IP Ady PutraAstawan

27
IP Ady PutraAstawan 102011141 Lepra dan Penanggulangannya

description

pbl blok 15

Transcript of IP Ady PutraAstawan

Page 1: IP Ady PutraAstawan

IP Ady PutraAstawan102011141

Lepra dan Penanggulangannya

Page 2: IP Ady PutraAstawan

Skenario

Seorang laki-laki usia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berupa bercak putih pada lengan kiri sejak 1 bulan. Tidak ada rasa gatal.

Page 3: IP Ady PutraAstawan

Rumusan Masalah Laki-laki usia 40 tahun mengeluh bercak

putih di lengan kiri dan tidak gatal sejak 1 bulan.

Hipotesis Laki-laki berusia 40 tahun mengeluh bercak putih di lengan kiri yang tidak gatal sejak 1 bulan karena terkena penyakit lepra/kusta.

Page 4: IP Ady PutraAstawan

Anamnesis

Identitas pasien

Keluhan utama

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit keluarga

Page 5: IP Ady PutraAstawan

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan kulit: inspeksi: dengan penerangan yg baik, lesi

kulit harus diperhatikan,juga kerusakan2 kulit. Kelainan kulit berupa nodus, infiltrat,jaringan parut, ulcus terutama pada tangan dan kaki

palpasi: pemeriksaan rasa raba pd kelainan kulit berupa:

anastesi suhu/temperatur nyeri/sakit

Page 6: IP Ady PutraAstawan

Tes fungsi saraf (tes sensibilitas)

Page 7: IP Ady PutraAstawan

Saraf-saraf yg dikenai:N. fasialisN. aurikularius magnusN. ulnarisN. MedianusN. radialis N. peroneus lateralisN. tibialis posterior

Page 8: IP Ady PutraAstawan

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan BakterioskopikMembantu menegakkan diagnosisMenentukan klasifikasi tipe kustaPengamatan pengobatan

Pewarnaan yg dipakai :1. Ziehl Nielsen2. Modifikasi Ziehl Nielsen3.Tan Thian Hok

Page 9: IP Ady PutraAstawan

2. Pemeriksaan histopatologik (utk membedakan tipe TT & LL)

▪ Pada tipe TT ditemukan Tuberkel (Giant

cell, limfosit)

▪ Pada tipe LL ditemukan sel busa (Virchow

cell/ sel lepra) yi histiosit dimana di

dalamnya BTA tidak mati, tapi berkembang

biak membentuk gelembung. Ditemukan

lini tenang (subepidermal clear zone)

Page 10: IP Ady PutraAstawan

3. Pemeriksaan Serologis

Tes ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent

Assay)

Tes MLPA (Mycobacterium Leprae Particle

Aglutination)

Tes ML dipstick (Mycobacterim Leprae dipstick)

Page 11: IP Ady PutraAstawan

Working diagnosis

Berdasarkan penemuan tanda Kardinal yaitu :

1. Bercak kulit yang mati rasa (total/sebagian) berupa makula atau plak hipopigmentasi/eritematosa

2. Penebalan saraf tepi, rasa nyeri +/- dan gangguan fungsi saraf +/-

3. Ditemukan basil tahan asam : cuping telinga lesi kulit aktif biopsi

Page 12: IP Ady PutraAstawan

Vitiligo Pitiriasis Versikolor

Pitiriasis Alba

Lepra Tinea Korporis

Lokasi Tangan, wajah, dada atas, mata, cuping hidung, mulut, puting, pusar, organ kemaluan, lipatan tubuh (ketiak, paha, selangkangan)

Ketiak, lipat paha, tungkai atas, leher, muka, dan kulit kepala

Ekstremitas atas, bokong, paha atas, punggung, ekstensor lengan

Seluruh tubuh kecuali SSP

Wajah, leher, badan, lengan, dan gluteal

Gejala Klinis

- Lesi berupa bercak yg berbatas tegas, skuama halus, gatal bila berkeringat

Bercak multiple, eritema, depigmentasi

Malaise, mialgia, Infiltrat bertambah nodulus/ nodus eritematosus berkelompok + nyeri tekan

Lesi bulat/lonjong, batas tegas, ada eritema, skuama, kadang vesikel & papul di tepi.

Page 13: IP Ady PutraAstawan

Etiologi

Mycobacterium leprae atau basil Hansen

Ditemukan th 1873 oleh G.H.A Hansen,

Norwegia

Basil tahan asam, batang, p. 1-8 μ & l. 0,2-0,5

μ

Berkelompok (globus) atau tersebar satu-satu,

sifat parasit obligat intraseluler (jaringan

dengan suhu dingin)

Page 14: IP Ady PutraAstawan

Epidemiologi

Asia, Afrika, Amerika Latin, daerah tropis dan subtropis, serta masyarakat yang sosial ekonominya rendah

Dapat menyerang semua umur, anak-anak lebih rentan daripada orang dewasa

Frekuensi tertinggi terdapat pada kelompok umur antara 25-35 tahun

Page 15: IP Ady PutraAstawan

Patogenesis

Sumber penularan penderita MB (multi-basiler) sebagai kontak (+) melalui: Kontak langsung erat dan lama lesi kulit +

suhu dingin (terutama Susceptible persons) Droplet infection (aerogen) dari/ melalui

mukosa hidung Dapat ditularkan melalui tempat tidur, pakaian,

dll diyakini M.leprae dapat bertahan hidup beberapa hari di luar tubuh

Kemungkinan penularan melalui gigitan serangga

Page 16: IP Ady PutraAstawan

Gejala klinis

Lesi diawali dengan bercak putih Tidak gatal Penderita mengeluh baal pada

bagian tertentu Rambut aslipun dapat rontok

Page 17: IP Ady PutraAstawan

Ridley & Jopling (1960) membagi lepra menjadi:I : IndenterminateTT : TuberkuloidBT : Boderline tuberkuloidBB : Mid BorderlineBL : Borderline lepromatousLL : Lepromatosa

Page 18: IP Ady PutraAstawan

Tipe I : macula hipopigmentasi berbatas tegas; anestesi dan anhidrasi

Tipe TT : macula eritematosa bulat atau lonjong, permukaan kering, batas tegas, anestesi

Tipe BT : macula eritematosa tak teratur, batas tidak tegas, kering

Tipe BB : macula eritematosa, menonjol, bentuk tidak teratur, kasar, ada satelit

Tipe BL : macula infiltrate merah mengkilat, tak teratur, batas tak tegas, pembengkakan saraf

Tipe LL : infiltrate difus berupa nodula simetri, permukaan mengkilat, saraf terasa sakit, anestesi

Page 19: IP Ady PutraAstawan

Kusta dapat dibedakan menjadi : Kusta tipe neural

Lesi kulit tidak ada / tidak pernah ada Pembesaran saraf 1 atau lebih Anastesia dan atau paralisis, atrofi otot Bakterioskopik (-) Tes Mitsuda umumnya (+)

Diagnosis sulit, anjuran biopsi saraf

Page 20: IP Ady PutraAstawan

Kusta histioid Variasi lesi tipe lepromatosa Klinis : nodus berbatas tegas, keras Bakterioskopik : positif tinggi Terjadi karena resistensi sekunder

Page 21: IP Ady PutraAstawan

REAKSI LEPRA1. Reaksi Lepra Tipe I (Reversal Reaction)

Sering pada tipe Pausi-basiler (TT-BB) a) Reaksi Down Grading o.k. imunitas penderita menurun, sehingga

proliferasi bakteri >>, timbul lesi-lesi baru tipe L

b) Reaksi Up Grading o.k. peningkatan imunitas penderita, sehingga lesi yang tenang meradang akut tipe T

Page 22: IP Ady PutraAstawan

2. Reaksi Lepra Tipe II (Eritema Nodosum Leprosum/ ENL)

Sering timbul tipe multibasiler (BL-LL), di sini imunitas humoral menurun, sehingga terjadi reaksi dengan antigen yang banyak dilepas serta mengaktifkan sistem komplemen kompleks imun

Page 23: IP Ady PutraAstawan

Penatalaksanaan DDS (Dapson)

Dewasa : 50-100mg/hari Anak-anak : 2mg/KgBB

Rifampisin Obat yang menjadi salah satu komponen kombinasi DDS dengan dosis 10mg/kg berat badan; diberikan setiap hari atau setiap bulan

Klofazimin 50mg/hari atau 100mg/3x seminggu 300mg/bulan untuk cegah reaksi lepra

Page 24: IP Ady PutraAstawan

Komplikasi

Trauma dan infeksi kronik sekunder dapat menyebabkan hilangnya jari jemari ataupun ekstremitas bagian distal

Kebutaan

Page 25: IP Ady PutraAstawan

Prognosis

Dengan adanya obat-obat kombinasi, pengobatan menjadi lebih sederhana dan lebih singkat, serta prognosis menjadi lebih baik. Jika sudah ada kontraktur dan ulkus kronik, prognosis menjadi kurang baik

Page 26: IP Ady PutraAstawan

Pencegahan

Pencegahan primer - penyuluhan kesehatanPencegahan sekunder- pengobatan pada penderita kusta

Pencegahan tersier- pencegahan cacat kusta

Page 27: IP Ady PutraAstawan

Kesimpulan

Laki-laki pada kasus tersebut menderita penyakit lepra/kusta dari keluhan utamanya yaitu bercak putih yang tidak gatal sejak 1 bulan.