7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
1/33
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
2/33
2
Untuk mempelajari macam-macam anyaman, kita perlu sekali
membuat gambarnya. Gambar ini dibuat pada kertas gambar yang
bergaris segi-segi (kotak-kotak) yaitu kertaspatron. Sela diantara dua gais
memanjang kita anggapsebagai benang lusi dan sela diantara dua garis
melintang kita anggap sebagai benang pakan.
Segi-segi kecil itu adalah tempat/titik persilangan benang-benang lusi
dengan benang-benang pakan. Benang-benang lusi yang berjalan diatas
benang-benang pakan dinyatakan dengan segi-segi terisi (gambar 3).
Ditempat ini benang pakan berjalan dibawah benang lusi. Benang-benang
lusi yang berjalan di bawah benang pakan dinyatakan oleh segi-segi
kosong.
Gambar 3
Di tempat ini benang pakan berjalan di atas benang lusi. Benang lusi
yang berjalan diatas dua benang pakan dinyataka oleh dua segi terisi dijurusan memanjang dan benang pakan yang berjalan di atas dua benang
lusi dinyatakan oleh dua segi kosong di jurusan melintang.
Gambar 4
Dekomposisi kain merupakan salah satu cara untuk mengetahui
komposisi kain. Ini dilakukan jika kita hendak membuat kain tanpa adanya
keterangan tentang konstruksi kain tersebut dan yang ada hanya kain kain
contoh dengan ukuran yang tidak dengan sebenarnya.
Dengan proses dekomposisi kain tersebut kita akan memperoleh
data-data konstruksi kain, sehingga dari data tersebut kita dapat membuat
rencana tenun,kebutuhan bahan dan sebagainya.
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
3/33
3
Pada prinsipnya kain tenun merupakan suatu bahan yang
mempunyai panjang dan lebar tertentu yang terbentuk dari suatu
anyaman dari benang lusi dan benang pakan. Benang benang tersebut
dapat diperhitungkan berapa panjangnya untuk membuat suatu kain.
Disamping itu juga benang tersebut mempunyai berat yang tentunya akan
semakin berat jika benang tersebut semakin panjang.
Jadi pada intinya untuk dapat memperkirakan kebutuhan bahan baku
dapat dilakukan dengan mengetahui dekomposisi kain yang meliputi :
Nomor benang
Nomor benang adalah perbandingan antara panjang dan berat atau
sebaliknya.
Mengkeret
Karena kain dibentuk dari suatu anyaman tentunya ada saat dimana
suatu benang harus bergerak naik dan bergerak turun. Gerakan
tersebut akan memprngaruhi kebutuhan bahan baku untuk
menghasilkan suatu kain. Akibat gerakan tersebut maka panjang
benang dengan kain yang dihasilkan akan berbeda. Perbedaan itulah
yang disebut dengan mengkeret.Anyaman
Anyaman ini kan berpengaruh terhadap mengkeret, karena semakin
banyak gerakannaik turun suatu benang pada panjang tertentu akan
semakin besar pula mengkeretnya dan sebaliknya.
Macammacam Anyaman dasar :
a. Anyaman Plat (plain) yaitu anyaman yang bentuknya persegi-
persegi. Ini banyak dipakai untuk kain blacu, kain piyama, sarung,dsb.
b. Anyaman keper (twill) yaitu anyaan yang bergaris-garis miring,
dipakai untuk kain-kain drill, taplak meja, dsb.
c. Anyaman satein ialah anyaman yang licin dan mengilap dipakai
utuk kain grdjin jacquard, untuk pakaian wanita dari sutra, dsb.
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
4/33
4
Gambar 4
1. Anyaman Plat (Plain)
Anyaman plat adalah anyaman yang paling sederhana dari semua
macam anyaman dan yang paling bnyak dipakai. Di dalam industry wol
anyaman ini disebut anyaman laken, dalam pabrik tenun linen anyaman
linen, dalam industry sutr anyaman taft (taffeta) dan didalam industry
katun tergantung pada kasar halusnya benang dan konstruksinya
banyak sekali namanya seperti kain kanvas, poplin, gambrics, crepe,
blacu dan sebagainya.
Nama-nama lain : Anyaman blatju
Anyaman Plat
Anyaman Tabby
Anyaman Taffeta (Taffeta Weave)
Anyaman Plain (Plat weave)
Ciri-ciri dan karakteristik anyaman polos
1. Mempunyai rapot yang paling kecil dari semua jenis anyaman.
2. Bekerjanya benang-benang lusi dan pakan paling sederhana,
yaitu: 1-naik, 1-turun.
3. Ulangan rapot: kearah horizontal (lebar kain) atau kearah pakan
diulangi sesudah 2 helai pakan. Pengulangan ke arah vertikal
(panjang kain) atau ke arah lusi, diulangi sesudah 2 helai lusi.
4. Jumlah silangan paling banyak diantara jenis anyaman yang lain.
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
5/33
5
5. Jika faktor-faktor yang lain sama, maka anyaman polos
mengakibatkan kain dengan anyaman polos menjadi kain paling
kuat daripada kain dengan anyaman lain dan letak benang lebih
teguh atau tak mudah berubah tempat.
6. Anyaman polos paling sering dikombinasikan dengan faktor-
faktor konstruksi kain yang lain daripada jenis anyaman yang
lainnya.
7. Tetal lusi dan tetal pakan pada anyaman polos mempunyai
perpencaran (range) yang lebih besar daripada anyaman lain (10
helai/inch 200 helai/inch). Perpencaran berat kain lebih besar
daripada anyaman lain (0,25 oz/yds252 oz/yds2).
8. Anyaman polos lebih sesuai untuk diberi rupa yang lain dengan
jalan mengadakan ubahan-ubahan desain, baik pengubahan
pada structural design maupun pengubahan pada surface design
dibandingkan dengan anyaman lainnya.
9. Pada umumnya, kain dengan anyaman polos penutupan kainnya
(fabric cover) berkisar pada 25 % - 75 %.
10. Anyama polos dapat dipakai untuk kain yang jarang dan tipis(open construction / sheer texture) dengan hasil yang
memuaskan dari anyaman yang lain.
11. Banyak gun yang digunakan minimum 2 gun, tetapi untuk tetal
lusi yang tinggi digunakan 4 gun atau lebih.
12. Anyaman polos banyak dipakai untuk kain dengan konstruksi
medium, dengan fabric covers 51 % - 75 %. Penutupan lusi dan
pakan berkisar 31 % - 50 %.13. Anyaman polos untuk kain padat (close construction), biasanya
menggunakan benang pakan yang lebih kasar daripada benang
lusi.
Karakteristik dari jenis ini cenderung menunjukan rip (rusuk
horizontal pada permukaan kain.
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
6/33
6
Contoh anyaman polos:
Contoh anyaman polos
2. Anyaman Krep
Anyaman keper adalah anyaman yang dapat merupakan garis-
garis miring pada muka kain. Keper yang garis-garis miringnya dari kiri
bawah ke kanan atas disebut keper kanan dan yang dari kanan
bawah ke iri atas disebut keper kiri.
Pada umumnya kain keper itu mempunyai bagian luar dan bagian
dalam, luarnya dari keper-kanan dan dalamnya keper-kiri. Oleh karena
efek-efek benang pada anyaman keper panjang-panjang maka tetalnya
dapat melebihi daripada tetal anyaman plat. Pada waktu menenun
benang-benangnya tidak begitu banyak menderita gesekan jika
dibandingkan dengan benang-benang pada anyaman plat.
Contoh anyaman keper :
Anyaman keper kanan lusi Anyaman keper kiri pakan
Nama lain dari anyaman keper : a. Twill (U.S.A)
b. Drill (Inggris)
c. Koper (Jerman)
Ciri-ciri/karakteristik anyaman keper:
1. Anyaman keper adalah anyaman dasar yang kedua.
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
7/33
7
2. Pada permukaan kain terlihat garis miring atau rips miring yang
tidak putus-putus.
3. Jika arah garis miring berjalan dari kanan bawah ke kiri atas
disebut keper kiri. Jika arah garis miring berjalan dari kiri bawah
ke kanan atas disebut keper kanan.
4. Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi disebut efek lusi
atau keper lusi sedangkan garis miring yang dibentuk benang
pakan disebut keper efek pakan atau keper pakan.
5. Garis miring membentuk sudut 45oterhadap garis horizontal.
6. Apperance kain pada permukaan atas dan bawah berbeda.
7. Jika rapot terkecil dari anyaman keper = 3 helai lusi dan 3 helai
pakan, disebut keper 3 gun.
8. Anyaman keper diberi nama sesuai dengan banyaknya gun
minimum.
9. Biasanya dibuat dalam konstruksi padat.
10. Dalam kondisi yang sama, kekuatan kain dengan anyaman polos
lebih besar daripada kekuatan kain dengan anyaman keper.
11. Pada umumnya tetal benang dibuat lebih tinggi daripadaanyaman polos.
12. Pengaruh arah twist benang sangat besar terhadap kenampakan
garis miring.
13. Besarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal
lusi dan tetal pakan.
14. Garis miring dengan sudut 45odisebut keper curam (steep twill).
Anyaman keper yang mempunyai rapot anyaman paling kecil
adalah keper 3 gun, dengan rumus2
1/1 atau
1
2/1. Anyaman dasar
keper hanya memiliki dua buah silangan. Didalam rumus selalu
terdapat angka 1. Jika angka 1 berada diatas garis, maka anyamannya
adalah keper pakan, bila angka 1 berada dibawah garis, maka
anyamannya adalah keper lusi, karena float lusinya yang panjang
berada diatas benang pakan.
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
8/33
8
Banyaknya gun minimum = jumlah float lusi dan float pakan. Jadi
keper2
1/1, jumlah gun minimum = 2 + 1 = 3 buah. Nama teknis dari
anyaman dasar keper, masing-masing dibedakan dengan menyebutkan
jumlah gun minimum, misalnya:
a. Keper lusi 4 gun
b. Keper lusi 7 gun
c. Keper pakan 5 gun
d. Keper pakan 6 gun
e. Dan lainnya.
3. Kain Satin
Anyaman satin yang sederhana diperoleh dengan menggunakan
benang-benang yang berefek panjang. Tergantung dari benang apakah
yang berefek panjang itu, maka satein dibagi menjadi dua macam, yaitu
satein lusi, bila pada kain itu terlihat banyak efek lusi dan satein pakan,
bila pada kain itu terdapat banyak efek pakan. Efek-efek benang itu
sama panjang dan sama dengan jumlah gun yang dipakai dikurangisatu, jadi panjangnya efek lusi dari satein lusi 5 gun sama dengan 4.
Dari satein lusi 6 gun = 5; dari satein 7 gun = 6,dst.
Panjangnya efek pakan dari satein pakan hanya satu. Untuk
mudahnya kita sebut titik silang. Titik-silang-titik-silang itu ditaburkan di
sana sini teratur. Menggambar anyaman satein pakan biasanya kita
mulai dengan mengisi 1 segi yang ada disudut kiri bawah sebagai titik-
silangan pertama titik silang berikutnya yang ada pada benang lusi
kedua diloncatkan ke atas menuru angka loncat yang tertentu. Begitu
pula pada benang lusi ke 3 meloncat dengan angka loncat yang
sama.angka loncat itu menyatakan berapa benang pakan yang harus
dilampaui oleh titik silang pada lusi ke 2 dihitung dari titik silang
pertama, titik silang ke 3 dari titiksilang ke 2 dan seterusnya.
Angka loncat itu harus menurut ketentuan-ketentuan seperti
berikut:
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
9/33
9
a. Angka loncat tidak boleh satu
b. Angka loncat tidak boleh sama dengan jumlah gun dikurangi 1
c. Angka loncat tidak boleh pembagi persekutuan dengan jumlah gun
(tidak teranyam). Sebagai contoh dari satein pakan 8 gun.
Angka delapan ini terbagi atas 2 golongan angkaloncat:
17
26
35
44
Angka 1 tidak dapat dipakai karena melanggar a.
Angka 7 tidak dapat dipakai karena melanggar b.
Angka 2 dan 6 tidak dapat dipakai karena melanggar c.
Angka 3 dan 5 dapat dipakai.
Angka 4 tidak dapat dipakai karena melanggar c.
Nama-nama lain : a. Sateen, istilah umum untuk kain katun
dalam anyaman satin 5 gun atau 8 gun.
Biasanya satin pakan
b. Satinet, istilah yang dipakai untuk kain imitasisutera, misalnya kain katun yang dimercerisir.
c. Satin, istilah yang umum dipakai pada kain
satin yang dibuat dari sutera filament atau
benang sintetis filament.
d. Satinettes, dibuat dari benang lusi kapas dan
benang pakan wol
e. Satin de chine, dibuat dari benang sutra alamdengan tetal sedang. Belakagn ini dibuat dari
benang rayon.
Anyaman satin memiliki ciri-ciri dan karakteristik sebagai berikut :
1. Pada 1 rapot anyaman, banyak benang lusi sama dengan
banyak benang pakan.
2. Anyaman satin hanya menonjolkan salah satu efek pada
permukaan kain, yaitu efek lusi atau efek pakan.
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
10/33
10
3. Anyaman satin dengan efek lusi disebut satin lusi, sedangkan
anyaman satin dengan efek pakan disebut satin pakan.
4. Pada satin lusi, tetal lusi > tetal pakan, sedangkan pada satin
pakan tetal pakan > tetal lusi.
5. Pada kain dengan anyaman satin, suatu garis seperti pada
anyaman keper tidak tanpak jelas atau menonjol.
6. Pada umumnya digunakan tetal tinggi pada lusi atau pakan,
sehingga kainnya tampak padat (solid).
7. Tetal yang tinggi dan penggunaan benang yang arah twistnya
bersamaan dengan arah garis miring pada anyaman satin, maka
permukaan kain akan tampak smooth, rata, mengkilat dan padat.
8. Banyaknya gun minimun sama dengan jumlah benang lusi/pakan
dalam 1 rapot anyaman.
9. Anyaman satin dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu satin
teratur dan satin tidak teratur.
10. Anyaman satin digunakan pada semua jenis kain, tetapi tidak
baik untuk kain dengan kontruksi terbuka atau jarang.
11. Anyaman kain satin lebih sesuai daripada anyaman keper untukkain dengan kontruksi padat.
12. Pada anyaman satin, kombinasi dari faktor-faktor konstruksi kain
lebih sedikit digunakan daripada dalam anyaman keper.
13. Titik-titik silang pada anyaman satin letaknya tersebar tidak
bersinggungan satu sama lain.
14. Setiap benang lusi dalam satu rapot hanya mempunyai satu titik
silang.Contoh anyaman satin:
Anyaman satin lusi 5gun
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
11/33
11
4. Anyaman Cele
Apabila benang lusi dan benang pakan suatu anyaman kain
digunakan anyaman kain yang menggunakan warna dua macam atau
lebih, maka permukaan kain akan nampak pola warna bergantung dari
anyaman yang digunakan dan susunan warna pada benang lusi atau
pakan. Disini anyaman cenderung merusak kontinuitas warna lusi atau
pakan. Sedangkan warna lusi atau pakan akan tampak dipermukaan
kain ditentukan oleh efek lusi atau efek pakan.
Anyaman ini hampir sama atau bahkan sama dengan anyaman
polos, yang membedakannya hanya motif yang terdapat pada kain
yang berasal dari benang yang berwarna-warni. Penyilangan yang
terjadi antara benang lusi dan pakan dilakukan secara bergantian
(selang-seling ~ Bekerjanya benang-benang lusi dan pakan paling
sederhana, yaitu: 1-naik, 1-turun). Anyaman ini juga Mempunyai rapot
yang paling kecil hampir sama dengan anyaman polos, selain itu
anyaman ini memiliki silangan yang paling banyak dan paling kokoh
serta tidak mudah berubah tempat.
Beberapa hal yang diperlukan dalam pembuatan selembar kain(dekomposisi kain pada anyaman cel) yang digunakan untuk
membantu kelancaran percobaan, dapat dilakukan dengan melihat ciri-
ciri dan karakteristik dari anyaman cel tersebut yang sifat dan
karakteristiknya sama dengan anyaman polos, yaitu:
- Ulangan rapot ke arah horisontal (lebar kain) atau kearah pakan,
diulangi sesudah 2 helai pakan. Ke arah vertical (panjang kain) atau
ke arah lusi, diulangi sesudah 2 helai lusi.- Tetal lusi dan tetal pakan pada anyaman cel mempunyai
perpencaran (range) yang besar, yaitu berkisar antara 10-200
helai/inchi. Demikian pula dengan perpencaran berat kain pada
anyaman cel yang besar, yaitu berkisar antara 0,25 oz/yds2-52
oz/yds2.
- Anyaman cel lebih sesuai/mampu untuk diberi rupa (appearance)
yang lain dengan jalan mengadakan ubah-ubah design, baik
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
12/33
12
structural design maupun surface design apabila dibandingkan
dengan anyaman lain.
- Pada umumnya kain dengan anyaman cel, daya penutupan kainnya
(fabric cover) berkisar antara 25% - 75%.
- Banyak gun yang digunakkan pada saat pertenunan minimum 2 gun,
tetapi untuk tetal lusi yang tinggi, maka digunakkan 4 gun atau lebih.
- Anyaman cel banyak dipakai untuk kain dengan kontruksi medium,
dengan fabric cover 51%-75%. Penutupan lusi dan pakan berkisar
31%-50%. Jenis kain ini misalnya : kain yang diprint, sheetings, dll.
- Anyaman cel untuk kain padat (close construction), biasanya
menggunakan benang pakan yang lebih kasar daripada benang lusi.
Dari pernyataan diatas, maka dapat dikatakan bahwa anyaman
cel adalah anyaman yang memiliki raport terkecil, sama dengan
anyaman polos, yang terdiri dari satu kali lusi naik dan satu kali lusi
turun pada jajaran lusi pertama dan sebaliknya pada jajaran lusi
berikutnya.
III. Alat dan BahanAlat-alat yang diperlukan.terdiri dari :
Lup
Gunting
jarum pentul
alat tulis
neraca analitik
Bahan yang digunakan, terdiri dari :
Kain dengan berbagai anyaman.
IV. Cara kerja dan perhitungan
1. Menentukan arah lusi dan arah pakan. (arah lusi diberi tanda
panah).
2. Menghitung tetal lusi dan tetal pakan pada 5 lima tempat yang
berbeda, dan mencari harga rata-ratanya.
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
13/33
13
3. Kain contoh dipotong l0 x l0 cm, lalu ditimbang.
4. Benang lusi dan pakan diambil dari sisi yang berbeda, masing-
masing 5 helai. Lusi l0 helai, pakan l0 helai.
5. Benang lusi dan benang pakan hasil cara kerja No 4, ditimbang.
6. Menghitung mengkeret lusi dan pakan.
-panjang benang lusi/pakan dari kain contoh = Pk
- panjang benang lusi/pakan setelah diluruskan = Pb
-Mengkeret benang : M = %1001
21
b
bb
7. Menghitun No benang lusi dan pakan.
a. Panjang l0 lusi setelah diluruskan = cm =
.m
Berat l0 lusi = mg = .g
Nm =)(
)(
gramberat
meterpanjang; Nel = 0,59 x Nm ; Tex =
Nm
1000
Nm
9000Td;
b. Perhitungan untuk benang pakan sama dengan perhitunganuntuk benang lusi.
8. Menghitung berat kain/m2
a. dengan penimbangan :
berat kain / m2= 10X10Beratxcm10xcm10
cm100xcm100= Bk
b. Berat Perhitungan :
Untuk Benang Lusi (B1):
cl-100
100
Nm100
100cm100(helai/cm)TetallusiBerat
Untuk Benang Pakan (B2)
cp-100
100
Nm100
100cm100(helai/cm)TetalpakanBerat
Berat kain / m2 = B1 + B2 = Bb
c. Menghitung selisih berat :
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
14/33
14
Selisih Berat = 100%B
BB
B
KB
9. Gambarkan anyaman dan rencana tenun.
V. Data Percobaan
1. Anyaman Polos
Panjang Kain : 100 cm10 cm
Lebar Kain : 100 cm10 cm
Berat Kain : 0,92 gr
Jenis Anyaman : Polos
Lusi
1. Tetal
No. Helai/inchi
1.
2.
3.
96
94
95
285
X 95
helai/cm372,54
95Tetal
2. Panjang 10 Helai Benang
No.Panjang
(cm)
1.2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10,110,1
10,1
10,2
10,2
10,2
10,1
10,1
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
15/33
15
9.
10.
10,1
10,1
101,3
N(m) 1,013
X 10,13
3. Berat 10 helai Benang = 17,5 mg = 0,0175 g
4. %100Mengkeret1
21
b
bb= %18,1%100
13,10
1013,10
5. 57,880,0175
m1,013
)berat(gram
ter)panjang(me(Nm)BenangNo.
6. No. Inggris (Ne1) = Nm x 0,59
= 57,88x 0,59
= 34,15
7. Tex= 27,1757,88
1000
Nm
1000
8. 155,49
57,88
9000
Nm
9000Td
Pakan
1. Tetal
No. Helai/inchi
1.
2.
3.
53
54
53
160
X 43,33
helai/cm1,202,54
43,33Tetal
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
16/33
16
2. Panjang 10Helai Benang
No.Panjang
(cm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
10,1
10,1
10,1
10,1
10,1
10,1
10,1
10,1
10,2
10,2
101,1
N(m) 1,012
X 10,12
3. Berat 10 helai Benang = 19 mg = 0,019 g
4. %100Mengkeret1
21
b
bb= %28,1%100
10,12
1010,12
5. 58,260,019
m1,012
)berat(gram
ter)panjang(me(Nm)BenangNo.
6. No. Inggris (Ne1) = Nm x 0,59
= 58,26x 0,59
= 34,27
7. Tex= 16,1726,58
1000
Nm
1000
8. 154,4758,26
9000
Nm
9000Td
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
17/33
17
Berat Kain
1. Berat Penimbangan = 10X10Beratxcm10xcm10
cm100xcm100
= g0,92xcm10xcm10
cm100xcm100
= 92 g/m2
2. Berat Perhitungan :
a. Berat Lusi (B1) =cl-100
100
Nm100
100cm100(helai/cm)Tetal
=1,28-100
100
57,88100
100cm10037
= 64,75 g
b. Berat Pakan (B2) =cp-100
100
Nm100
100cm100(helai/cm)Tetal
=1,18-100
100
58,26100
100cm1001,02
= 34,91 g
c. Berat kain / m2 = B1 + B2 = 64,75 + 34,91 = 99.66 g
3. Selisih Berat (%) = 100%B
BB
B
KB
= 100%99,66
9299,66
= 7,68%
Bentuk Anyaman Polos
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
18/33
18
2. Anyaman Keper
Panjang Kain : 100 cm10 cm
Lebar Kain : 100 cm10 cm
Berat Kain : 1,10 gr
Jenis Anyaman : Keper
Lusi
1. Tetal
No. Helai/cm
1.
2.
3.
29
29
29
87
X 97,5
2. Panjang 10Helai Benang
No.
Panjang
(cm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
10,6
10,6
10,6
10,7
10,6
10,7
10,7
10,7
10,7
10,7
106,6
N(m) 1,066
X 10,66
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
19/33
19
3. Berat 10 helai Benang = 21,5 mg = 0,0215 g
4. %100Mengkeret1
21
b
bb= %1913,6%100
10,66
1010,66
5. 49,580,0215
m1,066
)berat(gram
ter)panjang(me(Nm)BenangNo.
6. No. Inggris (Ne1) = Nm x 0,59
= 49,58 x 0,59
= 29,25
7. Tex= 25,2949,58
1000
Nm
1000
8. 181,5249,589000
Nm9000Td
Pakan
1. Tetal
No. Helai/cm
1.
2.
3.
28
28
28 84
X 28
2. Panjang 10Helai Benang
No.Panjang
(cm)
1.2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10,210,2
10,2
10,2
10,3
10,2
10,2
10,2
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
20/33
20
9.
10.
10,2
10,2
102,1
N(m) 1,021
X 10,21
3. Berat 10 helai Benang = 19,5 mg = 0,0195 g
4. %100Mengkeret1
21
b
bb= %0568,2%100
21,10
1021,10
5. 52,35g0,0195
m1,021
)berat(gram
ter)panjang(me(Nm)BenangNo.
6. No. Inggris (Ne1) = Nm x 0,59
= 52,35 x 0,59
= 30,88
7. Tex= 10,1952,35
1000
Nm
1000
8. 171,92
52,35
9000
Nm
9000Td
Berat Kain
4. Berat Penimbangan = 10X10Beratxcm10xcm10
cm100xcm100
= g1,10xcm10xcm10
cm100xcm100
= 100 g/m2
5. Berat Perhitungan :
a. Berat Lusi (B1) =cl-100
100
Nm100
100cm100(helai/cm)Tetal
=6,1913-100
100
49,58100
100cm10029
= 62,3517
b. Berat Pakan (B2) =
cp-100
100
Nm100
100cm100(helai/cm)Tetal
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
21/33
21
=2,0568-100
100
52,35100
100cm10082
= 54,6093
c. Berat kain / m2 = B1 + B2 = 62,3517+ 54,6093= 116,9610
g
6. Selisih Berat (%) = 100%B
BB
B
KB
= 100%116,9610
110116,9610
= 5,95%
Bentuk Anyaman Keper2
2/1
3. Anyaman Satein
Panjang Kain : 100 cm10 cm
Lebar Kain : 100 cm10 cm
Berat Kain : 1,12 gr
Jenis Anyaman : Satein
Lusi
1. Tetal
No. Helai/cm
1.
2.
3.
26
28
27
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
22/33
22
81
X 27
2. Panjang 10Helai Benang
No.Panjang
(cm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
10,2
10,3
10,2
10,3
10,3
10,2
10,1
10,2
10,3
10,2
102,3
N(m) 1,023
X 10,23
3. Berat 10 helai Benang = 8 mg = 8.10-3g
4. %100Mengkeret1
21
b
bb= %2482,2%100
23,10
1023,10
5. 127,878.10
m1,023
)berat(gram
ter)panjang(me(Nm)BenangNo.
3-
6. No. Inggris (Ne1) = Nm x 0,59
= 127,87x 0,59
= 44,51
7. Tex= 82,7127,87
1000
Nm
1000
8. 70,38
127,87
9000
Nm
9000Td
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
23/33
23
Pakan
1. Tetal
No. Helai/inchi
1.
2.
3.
44
46
47
137
X 45,66
2. Panjang 10Helai Benang
No.Panjang
(cm)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
10,3
10,3
10,2
10,1
10,1
10,1
10,1
10,2
10,2
10,2
101,8
N(m) 1,018
X 10,18
3. Berat 10 helai Benang = 17,5 mg = 0,0175 g
4. %100Mengkeret1
21
b
bb= %7681,1%100
18,10
1018,10
5. 58,171g0,0175
m1,018
)berat(gram
ter)panjang(me(Nm)BenangNo.
6. No. Inggris (Ne1) = Nm x 0,59
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
24/33
24
= 58,171 x 0,59
= 34,3108
7. Tex= 1906,17171,58
1000
Nm
1000
8. 154,716258,171
9000
Nm
9000Td
Berat Kain
7. Berat Penimbangan = 10X10Beratxcm10xcm10
cm100xcm100
= g0,92xcm10xcm10cm100xcm100
= 95 g/m2
8. Berat Perhitungan :
a. Berat Lusi (B1) =cl-100
100
Nm100
100cm100(helai/cm)Tetal
=2,2482-100
100
127,87100
100cm10027
= 21,6
b. Berat Pakan (B2) =cp-100
100
Nm100
100cm100(helai/cm)Tetal
=1,8781-100
100
58,171100
100cm10045,66
= 79,83
c. Berat kain / m2 = B1 + B2 = 21,6 + 79,83= 101,43 g
9. Selisih Berat (%) = 100%B
BB
B
KB
= 100%101,43
95-101,43
= 5,82%
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
25/33
25
Bentuk Anyaman Satein 5 gun V 2
4. Anyaman Polos (Cele)
Nama Kain : Cele
Panjang Kain : 100 cm10 cm
Lebar Kain : 100 cm10 cm
Berat Kain : 1,50 gr
Jenis Anyaman : Polos
1. Susunan warna lusi 1 rapot
Lusi
Hitam : 2
Putih : 3
Hitam : 2
Putih : 3
Hitam : 2
Putih : 3
Biru : 10
Hitam : 2Biru : 10
Putih : 3
Total : 40 helai/rapot
2. Susunan warna pakan 1 rapot
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
26/33
26
Pakan
Putih : 4
Hitam : 2
Putih : 4
Hitam : 2
Putih : 4
Biru : 10
Hitam
Biru : 10
Total=38 helai/rapot
3. Tetal
Lusi/inchi
No. Helai/inchi
1.
2.
3.
69
70
70
209
X 96,67
helai/cm42,272,54
69,67Tetal
Pakan/inchi
No. Helai/inchi
1.
2.
3.
56
56
56
168
X 56
helai/cm04,222,54
56Tetal
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
27/33
27
4. Jml benang lusi/m = 100 x tetal lusi/cm = 2742
5. Jml benang pakan/m = 100 x tetal pakan/cm
= 2204
6. Jml rapot lusi/m = sisarapot
62
40
2742
lusihl/rapot
lusi/m
7. Jml rapot pakan/m =
rapot5838
2204
lusihl/rapot
pakan/m
8. Sisa Benang
Lusi = lusi/m ( rapot lusi/m x hl/rapot)
=2742(40 x 68)
=22 helai
Pakan = pakan/m ( rapot pakan/m x hl/rapot)
= 2204(58 x 38)
= 0
9. Kebutuhan masing-masing warna
LusiHitam = (8 x rapot L/m) + sisa = (8 x 70) + 6 = 566
Putih = (12 x rapot L/m) + sisa = (12 x 70) + 9 = 849
Biru = (20 x rapot L/m) + sisa = (20x 70) + 7 = 1407
Total = 2822
Pakan
Hitam = (6 x rapot L/m) + sisa = (6 x 58) + 0 = 566
Putih = (12 x rapot L/m) + sisa = (12 x 58 +0 = 849
Biru = (20 x rapot L/m) + sisa = (20x 58) + 0 = 1407
Total = 2204
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
28/33
28
Lusi dan Pakan
10. Berat kain 10 x 10 = 1,50 gr
11. Berat 10 helai benang
Berat 10 helai benang pakan = 21,5 mg
Berat 10 helaibenang lusi = 43 mg
12. Panjang benang 10 helai
Panjang 10 helai benang pakan = 10,39 cm
Panjang 10 helai benang lusi = 10,48 cm
13. Mengkeret
Lusi = %1001
21
b
bb= %75,3%100
10,39
1010,39
Pakan = %1001
21
b
bb= %58,4%100
10,48
1010,48
14. Nomor Benang
Lusi
24,37g0,043
m1,048
)berat(gram
ter)panjang(me(Nm)
Pakan
83,8g0,0125
m1,0475
)berat(gram
ter)panjang(me(Nm)
Berat Kain/m2 = 10X10Beratxcm10xcm10
cm100xcm100
= 1,50xcm10xcm10
cm100xcm100
= 150 gr
15. Berat masing-masing warna
Lusi
1. Hitam =3,75-100
100
49,47100
100cm100566
=11,88 gr
2. Putih =3,75-100
100
49,47100
100cm100849
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
29/33
29
= 17,83 gr
3. Biru =3,75-100
100
49,47100
100cm1004071
= 29,54 gr
Total = Hitam + Putih + Biru
= 11,88+ 17,83 + 29,54
= 59,25 gr
Pakan
1. Hitam =4,58-100
100
24,37100
100cm100348
=14,96 gr
2. Putih =4,58-100
100
24,37100
100cm100696
= 29,93 gr
3. Biru =4,58-100
100
24,37100
100cm1001160
= 49,88 gr
Total = Hitam + Putih + Biru= 14,96+29,93 +49,88
= 94,77 gr
Berat Lusi + Pakan = 59,25+ 94,77
= 154,02
16. Selisih berat = 100%154,02
150154,02
= 2,61%
Anyaman Polos
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
30/33
30
VI. DISKUSI
1. Sebelum kain contoh dipotong 10 x 10 cm sebisa mungkin kita
menguraikan lusi dan pakannya sehingga mendekati ukuran 10 x
10 cm setelah itu diberi batasan dengan ukuran 10 x 10 cm dan
kemudian pakan dan lusinya diurai sampai mendapatkan kain
dengan ukuran 10 x 10 cm. Setelah itu sisa-sisa benang lusi dan
pakan dipotong sesuai dengan ukuran kain. Hal tersebut dilakukan
untuk menghindari kesalahan pemotongan kain contoh (kain contoh
terlalu kecil, misalnya). Untuk mendapatkan hasil yang akurat,
pada pemotongan kain dilebihkan menjadi 10,5 x 10,5 cm, lalu kain
ditiras sampai berukuran 10 x 10
- Pada saat meluruskan benang usahakan agar benang benar-benar
lurus (tidak ada yang mengkeriting) untuk mendapatkan hasil yang
akurat.
- Dalam menimbang contoh uji sebaiknya didiamkan dulu beberapa
saat hingga timbangan benar-benar diam (seimbang) sehingga
hasil yang didapat lebih akurat.- Penghitungan tetal benang (lusi/pakan) usahakan seteliti mungkin
dan jangan sampai tertukar antara tetal lusi dan tetal pakan. Untuk
mempermudah proses perhitungan tetal, kita dapat menguraikan
benang lusi/pakan satu per satu (tentunya setelah diberi batasan 1
inch). Kesalahan terhadap perhitungan tetal, baik itu lusi ataupun
pakan, akan berpengaruh pada selisih berat kain/m2 (antara hasil
penimbangan dengan hasil perhitungan )- Untuk mengetahui bentuk anyaman kain dapat diketahui dengan
menggunakan kaca pembesar (lup) atau dengan meniras satu
persatu benang.
- Selisih antara berat penimbangan dengan berat perhitungan
diusahakan kurang dari 5 %, apabila melebihi 5 % sebaiknya
percobaan diulangi.
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
31/33
31
VII. KESIMPULAN
A. Anyaman polos.
1. tetal lusi rata-rata = 95 helai/ inchi = 37 helai / cm
2. tetal pakan rata-rata = 53,33 helai/ inchi =
20,1 helai / cm
3. mengkeret lusi. = 1,28 %
4. mengkeret pakan = 1,18 %
5. nomor benang lusi
- Nm = 57,88
- Ne = 34, 1492
- Tex = 17,27
- Td = 155,49
6. nomor pakan
- Nm = 58,26
- Ne = 34, 3724
- Tex = 17,16
- Td = 154,47
7. selisih berat penimbangan dan perhitungan. = 7,68 %
B. Anyaman keper.
1. tetal lusi rata-rata = 29 helai/cm
2. tetal pakan rata-rata = 28 helai/cm
3. mengkeret lusi. = 6,1913%
4. mengkeret pakan = 2,0568 %
5. nomer lusi- Nm = 49,58
- Ne = 29,25
- Tex = 20,17
- Td = 181,52
6. nomer pakan
- Nm = 52,35
- Ne = 30,88
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
32/33
32
- Tex = 19,10
- Td = 171,92
7. selisih berat penimbangan dan perhitungan = 5,95 %
C. Anyaman satin.
1. tetal lusi rata-rata = 27 helai/cm
2. tetal pakan rata-rata = 45,66 helai/cm
3. mengkeret lusi. = 2,2482%
4. mengkeret pakan = 1,7681%
5. nomer lusi
- Nm = 127,88
- Ne = 44,51
- Tex = 7,82
- Td = 70,38
6. nomer pakan
- Nm = 58,171
- Ne = 34,3208
- Tex = 17,1906- Td = 154,7162
7. selisih berat penimbangan dan perhitungan = 5,82 %
D. Anyaman Polos Kain Cele
1. tetal lusi rata-rata = 69,67 helai/ inchi = 27,42 helai
/ cm
2. tetal pakan rata-rata = 56 helai/ inchi = 22,04 helai / cm3. mengkeret lusi. = 3,75 %
4. mengkeret pakan = 4,58 %
5. nomor lusi
- Nm = 49,47
6. nomor pakan
- Nm = 24,37
7. selisih berat penimbangan dan perhitungan. = 2,61 %
7/22/2019 Indra Disain Tekstil 1- Lap. Dekomposisi (Milg)
33/33
VIII. Daftar Pustaka
Jumaeri. 1970. Diktat Textile Design. Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil.
Soekarso, R.. 1974. Pengantar Ilmu Anyaman Tekstil. Bandung: Tarate
Bandung
Top Related