanan dankenyaman bagi penumpang angkutanlabi-labi.
3. Masyarakat Kota Banda Acehmemerlukan angkutan umum yangberjadwal/teratur sehingga masyarakatmudah untuk mendapatkannya. Hal inidikarenakan 52,92% dari 900 respondenmenyatakan bahwa untuk mendapatkanangkutan umum labi-labi untuk saat inisangat sulit.
4. Sistem tarif yang ditetapkan harusdisesuaikan dengan jarak dankemampuan para penumpang ataumasyarakat Kota Banda Aceh. Sehingga
orang yang tidak mampu/berpendapatanrendah dapat menggunakan angkutan
-
7/25/2019 ipi307784.pdf
8/8
J U R N A L
27
labi-labi dalam beraktifitas. Karena untuksaat ini berdasarkan hasil kuesioner yangdisebarkan sekitar 298 responden masihmenyatakan tarif labi-labi untuk saat inimasih mahal dan 192 respondenmenyatakan tarif saat ini masih murah.
5. Dengan adanya perbedaan persepsiseperti ini diperlukan evaluasi terhadaptarif angkutan labi-labi sehingga semuapengguna angkutan labi-labi mempunyaipersepsi yang sama.
Rute angkutan ini sebanyak mungkinmelewati kawasan perumahan danmenghubungkan dengan kawasanperdagangan, pemerintah dan pendidikan.Untuk efisiensi pelayanan, dapat diaturbeberapa rute angkutan misalnya satu ruteuntuk satu BWK ke pusat kota, ataumemperhatikan tingkat kepadatan pendudukdan panjang rute yang dilalui.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik (BPS), 2006. KotaBanda Aceh Dalam Angka Tahun 2006, Pemerintah Kota Banda Aceh.
Fidel Miro, 2004, PerencanaanTransportasi , Erlangga, Jakarta.
G. Sevilla, 1993, Pengantar MetodePenelitian . Universitas Indonesia,Jakarta.
Khisty, Jotin, 2006, Dasar-Dasar RekayasaTransportasi , Edisi Ketiga Jilid 2 , Erlangga, Jakarta.
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat,1997, Perencanaan Sistem AngkutanUmum , Modul Pelatihan, InstitutTeknologi Bandung, Bandung.
Morlok, E.K, 1984, Pengantar Teknik DanPerencanaan Transportasi , Erlangga.Jakarta.
Tamim, Ofyar Z. 2000, Perencanaan danPemodelan Transportasi , ITB,Bandung.
Soesantiyo, 1990. Teknik Lalu Lintas I (Traffic Engineering) , Institut Teknologi10 November, Surabaya
Warpani, Suwarjoko. 1990. Merencanakan
Sistem Perangkutan , Institut TeknologiBandung. Bandung.