infeksi puerperalis 2

download infeksi puerperalis 2

of 16

Transcript of infeksi puerperalis 2

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    1/16

    Infeksi puerperalis |1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi

    kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai

    dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas ini

    yaitu 6-8 minggu (Mochtar, Rustam, 1998:115). Masa nifas berlangsung selama kira-kira enam

    minggu (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2001:122). Dan

    pada masa nifas ini, dapat terjadi infeksi yang membahayakan nyawa ibu.

    Infeksi postpartum adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah

    melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10

    hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Kasus infeksi pada post

    partum sering terjadi. Infeksi post partum bila tidak diatasi dengan baik dan profesional sering

    mengalami morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Terutama bila sumber infeksi telah menjalar

    pada organ-organ vital.

    Infeksi nifas (puerperium) adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah

    melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10

    hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.

    Infeksi nifas setelah pervaginam terutama mengenai tempat implantasi plasenta dan

    desidua serta miometrium didekatnya. Pada sebagian kasus, duh yang keluar berbau, banyak,

    berdarah dan kadang-kadang berbusa. Pada kasus lain duh hanya sedikit. Involusi uterus dapat

    terhambat. Potongan mikroskopis munghkin memperlihatkan lapisan bahan nkrotik di superficial

    yang mengandung bakteri dan sebukan leukosit padat.

    Akhir dari persalinan, hampir seluruh sistem tubuh mengalami perubahan secara

    progresif. Semua perubahan pada ibu post partum perlu dimonitor oleh tim medis untuk

    menghindari terjadinya komplikasi.

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    2/16

    Infeksi puerperalis |2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    DEFINISI

    Infeksi puerperalis adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya

    kuman-kuman ke dalam alat-alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas (Sarwono

    Prawirohardjo, 2005 : 689 ).

    Infeksi puerperalis adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-

    alat genetalia dalam masa nifas (Mochtar Rustam, 1998 : 413).

    Jadi, yang dimaksud dengan infeksi puerperalisa adalah infeksi bakteri pada

    traktus genetalia yang terjadi setelah melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu

    hingga 38C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan dengan

    mengecualikan 24 jam pertama.

    EPIDEMIOLOGI

    Menurut WHO (World Health Organization), di seluruh dunia setiap menit

    seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan,

    persalinan,dan nifas. Dengan kata lain, 1.400 perempuan meninggal setiap hari

    atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan,

    persalinan, dan nifas ( Riswandi, 2005 ).

    Tiga penyebab utama Angka Kematian Ibu di Indonesia dalam bidang

    obstetri adalah perdarahan (45%), infeksi (15%) dan pre eklampsia (13%)

    (DepKes RI, 2007). Menurut data kesehatan Propinsi Jawa Timur terakhir pada

    tahun 2009 Angka Kematian Ibu sebesar 260 per 100.000 kelahiran hidup dan

    tiga penyebab Angka Kematian Ibu di Propinsi Jawa Timur yaitu perdarahan

    (34,62%), pre eklampsia (14,01%) dan infeksi (3,02%) (DinKes Jatim, 2009).

    ETIOLOGI

    Penyebab dari infeksi puerperalis ini melibatkan mikroorganisme anaerob dan

    aerob patogen yang merupakan flora normal serviks dan jalan lahir atau mungkin juga

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    3/16

    Infeksi puerperalis |3

    dari luar. Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50 % adalah streptococcus dan

    anaerob. Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi puerperalis antara lain :

    Streptococcus haematilicus aerobic

    Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari

    penderita lain , alat alat yang tidak steril , tangan penolong , dan sebagainya.

    Staphylococcus aurelis

    Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai

    penyebab infeksi di rumah sakit

    Escherichia coli

    Sering berasal dari kandung kemih dan rectum , menyebabkan infeksi terbatas

    Clostridium welchiiKuman anaerobik yang sangat berbahaya , sering ditemukan pada abortus

    kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.

    Infeksi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gabungan antara

    beberapa macam bakteri. Bakteri tersebut bisa endogen atau eksogen.

    Bakteri Endogen

    Bakteri ini secara normal hidup di vagina dan rektum tanpa menimbulkanbahaya (misal, beberapa jenis stretopkokus dan stafilokokus, E. Coli,

    Clostridium welchii).Bahkan jika teknik steril sudah digunakan untuk

    persalinan, infeksi masih dapat terjadi akibat bakteri endogen.

    Bakteri endogen juga dapat membahayakan dan menyebabkan infeksi jika:

    Bakteri ini masuk ke dalam uterus melalui jari pemeriksa atau

    melalui instrumen pemeriksaan pelvic

    Bakteri terdapat dalam jaringan yang memar, robek/ laserasi, atau

    jaringan yang mati (misalnya setelah persalinan traumatik atau

    setelah persalinan macet)

    Bakteri masuk sampai ke dalam uterus jika terjadi pecah ketuban

    yang lama.

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    4/16

    Infeksi puerperalis |4

    Bakteri eksogen

    Bakteri ini masuk ke dalam vagina dari luar (streptokokus, Clostridium

    tetani, dsb).

    Bakteri eksogen dapat masuk ke dalam vagina:

    melalui tangan yang tidak bersih dan instrumen yang tidak steril

    melalui substansi / benda asing yang masuk ke dalam vagina (misal,

    ramuan / jamu, minyak, kain)

    melalui aktivitas seksual.

    Di tempat tempat di mana penyakit menular seksual (PMS)

    (misal, gonorrhea dan infeksi klamidial) merupakan kejadian yang biasa,

    penyakit tersebut merupakan penyebab terbesar terjadinya infeksi uterus.

    Jika seorang ibu terkena PMS selama kehamilan dan tidak diobati, bakteri

    penyebab PMS itu akan tetap berada di vagina dan bisa menyebabkan

    infeksi uterus setelah persalinan.

    FAKTOR PREDISPOSISI

    1. Persalinan lama, khususnya pada yang ketubannya sudah pecah.pada.

    Dimana pada ketuban pecah ini kuman akan menjadi lebih mudah masuk

    ke dalam saluran reproduksi.

    2. Bermacam-macam pemeriksaan vagina selama persalinan, khususnya

    untuk yang ketubannya sudah pecah.

    3. Tehnik akseptik yang tidak bagus

    4. Kelahiran dengan operasi, terutama untuk yang melahirkan dengan section

    cesarean

    5.

    Retensi sisa plasenta atau membrane janin6. Perawatan perineum tidak memadai

    7. Infeksi yang terlukalisir di jalan lahir

    Biasanya terdapat pada tempat-tempat perlukaan jalan lahir karena tindakan

    persalinan dan pada bekas implantasi plasenta :

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    5/16

    Infeksi puerperalis |5

    a. Vulvitis, luka bekas episotomi atau robekan perbium yang kena

    infeksi. Jaringan sekitar luka membengkak, tepi luka meraih

    dan bengkak, jahitan mudah terlepas, luka yang terbuka

    menjadi ulkus dan mengeluarkan pus

    b. Vaginatis : luka karena tindakan persalinan terinfeksi,

    permukaan mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus

    dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus

    c. Servisitis : infeksi pada serviks agar dalam dapat menjalar ke

    ligamentum dan parametrium

    d. Endometritis : infeksi terjadi pada tempat insersi plasenta dan

    dalam waktu singkat dapat mengenai seluruh endometrium

    e.

    Peritonitis

    Terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapatjuga ditemukan bersama-

    sama dengan salpingo-oofaritis dan seliltis pelvika, infeksi nifas dapat

    menyebar melalui pembuluh linfe didalam uterus langsung mencapai

    peritoneum dan menyebabkan peronitis

    f. Septikomeia dan piemia : Keduanya merupakan infeksi berat.

    Pada septikemia :

    1.

    Dari permulaan penderita sudah sakit dan lemah2. Sampai 3 hari post partum suhu menigkat dengan cepat biasanya

    isertai menggigil, suhunya berkisar 39-400 C

    3. Nadi meningkat / menjadi cepat (140-160 x / menit atau lebih)

    Sedangkan pada piemia :

    1. Penderita tidak lama post partum sudah merasa sakit

    2. suhu agak meningkat (350 C)

    3. Perut nyeri

    Infeksi ini disebabkan oleh kuman-kuman yang sangat pathogen biasanya

    streiptoccocus haeomlyticus golongan A. infeksi ini merupakan 50 % dari semua

    kematian karena infeksi nifas.

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    6/16

    Infeksi puerperalis |6

    Pada septicemia kuman-kuman dari sarangnya diuterus, langsung masuk

    ke dalam peredaran darah umum dan menyebabkan ifeksi. Pada plemia terdapat

    dahulu trombofelbitis ini menjalar ke venauterina, venatupogastrika dan / atau

    vena onari (tromboflebitis pelvika).

    PATOFISIOLOGI

    Setelah kala III, daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah lika

    dengan diameter kira-kira 4 cm. Permukaanna tidak rata, berbenjol benjol

    karena banyak vena yang ditutupi trombus. Daerah ini merupakan tempat yang

    baik untuk tumbuhnya kuman-uman dan masuknya jenis-jenis yang patogen

    dalam tubuh wanita. Serviks sering mengalami perlukaan pada persalinan,

    demikian juga vulva, vagina dan perineum yang semuanya merupakan tempat

    masuknya kuman-kuman patogen. Proses radang dapat terbatas pada luka-luka

    tersebut atau menyebar di luar luka asalnya. Adapun infeksi dapat terjadi sebagai

    berikut:

    a. Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada

    pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam

    vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain adalah bahwa sarung tangan

    atau alat alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya

    bebas dari kuman-kuman.

    b. Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi

    bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau petugas

    lainnya yang berada di ruangan tersebut. Oleh karena itu, hidung dan

    mulut petugas yang bertugas harus ditutup dengan masker dan penderita

    infeksi saluran nafas dilarang memasuki kamar bersalin.

    c.

    Dalam rumah sakit selalu banyak kuman-kuman patogen, berasal daripenderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa

    oleh aliran udara kemana-mana, antara lain ke handuk, kain-kain yang

    tidak steril, dan alat-alat yang digunakan untuk merawat wanita dalam

    persalinan atau pada waktu nifas.

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    7/16

    Infeksi puerperalis |7

    d. Infeksi Intrapartum sudah dapat memperlihatkan gejala-gejala pada

    waktu berlangsungnya persalinan. Infeksi intraparum biasanya terjadi

    pada waktu partus lama, apalagi jika ketuban sudah lam pecah dan

    beberapakali dilakukan pemeriksaan dalam. Gejal-gejala ialah kenaikan

    suhu, biasanya disertai dengan leukositosis dan takikardia; denyut

    jantung janin dapat meningkat pula. Air ketuban biasanya menjadi keruh

    dan berbau. Pada infeksi intra partum kuman-kuman memasuki dinding

    uterus pada waktu persalinan, dan dengan melewati amnion dapat

    menimbulkan infeksi pula pada janin.

    KLASIFIKASI

    Infeksi nifas dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:

    1. Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, cerviks dan

    endometrium

    Vulvitis

    Pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan

    sekitarnya membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak ; jahitan

    ini mudah terlepas dan luka yang terbuka menjadi ulkus dan

    mangeluarkan pus.

    Vaginitis

    Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau

    melalui perineum. Permukaan mukosa membengkak dan kemerahan,

    terjadi ulkus, dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah

    ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi pada umumnya infeksi tinggal

    terbatas.

    Servisitis

    Infeksi sering juga terjadi, akan tetapi biasanya tidak menimbulkan

    banyak gejala. Luka serviks yang dalam dan meluas dan langsung

    kedasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke

    parametrium.

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    8/16

    Infeksi puerperalis |8

    Endometritis

    Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman

    memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas Insersio plasenta, dan

    dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.

    2. Penyebaran dari ke empat tempat tersebut melalui vena-vena, pembuluh

    limfe, dan melalui permukaan endomertium.

    Penyebaran melalui pembuluh-pembuluh darah

    Septikemia dan Piemia

    Ini merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kuman-kuman yang

    sangat pathogen biasanya Streptococcus haemolyticus golongan A.

    Infeksi ini sangat berbahaya dan merupakan 50% dari semua kematian

    karena infeksi nifas4.

    Pada septikemia kuman-kuman dari sarangnya di uterus, langsung

    masuk keperedaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum.

    Adanya septicemia dapat dibuktikan dengan jalan pembiakan kuman-

    kuman dari darah. Pada piemia terdapat dahulu tromboflebitis pada

    vena-vena diuterus serta sinus-sinus pada bekas tempat plasenta.

    Tromboflebitis ini menjalar ke vena uterine, vena hipogastrika, dan/atau

    vena ovarii (tromboflebitis pelvika). Dari tempat-tempat thrombus itu

    embolus kecil yang mengandung kuman-kuman dilepaskan. Tiap kali

    dilepaskan, embolus masuk keperedaran darah umum dan dibawa oleh

    aliran darah ketempat-tempat lain, antaranya ke paru-paru, ginjal, otak,

    jantung, dan sebagainya, dan mengakibatkan terjadinya abses-abses

    ditempat-tempat tersebut. Keadaan ini dinamakan piemia7.

    Penyebaran melalui jalan limfe dan jalan lain

    Peritonitis

    Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe didalam uterus

    langsung mencapai peritoneum dan menyebabkan peritonitis, atau

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    9/16

    Infeksi puerperalis |9

    melalui jaringan diantara kedua lembar ligamentum latum yang

    menyebabkan parametritis ( sellulitis pelvika).

    Parametritis (sellulitis pelvika)

    Peritonitis dapat pula terjadi melalui salpingo-ooforitis atau sellulitis

    pelvika

    Infeksi jaringan ikat pelvis dapat terjadi melalui tiga jalan yakni:

    Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari

    endometritis.

    o Penyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas sampai

    kedasar ligamentum.

    o Penyebaran sekunder dari tromboflebitis pelvika.

    o

    Penyebaran melalui permukaan endometrium

    GEJALA

    1. Peningkatan suhu tubuh (38C atau lebih) yang terjadi antara hari ke 2-10

    postpartum

    2. Tachicardia

    3. Malaise umum

    4. Nyeri

    5. Lochea berbau tidak sedap. (Helen Varney, 2008)

    Gejala infeksi puerperalis dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :

    A. Infeksi yang terbatas pada perineum , vulva , vagina , serviks , dan

    endometrium .

    Infeksi perineum, vulva, dan serviks

    o Rasa nyeri dan panas pada tempat infeksi, disuria, dengan atau

    tanpadistensi urine.

    o

    Jahitan luka mudah lepas, merah, dan bengkak.o Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaan tidak berat,

    suhu sekitar 38C, dan nadi kurang dari 100x/menit.

    o Bila luka terinfeksi tertutup jahitan dan getah radang tidak

    dapat keluar, demam bisa meningkat hingga 39-40C, kadang-

    kadang disertai menggigil.

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    10/16

    Infeksi puerperalis |10

    Endometritis

    o Kadang kadang lokhea tertahan dalam uterus oleh darah sisa

    plasenta dan selaput ketuban yang disebut lokiametra.

    o Pengeluaran lokia bisa banyak atau sedikit, kadang-kadang

    berbau/tidak, lokhea berwarna merah atau coklat.

    o Suhu badan meningkat mulai 48 jam postpartum, menggigil,

    nadi biasanya sesuai dengan kurva suhu tubuh.

    o Sakit kepala, sulit tidur, dan anoreksia.

    o Nyeri tekan pada uterus, uterus agak membesar dan lembek,

    his susulan biasanya sangat mengganggu.

    o Leukositosis dapat berkisar antara 10.000-13.000/mm.

    B. Penyebaran dari tempat tersebut melalui vena , jalan limfe dan permukaan

    dan endometrium.

    Septikemia dan piemia

    o Pada septikemia, sejak permulaan klien sudah sakit dan

    lemah sampai 3 hari postpartum suhu meningkat dengan

    cepat. Biasanya disertai menggigil dengan suhu 39-40C.

    Keadaan umum cepat memburuk, nadi sekitar 140-

    160x/menit atau lebih. Klien juga dapat meninggal dalam

    6-7 hari postpartum.

    o Pada piemia, suhu tubuh klien tinggi disertai dengan

    menggigl yang terjadi berulang-ulang. Suhu meningkat

    dengan cepat kemudian suhu turun dan lambat laun timbul

    gejala abses paru, pneumonia, dan pleuritis.

    Peritonitis

    o

    Pada umumnya terjadi peningkatan suhu, nadi cepat dan

    kecil, perut kembung dan nyeri, serta ada defensif

    muskuler. Wajah klien mula-mula kemrahan, kemudian

    menjadi pucat, mata cekung, kulit wajah dingin, serta

    terdapat facishipocratica.

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    11/16

    Infeksi puerperalis |11

    o Pada peritonitis yang terdapat di daerah pelvis, gejala tidak

    seberat peritonis umum klien demam, perut bawah

    nyeri,tetapi keadaan umum tetap baik.

    Selulitis pelvis

    o Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai

    rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan

    dalam, patut dicurigai adanya selulitis pelvic.

    o Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan

    nyeri di sebelah uterus.

    o Di tengah jaringan yang meradang itu bisa timbul abses

    dimana suhu yang mula mula tinggi menetap , menjadi naik

    turun disertai menggigil.

    o Pasien tampak sakit, nadi cepat, dan nyeri perut.

    DIAGNOSIS

    1. Anamnesa

    2. Pemeriksaan fisik :

    Inspeksi :

    Palpasi :

    3. Pemeriksaan penunjang

    Jumlah sel darah putih (SDP) : normal atau tinggi dengan pergeseran

    diferensial ke kiri.

    Laju endap darah (LED) dan jumlah sel darah merah(SDM) sangat

    meningkat dengan adanya infeksi.

    Hemoglobin atau hematokrit (Hb/Ht) mengalami penurunan pada

    keadaan anemia.

    Kultur (aerobik/anaerobik) dari bahan intrauterus atau intraservikal

    atau drainase luka atau perwarnaan gram di uterus mengidentifikasi

    organisme penyebab.

    Urinalisis dan kultur mengesampingkan infeksi saluran kemih.

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    12/16

    Infeksi puerperalis |12

    Ultrasonografi menentukan adanya fragmen-fragmen plasenta yang

    tertahan melokalisasi abses perineum.

    Pemeriksan bimanual : menentukan sifat dan lokal nyeri pelvis,

    massa atau pembentukan abses, serta adanya vena-vena dengan

    trombosis.

    PENATALAKSANAAN

    1.Memberikan banyak cairan

    Tujuannya adalah untuk memperbaiki atau mencegah dehidrasi, membantu

    menurunkan demam dan mengobati shock. Pada kasus yang parah, maka perlu

    diberikan cairan infus. Jika pasien sadar bisa diberikan cairan oral.

    2.

    Mengesampingkan fragmen plasenta yang tertahan

    Fragmen plasenta yang tersisa dapat menjadi penyebab sepsis nifas. Pada rahim,

    jika terdapat lokhia berlebihan,berbau busuk dan mengandung gumpalan darah,

    eksplorasi rahim untuk mengeluarkan gumpalan dan potongan besar jaringan

    plasenta akan diperlukan. Tang Ovum dapat digunakan, jika diperlukan.

    3. Kombinasi antibiotik diberikan sampai pasien bebas demam selama 48 jam, dan

    kombinasi antibiotik berikut ini dapat diberikan :

    a. ampisilin 2 g IV setiap 6 jam, dan

    b. gentamisin 5 mg / kg berat badan IV setiap 24 jam, dan

    c. metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.

    4. Penatalaksaana bayi baru lahir dengan ibu yang terinfeksi

    Karena infeksi pada neonatus dapat menjadi penyebab utama kematian neonatal.Hal yang perlu diperhatikan :

    o Mencuci tangan : jika ibu cukup baik kondisinya, penting untuk mencuci

    tangan sebelum dan sesudah merawat bayi baru lahir

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    13/16

    Infeksi puerperalis |13

    o Menyusui: jika ibu cukup baik, menyusui bisa diteruskan. Jika ibu sangat

    sakit, dikonsultasikan dengan medis praktisi yang mengkhususkan diri

    dalam perawatan bayi baru lahir.

    o jika tidak mungkin bagi bayi baru lahir dirawat oleh ibu, saudara dekat

    mungkin tersedia bagi merawat bayi sampai ibu cukup baik.

    5. Manajemen lebih lanjut

    Jika uterus nekrotik dan sepsis, mungkin diperlukan histerektomi subtotal.

    PENCEGAHAN

    Pencegahan Infeksi

    1.

    Selama kehamilan

    Memperbaiki keadaan gizi

    Koitus pada saat kehamilan tua

    Mencegah terjadinya anemia

    Pemeriksaan dalam jangan terlalu sering dilakukan tanpa

    indikasi

    2. Selama persalinan

    Hindari pemeriksaan dalam nerulangulang, lakukan bila adaindikasi dengan sterilitas yang baik.

    Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.

    Jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat

    alat harus suci hama.

    Perlukaan perlukaan jalan lahir karena tindakan baik

    pervaginam maupun perabdominam.

    3. Selama nifas

    Lukaluka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi.

    Penderita dengan infeksi nifas sebiknya diisolasi.

    Tamu yang berkunjung harus dibatasi. (Wiknjosastro, 2006)

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    14/16

    Infeksi puerperalis |14

    KOMPLIKASI

    a. Sindroma distres pernafasan dewasa

    b. Koagulasi intravascular diseminata

    c. Gagal Ginjal akut

    d. Perdarahan usus

    e. Gagal hati

    f. Disfungsi SSP

    g. Gagal jantung

    h. Kematian

    PROGNOSIS

    Pada dasarnya prognosisnya baik bila diatasi dengan pengobatan yang sesuai.

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    15/16

    Infeksi puerperalis |15

    BAB III

    PENUTUP

    KESIMPULAN

    Infeksi postpartum adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah

    melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10

    hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Ini disebakan oleh kuman

    aerob juga kuman anaerob. Infeksi bisa terjadi melalui tangan penderita, droplet infeksion,

    infeksi rumah sakit (hospital infection), dalam rumah sakit. Manifestasi yang muncul bergantung

    pada tempat-tempat infeksi, ada infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan

    endometrium kemudian bisa menyebar dari tempat-tempat tersebut melalui vena-vena, jalan

    limfe dan permukaan endometrium. Bila menyebar maka manifestasi yang muncul juga dapat

    memperburuk keadaan penderita.

  • 8/10/2019 infeksi puerperalis 2

    16/16

    Infeksi puerperalis |16

    DAFTAR PUSTAKA

    Wiknjosastro, Hanifa. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

    Maternal Dan Neonatus. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta

    Andy W, MD . 2010. Postpartum Infection.

    http://emedicine.medscape.com/article/796892-clinical#a0217. Diakses : tanggal 27

    April 2013.

    http://emedicine.medscape.com/article/796892-clinical#a0217http://emedicine.medscape.com/article/796892-clinical#a0217http://emedicine.medscape.com/article/796892-clinical#a0217