INTOKSIKASI MAKANAN

5
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATAN KERACUNAN MAKANAN Nama pasien : ……………………… No. Rekam Medik : …………………. Umur :……………………… Diagnosa Medik :…………………. Tg l No DX DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN RENCANA TINDAKAN KET. 1. Resiko tinggi terhadap defisit volume cairan b.d. proses/reaksi penyerapan toksin (Clostridium botulinum, Pseudomonas, Staphilococcu s), ditandai dengan : Data Subjektif Klien mengeluh mual dan muntah BAB encer > 5 x Mempertahankan volume cairan dan elektrolit yang adekuat, dibuktikan dengan : Membran mukosa lembab. Tanda vital dalam batas normal. Turgor kulit baik. Keseimbangan masukan dan haluaran. 1.1 Observasi tanda vital, pengisian kafiler, membran mukosa dan turgor kulit. 1.2 Observasi intake dan output cairan. 1.3 Catat dan ukur haluaran urine dengan akurat. 1.4 Encerkan racun dengan air biasa, susu atau cairan norit. 1.5 Kolaborasi Gelembung udara botol 1

description

intoksinasi makanan

Transcript of INTOKSIKASI MAKANAN

1

PAGE

3

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATAN

KERACUNAN MAKANAN

Nama pasien : No. Rekam Medik :.

Umur : Diagnosa Medik :.

Tgl

No

DX

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN

RENCANA TINDAKAN

KET.

1.

Resiko tinggi terhadap defisit volume cairan b.d. proses/reaksi penyerapan toksin (Clostridium botulinum, Pseudomonas, Staphilococcus), ditandai dengan :

Data Subjektif

Klien mengeluh mual dan muntah

BAB encer > 5 x

Data Objektif

Diare

Berkeringat banyak

Turgor kulit kurang

TD turun.

Elektrolit darah: Kalium menurun.

Membran mukosa kering.

Urine < 1000 CC /24 Jam.

Warna urine: pekat kuning.

Nadi, suhu dan RR meningkat.

Mempertahankan volume cairan dan elektrolit yang adekuat, dibuktikan dengan :

Membran mukosa lembab.

Tanda vital dalam batas normal.

Turgor kulit baik.

Keseimbangan masukan dan haluaran.

1.1 Observasi tanda vital, pengisian kafiler, membran mukosa dan turgor kulit.

1.2 Observasi intake dan output cairan.

1.3 Catat dan ukur haluaran urine dengan akurat.

1.4 Encerkan racun dengan air biasa, susu atau cairan norit.

1.5 Kolaborasi untuk pemeberian cairan perparenteral, pengobatan simtomatik dan antidotum.

Gelembung udara botol

Tgl

No

DX

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN

RENCANA TINDAKAN

KET.

2

Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d. iritasi mukosa saluran pencernaan atas oleh zat korosif/toksik ditandai dengan:

Data Subjektif

Klien mengatakan tidak ada nafsu makan.

Merasa sakit kalau makan.

Data Objektif

Kesulitan menelan.

Porsi makan tidak dihabiskan.

Iritasi mukusa saluran pencernaan.

Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria hasil:

Iritasi mukosa saluran pencernaan dapat sembuh.

Tidak ada kesulitan menelan.

Nafsu makan meningkat dengan porsi makan dihabiskan.

2.1 Berikan makanan yang mudah dicerna tapi sering dan dapat ditoleransi.

2.2 Anjurkan untuk menghindari makanan yang dapat mengiritasi saluran pencernaan seperti yang pedas dan asam, dll.

2.3 Tingkatkan diet tinggi kalori dan protein yang dibutuhkan

2.4 Rujuk pada ahli gizi untuk mendukung kerja tim.

2.5 Berikan obat-obatan sesuai indikasi seperti antasida, vitamin.

2.6 Upayakan/pertahankan status puasa sesuai indikasi.

Tgl

No

DX

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN

RENCANA TINDAKAN

KET.

3

Nyeri b.d reaksi toksik, ditandai dengan:

Data Subjektif

Klien mengeluh nyeri.

Data Objektif

Nyeri abdomen, spasme otot perut.

Ekspresi wajah meringis.

Gelisah

Takikardi

Nyeri hilang/terkontrol dengan menunjukkan :

Keluhan nyeri tidak ada.

Klien rileks/tidak gelisah

Spasme otot perut tidak ada.

3.1 Kaji keluhan nyeri, termasuk lokasi, durasi, dan intensitas nyeri (skala 0-10).

3.2 Kaji ulang factor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri.

3.3 Kaji dan observasi reaksi non verbal (gelisah, menolak bergerak, berhati-hati dengan abdomen).

3.4 Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.

3.5 Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri.

3.6 Kolaborasi untuk pemeberian analgesic dan perubahan diet yang sasuai.