Inter Domain

download Inter Domain

of 26

Transcript of Inter Domain

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PERFORMANSI INTERDOMAIN DALAM IMPLEMENTASI VoIP PADA JARINGAN MOBILE IP

Telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Oleh : ALEX ATMANA 111070002

Bandung

Maret 2010

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Asep Mulyana, ST., MT.

Yudha Purwantho, ST., MT.

1

ABSTRAKPada era sekarang ini semua pihak Telekomunikasi bergerak menuju ke arah NGN (Next Generation Network). Teknologi yang menggunakan IP sebagai basis jaringannya ini, memiliki layanan khusus untuk komunikasi suara yang sering disebut VoIP. Untuk menyediakan layanan ini memang tidak sesulit pembangunan jaringan Telpon konvensional seperti PSTN dan biaya yang dikeluarkan untuk investasi awalpun cukup murah. Melihat kenyataan ini tentunya banyak pihak yang tertarik untuk menjadi penyelenggara layanan VoIP. Ketika hal ini terjadi, dimungkinkan ada proses komunikasi antar user yang berbeda domain. Melihat kemajuan perangkat komunikasi dan mobilitas user yang semakin meningkat, operator dituntut untuk menyediakan jaringan yang dapat memberikan layanan dimanapun mereka berada. Komunikasi melalui media akses radio menjadi salah satu alternatif untuk menjadi solusi. Pada kenyataanya setiap Access Point memiliki area coverage tertentu dan hal ini akan menjadi masalah ketika user yang sedang melakukan komunikasi VoIP berpindah dari satu area ke area uang yang lain. Pada jaringan wireless biasa, peristiwa ini akan menghambat proses komunikasi. Pembangunan infrastruktur jaringan ini diharapkan mengimplementasikan teknologi Mobile IP. Jaminan delay yang rendah dan proses handover yang dapat menjaga proses kelangsungan komunikasi sudah dirancang didalam teknologi ini. Tentunya hal ini harus didukung oleh hubungan Interdomain VoIP yang baik. Pada Tugas Akhir ini akan dirancang sebuah sistem Interdomain dalam Implementasi VoIP dalam jaringan Mobile IP. Dalam pelaksanannya akan dibangun dua buah server VoIP dengan user masing-masing dan akan beroperasi diatas jaringan WLAN yang sudah dilengkapi dengan teknologi Mobile IP. Analisis QoS (Quality os Service) dilakukan terhadap delay handover,interarrival packet delay, jitter, throughput, packet loss dan jumlah user yang dapat melakukan handover dalam satu waktu pada sistem yang telah dibuat dengan beberapa skenario. Hasil pengukuran ini akan diketahui performansi dari Interdomain VoIP dalam jaringan Mobile IP dan diharapkan teknologi ini dapat diimplementasikan dalam dunia nyata.

2

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... ABSTRAK ...................................................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

1 2 3 4 4 4 5 5 5 6 7

1.1. LATAR BELAKANG .................................................................................. 1.2. TUJUAN ...................................................................................................... 1.3. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 1.4. BATASAN MASALAH .............................................................................. 1.5. METODE PENELITIAN .............................................................................. 1.6. SISTEMATIKA PENULISAN ..................................................................... BAB II DASAR TEORI .............................................................................................

BAB III PERMODELAN SISTEM ........................................................................... 22 BAB IV KELUARAN YANG DIHARAPKAN ....................................................... 24 BAB V BAB VI DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 25 AGENDA KERJA ....................................................................................... 26

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini semua pihak Telekomunikasi bergerak menuju ke arah NGN (Next Generation Network). Teknologi yang menggunakan IP sebagai basis jaringannya ini, memiliki layanan khusus suara yang sering disebut VoIP. Untuk menyediakan layanan ini memang tidak sesulit pembangunan jaringan Telpon konvensional seperti PSTN dan biaya yang dikeluarkan untuk investasi awalpun cukup murah. Melihat kenyataan ini tentunya banyak pihak yang tertarik untuk menjadi penyelenggara layanan VoIP. Ketika hal ini terjadi, dimungkinkan ada proses komunikasi antar user yang berbeda domain. Melihat kemajuan perangkat komunikasi dan mobilitas user yang semakin meningkat, operator dituntut untuk menyediakan jaringan yang dapat memberikan layanan dimanapun mereka berada. Komunikasi melalui media akses wireless menjadi salah satu alternatif untuk menjadi solusi. Akan tetapi, setiap perangkat wiresless pasti memiliki cakupan area tertentu sehingga dimungkinkan user akan bergerak dari satu area wireless ke area lainnya. Hal ini akan menjadi masalah ketika mereka sedang menggunakan layanan apalagi yang bersifat realtime seperti VoIP. Menurut ITU layanan ini tidak boleh memiliki delay lebih dari 150 ms apalagi sampai terputus. Pembangunan infrastruktur wireless diharapkan mengimplementasikan teknologi Mobile IP. Jaminan delay yang rendah dan proses handover yang dapat menjaga proses kelangsungan komunikasi sudah dirancang didalam teknologi ini. Tentunya hal ini harus didukung oleh hubungan interdomain VoIP yang baik. Antar server harus dapat saling berkomunikasi dan tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk proses pembangunan hubungannya. Pada tugas akhir ini akan dilakukan komunikasi Interdomain VoIP pada jaringan WLAN berbasis Mobile IP. Analisis yang akan dilakukan adalah performansi jaringan berupa QoS meliputi delay handover,interarrival packet delay, jitter, throughput, packet loss dan jumlah user yang dapat melakukan handover dalam satu waktu.

1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari tugas akhir ini yaitu :4

1. Mampu membangun dan mengkonfigurasikan komunikasi Interdomain pada implementasi VoIP berbasis Mobile IP pada jaringan WLAN. 2. Menganalis proses handover saat melakukan komunikasi interdomain 3. Mendapatkan performansi jaringan saat melakukan komunikasi interdomain pada implementasi VoIP berbasis Mobile IP pada jaringan WLAN berupa Quality of Service (QoS) meliputi delay handover,interarrival packet delay, jitter, throughput, packet loss dan jumlah user yang dapat melakukan handover dalam satu waktu.

1.3 Rumusan Masalah Secara umum masalah yang akan diuraikan pada Tugas akhir ini yaitu : 1. Bagaimana membangun dan mengkonfigurasikan Interdomain dalam implementasi VoIP berbasis Mobile IP ? 2. Bagaimana membangun dan mengkonfigurasikan interdomain VoIP sehingga dua user yang berbeda domain dapat saling berkomunikasi ? 3. Bagaimana membangun sistem handover sehingga ketika user yang berpindah cell sesi komunikasinya tetap berlangsung ? 4. Bagaimana performansi kualitas interdomain dalam implementasi VoIP pada jarinagn Mobile IP ?.

1. 4 Batasan Masalah Batasan masalah yang terdapat pada tugas akhir ini yaitu : 1. 2. Metode Mobile IP yang digunakan adalah FMIPv6. Pada pembangunan jaringan WLAN digunakan 2 Accesspoint 802.11b dan dilakukan dalam sebuah ruangan. 3. 4. 5. 6. Kecepatan user bergerak di asumsikan seperti orang berjalan. Menggunakan pengalamatan IPv6. Tidak membahas security, radio, teknik kompresi, dan codec pada implementasi. Codec VoIP yang digunakan adalah G.711

1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah: 1. Study literatur Pada tahap ini dilakukan pencarian literatur yang berhubungan dengan Topik tugas akhir ini. Baik berupa jurnal, buku, dan sumber lain untuk mendalami dan5

memahami mengenai Interdomain, VoIP, Mobile IP dengan metode FMIPV6, IPV6, WLAN dan standar pengkuran performansi VoIP. 2. Tahap bimbingan Pada tahap ini dilakukan bimbingan dengan dosen pembimbing untuk memperbaiki kekurangan dan mendapatkan ide-ide baru untuk pelaksanaan tugas akhir ini. 3. Tahap perancangan jaringan Pada tahap ini dilaksanakan perancangan jaringan yang telah dipelajari dari teori yang telah didapatkan. 4. Tahap pembangunan dan implementasi di jaringan. Pada tahap ini dilakukan pembuatan interdomain dalam jaringan VoIP berbasis Mobile IP sehingga user antar domain dapat melakukan komunikasi dan handover. 5. Tahap pengujian dan pengukuran Pada tahap ini dilakukan pengkuran performansi terhadap interdomain dalam implementasi jaringan VoIP yang dibuat dengan skenario yang telah ditentukan.

1.6 Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini akan dibagi beberapa bagian sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan pembahasan, metodologi penyelesaian masalah dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Berisi tentang dasar-dasar teori yang diperlukan serta literatur-literatur yang menjelaskan tentang Interdomain VoIP, IPV6, WLAN, Mobile IP berbasis FMIPV6 dan Handover. Bab III Desain dan Konfigurasi sistem Berisi tentang pembahasan perancangan interdomain dalam implementasi VoIP berbasis Mobile IP yang akan dilaksanakan dalam sebuah ruangan. Bab IV Analisis Hasil Pengujian Sistem Menjelaskan tentang hasil analis terhadap data - data yang telah di dapatkan dari skenario-skenario yang telah dilakukan. Performansi yang diamati adalah handover, delay, jitter, dan packet loss. Bab V Kesimpulan Dan Saran Berisi tentang kesimpulan akhir dan saran pengembangan tugas akhir6

BAB II DASAR TEORI2.1 VoIP VoIP merupakan suatu metoda transmisi sinyal suara dengan mengubahnya ke dalam bentuk digital, dan dikelompokkan menjadi paketpaket data yang dikirim dengan menggunakan platform IP (Internet Protocol). Jaringan IP sendiri merupakan jaringan yang bersifat packet-switch jadi memungkinkan untuk pemakaian satu jalur kanal untuk lebih dari satu user. Dengan bertelepon menggunakan VoIP, banyak keuntungan yang dapat diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon tradisional, karena jaringan IP bersifat global. 2.1.1 Interdomain VoIP Interdomain merupakan suatu istilah yang menggambarkan hubungan antara dua server VoIP atau lebih yang saling berkomunikasi dengan masing-masing user dibawah kendalinya. Dalam proses konfigurasinya, setiap server harus mengenali setiap server lain yang berhubungan kepadanya baik itu protokol yang digunakan maupun nomor prefix yang digunakannnya. 2.1.2 Protocol protocol pendukung VoIP Pada voip terdapat beberapa protocol dalam pengiriman data yang mendukung agar data terkirim real-time. Dibawah ini dijelaskan beberapa protocol pada layer network dan transport. a. RTP(Real-Time Protocol) Adalah protocol yang dibuat untuk megkompensasi jitter dan desequencing yang terjadi pada jaringan IP. RTP dapat digunakan untuk beberapa macam data stream yang realtime seperti data suara dan data video. RTP berisi informasi tipe data yang di kirim, timestamps yang digunakan untuk pengaturan waktu suara percakapan terdengar seperti sebagaimana diucapkan, dan sequence numbers yang digunakan untuk pengurutan paket data dan mendeteksi adanya paket yang hilang.

7

Gambar 2.2 Komponen RTP header RTP didesain untuk digunakan pada tansport layer, namun demikian RTP digunakan diatas UDP, bukan pada TCP karena TCP tidak dapat beradaptasi pada pengerimiman data yang real-time dengan keterlambatan yang relatif kecil seperti pada pengiriman data komunikasi suara. Dengan menggunakan UDP yang dapat mengirimkan paket IP secara multicast, RTP stream yang di bentuk oleh satu terminal dapat dikirimkan ke beberapa terminal tujuan. b. RTCP(Real-Time Control Protocol) Merupakan suatu protocol yang biasanya digunakan bersama-sama dengan RTP. RTCP digunakan untuk mengirimkan paket control setiap terminal yang berpartisipasi pada percakapan yang digunakan sebagai informasi untuk kualitas transmisi pada jaringan. Terdapa dua komponen penting pada paket RTCP, yang pertama adalah sender report yang berisikan informasi banyaknya data yang dikirimkan, pengecekan timestamp pada header RTP dan memastikan bahwa datanya tepat dengan timestamp-nya. Elemen yang kedua adalah receiver report yang dikirimkan oleh penerima panggilan. Receiver report berisi informasi mengenai jumlah paket yang hilang selama sesi percakapan, menampilkan timestamp terakhir dan delay sejak pengiriman sender report yang terakhir. c. RSVP(Resource Reservation Protocol) RSVP bekerja pada layer transport. Digunakan untuk menyediakan bandwidth agar data suara yang dikirimkan tidak mengalami delay ataupun kerusakan saat mencapai alamat tujuan unicast maupun multicast. RSVP merupakan signaling protocol tambahan pada VoIP yang mempengaruhi QoS. RSVP bekerja dengan mengirimkan request pada setiap node dalam jaringan yang digunakan untuk pengiriman data stream dan pada setiap node RSVP membuat resource reservation untuk pengiriman data. Resource

8

reservation pada suatu node dilakukan dengan menjalankan dua modul yaitu admission control dan policy control. Admission control digunakan untuk menentukan apakah suatu node tersebut memiliki resource yang cukup untuk memenuhi QoS yang dibutuhkan. Policy control digunakan untuk menentukan apakah user yang memiliki ijin administratif (administrative permission) untuk melakukan reservasi. Bila terjadi kesalahan dalam aplikasi salah satu modul ini, akan terjadi RSVP error dimana request tidak akan dipenuhi. Bila kedua modul ini berjalan dengan baik, maka RSVP akan membentuk parameter packet classifier dan packet scheduler. Packer Clasiffier menentukan kelas QoS untuk setiap paket data yang digunakan untuk menentukan jalur yang digunakan untuk pengiriman paket data berdasarkan kelasnya dan packet scheduler berfungsi untuk menset antarmuka (interface) tiap node agar pengiriman paket sesuai dengan QoS yang diinginkan. 2.1.3 Session Initiation Protocol (SIP) a. Overview SIP Merupakan peer-to-peer protokol, dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), yang mengizinkan endpoint-nya untuk mulai dan mengakhiri sessions komunikasi. Protokol ini didefinisikan pada RCS 2543 dan menyertakan elemen protokol lain yang dikembangkan IETF, mencakup Hypertext Transfer Protocol (HTTP) yang diuraikan pada RFC 2068, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP) yang diuraikan pada RFC 2821, dan Session Description Protocol (SDP) yang diuraikan pada RFC 2327. SIP juga dapat didefinisikan sebagai suat protokol signalling yang mengatur inisiasi, modifikasi, dan terminasi semua sesi komunikasi antara user. b. Arsitektur SIP Arsitektur dari SIP terdiri dari dua komponen yaitu user agents dan servers. User agent merupakan endpoint dari sistem dan memuat dua subsistem yaitu User Agent Client (UAC) yang membangkitkan sinyal requer, dan UserAgent Server (UAS) yang membangkitkan sinyal response. Sedangkan SIP Server sendiri merupakan kesatuan fungsi lojik, dimana tidak perlu memisahkan alat secara fisik. Fungsi dari empat server tersebut yaitu : Proxy Server merupakan host jaringan yang berperan sebagai perantara yang bertujuan untuk meneruskan sinyal request dan sinyal response, jadi elemen inilah yang beperan9

dalam mengarahkan sinyal request dari UAC dan sinyal response dari UAS menuju kesasaran yang tepat. Juga berfungsi untuk melakukan ruting, dan juga membuat kebijakan seperti meyakinkan bahwa pemakai tertentu diizinkan untuk melakukan panggilan. Redirect Server merupakan kesatuan logika yang mengarahkan suatu client pada perangkat pengganti dari Uniform Resource Indicators (URIs) untuk menyelesaikan tugas request. Registrar Server menerima dan memproses pesan pendaftaran yang mengizinkan lokasi dari suatu endpoint dapat diketahui keberadaanya. Registrar Server ini kerjanya

berhubungan dengan Location Server. Location Server menyediakan layanan untuk database abstrak yang berfungsi mentranslasikan alamat dengan data / keterangan yang ada pada domain jaringan.

Gambar 2.3 Komunikasi antara SIP agent dan SIP server c. Format Message Message yang terdapat pada SIP didefinisikan dalam dua format yaitu response dan request. Format request dikirim dari client ke server yang ebrisi tentang operasi yang diminta oleh client tersebut. Sedangkan format response dikirim dari server ke client, yang berisi informasi mengenai status dari apa yang diminta oleh client.

10

Ada enam tipe dari request messages : INVITE menunjukkan bahwa user atau service sedang diundang untuk bergabung dalam session. Isi dari pesan ini akan memasukkan suatu uraian menyangkut session untuk caller yang diundang. ACK mengkonfirmasi bahwa client telah menerima suatu final response untuk s uatu INVITE request, dan hanya digunakan di INVITE request. OPTION digunakan untuk query suatu server tentang kemampuan yang dimilikinya. BYE dikirim oleh user agent client untuk menunjukan pada server bahwa percakapan ingin segera diakhiri. CANCEL digunakan untuk membatalkan suatu request yang sedang\ menunggu keputusan. REGISTER digunakan oleh client untuk mendaftarkan informasi kontak. Pada response messages berisi status kode dan keterangan tentang kondisi dari request tersebut. d. Protokol yang Terlibat dalam SIP SIP menggabungkan beberapa macam protokol baik itu dari standard yang dikeluarkan oleh IETF sendiri maupun oleh ITU-T. IETF Session Description Protocol (SDP) yang mendefinisikan suatu metoda standar dalam menggambarkan karakteristik dari suatu sesi multimedia. IETF Session Announcement Protocol (SAP) setiap periode waktu tertentu mengumumkan parameter dari suatu sesi konferensi. IETF Real-Time Transport Protocol (RTP) and Real-Time Control Protocol (RTCP), menyediakan informasi tentang manajemen transport dan session. RTP adalah protokol didalam jaringan IP yang membawa paket voice atau video yang telah dikodekan secara dijital antar terminal akhir. RTCP mengatur sesi secara periodik mentransmit paket yang berisi feedback atas kualitas dari11

distribusi data. ITU-T algoritma pengkodean yang direkomendasikan, seperti G.723.1, G711, G.728, dan G.729 untuk audio, atau H.261 atau H.263 untuk video. Demikian juga dengan Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP) juga digunakan dalam mendukung protokol ini.sebagaimana dijelaskan pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.4 Protokol yang terlibat dalam SIP 2.1.4 Standar Kompresi Data Suara ITU-T (International Telecommunication Union Telecommunication Sector) membuat beberapa standar untuk voice coding yang direkomendasikan untuk implementasi VoIP. Beberapa standar yang sering dikenal antara lain G.711. Sebelum mengetahui lebih jauh apa itu G.711 sebelumnya diberikan sedikit gambaran singkat fungsi dari kompresi. Sebuah kanal video yang baik tanpa di kompresi akan mengambil bandwidth sekitar 9Mbps. Sebuah kanal suara (audio) yang baik tanpa di kompresi akan mengambil bandwidth sekitar 64Kbps. Dengan adanya teknik kompresi, kita dapat menghemat sebuah kanal video menjadi sekitar 30Kbps dan kanal suara menjadi 6Kbps (half-duplex), artinya sebuah saluran Internet yang tidak terlalu cepat sebetulnya dapat digunakan untuk menyalurkan video dan audio sekaligus. Tentunya untuk kebutuhkan konferensi dua arah dibutuhkan double bandwidth, artinya minimal sekali kita harus menggunakan kanal 64Kbps ke Internet. Dengan begitu suara / audio akan memakan bandwidth jauh lebih sedikit di banding pengiriman gambar / video.12

2.1.5 Format Paket VoIP Berdasarkan pengetahuan tentang protokol format paket VoIP dapat digambarkan, seperti berikut :

Gambar 2.5 Format Paket VoIP

Untuk layer 2 tergantung dari teknologi yang akan digunakan, apabila digunakan teknologi Frame Relay dan PPP besarnya headernya adalah 6 bytes, sedangkan jika menggunakan ethernet besar headernya 14 bytes. Keberadaan dari suatu mekanisme dengan dua standard protokol untuk VoIP membutuhkan

interoperabilitas yang terjadi antara kedua protokol dan mekanisme tersebut diselenggarakan oleh signaling gateway. Signaling gateway yang digunakan adalah S.323-Gw yaitu singkatan dari SIP-H.323 Gateway sebagai gerbang translasi sinyal yang berasal dari H.323 ke jaringan SIP dan sebaliknya.

2.2 Mobile IP Mobile IP adalah suatu standar yang dibuat oleh Internet Engineering Task Force (IETF)RFC 2002[3]. Mobile IP bekerja di network layer (layer 3) yang mempunyai beberapa karakteristik yang saling berhubungan kemampuan dalam mendukung node mobility. Beberapa karakteristik dari Mobile IP adalah seorang user (node) tidak terpaku pada suatu tempat atau tidak ada batasan geografis, tidak ada hubungan fisik yang dibutuhkan dan yang terakhir adalah keamanan sudah disupport oleh Mobile IP. Dari beberapa karakteristik terdapat beberapa entitas baru yang mendukung karakteristik Mobile IP, yaitu: a. Mobile Node (MN) Merupakan sebuah node yang melakukan perpindahan posisi dari sebuah jaringan satu ke jaringan yang lain tanpa merubah alamat IP dan masih tetap dapat terhubung dengan Correspondent Node. Mobile Node juga dapat berkomunikasi dengan node lain yang berada pada suatu lokasi yang tertentu dengan menggunakan alamat IP konstan.

13

b. Correspondent Node (CN) Sebuah node yang melakukan komunikasi dengan Mobile Node. Correspondent Node dapat berfungsi sebagai Mobile Node. c. Home Agent (HA) Sebuah router pada Home Network yang dapat mengirimkan paket data untuk MN saat berpindah dari asalnya dan juga memelihara informasi lokasi dari MN. d. Foreign Agent (FA) Sebuah router pada Foreign Network yang berfungsi seperti Home Network. e. Access Point (AP) Sebuah akses entiti Lapis 2 yang berfungsi menyediakan sebuah hubungan antara MN dan lapis 2 wireless link. f. Care-of-Address (COA) Alamat yang mengidentifikasikan lokasi MN saat ini. g. Tunnel Jalur yang diambil oleh paket yang terenkapsualasi. h. Agent Advertisement (AA) Pesan pemberitahuan yang dibangun melalui ekstensi khusus dalam sebuah pesan advertise router yang berisi informasi bagi MN untuk terhubung ke Mobility Agent. Beberapa layanan yang mendukung MIP adalah a. Agent Solicitation Permintaan atau permohonan kiriman iklan layanan dari HA, FA dan Access Point oleh MN yang berisi permintaan link mendeteksi adanya paket hilang tetapi masih memiliki Care-of Address yang valid. b. Registration Ketika MN menjauhi HA, MN akan register ke HA dengan Care-of Address yang dimiliki, sehingga HA dapat mengetahui lokasi terbaru MN dan mengirimkan paket data. c. Enkapsulasi Proses penumpangan IP datagram dengan header yang IP lain yang berisi Care-of Address (alamat sementara) pada MN. IP datagram tetap utuh dan tidak tersentuh seluruhnya saat penumpangan.

14

d. Dekapsulasi Proses pemisahan header IP terluar pada paket yang datang, sehingga datagram yang ditumpangkan itu dapat diakses dan dapat dikirimkan ke tujuan yang sebenarnya. Dekapsulasi adalah kebalikan dari enkapsulasi.

2.2.1 Prinsip Kerja Fast Handover Mobile IPv6 Pada intinya protokol FMIPv6 (RFC 4068) adalah bahwa sebuah Access Router (AR) harus tahu AR lainnya yang berdekatan dengannya yang kemungkinan MN akan terkoneksi kepada AR tersebut. Terlebih lagi, hal ini juga meminta Access Point L2 untuk tahu setiap kemampuan dan tanggung jawab dari setiap AR. FMIPv6 memiliki beberapa terminology baru: 1. Access Router (AR). Default router dari MN, sebagai contoh adalah router dimana MN terkoneksi. 2. Previous Access Router (PAR). AR akan terlibat didalam penanganan trafik dari MN saat terjadi perpindahan. PAR adalah router dimana MN terkoneksi sebelum melakukan perpindahan. 3. New Access Router (NAR). NAR adalah router dimana MN terkoneksi setelah melakukan perpindahan. 4. Previous Care of Address (PCoA). CoA yang dimiliki oleh MN sebelum pindah. 5. New CoA (NCoA). CoA yang dimiliki MN setelah dia berpindah ke jaringan yang baru.Overview dari elemen dan referensi arsitekturalnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.6 Perpindahan MN dari PAR ke NAR15

Proses handover pada FMIPv6 : 1. Router Solicitation for Proxy (RtSolPr) - (Dari MN ke PAR). Pesan ini dikirimkan oleh MN untuk meminta informasi handover (jaringan tetangga, list AP yang dapat dideteksi) dari PAR. 2. Proxy Router Advertisement (PrRtAdv) - (Dari PAR ke MN). Pesan ini dikirimkan oleh PAR untuk menginformasikan neighbouring link berupa alamat link layer dan alamat prefix IPv6yang dapat digunakan kepada MN untuk memutuskan pindah ke AP mana berdasar level daya sinyal. 3. Fast Binding Update (FBU) - (Dari MN ke PAR). Dikirim oleh MN untuk melakukan BU dengan NCoA yang didapat dari pesan PrRtAdv. 4. Handover Initiate (HI) - (Dari PAR ke NAR). Dikirimkan oleh PAR ke NAR untuk menginisiasi handover. 5. Handover Acknoledgement (HAck) - (Dari NAR ke PAR). Dikirim oleh NAR untuk meng-ack inisiasi handover yang telah dilakukan. 6. Fast Binding Acknowledgement (FBack) - (Dari Par ke MN). Dikirim oleh PAR untuk meng-ack FBU. PAR kemudian membangun tunnel antara PCoA dengan NCoA dan akan men-forward setiap paket yang terhubung dari PAR ke NAR. NAR dapat mem-buffer paket ini sampai MN tiba pada link barunya dan kemudian baru mengirimkannya ke MN. 7. Fast Neighbour Advertisement (FNA) - (Dari MN ke NAR). Dikirim oleh MN untuk mengumumkan keberadaan linknya ke NAR.

2.3 WLAN

Wireless Lan (WLAN) adalah jaringan LAN dimana hubungan dua komputer atau lebih atau device yang lain dihubungkan tanpa kabel. WLAN menggunakan gelombang radio dengan teknologi spread spectrum atau modulasi OFDM untuk membangun hubungan antar device di area terbatas. Hal ini memungkinkan user dapat bergerak disekitar coveraged area dan masih terhubung ke jaringan. Dalam penggunaan frekuensi radio, jaringan WLAN diregulasikan oleh FCC(Federal Comunications Commision). Dalam penggunaan WLAN saat ini, ada16

beberapa standar operasional yang digunakan. Organisasi yang membuat dan mengatur standar WLAN adalah IEEE(Institute of Electrical and Electronic Engineers). 2.3.1 Standarisasi dan spesifikasi WLAN1. 802.11a Merupakan standard yang menggunakan spektrum frekuensi 5 Ghz dan berkecepatan hingga 54 Mbps. Keuntungan dari penggunaan standard ini yaitu pada peningkatan kecepatan transfer yang signifikan dari 11 Mbps menjadi 54 Mbps. keuntungan yang lain adalah menurunkan terjadinya congestion dimana bandwidth yang diperoleh lebih tinggi sehingga dapat memungkinkan penambahan jumlah user. Namun, standard ini memiliki beberapa downside pada penggunaannya salah satunya pada jangkauannya. Tingginya frekuensi yang digunakan membuat coverage area menurun dan berarti diperlukan banyak perangkat untuk melayani wilayah yang luas. Jangkauan 802.11a ini hanya mencapai 20 hingga 30 meter, sangat terbatas untuk membuat jaringan yang besar. Disamping itu, penggunaan teknologi Orthogonally Frequency Division Multiplexing (OFDM) pada pentransmisian 802.11a

membutuhkan daya yang lebih tinggi daripada penggunaan Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) sehingga terdapat kendala pada sistem yang menggunakan catuan baterai. Disamping semua itu, penggunaan frekeunsi 5 GHz belum dapat digunakan secara international karena pada beberapa negara seperti Perancis dan Jepang, penggunaan frekuensi tersebut ditolak.

2. 802.11b 802.11b merupakan standard yang paling populer karena penggunaannya yang luas sejak pertama kali dikeluarkan. Hal ini didukung oleh penggunaan teknologi berbasis DSSS yang penerapannnya lebih mudah daripada OFDM. Pita frekuensi yang digunakan berada pada 2,4 GHz sehingga menguntungkan karena telah tersedia untuk hampir semua konfigurasi WLAN. Selain itu, frekuensi ini mampu menembus penghalang fisik, seperti tembok atau atap, lebih baik daripada frekuensi yang lebih tinggi. Namun kelemahan terbesar pada standard ini adalah congestion yang besar. Penggunaan frekuensi 2,4 GHz tidak memerlukan lisensi sehingga siapa saja dapat menggunakan frekuensi tersebut. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya interferensi. Terdapat point menarik pada standard ini terutama pada

17

penanganan masalah roaming. Roaming menjadi masalah karena adanya perbedaan metode penanganan roaming pada tiap vendor. Pada penggunaan AP indoor yang mampu berkomunikasi hingga mencapai 100 meter, semakin jauh jarak terminal dari akses point maka semakin lambat kecepatan yang diperoleh.

3. 802.11g Standard ini menggunakan spektrum yang sama dengan 802.11b yaitu pada 2,4 GHz tetapi dengan peningkatan yang sama dengan standard 802.11a yaitu pada 5,4 Mbps dengan menggunakan modulasi yang lebih efisien. Network cardnya pada dasarnya kompatibel dengan 802.11b dan juga sebaliknya. Keuntungannya pada dasarnya sama dengan 802.11b tetapi terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan pertama yaitu pada transfer rate maksimum yang bisa dicapai sedangkan perbedaan yang kedua adalah kapasitas channel 802.11g lebih sedikit dibandingkan dengan 802.11b.

4. 802.11n Standard ini masih dalam perancangan dan dapat bekerja dalam frekuensi 2,4 GHz. Secara teori kecepatannya bisa mencapai 600 Mbps. IEEE Kecepatan (Mbps) Frekuensi (GHz) Jangkauan (meter) Modulasi 802.11a 54 5 35 OFDM 802.11b 11 2,4 38 DSSS 802.11g 54 2,4 100 OFDM 802.11n 600 2,4 300 OFDM

2.3.2 Konfigurasi Jaringan WLAN SSID (Service Set Identifier), merupakan karakteristik dari jaringan wireless. Agar semua komputer dapat berkomunikasi maka setiap komputer harus berada dalam satu SSID yang sama. Basic Service Set (BSS), adalah kumpulan dari semua stasiun yang dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Ada dua macam BSS, yaitu

1.

Independent BSS (Adhoc) Pada mode ini beberapa wireless station dapat berkomunikasi secara langsung

tanpa menggunakan AP (Access Point).

18

Gambar 2.7 Mode Adhoc

2.

Infrastruktur BSS

Pada mode infrastruktur access point berfungsi untuk melayani komunikasi utama pada jaringan wireless. Access point mentransmisikan data pada PC dengan jangkauan tertentu pada suatu daerah. Penambahan dan pengaturan letak access point dapat memperluas jangkauan dari WLAN.

Gambar 2.8 Mode Infrastruktur2.4 IPv6

IP versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791. IP yang disebut juga IP Next Generation ini memiliki kapasitas alamat. Pemberlakuan

IPv6 dilakukan karena diprediksi penggunaan alamat IPv4 akan segera habis. 2.4.1 Format Header IPv6

Gambar 2.9 Header IPv619

Field-field pada header IPv6 dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut : 1. Version : field 4 bit yang menunjukkan versi Internet Protokol, yaitu 6. 2. Prior : field 4 bit yang menunjukkan nilaiprioritas. Field ini memungkinkan pengirim paket mengidentifikasi prioritas yang diinginkan untuk paket yang dikirimkan, relatif terhadap paket-paket lain dari pengirim yang sama 3. Flow Label : field 24 bit yang digunakan oleh pengirim untuk memberi label pada paket-paket yang membutuhkan penanganan khusus dari routerIPv6, seperti quality of service yang bukan default,misalnya service-service yang bersifat real-time 4. Payload Length : field berisi 16 bit yang menunjukkan panjang payload, yaitu sisa paket yang mengikuti header IPng, dalam oktet. 5. Next Header : field 8 bit yang berfungsi mengidentifikasi header berikut yang mengikuti header IPv6 utama. 6. Hop Limit : field berisi 8 bit unsigned integer.Menunjukkan jumlah link maksimum yang akan dilewati paket sebelum dibuang. Paket akan dibuang bila Hop Limit berharga nol. 7. Source Address : field 128 bit, menunjukkanalamat pengirim paket. 8. Destination Address : field 128 bit, menunjukkan alamat penerima paket.Pengurangan dan perubahan pilihan IP Headerini bertujuan untuk mengurangi beban kerja router.Option fragment offset dan header Checksum dihilangkan karena proses fragmentasi paket danperhitungan checksum tidak perlu terjadi di routertetapi antara node pengirim dan penerima. Sehinggadelay akibat fragmentasi paket dapat dikurangi.Penambahan flow label dan modifikasi Traffic Class bertujuan untuk mengatur aliran data sehingga diperoleh QoS tertentu. Sedangkan modifikasi TTLadalah menjadi Hop limit. Nilai pada kolom hop limitakan dikurangi satu jika paket melewati node yang berfungsi mem-forward paket. Jika nilai hop limitsudah mencapai batas 0 paket akan dibuang.20

2.4.2 Jenis Pengalamatan Address IPv6 dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : 1. Unicast Address (one-to-one) digunakan untuk komunikasi satu lawan satu, dengan menunjuk satu host. Pada alamat Unicast ada yang bersifat local, baik Link Local Address maupun Site Local Address, tetapi ada juga yang bersifat Global (misalnya untuk Internet service Provider). Link Local Address adalah alamat yang digunakan di dalam satu link yaitu jaringan lokal yang saling tersambung dalam satu level. Sedangkan Site Local Address setara dengan alamat privat pada IPv4, yang dipakai terbatas di dalam satu site sehingga tidak dapat digunakan untuk mengirimkan alamat di luar site ini. 2. Multicast Address Multicast Address merupakan address yang digunakan untuk komunikasi dari satu alamat menuju banyak alamat dengan menunjuk host dari group. Multicast Address ini pada IPv4 didefinisikan sebagai kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang yang 8 bit pertamanya di mulai dengan "FF" disediakan untuk multicast Address. 3. Anycast Address Anycast Address merupakan sebuah address yang diberikan pada beberapa host, untuk mendefinisikan kumpulan node. Jika ada packet yang dikirim ke address ini, maka router akan mengirim packet tersebut ke host terdekat yang memiliki Anycast address yang sama. Dengan kata lain pemilik packet menyerahkan pada router tujuan yang paling sesuai dengan pengiriman packet tersebut. Pada Anycast Address ini tidak disediakan ruang khusus. Jika terhadap beberapa host diberikan sebuah address yang sama, maka address tersebut dianggap sebagai Anycast Address. 2.4.3 Representasi Alamat pada IPv6 Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana x berupa nilai hexadesimal dari 16 bit porsi alamat, karena ada 8 buah x maka jumlah totalnya ada 16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah : FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210 Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu x, yang bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ::. Contohnya adalah : FEDC:0:0:0:0:0:7654:3210 dapat direpresentasikan sebagai FEDC::7654:3210 dan 0:0:0:0:0:0:0:1dapat direpresentasikan sebagai ::1

21

BAB III PEMODELAN SISTEM 3.1 Konfigurasi Sistem Pada Pengerjaan tugas akhir ini gambaran konfigurasi sistem yang akan dibuat digambarkan pada gambar 3.1

Server VoIP A

Server VoIP B

Home Agent A

Switch

Home Agent B

Mobile node A

Mobile node B

Gambar 3.1 Konfigurasi System 3.2 Skenario Penelitian 3.2.1 Pengukuran performansi pada tiap area access router. Pada Skenario ini, akan dilakukan pengukuran performansi saat client berada di home agent masing-masing. 3.2.2 Pengukuran performansi saat melakukan handover. Pada Skenario ini, akan dilakukan pengukuran pada client pada saat berpindah dari HA dengan background traffic tertentu. 3.2.3 Pengukuran waktu yang dibutuhkan untuk melakukan handover. Pada Skenario ini, akan dilakukan pengukuran pada client pada saat berpindah dari HA dengan background traffic tertentu. 3.2.4 Pengukuran keberhasilan handover Pada Skenario ini, akan dilakukan pengukuran saat ada beberapa client secara bersama melakukan handover dan dengan background traffic tertentu.

22

3.3 Alur Pengerjaan Tugas akhir Alur kerja merupakan gambaran pengerjaan dari awal sampai akhir pengerjaan tugas akhir. Alur kerja yang akan dilaksanakan dalam tugas akhir ini yaitu :MULAI

Study Literatur

Tujuan dan Masalah

Dasar Teori

Penentuan Topologi Jaringan

Perancangan dan Konfigurasi Sistem (FMIPV6, Interdomain VoIP, Access router dan PC router)

Tidak Pengujian Konfigurasi Jaringan

Ya

Penentuan Skenario

Pengambilan Data

Tidak Skenario Selesai

Ya Analisis

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.2 Flowchart utama pengerjaan tugas akhir

23

BAB IV KELUARAN YANG DIHARAPKAN

Bentuk keluaran yang diharapkan adalah performansi VoIP meliputi delay handover,interarrival packet delay, jitter, throughput, packet loss dan jumlah user yang dapat melakukan handover dalam satu waktu pada jaringan Mobile IP yang dirancang dengan beberapa skenario. Hasil tersebut akan dianalisis dan ditarik kesimpulan, apakah Jaringan Mobile IP ini sudah layak diimplementasikan untuk Interdomain VoIP atau tidak.

24

BAB V DAFTAR PUSTAKA[1] Laboratorium Computer & Communication, Fakultas Elektro dan Komunikasi, IT Telkom, Modul Praktikum Jaringan Komputer, 2010 [2] Riza, Taufan.2002. Teori dan ImplementasiIPv6 Protokol Internet Masa Depan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. [3] RFC4068 [4]R. Koodli,Ed.2005.Fast Handovers for Mobile IPv6. Nokia Research Center. [5] Filina Yuning Tyas.2008. REALISASI APLIKASI SIARAN RADIO STREAMING BERBASIS IPV6 DENGAN SISTEM OPERASI FREEBSD DAN ANALISA

PERBANDINGAN PERFORMANSI DENGAN IPV4 : IT Telkom. [6] Heri Purwanto.2009. IMPLEMENTASI METODE FAST HANDOVER MOBILE IPv6 (FMIPv6) PADA JARINGAN MOBILE IPv6 UNTUK MENDUKUNG LAYANAN VOIP : IT Telkom [7] Laboratorium Jaringan Akses, Fakultas Elektro dan Komunikasi, IT Telkom, Modul Praktikum Bengkel Jaringan dan Mutimedia, 2009 [8]http://www.fmipv6.org [9]http://toko.baliwae.com/download/buku-pintar/buku-jarkom2.pdf [10]HTTP://74.125.153.132/SEARCH?Q=CACHE:NEO4PGOEHXAJ:STUDENT.EEPISITS.EDU/~ABE /FILE/TAAHYAR/TA/PRAKTIKUM.DOC+FILETYPE:DOC+KONSEP+IPV6&CD=6&HL=ID&CT=CLNK&GL=ID&CLIENT=FIREFOX-A

25

BAB VAGENDA KERJA Berikut ini merupakan jadwal pelaksaan tugas akhir yang akan dilakukan.: Bulan No Kegiatan I II III IV 1 2 3 4 5 6 7 8 Studi literatur Pengumpulan data Perancangan sistem Implementasi Analisis dan penyimpulan Pelaporan sementara Penyajian dengan pembimbing Pembuatan laporan akhir

V

26