Interaksi Organisme dengan Lingkungannya (Tugas 5)
-
Upload
gahar-ajeng-prawesthi -
Category
Documents
-
view
102 -
download
0
Transcript of Interaksi Organisme dengan Lingkungannya (Tugas 5)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Memerikan jenis tanah atau permukaan lahan pada lokasi pengamatan.
2. Memerikan relief tanah atau permukaan lahan pada lokasi pengamatan.
3. Memerikan sifat fisik klimatik tanah atau permukaan lahan (suhu dan
kelembaban tanah, suhu dan kelembaban udara, dan intensitas cahaya)
pada lokasi pengamatan.
4. Memerikan sifat kemis (pH dsb.) tanah atau permukaan lahan pada lokasi
pengamatan.
5. Menyebutkan jenis-jenis dan spesifikasi vegetasi yang ada di dalam lokasi
pengamatan.
6. Menyebutkan jenis-jenis dan spesifikasi hewan yang ada di dalam lokasi
pengamatan.
7. Menjelaskan jenis-jenis asosiasi yang ada di lokasi pengamatan.
8. Mengaitkan sifat spesifik organisme dengan spesifikasi lingkungannya.
1.2 Latar Belakang
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lingkungan suatu organisme adalah segala sesuatu, baik abiotik maupun
biotik yang ada di sekitar organisme itu, yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kehidupan organisme itu (Paidi, 2012). Komponen Biotik (benda
yang hidup) meliputi: produsen, konsumen, dan dekomposer. Sedangkan
komponen abiotik (benda yang tidak hidup) meliputi: cahaya matahari, suhu, air,
tanah, mineral dan gas, habitat dan niche (Slamet Prawirohartono, 2003).
Komponen Biotik :
1. Produsen
Adalah semua jenis makhluk hidup yang berklorofil mulai dari algae yang
mikroskopis sampai dengan tumbuhan tingkat tinggi.
2. Konsumen
Adalah semua jenis organisme yang tidak berklorofil, sehingga tidak
dapatmemenuhi kebutuhan hidup sendiri tetapi tergantung pada organisme
lain.Terdiri atas berbagai jenis hewan dan organisme pengurai.
Konsumerdibedakan menjadi 3, yaitu :
Konsumen primer : Herbivora
Konsumen sekunder : Karnivora
Konsumen tersier : Omnivora
3. Dekomposer
Dekomposer terdiri atas bakteri dan jamur, dimana fungsinya adalah
merombak senyawa kompleks yang terdapat pada tumbuhan dan hewan yang
sudah mati menjadi senyawa sederhana berupa nutrien yang sangat
dibutuhkan oleh tumbuhan.
Komponen abiotik :
1. Cahaya matahari, diperlukan oleh tumbuhan hijau untuk fotosintesis,
tumbuhan hijau hanya mampu menggunakan sekitar 0,5%-1% jumlah energi
cahaya yang terpancar dari matahari. Cahaya matahari juga berperan sebagai
perangsang (stimulus) sebagai aktivitas hewan dan tumbuhan.
2
2. Suhu, sebagian besar makhluk hidup tidak mempunyai sistem pengatur suhu
dalam tubuhnya sehingga suhu tubuhnya relatif sama dengan suhu
lingkungannya, hanya golongan aves dan mamalia saja yang mempunyai
sistem pengatur suhu tubuhnya sehingga disebut hewan berdarah panas
(homoioterm).
3. Air, semua sel dan jaringan memerlukan air. Air ini perlu untuk kelangsungan
hidup ekosistem.
4. Tanah, tanah merupakan tempat pertumbuhan akar tumbuhan yang secara
terus menerus menyediakan air dan garam-garam mineral yang diperlukan
tumbuhan.
5. Mineral dan gas. N, P, K, Ca, S, dan Mg sangat penting bagi makhluk hidup.
Memiliki pengetahuan yang baik tentang nutrien yang diperlukan tumbuhan
akan dapat meningkatkan produksi pertanian. Penggunaan pupuk bisa
membantu memperbaiki kondiri tanah yang rusak dan miskin hara tetapi
penambahan dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pencemaran
lingkungan.
6. Habitat dan Niche
Habitat adalah tempat hidup suatu organisme. Habitat dapat digunakan
untuk menunjukkan tempat hidup sekelompok organisme dari berbagai jenis
yang membentuk suatu kounitas. Habitat juga dapat digunakan untuk
menunjukkan tempat hidup organisme secara umum.
Niche (relung) adalah suatu posisi atau status organisme dalam suatu
ekosistem yang merupakan akibat dari adaptasi struktural, fisiologi, dan
tingkah laku organisme tersebut. Niche tidak hanya ditentukan oleh tempat
hidup organisme tetapi juga ditentukan oleh berbagai fungsi yang
dikerjakannya (niche lebih mengacu pada profesi organisme dalam
lingkungan hidupnya).
Selain yang telah disebutkan diatas, komponen abiotik juga meliputi:
makanan, ruangan, kelembaban udara, keasaman tanah, ketersediaan air, dan
angin (Paidi, 2012).
3
Ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan
denganlainnya disebut ekologi (G.H. Fried dan G.J.hademenos. 2005). Interaksi
antarkomponenekologi dapat merupakan interaksi antarorganisme, antarpopulasi,
dan antarkomunitas (EkoSetyaningsih, 2006 ).
1. Interaksi antarorganisme
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang
lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu yang lain yang
sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu dari
populasilain. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat
yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua
belah pihak. Contohnya: capung dan sapi.
Predasi
Hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan ini
sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya,
predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh:
Singa dengan kijang, rusa.
Parasitisme
Hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, biasanya salah satu
organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari
hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan. Contoh: Benalu dan pohon
inangnya.
Komensalisme
Hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk
kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan, salah satu spesies
diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contoh: Anggrek
danpohon yang ditumpanginya.
Mutualisme
Hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling
menguntungkan kedua belah pihak. Contoh: Bakteri Rhizobium yang
hidup pada bintil akar kacang-kacangan.
4
2. Interaksi Antarpopulasi
Antara populasi yang satu dengan populasi lain selalu terjadi interaksi
secaralangsung atau tidak langsung dalam komunitasnya. Contoh
interaksiantarpopulasi sebagai berikut:
Aleopati
Interaksi antarpopulasi, bila suatu populasi menghasilkan zat yang
dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain. Contoh: Disekitar pohon
walnut jarang ditumbuhi tumbuhan lain karena tumbuhan ini menghasilkan
zat yangbersifat toksik (racun).
Kompetisi
Interaksi antarpopulasi, bila antarpopulasi memiliki kepentingan yang
samasehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diperlukan.
Contoh: Persaingan antara populasi kambing dan populasi sapi si padang
rumput.
3. Interaksi antarkomunitas
Interaksi antarkomunitas cukup kompleks karena tidak hanya
melibatkanorganisme, tetapi juga aliran energi dan siklus materi. Interaksi ini
dapat diamati pada daur karbon yang melibatkan dua ekosistem berbeda yaitu
laut dan darat.
4. Interaksi antarkomponen biotik dengan abiotik
Interaksi antarkomunitas biotik dan abiotik membentuk ekosistem.
Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya
aliran energidalam sistem itu. selain aliran energi, didalam ekosistem terdapat
juga strukturatau tingkat trofi, keanekaragaman biotik, serta siklus materi.
Dengan adanyainteraksi-interaksi ini, suatu ekosistem dapat mempertahankan
keseimbangannya.Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini
merupakan ciri khassuatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak
diperoleh maka akanmendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem
untuk mencapaikeseimbangan baru.
Hubungan antara organisme dengan lingkungan menyebabkan (Campbell A. Neil,
2004):
a. Aliran energy
5
Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja.
Energi yang diperoleh organisme berasal dari makanan yang dikonsumsinya
dan dipergunakan untuk aktivitas hidupnya. Aliran energi merupakan
rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi lain
dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, konsumer primer, konsumen
tingkat tinggi, sampai saproba didalam tanah. Siklus ini berlangsung di dalam
ekosistem. Golongan organisme autotrof merupakan makanan penting bagi
organisme heterotrof, yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanan
sendiri. Makanan organisme heterotrof merupakan bahan organik yang sudah
jadi. Sedangkan, golongan organisme autotrof mendapat makanan dari materi
anorganik.
b. Struktur atau tingkat trofik
Pada rantai makanan diketahui tingkat trofik yang terdiri produsen,
konsumen tingkat I, konsumen tingkat II, dan seterusnya. Produksi: Laju
pemasukan materi maupun energi yang berperan adalah produsen, konsumen,
dan dekomposer. Konsumsi: Penggunaan metabolik bahan organik yang
diasimilasi oleh organisme autotrof. Yang berperan adalah produsen,
konsumen, dan dekomposer. Dekomposisi: Perombakan bahan organik
menjadi bahan anorganik. Dilakukan oleh ketiga komponen juga yaitu
produsen, konsumen, dan dekomposer.
c. Siklus materi
Siklus ini lebih ditekankan pada perputaran materi diantara komponen
ekosistem.Materi yang menyusun tubuh makhluk hidup berasal dari
lingkungannya. Materi yangberupa unsur-unsur terdapat pada senyawa kimia
yang merupakan materi dasar makhluk hidup dan tak hidup. Materi itu antara
lain siklus air, siklus oksigen, siklus karbon, siklusnitrogen, dan siklus sulfur.
Siklus materi dimulai dari produsen dan kembali lagi keprodusen. Diawali
dengan produsen yang menghasilkan makanan, dimanfaatkan olehkonsumen,
bila konsumen mati maka akan diurai oleh dekomposer atau bakteri
yangmenghasilkan materi organik yang akan digunakan produsen lagi.
Karena merupakansiklus, jadi terjadinya terus-menerus.
d. Keberagaman biotik
6
Dalam suatu ekosistem, terdapat lebih dari satu organisme yang
menempati ruangtertentu. Hal ini disebabkan karena suatu organisme tidak
dapat hidup tanpa organismelain. Dalam ekosistem, komponen biotik saling
mempengaruhi dan berinteraksi satu samalain.
e. Pengaruh abiotic
Keberadaan suatu organisme pada habitat tertentu adalah hasil perpaduan
dengan keadaan lingkungan setempat. Komponen abiotik meliputi faktor
klimatik (suhu dan kelembaban tanah, suhu dan kelembaban udara, intensitas
cahaya, curah hujan, dan angin) dan faktor substratum didalamnya sifat kemis
(air tanah, pH tanah, struktur/tekstur tanah).
7
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di Kebun Biologi milik Jurdik Biologi di
wilayah kampus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (depan
kompleks laboratorium FMIPA) pada hari Rabu, 13 November 2013 dimulai
pukul 09.30 hingga pukul 10.30 WIB.
3.2 Jenis Kegiatan
Kegiatan ini termasuk jenis pengamatan dan identifikasi. Sebab dalam
memperoleh data penelitian, kami melakukan pengamatan dan identifikasi
terhadap berbagai sifat tanah, adanya intensitas cahaya, dan berbagai
organisme yang ada di dalam kotak plot.
Kami memutuskan untuk menggunakan kegiatan pengamatan karena
cocok untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehingga nantinya dapat
memperoleh kesimpulan yang benar dan tidak menyimpang dari teori.
3.3 Sasaran Kegiatan
Populasi adalah sekelompok objek penelitian atau sekelompok subjek
dimana kesimpulan akan digeneralisasikan. Populasi dalam penelitian ini
adalah Kebun Biologi kompleks FMIPA.
Sampel adalah bagian anggota populasi yang mewakili populasi. Sampel
dari pengamatan ini adalah tanah dan beberapa hewan dan tumbuhan yang
ada di sekitar Kebun Biologi kompleks FMIPA yang dibatasi dengan plot.
3.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Dalam pengamatan ini digunakan teknik yang mendukung tujuan
pengamatan dengan mempertimbangkan faktor waktu. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah study pustaka, pengamatan, identifikasi, dan
dokumentasi. Sedangkan teknik analisanya dengan menggunakan referensi
8
dari berbagai sumber, baik dari buku-buku yang relevan maupun data yang
diperoleh dari hasil penelitian tersebut.
3.5 Alat dan Bahan
1. Termometer suhu 6. Anemometer
2. Higrometer 7. Air suling (akuades)
3. pH meter (pH-stick) 8. Rafia
4. Lux meter 9. Kantong plastik
5. Roll meter 10. Tabung reaksi
3.6 Prosedur Kinerja
9
mengukur suhu dan kelembaban udara, kecepatan angin, serta intensitas cahaya pada lokasi pengamatan.
mengukur pH, suhu, dan kelembaban udara dalam tanah pada lokasi pengamatan.
menentukan tekstur dan struktur tanah (liat, berpasir, berhumus, dsb.) yang ada di lokasi pengamatan ini.
mengambil sampel tanah di beberapa sudut lokasi bagian top soil (kedalaman sekitar 15 cm).
mengamati dan menentukan relief tanah pada lokasi pengamatan.
menentukan plot 1x1 untuk membatasi lokasi ini.
Menentukan lokasi pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabulasi Data
Data kondisi faktor lingkungan abiotik di lokasi pengamatan:
Relief Tanah
Kel. Udar
a
Suhu Udara
Kel. Tanah
Suhu Tanah
pH Tanah
Struktur Tanah
Intensitas Cahaya
Lain-Lain
Berbukit 70 33,1°C 43 29°C 6 Berhumus 730Ternaungi
50%
Daftar jenis tumbuhan (vegetasi) yang ada di lokasi pengamatan:
No.
Jenis Vegetasi Jumlah Cara HidupKeterangan
Lain
1 Jamur Sedikit Menumpang
2 Tanaman Cabai Sedikit Bebas
3 Kamboja Sedikit Bebas
4 Rumput-Rumputan Banyak Terlindung
5 Tanaman A Banyak Bebas
6 Tanaman BBanyak Sekali
Bebas
7 Tanaman C Sedikit Bebas
8 Tanaman D Sedikit Bebas
9 Tanaman E Sedikit Bebas
Daftar jenis hewan yang ada di lokasi pengamatan:
No. Jenis Hewan Jumlah Cara HidupKeterangan
Lain
1 Kupu-Kupu 1 Di Atas Tanah Terbang
2 Semut Merah Banyak Di Atas Tanah Merayap
3 Semut Hitam Kecil Banyak Di Atas Tanah Merayap
4 Lalat 1 Di Atas Tanah Terbang
5 Belalang Sedikit Di Atas Tanah Melompat
6 Nyamuk Sedikit Di Atas Tanah Terbang
10
Jenis asosiasi yang ditemukan di lokasi pengamatan:
No.
Nama/Jenis AsosiasiNama Organisme Yang Terlibat
Dalam Asosiasi IniKeterangan
1 Simbiosis KomensalismeJamur Dan Tanaman A yang Sudah Mati
4.2 Diskusi dan Pembahasan
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Dalam pengamatan yang telah kami lakukan, kami sadar pastinya masih
banyak cela dan kekurangan. Agar praktikan dapat memperoleh hasil
pengamatan yang lebih baik lagi, ada beberapa saran yang kami anjurkan
antara lain:
1. Praktikan lebih jeli dalam melakukan pengukuran suhu tubuh, dan
sebaiknya untuk mengukur suhu tubuh digunakan thermometer digital agar
data yang didapat lebih akurat.
2. Praktikan lebih cermat dan teliti selama proses pengamatan (eksperimen)
yaitu saat melakukan praktik aktivitas ringan dan berat agar data yang
didapat bisa sesuai dengan teori.
12
DAFTAR PUSTAKA
Campbell A. Neil, dkk. 2004. Biologi Jilid 3 Edisi 5. Jakarta: Erlangga
G.H. Fried dan G.J.hademenos. 2005. Teori dan Soal-soal Biologi Edisi Kedua.
Jakarta : Erlangga
Paidi. 2008. Petunjuk Praktukum Biologi Umum. Yogyakarta: UNY Press
Prawirohartono, Slamet. 2003. Sains Biologi. Jakarta : PT Bumi Aksara
Setyaningsih, Eko. 2006. Sains Biologi. Jakarta : Sinar Grafika
13