IPI PERAN dan KIPRAHNYA
description
Transcript of IPI PERAN dan KIPRAHNYA
IPIIPI PERAN dan KIPRAHNYAPERAN dan KIPRAHNYA
OlehOleh
Zulfikar Zen, MAZulfikar Zen, MASekretaris JenderalSekretaris Jenderal Pengurus PusatPengurus Pusat
Ikatan Pustakawan IndonesiaIkatan Pustakawan Indonesia
Makalah pada Musyawarah Daerah Pengurus Daerah
Ikatan Pustakawan Indonesia Provinsi Lampung
Bandar Lampung, 17 Oktober 2009
LAHIRNYA IPILAHIRNYA IPI
• Karena rahmat Allah Tuhan YME• Karena ingin mengamalkan ideologi Pancasila
dan UUD 1945• Karena merasa bertanggung jawab untuk
mengisi kemerdekaan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
• Karena ingin meningkatkan mutu profesi dan keahlian
• Karena ingin menghimpun pustakawan Indonesia, “bersatu teguh, bercerai runtuh; berat sama dipikul ringan sama dijinjing”.
Sumber: Mukadimah AD/ART IPI
PERKEMBANGAN ORGANISASI PERKEMBANGAN ORGANISASI PUSTAKAWAN INDONESIAPUSTAKAWAN INDONESIA
• ERA 50-an : ORG. TUGGAL(ERA AWAL KEMERDEKAAN)
• ERA 60-AN : ORG MAJEMUK (ERA REVOLUSI, PERGOLAKAN)
• ERA 70,80,90-AN : ORG. TUNGGAL(ERA ORDE BARU)
• ERA 2000-AN : ORG. MAJEMUK(ERA REFORMASI, DEMOKRASI)
ERA 50-AN = PERINTISERA 50-AN = PERINTIS
• Founding Fathers, perintis dan pejuang
• Umumnya berpendidikan zaman Belanda dan Jepang
• Mendirikan lembaga pendidikan formal pustakawan
• Membentuk API, APSI, PAPADI
• Terpusat di ibukata negara
ERA 60-AN = PERINTISERA 60-AN = PERINTIS
• Sebagian generasi 50-an masih mendominasi • Mengembangkan lembaga pendidikan dari
departemen ke perguruan tinggi• Membentuk PAPSI, HPCI, HPDIY, dsb.• Masih terpusat di ibukota negara, namun sudah
mulai ke daerah, terutama Jawa.• Mulai terlibat aktifitas int. a,l. ICCP di Paris, 1961• Peristiwa pergolakkan: PRRI, Perjuangan untuk
Irian Barat, Ganyang Malaysia dan G.30.S/PKI
ERA 70-AN = PENDIRIERA 70-AN = PENDIRI
• Sebagian generasi 60-an masih terlibat, karena jumlah masih terbatas
• Umumnya berpendidikan Indonesia dan sebagian belajar atau pelatihan ilmu perp. di LN
• Mengembangkan lembaga pendidikan dari Sarjana Muda ke Sarjana
• Membentuk IPI sebagai wadah tunggal,• Memprakarsai lahirnya CONSAL, • Mulai berkembang ke daerah terutama Propinsi (PD)• Pustakawan pada Pusat Pembinaan Perpustakaan,
Perp. Wilayah sbg penggerak utama, di samping PDIN, BIOTROP, PUSTAKA, JIP-UI. Dsbnya.
ERA 80-AN = PENGEMBANGERA 80-AN = PENGEMBANG
• Dalam kepengurusan tokoh2 60-an, 70-an masih terlibat, karena jumlah terbatas
• Sudah banyak berpendidikan ilmu perp. formal dan informal dalam dan luar negeri
• Bertumbuhnya lembaga pendidikan di PTN/PTS• Lahirnya Perpustakaan Nasional RI • Pustakawan (PNS) diakui sebagai Jabatan Fungsional• Peralihan Pembina IPI dari Pusat Pembinaan
Perpustakaan P & K ke Perpustakaan Nasional• Proyek BC, Bank Dunia banyak membiayai perp.
termasuk belajar pascasarjana.
ERA 90-AN = PENERUSERA 90-AN = PENERUS
• Generasi 70-an, 80- an masih terlibat, • Anggota IPI sebagian sudah berpendidikan ilmu
perp. formal dan informal dalam dan luar negeri.• Keluarnya Tunjangan Fungsional• Lahirnya Klub Perpustakaan Indonesia dan
Program S2 Ilmu Perp.• Masa peralihan pembina dari Pusat Pembinaan
Perpustakaan P & ke Perpustakaan Nasional RI
ERA 2000-AN = PENERUS (?)ERA 2000-AN = PENERUS (?)
• Pengurus dan anggota masih banyak dari generasi 80-an, 90- an
• Sudah banyak berpendidikan formal dan informal ilmu perp. dalam dan luar negeri
• Lahirnya berbagai Forum: FPPTI, FPSI, FPUI, FPKHI• Akibat OTDA : Peralihan pembina dari Perpustakaan Nasional RI ke
Badan Daerah (Pemda Dati I dan II) Pengurus dan Anggota IPI sangat beragam Keterikatan antara IPI Pusat dan Daerah mulai
berkurang
FUNGSI ORGANISASI PROFESIFUNGSI ORGANISASI PROFESI
• Menjadi wadah masyarakat profesi• Mengembangkan ilmu pengetahuan bidang
profesi• Menyusun kode etik dan standar profesi, serta
menjamin kompetensi profesi• Mewakili profesional di masyarakat.• Mengembangkan mutu profesi dan statusnya• Mengawasi prilaku anggota profesi melalui kode
etik, serta memberi sanksi atas pelanggaran• Memberikan lisensi dan akreditasi
FUNGSI Org. Pustakawan (1)FUNGSI Org. Pustakawan (1)
• Sbg lembaga bagi pekerja profesional di bidang perpustakaan, informasi dan arsip (PIA)
• Memonitor peraturan yg mempengaruhi layanan PIA
• Mengajukan peraturan yang diperlukan bagi PIA• Menciptakan dan memelihara layanan PIA• Mendorong manajemen yang baik bagi
pelaksanaa PIA
FUNGSI Org. Pustakawan (2)FUNGSI Org. Pustakawan (2)
• Meningkatkan studi dan penelitian PIA• Menjamin layanan yg efektif dan informasi yang
relevan bagi anggota• Mengadakan kerjasama dengan lembaga lain
untuk mendukung layanan PIA• Menanggapi (peduli) terhadap ketentuan hukum
yg berkaitan dengan PIA Sumber :Guidelines for the managementof professional Association in the
fields of Archives, library and information work.- Unesco (1989)
PUSTAKAWANPUSTAKAWAN
PEKERJAAN ATAU PROFESIPEKERJAAN ATAU PROFESI
??
CIRI-CIRI PROFESI (1)CIRI-CIRI PROFESI (1)
• Mempunyai bidang pekerjaan tertentu, tidak sama dengan profesi lain.
• Bersifat pengabdian kepada masyarakat• Membutuhkan persyaratan dasar tertentu.• Mempunyai ketrampilan khusus• Mempunyai organisasi profesi• Mempunyai pedoman sikap dan tingkah
laku,serta etika• Mempunyai Dewan Kehormatan
Winarno Surachmad (1979)
CIRI-CIRI PROFESI (2)CIRI-CIRI PROFESI (2)
• Memiliki pekerjaan bersifat intetelektual, saintifik, dan praktikal
• Memilki standar yang baku dalam bekerja
• Terorganisir secara sistematis
• Layanan berorientasi pada masytakatBowden, R, (1994)
CIRI-CIRI PROFESI (3)CIRI-CIRI PROFESI (3)
• Memiliki keterampilan khusus
• Memiliki asosiasi profesi
• Memiliki kode etik
• Memiliki dedikasi bagi peningkatan profesi dan mendidik anggotanya.
• Memiliki layanan bagi kesejahteraan umum
Mc. Garry (Soekarman 2004)
CIRI-CIRI PROFESI (4)CIRI-CIRI PROFESI (4)
• Memiliki kekhususan dalam pekerjaan• Memiliki keterampilan yang bersifat ilmiah• Memiliki pendidikan khusus• Memiliki hak otonomi dalam bekerja• Memiliki organisasi profesi• Memiliki pengabdian kepada masyarakat
yang tidak berorientasi keuntungan Carl H. Gross (Hermawan 1979)
CIRI-CIRI PROFESI (5)CIRI-CIRI PROFESI (5)
• Memiliki pelatihan intensif dengan muatan ilmiah
• Memiliki kemampuan melayani masyarakat
• Memiliki izin atau lisensi untuk berpraktek• Memiliki organisasi profesi dan menjadi
anggotanya• Memiliki otonomi dalam pekerjaan
• M. D. Bayles (1981)
PUSTAKAWAN SBG PROFESIPUSTAKAWAN SBG PROFESI
• Di negara-negara maju semua kriteria dapat dipenuhi oleh PUSTAKAWAN
• Di Indonesia, khususnya IPI hanya sebagian yang terpenuhi. KARENA IPI menampung semua orang yang bekerja di Perpustakaan dan lembaga informasi terkait lainnnya.
Pustakawan IndonesiaPustakawan Indonesia
• Pustakawan PNS
a). Pustakawan Ahli (III/a s/d IV/e)
b). Pustakawan Trampil (II/b s/d II/d)
• Pustakawan Swasta Pustakawan yang bekerja di lembaga swasta
• Pustakawan IPI semua anggota yaitu mereka yang bekerja atau peduli terhadap perpustakaan dan lembaga terkait
PUSTAKAWAN PNSPUSTAKAWAN PNS
PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi pemerintah, dan/atau unit tertentu lainnya.
(Sumber : SK Menpan 132 Tahun 2002 dan Kep. Kapernas No. 10 tahun 2004)
IPI dan AnggotaIPI dan Anggota
• IPI belum sepenuhnya sbg organisasi profesi (profesional)
• Persyaratan menjadi anggota sangat mudah. Semua yang bekerja di perpustakaan dan lembaga pendidikan ilmu perpustakaan dapat menjadi anggota
• Pengelolaan dan pengawasan terhadap anggota IPI masih sangat terbatas.
Organisasi PustakawanOrganisasi Pustakawandan Perpustakaan di Indonesiadan Perpustakaan di Indonesia
• 1953 ; API (Asosisi Perpustakaan Indonesia)• 1954 : PAPSI (Persatuan Ahli Perpustakaan Seluruh Indonesia), • 1956 : PAPADI (Perhimpuna Ahli Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Indonesia• 1962 : APADI (Asosiasi Perspustakaan Arsip dan Dokumentasi Indonesia)• 1969 : HPCI (Himpunan Pustakawan Chusus Indonesia)• 1973 : IPI (Ikatan Pustakawan Indonesia)• 1990 : KPI (Klub Perpustakaan Indonesia)• 2000 : Forum – Forum yaitu : FPPTI( Perp. Perguruan Tinggi), FPKI (Perpustakaan Khusus), FPSI (Perpustakaan Sekolah), FPUI (Perpustakaan Umum)
LAHIRNYA IPILAHIRNYA IPI
• Pertemuan Bandung, 21 Januari 1973 organisasi pustakawan HPCI, APADI, HPDIY bersepakat mendiri wadah tunggal organisasi pustakawan Indonesia.
• Membentuk Panitia Kongres dan Panitia Perumus Konsep Krganisasi
• 6 Juli 1973 IPI lahir, sebagai hasil kongres, terpilih ketua dan sekretaris pertama Soekarman K dan J.P Rompas
IPI : Tujuannya (1)IPI : Tujuannya (1)
1973 • Menghimpun, menampung dan menyalurkan
aspirasi dan kreasi pustakawan• Mengusahakan tempat semestinya bagi
pustakawan di tengah masyarakat• Meningkatkan, mengembangkan dan
mengamalkan ilmu perpustakaan untuk kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat.
• Menempatkan ilmu perpustakan sejajar dengan ilmu-ilmu lainnnya
IPI : Tujuannya (2)IPI : Tujuannya (2)
2002• Meningkatkan profesionalisme
• Mengembangkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan Informasi
• Mengabdikan, mengamalkan tenaga dan keahlian untuk bangsa dan negara.
IPI : KegiatannyaIPI : Kegiatannya
• Mengadakan kegiatan ilmiah dan mengembangankan ilmu melalui penelitian dan penerbitkan
• Membina komunikasi antar pustakawan dan antara lembaga, nasional, regional atau internasional
• Mengadakan Kongres dan Rakerpus (PP), Musda (PD) dan Muscab (PC)Lazimnya kegiatan ini disertai dg kegiatan ilmiah
• Berpartisipasi aktif dalam kegiatan CONSAL dan IFLA• Ikut serta dalam pembangunan bangsa (lihat: tema
beberapa kongres)
Kongres IPI DAN TEMA (1)Kongres IPI DAN TEMA (1)
1973 Ciawi, 1977 Jakarta: Peranan IPI dalam mencerdaskan bangsa dan mensukseskan pembangunan Indonesia1980 Bali: Meningkatkan jasa perpustakaan dan meningkatkan partisipasi pustakawan dalam pembangunan1983 Yogya: Dengan perpustakaan kita tingkat kecerdasan bangsa dan pembangunan1986 Ujung Pandang, Sulsel: Kita tingkatkan peran
pustakawan dalam menunjang pembangunan masyarakat desa.
Kongres IPI DAN TEMA(2)Kongres IPI DAN TEMA(2)
1989 Banjarmasin, Kalsel: Meningkatkan peran perpustakaan alam menyongsong era tinggal landas pembangunan1992 Padang, Sumbar: Peranan Perpustakaan dalam era globalisasi1995 Jakarta: Peran strategis pustakawan dalam pembangunan nasional1998 Lembang, Bandung, Jabar: Memantapkan profesio-nalisme
pustakawan guna menyongson Pelita VII2002 Batu, Malang, Jatim: Perpustakaan untuk masyarakat2006, Denpasar, Bali: Meningkatkan Kreatifitas Pustakawan Untuk
mewijudkan masyarakat memiliki literasi informasi2009 Batam, Kepulauan Riau “Pelestarian Warisan Budaya Bangsa”
Ketua Umum dan Sekjen IPIKetua Umum dan Sekjen IPI
• 1973 : Soekarman K. dan J.P.Rompas• 1977 : Soekarman K. dan J.P.Rompas• 1980 : Mastini Hardjoprakoso dan Soemarno HS• 1983 : Mastini Hardjoprakoso dan Soemarno HS• 1986 : Prabowo Tjitropranoto dan Wirawan• 1989 : Soekarman K. dan Hernandono• 1992 : Soekarman K. dan Ipon Sukasih Purawijaya• 1995 : Hernandono dan Paul Permadi P.• 1998 : Ediyami Bondan dan Zulfikar Zen• 2002 : Dedy P. Rachmananta dan Zurniati Nasrul• 2006 : Dedy P. Rachmananta dan Zulfikar Zen
Aktifitas IPIAktifitas IPI
• Terlibat dalam penyusunan RUU Sistem Nasional Perpustakaan
• Memberikan tanggapan dan masukkan terhadap undang-undang dan peraturan yang terkait dengan perpustakaan dan pustakawan
• Bekerjasama dengan organisasi profesi lain, seperti FORMOPPI
MASALAHMASALAH IPI IPI
• Internal
• Eksternal
Masalah Masalah Internal IPIInternal IPI
Kualitas Anggota;
• Anggota IPI beraneka-ragam latar belakang, baik pendidikan, disiplin ilmu, maupun pengalaman
Kuantitas Anggota
• Anggota IPI jumlah terbatas, dibandingkan dg penduduk Indonesia
MasalahMasalah Internal IPI Internal IPI (1) (1)
• “Kecemburuan” antara Pustakawan Struktural dengan Pustakawan Fungsional
• Kata “Pustakawan” terkesan hanya untuk PNS yg ber SK, Jumlahnya hanya 2576 org (2004): 41,28% (SLTA), 23,60% (Diploma), 30,71% (S1)
• Bervariasinya latar belakang anggota.
MasalahMasalah Internal IPI Internal IPI (2) (2)
• Pengurusan organisasi belum maksimal sebagian besar Pengurus bekerja bersifat “sampingan”,
• Kesadaran Anggota masih rendah lebih mengutamakan HAK dari pada KEWAJIBAN.
• Belum ada seleksi menjadi anggota.• Belum ada Badan Kehormatan.• Belum ada standar kompetensi profesi• Pendirian dan Pembinaan IPI masih pada
tingkat PD, sedangkan tingkat PC masih kurang
IPI SBG PEREKATIPI SBG PEREKAT
• IPI dapat menjadi perekat sesama dan seprofesi. IPI organisasi tanpa perbedaan latar belakang, status ekonomi, agama, pendidikan, instatnsi, suku, daerah,, dsbnya dan bekerja demi kepentingan masyarakat
MasalahMasalah Eksternal Eksternal
• Apresiasi dan citra terhadap profesi masih rendah
• Belum memiliki otonomi penuh; ditentukan belum menentukan.
• Belum ada keharusan IZIN untuk praktek• Penghargaan lebih kepada pakar TI (tools)
dari pada pustakawan (contents).• Perpustakaan belum sbg prioritas
pembangunan, dana terbatas.
TUNJANGANTUNJANGAN
Th Terendah (II/b)
Tertinggi (IV/e) Kerpres/Th
1992 Rp.22.500.- Rp. 110.000.- Kepres 65/1992
2000 Rp.92.500 Rp. 185.000.- Kepres /2000
2003 Rp. 125.000.- Rp. 500.000.- Kepres 86/2003
Th Terendah (II/b) Tertinggi (IV/e)
Kerpres/Th
1992 Rp.22.500.- Rp. 110.000.- Kepres 65/1992
2000 Rp.92.500 Rp. 185.000.- Kepres /2000
2003 Rp. 125.000.- Rp. 500.000.- Kepres 86/2003
2005 Rp.240.000.- RP. 700.000 Kepres
/2005
Paradigma BaruParadigma Baru
DULU• Mengandalkan kepemilikan dan media tunggal, sebagai
gudang, layanan pasif dan menunggu pengguna, pengembangan koleksi “just in case”. BIROKRAT, TUKANG JAGA BUKU (The custodian of books)
KINI dan NANTI
• Mengandalkan kerjasama, multi media, ibarat toko/pasar, proaktif dan mendidik pengguna, pengembangan koleksi “just in time”. PELAYAN, GARDA PENGETAHUAN (The guardian of knowledge)
DAMPAK DAMPAK OTDAOTDA PADA PERP. PADA PERP.
– Hubungan antara Pusat, Propinsi dan Kabupaten bersifat formal.
– Muncul wajah-wajah baru pengelola perpustakaan di daerah, baik struktural maupun fungsional
– Kemampuan daerah sangat bervariasi.– Perpustakaan dan profesi pustakawan
ditentukan oleh Pemda.
IPI SBG PENEKAN & PERAYUIPI SBG PENEKAN & PERAYU
• IPI, terutama di Daerah, terutama Dati II dapat menjadi sbg Kelompok Penekan (Pressure Group) atau perayu terutama mengahadapi dan mempengaruhi pengambil keputusan, mis. DPRD, Bupati/Wali Kota, Organisasi Politik. LSM dsbnya terutama pada masa PILKADA, Pemilu, dsb.
Tantangan Tantangan
• Perkembangan ilmu dan teknologi, terutama TI.
• Tuntutan layanan pengguna yang spesifik dan serba cepat.
• Munculnya organisasi sejenis yang lebih khusus
• Terjadinya perubahan paradigma
• Informasi sebagai bisnis
PELUANGPELUANG
• Era Informasi adalah eranya pustakawan.• Tersedianya 20 lebih lembaga pendidikan formal
merupakan aset IPI• Tersedianya Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
dapat merubah citra profesi.• Persaingan dan globalisasi pendidikan berorientasi
mutu SDM. SDM bermutu memerlukan perpustakaan• Kebutuhan terhadap pustakawan bermutu dalam jumlah
yang besar• Desentralisasi pendirian Perp. Umum dan Sekolah.
TUGAS IPITUGAS IPI
KEDALAM
• Meningkatkan kuantitas dan kualitas pustakawan, kaderisasi sangat diperlukan
KELUAR
• Memperjuangkan eksistensi perpustakaan dan pustakawan
AKHIR KATAAKHIR KATA
IPI TEMPAT UNTUK• Mengabdikan diri
• Mengembangkan diri
TEMPAT MENGABDIKAN DIRITEMPAT MENGABDIKAN DIRI
Melalui IPI, pustakawan dapat:
• Mengamalkan ilmu dan keahlian
• Membantu memajukan perpustakaan
• Membantu masyarakat, terutama yang tidak mampu (miskin)
• Membagi ilmu & pengalaman dg sesama
• Berjuang bersama, berat sama dipikul
TEMPAT MENGEMBANGKAN DIRITEMPAT MENGEMBANGKAN DIRI
Melalui IPI, pustakawan dapat:
• Menambah ilmu dan keterampilan
• Menambah silaturrahmi, tanpa batas birokrasi, jabatan, pangkat, pendidikan, status, georafis, suku, agama, dsb.
• Menambah wawasan dan pematangan diri
• Meningkatan kesejahteraan lahir & bathin
KONSTRIBUSI UNTUK IPIKONSTRIBUSI UNTUK IPI
IPI adalah organisasi sosial
kadang banyak memberi dari pada menerima, menjadi anggota atau
pengurus harus menyediakan:
NIAT (IKHLAS), WAKTU, PEMIKIRAN, TENAGA, dan DANA
Perguruan Tinggi Tahun Berdiri Program Tempat
Universitas Indonesia 1952/1969/1990 D2/S1/S2 Jakarta
IKIP Bandung** 1974 S1 Bandung
Universitas Hasanuddin *** 1978 D3 / S1 Ujung Pandang
Universitas Sumatera Utara 1980/1984 S1/D3 Medan
Institut Pertanian Bogor 1982 D3 Bogor
Universitas Airlangga 1982 D3 Surabaya
Universitas Padjadjaran 1984 S1 Bandung
Universitas Islam Nusantara** 1984 S1 Bandung
Universitas Gadjah Mada 1986 D3 Yogyakarta
Universitas Lancang Kuning ** 1990 D3 Pakan Baru
Universitas Negeri Padang 2002 D3 Padang
Universitas Sam Ratulangi 1992 D3 Manado
Universitas Yarsi ** 1993 / 1999 D3 / S1 Jakarta
Universitas Diponegoro 1997 D3 Semarang
Universitas Terbuka 1993 D2 Jakarta
Universitas Lampung 1998? D3 Lampung
IAIN Ar Raniry, Aceh 1995 D3 Aceh
IAIN Imam Bonjol Padang 1998 D2 Padang
Universitas Bengkulu 1997/1998 D3 Bengkulu
Universitas Islama Nenegri (d/h IAIN) Syarif Hidayatullah Jakar
1999 S1 Jakarta
IAIN Sunan Kalijaga YogyakartaUniv. Wijaya Kusuma Surabaya
1997/1998200?
D3/S1S1
YogyakartaSurabaya
AMALKANAMALKAN 5 Hukum Ilmu Perpustakaan5 Hukum Ilmu Perpustakaan
1. Book is for use (buku untuk dimanfaatkan)2. Every reader his book (setiap pembaca punya
bukunya)3. Every book its reader (setiap buku punya
pembacanya)4. Save the time of the reader (hematkan waktu
pembaca)5. Library is a growing organism (perpustakaan
adalah organisme yang tumbuh)Kaur, dan Prasher. (2001)
BacaanBacaan (1) (1)• Bayles, M. D. Proffesional ethics.– Belmont,
California: Wardswoth Publ. Co, 1981• Bowden, Russel. “Perkembangan masa depan Ikatan
Pustakawan Indonesia : proposal..”- Makalah dalam Kongres VI PB-IPI, Padang, 18 -21 November 1992
• Bowden, Russel. “Proffesional reponsibilities of librarians and information workers” IFLA Journal, 20 (2) : 1994
• Harahap, Basyral Hamidy dan JNB Tairas. Kiprah Pustakawan Indonesia: seperempat abad IPI 1973 – 1998.– Jakarta : PB-IPI, 1998
• Hermawan. R.
Bacaan (Bacaan (22))
• Hermawan. R. Etika keguruan: suatu pendekatan terhadap profesi dan kode etik guru Indonesia.– Jakarta: Margi Wahyu, 1979.
• Ikatan Pustakawan Indonesia. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPI.– Jakarta : PP IPI, 2003
• Karmidi, Martoatmodjo. “Sejarah IPI dan peningkatan profesionalisme”.– Dalam Hasil Kongres VI PB IPI, 1992
• Kaur, Devinder and R.G. Prasher. Librarianship: philosophy, laws and ethics.– New Delhi : Medallion Press, 2001
• Kertosedono, Soekarman. “Upaya peningkatan profesionalisme pustakawan di era gloablisasi.- Makalah pada Rapat Koordinasi Pengembangan Jabatan Fungsional Pustakawan oleh Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, 4 Oktober 2004.
• Sudarsono, B. “Pemberdayaan organisasi Ikatan Pustakawan Indonesia.”– Dalam Prosiding Rakerpus IPI ke-9 dan Seminar Ilmiah, 1997
Bacan (Bacan (33))
• Sulistyo- Basuki,.Periodesasi perpustakaan Indonesia.– Bandung: Remaja Rosdakarya,1994
• Sulistyo- Basuki,. “Sejarah organisasi pustakawan di Indonesia”.– Berita Perpustaaan Sekolah : pp 52-56
• Surat Keputusan MenPAN No. 132 Tahun 2003 tentang Jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya
• Surat Keputusan Kepala Perpustakan Nasional RI No. 10 Tahun 2004 tentang Petunjuk teknis jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya• Tjoen, Mohd Joesoef. Perpustakaan di Indonesia dari zaman ke zaman.– Jakarta:
KBN, 1966• Unesco . Guidelines for the managementof professional association in the fields of
Archives, library and information work.- 1989• Wirawan. “Profesi pustakawan: suatu analisa” Makalah dalam RAKERPUS dan
Seminar PB IPI, Mataram, 21-23 Juli 1993• Zen, Zulfikar. “Peran IPI dalam pemberdayaan pustakawan”.– Makalah Rapat koordinasi
kerjasama Pengembangan jabatan fungsional pustakawan Perpustakaan Nasional Ri, Jakarta, 19-21 September 2005