iodimetri3
-
Upload
nina-trisna-nurmalasari -
Category
Documents
-
view
23 -
download
0
description
Transcript of iodimetri3
7/18/2019 iodimetri3
http://slidepdf.com/reader/full/iodimetri3 1/2
METODE IODOMETRI
(Elisabeth Deta L, M.Si)
Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan senyawa-
senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih besar dari sistem iodium-iodida atausenyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti CuSO4.5H2O. Pada iodometri, sampel
bersifat oksidator direduksi dengan kalium iodida berlebih dan akan menghasilkan iodium
yang selanjutnya dititrasi dengan larutan baku tiosulfat. Banyaknya volume tiosulfat yang
digunakan sebagai titran setara dengan iod yang dihasilkan dan setara dengan banyaknya
sampel.
Melalui titrasi tak langsung ini, semua oksidator yang akan ditetapkan kadarnya direaksikan
terlebih dahulu dengan ion iodide berlebih (I-) sehingga I2 dapat dibebaskan. Selanjutnya I2
yang dibebaskan ini dititrasi dengan larutan baku sekunder Na2S2O3 dengan indikator
amilum.
Pada metode iodimetri dan iodometri larutan harus dijaga supaya pH < 8, karena dalam
larutan alkali iodium bereaksi dengan hidroksida (OH-) menghasilkan ion hipoiodit yang
akhirnya menghasilkan ion iodat menurut, reaksi :
I2 + OH- → HI + IO-
3IO- → IO3- + 2I-
Sehingga apabila ini terjadi maka potensial oksidasinya lebih besar daripada iodium
akibatnya akan mengoksidasi tiosulfat (S2O
3
2-) yang tidak hanya menghasilkan ion tetrationat
(S4O62-) tapi juga menghasilkan sulfat (SO4
2-) sehingga menyulitkan perhitungan stokiometri.
Oleh karena itu, pada metode iodometri tidak pernah dilakukan dalam larutan basa kuat.
Larutan natrium tiosulfat biasanya digunakan sebagai larutan standar dalam reaksi iodometri.
Larutan ini tidak stabil dalam jangka waktu lama disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Keasaman, larutan ini mudah terurai menjadi ion hydrogen sulfit (HSO3-) dan secara
perlahan-lahan terurai membentuk pentationat (S5O6-).
2. Oksidasi oleh udara, larutan ini mudah teroksidasi membentuk sulfur.
3. Mikroorganisme, terdapat bakteri dari udara yang menggunakan larutan natrium
tiosulfat sebagai sumber sulfur dalam metabolismenya dan mengoksidasinya menjadi sulfat.
Pada pembakuan larutan natrium tiosulfat dengan standar primer KIO3 terjadi reaksi, sbb :
KIO3 + 5KI + 3H2SO4 → 3I2 + 3K 2SO4 + 3H2O
I2 + 2Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6
Indikator kanji / amilum yang dipergunakan harus ditambahkan mendekati titik akhir titrasi.
Penambahan amilum di awal titrasi akan menyebabkan terbentuknya iod-amilum akanmembentuk kompleks warna biru yang tidak larut dalam air dingin, sehingga akan
7/18/2019 iodimetri3
http://slidepdf.com/reader/full/iodimetri3 2/2
menyebabkan titran semakin bertambah untuk memutuskan ikatan kuat senyawa kompleks
tersebut dan akan menganggu penetapan kadar sampel.
Pada penetapan kadar CuSO4.5H2O terjadi reaksi, sbb :
2CuSO4.5H2O + 4KI → 2CuI + I2 + 2K 2SO4 + 10H2O
I2 + 2Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6
Pada reaksi di atas 2 mol CuSO4.5H2O setara dengan 1 mol I2 yang berarti setara dengan 2
elektron, sehingga 2 mol CuSO4.5H2O setara dengan 2 elektron atau disederhanakan 1 mol
CuSO4.5H2O setara dengan 1 elektron, akibatnya BE tembaga sulfat sama dengan BM-nya.