INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat...

79
INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG AUDITIF Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara Deputi III Bidang Litbang Administrasi Pembangunan Dan Otomasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara © 2011

Transcript of INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat...

Page 1: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

INSTRUMEN

AKUNTABILITAS NASIONAL

BIDANG AUDITIF

Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara

Deputi III Bidang Litbang Administrasi Pembangunan

Dan Otomasi Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara

© 2011

Page 2: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS
Page 3: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL

BIDANG AUDITIF

Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara Deputi III Bidang Litbang Administrasi Pembangunan

Dan Otomasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara

© 2011

Page 4: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara

2011

ii

INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL

BIDANG AUDITIF

Penyusun:

Tim Pusat Kajian Hukum Adminstrasi Negara

Diterbitkan oleh : Lembaga Administrasi Negara

Jl. Veteran No. 10 Jakarta Pusat Telp. (021) 3868201 – 05, Ext. 142-145

Fax. (021) 3868208 http://www.lan.go.id

Instrumen Akuntabilitas Nasional.Bidang Auditif – Jakarta : LAN, 2011 64 hlm.

ISBN :

Page 5: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara

2011

iii

SAMBUTAN

KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Akuntabilitas secara universal bertujuan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan guna merespon tuntutan masyarakat yang menginginkan setiap lembaga pemerintah yang menggunakan dan melaksanakan anggaran, memberikan pertanggungjawabannya kepada pihak yang memberikan mandat terkait dengan program kegiatan dan anggaran yang dipergunakan tersebut. Tuntutan masyarakat yang lain adalah agar dibentuk suatu aturan atau kebijakan pemerintah yang bersifat nasional yang mewajibkan seluruh instansi/lembaga pemerintah memberikan pertanggungjawabannya pada tiap akhir tahun anggaran, hal ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance).

Esensi diberlakukannya akuntabilitas nasional di Indonesia ini merupakan respon positif terhadap tuntutan masyarakat selama ini agar akuntabilitas dapat diterapkan pada semua instansi/lembaga, yang terdiri dari bagian, bidang, atau sektor, baik secara individu maupun secara organisasi. Oleh karena itu akuntabilitas nasional ini merupakan suatu sistem yang harus segera diterapkan dan diberlakukan di seluruh Indonesia.

Dengan adanya kebijakan pemerintah yang berupa akuntabilitas nasional ini, diharapkan agar penyelenggaraan pemerintahan baik di pusat maupun di daerah yang terkait dengan penggunaan anggaran dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan asas efektivitas, efisiensi, dan akuntabel. Oleh karena itu, harapan kedepannya adalah setiap instansi/lembaga penyelenggaraan pemerintahan/negara dalam menjabarkan dan melaksanakan anggaran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan kebijakan akuntabilitas nasional guna mewujudkan good governance.

Akuntabilitas nasional merupakan sistem yang mewajibkan seluruh instansi/lembaga pemerintahan atau lembaga non struktural lainnya untuk mempertanggungjawabkan seluruh anggaran yang dikelola dan dihabiskan dalam melaksanakan program kegiatan yang direncanakan sebelumnya, dapat dilaksanakan sesuai dengan kriteria public accountability and responsibility.

Dengan demikian akuntabilitas nasional ini dapat dijadikan sebagai acuan, pedoman dan instrumen bagi seluruh instansi/lembaga pemerintah untuk memberikan pertanggungjawaban, sekaligus sebagai standar profesional yang harus diwujudkan oleh semua instansi/lembaga pemerintah dalam melaksanakan, menjabarkan, mengelola dan menghabiskan anggaran yang diterimanya. Dengan akuntabilitas nasional ini diharapkan agar seluruh instansi/lembaga pemerintah di Indonesia lebih akuntabel, sekaligus dapat mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance).

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Saya menyambut baik dilakukannya penyusunan Instrumen Akuntabilitas Nasional dari beberapa Lembaga Penyelenggaran Negara yang merupakan operasionalisasi dari Pedoman Akuntabilitas Nasional yang telah disusun pada tahun 2010. Instrumen ini menyangkut 2 (dua) dimensi penyelenggaraan negara yaitu dimensi institusional dan dimensi individu dengan 4 (empat) aspek tinjauan, yaitu: Pertama, Apa cakupan isi atau muatan dari akuntabilitas yang diberikan; Kedua, Kepada siapa akuntabilitas tersebut diberikan; Ketiga, Adanya indikator yang jelas untuk mengukur akuntabilitas tersebut; dan Keempat, Adanya mekanisme yang jelas dan tegas untuk mengukur akuntabilitas tersebut. Salah satu pertimbangan yang mendasari adalah karena Lembaga Administrasi Negara beserta Lembaga-lembaga Pemerintah Non Departemen lainnya di bawah koordinasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tengah menjalankan tugas besar untuk mengubah mindset, culturalset, dan sistem manajemen aparatur negara melalui Kebijakan Reformasi Birokrasi. Dengan adanya Instrumen Akuntabilitas Nasional ini diharapkan dapat memberi masukan dan dukungan terhadap keberhasilan Program Reformasi Birokrasi yang menjadi prioritas Pemerintah saat ini.

Page 6: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara

2011

iv

Akhirnya saya mengharapkan agar Instrumen Akuntabilitas Nasional ini tidak hanya dijadikan tambahan wawasan bagi aparatur negara dan aparatur pemerintahan di tingkat pusat maupun daerah tetapi juga dapat menjadi pendorong terselenggaranya good governance dan clean government dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Page 7: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara

2011

v

KATA PENGANTAR

Instrumen akuntabilitas Nasional bidang Auditif (Pemeriksa) yang tersaji dalam buku ini merupakan bagian dari buku pedoman akuntabilitas nasional. Instrumen ini dirancang menjadi panduan teknis bagi lembaga-lembaga pemeriksa untuk menyajikan akuntabilitas nasional.

Tujuan diberlakukannya akuntabilitas nasional di Indonesia ini adalah untuk mengakomodasi tuntutan masyarakat terhadap adanya suatu akuntabilitas yang dapat diterapkan pada semua instansi/lembaga, baik secara individu maupun secara organisasi. Akuntabilitas nasional ini merupakan suatu sistem yang mewajibkan seluruh instansi/lembaga pemerintahan atau lembaga non struktural lainnya untuk mempertanggungjawabkan seluruh tugas dan fungsi yang diamanahkan kepadanya sesuai dengan kriteria public accountability and responsibility. Dengan akuntabilitas nasional ini diharapkan agar seluruh instansi/lembaga pemerintah di Indonesia lebih akuntabel, sekaligus dapat mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (good governance).

Substansi yang termuat dalam akuntabilitas nasional ini, sedikit mencakup 4 (empat) dimensi/aspek, yaitu:

1) Apa cakupan isi atau muatan dari akuntabilitas yang diberikan;

2) Kepada siapa akuntabilitas tersebut diberikan;

3) Adanya indikator yang jelas untuk mengukur akuntabilitastersebut; dan

4) Adanya mekanisme yang jelas dan tegas untuk mengukur akuntabilitas tersebut.

Selanjutnya untuk mempermudah dan memperjelas pelaksanaan akuntabilitas tersebut maka disusunlah buku instrumen akuntabilitas nasional yang diharapkan dapat menjadi instrumen bagi lembaga negara maupun individu (pejabat negara) dalam membuat laporan akuntabilitas.

Disadari bahwa Instrumen ini masih belum sempurna. Oleh sebab itu kritik dan saran yang konstruktif kami harapkan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaannya.

Semoga Instrumen ini dapat memberi manfaat, baik bagi para pengambil keputusan dalam kebijakan akuntabilitas di Indonesia, serta bagi pembaca yang berminat terhadap materi ini. Terima kasih.

Page 8: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara

2011

vi

Page 9: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara

2011

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………........ i

SAMBUTAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA……………………........ iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………..…… v

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..…….. vii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………………..…… ix

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………… xi

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………………… xiii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ………………………………………………………………. 1

B. Konsep Good Governance dan Akuntabilitasi Nasional ………….......... 6

C. Akuntabilitas Nasional Lembaga Auditif........................... 18

D. Instrumentasi Akuntabilitas Nasional...................................................... 20

E. Sistematika Instrumen Akuntabilitas Nasional …………………………… 22

BAB II TATA KELOLA AKUNTABILITAS NASIONAL LEMBAGA AUDITIF ……… 25

A. Akuntabilitas Tingkat Lembaga Auditif ……………………………………. 25

B. Akuntabilitas Tingkat Individu/Pejabat…………………………………….. 35

BAB III. PENUTUP ..................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 45

LAMPIRAN ................................................................................................................. 47

Page 10: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara

2011

viii

Page 11: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara

2011

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Matriks Tipe Akuntabilitas …………………… ….…………………………… 15

Tabel 2 Mekanisme Akuntabilitas Pemerintah ……………………...…………......... 16

Tabel 3 Tugas dan Kewenangan Pelaksana BPK ………....................................... 38

Page 12: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara

2011

x

Page 13: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara

2011

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Hubungan Unsur dalam Good Governance ….………………………… 11

Gambar 2 Cascading Instrumen Akuntabilitas Nasional ……………..…………..... 20

Gambar 3 Skematis Tatakelola Akuntabilitas Nasional ……………....................... 22

Page 14: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara

2011

xii

Page 15: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara

2011

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Isi Dokumen Perencanaan Akuntabilitas Nasional Tingkat Lembaga ….…………………………………………………………….

47

Lampiran 2 Resume Perencanaan Akuntabilitas Nasional Tingkat Lembaga 48

Lampiran 3 Isi Laporan dokumen Akuntabilitas Nasional Lembaga …………… 49

Lampiran 4 Alur Kegiatan Mekansime pelaksanaan Akuntabilitas Nasional ….. 50

Lampiran 5 Catatan Feedback dan Langkah Pemanfaatan Akuntabilitas Nasional Tingkat Lembaga ……………………………………………

51

Lampiran 6 Penilaian Pemangku kepentingan bidang Lembaga Auditif ……… 52

Lampiran 7 Penghitungan Akuntabilitas Nasional Lembaga Pemeriksa …….. 53

Lampiran 8 Isi Dokumen Perencanaan Akuntabilitas Nasional Tingkat Individu 54

Lampiran 9 Resume Perencanaan Akuntabilitas Nasional Tingkat Individu….. 55

Lampiran 10 Isi Laporan Dokumen Akuntabilitas Nasional Tingkat Individu …. 56

Lampiran 11 Alur Kegiatan Mekansime Pelaksanaan Akuntabilitas Nasional Tingkat Individu ……………………………………………………….

57

Lampiran 12 Catatan Feedback Dan Langkah Pemanfaatan Akuntabilitas Nasional Tingkat Individu ………………………………………….

58

Lampiran 13 Penilaian Pemangku Kepentingan Akuntabilitas Nasional Individual ……………………………………………………………..

59

Lampiran 14 Penghitungan Akuntabilitas Nasional Individual …………………. 60

Lampiran 15 SK Tim Pelaksana ………………………………. …………………. 61

Page 16: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reformasi di Indonesia telah berjalan satu dekade lebih, namun hasil

yang diharapkan dari implementasi kebijakan reformasi tersebut belum

menunjukkan perubahan yang berarti, khususnya dalam tubuh birokrasi di

negara ini. Semangat reformasi yang menginginkan tercapainya

penyelenggaraan pemerintahan yang terbebas dari unsur-unsur Korupsi,

Kolusi dan Nepotisme (KKN) sama sekali belum dapat terwujudkan karena

lemahnya pengawasan dan minimnya peraturan yang mengatur tentang

akuntabilitas lembaga negara. Fenomena seputar pemerintahan yang

mencerminkan betapa kurang baiknya negeri ini tentunya menjadi agenda

besar dan fokus dari reformasi selanjutnya.

Terkait dengan upaya mewujudkan penyelenggaraan negara yang

bersih dan bebas dari KKN, Pemerintah Indonesia telah menetapkan

pentingnya penerapan prinsip akuntabilitas dalam penyelenggaraan negara.

Ketetatapan ini tertuang dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN. Bahkan dalam

Undang-Undang tersebut juga dinyatakan bahwa sebagai asas umum

penyelenggaraan negara, akuntabilitas nasional adalah merupakan asas

yang menyatakan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan

Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara.

Penyelenggara negara yang dimaksud di atas, meliputi pejabat negara yang

menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, yudisial, auditif, moneter, lembaga

negara non struktural serta direksi dan komisaris pada BUMN dan BUMD,

Bank Indonesia, Perguruan Tinggi Negeri, TNI dan POLRI.

Page 17: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

2

Dari uraian tersebut di atas, terdapat 2 (dua) hal yang positif dan

penting untuk dipahami yakni:

(1) Akuntabilitas nasional dapat ditetapkan secara formal sebagai asas

penyelenggara negara dan dimaknai sebagai upaya

mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan dari program dan

kegiatan yang telah ditetapkan oleh setiap instansi/lembaga

pemerintah kepada masyarakat/rakyat sebagai pemegang kedaulatan

tertinggi, dan

(2) Akuntabilitas nasional sedikitnya harus menyebutkan pelaku atau

siapa yang harus berakuntabel dari setiap lnstansi/lembaga atau

pihak yang menjalankan fungsi pemerintahan baik eksekutif, legislatif,

dan yudisial, auditif, moneter, lembaga negara non struktural. serta

direksi, dan komisaris pada BUMN dan BUMD, Bank Indonesia,

Perguruan Tinggi Negeri, TNI dan POLRI.

Selama ini, Implementasi akuntabilitas di Indonesia diatur dalam

inpres No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(AKIP) yang secara detail dalam opersionalnya diatur dalam keputusan

kepala LAN No. 589/IX/6/Y/1999 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan

AKIP sebagaimana telah diganti dengan Keputusan Kepala LAN No.

239/IX/6/Y/2003 tentang pedoman penyusunan pelaporan AKIP.

Ditinjau dari aspek kelembagaan sistem akuntabilitas berdasarkan

Inpres No. 7 Tahun 1999 ditugaskan kepada Lembaga Administrasi Negara

(LAN) untuk mengembangkan sistem AKIP dan Badan Pengawas Keuangan

Pembangunan (BPKP) ditugaskan untuk mengevaluasi Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Dalam perkembangannya, Inpres No. 7 Tahun 1999 telah

ditindaklanjuti oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

(Menpan) dengan membentuk Deputi Bidang Akuntabilitas pada tahun 2004

guna mengevaluasi LAKIP yang telah disusun instansi pemerintah pusat dan

daerah yang disampaikan kepada Presiden yang dalam hal ini adalah Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara.

Page 18: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

3

Dari uraian tersebut di atas, tampak bahwa adanya perbedaan yang

mencolok dengan apa yang diatur oleh Peraturan Pemerintah (PP) No. 8

Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah,

yang lebih menekankan pada kinerja pada kerangka keuangan1 dengan unit

analisis pada kegiatan dan/atau program, akuntabilitas kinerja yang diatur

dalam Keputusan Kepala LAN No. 239/IX/6/8/2003 tentang pedoman

penyusunan pelaporan AKIP merupakan pedoman yang diarahkan kedalam

perspektif manajemen dan dengan unit analisis pada tingkat organisasi

secara utuh atau menyeluruh.

Sedangkan apabila ditinjau dari sudut pandang yang lain, Sistem

AKIP sebagaimana diatur dalam Keputusan Kepala LAN No. 239/IX/6/8/2003

masih relatif belum menekankan pada akuntabilitas publik, melainkan lebih

lebih merupakan akuntabilitas administratif atau vertikal sehingga aturan yang

telah ada tersebut hanya mengatur tentang akuntabilitas administratif atau

vertikal saja, hal ini dapat diketahui dari isi aturan dalam Inpres No. 7 Tahun

1999. Namun sayangnya, terkait dengan akuntabilitas publik hanya diatur

mengenai aspek siapa yang harus menyajikan akuntabilitas tersebut, yaitu:

instansi pemerintah mencakup Kementerian, Lembaga Pemerintah Non

Kementerian (LPNK), Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota,

Markas Besar TNI, POLRI, dan sekretariat lembaga tinggi negara (DPR/MPR,

MA, BPK, dan lain-lain) dan itupun masih belum dinyatakan secara jelas.

Sehubungan dengan adanya komitmen pemerintah terhadap

akuntabilitas publik pada tahun 2007 telah ditetapkan PP No. 3 Tahun 2007

tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada

Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) kepada

DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(ILPPD) kepada Masyarakat, sebagai pengganti PP No. 56 Tahun 2001

tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

1 Kinerja dalam kerangka penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran sebagaimana diamanahkan dalam UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 55. Tinjauan lebih detail mengenai hal ini disajikan pada Bab II khususnya dalam Tinjauan Kebijakan.

Page 19: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

4

Walaupun demikian, PP No. 3 Tahun 2007 tersebut hanya mengatur

tentang pertanggungjawaban dalam konteks pemerintahan daerah, namun

demikian jika dilihat dari aspek substansinya, maka penyampaian informasi

kepada masyarakat masih jauh dari harapan khususnya terkait dengan

substansi laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut yang

hanya menekankan pada tingkat pencapaian Standar Pelayanan Minimal

(SPM) dan bukan pada penyampaian tingkat kinerja yang sesungguhnya.

Dewasa ini, adanya peningkatan tuntutan dan harapan dari semua

pihak agar akuntabilitas nasional dapat segera diwujudkan agar semua

instansi pemerintah yang meliputi: Kementerian, LPNK, Pemerintah Provinsi,

Pemerintah Kabupaten/Kota, Markas Besar TNI, POLRI, dan sekretariat

lembaga tinggi negara (DPR/MPR, MA, BPK, dan lain-lain), dapat

memberikan kewajibannya untuk mempertanggungjawabkan seluruh

penyelenggaraan negara kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan

tertinggi.

Dalam rangka mewujudkan terselenggaranya akuntabilitas nasional,

maka Pusat Kajian Hukum Adminsitrasi Negara, Lembaga Administrasi

Negara telah menyusun buku pedoman akuntabilitas nasional yang dilengkapi

dengan naskah akademik tentang akuntabilitas nasional. Selanjutnya dalam

rangka mengoperasionalkan pedoman tersebut, maka disusunlah instrumen

akuntabilitas nasional yang berisi pedoman teknis untuk pelaksanaan

akuntailitas nasional.

Instrumen akuntabilitas nasional yang tersaji dalam naskah ini adalah

instrumen akuntabilitas nasional untuk Lembaga Auditif di Indonesia, yaitu:

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Eksistensi Badan Pemeriksa Keuangan

dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dengan tugas untuk

memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara yang

bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan negara oleh BPK

selanjutnya diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan

Perwakilan Daerah (DPD), sesuai dengan kewenangannya. Hasil

Page 20: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

5

pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan (DPR, DPD)

dan/atau badan sesuai dengan undang-undang.

Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan

Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan

dilantik oleh Presiden. Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan

oleh anggota. Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara

dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.

Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur

dengan undang-undang.

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 tentang

Badan Pemeriksa Keuangan;

2. Sebagai Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 Tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang

Perbendaharaan Negara. Undang-undang Republik Indonesia Nomor

17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Dalam pelaksanaan tugasnya, BPK memeriksa seluruh unsur

keuangan negara baik pusat maupun daerah yang mencakup anggaran

pendapatan dan belanja negara, anggaran pendapatan dan belanja daerah,

Badan Usaha Mililk Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),

Badan Hukum Milik Negara (BHMN), Bank Indonesia, Badan Layanan Umum

(BLU) dan badan lain yang ada kepentingan uang negara di dalamnya.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melaksanakan 3 (tiga) macam

pemeriksaan, antara lain:

Page 21: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

6

1. Pemeriksaan Keuangan

Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan

pemerintah, dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang

tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

pemerintah.

2. Pemeriksaan Kinerja

Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi dan

efisiensi, serta pemeriksaan atas aspek efektivitas. Pemeriksaan ini

bertujuan untuk mengidentifikasikan hal-hal yang perlu menjadi

perhatian DPR dan DPD.

3. Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu

Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang

dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan

pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini

adalah pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan

keuangan, pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan atas sistem

pengendalian intern pemerintah.

B. Konsep Good Governance dan Akuntabilitas Nasional

1. Good Governance

Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang

paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik saat ini. Perubahan

paradigma administrasi publik ini membawa dampak yang cukup signifikan

dalam tatanan global baik dalam tatanan masyarakat maupun tatanan

pemerintah. Perubahan ini mengarah pada perubahan yang menuju ke

perbaikan tatanan pemerintahan maupun masyarakat sebagai pengendali

kekuasaan. (LAN, 2004)

Sementara itu United Nations Development Programme (UNDP)

mendefinisikan governance sebagai “the exercise of political, economic, and

administrative authority to manage a nation‟s affair at all levels”. Menurut

Page 22: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

7

definisi ini, governance mempunyai tiga kaki (three legs), yaitu economic,

political, dan administrative. Economics governance meliputi proses-proses

pembuatan keputusan (decision-making processes) yang memfasilitasi

aktivitas ekonomi di dalam negeri dan interaksi diantara penyelenggara

ekonomi. Economic governance mempunyai implikasi terhadap equity,

poverty dan quality of life. Political governance adalah proses-proses

pembuatan keputusan untuk formulasi kebijakan, sedangkan administrative

governance adalah sistem implementasi proses kebijakan. Oleh karena itu

institusi dari governance meliputi tiga domain, yaitu state (negara atau

pemerintahan), private sector (sektor swasta atau dunia usaha), dan society

(masyarakat), yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya masing-

masing (LAN, 2000 : 5).

Konsep good governance sejak tahun 1991 dipromosikan oleh

beberapa agensi multilateral dan bilateral, seperti: JICA, OECD, GTZ (Keban;

2000, 52). Mereka memberikan tekanan pada beberapa indikator, antara lain:

(1) demokrasi, desentralisasi dan peningkatan kemampuan pemerintah;

(2) hormat terhadap hak asasi manusia dan kepatuhan terhadap hukum yang

berlaku; (3) partisipasi rakyat; (4) efisiensi, akuntabilitas, transparansi dalam

pemerintah dan administrasi publik; (5) pengurangan anggaran militer; dan

(6) tata ekonomi yang berorientasi pasar OECD dan World Bank (LAN; 2000,

6) mensinonimkan good governance dengan penyelenggaraan manajemen

pembangunan yang solid dan bertanggungjawab yang sejalan dengan

demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi

yang langka, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun

administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and

political frameworks bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan. Sedangkan

UNDP dalam workshop yang diselenggarakannya (Widodo; 2001, 24)

menyimpulkan “that good governance system are participatory, implying that

all members of governance institutions have a voice in influencing decision

making”. Namun dalam perkembangan berikutnya lembaga ini (LAN; 2000, 7)

memberikan definisi good governance sebagai hubungan yang sinergis dan

konstruktif di antara negara, sektor swasta dan masyarakat (society).

Page 23: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

8

Lembaga Administrasi Negara (2000, 6) medefinisikan good

governance sebagai penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan

bertanggung jawab, serta efisien dan efektif dengan menjaga “kesinergisan”

interaksi yang konstruktif di antara domain-domain negara, sektor swasta dan

masyarakat (society). Pada tataran ini, good governance berorientasi pada

2 (dua) hal pokok, yakni: Pertama, orientasi ideal negara yang diarahkan

pada pencapaian tujuan nasional. Pada tataran ini, good governance

mengacu pada demokratisasi dalam kehidupan bernegara dengan elemen-

elemen konstituennya, seperti legitimacy, accountability, scuring of human

right, autonomy and devolution of power dan assurance of civilian control;

Kedua, pemerintahan yang berfungsi secara ideal yaitu secara efektif dan

efisien dalam melakukan upaya mencapai tujuan nasional. Dalam konteks ini,

good governance tergantung pada pada sejauh mana struktur serta

mekanisme politik dan administratif berfungsi secara efektif dan efisien.

Dari beberapa pengertian good governance di atas, maka dapat

diidentifikasi indikator-indikator yang terkandung didalamnya. UNDP

mengajukan karakteristik good governance (LAN; 2000, 7) sebagai berikut :

Participation; Setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan

keputusan, baik secara langsung maupun secara intermediasi institusi

legitimasi yang mewakili kepentingannya. Partisipasi seperti ini dibangun

atas dasar keabsahan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi

secara konstruktif.

Rule of law; Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa

pandang bulu, terutama hukum untuk hak azasi manusia.

Transparancy; Transparansi dibangun atas dasar keabsahan arus

informasi. Proses-proses, lembaga dan informasi yang secara langsung

dapat diterima oleh mereka yang membutuhkan.

Responsive; Lembaga-lembaga dan proses-proses harus mencoba

untuk melayani setiap stakeholders.

Page 24: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

9

Consensus Orientation; Good governance menjadi perantara

kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi

kepentingan yang lebih luas, baik dalam kebijakan-kebijakan maupun

prosedur-prosedur.

Equity; Semua warga negara, baik laki-laki maupun perempuan

mempunyai kesempatan untuk meningkatkan atau menjaga

kesejahteraan mereka.

Effectiveness and effeciency; Proses-proses dan lembaga-lembaga

menghasilkan sesuai dengan apa yang telah digariskan dengan

menggunakan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin.

Accountability; Para pembuat keputusan dalam pemerintahan, sektor

swasta dan masyarakat (civil society) bertanggung jawab kepada publik

dan lembaga-lembaga stakeholders. Akuntabilitas ini tergantung pada

organisasi dan sifat keputusan yang dibuat, apakah keputusan tersebut

untuk kepentingan internal atau eksternal organisasi.

Strategic vision; Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif

good governance dan pengembangan yang luas dan jauh kedepan

sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini.

Sementara itu, United Nations (Keban,2000:52) merumuskan

indikator good governance yang meliputi: (1) kemampuan, yaitu kemampuan

yang cukup untuk melaksanakan kebijakan dan fungsi-fungsi pemerintah,

termasuk sistem administrasi publik efektif dan responsif; (2) akuntabilitas

dalam kegiatan pemerintah dan transparan dalam pengambilan keputusan;

(3) partisipasi dalam proses demokrasi, dengan memanfaatkan sumber

informasi dari publik dan dari swasta; (4) perhatian terhadap pemerataan dan

kemiskinan; dan (5) komitmen terhadap kebijakan ekonomi yang berorientasi

kepada pasar. Lebih lanjut Anwar Suprijadi dalam Penerapan Tata

Pemerintahan Yang Baik (2007) mengatakan rujukan good governance

minimal mencakup empat prinsip utama yaitu: keterbukan (transparancy),

pertanggunggugatan (accountability), keadilan (fairness) dan

Page 25: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

10

pertanggungjawaban (responsiblity). Implementasi kesemuanya sangat

dibutuhkan dalam kerangka good governance.

Nilai yang terkandung dari pengertian beserta karakteristik good

governance tersebut di atas merupakan nilai-nilai yang universal karena itu

diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang

tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna dan berhasil guna.

Kondisi semacam ini perlu adanya akuntabilitas dan tersedianya akses yang

sama pada informasi bagi masyarakat luas. Hal ini merupakan fondasi

legitimasi dalam sistem demokrasi, mengingat prosedur dan metode

pembuatan keputusan harus transparan agar supaya memungkinkan

terjadinya partisipasi efektif. Kondisi semacam ini mensyaratkan bagi siapa

saja yang terlibat dalam pembuatan keputusan, baik itu pemerintah, sektor

swasta maupun masyarakat, harus bertanggung jawab kepada publik serta

kepada institusi yang menjadi stakeholders lainnya. Disamping itu, institusi

governance harus efisien dan efektif dalam melaksanakan fungsi-fungsinya,

responsif terhadap kebutuhan masyarakat, memberikan fasilitas dan peluang

ketimbang melakukan kontrol serta melaksanakan peraturan perundang-

undanganan yang berlaku.

Melalui Penelitian di beberapa daerah, Kartiwa dalam Panji Santosa

(2008) merumuskan strategi reformasi birokrasi dalam mewujudkan Good

Governance di daerah. Menurutnya lebih dahulu dipetakan kendala dan

hambatan dalam upaya mewujudkan good governance yaitu (1) Kendala

politik (2) kendala sistem birokrasi serta (3) kendala sosial budaya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa wujud good governance

adalah penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid yang bertanggung

jawab, serta efisien dan efektif dengan menjaga kesinergisan interaksi yang

positif diantara domain-domain negara, sektor swasta dan masyarakat (LAN;

2004, 18), sedangkan hubungan diantara ketiga unsur utama (domain)

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 26: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

11

Gambar 1 Hubungan Unsur dalam Good Governence

2. Akuntabiltas Nasional

Akuntabilitas Nasional adalah juga akuntabilitas sebagaimana yang

umum dikenal. Istilah ”nasional” yang mengikuti kata akuntabilitas dimaknai

sebagai upaya akuntabilitas seluruh instansi atau lembaga negara yang

mendapatkan mandat tugas dan fungsi dari seluruh peraturan perundangan-

undangan yang telah ditetapkan. Dalam kerangka ini, setiap instansi atau

lembaga negara menyatakan dan menyampaikan kinerja instansi dan

pejabatnya, dengan ukuran-ukuran yang tegas dan jelas sehingga

pemangku kepentingan dapat ikut serta memahami kinerja instnasi atau

lembaga yang bersangkutan.

Secara teoritik, akuntabilitas nasional merupakan konsekuensi dari

implementasi good governance yaitu diselenggarakannya praktek

akuntabilitas. Oleh karena itu, berikut ini dijelaskan pengertian dan ruang

lingkup akuntabilitas yang menjadi dasar bagi akuntabilitas nasional. Secara

umum akuntabilitas adalah usaha yang dilakukan oleh orang atau instansi

yang memiliki tanggung jawab menyampaikan hasil kerjanya dengan cara

yang dapat diukur dengan jelas, dimengerti dan dapat diterima oleh pemberi

tanggung jawab dan pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu,

akuntabilitas sangat erat kaitannya dengan instansi/lembaga pemerintah, dan

kaintannya dengan mempertanggungjawabkan kinerjanya. Namun demikian

negara masyarakat

sektor swasta

Masyarakat

Page 27: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

12

belum ada satu definisi tentang akuntabilitas yang bisa diterima oleh semua

pakar/ahli. Walaupun demikian Akuntabilitas telah disepakati sebagai strategi

untuk mengatasi penyimpangan kekuasaan sebagai awal dari terjadinya

praktek penyelenggaraan negara yang kotor dan KKN.

Sedangkan Chandler dan Plano (1982) mengartikan akuntabilitas

sebagai “refers to the instituation of checks and balances in an administrative

system”. Akuntabilitas menunjuk pada institusi tentang “checks and balances”

dalam sistem administrasi.

Selanjutnya, Jabra dan Dwivedi (1989) mengemukakan bahwa:

“Accountability is the foundamental prequisite for preventing the abuse of delegated power and for ensuring instead that power is directed toward the achievement of broadly accepted national goal with the greatest possible degree of efficiency, effectiveness, probity, and produce”.

Jabra dan Dwivedi (1989) mengatakan bahwa akuntabilitas adalah

merupakan pondasi bagi proses penyelenggaraan pemerintahan, dan

efektivitas proses itu tergantung pada bagaimana mereka yang berwenang

mempertanggungjawabkan dalam memenuhi tanggungjawab mereka secara

konstitusional dan legal. Pertanggungjawaban adalah merupakan prasyarat

pokok untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan yang

didelegasikan dan sekaligus untuk memastikan bahwa kekuasaan itu

diarahkan menuju pencapaian tujuan organisasi dengan derajat efisiensi,

efektivitas, kejujuran dan kebijaksanaan.

Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, Jabra and Dwivedi (1995)

mengatakan:

“public service accountability involved the methods by which a public agency or a public official fulfils its duties and obligations, and the process by which that agency or the public officials is required to account for such actions”.

Hal ini dapat dimaknai bahwa akuntabilitas pelayanan publik meliputi

metode-metode yang dimiliki pejabat publik dalam memenuhi tugasnya

sesuai aturan serta proses tempat lembaga atau pejabat publik dapat diminta

untuk bertanggungjawab atas tindakannya.

Page 28: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

13

Sedangkan, Schacter (2002) mendefinisikan akuntabilitas sebagai:

“government to explain and justify publicly the way its uses its power, and take prompt corrective action when things go wrong”.

Akuntabilitas merupakan aktivitas untuk memberikan penjelasan dan

alasan pembenaran atas tindakan (cara) yang dilakukan dalam menggunakan

kekuasaan, dan mengambil tindakan korektif ketika terjadi kesalahan.

Pengertian ini memberikan pemahaman yang lebih luas tentang makna

akuntabilitas itu sendiri. Artinya, akuntabilitas tidak sekedar mencakup

aktivitas untuk memberikan penjelasan atas tindakan yang telah dilakukan,

namun juga mencakup kegiatan melakukan koreksi terhadap tindakan yang

dinilai salah atau tidak tepat. Dengan demikian maka, akuntabilitas pada

hakekatnya lebih sebagai siklus (cycle) yang terdiri atas sejumlah aktivitas

fungsional daripada sebagai sebuah aktivitas tunggal (single action),

(Schacter, 2000).

Aktivitas fungsional dalam akuntabilitas yang dimaksud oleh Schacter

(2000) terdiri dari 3 (tiga) aktivitas fungsional utama, yaitu: (1) informasi

(information), yaitu aktivitas fungsional untuk memberikan penjelasan

(menyampaikan informasi) atas tindakan (kebijakan) yang dilakukan dan

hasilnya, serta alasan-alasan yang menjadi pembenarnya; (2) tindakan

(action), yaitu aktivitas fungsional untuk menilai dan sekaligus mengajukan

tuntutan (demands) atas informasi tentang tindakan (kebijakan) dan hasilnya

serta alasan pembenarnya yang telah disampaikan tersebut; (3) tanggapan

(response), yaitu aktivitas fungsional untuk mengenali dan sekaligus

memberikan tanggapan terhadap tuntutan yang berkembang (diajukan)

setelah informasi disampaikan, termasuk melakukan tindakan koreksi apabila

dinilai memang ada kesalahan yang terjadi. Ketiga aktivitas fungsional ini

berhubungan dengan sebuah siklus yang terus-menerus berulang.

Secara tradisional, konsep akuntabilitas ini diberlakukan sebagai

subordinat dari sebuah konsep pertanggungjawaban. Kata accountability

dalam konsep ini pada dasarnya mengandung arti, penerima tanggung jawab

Page 29: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

14

yang harus selalu siap untuk „calling to account‟ atau menjelaskan

pertanggungjawaban (explanation of responsibility).

…dalam suatu sistem organisasi, pegawai bertanggung jawab pada organisasi atau pada orang lain (kelompok orang, atasan) untuk melaksanakan tanggung jawab yang diserahkan padanya. Hal ini berarti orang ini harus bertindak dalam konteks hubungan dengan organisasi/orang lain/kelompok/atasan yang dapat memaksa mereka untuk meminta penjelasan dari pegawai ini tentang apa yang sudah dilakukan dan mana yang belum dilakukan. Sehingga dalam kontek pertanggungjawaban orang ini harus bertanggung jawab akan kinerjanya, dan juga merupakan subyek atau penilaian, pengarahan, permintaan, informasi atas tindakan mereka (Thynne and Goldring, 1987, 8)

Akuntabilitas dapat juga diartikan sebagai “suatu cara melalui mana

individu dan organisasi melaporkan kepada pihak yang dianggap memiliki

wewenang dan dituntut bertanggung jawab atas segala tindakannya (Edward

and Hulme 1996,8).

Konsep “Calling to Account” ini menegaskan bahwa Akuntabilitas

tidak sekedar upaya menyampaikan atau mengkomunikasikan

pertanggungjawaban atau hasil kinerja tetapi juga penting untuk merumuskan

pertanggungjawabannya dalam suatu formulasi yang dapat diukur/terukur

sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh pemberi mandat dan

pemangku kepentingan lain.

Secara umum akuntabilitas dapat digolongkan menjadi beberapa

jenis, beberapa pakar/ahli yang memberikan pemisahan/pengelompokan

secara tegas tentang jenis akuntabilitas. Uraian tentang jenis dan pengertian

masing-masing tipe ini telah dikemukakan dalam Buku Pedoman

Akuntabilitas Nasional. Dalam bagian ini disampaikan matrik dari jenis-jenis

yang disajikan oleh para ahli. Secara singkat jenis-jenis akuntabilitas yang

dikemukakan diatas dapat dikemukakan dalam matriks berikut:

Page 30: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

15

Tabel 1 Matriks Tipe Akuntabilitas

No Dikemukakan

Oleh Tipe-Tipe Akuntabilitas

1. Jabra dan Dwivedi (1989)

(1) Administrative/Organization Accountability; (2) Legal Accountability; (3) Political Accountability; (4) Professional Accountability; dan (5) Moral Accountability.

2. Paul (1991)

dalam Salleh dan Iqbal (1995)

(1) Democratic accountability; (2) Professional accountability; dan (3) Legal accountability.

3. Yango (1991) dalam Salleh dan Iqbal (1995)

(1) Traditional or regularity accountability; (2) Managerial accountability; (3) Program accountability dan (4) Process accountability.

4. Greenwood dan Wilson (1989) dalam Fernanda (2002)

(1) Akuntabilitas hukum dan Perundang-undangan; (2) Akuntabilitas politik dan kelembagaan.

5. J.D Stewart (1984) dalam Fernanda (2002)

(1) Akuntabilitas kebijakan; (2) Akuntabilitas program; (3) Akuntabilitas kinerja; (4) Akuntabilitas proses; (5) Akuntabilitas hukum dan Perundang-undangan.

6. Mc Kenney dan Howard (1979) dalam Fernanda (2002)

(1) Akuntabilitas fiskal; (2) Akuntabilitas legal; (3) Akuntabilitas program; (4) Akuntabilitas proses; (5) Akuntabilitas hasil.

7. Schacter (2000) (1) informasi (information); (2) tindakan (action); (3) tanggapan (response).

Sedangkan mekanisme akuntabilitas dijelaskan oleh Richard

Mulgan (2003) dalam bukunya “Holding Power to Account”, memberikan

beberapa gambaran tentang mekanisme akuntabilitas yang disampaikan

dalam bentuk matriks, tentang mekanisme akuntabilitas pemerintah

sebagaimana tersebut dalam tabel 3 dibawah ini, yang dilengkapi dengan

memberikan contoh, sebagai berikut:

Page 31: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

16

Tabel 2 Mekanisme Akuntabilitas Pemerintah

Mekanisme

Siapa Kepada Siapa

Untuk Apa

Bagaimana Prosesnya Bagaimana

Pemilu

1. Politik partai

2. Individu (yang dipilih)

Pemilih Kinerja secara total

Kampanye

Partai politik

Diskusi

Amandemen

Media

Pemerintah

Birokrasi

Wartawan

Publik

Kinerja secara umum

Keputusan khusus

Laporan pers

Wawancara

Laporan dari informan

Informasi

Diskusi

Akses publik secara langsung

Birokrasi Publik Kebijakan miskin

Keputusan khusus

Prosedur pengaduan

Prosedur FOI

Anggaran dasar

Informasi

Diskusi (bukan FOI)

Amandemen (bukan FOI)

Dari uraian dalam matriks tersebut di atas, selanjutnya dianalisis dari

aspek definisi, dan cakupan akuntabilitas, maka dapat ditarik menjadi 3 (tiga)

kesimpulan, yaitu:

1. Isu akuntabilitas lebih di tekankan pada perspektif agency daripada

hanya atasan (birokrasi) atau kepentingan politik;

2. Dalam hal kepada siapa akuntabilitas tersebut disampaikan, maka

perlu memperhatikan bahwa tugas dan bentuk yang berbeda

membutuhkan different accountability arrangement.

3. Akuntabilitas tidak hanya berlaku dalam konteks birokrasi, hirarki,

penjelasan formal, dan mekanisme control.

Page 32: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

17

C. Akuntabilitas Nasional Lembaga Auditif

Akuntabilitas Nasional Lembaga Auditif adalah upaya penyampaian

secara terukur dari penyelenggaraan tugas dan fungsi lembaga Pemeriksa

Keuangan didalam dan di bawah Badan Pemeriksa Keuangan sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Dasar hukum akuntabilitas Nasional Lembaga Auditif

mengacu pada Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 Bab VI Pasal 32 tentang

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, menggariskan bahwa

selaku badan pemeriksa, BPK tetap harus melakukan meknisme

pertanggungjawaban hasil kinerjanya kepada para pemangku kepentingan.

Dari segi pelaksanaan tugas dan wewenang, prinsip akuntabilitas dan

transparansi diterapkan dengan cara menyampaikan informasi kepada

masyarakat. Dalam menyusun laporan akuntabilitas tersebut, indikator

akuntabilitas dapat berbasiskan pada visi, misi, nilai dasar organisasi serta

tujuan strategis yang telah ditetapkan BPK.

1. Visi

Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang bebas, mandiri, dan

profesional serta berperan aktif dalam mewujudkan tata kelola keuangan

negara yang akuntabel dan transparan

2. Misi

Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara dalam

rangka mendorong terwujudnya akuntabilitas dan transparansi keuangan

negara, serta berperan aktif dalam mewujudkan pemerintah yang baik,

bersih, dan transparan. sesuai dengan SK BPK RI No.

10/SK/VIII.3/8/2005 tentang Rencana Strategi BPK TA 2006 s.d 2010

3. Tujuan Strategis

Tujuan Strategis yang ingin dicapai BPK adalah:

a. Mewujudkan BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara

yang independen dan professional. BPK mengedepankan nilai-nilai

independensi dan profesionalisme dalam semua aspek tugasnya

Page 33: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

18

menuju terwujudnya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan

keuangan Negara;

b. Memenuhi semua kebutuhan dan harapan pemilik kepentingan.

BPK bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pemilik

kepentingan, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan

Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD), dan masyarakat pada umumnya dengan menyediakan

informasi yang akurat dan tepat waktu kepada pemilik kepentingan

atas penggunaan, pengelolaan, efektivitas, dan

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Negara;

c. Mewujudkan BPK sebagai pusat regulator di bidang pemeriksaan

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara. BPK bertujuan

menjadi pusat pengaturan di bidang pemeriksaan atas pengelolaan

dan tanggung jawab keuangan negara yang berkekuatan hukum

mengikat, yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas, wewenang

dan fungsi BPK sebagaimana ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan;

d. Mendorong terwujudnya tata kelola yang baik atas pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan Negara. BPK bertujuan untuk mendorong

peningkatan pengelolaan keuangan negara dengan menetapkan

standar yang efektif, mengidentifikasi penyimpangan, meningkatkan

sistem pengendalian intern, menyampaikan temuan dan

rekomendasi kepada pemilik kepentingan, dan menilai efektivitas

tindak lanjut hasil pemeriksaan;

e. Nilai-Nilai Dasar

Nilai-nilai dasar yang dimiliki oleh BPK adalah:

1) Independensi

BPK RI adalah lembaga negara yang independen di bidang

organisasi, legislasi, dan anggaran serta bebas dari pengaruh

lembaga negara lainnya.

Page 34: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

19

2) Integritas

BPK RI menjunjung tinggi integritas dengan mewajibkan setiap

pemeriksa dalam melaksanakan tugasnya, menjunjung tinggi

Kode Etik Pemeriksa dan Standar Perilaku Profesional.

3) Profesionalisme

BPK RI melaksanakan tugas sesuai dengan standar

profesionalisme pemeriksaan keuangan negara, kode etik, dan

nilai-nilai kelembagaan organisasi.

D. Instrumentasi Akuntabilitas Nasional

Instrumentasi Akuntabilitas Nasional yang dimaksud dalam buku ini

adalah bagian dari pedoman akuntabilitas nasional yang memberikan

penjelasan langkah teknis dalam rangka melaksanakan, memanfaatkan, dan

mengukur akuntabilitas nasional di masing-masing instansi. Pada dasarnya,

setiap lembaga negara telah melaksanakan akuntabilitas dengan cara dan

pendekatan masing-masing. Namun demikian kebijakan akuntabilitas belum

semuanya mencakup akuntabilitas yang telah dilakukan tersebut. Oleh

karena itu, setiap lembaga negara, diharapkan dapat merumuskan dan

menetapkan kegiatan akuntabilitas yang telah dilakukan tesebut menjadi

bagian dari Akuntabilitas Nasional. Tatakelola Perumusan dan penetapan

inilah yang disebut dengan instrumentasi akuntabilitas nasional.

Secara konseptual, pancaran (cascading) instrumen akuntabilitas

nasional berangkat dari konsep penyelenggaraan tugas dan fungsi lembaga

terkait sesuai yang termaktub dalam peraturan perundang-undangan

pembentukan lembaga yang bersangkutan. Berdasarkan konsep

penyelenggaraan tugas dan fungsi yang dimiliki maka setiap lembaga

menghasilkan dan mempertanggungjawabkan hasil yang berupa output

(hasil) sesuai dimensinya, yaitu dimensi output untuk tingkat pertama, dimensi

outcome untuk tingkat kedua, dimensi benefit untuk tingkat ketiga dan

dimensi impact untuk tingkat tertinggi/ultimate output). Pada dasarnya output

itu dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu: output produk (barang) yang

Page 35: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

20

bersifat tangible dan output kegiatan yang bersifat untangible. Kedua output

inilah yang dijadikan dasar dalam menentukan subtansi, bentuk, mekanisme

serta sasaran yang dituju dalam akuntabilitas setiap lembaga seperti yang

diuraikan dalam Pedoman Akuntabilitas Nasional.

Gambar 2 Cascading Instrumen Akuntabilitas Nasional

Buku instrumen akuntabilitas nasional yang telah disusun bersifat

umum, oleh karena itu, perumusan detailnya perlu dilakukan oleh masing-

masing lembaga negara. Rumusan ini mencakup substansi, bentuk, dan

mekanisme serta sasaran yang dituju. Termasuk dalam perumusan tersebut

yang penting adalah desain Evaluasi, perencanaan, pelaksanaan, dan

pemanfaatan umpan balik dari akuntabilitas yang dilakukan.

Secara umum, sebagaimana dijelaskan dalam Pedoman

Akuntabilitas Nasional, Lembaga Auditif memiliki unsur penyelenggaraan

akuntabilitas sebagai berikut:

Akuntabilitas Nasional

Tugas dan Fungsi Lembaga berdasarkan Peraturan

Perundang-undangan pembentuknya

Output Produk Output Kegiatan

Karakteristik Akuntabilitas Lembaga sesuai Tugas

dan Fungsinya

substansi bentuk mekanisme sasaran

Instrumen Akuntabilitas Lembaga sesuai Tugas dan Fungsinya

Page 36: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

21

a. Substansi: Substansi mencakup isi materi yang disampaikan dalam

akuntabilitas nasional. Di bidang Auditif substansi lebih berdasarkan

standar profesionalisme dan moral. Namun demikian disamping

ketentuan profesionalisme, isi materi akuntabilitas bidang Auditif juga

mencakup standar administrasi dan hukum.

b. Bentuk: Materi telah disusun berdasarkan standar yang dituangkan

dalam substansi di atas, selanjutnya disampaikan kepada pihak-pihak

yang berkepentingan dalam bentuk tertentu. Untuk akuntabiltias

nasional bidang Auditif, maka bentuk yang dinilai relevan adalah

penyusunan dokumen laporan, Publikasi dan konfrensi pers.

c. Mekanisme: Mekansime mencakup pola kegiatan dalam menyajikan

substansi dan bentuk akuntabilitas nasional yang sudah disusun. Untuk

bidang Auditif mekanisme yang dinilai tepat adalah Pelaporan atau

disclosure (penyingkapan data dan fakta melalui penyampaian atau

penyajian laporan hasil serta proses).

Baik substansi, bentuk dan mekanisme akuntabilitas bidang Auditif

sebagaimana diuraiakan di atas, disajikan melalui proses tatakelola yang

sistematis dan terlembaga. Secara skematis tatakelola Akuntabilitas nasional

di lembaga Auditif mencakup kegiatan:

Page 37: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

22

PELAKSANAAN AKUNTABILITAS

(SUBSTANSI, BENTUK DAN MEKANISME

PEMANFAATAN UMPAN BALIK

EVALUASI DAN DATABASE

BERKELANJUTAN

PERENCANAAN AKUNTABILITAS

Keterangan:

LPPD : Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah EKPOD : Evaluasi Kemampuan Penyelenggaraan Otonomi Daerah EDOB : Evaluasi Daerah Otonom Baru

Gambar 3

Skematis Tatakelola Akuntabilitas Nasional

E. Sistematika Instrumen Akuntabilitas Nasional

Buku ini terdiri dari tiga bab yang terdiri dari bab I pendahuluan, bab II

tetang Instrumen akuntabilitas nasional Lembaga Auditif, dan bab III penutup.

Masing masing bab menjelaskan beberapa hal sebagai berikut :

1. BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang penyusunan instrumen

akuntabilitas nasional, uraian mengenai konsep good governance dan

PERENCANAAN

LEMBAGA JANGKA

PANJANG, MENENGAH

DAN TAHUNAN

PERENCANAAN

NASIONAL

PENILAI STAKEHODERL

DAN SHAREHOLDER

HASIL LPPD, EKPOD

EDOP, DAN LKPJ, DLL

Page 38: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

23

akuntabilitas nasional, maksud instrumentalisasi akuntabilitas nasional

dan sistematika dokumen instrumen akuntablitas nasional ini. .

2. BAB II Akuntabilitas Lembaga Auditif

Pada bab ini dibahas mengenai instrumen akuntabilitas nasional pada

Lembaga Auditif yang menyajikan Pendahuluan Lembaga Auditif

mencakup dasar hukum akuntabilitas Lembaga Auditif, subtansi

akuntabilitas Lembaga Auditif, mekanisme dan bentuk akuntabilitas

Lembaga Auditif, dan kepada siapa harus diakuntabilitaskan. Dilanjutkan

langkah persiapan, Pelaksanaan, Pengukuran dan pemanfaatan umpan

balik.

3. BAB III Penutup

Pada bab ini disampaikan penutup dan saran-saran yang perlu dilakukan

untuk keberlanjutan akuntabilitas nasional yang dilakukan di Lembaga

Auditif (Pemeriksa).

Page 39: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

24

Page 40: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

25

BAB II

TATA KELOLA AKUNTABILITAS NASIONAL

LEMBAGA AUDITIF

Tatakelola Akuntabilitas Nasional Lembaga Auditif adalah kegiatan

yang dilakukan atau perlu dilakukan oleh Lembaga Auditif dalam

melaksanakan akuntabilitas nasionalnya. Kegiatan ini terdiri dari 4 kegiatan,

yaitu : (a) Persiapan, (b) Pelaksanaan, dan (c) Pemanfaatan umpan balik.

Tata kelola ini dilaksanakan baik untuk akuntabilitas nasional pada tingkat

lembaga maupun pada tingkat individu.

A. Akuntabilitas Tingkat Lembaga Auditif

Akuntabilitas tingkat lembaga auditif adalah akuntabilitas Badan

Pemeriksa Keuangan dan lembaga di dalam lingkup dan atau di bawah

koordinasi dan tanggung jawabnya. Masing-masing lembaga auditif

melakukan akuntabilitas dengan tatakelola yang terdiri dari Perencanaan

akuntabilitas nasional, Pelaksanaan, dan Pemanfaatan Umpan balik. sebagai

berikut:

1. Perencanaan Akuntabilitas Nasional

Tahap pertama yang harus dilakukan oleh Lembaga Pemeriksa

Keuangan dalam melaksanakan akuntabilitas nasional adalah melakukan

perencanaan akuntabilitas Lembaga. Dokumen perencanaan ini dimaksudkan

agar setiap instansi memberikan pernyataan dengan tegas dan jelas di setiap

awal tahun, tentang apa yang akan dipertanggungjawabkan, bagaimana

mempertanggungjawabkan, bagaimana kinerjanya diukur keberhasilan dan

kegagalannya, bagaimana ukuran ini dapat dipahami oleh stakeholders

Page 41: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

26

termasuk mereka yang tidak bergerak dibidang Pemeriksaan, serta

bagaimana stakeholders lembaga pemeriksa keuangan dan non keuangan

terlibat dan memberikan masukan dalam rangka perbaikan kinerja

berdasakan akuntabilitas yang disampaikan. Ini adalah pernyataan

akuntabilitas (accountability statement) yang akan disajikan kepada pihak-

pihak yang terkait dan berkepentingan.

Dokumen perencanaan akuntabilitas bukanlah dokumen

perencanaan program kerja atau kegiatan dari instansi. Dokumen

perencanaan akuntabilitas dapat menjadi salah satu program atau kegiatan

dalam dokumen perencanaan progam kerja atau kegiatan instansi. Dokumen

perencanaan ini akan menjadi komitmen dari instansi untuk pada akhir tahun

melakukan akuntabilitas berdasaran data evaluasi kegiatan dan keuangan

yang telah dilaksanakan.

Di dalam dokumen perencanaan akuntabilitas instansi keuangan

sedikitnya terdiri dari komponen:

a. Rencana tahapan kegiatan, mulai dari tingkat bawah sampai Badan

Pemeriksa Keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, penyusunan

tim akuntabilitas, evaluasi kegiatan, penyusunan laporanan akuntabilitas,

dan penyampaian ke stakeholders;

b. Substansi akuntabilitas;

c. Tolok ukur/standarisasi keberhasilan dan kegagalan beserta penjelasan

cara membaca dan mengukurnya;

d. Strategi konsolidasi laporan akuntabilitas dari tingkat pelaksanan sampai

tingkat lembaga (Badan Pemeriksa Keuangan);

e. Mekanisme akuntabilitas;

f. Bentuk akuntabilitas;

g. Jadwal Waktu dilaksanakan akuntabilitas (mulai dari penyususnan

akuntabilitas tingkat instansi tingkat bawah sampai sinkronisasi tingkat

BPK dan penyampaian tingkat nasional oleh BPK);

Page 42: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

27

h. Pembiayaaan kegiatan akuntabilitas;

i. Sumberdaya yang dimanfaatkan;

j. Organisasi Pelaksana.

Dokumen perencanaan ini ditulis dengan format dan pedoman

sebagaimana terlampir dalam lampiran 1. Dalam dokumen perencanaan ini

dilampirkan resume perencanaan akuntabilitas sebagaimana terlampir dalam

lampiran 2.

2. Pelaksanaan Akuntabilitas Nasional

Tahap pelaksanaan akuntabilitas nasional di lembaga auditif

(pemeriksa) terkait dengan implementasi perencanaan yang telah disusun di

awal tahun. Pada tahap pelaksanaan ini, sumberdaya dan anggaran yang

telah disediakan untuk program akuntabilitas nasional di arahkan untuk

menyelenggarakan kegiatan yang sudah direncanakan. Sebagaimana

disebutkan dalam Bab I, bahwa akuntabilitas Lembaga keungan bercirikan 3

hal, yaitu:

a. Substansi memenuhi standar profesionalisme dan Moral di bidang

Pemeriksaan Keuangan. Disamping itu juga memenuhi standar

administrasi dan hukum;

b. Bentuk penyajian berupa penyusunan dokumen laporan, Publikasi dan

konferensi pers;

c. Mekanisme yang digunakan untuk melakukan akuntabilitas adalah

Pelaporan atau disclosure (penyingkapan data dan fakta melalui

penyampaian atau penyajian laporan hasil serta proses).

Berdasarkan ketiga ciri akuntabilitas tersebut, maka dalam

pelaksanaan akuntabilitas yang pertama perlu dilakukan adalah menyusun

dokumen pelaporan, dan juga penyederhanaan dalam bentuk brosur, leaflet

atau booklet. Untuk isi pelaporan mencakup hal berikut:

a. Laporan akuntabilitas nasional Lembaga Pemeriksan keuangan

Page 43: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

28

Laporan akuntabilitas nasional Lembaga Pemeriksan keuanganberisi

pelaporan terkait dengan capaian tugas pokok dan fungsi lembaga. Pada

dasarnya adalah substansi dokumen akuntabilitas disesuaikan dengan

pernyataan (accountabilty statement) yang dinyatakan dalam perencanaan

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dalam peraturan perundangan yang

ada. Dokumen akuntabilitas ini, harus ditulis sedemikian rupa sehingga tidak

saja dapat dimengerti oleh aparatur Pemeriksa, tetapi juga dapat dimengerti

oleh stakeholders di bidang politik, keuangan, perbankan dan masyarakat.

Dengan demikian instrumen dapat disusun dengan bahasa yang berbeda

tetapi dengan isi yang sama. Indikator yang dipergunakan yang dipergunakan

untuk menilai akuntabilitas lembaga auditif berdasarkan tugas danfungsi yang

dimiliki didasarkan pada beberapa bidang, yaitu kepegawaian, publik, hasil,

kualitas, ketepatan waktu, dan biaya sebagaimana yang telah ditetapkan

dalam “Indikator Sukses BPK”. Adapun indikator-indikator pengukuran hasil

kinerja berdasarkan bidang-bidang tersebut adalah capaian indikator kinerja

makro dan mikro.

Capaian indikator kinerja makro dan mikro di Badan Pemeriksa

Keuangan diantaranya adalah:

1) Bidang Kepegawaian

Indikator Bidang Kepegawaian terdiri dari:

a) Persentase pegawai yang menyatakan diri bahwa mereka memahami

dengan jelas mengenai tujuan-tujuan strategis dan agenda reformasi

BPK;

b) Persentase pegawai yang menyatakan bahwa mereka mengerti

tentang kode etik BPK;

c) Persentase pegawai yang yakin dapat menerapkan kode etik;

d) Persentase pegawai yang puas dengan tingkat pencapaian

independensi atas anggaran dan kepegawaian;

e) Persentase pegawai yang memanfaatkan sistem informasi

manajemen yang cukup untuk pengukuran kinerja secara memadai;

f) Persentase pegawai yang puas dengan penjenjangan karier dan

pengembangan karier;

Page 44: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

29

g) Persentase pegawai yang puas dengan komunikasi manajemen staf;

h) Persentase pegawai yang puas dengan penjenjangan diklat dan

kurikulum;

i) Persentase pegawai yang memahami peranan dan tanggung jawab

BPK dan pimpinan pelaksana BPK;

j) Persentase pegawai yang puas dengan efektivitas BPK dalam

merespon perubahan-perubahan eksternal;

k) Persentase pegawai yang memahami bahwa dirinya merupakan

bagian dari proses perencanaan strategis;

l) Persentase pegawai yang memahami bahwa sistem disiplin pegawai

adil dan efektif;

m) Persentase pegawai yang berpendapat bahwa pimpinan pelaksana

BPK memperhatikan kesejahteraan;

n) Persentase pegawai yang berpendapat bahwa hasil kerja mereka

sesuai dengan harapan pemilik kepentingan.

o) Persentase pegawai yang berpendapat bahwa sistem informasi yang

ada sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan.

p) Persentase pegawai yang berpendapat bahwa dukungan sarana dan

prasarana umum telah tersedia secara memadai;

q) Persentase pegawai yang dibina dalam pengembangan karier.

2) Pemilik Kepentingan (DPR, DPD, Pemerintah, dan Publik)

Indikator bidang pemilik kepentingan terdiri dari:

a) Persentase responden yang menyatakan bahwa BPK telah efektif.

b) Persentase responden yang menyatakan bahwa kinerja BPK

mengkomunikasikan hasil pemeriksaannya secara memadai kepada

publik.

3) Hasil

Indikator hasil terdiri dari:

a) Jumlah masalah-masalah yang signifikan yang dilaporkan kepada

DPR;

Page 45: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

30

b) Jumlah pemeriksaan Keuangan;

c) Jumlah Pemeriksaan Kinerja;

d) Jumlah Pemeriksaan dengan tujuan tertentu;

e) Jumlah penyampaian pertimbangan kepada DPR tentang perubahan

perundangundangan atau standar keuangan;

f) Jumlah temuan-temuan yang disampaikan kepada Kepolisian RI dan

Kejaksaan RI;

g) Jumlah rekomendasi yang ditindaklanjuti oleh instansi yang diperiksa;

h) Jumlah kerugian negara yang ditemukan oleh BPK;

i) Jumlah uang negara yang diselamatkan dibandingkan dengan biaya

operasional BPK;

j) Jumlah pemeriksaan di luar Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP);

k) Persentase pencapaian RKP Tahunan.

4) Kualitas

Indikator kualitas terdiri dari:

a) Persentase pemilik kepentingan yang puas dengan hasil pemeriksaan

dan konsultasi BPK.

b) Persentase pemilik kepentingan yang puas dengan cara BPK

mengkomunikasikan temuan dan rekomendasi secara efektif.

c) Persentase pemeriksaan yang konsisten dengan standar-standar

yang berlaku

5) Ketepatan Waktu

Indikator ketepatan waktu terdiri dari:

a) Persentase responden yang berpendapat bahwa masalah-masalah

yang signifikan diungkapkan dalam laporan tepat waktu.

b) Persentase laporan pemeriksaan yang diterbitkan sesuai dengan

batas waktu yang ditetapkan.

Page 46: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

31

6) Biaya

Indikator biaya terdiri dari:

a) Biaya rata-rata tiap temuan yang signifikan.

b) Biaya rata-rata per pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja.

c) Biaya rata-rata per pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

d) Jumlah jam yang digunakan dalam melaksanakan pemeriksaan.

e) Jumlah jam yang digunakan dalam mengelola pemeriksaan.

f) Jumlah jam yang digunakan untuk pendidikan dan pelatihan.

7) Penyelesaian kegiatan dalam program kerja baik dari segi tercapainya

output, outcome, sasaran.

8) Penyelesaian daya serap dan kesesuaian alokasi anggaran.

Penyajian dalam bentuk uraian dan anailsis keuangan perlu

disederhanakan sehingga tampak jelas, hasilnya selama ini. Format isi dari

laporan akuntabilitas secara umum dapat dilihat pada lampiran 3.

b. Mekanisme Penyajian Akuntabilitas Nasional

Mekanisme penyajian akuntabilitas nasonal di lembaga Pemeriksan

Keuangan sesuai dengan stakeholders dan shareholders yang terkait adalah :

profesional yaitu para pelaku dan ahli bidang keuangan, politik yaitu DPR,

Pemerintah yaitu presiden dan jajaran pimpinan kepala daerah serta publik

masyarakat pengguna uang dan pengguna jasa perbankan. Mekanisme

penyajian akuntabilitas yang bentuknya adalah laporan dapat diakukan

melalui beberapa cara, yaitu:

1) Pidato Makalah,

2) Siaran Pers,

3) The Audit Forum,

4) Warta BPK,

5) Naskah Memorandum (Dalam dan Luar Negeri),

Page 47: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

32

6) Hasil Pemeriksaan KAP,

7) Hasil Peer Review,

8) Publikasi Lain (situs http/www.bpk.go.id).

Media yang selama ini dipakai oleh BPK dalam proses

akuntabilitasnya cukup baik artinya informasi yang dibagi atau dilaporkan oleh

BPK dapat dilihat oleh siapapun yang ingin mendapatkannya.

BPK sekiranya perlu juga membagi hasil laporannya kepada pihak

akademis, selain sebagai bahan pembelajaran bagi masyarakat akademis hal

ini juga dapat dimanfaatkan oleh BPK untuk mendapatkan masukan, ide serta

saran-saran yang sekiranya berkaitan dengan laporan BPK. Tentu saja

masukan yang diharapkan adalah masukan yang bersifat membangun.

c. Pembiayaan dan sarana prasarana

Dalam pelaksanaan penyajian akuntabilitas nasional di Lembaga

Auditif, maka dukungan pembiayaan serta sarana prasarana serta SDM

sangat menentukan keberhasilan dari penyelenggaraan akuntabilitas. Oleh

karena itu, maka diperlukan alokasi khusus yang ditetapkan dalam

perencanaan akuntabilitas nasional dan dialokasikan pada saat pelaksanaan.

d. Organisasi

Salah satu elemen lain yang penting dalam pelaksanaan akuntabilitas

adalah organisasi pelaksana. Suatu tim khusus yang dibentuk untuk

bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan akuntabilitas nasional ini

sangat penting. Organisasi ini mencakup herarki dari Badan Pemeriksa

Keuangan sampai tingkat operasional. Kewenangannya adalah mengawal

pelaksanaan perencanaan akuntabilitas nasional dan melakukan monitoring

terhadap pelaksanaannya.

3. Pemanfaatan Umpan Balik

Pemanfaatan umpan balik merupakan rangkaian penting dari

kegaitan akuntabilitas. Tahapan ini dilakukan setelah atau pada proses

Page 48: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

33

penyampaian akuntabilitas kepada stakeholders yang disertai dengan adanya

umpan balik berupa 3 kemungkinan:

a. Adanya pertanyaan – pertanyaan yang kurang mendapatkan penjelasan

secara memuaskan dari dokumen akuntabilitas yang telah disusun atau

dari penjelelasan narasumber.

b. Adanya sanggahan atau penolakan terhadap data serta kesimpulan

yang telah disajikan dalam laporan akuntabilitas karena adanya data lain

yang dimiliki oleh pihak lain.

c. Adanya dukungan dan penguatan terhadap data serta kesimpulan yang

telah disajikan dalam laporan akuntabilitas.

Ketiga kemungkinan umpan balik tersebut perlu didokumentasi dan

digunakan sebagai data untuk dianalisis akurasi dan kemanfaatanya.

Identifikasi ini dapat disusun dalam lampiran 4.

Pemanfaatan umpan balik dilakukan dengan tujuan untuk 3 alasan, yaitu:

a. Untuk bahan / data bagi evaluasi sistem akuntabilitas nasional yang

dikembangkan di Lembaga Auditif

b. Untuk perbaikan dan respon cepat (quick respon) atas ketidak puasan

dan ketidak percayaan terhadap laporan akuntabilitas atau penyajian

akuntabilitas, sedemikian rupa sehingga ketidak puasan dan ketidak

percayaan dapat segera di perbaiki (quick recovery).

c. Untuk memberikan kepastian akan akurasi data, analisis dan kesimpulan

atas laporan akuntabilitas nasional yang telah disusun dan memberikan

kemungkinan untuk perbaikan atau pemberian catatan dalam laporan

akuntabilitas nasional.

4. Pengukuran Akuntabilitas Nasional Bidang Auditif

Pengukuran Akuntabilitas Nasional bidang Auditif pada dasarnya

adalah memastikan bahwa lembaga Auditif memang dapat diperhitungkan

Page 49: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

34

kinerjanya. Hal ini terkait erat dengan pernyataan akuntabilitas (accountability

statement) yang sudah disampaikan dalam perencanaan akuntabilitas

dengan ukuran indikator dan hasil pengukuran yang sesuai dengan standar

profesional, adminsitrasi dan hukum yang berlaku. Oleh karena itu, hasil

pengukuran akuntabilitas nasional hanya mencakup 3 hal, yaitu:

a. Akuntabel

b. Akuntabel dengan catatan

c. Tidak akuntabel (atau tidak dapat diukur / tidak diterima pengukurannya)

Untuk melakukan pengukuran maka diperlukan pembuatan form

umpan balik yang berisi tanggapan dan penilain stakeholders mencakup 4 hal

yang dimuat dalam laporan akuntabilitas nasional, yaitu:

a. Penilaian terhadap capaian kinerja mikro dan makro

b. Penialain terhadap ketepatan penggunaan indikator

c. Penilaian terhadap akurasi data

d. Penilaian terhadap pelaksanaan (Mekanisme yang dilaksanakan)

akuntabilitas

Contoh untuk Form penilaian ini disajikan dalam lampiran 6.

Untuk cara penghitungan ditetapkan dengan menggunakan

pembobotan pemangku kepentingan, hal ini mengingat bahwa substansi

dalam akuntabilitas nasional lembaga auditif lebih berbasis pada standar

profesional kemudian dilanjutkan standar administrasi dan hukum serta yang

lain (politik). Maka penilaian pemangku kepentingan yang berasal dari

kalangan profesional akan mendapatkan penilaian yang lebih besar dari yang

lain. Hasil perhitungan dari penilaian pemangku kepentingan dan skor akan

ditotal dan dikatagorisasi menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu: Akuntabel, Akuntabel

dengan catatan dan tidak akuntabel. Form perhitungan ini disajikandalam

lampiran 7.

Page 50: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

35

B. Akuntabilitas Tingkat Individu/Pejabat

Akuntabilitas tingkat individu adalah akuntabilitas pejabat Badan

Pemeriksa Keuangan di seluruh instansi didalam lingkup dan atau di bawah

koordinasi dan tanggung jawab Badan Pemeriksa Keuangan. Akuntabilitas

individu disampaikan kepada pimpinan atau yang memberi mandat dan

kepada stakeholders yang terkait dengan jabatannya. Sebagaimana halnya

akuntabilitas tingkat Lembaga, dalam akuntablitas individu, Masing-masing

pejabat melakukan akuntabilitas dengan tatakelola yang terdiri dari

Perencanaan akuntabilitas nasional, Perlaksanaan, dan Pemanfaatan Umpan

balik. sebagai berikut:

1. Perencanaan Akuntabilitas Nasional tingkat Individu

Tahap pertama yang harus dilakukan oleh Pejabat di lingkungan

lembaga Auditif dalam melaksanakan akuntabilitas nasional adalah

melakukan perencanaan akuntabilitas. Dokumen perencanaan ini

dimaksudkan agar setiap pejabat memberikan pernyataan dengan tegas dan

jelas di setiap awal tahun, tentang apa yang akan dipertanggung jawabkan,

bagaimana mempertanggung jawabkan, bagaiamana kinerjanya diukur

keberhasilan dan kegagalannya, bagaimana ukuran ini dapat dipahami oleh

pimpinan dan stakeholders serta bagaimana kinerja individual tersebut

memberikan manfaat bagi kemajuan lembaga auditif.

Dokumen perencanaan akuntabilitas bukanlah dokumen

perencanaan program kerja atau kegiatan dari instansi. Dokumen

perencanaan akuntabilitas dapat menjadi salah satu program atau kegiatan

dalam dokumen perencanaan progam kerja atau kegiatan instansi. Dokumen

perencanaan ini akan menjadi komitmen dari pejabat yang bersangkutan

untuk pada akhir tahun melakukan akuntabilitas berdasaran data evaluasi

kegiatan dan keuangan yang telah dilaksanakan.

Di dalam dokumen perencanaan akuntabilitas individual sedikitnya

terdiri dari komponen:

Page 51: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

36

a. Evaluasi hasil kinerja tahun sebelumnya, berserta permasalahannya.

b. Substansi akuntabilitas;

c. Tolok ukur/standardisasi keberhasilan dan kegagalan beserta

penjelasanan cara membaca dan mengukurnya;

d. Mekanisme akuntabilitas;

e. Bentuk akuntabilitas;

f. Jadwal Waktu dilaksanakan akuntabilitas;

g. Pembiayaaan kegiatan akuntabilitas;

h. Sumberdaya yang dimanfaatkan.

Dokumen perencanaan ini ditulis dengan format dan pedoman

sebagaimana terlampir dalam lampiran 6. Dalam dokumen perencanaan ini

dilampirkan resume perencanaan akuntabilitas sebagaimana terlampir dalam

lampiran 7.

2. Pelaksanaan Akuntabilitas Nasional

Tahap pelaksanaan akuntabilitas nasional tingkat individu terkait

dengan implementasi perencanaan yang telah disusun di awal tahun. Pada

tahap pelaksanaan ini, sumberdaya dan anggaran yang telah disediakan

untuk program akuntabilitas nasional di arahkan untuk menyelenggarakan

kegaitan:

a. Bentuk akuntabilitas nasional dari pejabat di lingkungan lembaga

auditif

Bentuk akuntabilitas nasional dari pejabat di lingkungan lembaga

auditif adalah laporan atau disclosure. Bentuk ini disajikan melalui

penyusunan dokumen akuntabilitas yang berisi pelaporan terkait dengan

capaian tugas pokok dan fungsi lembaga. Pada dasarnya adalah substansi

dokumen akuntabilitas disesuaikan dengan pernyataan (accountabilty

statement) yang dinyatakan dalam perencanaan sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi dalam peraturan perundangan yang ada. Dalam lembaga auditif

Page 52: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

37

referensi untuk substansi penyusunan menerapkan ketentuan Bank

Indonesia yang telah menerapkan Indikator Kinerja Individu (IKI). IKI

merupakan salah satu instrumen yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk

mempertahankan, meningkatkan dan mengevaluasi kinerja dari para

pegawainya, IKI sendiri diterapkan pada semua level tingkatan pegawai.

Pelaksanaan konkrit dari sistem ini adalah lanjutan dari Sistem

Perencanaan, Anggaran dan Manajemen Keuangan (SPAMK) di BI yaitu

pegawai sesuai dengan tingkatan dan satuan kerja melakukan submit

mengenai tugas-tugas mereka di BI dan senantiasa melakukan update

perkembangan kinerja individu. IKI akan dievaluasi oleh manajer dari tiap

satuan kerja setiap tahunnya, hasil dari IKI yang merupakan raport dari

pegawai BI.

Adapun berdasarkan ketentuan dari BPK yang dapat diadopsi dari

Ketentuan BI mengenai IKI harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. IKI hendaknya lebih detail dengan mencantumkan prosentase:

a. Jam kerja

b. Penggunaan perangkat/fasilitas kantor

c. Biaya rata-rata penggunaan/perawatan fasilitas kantor

diantaranya mobil dinas

d. Biaya rata-rata kunjungan atau tugas dinas luar pegawai

e. Biaya rata-rata yang dihabiskan untuk tunjangan kesehatan

f. Waktu rata-rata yang dipakai untuk menyelesaikan tugas

2. Pegawai memahami sepenuhnya profil dan struktur keorganisasian

BPK

3. IKI dapat diakses masyarakat luas dengan tetap mempertimbangkan

aspek etika;

4. Penyajian IKI dalam bentuk uraian dan analisis keuangan perlu

disederhanakan sehingga nampak jelas, hasilnya selama ini.

Page 53: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

38

Sekilas mengenai tugas dan kewenangan dari pelaksana BPK yang

terkait dengan akuntabilitas individu, antara lain:

Tabel 3 Tugas dan Kewenangan Pelaksana BPK

No. Pimpinan BPK Bidang Tugas Pembinaan

1. Ketua merangkap Anggota

Kelembagaan BPK

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara secara umum

Hubungan Kelembagaan Dalam Negeri dan Luar Negeri

2. Wakil Ketua merangkap Anggota

Pelaksanaan Tugas Penunjang dan Sekretaris Jenderal

Penanganan Kerugian Negara.

3. Anggota I

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan.

4. Anggota II

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Bidang Perekonomian dan Perencanaan Pembangunan Nasional

Pemeriksaan Investigatif

5. Anggota III

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Bidang Lembaga Negara, Kesejahteraan Rakyat, Kesekretariatan Negara, Aparatur Negara, Riset dan Teknologi

6. Anggota IV

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Bidang Lingkungan Hidup, Pengelola Sumber Daya Alam, dan Infrastruktur.

7. Anggota V

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Daerah dan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada Wilayah I (Sumatera dan Jawa)

Page 54: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

39

8. Anggota VI

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Daerah dan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada Wilayah II (Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua)

9. Anggota VII

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Bidang Keuangan negara yang dipisahkan

b. Mekanisme penyajian akuntabilitas Nasional

Mekanisme penyajian akuntabilitas nasonal tingkat individu di

lembaga auditif sesuai dengan stakeholders dan share holder yang terkait

adalah: Pimpinan, profesional yaitu para pelaku dan ahli bidang auditif, politik

yaitu DPR pada tingkat gubernur dan eselon 1 dan publik masyarakat

pengguna uang dan pengguna jasa perbankan.

Mekanisme penyajian akuntabilitas yang bentuknya adalah laporan

dapat diakukan melalui 3 cara, yaitu:

a. Penyerahan laporan (submission)

b. Pertemuan

c. Siaran pers atau dialog Media massa

Kegiatan yang terkait dengan mekanisme ini didokumentasikan

secara tertulis agar menjadi sistematika yang dapat dikembangkan

dikemudian hari. Pola pencatatan terhadap mekanisme ini dapat dibuat

seperti pada lampiran 3.

Kegiatan penyerahan laporan dilakukan kepada pimpinan melalui

mekanisme yang ditentukan oleh pimpinan lembaga auditif. Kegiatan

pertemuan dapat dilakukan dalam bentuk diskusi khusus atau ikut serta

dalam pertemuan laporan tahunan bank Indonesia yang telah biasa dilakukan

atau pertemuan lain yang mengundang stakeholders dari berbagai kalangan.

Disamping itu juga dapat dilakukan dalam pertemuan yang lebih tematik,

Page 55: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

40

seperti pertemuan khusus dengan DPR, DPD, MPR, Pemerintah, Akademisi,

LSM dan sebagainya. Dalam pertemuan ini BPK menyampaikan laporan

akuntabilitasnya dan selanjutnya mengundang peserta untuk memberikan

respon dan komentar untuk dicatat sebagai umpan balik. Sedangkan untuk

siaran pers atau dialog di Media Massa dilakukan dengan menyajikan

informasi yang lebih singkat dan dengan menggunakan bahasa yang

komuikatif dengan tetap bersumber dari laporan akuntabilitas yang telah

disusun. Hal yang penting diperhatikan adalah kemampuan juru atau

pembicara dalam forum media massa tersebut dan juga setting acara atau

framming yang dikembangkan.

Dalam kegiatan pertemuan maupun jumpa pers atau dialog di media,

maka yang pelu dipersiapkan adalah rundown acara dan juru bicara serta

pilihan isu strategis yang dibutuhkan oleh publik. Dalam beberapa hal, detail

dan teknis kurang diperlukan dalam penyampain seperti ini.

c. Pembiayaan dan sarana prasarana

Dalam pelaksanaan penyajian akuntabilitas nasional tngkat individu di

Lembaga Auditif, maka dukungan pembiayaan serta sarana prasarana serta

SDM sangat menentukan keberhasilan dari penyelenggaraan akuntabilitas.

Oleh karena itu, maka diperlukan alokasi khusus yang ditetapkan dalam

perencanaan akuntabilitas nasional dan dialokasikan pada saat pelaksanaan.

3. Pemanfaatan Umpan Balik

Sebagaimana halnya pada akuntabilitas lembaga, pemanfaatan

umpan balik merupakan rangkaian penting dari kegiatan akuntabilitas.

Tahapan ini dilakukan setelah atau pada proses penyampaian akuntabilitas

kepada pimpinan dan stakeholders yang disertai dengan adanya umpan balik

berupa 3 kemungkinan:

a. Adanya pertanyaan-pertanyaan yang kurang mendapatkan penjelasan

secara memuaskan dari dokumen akuntabilitas yang telah disusun

atau dari penjelelasan narasumber;

Page 56: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

41

b. Adanya sanggahan atau penolakan terhadap data serta kesimpulan

yang telah disajikan dalam laporan akuntabilitas karena adanya data

lain yang dimiliki oleh pihak lain;

c. Adanya dukungan dan penguatan terhadap data serta kesimpulan

yang telah disajikan dalam laporan akuntabilitas.

Ketiga kemungkinan umpan balik tersebut perlu didokumentasi dan

digunakan sebagai data untuk dianalisis akurasi dan kemanfaatanya.

Identifikasi ini dapat disusun dalam lampiran 10.

Pemanfaatan umpan balik dilakukan dengan tujuan untuk 3 alasan,

yaitu:

a. Untuk bahan/data bagi evaluasi sistem akuntabilitas nasional yang

dikembangkan di Lembaga Auditif;

b. Untuk perbaikan dan respon cepat (quick respon) atas ketidak puasan

dan ketidak percayaan terhadap laporan akuntabilitas atau penyajian

akuntabilitas, sedemikian rupa sehingga ketidak puasan dan ketidak

percayaan dapat segera di perbaiki (quick recovery);

c. Untuk memberikan kepastian akan akurasi data, analisis dan

kesimpulan atas laporan akuntabilitas nasional yang telah disusun dan

memberikan kemungkinan untuk perbaikan atau pemberian catatan

dalam laporan akuntabilitas nasional dan pelaksanaan jabatan

selanjutnya.

4. Pengukuran Akuntabilitas Nasional Bidang Auditif

Pengukuran Akuntabilitas Nasional bidang auditif pada dasarnya

adalah memastikan bahwa lembaga Auditif memang dapat diperhitungkan

kinerjanya. Hal ini terkait erat dengan pernyataan akuntabilitas (accountability

statement) yang sudah disampaikan dalam perencanaan akuntabilitas

dengan ukuran indikator dan hasil pengukuran yang sesuai dengan standar

profesional, adminsitrasi dan hukum yang berlaku. Oleh karena itu, hasil

pengukuran akuntabilitas nasional hanya mencakup 3 hal, yaitu:

Page 57: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

42

a. Akuntabel;

b. Akuntabel dengan catatan;

c. Tidak akuntabel (atau tidak dapat diukur / tidak diterima pengukurannya).

Untuk melakukan pengukuran maka diperlukan pembuatan form

umpan balik yang berisi tanggapan dan penilain stakeholders mencakup 3 hal

yang dimuat dalam laporan akuntabilitas nasional, yaitu:

a. Penilaian terhadap capaian kinerja mikro dan makro;

b. Penilaian terhadap ketepatan penggunaan indikator;

c. Penilaian terhadap akurasi data;

d. Penilaian terhadap pelaksanaan (Mekanisme yang dilaksanakan)

akuntabilitas.

Contoh untuk Form penilaian ini disajikan dalam lampiran 13.

Untuk cara penghitungan ditetapkan dengan menggunakan

pembobotan pemangku kepentingan, hal ini mengingat bahwa substansi

dalam akuntabilitas nasional lembaga auditif lebih berbasis pada standar

profesional kemudian dilanjutkan standar administrasi dan hukum serta yang

lain (politik). Maka penilaian pemangku kepentingan yang berasal dari

kalangan profesional akan mendapatkan penilaian yang lebih besar dari yang

lain. Hasil perhitungan dari penilaian pemangku kepentingan dan skor akan di

total dan dikatagorisasi menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu: Akuntabel, Akuntabel

Dengan Catatan dan Tidak Akuntabel. Form perhitungan ini disajikan dalam

lampiran 14.

Page 58: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

43

BAB III

PENUTUP

Laporan Akuntabilitas nasional lembaga auditif merupakan wujud

transparansi dan tanggung jawab lembaga auditif secara keseluruhan dalam

melaksanakan berbagai kewajiban pembangunannya. Sebagaimana

disebutkan di awal buku ini, bahwa pelaksanaan akuntabilitas nasional pada

dasarnya adalah juga upaya untuk melakukan penataan keseluruhan lembaga

negara sedemikian rupa sehingga memiliki tatakelola yang baik (good

governance). Oleh karena itu, buku instrumen akuntabilitas nasional ini,

adalah juga salah satu dari upaya tersebut.

Buku ini telah disusun untuk menjadi referensi lembaga auditif

maupun pejabat di dalamnya agar dapat melaksanakan akuntabilitas

nasional. Namun demikian, buku baru akan dapat memiliki manfaat bila

komitmen terhadap akuntabilitas nasional telah dikembangkan dan dilakukan

dengan benar baik dari segi perencanaan, mekanisme maupun pemanfaatan

umpan balik. Semoga demi perbaikan bangsa dan negara, buku ini dapat

menjadi pijakan untuk membangun akuntabilitas nasional di bidang auditif

(pemeriksa).

Page 59: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

44

Page 60: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

45

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Barker, R.S. 2000.”Government Accountability and Its Limits”, Electronic Journals of Departement of State, Volume 5 Number 2.

Esman, J.M. 1995. Management of Development : Perspective and Strategies, Kumairan Press, Inc.

Etzioni, S. 1975. “Administrative Accountability” dalam Public Administration Review (PAR), Number 35, May/June.

Fernada, D. 2002. “Sistem Perencanaan dan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah” Journal Desentralisasi Volume 1 Nomor 1, Pusat Kajian Kinerja Otonomi Daerah, LAN, Jakarta.

Heady, F. 1995. Public Administration : A Comparative Perspective, 5 th, ed. New York : Marcel Decker Inc.

Jabbra, J. G. dan Dwidevi, O. P. 1989. Public Service Accountability, Connecticut : Kumairan Press, Inc.

Lembaga Administrasi Negara RI. 2000. Akuntabilitas dan Good Governance, Modul Sosialisasi Sistem AKIP, Jakarta.

------------------------------------------, 2004. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Negara, Perum Percetakan Negara RI, Jakarta.

Mertins, Jr., H. (ed.). 1979. Professional Standars and Ethics. Washington, D.C. : ASPA Publisher.

UNDP. 1997. Reconceptualising Governance, Discussion Paper 2, New York.

Whittaker, J.B. 1995.The Government Performance and Result Act of 1993, : A Mandate For Strategic Planning And Performance Measurement, Educational service institute, Arlington, Virginia.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar 1945.

Ketetapan Majelis Permusyaratan Rakyat Nomor XI/MPR/1998 Tentang Penyelenggara Negara Yang Bebas Dari Korupsi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

Page 61: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

46

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara yang bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaraan Negara.

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Perubahan atas UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, Tentang Perubahan Atas Undang-

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan Negara.

Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000, Tentang Tata Cara Pertanggungjawaban dan Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001, Tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007, Tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi LPPD kepada Masyarakat.

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Keputusan Kepala LAN No. 589/IX/6/Y/1999 Tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan AKIP.

Keputusan Kepala LAN No. 239/IX/6/Y/2003 Tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan AKIP.

Page 62: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

47

LAMPIRAN 1 Isi Dokumen Perencanaan Akuntabilitas Nasional Tingkat Lembaga

Halaman Halaman judul Kata Pengantar Daftar isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Istilah penting Bab I Pendahuluan a. Diskripsi tugas pokok dan fungsi serta

prioritas program dan keberhasilan yang ditetapkan

b. Tujuan dan Manfaat c. Dasar hukum Bab II Evaluasi akuntabilitas nasional lembaga Pemeriksa

Keuangan (BPK) tahun sebelumya

Bab III Ukuran dan pengukuran kinerja Lembaga Pemeriksa a. Indikator kinerja IKU dan IKK yang akan

disajikan

b. Indikator keberhasilan pelaksanaan program, kegiatan (Output, Outcome, dan Dampak) dan ketepatan sasaran

c. Indikator keberhasilan penggunaan anggaran Bab IV Rencana Pelaksanaan a. Rencana Bentuk akuntabilitas b. Rencana Mekanisme c. Jadwal kegiatan d. Organisasi Pelaksana e. Pembiayaan dan sarana prasarana Bab V Pembahasan a. Mekansime penerimaan umpan balik b. Rencana pemanfaatan umpan balik c. Bab Vi Penutup Lampiran (bila ada)

Page 63: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

48

LAMPIRAN 2 Resume Perencanaan Akuntabilitas Nasional Tingkat Lembaga

No Tugas pokok fungsi dan Indikator

keberhasilan

Satuan pengukuran

Rencana capaian kinerja

Standar capaian

Cara memahami

capaian kinerja

Umpan Balik

1

2

3

Dan seterusnya

Page 64: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

49

LAMPIRAN 3 Isi Laporan dokumen Akuntabilitas Nasional Lembaga

Halaman Halaman judul Kata Pengantar Daftar isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Istilah penting Bab I Pendahuluan a. Diskripsi tugas pokok dan fungsi serta prioritas

program dan keberhasilan yang ditetapkan

b. Tujuan dan Manfaat c. Dasar hukum Bab III Ukuran dan pengukuran kinerja Lembaga Pemeriksa

Keuangan

a. Kinerja Lembaga Auditif berdasarkan Indikator kinerja IKU dan IKK

b. Capaian pelaksanaan program, kegiatan (Output, Outcome, dan Dampak) dan ketepatan sasaran

c. Capaian penggunaan anggaran d. Standart pengukuran dan cara memahami hasil

pengukuran

Bab IV Hasil capaian a. Capaian kinerja lembaga berdasarkan Iku dan

IKK serta kaitan indikator makro

b. Capaian pelaksanaan program, kegaitan dan ketepatan ssaran

c. Capaian penggunaan anggaran d. Permasalahan yang dihadapi f. Peluang dan pengembangan yang perlu

dilakukan

Bab VI Penutup Lampiran (bila ada)

Page 65: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

50

LAMPIRAN 4 Alur Kegiatan Mekansime pelaksanaan Akuntabilitas Nasional

Mekanisme stakeholders Lokasi Waktu/

jadwal

Desain

acara

Penanggung

jawab

Pertemuan

Nasional di

Daerah di

Siaran Pers

Nasional di

Daerah di

Leaflet,

poster

Nasional di

Daerah di

Page 66: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

51

LAMPIRAN 5 Catatan Feedback dan Langkah Pemanfaatan Akuntabilitas Nasional

Tingkat Lembaga

Bidang umpan balik

Sumber umpan balik

Isi

Catatan signifikansi isi umpan

balik

Tindak lanjut

perbaikan

Tindak lanjut pada organisasi

ke

Bentuk laporan

Data capaian

Penyajian data

Analisis

Kesimpulan

Implikasi

Pelaksanaan

Kepanitiaan

Desain acara

Dll

Page 67: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

52

LAMPIRAN 6 Penilaian Pemangku kepentingan bidang Lembaga Auditif

Komponen

Akuntabilitas

Nasional

Profesional Moral Hukum Administrasi

Nilai* Nilai x

50

(bobot)

Nilai Nilai x

20

(bobot)

Nilai Nilai x

20

(bobot)

Nilai Nilai x

10

(bobot)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Indikator

mikro

Pemeriksaan

Indikator

makro

Pemeriksaan

Capaian

perencanaan

pelaksanana

kegiatan

tahunan

Capaian

penggunaan

anggaran

Tatakelola:

Perencanaan

Pelaksanaan

Umpan Balik

(kolom genap untuk nilai 2,4,6,,8,) *. Nilai diisi dengan pemberian score 1 bila

dinilai tidak tepat; 2 bila dinilai kurang tepat karena ada catatan dan 3 bila

dinilai tepat

(kolom ganjil 3,5,7,9) Kolon nilai x bobot adala nilai dikalikan besar masing-

masing bobot

Page 68: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

53

LAMPIRAN 7 Penghitungan Akuntabilitas Nasional Lembaga Pemeriksa

Komponen Akuntabilitas

Nasional

Bobot

Total Skor *

Nilai total

(bobot x total skore)

1 2 3 4

Indikator mikro pemeriksa 25

Indikator makro Pemeriksaan 30

Capaian perencanaan

pelaksanana kegiatan tahunan

15

Capaian penggunaan

anggaran

15

Perencanaan 5

Pelaksanaan 5

Umpan Balik 5

TOTAL

*. Total skor diambil dari total pejumlahan kolom ganjil (3,5,7,9) dari tabel 6.

Total nilai di reklasifikasi untuk pembagian 3 kelas menjadi Akuntabel,

akuntable dengan catatan dan tidak akuntabel

Page 69: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

54

LAMPIRAN 8 Isi Dokumen Perencanaan Akuntabilitas Nasional Tingkat Individu

Halaman Halaman judul Kata Pengantar Daftar isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Istilah penting Bab I Pendahuluan a. Diskripsi tugas pokok dan fungsi serta prioritas

program dan keberhasilan yang ditetapkan

b. Tujuan dan Manfaat c. Dasar hukum Bab II Evaluasi akuntabilitas nasional individu tahun

sebelumya

Bab III Ukuran dan pengukuran kinerja a. Indikator kinerja IKU dan IKK yang akan

disajikan

b. Indikator keberhasilan pelaksanaan program, kegiatan (Output, Outcome, dan Dampak) dan ketepatan sasaran

c. Indikator keberhasilan penggunaan anggaran Bab IV Rencana Pelaksanaan a. Rencana Bentuk akuntabilitas b. Rencana Mekanisme c. Jadwal kegiatan d. Organisasi Pelaksana e. Pembiayaan dan sarana prasarana Bab V Pembahasan a. Mekansime penerimaan umpan balik b. Rencana pemanfaatan umpan balik Bab VI Penutup Lampiran (bila ada)

Page 70: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

55

LAMPIRAN 9 Resume Perencanaan Akuntabilitas Nasional Tingkat Individu

No Tugas pokok

fungsi dan Indikator

keberhasilan

Satuan pengukuran

Rencana capaian kinerja

Standart capaian

Cara memahami

capaian kinerja

Umpan Balik

1

2

3

Dan seterusnya

Page 71: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

56

LAMPIRAN 10 Isi Laporan Dokumen Akuntabilitas Nasional Tingkat Individu

Halaman Halaman judul Kata Pengantar Daftar isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Istilah penting Bab I Pendahuluan a. Diskripsi tugas pokok dan fungsi serta prioritas

program dan keberhasilan yang ditetapkan

b. Tujuan dan Manfaat c. Dasar hukum Bab III Ukuran dan pengukuran kinerja a. Kinerja Lembaga Auditif berdasarkan Indikator

kinerja IKU dan IKK

b. Capaian pelaksanaan program, kegiatan (Output, Outcome, dan Dampak) dan ketepatan sasaran

c. Standart pengukuran dan cara memahami hasil pengukuran

Bab IV Hasil capaian a. Capaian kinerja lembaga berdasarkan Iku dan

IKK serta kaitan indikator lembaga

b. Capaian pelaksanaan program, kegaitan dan ketepatan ssaran

c. Permasalahan yang dihadapi d. Peluang dan pengembangan yang perlu

dilakukan

Bab VI Penutup Lampiran (bila ada)

Page 72: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

57

LAMPIRAN 11

Alur Kegiatan Mekansime Pelaksanaan Akuntabilitas Nasional Tingkat

Individu

Mekanisme stakeholders lokasi Waktu/

jadwal

Desain

acara

Penanggung

jawab

Laporan

pimpinan

Nasional di

Daerah di

Siaran

Pers

Nasional di

Daerah di

Leaflet,

poster

Nasional di

Daerah di

Page 73: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

58

LAMPIRAN 12 Catatan Feedback Dan Langkah Pemanfaatan Akuntabilitas Nasional

Tingkat Individu

Bidang umpan balik

Sumber umpan balik

Isi Catatan signifikansi isi umpan

balik

Tindak lanjut

perbaikan

Tindak lanjut pada organisasi

Bentuk

laporan

Data

capaian

Penyajian

data

Analisis

Kesimpulan

Implikasi

Pelaksanaan

Dll

Page 74: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

59

LAMPIRAN 13 Penilaian Pemangku Kepentingan Akuntabilitas Nasional Individual

Komponen

Akuntabilitas

Nasional

Profesional Moral Hukum Atasan

Nilai* Nilai x

50

(bobot)

Nilai Nilai x

20

(bobot)

Nilai Nilai x

20

(bobot)

Nilai Nilai x

10

(bobot)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Indikator

mikro

Indikator

makro

Capaian

perencanaan

pelaksanana

kegiatan

tahunan

Capaian

penggunaan

anggaran

Tatakelola:

Perencanaan

Pelaksanaan

Umpan Balik

(kolom genap untuk nilai 2,4,6,,8,) *. Nilai diisi dengan pemberian score 1 bila

dinilai tidak tepat; 2 bila dinilai kurang tepat karena ada catatan dan 3 bila

dinilai tepat

(kolom ganjil 3,5,7,9) Kolon nilai x bobot adala nilai dikalikan besar masing-

masing bobot

Page 75: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

60

LAMPIRAN 14 Penghitungan Akuntabilitas Nasional Individual

Komponen Akuntabilitas

Nasional

Bobot

Total Skor *

Nilai total (bobot xtotal skore)

1 2 3 4

Indikator mikro 25

Indikator makro 30

Capaian perencanaan

pelaksanana kegiatan tahunan

15

Capaian penggunaan

anggaran

15

Perencanaan 5

Pelaksanaan 5

Umpan Balik 5

TOTAL

*. Total skor diambil dari total pejumlahan kolom ganjil (3,5,7,9) dari tabel 6.

Total nilai di reklasifikasi untuk pembagian 3 kelas menjadi Akuntabel,

akuntable dengan catatan dan tidak akuntabel

Page 76: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

61

SK TIM PELAKSANA

Page 77: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

62

Page 78: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

63

Page 79: INSTRUMEN AKUNTABILITAS NASIONAL BIDANG · PDF fileInstrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi negara 2011 ii INSTRUMEN AKUNTABILITAS

Instrumen Akuntabilitas Nasional Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara

2011

64