Indah Tgs 1 UMKM Smstr 4

8
Nama : Indah Novianti S.K NPM : 022712039 Kelas : Akuntansi IV-A Akuntansi dan Keuangan UMKM Perkembangan UMKM Saat ini, perkembangan UMKM berkembangan dengan pesat, bahkan jumlah UMKM di Indonesia rupanya jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah usaha besar. Perkembangan UMKM dan usaha besar di Indonesia bisa dilihat pada tabel berikut. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah UMKM terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yakni dari tahun 2006-2010. Sedangkan jumlah usaha besar cenderung berfluktuatif. Melihat kondisi tersebut, maka tidak salah bila keberadaan UMKM di Indonesia harus tetap dipertahankan karena UMKM dapat dijadikan sebagai penopang hidup bagi masyarakat kecil dan menengah serta dapat memberikan Sumber: http://uchirahmawati.blogspot.com/2013/07/perkembangan-usaha-mikro-kecil- dan.html http://citydirectory.co.id/main/read/menghadapi-kendala-sebagai-tantangan-bagi- umkm http://www.bppk.depkeu.go.id/webanggaran/index.php/component/content/article/92- artikel/609-haruskah-umkm-menopang-apbn

description

UMKM

Transcript of Indah Tgs 1 UMKM Smstr 4

Nama : Indah Novianti S.KNPM : 022712039Kelas : Akuntansi IV-A

Akuntansi dan Keuangan UMKM

Perkembangan UMKMSaat ini, perkembangan UMKM berkembangan dengan pesat, bahkan jumlah UMKM di Indonesia rupanya jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah usaha besar. Perkembangan UMKM dan usaha besar di Indonesia bisa dilihat pada tabel berikut.

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah UMKM terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, yakni dari tahun 2006-2010. Sedangkan jumlah usaha besar cenderung berfluktuatif. Melihat kondisi tersebut, maka tidak salah bila keberadaan UMKM di Indonesia harus tetap dipertahankan karena UMKM dapat dijadikan sebagai penopang hidup bagi masyarakat kecil dan menengah serta dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian daerah maupun nasional. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di kawasan Asia tenggara yang terus berupaya untuk mencapai pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik. Pembangunan ekonomi akan tercapai apabila kegiatan perekonomianya berjalan dengan baik. Penopang perekonomian tersebut salah satunya lewat sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun 2011 hingga 2012 mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dari segi unit usaha, tenaga kerja, maupun kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal tersebut bisa dilihat pada tabel di bawah ini.Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB)Tahun 2011-2012

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa UMKM di Indonesia dari tahun 2011-2012 mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dari segi unit usaha, tenaga kerja, maupun kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Dari segi unit usahanya, UMKM mengalami perkembangan sebesar 2,41%, dari segi tenaga kerja juga mengalami perkembangan yaitu sebesar 5,83%, dan kontribusi UMKM terhadap PDB juga mengalami perkembangan yang cukup baik yaitu kontribusinya sebesar 13,15%. Dari keterangan di atas, menunjukkan bahwa UMKM memiliki peranan yang cukup baik sekaligus penopang bagi perekonomian Indonesia.Pada tahun 2011, UKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 101.722.458 orang atau 97,24% dari total penyerapan tenaga kerja yang ada, jumlah ini meningkat sebesar 0,02% atau 2.182.700 orang dibandingkan tahun 2010. Kontribusi UK tercatat sebanyak 99.401.775 orang atau 97,22%. Sekitar 99% dari jumlah unit usaha di Indonesia berskala UMKM, dan tercatat mampu menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak sekitar 99,4 juta tenaga kerja. Sementara, usaha besar menyerap sekitar 2,8 juta pekerja (data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Tahun 2010). UMKM juga dianggap sangat berpotensi dalam meningkatkan pendapatan negara melalui pajak. Data penerimaan pajak tahun 2005 sampai tahun 2012 menunjukkan, sebagian besar penerimaan pajak masih didominasi oleh usaha besar. Pada APBN 2012 misalnya, Pajak Penghasilan (PPh) nonmigas ditargetkan sebesar Rp445,7 triliun dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ditargetkan sebesar Rp336,1 triliun yang sebagian besar diperoleh dari usaha besar. Dengan berbagai spesifikasinya, terutama modalnya yang kecil sampai tidak terlalu besar, dapat merubah produk dalam waktu yang tidak terlalau lama dan manajemennya yang relatif sederhana serta jumlahnya yang banyak dan tersebar di wilayah nusantara, menyebabkan UMKM memiliki daya tahan yang cukup baik terhadap berbagai gejolak ekonomi. Dan UMKM juga terbukti dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak di banding Usaha besar yang artinya dengan penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak UMKM dapat membantu kesejahteraan perekonomian Indonesia.Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM terus meningkat dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ini sangat menggembirakan mengingat selain menggerakkan roda ekonomi, menambah jumlah ekspor, UMKM juga menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Majalah UKM Indonesia menuturkan bahwa UKM kini sudah mengglobal. Sekitar 25% hingga 35% ekspor manufaktur internasional disumbang oleh UKM. Sementara 20% keuntungan (benefit) perusahaan manufaktur diperoleh dari perdagangan lintas batas negara. Yang lebih menggembirakan adalah bahwa pada saat ini, sebanyak 25% UKM manufaktur yang berkiprah secara internasional tercatat sebagai perusahaan yang kompetitif. (Majalah UKM Indonesia Edisi 07 Januari 2013 Inisiasi Indonesia Sejahtera Melalui UKM). UMKM juga telah terbukti sebagai jenis usaha yang tahan banting. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi tahun 1998, UMKM telah membuktikan ketangguhannya bahwa mereka tidak terlalu terpengaruh oleh krisis tersebut. Begitu pula ketika Yogyakarta terkena bencana gempa bumi tahun 2006 dan meluluhlantakkan sebagian besar usaha-usaha mikro, kecil, dan menengah di sana, dengan segera mereka bisa bangkit kembali. Selain itu, UMKM juga menyediakan lapangan kerja yang luas, sehingga mereka berperan dalam mengurangi jumlah pengangguran.

Peluang dan tantangan UMKMBerlakunya globalisasi ekonomi, serta semakin pesatnya kerjasama ekonomi antar negara khususnya dalam konteks ASEAN, akan menciptakan peluang sekaligus tantangan baru bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pada tahun 2015 mendatang, UMKM di negara-negara ASEAN akan menghadapi era baru yang dicanangkan sebagai salah satu tujuan dalam ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang merupakan bentuk integrasi ekonomi ASEAN. Dengan demikian, dalam rangka menyongsong era MEA 2015, perlu adanya persiapan baik dalam hal softskill maupun infrastruktur.Terdapat beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh UMKM dalam MEA 2015, salah satunya adalah meningkatnya persaingan di antara produk-produk UMKM negara ASEAN. Untuk menghadapi hal ini, UMKM perlu menjaga dan meningkatkan daya saing sebagai industri kreatif dan inovatif, meningkatkan standar, desain dan kualitas produk agar sesuai ketentuan ASEAN serta diversivikasi output dan stabilitas pendapatan usaha mikro. Selain itu, juga harus meningkatkan kemampuan UMKM agar mampu memanfaatkan fasilitas pembiayaan yang ada, termasuk dalam kerangka kerja sama ASEAN. Selanjutnya, diperlukan pula untuk melakukan peningkatan efisiensi usaha termasuk pula melakukan pengembangan usaha dan networking dengan mitra lokal di negara ASEAN.Untuk mempersiapkan UMKM dalam memasuki pasar tunggal ASEAN 2015 diperlukan usaha extra salah satunya dengan melakukan pemetaan untuk menginventarisir UMKM yang memiliki potensi berikut pasar yang dimiliki guna menetapkan positioning dan keunggulan dibandingkan negara ASEAN lainnya serta identifikasi seluruh kelemahan dan hambatan dari UMKM dengan memperhatikan pilar-pilar yang memiliki peringkat rendah. Selain itu, mengembangkan rantai nilai UMKM diantara negara-negara ASEAN yang dapat dikembangkan menjadi cluster ASEAN.Negara-negara ASEAN melihat arti penting usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian, sehingga negara-negara di ASEAN memiliki kepentingan dan keseriusan untuk membesarkan UMKM. Hal ini dapat juga terlihat dari sisi jumlah UMKM terhadap total entitas bisnis di negara-negara ASEAN yang juga hampir sama. Berdasarkan data Tabloid Kontan edisi 1117 Maret 2013, sekitar 96% perusahaan di negara-negara ASEAN berstatus UMKM. Tingkat penyerapan tenaga kerja di tiap negara tersebut antara 50%-80% sedangkan sumbangan ke Produk Domestik Bruto (PDB) antara 30%-53%. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Kementrian Koperasi dan UKM pada 2011, jumlah UMKM meningkat menjadi 55,2 juta. Rata-rata pertumbuhan jumlah UMKM sebesar 7,39% lebih tinggi dari usaha besar yang hanya 6,49%. Dari sisi tenaga kerja, jumlah tenaga kerja UMKM sebanyak 101,7 juta orang berbeda jauh dengan usaha besar yang hanya menyerap tenaga kerja sebesar 2,89 juta orang. Sedangkan dari sisi PDB, kontribusi UMKM meningkat mencapai 65%.Berbagai kendala UMKM, yaitu:a) Terbatasnya akses UMKM kepada sumberdaya produktif. Akses kepada sumber daya produktif terutama terhadap permodalan, teknologi, informasi dan pasar. Dalam hal pendanaan, produk jasa lembaga keuangan sebagian besar masih berupa kredit modal kerja, sedangkan untuk kredit investasi sangat terbatas. Bagi UMKM keadaan ini sulit untuk meningkatkan kapasitas usaha ataupun mengembangkan produk-produk yang bersaing.b) Ketika kesehatan pemilik UMKM terganggu, secara otomatis usaha terhambat. Pemilik belum mampu mendelegasikan dan memimpin perusahaan dari jauh. Kontrol atas perusahaan masih berjalan secara langsung.c) Para pengusaha UMKM juga masih banyak yang tidak dapat memisahkan antara profesionalisme dan hubungan keluarga. Ketika terjadi konflik keluarga terutama suami dan istri maka akan berimbas pada keberlangsungan UMKM yang dimiliki.d) Faktor disiplin dan pendidikan, di mana masih banyak pengusaha UMKM yang mencampur adukkan uang usaha dan uang pribadi.Namun segala kesulitan tersebut dapat dijadikan sebagai tantangan untuk sektor pembiayaan dan pelaku UMKM bersama - sama memperbaiki kekurangan yang ada. Beberapa solusi yang diberikan diantaranya adalah: Semakin menumbuhkan semangat kekeluargaan dalam menjalin kerjasama Bantuan kredit dengan bunga rendah untuk tambahan modal UMKM Kemudahan persyaratan izin usaha bagi para pelaku UMKM Bantuan pengembangan dan bimbingan usaha bagi UMKM.

Sumber: http://uchirahmawati.blogspot.com/2013/07/perkembangan-usaha-mikro-kecil-dan.htmlhttp://citydirectory.co.id/main/read/menghadapi-kendala-sebagai-tantangan-bagi-umkmhttp://www.bppk.depkeu.go.id/webanggaran/index.php/component/content/article/92-artikel/609-haruskah-umkm-menopang-apbn