Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

download Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

of 33

Transcript of Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    1/33

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    2/33

    2

    Untuk mempelajari macam-macam anyaman, kita perlu sekali

    membuat gambarnya. Gambar ini dibuat pada kertas gambar yang

    bergaris segi-segi (kotak-kotak) yaitu kertaspatron. Sela diantara dua gais

    memanjang kita anggapsebagai benang lusi dan sela diantara dua garis

    melintang kita anggap sebagai benang pakan.

    Segi-segi kecil itu adalah tempat/titik persilangan benang-benang lusi

    dengan benang-benang pakan. Benang-benang lusi yang berjalan diatas

    benang-benang pakan dinyatakan dengan segi-segi terisi (gambar 3).

    Ditempat ini benang pakan berjalan dibawah benang lusi. Benang-benang

    lusi yang berjalan di bawah benang pakan dinyatakan oleh segi-segi

    kosong.

    Gambar 3

    Di tempat ini benang pakan berjalan di atas benang lusi. Benang lusi

    yang berjalan diatas dua benang pakan dinyataka oleh dua segi terisi dijurusan memanjang dan benang pakan yang berjalan di atas dua benang

    lusi dinyatakan oleh dua segi kosong di jurusan melintang.

    Gambar 4

    Dekomposisi kain merupakan salah satu cara untuk mengetahui

    komposisi kain. Ini dilakukan jika kita hendak membuat kain tanpa adanya

    keterangan tentang konstruksi kain tersebut dan yang ada hanya kain kain

    contoh dengan ukuran yang tidak dengan sebenarnya.

    Dengan proses dekomposisi kain tersebut kita akan memperoleh

    data-data konstruksi kain, sehingga dari data tersebut kita dapat membuat

    rencana tenun,kebutuhan bahan dan sebagainya.

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    3/33

    3

    Pada prinsipnya kain tenun merupakan suatu bahan yang

    mempunyai panjang dan lebar tertentu yang terbentuk dari suatu

    anyaman dari benang lusi dan benang pakan. Benang benang tersebut

    dapat diperhitungkan berapa panjangnya untuk membuat suatu kain.

    Disamping itu juga benang tersebut mempunyai berat yang tentunya akan

    semakin berat jika benang tersebut semakin panjang.

    Jadi pada intinya untuk dapat memperkirakan kebutuhan bahan baku

    dapat dilakukan dengan mengetahui dekomposisi kain yang meliputi :

    Nomor benang

    Nomor benang adalah perbandingan antara panjang dan berat atau

    sebaliknya.

    Mengkeret

    Karena kain dibentuk dari suatu anyaman tentunya ada saat dimana

    suatu benang harus bergerak naik dan bergerak turun. Gerakan

    tersebut akan memprngaruhi kebutuhan bahan baku untuk

    menghasilkan suatu kain. Akibat gerakan tersebut maka panjang

    benang dengan kain yang dihasilkan akan berbeda. Perbedaan itulah

    yang disebut dengan mengkeret.Anyaman

    Anyaman ini kan berpengaruh terhadap mengkeret, karena semakin

    banyak gerakannaik turun suatu benang pada panjang tertentu akan

    semakin besar pula mengkeretnya dan sebaliknya.

    Macammacam Anyaman dasar :

    a. Anyaman Plat (plain) yaitu anyaman yang bentuknya persegi-

    persegi. Ini banyak dipakai untuk kain blacu, kain piyama, sarung,dsb.

    b. Anyaman keper (twill) yaitu anyaan yang bergaris-garis miring,

    dipakai untuk kain-kain drill, taplak meja, dsb.

    c. Anyaman satein ialah anyaman yang licin dan mengilap dipakai

    utuk kain grdjin jacquard, untuk pakaian wanita dari sutra, dsb.

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    4/33

    4

    Gambar 4

    1. Anyaman Plat (Plain)

    Anyaman plat adalah anyaman yang paling sederhana dari semua

    macam anyaman dan yang paling bnyak dipakai. Di dalam industry wol

    anyaman ini disebut anyaman laken, dalam pabrik tenun linen anyaman

    linen, dalam industry sutr anyaman taft (taffeta) dan didalam industry

    katun tergantung pada kasar halusnya benang dan konstruksinya

    banyak sekali namanya seperti kain kanvas, poplin, gambrics, crepe,

    blacu dan sebagainya.

    Nama-nama lain : Anyaman blatju

    Anyaman Plat

    Anyaman Tabby

    Anyaman Taffeta (Taffeta Weave)

    Anyaman Plain (Plat weave)

    Ciri-ciri dan karakteristik anyaman polos

    1. Mempunyai rapot yang paling kecil dari semua jenis anyaman.

    2. Bekerjanya benang-benang lusi dan pakan paling sederhana,

    yaitu: 1-naik, 1-turun.

    3. Ulangan rapot: kearah horizontal (lebar kain) atau kearah pakan

    diulangi sesudah 2 helai pakan. Pengulangan ke arah vertikal

    (panjang kain) atau ke arah lusi, diulangi sesudah 2 helai lusi.

    4. Jumlah silangan paling banyak diantara jenis anyaman yang lain.

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    5/33

    5

    5. Jika faktor-faktor yang lain sama, maka anyaman polos

    mengakibatkan kain dengan anyaman polos menjadi kain paling

    kuat daripada kain dengan anyaman lain dan letak benang lebih

    teguh atau tak mudah berubah tempat.

    6. Anyaman polos paling sering dikombinasikan dengan faktor-

    faktor konstruksi kain yang lain daripada jenis anyaman yang

    lainnya.

    7. Tetal lusi dan tetal pakan pada anyaman polos mempunyai

    perpencaran (range) yang lebih besar daripada anyaman lain (10

    helai/inch 200 helai/inch). Perpencaran berat kain lebih besar

    daripada anyaman lain (0,25 oz/yds252 oz/yds2).

    8. Anyaman polos lebih sesuai untuk diberi rupa yang lain dengan

    jalan mengadakan ubahan-ubahan desain, baik pengubahan

    pada structural design maupun pengubahan pada surface design

    dibandingkan dengan anyaman lainnya.

    9. Pada umumnya, kain dengan anyaman polos penutupan kainnya

    (fabric cover) berkisar pada 25 % - 75 %.

    10. Anyama polos dapat dipakai untuk kain yang jarang dan tipis(open construction / sheer texture) dengan hasil yang

    memuaskan dari anyaman yang lain.

    11. Banyak gun yang digunakan minimum 2 gun, tetapi untuk tetal

    lusi yang tinggi digunakan 4 gun atau lebih.

    12. Anyaman polos banyak dipakai untuk kain dengan konstruksi

    medium, dengan fabric covers 51 % - 75 %. Penutupan lusi dan

    pakan berkisar 31 % - 50 %.13. Anyaman polos untuk kain padat (close construction), biasanya

    menggunakan benang pakan yang lebih kasar daripada benang

    lusi.

    Karakteristik dari jenis ini cenderung menunjukan rip (rusuk

    horizontal pada permukaan kain.

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    6/33

    6

    Contoh anyaman polos:

    Contoh anyaman polos

    2. Anyaman Krep

    Anyaman keper adalah anyaman yang dapat merupakan garis-

    garis miring pada muka kain. Keper yang garis-garis miringnya dari kiri

    bawah ke kanan atas disebut keper kanan dan yang dari kanan

    bawah ke iri atas disebut keper kiri.

    Pada umumnya kain keper itu mempunyai bagian luar dan bagian

    dalam, luarnya dari keper-kanan dan dalamnya keper-kiri. Oleh karena

    efek-efek benang pada anyaman keper panjang-panjang maka tetalnya

    dapat melebihi daripada tetal anyaman plat. Pada waktu menenun

    benang-benangnya tidak begitu banyak menderita gesekan jika

    dibandingkan dengan benang-benang pada anyaman plat.

    Contoh anyaman keper :

    Anyaman keper kanan lusi Anyaman keper kiri pakan

    Nama lain dari anyaman keper : a. Twill (U.S.A)

    b. Drill (Inggris)

    c. Koper (Jerman)

    Ciri-ciri/karakteristik anyaman keper:

    1. Anyaman keper adalah anyaman dasar yang kedua.

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    7/33

    7

    2. Pada permukaan kain terlihat garis miring atau rips miring yang

    tidak putus-putus.

    3. Jika arah garis miring berjalan dari kanan bawah ke kiri atas

    disebut keper kiri. Jika arah garis miring berjalan dari kiri bawah

    ke kanan atas disebut keper kanan.

    4. Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi disebut efek lusi

    atau keper lusi sedangkan garis miring yang dibentuk benang

    pakan disebut keper efek pakan atau keper pakan.

    5. Garis miring membentuk sudut 45oterhadap garis horizontal.

    6. Apperance kain pada permukaan atas dan bawah berbeda.

    7. Jika rapot terkecil dari anyaman keper = 3 helai lusi dan 3 helai

    pakan, disebut keper 3 gun.

    8. Anyaman keper diberi nama sesuai dengan banyaknya gun

    minimum.

    9. Biasanya dibuat dalam konstruksi padat.

    10. Dalam kondisi yang sama, kekuatan kain dengan anyaman polos

    lebih besar daripada kekuatan kain dengan anyaman keper.

    11. Pada umumnya tetal benang dibuat lebih tinggi daripadaanyaman polos.

    12. Pengaruh arah twist benang sangat besar terhadap kenampakan

    garis miring.

    13. Besarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal

    lusi dan tetal pakan.

    14. Garis miring dengan sudut 45odisebut keper curam (steep twill).

    Anyaman keper yang mempunyai rapot anyaman paling kecil

    adalah keper 3 gun, dengan rumus2

    1/1 atau

    1

    2/1. Anyaman dasar

    keper hanya memiliki dua buah silangan. Didalam rumus selalu

    terdapat angka 1. Jika angka 1 berada diatas garis, maka anyamannya

    adalah keper pakan, bila angka 1 berada dibawah garis, maka

    anyamannya adalah keper lusi, karena float lusinya yang panjang

    berada diatas benang pakan.

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    8/33

    8

    Banyaknya gun minimum = jumlah float lusi dan float pakan. Jadi

    keper2

    1/1, jumlah gun minimum = 2 + 1 = 3 buah. Nama teknis dari

    anyaman dasar keper, masing-masing dibedakan dengan menyebutkan

    jumlah gun minimum, misalnya:

    a. Keper lusi 4 gun

    b. Keper lusi 7 gun

    c. Keper pakan 5 gun

    d. Keper pakan 6 gun

    e. Dan lainnya.

    3. Kain Satin

    Anyaman satin yang sederhana diperoleh dengan menggunakan

    benang-benang yang berefek panjang. Tergantung dari benang apakah

    yang berefek panjang itu, maka satein dibagi menjadi dua macam, yaitu

    satein lusi, bila pada kain itu terlihat banyak efek lusi dan satein pakan,

    bila pada kain itu terdapat banyak efek pakan. Efek-efek benang itu

    sama panjang dan sama dengan jumlah gun yang dipakai dikurangisatu, jadi panjangnya efek lusi dari satein lusi 5 gun sama dengan 4.

    Dari satein lusi 6 gun = 5; dari satein 7 gun = 6,dst.

    Panjangnya efek pakan dari satein pakan hanya satu. Untuk

    mudahnya kita sebut titik silang. Titik-silang-titik-silang itu ditaburkan di

    sana sini teratur. Menggambar anyaman satein pakan biasanya kita

    mulai dengan mengisi 1 segi yang ada disudut kiri bawah sebagai titik-

    silangan pertama titik silang berikutnya yang ada pada benang lusi

    kedua diloncatkan ke atas menuru angka loncat yang tertentu. Begitu

    pula pada benang lusi ke 3 meloncat dengan angka loncat yang

    sama.angka loncat itu menyatakan berapa benang pakan yang harus

    dilampaui oleh titik silang pada lusi ke 2 dihitung dari titik silang

    pertama, titik silang ke 3 dari titiksilang ke 2 dan seterusnya.

    Angka loncat itu harus menurut ketentuan-ketentuan seperti

    berikut:

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    9/33

    9

    a. Angka loncat tidak boleh satu

    b. Angka loncat tidak boleh sama dengan jumlah gun dikurangi 1

    c. Angka loncat tidak boleh pembagi persekutuan dengan jumlah gun

    (tidak teranyam). Sebagai contoh dari satein pakan 8 gun.

    Angka delapan ini terbagi atas 2 golongan angkaloncat:

    17

    26

    35

    44

    Angka 1 tidak dapat dipakai karena melanggar a.

    Angka 7 tidak dapat dipakai karena melanggar b.

    Angka 2 dan 6 tidak dapat dipakai karena melanggar c.

    Angka 3 dan 5 dapat dipakai.

    Angka 4 tidak dapat dipakai karena melanggar c.

    Nama-nama lain : a. Sateen, istilah umum untuk kain katun

    dalam anyaman satin 5 gun atau 8 gun.

    Biasanya satin pakan

    b. Satinet, istilah yang dipakai untuk kain imitasisutera, misalnya kain katun yang dimercerisir.

    c. Satin, istilah yang umum dipakai pada kain

    satin yang dibuat dari sutera filament atau

    benang sintetis filament.

    d. Satinettes, dibuat dari benang lusi kapas dan

    benang pakan wol

    e. Satin de chine, dibuat dari benang sutra alamdengan tetal sedang. Belakagn ini dibuat dari

    benang rayon.

    Anyaman satin memiliki ciri-ciri dan karakteristik sebagai berikut :

    1. Pada 1 rapot anyaman, banyak benang lusi sama dengan

    banyak benang pakan.

    2. Anyaman satin hanya menonjolkan salah satu efek pada

    permukaan kain, yaitu efek lusi atau efek pakan.

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    10/33

    10

    3. Anyaman satin dengan efek lusi disebut satin lusi, sedangkan

    anyaman satin dengan efek pakan disebut satin pakan.

    4. Pada satin lusi, tetal lusi > tetal pakan, sedangkan pada satin

    pakan tetal pakan > tetal lusi.

    5. Pada kain dengan anyaman satin, suatu garis seperti pada

    anyaman keper tidak tanpak jelas atau menonjol.

    6. Pada umumnya digunakan tetal tinggi pada lusi atau pakan,

    sehingga kainnya tampak padat (solid).

    7. Tetal yang tinggi dan penggunaan benang yang arah twistnya

    bersamaan dengan arah garis miring pada anyaman satin, maka

    permukaan kain akan tampak smooth, rata, mengkilat dan padat.

    8. Banyaknya gun minimun sama dengan jumlah benang lusi/pakan

    dalam 1 rapot anyaman.

    9. Anyaman satin dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu satin

    teratur dan satin tidak teratur.

    10. Anyaman satin digunakan pada semua jenis kain, tetapi tidak

    baik untuk kain dengan kontruksi terbuka atau jarang.

    11. Anyaman kain satin lebih sesuai daripada anyaman keper untukkain dengan kontruksi padat.

    12. Pada anyaman satin, kombinasi dari faktor-faktor konstruksi kain

    lebih sedikit digunakan daripada dalam anyaman keper.

    13. Titik-titik silang pada anyaman satin letaknya tersebar tidak

    bersinggungan satu sama lain.

    14. Setiap benang lusi dalam satu rapot hanya mempunyai satu titik

    silang.Contoh anyaman satin:

    Anyaman satin lusi 5gun

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    11/33

    11

    4. Anyaman Cele

    Apabila benang lusi dan benang pakan suatu anyaman kain

    digunakan anyaman kain yang menggunakan warna dua macam atau

    lebih, maka permukaan kain akan nampak pola warna bergantung dari

    anyaman yang digunakan dan susunan warna pada benang lusi atau

    pakan. Disini anyaman cenderung merusak kontinuitas warna lusi atau

    pakan. Sedangkan warna lusi atau pakan akan tampak dipermukaan

    kain ditentukan oleh efek lusi atau efek pakan.

    Anyaman ini hampir sama atau bahkan sama dengan anyaman

    polos, yang membedakannya hanya motif yang terdapat pada kain

    yang berasal dari benang yang berwarna-warni. Penyilangan yang

    terjadi antara benang lusi dan pakan dilakukan secara bergantian

    (selang-seling ~ Bekerjanya benang-benang lusi dan pakan paling

    sederhana, yaitu: 1-naik, 1-turun). Anyaman ini juga Mempunyai rapot

    yang paling kecil hampir sama dengan anyaman polos, selain itu

    anyaman ini memiliki silangan yang paling banyak dan paling kokoh

    serta tidak mudah berubah tempat.

    Beberapa hal yang diperlukan dalam pembuatan selembar kain(dekomposisi kain pada anyaman cel) yang digunakan untuk

    membantu kelancaran percobaan, dapat dilakukan dengan melihat ciri-

    ciri dan karakteristik dari anyaman cel tersebut yang sifat dan

    karakteristiknya sama dengan anyaman polos, yaitu:

    - Ulangan rapot ke arah horisontal (lebar kain) atau kearah pakan,

    diulangi sesudah 2 helai pakan. Ke arah vertical (panjang kain) atau

    ke arah lusi, diulangi sesudah 2 helai lusi.- Tetal lusi dan tetal pakan pada anyaman cel mempunyai

    perpencaran (range) yang besar, yaitu berkisar antara 10-200

    helai/inchi. Demikian pula dengan perpencaran berat kain pada

    anyaman cel yang besar, yaitu berkisar antara 0,25 oz/yds2-52

    oz/yds2.

    - Anyaman cel lebih sesuai/mampu untuk diberi rupa (appearance)

    yang lain dengan jalan mengadakan ubah-ubah design, baik

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    12/33

    12

    structural design maupun surface design apabila dibandingkan

    dengan anyaman lain.

    - Pada umumnya kain dengan anyaman cel, daya penutupan kainnya

    (fabric cover) berkisar antara 25% - 75%.

    - Banyak gun yang digunakkan pada saat pertenunan minimum 2 gun,

    tetapi untuk tetal lusi yang tinggi, maka digunakkan 4 gun atau lebih.

    - Anyaman cel banyak dipakai untuk kain dengan kontruksi medium,

    dengan fabric cover 51%-75%. Penutupan lusi dan pakan berkisar

    31%-50%. Jenis kain ini misalnya : kain yang diprint, sheetings, dll.

    - Anyaman cel untuk kain padat (close construction), biasanya

    menggunakan benang pakan yang lebih kasar daripada benang lusi.

    Dari pernyataan diatas, maka dapat dikatakan bahwa anyaman

    cel adalah anyaman yang memiliki raport terkecil, sama dengan

    anyaman polos, yang terdiri dari satu kali lusi naik dan satu kali lusi

    turun pada jajaran lusi pertama dan sebaliknya pada jajaran lusi

    berikutnya.

    III. Alat dan BahanAlat-alat yang diperlukan.terdiri dari :

    Lup

    Gunting

    jarum pentul

    alat tulis

    neraca analitik

    Bahan yang digunakan, terdiri dari :

    Kain dengan berbagai anyaman.

    IV. Cara kerja dan perhitungan

    1. Menentukan arah lusi dan arah pakan. (arah lusi diberi tanda

    panah).

    2. Menghitung tetal lusi dan tetal pakan pada 5 lima tempat yang

    berbeda, dan mencari harga rata-ratanya.

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    13/33

    13

    3. Kain contoh dipotong l0 x l0 cm, lalu ditimbang.

    4. Benang lusi dan pakan diambil dari sisi yang berbeda, masing-

    masing 5 helai. Lusi l0 helai, pakan l0 helai.

    5. Benang lusi dan benang pakan hasil cara kerja No 4, ditimbang.

    6. Menghitung mengkeret lusi dan pakan.

    -panjang benang lusi/pakan dari kain contoh = Pk

    - panjang benang lusi/pakan setelah diluruskan = Pb

    -Mengkeret benang : M = %1001

    21

    b

    bb

    7. Menghitun No benang lusi dan pakan.

    a. Panjang l0 lusi setelah diluruskan = cm =

    .m

    Berat l0 lusi = mg = .g

    Nm =)(

    )(

    gramberat

    meterpanjang; Nel = 0,59 x Nm ; Tex =

    Nm

    1000

    Nm

    9000Td;

    b. Perhitungan untuk benang pakan sama dengan perhitunganuntuk benang lusi.

    8. Menghitung berat kain/m2

    a. dengan penimbangan :

    berat kain / m2= 10X10Beratxcm10xcm10

    cm100xcm100= Bk

    b. Berat Perhitungan :

    Untuk Benang Lusi (B1):

    cl-100

    100

    Nm100

    100cm100(helai/cm)TetallusiBerat

    Untuk Benang Pakan (B2)

    cp-100

    100

    Nm100

    100cm100(helai/cm)TetalpakanBerat

    Berat kain / m2 = B1 + B2 = Bb

    c. Menghitung selisih berat :

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    14/33

    14

    Selisih Berat = 100%B

    BB

    B

    KB

    9. Gambarkan anyaman dan rencana tenun.

    V. Data Percobaan

    1. Anyaman Polos

    Panjang Kain : 100 cm10 cm

    Lebar Kain : 100 cm10 cm

    Berat Kain : 0,92 gr

    Jenis Anyaman : Polos

    Lusi

    1. Tetal

    No. Helai/inchi

    1.

    2.

    3.

    96

    94

    95

    285

    X 95

    helai/cm372,54

    95Tetal

    2. Panjang 10 Helai Benang

    No.Panjang

    (cm)

    1.2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    10,110,1

    10,1

    10,2

    10,2

    10,2

    10,1

    10,1

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    15/33

    15

    9.

    10.

    10,1

    10,1

    101,3

    N(m) 1,013

    X 10,13

    3. Berat 10 helai Benang = 17,5 mg = 0,0175 g

    4. %100Mengkeret1

    21

    b

    bb= %18,1%100

    13,10

    1013,10

    5. 57,880,0175

    m1,013

    )berat(gram

    ter)panjang(me(Nm)BenangNo.

    6. No. Inggris (Ne1) = Nm x 0,59

    = 57,88x 0,59

    = 34,15

    7. Tex= 27,1757,88

    1000

    Nm

    1000

    8. 155,49

    57,88

    9000

    Nm

    9000Td

    Pakan

    1. Tetal

    No. Helai/inchi

    1.

    2.

    3.

    53

    54

    53

    160

    X 43,33

    helai/cm1,202,54

    43,33Tetal

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    16/33

    16

    2. Panjang 10Helai Benang

    No.Panjang

    (cm)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    10,1

    10,1

    10,1

    10,1

    10,1

    10,1

    10,1

    10,1

    10,2

    10,2

    101,1

    N(m) 1,012

    X 10,12

    3. Berat 10 helai Benang = 19 mg = 0,019 g

    4. %100Mengkeret1

    21

    b

    bb= %28,1%100

    10,12

    1010,12

    5. 58,260,019

    m1,012

    )berat(gram

    ter)panjang(me(Nm)BenangNo.

    6. No. Inggris (Ne1) = Nm x 0,59

    = 58,26x 0,59

    = 34,27

    7. Tex= 16,1726,58

    1000

    Nm

    1000

    8. 154,4758,26

    9000

    Nm

    9000Td

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    17/33

    17

    Berat Kain

    1. Berat Penimbangan = 10X10Beratxcm10xcm10

    cm100xcm100

    = g0,92xcm10xcm10

    cm100xcm100

    = 92 g/m2

    2. Berat Perhitungan :

    a. Berat Lusi (B1) =cl-100

    100

    Nm100

    100cm100(helai/cm)Tetal

    =1,28-100

    100

    57,88100

    100cm10037

    = 64,75 g

    b. Berat Pakan (B2) =cp-100

    100

    Nm100

    100cm100(helai/cm)Tetal

    =1,18-100

    100

    58,26100

    100cm1001,02

    = 34,91 g

    c. Berat kain / m2 = B1 + B2 = 64,75 + 34,91 = 99.66 g

    3. Selisih Berat (%) = 100%B

    BB

    B

    KB

    = 100%99,66

    9299,66

    = 7,68%

    Bentuk Anyaman Polos

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    18/33

    18

    2. Anyaman Keper

    Panjang Kain : 100 cm10 cm

    Lebar Kain : 100 cm10 cm

    Berat Kain : 1,10 gr

    Jenis Anyaman : Keper

    Lusi

    1. Tetal

    No. Helai/cm

    1.

    2.

    3.

    29

    29

    29

    87

    X 97,5

    2. Panjang 10Helai Benang

    No.

    Panjang

    (cm)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    10,6

    10,6

    10,6

    10,7

    10,6

    10,7

    10,7

    10,7

    10,7

    10,7

    106,6

    N(m) 1,066

    X 10,66

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    19/33

    19

    3. Berat 10 helai Benang = 21,5 mg = 0,0215 g

    4. %100Mengkeret1

    21

    b

    bb= %1913,6%100

    10,66

    1010,66

    5. 49,580,0215

    m1,066

    )berat(gram

    ter)panjang(me(Nm)BenangNo.

    6. No. Inggris (Ne1) = Nm x 0,59

    = 49,58 x 0,59

    = 29,25

    7. Tex= 25,2949,58

    1000

    Nm

    1000

    8. 181,5249,589000

    Nm9000Td

    Pakan

    1. Tetal

    No. Helai/cm

    1.

    2.

    3.

    28

    28

    28 84

    X 28

    2. Panjang 10Helai Benang

    No.Panjang

    (cm)

    1.2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    10,210,2

    10,2

    10,2

    10,3

    10,2

    10,2

    10,2

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    20/33

    20

    9.

    10.

    10,2

    10,2

    102,1

    N(m) 1,021

    X 10,21

    3. Berat 10 helai Benang = 19,5 mg = 0,0195 g

    4. %100Mengkeret1

    21

    b

    bb= %0568,2%100

    21,10

    1021,10

    5. 52,35g0,0195

    m1,021

    )berat(gram

    ter)panjang(me(Nm)BenangNo.

    6. No. Inggris (Ne1) = Nm x 0,59

    = 52,35 x 0,59

    = 30,88

    7. Tex= 10,1952,35

    1000

    Nm

    1000

    8. 171,92

    52,35

    9000

    Nm

    9000Td

    Berat Kain

    4. Berat Penimbangan = 10X10Beratxcm10xcm10

    cm100xcm100

    = g1,10xcm10xcm10

    cm100xcm100

    = 100 g/m2

    5. Berat Perhitungan :

    a. Berat Lusi (B1) =cl-100

    100

    Nm100

    100cm100(helai/cm)Tetal

    =6,1913-100

    100

    49,58100

    100cm10029

    = 62,3517

    b. Berat Pakan (B2) =

    cp-100

    100

    Nm100

    100cm100(helai/cm)Tetal

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    21/33

    21

    =2,0568-100

    100

    52,35100

    100cm10082

    = 54,6093

    c. Berat kain / m2 = B1 + B2 = 62,3517+ 54,6093= 116,9610

    g

    6. Selisih Berat (%) = 100%B

    BB

    B

    KB

    = 100%116,9610

    110116,9610

    = 5,95%

    Bentuk Anyaman Keper2

    2/1

    3. Anyaman Satein

    Panjang Kain : 100 cm10 cm

    Lebar Kain : 100 cm10 cm

    Berat Kain : 1,12 gr

    Jenis Anyaman : Satein

    Lusi

    1. Tetal

    No. Helai/cm

    1.

    2.

    3.

    26

    28

    27

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    22/33

    22

    81

    X 27

    2. Panjang 10Helai Benang

    No.Panjang

    (cm)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    10,2

    10,3

    10,2

    10,3

    10,3

    10,2

    10,1

    10,2

    10,3

    10,2

    102,3

    N(m) 1,023

    X 10,23

    3. Berat 10 helai Benang = 8 mg = 8.10-3g

    4. %100Mengkeret1

    21

    b

    bb= %2482,2%100

    23,10

    1023,10

    5. 127,878.10

    m1,023

    )berat(gram

    ter)panjang(me(Nm)BenangNo.

    3-

    6. No. Inggris (Ne1) = Nm x 0,59

    = 127,87x 0,59

    = 44,51

    7. Tex= 82,7127,87

    1000

    Nm

    1000

    8. 70,38

    127,87

    9000

    Nm

    9000Td

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    23/33

    23

    Pakan

    1. Tetal

    No. Helai/inchi

    1.

    2.

    3.

    44

    46

    47

    137

    X 45,66

    2. Panjang 10Helai Benang

    No.Panjang

    (cm)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    10,3

    10,3

    10,2

    10,1

    10,1

    10,1

    10,1

    10,2

    10,2

    10,2

    101,8

    N(m) 1,018

    X 10,18

    3. Berat 10 helai Benang = 17,5 mg = 0,0175 g

    4. %100Mengkeret1

    21

    b

    bb= %7681,1%100

    18,10

    1018,10

    5. 58,171g0,0175

    m1,018

    )berat(gram

    ter)panjang(me(Nm)BenangNo.

    6. No. Inggris (Ne1) = Nm x 0,59

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    24/33

    24

    = 58,171 x 0,59

    = 34,3108

    7. Tex= 1906,17171,58

    1000

    Nm

    1000

    8. 154,716258,171

    9000

    Nm

    9000Td

    Berat Kain

    7. Berat Penimbangan = 10X10Beratxcm10xcm10

    cm100xcm100

    = g0,92xcm10xcm10cm100xcm100

    = 95 g/m2

    8. Berat Perhitungan :

    a. Berat Lusi (B1) =cl-100

    100

    Nm100

    100cm100(helai/cm)Tetal

    =2,2482-100

    100

    127,87100

    100cm10027

    = 21,6

    b. Berat Pakan (B2) =cp-100

    100

    Nm100

    100cm100(helai/cm)Tetal

    =1,8781-100

    100

    58,171100

    100cm10045,66

    = 79,83

    c. Berat kain / m2 = B1 + B2 = 21,6 + 79,83= 101,43 g

    9. Selisih Berat (%) = 100%B

    BB

    B

    KB

    = 100%101,43

    95-101,43

    = 5,82%

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    25/33

    25

    Bentuk Anyaman Satein 5 gun V 2

    4. Anyaman Polos (Cele)

    Nama Kain : Cele

    Panjang Kain : 100 cm10 cm

    Lebar Kain : 100 cm10 cm

    Berat Kain : 1,50 gr

    Jenis Anyaman : Polos

    1. Susunan warna lusi 1 rapot

    Lusi

    Hitam : 2

    Putih : 3

    Hitam : 2

    Putih : 3

    Hitam : 2

    Putih : 3

    Biru : 10

    Hitam : 2Biru : 10

    Putih : 3

    Total : 40 helai/rapot

    2. Susunan warna pakan 1 rapot

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    26/33

    26

    Pakan

    Putih : 4

    Hitam : 2

    Putih : 4

    Hitam : 2

    Putih : 4

    Biru : 10

    Hitam

    Biru : 10

    Total=38 helai/rapot

    3. Tetal

    Lusi/inchi

    No. Helai/inchi

    1.

    2.

    3.

    69

    70

    70

    209

    X 96,67

    helai/cm42,272,54

    69,67Tetal

    Pakan/inchi

    No. Helai/inchi

    1.

    2.

    3.

    56

    56

    56

    168

    X 56

    helai/cm04,222,54

    56Tetal

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    27/33

    27

    4. Jml benang lusi/m = 100 x tetal lusi/cm = 2742

    5. Jml benang pakan/m = 100 x tetal pakan/cm

    = 2204

    6. Jml rapot lusi/m = sisarapot

    62

    40

    2742

    lusihl/rapot

    lusi/m

    7. Jml rapot pakan/m =

    rapot5838

    2204

    lusihl/rapot

    pakan/m

    8. Sisa Benang

    Lusi = lusi/m ( rapot lusi/m x hl/rapot)

    =2742(40 x 68)

    =22 helai

    Pakan = pakan/m ( rapot pakan/m x hl/rapot)

    = 2204(58 x 38)

    = 0

    9. Kebutuhan masing-masing warna

    LusiHitam = (8 x rapot L/m) + sisa = (8 x 70) + 6 = 566

    Putih = (12 x rapot L/m) + sisa = (12 x 70) + 9 = 849

    Biru = (20 x rapot L/m) + sisa = (20x 70) + 7 = 1407

    Total = 2822

    Pakan

    Hitam = (6 x rapot L/m) + sisa = (6 x 58) + 0 = 566

    Putih = (12 x rapot L/m) + sisa = (12 x 58 +0 = 849

    Biru = (20 x rapot L/m) + sisa = (20x 58) + 0 = 1407

    Total = 2204

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    28/33

    28

    Lusi dan Pakan

    10. Berat kain 10 x 10 = 1,50 gr

    11. Berat 10 helai benang

    Berat 10 helai benang pakan = 21,5 mg

    Berat 10 helaibenang lusi = 43 mg

    12. Panjang benang 10 helai

    Panjang 10 helai benang pakan = 10,39 cm

    Panjang 10 helai benang lusi = 10,48 cm

    13. Mengkeret

    Lusi = %1001

    21

    b

    bb= %75,3%100

    10,39

    1010,39

    Pakan = %1001

    21

    b

    bb= %58,4%100

    10,48

    1010,48

    14. Nomor Benang

    Lusi

    24,37g0,043

    m1,048

    )berat(gram

    ter)panjang(me(Nm)

    Pakan

    83,8g0,0125

    m1,0475

    )berat(gram

    ter)panjang(me(Nm)

    Berat Kain/m2 = 10X10Beratxcm10xcm10

    cm100xcm100

    = 1,50xcm10xcm10

    cm100xcm100

    = 150 gr

    15. Berat masing-masing warna

    Lusi

    1. Hitam =3,75-100

    100

    49,47100

    100cm100566

    =11,88 gr

    2. Putih =3,75-100

    100

    49,47100

    100cm100849

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    29/33

    29

    = 17,83 gr

    3. Biru =3,75-100

    100

    49,47100

    100cm1004071

    = 29,54 gr

    Total = Hitam + Putih + Biru

    = 11,88+ 17,83 + 29,54

    = 59,25 gr

    Pakan

    1. Hitam =4,58-100

    100

    24,37100

    100cm100348

    =14,96 gr

    2. Putih =4,58-100

    100

    24,37100

    100cm100696

    = 29,93 gr

    3. Biru =4,58-100

    100

    24,37100

    100cm1001160

    = 49,88 gr

    Total = Hitam + Putih + Biru= 14,96+29,93 +49,88

    = 94,77 gr

    Berat Lusi + Pakan = 59,25+ 94,77

    = 154,02

    16. Selisih berat = 100%154,02

    150154,02

    = 2,61%

    Anyaman Polos

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    30/33

    30

    VI. DISKUSI

    1. Sebelum kain contoh dipotong 10 x 10 cm sebisa mungkin kita

    menguraikan lusi dan pakannya sehingga mendekati ukuran 10 x

    10 cm setelah itu diberi batasan dengan ukuran 10 x 10 cm dan

    kemudian pakan dan lusinya diurai sampai mendapatkan kain

    dengan ukuran 10 x 10 cm. Setelah itu sisa-sisa benang lusi dan

    pakan dipotong sesuai dengan ukuran kain. Hal tersebut dilakukan

    untuk menghindari kesalahan pemotongan kain contoh (kain contoh

    terlalu kecil, misalnya). Untuk mendapatkan hasil yang akurat,

    pada pemotongan kain dilebihkan menjadi 10,5 x 10,5 cm, lalu kain

    ditiras sampai berukuran 10 x 10

    - Pada saat meluruskan benang usahakan agar benang benar-benar

    lurus (tidak ada yang mengkeriting) untuk mendapatkan hasil yang

    akurat.

    - Dalam menimbang contoh uji sebaiknya didiamkan dulu beberapa

    saat hingga timbangan benar-benar diam (seimbang) sehingga

    hasil yang didapat lebih akurat.- Penghitungan tetal benang (lusi/pakan) usahakan seteliti mungkin

    dan jangan sampai tertukar antara tetal lusi dan tetal pakan. Untuk

    mempermudah proses perhitungan tetal, kita dapat menguraikan

    benang lusi/pakan satu per satu (tentunya setelah diberi batasan 1

    inch). Kesalahan terhadap perhitungan tetal, baik itu lusi ataupun

    pakan, akan berpengaruh pada selisih berat kain/m2 (antara hasil

    penimbangan dengan hasil perhitungan )- Untuk mengetahui bentuk anyaman kain dapat diketahui dengan

    menggunakan kaca pembesar (lup) atau dengan meniras satu

    persatu benang.

    - Selisih antara berat penimbangan dengan berat perhitungan

    diusahakan kurang dari 5 %, apabila melebihi 5 % sebaiknya

    percobaan diulangi.

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    31/33

    31

    VII. KESIMPULAN

    A. Anyaman polos.

    1. tetal lusi rata-rata = 95 helai/ inchi = 37 helai / cm

    2. tetal pakan rata-rata = 53,33 helai/ inchi =

    20,1 helai / cm

    3. mengkeret lusi. = 1,28 %

    4. mengkeret pakan = 1,18 %

    5. nomor benang lusi

    - Nm = 57,88

    - Ne = 34, 1492

    - Tex = 17,27

    - Td = 155,49

    6. nomor pakan

    - Nm = 58,26

    - Ne = 34, 3724

    - Tex = 17,16

    - Td = 154,47

    7. selisih berat penimbangan dan perhitungan. = 7,68 %

    B. Anyaman keper.

    1. tetal lusi rata-rata = 29 helai/cm

    2. tetal pakan rata-rata = 28 helai/cm

    3. mengkeret lusi. = 6,1913%

    4. mengkeret pakan = 2,0568 %

    5. nomer lusi- Nm = 49,58

    - Ne = 29,25

    - Tex = 20,17

    - Td = 181,52

    6. nomer pakan

    - Nm = 52,35

    - Ne = 30,88

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    32/33

    32

    - Tex = 19,10

    - Td = 171,92

    7. selisih berat penimbangan dan perhitungan = 5,95 %

    C. Anyaman satin.

    1. tetal lusi rata-rata = 27 helai/cm

    2. tetal pakan rata-rata = 45,66 helai/cm

    3. mengkeret lusi. = 2,2482%

    4. mengkeret pakan = 1,7681%

    5. nomer lusi

    - Nm = 127,88

    - Ne = 44,51

    - Tex = 7,82

    - Td = 70,38

    6. nomer pakan

    - Nm = 58,171

    - Ne = 34,3208

    - Tex = 17,1906- Td = 154,7162

    7. selisih berat penimbangan dan perhitungan = 5,82 %

    D. Anyaman Polos Kain Cele

    1. tetal lusi rata-rata = 69,67 helai/ inchi = 27,42 helai

    / cm

    2. tetal pakan rata-rata = 56 helai/ inchi = 22,04 helai / cm3. mengkeret lusi. = 3,75 %

    4. mengkeret pakan = 4,58 %

    5. nomor lusi

    - Nm = 49,47

    6. nomor pakan

    - Nm = 24,37

    7. selisih berat penimbangan dan perhitungan. = 2,61 %

  • 7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)

    33/33

    VIII. Daftar Pustaka

    Jumaeri. 1970. Diktat Textile Design. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi

    Tekstil.

    Soekarso, R.. 1974. Pengantar Ilmu Anyaman Tekstil. Bandung: Tarate

    Bandung