internasionalisasi bahasa indonesia

21
SIKAP MASYARAKAT DESA PURWOREJO KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN TERHADAP PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA INTERNASIONAL Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia Oleh Riza Farhani NIM 14331856 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan i

description

penelitian tentang internasionalisasi bahasa indonesia

Transcript of internasionalisasi bahasa indonesia

SIKAP MASYARAKAT DESA PURWOREJO KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN TERHADAP PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA INTERNASIONAL

Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia

OlehRiza FarhaniNIM 14331856

Program Studi Pendidikan Bahasa InggrisFakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Ponorogo2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Sikap Masyarakat Desa Purworejo Kecamatan Geger Kabupaten Madiun terhadap Peran Indonesia Sebagai Bahasa Internasional dengan lancar dan tepat waktu.Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia yang dibimbing oleh Drs. Subangun, M.KPd.Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada1. Niken Reti Indraswati, M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris; 2. Drs. Subangun, M.K.Pd, selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia yang senantiasa memberikan arahan serta masukan;3. Pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan moral maupun material.Penulis makalah ini akan sangat menghargai kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun,guna perbaikan atas kekurangan serta kesalahan dalam makalah ini.Madiun, 9 Desember 2014Penulis,Riza Farhani

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI . iiiBAB I PENDAHULUAN . 1A. Latar Belakang Masalah . 1B.Rumusan Masalah 2C.Tujuan . 2D.Manfaat 2BAB II PEMBAHASAN 3A.Pengertian Sikap Bahasa 3B.Gambaran Objek Survei 5C.Metode Pengumpulan dan Analisis Data 6D. Hasil Survei dan Pembahasan 7BAB III PENUTUP 10A. Simpulan 10B.Saran 10DAFTAR PUSTAKA 11

i

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahAda beberapa sebab sebuah bahasa menjadi sebuah bahasa internasional. Salah satu sebab adalah bahasa tersebut harus digunakan dalam diplomasi, perdagangan internasional dan dalam penyebaran ilmu pengetahuan. Peluang sebuah bahasa menjadi bahasa internasional juga ditentukan oleh banyaknya pengguna bahasa tersebut. Bahasa Indonesia sendiri memiliki banyak penutur di dunia terutama di kawasan Asia Tenggara. Pada pengamatan di tahun 2011 saja, penutur Bahasa Indonesia sebanyak 427, 4 juta jiwa. Jumlah ini sekitar 1/15 jumlah penduduk dunia yang berada di kisaran jumlah 6,5 milyar jiwa. Hal ini didukung dengan cita-cita para pemimpin ASEAN untuk membentuk komunitas ASEAN yang perlu didukung dengan penggunaan bahasa antara yang seragam, dan tentu saja bahasa yang memenuhi syarat dari kriteria tersebut adalah Bahasa Indonesia.Walaupun peluang Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional besar, hal itu tidak akan terjadi apabila tanpa peran aktif komponen bangsa. Masyarakat Desa Purworejo sebagai salah satu komponen bangsa diharapkan ikut berperan serta dalam mendukung internasionalisasi Bahasa Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik menulis makalah dengan judul Tanggapan Masyarakat Desa Purworejo Kecamatan Geger Kabupaten Madiun terhadap Kebijakan Peningkatan Peran Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah Bagaimanakah tanggapan masyarakat Desa Purworejo terhadap kebijakan peningkatan peran bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional?

C. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan tanggapan masyarakat Desa Purworejo Kecamatan Geger Kabupaten Madiun terhadap kebijakan peningkatan peran bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional.

D. Manfaat Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak berikut:1. PenulisMelalui makalah ini, penulis mendapatkan pengetahuan dan pengalaman. Dan hal yang paling penting adalah penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah penulis dapatkan di mata kuliah Bahasa Indonesia.2. Bagi MasyarakatMelalui proses wawancara tidak langsung, masyarakat dapat mengambil pengetahuan betapa besarnya posisi Bahasa Indonesia yang sebelumnya belum diketahui sebagian besar masyarakat Desa Purworejo.BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Sikap BahasaSikap bahasa (language attitude) adalah peristiwa kejiwaaan dan merupakan bagian dari sikap (attitude) pada umumnya. Sikap berbahasa merupakan reaksi penilaian terhadap bahasa tertentu (Fishman, 1986). Sikap bahasa adalah posisi mental atau perasaan terhadap bahasa itu sendiri atau orang lain (Kridalaksana, 1982:153). Kedua pendapat di atas menyatakan bahwa sikap bahasa merupakan reaksi seseorang (pemakai bahasa) terhadap bahasanya maupun bahasa orang lain. Seperti dikatakan Richard, et al. dalam Longman Dictionary of Applied Linguistics (1985:155) bahwa sikap bahasa adalah sikap pemakai bahasa terhadap keanekaragaman bahasanya sendiri maupun bahasa orang lain (dalam Agus, www.bocahsastra.wordpress.com diakses 9 Desember 2014).Rusyana ( 1989,31-32) menyatakan bahwa sikap bahasa dari seorang pemakai bahasa atau masyarakat bahasa baik yang dwibahasawan maupun yang multibahasawan akan berwujud berupa perasaan bangga atau mengejek, menolak atau sekaligus menerima suatu bahasa tertentu atau masyarakat pemakai bahasa tertentu, baik terhadap bahasa yang dikuasai oleh setiap individu maupun oleh anggota masyarakat. Hal itu ada hubungannya dengan status bahasa dalam masyarakat, termasuk di dalamnya status politik dan ekonomi. Demikian juga penggunaan bahasa diasosiasikan dengan kehidupan kelompok masyarakat tertentu, sering bersifat stereotip karena bahasa bukan saja merupakan alat komunikasi melainkan juga menjadi identitas sosial (dalam Agus, www.bocahsastra.wordpress.com diakses 9 Desember 2014).Sikap bahasa timbul bila seseorang itu sebagai masyarakat yang dwibahasawan atau multibahasawan. Seperti diutarakan oleh Dittmar (1976: 181) bahwa sikap ditandai oleh sejumlah ciri-ciri, antara lain meliputi pilihan bahasa dalam masyarakat multilingual, distribusi perbendaharaan bahasa, perbedaan dialek dan problem yang timbul sebagai akibat adanya interaksi antara individu. Hal ini nampak ketika suatu bangsa yang memiliki cukup banyak bahasa daerah hendak menentukan bahasa nasionalnya. Pemilihan satu bahasa di antara sekian banyak bahasa yang dimiliki bangsa tersebut sudah barang tentu dirasakan pada sikap positif masyarakat terhadap bahasa yang dipilihnya itu. Tanpa sikap yang demikian hampir tidak mungkin suatu masyarakat rela mengenyampingkan bahasa kelompok etniknya dan menyetujui dipilihnya bahasa lain sebagai bahasa nasional. Sikap bahasa itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu sikap terhadap bahasa dan sikap berbahasa. Sikap terhadap bahasa penekanannya tertuju pada tanggung jawab dan penghargaannya terhadap bahasa, sedangkan sikap berbahasa ditekankan pada kesadaran diri dalam menggunakan bahasa secara tertib (Pateda, 1987: 30). Spolsky (1989: 149) menyatakan bahwa seseorang yang mempelajari suatu bahasa dilatarbelakangi oleh sikapnya terhadap bahasa yang dipelajarinya, sikap itu meliputi 1) sikap terhadap tujuan praktis penggunaan bahasa target, dan 2) sikap pada orang yang menggunakan bahasa target. Anderson dalam Halim (1974: 71) mengemukakan bahwa sikap bahasa itu dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu 1) sikap bahasa dan 2) sikap nonbahasa. Sikap bahasa adalah tata keyakinan mengenai objek bahasa yang memberikan kecenderungan seseorang untuk bereaksi menurut langgamnya sendiri, sedangkan sikap nonbahasa adalah sikap politik, sosial, dan estetis yang menyangkut tata keyakinan terhadap bahasa (dalam Haerudin, Sikap Bahasa Mahasiswa (2005: 3).Sikap bahasa itu ditandai oleh tiga ciri, yaitu 1) kesetiaan bahasa (language loyality), 2) kebanggaan bahasa (language pride), dan 3) kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm). Kesetiaan bahasa menurut konsep tersebut adalah sikap yang terdorong suatu masyarakat untuk turut mempertahankan kemandirian bahasanya, apabila perlu mencegah masuknya pengaruh asing. Kebanggaan bahasa merupakan sikap yang mendorong seseorang atau kelompok menjadikan bahasanya sebagai lambang identitas pribadi atau kelompoknya dan sekaligus membedakannya dari orang atau kelompok lain. Sedangkan kesadaran adanya norma bahasa mendorong penggunaan bahasa secara cermat, korek, santun, dan layak. Kesadaran yang demikian merupakan faktor yang sangat menentukan prilaku tutur dalam wujud pemakaian bahasa (language use). Kesetiaan bahasa, kebanggaan bahasa, dan kesadaran bahasa akan adanya norma bahasa merupakan ciri-ciri positif terhadap suatu bahasa (Menurut Garvin dan Mathiot dalam Suwito, 1989:149) B. Gambaran Objek SurveiDidalam Desa Purworejo terdapat masyarakat yang homogen dalam kesukuan tetapi heterogen dalam segi jenjang pendidikan dan profesi maupun dalam hal rentang usia. Dalam pengambilan objek survei, penulis membagi objek survei menjadi dua kelompok agar lebih variatif. Kelompok pertama adalah kelompok yang berisikan 5 pria, sedangkan kelompok 2 adalah kelompok yang berisikan 5 wanita. Objek survei pertama adalah beberapa pria yang memiliki gambaran atau ciri-ciri sebagai berikut:1. Objek survei adalah 5 orang pria yang memiliki rentang usia 30-49 tahun dan