INSTRUMEN PEMERINTAH

26

Click here to load reader

Transcript of INSTRUMEN PEMERINTAH

Page 1: INSTRUMEN PEMERINTAH

INSTRUMEN PEMERINTAHAN

A. Pengertian Instrumen Pemerintah

Instrumen yang di maksudkan dalam hal ini adalh alat-alat atau sarana- sarana yang

dipergunakan oleh pemerintah atau administrasi negaradalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintah, pemerintah atau administrasi negara melakukan

berbagai tindakan hukum,dengan menggunakan sarana atau instrumen seprti alat tulis

menulis, srana transportasi dan komunikasi, gedung-gedung perkantoran, dan lain-lain, yang

terhimpun dalam publiek domain atau kepunyaan publik. Pemerintah juga menggunakan

berbagai instrumen yuridis dalam menjalankan kegiatan mengatur dan menjalankan urusan

pemerintahan dan kemasyarakatan seperti peraturan perundang-undangan, keputusan-

keputusan, peraturankebijakan, perizinan, instrumen hukum keperdataan, dan sebagainya.

Sebelum menguraikan macam-macam instrumen hukum yang digunakan oleh pemerintah

dalam menjalankan tindakan pemerintah, terlebih dahulu perlu disampaikan mengenai

struktus norma dalam hukum administrasi negara. Berkenaan dengan struktur norma Hukum

Administrasi Negara ini, H.D. van Wijk/Willem Konijnenbelt mengatakan sebagai berikut.

Hukum materiil mengatur perbuatan manusia. Peraturan. Norma, dalam Hukum

Administrasi Negara memiliki strutur yang berbeda dibandingkan struktur norma dalam

hukum perdata dan pidana. Dalam hukum perdata atau pidana,kita menemukan secara

langsung norma mengenai {apa nyang diatur dalam hukum tertulis } dalam undang-undang.

Dalam Hukum Administrasi Negara struktur norma di temukan pada berbagi tempat dalam

dua atau lebih tingkatab; di sana kita harus menemukan norma pada tingkatan-tingkatan

peraturan hukum.

Menurut Indroharto, bahwa dalam suasana hukum tata usaha itu kita menghadapi

betingkat-tingkatnya norma-norma hukum yang harus kita perhatikan. Artinya , peraturan

hukum yang harus ditetapkan tidak begitu saja kita temukan dalam undang-undang, tetapi

dalam kombinasi peraturan-peraturan dan keputasan-keputusan tata usaha negra yang

satudengan negara yang lain saling berkaitan.

Ada 4 macam sifat norma hukum, yaitu sebagai berikut:

1. Norma umum abstrak misalnya undang-undang

Page 2: INSTRUMEN PEMERINTAH

2. Norma individual konkret misalnya keputusan tata usaha negara

3. Norma umum konkret misalanya rambu-rambu lalu lintas yang dipasang di tempat

tertentu (rambu itu berlaku bagi semua pemakai jalan, namun hanya berlaku di tempat

itu)

4. Norma individual abstrak misalnya izin ganguan

B. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan adalah hukum yang in abstraco atau general norm yang sifatnya mengikat

umum (berlaku umum ) dan tugasnya adalah mengatur hal-hal yang bersifat umum (general).

Secara teoritik, istila “perundang-undangan” (legislation, wetgeving, atau gesetzgebung)

mempunyai dua pengertian, yaitu yang pertama, perundang-undangan merupakan proses

pembentukan/proses membentuk peraturan-peratuaran negara abik di tingkat pusat maupun di

tingkat daerah; kedua, peraturan perundang-undangan adalah segala peraturan negara, yang

merupakan hasil pembentukan peraturan-peraturan, baik ditiungkat pusat maupun ditingkat

desa.

Peraturan perundang-undangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Bersifat umum dan komprehensif, yang demikian merupakan kebalikan dari sifat-sifat

yang khusus terbatas.

2. Bersifat universal. Ia diciptakanuntuk menghadapi peristiwa yang akan datang yang

belum jelas bentuk konkretnya.

3. Ia memiliki kekuatan untuk mengkoreksi dan memperbaiki dirinya sendiri.

Berdasarkan penjelasan pasal 1 angka 2 UU No. 5 tahun 1966 tenteng Peradilan Tata

Usaha Negara , peraturan perundang-undangan adalah semua peraturan yang bersifat

mengikat secara umum yang dikeluarkan oleh Badda Perwakilan Rakyat bersama pemerintah

baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah, serta semua keputusan Badan atau Pejabat

Tata Usaha Negara baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah, yang juga mengikat umum.

Menurut pasal 1 angka 2 UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

undangan, yang dimaksud peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang

dibentuk oleh ;lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum.

Page 3: INSTRUMEN PEMERINTAH

Menurut Indroharto, manfaat dari sikap mundur pembuat undang-undang seperti ini

adalah bahwa penetapan norma-norma hukum oleh badan atau jabatan TUN akan daoat

dilakukan diferensiasi menurut keadan khusus dan konkret dalam masyarakat.

Kewengan legilasi bagi pemerintah atau administrasi negara ada yang besifat mandiri ada

ada yang tidak mandiri (kolegial). Kewenangan legilasi yang tidak mandirir, daalam arti

dibuat bersama-sama pihak lain, berwujud undang-undang atau peraturan daerah. Secara

formal, semua produk hukum yang dibuat secara kolegial oleh pemerintah bersama-sama

dengan DPR/DPRD di sebut undang-undang atau peraturan daerah.

Kewwenangan bagi pemerintah atau administrasi negara bersifat mandiri, dalam arti

hanya dibentuk oleh pemerintah tanpa kelibatan DPR, berwujud keputusan-keputusan

(besluiten van ulgemeen strekking ), yang merupakan atau tergolong sebagai peraturan

perundang-undangan .

C. Keputusan Tata Usaha Negara

1. Pengertian keputusan

Jeputusan tata usaha negara pertama kali diperkenalkan oleh seorang sarjana Jerma, Otto

Meyer, dengan istilah verwaltungsakt. Istilah ini dperkenalkakn di negeri Belanda dengan

nama beschikking oleh van Vollenhoven dan C.W. van der Pot.

Di Indonesia istilah ketetapan sudah memiliki pengertian teknis yudiris, yaitu ketetapan

MPR ynag berlaku ke luar dan ke dalam. seiring dengan berlakunya UU No. 10 Tahun 2004

tentang pmebentukan peratura perundang-undangan, istilah bescikking di terjemahkan

sebagai kepututsan.

Dikalangan para sarjana terdapat perbedaan pendapat dalam mendefinisikan istilah

keputusan. Berikut ini akan disajikan beberapa defenisi tentang beschikking.

a. Keputusan adalah peryataan kehendak dari organ pemerintahan untuk(melaksanakan )

hal khusus, ditujukna untuk menciptakan hubungan hukum baru, mengubah, atau

menghapus hubungan hukum yang ada.

Page 4: INSTRUMEN PEMERINTAH

b. Keputusan adalah suatu pernyataan kehendak yang disebabkan oleh surat permohonan

yang di ajukan, atau setidak-tidaknya keinginan atau keperluan yang dinyatakan.

c. Secara sederhana, defenisi keputusan dpat di berikan: suatu tindakan hukum sepihak

dari organ pemerintah yanh ditujukan pada peristiwa konkret.

d. Beschiking adalah keputusan hukum publuk yang bersifat konkret dan individual:

keputsan itu berasal dari organ pemerintahan, ynag didasarkan pada kewenangan

hukum publik. Dibuat untuk satu atau lebih individu atau berkenaan dengan satu atau

lebih perkara atau keadaan.. keputusan itu memberikan suatu kewajiban pada

seseorang atau organisasi memberikan kewenangan atsau hak pada mereka.

e. Secara umum, beschikking dapat diartikan; keputusan yang berasal dari oergan

pemerintahan yang ditji=ukan untuk menimbulkan akibat hukum.

f. Beschikking adalah keputusan tertulis dari administrasi negara ynag mempunyai

kaibat hukum.

g. Beschikking adalah perbuatan hukum publik besegi satu (yang dilakukan alat-alat

pemerintahan berdasarkan suatu keputusan istimewa.

h. Beschikking adalah suatu tindakan hukum yang besifat sepihak daalam bidang

pemerintahan yang dilakukan oleh suatu badan pemerintahaan berdsarkan wewenang

yang luar biasa.

2. Unsur-unsur Keputusan

Pernyataan kehendak tertulis secara sepihak dari organ pemerintahan pusat,

yang diberikan berdasrakan kewajiban atau kewenangan dari Hukum Tata Usaha

Negara atau Hukum Administrasi Negara, yang dimaksudkan untuk penentuan,

penghapusan, pengakhirah hubungan hukum baru, ynag memuat penolakan sehingga

terjadi penetapan, perubahan, penghapusan, atau penciptaan.

Berdasarkan defenisi ini tampak ada enam unsur keputusan yaitu sebagai berikut.

a. Suatu pernyatan kehendak tertulis

b. Diberikan berdasrkan kewajiban atau kewenangan dari Hukum Tata Negara atau

Hukum Administrasi Negara

c. Bersifat sepihak

Page 5: INSTRUMEN PEMERINTAH

d. Dengan mengecualikan keputusan yang bersifat umum

e. Yang dimaksud untuk penentuan, penghapusan, atau npengakhirahn hubungan

hukum yang sudah ada, atau menetapkan hubungan hukum baru , ynag memuat

penolakan, sehingga terjadi penetapan, perubahan, p-engahpusan, atau penciptaan.

f. Berasal dari organ pemerintah

Berdasarkan pasal 1 angka 3 UU No. 5 Tahun 1986, keputusan didefinisikan sebagai;”

suatu penetapan tertulis yang di keluarkan olehBadan atau Pejabat Tata Usaha Negarayang

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual,

dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

Berdasarkan defenisi ini tampak bahwa KTUN memiliki unsur-unsur sebaga berikut:

1. Penetapan tertulis

2. Dikeluarkan oleh Badan/Pejabat TUN

3. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

4. Bersifat konkret, individual, dan final

5. Menimbulkan akibat hukum

6. Seseorang atau badan hukum perdata

3. Macam-macam keputusan

Secara teoretis dalam Hukum Administrasi Negara, dikenal ada beberapa macam dan sifat

keputusan, yaitu sebagai berikut.

a. Keputusan deklaratoir dan keputusan konstitutif

Keputusan deklaratoir adalah keputusan yang tidak mengubah hak dan kewajiban

yang telah ada tetapi hanya menyatakan hakdan kewajiban tersebut.

Keputusan yang bersifat konstitutif dapat berupa hal-hal sebagai berikut.

1. Keputusan-keputusan yang meletakan kewajiban untuk melakukan sesuatu, tidak

melakukan sesuatu atau memperkenankan sesuatu.

2. Keputusan-keputusan yang memberi status pada seseorang, lembaga, perusahaan,

dan oleh karena itu seseorang atau perusahan itu dapat menerapkan aturan hukum

tertentu.

3. Keputusan-keputusan yang meletakan prestasi atau harapan pada perbuatan

pemerintah =subsidi atau bantuan, pen.

Page 6: INSTRUMEN PEMERINTAH

4. Keputusan yang mengizinkan sesuatu yang sebelumnya tidak diizinkan.

5. Keputusan-keputusan yang menyetujui atau membatalkan berlakunya keputusan

organ yang lebih rendah = pengesahan {goedkeuring} atau pembatalan

{vernietiging}, pen.

b. Keputusan yang menguntungkan dan yang memberi beban

Keputusan yang bersifat menguntungkan artinya keputusn itu memberikan hak-hak

atau memberikan kemungkinan untuk memperoleh sesuatu yang tanpa adanya

keputusan itu tidakan ada ataau bilamana keputusan itu memberikan keringanan

beban yang ada atau mungkin ada. Sedangkan keputusan yang memberikan beban

artinya keputusan yang meletakan kewajiban yang sebelumnya tidak ada atau

keputusan yang mengenai penolakan terhadap permohonan untuk memperoleh

keringanan. Dalam hal KTUN itu menguntungkan, gugatan bakal muncul dari pihak

III, sedangkan KTUN memberikan beban (misal penetapan pajak), gugatan berasal

dari pihak II.

c. Keputusan Eenmalig dan keputusan yang permanen

Keputusan eenmalig adalah keputusan yang hanya berlaku sepintas lalu, yangh dalam

istilah lain disebut keputusan yang bersifat kilat. Seperti IMB atau izin mengadakan

rapat umum, sedangkan keputusan permanen adalah keputusan yang memiliki masa

berlaku yang relatif lama.

d. Keputusan yang bebas dan yang terikat

Keputusan yang bersifat bebas adalah keputusan yang didasarkan pada kewenangan

bebas (vrije bevoegdheid) atau kebebasan bertindak yang dimiliki pejabat tata usaha

negara baik dalam bentuk kebebasan kebijaksanaan maupun kebebasan interpretasi.

Sedangkan keputusan yang terikat adalah keputusan yang didasarkan pada

kewenangan pemerintah yang bersifat terikat (gebonden bevoegdheid), artinya

keputusan itu hanya melaksanakan ketentuan yang sudah ada tanpa adanya ruang

kebebasan bagi pejabat yang bersangkutan.

e. Keputusan yang bersifat positif dan negatif

Keputusan positif terbagi dalam lima golongan, yaitu:

1. Keputusan, yang pada umumnya melahirkan keadaan hukum baru.

Page 7: INSTRUMEN PEMERINTAH

2. Keputusan, melahirkan keadaan hukum baru bagi objek tertentu.

3. Keputusan, yang menyebabkan berdirinya atau bubarnya badan hukum.

4. Keputusan, yang membebankan kewajiban baru kepada seseorang atau beberapa

orang (perintah)

5. Keputusan, yang memberikan hak baru bagi seseot=rang atau bebrapa orang

(keputusan yang menguntungkan)

Keputusan yang bersifat negatif dapat berbentuk pernyataan tidak berkuasa

(onbevoegd verklaring), pernyataan tidak diterima (neitontvankelijk verklaring), atau

suatu penolakan (afwijzing)

f. Keputusan perorangan dan kebendaan

Keputusan perorangan (persoonlijk beschikking) adalah keputusan yang diterbitkan

berdasarkan kualitas pribadi orang tertentu atau kpeutusan yang berkaitan dengan

orang, seperti keputusan pengangkatan seseorang atau pemberhenmtian seseoarang

sebagai pegawai negeri atau sebagai pejabat negara, keputusan kebendaanmengemudi.

Keputusan kebendaan (zakelijk beschikking) adalah keputusan yang diterbitkan atas

dasar kulaitas kebendaan atau keputusan yang berkaitan dengan suatu kebendaan,

misalny sertifikat ataas ahak tanah.

4. Syarat-syarat pembuat keputusan

Syarat-syarat yang hjarus di perhatikan dalam pembuatan keputusan inin mencakup :

a. Syarat materiil, terdiri atas:

1. Organ pemerintahan yang membuat keputusan harus berwenang

2. Karena keputusan sutau peryataan kehendak, maka keputusa tidak boleh

kekurangan-kurangan yudiris, seprti penipuan, paksaan atau suap, kesesatan.

3. Keputusan harus sesuai keadaan (situasi) tertentu.

4. Keputusan harus dapat dilaksanakan dan tanpa melanggar peraturan-

peratuiran lain, serta isi dan tujuan keputusan itu harus sesuai dengan isi dan

tujuan peraturan dasarnya.

b. Syarat formal, terdiri atas:

1. Syarat-syarat yang ditentukan berhubungan dengan persiapan dibuatnya

keputusan dan berhubungan dengan cara dibuatnya keputusan harus dipenuhi.

2. Keputusan harus diberi bentuk yang telah ditentukan dalam peraturan

perundang-undangan yang menjadi dasar dibuatnya keputusan itu.

Page 8: INSTRUMEN PEMERINTAH

3. Syarat-syarat yang berhubungan dengan keputusan itu ahrus di penuhi.

4. Jangka waktu harus ditentukan antara hal-hal dibuatnya dan diumumkannya

keputusan itu harus diperhatikan.

Apabila syarat materiil dan syarat formal ini telah dipenuhi, maka keputusan itu sah

menurut hukum. Sebaliknya apabila beberapa syarat suatu keputusan itu tidak terpenuhi,

maka keputusan itu mengandung kekurangan dan menjadi tidak sah. A. M. Donner

mengemukakan akibat- akibat dari keputusan yang tidak sah sebagai berikut:

a. Keputusan itu harus dianggap batal sama sekali.

b. Berlakunya keputusan itu dapat digugat:

1. Dalam banding (beroep)

2. Dalam pembatalan oleh jabatan (amtshalve vernietiging) karena bertentangan

dengan undng-undang.

3. Dalam penarikan kembali (intrekking) oleh kekuasaan yang berhak (competent)

mengeluarkan keputusan itu.

c. Dalam hal keputusan tersebut, sebelum dapat berlaku, memerlukan persetujuan

(peneguhan) suatu badan kenegaraan yang lebih tinggi, maka persetujuan itu tidak

diberi.

d. Keputusan itu diberi tujuan lain daripada tujuan permulaanya (conversie).

Van der Wel menyebutkan enam macam akibat suatu keputusan yang mengandung

kekurangan, yaitu sebagai berikut:

a. Batal karena hukum

b. Kekurangan itu menjadi sebab atau menimbulkan kewajiban untuk membatalakan

keputusan itu untuk sebagainya atau keseluruhannya.

c. Kekurangan itu menyebabkan bahwa alat pemerintah yang lebih tinggi dan yang

berkompeten untuk menyetujui atau meneguhkannya, tidak sanggup untuk

memberikan persetujuan atau peneguahan itu.

d. Kekurangan itu tidak memengaruhi berlakunya keputusan

e. Karena kekurangan itu, keputusan yang bersangkutan dikonversi ke dalam keputusan

lain.

f. Hakim sipil (biasa) menganggap keputusan yangbersangkutan tidak mengikat.

Page 9: INSTRUMEN PEMERINTAH

D. Peraturan Kebijakan

1. Freies ermessen

Secara bahasa freies emessen berasal dari kata frei artinya bebas, lepas, tidak yerikat, dan

merdeka. Sedangkan ermessen artinya mempertimbangkan , menilai, menduga, dan

memperkirakan. Istilah ini kemudian secara khas digunakan dalam bidang pemerintahan,

sehinggap freies ermessen di artikan sebagai salah satu sarana yang memberikan ruang

bergerak bagi pejabat atau badan- badan administrasi negara untuk melakukan tindakan tanpa

harus terikat pada undang-undang.

Meskipun pemberian freies ermessen kepada pemerintahan atau administrasi negara

merupakan konsekuensi logis dari konsepsi walfar state, akan tetapi dalam kerangka negar

hukum, freies ini tidak dapat digunakan tanpa batas. Atas dasar itu, Sjachran Basah

mengemukakan unsur-unsur freies ermessen dalam suatu negara hukum yaitu sebagai

berikut.

a. Ditujukan untuk menjalankan tugas-tugas servis publik

b. Merupakan sikap tindak yang aktif dari administrasi negara.

c. Sikap tindak itu dimungkinkan oleh hukum.

d. Sikap tindak itu diambil atas inisiatif sendiri.

e. Sikap tindak itu dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbiul

secara tiba-tiab.

f. Sikap tindak itu dapat di pertanggungjawabkan baik secara moral kepada Than Yang

Maha Esa maupun kepada hukum.

2. Pengertian, ciri-ciri, fungsi, penormaan peraturan kebijakan

a. Pengertian peraturan kebijakan

P . J. P. Tak menjelaskan peraturan kebijakan sebagai berikut.

Peraturan kebijakan adalah peraturan umum yng dikeluarkan oleh instansi

pemerintah berkenaan dengan pelaksanaan wewenang pemerintahan terhadap warga

negara atau terhadap instansi pemerintahan lainnya dan pembuatan peraturan tersebut

tidak memiliki dasar yang tegas dalam UUD dan undang-undang formal baik

langsung mauoun tidak loangsung.

Page 10: INSTRUMEN PEMERINTAH

J. B. J. M. Ten Berge

Peraturan kebijakan diartikan suatu keputusan, di isi dengan aturan tertulis yang

mengikat umum, yang memberikan aturan umum ynag berkenaan dengan

pertimbangan kepentingan, penetapan fakta-fakta atau penjelasan peraturan tertulis

dalam penggunaan suatu wewenang organ pemerintahan. Peraturan kebikjakn juga

mengenal ketentuan umum sebagi elemen penentuan konsep.

b. Ciri-ciri peraturan kebijakan.

J . H. Van kreveld, menyebutkan ciri-ciri peraturan kebijakan sebagai berikut:

1. Peraturan itu langsung ataupun tidak langsung,tidak didasarkan pada ketentuan

undang-undang formal atau UUD yang memebrikan wewenagn mengatur, dengan

kata lain peraturan itutidak ditmukan dasarnya dalam undang-undang.

2. Peraturan itu, tidak tertulis dan muncul melalui serangkaian serangkaian

keputusan-keputusan instansi pemerintahan dalam melaksanakan kewenangan

pemerintahana yang bebas terhadap warga negara, atau ditetapkan secara tertulis

oleh instansi pemerintahan tersebut.

3. Pereturan pemerintahan itu memberikan petunjuk secara umum, dengan kata lain

tanpa pernyataan dari individu warga negara mengenai bagaimana instansi

pemerintahan melaksanakan kewenangan pemerintahannya yang bebas terhadap

setiap individu warga negara berada dalam situasi yang dirumuskan dalam

peratauran itu.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut, tampak ada persamaan antara peraturan perundang-

undangan dengan peraturan kebijakan. A. Hamid S. Attamimi menyebutkan unsur-

unsur persamaannya sebaga berikut.

1. Aturan yang berlaku umum

2. Peraturan yang berlaku ‘ke luar’

3. Kewenangan pengaturan yang bersifat umum/publik.

c. Fungsi dan penormaan peraturan kebijakan

Menurut Marcus Lukman,peraturan kebijakan dapat difunsikan secara tepat guna dan

berdayaguna sebagai berikut.

Page 11: INSTRUMEN PEMERINTAH

1. Tepatguna dan berdayaguna sebagai sarana pengaturan yang melaengakapi,

menyempurnkan, dan mengisi kekurangan-kekurangan yang ada pada peraturan

perundang-undangan.

2. Tepatguna dan berdayaguna sebagai sarana pengaturan bagi keadaan vakum

peraturan perundang-undangan.

3. Tepatguna dan berdayaguna sebagai sarana pengaturan bagi kepentingan-

kepentinga yang belum terakomodasi secara patut, layak, benar, dan adil dalam

peraturan perundang-undangan.

4. Tepatguna dan berdayaguna sebagai sarana pengaturan untuk mengatasi kondisi

peraturan perundang-undangan yang sudah ketinggalan zaman.

5. Tepatguan dan berdayaguna bagi kelancaran pelksanaan tugas dan fungsi

administrasi di bidang pemerintahan dan pembangunan yang bersifat cepat

berubah atau memerlukan perubahan sesauai dengan situasi dan kondisi yang

dihadapi.

Menurut Indroharto, pembuatan peraaturan kebijakan harus memperhatikan hal-hal sebagai

berikut.

1. Ia tidak boleh bertentangan dengan peraturan dasar yang mengandung wewenang

diskesioner yang dijabarkan itu.

2. Ia tidak boleh nyata-nyata bertentangan dengan nalar yang sehat.

3. Ia harus mempersiapakan ddengan cermat.

4. Isi dari kebijakan harus memberikan kejelasan yang cukup mengenai hak-hak dan

kewajiaban-kewajiban bagi warga yang terkena peraturan tersebut.

5. Tujuan-tujuan dan dasar-dasar pertimbangan mengenai kebijakan yang akan di

tempuh harus jelas.

6. Ia harus memenuhi syarat kepastian hukum materiil.

E. Rencana-rencana

1. Pengertian rencana

Berdasarkan Hukum Administrasi Negara, rencana merupakan bagian dari tindakan

hukum pemerintahan, suatu tindakan yang dimaksudkan untuk menimbulkan akibat-akibat

hukum.

Page 12: INSTRUMEN PEMERINTAH

Rencana adalah keseluruhan tindakan pemerintahan yang berkesinambungan, yang

mengupayakan terwujudnya suatu keadaan tertentu yang teratur. Keseluruhan itu di susun

dalam format tindakan hukum administrasi, sebagai tindakan-tindakan yang menimbulkan

akibat-akibat hukum.

2. Unsur-unsur rencana

Dalam perspektif Hukum Administrasi Negara, J. B. J. M. Ten berge mengemukakan

unsur-unsur rencana sebaga berikut:

a. Schriftelijk (tertulis).

b. Besluit of handeling, innhoudende een keuze (keputusan atau tindakan), terkandung

pilihan.

c. Bestuursorgaan (oleh organ pemerintahan)

d. Op de toekmost gerichte (di tujukan untuk waktu yang aakan datang)

e. Planenelementen (unsur-unsur rencana, seringkali berbentuktindakan-tindakan atau

keputusan-keputusan)

f. Ongelijksoorting karakter (memiliki sifat ynag tidak sejenis, beragam)

g. Samenhang (keterkaitan, sering kali secara programatis)

h. Al dan niet voor een bepaalde duur (untuk jangaka waktu tertentu)

F. Perizinan

1. Pengertian perizinan

Defenisi izin dari para pakar, istilah lain yang sedikit banyak memiliki kesejajaran

dengan izin yaitu dispensasi, konsesi, dan lisensi. Dispensasi adalah keputusan

administrasi negara yangg membebaskan suatu perbuatann dari kekuasaan peraturan

yang menolak perbuatan tersebut. WF. Prins mengatakan bahwa dispensasi tindakan

pemerintah yang menyebabkan suatu peraturan perundang-undangan menjadi tidak

berlaku bagi semua hal yang istimewa. Lisensi adalah suatu izin yang memberikan

hak untuk menyelenggarakan suatu perusahaan. Lisensi digunakan untuk menyatakan

suatu izin yang memperkenankan seseorang untuk menjalankan suatu perusahaan

dengan izin khusus atau istimewa. Konsesi merupaka suatu izin berhubungan dengan

suatu pekerjaan yang besar dimana kepentinga umum terlibat erat sekali sehungga

sebenarnya pekerjaan itu menjadi tugas dari pemerintah, tetapi oleh pemerintah

Page 13: INSTRUMEN PEMERINTAH

diberikan hak penyelenggaraannya kepada konsensionaris (pemegang izin) yang

bukan pejabat pemerintah.

Didalam Kamus Hukum, izin dijelaskan sebaga; perkenan/izin dari pemerintah

berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah yang disyaratkan untuk

perbuatan yang pada umumnya memerlukann pengawasan khusus, tetapi uang pada

umumnya tidaklah dianggap sebagai hal-hal yang sama sekali tidak di kehendaki.

Menurut Sjachran Basah, izin adalah perbuatan administrasi negara bersegi satu yang

mengaplikasikan peraturan dalam hal konkreto berdasarka persyaratan dan prosedur

sebagai mana telah di tetapkan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.

J. B. J.M ten Berge membagi pengertian izin dalam arti luas dan sempit yaitu sebagai

berikut, yaitusebagai berikut.

Izin adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau

peraturan penerintahuntuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan-

ketentuan larangan perundangan.

Dengan memberikan izin, penguasa memperkenankan orang yang memohonnya

untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang sebenarnya dilarang. Ini

menyangkutperkenan bagi sutau tindakan yang demi kepentingan umum

mengharuskan pengawasan khusus atasnya. ( izin dalam arti luas)

Izin (dalam arti sempit) pengikatan-pengikatan pada suatu peraturan izin pada

umumnya didasarkan pada keinginan pembuat undang-undang untuk mencapai suatu

tatanan tertentu atau untuk menghalangi keadaan-keadaan yang buruk. Tujuannya

ialah mengatur tindakan-tindakan yang oleh pembuat undang-undang tidak

seluruhnya dianggap tercela, namun di mana ia menginginkan dapat melakukan

pengawasan sekadarnya.

2. Unsur-unsur perizinan

Berdasarkan pemapararan pendapat para pakar tersebut, dapat di sebutkan bahwa izin

adalah perbuatan pemerintah bersegi satu berdasarkan peraturan perundang-undangan

untuk diterapakn pada peristiwa konkret menurut prosedur dan persyaratan tertentu.

Dari penegrtian ini ada beberapa unsur dalam perizinan, yaitu:

a. Instrumen Yudiris

Page 14: INSTRUMEN PEMERINTAH

Izin merupakan instrumen yudiris dalam bentuk keputusan yang bersifat konstitutif

dan yang digunakan oleh pemerintah untuk menghadapi atau menetapkan peristiwa

konkret. Sebagai keputusan, izin itu dibuat dengan ketentuan dan persyaratan yang

berlaku bagi keputusan pada umumnya, sebagaimana yang telah disebutkan diatas.

b. Peraturan perundang-undangan

Pembuatan atau penerbitan keputusan izin merupakan tindakan hukum pemerintahan.

Sebagai tindakan hukum,harus ada wewenang yang di berikan oleh peraturan

perundang-undangan atau harus berdasarkan pada asas legalitas. Tanpa dasar

wewenang tindakan hukum itu menjadi tidak sah. Oleh karena itu, dalam hal

membuat dan menerbitkan izin haruslah didasarkan pada wewenang yang diberikan

oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena tanpa adanya dasar

wewenang tersebut keputusan izin tersebut menjadi tidak sah.

c. Organ pemerintahan

Organ pemerintahan adalah organ yang menjalankan urusan pemerintahan baik

ditingkat pusat maupun di tingkat daerah. Menurut Sjachran Basah, dari penelusuran

pelbagai ketentuan penyelenggaraan pemerintahan dapat diketahui, bahwa mulai dari

administrasi negara tertinggi (presiden) sampai dengan administrasi tingkat rendah

(lurah) berwnang memberikan izin. Ini berarti terdapat aneka ragam administrasi

negara (termasuk instansinya) pemberizin, yang didasarkan pada jabatan yang

dijabatnya baik di tingkat pusat maupun rendah.

d. Peristiawa Konkret

Izin merupakan instrumen yudiris yang berbentuk keputusan, yang digunakan oleh

pemerintah dalam menghadapi peristiwa konkret dan individual. Peristiwa konkret

artinya peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu, orang tertentu, tempat tertentu, dan

fakta hukum tertentu. Karena peristiwa konkret ini beragam, sejalan dengan

keragaman perkembangan masyarakat, maka izizn pun memilki berbagai keragaman.

Izin yang jenisnya beragam itu di buat dalam proses yang cara prosedurnya

tergantung dari kewenangan pemberi izin, macam izin dan struktur organisasi instansi

yang menerbitkannya.

e. Prosedur dan Persyaratan

Page 15: INSTRUMEN PEMERINTAH

Menurut Soehino, syarat-syarat dalam izin itu bersifat konstitutif dan kondisional.

Bersifat konstitutif , karena ditentukan suatu perbuatan atau tingkah laku tertentu yang

harus (terlebih dahulu) dipenuhi, artinya dalam hal pemeberian izin ditentukan suatu

perbuatan konkret, dan bila tidak dipenuhi dapat dikenai sanksi. Bersifat kondisional,

karena penilaian tersebut baru ada dan dapat dilihat serta dapat dinilai setelah

perbutan atau tingkah laku yang disyaratkan itu terjadi.

3. Fungsi dan Tujuan Perizinan

Sebagai suatu instrumen, izin berfungsi selaku ujung tombak instrumen hukum

sebagai pengarah, perekayasa, dan perancang masyarakat adil dan makmur itu di

jelmakan. Hal ini berarti, lewat izin dapat diketahui bagaimana gambaran masyarakat

adil dan makmur itu terwujud.

Adapun meneganai tujuan perizinan, hal ini tergantung pada kenyataan konkret yang

dihadapi. Keragaman peristiwa konkret menyebabkan kergaman pula dari tujuan izin

ini, yang secara umum dapat disebutkan sebagai berikut.

a. Keinginan mengarahkan (mengendalikan “sturen”) aktivitas-aktivitas

tertentu(misalnya izin bangunan)

b. Mencegah bahaya bagi lingkungan (izin-izin lingkungan)

c. Keinginan melindungi objek-objek tertentu (izin terbang, izin membongkar pada

monumen-monumen)

d. Hendak membagi benda-benda yang sedikit (izin penghuni di daerah padat

penduduk)

e. Pengarahan, dengan menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas (izin

berdasarkan “ drank en horecawet”, dimana pengurus harus memenuhi syarat-

syarat tertentu)

4. Bentuk dan Isi Izin

Sesuai dengan sifatnya, yang merupakan bagiandari keputusan, izin selalu dibaut

dalam bentuk tertulis. Sebagai keputusan tertulis, secara umum izin memuat hal-

hal sebagai berikut.

a. Organ yang berwewenang

b. Yang di alamatkan

c. Diktum

Page 16: INSTRUMEN PEMERINTAH

d. Keputusan-keputusan, pembatasan –pembatasan, dan syarat-syarat.

e. Pemberian Alasan.

f. Pemberitahuan-pemberitahuan Tambahan.

G. Instrumen Hukum Keperdataan

1. Penggunaan Instrumen Hukum keperdataan

Menurut F. A. M. Stroink dan J. G. Steenbeek : ketika badan hukum publik terlihat

dalam pergaulan hukum keperdataan, ia bertindak tidak sebagai pemerintah, sebagai

organisasi kekuasaan, tetapi ia dilihat bersama-sama dengan warga negara berdasarkan

hukum perdata. Badan hukum publik yang terlibat dalam pergaulan hukum berdasarkan

hukum privat, pada dasarnya harus tunduk pada kekuasaan hukum dari Hakim (peradilan)

biasa, sebagaimana halnya warga negara).

Menurut R. J. H. M. Huisman, tindakan hukum perdata adalah tindakan hukum yang

diatur oleh hukum perdata. Pemerintah juga sering melakukan perbuatan seperti itu, seperti

provinsi memutuskan untuk membeli hutan, kabupaten menjual tanah bangunan,

menyewakan rumah, mengadaikan tanah, dan sebagainya.

W. F. Prins mengatakan, badan pemerintah memang gemar memakai bentuk hukum

perdata. Jalan menurut hukum publik acapkali sukar untuk ditempuh, sebab didalam hal ini

administrasi negara harus tunduk kepada pelbagai peratuaran, yang dalam praktiknya terasa

mengikat sekali, tetapi pada dasarnya baik, oleh karena yang dibelautamakan bukan

kepentingan administrasi negara sendiri melainkan kepentingan publik.

2. Instrumen Hukum Keperdataan yang Dapat Digunakan Pemerintah

Dalam rangka menjalankan kegiatan pemerintahannya, pemerintah dapa menggunakan

perjanjian, yang bentuknya antara lain sebagai berikut:

a. Perjanjian Perdata Biasa

b. Perjanjian Perdata dengan Syarat-syarat Standar

c. Perjanjian Mengenai Kewenangan Publik

d. Perjanjian Mengenai kebijakan Pemerintahan.

Page 17: INSTRUMEN PEMERINTAH

DOSEN PENGAMPU

DRS. ISRIL, MH

TUGAS HUKUM ADMINITRASI NEGARA

INSTRUMEN PEMERINTAHAN

OLEH:

SONDANG FRINANDO. T 1101121148

HOUDSON M. NAPITUPULU

FIKA OKTARIA

ANANDA JOPPI A

FITRIANI ELMIZOLA

EFDI

AHMAD SYAFI’I

JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2012/2013