intoksikasi organofosfat

15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pestisida adalah bahan kimia untuk membunuh hama (insekta, jamur dangulma). Sehingga pestisida dikelompokkan menjadi : 1. Insektisida (pembunuh insekta) 2. Fungisida ( pembunuh jamur) 3. Herbisida (pembunuh tanaman pengganggu) Pestisida telah secara luas digunakan untuk tujuan memberantas hama dan penyakit tanaman dalam bidang pertanian.Pestisida juga digunakan dirumah tanggauntuk memberantas nyamuk, kepinding, kecoa dan berbagai serangga penganggulainnya. Dilain pihak pestisida ini secara nyata banyak menimbulkan keracunan pada orang. Kematian yang disebabkan oleh keracunan pestisida banyak dilaporkan baik karena kecelakaan waktu menggunakannya, maupun karena disalah gunakan (untuk bunuh diri). Dewasa ini bermacam-macam jenis pestisida telah diproduksi dengan usaha mengurangi efek samping yang dapat menyebabkan berkurangnya daya toksisitas pada manusia, tetapi sangat toksik

description

intoksikasi organofosfat

Transcript of intoksikasi organofosfat

Page 1: intoksikasi organofosfat

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pestisida adalah bahan kimia untuk membunuh hama (insekta, jamur dangulma).

Sehingga pestisida dikelompokkan menjadi :

1.         Insektisida (pembunuh insekta)

2.         Fungisida ( pembunuh jamur)

3.         Herbisida (pembunuh tanaman pengganggu)

Pestisida telah secara luas digunakan untuk tujuan memberantas hama dan penyakit

tanaman dalam bidang pertanian.Pestisida juga digunakan dirumah tanggauntuk memberantas

nyamuk, kepinding, kecoa dan berbagai serangga penganggulainnya. Dilain pihak pestisida ini

secara nyata banyak menimbulkan keracunan pada orang. Kematian yang disebabkan oleh

keracunan pestisida banyak dilaporkan baik karena kecelakaan waktu menggunakannya, maupun

karena disalah gunakan (untuk  bunuh diri). Dewasa ini bermacam-macam jenis pestisida telah

diproduksi dengan usaha mengurangi efek samping yang dapat menyebabkan berkurangnya daya

toksisitas pada manusia, tetapi sangat toksik pada serangga.Diantara jenis atau pengelompokan

pestisida tersebut diatas, jenis insektisida banyak digunakan dinegara berkembang, sedangkan

herbisida banyak digunakan dinegara yang sudah maju. Dalam beberapa data Negara-negara

yang banyak menggunakan pestisida adalah sebagai berikut :Amerika Serikat 45%, Eropa Barat

25%,Jepang 12%, Negara berkembang lainnya 18%. Dari data tersebut terlihat bahwa negara

berkembang seperti Indonesia, penggunaan pestisida masih tergolong rendah. Bila dihubungkan

dengan pelestarian lingkunganmaka penggunaan pestisida perlu diwaspadai karena akan

membahayakan kesehatan bagi manusia ataupun makhluk hidup lainnya.

Page 2: intoksikasi organofosfat

B.     Tujuan

Makalah ini bertujuan agar pembaca mengetahui secara keseluruhan mengenai insektisida

intoksikasi organofosfat dan bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan insektisida intoksikasi

organofosfat serta memenuhi tugas mata kuliah sistem pencernaan.

Page 3: intoksikasi organofosfat

BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN

Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung,

suntikan dan absorpsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis

relatif kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius fungsi hati atau lebih

organ atau jaringan(Mc Graw-Hill Nursing Dictionary).

Intoksikasi adalah masuknya zat racun kedalam tubuh baik melalui saluran pencernaan,

saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yang menimbulkan gejala klinis. Insektisida adalah

bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga.

Organofosfat adalah insektisida yang paling toksik di antara jenis pestisida lainnya dan

sering menyebabkan keracunan pada manusia.Bila tertelan, meskipun hanya dalam jumlah

sedikit, dapat menyebabkan kematian pada manusia.Organofosfat menghambat aksi

pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah dan pada

sinapsisnya.Enzim tersebut secara normal menghidrolisis acetylcholine menjadi asetat dan

kholin.Pada saat enzim dihambat, mengakibatkan jumlah acetylcholine meningkat dan berikatan

dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada system saraf pusat dan perifer.Hal tersebut

menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada seluruh bagian tubuh.

Walaupun memiliki sifat toksisitas yang tinggi, tetapi penggunaan organofosfat untuk

pengobatan pada manusia tetap dilakukan berbagai studi untuk mengambil efek terapeutik dari

organofosfat (Lindell, 2003).Pada sekitar tahun 1930 sintesis penghambat kolineterase pertama

kali dipakai untuk penyakit gangguan otonom pada otot rangka pada pengobatan Parkinsonisme.

Studi kemudian dilanjutkan pada takrin yang merupakan penghambat kolineterase pertama pada

Page 4: intoksikasi organofosfat

pengobatan penyakit Alzheimerdan dilepaskan pada pengobatan klinik pada tahun 1993 (Dyro,

2006)

B.     ETIOLOGI

Sumber Racun

Sumber racun bermacam-macam seperti polusi limbah industi yang mengandung logam

berat, bahan makanan yang terkontaminasi oleh kuman salmonella, sthapilococcus clostridium

botulinum, jamur beracun. Begitu pula berbagai macam obat jika diberikan melampaui dosis

normal tidak menyembuhkan penyakitnya melainkan memberikan efek samping yang

merupakan racun bagi tubuh.

Pada dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung seberapa banyak

bahan tersebut masuk kedalam tubuh. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan keracunaan adalah:

1.         Obat-obatan : Salisilat, asetaminofen, digitalis, aminofilin

2.         Gas toksin : Karbon monoksida, gas toksin iritan

3.         Zat kimia industri : Metil alkohol, asam sianida, kaustik, hidrokarbon

4.         Zat kimia pertanian : Insektisida

5.         Makanan : Singkong, Jengkol, Bongkrek

6.         Bisa ular atau serangga

Keracunan Insektisida

Keracunan organofosfat, salah satu unsur insektisida (racun serangga), lebih sering

dijumpai karena memang banyak dipakai. Organofosfat sering dicampur dengan bahan pelarut

minyak tanah. Dengan demikian, pada keracunan ini harus diperhatikan tanda-tanda dan

penatalaksanaan keracunan minyak tanah selain akibat organofosfat itu sendiri.

Page 5: intoksikasi organofosfat

C.     PATOFISIOLOGI

Mekanisme organofosfat di dalam tubuh adalah dengan menghambat aktivasi enzim

asetilkolinesterase.Asetilkolinesterase terdapat di dalam sel-sel darah merah, sinaps nikotinik,

dan reseptor muskarinik di dalam jaringan saraf, otot, serta masa kelabu pada

otak.Asetilkolinesterase pada plasma ditemukan di dalam masa putih system saraf pusat,

pankreas, dan jantung.Penurunan asetilkolinesterase pada plasma menghasilkan penurunan

aktivitas kolinesterase pada sistem saraf pusat dan system saraf otonom (Jayawardane,

2008).Hambatan aktivitas enzim asetilkolinesterase ini menghasilkan akumulasi asetikolin pada

ujung saraf (Lambert, 2005).

Akumulasi asetilkolin memberikan empat stimulasi, meliputi 1) perluasan stimulasi

muskarinik reseptor asetilkolin ke system saraf parasimpatis, 2) perluasan stimulasi nikotinik

reseptor asetilkolin pada system saraf simpatis, 3) stimulasi nikotinik dan muskarinik asetilkolin

pada sistem saraf pusat, dan 4) stimulasi asetilkolin pada neuromuscular junction (Eddleston,

2008).

D.    TANDA DAN GEJALA

Gejala keracunan dapat dibagi dalam dua golongan yaitu :

1.       Gejala muskarinik

singkatan DUMBELS berguna untuk mengingat karena gejala dan

tanda ini berkembang lebih awal, 12-24 jam setelah ingestion.

D Diare

U Urinasi

M Miosis (absent pada 10% kasus)

Page 6: intoksikasi organofosfat

B Bronchorrhoe/bronkospasme/bradikardi

E Emesis (muntah)

L lacrimasi

S salivation dan Hipotensi

2.        Gejala nikotinik.

fasikulasi otot lurik dan kelemahan otot. Ditemukan pula gejala sentral seperti ketakutan, gelisah,

gangguan pernapasan, gangguan sirkulasi, tremor dan kejang.

E.     KOMPLIKASI

Komplikasi keracunan selalu dihubungkan dengan neurotoksisitas lama dan

Organophosphorus – Induceddeleyed Neuropathy ( OPIDN ). Sindrom ini berkembang dalam 8

– 35 hari sesudah pajanan terhadap organofosfat.

Kelemahan progresif dimulai dari tungkai bawah bagian distal, kelemahan pada jari dan kaki

berupa food drop.

Kehilangan sensori sedikit terjadi serta refleks tendon dihambat.

F.     PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium dengan pemeriksaan lengkap ( urin, gula darah, cairan

lambung, analisa gas darah, darah lengkap, osmolalitas serum, elektrolit, urea N, kreatinin,

glukosa, transaminase hati ), EKG, Foto toraks/ abdomen, Skrining toksikologi untuk kelebihan

dosis obat, Tes toksikologi kuantitatif.

Page 7: intoksikasi organofosfat

G.    PENATALAKSANAAN MEDIS

Pertolongan Pertama

1.      Mencegah/menghentikan penyerapan racun

a.       Racun melalui mulut (ditelan / tertelan)

1)      Encerkan racun yang ada di lambung dengan : air, susu, telor mentah atau norit).

2)      Kosongkan lambung (efektif bila racun tertelan sebelum 4 jam) dengan cara :

a)      Dimuntahkan, Bisa dilakukan dengan cara mekanik (menekan reflek muntah di tenggorokan),

atau pemberian air garam atau sirup ipekak. Kontraindikasi : cara ini tidak boleh dilakukan pada

keracunan zat korosif (asam/basa kuat, minyak tanah, bensin), kesadaran menurun dan penderita

kejang.

b)      Bilas lambung :

• Pasien telungkup, kepala dan bahu lebih rendah.

• Pasang NGT dan bilas dengan : air, larutan norit, Natrium bicarbonat 5 %, atau asam

asetat 5 %.

• Pembilasan sampai 20 X, rata-rata volume 250 cc.

Kontraindikasi : keracunan zat korosif & kejang.

c)      Bilas Usus Besar : bilas dengan pencahar, klisma (air sabun atau gliserin).

2.         Mengeluarkan racun yang telah diserap

Dilakukan dengan cara :

a.       Diuretic(Obat-obatan yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine):

lasix, manitol

b.      Dialisa

c.       Transfusi exchange

Page 8: intoksikasi organofosfat

3.         Pengobatan simptomatis / mengatasi gejala

a.       Gangguan sistem pernafasan dan sirkulasi : RJP

b.      Gangguan sistem susunan saraf pusat :

1)      Kejang : beri diazepam atau fenobarbital

2)      Odem otak : beri manitol atau dexametason.

4.         Pengobatan spesifik dan antidotum

a.       Gejala : mual, muntah, nyeri perut, hipersalivasi, nyeri kepala, mata miosis, kekacauan

mental, bronchokonstriksi, hipotensi, depresi pernafasan dan kejang.

b.      Tindakan :

1)      Atropin 2 mg tiap 15 menit sampai pupil melebar

Atropin berfungsi untuk menghentikan efek acetylcholine pada reseptormuscarinik, tapi tidak

bisa menghentikan efek nikotinik.Pada usia < 12 th pemberian atropin diberikan dengan dosis

0,05 mg/kg BBIV pelan-pelan dilanjutkan dengan 0,02 -0,05mg/kg BB setiap 5 - 20 menit

sampaiatropinisasi sudah adekuat atau dihentikan bila :

• Kulit sudah hangat, kering dan kemerahan

• Pupil dilatasi (melebar)

• Mukosa mulut kering

• Heart rate meningkat Pada anak usia > 12 tahun diberikan 1 - 2 mg IV dan disesuaikan

denganrespon penderita. Pengobatan maintenance dilanjutkan sesuai keadaan

klinispenderita,atropin diteruskan selama 24 jam kemudian diturunkan secarabertahap. Meskipun

atropin sudah diberikan masih bisa terjadi gagal nafaskarena atropin tidak mempunyai pengaruh

terhadap efek nikotinik (kelumpuhan otot ) organofosfat.

Page 9: intoksikasi organofosfat

2)      Antiemetik : zat-zat yang digunakan untuk menghambat muntah.obat antiemetik adalah :

* Antagonis reseptor 5-hydroxy-tryptamine yang menghambat reseptor serotonin di Susunan

Syaraf Pusat (SSP) dan saluran cerna.. Obat ini dapat digunakan untuk pengobatan post-operasi,

dan gejala mual dan muntah akibat keracunan. Beberapa contoh obat yang termasuk golongan ini

adalah :

o Dolasetron

5.         Pengobatan Supportif

Tujuan dari terapi suportif adalah adalah untuk mempertahankan homeostasis fisiologis

sampai terjadi detoksifikasi lengkap, dan untuk mencegah serta mengobati komplikasi sekunder

seperti aspirasi, ulkus dekubitus, edema otak & paru, pneumonia, rhabdomiolisis, gagal ginjal,

sepsis, dan disfungsi organ menyeluruh akibat hipoksia atau syok berkepanjangan.

-          Terapi

a.       Hipoglikemia : glukosa 0,5 - 1g /kg BB IV

b.      Kejang : diazepam 0,2 - 0,3 mg/kgBB IV

Page 10: intoksikasi organofosfat

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Racun adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut,

hidung, suntikan dan absorbsi melalui kulit atau digunakan terhadap organisme hidup

dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius

fungsi hati atau lebih organ atau jaringan. (Mc Graw-Hill Nursing Dictionary)

Pada dasarnya semua bahan dapat menyebabkan keracunan tergantung seberapa banyak

bahan tersebut masuk kedalam tubuh. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan keracunaan

adalah :

1)      Obat-obatan : Salisilat, asetaminofen, digitalis, aminofilin

2)      Gas toksin : Karbon monoksida, gas toksin iritan

3)      Zat kimia industri : Metil alkohol, asam sianida, kaustik, hidrokarbon

4)      Zat kimia pertanian : Insektisida

5)      Makanan : Singkong, Jengkol, Bongkrek

6)      Bisa ular atau serangga

SARAN

Untuk mencegah diri dari  keracunan organofosfat ini sebaiknya di sarankan untuk

melakukan Tindakan perawatan spesifik bertujuan :

    Pencegahan terjadinya keracunan

    Memperthankan saluran pernafasan yang bersih