INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

29
1 Universitas Udayana INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA RUANG PERAWATAN RISIKO TINGGI OLEH: Ns. Kadek Cahya Utami, S.Kep., M.Kep. PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA SEPTEMBER 2016

Transcript of INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

Page 1: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

1 Universitas Udayana

INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA

RUANG PERAWATAN RISIKO TINGGI

OLEH:

Ns. Kadek Cahya Utami, S.Kep., M.Kep.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

SEPTEMBER

2016

Page 2: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

2

Universitas Udayana

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga karya tulis dengan judul

“Integrasi Teori/Model Kenyamanan (Kolcaba) pada Ruang Perawatan Risiko

Tinggi”, dapat diselesaikan dengan baik.

Karya tulis ini saya buat dengan tujuan untuk memberikan gambaran aplikasi

teori/model keperawatan saat mahasiswa atau perawat melaksanakan asuhan

keperawatan di Ruang Perawatan Risiko Tinggi, seperti NICU. Hal ini sangat

bermanfaat agar asuhan yang diberikan lebih efektif, efisien, dan dilandasi oleh

dasar keilmuan yang kuat, sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

Meskipun upaya semaksimal sudah dilakukan dalam penyusunan karya tulis ini,

namun saya menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang

ditemukan. oleh karena itu, saya mohon adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun guna melengkapi karya tulis ini.

Denpasar, September 2016

Penulis

Page 3: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

3

Universitas Udayana

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... I

KATA PENGANTAR .................................................................................................... II

DAFTAR ISI .................................................................................................................. III

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... IV

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1

1.2 TUJUAN............................................................................................................... 3

1.2.1 ............................................................................................... Tu

juan Umum .................................................................................... 3

1.2.2 ............................................................................................... Tu

juan Khusus ................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 TEORI KENYAMANAN KOLCABA ................................................................ 4

2.2 KONSEP KEPERAWATAN ANAK ................................................................... 5

2.2.2 ............................................................................................... Fil

osofi Keperawatan Anak ................................................................... 5

2.2.3 ............................................................................................... Pe

ran Perawat Pediatrik ............................................................................. 7 2.3 RUANG RAWAT NEONATUS RESIKO TINGGI ............................................ 9

2.3.1 ............................................................................................... Ga

mbaran Umum Ruang Rawat Neonatus Resiko Tinggi ................ 9

2.3.2 ............................................................................................... Kl

asifikasi Neonatus Resiko Tinggi .................................................. 11

2.3.2.1 Klasifikasi Berdasarkan Berat Lahir ................................. 11

2.3.2.2 Klasifikasi Berdasarkan Usia Kehamilan .......................... 12

2.3.2.3 Klasifikasi Berdasarkan Mortilitas .................................... 12

BAB III ANALISA DAN APLIKASI TEORI KENYAMANAN KOLCABA

ANALISIS DAN APLIKASI TEORI KOLCABA DI RUANG NEONATUS RISIKO

TINGGI ............................................................................................................................ 13

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 ASPEK POSITIF .................................................................................................. 19

4.2 ASPEK NEGATIF ............................................................................................... 21

BAB V PENUTUP

4.3 KESIMPULAN .................................................................................................... 22

4.4 SARAN ................................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

4

Universitas Udayana

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Kerja Konseptual pada Teori Kenyamanan………………4

Page 5: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

5

Universitas Udayana

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan asuhan keperawatan berbasis bukti merupakan keinginan bagi

semua perawat. Untuk membuat individu dan keluarganya berespon terhadap

masalah kesehatan, praktik keperawatan berbasis teori diperlukan untuk

membuat dan menerapkan intevensi keperawatan dalam mengetahui

kebutuhan klien. Teori akan membantu untuk menggambarkan, menjelaskan,

memprediksi, dan memperjelas asuhan keperawatan (Potter & Perry, 2009).

Teori menghasilkan pengetahuan keperawatan yang dapat digunakan dalam

praktik. Integrasi teori ke dalam praktik merupakan dasar profesi

keperawatan (McEwen & Will, 2007 dalam Potter & Perry, 2009 ). Sebagai

contoh teori Kolcaba yang menjelaskan tentang kenyamanan. Teori ini

mempunyai nilai dalam membantu keperawatan menciptakan kenyamanan

secara fisik, psikospritual, sosiokultural, dan lingkungan.

Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. Berbagai teori

keperawatan menyatakan kenyamanan sebagai kebutuhan dasar klien yang

merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Kolcaba (1994)

mendefinisikan kenyamanan dengan cara yang konsisten pada pengalaman

subjektif klien. Kolcaba mendefinisikan kenyamanan sebagai suatu keadaan

telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia.

Teori Kolcaba termasuk dalam middle range theory. Menurut Kolcaba, teori

kenyamanan menjadi salah satu pilihan teori keperawatan yang dapat

diaplikasikan langsung di lapangan karena bersifat universal dan tidak

terhalang budaya yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Hal ini menyebabkan

Page 6: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

6

Universitas Udayana

teori kenyamanan bisa dimodifikasi seluas-luasnya sesuai kebutuhan klien

masing-masing (March & McCormack, 2009).

Neonatus resiko tinggi adalah neonatus yang mempunyai kemungkinan lebih

besar untuk menderita sakit atau kematian daripada neonatus yang lain.

Istilah neonatus resiko tinggi digunakan untuk menyatakan bahwa neonatus

memerlukan perawatan dan pengawasan ketat (Surami, 2003). Neonatus

resiko tinggi menurut Kemenkes mengenai Pedoman Pelayanan Maternal

Perinatal pada Rumah Sakit Umum (2008) adalah semua bayi yang lahir

dalam keadaan kritis memerlukan observasi ketat dan tindakan intensif.

Neonatus resiko tinggi memerlukan perawatan secara khusus untuk

membantu mereka beradaptasi di lingkungan ekstrauterin. Kebutuhan

kenyaman yang diperlukan klien dengan neonatus resiko tinggi adalah bisa

dilihat dari aspek fisik yaitu bagaimana menjaga homeostatis kondisi bayi,

manajemen nyeri (Kolcaba, Tilton, & Drouin, 2006). Konsep kenyamanan

Kolcaba memiliki subjektifitas sama dengan nyeri. Telah banyak

didokumentasikan bahwa hospitalisasi pada neonatus terdapat 400 prosedur yang

menstimulus nyeri sejak dirawat di NICU (Horrison, 2010).

Menciptakan lingkungan yang nyaman selama perawatan bayi beresiko tinggi

juga turut berkontribusi dalam asuhan perkembangan bayi yang optimal.

Seperti kebisingan, pencahayaan, bau, dan lain-lain. Lingkungan merupakan

faktor eksternal yang bisa dimodifikasi untuk menimbulkan rasa nyaman

pada klien. Kesehatan merupakan fungsi optimal yang bisa dicapai oleh

klien, dimana salah satunya ditentukan dari faktor kenyamanan (Wong,

Hockenberrry-Eaton, Wilson, Winkelstein, & Schwartz, 2009). Ruangan

yang digunakan untuk merawat neonatus resiko tinggi telah didesain

sedemikian rupa untuk menciptakan kenyamanan bayi sehingga asuhan

perkembangan bayi dapat optimal.

Asuhan keperawatan anak berpusat pada keluarga sehingga dalam perawatan

neonatus dengan resiko tinggi juga dilibatkan peran orang tua dan keluarga

untuk mendukung kesembuhan klien (Kolcaba, 2005). Memberikan

Page 7: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

7

Universitas Udayana

kenyamanan dari seluruh aspek bio-psiko-sosio-kultural-spiritual dapat

memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif sesuai tatanan

perawatan di ruang perinatologi. Oleh karena itu, teori Kolkaba sesuai untuk

diterapkan pada tatanan ruang neonatus resiko tinggi yang membutuhkan

segenap aspek baik dari dukungan keluarga maupun lingkungan rumah sakit.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengintegrasikan teori atau

model keperawatan dengan konsep dasar keperawatan anak di ruang

neonatus resiko tinggi.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Menguraikan teori /model keperawatan yang sesuai dalam hal ini

teori kenyamanan (Comfort Theory) yang dikemukakan oleh

Katharine Kolcaba

b. Menguraikan konsep keperawatan anak

c. Menguraikan deskripsi ruang rawat neonatus resiko tinggi

d. Menganalisa aplikasi teori keperawatan pada ruang rawat resiko

tinggi

e. Membahas aspek positif dan negatif dari aplikasi teori / model

keperawatan comfort theory

f. Menyimpulkan aplikasi teori model keperawatan comfort theory

pada ruang rawat neonatus resiko tinggi

Page 8: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

8

Universitas Udayana

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Kenyamanan Kolcaba

Kenyamanan adalah pengalaman yang diterima oleh seseorang dari suatu

intervensi. Hal ini merupakan pengalaman langsung dan menyeluruh ketika

kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial, dan lingkungan terpenuhi (Peterson &

Bredow, 2008). Konsep teori kenyamanan meliputi kebutuhan kenyamanan,

intervensi kenyamanan, variabel intervensi, peningkatan kenyamanan,

perilaku pencari kesehatan, dan integritas institusional. Menurut Kolcaba &

DiMarco (2005) hal tersebut dapat digambarkan dalam kerangka konseptual

sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Kerja Konseptual pada Teori Kenyamanan

Seluruh konsep tersebut terkait dengan klien dan keluarga. Teori kenyamanan

terdiri atas tiga tipe, yaitu (1) relief: kondisi resipien yang membutuhkan

penanganan spesifik dan segera, (2) ease: kondisi tenteram atau kepuasan hati

dari klien yang terjadi karena hilangnya ketidaknyamanan fisik yang

dirasakan pada semua kebutuhan, (3) transcendence: keadaan dimana

Page 9: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

9

Universitas Udayana

seseorang individu mampu mengatasi masalah dari ketidaknyamanan yang

terjadi.

Kolcaba memandang bahwa kenyamanan merupakan kebutuhan dasar

seorang individu yang bersifat holistik, meliputi kenyamanan fisik,

psikospiritual, sosiokultural, lingkungan. Kenyamanan fisik berhubungan

dengan mekanisme sensasi tubuh dan homeostasis, meliputi penurunan

kemampuan tubuh dalam merespon suatu penyakit atau prosedur invasif.

Beberapa alternatif untuk memenuhi kebutuhan fisik adalah memberikan

obat, merubah posisi, backrub, kompres hangat atau dingin, sentuhan

terapeutik. Kenyamanan psikospiritual dikaitkan dengan keharmonisan hati

dan ketenangan jiwa, yang dapat difasilitasi dengan memfasilitasi kebutuhan

interaksi dan sosialisasi klien dengan orang-orang terdekat selama perawatan

dan melibatkan keluarga secara aktif dalam proses kesembuhan klien.

Kebutuhan kenyamanan sosiokultural berhubungan dengan hubungan

interpersonal, keluarga dan masyarakat, meliputi kebutuhan terhadap

informasi kepulangan (discharge planning), dan perawatan yang sesuai

dengan budaya klien. Beberapa cara untuk memenuhi kebutuhan sosiokultural

adalah menciptakan hubungan terapeutik dengan klien, menghargai hak-hak

klien tanpa memandang status sosial atau budaya, mendorong klien untuk

mengekspresikan perasaannya, dan memfasilitasi kerja tim yang mengatasi

kemungkinan adanya konflik antara proses penyembuhan dengan budaya

klien. Kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan akan kenyamanan

lingkungan yang berhubungan dengan menjaga kerapian dan kebersihan

lingkungan, membatasi pengunjung dan terapi saat klien beristirahat, dan

memberikan lingkungan yang aman bagi klien (Kolcaba, Tilton, & Drouin,

2006).

2.2 Konsep Keperawatan Anak

2.2.1 Filosofi Keperawatan Anak

Filososfi asuhan menurut Hockenberry & Wilson (2009) keperawatan

bayi dan anak sesuai dengan definisi keperawatan yaitu diagnosis dan

Page 10: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

10

Universitas Udayana

penanganan respon manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau

potensial. Definisi ini mencakup empat gambaran esensial tentang

praktik keperawatan :

a. Perhatian pada rangkaian pengalaman dan respon manusia terhadap

kesehatan dan penyakit tanpa terbatas pada orientasi berfokus-

masalah

b. Integrasi data objektif dengan pengetahuan yang didapat dari

pemahaman tentang pengalaman subjektif pasien atau kelompok

c. Penerapan pengetahuan ilmiah pada proses diagnosis dan

pengobatan

d. Penetapan hubungan caring yang memfasilitasi kesehatan dan

penyembuhan

Filosofi merupakan keyakinan atau pandangan yang dimiliki perawat

dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang berfokus

pada keluarga, pencegahan terhadap trauma dan manajemen kasus.

Filosofi keperawatan anak antara lain perawat berfokus pada keluarga

(family centered care), atraumatic care dan manajemen kasus

(Hockenberry & Wilson, 2009).

a. Asuhan berpusat pada keluarga (family centered care)

Filosofi asuhan berpusat pada keluarga menunjukkan keluarga

bersifat konstan dalam hidup anak. Keluarga didukung dalam peran

pemberian perawatan yang alami dan peran pembuatan keputusan

dengan membangun kekuatan unik mereka sebagai individu dan

keluarga. Memberikan pelayanan berpusat pada keluarga berarti

perawat menggabungkan pengetahuan dan keyakinan keluarga

untuk secara konstan peduli terhadap kehidupan anak, melibatkan

keluarga dalam proses perawartana anak sehingga anak anak

menerima pelayanan yang berkualitas (Harrison, 2010). Filosofi

family centered care adalah filosofi petugas kesehatan yang bekerja

sama diantara keluarga, perawat, dan tim kesehatan yang lain

Page 11: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

11

Universitas Udayana

dimana kebutuhan keluarga diprioritaskan untuk mencari pelayanan

kesehatan yang baik untuk anaknya (Ball, Blinder, Cowen, 2012).

Dua konsep dasar dalam asuhan berpusat keluarga adalah

memampukan dan memberdayakan (Hockenberry & Wilson, 2009).

Professional memampukan keluarga dengan menciptakan

kesempatan dan cara bagi semua anggota keluarga untuk

menunjukkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan anak dan

keluarga. Pemberdayaan menggambarkan interaksi profesional

dengan keluarga sehingga keluarga mempertahankan kontrol atas

kehidupan mereka sendiri dan membuat perubahan yang positif.

b. Asuhan atraumatik (atraumatic care)

Asuhan atraumatik adalah penyediaan asuhan teraputik dalam

lingkugan, oleh personal , dan melalui penggunaan intervensi yang

menghapuskan atau memperkecil distress psikologis dan fisik yang

diderita oleh anak-anak dan kelaurga mereka dalam sistem

pelayanan kesehatan (Hockenberry & Wilson, 2009).

c. Penatalaksanaan kasus

Manajemen kasus adalah proses mengkoordinasikan pelayanan

petugas kesehatan dengan cara berfokus pada kualitas dan outcome.

Dalam praktiknya diperlukan kolaborasi dengan petugas kesehatan

yang lain yang mempromosikan pelayanan secara berkelanjutan

dengan memfasilitasi kebutuhan pasien dengan ketersediaan

sumber. Perawat case manajer membantu anak dan keluarga

memiliki outcome pelayanan yang terbaik (Ball, Blinder, & Cowen,

2012).

2.2.2 Peran Perawat Pediatrik

Menurut Hockenberry & Wilson (2009) menjelaskan peran perawat

pediatrik, yaitu :

a. Hubungan terapeutik

Perawat anak perlu berhubungan dengan anak-anak dan

keluarganya dan harus dapat memisahkan antara perasaan dan

Page 12: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

12

Universitas Udayana

kebutuhan mereka. Dalam hubungan terapetik, caring, merupakan

batasan yang memisahkan dan bersifat positif yang meningkatkan

kendali keluarga atas perawatan kesehatan anak .

b. Advokasi pada keluarga

Perawat harus bekerja sama dengan anggota keluarga,

mengidentifikasi tujuan dan kebutuhan mereka, dan merencanakan

intervensi yang dapat mengatasi masalah. Sebagai advokat, perawat

membantu anak-anak dan keluarga mereka dalam menentukan

berbagai pilihan yang diberitahukan dan bertindak dalam

memberikan yang terbaik kepada anak. Advokasi itu meliputi

jaminan bahwa keluarga akan mengetahui semua pelayanan

kesehatan yang tersedia, diinformasikan secara tepat tentang

pengobatan dan prosedurnya, dilibatkan dalam perawatan anak, dan

didorong untuk berubah ke arah yang lebih baik,

c. Pencegahan Penyakit/Promosi Kesehatan

Setiap perawat yang terlibat dalam keperawwatan anak harus

mempraktikkan kesehatan preventif. Pendekatan terbaik untuk

pencegahan adalah pendidikan dan pedoman antisipasi. Pengenalan

terhadap bahaya atau konflik dalam setiap periode perkembangan

memungkinkan perawat untuk membimbing orang tua dalam hal

praktik pengasuhan anak yang ditujukan untuk pencegahan masalah

potensial. Di samping mencegah penyakit fisik atau cedera, peran

perawat adalah mempromosikan kesehatan mental.

d. Penyuluh kesehatan

Penyuluhan kesehatan sering merupakan satu bidang yang perlu

disiapkan dan dipraktikkan oleh perawat dengan model peran

kompeten, karena penyuluhan ini melibatkan transmisi informasi

pada tingkat pemahaman anak dan keluarga.

e. Konseling

Konseling merupakan pertukaran pendapat dan ide yang memberi

dasar untuk pemecahan masalah bersama. Konseling melibatkan

dukungan, penyuluhan, teknik untuk membantu keluarga mengatasi

Page 13: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

13

Universitas Udayana

stress dengan cara eksplorasi perasaan dan pikiran. Konseling juga

memampukan keluarga untuk mendapatkan tingkat fungsi yang

lebih tinggi, harga diri lebih tinggi, dan hubungan yang lebih dekat.

f. Kolaborasi

Perawat sebagai anggota tim kesehatan, berkolaborasi dan

mengkoordinasikan pelayanan keperawatan dengan aktivitas

professional lain. Konsep asuhan holistik hanya dapat direalisasikan

melalui pendekatan interdisiplin.

g. Riset

Perawat harus berperan pada riset karena mereka adalah inidvidu

yang mengamati respons manusia terhadap kesehatan dan kesakitan.

Konsep praktik berdasarkan penelitian melibatkan analisis riset

yang diterapkan dalam praktik keperawatan.

2.3 Ruang Rawat Neonatus Resiko Tinggi

2.3.1 Gambaran Umum Ruang Rawat Neonatus Resiko Tinggi

Penanganan kasus neonatal harus dilakukan dalam ruang perawatan

khusus yang terdiri dari tiga level, berdasarkan derajat kesakitan, risiko

masalah dan kebutuhan pengawasannya (Kemenkes, 2008). Level

pertama adalah untuk bayi risiko rendah, dengan kata lain bayi normal

yang sering digunakan istilah rawat gabung ( perawatan bersama ibu)

atau Level II untuk bayi risiko tinggi tetapi pengawasan belum perlu

intensif. Pada level ini bayi diawasi oleh perawat 24 jam, akan tetapi

perbandingan perawat dan bayi tidak perlu 1-1. Sedangkan pada level

III, pengawasan yang dilakukan benar-benar ekstra ketat. Satu orang

perawat yang bertugas hanya boleh menangani satu pasien selama 24

jam penuh. Pada ketiga level peran dokter boleh dibagi, artinya 1 orang

dokter pada ketiga level, akan tetapi dengan ketrampilan dan

pengetahuan khusus mengenai masalah gawat darurat pada neonatus.

American Academy of Pediatrics / AAP (2004a) membagi level

pelayanan neonatus resiko tinggi pada suatu institusi :

Page 14: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

14

Universitas Udayana

a. Level I Neonatal Care (Basic)

Well – newborn nursery, yang memiliki kapabilitas :

1) Memberikan neonatal resusitasi pada awal kelahiran bayi

2) Evaluasi dan perawatan post natal pada bayi sehat

3) Stabilisasi dan perawatan bayi pada bayi dengan gestasi 35-37

minggu dengan mempertahankan status fisiologis

4) Stabilisai bayi yang sakit dengan usia gestasi < 35 minggu

b. Level II Neonatal Care (Spesiality)

Special care nursery dibagi menjadi dua :

Level IIA, yang memiliki kapabilitas :

1) Resusitasi dan stabilisai prematur atau bayi sakit

2) Memberikan pelayanan pada bayi yang lahir dengan gestasi

>32 minggu dan berat lahir ≥ 1500 g yang memiliki imaturitas

fisioligik seperti apnea of prematurity, ketidakmmapuan

mempertahankan suhu tubuh, ketidakmampuan dalam intake

oral.

3) Pelayanan pada bayi pada masa penyembuhan setelah

perawatan intensif.

Level IIB : memiliki kapabilitas level IIA ditambah pelayanan

dengan ventilasi mekanik <24 jam atau mengunakan Continous

Positive Airway Pressure (CPAP).

c. Level III (Subspeciality) NICU, dibagi menjadi tiga kategori :

Level IIIA NICU, yang memiliki kapabilitas :

1) Memberikan pelayanan yang komprehensif pada bayi dengan

usia gestasi >28 minggu dan berat lahir >1000 g

2) Memberikan life support terbatas pada konvensional ventilasi

mekanik

3) Bisa dilakuan tindakan bedah minor seperti kateter vena

sentral dan repair hernia inguinal

Level IIIB NICU, yang memiliki kapabilitas :

Page 15: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

15

Universitas Udayana

1) Pelayanan komprehensif pada Extremely low birth weight

infant (≤ 1000 g dan usia gestasi ≤ 28 minggu).

2) Advanced respiratory support seperti ventilasi dengan high

frekuensi dan inhalasi nitric oxide

3) Bisa dilakukan untuk advance diagnostic imaging seperti

computed tomography, MRI, echocardiography

4) Pediatric surgical specialist dan pediatric anesthesiologist,

dan pediatric surgery

Level IIIC NICU, yang memiliki kapabalitias :

Memiliki kemampuan seperti level IIIB NICU dan ditambah

perawatan untuk exstracorporeal membrane oxygenation (ECMO)

dan kompleks surgical repair kasus genital cardiac malformasi.

2.3.2 Klasifikasi Neonatus Resiko Tinggi

Hockenberry & Wilson (2009) membagi neonatus resiko tinggi

berdasarkan berat lahir, usia kehamilan, mortalitas.

2.3.2.1 Klasifikasi Berdasarkan Berat Lahir

a. Low birth weight (LBW) infant : bayi dengan berat badan

lahir kurang dari 2500 gram.

b. Very low birth weight (VLBW) infant : bayi dengan beradt

badan lahir kurang dari 1500 gram.

c. Extremely low birth weight (ELBW) infant : bayi dengan

berat badan lahir kurang dari 1000 gram.

d. Appropiate for gestasional age (AGA) infant : bayi dengan

berat lahir diantara persentil 10th

dan 90th

pada kurva

pertumbuhan intrauterin.

e. Small for gestasional age (SGA) infant : bayi dengan berat

lahir di bawah persentil 10th

pada kurva pertumbuhan

intrauterin.

Page 16: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

16

Universitas Udayana

f. Intrauterin growth restriction (IUGR) : ditemukan pada

bayi yang pertumbuhan dalam kandungannya tidak

berkembang.

g. Large for gestational age (LGA) : bayi dengan berat lahir di

atas persentil 90th

pada kurva pertumbuhan intrauterin.

2.3.2.2 Klasifikasi berdasarkan Usia Kehamilan

a. Premature infant : bayi yang lahir dengan usia gestasi

kurang dari 37 minggu, tanpa memperhitungkan berat badan

lahir.

b. Full term infant : bayi yang lahir pada usia gestasi 38

minggu dan 42 minggu, tanpa memperhitungkan berat

badan lahir.

c. Postmature infant : bayi yang lahir pada usia gestasi lebih

dari 42 minggu, tanpa memperhitungkan berat badan lahir.

2.3.2.3 Klasifikasi Berdasarkan Mortalitas

a. Live birth : kelahiran bayi dengan manifetasi adanya detak

jantung, nafas baik, gerakan aktif, tanpa memperhitungkan

usia kehamilan.

b. Fetal death : kematian fetus setelah 20 minggu gestasi dan

sebelum dilahirkan, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan

setelah lahir.

c. Neonatal death : kematian yang terjadi pada 27 hari

pertama kelahiran bayi, kematian bayi lebih awal terjadi

pada minggu pertama kehidupan.

d. Perinatal mortality : menjelaskan total fetus dan kematian

bayi lebih awal per 1000 kelahiran hidup.

e. Postnatal death : kematian yang terjadi pada 28 hari sampai

1 tahun setelah kelahiran bayi.

Page 17: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

17

Universitas Udayana

Kriteria neonatus resiko tinggi menurut Kemenkes (2008) adalah bayi

dengan kriteria atau kelompok III, yaitu:

a. Berat badan lahir sangat rendah (<1000 gr).

b. Nilai APGAR 5/10 menit>3

c. Gangguan nafas berat: RDS berat

d. Kejang neonatus, Hypoxic Ischemic Enchelopathy (HIE), bilirubin

enchpalopathi, hipoglikemia, tetanus neonaturum.

e. Kelainan bawaan ringan dengan gawat darurat ; fistula

trakheaesophagus, atresia esophagus, gastroskisis, omalokel berat,

TGA minimal, dan meningoensefalokel dengan komplikasi minimal.

f. Bayi baru lahir dengan komplikasi yang memerlukan ventilasi

mekanik.

Page 18: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

18

Universitas Udayana

BAB III

ANALISIS DAN APLIKASI TEORI KENYAMANAN KOLCABA

Analisis dan Aplikasi Teori Kolcaba Di Ruang Rawat Neonatus Resiko

Tinggi

Aplikasi suatu teori ke lahan praktik dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebuah

teori keperawatan harus sesuai dengan nilai dan misi suatu institusi, teori

bersifat sederhana, dan mudah dipahami untuk dipakai sebagai panduan

praktik (Kolcaba, Tilton, & Drouin, 2006). Teori Kolcaba termasuk dalam

middle range theory. Menurut Kolcaba, teori kenyamanan menjadi salah satu

pilihan teori keperawatan yang dapat diaplikasikan langsung di lapangan

karena bersifat universal dan tidak terhalang budaya yang dimiliki oleh setiap

masyarakat. Hal ini menyebabkan teori kenyamanan bisa dimodifikasi seluas-

luasnya sesuai kebutuhan klien masing-masing (March & McCormack, 2009).

Teori kenyamanan ini disusun sebagai teori yang berpusat pada klien dan

keluarga (family-client centered theory) yang dianggap sebagai inti dari

praktik keperawatan (ANA, 2000). Hal ini sesuai dengan filosofi keperawatan

anak yang berpusat pada keluarga, sehingga teori ini cocok digunakan pada

tatanan pelayanan keperawatan anak. Setting pelayanan ini meliputi pre dan

post area operatif, pelayanan ambulatory, pelayanan primer, pusat komunitas,

dan rumah sakit. Tipe pelayanan keperawatan anak sebagai contoh di ruang

pelayanan neonatus ini diberikan pada well baby yang akut sampai kronik.

Intervensi penerapan teori kenyamanan yang dilakukan pada bayi di ruang

neonatus resiko tinggi yaitu meminimalisir nyeri dalam prosedur invasif,

Page 19: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

19

Universitas Udayana

strategi yang dilakukan yaitu : memberikan posisi yang nyaman pada bayi,

memfasilitasi kebiasaan kenyaman bayi seperti thumb-sucking, pembedongan,

ayunan, mengadvokasi kehadiran keluarga (Stephen, Barkey, & Hall, 1999).

Kolcaba mengobservasi bahwa ketidaknyaman yang dirasakan oleh klien dan

keluarga tidak hanya sebatas sensasi fisik dan emosi, tetapi melibatkan aspek

holistik yaitu fisik, psikospritual, sosiokultural, dan lingkungan. Berikut

adalah contoh aplikasi teori kenyamanan dalam asuhan keperawatan pada bayi

yang dirawat di ruang neonates risiko tinggi:

Pengkajian

Proses pengkajian dimulai dari mengidentifikasi kebutuhan rasa nyaman klien

ditinjau dari 3 fase (relief, ease, dan transcendence) serta meliputi 4 konteks

kenyamanan (fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan). Pengkajian

fisik sistematis menyeluruh merupakan komponen esensial dalam asuhan bayi

resiko tinggi.

a. Kebutuhan kenyamanan fisik

Ketidaknyamanan fisik pada bayi yang dirawat di ruang neonatus risiko

tinggi antara lain, nyeri akibat prosedur invasif (terkait prosedur diagnostik

dan terapi), ketidakmampuan bayi dalam mempertahankan termoregulasi,

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan kelemahan

otot, serta gangguan oksigenasi.

b. Kebutuhan kenyamanan psikospiritual

Pemenuhan kebutuhan psikospiritual pada bayi mungkin belum bisa

diberikan secara optimal, namun bagi keluarga, khususnya orang tua bayi,

hal ini membutuhkan intervensi khusus. Kebutuhan kenyaman dari aspek

psiko-spiritual pasien bisa dipenuhi meskipun pasien dengan tingkat

kesadaran yang menurun seperti memfasilitasi kunjungan orang tua,

sentuhan terapeutik (caring touch). Perawat perlu mengidentifikasi tahap

penerimaan orang tua terhadap kondisi bayi mereka (denial, anger,

bargaining, depression, dan acceptance). Setiap tahap memiliki

karakteristik masalah emosional dan kebutuhan tertentu yang bersifat

spesifik. Kebutuhan spiritual juga menjadi fokus dalam konteks ini,

perawat perlu mengidentifikasi adanya tanda-tanda distress spiritual yang

Page 20: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

20

Universitas Udayana

dialami oleh orang tua, seperti perasaan marah kepada Tuhan, menolak

untuk melaksanakan kegiatan beribadah, perasaan tidak tenang setelah

beribadah, dan membutuhkan bimbingan spiritual khusus dari pemuka

agama yang dipercaya.

c. Kebutuhan kenyamanan sosiokultural

Perawat dalam memberikan prosedur tindakan apapun perlu berkonsultasi

dengan keluarga untuk mengkaji apakah terapi sesuai dengan budaya yang

berlaku di lingkungan pasien, seperti misalnya saat melakukan transfusi

darah, apakah dalam keluarga terdapat budaya yang melarang prosedur itu

dilakukan. Selain budaya, sosial ekonomi keluarga juga perlu

diidentifikasi untuk menentukan pilihan prosedur yang tepat.

d. Kebutuhan kenyamanan lingkungan

Kebutuhan kenyamanan lingkungan yang perlu diidentifikasi adalah

ketenangan ruangan/pengontrolan kebisingan, suhu, bau, pencahayaan

yang cukup, tidak menginterupsi pola tidur bayi ,serta keamanan pasien

selama dirawat di ruang neonatus risiko tinggi (Kolcaba & Wilson, 2002).

Hal ini perlu mendapat perhatian khusus, karena bayi-bayi yang dirawat di

ruang tersebut terpasang banyak alat invasif dan monitor.

Intervensi

Kolcaba & Wilson (2004) membagi intervensi untuk mencapai kenyamanan

klien menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Standard comfort intervention

Standard comfort intervention adalah intervensi standar untuk

mempertahankan hemostasis dan mengontrol nyeri pada bayi. Intervensi

standar antara lain adalah manajemen nyeri nonfarmakologis dan

farmakologis, medikasi, monitoring vital sign, modifikasi lingkungan

terkait pengaturan suhu, bau, pembatasan kunjungan, dan lain-lain.

b. Coaching (dukungan emosional, pendidikan kesehatan)

Coaching mengandung pengertian melatih pasien dan keluarga untuk

mengurangi atau menghilangkan kecemasan dengan menyediakan

Page 21: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

21

Universitas Udayana

informasi yang akurat tentang status kesehatan klien, tetap memberi

harapan yang sesuai dengan kondisi klien, mau mendengarkan secara aktif,

serta membantu implementasi perencanaan untuk meningkatkan

kesembuhan klien.

c. Comfort food for soul (terapi musik, kunjungan orang terdekat)

Perawat melakukan intervensi-intervensi khusus yang membuat klien dan

keluarga merasa diperhatikan dan dikuatkan secara fisik, mental,

emosional, dan spiritual, sebagai contoh mengajarkan beberapa teknik

relaksasi seperti pijatan, guided imagery, terapi musik, dan lainnya.

Implementasi

Implementasi teori Kolcaba pada bayi yang dirawat di ruang neonatus risiko

tinggi dapat terlihat jelas dalam prinsip perawatan bayi di ruang tersebut,

yaitu S-T-A-B-L-E (Karlsen, 2006).

a. Sugar and safe care

- Melakukan pemantauan kadar glukosa darah untuk memberikan

energi yang cukup bagi otak, sehingga tidak menimbulkan

ketidaknyamanan pada jaringan otak (pusing, nyeri, kejang, dan lain-

lain). Hipoglikemia merupakan salah satu tanda dari distress pada

bayi.

- Memberikan lingkungan yang aman, memasang side rail untuk

mencegah pasien jatuh, mengatur pencahayaan agar tidak merusak

retina, dan lain-lain. Perawatan yang aman juga terkait dengan

penggunaan vena umbilikalis dan kateter arteri untuk terapi.

b. Temperature

- Memodifikasi lingkungan untuk mencegah bayi kehilangan panas

yang berlebih dari konduksi (menghangatkan alas dan selimut yang

dipakai), konveksi (tidak meletakkan box bayi di dekat jendela atau

di bawah AC), radiasi (memasang topi untuk menutupi kepala bayi),

dan evaporasi (menjaga tubuh bayi agar tetap kering).

c. Airway

Page 22: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

22

Universitas Udayana

- Membuka jalan nafas dengan memposisikan bayi sedikit

hiperekstensi dengan tujuan meningkatkan aliran oksigen sehingga

metabolisme yang terjadi adalah metabolisme aerob yang

menghasilkan energi dan panas, sehingga bayi merasa nyaman, dan

bukan menghasilkan asam laktat yang dapat mengiritasi serabut saraf

perifer dan menimbulkan nyeri.

- Perawat harus mampu mengidentifikasi tanda distress pernafasan

yang terjadi pada bayi (ringan, sedang, dan berat).

- Monitoring saturasi oksigen dilakukan pada dua lokasi (pre dan post

duktal) untuk mengidentifikasi adanya shunt dari kanan ke kiri pada

duktus arteriosus

d. Blood pressure

- Memantau tekanan darah klien untuk mengidentifikasi adanya

kondisi syok (hipovolemik, kardiogenik, atau septik). Tekanan darah

yang stabil menunjukkan fungsi jantung yang baik, sehingga

dipastikan perfusi dan oksigenasi ke jaringan adekuat, tanda distress

nafas dan kegagalan sirkulasi bisa diminimalisir.

e. Label work

Bayi yang dirawat di ruang neonates risiko tinggi memiliki kerentanan

terjadinya infeksi, sehingga perlu dilakukan pemantauan hasil

laboratorium CBC (Complete Blood Count), CRP, AGD (Analisa Gas

Darah).

f. Emotional support

- Memberikan penjelasan yang akurat tentang kondisi klien kepada

keluarga (inform consent)

- Menjadi pendengar yang aktif ketika keluarga mencurahkan

perasaan dan emosinya.

- Memberikan jaminan prosedur yang diberikan sesuai dengan budaya

yang dianut klien.

- Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan spiritual keluarga.

Page 23: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

23

Universitas Udayana

Perawat bereaksi untuk mengimplementasikan intervensi yang dapat

memperbaiki fungsi optimal neonatus resiko tinggi. Salah satu intervensi

terapeutik dalam NIC adalah environment modification dimana perawat dapat

memodifikasi lingkungan baik secara internal dan eksternal untuk

kenyamanan klien. Kenyamanan juga menjadi salah satu priority outcome

yang dinilai berdasarkan NOC (Nursing Outcome Classification) (Moorhead,

2008) dan juga menentukan intervensi terapeutik mandiri perawat berdasarkan

NIC (Nursing Intervention Classification) (Dochterman & Bulechech, 2008).

Setiap tindakan keperawatan, teori kenyamanan ini selalu bersifat holistik

(bio, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan). Dengan demikian proses

kesembuhan klien akan lebih cepat sehingga dapat menurunkan biaya

perawatan dan lamanya hari perawatan, meningkatnya keamanan klien selama

dirawat, meningkatnya stabilitas ekonomi, dan banyak kepentingan publik

lainnya yang bisa terfasilitasi.

Page 24: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

24

Universitas Udayana

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Aspek Positif

Teori kenyamanan Kolcaba bisa diterapkan pada program pendidikan

keperawatan, praktik keperawatan, dan penelitan. Pada program pendidikan

keperawatan, mahasiswa bisa belajar bagaimana penerapan comfort care plan

melalui pembelajaran sistem online yaitu website Kolcaba. Teori Kenyamanan

Kolcaba bisa dikenalkan pada mahasiswa melalui intervensi kenyamanan pada

NANDA, NOC, dan NIC dan 3 bentuk teori comfort yaitu relief, ease,

transcendence (Tomey & Alligood, 2010). Sebagai tambahan penerapan pada

area pendidikan Goodwin, Sener, dan Steiner (2007) menambahkan aplikasi

Kolcaba merupakan konsep yang holistik untuk dijadikan teaching guideline.

Pengajar bisa menurunkan ketidaknyamana mahasiswa. Untuk menurunkan

ketidaknyamanan fisik, pengajar mendukung mahasiswa untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi dan istirahat. Dari aspek psycho-sosial, guru memberikan

inspirasi dan reinforcement positif pada mahasiswa untuk menurunkan

kecemasan. Untuk menurunkan ketidaknyamanan sosio-kultural, guru

menunjukkan penghargaan kepada mahasiswa dengan berbagai perbedaan

budaya dan adat istiadat. Pada fase transcendence mahasiswa memiliki

motivasi, partisipasi, dan kepuasaan sepanjang proses pembelajaran yang

ditempuh.

Penerapan teori Kolcaba dapat digunakan secara luas diberbagai tatanan

pelayanan pemberian asuhan keperawatan. Sebagai contoh Teori Kolcaba bisa

diterapkan pada setting perianastesia (Kolcaba & Wilson, 2004), perioperatif

nursing (Wilson & Kolkaba, 2004), critical care (Kolcaba & Fisher, 1996),

Page 25: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

25

Universitas Udayana

emergency room (Hawley, 2000), dan setting onkologi, terapi radiasi, dan

praktik perawatan palliative (end-of-life nursing practice). Teori kenyamanan

bisa digunakan sebagai acuan kerangka dalam penelitian sehingga

memudahkan perawat untuk lebih terlibat dalam penguasaan teori yang

berdasarkan riset dan praktik.

Instrumen pengkajian pada teori Kolcaba telah disusun untuk mengukur

tingkat kenyamanan klien dan keluarga, memvalidasi sehingga dapat

membantu perawat untuk menyusun intervensi kenyamanan (Tomey &

Alligood, 2010). Kelebihan dari teori comfort ini bahwa outcome pasien bisa

diukur. Kuisoner instrument ini juga sudah diterjemahkan ke dalam berbagai

bahasa yaitu Spanish, Portugis, Italian, Turki, dan Farsi (Kolcaba, 2010).

Teori kenyamanan Kolcaba bisa juga diterapkan dalam asuhan keperawatan

anak karena bersifat sederhana dan tidak terhalang oleh budaya. Hal ini

menyebabkan teori kenyamanan bisa dimodifikasi seluas-luasnya sesuai kebutuhan

klien masing-masing (March & McCormack, 2009).

Sesuai dengan falsafah keperawatan secara umum yaitu memandang klien

secara holistik bio-psiko-sosio-kultural-spiritual, teori Kolcaba cocok

diterapkan dalam setting keperawatan anak karena kenyamanan tidak hanya

berfokus pada anak sesuai konsep atraumatic care tetapi juga berpusat pada

keluarga (family centered care). Teori Kolcaba sangat relevan diterapkan di

ruang perinatologi karena neonatus resiko tinggi yang dirawat disana

membutuhkan kenyamanan dari seluruh aspek bukan hanya lingkungan fisik

dalam ruangan tetapi juga aspek emosional dan spiritual dari keluarga turut

berkontribusi dalam perawatan bayi dengan resiko tinggi. Lingkungan yang

nyaman akan membantu bayi tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai

dengan konsep developmental care.

Pilihan intervensi keperawatan dapat berdasarkan nursing intervention

classification (NIC) atau panduan intervensi keperawatan lainnya yang sudah

teruji secara evidenced based. Penilaian dari implementasi keperawatan dapat

diperoleh melalui pertanyaan langsung yang diajukan ke pasien atau

Page 26: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

26

Universitas Udayana

menggunakan kuesioner evaluasi, observasi. Beberapa contoh instrumen

evaluasi dari tindakan berdasarkan uji empiris oleh Kolcaba antara lain

(Peterson & Bredow, 2008) :

a. Ceklist perilaku nyaman di area pediatrik

b. General comfort questionnaire (GCQ)

c. Radiation therapy comfort questionnaire (RTCQ)

d. Visual analog scales (VAS)

e. Urinary incontinence and frequency comfort questionnaire (UIFCQ)

f. Hospice comfort questionnaire (HCQ) for family and patient

4.2 Aspek Negatif

Beberapa kelemahan dari penerapan teori comfort adalah bahwa teori ini

melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,

lingkungan, dan sosial kultural. Akan tetapi, untuk menilai semua aspek

tersebut dibutuhkan kerjasama secara multidisplin profesi sehingga

membutuhkan komitmen tinggi dari berbagai profesi dan ketrampilan

kemampuan perawat. Hal ini menyebabkan masing-masing profesi hanya

memberikan intervensi sesuai kompetensinya sehingga pelayanan cenderung

terfragmantasi dan tidak komprehensif, dan malah sering terjadi tumpah

tindih.

Teori kenyamanan Kolcaba bisa digunakan sebagai guideline untuk

meningkatkan kenyamanan baik dari segi perawat maupun pasien dan

lingkungan praktik keperawatan (Kolcaba, Tilton, & Drouin, 2006). Namun,

kenyataannya intervensi kenyamanan untuk kecukupan staff sulit untuk

diterapkan. Institusi pelayanan mungkin memiliki keinginan untuk

menciptakan lingkungan yang nyaman sesuai teori Comfort. Akan tetapi,

rumah sakit memiliki target perhitungan budget untuk operasional organisasi.

Sehingga kenyamanan yang diciptakan diperoleh dari modifikasi dari fasilitas

yang sudah ada.

Kenyamanan dan ketidaknyamanan lebih banyak diperoleh dari data subjektif

(autoanamnesis), yang mengutamakan kemampuan komunikasi, sedangkan

Page 27: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

27

Universitas Udayana

pada bayi sulit memperoleh data tersebut karena keterbatasan dalam

mengungkapkan ekspresi ketidaknyamanan secara verbal, sehingga data lebih

banyak didapatkan dari orang lain (aloanamnesis), yaitu perawat yang

bertugas di ruangan. Data dari keluarga juga hanya sedikit yang dibutuhkan,

karena di ruang neonates risiko tinggi terdapat aturan pembatasan kunjungan

dan orang tua atau keluarga tidak berada 24 jam di sisi klien.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kenyamanan adalah tujuan sentral dari keperawatan karena melalui rasa

nyaman tahap recovery klien akan tercapai. Teori Kolcaba menjelaskan

tentang seorang individu dapat merasakan kondisi nyaman dan tidak nyaman,

yang dipengaruhi oleh aspek yang bersifat holistik, meliputi fisik,

psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan. Ketidaknyamanan yang

dirasakan dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang, Oleh karena itu,

perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan perlu memahami dan

mengaplikasikan model konseptual teori kenyamanan untuk meningkatkan

status kesehatan klien. Dalam konteks perawatan neonatus dengan resiko

tinggi diperlukan stabilitas dan kenyamanan dari seluruh aspek guna

menunjang asuhan perkembangan bayi secara optimal.

5.2 Saran

a. Dalam praktik keperawatan hendaknya level kenyaman klien terus

dievaluasi sehingga kesembuhan klien lebih cepat tercapai.

b. Bagi perawat anak hendaknya dalam memberikan asuhan keperawatan anak

menggunakan evidence based practice terbaru yang menunjang pelayanan

atraumatic care dan family center care.

c. Dalam clinical neonates setting, perawat hendaknya lebih peka terhadap

situasi dan kondisi klien sehingga mampu menerapkan teori mana yang

cocok yang menunjang dalam pemberian asuhan keperawatan holistik.

Page 28: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

28

Universitas Udayana

DAFTAR REFERENSI

American Academy of Pediatric (AAP) Committee on Fetus and Newborn.

(2004a). Policy statement : Organizational principle to guide and define

the child health care system and/or improve the health of all children.

Pediatrics, 114(5), 1341-1347.

American Nurses Association (ANA). (2000). Scope and standars for pediatric

nursing. Washington DC: Author.

Ball, J., Blinder, R., & Cowen, K. (2012). Principles of pediatric nursing: Caring

for children (5th

ed.). New Jersey: Pearson Education Inc.

Dochterman, J.M & Bulecheck G.M, (2008). Nursing Interventions Classification

(NIC) Fifth Edition. St. Louis: Mosby Elsevier

Goodwin, M., Sener, L., & Steiner, S. (2007). A novel theory for nursing

education: Holistic comfort. Journal of Holistic Nursing, 25(4), 278-

285.doi:10.1177/0898010107306199

Hockenberry & Wilson. (2009). Wong’s nursing care of infants and children (8th

ed.). St. Louis: Mosby, Inc.

Horrison, T.M. (2010). Family centered pediatric nursing care: State of the

science. Journal of Pediatric Nursing, 25(5), 335-

343.doi:10.1016/j.pedn.2009.01.006

Karlsen, K.A. (2006). The stable program (5th

ed.). Retrieved from

http://www.stableprogram.org/docs/stable_learner_manual_preview.pdf.

Kemenkes RI. (2008). Pedoman Pelayanan Maternal Perinatal Pada Rumah

Sakit Umum Kelas B, Kelas C dan Kelas B. Retrieved from: www.

Hukor.depkes.go.id /up_prod_kepmenkes/KMK.no.604.pdf. 2008.

Kolcaba, K. (2010). Kolcaba comfort instrument. Retrieved from

http://www.thecomfortline.com/webinstruments.html.

Kolcaba, K., & DiMarco, M., A. (2005). Comfort theory and its application to

pediatric nursing. Pediatric Nursing, 31(3), 187-194. Retrieved from

http://www.medscape.com/viewarticle/507387.

Page 29: INTEGRASI TEORI/MODEL KENYAMANAN (KOLCABA) PADA …

29

Universitas Udayana

Kolcaba, K., Y. (1994). A theory of holistic comfort for nursing. Journal of

Advance Nursing, 19, 1178-1184. Retrieved from:

http://thecomfortline.com/files/pdf/1994.

Kolcaba, K.Y., & Fisher, E.M. (1996). A holistic perspective on comfort care as

an advance directive. Critical Care Nursing, 18, 66-76.

Kolcaba & Wilson, L. (2004). Practical application of comfort theory in the

perianesthesia setting. Journal of PeriAnasthesia Nursing, 19 (3), 164-173.

Retrieved from: http://thecomfortline.com/files/pdfs/2004.

Kolcaba, K. (2005). Comfort Theory and Its Application to Pediatric Nursing.

Retrieved from: http://medscape.com/viewarticle/507387_2

Kolcaba, K., Tilton, C., & Drouin, C. (2006). Comfort theory a unifying

framework to enhance the practice environment. The Journal of Nursing

Administration, 36(11), 538-544. Retrieved from:

http://thecomfortline.com/files/pdfs/2006.

March, A. & McCormack, D. (2009). Nursing theory-directed healthcare

modifying kolcaba’s comfort theory as an institution-wide approach.

Holistic Nursing Practice.

Peterson, S.J. & Bredow, T.S. (2008). Middle range theories : Application to

nursing research. (2nd

ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Potter & Perry, (2009). Fundamentals of nursing, (7th ed.). Missouri : Mosby

Elsevier, Inc.

Stephens, B., Barkey, M., & Hall, H. (1999). Techniques to comfort children

during stressful procedures. Advances in Mind-Body medicine, 15, 49-50.

Surami, A.(2003). Perawatan bayi resiko tinggi. Jakarta: EGC.

Tomey, A.M., & Alligood, M.R. (2010). Nursing theorist and their work (7th

ed).

St. Louis: Mosby Elsevier.

VandenBos, G.R (Ed.). (2007). APA dictionary of psychology. Washington, DC:

American Psychological Association.

Wilson, L., & Kolcaba, K. (2004). Practical application of comfort theory in the

perianasthesia setting. Journal of Perianastesia Nursing, 19(3), 164-173.

Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein, M. L., Schwartz,

P. (2009). Wong’ essentials of pediatric nursing (7th

ed.). St. Louis:

Mosby, Inc.