intervensi komunitas phbs

18
Lampiran 1 ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH RW ……..DESA…………………. KECAMATAN…………………………KABUPATEN BANDUNG DX Keperawatan Sasaran Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Sumber Tempat Waktu Kriteri a Standar Evaluasi Evaluator 2. Resiko Terjadi penyakit akibat tidak melakukang cuci tangan (Diare, infeksi saluran pencernaan). Masyarakat RW…….Bd : Kurangnya pengetahuan Masyarakat RW....tentang pentingnya cuci tangan. Masyarakat RW… kurang tahu tentang bahaya Tidak cuci tangan… Masyarakat RW …..Cuci tangan tidak menggunakan sabun (50%) Masyarakat RW…..Tidak melakukan cuci Setelah tinda kan kepera watan sela ma 3 minggu daiharap kan warga masyarak at RW…… terhinda r dari penyakit yang disebabk an oleh perilaku tidak cuci tangan dengan indikato r tidak ada Setelah dilaku kan tindakan ke perawatan se lama 3 ming gu (sampai ahir ……): 1. Peng tahuan masyarak at tentang cuci tangan meningka t. 2. Masy arakat mampu melakuka n cuci 1. Penyul uhan tentan g cuci tangan 2. Pelati han pada kader dan masyar akat 3. Penyeb aran Poster 1.1.Penyul uhan kepada masyarakat binaan tentang cuci tangan yang benar. 1.2. memotivsi masy untuk melakukan cucitangan Mahasis wa Puskesm as Ketua RT Ketua RW Kumpula n materi penyulu han Masyara kat RW Keluarg a Binaan tiap RT Senin, Selasa , Kamis, Jum’at Tangga l….201 2 Respon verbal 75% Masyarakat/k eluarga binaan menyebutkan penyakit akibat tidak cuci tangan (diare, infeksi saluran pencernaan) Mahasiswa Pokjakes, Kader Karang Taruna

description

kep

Transcript of intervensi komunitas phbs

Lampiran 1

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH RW ..DESA.KECAMATANKABUPATEN BANDUNGDX KeperawatanSasaranTujuanStrategiRencana KegiatanSumberTempatWaktuKriteriaStandar EvaluasiEvaluator

2. Resiko Terjadi penyakit akibat tidak melakukang cuci tangan (Diare, infeksi saluran pencernaan). Masyarakat RW.Bd : Kurangnya pengetahuan Masyarakat RW....tentang pentingnya cuci tangan.

Masyarakat RWkurang tahu tentang bahaya Tidak cuci tangan Masyarakat RW ..Cuci tangan tidak menggunakan sabun (50%)

Masyarakat RW..Tidak melakukan cuci tangan sebelum makan dan setelah malakukan aktivitas (50,3 %)Setelah tinda kan kepera watan sela ma 3 minggu daiharapkan warga masyarakat RW terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh perilaku tidak cuci tangan dengan indikator tidak ada kasus diare.Setelah dilaku kan tindakan ke perawatan se lama 3 ming gu (sampai ahir ):

1. Pengtahuan masyarakat tentang cuci tangan meningkat.

2. Masyarakat mampu melakukan cuci tangan yang benar1. Penyuluhan tentang cuci tangan

2. Pelatihan pada kader dan masyarakat

3. Penyebaran Poster1.1.Penyuluhan kepada masyarakat binaan tentang cuci tangan yang benar.

1.2. memotivsi masy untuk melakukan cucitangan

Mahasiswa

Puskesmas

Ketua RT

Ketua RW

Kumpulan materi penyuluhanMasyarakat RW Keluarga Binaan tiap RTSenin, Selasa, Kamis, Jumat

Tanggal.2012

Respon verbal75% Masyarakat/keluarga binaan menyebutkan penyakit akibat tidak cuci tangan (diare, infeksi saluran pencernaan)Mahasiswa Pokjakes, Kader

Karang Taruna

.

2.1Mengadakan pelatihan 7 langkah cucitangan3.1. memasang poster tentang cuci tangan

Mahasiswa

Pokjakes

Puskesmas

Ketua RT

Ketua RW

Kumpulan materi pela tihanBalai RW

Tiap RT

..Psikomotor

Apektif

Psikomotor

Apektif

70 % masyarakat Peserta pelatihan dapat melakukan 7 langkah cara cuci tangan dengan benarMahasiswa .

70 % masyarakat turut berperan serta aktif melakukan pemasangan poster di tiap RT.

Puskesmas

Kelurahan Pokjakes

Mahasiswa ..

C ontoh askep bukan PHBS ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH RW DESA..

KECAMATAN.KABUPATEN BANDUNGDX KeperawatanSasaranTujuanStrategiRencana KegiatanSumberTempatWaktuKriteriaStandar EvaluasiEvaluator

3. Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan lansia di wilayah RW .. sehubungan dengan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 tahun diharapkan :Setelah tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan :

Kurangnya kesadaran masyarakat tentang masalah kesehatan lansia

Kuranganya pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang tumbuh kembang lansia dan perubahan-perubahan pada lansia yang dimanifestasikan dengan :

Jumlah lansia 90 0rang

Angka kesakitan lansia 83 %

Penyakit yang diderita lansia; rematik (41,1%), kencing manis (10%), dan hypertensi (32,2%)

Lansia yang ingin dibentuknya POSBINDU (52,2%)Angka kesakitan lansia menurun dari 83% menjadi 37%1. Keluarga dan lansia mendapatkan informasi tentang : masalah kesehatan lansia dan tumbuh kembang lansia dan perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia, dan perawatan pada lansia yang sakit.Penyebaran informasi

Penggerakan massa

KIM1.1.Penyebaran poster dan unda ngan untuk penyu luhan lansia

1.2.Memberikan penyluhan kesehatan pada lansia tentang :

Tumbang lansia dan perubahan yang terjadi pada lansia dan perawatan lansia yang sakit.

Mahasiswa

Pokjakes

Puskesmas

Ketua RT

Ketua RW

Kumpulan materi penyuluhanRT masing-masingdi di RW ..Poster dan undangan disebar

Respon verbal dan psikomotor

Poster tersebar di masing-masing RT di wilayah RW..100% undangan tersebar

Minimal 60 % lansia di keluarganya mengikuti penyuluhan.

70% lansia dan keluarga yang hadir terlibat dalam penyuluhan dan tanya jawab.

Tidak ada wadah lansia untuk peningkatan kesehatan lansia

Tidak ada pembinaan terhadap kesehatan lansia.

Kegiatan lansia di masyarakat : Pengajian (40%), arisan (22,2%), senam (20%), tak ikut kegiatan (17,6%)2.Kader mam pu memotivasi dan membe rikan penyulu han pada kelu arga yang mem punyai lansia tentang pera watan lansia.Penyuluhan individu pada kader.2.1.Membimbing kader dalam memberi penyuluhan tentang pentingnya perawatan lansia melalui kunjungan rumah-RT masing-masingdi di RWPengetahuan dan pengertian kader meningkat dalam perawatan lansia Kader ikut serta dalam penyuluhan.

Kader dapat mengulangi kembali materi penyuluhan yang diberikan.

Mahasiswa .Koordinator kader

DX KeperawatanSasaranTujuanStrategiRencana KegiatanSumberTempatWaktuKriteriaStandar EvaluasiEvaluator

Kader dapat mendemonstrasikan kembali ketrampilan dalam merawat lansia yang sakit.

3.Terbentuknya kelompok lansia (karang wredha) Penggerakan massa3.1.Bersama pokjakes mengadakan pembentukan kelompok lansia dan penyusunan rencana kegiatan-Balai RW ..Struktur organisa si

Rencana kegiatan

60% lansia mengikuti acara pembentukan karang wredha.

Terbentuknya struktur organisasi karang wredha

Terbentuknya rencana kegiatan dalam 1 tahunMahasiswa Pokjakes

Puskesmas.

4. Lansia mela kukan pemeri ksaan fisik secara teraturKerja sama lintas pro gram

Peran serta kader4.1.Pelaksanaan pemeriksaan fisik oleh tenaga kesehatan dari puskesmas

4.2.Pencatatan pemeriksaan fisik lansia di KMS lansia

4.3.Pengobatan pada lansia yang mengalami gangguan kesehatan dengan merujuk ke puskesmas.-Posyandusetiap tgl. tiap bulan.Tercatat keadaan lansia dalam KMS lansia KMS lansia tercatat di puskesmas

Lansia yang mengalami gangguan kesehatan dirujuk ke puskesmas untuk pengobatan.Puskesmas

Pokjakes

DX KeperawatanSasaranTujuanStrategiRencana KegiatanSumberTempatWaktuKriteriaStandar EvaluasiEvaluator

5.Lansia dapat mengikuti kegiatan-kegiatan di masyarakat secara rutin KIM

Penyebaran informasi

Penggerakan massa

5.1.Memasang poster dan pengumuman melalui mesjid dan kader untuk kegiatan :

Pengajian dan ceramah agama

Senam lansia-Dilokasi setiap RT di wilayah RW .KelurahanPostedan pengumuman melalui mesjid dan kader. Poster tersebar di masing-masing RT wilayah RW . Pengumuman kegiatan-kegiatan melalui corong mesjid

Kader menyebarluaskan informasi pada lansia yang ada di wilayahnya.Puskesmas

Kader

Pokjakes

6.Lansia dapat mempunyai wawasan lebih luas mengenai kegiatan dan kehidupan lansia yang sebenarnya, serta lansia dapat mempunyai pengalaman baru. Kerja sama lintas sektoral

Peran serta kader

Penggerakan massa6.1.Mengadakan kunjungan ke panti wrehda bersama-sama (anggota karang wredha)

6.2.Mengadakan rekreasi anggota karang wredha secara rutin---Kunjungan Karang Wredha RW . ke panti Wredha

Rekreasi ke Tman Wisata 90% anggota karang wredha mengikuti kunjungan.

50% lansia menyebutkan pengalamannya setelah melakukan kunjungan

50% lansia mengikuti rekreasi

50% lansia mengungkapkan pengalamannya setelah rekreasi

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH RW . DESA

KECAMATAN ..DX KeperawatanSasaranTujuanStrategiRencana KegiatanSumberTempatWaktuKriteriaStandar EvaluasiEvaluator

4. Resiko terjadinya kenakalan remaja di RW . kelurahan .. sehubungan dengan :

Kurang pengetahun remaj tentang tumbuh kembang dan masalah-msalah kenakalan remaja dan akibatnya.

Tidak berfungsinya wadah remaja untuk melakukan kegiatan

Dimanifestasikan dengaan

-Jumlah remaja : 194 orang

-Kebiasaan remaja; tidur larut malam / begadang (32,5%), merokok (30,2%), lain-lain (37,12%)

-Tanda-tanda yang sering dijumpai pada remaja : tidak ada nafsu makan (33,5%), mengantuk (12,8%), mata merah, malas dan sering mengururng diri (54,13%)

-Kegiatan remaja di masyarakat : pengajian (36,7%0, karang taruna (28,35%), olah raga (20,62%), PMR (3,61%)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 tahun diharapkan tidak terjadi kenakalan remaja di wilayah RW Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 minggu diharapkan :

1. Pengetahuan remaja dan masyarakat tentang tumbuh kembang remaja dan masalah kenakalan remaja serta penanggulangan masalah tersebut akan meningkat. Penyebaran informasi

Penggerakan massa

KIM

1.1.Memasang poster dan pengumuman melalui mesjid dan kader untuk kegiatan penyuluhan remaja.

1.2. Memberikan materi penyuluhan tentang :

Tumbuh kembang remaja

Masalah yang berkaitan dengan kenakalan remaja seperti miras, AIDS

Cara menanggulangi kenakalan remaja.-Disetiap lokasi masing-masing RT dan Posyandu

80% remaja mendapat undangan

Poster terpasang di depan posyandu dan di masing-masing RT

70% remaja dan 50% kader di pokjakes an tokoh masyarakat hadir pada acara penyuluhan

80% remaja yang diberi pertanyaan dapat menjawab dengan benar

Mahasiswa ..Kader

Pokjakes

-Dari hasil wawancara dan observasi banyak remaj putus sekolan dan pengangguran.2.Keikutsertaan remaja dalam kegiatan yang ada dalam masyarakat

3.Remaja membentuk kegiatan-kegiatan baru yang menarik dan bermanfaat KIM

Penggerakan massa

Penggerakan masa

KIM

Penyebaran informasi1.3.Melakukan sosiodrama / simulasikan tentang kenakalan remaja dan peran orang tua

2.1.Mengikutsertakan remaja dalam kegiatan di RW .seperti kerja bakti massal.

2.2.Mengikutsertakan remaja dalam pelatihan dan penyegaran kader

3.1. Memasang pengumuman berupa poster dan penyebaran undangan untuk acara pembentukan pengurus karang tarunaRW yang baru.

3.2.Bersama pengurus karang taruna yang lama dan pokjakes membentuk pengurus karang taruna yang baru-Setiap RT

Balai RW

Diwilayah RT

Balai RWSosiodram/simulasi

Remaja melakukan kerja bakti bersama masyarakat

Remaja menjadi kader

Poster dipasang

Undangan disebar.

70% remaja aktif dalam menganalisa kasus setelah sosiodrama

50% remaja masing-masing RT terlibat dan aktif dalam acara kerja bakti.

10% dari jumlah kader terdapat remaja sebagai kader

Remaja yang menjadi kader aktif dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan kader

80% remaja yang diundang hadir

100% undangan tersebar

Poster dan pengumuman terpasang di wilayah RT masing-masing.

Terbentuknya pengurus Karang taruna yang baru di RW..Seluruh remaja memberikan suara nya dalam pemilihan.Mahasiswa ..Kader

Pokjakes

Mahasiswa .Kader

Pokjakes

Mahasiswa ..Kader

Pokjakes

3.3.Bersama pengurus karang taruna merencanakan kegiatan yang baru, menarik dan bermanfaat seperti : olah raga, musik, pengajian, pembayaran listrik secara kolektif dan penyuluhan remaja oleh tenaga kesehatanBalai RW.Kerja sama masyarakat dan remajaMahasiswa ..Kader

Pokjakes

Lampiran 1

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH RW 011 KELURAHAN CIPINANG

KECAMATAN PULO GADUNG JAKARTA TIMUR

DX KeperawatanSasaranTujuanStrategiRencana KegiatanSumberTempatWaktuKriteriaStandar EvaluasiEvaluator

1.Kurang gizi sedang sampai berat pada balita di RW .. sehubungan dengan :

a) Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi anak balita yang dimanifestasikan dengan :

-Dari 267 orang balita yang mempunyai KMS, (89,5%)

-Dari hasil angket, balita menimbang ke posyandu tiap bula (68,91%)

-Berat badan anak yang berada digaris kuning (41,57%) dan digaris merah (26,47%).

-Hasil angket: keluarga yang memberi makanan tambahan untuk balita diberi di warung tak terbungkus (8,61%), kue dijual dijalan(7,87%)

-Hasil supervisi : mahasiswa saat pelaksanaan posyandu jumlah rata-rata kunjungan balita tiap bulan adalah 40 balita pada masing-masing posyandu.Masalah kurang gizi pada balita di RW.. turun dari 69,84% menjadi 40,27%Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada masyarakat selama 5 minggu diharapkan masyarakat mampu memgerti tentang pentingnya gizi , cara menyusun menu, dan cara menyajikan serta mengolah makanan bagi balita KIM

Keluarga BinaanKunjungan keluarga binaan yang mempunyai balita:

-Memberi informasi tentang gizi balita.

Mendemonstrasikan cara mengolah, menyusun menu sehari-hari dan cara menyajikan makanan yang dapat meningkatkan nafsu makan.

-Supervisi penyajian menu sehari-hari keluarga terutama balitaMahasiswa

Pokjakes

Puskesmas

Ketua RT

Ketua RW

Kumpulan materi penyuluhanRumah keluarga binaan..Respon verbal.

Respon psikomotor

Respon afektif dan perhatian terhadap menu balita Menjelaskan kembali tentang gizi balita

Menyusun, mengolah dan menyajikan menu bergizi yang dapat meningkatkan nafsu makan balita

Penampilan sikap dan perhatian terhadap menu balita.Mahasiswa

Kader

b) Dari hasil wawancara dengan beberapa kader:

-Kurang efektifnya penyuluhan gizi pada ibu-ibu yang mempunyai balita

-Penyuluhan dilakukan langsung saat penimbangan pada masing-masing individu

-Keluarga kurang menyadari pentingya gizi yang baik bagi balitanya.KIM

Penggerakan massa

Penyebaran informasi

Penyuluhan tentang gizi balita pada kegaitan posyandu

Memotivasi kader untuk aktif mengikuti kegiatan posyandu.

Membantu kader dalam persiapan media informasi tentang gizi balita seperti poster tiguna makananMahasiswa

Pokjakes

Puskesmas

Ketua RT

Ketua RW

Kumpulan materi penyuluhanBalai RW Posyandu bawah

Balai RW ..Posyandu bawahRespon Verbal

Masyarakat(ibu-ibu) yang mempunyai balita dapat menjelaskan kembali tentang gizi balita.

Masyarakat yang mempunyai balita dapat memahami tentang pentingnya gizi balita.

Mahasiswa

Kader

Puskesmas

c) Dari hasil supervisi: mahasiswa pada saat mengikuti kegiatan posyandu sarana untuk kegiatan kurang, jumlah kader yang ada 8 orang untuk jumlah posyandu yang aktif hanya 3 orang dari masing-masing posyandu.KIM

Rekrut kader baru

KIM

Penyebaran informasi

Pelatihan dan penyegaran kaderMerekrut kader baru.

Mengaktifkan akder dalam kegiatan posyandu

Pelatihan dan penyegaran kader.

Simulasi kader untuk kegaiatan posyandu Mahasiswa

Pokjakes

Puskesmas

Ketua RT

Ketua RW

Kumpulan materi penyegaran dan pelatihan kaderBalai RW Posyandu bawah

Balai RW Posyandu bawah

Balai RW Posyandu bawah

Respon Afektif dan Psikomotor

Respon Psikomotor

Respon PsikomotorPenambahan jumlah kader dari 8 orang menjadi 23 orang yang aktif (masing RT

2 orang)

Semua yang ada aktif dalam kegiatan posyandu

Semua kader yang ada dapat memberikan penyuluhan dan kunjungan rumah dengan baikMahasiswa Kader

Puskesmas

Pokjakes

Mahasiswa Kader

Puskesmas

Pokjakes

Lampiran 2

RENCANA TINDAK LANJUT ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI WILAYAH RW DESA

KECAMATANNOMASALAH KEPERAWATAN KOMUNITASRENCANA KEPERAWATANWAKTUPENANGGUNG JAWABYANG TERLIBAT

1.Kurang gizi pada balita1.1.Penyuluhan gizi pada ibu-ibu yang memiliki anak balita

1.2.Supervisi kader dalam mengoptimalkan fungsi 5 meja posyandu

1.3. Lomba kunjungan bayi dan balita ke posyandu dengan memperhatikan KMSSatu kali sebulan

Tanggal Tanggal setiap bulan, sejak bulan ..Pengurus Pokjakes

Kader

Pengurus Pokjakes

Kader

2.Lingkungan yang tidak sehat2.1. Kerja bakti massaldua kali sebulan

Tiap minggu pertama dan minggu ke duaAparat RW

Toma

Pokjakes

Kader

Karang Taruna

3.Resiko terjadinya penurunan derajat kesehatan pada lansia di Wialayah RW 3.1. Pemeriksaan fisik

3.2. Senam Lansia

3.3. Pengajian

3.4. Ceramah agama

3.5. Kunjungan ke panti jomposatu kali sebulan setiap tanggal ..satu kali sebulan setiap tanggal satu laki seminggu setiap hari jumat

satu kali seminggu

satu kali seminggu Puskesmas

Karang Taruna

Pengurus Karang Wredha

Anggota karang Wredha

4.Resiko terjadi kenakalan remaja4.1.Pembentukan pengurus karang taruna baru

4.2.Pembuatan rencana kerja yang baru dan bermanfaat dalam jangka waktu 3 bulan sampai 1 tahunTanggal Tanggal MahasiswaPengurus Karang Taruna lama

Aparat RW Anggota Karang Taruna

Toga