Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

38
A. PROFIL DUNIA ARAB Ada beberapa fakta mendasar yang berhubungan dengan dunia Arab yang masih harus dijelaskan dengan gamblang mengenai lingkungan fisik, demografi atau populasi serta ekologi. Hal in dimaksudkan agar kita bisa membahas isu-isu diversitas serta integritas sosial yang terjadi di kawasan tersebut dengan lebih mendalam. a. Lingkungan fisik Negara-negara arab ini membentang dari Teluk dan Pegunungan Zagros di perbatasan Iran disebelah timur hingga samudra Atlantik di barat, dan membentang dari daratan tinggi Taurus di perbatasan Turki di utara hingga Afrika tengah melewati Sahara dan tanduk Afrika di selatan. Wilayah yang sangat luas ini merupakan salah satu kawasan yang memiliki habitat alamiah, konfogurasi geologis dan topografi iklim (sangat panas dan kurang hujan), dan pola permukiman yang kontras. Variasi fisik ini meliputi level yang luas. Sebagai contoh kawasan gurun pasir dan semi gurun pasir yang hampir tidak dihuni (kecuali beberapa Oasis yang berserakan) mencapai 80% lebih dari luas seluruh kawasan Arab. Iklim gurun (sebuah tempat yang bertekanann tinggi) dicirikan oleh temperatur yang ekstrim, curah hujan yang rendah, dan pola kehidupan Badui (nomaden) yang mewariskan tribalisme murni. Kontras dengan itu, garis pantai yang meliputi wilayah Mediterania dan membentang di kedua sisi Laut Merah hingga laut Arabia dan teluk merupakan kawasan bertekanan rendah dan memiliki

Transcript of Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

Page 1: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

A. PROFIL DUNIA ARAB

Ada beberapa fakta mendasar yang berhubungan dengan dunia Arab yang masih

harus dijelaskan dengan gamblang mengenai lingkungan fisik, demografi atau populasi serta

ekologi. Hal in dimaksudkan agar kita bisa membahas isu-isu diversitas serta integritas sosial

yang terjadi di kawasan tersebut dengan lebih mendalam.

a. Lingkungan fisik

Negara-negara arab ini membentang dari Teluk dan Pegunungan Zagros di perbatasan

Iran disebelah timur hingga samudra Atlantik di barat, dan membentang dari daratan tinggi

Taurus di perbatasan Turki di utara hingga Afrika tengah melewati Sahara dan tanduk Afrika

di selatan. Wilayah yang sangat luas ini merupakan salah satu kawasan yang memiliki habitat

alamiah, konfogurasi geologis dan topografi iklim (sangat panas dan kurang hujan), dan pola

permukiman yang kontras. Variasi fisik ini meliputi level yang luas. Sebagai contoh kawasan

gurun pasir dan semi gurun pasir yang hampir tidak dihuni (kecuali beberapa Oasis yang

berserakan) mencapai 80% lebih dari luas seluruh kawasan Arab. Iklim gurun (sebuah tempat

yang bertekanann tinggi) dicirikan oleh temperatur yang ekstrim, curah hujan yang rendah,

dan pola kehidupan Badui (nomaden) yang mewariskan tribalisme murni. Kontras dengan itu,

garis pantai yang meliputi wilayah Mediterania dan membentang di kedua sisi Laut Merah

hingga laut Arabia dan teluk merupakan kawasan bertekanan rendah dan memiliki tempratur

sedang (hujan selama musim dingin dan kering serta panas pada saat musim panas).

(Barakat,2012:35-36)

Di wilayah ini juga terdapat dataran tinggi (Plato) yang menjulang kurang dari 1500

kaki (492 meter), berserak dikawasan Magrib, Bulan Sabit Subur, dan Arabia. Selain itu

terdapat juga jajaran pegunungan besar yang memisahkan kawasan-kawasan subur dan

daerah pesisir dengan gurun pasir. Punca pegunungan Atlas di Magrib dan pegunungan

Zegros. Adapun penduduk wilayah pegunungan ini terdiri dari para petani, penduduk desa,

dan minoritas-minoritas lain yang terisolasi, berinteraksi secara komunal, memiliki organisasi

kesukuan, secara historis membuat mereka tidak memiliki akses dan rawan terhadap

penyerbu dan kontrol pemerintah pusat. (Barakat,2012:36)

Selain itu pula dikawasan ini juga terdapat lembah Sungai Nil dan Tigris-Eufrat yang

sangat cocok untuk wilayah pertanian (agraris) dan merupakan kawasan yang padat

penduduk. Berbeda dengan kawasan pegunungan di wilayah ini sistem irigasi diatur dan

Page 2: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

direncanakan dengan sedemikian rupa untuk kebutuhan masyarakat yang ada di daerah

tersebut. Dengan adanya perencanaan tersebut otomatis akses pemerintah kenegara tersebut

menjadi lebih mudah dan membuat masyarakat daerah tersebut menjadi lebih maju di

bandingkan dengan masyarakat yang ada di daerah maupun wilayah pegunungan. Adapun

perbukitan kecil dataran rendah yang dilaterbelakangai oleh pegunungan, stepa, dan plato

tersebar dibeberapa tanah Arab , terutama di Levant, Yaman dan Magrib. Lingkungan fisik

dan iklim yang sangat berbeda secara historis ini memberikan kontribusi terhadap kelahiran

berbagai pola kehidupan yang berbeda-beda untuk membentuk suatu identitas kultural yang

khas bagi kehidupan masyarakat maupun penghuninya. (Barakat,2012:36-37)

b. Populasi

Populasi penduduk di negara-negara arab diperkirakan mencapai 175 juta jiwa pada

tahun 1980-an dan diperkirakan akan mencapai 300 juta jiwa pada awal abad ke-21. Satu

abad yang lalu populasi penduduk dunia arab diperkirakan mencapai 22 juta jiwa, dan

meningkat menjadi 38 juta jiwa pada awal abad dua puluh. (Barakat,2012:37)

Berbagai kecenderungan dan indikator demografi lainnya seperti lazimnya negara-

negara Dunia Ketiga, bisa dideskripsikan dengan singkat. Sebagai contohnya, pertumbuhan

penduduk yang diakibatkan oleh terus meningkatnya jumlah kelahiran dan penurunan angka

kematian. Sejak permulaan paruh abad ke dua puluh, rata-rata pertumbuhan penduduk

pertahun mencapai 2,5% hingga 3% dengan rata-rata angka kematian bayi mencapai 28

hingga 50 kematian perseribu kelahiran sementara rata-rata kematian yang berkisar antara 3

sampai 20 kematian per seribu penduduk. (Barakat,2012:37)

Adapun tingkat kepadatan penduduk di dunia Arab harus dilihat dalam kaitannya

dengan bentang alam yang sebagian wilayahnya berupa gurun dan semi gurun, atau kawasan

gersang yang tidak dihuni. Tanpa menghitung kawasan tersebut, tingkat kepadatan penduduk

mencapai kurang dari 12 jiwa/km pada tahun1980-an. Populasi penduduk Arab ini bisa

dideskripsikan sebagai kelompok muda usia dan dependen . estimasi ini memperlihatkan

bahwa 45% dari seluruh populasi merupakan penduduk berusia dibawah 15 tahun 50%

berusia 15 hingga 65 tahun dan hanya 5 % yang berusia 65 tahun keatas. Sebagai

perbandingan, tingkat rata-rata populasi berusia 15 tahun diperkirakan mencapai 37% dari

total penduduk dunia, 28% dari penduduk negara-negara berkembang dan 45% dari

penduduk negara-negara tertinggal. Angka harapan hidup di dunia Arab pada tahun 1980-an

Page 3: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

rata-rata mencapai umur 55 tahun, terendah 46 tahun di Somalia dan tertinggi 72 tahun di

Quwait. (Barakat,2012:37-38)

Secara kumulatif pendidikan di dunia Arab telah mengalami perubahan besar sejak

pertengahan abad ke-20. Pada akhir tahun 1970-an, jumlah pelajar sekolah dasar mengalami

kenaikan secara signifikan dibeberapa wilayah seperti Oman, Aljazair, dan Suriah. Adapun

untuk negara-negara seperti Sudan, Somalia serta Maroko mengalami peningkatan namun

relatih rendah. Secara kualitatif sektor ini juga mengalami peningkatan, pendidikan bisa

diakses oleh penduduk miskin dan kawasan pedesaan serta perempuan, lebih banyak sekolah

publik (negeri) ketimbang sekolah swasta, dan juga terarabkan. (Barakat,2012:38)

Kecenderungan yang mirip juga terjadi dalam proses urbanisasi. Akibat dari

pertumbuhan alamiah dan ditambah dengan proses migrasi dari desa kekota menyebabkan

prosentase penduduk perkotaan mengalami peningkatan sebesar 10% pada awal abad ke-20

an. Namun urbanisasi ini berbeda-beda ditiap negaranya ada yang polanya mendekati ke kota,

ada yang masih tetap rural dengan tingkat urbanisasi yang hanya mencapai 30% atau lebih

sedikit lagi. Adapun akibat lain dari urabnisasi adalah makin meningkatnya layanan sosial,

sentralisasi kekuasaan, dan kian meningkatnya tensi sosial dan politik. Oleh karena itulah,

fenomena migrasi dari desa ke kota hanya bisa dipahami dalam konteks struktur sosial dan

historisnya. (Barakat,2012:39)

Isu demografi lain yang cukup vital berkembang akhir-akhir ini adalah masalah

ketenaga kerjaan. Karena seperti yang kita ketahui bahwa negara-negara arab merupakan

negara yang memiliki cadangan minyyak besar dengan negara-negara dengan populasi

penduduk yang besar. Selain itu antara dunia arab secara keseluruhan dan juga ekonomi

industri. Selain masalah diatas salah satu isu demografi yang cukup signifikan pengaruhnya

adalah masalah pengukungan perempuan dalam sektor domestik dan keluarga. Mereka hanya

diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan keluarga. (Barakat,2012:39-40)

c. Ekologi

Beberapa fenomena unik muncul sebagai akibat dari relasi historis dua elemen

konstituen (manusia dan geografi) dalam masyarakat arab. Salah satu fenomena yang sangat

kentara adalah relasi antara habitat yang kontras, atau variasi fisik, dan pola kehidupan

penduduk. Bukan sekedar kebetulan jika kawasan gurun dan semi gurun menjadi tempat

hidup suku Badui yang terkenal “bar-bar”. Penyesuain diri manusia dengan lingkunagn kerap

Page 4: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

kali membentuk pola kehidupan yang berbeda-beda biasanya orang yang tinggal di daerah

gurun atau semi gurun cenderung berwatak keras sehingga kerap kali konflik sering terjadi.

(Barakat,2012:40)

Selain itu juga pada pola permukiman, aturan-aturan sosial juga dipengaruhi oleh

kondisi-kondisi ekologis. Kita mencatat bahwa dibanding kawasan pertanian tadah hujan

( Suriah, Magrib dan Yaman), maka kawasan lembah sungai Nil ddan Tigris-Eufrat yang

beririgasi lebih memerlukan keberadaan sebuah pusat kekuasaan. Kawasan tadah hujan di

satu sisi, di huni oleh komunitas yang relatif terisolasi dan sangat beragam. Lokasi yang

mereka tempati membuat mereka kurang memilki akses terhadap kontrol pemerintah dan

invasi luar. Hal ini juga menjelaskan mengapa banyak kelompok minoritas yang

mengasingkan diri di kawasan pegunungan seperti Berber di Magrib, kaum Zaidiyah di

Yaman, Kurdi di Irak, Maronit di Libanon, dan Alawiyah di Suriah. (Barakat,2012:40-41)

Faktor-faktor seperti sentralitas geografi, pergulatan untuk menaklukkan kegersangan

dan ketandusan, konflik internal, dan invasi pihak luar inilah yang barang kali mengakibatkan

munculnya tiga agama besar dikawasan tersebut. Salah satu fenomena yang barangkali paling

relevan adalah munculnya monoteisme di Mesir, suatu fenomena yang tidak bisa terjadi

disebuah masyarakat yang terfragmentasi. Berbagai peradaban seperti Sumeria, Babilonia,

Assyria, Mesir, Aramacan, dan Canaanite yang muncul dikawasan ini, berkembang

melampaui batas-batas alamiah mereka dan kemudian musnah. Dengan cara seperti itu,

peradaban-peradaban ini menyatukan seluruh kawasan dan meninggalkan warisan sejarah

luar biasa kepada dunia yang masih lestari hingga kini. Yang juga merupakan bagian dari

proses migrasi ini adalah migrasi manusia dari Arabia ke kawasan Bulan Sabit Subur, Mesir,

Sudan, dan Magrib yang pada akhirnya mendorong terjadinya proses Arabisasi dan,

kemudian Islamisasi. (Barakat,2012:41)

B. PROFIL NEGARA LIBANON

Menempati daratan sempit sepanjang pantai timur laut tengah, Libanon adalah negara

yang kembali di bangun setelah mengalami perang saudara yang berkepanjangan. (Tim

Kingfisher,2009:250)

Libanon merupakan negara yang kecil yang berbatasan dengan Israel di Selatan serta

Suriah di sebelah Utara dan Timur. Lahan negara ini terdiri atas dataran pantai yang makin

meninggi di bagian Tengah dan bertemu dengan sepasang pegunungan di bagian timur. Di

Page 5: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

antara kedua pegunungan ini terdapat lembah yang subur dan luas yang disebut lembah

Bekka. Libanon memiliki dua zona iklim utama. Pesisir pantai dan sekitar Laut Tengah

mengalami musim panas yang hangat dan kering serta musim dingin dengan sedikit hujan.

(Tim Kingfisher,2009:250)

Di pedalaman, di lembah Bekka, suhu musim panas cukup tinggi dan kering. Sungai

Lintai yang melintasi lembah dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air

(hidroelektrik)serta untuk sistem irigasi, yaitu untuk mengairi lembah bagian selatan. Sebuah

saluran air yang melewati pegunungan mengalirkan air sungai ini untuk mengairi daerah

pantai. Dibandingkan banyak negara di sekitarnya, Libanon menerima hujan relatif tinggi.

Bertani merupakan aktivitas penting di daerah pantai dan Bekka. Hasil panen adalah jagung,

sereal, sayuran, dan sejumlah besar buah-buahan. (Tim Kingfisher,2009:250)

Walaupun merupakan salah satu negara terkecil di dunia, libanon telah menjadi pentas

berbagai peristiwa penting sejak zaman purba. Nama 18 pria besar dalam sejarah, yang

memasuki negeri ini untuk menaklukkan atau ditaklukkan, terukir diatas sebuah karang di

muara Sungai Dog, di sebelah utara Beirut. Di antara nama itu adalah Ramses II dari Mesir,

Nebuchadnezzar dari Babilonia, Iskandar yang Agung, dan Kaisar Romawi Caracalla.

Inskripsi ke-19 dan terakhir, yang terukir pada tahun 1946, adalah untuk memperingati

kemerdekaan Libanon. (Grolier International,2003:1)

Di bawah bangsa Funisia yang merupakan penduduk Libanon purba, negeri ini

mempunyai suatu posisi unik sebagai suatu bangsa pedagang dan pelaut. Libanon modern

juga mendapat posisi unik karena perdagangannya, standar hidup yang pendidikannya yang

pada umumnya tinngi, dan peranannya dalam banyak peristiwa dunia. Namun, suatu perang

saudara, yang meletus tahun 1975, membagi negara ini, menyebabkan kerusakan dan korban

jiwa yang besar, serta membahayakan perdamaian diwilayah ini. (Grolier

International,2003:1)

a. Lahan

Libanon terbentang dari utara ke selatan sepanjang pantai timur laut tengah. Berbeda

dengan kebanyakan tetangganya di Timur Tenga, Libanon tidak mempunyai padang pasir.

Jajaran gunung yang sejajar membentang menyusuri panjang negara ini. Jajaran barat, yaitu

pegunungan Libanon, menjulang di dekat laut, dengan hanya meninggalkan dataran pantai

yang sempit. Gunung-gunung Libanon mencapai ketinggian lebih dari 3000 m. Di antara

Page 6: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

kedua barisan gunung ini terdapat lembah Bekaa-suatu dataran tinggi yang subur. (Grolier

International,2003:1)

Selain itu Libanon juga mempunyai aneka iragam pemandangan alam. Teluk-teluk

memutuskan garis pantai dan beberapa tempat gunung-gunung menyentuh laut. Di sebelah

utara, di Gunung al-Mukammal, sebuah hutan kecil merupakan sisa pohon cedar Libanon

kuno yang anggun, yang oleh bangsa Funisia dipakai untuk membuat perahu mereka dan oleh

Raja Sulaiman dipakai membangun Kanisahnya pada abad ke-10 sebelum Masehi. Sampai

kini pohon Cedar tetap menjadi lambang Libanon yang tampak pada bendera, uang logam

dan prangkonya. (Grolier International,2003:2)

Di Baalbek, terdapat puing-puing tiang Romawi yang menjulang tinggi ke angkasa.

Sekarang Baalbek merupakan tempat pentas festival musik, tarian,, dan teater binatang. Di

sepanjang pantai benteng-benteng perkasa para tentara Perang Salib mengingatkan kembali

akan para ksatria yang pernah berdiam di sana. (Grolier International,2003:2)

b. Ekonomi

Libanon memiliki sedikit sumber alam. Namun menjelang meletusnya perang

saudara, energi dan industri penduduknya telah memberinya suatu standar hidup yang pada

umumnya tinggi. Perdagangan dan turisme-bersama asuransi, perusahaan perumahan, dan

perusahaan perbankan-menghasilkan sebagian besar pendapatan nasional. Hal ini

menyebabkan bahwa Libanon selalu menjadi daerah pusat perdagangan di kawasannya.

(Herritage,2005:144)

Pertanian juga penting, terutama di lembah Bekaa yang subur. Dari udara lembah itu

terlihat bagaikan permadani yang luas dengan aneka warna hijau yang masing-masing

menunjukkan warna tanamannya-gandum, jewawut, jagung, alfalfa, ataupun kentang. Pada

tahun-tahun belakangan ini kebun buah-buahan, peternakan ayam, dan perusahaan susu

diperkenalkan di daerah ini. Karena langkanya tanah pertanian yang datar, para petani

dengan sabar telah membuat teras di lereng-lereng bukit yang curam dan kaki-kaki bukit

yang lebih rendahdan menanaminya dengan pohon ara dan pohon anggur. Bukit-bukit yang

rendah, lembah-lembah, dan dataran pantai dipenuhi dengan pohon zaitun, yang memberi

para petani buah dan minyak zaitun untuk makanan pokok mereka. Selain itu juga pada

dataran pantai, terdapat banyak pohon jeruk, sitrun, pisang, dan kurma. (Grolier

International,2003:2)

Page 7: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

Industri berkembang maju di wilayah itu. Terdapat tempat penyulingan minyak yang

penting di kota Saida (Sidon), dan Tripoli. Industri-industri penting lainnya adalah

pemrosesan pangan, tekstil, dan benang, mebel, pemrosesan kayu, semen, keramik, dan

farmasi. (Grolier International,2003:2-3)

c. Rakyat

Rakyat dari setiap negara dan kelompok Timur Tengah terdapat di Libanon. Para

imigran belakangan ini meliputi para pengungsi Palestina dan bangsa Suriah. Bahasa nasional

Libanon adalah bahasa Arab, tetapi bahasa Prancis dan Inggris masih di pakai secara luas.

Dalam dua kelompok agama yang utama, Islam dan Kristen, terdapat banyak kelompok

masyarakat yang terkenal. Sebagian besar kaum muslimin termasuk kelompok Islam Suni

atau Syiah, juga terdapat banyak kaum Druze, yang agamanya adalah campuran dari Islam

dan berbagai kepercayaan lain. Sebagian besar umat Kristen termasuk Gereja Maronit, salah

satu Gereja Katolik Timur, sedangkan yang lain termasuk Gereja Ortodoks Timur. Terdapat

juga sejumlah besar bangsa Palestina yang hidup di kam-kam pengungsian. Sensus belum

pernah diadakan sejak tahun 1932, pada saat itu umat Kristen menunjukkan suatu mayoritas

di Dewan Perwakilan (sekarang disebut Dewan Nasional). Sejak saat itu, kaum Muslimin,

yang sekarang diperkirakan menjadi mayoritas karena meningkat lebih cepat daripada orang

Kristen, menghendaki kekuasaan politik yang lebih besar. Seluruh penduduk, yang

diperkirakan berjumlah 3.100.000 pada tahun 1974, sejak tahun 1975 diperkirakan telah

menurun dengan jumlah yang cukup banyak karena perang saudara yang lama dan pahit itu.

(Grolier International,2003:3)

Makanan sehari-hari di Libanon meliputi daging anak biri-biri, ayam, ikan, nasi,

biskuit, gandum, buah zaitun, berbagai buah-buahan dan roti bulat ceper. Kibbeh, yang dibuat

dari gandum tumbuk dan daging atau ikan yang dihancurkan bersama dan kemudian

dihidangkan masak atau mentah, dianggap sebagai makanan nasional. (Grolier

International,2003:3)

Diperkirakan negeri ini berpenduduk 3.575.000 lebih. Selama dua puluh tahun

terakhir ini terjadi pemisahan demografis, dimana terjadi keseimbangan agama lantaran

sejumlah besar warganya berpindah kepada agama islam. Sekarang diperkirakan 48% adalah

Muslim, 40% Kristen, 10% Druze, 2% Alawiyyah dan Isma’illiyyah. 45% dari umat Muslim

negeri ini pemeluk Syi’ah Duabelas, sedang Suni sekitar 35% (dulunya Sunni sebagai muslim

mayoritas). 60% dari pemeluk Kristen beraliran Maroniyyah, sedang sisanya merupakan

Page 8: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

aliran Ortodoks Yunani, Melkiyyah, dan aliran gereja-gereja kecil lainnya. Terdapat lebih

dari 600.000 sekte Druze yang tersebar di berbagai negeri di Levant termasuk Syria dan

Isra’il. Semenjak tahun 1970-an sekte Alawiyyah berkuasa di Syiria. Berbagai ragam

pengikut Syi’ah di Libanon dinamakan Metawila. (Glasse,2002:234)

d. Beirut

Sebelum dihancurkan oleh perang saudara, beirut merupakan kota yang sangat sibuk.

Rakyat dari pegunungan dan dataran Libanon memenuhi trotoarnya bersama dengan para raja

dunia dagang, cendikiawan Beirut, para syekh raja minyak dari negara Arab lain, dan para

turis. (Grolier International,2003:4)

Dari bandara Beirut persinggahan utama antara Eropa dan Asia, sebuah bulevar pantai

yang luas dan berkelok-kelok diantara pesisir pantai dan hotel mewah yang ultramodern dan

rumah-rumah apartemen sampai ke tengah kota Beirut, dengan jalan-jalan kunonya yang

sempit yang dahulu selalu penuh dengan mobil dari setiap negara. (Grolier

International,2003:4)

Beirut selanjutnya menjadi pusat keuangan Timur Tengah. Banyak firma bisnis

Amerika dan Eropa yang mempunyai kantor di sana. Untuk membantu transaksi bisnis,

sejumlah bank tempatan beroperasi di samping bank-bank asing. (Grolier

International,2003:4)

e. Kehidupan Desa

Pegunungan merupkan dunia yang berbeda. Dengan bergantung kepada lokasi mata

air, desa-desa bertengger di tepi-tepi pegunungan atau bersarang dalam lembah-lembah yang

sempit. Setiap desa mempunyai jatidirinya masing-masing baik yang berdasarkan agama,

ukuran, maupun jaraknya dari Beirut. Dibangun dari batu kapur lokal, rumah-rumah desa

tradisional berukuran kecil dan beratap rata. Beberapa rumah yang lebih baru berukuran lebih

besar, beratap genting merah, dan berjendela melengkung. (Grolier International,2003:4)

Sebelum perang, orang dari Baghdag sampai Kairo memanfaatkan liburan musim

panas mereka di desa-desa pegunungan yang sejuk. Banyak kelompok masyarakat modern

yang mempunyai vila, hotel, klub malam, kolam renang, dan televisi. Di lereng-lereng yang

lebih tinggi terdapat tempat bermain ski. Pakaian barat dapat dijumpai baik di desa maupun

Page 9: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

di ibu kota. Namun, permukiman kaum Druze dan orang islam lain yang lebih terpencil tetap

memelihara adat istiadat dan tradisi kuno mereka. (Grolier International,2003:4)

Kecuali sifat individualitas desa-desa itu, penduduk pegunungan yang berwajah kasar,

merah segar, mempunyai tabiat yang sama. Mereka hidup sederhana dan bekerja keras.

Mereka juga sama-sama mencintai secara dalam tanah yang oleh para leluhur mereka telah

dengan sabar di olah dan diteras untuk mereka. Kepemilikan tanah sendiri, ketimbang bekerja

sebagai petani penyewa, menambah kebanggaan dan loyalitas mereka yang tinggi kepada

tanah dan desa mereka. Bersama dengan semangat kebebasan mereka, rakyat Libanon tetap

menghidupkan tradisi-tradisi keramahtamahan dan kebiasaan suka menerima tamu. (Grolier

International,2003:4-5)

f. Pendidikan

Merupakan suatu tingkat melek huruf yang tinggi menunjukkan adanya rasa hormat

yang mendalam bagi dunia pendidikan. Semua anak sedikitnya harus mengalami 5 tahun

sekolah dasar, baik di sekolah pemerintah maupun di sekolah swasta. Di sana juga terdapat

sekolah pemerintah dan sekolah swasta pada peringkat menengah dan universitas. (Grolier

International,2003:5)

C. SEJARAH DAN PEMERINTAHAN

Peradaban yang paling awal di libanon adalah peradaban bangsa Funisia, yang

mengembangkan sistem menulis abjad pertama. Pada masa jaya bangsa Funisia (dari abad

ke-12 sampai ke-9 sebelum Masehi), negara-negara kota yang besar berkembang-Arwad,

Byblos (dari nama ini lahir kata “bibel”), Sidon, dan Tirus. Dari negara-negara kota ini,

bangsa Funisia berlayar kearah barat dengan kapal-kapal mereka yang bergelagak ganda

dengan membawa komoiditi perdagangan- seperti buah-buahan, gelas, permata, serta wol dan

kain linen berwarna ungu. Pencelup berwarna ungu itu di estrak dari kerang-kerangan, yaitu

murex, yang ditemukan di sepanjang pantai. (Grolier International,2003:5)

Kemudian suatu pergantian kekuasaan dari bangsa Assiria kepada bangsa Persia lalu

kepada bangsa Yunani di bawah Iskandar yang Agung terjadi atas negera-negara kota itu.

Kontak dengan Barat memasuki suatu fase baru dengan terjadinya pendudukan Romawi,

yang dimulai pada tahun 64 sebelum Masehi. Di bawah kekaisaran Romawi negara itu

Page 10: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

menikmati beberapa abad perdamaian dan kemakmuran. Menjelang abad ke-4 agama Kristen

muncul sebagai agama yang menang. Pada abad ke-7 kaum Muslimin membawa agama baru-

yaitu Islam dari Jazirah Arab. (Grolier International,2003:5)

Libanon menjadi bagian dari Kekaisaran Turki Usmani pada tahun 1516 dan masih

tetap di bawah kekuasaan islam selama hampir 400 tahun. Namun, dengan pangeran-

pangerannya sendiri yang mampu, libanon mengatur urusan-urusan politik dan ekonominya

dengan bebas. Kesulitan antarra kaum Kristen dan Druze mengarah kepada suatu perang

saudara pada tahun 1860. (Grolier International,2003:7)

D. SEJARAH BERDIRINYA NEGARA LEBANON

Suriah pernah menjadi wilayah kekuasaan berbagai bangsa, mulai dari berada dibawah

kekuasaan bangsa Funisia sebagai nenek moyang mereka, lalu dibawah kekuasaan bangsa

Mesir pada tahun 1600 SM, bangsa Aramea pada 1200 SM yang pada saat itu menamai

wilayah kekuasaannya “Suriah” berasal dari kata Syriac dialek Aramea serta mendirikan kota

Damaskus sebagai pusat kegiatan dan tempat tinggal masyarakatnya. Abad ke-6 SM, Suriah

menjadi bagian kekuasaan kekaisaran Persia. Selanjutnya pada abad ke-4 SM, Suriah menjadi

bagian kekuasaan Imperium Iskandar yang Agung yang berhasil menghancurkan kekuataan

Persia dan membuka jalan bagi penaklukan Suriah dibawah Imperium Romawi. Terpecahnya

Imperium Romawi pada abad ke-4 sesudah Masehi menjadikan Suriah berada dibawah

kekuasaan Imperium Bizantium yang berpusat di Konstantinopel.

(http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/)

Pada tahun 634-634 M, kaum Muslim Arab berhasil menaklukan Suriah dan

memberikan ciri peninggalan yang begitu kuat hingga saat ini yaitu bahasa Arab dan agama

Islam. Tahun 661 M, Suriah menjadi pusat berkembangnya Islam karena Damaskus menjadi

ibukota kekuasaan Bani Umaiyah. Selanjutnya tahun 1516, Suriah ditaklukkan oleh

Imperium Turki Ustmani yang pada saat itu dalam perjalanan menyerang Mesir.

(http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/)

Akhir abad ke-18, banyak daerah-daerah di Suriah dikuasai oleh para pasha

(panglima perang) setempat. Kemunduran Imperium Turki memberikan peluang bagi

masuknya kekuasan Eropa di Suriah. Kekalahan Turki dalam perang dunia I, menyebabkan

Page 11: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

Turki harus menyerahkan sebagian wilayah kekuasaannya berada dibawah pengawasan Liga

Bangsa-Bangsa.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Prancis mendapatkan hak atas Levant (istilah untuk wilayah Suriah dan Lebanon) dibawah

pengawasan Liga Bangsa-Bangsa berdasarkan keputusan Konferensi San Remo yang Akta

mandatnya ditanda tangani di London pada 24 Juli 1922. Alasan Prancis mendapatkan hak

atas Levant sendiri didasarkan kepada hubungan sejarah yang panjang antara Prancis dengan

penguasa Suriah jauh sebelum terjadinya perang salib. Pada saat itu Prancis menerima

Kapitulasi Sultan mengenai izin didirikannya kantor dagang dan konsulat Prancis di Suriah.

Hubungan baik tersebut dilanjutkan oleh Henri IV, Richelieau dan Louis XIV. Pada 1740,

Prancis memperbarui kapitulasi dengan tambahan reverensi khusus atas Levant mengenai

tempat-tempat suci di Palestina dan hak istimewa Prancis tersebut dikukuhkan melalui

perjanjian pribadi Napoleon dengan Sultan yang berkuasa atas wilayah Suriah pada 1802.

Kondisi tersebut selanjutnya mengukuhkan hubungan yang sangat akrab antara Prancis

dengan umat Katolik Maronit.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Tumbuhnya nasionalisme Arab di Suriah menjadi kekecewaan tersendiri bagi Prancis karena

tidak sesuai dengan misi budaya yang diusungnya di Levant, selain itu masyarakat Suriah

pada saat itu lebih setuju berada dibawah mandat Inggris atau Amerika dari pada Prancis.

Melihat kondisi tersebut, Prancis selanjutnya menyerang Damaskus dan mengusir Emir

Faisal sebagai pemimpin tentara padang pasir yang nasionalis yang memiliki kekuasaan atas

daerah pedalaman Suriah pada saat itu.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Setelah berhasil menguasai Suriah secara utuh, Prancis mulai melaksanakan politik

divide et impera dengan memecah belah wilayah Suriah menjadi empat bagian yaitu Lebanon

Raya, negara Damaskus meliputi Jabal Druze, Aleppo termasuk sanjaq Alexandretta dan

wilayah Lattakia atau wilayah Alawi. Pengawasan atas Levant sendiri dilakukan oleh

Komisaris Tinggi Prancis.

Page 12: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

Dari keempat wilayah yang dibentuknya, Prancis relatif berhasil di Lebanon dan Lattakia.

Penduduk Lebanon yang mayoritas beragama Kristen lebih menikmati status terpisahnya dan

lebih berharap mendapat perlindungan dari Prancis. Pada tahun 1925, Dewan Perwakilan

Lebanon bentukan Prancis membuat rancangan undang-undang yang disahkan menjadi

undang-undang dasar oleh komisaris tinggi pada Mei 1926 dan mensahkan system negara

parlementer mengikuti pola barat. Dalam pasal 30 konstitusinya menyebutkan mengenai

hubungan republic yang bergantung pada Prancis. Konstitusi tersebut diamandemen oleh

pemerintah Lebanon pada 1927 dan 1929.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Tahun 1931, Lebanon mengalami krisis ekonomi yang mengakibatkan terjadinya peningkatan

angka pengangguran. Hal tersebut memaksa komisaris tinggi Prancis menghapus konstitusi

dan membentuk pemerintahan sementara untuk membenahi keadaan kas negara. Krisis

tersebut juga membuat Prancis mengubah Lebanon menjadi negara korporatif semiotoriter,

selanjutnya komisaris tinggi yang baru, Count de Martel memberlakukan konstitusi baru

Lebanon pada 2 Januari 1934 yang isinya tidak menyatakan agama resmi negara, menjamin

perwakilan profesi, membatasi wewenang parlemen, memperkuat kekuasaan eksekutif dan

menjaga keuntungan negara dari pembelanjaan yang tidak bertanggung jawab.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Selanjutnya secara bertahap tradisi baru dibentuk yaitu Presiden harus orang Katolik

Maronit dan perdana menterinya orang Muslim Sunni tujuannya agar ada keseimbangan

diantara dua kelompok mayoritas Lebanon. Pemberlakuan Millet atau zakat disesuaikan

dengan kebijakan agama masing-masing. Kekuatan politik di Lebanon terbagi diantara

pemimpin agama dan partai politik dan terdapat kelompok bersama dengan Prancis. Pada

perkembangan selanjutnya muncul kelompok yang menentang dan menuntut dihapuskannya

pemerintahan mandat. http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-

suriah-dan-lebanon/

Pada 9 September 1936 enam tokoh nasionalis dan moderat dari Suriah berangkat ke

Prancis untuk membuat perjanjian dengan pihak pemerintah Prancis yang pada saat itu

diwakili oleh Menteri Luar Negeri Prancis, Vienot. Isi perjanjian yang berhasil disepakati dan

ditandatangani pihak Prancis dan Suriah yang pada saat itu diwakili oleh Hasyim Bey Al

Atassi adalah:

Page 13: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

a. Upaya Suriah untuk merdeka dalam waktu tiga tahun dan meminta Prancis untuk

mendukung masuknya Suriah dalam keanggotaan Liga Bangsa-Bangsa

b. Prancis dan suriah mengadakan aliansi militer

c. Hak Prancis untuk menggunakan dua pangkalan udara Suriah

d. Izin atas angkatan darat Prancis untuk berada di daerah Alawi dan Druze selama lima

tahun termasuk pengakuan atas distrik-distrik tersebut kedalam wilayah Suriah

e. Instruktur militer Prancis diakui sebagai penasihat militer Suriah

f. Prancis harus memasok senjata dan perlengkapan militer bagi Suriah

g. Apabila terjadi perang, Suriah dan Prancis harus bekerjasama melindungi dan

memasok pangkalan udara Prancis serta menyediakan komunikasi dan transit.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Dalam surat-surat lampiran lainnya, Suriah juga setuju untuk merekrut para penasihat dan

ahli teknik dari Prancis, membentuk system hukum khusus bagi perlindungan orang asing

dan duta besar Prancis diistimewakan dari para perwakilan diplomatik lainnya. Ketetapan

selanjutnya adalah: (1) Meskipun Suriah berhak atas Lattakia dan Jabal Druze, otonomi

wilayah tersebut tetap di jamin; (2) Biro khusus didirikan bagi sekolah asing, lembaga amal

dan misi arkeologi; (3) Perjanjian dibuat guna merundingkan perkembangan universitas yang

ada; (4) Suriah berjanji akan menghormati hak-hak resmi dan kekayaan pribadi milik bangsa

Prancis; (5) Persetujuan dibidang moneter; (6) Perjanjian keuangan.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Perjanjian yang sama juga dibuat dan disahkan Prancis dengan Lebanon, yang ditanda

tangani oleh Komisaris Tinggi Count de Martel dan Emile Adde di Beirut 13 November

1936, isinya sendiri merupakan duplikat perjanjian dengan Suriah kecuali masalah ketentuan

teritorial dan minoritas sehingga tidak ada batasan bagi tentara Prancis dalam hal

penempatannya. http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-

dan-lebanon/

Optimisme para kaum nasionalis di Suriah dan Lebanon kembali suram karena

pertama Prancis menolak meratifikasi perjanjian. Perubahan peta politik Prancis dan masalah

Page 14: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

keamanan nasional yang terancam menjadi faktor pendukung hal tersebut. Saat itu Prancis

khawatir mendapat serangan dari Jerman dan Italia sehingga Prancis tidak mau kehilangan

pangkalan militernya di Mediterania Timur. Keduanya adalah karena Suriah tetap

memperjuangkan upaya persatuan dan kesatuan bangsanya.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Penolakan Prancis untuk meratifikasi perjanjian yang dibuat tahun 1936 mempengaruhi

situasi politik di Suriah dan Lebanon pada saat itu, tetapi karena kuatnya pengaruh Prancis

dikedua wilayah tersebut kalangan politisi dari kedua belah pihak masih menunjukkan

loyalitasnya terhadap Prancis sehingga menjelang pecahnya perang dunia II kekuatan

pangkalan militer Prancis di Mediterania Timur masih kuat. Dipihak lain pihak para

masyarakat Arab saat itu justru sangat membenci Prancis dan sekutunya, hal tersebut dilatar

belakangi oleh pengkhianatan Prancis terhadap bangsa Arab menyusul berakhirnya perang

dunia I, dukungan terhadap Turki dalam masalah sanjaq Alexandretta, tidak diratifikasinya

perjanjian dengan Suriah dan Lebanon, serta pengakuan terhadap keberadaan zionisme di

Palestina.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Pada 8 Juni 1941, pasukan Inggris dibawah pimpinan Jenderal Sir Henry Haitland Wilson

menyerang Suriah melalui Palestina, transyordania dan Irak, tetapi unsur-unsur Prancis bebas

menyertai penyerangan tersebut, keadaan tersebut dikarenakan pada saat itu Suriah termasuk

juga Lebanon berada dibawah kekuasaan Vichy dan pejabat Prancis yang anti-Inggris dan

menolak Komite Prancis Bebas bentukan Jenderal de Gaulle . Sehari setelah invasi, panglima

Prancis, Jenderal Catroux menyatakan bahwa pemerintah Prancis Bebas akan mengakhiri

mandatnya atas Suriah dan Lebanon. Dengan demikian keduanya akan merdeka dan akan

merundingkan hubungan timbal balik dengan Prancis. Pada saat yang sama Inggris pun setuju

dengan pernyataan Prancis tersebut. Selanjutnya Jenderal de Gaulle menunjuk jenderal

Catroux sebagai “Delegasi Jenderal dan Berkuasa Penuh Prancis Bebas di Levant”,

menggantikan jabatan komisaris tinggi pada 24 Juni 1941. Dalam upaya tersebut Prancis

menyertakan Inggris didalamnya, namun konsep mengenai kemerdekaan Suriah dan Lebanon

antara Inggris dan Prancis ternyata berbeda sehingga Jenderal de Gaulle melakukan

penangguhan. Situasi tersebut dimanfaatkan oleh pihak Prancis untuk kembali memperkuat

posisi istimewanya atas Suriah dan Lebanon. Perbedaan antara Prancis dan Inggris

Page 15: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

selanjutnya tidak dapat disembunyikan sehingga menimbulkan kecurigaan keduanya dalam

masalah penyelesaian Levant. http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/.

Pada 28 September 1941, Jenderal Catroux memproklamasikan kemerdekaan Suriah,

yang isi naskahnya adalah:

1. Suriah berhak menjadi negara merdeka dan berdaulat;

2. Suriah berkuasa menunjuk perwakilan diplomatiknya;

3. Suriah berhak menyusun angkatan perangnya;

4. Suriah bersedia membantu Prancis selama perang;

5. Segala syarat terdahulu dengan perjanjian Prancis-Suriah yang baru yang menjamin

kemerdekaan Suriah.

Tindakan tersebut juga diikuti dengan proklamasi kemerdekaan bagi Lebanon pada 26

November 1941. Isi naskahnya hampir sama dengan isi naskah proklamasi Suriah. Untuk

pelaksanaanya Jenderal Catroux mengangkat Seikh Taj ad-din sebagai presiden Suriah dan

Alfred Naccache sebagai presiden Lebanon.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Menaggapi hal tersebut, Inggris mengakui kemerdekaan kedua negara tersebut secara

de jure, dan mengangkat Jenderal Spear sebagai duta besar pertama untuk kedua negara

tersebut. Negara-negara Arab lainnya justru merasa ragu dengan kejadian tersebut, dilain

pihak Amerika tidak langsung mengakui kemerdekaan kedua negara baru tersebut tetapi

bersikap menunggu proses berakhirnya mandat secara resmi dan tercapainya keepakatan

resmi bilateral Prancis dengan Suriah dan Lebanon.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Di lain pihak, Prancis ternyata masih belum siap untuk mengalihkan fungsi

pemerintahan secara langsung kepada kedua negara tersebut. Ditundanya penyusunan

konstitusi dan penunjukkan presiden oleh pihak Prancis menimbulkan pertentangn baru

dalam masyarakat, terutama dari para kelompok nasionalis dan kelompok sayap-kiri; sosialis

dan komunis. Akibat kondisi tersebut, pemerintah Prancis akhirnya memutuskan

Page 16: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

memberlakukan kembali konstitusi lama yang pernah dibuat pada Maret 1943 dan

mengupayakan diselenggarakannya pemilihan umum sesegera mungkin. Meski demikian

kemerdekaan secara sempurna ternyata belum dirasakan oleh kedua negara tersebut karena

pengawasan Prancis yang masih ketat terhadap kelangsungan pemerintahan keduanya.

Delegasi Jenderal masih memiliki hak untuk mengeluarkan dekrit guna membubarkan

parlemen dan menghapuskan konstitusi dengan alasan sesuai mandat Liga Bangsa-Bangsa.

Prancis juga masih menguasai tata tertib pemerintahan dalam negeri, politik luar negeri,

pertahanan dan sensor atas jurnalistik. Lebih jauh lagi agen intel Prancis Services Speciaux

masih banyak berkeliaran di kedua negara tersebut.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Banyaknya para kaum nasionalis yang berada di kursi parlemen di kedua negara

tersebut memancing untuk bereaksi atas kondisi tersebut. Parlemen Lebanon, pada 8

November 1943 mengajukan sebuah resolusi untuk menghapuskan segala kekuasaan Prancis

dari konstitusinya yang mengakibatkan ditahannya presiden republik dan seluruh anggota

kabinet dilanjutkan penunjukkan Emile Edde sebagai kepala negara pemerintahan Lebanon

oleh delegasi Jenderal Prancis baru, Helleu. Keadaan tersebut memancing gelombang

demonstrasi anti Prancis di Lebanon serta tekanan dari Inggris. Inggris melalui Jenderal de

Gaulle memanggil Helleu dan mengirim kembali Catroux, tetapi pada akhirnya para

pemimpin Lebanon ditangkap dan dipecat dari jabatannya.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Krisis yang sama juga terjadi di Suriah, pada 24 Januari 1944, presiden republik dan

para anggota parlemen menyatakan untuk menghapus pasal 116 konstitusinya yang berkaitan

dengan wewenang prancis. Akan tetapi tindakan tersebut tidak sampai menimbulkan

gelombang revolusi seperti di Lebanon. Hal tersebut dikarenakan disepakatinya perjanjian

oleh Komite Pembebasan Nasional.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Tanggal 22 desember 1943 terjadi peralihan kekuasaan delegasi Jenderal kepada

pemerintahan setempat. Proses peralihannya sendiri berlangsung pada tahun 1944, tetapi

Troupes Speciales tetap menjadi daerah khusus yang dikontrol oleh Prancis. Setelah itu

Prancis menuntut kespakatan dengan Suriah dan Lebanon mengenai: (1) Keselamatan

lembaga kebudayaan Prancis, (2) Pengakuan atas hak-hak ekonominya, dan (3) Pengakuan

Page 17: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

atas kepentingan strateginya. Perundingan mengenai hal tersebut rencananya akan

dilaksanakan pada 19 Mei 1945, namun empat hari sebelum hal tersebut terwujud pasukan

baru Prancis mendarat di Beirut yang memancing kembali demonstrasi di kedua negara,

Suriah dan Lebanon. Suriah dan Lebanon mengambil tindakan dengan melakukan pemutusan

hubungan dengan Delegasi Jenderal Prancis, Jenderal Beynet.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

Keadaan tersebut membuat Inggris turun untuk membela suriah dan Lebanon. Akhir

Mei 1945 Perdana Menteri Churchill mengimbau Jenderal de Gaulle agar menarik

pasukannya dari Levant dan Prancis menurut namun perundingan perjanjian tidak pernah

diperbarui. Tumbuhnya kepercayaan diri akibat dukungan Inggris membuat suriah dan

Lebanon menyerukan deklarasi bersama guna mengusir semua warga negara Prancis dari

Levant dan mengalihkan Troupes Speciales kedalam kendali nasional mereka pada 21 Juni

1945, selanjutnya Prancis menyetujui keputusan tersebut secara resmi pada 7 Juli 1945.

Mulai saat itu status kemerdekaan kedua negara mendapatkan pengakuan internasional secara

eksplisit melalui sejumlah tindakan diplomatik.

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/

a. Kemerdekaan

Ketika pertikaian berlanjut, orang Kristen Libanon mulai beremigrasi ke Brasilia,

Amerika Serikat, dan negara-negara lain. Setelah perang Dunia I, kekuasaan Turki Usmani

atas Libanon berakhir dan negeri itu menjadi sebuah mandat Prancis di bawah Liga Bangsa-

bangsa. Pada tahun 1925 libanon menjadi suatu republik berkonstitusi walaupun Prancis tetap

memegang beberapa kekuasaan. Kekuasaan itu di akhiri oleh perubahan konstitusi pada tahun

1943 dan Libanon menjadi merdeka penuh pada tanggal 22 november. Sesuai dengan

perjanjian tidak tertulis, presiden harus seorang Kristen Maronit, perdana mentri seorang

muslim Suni, dan ketua DPR seorang Muslim Syiah. (Grolier International,2003:7)

Perimbangan yang bagus di antara kaum Kristen dan Muslim ini menjadi rusak

ketika diciptakan negara Israel dalam tahun 1948. Bahasa Arab dan penduduk Muslim yang

berkembang pesat membuat Libanon semakin dekat ke dunia Islam yang lebih besar,

sedangkan kaum Kristen cenderung berpaling ke Barat. Pada tahun 1958, revolusi tampaknya

Page 18: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

sudah dekat, tetapi perdamaian pulih kembali tanpa kekuatan bersenjata setelah Amerika

Serikat mengirimkan angkatan lautnya ke sana. Pemerintah Libanon yang didominasi Kristen

mencoba mempertahankan suatu posisi Arab moderat dalam Perang Arab-Israel tahun 1956,

1967, dan 1973. Namun, kebijakan ini di tentang keras oleh Muslim Libanon, yang sekarang

menjadi mayoritas. Kehadiran para pengungsi Palestina di kam-kam Libanon, semakin

memperumit perjuangan kekuatan Kristen-Islam. Situasi itu memburuk ketika Organisasi

Pembebasan Palestina (PLO) menjadikan Beirut sebagai markas besar mereka dan tempat

melancarkan serangan melawan israel . (Grolier International,2003:7)

b. Perang Saudara

Perang saudara sepenuhnya meletus pada tahun 1975 sehingga, pada tahun 1976,

Suriah mengirimkan pasukannya untuk melerai kelompok yang sedang berperang dan lalu

tinggal di sana untuk memainkan perannya di Libanon. Israel menyerang basis-basis gerilya

PLO di Libanon pada tahun 1978, menarik diri kembali, dan kemudian menduduki negara itu

lagi pada tahun 1982. Pasukan Israel menduduki libanon selatan, termasuk Beirut, dan dari

sana mereka mengusir PLO. Seorang pemimpin Kristen, Bashir Gemayel, yang terpilih

menjadi Presiden Libanon pada tahun 1982, terbunuh pada tahun yang sama. (Dia digantikan

oleh saudaranya, Amin). Dalam pembalasannya, milisi Kristenmenyerang dua kam pengungsi

Palestina dan membunuh ratusan warga sipil. Pada tahun 1983, serangan teroris Muslim

menyebabkan jatuh korban yang banyak sekali di antara marinir AS dan pasukan Prancis,

yang merupakan bagian dari pasukan pengawas perdamaian multinasional di Beirut. Setelah

pasukan-pasukan terakhir Israel meninggalkan Libanon pada tahun 1985, Suriah mencoba

mengakhiri perang saudara itu dengan membentuk pemerintahan Muslim dan Kristen.

Perjanjian damai atas prakarsa Arab tercapai pada Oktober 1990 setelah menyerahnya

perdana menteri Kristen, Jendral Michael Aoun. Siria dan Libanon menandatangani

perjanjian kerja sama pada Mei 1991. Pada 1992 Libanon mengadakan pemilu pertamanya

sejak 20 tahun lalu. Pemerintahan dilantik dan Libanon mulai membangun negeri. Namun

tentara Suriah tetap bertahan di sana, dan Israel terus melancarkan serangan udara terhadap

geriyalwan Muslim di Libanon Selatan. (Grolier International,2003:7)

Pada 2000 kelompok Militan Islam Hizbullah menguasai Libanon Utara dan

menguasai keamanan Israel. Israel menyerang instalasi Hizbullah pada tun 2006, yang

menyebabkan lebih dari 1000 orang meninggal dunia. Serangan udara pada sebuah

Page 19: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

pembangkit tenaga listrik yang besar juga mengakibatkan polusi udara yang sangat tinggi.

(Adams,2007:346)

Sebagai situs kota kuno Funisia yang dibangun lebih dari 3000 tahun yang lalu,

Libanon adalah negara makmur. Negara ini adalah pusat perdagangan dan bisnis. Ibukota

negara ini, Beirut, yang dikunjungi oleh banyak wisatawan. Negara ini dihuni oleh kelompok

etnik dengan latar belakang yang berbeda-beda, Muslim dan Kristen. Ketegangan di antara

kelompok agama yang berbeda ini pernah membawa warga negara ini kedalam perang

saudara pada tahun1975. Konflik tersebut menghancurkan banyak kota. Sejak tahun 1990-an,

keadaan mulai stabil. Kondisi ini memungkinkan Libanon mulai memperoleh bantuan asing

yang berguna untuk melaksanakan pembangunan. (Tim Kingfisher,2009:250)

E. INTEGRASI SOSIAL DAN POLITIK LIBANON

a. Konteks Historis

Menurut pendapat Anne Sinai dan Chaim Waxman dalam Middle East Review di

jelaskan bahwa, “ Perang sipil Libanon yang terjadi baru-baru ini merupakan sebuah

peristiwa muthakir dan paling banyak di sorot yang mementahkan pendapat sementara

kalangan bahwa kawasan timur tengah merupakan satu kesatuan Dunia Arab yang memiliki

kesamaan latar belakang kultur, bahasa, dan identitas. Pada kenyataanya, timur tengah

merupakan mosaik rumit dari berbagai macam kelompok. . . .Dikawasan ini terdapat

kelompok Syiah,. . . . Alawiyah, Druze, Yazidiyah, Ismailiyah, dan kelompok muslim lain

yang berpegang teguh pada ragam keyakinan dan kepercayaan mereka masing-masing.

Secara etnis mereka bahkan bukan Arab, mereka adalah keturunan dari berbagai kelompok

yang kemudian ditaklukkan oleh tentara Islam. . . . . Agama pertama dari tiga agama

monoteis besar, Yahudi, serta orang-orang yang identik dengannya, sejak masa lampau telah

menjadi bagian dari mosaik Timur Tengah. . . .Sebagai tambahan, diwilayah ini juga

terdapat . . . .berbagai kelompok kepercayaan kecil yang juga berpegang teguh pada

identitasnya masing-masing. Dengan demikian, tidak ada satu pun negara Arab yang bisa

mengklaim homogenitas sosial yang terdiri atas agama mayoritas dan minoritas, bahasa, dan

kelompok etnis.... Sejumlah besa kelompok minoritas menolak Arabisasi”, Oleh Anne Sinai

dan Chaim Waxman (dikutip oleh Halim Barakat,2012:9)

Page 20: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

Dalam persoalan yang sama R. Hrair Dekmejian mencata bahwa “ Di tengah

sedikitnya generalisasi yang sahih untuk menyatakn bahwa Timur Tengah adalah satu

kesatuan, justru ada dua realitas yang menjadi penyangkalnya. (1) Tak ada satu pun negara di

kawasan Timur Tengah yang bisa mengklaim homogenitas sosial. Seluruh negara di kawasan

Timur Tengah terdiri atas kepercayaan besar dan kecil, bahasa serta suku-suku; oleh karena

itulah digunakan istilah mosaik untuk mendiskripsikan perbedaan kultural ini. (2) Pada Masa

modern, juga secara historis, lingkungan pergaulan Timur Tengah sangat tidak ramah

terhadap etnis minoritasnya”. Oleh R. Hrair Dekmejian (dikutip oleh Halim

Barakat,2012:9)

b. Beberapa Karakteristik Masyarakat Arab Khususnya Libanon

Sebagai perwakilan masyarakat mosaik, Libanon dan para elitnya, dengan dibantu

kekuatan eksternal, justru membentuk sistem politik yang diskriminatif. Sistem ini

menyebabkan terjadinya dominasi identitas privat atas identitas publik dan dominasi

kelompok kecil terhadap kelompok yang lebih besar. (Barakat,2012:21)

Adapun kelompok besar ini terdiri atas berbagai kaum minoritas religius, dan tak

satupun yang merupakan mayoritas, Libanon membuat sebuah sistem politik yang

menjadikan suatu kelompok (kelompok kaum Maronit) mendominasi kelompok-kelompok

lain. Diversitas religius ini (atau lebih tepatnya Sektarian) menyebabkan tumbuhnya

disparitas sosial ekonomi. Oleh karena itu relasi antar kelompok hanya berkisar antara

konflik dan akomodasi para elit. Sebagai suatu masyarakat komunal yang sangat

terstratifikasi, libanon gagal membangun konsensus identitas nasional atau mereformasi

sistem politiknya yang rigid dan sektarian. Negara ini pernah dua kali mengalami perang

saudara dalam kurun waktu kurang dari setengah abad pasca kemerdekaan akibat

memburuknya persoalan-persoalan regional dan domestik. (Barakat,2012:22)

Keterbelahan kelas sosial berbasis kontradiksi sosial, posisi divergen dalam struktur

sosiokonomi, dan penguasaan atau tidak adanya penguasaan terhadap alat-alat produksi

terlihat lebih relevan dalam masyarakat arab yang lebih homogen seperti masyarakat mesir

dan tunisia ketimbang keterbelahan Komunal. Dalam masyarakat yang lebih plural seperti

Suriah dan Aljazair, dimana kelas lebih relevan, maka ada koinsidensi antara kelas dan

keterbelahan komunal. Sementara dalam masyarakat mosaik seperti libanon , banyak bukti

yang menunjukkan bahwa yang eksis bukanlah keterbelahan komunal, melainkan stratifikasi

komunal. Ini berarti bahwa selainketerbelahan kelas, ada satu atau sejumlah kecil komunitas

Page 21: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

yang menikmati kekuasaan, kesejahteraan, dan status yang lebih tinggi ketimbang komunitas

yang lainnya. (Barakat,2012:26-27)

Dalam penelitian mengenai hubungan antara afiliasi religius dan orientasi politik

diantara mahasiswa libanon yang pernah saya lakukan, saya menyimpulkan bahwa secara

analistis, posisi ideologis yang kuat dapat dihubungkan dengan asal usul kelas dengan syarat

hubungan-hubungan ini diteliti dalam konteks historis dan sosial ekonomi. Salah satu temuan

mendasar dalam studi ini adalah “para mahasiswa yang berasal dari keluarga dan komunitas

religius minor-seperti mahasiswa Syiah yang miskin –menunjukkan kecanderungan yang

tinggi untuk mengadopsi ideologi kiri. Sebaliknya mahasiswa yang berasal dari keluarga

ningrat komunitas religius mayor seperti mahasiswa Maronit yang kaya memperlihatkan

kecenderungan yang tinggi untuk mengadopsi ideologi kanan”. (Barakat,2012:27)

Barangkali benar jika dinyatakan bahwa semakin tinggi ketimpangan sosial ekonomi

dalam sebuah masyarakat mosaik, maka semakin tinggi pula kecenderungan terjadinya

pergolakan. Akan tetapi pergolakan semacam itu lazimnya hanya menyebabkan pecahnya

perang sipil (dimana satu penguasa elit digantikan oleh elit yang lain), bukan revolusi rakyat

(dimana masyarakat mengalami transformasi dan tatanan dominan digantikan dengan sebuah

tatanan baru). Pola yang sebaliknya justru sering muncul dalam masyarakat yang lebih

homogen. Dalam sebuah masyarakat yang homogen, semakin besar tingkat ketimpangan,

maka semakin tinggi solidaritas kelas, mobilisasi dan potensi terjadinya revolusi. Jika asumsi

ini benar , bisa diramalkan negara yang paling berpotensi mengalami revolusi sosial adalah

mesir atau tunisia. Namun, asumsi ini tidak lantas mengabaikan kemungkinan pecahnya

revolusi dalam masyarakat yang lebih plural. (Barakat,2012:27)

c. Lebanon Agama dan Sekte

Identitas lain selain sektarianisme adalah identitas lokal dan regional. Sebuah bentuk

afiliasi yang dengan ajeg terus melemahkan identitas nasional arab adalah Wathaniyyah

(regionalisme atau patriotisme). Bahkan negara-negara bentukan yang artifisial pun terus

berupaya membangun identitas mereka sendiri. Yordania, Kuwait, dan negara-negara

kawasan Teluk, Lebanon, dan negara-negara lainnya berusaha membentuk identitas tersendiri

melalui berbagai upaya seperti pembentukan pemerintah yang berdaulat atau melalui

berbagai bentuk sosialisasi untuk mengukuhkan kekhasan identitasnya. Para penduduk

Page 22: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

negara-negara tersebut mendefinisikan diri dan didefinisikan oleh orang lain dalam kerangka

afiliasi lokal. Meski demikian, mereka mempertahankan identitas arab mereka dan meratapi

keterpecahan dan perselisihan arab sembari tetap berpegang pada identitas lokal mereka.

(Barakat,2012:50)

Dalam konteks libanon yang lebih mutakhir, Nassif Nassar memberi tiga definisi

mengenai sekte. Pertama sekte adalah komunitas terorganisasi yang mempraktekan

kepercayaan-kepercayaannya dengan cara-cara yang khusus, seiring dengan perjalanan waktu

komunitas semacam itu mengembangkan dimensi sosial dan politiknya sendiri dipengaruhi

oleh pemahaman dan aplikasi mereka terhadap agama, serta pengalaman-pengalaman

historisnya. Definisi kedua memberi tekanan lebih besar pada aspek-aspek sosial agama-

yaitu, sekte sebagai sebuah entitas sosial lengkap dengan anggota, institusi, bangunan, iuran,

slogan-slogan, kebiasaan dan lain sebagainya. Definisi ketiga lebih menekankan pada

komunitas religius dalam mempraktekkan kepercayaan dan mengorganisasi kehidupan sosial

keluarga mereka. (Barakat,2012:168)

Perbedaan antara agama dan sekte tampak lebih tajam dikawasan arab timur karena

seperti yang telah kita ketahui kehadiran komunitas-komunitas sektarian yang begitu banyak

ditempat ini melemahkan integrasi politik dan sosial. Kondisi alamiah berbagai organisasi

sosial mengantarkan sekte menjadi bentuk yang lebih konkret, agama menjadi sesuatu yang

abstrak dan sulit dijangkau oleh kehidupan sehari-hari para pemeluknya. Oleh karena itulah,

kekuatan perekat yang ada dalam diri agama menjadi sangat lemah ketika berhadapan dengan

berbagai macam sekte. (Barakat,2012:168-169)

Dengan demikian, realitas sosial dibelahan timur dunia Arab adalah realitas sektarian,

bukan keagamaan. Dikawasan itu, orang-orang arab harus berhadapan dengan komunitas

komunitas yang berbeda seperti Suni, Syiah, Druze, Alawiyah, Suriah Ortodoks, Maronit,

Katolik Timur, dan sebagainya. Afiliasi-afiliasi sektarian ini sebanding –mala tidak bisa

dipisahkan dengan tribalisme atau etnisitas. Dengan cara yang hampir sama, ketiga

subkategori masyarakat ini mengaitkan dirinya dengan sistem ekonomi yang interindependen,

kesepakatan politik, dan gerakan sosial. (Barakat,2012:169).

d. Sistem leberalisme.

Hasil yang peling kentara dari keterbukaan dengan barat ialah masuknya nilai-nilai

tertentu kedalam kultur politik arab yang biasa kita sebut sebagai perluasan partisipasi

Page 23: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

masyarakat dalam pemerintahan. Nilai-nilai ini diantaranya adalah konstitualisme,

pluralisme, demokrasi parlementer, rasionalisme, sekulerisme, perwakilan kebebasan

individu dan keterbukaan fikiran. Namun dalam hal ini liberalisme di dunia arab sangatlah

berlebihan, terutama dinegara-negara seperti Mesir, Libanon dan Tunisia. Gagasan-gagasan

Rifaat Rafi al-Tahtawi, Luthfi al Sayid, Taha Husein dan intelektual lainnya, menjadi garis

haluan bagi proses modernisasi politik dan partai politik ideologis seperti Wafd. Namun

sayangnya eksperimentasi berbagai macam aspek liberalisme seperti pemilu parlemen ini

ternyata tidak efektif dan hanya berlangsung secara temporer. Sementara itu di Tunisia

perkenalan dengan liberalisme ditandai dengan implementasi ide-ide Khair al-Din yang

terjadi pada paruh kedua abad ke-20 dan tetap bertahan dibawah partai Dustur serta pada

masa kepemimpinan Habib Bourguiba. Namun sayangnya otoritarianisme personal ternyata

lebih kuat ketimbang partai dan negara. Sementara itu, eksperimentasi salah kaprah di

Libanon berakhir fatal. Sistem semi feodal yang dari permukaan terlihat demokratis, runtuh

karena beratnya persoalan internal maupun regional yang menimpa kawasan ini.

Kemerdekaan yang dinikmati Libanon lebih awal dari negara-negara arab lain, malah

mengantarkan negara ini keambang anarki dan perang sipil dan bukan pembentukan

masyarakat demokratis. (Barakat,2012:220-221)

Page 24: Integrasi Sosial Dan Politik Lebanon q Asia Barat Daya (2)

DAFTAR PUSTAKA

International, Grolier.2002.Ensiklopedi Negara dan Bangsa.Jakarta.Ikrar Mandiriabadi.

Kingfisher.2009. Ensiklopedia Geografi”Ensiklopedia Geografi Dunia untuk Pelajar dan

Umum”.Jakarta.Ikrar Mandiriabadi.

Adams, Simon.2007.Sejarah Dunia.Jakarta.Erlangga

Herritage, Andrew, David Robert, Roger Bullan.2005.Atlas Dunia.Jakarta. Erlangga

Glasse,Cyrill.2002.Ensiklopedi Islam Ringkas.Jakarta.Raja Grafindo Persada

Barakat, Halim.2012.Dunia Arab” Masyarakat, Budaya, dan Negara”.Bandung.Nusa Media

http://hbmulyana.wordpress.com/2008/02/19/sejarah-mengenai-suriah-dan-lebanon/ (diakses

pada hari Minggu,1 september 2013, pukul 20.00 wib)