intoksikasi Jengkol

13
PORTOFOLIO 1 INTOKSIKASI JENGKOL Disusun sebagai syarat kelengkapan program dokter internship oleh : dr. Reizty Dwiyanda Putri Pendamping : dr. Deni Sosialita 0

description

Laporan portofolio internship bidang bedah

Transcript of intoksikasi Jengkol

PORTOFOLIO 1

INTOKSIKASI JENGKOL

Disusun sebagai syarat kelengkapan program dokter internship oleh :dr. Reizty Dwiyanda Putri

Pendamping :dr. Deni Sosialita

RSUD BangkinangKabupaten KamparProvinsi Riau2015

BERITA ACARA PRESENTASI PORTFOLIO

Pada hari ini tanggal ___ Februari 2015, telah dipresentasikan portfolio oleh :Nama peserta: dr. Reizty Dwiyanda PutriDengan judul/topik: Intoksikasi JengkolNama pendamping: dr. Deni SosialitaNama wahana: RSUD Bangkinang Bangkinang, Kabupaten Kampar

NoNama Peserta PresentasiNoTanda Tangan

1Dr. Paullya Dwi Prasetyorini1

2Dr. Riadi2

3Dr. Rico Ikhsani3

4Dr. Stefan Andhika4

55

66

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

(dr. Deni Sosialita)BORANG PORTOFOLIO 1Topik : Intoksikasi Jengkol

Tanggal Kasus : 13 Januari 2015Presenter : dr. Reizty Dwiyanda Putri

Tanggal Presentasi : 9 Februari 2015Pendamping : dr. Deni Sosialita

Tempat Presentasi : RSUD Bangkinang

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : Laki-laki, 41 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut kiri menjalar hingga ke pinggang kiri sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit dengan riwayat mengonsumsi jengkol 6 jam sebelumnya.

Tujuan : mendiagnosis intoksikasi jengkol penatalaksanaan intoksikasi jengkol di layanan kesehatan

Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara Membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi E-mail Pos

Data Pasien :Nama : Tn. MGNo. Registrasi : 11.22.90

Nama RS : RSUD Bangkinang

Data Utama untuk Bahan Diskusi :

1. Diagnosis / Gambaran Klinis : Laki-laki, 41 tahun, mengeluhkan nyeri perut kiri menjalar hingga pinggang kiri sejak 2 jam SMRS. Pasien mengonsumsi kerupuk jengkol 6 jam sebelumnya. Pasien pernah mengeluhkan hal yang sama 2 bulan sebelumnya setelah makan sayur jengkol dan ditangani di IGD hingga keluhan membaik.

2. Riwayat Pengobatan : Tidak ada.

3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hari, ginjal, diabetes mellitus, dan hipertensi, dan alergi obat-obatan.

4. Riwayat Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular, dan kejiwaan.

5. Riwayat Pekerjaan : Pasien adalah seorang kuli bangunan

Daftar Pustaka :

1. Departemen Kesehatan RI. Keracunan Jengkol. Dalam: Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Padang: Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat. 2008: 128-9.2. Sentra Informasi Keracunan (SIKer) Nasional. Bahaya Keracunan Asam Jengkolat. Dikutip dari: http://ik.pom.go.id/v2014/artikel/BAHAYA-KERACUNAN-ASAM-JENGKOLAT4.pdf. diakses pada tanggal: 5 Februari 20153. Kalbe. Peranan Asam Jengkol. Dikutip dari: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14_PerananAsamjengkol.pdf/14_PerananAsamjengkol.html. tanggal: 5 Februari 2015

Hasil Pembelajaran :

1. Diagnosis intoksikasi jengkol.2. Tatalaksanana intoksikasi jengkol3. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pencegahan terhadap intoksikasi jengkol.

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :

1) Subyektif nyeri perut kiri menjalar hingga ke pinggang kiri sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan melilit mual (-), muntah (-) BAK ada, kurang puas, warna kekuningan riwayat konsumsi jengkol (+) 1 hari ini Pernah mengeluhkan hal yang sama setelah mengonsumsi makanan berbahan dasar jengkol.

2) ObjektifStatus Generalis: Keadaan Umum:Sedang Kesadaran:Komposmentis kooperatif Tekanan Darah:120/80 mmHg Nadi:94 x/menit Nafas:18 x/menit Suhu:37 oC

Status Internus: Mata:Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor 2 mm = 2 mm,refleks cahaya +/+ normal Mulut:Mukosa mulut dan bibir basah ThoraksParu:Inspeksi:simetris dalam keadaan statis dan dinamisPalpasi:fremitus kiri = kanan Perkusi:sonor di kedua lapangan paruAuskultasi :vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)Jantung:Inspeksi:iktus tidak terlihatPalpasi:iktus teraba 1 jari lateral LMCS RIC VPerkusi:batas jantung kiri 1 jari lateral LMCS RIC V,batas jantung kanan LSD, batas atas RIC IIAuskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, HR 94 x/menit, gallop (-) Abdomen:Inspeksi :tidak tampak membuncitPalpasi:nyeri tekan pada regio lumbal sinistra, nyeri ketok CVA (+)Perkusi:timpaniAuskultasi :bising usus (+) norma; Ekstremitas:akral hangat, refilling kapiler < 2 detik

3) AssessmentAsam jengkolat atau jengkolic acid (S,S-methylenebicysteine) merupakan senyawa sejenis asam amino non-protein yang mengandung unsur sulfur. Adanya unsur sulfur ini menyebabkan asam jengkolat dapat menghasilkan bau yang kurang sedap. Kandungan asam jengkolat dalam biji jengkol bervariasi, tergantung varietas dan usia bijinya. Biji jengkol muda mengandung asam jengkolat relatif lebih sedikit daripada biji yang sudah tua. Pada biji jengkol tua terkandung asam jengkolat 1-2% dari berat bijinya. Sebutir biji jengkol mentah dengan berat 15 gram dapat mengandung sekitar 0,15 0,30 gram asam jengkolat. Asam jengkol memiliki titik leleh (Melting point) setinggi 300 330 CMengkonsumsi biji jengkol mentah atau setengah matang diduga berperan memberikan potensi risiko terjadinya keracunan jengkol karena asam jengkolat yang terkandung dalam biji jengkol mentah masih dalam keadaan utuh dan aktif. Namun demikian tidak semua orang yang mengkonsumsi jengkol akan mengalami keracunan karena faktor utama penyebab kejadian keracunan akibat jengkol tergantung pada daya tahan tubuh seseorang, dalam hal ini kondisi lambungnya, bukan usia biji jengkol, jumlah jengkol yang dikonsumsi, atau cara memasaknya. Seseorang yang mengkonsumsi jengkol dalam kondisi lambung yang asam akan lebih berisiko mengalami keracunan. Keracunan jengkol dapat terjadi akibat mengkristalnya asam jengkolat dalam suasana asam yang bentuknya menyerupai jarum roset yang sukar larut dalam air, baik dalam suasana asam maupun basa. Kristal ini dapat menyebabkan penyumbatan pada saluran kencing (tractus urinarius) dan juga dalam ginjal sehingga pada kasus yang parah dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Oleh karena itu, asam jengkolat dikatakan bersifat nefrotoksik atau toksik terhadap ginjal.Pada pemeriksaan urin dengan mikroskop dapat ditemukan kristal asam jengkol berupa jarum runcing yang kadang-kadang bergumpal menjadi ikatan atau berupa roset. Kristal ini tidak selalu ditemukan pada keracunan jengkol sebab kristal ini cepat menghilang apabila urin disimpan. Kristal tersebut terbentuk pada peralihan alkali ke asam atau sebaliknya. Ureum pada keracunan jengkol dapat normal atau sedikit meninggi.

4) PlanDiagnosis: Intoksikasi JengkolPenatalaksanaan:Jika gejala penyakit ringan (muntah, sakit perut/pinggang saja) penderita tidak perlu dirawat, cukup dinasehati untuk banyak minum serta memberikan natrium bikarbonat 2 gram kali sehari peroral saja sampai gejala hilang. Bila gejala penyakit berat (oliguria, hematuria, anuria dan tidak dapat minum) penderita perlu dirawat dan diberi infus natrium bikarbonat dalam larutan glukosa 5%. Dosis untuk dewasa dan anak 2-5 mEq/kg berat badan natrium bikarbonat diberikan secara infus selama 4-8 jam. Antibiotika hanya diberikan apabila ada infeksi sekunder.

Tindakan yang dilakukan di rumah sakit berupa: a. Bantuan Hidup Dasar (ABCs of Life Support). b. Pemantauan ketat status cairan dan elektrolit pasien karena kondisi pasien dapat memburuk secara tiba-tiba dan berat. c. Pemberikan cairan intravena dan elektrolit jika diperlukan untuk mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. d. Pemantauan fungsi ginjal dan alkalinasi urin untuk mengeluarkan kristal asam jengkolat. e. Jika terjadi gagal ginjal akut maka diberikan natrium bikarbonat melalui infus dengan dosis yang disesuaikan hasil analisis gas darah.Pencegahan terhadap keracunan asam jengkolat dapat dilakukan dengan:a. Hindari mengkonsumsi jengkol pada saat perut kosong (sebelum makan) dan/atau jangan disertai makanan/ minuman lain yang besifat asam. b. Hindari mengkonsumsi jengkol dalam keadaan mentah. Sebaiknya jengkol dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang. Jengkol mentah mengandung asam jengkolat lebih banyak daripada jengkol yang sudah dimasak. c. Biji jengkol dapat dipendam dahulu di dalam tanah sebelum dimasak agar kandungan asam jengkolatnya dapat berkurang. d. Jangan mengkonsumsi jengkol secara berlebihan, terutama bagi individu yang mengalami gangguan ginjal.

Prosedur penatalaksanaan di RS BangkinangPada pasien ini, diterapkan penatalaksanaan sesuai prosedur yang berlaku di RSUD Bangkinang, yaitu dengan pemberian terapi cairan D5% diguyur 250 cc, kemudian sisanya dicampur meylon 1 flacon dengan kecepatan 20 tetes per menit. Setelah itu, cairan diganti dengan NaCl 0,9% dengan kecepatan 20 tetes per menit. Pasien juga mendapat injeksi analgetik, yaitu ketorolac 30 mg. Produksi urin dikontrol dengan pemasangan kateter.

5