INFOBPJS · Makna kebersamaan ini pula yang kemudian diangkat oleh Stephen R. Covey bersama ......

24
INFOBPJS MEDIA EKSTERNAL BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017 Kesehatan BPJS KESEHATAN DORONG GOTONG ROYONG BESAR PENTINGNYA PERAN KADER UNTUK SUKSESKAN PROGRAM JKN-KIS

Transcript of INFOBPJS · Makna kebersamaan ini pula yang kemudian diangkat oleh Stephen R. Covey bersama ......

INFOBPJSMEDIA EKSTERNAL BPJS KESEHATANEDISI 53 TAHUN 2017 Kesehatan

BPJS KESEHATAN DORONG GOTONG ROYONG BESAR

PENTINGNYAPERAN KADERUNTUK SUKSESKAN PROGRAM JKN-KIS

CEOMessage

Direktur Utama Fachmi Idris

Dalam kehidupan nyata, rekor proyek pembangunan tercepat dipegang oleh Broad Sustainable Building di Tiongkok yang telah membangun gedung pencakar langit setinggi 57 lantai dalam waktu hanya 19 hari. Gedung seluas 2 juta meter persegi itu merupakan salah satu bagian dari proyek Mini Sky City di Changsha, Provinsi Hunan, Tiongkok. Gedung yang dibangun oleh 1200 pekerja ini memiliki 19 atrium dengan ketinggian masing-masing 10 meter, perkantoran berkapasitas 4 ribu orang, dan 800 apartemen. Broad Sustainable Building mengklaim bahwa teknologi yang mereka gunakan untuk pembangunan gedung tersebut merupakan inovasi yang sangat besar dalam sejarah kemajuan peradaban manusia. Selain cepat, proyek pembangunannya juga ramah lingkungan.

Membaca kedua kisah di atas, baik yang berupa mitos atau pun realita kecanggihan teknologi dunia, kita dapati bahwa konstruksi raksasa bukan tidak mungkin dibangun dalam satu malam atau pun dalam hitungan penjumlahan jari-jari yang dimiliki manusia. Artinya, bila dikerjakan secara bersama-sama sesuai dengan keahlian dibidangnya, proyek terbesar pun dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Hal yang perlu kita cermati adalah nyatanya kita tidak pernah mendengar, baik berupa mitos ataupun dalam kehidupan modern saat ini, ada bangunan fenomenal yang berhasil diciptakan dan dibangun seorang diri. Artinya pekerjaan luar biasa bisa cepat asal dikerjakan bersama, tetapi belum ditemukan bisa dilakukan seorang sendiri meskipun secara lambat.

Makna kebersamaan ini pula yang kemudian diangkat oleh Stephen R. Covey bersama Jennifer Colosimo dalam bukunya Great Work Great Career. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa, “Anda tidak akan bisa mencapai sesuatu yang benar-benar bermakna sendirian, setidaknya di dunia pekerjaan. Ini adalah prinsip alami kehidupan.”

Di tahun 1960-an, ketika seorang psikolog bernama Bob Taylor di Lembaga Penilitian dan Teknologi Mutakhir milik Pemerintah AS merasa terganggu karena harus menggunakan ketiga komputernya untuk melakukan tiga jenis pekerjaan yang berbeda, ia berpikir bagaimana caranya jika ketiga komputer tersebut dapat saling berkomunikasi dan berkirim pesan sehingga memudahkan pekerjaannya. Kemudian dikumpulkannya beberapa ilmuwan untuk mewujudkan mimpi tersebut. Ada Larry Roberts insinyur komputer yang dipekerjakan Pentagon untuk mulai mengkaji protokol dan mekanisme pengiriman pesan. Hadir pula Doug Engelbart penemu mouse untuk melakukan bahasa pemprograman. Ada Ivan Sutherland ahli grafik komputer yang berusaha mengirimkan pesan bukan hanya berupa teks namun juga berupa gambar ke komputer lain. Lalu ada Paul Barand dengan paket switching-nya. Semua bekerja bersama. Sehingga kemudian pada tahun 1969, lahirlah pesan e-mail pertama yang berhasil dikirim ke beberapa komputer.

Masih menurut Covey, begitulah keajaiban revolusi dalam era kehidupan pekerjaan manusia. Jika dalam era pertanian, petani bisa memberi makan untuk diri dan seratus orang lain. Maka dalam era industri, tersedia hasil industri untuk seribu orang lainnya. Dan lebih dasyat lagi ketika era pengetahuan lahir. Orang-orang bertukar informasi dan bekerja bersama dalam berbagai bidang ilmu yang berbeda membuat berbagai inovasi yang mengubah secara fenomenal cara hidup jutaan manusia.

Inilah kenyataan bahwa Anda tidak bisa mencapai sesuatu yang benar-benar bermakna sendirian. Tidak ada karir hebat yang dibangun di atas kepentingan pribadi dan atas upaya alone single fighter. Komunitas yang dibangun berdasarkan keterikatan kepentingan telah terbukti memberikan hasil yang tidak saja membuat manusia senantiasa memperbaharui peradaban dan sejarah kehidupannya, tetapi juga memunculkan kepuasan dan eksistensi tertingginya sebagai manusia. Sehingga setelah ini, kita mungkin bisa percaya akan cerita candi yang dibangun dalam satu malam, namun kita tidak bisa meyakini jika ada kisah baru tentang sebuah candi yang dibangun sendirian.

Dalam cerita kuno masyarakat Indonesia, khususnya pada suku Jawa,

sangat terkenal kisah candi yang dibangun dalam satu malam yaitu

Candi Prambanan dan Candi Sewu yang letaknya berdekatan. Diceritakan dalam kisah mitologi tersebut bahwa

Bandung Bondowoso demi meminang Roro Jonggrang mengerahkan bala

tentara jin untuk membangun 1000 candi dalam satu malam.

Membangun Candi Satu Malam

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS KESEHATAN :Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat

Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940

PENGARAH

Fachmi Idris

PENANGGUNG JAWABMira Anggraini

PIMPINAN UMUM

Afrizayanti

PIMPINAN REDAKSI

Nopi Hidayat

SEKRETARIS

Rini Rahmitasari

SEKRETARIAT Ni Kadek M.Devi Eko Yulianto

Paramita Suciani

REDAKTURElsa NoveliaAri Dwi AryaniBudi SetiawanDwi SuriniTati Haryati DenawatiAngga FirdauzieJuliana RamdhaniDiah IsmawardaniRanggi Larissa Izzati

Darusman Tohir

DISTRIBUSI & PERCETAKAN Erry Endri Anton Tri WibowoAkhmad TasyrifanArsyad Didik Darmadi

Ramadhona A Lakoni

Salam Redaksi

BINCANG

5

14

16

17181920

DAFTAR ISI

126

10

Benefit - Obat Hepatitis Dijamin BPJS Kesehatan

Sehat & Gaya Hidup - Mengenal Penyakit GERD

Pembaca Setia Media Info BPJS Kesehatan,

Salah satu strategi untuk mencapai cakupan kesehatan semesta 2019, meningkatkan kolektabilitas iuran, dan sosialisasi program JKN-KIS kepada masyarakat.Selain itu jumlah peserta JKN-KIS saat ini sekitar 179 juta jiwa, butuh kerja keras untuk menambah jumlah peserta agar mampu mencapai target Universal Health Coverage (UHC). Dengan keterbatasan yang ada BPJS Kesehatan berupaya mencari solusi guna memecah tantangan tersebut.

Salah satu strategi yang digunakan sejak Oktober 2016 yaitu melibatkan masyarakat melalui program kader JKN-KIS. Seperti apa gambaran program Kader JKN ini sepenuhnya akan dibahas dalam rubrik FOKUS.

Selain itu, Untuk mencapai cakupan jaminan kesehatan semesta, diperlukan sinergi yang kokoh antara BPJS Kesehatan dengan segenap pihak termasuk salah satunya tokoh-tokoh menginspirasi masyarakat khususnya dalam hal menyuarakan pentingnya program JKN-KIS. Redaksi Media Info BPJS Kesehatan berhasil menemui salah satu jurnalis yang juga merupakan salah presenter terkenal di Indonesia yaitu Andi F Noya, seperti apa pandangannya terhadap program JKN-KIS semuanya akan dibahas dalam rubrik BINCANG.

Seiring dengan penerbitan Info BPJS Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan tanggapan atas terbitnya media ini. Kami pun terus berupaya dalam memberikan informasi yang baik, akurat dan diharapkan kehadiran media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif bagi BPJS Kesehatan dan seluruh stakeholder. Selamat beraktivitas.

Redaksi

Lebih Dekat Melalui Kader JKN

Kilas & Peristiwa - BPJS Kesehatan Bentuk Lembaga Sertifikasi Profesi BPJS KesehatanFokus - Pentingnya Peran Kader Untuk Sukseskan Program JKN-KIS

Program Ini Mengenalkan Kembali Semangat Gotong Royong

Dukungan sejumlah pihak agar program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) bisa terus berputar sekaligus ditingkatkan mutunya,

ANDI F. NOYA

Inspirasi - Rohani, Berjuang Demi Ibu Hamil dan Melahirkan

Testimoni - Kader JKN-KIS Tingkatkan Kepatuhan Peserta Bayar Iuran

Pelanggan - Kanal Pengaduan Dibuka Demi Kepuasan Peserta

Recharge - Terapi Tertawa untuk Hidup Lebih Sehat dan Bahagia

Persepsi - Kondisi Gawat Darurat Ada Kriterianya

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 53 TAHUN 2017

JAKARTAKILAS & PERISTIWA 5KILAS & PERISTIWA

BPJS kesehatan mendapatkan Juara II Lomba Kearsipan untuk kategori Lembaga Pemerintah Non Kementerian pada Malam Penganugerahan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Award 2017. Penghargan diterima langsung oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris dan diserahkan oleh Asman Abnur Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) dan Kepala ANRI Mustari Irawan di Jakarta (17/08). Penghargaan ini telah diraih BPJS Kesehatan selama 2 tahun berturut-turut.

Lomba unit kearsipan ini dilakukan dalam rangka menjamin terwujudnya penyelenggaraan kearsipan dan ketersediaan arsip yang autentik untuk mendorong penguatan peran unit Kearsipan di instansi pemerintah. Harapannya juga tercapai pengelolaan tata kelola organisasi yang baik dalam mendukung kinerja organisasi serta memenuhi layanan informasi publik.

“Dalam pengelolaan organisasi, prinsip Good Governance menjadi pegangan kami, yang salah satu implementasinya adalah melalui pengelolaan arsip yang baik. BPJS Kesehatan sebagai badan hukum publik dalam 3,5 tahun menyelenggarakan Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) mengembangkan inovasi terkait tata kelola kearsipan yang modern, transparan dan mengedepankan kecepatan sistem realtime melalui Arsip Digital,” jelas Diretur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris.

Fachmi berharap dengan penghargaan ini dapat memacu kinerja seluruh Duta BPJS Kesehatan dalam mengelola Program JKN-KIS yang sesuai dengan prinsip tata kelola oganisasi yang baik. Di era keterbukaan informasi saat ini, rasa kepedulian terhadap pengelolaan dokumen dan arsip yang baik serta dibarengi dengan inovasi dalam pelayanan informasi publik menjadi modal dasar sebuah kesuksesan organisasi.

Sesuai dengan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, disebutkan bahwa tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan kompetensi kerja melalui sertifikasi kompetensi kerja yang dibentuk badan nasional sertifikasi profesi yang independen. Untuk itu, BPJS Kesehatan bekerja sama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) mengimplementasikan apa yang dibunyikan pada UU Ketenagakerjaan, dengan memberikan sertifikasi yang diakui secara nasional bagi pegawainya dengan membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi BPJS Kesehatan.

“Guna mengimbangi kebutuhan pegawai yang berkompetensi dan berkinerja unggul, penyiapan sumber daya manusia yang tangguh dan kompeten, maka konsep yang paling tepat adalah melalui pembangunan Lembaga Sertifikasi Profesi BPJS Kesehatan. Lembaga ini diharapkan menjadi pusat pembelajaran Duta BPJS Kesehatan dengan berbagai sarana dan prasarana pendukung yang saling terintegrasi,” ujar Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris saat meresmikan Lembaga Sertifikasi Profesi BPJS Kesehatan di Cisarua, Senin (21/08) lalu. Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Badan Nasional Sertifikasi Profesi, Sumarna F. Abdurahman sekaligus menyerahkan Surat Keputusan Pendirian Lembaga Sertifikasi BPJS Kesehatan.

Dalam kesempatan tersebut, Fachmi menjelaskan, pertimbangan kompetensi SDM merupakan salah satu aset strategis dalam organisasi ini, maka pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi ini diharapkan bisa menjadi wadah bagi para Duta BPJS Kesehatan untuk menguji kompetensi dan memastikan SDM tersebut memiliki kompetensi inti terhadap penciptaan nilai dan keunggulan organisasi.

“Terlebih, BPJS Kesehatan merupakan satu-satunya organisasi di Indonesia yang mengelola jaminan sosial kesehatan, sehingga jarang ditemukan atau bahkan tidak ada institusi lain di Indonesia yang berkompeten sebagai sarana pembelajaran terkait sistem jaminan sosial kesehatan,” ujar Fachmi.

BPJS Kesehatan Juara II Lembaga Pemerintah Non Kementerian dengan Unit Kearsipan Terbaik

BPJS Kesehatan Bentuk Lembaga Sertifikasi Profesi BPJS Kesehatan

BOGOR

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

FOKUSUtama6

Pentingnya Peran Kader Untuk Sukseskan Program JKN-KIS

Waktu menuju cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC) program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) tinggal 2

tahun lagi. Masih banyak tantangan yang dihadapi para pemangku kepentingan untuk meraih target. Perlu upaya upaya yang tidak biasa untuk mencapai target tersebut.

Salah satu persoalan yang dihadapi BPJS Kesehatan yakni mengelola peserta dari sektor informal. Mereka terdaftar sebagai peserta bukan penerima upah (PBPU) dan kita mengetahui bahwa tingkat kolektabilitas PBPU tergolong rendah dibandingkan kategori peserta JKN-KIS lainnya. Tantangan pada sektor informal ini merupakan tantangan yang umum terjadi pada negara lain dalam mencapai UHC, apalagi negara Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat besar di atas 250 juta dan geografis kepulauan.

Dengan keterbatasan yang ada BPJS Kesehatan berupaya mencari solusi guna memecah tantangan tersebut. Salah satu strategi yang digunakan sejak Oktober 2016 yaitu melibatkan masyarakat melalui program kader JKN-KIS. Sedikitnya ada 4 fungsi kader JKN-KIS. Pertama, pengingat dan pengumpul iuran. Kader JKN-KIS mengingatkan peserta binaan untuk rutin membayar iuran setiap bulan. Mengingatkan peserta yang menunggak iuran untuk membayar melalui jaringan resmi yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan atau kepada kader yang sekaligus menjadi agen PPOB. Kader juga memberikan informasi seperti hak dan kewajiban peserta, serta informasi terkini lainnya terkait kepesertaan JKN-KIS.

Kedua, sosialisasi dan edukasi. Kader JKN-KIS melakukan sosialisasi dengan cara berinteraksi dengan masyarakat sekitar, peserta dan calon peserta untuk mengembangkan pemahaman dan pengetahuan tentang JKN-KIS. Pemahaman dan pengetahuan itu meliputi konsep JKN-KIS dan aktivitasnya seperti pendaftaran, mekanisme pembayaran iuran, proses penggunaan dan pemanfaatan.

Salah satu strategi untuk mencapai cakupan kesehatan semesta 2019 adalah melalui peningkatan kolektabilitas iuran, dan sosialisasi program JKN-KIS kepada masyarakat.

Salah satu strategi untuk mencapai cakupan kesehatan semesta 2019 adalah melalui peningkatan kolektabilitas iuran, dan sosialisasi program JKN-KIS kepada masyarakat.

Kantor Cabang Kabanjahe Fauziah Anwar Nasution

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 53 TAHUN 2017

FOKUS 7Ketiga, kepesertaan. Kader JKN-KIS memberi penjelasan dan edukasi proses pendaftaran calon peserta. Membantu peserta mengisi formulir pendaftaran, validasi, melaporkan peserta yang mendaftar ke kantor BPJS Kesehatan terdekat. Informasi yang diberikan kader JKN-KIS mengenai kepesertaan misalnya tentang mutasi kepesertaan, penambahan atau pengurangan anggota keluarga, dan pindah fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama. Keempat, kader JKN-KIS berfungsi memberi informasi dan menerima keluhan peserta.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris, mengatakan partisipasi masyarakat, khususnya melalui program kader JKN-KIS sangat dibutuhkan untuk mendukung suksesnya program JKN-KIS. “Maka BPJS Kesehatan menghadirkan mekanisme baru, dalam hal ini pemberdayaan masyarakat dengan tujuan untuk memperluas kepesertaan dan menemukan metode kolekting yang tepat bagi beragam karakter masyarakat,” katanya beberapa waktu lalu saat menyambangi kader JKN-KIS di desa Jayamulya, Serang Baru, Cikarang.

Bagi Fachmi kader JKN-KIS merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam menyukseskan program JKN-KIS. Dia berharap strategi itu akan mengoptimalkan sosialisasi, edukasi, serta sebagai pengingat dan pengumpul iuran serta pendamping layanan. Tidak semua orang bisa menjadi kader JKN-KIS, ada kriteria yang harus dipenuhi sebagaimana ditentukan BPJS Kesehatan.

Tugas kader JKN-KIS juga menjalankan fungsi pemasaran sosial, tujuannya mengubah perilaku masyarakat untuk mendaftar menjadi peserta JKN dan rutin membayar iuran. Kader JKN-KIS menjalankan tugasnya secara berkala kepada peserta. Kader akan memberi informasi dan edukasi lewat kunjungan sekaligus mengingatkan dan menagih pembayaran iuran.

Mengingatkan Pentingnya Gotong Royong

Boleh jadi kader JKN-KIS disebut juga representasi BPJS Kesehatan yang hadir ke tengah masyarakat karena perannya sangat penting dalam melakukan sosialisasi dan edukasi sampai ke pelosok. Kader JKN-KIS BPJS Kesehatan Cabang Cibinong, Suprapti, mengaku kadang dipanggil sebagai ‘ibu BPJS’ di lingkungannya. Kegiatan rutin yang dilakukannya setiap hari sebagai

kader membuat masyarakat di lingkungan mengenalnya sebagai orang yang sering memberikan informasi dan edukasi mengenai program JKN-KIS.

Perempuan yang sudah menjadi kader JKN-KIS sejak Oktober 2016 itu mengemban tugas untuk mengelola ribuan peserta JKN-KIS yang menunggak iuran. Sewaktu menjadi kader JKN-KIS di kota Bogor, Suprapti mengingat ada 5.600 KK peserta yang harus dia bina. Mengingat jarak antar lokasi peserta berjauhan, dia tidak bisa maksimal mengunjungi peserta.

Awal tahun 2017 Suprapti pindah menjadi kader JKN-KIS BPJS Kesehatan Cabang Cibinong. Di wilayahnya yang baru itu kinerjanya sebagai JKN-KIS mulai meningkat karena dia mengenali daerah tersebut. Alhasil dalam sebulan dia mampu menyambangi sekitar 100 KK. Jumlah peserta yang ditanganinya di Cibinong sekitar 1.104 KK.

Dalam menjalankan perannya sebagai kader JKN-KIS, Suprapti selalu melibatkan pengurus RT setempat. Tak jarang dia juga mengajak kader Posyandu untuk membantu sosialisasi dan edukasi. “Setiap hari saya melakukan kunjungan ke peserta untuk mengingatkan pembayaran iuran, sosialisasi dan edukasi pentingnya program JKN-KIS,” ujarnya.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

8 FOKUS

Selain menjadi kader JKN-KIS Suprapti sekaligus juga sebagai agen PPOB. Hal tersebut memudahkan Suprapti dalam menjalankan tugas sebagai pengingat dan penagih iuran. Peserta binaan juga senang karena mereka tidak perlu keluar rumah untuk membayar iuran JKN-KIS. Setiap bulan dia bisa menerima pembayaran iuran mencapai Rp 7 juta. Besar kecilnya tergantung dari jumlah anggota keluarga peserta yang menunggak iuran.

Setiap mengunjungi peserta binaan, Suprapti menekankan pentingnya membayar iuran secara rutin. Program JKN-KIS bersifat gotong-royong, peserta yang sehat membantu yang sakit melalui iuran yang dibayar. Ketika rutin membayar iuran, peserta tidak perlu khawatir saat sakit karena sudah dijamin oleh JKN-KIS. Adanya penjaminan itu sangat meringankan peserta untuk membiayai risiko kesehatan yang dialaminya.

“Saya selalu mengingatkan peserta binaan untuk rutin membayar iuran karena program ini penting, ketika sakit peserta punya jaminan kesehatan. Program ini sifatnya gotong-royong, sesama peserta saling tolong-menolong lewat iuran,” ucap Suprapti.

Walau selalu mengingatkan peserta untuk patuh membayar iuran dan tunggakan, tapi Suprapti mengaku sedih ketika melihat ada peserta yang kemampuan ekonominya lemah. Saat menjumpai kondisi tersebut Suprapti berkoordinasi dengan kantor cabang BPJS Kesehatan. Jika peserta tersebut punya tunggakan tapi tidak mampu, solusinya beralih dari PBPU ke PBI. Tentunya ada prosedur yang harus dilalui untuk mengubah kategori kepesertaan tersebut.

Menunggak Iuran

Dari pengalamannya mengunjungi peserta binaan, Suprapti mencatat sedikitnya 3 penyebab peserta menunggak iuran. Pertama, peserta mendapat pelayanan

KADER JKN-KIS Suprapti

Kantor Cabang Kabanjahe Fauziah Anwar Nasution

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 53 TAHUN 2017

FOKUS 9

yang kurang memuaskan dari faskes sehingga dia enggan membayar iuran JKN-KIS. Kedua, peserta yang ekonominya lemah tapi mau membayar iuran dengan cara dicicil. Ketiga, sengaja tidak rutin bayar iuran karena tidak dalam kondisi membutuhkan pelayanan kesehatan.

Oleh karena itu Suprapti berharap BPJS Kesehatan bisa mencari solusi bagi peserta yang mampu membayar iuran tapi dengan cara dicicil. Dia juga ingin honor kunjungan yang diterimanya meningkat karena besaran yang ada saat ini yaitu Rp2.500 per kunjungan tidak bisa memenuhi kebutuhan operasional kader. Untuk memudahkan kerja kader diharapkan BPJS Kesehatan membenahi aplikasi yang digunakan khusus untuk kader JKN-KIS. Aplikasi itu sangat memudahkan kader dalam membuat laporan setiap hari sehingga waktu yang digunakan bisa dimaksimalkan untuk mengunjungi peserta.

Tak ketinggalan, Suprapti berharap layanan di faskes dibenahi. Baik dan buruknya pelayanan di faskes mempengaruhi kemauan peserta dalam membayar iuran secara rutin. Kemudian, sosialisasi program JKN-KIS diharapkan terus digulirkan dengan melibatkan aparatur desa mulai dari RT, RW dan kelurahan.

Hal senada disampaikan kader JKN-KIS cabang Bogor, Dini Andrilani, menurutnya program JKN-KIS harus terus disempurnakan agar peserta semakin puas sehingga bisa mendorong untuk rutin membayar iuran. Dari berbagai temuan saat mengunjungi peserta, salah satunya soal adanya keinginan peserta yang ekonominya kurang mampu tapi mau membayar tunggakan iuran secara dicicil.

Untuk memotivasi peserta agar tidak menunggak dan rutin membayar iuran, biasanya Dini menceritakan pengalamannya merasakan manfaat sebagai peserta JKN-KIS. Selain itu menekankan bahwa program ini sifatnya gotong-royong. Seluruh peserta harus rutin membayar iuran agar program JKN-KIS bisa terus berjalan. “Dengan menjadi peserta JKN-KIS dan rutin membayar iuran maka kita sudah membantu banyak peserta yang membutuhkan pelayanan kesehatan,” tukas perempuan yang sudah 4 bulan menjadi kader JKN-KIS itu.

Menjalankan tugas sebagai kader JKN-KIS tidak mudah, Dini mengisahkan pernah kena marah peserta binaan karena dia mendapat pelayanan yang kurang baik sebagai peserta JKN-KIS di sebuah faskes. Faskes tersebut memberikan pelayanan berbeda antara pasien yang merupakan peserta JKN-KIS dan pasien umum. Akibatnya peserta binaan itu menolak membayar tunggakan dan iuran. “Saya tidak boleh berkunjung lagi ke rumahnya, bahkan mengancam akan melempar telepon genggam saya jika mengambil foto atau merekam suara,” paparnya.

Ke depan Dini ingin program JKN-KIS terus dibenahi agar memberi layanan yang optimal bagi peserta. Selain itu memberikan sanksi tegas kepada pihak yang tidak mematuhi ketentuan berkaitan dengan program JKN-KIS, misalnya penerapan sanksi administratif. Tak ketinggalan dia berharap kader JKN-KIS terus diperhatikan karena tugas dan fungsinya sangat penting membantu peserta dan masyarakat untuk memahami program JKN-KIS.

Kantor Cabang Luwuk

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

Bincangtokoh10

Mengenalkan Kembali Semangat Gotong Royong

Dukungan sejumlah pihak agar program Jaminan Kesehatan

Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) bisa terus berputar

sekaligus ditingkatkan mutunya, disuarakan berbagai. Harapan publik yang besar terhadap

program yang dikelola oleh BPJS Kesehatan itu juga diucapkan oleh Andy Noya, jurnalis senior dan

host acara televisi.

PROGRAM INI

ANDY F. NOYA

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 53 TAHUN 2017

BINCANG 11

Sebagai jurnalis, Andy tentu kerap berkeliling ke berbagai tempat. Dari berbagai pelosok negeri, dengan berinteraksi

dengan orang-orang disekitarnya, dia melihat masih adanya ketimpangan di berbagai daerah. Salah satunya adalah sektor kesehatan.

Masih banyak masyarakat, khususnya mereka yang papa dan tinggal di pinggiran tidak bisa mengakses layanan kesehatan. Sebagai anak yang dibesarkan dari keluarga sederhana, tentunya dia memahami betul dilema yang dihadapi mereka yang kesulitan di kala sakit.

Adanya JKN-KIS sejak 2014 lalu bagaikan sebuah oase di padang gersang bagi masyarakat yang mendambakan layanan kesehatan, yang notabene adalah hak dasar bagi warga negara yang seyogyianya bisa diakomodasikan oleh negara.

Berkaca dari hal itu, Majalah Info BPJS Kesehatan tergerak untuk berinteraksi secara langsung pada pria yang kini aktif di sejumlah kegiatan sosial. Berikut petikan wawancaranya.

Kenapa Anda mendukung adanya sebuah program kesehatan sosial?

Saya kerap berkeliling diberbagai tempat. Dari setiap sudut wilayah yang dikunjungi, saya melihat betapa sulitnya warga di daerah mengakses kesehatan. Ketimpangan akses kesehatan itu mulai berubah ke arah yang lebih baik berkat BPJS Kesehatan.

Apakah Anda pernah memiliki pengalaman terkait layanan kesehatan?

Suatu ketika ada salah satu staf pengajar di pendidikan anak usia dini (PAUD) kesulitan membiayai persalinan. Sang ibu panik karena bayi yang dikandungnya berada dalam posisi tidak normal atau sungsang.

Kondisi itu memungkinkan bayi yang di kandungan harus lahir dengan operasi caesar. Sementara, untuk melakukan persalinan di meja operasi menghabiskan biaya tidak kurang dari Rp 8 juta.

Untuk itu, agar dapat menjalani operasi itu, istri Andy dimintai bantuan memberikan pinjaman sebesar Rp 8 juta. Andy mengizinkan istrinya untuk meminjamkan dana tersebut.

Namun, dana tersebut batal dipinjam, lantaran biaya persalinan ditanggung oleh program JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan. Pengalaman itu semakin memperkuat keyakinan saya bahwa program JKN-KIS harus didukung bukan hanya karena undang-undangnya, tapi asas manfaatnya. Kisah seperti ini banyak saya temui di berbagai daerah.

Apa pendapat Anda terkait JKN-KIS?

JKN-KIS tidak hanya bermanfaat sebagai jaring pengaman kesehatan bagi masyarakat yang mendambakan layanan kesehatan. Namun, program ini juga mendidik agar publik sadar untuk hidup secara sehat. Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati.

Tetapi yang terpenting di mata saya adalah, program ini mengajarkan kembali masyarakat untuk hidup bergotong royong. Sebuah budaya asli nan luhur dari nenek moyang kita yang semakin luntur ditelan zaman belakangan ini.

Kelangsungan program ini sangat tergantung dari budaya gotong royong masyarakat. Yang sehat membiayai yang sakit.

Apa pesan Anda bagi masyarakat terkait program ini?

Yah, saya hanya berpesan agar mereka disiplin untuk membayar iuran. Kesuksesan program ini sangat tergantung dari partisipasi masyarakat.

Setoran bulanan yang ringan setiap bulan memudahkan semua kalangan ikut mendaftar sebagai peserta JKN. Walaupun memiliki penghasilan rendah, warga akan merasa ringan menabung biaya pengobatannya apabila sewaktu-waktu sakit parah dan butuh biaya besar. Untuk kepesertaan Kelas III, biaya yang harus dikeluarkan untuk pasien mandiri sebesar Rp25.500 per bulan.

Proses menyetor pun kini semakin mudah karena dapat dilakukan di gerai-gerai ATM hingga layanan waralaba Indomaret dan Alfamart. BPJS juga telah meningkatkan pelayanannya dengan bekerjasama dengan sejumlah rumah sakit swasta. Sehingga untuk mendapatkan layanan maksimal saat darurat, pasien BPJS tidak perlu kerepotan berobat ke RS pemerintah yang jauh. Cukup mendatangi rumah sakit swasta terdekat yang telah terkoneksi dengan layanan Program JKN.

Karena itu, sudah selayaknya segenap warga mendukung program ini. Bukan hanya karena amanat dalam undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN serta Undang Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS, melainkan untuk membantu masyarakat semakin mudah menerima layanan kesehatan.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

12 Benefit

OBATHEPATITIS

DI JAMIN BPJS KESEHATAN

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 53 TAHUN 2017

PERSEPSI 13

Bagi pasien Hepatitis peserta program JKN-KIS, layanan obat masih kerap dipersoalkan. Berbagai anggapan muncul di tengah masyarakat, seperti bahwa BPJS Kesehatan

tidak menanggung seluruh obat yang dibutuhkan, obat tertentu tidak tersedia di fasilitas layanan atau masih ada iur biaya untuk obat tertentu.

Untuk diketahui, kebijakan mengenai jenis obat-obatan, termasuk obat untuk Hepatitis diatur oleh pemerintah, dalam hal ini melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Formularium Nasional (Fornas). Melalui Fornas, Kementerian Kesehatan menetapkan obat-obat apa saja yang harus tersedia di setiap fasilitas kesehatan untuk pasien JKN-KIS. Dalam proses penetapannya, Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan Komite Nasional yang terdiri atas unsur Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, BPJS Kesehatan, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dan tenaga ahli.

Fasilitas kesehatan memberikan pelayanan obat kepada peserta JKN-KIS dengan mengacu kepada Fornas yang berlaku. Biaya pelayanan kesehatan, termasuk obat-obatan kemudian ditagihkan kepada BPJS Kesehatan, yang membayarkan klaim pelayanan tersebut sesuai dengan tarif yang berlaku. Untuk pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dibayarkan dengan tarif paket kapitasi dan tarif luar paket kapitasi. Tarif luar paket kapitasi ini salah satunya adalah obat kronis yang diberikan kepada peserta melalui skema Program Rujuk Balik (PRB).

Begitu pula pelayanan di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) atau rumah sakit, akan dibayarkan dengan tarif paket INA-CBGs dan tarif luar paket INA-CBGs. Obat akut akan dibayarkan dalam paket INA-CBGs sedangkan obat kronis dan obat kanker akan dibayarkan di luar paket INA-CBGs. Salah satu obat kronis yang dibayarkan di luar paket INA-CBGs adalah obat untuk penyakit Hepatitis.

Pada prinsipnya, seluruh pengobatan Hepatitis yang dijamin oleh BPJS Kesehatan tidak terpisahkan dari obat. Obat Hepatitis dijamin seluruhnya oleh BPJS Kesehatan selama pelayanan diberikan di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dan obat yang diberikan sesuai Fornas. Pelayanan di faskes yang tidak bekerja sama hanya dijamin oleh BPJS Kesehatan dalam keadaan kegawatdaruratan medis.

Sesuai dengan rekomendasi Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia dan Komite Nasional Fornas bahwa pemberian obat injeksi anti hepatitis B kronik atau hepatitis C kronik harus diberikan di bawah pengawasan dokter spesialis atau subspesialis guna memastikan kepatuhan peserta dan mencegah terjadinya resistensi obat. Dengan demikian, peserta penderita penyakit Hepatitis kronis yang memerlukan injeksi anti hepatitis tersebut tidak dapat mendaftarkan diri pada Program Rujuk Balik karena obat injeksi tersebut harus tetap diberikan di FKRTL atau rumah sakit.

Jika peserta rawat jalan diberikan obat injeksi anti hepatitis B kronik atau obat injeksi anti hepatitis C kronik, misalnya pegylated interferon alfa-2a (Pegasys®) atau pegylated interferon alfa-2b (Peg-Intron®), maka rumah sakit dapat menagihkan biaya obat tersebut kepada BPJS Kesehatan dan BPJS Kesehatan akan membayarnya seluruh biayanya sesuai dengan harga yang tercantum dalam e-catalogue obat yang berlaku yaitu sekitar Rp 1 juta sd Rp 1,4 juta per unit. Lain halnya jika peserta mendapatkan injeksi Hepatitis saat rawat inap, BPJS Kesehatan membayarkan biaya obat injeksi tersebut ke dalam paket INA-CBGs.

Selain injeksi pegylated interferon, terdapat obat-obat Anti Hepatitis oral yang juga tercantum dalam Fornas. Obat-obatan tersebut antara lain adefovir dipivoksil, entekavir, lamivudin, ribavirin, tenofovir, dan telbivudin. Untuk obat-obat tersebut, dapat diberikan kepada penderita hepatitis maksimal untuk kebutuhan 30 hari. BPJS Kesehatan akan membayarkan biaya obat untuk kebutuhan maksimal 23 hari di luar paket INA-CBGs, sedangkan biaya obat untuk kebutuhan minimal 7 hari sudah termasuk dalam paket INA-CBGs yang dibayarkan kepada Faskes.

Tercantum juga obat anti hepatitis yang disediakan melalui program khusus penanganan hepatitis oleh pemerintah yaitu simeprevir tablet 150 mg dan sofosbuvir tablet salut 400 mg. Obat program khusus ini didistribusikan melalui Dinas Kesehatan masing-masing Kabupaten/Kota.

Rumah sakit diperbolehkan memberikan obat di luar Fornas, tetapi dengan ketentuan biayanya tidak dibebankan kepada pasien, kecuali atas permintaan sendiri oleh pasien yang bersangkutan. Jika ada bukti rumah sakit membebankan biaya obat kepada pasien, maka peserta dapat melaporkan ke BPJS Kesehatan setempat. Selanjutnya BPJS Kesehatan akan melayangkan surat peringatan sesuai dengan isi perjanjian kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit. Surat peringatan tersebut bisa dilayangkan tiga kali. Bila tetap tidak diindahkan, BPJS Kesehatan bisa melakukan pemberhentian kerja sama.

Penanganan peserta JKN-KIS dengan diagnosa Hepatitis sama dengan pasien penyakit lainnya. Untuk memanfaatkan layanan ini, peserta harus memastikan bahwa status kepesertaannya masih aktif baik untuk peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), Peserta Penerima Upah (PPU) atau karyawan, Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau Bukan Pekerja (BP). Selain itu, pastikan untuk mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

INSPIRASI14

Di balik perjuangan bangsa Indonesia untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian balita yang saat ini masih tinggi, ada kader-kader kesehatan yang bekerja tanpa

lelah dan tanpa imbalan. Perjuangan mereka seringkali tidak mendapat pengakuan, dan kisah mereka kerap tidak didengar. Padahal peran mereka sangat penting.

Di antara mereka ada Rohani Daeng Tene, tenaga kesehatan sukarelawan yang mengabdikan hidupnya untuk menolong ibu hamil dan melahirkan. Perempuan asal Dusun Bangkeng Batu, Desa Pao, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, ini memiliki kepedulian tinggi terhadap kesehatan ibu dan anak di daerahnya. Ia selalu berusaha memastikan ibu dan bayi sehat saat kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. Ia membantu ibu hamil menjangkau fasilitas kesehatan dengan berjalan kaki.

Perjuangan Rohani dimulai tahun 1997, sejak ia melahirkan anak kembar yang meninggal beberapa hari akibat proses persalinan yang berisiko tinggi. Dari kisah sedihnya itu, Rohani bertekad untuk mengakhiri cara-cara persalinan yang kurang sehat di dusunnya. Rohani

Berjuang Demi Ibu Hamil dan Melahirkan

Kisah Inspiratif

Dari Desa Pao

yang hanya lulusan SMP memutuskan menjadi kader kesehatan di puskesmas kecamatan. Rohani dibekali kemampuan dasar tentang kehamilan dan mengenali kondisi kegawatdaruratan. Berbekal pengalaman hidup dan pengetahuan dasar dari puskesmas itulah, Rohani pun masuk keluar rumah, mengajak ibu-ibu hamil untuk rutin memeriksakan kehamilan ke fasilitas kesehatan.

Mengajak ibu hamil untuk periksa berkala dan melahirkan di puskesmas ternyata tak mudah. Rohani harus berani dan sabar menghadapi masyarakat yang sudah terbiasa mengandalkan dukun beranak dengan cara-cara persalinan yang berisiko, seperti bambu untuk memotong ari-ari bayi, yang di kampungnya disebut campile.

Penolakan pun kerap dialami Rohani. Pernah, Rohani harus berusaha keras meyakinkan mertua dari seorang ibu hamil yang sudah kesakitan selama lima hari agar melahirkan di puskesmas. Dengan susah payah ia berhasil membawa ibu hamil itu ke puskesmas dan melahirkan ditolong petugas kesehatan. Bayi dari ibu yang ditolongnya itu kini duduk di SD kelas 6.

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 53 TAHUN 2017

INSPIRASI 15

Minimnya transportasi menjadi hambatan terbesar bagi ibu hamil di dusun ini. Ibu hamil sulit ditolong saat terjadi pendarahan. Berjalan kaki hingga 4-5 jam dan menelusuri hutan pinus seorang diri dilakoni Rohani untuk mendatangi ibu-ibu hamil. Rohani tak putus asa.

Dibantu suami dan tetangga, ia membuat tandu sederhana dari kayu. Dengan tandu ini ibu hamil digotong para pria menelusuri jalan setapak di antara pematang sawah sejauh 1,5 jam untuk menjangkau jalan raya dan angkutan umum.

Dari jalan raya ini ia masih menempuh perjalanan sekitar 20 menit dengan angkutan umum untuk sampai ke puskesmas. Rohani tak kenal lelah mendampingi, dan memastikan kandungan ibu hamil baik-baik saja selama perjalanan. Juga tak lelah menunggu ibu hamil yang menjalani rawat inap di puskesmas hingga bermalam-malam. Ia tak mengeluh ketika menempuh perjalanan hingga 3 jam untuk sampai ke RSUD Syekh Yusuf di ibukota Kabupaten Gowa, mendampingi ibu hamil yang dirujuk dari puskesmas.

Menjadi kader tak membuat Rohani lupa kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Di sela kesibukannya, Rohani masih membantu suami yang seorang petani. Kadang ia ke pasar menjual hasil kebunnya, seperti cabai, cengkeh dan kunyit untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Beruntunglah ia memiliki suami yang mendukungnya.

Rohani melakukan pekerjaannya dengan iklas tanpa berharap imbalan. Ia tak menolak ketika dihargai Rp75.000 per bulan dari desa. Sekali ia mendapatkan Rp50.000 dari keluarga yang didampingi. Untuk makan selama berhari-hari di puskesmas atau rumah sakit diperoleh dari keluarga yang didampingi. Bagi Rohani, uang bukan segalanya. Melihat ibu hamil dan bayi yang dilahirkan sehat adalah kepuasaan tak bernilai baginya.

Kini, Rohani dengan bangga mengatakan, kematian ibu dan bayi di kampungnya sudah jarang ditemui. Bersama teman-teman kader yang lain dan bekerja sama petugas kesehatan, Rohani memastikan 98% persalinan dilakukan petugas kesehatan. Cara lama menggunakan bambu untuk memotong ari-ari bayi telah ditinggalkan.

Atas dedikasinya selama 20 tahun itu, Rohani mendapat apresiasi dari GE Healthcare yang memberikannya penghargaan “Heroines of Health” 2017. Rohani adalah satu dari 13 perempuan di 11 negara yang mendapatkan penghargaan ini. Rohani mewakili Indonesia terpilih menjadi salah satu sosok yang dinilai memiliki kontribusi tinggi terhadap industri kesehatan, terutama kesehatan ibu dan anak.

“Saya terdorong untuk membantu para ibu hamil karena memahami besarnya risiko yang mereka hadapi baik selama kehamilan, saat melahirkan dan pasca melahirkan. Saya berharap dengan mengingatkan mereka untuk periksa berkala dan mendampingi saat melahirkan, angka kematian ibu hamil di lingkungan saya akan semakin berkurang,” ucap Rohani.

Kontribusi Rohani dikisahkan dalam sebuah film dokumenter berjudul “Heroines of Health” karya sutradara Lisa Russell dan diproduseri oleh GE Healthcare. Film ini juga melibatkan dua penerima penghargaan lainnya, Sharmila Anand dari India dan Mercy Owuor dari Kenya. Dalam film tersebut diceritakan seberapa besar dampak peran dan kepedulian mereka dalam meningkatkan kesehatan di komunitas.

Kisah Rohani kiranya bisa menginspirasi banyak orang, terutama mereka yang bergerak di bidang kesehatan ibu dan anak. Sebagaimana diketahui AKI dan AKB di Indonesia masih sulit diturunkan. Saat ini, AKI Indonesia yang tertinggi di ASEAN, yakni 305 per 100.000 kelahiran hidup, dan AKB 22,23 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu kendala terbesar adalah masih banyak daerah di pelosok yang kekurangan fasilitas dan tenaga kesehatan.

Pejuang Kesehatan Ibu dan Anak Rohani Daeng Tene

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

16TESTIMONI

Kader JKN-KIS sedang Memberikan Informasi Walginah dan Sri Soewarni

Sebagai upaya menuju Cakupan Semesta atau Universal Health Coverage (UHC) program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) pada 1 Januari 2019, BPJS

Kesehatan telah menggulirkan program Kader JKN-KIS.

Para Kader JKN-KIS merupakan orang yang memiliki kapasitas sesuai dengan kriteria dan direkrut oleh BPJS Kesehatan untuk melakukan fungsi tertentu, antara lain fungsi pengingat dan pengumpul iuran bagi segmen peserta Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), fungsi sosialisasi dan edukasi, kepesertaan, serta fungsi pemberi informasi dan menerima keluhan.

Fungsi-fungsi penting yang dijalankan Kader JKN-KIS tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh para peserta JKN-KIS. Seperti pengakuan Sri Soewarni Pranyoto asal Depok, Jawa Barat. Di usianya yang sudah menginjak 76 tahun, tentunya ada keterbatasan dalam menyelesaikan berbagai persoalan terkait kepesertaannya dalam program JKN-KIS. Dengan adanya Kader JKN-KIS di lingkungan tempat tinggalnya di Kelurahan Mekar Jaya Kecamatan Sukmajaya, Sri merasa sangat terbantu.

“Karena sudah tua, awalnya saya tidak terlalu paham dengan program ini (JKN-KIS), aturan-aturannya seperti apa. Tapi karena ada Bu Walginah (Kader JKN-KIS), sekarang jadi lebih mengerti. Kalau ada yang tidak ngerti, saya bisa langsung tanya ke dia,”kata Sri Soewarni.

Salah satu contohnya setelah kepergian sang suami pada Maret 2016 lalu. Karena tidak melapor ke BPJS Kesehatan kalau suaminya sudah meninggal dunia, setiap bulannya tetap ada tagihan iuran yang harus dibayarkan atas nama suaminya. Kartu peserta Sri juga dinonaktifkan sementara oleh BPJS Kesehatan karena sudah tidak membayar iuran lebih dari satu tahun.

“Untuk iuran setiap bulan, sebelumnya selalu rutin dibayarkan oleh anak saya. Tapi memang sempat lama tidak dibayarkan setelah suami saya dan istri anak saya meninggal dunia. Musibah yang beruntun itu sempat membuat kami terpukul, sampai-sampai lupa harus membayar iuran bulanan. Kami juga lupa tidak melapor ke BPJS Kesehatan kalau suami saya sudah meninggal, makanya terus ada tagihan,”cerita Sri.

Kelalaian ini baru disadari Sri dan anaknya setelah bertemu Walginah yang menjadi Kader JKN-KIS sejak April 2017. Berkat bantuan Walginah, persoalan terkait kepesertaan dirinya dan juga suaminya bisa terselesaikan dengancepat.

“Akhirnya saya dan Bu Walginah bersama-sama datang ke kantor BPJS Kesehatan di Depok untuk melapor kalau suami saya sudah meninggal. Tunggakan iuran

yang sampai lebih dari satu tahun juga langsung saya selesaikan,” Tutur Sri.

Agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari, Sri kini lebih memilih untuk membayar iuran bulanan melalui Kader JKN-KIS. “Dari pada kelupaan lagi, sekarang bayarnya lewat ke Bu Walginah saja sekalian arisan RT. Dia juga selalu ngingetin kalau sudah waktunya bayar,” ungkapnya.

Sehat di Usia Tua

Sri mulai menjadi peserta program JKN-KIS sejak awal tahun 2015. Sudah hampir tiga tahun menjadi peserta, ia nyaris tidak pernah menggunakan kartu JK-KIS untuk berobat. Pengalaman pertama dan terakhirnya menggunakan layanan JKN-KIS yaitu ketika ia mengeluh asam urat. “Alhamdullilah, hampir tidak pernah dipakai untuk berobat. Hanya sekali saja ke klinik untuk minta obat asam urat, tutur Sri.

Meski hampir tidak pernah digunakan, Sri merasa tetap perlu memiliki kartu JKN-KIS. Apalagi di usianya sudah tua, penyakit akibat gaya hidup di masa lalu bisa saja muncul tiba-tiba. “Namanya sudah tua, pasti nanti akan mengalami yang namanya sakit. Mudah-mudahan sih tidak sampai sakit yang serius,” harap Sri.

Untuk menjaga fisiknya agar tetap bugar di usianya yang sudah 76 tahun, Sri mengaku rajin melakukan senam lansia. Kebetulan lingkungan tempat tinggalnya termasuk aktif dalam kegiatan olahraga, tidak terkecuali untuk para lansia. “Olahraga itu wajib, walaupun kita sudah tua,” katanya mengingatkan.

Kader JKN-KIS Tingkatkan Kepatuhan Peserta Bayar Iuran

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 53 TAHUN 2017

Tiga tahun berjalan mengelola program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), BPJS Kesehatan terus berbenah. Berbagai inovasi terus dilakukan guna meningkatkan

pelayanan dan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan.

Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan memperluas perluasan kanal pemberian informasi dan penanganan pengaduan diantaranya melalui website (jejaring) BPJS Kesehatan pada menu SIPP (Saluran Informasi dan Penanganan Pengaduan). Selain itu, BPJS Kesehatan juga mengintegrasikan pemberian informasi dan penanganan pengaduan melalui Hotline Service dialihkan secara langsung ke BPJS Kesehatan Care Center 1500-400.

Sistem aplikasi pengelolaan pengaduan berbasis jejaring tersebut bisa diakses melalui website www.bpjs-kesehatan.go.id. Lewat perluasan kanal ini, publik tidak hanya dapat menyampaikan laporannya, tetapi juga dapat memantau tindak lanjutnya secara transparan melalui ragam fitur yang tersedia.

Adanya kanal pemberian informasi ini tidak hanya bermanfaat bagi peserta yang ingin menyampaikan masalah terkait layanan yang diberikan atau informasi yang ingin dicari. Namun, bisa menjadi tempat bagi peserta untuk berpartisipasi sekaligus menjadi sarana bagi publik untuk mengawasi perkembangan yang ada. Dengan demikian, berbagai isu dan masalah di lapangan, bisa segera direspons pengelola agar ke depan layanan yang diberikan bisa meningkat.

Adanya kanal ini juga bisa menjadi sarana bagi pengelola JKN-KIS untuk meningkatkan program yang ada. Pasalnya, semua program yang masuk bisa dijadikan sebagai modal dalam menganalisis dan mengidentifikasi

persoalan primer untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan pelayanan, dan merumuskan kebijakan berdasarkan bukti objektif melalui ketersediaan data yang sumbernya langsung dari masyarakat (evidence-based policy).

Selain pengaduan dan informasi, khusus untuk pendaftaran calon peserta kategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/peserta

mandiri dan peserta kategori Bukan Pekerja (BP), BPJS Kesehatan memperluas kanal-kanal pendaftaran yang telah ada, salah satunya melalui mekanisme pendaftaran via telepon yaitu lewat BPJS Kesehatan Care Center 1500-400 cukup 10 menit sudah menjadi peserta.

Calon peserta tidak perlu mengantri panjang di Kantor BPJS Kesehatan, cukup dengan menekan 1500-400 pada ponselnya, calon peserta kategori PBPU atau peserta mandiri bisa melakukan pendaftaran via telepon ke BPJS Kesehatan Care Center atau diimplementasikan Virtual Service.

BPJS Kesehatan Care Center yang sebelumnya terdapat fungsi pemberian informasi, penanganan pengaduan, teleconsulting dan pengelolaan media sosial maka saat ini dikembangkan menjadi beberapa fungsi. Salah satunya peserta juga dapat melakukan mutasi data kepesertaan untuk data nama, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, nomor KK, NIK, alamat, email, nomor telepon, kelas rawat dan fasilitas kesehatan tingkat pertama.

Berbagai upaya tersebut dilakukan BPJS Kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kepuasan kepada peserta. Peningkatan kepuasan memang menjadi salah satu Fokus Utama BPJS Kesehatan di 2017.

Pada 2016, tingkat kepuasan peserta sudah cukup tinggi, mencapai angka 78,6%. BPJS Kesehatan menargetkan angka kepuasan bisa mencapai 80%.

Hingga 15 September 2017, jumlah peserta JKN-KIS sudah mencapai 181.701.561 jiwa. BPJS Kesehatan juga telah bekerjasama dengan kurang lebih 21.109 FKTP, 5.568 FKRTL terdiri dari 2.228 rumah sakit, serta 3.340 faskes penunjang (apotik dan optik) yang tersebar di seluruh Indonesia.

PELANGGAN

KANAL PENGADUAN Dibuka Demi Kepuasan Peserta

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

18

SEHATGaya Hdup

Pernah merasakan sesak, terbakar, panas, dan nyeri di dada? Jangan buru-buru memvonis itu serangan jantung. Bisa jadi bukan serangan jantung, tapi Gastroesophageal Reflux Disease

(GERD), gangguan pencernaan akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan (esofagus). Karena bergejala sama seperti penyakit jantung, sebagian penderitanya sering panik dan buru-buru ke dokter jantung. Sebagian besar dari mereka setelah diperiksa ternyata bukan jantung.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Gastro Entero Hepatologis, Hardianto Setiawan Ong, menjelaskan, GERD merupakan kondisi perasaan tidak nyaman atau terbakar bahkan nyeri yang terasa pada dada akibat naiknya asam lambung ke esofagus.

GERD umumnya disebabkan oleh tidak berfungsinya lower esophageal sphinchter (LES). LES adalah lingkaran otot pada bagian bawah dari esofagus. LES berfungsi sebagai pintu otomatis yang akan terbuka ketika makanan atau minuman turun ke lambung. Setelah makanan masuk, LES akan menutup untuk mencegah asam dan makanan yang ada di lambung agar tidak naik kembali ke esofagus. Jika LES menjadi longgar dan tidak menutup dengan baik, asam lambung bisa keluar dari perut dan menyebabkan penyakit asam lambung.

Gejalanya mulai dari lambung sampai ke mulut berupa sensasi terbakar di bagian dada atau nyeri ulu hati yang kadang menuju kerongkongan disertai dengan naiknya rasa asam ke mulut, nyeri dada mendadak, kesulitan menelan, suara serak, sakit tenggorokan, sering sendawa, karang gigi belakang, sinusitis berulang, dan kembung lambung. Kita akan merasa tidak nyaman setelah makan, dan mulut kerongkongan terasa tidak enak.

Penyakit GERD masih terasa asing bagi masyarakat awam. Umumnya penyakit yang berkaitan dengan asam lambung selalu dikira sebagai maag atau asam lambung. Padahal GERD adalah penyakit kronik yang bisa mengakibatkan kanker kerongkongan atau kanker lambung.

“Bila berlangsung lama dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan kerongkongan sehingga memicu timbulnya erosi, ulkus, perdarahan, hingga kanker kerongkongan,” kata Hardianto.

Karena dikira maag, penanganan GERD pun kerap keliru. Pasien selalu mengonsumsi obat maag, bahkan dalam jangka panjang. Padahal tidak semua pasien GERD membutuhkan obat.

Hardianto yang juga berpraktek di Siloam Hospitals Kebon Jeruk ini mengatakan, setelah minum obat maag pasien mungkin membaik, tapi itu hanya sebentar dan akan kambuh kembali. Bahkan beberapa pasien karena bosan bolak-balik ke dokter, membeli obat sendiri dan mengonsumsinya. Bukannya sembuh, konsumsi yang berkepanjangan justru menyebabkan penyakit makin parah, bahkan bisa menimbulkan tumor di kerongkongan.

“Makan obat maag terlalu banyak mengurangi asam lambung, sehingga lambung rentan terhadap berbagai kuman penyakit,” katanya.

Menurutnya, asam lambung berfungsi sebagai disinfektan, seperti pembersih hama. Tidak semua makanan yang masuk ke tubuh itu benar-benar bersih. Bila keasaman di lambung cukup, maka kuman atau bakteri akan mati dengan sendiri. Sebaliknya, kekurangan asam lambung menyebabkan kuman mudah tumbuh di lambung atau pencernaan.

Sebuah survei yang dilakukan terhadap pasien GERD di RSCM menemukan, dari 100 pasien GERD yang mengonsumsi obat, hanya 40 persen di antaranya yang mengalami perubahan pada sakitnya. Sisanya 60 persen sama sekali tidak menunjukkan perubahan, dan setelah diperiksa ternyata bukan menderita GERD, tetapi hanya stres atau sintomatik. Ini bisa diatasi hanya dengan perubahan pola makan dan menghindari hal-hal pencetus stress.

“Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tidak semua orang sakit maag memerlukan obat maag. Perlu analisa tepat sehingga penggunaan obat-obatan tidak terlalu banyak dan sembarangan,” katanya.

Mengenal Penyakit GERD Pengobatan GERD sebetulnya gampang asalkan diagnosanya tepat, dan edukasi kepada pasien untuk konsumsi obat dengan benar. Sebelum pengobatan, sebaiknya dilakukan diagnosa pH metri impedance, sebuah tindakan untuk mengetahui keasaman, bentuk, dan jumlah reflux yang terjadi. Ini penting agar penanganannya pun tepat.

Mengenal Penyakit

GERD

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 53 TAHUN 2017

19Recharge

Tertawa merupakan reaksi yang normal ketika seseorang melihat atau mendengar sesuatu yang lucu. Meskipun kelihatannya sederhana, tertawa sebenarnya memiliki efek yang dahsyat

bagi kesehatan tubuh dan juga pikiran manusia.

Menurut praktisi yoga tertawa, Watie Eshuis, tertawa memiliki efek yang menyehatkan seperti ketika kita olahraga atau berlatih fisik. Selain mampu membakar kalori tanpa disadari, dengan tertawa, tubuh akan melepaskan hormon penghilang stres atau yang biasa disebut Endorfin.

Seperti diketahui, stres merupakan salah satu bentuk gangguan mental emosional yang dapat berakibat pada menurunnya beberapa fungsi organ tubuh. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan daya tahan tubuh jadi menurun, sehingga penyakit akan lebih mudah menyerang.

Contoh penyakit yang paling sering timbul akibat stres adalah masalah pencernaan, diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, serangan jantung, keluhan pada hati, keluhan di area kepala, serangan asma, dan masih banyak lagi. Kabar baiknya, pencetus dari masalah serius ini bisa diatasi dengan cara yang sederhana, yaitu tertawa.

“Dengan tertawa, tubuh kita akan terasa lebih rileks. Hati kita juga lebih bahagia, lebih tenang. Manfaat yang didapatkan sama persis seperti ketika kita habis berolahraga,”ujar Watie Eshuis kepada INFO BPJS Kesehatan..

Sejumlah penelitian menunjukkan, tertawa dapat memperlancar aliran darah di dalam tubuh, meringankan beban pikiran, dan juga membuat Anda lebih bahagia. Saat Anda bahagia, maka sistem imun tubuh akan meningkat, sehingga jadi tidak mudah sakit.

Terapi Tertawa

Bagi sebagian orang, mungkin tertawa bukan hal yang mudah. Apalagi untuk orang dewasa, bisa dibilang mereka hanya tertawa dalam hitungan jari, seolah lupa dengan tertawa. Berbeda dengan anak-anak yang bisa tertawa hingga puluhan kali dalam sehari secara alami.

Menurut Watie, tertawa sebenarnya bisa dilakuan tanpa alasan. Meski begitu, ada langkah-langkah yang harus dilakukan, dimulai dari sesi pemanasan untuk membuat Anda tertawa. Proses ini disebut sebagai terapi atau yoga tertawa yang merupakan gabungan antara gerak, nafas, dan tawa. Pencetusnya seorang dokter asal India bernama Madan Kataria.

Teknik terapi tertawa biasanya dilakukan dalam grup dengan jumlah anggota minimal lima orang. Dalam

grup tersebut, sebaiknya ada satu orang pemandu yang bertugas memimpin jalannya proses terapi. Kemampuan yang harus dimiliki pemandu ini bisa didapatkan di klub terapi tertawa yang semakin menjamur.

“Terapi tertawa sebaiknya dilakukan dalam satu kelompok. Paling sedikit harus ada lima orang yang saling bertatapan. Awalnya kita bisa berpura-pura tertawa. Nantinya tertawa tersebut akan menjadi alami kalau kita melakukannya sambil melihat wajah orang lain. Kalau ada satu orang yang mulai tertawa, biasanya akan menular ke anggota kelompok yang lain. Seperti ketika kita melihat bayi yang tertawa, lama kelamaan kita juga akan ikutan tertawa,”tutur Watie.

Terapi atau yoga tertawa dilakukan melalui sejumlah tahapan. Biasanya dimulai dengan meditasi, kemudian mulai tertawa nonstop selama minimal lima menit. Agar lebih mudah memancing tawa, setiap anggota kelompok bisa melakukan gerakan-gerakan lucu menirukan anak-anak. Inilah pentinya melakukan terapi tertawa bersama-sama, supaya rangsangan untuk tertawa menjadi lebih kuat.

“Untuk mendapatkan manfaat yang lebih maksimal, tertawanya harus dilakukan minimal lima menit. Lebih sering dilakukan juga lebih baik. Kalau dilakukan dengan benar, tubuh kita akan mengeluarkan keringat seperti habis latihan aerobik,” tutur Watie.

Bila dilakukan di tempat umum bersama-sama dengan orang lain yang tidak dikenal secara personal, menurut Watie terapi tertawa juga dapat membangkitkan rasa percaya diri. Perasaan cangguh dan malu akan melebur dalam tawa yang dilakukan bersama-sama. Pada akhirnya hal itu akan membawa pengaruh positif bagi kehidupan sosial mereka.

Terapi Tertawa untuk Hidup Lebih Sehat dan Bahagia

Nah, sudahkah Anda tertawa hari ini?

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

20

Pelayanan kesehatan di program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) menganut sistem berjenjang (managed care). Artinya penanganan layanan kesehatan

difokuskan pada fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama, seperti puskesmas, klinik atau dokter praktik pribadi.

Apabila membutuhkan pelayanan lanjutan, peserta BPJS Kesehatan tetap bisa berobat ke rumah sakit. Namun, syaratnya yang bersangkutan wajib mendapatkan surat rujukan dari faskes tingkat pertama terlebih dahulu.

Akan tetapi, sistem berjenjang yang diterapkan ini tidak berlaku kaku. Ada hal-hal khusus, seperti dalam keadaaan darurat. Saat dalam kondisi ini, peserta bisa langsung mendapatkan pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS tanpa harus membawa surat rujukan dari faskes tingkat pertama.

Pasien dengan kondisi kegawatdaruratan tidak saja bisa dilayani di Faskes yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, namun mereka juga bisa mendapatkan pertolongan medis segera di faskes yang belum menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Kondisi kegawatdaruratan yang dimaksud adalah kondisi yang bila tidak ditangani segera maka dapat membahayakan nyawa pasien, dapat menyebabkan kematian atau cacat permanen.

Perlu juga diketahui publik, layanan kegawatdaruratan tidak hanya ada di faskes lanjutan. Kini layanan serupa dalam tingkat keparahan tertentu sejatinya juga bisa ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti puskesmas. Pasalnya, kini layanan di faskes tingkat pertama terus ditingkatkan pemerintah.

Sayangnya, kondisi gawat darurat masih saja menjadi banyak perdebatan karena kurangnya pemahaman dan juga pengetahuan tentang kriteria gawat darurat yang dijamin BPJS Kesehatan.

Selama ini masih banyak peserta BPJS Kesehatan yang belum paham mengenai kondisi gawat darurat medis, sehingga langsung buru-buru mendatangi IGD di RS untuk kasus yang sebetulnya dapat ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama.

Banyak pasien protes ke faskes tingkat pertama lantaran tidak mendapatkan rujukan kegawatdaruratan ke RS. Begitu juga saat pasien langsung datang ke RS, mereka merasa ditolak status kegawatdarutan mereka karena didiagnosa berbeda oleh tenaga medis di sana. Walhasil, pasien bersangkutan pun protes dan menuding

adanya pembedaan antara pasien umum dengan BPJS Kesehatan.

Padahal, sejatinya BPJS Kesehatan pasti menanggung semua biaya pengobatan peserta asal sesuai prosedur. Adapun diagnosa darurat atau tidak, sudah menjadi domain tenaga medis, untuk memberikan penilaian berdasarkan gejala dan indikasi apakah kasus tersebut termasuk dalam kriteria emergency.

Sedangkan ‘penolakan’ yang dilakukan RS tentu bukan karena yang bersangkutan merupakan pasien BPJS Kesehatan. Bisa saja penolakan muncul karena RS tidak menemukan kriteria gawat darurat pada kasus pasien tersebut. Sementara ada pasien lain dalam keadaan emergency yang membutuhkan pertolongan secepatnya, di tengah keterbatasan ruangan.

Di dalam pengelolaan instalasi gawat darurat, RS memang dituntut untuk selektif dan profesional, agar pelayanan tersebut benar-benar dapat dimanfaatkan oleh pasien yang membutuhkan. Bila seluruh pasien bisa dengan mudahnya mengakses layanan ini, dikhawatirkan pasien yang benar-benar dalam keadaan emergency tidak dapat tertangani dengan segera lantaran antrean yang memanjang dan pasien yang membludak.

Kendati diagnosa kegawatdaruratan menjadi domain tenaga medis, sejatinya pemerintah juga telah menyusun sejumlah peraturan terkait kegawatdaruratan. Peraturan itu seperti Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan beserta perubahannya, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 beserta perubahannya, dan lain-lain.

Karena itu, apabila menderita suatu penyakit, sebaiknya tidak langsung panik dan buru-buru mengambil kesimpulan sedang dalam kondisi gawat darurat. Tetaplah tenang dan segera periksakan kondisi kesehatan Anda ke fasilitas kesehatan yang tercantum dalam kartu JKN-KIS Anda.

Tidak perlu khawatir, karena kompetensi para tenaga medis di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas, klinik, dan dokter keluarga juga setara dengan kompetensi tenaga medis di RS.

Apabila Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan karena keterbatasan fasilitas, pelayanan, dan/atau tenaga medis, nantinya peserta tersebut dapat dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). FKTP juga dapat merujuk peserta ke FKRTL menggunakan mobil ambulan dalam rangka evakuasi medis lho! Dan BPJS Kesehatan akan menanggung biaya ambulan tersebut. Jadi, pastikan saja kartu JKN-KIS dalam kondisi aktif dan ikuti semua prosedur!

PERSEPSI

Kondisi Gawat Darurat Ada Kriterianya

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017 INFO BPJS KESEHATAN

EDISI 53 TAHUN 2017

KONSULTASIJAWAB

JAWAB

21

BAYI TABUNG & PROGRAM HAMIL

CABUT GIGI

JAWAB

MENGECEK TAGIHAN

Selamat siang, saya mau tanya untuk BPJS Kesehatan apa berlaku untuk program hamil/inseminasi/bayi tabung..terima kasihPengirim: [email protected] – Bogor

Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 Pasal 25, pelayanan kesehatan untuk mengatasi infertilitas tidak dijamin BPJS Kesehatan.

Apakah pencabutan gigi geraham bungsu ditanggung oleh BPJS Kesehatan?Pengirim: [email protected] – SurakartaJawab:

Selama peserta JKN-KIS mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku, serta tindakan pencabutan gigi geraham bungsu tersebut dilakukan atas indikasi medis yang jelas dari dokter (bukan atas permintaan peserta sendiri), maka biayanya dapat ditanggung BPJS Kesehatan.

Untuk mengecek tagihan iuran BPJS Kesehatan dapat dilakukan melalui aplikasi Mobile JKN atau Care Center 1500400.

Saya Adityo mau menanyakan cara mudah cek iuran BPJS Kesehatan per bulannya via sms dari hp. Soalnya di ATM hanya menunjukan pembayaran untuk berapa bulan aja. makasi. Pengirim: [email protected] – Kediri

Melalui Mobile JKN

Download Aplikasi melalui Google Playstore, Pilih Login dengan menggunakan Nomor Virtual Account. Apabila sudah terdaftar maka otomatis dapat menggunakan aplikasi. Pilih Premi( pada gambar diatas) maka akan muncul jumlah tagihan.

Melalui Care Center BPJS KEsehatan

Anda dapat menghubungi Care Center BPJS Kesehatan dan menanyakan jumlah tagihan/Premi

INFO BPJS KESEHATAN EDISI 53 TAHUN 2017