Imunisasi PPI

30
Imunisasi PPI: Program imunisasi nasional

description

ppi

Transcript of Imunisasi PPI

Page 1: Imunisasi PPI

Imunisasi PPI:

Program imunisasi nasional

Page 2: Imunisasi PPI
Page 3: Imunisasi PPI

BCG (bacille calmette-guerin).:

• Vaksin hidup dari mycobacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun, sehingga didapat basil tak virulen tapi masih mempunyai imunogenitas.

• Prinsipnya hanya mengurangi tuberkolosis berat.• Diberikan pada umur ≤2 bulan, sebaiknya diberikan

pada anak dengan uji matoux (-)• Efek proteksi timbul 8-12 minggu setelah penyuntikan.Pemberian BCG diberikan secara intradermal anak 0,10ml

dan 0,05ml untuk bayi.Setelah diberikan uji mantouks (+) >15 mm.

Page 4: Imunisasi PPI

Untuk imunisasi BCG:

• Setelah dibuka dan dilarutkan dalam 3 jam harus telah habis terpakai.

Page 5: Imunisasi PPI

• Bila vaksin telah diberikan maka reaksinya akan terjadi dalam 48-72 jam, maka akan menimbulkan reaksi tuberkulin yang (+).

• Jika test matuk (+) artinya sedang terinfeksi TBC atau diimunisasi.

Kejadian ikutan pasca Imunisasi.

Ulkus lokal yang superficial 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus yang biasanya.

Page 6: Imunisasi PPI

Kontraindikasi BCG:

• Reaksi uji tuberkulin >5mm.• Sedang menderita Hiv atau dengan resiko tinggi

HIV, penggunaan obat imunosupresif, imunokompromise.

• Anak yang menderita gizi buruk.• Sedang menderita demam tinggi.• Menderita infeksi kulit yang luas.• Pernah TBC.• Kehamilan.

Page 7: Imunisasi PPI

Hepatitis B

• Jadwal imunisasi, minimal diberikan sebanyak 3 kali.

• Imunisasi pertama segera setelah lahir.• Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah 0 - 1

dan 6 bulan karena respons yang optimal.• Dosis ke2 sebaiknya diberikan minimal 1bulan

setelah pemberian pertama.• Dosis ke3 adalah boster sebaiknya diberikan

setelah umur 3-6 bulan.

Page 8: Imunisasi PPI

Keadaan khusus:

• Bayi prematur, bila ibu HbSAg-, imunisasi ditunda sampai bayi berusia 2 tahun atau mempunyai bb 2000gr.

• Pemberian secara intra muskular. 0,5 ml.• Pada Hepatitis yang digunakan adalah komponen

surface antigen dari virus makanya yang kita periksa adalah anti HBs

• Jika sudah diberikan dosis ke 1 dan dosis ke 2 putus segera berikan dosis ke 2dengan dosis ke 3 selang 2 bulan.

• Dosis ke4 diberikan pada usia 12 tahun tetapi hanya diberikan jika HbSAg < 10mIU/ml.

• Bila dosis ke 3 putus berikan setelah memungkinkan

Page 9: Imunisasi PPI

Catch up imunization:

• Upaya imunisasi pada anak atau remaja yang belum pernah diimunisasi atau terlambat lebih dari 1 bulan.

• Waktu antara dosis pertama dan kedua 4 minggu diantara dosis ke2 dan ke3 interval 8-16 minggu dari dosis pertama.

• Efektifitas vaksin sampai usia 12% dan tak perlu bosster dan jika pada pasien Hd setehun sekali dilakukan pemeriksaan HbSAg.

Page 10: Imunisasi PPI

Imunisasi pada bayi baru lahir:

• HBSaG (+): Berikan imunisasi aktif dan pasif HbIg 0,5 ml dan vaksin. (<12 jam setelah lahir).

• HbsAg (-), aktif segera setelah lahir bila dalam 7 hari diketahui terdapat hep B berikan Ig

Page 11: Imunisasi PPI

Polio:

• OPV (polio tipe 1, 2, 3 yang telah dilemahkan).• Ada 3 jenis vaksin Salk (mati), sabin (hidup), Trivalen• Dosis 2 tetes oral.• Pemberian pada umur baru lahir – 2 - 3 bulan 3 dosis

terpisah dengan selang waktu 6 - 8 minggu.• Booster , diberikan sebelum masuk sekolah yaitu saat

DPt diberikan sebagai booster. Dosis selanjutanya umur 15-19 tahun atau sebelum meninggalkan sekolah.

• Efek samping diare, jika pada pasien yang diberikan muntah dalam 10 menit berikan ulang dosis awal.

Page 12: Imunisasi PPI

Polio pada orang dewasa.

• Diberikan 3 dosis berturut-turut dalam jarak 4-8 minggu tanpa memerlukan booster.

• Booster diberikan bila pasien beresiko tinggi dengan daerah pandemi dari poliomyelitis.

• Cara pemberian 2 tetes setiap 10 tahun.

Page 13: Imunisasi PPI

Kontra indikasi:

• Penyakit akut atau demam.

• Muntah atau diare berat vaksinasi ditunda.

• Dalam pengobatan kortikosteroid atau imunosupresif yang diberikan oral maupun suntikan.

• Keganasan

Page 14: Imunisasi PPI

Difteri (diberikan 6 kali).

• Dosis 0,5ml setara dengan 6,7 – 25 lf. Subcutan dalam /Im.

• Pemberian 5 kali pada usia 2 – 4 – 6 – 15-18 bulan, 15 dan 18 bulan booster. dan saat masuk sekolah.

• Dosis ke 4 harus diberikan sekurang-kurangnya 6 bulan setelah pemberian ke 3.

• Kombinasi toksoid difteri dan tetanus dan (DT) yang mengandung 10-12 Lf dapat diberikan pada anak yang memiliki kontraindikasi terhadap vaksin pertusis.

Page 15: Imunisasi PPI

Kontraindikasi pemberian vaksin pertusis.

• Riwayat anafilaktik.

• Ensefalopati setelah pemberian vaksin pertusis sebelumnya.

• Riw hiperpireksia, keadaan hipotonik hipotensif dalam 24 jam , anak menangis terus menerus selama 3 jam dan riwayat kejang 3 hari sesudahnya.

• Riw kejang demam bukan kontra indikasi.

Page 16: Imunisasi PPI

Reaksi kipi vaksin Dpat.

• Berat:– Menganis >3 jam.– Kejang.– Hypotonic hyporesponsive.– Reaksi anafilaktik.– Ensefalopati.

Page 17: Imunisasi PPI

Kontra indikasi:

• Riwayat anafilaktik• Esefalopati sesudah pemberian vaksin pertusis

sebalumnya.• Keadaan lain dinyatakan sebagai perhatian

khusus, sebelum pemberian vaksin berikutnya bila riwayan pemberian vaksin sebelumnya terdapat riwayat hiperpireksia, keadaan hipotonik hiporesponsif dalam 48 jam, anak menangis terus >3 jam dan riw kejang selama 3 hari sesudahnya.

Page 18: Imunisasi PPI

Tetanus toksoid.

• Untuk dosis imunisasi diberikan 40 IU.

• Untuk dosis tunggal diberikan 60 IU.

Page 19: Imunisasi PPI

Campak:

• Diberikan 2 kali 6-9 bulan , yang ke 2 booster 6-12 tahun.

• Pemberian secara subcutan atau im.• 2 jenis vaksin • Vaksin yang telah dilemahkan 1000

TICD50 sebanyak 0,5 ml. yang biasanya dipakai.

• Vaksin hidup pemberian 20 TICD50

mungkin sudah memberikan hasil baik.

Page 20: Imunisasi PPI

Reaksi KIPI.

• Demam setelah pemberian ,yang lebih dari 39,5 yang terjadi pada 5-15 % kasus, demam mulai pada hari ke5-6 setelah imunisasi dan berlangsung selama 2 hari.

• Reaksi berat ensefalitis dan ensefalopati pasca imunisasi.

• Vaksin setelah diencerkan dapat dipakai dalam 2 minggu.

Page 21: Imunisasi PPI

Kontra indikasi:

• Pasien yang demam , memperoleh pengobatan dengan obat imunosupresi, hamil memiliki riwayat alergi, sedang memperoleh pengobatan imunoglobulin.

Page 22: Imunisasi PPI

HiB

• < 6 bulan diberikan 3 kali. (interval 1 bulan).

• 6 bulan -1 tahun diberikan 2 kali.

• >1 tahun diberiikan 1 kali.

O,5cc Im.

Page 23: Imunisasi PPI

Tifoid

>2 tahun, diulang tiap 3 tahun.

Im 0,5cc.

Nama vaksin typhim vi.

Page 24: Imunisasi PPI

Varicela

• >10 tahun. Boleh juga diberikan > 1tahunatas permintaan. Campuran virus dengan neomisinw

• Diberikan 1 kali pada anak dan pada dewasa dan > 13 tahun diberikan 2 kali dengan selang waktu 1 bulan.

• IM 0,5cc.– Kontra indikasi: Tak dapat diberikan dalam keadaan

demam tinggi, hitung limfosit <1200µl, pasien yang alergi dengan neomisin.

Page 25: Imunisasi PPI

MMR:

• Diberikan pada usia 15 bulan dan 12 tahun.

• Diberikan secara Sub cutan 0,5cc.

Page 26: Imunisasi PPI

Hepatitis A

• Diberikan 2 kali , >2 tahun dengan interval 6 bulan.

• Efek proteksi 10-12 tahun Im, 0,5cc.

Page 27: Imunisasi PPI

Daftar nama Vaksi yang ada di indonesia:

• BCG (bio farma).• Polio:

– OPV: Bio farma.– IPV imovaks.

• DTwP:– Mono: DTP.– Kombo: DTB-Hb, Tetract Hib.

• DTaP:– Mono: Tripacel, Infantriks.– Kombo: Pediacel (DTap/HiB/Ipv), Infantriks Hib.

• DT: Dt (bio farma).

Page 28: Imunisasi PPI

• TT ( Biofarma).

• Hepatitis B:– Mono: uniject (biofarma). Eufaks B,

Engeriks B 0,5 , 1 , 5 , 10cc , Hypavac II, Hepatitis B MDV

– Kombo: Twinrix (hep A/ hep B)

Page 29: Imunisasi PPI

• Campak : Campak, (biofarma).

• MMR: irimolaks (aventis pasteur), MMR2 (MSD).

• Pneumokokus Prevenar.

• HiB :– PRP-t: Act Hib, hiberiks.– PRP –omp : Pedvaks HIB

Page 30: Imunisasi PPI

• Tifoid: Typhim Vi, Typheriks.

• Varicella : Okavaks , Variliks.

• Hepatitis A: Avaksim, Havriks 720, Vaqta.

• Rabies: Rabies , verorab.