Imunologi dasar vaksin .doc
Transcript of Imunologi dasar vaksin .doc
-
8/14/2019 Imunologi dasar vaksin .doc
1/11
Imunologi dasar : Imunologi Vaksin
Vaksin yang ideal adalah relatif mudah untuk menentukan target sasaran, tetapi beberapa vaksin
mempunyai pendekatan yang ideal dan tidak ada vaksin yang mempunyai target banyak
organisme.
Vaksin adalah strategi satunya pelindung realistis di masa mendatang. Banyak kesulitan dan
kegagalan untuk memproduksi vaksin. Semua mikro-organisme menyebarkan mekanisme
penghindaran yang mengganggu respon imun yang efektif dan banyak organisme tidak jelas
respon imun yang memberikan perlindungan yang efektif.
Namun, kemajuan terbaru dalam teknologi imunologi untuk mempelajari respon kekebalan
terhadap patogen telah memberikan pemahaman yang lebih baik mekanisme kekebalan tubuh,
termasuk memori imunologi, dan menyebabkan realisasi bahwa inisiasi respon imun adalah
suatu peristiwa kunci yang memerlukan memicu melalui sinyal bahaya!. Berdasarkan temuan
ini, pengembangan adjuvant baru, formulasi vaksin vektor dan memungkinkan stimulasi
kekebalan protektif optimal dan berkepanjangan harus mengarah pada pengenalan vaksin untuk
organisme yang sebelumnya resisten.
"munisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak
akan terjadi penyakit. #erdapat dua macam kekebalan, yaitu kekebalan pasif dan kekebalan aktif. $ekebalan
pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat oleh individu itu
sendiri. %ontohnya adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu, atau kekebalan
yang diperoleh setelah pemberian suntikan imunoglobulin. $ekebalan pasif tidak
-
8/14/2019 Imunologi dasar vaksin .doc
2/11
berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh. &aktu paruh "g' adalah ()
hari, sedangkan waktu paruh imunoglobulin lainnya lebih pendek.
$ekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada
antigen seperti pada imunisasi, atau terpajan secara alamiah. $ekebalan aktif biasanya berlangsung lebih lama karena adanya memori imunologik.
#ujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang,
dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat *populasi+ atau
bahkan menghilangkan penyakit tertentu di dunia seperti pada imunisasi cacar. $eadaan
yang terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis-jenis penyakit yang transmisinya
bergantung kepada manusia, seperti misalnya penyakit difteria. gar dapat lebih mudah
memahami mengenai proses imunologik yang terjadi pada vaksinasi maka terlebihdahulu perlu diketahui tentang respons imun dan mekanisme pertahanan tubuh *lihat juga
bab tentang respons imun+.
RESPONS IMUN
ilihat dari berapa kali pajanan antigen maka dapat dikenal dua macam respons imun, yaitu
respons imun primer dan respons imun sekunder.
Respons imun primer espons imun primer adalah respons imun yang terjadi pada
pajanan pertama kalinya dengan antigen. ntibodi yang terbentuk pada respons imun
primer kebanyakan adalah "g/ dengan titer yang lebih rendah dibanding dengan respons
imun sekunder, demikian pula daya afinitasnya. &aktu antara antigen masuk sampai
dengan timbul antibodi * lag phase + lebih lama bila dibanding dengan respons imun
sekunder
-
8/14/2019 Imunologi dasar vaksin .doc
3/11
-
8/14/2019 Imunologi dasar vaksin .doc
4/11
-
8/14/2019 Imunologi dasar vaksin .doc
5/11
KEBERHASILAN IMUNISASI
$eberhasilan imunisasi tergantung pada beberapa faktor, yaitu status imun host, faktor
genetik host, serta kualitas dan kuantitas vaksin.
danya antibodi spesifik pada host terhadap vaksin yang diberikan akan mempengaruhi
keberhasilan vaksinasi. /isalnya pada bayi yang semasa fetus mendapat antibodi
maternal spesifik terhadap virus campak, bila vaksinasi campak diberikan pada saat kadar
antibodi spesifik campak masih tinggi akan memberikan hasil yang kurang memuaskan.
emikian pula air susu ibu * S"+ yang mengandung "g sekretori *s"g + terhadap virus
polio dapat mempengaruhi keberhasilan vaksinasi polio yang dlberikan secara oral.
#etapi umumnya kadar s"g terhadap virus polio pada S" sudah rendah pada waktu
-
8/14/2019 Imunologi dasar vaksin .doc
6/11
bayi berumur beberapa bulan. 0ada penelitian di subbagian lergi-"munologi, Bagian
"$ 3$2"4 S%/, 5akarta ternyata s"g polio sudah tidak ditemukan lagi pada S"
setelah bayi berumur 6 bulan. $adar s"g tinggi terdapat pada kolostrum. $arena itu bila
vaksinasi polio secara oral diberikan pada masa kadar s"g polio S" masih tinggi,
hendaknya S" jangan diberikan dahulu ( jam sebelum dan sesudah vaksinasi.7
$eberhasilan vaksinasi memerlukan maturitas imunologik. 0ada bayi neonatus fungsi
makrofag masih kurang, terutama fungsi mempresentasikan antigen karena ekspresi 18
masih kurang pada permukaannya, selain deformabilitas membran serta respons
kemotaktik yang masih kurang. $adar komplemen dan aktivitas opsonin komplemen
masih rendah, demikian pula aktivitas kemotaktik serta daya lisisnya. 3ungsi sel #s relatif
lebih menonjol dibanding pada bayi atau anak karena memang fungsi imun pada masaintrauterin lebih ditekankan pada toleransi, dan hal ini masih terlihat pada bayi baru lahir.
0embentukan antibodi spesifik terhadap antigen tertentu masih kurang. Vaksinasi pada
neonatus akan memberikan hasil yang kurang dibanding pada anak, karena itu vaksinasi
sebaiknya ditunda sampai bayi berumur ( bulan atau lebih.
Status imun mempengaruhi pula hasil imunisasi. "ndividu yang mendapat obat
imunosupresan, atau menderita defisiensi imun kongenital, atau menderita penyakit yang
menimbulkan defisiensi imun sekunder seperti pada penyakit keganasan, juga akan
mempengaruhi keberhasilan vaksinasi, bahkan adanya defisiensi imun merupakan
indikasi kontra pemberian vaksin hidup karena dapat menimbulkan penyakit pada
individu tersebut. Vaksinasi pada individu yang menderita penyakit infeksi sistemik
seperti campak atau tuberkulosis milier akan mempengaruhi pula keberhasilan vaksinasi.
$eadaan gi9i yang buruk akan menurunkan fungsi sel sistem imun seperti makrofag dan
limfosit. "munitas selular menurun dan imunitas humoral spesifisitasnya rendah.
/eskipun kadar globulin-: normal atau bahkan meninggi, imunoglobulin yang terbentuk
tidak dapat mengikat antigen dengan baik karena terdapat kekurangan asam amino yang
dibutuhkan untuk sintesis antibodi. $adar komplemen juga berkurang dan mobilisasi
makrofag berkurang, akibatnya respons terhadap vaksin atau toksoid berkurang.
-
8/14/2019 Imunologi dasar vaksin .doc
7/11
ak!or gene!ik "os!
"nteraksi antara sel-sel sistem imun dipengaruhi oleh variabilitas genetik. Secara genetikrespons imun manusia dapat dibagi atas responder baik, cukup, dan rendah terhadap
antigen tertentu. "a dapat memberikan respons rendah terhadap antigen tertentu, tetapi terhadap antigen
lain tinggi sehingga mungkin ditemukan keberhasilan vaksinasi yang tidak ;
-
8/14/2019 Imunologi dasar vaksin .doc
8/11
-
8/14/2019 Imunologi dasar vaksin .doc
9/11
osis vaksin terlalu tinggi atau terlalu rendah juga mempengaruhi respons imun yang
terjadi. osis yang terlalu tinggi akan menghambat respons imun yang diharapkan,
sedangkan dosis terlalu rendah tidak merangsang sel imunokompeten. osis yang tepat
dapat diketahui dari hasil uji coba, karena itu dosis vaksin harus sesuai dengan dosis yang
direkomendasikan.
Frekuensi pemberian
3rekuensi pemberian juga mempengaruhi respons imun yang terjadi. Sebagaimana telahkita ketahui, respons imun sekunder menyebabkan sel efektor aktif lebih cepat, lebih
tinggi produksinya, dan afinitasnya lebih tinggi. i samping frekuensi, jarak pemberian
pun akan mempengaruhi respons imun yang terjadi. Bila vaksin berikutnya diberikan
pada saat kadar antibodi spesifik masih tinggi, maka antigen yang masuk segera
dinetralkan oleh antibodi spesifik tersebut sehingga tidak sempat merangsang sel
imunokompeten, bahkan dapat terjadi apa yang dinamakan reaksi rthus yaitu bengkak
kemerahan di daerah suntikan antigen akibat pembentukan kompleks antigen-antibodi
lokal sehingga terjadi peradangan lokal. @leh sebab itu, pemberian ulang * booster +
sebaiknya mengikuti apa yang dianjurkan sesuai dengan hasil uji coba.
Ajuvan
juvan adalah 9at yang secara nonspesifik dapat meningkatkan respons imun terhadap
antigen. juvan akan meningkatkan respons imun dengan cara mempertahankan antigen
pada tempat suntikan, dan mengaktivasi sel 0% untuk memproses antigen secara efektif
dan memproduksi interleukin yang akan mengaktifkan sel imunokompeten lainnya.
-
8/14/2019 Imunologi dasar vaksin .doc
10/11
-
8/14/2019 Imunologi dasar vaksin .doc
11/11
menjadi sel plasma yang membentuk antibodi terus-menerus sehingga kadarnya tetap
tinggi.