inventarisasi batubara marginal di daerah simenggaris kabupaten ...

8
PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BATUBARA - SIMENGGARIS INVENTARISASI BATUBARA MARGINAL DI DAERAH SIMENGGARIS KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR O l e h : Untung Triono Subdit Batubara, DIM Dengan dukungan dana dari proyek DIPA –2005, maka pekerjaan Inventarisasi ini dapat terlaksana, daerah penyelidikan secara administrative merupakan wilayah Kabupaten Nunukan,Provinsi Kalimantan Timur, secara geografis menempati suatu area dalam koordinat 04º 00 ' 00 -04º 5'00" LUdan 117 °15'00 " - 117°30' 00" BT Secara Geologi daerah penyelidikan merupakan bagian dari cekungan Tarakan ,tersusun dari beberapa formasi antara lain,Formasi Meliat yang berumur Miosen Tengah,, Formasi Tabul berumur Miosen Atas,Formasi Saju dan Sinjin yang saling menjari berumur Plio-Pleistosen, dan Endapn Alluvial yang berumur Holosen. Struktur Geologi yang berkembang adalah Struktur lipatan Sinklin yang berarah relatif Barat Laut – Tenggara, struktur sesar dan struktur patahan. Morfologi merupakan Dataran Dan Perbukitan bergelombang. Formasi pembawa batubara didaerah ini adalah Formasi Meliat dan Formasi Sajau, dengan ketebalan bervariasi antara 0,1 – 1,8m, untuk Formasi Meliat dijumpai 11 lapisan batubara, dengan kualitas relatif bagus dari hasil analisa petrografi didapatkan hasil sebagai berikutReflektan antara 0,53-0,65%,Vitrinit 76,8- 99,2%,Inertinite <0,1-1,5%,Liptinit <0,1 – 2,9%,Pyrite 0,1-3,5%, berdasarkan analisa Kimia didapat hasil ,Nilai kalori 3578-7141 cal/gr,Total sulfur 0,47-2,1 %,Kandungan abu 7,25 – 40,41%,Fixed carbon 27,78- 48,71%,Volatil matter 26,13-43,48%,Kandungan air 2,5 -8,68%,Kandungan air total 3,11 – 14,33%,Kandungan air bebas 0,63-6,19%. Sumberdaya Hypotetik sebesar 10.481.058,32 ton PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang. Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral, merupakan suatu instansi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan inventarisasi dibidang pertambangan , Sub Dit Batubara khususnya, berwenang dalam hal inventarisasi sumberdaya batubara yang ada di seluruh wilayah Indonesia, dengan dukungan dana dari Daftar Isian Pelaksana Anggaran Tahun 2005, maka pekerjaan Inventarisasi Endapan Batubara di Daerah Simenggaris, kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur dapat terlaksana. 1.2.Maksud dan tujuan. Maksud dari pekerjaan Inventarisasi ini adalah untuk mengetahui keberadaan batubara di daerah penyelidikan, meliputi berbagai aspek geologi, seperti halnya kemiringan serta arah penyebaran, ketebalan serta kualitas batubara, sedangkan tujuannya adalah untuk mengkaji lebih lanjut berbagai kemungkinannya untuk bisa di kembangkan menjadi suatu kawasan pertambangan di daerah perbatasan, hal ini menjadi suatu yang strategis karena kedekatannya keberbagai lokasi pemasaran seperti Malaysia, Philiphina dan Jepang 1.3.Lokasi Daerah Penyelidikan. Daerah penyelidikan secara administrative merupakan wilayah Kabupaten Nunukan,Provinsi Kalimantan Timur, meliputi beberapa kecamatan antara lain Kecamatan Lumbis, Sebakung dan Kecamatan Nunukan, lokasi ini dari Jakarta dapat dicapai dengan menggunakan pesawat ke Balik Papan, Nunukan dan di lanjutkan dengan speed boat ke lokasi penyelidikan.(Gb.1) Secara Geografis menempati suatu wilayah dalam koordinat 4°.00’.00 ‘’ 4° 15’.00’’ LU 117° 15’ 00’’ – 117° 30’ 00’’ BT 1.4.Penyelidik Terdahulu. Daerah ini sebelumnya pernah di selidiki oleh beberapa instansi dengan keperluan yang berlainan, tetapi data yang didapat bisa di gunakan sebagai acuan dalam penyelidikan ini, penyelidikan pernah di lakukan oleh : - Robertson Researc (Australia)PTY.Limited, 1984,Report No.1175. Recent Coal Developments in East Kalimantan,Indonesia and Potential Markets in The West Pacific. Laporan ini membahas secara sekilas mengenai cekungan batu bara di wilayah Kalimantan Timur serta potensinya secara garis besar. - S.Hidayat,Amirudin dan D.Satrianas,1995, Geologi Lembar Tarakan dan Sebatik, Kalimantan Timur, Puslitbang Geologi Bandung, membahas kondisi geologi serta Potensi berbagai formasi yang ada di daerah ini.

Transcript of inventarisasi batubara marginal di daerah simenggaris kabupaten ...

Page 1: inventarisasi batubara marginal di daerah simenggaris kabupaten ...

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BATUBARA - SIMENGGARIS

INVENTARISASI

BATUBARA MARGINAL DI DAERAH SIMENGGARIS KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

O l e h :

Untung Triono Subdit Batubara, DIM

Dengan dukungan dana dari proyek DIPA –2005, maka pekerjaan Inventarisasi ini dapat terlaksana, daerah penyelidikan secara administrative merupakan wilayah Kabupaten Nunukan,Provinsi Kalimantan Timur, secara geografis menempati suatu area dalam koordinat 04º 00 ' 00 -04º 5'00" LUdan 117 °15'00 " - 117°30' 00" BT

Secara Geologi daerah penyelidikan merupakan bagian dari cekungan Tarakan ,tersusun dari beberapa formasi antara lain,Formasi Meliat yang berumur Miosen Tengah,, Formasi Tabul berumur Miosen Atas,Formasi Saju dan Sinjin yang saling menjari berumur Plio-Pleistosen, dan Endapn Alluvial yang berumur Holosen.

Struktur Geologi yang berkembang adalah Struktur lipatan Sinklin yang berarah relatif Barat Laut –Tenggara, struktur sesar dan struktur patahan. Morfologi merupakan Dataran Dan Perbukitan bergelombang.

Formasi pembawa batubara didaerah ini adalah Formasi Meliat dan Formasi Sajau, dengan ketebalan bervariasi antara 0,1 – 1,8m, untuk Formasi Meliat dijumpai 11 lapisan batubara, dengan kualitas relatif bagus dari hasil analisa petrografi didapatkan hasil sebagai berikutReflektan antara 0,53-0,65%,Vitrinit 76,8-99,2%,Inertinite <0,1-1,5%,Liptinit <0,1 – 2,9%,Pyrite 0,1-3,5%, berdasarkan analisa Kimia didapat hasil ,Nilai kalori 3578-7141 cal/gr,Total sulfur 0,47-2,1 %,Kandungan abu 7,25 – 40,41%,Fixed carbon 27,78-48,71%,Volatil matter 26,13-43,48%,Kandungan air 2,5 -8,68%,Kandungan air total 3,11 – 14,33%,Kandungan air bebas 0,63-6,19%.

Sumberdaya Hypotetik sebesar 10.481.058,32 ton PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang.

Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral, merupakan suatu instansi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan inventarisasi dibidang pertambangan , Sub Dit Batubara khususnya, berwenang dalam hal inventarisasi sumberdaya batubara yang ada di seluruh wilayah Indonesia, dengan dukungan dana dari Daftar Isian Pelaksana Anggaran Tahun 2005, maka pekerjaan Inventarisasi Endapan Batubara di Daerah Simenggaris, kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur dapat terlaksana.

1.2.Maksud dan tujuan. Maksud dari pekerjaan Inventarisasi ini adalah untuk mengetahui keberadaan batubara di daerah penyelidikan, meliputi berbagai aspek geologi, seperti halnya kemiringan serta arah penyebaran, ketebalan serta kualitas batubara, sedangkan tujuannya adalah untuk mengkaji lebih lanjut berbagai kemungkinannya untuk bisa di kembangkan menjadi suatu kawasan pertambangan di daerah perbatasan, hal ini menjadi suatu yang strategis karena kedekatannya keberbagai lokasi pemasaran seperti Malaysia, Philiphina dan Jepang 1.3.Lokasi Daerah Penyelidikan. Daerah penyelidikan secara administrative merupakan wilayah Kabupaten Nunukan,Provinsi

Kalimantan Timur, meliputi beberapa kecamatan antara lain Kecamatan Lumbis, Sebakung dan Kecamatan Nunukan, lokasi ini dari Jakarta dapat dicapai dengan menggunakan pesawat ke Balik Papan, Nunukan dan di lanjutkan dengan speed boat ke lokasi penyelidikan.(Gb.1) Secara Geografis menempati suatu wilayah dalam koordinat 4°.00’.00 ‘’ – 4° 15’.00’’ LU 117° 15’ 00’’ – 117° 30’ 00’’ BT 1.4.Penyelidik Terdahulu. Daerah ini sebelumnya pernah di selidiki oleh beberapa instansi dengan keperluan yang berlainan, tetapi data yang didapat bisa di gunakan sebagai acuan dalam penyelidikan ini, penyelidikan pernah di lakukan oleh :

- Robertson Researc (Australia)PTY.Limited, 1984,Report No.1175. Recent Coal Developments in East Kalimantan,Indonesia and Potential Markets in The West Pacific. Laporan ini membahas secara sekilas mengenai cekungan batu bara di wilayah Kalimantan Timur serta potensinya secara garis besar.

- S.Hidayat,Amirudin dan D.Satrianas,1995, Geologi Lembar Tarakan dan Sebatik,

Kalimantan Timur, Puslitbang Geologi Bandung, membahas kondisi geologi serta Potensi berbagai formasi yang ada di daerah ini.

Page 2: inventarisasi batubara marginal di daerah simenggaris kabupaten ...

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BATUBARA - SIMENGGARIS

GEOLOGI UMUM

2.1.Stratigrafi Secara regional, daerah penyelidikan merupakan bagian dari cekungan Tarakan, dimana cekungan ini pada bagian utara dibatasi oleh tinggian Sempurna dan dibagian Selatan oleh Pegunungan Mangkaliat, dan dibagian barat serta barat daya oleh tinggian Kuching(gb.2). Dasar cekungan Tarakan ini berupa batuan Pra Tersier yang ditutupi oleh endapan Tersier dari formasi Sembakung,Jelai,Naintupu,Melat,Tabul,Sinjin,Sajau, serta endapan kuarter berupa Alluvium sungai dan Pantai. Stratigrafi daerah penyelidikan dimulai dari endapan tertua yaitu (tabel.1.) Formasi Naintupo yang berumur Oligosen dan Miosen Awal,yang tersusun oleh litologi perselingan napal, batupasir dan batulempung dengan sisipan batugamping dan konglomerat, formasi ini diendapkan dilaut dangkal, tebal endapan 500-700m, diatas formasi ini secara selaras diendapkan formasi Meliat. Formasi Meliat, tersusun oleh perselingan batupasir, batulempung, dan serpih dengan sisipan batubara, berstruktur lapisan bersusun, bioturbasi dan mengandung bintal batugamping, formasi ini berumur Miosen Tengah dan diendapkan pada lingkungan laut dangkal sampai delta atau paralik, tebal formasi ini 800-1000m, diatas formasi ini secara selaras diendapkan formasi Tabul. Formasi Tabul, tersusun oleh litologi perselingan batulempung,batulumpur, batupasir,batugamping dan batubara dibagian atas, umur formasi ini Miosen Tengah, diatas formasi ini secara tidak selaras diendapkan Formasi Sajau

Formasi Sajau,yang tersusun oleh batupasir kuarsa,batulempung, batulanau dan batubara,lignit dan konglomerat, perlapisan sedimen silang siur planar dan mangkok, bioturbasi,perarian sejajar, nodul besi dan fosil kayu.

Alluvium,tersusun oleh litologi lumpur,lanau,pasir,kerikil dan koral yang merupakan endapan pantai,sungai dan rawa.

2.2.Struktur Geologi.

Struktur geologi yang berkembang didaerah penyelidikan berupa struktur perlipatan sinklin dengan arah sumbu relatif Barat-Timur, yang melibatkan formasi Tabul dan sedikit formasi Meliat,serta struktur sesar normal maupun sesar geser yang berarah.

2.3.Indikasi Endapan Batubara. Indikasi batubara didaerah penyelidikan ini di tunjukkan oleh adanya formasi pembawa batubara yang cukup luas, Formasi Sajau, formasi ini merupakan formasi pembawa batu bara berumur paling muda yang dijumpai di daerah penyelidikan, berumur plio – plistosen, menempati daerah sekitar pantai, membentuk morfologi relative datar, batubara

di formasi ini diperkirakan merupakan lignit, formasi ini diendapkan dalam lingkungan fluvial sampai delta.

Formasi Tabul, merupakan formasi pembawa batubara yang berumur Miosen Akhir, membentuk struktur sinklin, dengan lingkungan pengendapan antara delta sampai laut dangkal.

Formasi Meliat,merupakan formasi pembawa batubara yang berumur Miosen Tengah yang di endapkan pada lingkungan laut dangkal sampai delta.

KEGIATAN PENYELIDIKAN

3.1.Penyelidikan Lapangan Penyelidikan lapangan pada tahapan ini adalah pemetaan geologi dan pengukuran penampang, serta pemercontohan batubara.dengan menggunakan peta dasar berskala 1:50.000. yang merupakan perbesaran dari Peta Topografi skala 1 : 250.000, karena belum tersedianya peta rupa bumi dengan skala yang di maksudkan, adapun tahapan pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan daerah dimana penyelidikan akan dilaksanakan dengan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan masalah geologi, sosial dan cara pencapaian lokasi.

Melakukan pemetaan geologi terbatas pada formasi pembawa endapan batubara, melakukan positioning dengan alat Global Positioning System pada lokasi singkapan batubara, melakukan pengukuran arah jurus dan kemiringan lapisan batubara dan mencatat batuan pengapitnya, mencari penyebaran kearah lateral dari singkapan batubara, serta melakukan pemercontohan pada singkapan yang di temukan, dimana pemercontohan dilakukan dengan sistim Channel Sampling dan Grab Sampling.

3.2.Analisa Laboratorium.

Selanjutnya sample di teliti di laboratorium, dilakukan analisa kimia dan analisa petrografi, adapun maksud dari analisa kimia adalah untuk mengetahui kualitas dari sample yang dikirim meliputi, nilai kalori, kadar abu, kadar air, kandungan zat terbang,kandungan belerang, berat jenis dll, sedangkan analisa petrografi dimaksudkan untuk mengetahui komposisi maceral batubara dan untuk mengetahui rank dari batu bara di daerah tsb.

HASIL PENYELIDIKAN 4.1.Geologi Daerah Penyelidikan 4.1.1.Morfologi Morfologi daerah penyelidikan dapat di kelompokkan menjadi 2 kelompok satuan morfologi, masing-masingnya adalah satuan morfologi perbukitan bergelombang dan satuan morfologi dataran. Satuan morfologi dataran menempati wilayah bagian Timur dan Selatan, mulai dari pinggir pantai sampai bagian barat dan Utara daerah penyelidikan, daerah ini merupakan lahan

Page 3: inventarisasi batubara marginal di daerah simenggaris kabupaten ...

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BATUBARA - SIMENGGARIS

perkebunan Sawit PT.Nunukan Jaya Lestari, serta beberapa perkebunan lainnya, satuan morfologi ini ditempati oleh Formasi Sajau dan Formasi Meliat , pola aliran yang di jumpai berupa meandering.(foto.1.). Satuan morfologi Perbukitan bergelombang, satuan morfologi ini menempati wilayah bagian Barat dan Utara wilayah penyelidikan, merupakan wilayah perkebunan dan sebagian merupakan kawasan hutan, di tempati oleh formasi Tabul dan Formasi Meliat, dengan pola aliran trellis, dimana anak sungai bermuara ke sungai yang berada di sungai besar di daerah Timur.(foto.2) 4.1.2.Stratigrafi. Stratigrafi daerah penyelidikan dimulai dari endapan paling muda yang berumur Holosen, berupa endapan Alluvium yang penyebarannya di sepanjang pantai, tersusun oleh litologi Lumpur, lanau,pasir dan kerikil, serta koral, satuan stratigrafi ini membentuk morfologi yang datar, pada umumnya di tumbuhi oleh tanaman bakau, palem dan tanaman pencegah abrasi lainnya. Formasi Sajau, Formasi ini berumur Plistosen, tersusun oleh litologi, batupasir kuarsa, putih, halus-sangat halus, padat – urai, dibawahnya dijumpai batulempung, abu-abu, berlapis dan berlapis dengan batulanau dengan sisipan batubara, coklat, lunak, dengan tebal bervariasi antara beberapa cm – 0,5 m, formasi ini membentuk hubungan menjari dengan Formasi Sinjin, dimana di daerah penyelidikan tersingkap dibeberapa lokasi, formasi ini tersusun oleh litologi perselingan tuf, breksi tuf, namun singkapan yang dijumpai tidak begitu jelas, karena dalam kondisi lapuk berat, formasi ini berumur Pliosen Formasi Tabul,Formasi ini tersusun oleh litologi perselingan antara batulempung, batulumpur, batupasir, batugamping dan batubara di bagian atas. Formasi Meliat,Formasi ini tersusun oleh litologi perselingan batupasir, batulempung dan serpih dengan sisipan batubara, umur formasi ini Miosen Tengah, dan di perkirakan di endapkan dalam lingkungan laut dangkal sampai delta (Tabel.2) 4.1.3.Struktur Geologi. Dari pengukuran arah jurus dan kemiringan dilapangan, serta penafsiran peta topografi, struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan adalah struktur sinklin yang diperkirakan mempunyai arah penujaman relatih Barat Laut, serta beberapa sesar naik yang diperkirakan berarah relative sama dengan struktur utama yaitu Barat Laut – Tenggara, sedangkan perkiraan sesar normal mempunyai arah relative tegak lurus dengan gaya utama yaitu Timur Laut- Barat Daya. 4.2.Potensi Batubara. Singkapan batubara didaerah penyelidikan pada umumnya tersingkap ditebing-tebing jalan yang dikupas untuk pembukaan lahan perkebunan sawit, singkapan di tepi sungai sulit di dapatkan karena

harus menunggu air surut yang pada umumnya terjadi setelah jam 5 pada sore hari.(Tabel.3) SG.01.Singkapan ini tersingkap di jalan perusahaan NJL di daerah peringkat tiga dengan kedudukan lapisan N 40 /30, urutan singkapan adalah sebagai berikut, pada bagian paling atas berupa soil lempungan, batubara menyisip dengan ketebalan 0,5 m, dengan ciri, batubara hitam, kusam, berlapis/menyerpih, diapit pada bagian bawah oleh batulempung abu-abu yang bergradasi jadi batulempung hitam, disisipi oleh lapisan tipis coaliclay setebal 20cm, dibawah lapisan ini dijumpai lapisan lempung abu-abu.

SG.02. Singkapan lempung hitam mengandung pecahan batubara, kedudukan lapisan N 40/30, lapisan ini bergradasi menjadi lempung abu-abu.

SG.03.Singkapan batubara tebal 1m, diapit oleh batulempung abu-abu yang bergradasi menjadi batulempung hitam, batubara, hitam, berkilat, keras, pada bagian bawahnya dijumpai batulempung, abu-abu, berlapis, kompak. SG.04.Singkapan ini tersingkap di sisi jalan masih di sekitar daerah peringkat tiga perkebunan kelapa sawit NJL, dimana urutannya dari atas adalah sebagai berikut, lempung,coklat,berlapis,dibawahnya lapisan batubara dengan tebal >0,5m,hitam,terang,ringan,tidak lengket ditangan, pengapit dibagian bawahnya berupa, batulempung,abu-abu,berlapis.

SG.05.Singkapan batubara dengan arah jurus dan kemiringan N 45 /30,tebal 0,8 m dan 0,5 m, pengapit bagian atas berupa batulempung,abu-abu, selanjutnya lapisan batubara, hitam, berkilat, ringan, dibawahnya batulempung,hitam, berlapis,bergradasi menjadi lapisan batubara lagi, dengan ketebalan 0,5 m, diapit pada bagian bawah oleh lapisan lempung,hitam, berlapis.

SG.06.Singkapan batubara, berwarna hitam, berkilat, tidak mengotori tangan, diapit pada bagian atas oleh lapisan batu lempung, abu-abu, berlapis, pengapit bagian bawah berupa batulempung, abu-abu, arah dan jurus dan kemiringan N 45 E/30,dengan ketebalan 0,5 m.

SG.07.Lapisan batubara dengan arah jurus dan kemiringan N 35 E/30, dengan ketebalan 0,8 m, batubara hitam, berkilat, ringan,keras, tidak lengket ditangan, diapit pada bagian atas oleh lapisan batulempung, coklat,dan pada bagian bawah bergradasi menjadi lempung batubaraan, hitam ,berlapis.

SG.08.Lapisan batubara, dengan arah jurus dan kemiringan N 55 /20, ketebalan > 1 m, berwarna hitam, keras, berkilat, ringan, diapit pada bagian atas oleh lapisan batulempung, abu-abu, dan pada bagian bawah oleh lapisan batu lempung, hitam.

SG.10.Batubara tersingkap di pinggir sungai Tabur, dengan ketebalan 0,9 m, arah dan jurus kemiringan perlapisan N 350 E/25, lapisan batubara ini diapit pada bagian atas oleh batulempung berwarna coklat, berlapis, dibagian bawahnya dijumpai lapisan batu lanau, abu-abu, berlapis tipis,

Page 4: inventarisasi batubara marginal di daerah simenggaris kabupaten ...

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BATUBARA - SIMENGGARIS

dibawahnya diendapkan batulempung,abu-abu,berlapis dan lapisan paling bawah dijumpai lapisan batupasir,coklat,halus sampai kasar.

SG.12.Batubara tersingkap di pinggir jalan, dengan kedudukan N 325/20 , tebal 0,5 m ,bagian atas diapit oleh batulempung, abu-abu dan pada bagian bawah diapit oleh lapisan batulempung abu-abu.

SG.17.Batubara tersingkap di jalan, kedudukan tidak bisa diukur, diperkirakan merupakan daerah zona sesar, batubara, hitam, keras, berkilat, keras dan ringan.

SG.18.Batubara tersingkap ditebing jalan provinsi, tebal terukur 0,5 m, batubara hitam kecoklatan, buram, bagian bawah batulempung, abu-abu, kedudukan N 15 /15.

SG.19.Batubara dengan kedudukan N 5 E/15, hitam, berkilat, keras ketebalan 0.1 m, diapit pada bagian atas oleh lapisan batupasir kwarsa, berbutir kasar, massive, kuning kecoklatan serta lapisan batulempung, abu-abu, pada bagian bawah diapit oleh lapisan batulempung abu-abu

SG.20.Batubara, coklat, buram, tebal 0,5 m, kedudukan tidak bisa diukur, pada bagian bawah diapit oleh batulempung,abu-abu.

SG.22.Batubara, tebal 1,1 m, dengan kedudukan N 10 E/15, hitam berkilat, keras, ringan diapit pada bagian atas oleh lapisan batulempung abu-abu kekuningan, pada bagian bawah oleh batulempung,abu-abu dan bergradasi menjadi serpih, hitam, karbonan.

SG.23,Batubara dengan kedudukan N 10 E/15, berwarna hitam, buram, tebal 0,2m diapit pada bagian atas oleh lapisan serpih, coklat, dan pada bagian bawah oleh lapisan batupasir, kasar,massive.

SG 24.Batubara dengan kedudukan N15 E/5, tebal 0,2m diapit pada bagian atas oleh lapisan serpih,abu-abu dan pada bagian bawah oleh batu lempung abu-abu.

SG.25.Batubara, hitam,buram,keras,ringan, tidak lengket ditangan dengan kedudukan N 15 E/15, tebal 1,8 m, diapit oleh batulempung abu-abu dibagian atas dan dibagian bawah diapit oleh batulempung,abu-abu.

SG.26.Batubara dengan ketebalan 0,5 m, hitam,berkilat menyisip dalam lapisan coaly clai, pada bagian atas diapit oleh batupasir, kasar, coklat, dan pada bagian bawah oleh lapisan batulempung,abu-abu.

SG.27.Batubara dengan ketebalan 0,4 m, hitam,berkilat,dengan kedudukan N110 E/5, dalam lapisan coaly clay, pada bagian atas diapit oleh lapisan batupasir,kasar, coklat,massive, pada bagian bawah diapit oleh lapisan lempung,abu-abu.

SG.34.Batubara ,hitam,berkilat,tebal 0,5m,dengan kedudukan N 30 E/20, diapit pada bagian atas oleh lempung,abu-abu dan pada bagian bawah oleh batulempung,abu-abu. Dari ciri-ciri litologi, serta berdasarkan acuan peta geologi, maka disimpulkan bahwa batubara di daerah penyelidikan terkandung dalam dua formasi pembawa batu bara yaitu, formasi Tabul

dan Formasi Meliat, sedangkan pada formasi Sinjin sedikit sekali yang tersingkap di permukaan. Dari data-data penyelidikan yang dapat dijumpai dilapangan, baik data litologi, maupun data arah jurus dan kemiringan, maka penafsiran penyebaran batubara di daerah simenggaris ini penyebarannya membentuk suatu struktur sinklin dan terdiri lebih dari 10 lapisan atau multi seam. Dimana pada formasi Meliat dijumpai 11 lapisan, sedangkan pada formasi Tabul dijumpai adanya 1 seam. 4.2.2.Sumberdaya Endapan Batubara. Dari hasil rekonstruksi yang dilakukan atas data-data pengukuran dilapangan, diketahui bahwa didaerah penyelidikan dijumpai adanya 12 lapisan batubara yang di namai sebagai lapisan A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K dan L dengan ketebalan yang bervariasi antara 0,1m sampai dengan 1,8m. Dalam perhitungan sumberdaya, maka dipakai sistim Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara,SNI 13-5014-1988, dimana sumberdaya dikelompokkan menjadi 4 kategori, masing-masingnya adalah Hipotetik dimana jarak titik informasi tidak terbatas, Tereka , dimana jarak titik informasi antara 200 sampai kecil dari atau sama dengan 400 m, Terunjuk, dimana jarak informasi antara 200 sampai kecil dari atau sama dengan 100m, dan Terukur dimana jarak antara titik informasi kecil atau sama dengan 100m ,sesuai dengan kondisi geologi daerah yang termasuk katagori komplek untuk daerah dengan kondisi geologi yang sederhana dan moderat, maka jarak titik informasi menjadi bertambah dalam menentukan klas sumberdaya.

Dalam perhitungan sumberdaya batubara ,digunakan rumus perhitungan sebagai berikut :

Pada perhitungan sumberdaya ini dipakai kriteria sebagai berikut : 1.Panjang sebaran dari titik acuan kearah kiri dan kanan jurus (P) ditetapkan 100m untuk kategori terukur, 200 meter untuk kategori terunjuk, 400 m untuk kategori tereka .untuk katagori Hipotetik jarak informasi tidak terbatas 2.Kedalaman searah kemiringan perlapisan (Dip) ditetapkan sedalam 50 m dari singkapan lapisan batubara. 3.Ketebalan batubara (T) adalah jumlah rata-rata dari setiap ply bila lebih dari satu ply tanpa menghitung parting. 4.Berat jenis batubara disesuaikan dengan hasil analisa atau rata-rata untuk seam yang terwakili. 5.Tebal batubara minimum yang dihitung ditentukan besar atau sama dengan 0,4 m.

Total sumberdaya Hipotetik batubara di daerah inventarisasi yang didapat dari cara perhitungan diatas adalah 10.481.058,32 ton

Dari rekonstruksi yang dilakukan, terdapat: Lapisan A yang melampar dengan arah

Barat Daya- Timur Laut, dengan panjang pelamparan diperkirakan sejauh 7000 m, dijumpai diselatan

Page 5: inventarisasi batubara marginal di daerah simenggaris kabupaten ...

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BATUBARA - SIMENGGARIS

daerah penyelidikan pada formasi Meliat, dengan kemiringan rata-rata 20°dan ketebalan > 1m, dari analisa kimia batubara, diketahui lapisan ini mempunyai nilai kalori 5677 cal/gr (adb), kadar belerang 2,92%,kadar abu yang relatif rendah 12,18%, kadar air rendah 8,68%, kadar belerang tinggi dilapangan sudah terlihat dengan adanya mineral pyrit berupa butiran-butiran halus, sumberdaya Hipotetik lapisan ini 1.330.329. Ton.

Lapisan B, diendapkan diatas lapisan A, arah pelamparan sama, kemiringan 30°, ketebalan 0,8m, kualitas diperkirakan hampir sama dengan lapisan A, karena sifat fisik yang terlihat hampir sama, panjang pelamparan diperkirakan 7250m, sumberdayaHipotetik lapisan B 754.00. ton.

Lapisan C. Lapisan ini diendapkan di atas lapisan B, seperti lapisan A dan B lapisan ini penyebaranya dibatasi oleh sesar, arah pelamparan hampir sama, kemiringan lapisan ini 25°, ketebalan0,5m, panjang pelamparan diperkirakan 7000m. sumberdaya Hipotetik sebanyak 538.310,5 ton.

Lapisan D, Diendapkan diatas lapisan C, dengan kemiringan30°, panjang pelamparan diperkirakan7000m,tebal 0,8m dengan arah Barat Daya-Timur Laut, dari hasil analisa batubara, lapisan ini mempunyai nilai kalori sebesar 3578 cal/gr(adb), kandungan belerang 3,68 %(adb), kadar abu tinggi 40,41 %(adb), kadar air rendah 5,68%(adb), dari kenampakan lapangan, batubara terlihat coklat, kusam. sumberdaya Hipotetik lapisan D ini sebesar 728.000 ton. Lapisan E, Diendapkan diatas lapisan D, seperti lapisan sebelumnya, penyebaran lapisan ini dikontrol oleh struktur sesar dan batas litologi, panjang penyebaran secara lateral diperkirakan 7500m, kemiringan lapisan 25°, ketebalan lapisan 1,3 m. Dari hasil analisa kimia, maka diketahui lapisan ini diperkirakan mempunyai nilai kalori sebesar 6195cal/gr (adb), kandungan belerang yang cukup tinggi 4,13 %(adb), kandungan abu rendah 7,25%(adb), kadar air juga rendah 7,62%. sumberdaya Hipotetik lapisan E sebesar 1.153.522,5 ton. Lapisan F.lapisan ini diendapkan diatas lapisan E, penyebaranya dari utara sampai selatan, disebelah Utara lapisan menipis dari 0,5 m menjadi 0,1m, kemiringan lapisan melandai diutara 25°, sedangkan diselatan relatif terjal 35.°panjang pelamparan lapisan ini diperkirakan 18.500m Dari hasil analisa kimia, diketahui lapisan ini mempunyai nilai kalori 4286 cal/gr (adb), kandungan belerang 2,10 %(adb), dan kandungan air kecil 6,19%(adb). Sumberdaya Hipotetik 1.806.386,62 ton. Lapisan G. Lapisan ini diendapkan diatas lapisan F, melampar dari selatan ke Utara, panjang pelamparan diperkirakan 20.000 m, kemiringan bervariasi antara 15°-20°,tebal lapisan bervariasi

antara 0,5 m-1,1m, dimana makin ke Selatan lapisan makin menipis. Dari hasil analisa terhadap conto yang dianggap mewakili, diketahui lapisan ini mempunyai nilai kalori 6407 cal/gr(adb), kandungan belerang total 2,51 %(adb), kandungan air rendah 2,50%. Sumberdaya Hipotetik lapisan G. 2.236.584,35 ton.

Lapisan H, Lapisan ini diendapkan diatas lapisan G, dengan pelamparan berarah relatif Barat Daya- Timur Laut, kemiringan lapisan 15°, ketebalan 0,2m, sumberdaya lapisan ini tidak dihitung karena ketebalannya belum memenuhi syarat pada saat ini.

Lapisan I,Lapisan ini pelamparannya di utara daerah penyelidikan, kemiringan lapisan 15°, ketebalan 1,8 m, panjang pelamparan 3000m.arah pelamparan relatif hampir sama dengan lapisan lain. Analisa kimia dari conto yang mewakili, diketahui bahwa lapisan ini mempunyai kandungan kalori yang tinggi 7141 cal/gr (adb), total kandungan belerang 2,42%(adb), kadar abu rendah,9,44%(adb) dan kadar air yang rendah2,62%. Sumberdaya Hipotetik lapisan ini 1.356.256,98 ton.

Lapisan J.Lapisan ini mempunyai panjang pelamparan 3000m, dengan kemiringan 15°, ketebalan 0,5m, kualitas diperkirakan hampir sama dengan lapisan batubara lain yang diendapkan di atasnya sumberdaya Hipotetik 377.812,50 ton

Lapisan K.Lapisan ini diperkirakan mempunyai panjang pelamparan hampir 2000m, mempunyai ketebalan 0,4m dan kemiringan 15°,kualitas batubara diperkiran hampir sama dengan lapisan lainnya, lapisan ini mempunyai sumberdaya Hipotetik sebesar 201.500 ton.

Lapisan L.Lapisan ini merupakan lapisan barubara dari formasi Tabul, penyebaran membentuk suatu lapisan sinklin yang menunjam, batubara berwarna coklat muda-coklat tua, kusam, dan lunak meninggalkan kotoran di tangan, kemiringan antara 15° -25°, ketebalan 80 cm, struktur kayu masih tampak jelas, pengapit bagian bawah berupa batu lanau abu-abu, bagian atas berupa batupasir kuarsa abu-abu keputihan, sebagian dari batupasir mudah diurai dengan diremas, pada lapisan ini tidak dilakukan perhitungan sumberdaya. Dari beberapa conto yang diambil sampelnya guna analisa petrografi, rata-rata tiap lapisan mempunyai nilai rank yang cukup baik dengan kisaran antara 0,52 – o,65 %, ini menunjukkan bahwa tingkat kematangan batubara didaerah ini sudah tinggi, ini juga tercermin dengan nilai kalori yang cukup tinggi, komposisi maseral yang dominant dalam batubara adalah vitrinit dengan jumlah antara 76,8 – 99,2%, sedangkan kandungan sulfur yang tinggi merupakan bagian dari mineral pyrite dengan kandungan antara 0,1 – 3,5 %, Dari beberapa informasi, sulfur yang dikandung oleh mineral pyrite ini bisa dihilangkan dengan penanganan khusus pada awktu pengolahan.

Page 6: inventarisasi batubara marginal di daerah simenggaris kabupaten ...

4.2.3.Prospek Pemanfaatan dan Pengembangan Batubara

7141 cal/gr, total sulfur 0,47 –2,1 %, kandungan abu 7,25 – 40,41%, fixed carbon antara27,78 – 48,71 %, volatile matter 26,13 –43,48%, kandungan air 2,5 –8,68%,

Dengan letak posisi geografi daerah penyelidikan yang strategis dan berkembangnya industri pengolahan sawit di sekitar daerah penyelidikan, serta adanya prioritas pengembangan daerah perbatasan, maka batubara didaerah penyelidikan cukup punya prospek untuk di kembangkan sebagai pembangkit listrik, maupun untuk pembuatan briket, meskipun mungkin untuk skala kecil.

kandungan air total 3,11- 14,33%, Kandungan air bebas 0,63 – 6,19 % Dari analisa Petrografi rata-rata tiap lapisan mempunyai nilai rank yang cukup baik dengan kisaran antara 0,52 – o,65 %, ini menunjukkan bahwa tingkat kematangan batubara didaerah ini sudah tinggi, ini juga tercermin dengan nilai kalori yang cukup

KESIMPULAN DAN SARAN 1.Morfologi daerah penyelidikan dapat di bagi menjadi 2 satuan morfologi, yaitu

tinggi, komposisi maseral yang dominant dalam batubara adalah vitrinit dengan jumlah antara 76,8 – 99,2%, sedangkan kandungan sulfur yang tinggi merupakan bagian dari

-Satuan morfologi Dataran, yang menempati daerah mulai dari pantai sampai daerah

mineral pyrite dengan kandungan antara 0,1 – 3,5 %,

bagian barat daerah penyelidikan. -Satuan morfologi perbukitan bergelombang, wilayahnya menempati bagian barat dan 6.Hampir sebagian besar daerah inventarisasi sudah

menjadi perkebunan kelapa sawit, utara daerah penyelidikan. 2.Struktur geologi yang berkembang adalah struktur perlipatan, struktur sesar, dan

sehingga dalam pengelolaan batubara harus melibatkan pihak perkebunan, dengan menerapkan skala prioritas. patahan

3.Formasi pembawa batubara di daerah penyelidikan adalah Formasi Tabul dan Formasi

7.Untuk mengetahui potensi endapan batubara yang lebih akurat, diusulkan untuk mengadakan penyelidikan lanjutan, dengan sasaran khusus pada formasi Meliat.

Meliat. 4.Penyebaran lapisan batubara didaerah penyelidikan membentuk sinklin dan merupakan

DAFTAR PUSTAKA multi seam, diperkirakan terdiri dari 12 seam dengan ketebalan antara 0,1 – 1,8 m, -The coal Development in East

Kalimantan,Indonesia and Potential Market in The West

dimana pada formasi Tabul di identifikasi 1 lapisan batubara, dari formasi Meliat di identifikasi 11 lapisan batubara, total sumberdaya Hipotetik 10.481.058,32 ton.

Pacific, Robertson Research,No.1175. -Geologi Lembar Tarakan Dan Sebatik, Kalimantan, S.Hidayat,dkk,1995,Pusat 5.Dari hasil analisa yang dilakukan di laboratorium

kimia mineral di ketahui bahwa Pengembangan dan Penelitian Geologi,Bandung kualitas batubara di daerah penyelidikan

mempunyai kisaran nilai kalori antara 3578 –

Lokasi Daerah Penyelidikan

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BATUBARA - SIMENGGARIS

Page 7: inventarisasi batubara marginal di daerah simenggaris kabupaten ...

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BATUBARA - SIMENGGARIS

Page 8: inventarisasi batubara marginal di daerah simenggaris kabupaten ...

Peta Geologi dan Sebaran Batubara Daerah Penyelidikan

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 BATUBARA - SIMENGGARIS