INTERAKSI SOSIAL IMIGRAN ASING DI KOTA MAKASSAR (STUDI … · 2020. 12. 5. · Judul : Interaksi...

130
INTERAKSI SOSIAL IMIGRAN ASING DI KOTA MAKASSAR (STUDI FENOMENOLOGI DI RUMAH PENAMPUNGAN IMIGRAN KECAMATAN TAMALANREA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Sri Utami Wulansari NIM. 105381114216 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI OKTOBER, 2020

Transcript of INTERAKSI SOSIAL IMIGRAN ASING DI KOTA MAKASSAR (STUDI … · 2020. 12. 5. · Judul : Interaksi...

  • INTERAKSI SOSIAL IMIGRAN ASING DI KOTA MAKASSAR (STUDI FENOMENOLOGI DI RUMAH PENAMPUNGAN

    IMIGRAN KECAMATAN TAMALANREA)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Muhammadiyah Makassar

    Oleh Sri Utami Wulansari NIM. 105381114216

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

    OKTOBER, 2020

  • iv

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    SURAT PERNYATAAN

    Saya yang bertanda-tangan di bawah ini: Nama : SRI UTAMI WULANSARI

    Nim : 105381114216

    Jenjang : Strata Satu (S1)

    Program Studi : Pendidikan Sosiologi

    Judul : Interaksi Sosial Imigran Asing di Kota Makassar (Studi Fenomenologi di

    Rumah Penampungan Imigran Kecamatan Tamalanrea)

    Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi ini merupakan hasil penelitian,

    pemikiran dan pemaparan asli saya sendiri. Saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-

    bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagai bahan

    yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah pada Unismuh Makassar atau perguruan tinggi

    lainnya.

    Apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan

    ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku di

    Unismuh Makassar.

    Demikian pernyataan ini saya buat.

    Makassar, Oktober 2020 Yang membuat Pernyataan,

    SRI UTAMI WULANSARI Nim. 105381114216

  • v

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    SURAT PERJANJIAN

    Saya yang bertanda-tangan di bawah ini: Nama : SRI UTAMI WULANSARI

    Nim : 105381114216

    Jenjang : Strata Satu (S1)

    Program Studi : Pendidikan Sosiologi

    Judul : Interaksi Sosial Imigran Asing di Kota Makassar (Studi Fenomenologi di

    Rumah Penampungan Imigran Kecamatan Tamalanrea)

    Dengan ini menyatakan bahwa:

    Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri, bukan

    hasil jiblakan dan tidak dibuat oleh siapapun.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima

    sanksi apabila pernyataan ini tidak benar

    Makassar, Oktober 2020 Yang membuat Pernyataan,

    SRI UTAMI WULANSARI Nim. 105381114216

  • vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Man Jadda, Wajadda

    Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan berhasil

    PERSEMBAHAN

    Alhamudillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelasaikan skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini

    kupersembahkan untuk kedua orang tua tercinta serta ketiga saudaraku

  • vii

    ABSTRAK

    Sri Utami Wulansari 2020. Interaksi Sosial Imigran Asing di Kota Makassar (Studi Fenomenologi di Rumah Penampungan Imigran Kecamatan Tamalanrea). Skripsi. Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pemibimbing I Ibunda Yumriani dan Ayahanda Firdaus sebagai pembimbing II.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses interaksi sosial imigran asing dan dampak interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat sekitar rumah penampungan imigran Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancaran dan dokumentasi.

    Hasil dari penelitian ini adalah imigran asing dalam melakukan proses interaksi sosial berupa kontak sosial dan komunikasi. Sedangkan dampak interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat yaitu dampak positif dan dampak negatif. Adapun dampak postif yaitu, a. masyarakat mengetahui budaya baru, b. dapat berkomunikasi menggunakan bahasa verbal maupun non verbal, c. menghasilkan pernikahan. Sedangkan dampak negatif yaitu adanya motif perselingkuhan dan penipuan.

    Kata Kunci: Interaksi Sosial, Imigran Asing

  • viii

    ABSTRACT

    Sri Utami Wulansari 2020. Social Interaction of Foreign Immigrants in Makassar City (Phenomenology Study in the Immigrant Shelter House, Tamalanrea District). Thesis. Department of Sociology Education, Faculty of Teacher Training and Education, Muhammadiyah University of Makassar. Advisor I, Mother Yumriani and Father Firdaus as mentors II.

    This study aims to determine the social interaction process of foreign immigrants and the impact of social interaction of foreign immigrants on the community around the immigrant shelter, Tamalanrea District, Makassar City. This type of research is descriptive qualitative, using a phenomenological approach. Data collection techniques in this study were observation, interviews and documentation.

    The results of this study are foreign immigrants in the process of social interaction in the form of social contact and communication. Meanwhile, the impact of social interactions of foreign immigrants on society is positive and negative. The positive impacts, namely, a. people know the new culture, b. can communicate using verbal and non-verbal language, c. produce marriage. Meanwhile, the negative impact is the motive for infidelity and fraud. Keywords: Social Interaction, Foreign Immigrants

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan

    hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Shalawat serta salam

    tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Dalam

    penyusunan proposal ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak

    terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini,

    baik dari hal pengetahuan,waktu dan waktu. Karena penulis yakin tapa bantuan

    dan dukungan tersebut, sehingga proposal ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,

    penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Bapak Prof. Dr. H. Ambo

    Asse, M.Ag serta para Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah

    Makassar.

    2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bapak Erwin Akib, S.Pd.,

    M.Pd., Ph. D serta para Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

    3. Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Drs. H. Nurdin, M.Si

    dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Kaharuddin,

    S.Pd., M.Pd., Ph. D beserta seluruh staffnya.

    4. Ibu Dr. Yumriani, M.Pd sebagai pembimbing I (satu) dan Bapak Firdaus,

    S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II (dua) yang telah meluangkan

    waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  • x

    5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan tang tekah memberikan ilmunya kepada

    penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan

    Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat

    dikemudian hari.

    6. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat special penulis

    hanturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua

    penulis tercinta, Ayahanda Amir Djambia dan Ibunda Ramlah serta Adik

    Muhammad Alif Sofyan AR Djambia, dan Nur Azizah Azzahra, dan

    Hafizah Azzahra yang segala pengorbanannya tak akan pernah penulis

    lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka

    yang merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi

    penulis hingga saat ini.

    7. Para Informan yang telah memberikan bantuan penulis untuk mendapatkan

    informasi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

    8. Bapak pimpinan beserta para staf perpustakaan pusat, perpustakaan

    Fakultas dan keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada

    penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian

    skripsi ini.

    9. Kawan-kawanku mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi

    khususnya kawan-kawan seperjuangan kelas D yang selalu memberikan

    support kepada penulis.

  • xi

    Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah

    membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan mendapatkan pahala dari

    rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat

    bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin ya Rabbal a’lamin.

    Unismuh Makassar, Oktober 2020

    Sri Utami Wulansari

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

    SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv

    SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

    ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................. vii

    ABSTRAK BAHASA INGGRIS .................................................................. viii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

    A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6

    E. Definisi Operasional............................................................................. 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8

    A. Konsep Dasar Interaksi Sosial ............................................................. 8

    1. Pengertian Interaksi Sosial ............................................................. 8

  • xiii

    2. Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial ...................................... 9

    3. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ................................................................ 11

    4. Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial ............................... 11

    5. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial ..................................................... 12

    6. Hubungan Tindakan Sosial Dengan Interaksi Sosial ..................... 16

    B. Imigran Asing ...................................................................................... 16

    C. Landasan Teori ..................................................................................... 18

    D. Kerangka Pikir .................................................................................... 21

    E. Penelitian Relevan ................................................................................ 24

    BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 28

    A. Jenis dan Pendekatan Penelitian........................................................... 28

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 29

    C. Fokus Penelitian dan Sub Fokus Penelitian ......................................... 30

    D. Informan Penelitian .............................................................................. 31

    E. Jenis dan Sumber Data Penelitian ........................................................ 31

    F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 32

    G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33

    H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 36

    I. Teknik Keabsahan Data ...................................................................... 38

    BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................... 40

    A. Profil Kota Makassar............................................................................ 40

    1. Kota Makassar ................................................................................ 40

  • xiv

    2. Letak Geografis .............................................................................. 40

    3. Keadaan Penduduk ......................................................................... 42

    B. Profil Rumah Penampungan Imigran Kecamatan Tamalanrea ............ 43

    1. Rumah Penampungan Imigran Kecamatan Tamalanrea ................ 43

    2. Letak Geografis .............................................................................. 44

    3. Tugas Serta Fungsi Rumah Penampungan Imigran ....................... 44

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 46

    A. Hasil Penelitian .................................................................................... 46

    1. Proses Interaksi Sosial Imigran Asing di Rumah Penampungan

    Imigran Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar ........................... 46

    2. Dampak Interaksi Sosial Imigran Asing Terhadap masyarakat

    Sekitar Rumah Penampungan Imigran Kecamatan

    Tamalanrea Kota Makassar ............................................................ 54

    B. Pembahasan .......................................................................................... 61

    1. Proses Interaksi Sosial Imigran Asing di Rumah Penampungan

    Imigran Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar ........................... 61

    2. Dampak Interaksi Sosial Imigran Asing Terhadap masyarakat

    Sekitar Rumah Penampungan Imigran Kecamatan

    Tamalanrea Kota Makassar ............................................................ 64

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 68

    A. Kesimpulan .......................................................................................... 68

    B. Saran ..................................................................................................... 69

  • xv

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71

    LAMPIRAN .................................................................................................... 73

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    No Tabel Halaman

    Tabel 1.1 Lokasi Penelitian…………………………………………..30

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    No Gambar Halaman

    Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pikir……………………………………....24

    Gambar 1.2 Langkah-langkah Analisis data…………….……………….37

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Migrasi merupakan perpindahan individu atau kelompok dari suatu negara

    asal ke negara yang baru bukanlah fenomena yang baru. Selama berabad-abad

    tahun, jauh sebelum negara terbentuk individu atau kelompok telah melakukan

    perjalanan yang sangat panjang dan jauh untuk mencari kehidupan yang lebih baik

    di tempat lain. Proses globalisasi dan kemajuan teknologi telah meningkatkan

    faktor yang mendorong para imigran untuk mencari peruntungan di suatu negara,

    hal ini dapat menimbulkan aspek positif dan aspek negatif bagi masyarakat yang

    menjadi tempat persinggahan para imigran.

    Menurut pandangan sosiologis manusia adalah makhluk hidup

    berkelompok. kehidupan bersama dalam wilayah memberikan kesempatan setiap

    anggota atau warga negara bergerak bebas, sekalipun ada pembatasan untuk tidak

    dapat bergerak bebas sebab harus dihormati penguasa suatu wilayah tertentu.

    Ketika menuju konsep negara dan kedaulatan atas wilayah tertentu maka dalam

    melakukan perlintasan antar negara dan kedaulatan atas wilayah tertentu

    digunakan passport yang beri izin melalui pelabuhan atau pintu masuk. Passport

    ini biasa memuat identitas, serta negara yang mengeluarkan. Oleh karena itu,

    negara yang mengeluarkan berkewajiban melindungi dimanapun pemegang

    tersebut berada. Imigran asing yang sering terdengar di masyarakat. Ini membuat

    banyak negara melakukan penjagaan ketat atas masuknya imigran. Alasan yang

  • 2

    sering terdengar mengapa banyak negara melakukan penjagaan karena banyaknya

    gejolak yang membuat masyarakat ingin berpindah dan juga harus

    menyelamatkan diri dari gejolak tersebut. Peperangan dan pembantaian yang

    terjadi di beberapa negara membuat banyak masyarakat di sana mencari tempat

    berlindung yaitu dengan berkelana lintas negara baik ke benua amerika, afrika,

    dan asia sekalipun.

    Data The United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) per

    31 Januari 2017 menunjukkan bahwa jumlah imigran atau pengungsi yang masuk

    ke Indonesia sebanyak empat belas ribu empat ratus dua puluh lima orang, yang

    terdiri atas delapan ribu tiga puluh sembilan pengungsi dan enam ribu tiga ratus

    delapan puluh enam pencari suaka. Para pengungsi tersebut menyebar ke seluruh

    wilayah Indonesia yaitu dua ribu seratus tujuh puluh tujuh orang berada di rumah

    penampungan imigran, dua ribu tiga puluh orang di kantor imigrasi, empat ribu

    dua ratus dua puluh lima orang di community house, dan sebanyak lima ribu

    sembilan ratus sembilan puluh tiga merupakan imigran mandiri. Dalam hal ini

    Indonesia hanya memiliki tiga belas rumah penampungan imigran. Ribuan

    pengungsi dan pencari suaka tak semuanya bisa ditampung di tiga belas rumah

    penampungan punya pemerintah Indonesia. Karena faktor keterbatasan fasilitas,

    maka mereka menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia. Hanya beberapa dari

    mereka yang diproses menuju negara baru (Primawardani 2018: 180)

    Rumah Penampungan Imigran adalah sebuah penampungan yang menjadi

    tempat karantina bagi para imigran yang memasuki wilayah Indonesia. Di Kota

    Makassar, imigran dari berbagai negara yang tersebar di beberapa lokasi

  • 3

    pengungsian per Maret 2014 sebanyak seribu tiga puluh dua jiwa. Berselang lima

    tahun, tepatnya Januari 2019 total imigran di Kota Makassar sebanyak seribu

    delapan ratus lima puluh empat jiwa. Jumlah terbesar setelah Medan. Data tahun

    2016 menyebutkan terbesar kedua setelah Jakarta. Sementara itu, pengungsi yang

    terbesar di beberapa titik lokasi pengungsian (shelter) di Kota Makassar per

    Februari 2019 berjumlah lima puluh lima orang, terdiri dari dua puluh satu

    perempuan dan tiga puluh empat laki-laki (Rafsanjani 2019).

    Kebijakan Wali Kota Makassar dalam mengeluarkan izin tinggal bagi para

    pengungsi dan pencari suaka di Kota Makassar, berdasarkan penandatanganan

    Nota Kesepahaman atau MOU dengan IOM (International Organization for

    Migration) terkait penanganan pengungsi di Kota Makassar pada tanggal 23

    September 2015, dinilai turut mempengaruhi meningkatnya jumlah pengungsi dan

    pencari suaka di Kota Makassar. Selain faktor tersebut, Kota Makassar menjadi

    tempat yang banyak diminati para imigran karena dinilai sebagai tempat yang

    aman dan tenang serta orang-orangnya ramah, sehingga mereka memberikan

    informasi kepada teman-temannya yang berada di tempat lain. Dilihat dari segi

    adat istiadat kebudayaan, tutur kata, bahasa, dan nilai-nilai bahkan sampai dengan

    cara berbusana. Hal ini menjadi menarik untuk diperhatikan, dimana orang-orang

    dari kebudayaan yang berbeda mulai berinteraksi dan berkomunikasi satu sama

    lain.

    Interaksi sosial harus didahului oleh kontak dan komunikasi. Komunikasi

    sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan menggunakan

    bahasa atau tanda dan memiliki serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan

  • 4

    mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

    tujuan integrasi intrapersonal dan interpersonal (Rakhmat 2000). Untuk

    mendapatkan suatu pola hubungan yang harmonis, seorang individu diharapkan

    memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara interpersonal dengan orang

    lain sebab dalam hal ini komunikasi merupakan dasar bagi seluruh interaksi antar

    manusia.

    Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan-perasaan

    suatu kelompok manusia atau orang perseorangan dapat diketahui oleh kelompok-

    kelompok lain atau orang-orang lainnya (Soekanto 2012: 61). Komunikasi juga

    merupakan salah satu syarat terjadinya kerja sama yang perlu dikembangkan pada

    diri imigran sehingga kemampuan interaksi sosial imigran dapat berkembang

    secara optimal. Kemampuan interaksi sosial merupakan hal yang sangat penting

    bagi individu, dimana hal tersebut dapat bergaul dengan orang lain.

    Meskipun demikian, dalam aktivitas sehari-hari mereka tetap berusaha

    melakukan proses interaksi, bergaul dan bersosialisasi dengan masyarakat lokal

    dengan menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan bahkan tidak jarang mereka

    menggunakan bahasa non verbal agar dapat mengerti satu sama lain. Cara ini

    merupakan salah satu bentuk interaksi antar budaya yang terjadi di antara mereka.

    Berbagai hubungan sosial yang berkaitan dengan hubungan antar individu,

    antar individu dan kelompok serta kelompok dengan kelompok. Jika tidak ada

    interaksi sosial, maka di dunia ini tidak ada kehidupan bersama. Selain itu proses

    sosial merupakan interaksi timbal balik yang saling mempengaruhi antara manusia

  • 5

    yang satu dengan lainnya dan hubungan ini berlangsung seumur hidup di

    masyarakat.

    Beberapa penelitian terdahulu yang mengkaji seputar imigran gelap dapat

    ditelusuri antara lain melalui sejumlah studi mengenai akomodasi komunikasi

    antar budaya imigran ilegal asal Afganistan dengan masyarakat pekanbaru

    (Yozani dkk 2017) dan perilaku pacaran imigran gelap dengan masyarakat sekitar

    (Saqina 2019). Kajian yang lebih spesifik membahas tentang imigran asing di ulas

    oleh (Akbari 2016) fokus tentang pola komunikasi asal Afganistan dalam

    berinteraksi. Letak kebaruan (novelty) riset ini lebih fokus memotret proses

    interaksi sosial imigran asing serta dampak interaksi sosial imigran asing terhadap

    masyarakat sekitar rumah penampungan imigran Kelurahan Tamalanrea Kota

    Makassar.

    Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilih permasalahan yang

    berkaitan dengan imigran asing dengan melakukan penelitian yang berjudul

    “Interaksi Sosial Imigran Asing di Kota Makassar (Studi Fenomenologi di Rumah

    penampungan Imigran Kecamatan Tamalanrea)”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian

    ini adalah:

    1. Bagaimana proses interaksi sosial imigran asing di rumah penampungan

    imigran Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar?

  • 6

    2. Bagaimana dampak interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat

    sekitar rumah penampungan imigran Kecamatan Tamalanrea Kota

    Makassar?

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk menjawab semua permasalahan yang telah

    dirumuskan, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui proses interaksi sosial imigran asing di rumah

    penampungan imigran Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

    2. Untuk mengetahui dampak interaksi sosial imigran asing terhadap

    masyarakat sekitar rumah penampungan imigran Kecamatan Tamalanrea

    Kota Makassar.

    D. Manfaat Penelitian

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat

    secara teoritis maupun praktis antara lain sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    a. Hasil penelitian ini dapat memberikan pembahasan dan menjadi bahan

    informasi serta sumbangsi teoritis terkait proses interaksi sosial serta

    dampak interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat sekitar

    rumah penampungan imigran Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

    b. Sebagai salah satu sumber referensi bagi mahasiswa Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Sosiologi

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

  • 7

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi pemerintah, yakni supaya memperketat jalur masuk melalui

    wilayah-wilayah perbatasan baik melalui pintu migrasi ataupun akses

    resmi.

    b. Bagi masyarakat, dapat mengetahui budaya orang lain serta

    meningkatkan cara berkomunikasi menggunakan bahasa inggris.

    c. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai pedoman referensi dalam

    memahami interaksi sosial serta dampak interaksi sosial imigran asing

    terhadap masyarakat.

    E. Definisi Operasional

    Untuk memberi suatu pemahaman agar memudahkan peneliti maka perlu

    adanya beberapa batasan penelitian. Fokus penelitian inilah yang dioperasionalkan

    melalui indikator sebagai berikut:

    1. Interaksi sosial

    Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dilakukan oleh

    manusia dalam wujud aksi dan reaksi.

    2. Imigran asing

    Imigran asing adalah sekelompok pendatang yang masuk atau tinggal

    di sebuah negara.

  • 8

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Konsep Dasar Interaksi Sosial

    1. Pengertian interaksi sosial

    Proses sosial merupakan suatu proses hubungan antara manusia

    dengan manusia lainnya. Proses hubungan tersebut berupa interaksi sosial

    yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Interaksi sosial adalah hubungan

    antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok

    dengan kelompok. Abdul Syani (1994: 151) mengemukakan bahwa interaksi

    sosial dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak,

    yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam

    rangka mencapai tujuan tertentu. H. Bonner dalam Ahmadi (2007: 49)

    berpendapat bahwa interaksi sosial merupakan hubungan antar individu atau

    lebih di mana individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau

    memperbaiki individu yang lain atau sebaliknya. Hal itu senada dengan

    pendapat yang diungkapkan Walgito (2003: 65) yang menyatakan bahwa

    interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara individu satu dengan

    individu lainnya, dimana individu yang satu dapat mempengaruhi individu

    yang lainnya sehingga terjadi hubungan yang saling timbal balik.

    “Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok”. Kimball Young dan Raymond W. Mack 1959 dalam (Suardi, 2016: 67)

  • 9

    Pengertian lain dari interaksi sosial menurut Thibaut dan Kelly dalam

    (Ali dan Asrori, 2004: 87) yaitu peristiwa saling mempengaruhi satu sama

    lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama atau berkomunikasi satu sama

    lain. Sedangkan Suranto (2011: 5) menyatakan bahwa interaksi sosial

    merupakan suatu proses hubungan yang dinamis dan saling mempengaruhi

    antar manusia.

    Dari pendapat diatas sehingga dapat disimpulkan bahwa interaksi

    sosial adalah hubungan antara individu yang satu dengan individu yang lain,

    dimana individu yang satu mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya

    sehingga terjadi hubungan yang saling timbal balik.

    2. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial

    Kimball Young dan Raymond W Mack (1959) dalam (Suardi, 2016:

    68-70) mengatakan interaksi sosial dapat terjadi apabila memenuhi syarat-

    syarat sebagai berikut.

    a. Adanya kontak sosial (social contact)

    Kontak berasal dari kata con atau cun yang berarti

    bersama sama, dan tango yang artinya menyentuh. Jadi secara

    harfiah kontak berarti saling menyentuh. Dalam sosiologi kontak

    tidak hanya bersentuhan fisik saja, kadang-kadang bisa terjadi

    tanpa fisik, misalnya berbicara melalui telepon, menulis surat, dan

    internet. Kontak hanya dapat berlangsung apabila kedua belah

    pihak sadar akan kedudukan atau kondisi masing-masing. Untuk

  • 10

    itu kontak memerlukan kerja sama dengan orang lain. Kontak

    sosial dapat dibedakan sebagai berikut.

    1) Berdasarkan bentuknya kontak dapat dibedakan menjadi

    berikut ini antara lain, a) kontak antara individu dengan

    individu, b) kontak antar individu dengan kelompok, c)

    kontak antara kelompok dengan kelompok.

    2) Berdasarkan caranya kontak dibedakan menjadi dua

    yaitu sebagai berikut, a) kontak langsung (primer) yaitu

    hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung, b)

    kontak tidak langsung (sekunder) yaitu hubungan timbal

    balik yang memerlukan perantara (media).

    3) Berdasarkan sifatnya kontak sosial ada dua macam

    yaitu, a) kontak positif yaitu kontak sosial yang

    mengarah kepada suatu kerja sama dan b) kontak

    negatif yaitu kontak sosial yang mengarah kepada suatu

    pertentangan.

    b. Komunikasi

    Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan, ide

    ataupun gagasan kepada pihak lain agar terjadi saling

    mempengaruhi di antara keduanya.

    1) Komunikasi dibedakan menjadi dua yaitu, a)

    komunikasi lisan (verbal), yaitu komunikasi dengan

    menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh

  • 11

    kedua belah pihak dan b) komunikasi nonverbal

    (isyarat) yaitu komunikasi dengan menggunakan

    gerak-gerik badan, bahasa isyarat, ataupun

    menunjukan sikap tertentu.

    2) Syarat-syarat komunikasi dapat berlangsung apabila

    memenuhi syarat sebagai berikut, a) komunikator

    yaitu pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak

    lain, b) komunikan yaitu pihak yang menerima pesan

    dari lain, c) pesan adalah isi atau maksud yang akan

    akan disampaikan oleh setiap pihak kepada pihak lain

    dan d) umpan balik adalah tanggapan dari penerima

    pesan atau isi pesan yang disampaikan.

    3. Ciri-ciri interaksi sosial

    a. Pelakunya lebih dari satu orang.

    b. Ada komunikasi diantara pelaku melalui kontak sosial.

    c. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas

    d. Adanya dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa datang).

    4. Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial

    Interaksi sosial sebagai bentuk hubungan manusia yang menimbulkan

    aksi dan reaksi yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar individu.

    Menurut Soerjono Soekanto (2000: 37) faktor yang mempengaruhi interaksi

    sosial ada enam macam antara lain, a. Imitasi adalah proses belajar dengan

    cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Imitasi juga dapat berakibat

  • 12

    positif bila yang ditiru merupakan individu-individu baik menurut pandangan

    umum. Tetapi imitasi juga bersifat negatif jika individu yang ditiru

    berlawanan dengan pandangan umum, b. Sugesti adalah pemberian pengaruh

    pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang

    tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.

    c. Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang

    untuk menjadi sama dengan individu lain yang ditiru. Orang lain yang

    menjadi sasaran identifikasi disebut idola, d. Simpati adalah perasaan tertarik

    yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya merasa seolah olah berada

    dalam keadaan orang lain. Perasaan simpati dapat disampaikan kepada

    seseorang, sekelompok orang, maupun lembaga formal pada waktu khusus, e.

    Motivasi merupakan dorongan atau stimulus yang diberikan seseorang

    kepada orang lain sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau

    melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis serta penuh rasa tanggung

    jawab, f. Empati adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam

    perasaan orang lain baik suka maupun duka.

    5. Bentuk interaksi sosial

    Bentuk bentuk interaksi sosial secara garis besar dapat dibedakan

    menjadi dua interaksi yaitu interaksi sosial yang bersifat asosiatif dan

    interaksi sosial yang bersifat disosiatif (Soerjono Soekanto 2000).

    a. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif

    Interaksi sosial yang bersifat asosiatif dapat berbentuk

    kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.

  • 13

    1) Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang

    perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja

    sama dilakukan sejak manusia mulai berinteraksi dengan

    sesamanya. Kebiasaan kerja sama dimulai sejak kanak-kanak

    yaitu mulai dari dalam kehidupan keluarga lalu meningkat

    kelompok sosial yang lebih luas. Bentuk bentuk kerja sama

    meliputi antara lain, a) Bargaining yaitu pelaksanaan perjanjian

    mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau

    lebih, b) Cooperation yaitu penerimaan unsur-unsur baru dalam

    kepemimpinan dari suatu organisasi untuk menghindari terjadinya

    kecurangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan, c)

    Coalition yaitu gabungan antara dua organisasi atau lebih yang

    mempunyai tujuan yang sama, d) Joint venture yaitu kerja sama

    dalam usaha proyek proyek tertentu.

    2) Akomodasi adalah keseimbangan interaksi sosial dalam

    kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di masyarakat.

    Akomodasi sering terjadi dalam situasi konflik sosial. Akomodasi

    merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa

    menghancurkan pihak lawan sehingga pihak lawan tidak

    kehilangan kepribadiannya. Adapun bentuk-bentuk akomodasi

    dalam proses interaksi sosial antara lain, a) Koersi yaitu bentuk

    akomodasi yang terjadi karena adanya pelaksanaan dari pihak

    yang lebih kuat, b) Kompromi yaitu bentuk akomodasi dimana

  • 14

    pihak yang mengalami perselisihan mengurangi tuntutannya agar

    tercapai suatu penyelesaian, c) Arbitrasi yaitu bentuk akomodasi

    yang melibatkan pihak ketiga dalam menyelesaikan suatu konflik,

    d) Toleransi yaitu sikap saling menghargai dan menghormati, e)

    Mediasi yaitu bentuk akomodasi yang hampir sama dengan

    arbitrasi, namun pihak ketiga tidak mempunyai wewenang

    memutuskan masalah tetapi hanya sebatas penasihat, e) Konversi

    yaitu konflik apabila salah satu pihak bersedia mengalah dan

    menerima pendirian pihak lain, f) Konsiliasi yaitu penyelesaian

    konflik dengan jalan mempertemukan pihak-pihak yang bertikai

    di meja perundingan, g) Ajudikasi yaitu penyelesaian konflik di

    meja pengadilan, h) Stalemate yaitu bentuk akomodasi dimana

    pihak yang berselisih mempunyai kekuatan seimbang, i)

    Segregasi yaitu upaya untuk saling menghindar di antara pihak-

    pihak yang bertikai untuk mengurangi ketegangan, j) Ceasefire

    yaitu menunda perselisihan dalam jangka waktu tertentu sambil

    mengupayakan terselenggaranya penyelesaian konflik, k)

    Dispasement yaitu mengakhiri konflik dengan mengalihkan pada

    objek masing-masing.

    3) Asimilasi adalah proses yang timbul apabila ada

    kelompok masyarakat yang latar belakang kebudayaan yang

    berbeda dan saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu

    yang lama. Faktor-faktor yang mendorong mempermudah proses

  • 15

    asimilasi (Soerjono Soekanto 2000) adalah sebagai berikut, a)

    Toleransi, keterbukaan, saling menghargai, dan menerima unsur-

    unsur kebudayaan, b) Kesempatan yang sama dalam bidang

    ekonomi, c) Sikap menghargai orang asing dengan

    kebudayaannya, d) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa

    dalam masyarakat, e) Perkawinan campuran dari kelompok yang

    berbeda kebudayaan, f) Persamaan dalam unsur-unsur

    kebudayaan universal. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat

    terjadinya asimilasi antara lain, a) Kelompok terisolasi atau

    terasing, b) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru

    yang dihadapi, c) Prasangka negatif terhadap pengaruh budaya, d)

    Perasaan primordial bahwa kebudayaan sendiri lebih baik

    daripada kebudayaan lain e) Golongan minoritas mengalami

    gangguan oleh penguasaan.

    4) Akulturasi adalah proses sosial yang timbul karena

    penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing tanpa

    menghilangkan unsur-unsur kebudayaan asli.

    2. Interaksi sosial bersifat disosiatif.

    Interaksi sosial yang bersifat disosiatif mengarah kepada

    bentuk pertentangan atau konflik yang berwujud persaingan,

    kontravensi, pertikaian, dan permusuhan. Interaksi sosial bersifat

    disosiatif disebut pula proses oposisi. Konflik atau pertentangan

    adalah suatu proses yang terjadi apabila ada individu atau

  • 16

    kelompok berusaha mencapai tujuan dengan jalan menentang

    pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.

    6. Hubungan tindakan sosial dengan interaksi sosial

    Antara tindakan dan interaksi sosial mempunyai hubungan yang

    sangat erat. Tindakan sosial merupakan salah satu bentuk tindakan yang

    mempengaruhi atau berkaitan dengan orang lain. Dalam melakukan tindakan-

    tindakan sosial, manusia tidak bisa melepaskan peran dirinya sebagai

    makhluk individu dan sosial, karena pada hakikatnya manusia tidak bisa

    hidup tanpa bantuan dari orang lain. Hal itu disebabkan manusia selalu

    melakukan hubungan sosial atau disebut interaksi sosial. Hubungan sosial

    dapat dilakukan antara individu dengan individu, antara individu dengan

    kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok. Dalam hal ini, Interaksi

    sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas atau tindakan-

    tindakan sosial.

    B. Imigran asing

    Imigran adalah orang yang melakukan perpindahan dari suatu negara

    ke negara lain yang bukan negaranya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,

    imigran adalah orang yang datang dari dari negara lain dan tinggal menetap di

    suatu negara. Dahulu istilah imigran tidak terbatas pada manusia sebagai

    pelakunya, namun juga dapat digunakan pada hewan dan benda-benda yang

    dibawah pindah melintasi suatu negara. Awalnya perpindahan penduduk ini

    terjadi disebabkan oleh peperangan dan bencana alam, sehingga para

    penduduk mencari wilayah lain yang lebih aman. Kemudian istilah imigran

  • 17

    dipersempit terbatas pada manusia saja setelah negara-negara mengalami

    perkembangan yang secara otomatis juga menciptakan undang-undang dan

    peraturan. Imigran sendiri dalam pemetaan jenis-jenis perpindahan manusia

    masuk dalam kategori migrasi. Sedangkan proses migrasi sudah berlangsung

    sejak jaman dahulu kala dalam sejarah kebudayaan manusia. Gerak

    perpindahan dari suku bangsa ke suku bangsa lainya atau dari suatu tempat ke

    tempat lainnya di muka bumi. Migrasi tentu juga akan menyebabkan

    terjadinya pertemuan antar manusia dengan kebudayaan yang berbeda-beda

    sehingga terjadi proses akulturasi. Imigran dapat diklasifikasikan menjadi 2

    yaitu,

    1. Imigran legal

    Imigran legal adalah imigran yang memiliki surat

    perjalanan yang sah dan izin tinggal tetap di wilayah Indonesia

    dengan maksud dan tujuan yang jelas sebagaimana dicantumkan

    dalam visa. Dalam pasal 3 Undang-Undang Keimigrasian diatur

    bahwa:

    “Setiap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia wajib memiliki surat perjalanan, atau tanda tertentu yang dapat mengizinkan orang tersebut untuk masuk atau keluar dari wilayah Indonesia, yaitu berupa izin atau tanda bertolak”.

    Sedangkan dalam Pasal 8 Undang-Undang Keimigrasian,

    pejabat imigrasi berhak menolak atau tidak memberi izin kepada

    Warga Negara Asing untuk masuk ke wilayah Indonesia jika

    tidak memiliki surat perjalanan yang sah dan visa.

  • 18

    2. Imigran ilegal atau ilegal immigrant

    Imigran gelap adalah orang-orang yang masuk ke

    Indonesia baik secara sah maupun tidak yang dikarenakan satu hal

    menjadi tidak jelas statusnya. Imigran gelap terbagi menjadi dua

    yaitu, 1) Illegal stay yaitu orang asing yang masuk ke Indonesia

    secara sah dan berdiam di Indonesia kemudian menjadi tidak sah

    karena overstay, dan 2) Illegal Entry yaitu orang asing yang

    masuk ke Indonesia dengan tidak sah tanpa surat perjalanan dan

    tidak melalui berstatus stateless adalah seorang imigran gelap

    yang tidak dianggap warga oleh Negara maupun atau seseorang

    yang tidak menikmati hak fundamental seperti warga lainnya di

    Negara tempat tinggalnya.

    C. Landasan teori

    Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditetapkan beberapa teori yang

    berkaitan sebagai berikut:

    1. Teori tindakan sosial

    Dari konsep yang telah tertera di atas, maka penelitian ini menggunakan

    teori tindakan yang dikemukakan oleh Max Weber dalam memperkenalkan

    konsep pendekatan verstehen untuk memahami makna tindakan seseorang,

    berasumsi bahwa seseorang dalam bertindak tidak hanya sekedar melaksanakan,

    tetapi juga menempatkan diri dalam lingkungan berpikir dan perilaku orang lain.

    Konsep pendekatan ini lebih mengarah pada suatu tindakan bermotif pada tujuan

  • 19

    yang hendak dicapai atau in order to motive (Waters, 1994: 34-35) dalam

    (Wirawan, 2012: 134)

    Max Weber mengklasifikasikan ada empat jenis tindakan sosial sebagai

    berikut:

    a. Tindakan rasional bersifat instrumental, adalah tindakan yang

    ditujukan pada pencapaian tujuan-tujuan yang secara rasional

    diperhitungkan dan diupayakan sendiri oleh individu yang

    bersangkutan.

    b. Tindakan yang rasional berdasarkan nilai (value rational action) yang

    dilakukan untuk alasan-alasan dan tujuan-tujuan yang ada kaitannya

    dengan nilai-nilai yang diyakini secara personal tanpa

    memperhitungkan prospek-prospek yang ada kaitannya dengan

    berhasil atau gagalnya tindakan tersebut.

    c. Tindakan afektif, yang ditentukan oleh kondisi-kondisi dan orientasi-

    orientasi emosional individu.

    d. Tindakan tradisional yang ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang

    sudah mengakar secara turun temurun dan tindakan tradisional yang

    ditentukan kebiasaan-kebiasaan yang sudah mengakar secara turun

    temurun (Narwoko, 2011:18)

    Max Weber mengakui bahwa empat jenis tindakan sosial yang diutarakan

    adalah merupakan tipe ideal dan jarang biasa ditemukan dalam kenyataan. Tetapi,

    lepas dari soal itu, apa yang hendak disampaikan Weber adalah bahwa tindakan

  • 20

    sosial, apapun wujudnya hanya dapat dimengerti menurut arti subjektif dan pola-

    pola motivasional yang berkaitan dengan itu.

    Menurut penulis berbicara mengenai teori Max Weber tentang tindakan

    sosial tersebut sangat erat kaitannya dengan interaksi sosial imigran asing yaitu,

    a.) tindakan rasional bersifat instrumental yang dimana aktor dalam melakukan

    interaksi sosial ditujukan untuk mencapai suatu tujuan-tujuan yang diinginkan b.)

    tindakan rasional berdasarkan nilai yaitu aktor dalam melakukan interaksi sosial

    dengan maksud untuk mendapatkan nilai di masyarakat, c.) tindakan afektif yaitu

    aktor menggunakan sebuah perasaan dalam melakukan interaksi sosial yang

    secara spontan kepada para imigran maupun masyarakat lokal, dan d.) tindakan

    tradisional merupakan dimana aktor dalam melakukan interaksi sosial masih

    terbiasa menggunakan bahasa mereka sendiri.

    2. Teori interaksionisme simbolik

    Dari konsep yang tertera di atas, maka penelitian ini menggunakan teori

    interaksionisme simbolik yang dikemukakan oleh Herbert Blumer (1962) dalam

    (Ritzer 2016: 52) yaitu interaksionisme simbolik menunjuk kepada sifat khas dari

    interaksi antar manusia. Kekhasannya adalah bahwa manusia saling

    menerjemahkan dan saling mendefinisikan tindakannya yang bukan hanya

    sekedar reaksi belaka dari tindakan seseorang terhadap orang lain. Tanggapan

    seorang tidak dibuat secara langsung terhadap tindakan orang lain, tetapi

    didasarkan atas makna yang diberikan terhadap tindakan orang lain itu. Interaksi

    antar individu, diantarai oleh penggunaan simbol-simbol atau dengan saling

    berusaha untuk saling memahami maksud dari tindakan masing-masing.

  • 21

    Dalam masyarakat, setiap manusia atau individu selalu beraktivitas maupun

    melakukan perbuatan demi memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk itu manusia

    berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi sosial, setiap aktivitas atau perbuatan

    yang dilakukan manusia pada intinya menunjukkan suatu penyampaian makna

    atau maksud kepada manusia lainnya.

    Teori interaksionisme simbolik merupakan sebuah teori yang berusaha

    menjelaskan tingkah laku manusia melalui analisis makna. Adanya reaksi yang

    menimbulkan makna dari individu satu dengan yang lain dapat timbul karena

    adanya suatu interaksi sosial.

    Inti dari teori interaksionisme simbolik adalah suatu aktivitas yang

    merupakan ciri khas manusia, yaitu komunikasi atau pertukaran simbol yang

    diberi makna. Hal ini bisa dapat dilihat dari interaksi sosial imigran asing yang

    berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan memiliki simbol-simbol tersendiri

    dalam berkomunikasi untuk melakukan interaksi dan bahkan mereka

    menggunakan simbol-simbol baru yang mereka peroleh dari lingkungan barunya.

    D. Kerangka Pikir

    Kota Makassar menjadi tempat yang banyak diminati para imigran karena

    dinilai sebagai tempat yang aman dan tenang serta orang-orangnya ramah. Mereka

    menjalin hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain, baik antara para

    imigran asing ataupun dengan masyarakat sekitar. Dari situlah kita dapat melihat

    betapa uniknya interaksi yang terjalin. Interaksi sosial merupakan hubungan

    timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok serta

    kelompok dengan kelompok untuk saling mempengaruhi.

  • 22

    Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial, oleh sebab itu tanpa

    adanya interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi

    sosial di rumah penampungan imigran Kec. Tamalanrea antara imigran asing

    dengan imigran asing lainnya sudah berjalan dengan baik dan bahkan sangat

    jarang terjadi perselisihan. Mereka saling mengadakan kontak sosial dan

    berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Kontak sosial dilakukan secara

    langsung maupun tidak langsung diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari mereka

    berupa kerjasama dalam hal membersihkan rumah penampungan imigran,

    bernyanyi bersama bahkan makan bersama-sama. Melalui kegiatan sehari-hari

    mereka dapat mudah untuk berkomunikasi. Komunikasi mempunyai arti bahwa

    seseorang dapat memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud

    pembicaraan, gerak badan atau sikap, perasaan apa saja yang ingin disampaikan

    oleh individu yang kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin

    disampaikan oleh orang tersebut.

    Imigran asing dalam melakukan komunikasi di rumah penampungan

    imigran sudah berjalan dengan baik karena mereka tidak pernah mengalami

    kesulitan dalam berkomunikasi antara imigran yang berbeda negara. Hal tersebut

    dapat dilihat dari komunikasi verbal (kata-kata) maupun non verbal (non kata-

    kata). Begitu juga dengan reaksi atau respon dari imigran. Bahkan mereka mau

    menanggapi dan mendengarkan tanpa membeda-bedakan antar imigran yang

    berbeda negara, hal tersebut dapat bisa terjadi karena cara penyampaian

    komunikasi yang baik.

  • 23

    Imigran asing dalam melakukan interaksi sosial bukan hanya dengan

    imigran asing saja, tetapi imigran asing juga berinteraksi dengan masyarakat lokal

    sekitar rumah penampungan imigran. Oleh karena itu dengan adanya interaksi

    sosial yang terjalin pastinya memberikan berbagai dampak terhadap masyarakat

    lokal, baik dampak positif maupun dampak negatif.

    Adapun dampak positif interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat

    lokal sekitar rumah penampungan imigran Kec. Tamalanrea yaitu, masyarakat

    lokal bisa belajar budaya imigran asing tanpa harus pergi ke negara tempat

    imigran berasal, masyarakat lokal dalam berkomunikasi dengan imigran asing

    sedikit demi sedikit sudah bisa berkomunikasi menggunakan bahasa inggris

    maupun bahasa isyarat bahkan seiring berjalannya waktu dengan melakukan

    interaksi sosial antara imigran asing dengan masyarakat lokal untuk dapat

    memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dengan adanya interaksi yang dijalani

    sehingga menghasilkan beberapa hubungan, baik hubungan pertemanan,

    hubungan kerjasama ekonomi, hingga hubungan pacaran.

    Sedangkan dampak negatif adanya interaksi sosial imigran asing dengan

    masyarakat sekitar yaitu adanya motif perselingkuhan yang dilakukan imigran

    asing dengan istri masyarakat lokal bahkan terdapat pula motif penipuan imigran

    asing mendekati perempuan dengan alasan berpacaran tetapi pada dasarnya hal

    tersebut hanya semata-mata untuk memenuhi kepentingan pribadi imigran asing.

  • 24

    Bagan Kerangka Pikir

    Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pikir

    E. Penelitian Relevan

    Penelitian terdahulu yang mengkaji seputar imigran gelap dapat ditelusuri

    antara lain melalui sejumlah studi mengenai akomodasi komunikasi antar budaya

    imigran ilegal asal Afganistan dengan masyarakat pekanbaru (Yozani dkk 2017)

    dan perilaku pacaran imigran gelap dengan masyarakat sekitar (Saqina 2019).

    Kajian yang lebih spesifik membahas tentang imigran asing di ulas oleh (Akbari

    2016) fokus tentang pola komunikasi asal Afganistan dalam berinteraksi.

    Rumah Penampungan Imigran (Tamalarea)

    Interaksi Sosial

    Komunikasi Sosial Kontak Sosial

    Dampak Interaki Sosial 1. Positif

    a. Kebudayaan baru b. Komunikasi verbal dan non verbal c. Berpacaran/kawin

    2. Negatif a. Perselingkuhan b. Penipuan

  • 25

    Akomodasi komunikasi antar budaya imigran ilegal asal Afganistan

    dengan masyarakat kota Pekanbaru (Yozani dkk., 2017). Penelitian ini

    menjelaskan suatu proses adaptasi antar budaya dengan adanya bentuk akomodasi

    komunikasi. Akomodasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan,

    memodifikasi, atau mengatur perilaku seseorang dalam responnya terhadap orang

    lain (West dan Tumer, 2008: 217). Communication Accommodation Theory

    (CAT) memberikan perhatian pada interaksi memahami antara orang-orang dari

    kelompok yang berbeda dengan menilai bahasa, perilaku nonverbal dan

    penggunaan paralinguistic dalam hal ini kelompok imigran ilegal asal Afganistan.

    Kemampuan Imigran Ilegal asal Afganistan dengan petugas rudenim atau

    masyarakat di Kota Pekanbaru tidak selalu lancar dikarenakan mulai dari

    perbedaan persepsi, bahasa, perilaku, nonverbal, serta nilai-nilai sosial masyarakat

    yang berlaku.

    Sementara itu penelitian yang mengkaji tentang perilaku pacaran bagi

    imigran gelap dengan warga sekitar rumah detensi di pasar induk puspa agro

    (Saqina 2019) yaitu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara para

    imigran dan warga lokal berpacaran, tujuan para imigran dan warga lokal

    berpacaran, serta fungsi pacaran yang dilakukan oleh para imigran dan warga

    lokal. Hubungan pacaran ini menarik peneliti karena adanya larangan menikah

    bagi imigran dan warga sehingga hubungan mereka berseberangan dengan

    peraturan imigrasi. Teori fungsionalisme yang dikemukakan oleh Malinowski

    digunakan dalam penelitian ini karena teori tersebut menjelaskan bahwa semua

    unsur kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat di mana unsur itu terdapat.

  • 26

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil yang didapat dari

    penelitian ini mengenai cara imigran dan pacarnya berkenalan, yaitu melalui

    media sosial atau berkenalan secara langsung. Pacaran yang dilakukan para

    imigran bertujuan untuk mengisi waktu luang, bersenang-senang, serta untuk

    pemanfaatan ekonomi kepada wanita lokal seperti berbelanja keperluan sehari-

    hari imigran. Hubungan seksual menjadi fungsi dalam hubungan yang dijalani

    oleh imigran gelap dan lokal.

    Adapun penelitian yang mengkaji pola komunikasi pencari suaka asal

    Afganistan dalam berinteraksi di rumah detensi imigran pekanbaru (Akbari 2016)

    yaitu penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan

    pemilihan informasi menggunakan teknik purposive sampling, yang menyeleksi

    tiga informasi terpilih, yaitu seorang KASUBSI keamanan Rumah Detensi

    Imigrasi Pekanbaru, dan dua orang pencari suaka asal Afganistan. Teknik

    pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, serta

    dokumentasi. Untuk teknik pengumpulan data, mengacu pada model interaktif

    Huberman dan Miles. Untuk pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik

    perpanjangan keikutsertaan dan triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukan

    bahwa pola komunikasi pencari suaka Afganistan terbagi menjadi dua yaitu, Pola

    komunikasi internal yang menggunakan skema semua saluran dimana satu sama

    lain bisa saling berinteraksi dan mempengaruhi, kemudian pada pola komunikasi

    eksternal leader akan keluar dari lingkaran skema semua saluran dan bertugas

    sebagai penerjemah bagi anggota kelompoknya dan pihak eksternal yang menjadi

    lawan bicara. Dalam berinteraksi mereka menggunakan komunikasi verbal yang

  • 27

    dengan bahasa parsi untuk internal kelompok dan bahasa inggris untuk eksternal

    kelompok, didukung dengan komunikasi non verbal pesan fersial, gestural dan

    postural.

    Penelitian ini juga mengkaji tentang imigran asing. Letak kebaruan

    (novelty) riset ini lebih fokus memotret proses interaksi sosial imigran asing serta

    dampak interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat sekitar rumah

    penampungan imigran Kelurahan Tamalanrea Kota Makassar.

  • 28

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model atau desain penelitian

    deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

    berupa informasi lisan dari orang–orang dan perilaku yang dapat diamati

    memperoleh fakta-fakta dan keterangan-keterangan secara faktual mengenai

    Interaksi sosial imigran asing di rumah penampungan imigran Kelurahan

    Tamalanrea Kota Makassar.

    Menurut Moleong (2005), penelitian kualitatif adalah penelitian yang

    bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

    penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistic, dan

    dengan cara deskripsi dalam dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

    konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

    alamiah.

    Menurut Sugiyono (2012:9) metode penelitian dengan pendekatan

    kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

    postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

    (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen

    kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis

    data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari

    pada generalisasi.

  • 29

    Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif deskriptif

    ini yaitu pendekatan fenomenologi. Alasan peneliti menggunakan pendekatan

    fenomenologi yaitu untuk mendalami dan menggambarkan tentang interaksi sosial

    imigran asing di rumah penampungan imigran Kelurahan Tamalanrea Kota

    Makassar. Hasil penelitian ditekankan pada memberikan gambaran secara objektif

    tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diselidiki.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Lokasi penelitian ini terletak di Kelurahan Tamalanrea Kota Makassar.

    adapun rancangan kriteria pemilihan lokasi yaitu:

    Rancangan Kriteria Pemilihan Lokasi Penelitian

    Lokasi Penelitian Penelitian ini terkait dengan interaksi sosial imigran

    asing di rumah penampungan imigran Kelurahan

    Tamalanrea Kota Makassar.

    Peristiwa/

    Persoalan (issu)

    Kota Makassar merupakan tempat yang banyak

    diminati para imigran karena dinilai sebagai tempat

    yang aman dan tenang serta orang-orangnya ramah,

    sehingga mereka memberikan informasi kepada

    teman-temannya yang berada di tempat lain. Dilihat

    dari segi adat istiadat kebudayaan, tutur kata, bahasa,

    dan nilai-nilai bahkan sampai dengan cara berbusana.

    Hal ini menjadi menarik untuk diperhatikan, dimana

    orang-orang dari kebudayaan yang berbeda mulai

    berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain.

  • 30

    Meskipun demikian, dalam aktivitas sehari-hari

    mereka tetap berusaha melakukan proses interaksi,

    bergaul dan bersosialisasi dengan masyarakat lokal

    dengan menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan

    bahkan tidak jarang mereka menggunakan bahasa

    non verbal agar dapat mengerti satu sama lain. Cara

    ini merupakan salah satu bentuk interaksi antar

    budaya yang terjadi di antara mereka.

    Tabel 1.1 Lokasi Penelitian

    Adapun waktu Penelitian ini mulai dilakukan pada saat surat izin

    penelitian terbit yang dimulai pada tanggal 24 Juli – 20 September 2020.

    C. Fokus Penelitian dan Sub Fokus Penelitian

    Penelitian ini difokuskan bagaimana proses interaksi sosial dan dampak

    interaksi sosial imigran asing di rumah penampungan imigran Kelurahan

    Tamalanrea Kota Makassar. Oleh karena itu peneliti akan menentukan beberapa

    sub fokus penelitian yang dianggap dapat memberikan informasi jawaban yang

    sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti antara lain yaitu Imigran asing

    yang menyajikan berbagai informasi tentang proses interaksi sosial serta dampak

    dari interaksi sosial, masyarakat yang berinteraksi langsung dengan para imigran

    di sekitar rumah penampungan imigran Kelurahan Tamalanrea Kota Makassar dan

    ketua RT yang dapat memberikan informasi tentang imigran asing.

  • 31

    D. Informan Penelitian

    Dalam pengambilan data digunakan teknik snowball sampling. Dalam

    penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena

    dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan,

    maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi

    data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya,

    sehingga jumlah sampel semakin banyak.

    Adapun informan dalam penelitian ini antara lain:

    1. Informan kunci yaitu ketua RT yang mengetahui interaksi sosial

    imigran asing serta dampak interaksi sosial terhadap masyarakat

    2. Informan utama yaitu imigran asing yang melakukan interaksi sosial

    baik sesame imigran maupun dengan masyarakat lokal sekitar rumah

    penampungan imigran

    3. Informan pendukung yaitu masyarakat yang melakukan interaksi sosial

    dengan imigran asing

    E. Jenis dan Sumber Data Penelitian

    Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    a. Data Primer

    Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung

    dari informan melalui wawancara, observasi dan dokumen. Data primer

    diperoleh dari hasil penelitian di lapangan secara langsung dari

    sumbernya serta pihak-pihak yang bersangkutan dengan masalah yang

  • 32

    akan dibahas terkait dengan interaksi sosial imigran asing serta dampak

    interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk membantu

    menyelesaikan data primer yang didapatkan dari blog, web, hasil telaah

    buku referensi, jurnal dan skripsi yang berkaitan dengan interaksi sosial

    imigran asing di rumah penampungan imigran Kec. Tamalanrea Kota

    Makassar. Untuk memperoleh data sekunder, peneliti mengumpulkan

    data melalui informasi secara tertulis, gambar-gambar dan bagan-bagan

    yang berhubungan dengan masalah penelitian yaitu interaksi sosial

    imigran asing dan dampak interaksi sosial imigran asing dengan

    masyarakat.

    F. Instrumen Penelitian

    Dalam penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti sendiri,

    selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan di

    kembangkan instrumen penelitian sederhana yang dapat melengkapi data serta

    membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi maupun

    wawancara (Sugiyono 2016: 307).

    Instrumen penelitian merupakan alat-alat yang akan digunakan untuk

    mengumpulkan data atau informasi untuk keperluan penelitian (Ahmadi 2013:

    102). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan key instrument atau peneliti

    sendiri dan dibantu dengan alat antara lain sebagai berikut:

  • 33

    1. Instrumen yang digunakan dalam proses observasi kualitatif adalah

    antara lain, catatan lapangan, pulpen. Catatan lapangan ini merupakan

    catatan yang interaksi sosial imigran asing serta dampak interaksi

    sosial terhadap masyarakat.

    2. Instumen yang digunakan dalam proses wawancara adalah kamera,

    yang merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengabadikan atau

    merekam sebuah kejadian maupun gambar. Perekam suara, alat yang

    digunakan untuk merekam suara secara analog dari informasi

    penelitian pada saat pengambilan informasi.

    3. Instrumen dokumen merupakan instrumen yang digunakan untuk

    menemukan referensi terkait apa diteliti oleh peneliti diantaranya, buku

    dan jurnal

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

    penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

    mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

    yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2015: 62). Teknik

    pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi langsung,

    wawancara, dan dokumentasi. Peneliti dapat berinteraksi langsung dengan subjek

    penelitiannya, yaitu interaksi sosial imigran asing dan dampak interaksi sosial

    imigran terhadap masyarakat sekitar rumah penampungan imigran Kec.

    Tamalanrea Kota Makassar.

  • 34

    a. Observasi

    Penelitian ini menggunakan metode observasi. Observasi adalah

    proses pengamatan yang dilakukan oleh peneliti (pengamat) terhadap

    subjek penelitian (sumber data). Observasi kualitatif adalah peneliti

    langsung turun ke lapangan untuk mengamati interaksi sosial imigran

    asing di rumah penampungan imigran maupun di lingkungan masyarakat.

    Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat secara terstruktur

    maupun semi struktur (misalnya, mengajukan sejumlah pertanyaan yang

    memang ingin diketahui oleh peneliti), aktivitas-aktivitas di lokasi

    penelitian. Para peneliti kualitatif juga terlibat dalam peran-peran yang

    beragam, mulai dari sebagai non-informan hingga informan utuh.

    Sebagaimana Sugiyono (2014: 145) menjelaskan bahwa dilihat dari segi

    proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi

    observasi berperan serta non participant observation, selain itu jika dilihat

    dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dibedakan

    menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

    Pada umumnya observasi ini bersifat terbuka di mana peneliti

    mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan yang memungkinkan

    informan bebas memberikan pandangan-pandangan mereka. Pengamatan

    (observasi) dilakukan pada aktivitas interaksi sosial imigran asing di

    rumah penampungan imigran serta dampak interaksi sosial imigran asing

    terhadap masyarakat di sekitar rumah penampungan imigran Kec.

    Tamalanrea Kota Makassar.

  • 35

    b. Wawancara

    Lexy J. Moleong (2012: 186) menjelaskan bahwa wawancara

    adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak,

    yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan terwawancara

    yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Peneliti

    melakukan wawancara berhadap-hadapan, wawancara yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, karena peneliti telah

    menyiapkan instrumen wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis

    yang disusun secara sistematis. Sebelum melakukan wawancara peneliti

    menjadwalkan waktu dan tempat wawancara dengan informan, selain itu

    peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai gambaran

    pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti kepada informan yang

    bertujuan agar informan dapat mempersiapkan diri untuk menjawab

    pertanyaan peneliti. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini

    berkaitan dengan interaksi sosial imigran asing dan dampak interaksi

    sosial imigran asing terhadap masyarakat sekitar rumah penampungan

    imigran Kec. Tamalanrea Kota Makassar.

    c. Dokumentasi

    Selama proses penelitian, peneliti mengumpulkan dokumen-

    dokumen kualitatif. Dokumen ini berupa dokumen publik seperti buku,

    skripsi, jurnal, artikel, blog ataupun web. Penelitian ini menggunakan

    teknik dokumentasi dengan maksud sebagai pelengkap dari penggunaan

    teknik pengumpulan data observasi dan wawancara, sehingga data hasil

  • 36

    penelitian yang diperoleh akan lebih kredibel/ dapat dipercaya.

    H. Teknik Analisis Data

    Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

    ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

    dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Tujuan

    analisis data adalah untuk menyempitkan dan membatasi penemuan sampai

    menjadi suatu data yang teratur serta tersusun sistematis dan lebih rapi. Analisis

    data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

    menganalisis data, memilah–milah menjadi satuan yang dapat dikelola,

    mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting

    dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain

    (Moleong, 2012: 280-281).

    Teknik analisis data yang dimaksud adalah proses pengelolaan data yang

    telah dikumpulkan oleh peneliti dengan cara mengacu pada aturan atau metode

    penelitian yang digunakan. Untuk penelitian kualitatif, analisis data dapat

    dilakukan pada gambar berikut yang merupakan model analisis data kualitatif:

    Membaca Berulang-Ulang Pengumpulan Data

    Transkripsi Data

    Tema-tema Data Kategori Data Organisasi Data

    Demonstrasi Tingkat Kepercayaan dan Keabsahan Data Tahap Kejenuhan Data

    Laporan Hasil Reduksi Data

  • 37

    Gambar 1.2 Langkah-langkah Analisis Data

    Adapun penjelasan bagan di batas yaitu sebagai berikut:

    1. Pengumpulan data yaitu kegiatan mencari data di lapangan untuk

    memecahkan permasalahan peneliti

    2. Transkripsi data adalah peneliti membuat catatan tentang data yang

    didapat

    3. Membaca berulang-ulang, dimana peneliti membaca berulang-ulang apa

    yang peneliti catat

    4. Organisasi data merupakan pengelompokkan data-data seperti data

    tentang interaksi sosial imigran asing di Kelurahan Tamalanrea Kota

    Makassar

    5. Kategori data seperti data yang dikelompokkan yaitu data dari informan

    kunci, utama, dan tambahan

    6. Tema-tema data yakni mengaitkan judul peneliti apa yang didapat

    dilapangan

    7. Demonstrasi tingkat kepercayaan dan keabsahan data adalah

    membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan

    penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh

    dilapangan

    8. Hasil reduksi data yaitu suatu bentuk analisis yang menajamkan,

    menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

    mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-

    kesimpulan finalnya

  • 38

    9. Laporan merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

    dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan

    ditaati oleh masyarakat keilmuan.

    I. Teknik Keabsahan Data

    Teknik keabsahan data adalah upaya yang dilakukan dengan cara

    menganalisa atau memeriksa data, mengorganisasikan data, mencari dan

    menemukan pola, menemukan apa yang penting berdasarkan kebutuhan dalam

    penelitian dan memutuskan apa yang dapat dipublikasikan. Langkah analisis data

    akan melalui beberapa tahap yaitu, mengelompokkannya, memilih dan memilah

    data lalu kemudian menganalisanya. Untuk memperkuat keabsahan data, maka

    peneliti melakukan usaha-usaha yaitu diteliti kredibilitasnya dengan melakukan

    teknik triangulasi data. Triangulasi merupakan teknik yang digunakan untuk

    menguji kepercayaan data (memeriksa keabsahan data atau verifikasi data), yang

    dapat digunakan untuk keperluan mengadakan pengecekan atau pembanding

    terhadap data yang telah dikumpulkan.

    Dalam penelitian ini, keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi.

    Menurut Sugiyono (2013) triangulasi kredibilitas tersebut diartikan sebagai

    pengecekan data dari berbagai sumber, cara dan berbagai waktu. Dengan

    demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi waktu dan triangulasi teknik

    pengumpulan data. Teknik keabsahan data tersebut dapat dijelaskan sebagai

    berikut:

    a. Triangulasi sumber, yaitu mengumpulkan data dari imigran asing

    terkait interaksi sosial imigran asing di rumah penampungan imigran

  • 39

    Kec. Tamalanrea Kota Makassar. Serta mengumpulkan berbagai data

    dari masyarakat tentang dampak interaksi sosial imigran asing terhadap

    masyarakat.

    b. Triangulasi waktu, yaitu data yang dikumpulkan pada tanggal 13

    Agustus – 28 Agustus 2020 mengenai interaksi sosial imigran asing

    dan dampak interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat sekitar

    rumah penampungan imigran Kec. Tamalanrea Kota Makassar.

    c. Triangulasi teknik, yaitu untuk menguji keabsahan data yang dilakukan

    dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

    yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh melalui wawancara,

    kemudian di cek dengan observasi, dan dokumentasi. Bila dengan tiga

    keabsahan data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti

    melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan

    atau yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau

    mungkin semuanya benar karena mempunyai sudut pandang yang

    berbeda-beda.

  • 40

    BAB IV

    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Profil Kota Makassar

    1. Kota Makassar

    Kota Makassar pada masa H. M. Daeng Patompo (1965-1978)

    menjabat walikota Madya Makassar yaitu pada tanggal 1 September 1971

    berubah nama menjadi Kota Ujung Pandang. Kemudian pada tanggal 13

    Oktober 1999 berubah kembali namanya menjadi Kota Makassar. Kota

    Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan jalur

    lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam provinsi di Sulawesi, dari wilayah

    kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara

    ke wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah kota Makassar

    berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5.8 derajat lintang selatan

    dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut.

    Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 -5

    derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai.Tallo yang

    bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di

    selatan kota.

    2. Letak geografis

    Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih

    175.77 Km² daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas

    wilayah perairan kurang lebih 100 Km². Jumlah kecamatan di kota Makassar

  • 41

    sebanyak 14 kecamatan dan memiliki 143 kelurahan. Diantara kecamatan

    tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan

    Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya.

    Secara geografis wilayah kota Makassar berada pada koordinat

    119 derajat bujur timur dan 5.8 derajat lintang selatan dengan ketinggian

    yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Dengan batas

    wilayah :

    Utara : Kabupaten Kepulauan Pangkajene

    Selatan : Kabupaten Bone

    Barat : Selat Makassar

    Timur : Kabupaten Maros

    Letak Kota Makassar berada di tengah diantara pulau-pulau besar

    lain dari wilayah kepulauan nusantara sehingga menjadikan Kota Makassar

    dengan sebutan “angin mammiri” ini menjadi pusat pergerakan spasial dari

    wilayah Barat ke bagian Timur maupun Utara ke Selatan Indonesia. Dengan

    posisi ini menyebabkan Kota Makassar memiliki daya tarik kuat bagi para

    imigran dari daerah Sulawesi Selatan itu sendiri maupun daerah lain seperti

    provinsi yang ada di kawasan Timur Indonesia untuk datang mencari tempat

    tinggal dan lapangan pekerjaan.

    Kota Makassar cukup unik dengan bentuk menyudut di bagian

    Utara, sehingga mencapai dua sisi pantai yang saling tegak lurus di bagian

    Utara dan Barat. Di sebelah Utara kawasan pelabuhan hingga Tallo telah

    berkembang kawasan campuran termasuk di dalamnya armada angkutan laut,

  • 42

    perdagangan, pelabuhan rakyat dan samudra, Sebagai rawa-rawa, tambak,

    dan empang dengan perumahan kumuh hingga sedang. Kawasan pesisir dari

    arah Tengah ke bagian Selatan berkembang menjadi pusat kota fasilitas

    perdagangan, pendidikan, pemukiman, fasilitas rekreasi dan resort yang

    menempati pesisir pantai membelakangi laut yang menggunakan lahan hasil

    reklamasi pantai.

    Hal tersebut menjadikan beban kawasan pesisir Kota Makassar saat

    ini dan dimasa mendatang akan semakin berat terutama dalam hal daya

    dukung dan aspek fisik lahan termasuk luasnya yang terbatas. Ditambah lagi

    pertumbuhan dan perkembangan penduduk sekitarnya yang terus

    berkompetisi untuk mendapatkan sumber daya di dalamnya.

    3. Keadaan penduduk

    Keadaan penduduk Kota Makassar dirinci menurut kecamatan,

    menunjukan bahwa penduduk masih terkonsentrasi di wilayah Kecamatan

    Tamalate, yaitu sebanyak 154.464 atau sekitar 12,14 persen dari total

    penduduk, disusul Kecamatan Rappocini sebanyak 145.090 jiwa. Kecamatan

    Panakkukang sebanyak 136.555 jiwa, dan yang terendah adalah Kecamatan

    Ujung Pandang sebanyak 29.064 jiwa.

    Ditinjau dari kepadatan penduduk Kecamatan Makassar adalah

    terpadat yaitu 33.390 jiwa per km persegi, disusul Kecamatan Mariso 30.457

    jiwa per km persegi, Kecamatan Bontoala 29.872 jiwa per km persegi.

    Sedang Kecamatan Biringkanaya merupakan Kecamatan dengan kepadatan

    penduduk terendah yaitu sekitar 2.709 jiwa per km persegi, kemudian

  • 43

    Kecamatan Tamalanrea 2.841 jiwa per km persegi, Manggala 4.163 jiwa per

    km persegi, Kecamatan Ujung Tanah 8.266 jiwa per km persegi, Kecamatan

    Panakkukang 8.009 jiwa per km persegi. Wilayah-wilayah yang kepadatan

    penduduknya masih rendah tersebut memungkinkan untuk pngembangan

    daerah pemukiman terutama di tiga Kecamatan yaitu Biringkanaya,

    Tamalanrea, dan Manggala.

    B. Profil rumah penampungan imigran Kec. Tamalanrea

    1. Rumah penampungan imigran

    Rumah penampungan imigran yang berlokasi di Kec. Tamalanrea

    Kota Makassar dari segi bangunan sudah baik dengan melihat bangunan yang

    cukup memadai dan didirikan berdasarkan dasar hukum yang mengikat dalam

    pembentukan rudenim adalah Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi

    Manusia RI No.41.M.05.IL.02.01 Tahun 2006 Tentang Rumah Detensi

    Imigrasi dan Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-1002.PR.02.10

    Tahun 2006 tentang tata cara pendetensian orang asing.

    Berdasarkan hal tersebut diatas, dibentuklah tiga belas (13) Rumah

    Detensi Imigrasi di Indonesia termasuk salah satu diantaranya Rumah Detensi

    Imigrasi Makassar. Dengan keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi

    Manusia RI Nomor : M.01.PR.07.04 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata

    Kerja Rumah Detensi. Rumah Detensi Imigrasi Makassar diresmikan oleh

    Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Hamid Awaluddin pada tanggal

    26 Januari 2015 dengan wilayah kerjanya diantaranya Provinsi Sulawesi

  • 44

    Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi

    Sulawesi Utara, dan Provinsi Maluku.

    2. Letak geografis

    Rumah Penampungan imigran yang terletak di Kecamatan

    Tamalanrea Kota Makassar mempunyai batas-batas kecamatan sebagai

    berikut:

    Sebelah Utara : Kecamatan Biringkanaya

    Sebelah Timur : Kabupaten Maros

    Sebelah Selatan : Kecamatan Panakukang

    Sebelah Barat : Selat Makassar

    3. Tugas serta fungsi rumah penampungan imigran

    Visi

    Rumah penampungan imigran Kota Makassar memiliki Visi yaitu

    masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum.

    Misi

    Rumah penampungan imigran Kota Makassar memiliki Misi yaitu

    Melindungi Hak Asasi Manusia

    Rumah penampungan imigran Kota Makassar mempunyai tugas

    melaksanakan sebagian tugas pokok Kementrian Hukum dan Hak Asasi

    Manusia Republik Indonesia di bidang pendetensian orang asing. Sedangkan

    Fungsi rumah penampungan imigran Kota Makassar mempunyai fungsi

    antara lain:

    1. Melaksanakan tugas penindakan

  • 45

    2. Melaksanakan tugas pengisolasian

    3. Melaksanakan tugas pemulangan dan pengusiran/ deportas

  • 46

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Proses interaksi sosial imigran asing di rumah penampungan

    imigran Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar

    Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang

    unik. Manusia merupakan makhluk sosial yang dituntut agar saling

    mengadakan hubungan antara individu lain dalam kehidupannya. Maka

    dari itu manusia tidak terlepas dengan interaksi individu maupun

    interaksi dengan kelompok. Oleh karena itu tanpa kehadiran orang lain ia

    merasa kurang berarti, paling tidak pasti akan mengalami berbagai

    kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian perlu

    adanya proses sosial tentang cara-cara berhubungan yang dilihat apabila

    seseorang maupun kelompok sosial saling bertemu dan menentukan

    sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut. Adapun bentuk umum

    proses sosial yaitu interaksi sosial karena merupakan syarat mutlak yang

    paling utama terjadinya aktifitas-aktifitas sosial. Suatu interaksi tidak

    mungkin akan dapat terjadi jika tidak memenuhi dua syarat yaitu kontak

    sosial serta adanya komunikasi.

    Berdasarkan hasil temuan peneliti di lokasi penelitian terkait

    dengan tujuan penelitian melalui observasi ditemukan beragam

    informasi. Adapun observasi yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti di

  • 47

    rumah penampungan imigran asing di Kecamatan Tamalanrea Kota

    Makassar. Hasil observasi yang telah ditemukan peneliti adalah dalam

    hal berinteraksi yaitu, peneliti melihat adanya kerjasama yang terbentuk

    antara para imigran, seperti ada salah seorang imigran asing yang

    membersihkan di rumah penampungan imigran kemudian imigran asing

    lain yang melihat segera membantu. Peneliti juga melihat para imigran

    saling menyapa satu sama lain, baik secara verbal maupun non verbal,

    secara verbal seperti yang didengar peneliti yaitu salah seorang imigran

    meminta tolong kepada imigran lain dengan mengatakan “you can help

    me please” dan imigran yang ingin membantu mengatakan “yahh of

    course”. Sedangkan non verbal seperti mereka menyampaikan pesan

    dengan menggunakan mimik wajah. (Observasi, 13 Agustus 2020).

    Kemudian peneliti kembali melakukan observasi di sekitaran

    rumah penampungan imigran asing. Peneliti melihat adanya

    kecenderungan akan rasa pertemanan dan kekeluargaan dengan imigran

    lain terlebih dengan imigran yang berasal dari negara yang sama. Serta

    interaksi yang terjadi di sekitar rumah penampungan imigran relatif baik

    dan sangat mendukung. Terlihat dari para imigran yang jika ketemu

    mereka saling menyapa atau menggunakan gerakan tangan bahkan

    mimik wajah untuk berinteraksi. Jika mereka berasal dari negara yang

    sama, para imigran asing menggunakan bahasa mereka sendiri untuk

    berinteraksi. Namun jika dari negara yang berbeda para imigran

    cenderung berkomunikasi menggunakan bahasa inggris atau

  • 48

    menggunakan mimik wajah, seperti mereka saling senyum, atau

    mengangkat alis. (Observasi, 15 Agustus 2020).

    Selanjutnya peneliti melakukan kembali observasi dengan melihat

    tempat imigran asing dan bagaimana para imigran asing melakukan

    interaksi dengan masyarakat lokal atau masyarakat sekitar. Sebelum

    melakukan observasi peneliti keliling terlebih dahulu di sekitar rumah

    masyarakat yang sering dilewati atau di singgahi para imigran asing

    untuk berbelanja. Kemudian peneliti singgah di suatau tempat untuk

    duduk dan melakukan interaksi. Peneliti memutuskan duduk di warung

    yang menjual sayuran, dimana warung tersebut sering di tempati para

    imigran asing untuk membeli sayur-sayuran. Peneliti melihat cara

    komunikasi antara imigran asing dengan masyarakat menggunakan

    bahasa campuran antara bahasa Indonesia dan bahasa inggris. Namun

    terkadang, tak jarang para imigran asing menggunakan bahasa non verbal

    seperti menunjuk sesuatu yang mereka mau namun mereka tidak tau

    bahasa indonesianya. Peneliti melihat bahwa tidak semua para imigran

    asing itu lancar berbicara bahasa Indonesia, terlihat dari ada beberapa

    imigran asing yang ketika mereka berbicara dengan masyarakat masih

    terbata-bata dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dan

    kadang struktur kalimatnya tidak teratur karena keterbatasan dalam

    berbahasa Indonesia. Serta peneliti melihat masyarakat tidak dapat

    menangkap pesan atau memahami yang disampaikan oleh imigran asing

    bila dikatakan terlalu cepat. Maka masyarakat biasanya meminta kepada

  • 49

    imigran asing agar pengucapan katanya mesti di ulang secara pelan

    dengan intonasi atau penekanan agar mudah dimengerti. (Observasi, 19

    Agustus 2020)

    Adapun hasil temuan peneliti di lokasi penelitian terkait dengan

    tujuan penelitian melalui wawancara, ditemukan beragam informasi

    sebagai bahan untuk dianalisis menjadi hasil penelitian. Hasil wawancara

    yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti dilapangan, dalam hal ini untuk

    melakukan proses interaksi sosial imigran asing di rumah penampungan

    imigran dilakukan melalui kontak sosial dan komunikasi, baik

    komunikasi verbal maupn non verbal, dan kemudian mampu dipertegas

    oleh informan.

    Mr. MA, mengatakan bahwa,

    “yahh saya itu dalam melakukan interaksi di rumah penampungan imigran biasanya saya membersihkan with my friends, so yah kalau sudah membersihkan saya pergi beli flatbread untuk dimakan with my friends. (Wawancara 20 Agustus 2020) Hasil data wawancara dengan Mr. MA selaku informan dapat

    disimpulkan bahwa para imigran asing dalam melakukan interaksi di

    rumah penampungan imigran mereka melakukan kerja sama seperti

    membersihkan dan terkadang mereka pergi membeli flatbread atau roti

    arab untuk dimakan bersama dengan teman imigran lainnya setelah

    membersihkan.

    Pendapat yang tidak jauh berbeda dari wawancara dengan Mr. AB

    mengemukakan bahwa:

  • 50

    “kalau saya di rumah itu biasa saya and my friends nyanyi untuk menghibur diri sambil cerita when I back to my country, kalau sudah am. Saya juga biasa liat teman saya pikir-pikir kapan go to negara lain America or Australia maybe.(Wawancara, 20 Agustus 2020) Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Mr. AB peneliti

    menyimpulkan bahwa para imigran di rumah penampungan, mereka

    melakukan aktivitas untuk menghibur diri sendiri dengan cara bernyanyi

    bersama teman teman imigran untuk menghilangkan rasa stres yang

    mereka rasakan, sembari bercerita kapan mereka kembali ke negaranya

    masing-masing atau kapan bisa diberangkatkan ke negara tujuan

    selanjutnya.

    Interaksi sosial merupakan kunci imigran asing untuk mencapai

    tujuan yang diinginkan, oleh sebab itu tanpa adanya interaksi sosial tidak

    akan mungkin ada kehidupan bersama. Hubungan interaksi sosial

    imigran asing di rumah penampungan imigran sudah dapat berjalan

    dengan baik dan jarang ada perselisihan di antara mereka. Bahkan

    mereka saling mengadakan kontak sosial dan berkomunikasi imigran satu

    dengan imigran lainnya. Kontak sosial yang dilakukan imigran asing

    dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan diwujudkan

    dalam suatu kegiatan sehari-h