INVESTIGASI K3 TAMBANG

17
INVESTIGASI K3 TAMBANG, MIGAS, DAN PANAS BUMI M. REKAR SUDIRMAN (P1800214010) GRACE FLORENSIA PARINDING (P1800214008)

Transcript of INVESTIGASI K3 TAMBANG

Page 1: INVESTIGASI K3 TAMBANG

INVESTIGASI K3

TAMBANG, MIGAS,

DAN PANAS BUMIM. REKAR SUDIRMAN (P1800214010)

GRACE FLORENSIA PARINDING (P1800214008)

Page 2: INVESTIGASI K3 TAMBANG

PENDAHULUAN

Terjadinya kecelakaan kerja masalah besar bagi kelangsungan suatu

usaha. Kerugian yang diderita dapat berupa materi serta korban jiwa

Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja dilakukan dengan

penerapan K3 yang bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas kerja

sehingga dapat meningkatkan hasil produksi

Kecelakaan dalam industry tambang akan selalu mengakibatkan kerugian

terhadap manusia, peralatan dan produksi, sehingga diperlukan investigasi

secara baik dan benar.

lnvestigasi kecelakaan tambang dimaksudkan untuk mengetahui, mencari

penyebab kecelakaan, rnengambil langkah-langkah perbaikan atau koreksi,

mencegah terulangnya kejadian yang sama, mengetahui komitmen, dan

kesungguhan perusahaan dalam menerapkan pengelolaan K3.

Page 3: INVESTIGASI K3 TAMBANG

RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah proses investigasi yang dilakukan

dalam industri pertambangan, migas, dan panas

bumi.

Page 4: INVESTIGASI K3 TAMBANG

INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA

Kegiatan Inspeksi

Ketika terjadi kecelakaan kerja, sering kali semua orang saling

menunjuk dan menyalahkan. Maka diperlukanlah proses investigasi

sehingga penyebab masalah dapat diketahui. Investigasi ini dapat

dilakukan oleh :

a. Jajaran Supervisor

b. Jajaran Manajer

c. Staf/ karyawan tertentu

Page 5: INVESTIGASI K3 TAMBANG

KEGIATAN INVESTIGASI

Pra investigasi

Sebelum memulai investigasi perlu dilakukan pengamanan lokasi

kecelakaan dengan memblok lokasi dari akses orang, melakukan

pengamanan terhadap saksi langsung, serta mengumpulkan data penunjang

(foto, sketsa, riwayat, kondisi lingkungan, dll)

Investigasi

Dilakukan oleh Petugas Investigasi Tambang (PIT) untuk menganalisis

kecelakaan yang terjadi dengan mengadakan rapat, pengumpulan semua

bukti, penampungan informasi, dan pembagian tugas kepada semua

anggota tim Investigasi.

Page 6: INVESTIGASI K3 TAMBANG

LANGKAH-LANGKAH

INVESTIGASI INTERNAL

Langkah/ metode investigasi, meliputi;

Merespon kondisi emergensi secara cermat dan berfikir positif

Mengumpulkan informasi yang relevan [Gather the evidence –

photos, interview]

Menganalisa seluruh penyebab yang signifikan [Analyze the

information- write report] dan melakukan tindakan perbaikan

Mereview temuan dan rekomendasi tindak lanjut efektifitas tindakan

korektif yang diaplikasikan.

Page 7: INVESTIGASI K3 TAMBANG

Tindakan awal bila terjadi kecelakaan :

Mengendalikan situasi pada tempat kejadian

Memberikan pertolongan pertama dan menghubungi pos pelayanan

emergensi

Mencegah potensi kecelakaan merembet

Mengidentifikasi sumber-sumber bukti informasi di tempat kerjadian

Mengamankan bukti dari perubahan dan pemindahan

Melakukan investigasi untuk menentukan potensi kerugian

Memberitahukan kepada pengurus atau manajer perusahaan

Page 8: INVESTIGASI K3 TAMBANG

LAPORAN INVESTIGASI

KECELAKAAN KERJA

Laporan investigasi merupakan media komunikasi formal tentang

fakta-fakta penting untuk diketahui oleh orang-orang yang

berkepentingan terhadap peristiwa kecelakaan yang terjadi. Juga

merupakan suatu catatan peristiwa kecelakaan yang akan digunakan

di dalam program pengendalian kerugian yang dapat memberikan

umpan balik untuk membantu kinerja supervisor di dalam pemecahan

masalah yang terjadi.

Setiap kegiatan investigasi harus dibuat laporan secara tertulis.

Laporan kecelakaan dan analisis penyebab kecelakaan, sebaiknya

menggunakan standar formulir yang baku

Page 9: INVESTIGASI K3 TAMBANG

SISTEMATIKA TEKNIK ANALISIS

PENYEBAB KECELAKAAN (STAPK)

Sistematika teknik analisis penyebab kecelakaan merupakan suatu alat yang

dapat digunakan untuk menyelidiki atau menginvestigasi kecelakaan atau

insiden dengan potensi kerugian dan kerusakan besar dilakukan dengan

mengecek secara cermat pada setiap tahapan proses investigasi kecelakaan

atau insiden potensial tinggi yang melibatkan kerugian besar (Major loss) atau

bencana besar (Catastrophe).

Teknik analisis penyebab kecelakaan terfokus pada penyebab dasar

kecelakaan yang meliputi 2 (dua) faktor penyebab yaitu : Faktor personal

pekerja (Ketidak-mampuan, kekurang-pengetahuan, stress, kurang motivasi)

dan Faktor pekerjaan (Tehnik, kepemimpinan, system pembelian, standar

kerja)

Page 10: INVESTIGASI K3 TAMBANG

PERATURAN PENGELOLAAN DAN

PENGAWASAN

Pengawasan Pertambangan

Berdasarkan Pasal 140 Ayat 1, UU No. 4 Tahun 2009, pengawasan

pertambangan mineral dan batubara menjadi tanggung jawab menteri dimana

menteri melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pengelolaan usaha

pertambangan yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. Pengawasan tersebut meliputi

administarasi/tata laksana; operasional; kompetensi aparatur; dan pelaksanaan

program pengelolaan usaha pertambangan.

Sedangkan menurut pasal 141, hal yang menjadi aspek pengawasan seperti :

teknis pertambangan, keuangan, pemasaran, pengelolaan, dst.

Page 11: INVESTIGASI K3 TAMBANG

Pengawasan K3 dan Keselamatan Operasi Pertambangan

Pengawasan K3 Pertambangan dilaksanakan dengan tujuan

menghindari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sedangkan

pengawasan Keselamatan Operasi Pertambangan dilaksanakan dengan

tujuan menciptakan kegiatan operasi pertambangan yang aman dan

selamat. Ruang lingkup Operasi Pertambangan meliputi:

Evaluasi laporan hasil kajian,

Pemenuhan standardisasi instalasi,

Pengamanan instalasi,

Kelayakan sarana, prasarana dan instalasi peralatan pertambangan

Kompetensi tenaga teknik.

Page 12: INVESTIGASI K3 TAMBANG

Pelaksanaan pengawasan K3 dan keselamatan operasi

pertambangan bukan hanya dilakukan oleh pemerintah pusat,

tetapi juga dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi

(Dekonsentrasi) dan Pemerintah Kabupaten/Kota

(Desentralisasi). Upaya dekonsentrasi pengawasan K3 dan

keselamatan operasi pertambangan yang dilaksanakan oleh

Pemerintah Provinsi.

Page 13: INVESTIGASI K3 TAMBANG

SISTEM MANAJEMEN K3

Dalam rangka menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan

kerja di tempat kerja dalam rangka mencegah dan mengurangi

kecelakaan dan penyakit akibat kerja diperlukan suatu Sistem Manajemen

K3.

Secara umum, Sistem Manajemen K3 mensyaratkan :

Adanya suatu Kebijakan K3

Struktur organisasi untuk menerapkan kebijakan di atas

Program implementasi

Metode untuk mengevaluasi keberhasilan sehingga memerlukan

adanya perbaikan yang berkelanjutan secara terus menerus.

Page 14: INVESTIGASI K3 TAMBANG

RISIKO DAN KERUGIAN AKIBAT

TERHENTINYA OPERASIONAL

Karakteristik industri pertambangan adalah padat modal, padat teknologi dan

memiliki risiko yang besar.

Contoh resiko di tambang terbuka : Longsor, sumber-sumber energy berbahaya

di lokasi tambang, interaksi antara kendaraan kecil dan besar, gangguan

mesin.

Contoh resiko di tambang tertutup : tertimpa batu, jatuh dari ketinggian,

runtuhnya panel, kebakaran/ledakan dalam tambang, dst.

Risiko – risiko tersebut apabila tidak dikelola dan dikendalikan dengan baik

dapat mengakibatkan kecelakaan, penyakit akibat kerja, kejadian berbahaya,

atau terhentinya proses operasional yang mengakibatkan kerugian yang sangat

besar.

Page 15: INVESTIGASI K3 TAMBANG

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Pengelolaan K3 pertambangan dilakukan secara menyeluruh baik

oleh pemerintah maupun oleh perusahaan.

2. Pengawasan K3 dan keselamatan operasi pertambangan

dilakukan dalam rangka PREVENTION dan ASSURANCE.

3. Pembinaan K3 pertambangan dilakukan secara menyeluruh baik

kepada dinas ESDM Provinsi, Kabupaten/Kota maupun kepada

pemegang IUP, IPK dan IUPK

4. Dalam rangka menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan

produktif maka diperlukan penerapan Sistem Manajemen K3 yang

terintegrasi secara menyeluruh dengan system manajemen

perusahaan.

Page 16: INVESTIGASI K3 TAMBANG

5. Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat

modal, padat teknologi dan memiliki risiko yang besar. Risiko

yang besar tersebut harus dikelola dan dikendalikan agar

terhindar dari kecelakaan, penyakit akibat kerja, kejadian

berbahaya, atau terhentinya proses operasional yang

mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

Page 17: INVESTIGASI K3 TAMBANG

Terima Kasih