Integrasi industri (teknoekonomi2)

5

Click here to load reader

description

agroindustry

Transcript of Integrasi industri (teknoekonomi2)

Page 1: Integrasi industri (teknoekonomi2)

Industri Mebel

Salah satu usaha yang dilaksanakan dalam pengembangan hasil hutan

khususnya kayu adalah industri mebel. Industri mebel adalah industri yang

mengubah kayu menjadi kayu olahan dalam bentuk barang-barang seperti meja,

kursi, lemari dan lain-lain. Jenis kayu yang biasa digunakan dalam industri mebel

yaitu jenis kayu jati, kayu Agathis, kayu Mahoni, Sonokeling, Rimba dan lain-lain

yang bisa dibudayakan.

Berikut adalah sifat-sifat kayu yang biasa digunakan dalam pembuatan

furniture untu industri mebel :

Kayu Jati

Sudah bukan rahasia lagi jika kayu ini merupakan jenis kayu yang selalu menjadi

primadona dalam dunia furniture. Selain dikenal kuat dan awet, furniture yang

terbuat dari kayu jati juga terkesan mewah dan elegan. Penyebabnya adalah karena

kayu jati memiliki serat dan tekstur kayu yang sarat nilai dekoratif. Jadi, selain kuat

dan awet, furniture dari kayu jati juga mampu menampilkan kesan elegan dan

mewah.

Kayu mahoni

Jenis kayu yang banyak digunakan untuk membuat furniture berikutnya adalah kayu

mahoni. Kayu ini banyak dipilih karena selain kualitasnya cukup baik, harganya juga

jauh lebih murah jika dibanding harga kayu jati. Jadi, selain mampu menjaga kualitas

furniture yang dibuat, dengan menggunakan kayu mahoni, para pengrajin furniture

juga bisa lebih menghemat biaya produksi.

Kayu sonokeling

Kayu sonokeling ini memiliki warna gelap yang alami ( tanpa diberi pewarnaan).

Selain itu, furniture yang dibuat menggunakan kayu sonokeling juga dikenal awet

dan elegan. Sebab, sama halnya dengan kayu jati, kayu sonokeling ini juga memiliki

serat dan tekstur kayu yang indah atau dekoratif.

Kayu akasia

Secara kasat mata, kayu akasia ini memiliki warna dan serat kayu yang hampir mirip

dengan kayu jati. Dan itulah salah satu alasannya kayu ini banyak digunakan oleh

Page 2: Integrasi industri (teknoekonomi2)

masyarakat untuk membuat furniture. Selain itu, meskipun kayu akasia memiliki

bobot cukup berat tapi kayu ini juga dikenal cukup awet dan kuat.

Kayu trembesi

Kayu trembesi banyak dipilih oleh masyarakat untuk membuat furniture karena

selain stoknya di alam masih banyak, ukuran kayu ini umumnya besar-besar. Kayu

kamper

Bicara kayu kamper tentu tidak bisa lepas dari kusen dan pintu. Kayu kamper lebih

dikenal sebagai bahan baku untuk membuat kusen dan pintu dari pada untuk

membuat perabotan kayu

Akan tetapi sekarang ini industri mebel lebih banyak menggunakan bahan baku

dari kayu jati dan mahoni. Kedua jenis kayu ini paling banyak digunakan karena

memenuhi persyaratan kayu untuk industri mebel sehingga dapat dihasilkan furniture

yang baik.

Bahan baku kayu yang digunakan dalam industri mebel, haruslah kayu yang

kering. Tingkat kekeringan yang cocok untuk mebel garden adalah kayu dengan

kadar air 15% atau lebih kecil dari itu. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir

terjadinya kerusakan pada produk-produk mebel garden yang diakibatkan oleh

pengaruh cuaca seperti yang telah disebutkan. Dalam kondisi seperti ini, kerusakan

yang sering terjadi adalah pecah, retak atau terlepasnya komponen-komponen pada

barang serta melengkung untuk jenis barang yang berbidang lebar seperti meja.

Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengeringan secara alami kurang lebihnya

sekitar 1 hingga 2 bulan. Pengeringan dengan cara alami tergantung pada musim

suatu daerah atau wilayah. Apabila dalam kondisi musim hujan, pasti akan

membutuhkan lebih banyak waktu. Pengeringan secara alami biasanya lebih disukai

karena tidak membutuhkan alat dan biaya murah.

Selain kayu harus benar-benar kering, masih ada kriteria-kriteria lain untuk

kayu yang akan digunakan dalam industri mebel seperti:

Kayu harus tua. Kayu tua memiliki serat yang padat sehingga produk mebel

garden tersebut tidak mudah terserang rayap atau hama ketika digunakan pada

tempat yang bersentuhan dengan tanah secara langsung.

Page 3: Integrasi industri (teknoekonomi2)

Kayu harus berpori-pori padat. Ini penting, sebab kayu yang berpori-pori padat

lebih kuat dalam konstruksi sebab bisa disekrup dengan baik (daya ikat terhadap

sekrup sangat kuat).

Tidak ada mata kayu atau walaupun ada bisa ditekan seminimal mungkin. Mata

kayu dapat mengakibatkan kayu mudah patah serta pecah. Hal ini jelas tidak aman

bagi para pengguna mebel garden.

Tidak ada hati kayu. Kebanyakan mebel garden difinishing dengan menggunakan

bahan-bahan yang berwarna natural (terlihat serat dan warna asli kayu). Jelas

sekali, keberadaan hati kayu akan merusak keindahan pada produk mebel garden

yang dihasilkan.

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan berbagai jenis produk furniture

kayu antara lain kayu jati dan kayu mahoni. Kayu jati digunakan untuk bagian

furniture yang tampak terekspose pada produk akhir, sedangkan kayu mahoni

digunakan untuk bagian dalam seperti rangka bagian dalam, rak, penyangga rak, dan

sebagainya.

Limbah yang dihasilkan dalam industri mebel sebagian besar merupakan

limbah padat, berupa serpihan-serpihan kulit kayu, potongan-potongan kayu

berukuran kecil (chips wood) dan serbuk-serbuk kayu atau butiran-butiran halus

yang terbuang saat kayu di potong.

Limbah

Page 4: Integrasi industri (teknoekonomi2)

Jenis limbah padat yang dihasilkan pada saat proses produksi yaitu :

Proses pemotongan kayu, menghasilkan limbah berupa potongan-potongan kayu

kecil disamping serbuk gergaji atau serbuk-serbuk kayu.

Proses penghalusan komponen produk menghasilkan limbah berupa potongan-

potongan kayu yang ukurannya lebih kecil dan juga dihasilkan serbuk kayu.

Untuk industri mebel yang menngunakan kayu gelondongan sebagai bahan baku

biasanya dihasilkan limbah padat berupa kulit kayu.

Proses perakitan komponen, dalam tahap ini sering juga disebut tahap

pengemasan. Kesalahan sering terjadi pada ketidak seragaman ukuran sehingga

perakitan tidak dapat dilakukan. Bagian kayu yang tidak digunakan biasanya

dimanfaatkan untuk membut produk lain yang ukurannya lebih kecil. Dalam hal

ini akan dihasilkan limbah berupa potongan kayu kecil dan serbuk kayu.

Pemanfaatan Limbah Padat Industri Mebel

Limbah padat dalam industri mebel dapat dimanfaatkan untuk berbagai

keperluan. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan libah tersebut sebagai bahan

baku dalam pembuatan papan partikel. Dengan pemanfaatan ini maka, limbah padat

pada industri tidak akan terbuang dan akan termanfaatkan.

Papan partikel merupakan salah satu jenis produk komposit atau panil kayu

yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya, yang

diikat menggunakan perekat sintesis atau bahan pengikat lain dan dikempa panas.

Persyaratan bahan dalam mebuat papan partikel yaitu :

jenis serbuk kayu, ada dua jenis serbuk kayu yaitu kayu keras dan kayu lunak.

jenis adhesive.

komposisi serbuk kayu (fillers) dan adhesive (matriks)

Bahan baku berupa limbah dibersihkan dari kotoran dan dihancurkan menjadi

partikel dengan ukuran < 5 mm. Partikel dikeringkan sampai kadar air sekitar 10%.

Campuran perekat dibuat dengan mencampurkan PS (polystyrene) ke dalam pelarut

xilena, maleated coupling agent dan benzoyl peroxide. Selanjutnya ke dalam

campuran tersebut dimasukan partikel serbuk kayu dan dilakukan proses mixer

campuran dan partikel hingga rata. Pencetakan dilakukan pada suhu ruang, dan

Page 5: Integrasi industri (teknoekonomi2)

dibiarkan kering dan mengeras selama 14 hari. Untuk mempercepat pengeringan

dapat juga dilakukan dengan memasukan spesimen ke dalam oven pada suhu

sekitar 1000C.

Proses pembuatan Papan Partikel dari BahanBaku Serbuk Kayu

Jenis papan partikel yang baik biasanya dipengaruhi oleh komposisi campuran

antar serbuk kayu (fillers) dan adhesive (matriks). Tidak hanya itu, jenis adhesive

yang digunakan juga akan mempengaruhi kualitas papan partikel yang dihasilkan.

Komposisi serbuk optimal dengan bahan dasar serbuk kayu dan dengan matriks

phenol formakdehyde adalah 70% serbuk kayu.

Tabel 1. Perbandingan Unsur-Unsur Pembentuk Papan Partikel Serbuk Kayu

Matriks Coupling

Agent Peroksida Pelarut

gr gr gr gr gr

20 80

8% PS

30 70

40 60 8% 10%

50 50 Coupling

Agent PS

60 40

70 30

80 20

Bahan Baku (Serbuk Kayu)

Dicuci dan dihancurkan

menjadi partikel

Dikeringkan sampai kadar

air tertentu

Pencampuran (Mixing)

Pencetakan