infeksi telinga

download infeksi telinga

of 4

description

omsk

Transcript of infeksi telinga

6.9.2. OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)Otitis media supuratif kronik adalah radang kronik telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga (otorea)lebih dari 2 bulan, terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah. Diberikan batasan 2 bulan karena kemungkinan sudah terjadi kelainan patologik yang ireversibel setelahnya.Diagnosis Riwayat otorea lebih dari 2 bulan dengan perforasi membran timpani. OMSK harus dibedakan yang tipe aman yang peradangannya terbatas pada mukosa telinga tengah dengan yang tipe bahaya karena terbentuknya kolesteatoma yang akan tumbuh terus dan mendestruksi jaringan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan komplikasi misalnya paresis fasial, labirinitis, meningitis, abses otak. Tipe bahaya ditandai dengan ditemukannya kolesteatoma keluar dari kavum timpani, atau terdapat perforasi yang letaknya di postero-superior. Eradikasi kolesteatom memerlukan tindakan operasi, lebih cepat lebih baik. OMSK menurut fasenya dibagi menjadi fase tenang (bila kering) dan fase aktif (bila ada otorea).TatalaksanaBerikan pengobatan rawat jalan. Jaga telinga anak agar tetap kering dengan cara wicking. Sebagai pengobatan lini pertama dapat diberikan hanya obat tetes telinga yang mengandung antiseptik (asam asetat 2% atau larutan povidon yang diencerkan 1:2) atau antibiotik, pilihan obat tetes antibiotik terbaik adalah golonganfluor kuinolon(ofloksasin, siprofloksasin) karena tidak ototoksik. Obat topikal ini diberikan sekali sehari selama 2 minggu.Tindak lanjut

Pasien diperiksa kembali dalam waktu 5 hari. Jika telinga masih bernanah: tanyakan kepada ibu apakah masih terus membersihkan telinga anak dan dapat diberikan antibiotik oral. Bila 3 bulan tidak sembuh, idealnya dilakukan terapi bedah. Pemilihan antibiotik oral dapat berdasarkan tanda klinis, bila sekret kuning keemasan kuman penyebab biasanya Staphylococus aureus, diberikan betalaktam, bila sekret hijau kebiruan diberikan anti Pseudomonas, bila sekret berbau busuk diberikan anti anaerob. Idealnya bila fase aktif bertahan lebih dari 3 bulan rujuk ke spesialis THT untuk dilakukan mastoidektomi dan timpanoplasti, atau kemungkinan operasi eradikasi kolesteatom dan timpanoplasti jika ditemukan kolesteatom.6.9.3. OTITIS MEDIA EFUSIOtitis media efusi adalah peradangan di telinga tengah dengan pengumpulan cairan di rongga telinga tengah. Tidak terdapat tanda infeksi akut dan tidak ada perforasi MT. Insidens tinggi pada anak, merupakan penyebab ketulian tersering pada anak. Sering tidak diketahui sebelum didapatkan oleh orang tuanya atau gurunya bahwa pasien mengalami gangguan pendengaran. Dokter spesialis anak dapat berperan aktif menemukan pasien.Diagnosis Gejala dan tanda otitis media efusi berupa: rasa penuh di telinga dan kurang pendengaran, MT suram, keabuan atau kemerahan, Kadang-kadang tampak adanya gelembung udara atau cairan di kavum timpani, MT retraksi atau terdorong ke luar atau pada posisi normal, MT menipis/menebal, vaskularisasi bertambah.Diagnosis pasti memerlukan pemeriksaan timpanometri, karena itu sebaiknya dirujuk ke spesialis THT.Tatalaksana Obat yang dapat diberikan adalah antibiotik dan dekongestan serta mukolitik ditambah dengan perasat Valsalva. Antihistamin diberikan bila ada tanda rinitis alergi. Miringotomi dan pemasangan grommet bila penyakit menetap lebih dari 2 bulan. Karena evaluasi penyakit ini memerlukan keterampilan spesialistis, pasien sebaiknya dirujuk ke THT sejak diagnosis pertama.6.9.4. MASTOIDITIS AKUTMastoiditis adalah infeksi bakteri pada tulang mastoid. Tanpa pengobatan yang adekuat, dapat menyebabkan meningitis dan abses otak. Biasanya didahului oleh OMA yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat.DiagnosisMastoiditis akut ditegakkan melalui adanya: Demam tinggi Pembengkakan di mastoid.Tatalaksana Anak harus dirawat di rumah sakit. Beri ampisilin 200 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis, paling sedikit selama 14 hari. Jika hipersensitif terhadap ampisilin, dapat diberikan eritromisin ditambah sulfa kotrimoksazol sampai tanda dan gejalanya hilang. Pasien dengan mastoiditis (apalagi jika ada tanda iritasi susunan syaraf pusat) sebaiknya dirujuk ke spesialis THT untuk mempertimbangkan tindakan insisi dan drainase abses mastoid atau mastoidektomi atau tatalaksana komplikasi intrakranial otogenik. Bila tidak ada spesialis THT, insisi abses dapat dilakukan oleh dokter lain. Jika anak demam tinggi ( 38,5C) yang menyebabkan anak gelisah atau rewel, berikan parasetamol.PemantauanAnak harus diperiksa oleh perawat sedikitnya setiap 6 jam dan oleh dokter sedikitnya sekali sehari. Jika respons anak terhadap pengobatan kurang baik, pertimbangkan kemungkinan meningitis atau abses otak.6.9.1. OTITIS MEDIA AKUTDiagnosisDiagnosis didasarkan pada riwayat nyeri pada telinga atau adanya nanah yang keluar dari dalam telinga (selama periode < 2 minggu). Pada pemeriksaan, pastikan terjadi otitis media akut dengan otoskopi. Warna membran timpani (MT) merah, meradang, dapat sampai terdorong ke luar dan menebal, atau terjadi perforasi disertai nanah.

TatalaksanaBerikan pengobatan rawat jalan kepada anak: Berhubung penyebab tersering adalah Streptococus pneumonia, Hemophilus influenzae dan Moraxella catharrhalis, diberikan Amoksisilin (15 mg/kgBB/kali 3 kali sehari) atau Kotrimoksazol oral (24 mg/kgBB/kali dua kali sehari) selama 710 hari. Jika ada nanah mengalir dari dalam telinga, tunjukkan pada ibu cara mengeringkannya dengan wicking (membuat sumbu dari kain atau tisyu kering yang dipluntir lancip). Nasihati ibu untuk membersihkan telinga 3 kali sehari hingga tidak ada lagi nanah yang keluar. Nasihati ibu untuk tidak memasukkan apa pun ke dalam telinga anak, kecuali jika terjadi penggumpalan cairan di liang telinga, yang dapat dilunakkan dengan meneteskan larutan garam normal. Larang anak untuk berenang atau memasukkan air ke dalam telinga. Jika anak mengalami nyeri telinga atau demam tinggi ( 38,5C) yang menyebabkan anak gelisah, berikan parasetamol. Antihistamin tidak diperlukan untuk pengobatan OMA, kecuali jika terdapat juga rinosinusitis alergi.Tindak lanjutMinta ibu untuk kunjungan ulangsetelah 5 hari Jika keadaan anak memburuk yaitu MT menonjol keluar karena tekanan pus, mastoiditis akut, sebaiknya anak dirujuk ke spesialis THT. Jika masih terdapat nyeri telinga atau nanah, lanjutkan pengobatan dengan antibiotik yang sama sampai seluruhnya 10 hari dan teruskan membersihkan telinga anak. Kunjungan ulang setelah 5 hari.Setelah kunjungan ulang (5 hari lagi): Bila masih tampak tanda infeksi, berikan antibiotik lini kedua: Eritromisin dan Sulfa, atau Amoksiklav (dosis disesuaikan dengan komponen amoksisilinnya). Infeksi mungkin karena kuman penghasil betalaktamase (misalnya H. influenzae) atau karena terdapat penyakit sistemik, misalnya alergi, rinosinusitis, hipogamaglobulinemia. Bila dengan antibiotik lini kedua juga gagal, dapat dirujuk untuk kemungkinan tindakan miringotomi dengan atau tanpa pemasangan grommet.OMA sembuh bila tidak ada lagi cairan di kavum timpani dan fungsi tuba Eustakius sudah normal (cek dengan timpanometer). Kesembuhan yang tidak sempurna, dapat menyebabkan berulangnya penyakit atau meninggalkan otitis media efusi kronis dengan ketulian ringan sampai berat.