infeksi kehamilan

21
Infeksi pada kehamilan

description

sdsdsd

Transcript of infeksi kehamilan

  • Infeksi pada kehamilan

  • Grup A StreptokokusStreptokokus piogenes relatif jarangMenghasilkan banyak toksin infeksi berat seperti toxic shock like syndrome.Jika menghasilkan eksotoksin terjadi scarlet fever, erisipelas.Infeksi umumnya berupa infeksi pascapersalinan (46%), radang otot uterus(28%), peritonitis(8%), dan abortus septik(7%)

  • Grup B StreptokokusGBS : sering terdapat pada vagina dan rektumSelama kehamilan kolonisasi bisa transien, intermiten, atau kronik dan spektrum infeksi bervariasi dari adanya kolonisasi asimtomatik sampai sepsis.Transmisi bakteri intrapartum dari ibu ke bayi, akan menyebabkan infeksi berkembang menjadi sepsis neonatal pada masa nifasPenyebab utama dari early onset neonatal sepsis septisemia dengan gejala distres respirasi, apneu, syok yang biasanya terjadi dlm 6-12 jam sampai 7 hari setelah persalinan.> 7 hari-3bln late onset diseaseAOCOG : pemberian antibiotika pada persalinan < 37 minggu, ketuban pecah lebih atau sama dgn 18 jam, temperatur ibu melahirkan lbh atau sama dgn 38C.Antibiotika : derivat penisilin, bila alergi dapat diberi klindamisin/ eritromisin

    Non GBS : E. Coli dan EnterobacteriaceaKehamilan prematur, KPD, korioamninonitis, fetal dan neonatal infeksi, juga menimbulkan bakteri uri, pielonefritis dan endometritis pascapersalinan.

  • Demam TifoidPenyebab : Salmonella typhi dengan masa inkubasi antara 3-60 hari.Gejala : panas tinggi dan persisten 7-10 hari, disertai sakit kepala, malaise, gangguan defekasi.Komplikasi : perforasi ususPengaruh terhadap kahamilan : keguguran, persalinan prematur, dan kamatian janin intrauterin terutama kalau terjadi infeksi pada trimester pertama dan kedua.Pencegahan : perbaikan sanitasi dan higieneAntibiotika : kloramfenikol dan tiamfenikol,hati2 pada penekanan fungsi sumsum tulang.Florokuinolon obat paling efektif

  • Infeksi MalariaInfeksi malaria pada kehamilan sangat merugikan baik bagi ibu dan janin yang dikandungnya, karena dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu maupun janin. Pada ibu menyebabkan anemi, malaria serebral, edema paru, gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada janin menyebabkan abortus, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian janin.

  • Manifestasi KlinikPanas : umumnya panas tinggi sampai menggigil Anemia : akan menjadi parah pada kehamilan karena hemolisis dengan akibat asam folat menurun, di samping karena perubahan pada kehamilanPembesaran lien : umunya pada timester IIPada infeksi yang berat bisa terjadi : ikterus, kejang, kesadaran menurun, koma, muntah, dan diare.

  • Diagnosis MalariaKlinikAnamnesisDemam, menggigil (dapat disertai mual, muntah, diare, nyeri otot, dan pegal)Riwayat sakit malaria, tinggal di daerah endemik malaria, minum obat malaria 1 bulan terakhir, tranfusi darahUntuk tersangka malaria berat, dapat disertai satu dari gajala di bawah; gangguan kesadaran, kelemahan umum, kejang, panas sangat tinggi, mata, dan tubuh kuning, perdarahan hidung, gusi, saluran cerna, muntah, warna urin seperti teh tua, oliguria, pucatPemeriksaan fisik : panas, pucat, splenomegali, hepatomegaliPemeriksaan mikroskopik : sediaan darah (tetes tebal/tipis untuk menentukan ada tidaknya parasit malaria, spesies, dan kepadatan parasit.

  • Komplikasi Hipoglikemia : diduga sebagai gejala klinik malaria karena takikardia, berkeringat, dan pusing.P.falciparum terutama yang mendapat obat kimia, kadar gula darah harus diperiksa setiap 4-6 jam.Hipoglikemia pada ibu dapat menyebabkan terjadinya gawat janintanpa diketahui penyebabnya.Edema paru : lebih sering terjadi pada trimester II dan trimester IIIAnemia berat sering terjadi pada malaria dalam kehamilan. Anemia dengan kadar hemoglobin kurang dari 7 g% sebaiknya ditransfusi dengan packed cells.

  • Resiko Malaria terhadap JaninAbortusPrematuritasLahir matiInsufisiensi plasentaPertumbuhan janin terhambatBayi kecil masa kehamilanTransmisi plasmodium (
  • Patofisiologi ToxoplasmosisSetelah invasi parasit yang biasanya terjadi di usus, parasit memasuki sel atau difagositosis. Parasit berkembangbiak di dalam sel, menyebabkan sel pejamu pecah dan menyerang sel lain disekitarnya. Toksoplasma dapat tetap hidup dalam makrofag, sehingga dapat menyebar secara hematogen dan limfogen keseluruh tubuh. Parasit dapat menyerang semua organ dan jaringan tubuh pejamu, kecuali sel darah merah yang tidak berinti. Kerusakan jaringan oleh parasit dapat dihentikan oleh kekebalan humoral maupun selular pejamu. Namun kerusakan dapat berlanjut dijaringan dimana zat anti tidak dapat masuk karena ada sawar, misalnya dijaringan otak dan mata. Bila ibu hamil mengalami infeksi primer, mula-mula terjadi parasitemia. diawali dengan masuknya darah ibu yang mengandung parasit kedalam plasenta, sehingga terjadi keadaan plasentitis yang terbukti dengan adanya gambaran plasenta engan reaksi inflamasi menahun pada desidua kapsularis dan fokal reaksi pada vili. Parasit ini menyerang tiap sel berinti, termasuk sel gamet yang tentunya akan menimbulkan kegagalah fertilisasi atau hancurnya zigot. Toksoplasma IgG serum menunjukkan titer yang tinggi pada kelompok infertilitas idiopatik.

  • Klinis Toxoplasmosis-Infeksi KongenitalInfeksi pada kehamilan muda dapat menyebabkan abortus atau kehamilan matikehamilan lebih lanjut berakibat bayi prematur atau cukup bulan dengan gejala toksoplasmosis kongenitalToksoplasmosis ibu dapat menyebabkan abortus, kematian janin, pertumbuhan janin terhambat, partus prematurus dan kematian neonatal. Bayi yang lahir hidup dapat menderita cacat bawaan seperti hidrosefalus, mikrosefalus, anensefalus, meningoensefalomielitis dengan perkapuran-perkapuran diotak, korioretinitis, iridosiklisis, atrofia nervi optisi, iritis, nistagmus.

  • Patogenesis RubellaRubella dapat diinduksi pada orang yang rentan oleh instilasi virus ke dalam nasofaring dan infeksi alamiah. Dapat dideteksi di dalam darah selama 1 atau 2 hari dan di dalam bilasan tenggorok selama 7 hari, sebelum timbulnya rash sampai 2 minggu setelah mulainya. Nodus limfatikus memperlihatkan udem dan hiperplasia.Rubella Kongenital akibat transmisi virus transplasenta ke fetus dari ibu yang terinfeksi Disertai dengan retardasi pertumbuhan, infiltrasi hati dan limpa oleh jaringan hematopoetik, pneumonia intertitial, penurunan megakariosit di dalam sumsum tulang serta berbagai malformasi kardiovaskular dan susunan saraf pusat. Virus ini dapat menetap dalam fetus selama kehidupan intra uterus dan mungkin diekskresikan selama 6-31 bulan setelah lahir.

  • Manifestasi KlinikSindrom Rubella: malformasi jantung seperti Ductus Arteriosus Paten, cacat septum interventrikulare atau stenosis pulmonalislesi mata seperti kornea menyuram, katarak, korio retinitis dan mikroftalmiamikrosefali, retardasi mental dan ketulianBeberapa bayi ditemukan menderita imunnodefisiensi humoral dan/ atau selular

  • Pencegahan RubellaPemberian Globulin GammaImunisasi aktif dengan vaksin rubella hidup yang telah dilemahkan. Vaksin Rubella tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau kehamilan pasca 3 bulan imunisasi karena resiko teoritis kerusakan fetus.

  • Manifestasi Klinik CMVInfeksi CMV Kongenital

    Petekiae, hepatosplenomegali dan ikterus Mikrosefali dengan atau tanpa kalsifikasi cerebrum, retardasi pertumbuhan intrauterus dan prematuritas. Prognosis buruk diantara bayi terinfeksi parah dengan angka mortalitas 20-30%Kebanyakan infeksi CMV Kongenital tak jelas secara klinik saat lahir. Antara 5-22% bayi terinfeksi asimptomatik menderita kelainan gigi, mata, pendengaran atau psikomotor.

  • Infeksi CMV Perinatal

    Neonatus bisa mendapatCMV pada waktu persalinan oleh lewat melalui jalan lahir terinfeksi atau oleh kontak pascalahir dengan susu ibu atau sekresi lain.40-60% bayi yang minum ASI untuk >1 bulan dari ibu seropositif akan terinfeksi. Penularan iatrogenik dapat juga akibat transfusi darah neonatal. Manifestasi klinik: Peningkatan berat badan yang buruk, adenopati, rash, hepatitis, anemia dan limfositosis atipikEkskresi CMV sering menetap selama beberapa bulan sampai beberapa tahun.

  • Diagnosis Pada Wanita Hamil Screening CMV MaternalCMV IgG PositifCMV IgM Positif CMV spesific IgG dan IgM dengan cara EIAAfiditas CMV spesific IgG dengan cara EIACMV spesific IgM dengan cara ImmunoblotCMV IgG NegatifCMV IgM Negatif CMV IgG PositifIndeks Afiditas IgG TinggiCMV IgM Negatif

    Tidak Terinfeksi CMVCMV IgG Positif atau SerokonversiIndeks Afiditas IgG RendahCMV IgM Positif

    Hasil pemeriksaan serologis tidak pasti CMV IgG PositifIndeks Afiditas IgG TinggiCMV IgM PositifInfeksi laten CMV Infeksi tak teridentifikasi Infeksi Primer CMV Infeksi rekuren CMVTidak dievaluasi > lanjut Follow-up invasif Infeksi Primer CMV

  • Infeksi menular seksual pada wanita hamil

  • Gonore (Neisseria gonorrhoeae)Klamidiasis (Chlamydia trachomatis)Asimtomatik pada wanitasulit mengetahui masa inkubasinya15 macam serovar B,D,E, F, G, H, I, J, K, Mpenyebab inf. Traktus genitourinarius serta pneumonia pada neonatusKeluhan genitourinarius bawah : disuria yang kadang disertai poliuria, perdarahan antara masa haid, dan menoragia10% CT pada serviks menyebar secara asendensPRPkehamilan ektopik dan infertilitas akibat obstruksiDaerah yang paling sering : serviks hiperemis dengan erosi dan sekret mukopurulenDaerah yang paling sering : endoserviks duh mukopurulen, ektopi hipertrofi Infeksi pada servikskomplikasi salpingitis atau PRP infertilitas atau kehamilan ektopikDampak kehamilan : abortus spontan, kelahiran prematur, dan kematian perinatalDiagnosis : kultur (paling baik)D: kultur,DFA,ELISA, hibridisasi DNA, PCR,LCRPengobatan : sefiksim, seftriakson, siprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin, spektinomisin kuinolon tdk dianjurkan u/ibu hamilPengobatan : golongan tetrasiklin dan eritromisin. Doksisiklin, azitromisin, tetrasiklin, eritromisin, ofloksasin kuinolon dan tetrasiklin tdk blh u/ibu hamil Kehamilan infeksi ditemukan pd trims 1 (sebelum korion berfusi dengan desidua dan mengisi kavum uteri) Dampak pada janin konjungtivitis neonatus dan pneumonia infantil sirup eritromisin diberikan selama 14 hariManifestasi klinis : kelahiran prematur, korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan. Konjungtivitis gonokokalinfeksi perinatal yg paling seringGejala pada wanita hamil : keluarnya sekret vagina, perdarahan, disuria, dan nyeri panggul

  • Trikomoniasis ( Trichomonas vaginalis)Vaginosis BakterialisDitularkan memalui hub.seksual, sering menyerang tr.urogenitalis bag. Bawah pd pria maupun wanita resiko rendahKeluhan : bau vagina yang khas : amis terutama pada waktu/setelah senggama.Gejala : keputihan, gatal, iritasi.Pemeriksaan : sekret homogen, keabuan, tdk ada inflamasi di daerah vulva dan vaginaTanda : duh tubuh vagina (klasik), kolpitis makularistanda klinik yg spesifikKehamilan : abortus spontan pada trims I dan II, kelahiran prematur, ruptur membran yang prematur, persalinan prematur, BBLR, korioamnionitis, endometritis pascapersalinan, dan infeksi luka pasca operasi sesar.Kehamilan : ada TV pada trims II prematur ruptur membran, BBLR, dan abortusDiagnosis : Cairan vagina homogen, putih keabu-abuan, dan melekat pada dinding vagina, PH vagina > 4,5, Sekret vagina berbau amis sebelum atau sesudah penambahan KOH 10% (Whiff test), Clue cells pada pemeriksaan mikroskopikDiagnosis : kulturPengobatan : metronidazol atau klindamisinPengobatan : metronidazol

  • Sifilis (Treponema pallidum)Ditularkan lewat kontak seksual, secara vertikal pada masa kehamilanDiagnosis : Menemukan T. Pallidum dalam spesimen dgn mikroskop, pewarnaan Burry, imunofluoresensi, RPR, TPHALesi primer : 3 minggu setelah kontak : di genitalia ekterna berupa papul berindurasi tdk nyeri, permukaan mengalami nekrosis dan ulserasi dengan tepi yang meninggi, teraba keras dan barbatas tegasPengobatan : injeksi Penisilin Benzatin sifilis primer, sekunder dan laten diniDoksisiklin bagi yang alergi terhadap penisilin dan tidak hamilLesi sekunder : malese, demam, nyeri kepala, limfadenopati generalisata, ruam generalisata dengan lesi di palmar, plantar, mukosa oral atau genital, kondiloma lata di daerah intertrigenosa dan alopesia. Bagi yang alergi terhadap penisilin dan dalam keadaan hamil tetap diberikan penisilin dengan cara desentisasiSifilis laten : fase sifilis tanpa gejala klinik dan hanya pemeriksaan serologik yang reaktifSifilis tersier : kerusakan pada SSP, KV, mata, kulit, serta organ lain.Kehamilan : tdk jauh berbeda pada tdk hamil. Transmisi treponema dari ibu ke janin terjadi setelah plasenta terbentuk utuh sekitar umur 16 minggu

    *****************