Inersia Uteri

7
INERSIA UTERI Oleh : Umi Hadijati, Amd. Keb, S. Pd, MM. Kes

description

inersia uteri

Transcript of Inersia Uteri

INERSIA UTERI

INERSIA UTERIOleh :Umi Hadijati, Amd. Keb, S. Pd, MM. Kes

PENGERTIANHis yang sifatnya lebih lemah, lebih singkat, dan lebih jarang dibandingkan his yang normal ( Mochtar, 1998).

KLASIFIKASIInersia dibagi atas :1)Inersia uteri primerKelemahan his timbul sejak dari permulaan persalinan.Kontraksi uterus lebih aman, singkat dan jarang daripada biasa. Keadaan umum penderita baik dan rasa nyeri tidak seberapa. Hal iniharus dibedakan dengan his pendahuluan yang juga lemah dan kadang-kadang menjadi hilang (false labour)2)Inersia uteri SekunderKelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat teratur dan dalam waktu yang lama. Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, pada bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah.

ETIOLOGIKelainan his ditemukan pada :-Multigravida.-Bagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah uterus misalnya kelainan letak janin, atau disproporsi sefalopelvik.-Peregangan rahim yang berlebihan ; pada kehamilan ganda dan hidramnion- Gangguan pembentukan uterus pada masa embrional misalnya uterus bikornis- Pada sebagian kasus penyebab inersia uteri tidak diketahui

DIAGNOSISDiagnosis inersia membutuhkan pengalaman dan pengawasanyang teliti terhadap persalinan. Pada fase laten diagnosis akan lebih sulit tetapi bila sebelumnya telah ada kontraksi yang kuat dan lama maka diagnosis inersia uteri sekunder akan lebih mudah.

PENANGANANPeriksa keadaan serviks, presentasi serta posisi janin, turunnya kepala janin dalam panggul dan keadaan panggul.1)Bila inersia disertai disproporsi sefalopelvik sebaiknya dilakukan Sectio Caesarea

2)Apabila tidak ada disproporsi sefalopelvik atau disproporsi sefalopelvik ringan dapat diambil sikap :-Perbaiki keadaan umum penderita, kandung kemih dikosongkan.-Bila kepala aatau bokong janin sudah masuk kedalam panggul penderita disuruh berjalan-jalan.-Atau berikan oksitosin 5-10 IU dalam 500 cc dekstrosa 5%diberikan secara inus intravena dengan kecepatan kira-kira 12 tetes permenit, dinaikkan setiap 10-15 menit sampai 40-50 tetes permenit-Pemberian oksitosinsebaiknya diberikan beberapa jam saja, kalau ternyata tidak ada kemajuan pemberian dihentikan, supaya penderita beristirahat, kemudian dicoba lagi untuk beberapa jam; kalau masih tidak ada kemajuan lebih baik dilakukan sectio caesarea.

3)Bila semula his kuat tetapi kemudian terjadi inersia uteri sekunder, ibu lemah dan partus telah berlangsung lebih 24 jam pada primi dan 18 jam pada multi, sebaiknya partus segera diselesaikan sesuai dengan hasil pemeriksaan dan indikasi obsbstetrik lainnya (ekstraksi vakum atau forsep atau SC).