Infus

8
Pendidikan Profesi Ners Angkatan XX Program Studi Ilmu Keperawatan-Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 2013 LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMASANGAN INFUS DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD TIDAR MAGELANG Inisial pasien : Tn. M (67 tahun) Diagnosa Medis : Obs. Vomitus No Register : Tanggal tindakan : Kamis, 7 Maret 2013 pukul 13.20 WIB 1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran Diagnosa: Risiko kekurangan volume cairan (00028) DS: Klien mengatakan sudah 2 hari mengalami mual dan muntah >5 kali/hari. Klien mengatakan muntahnya berisi cairan dan sedikit ampas. Klien mengatakan tubuhnya terasa lemas. Klien mengatakan hanya minum 2-3 gelas atau 750 cc/hari karena lidahnya terasa pahit. DO: a. KU klien lemah, kesadaran composmentis b. GCS 15 (E4M6V5) c. TD 140/100 mmHg, Nadi 92 kali/menit, RR 18 kali/menit, T 37,7 o C 1

description

infus

Transcript of Infus

Pendidikan Profesi Ners Angkatan XXProgram Studi Ilmu Keperawatan-Fakultas KedokteranUniversitas Diponegoro2013

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATANPEMASANGAN INFUSDI RUANG INSTALASI GAWAT DARURATRSUD TIDAR MAGELANG

Inisial pasien: Tn. M (67 tahun)Diagnosa Medis: Obs. VomitusNo Register: Tanggal tindakan: Kamis, 7 Maret 2013 pukul 13.20 WIB

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiranDiagnosa: Risiko kekurangan volume cairan (00028)DS: Klien mengatakan sudah 2 hari mengalami mual dan muntah >5 kali/hari.Klien mengatakan muntahnya berisi cairan dan sedikit ampas.Klien mengatakan tubuhnya terasa lemas.Klien mengatakan hanya minum 2-3 gelas atau 750 cc/hari karena lidahnya terasa pahit.DO:a. KU klien lemah, kesadaran composmentisb. GCS 15 (E4M6V5)c. TD 140/100 mmHg, Nadi 92 kali/menit, RR 18 kali/menit, T 37,7oCd. Klien tampak pucat, akral teraba hangat.

2. Dasar Pemikiran:Vomitus atau muntah adalah suatu proses mengeluarkan isi lambung secara paksa melalui relaksasi otot/ sphincter esophagus bagian dan terbukanya mulut atau semburan dengan paksa isi lambung melalui lambung. Vomitus merupakan proses yang alamiah untuk mengeluarkan sesuatu yang dianggap kurang baik bagi tubuh kita. Makanan atau minuman yang tidak sesuai dengan kondisi badan sseorang, maka ia secara refleks ia akan mengeluarkannya dari pintu depan ( mulut ) berupa muntah atau melalui pintu belakang ( dubur, anus ). Pemasangan infus ini dilakukan terutama untuk mencegah terjadinya kekuarangan volume cairan pada Tn.M yang disebabkan oleh vomitus.

3. Tindakan Keperawatan yang DilakukanTindakan keperawatan yang dilakukan adalah pemasangan infus dengan cairan RL (500cc) dengan kecepatan 30 tetes/menit.

4. Prinsip Tindakan yang DilakukanPrinsip yang perlu diperhatikan adalah:a. Bersihb. Tindakan dilakukan secara tepat dan benarc. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi d. Prosedur pemasangan infus:1) Persiapan alata. Sarung Tangan (Handscoon) 1 pasangb. Selang Infuse (infus set)c. Cairan Parenteral sesuai kebutuhand. Abocath (sesuai ukuran)e. Kapas Alcoholf. Torniquetg. Perlak dan Pengalash. Bengkok 1 buahi. Plester / Hypafixj. Kasa Sterilk. Bethadinel. Gunting 2) Prosedur tindakana. Mencuci tanganb. Menjelaskan tindakan kepada pasien dan meminta persetujuanc. Menjaga privasi pasien (menutup sampiran, jendela, pintu dll)d. Memakai hadscounde. Membuka infus set, menggeser klem 10 cm dari ruang tetesan dan klem selang infusf. Menghubungkan infus set dengan botol cairan infus dan gantungg. Mengisi ruang tetesan hingga setengah dan alirkan cairan ke selang infus agar udara keluar dari selang.h. Memilih vena yang akan ditusuki. pasang pengalasj. siapkan plasterk. bendung vena dengan tourniquetl. disinfeksi dareah penusukan dengan kapas akloholm. tusukkan abocath ke dalam vena dengan lubang jarum mengahdap ke atas hinnga 1/4 bagian jarum. jiaka darah keluar pada indukator, teruskan tusukan seluruh bagian catheter sambil melepaskan jarum dan sambungkan selang infusn. buka tourniquet dan klem infus dan lihat kelancaran tetesan. Bila tetesan lancar, fiksasi dengan plaster.o. letakkan kasa yang sudah diolesi betadin pada vena yang ditusuk dan plasterp. amankan selang infus dengan plasterq. atur tetesan infus sesuai kebutuhanr. ambil pengalass. kembalikan posisi pasien yang nyamant. rapikan alat dan buka handscountu. evaluasi tindakanv. cuci tangan5. Analisa Tindakan KeperawatanPemasangan infus pada Tn. M (67 tahun) bertujuan untuk mencegah kekurangan volume cairan dalam tubuh yang disebabkan oleh vomitus karena klien masuk ke IGD dengan KU lemah, kesadaran composmentis, TD 140/100 mmHg, Nadi 92 kali/menit, RR 18 kali/menit, dan T 37,7oC, klien tampak pucat dan teraba hangat yang merupakan manifestasi klinik dari dehidrasi. Pemberian cairan infus dapat berfungsi sebagai rehidrasi agar kebutuhan cairan tubuh tercukupi.

6. Bahaya yang dapat terjadia. Bahaya yang dapat terjadi jika tindakan tidak dilakukan:Tindakan pemasangan infus pada Tn.M dilakukan untuk mencegah terjadinya kekurangan volume cairan yang disebabkan oleh vomitus. Jika tidak dilakukan pemasangan infus maka klien dapat mengalami kekurangan cairan dalam tubuh, dehidrasi dan jika terus berlanjut dapat menyebabkan syok hipovolemik yang mengancam jiwa.b. Efek samping tindakan: Pemasangan infus yang tidak tepat dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah vena dan terjadi trombosis. Tetesan infus yang tidak terkontrol dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut yaitu jika tetesan infus melebihi dosis dapat menyebabkan kelebihan volume cairan dan edema pada tubuh, sedangkan jika tetesan infus kurang dari dosis maka dapat menyebabkan kekurangan volume cairan dan dehidrasi yang jika terus berlanjut berdampak pada syok hipovolemik.

7. Hasil yang Didapat dan MaknanyaS: Klien mengatakan lemasnya sudah berkurang. Klien mengatakan akan mencoba minum sedikit tapi sering. Klien melaporkan sudah tidak terasa mual dan ingin muntah.O: a. KU klien cukup, kesadaran composmentisb. GCS 15 (E4M6V5)c. TD 140/90 mmHg, Nadi 78 kali/menit, RR 22 kali/menit, T 37,2oCd. Klien tidak tampak pucat, akral teraba hangat.

8. Tindakan Keperawatan Lain untuk Mengatasi Diagnosa Keperawatan Diatasa. Mandiri:1) Observasi KU dan TTV klien secara periodikb. Kolaboratif1) Kolaborasi pemberian terapi antiemetic : Ranitidine per IV

9. KepustakaanBrunner & Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8. Jakarta: EGC.Kusyati, Eni dkk. 2003. Keterampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar. Semarang:Kilat Press.

10. Evaluasi DiriProses pemasangan infus dilakukan secara mandiri dengan lancar mulai persiapan alat hingga evaluasi. Monitoring tetesan infus terus dilakukan untuk menjaga input cairan yang masuk agar tetap sesuai dengan kebutuhan klien. Semarang,Maret 2013

Pembimbing klinik,Mahasiswa,

Rizki Cintya DewiNIP. NIM. 220201122100175