IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP...

209
l;ljJ> /,Ps I Ir "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP PEMBENTUKAN KESEHATAN MENTAL" Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikollogi r--· 1 I [ 1mMvAruturn ,11u1.iurrn I ---------·--··-··---··----·-··-·----· ! YAMANI MUHAMAD DIRA NIM: 103070029024 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULL.AH JAKARTA

Transcript of IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP...

Page 1: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

l;ljJ> /,Ps I Ir

"IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN

TERHADAP PEMBENTUKAN KESEHATAN MENTAL"

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

dalam memperoleh gelar Sarjana Psikollogi

r--· =-~. ---~------------1 1 PERPmrr1~KAA~l un1Mi~ I [ m~j swim~~ 1mMvAruturn ,11u1.iurrn I ---------·--··-··---··----·-··-·----· !

YAMANI MUHAMAD DIRA NIM: 103070029024

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULL.AH

JAKARTA

Page 2: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

ii

"IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP

PEMBENTUKAN KESEHAT AN MENT Jl1L"

Skripsi

Oiajukan kepada Fakultas Psikologi untul< memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

YAMANI MUHAMAD DIRA

NIM: 103070029024

Dibawah Dosen Pembimbing

~ngl ~

DR. Ao ul Mujib, M. Ag

NIP: 150.283.344

~~ S. Evafi9eline. I. S, M. Si, Psi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2007 M/1428 H

Page 3: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul lmplikasi Kepribadian Syahadatain Terhadap

Pembentukan Kesehatan Mental telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 20 September 2007. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gEilar Sarjana

Psikologi.

Jakarta, 20 September 2007

Sidang Munaqasyah

DR. Ab Mujib, M. Ag NIP: 150. 283. 344

Sekretaris meran!~kap anggota

Dea. Zahco~ah, M. Si NIP: 150. 238. 773

Anggota

D . I Mujib. M. Ag NIP: 150.283. 344

~/ ~vangeline. I. S. M. Si. Psi

Page 4: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

iv

MOTTO

"Te:rus Berusaha. Menjadi Yang •r•~:rbaik Di

Dunia Dan lkhi:rat"

"Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "ya Tuhan

kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di

akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka"

(Q. S Al-Baqarah, 2: 201)

~UM, f~ ~ ~ t~ <Um

~,a, ~, ~ d,a,n, ~ ~,a,r"3', MJuta,

@e_jofrun ~ ~. ~~~mer~

&wJi, f~ ~ ~,a,a,l <Um a!ruu

~ flUl-0,Q,, ~ ~ ~

~~~

~~.

Page 5: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi (8) September 2007 M/Sya'ban 1428 H (C) Yamani Muhamad Dira (D) lmplikasi Kepribadian Syahadatain Terhadap Pembentukan Kesehatan

Mental (E) xi+ 192

v

(F) Semakin banyak terlihat barbagai macam ketegangan, pertentangan, dan kecemasan yang semuanya itu menyebabkan sebagian besar umat Islam hidup didalam keadaan yang semakin tidak harmonis, tidak serasi dan tidak sehat, baik di dalam dirinya sendiri maupun pada lingkungan sekitarnya. Hal ini pula, mempengaruhi kondisi pada fun~1si-fungsi kejiwaan. Adanya krisis mental pada pemikiran yang terjadi pada umat Islam ini adalah individu kurang mampu menggunakan S€~luruh potensi akalnya (seperti berpikir, menganalisa, berpendapat, mengingat, menilai) secara optimal dan positif, merugikan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, adanya gangguan perasaan berupa penyakit-penyakit hati yang bersarang didalam dirinya, seperti riya, buruk sangka, marah tak terkendali, terlalu santai dan hura-hura, dengki dan dendam, was-was (gelisah). Kemudian, adanya gangguan mental sangat mempengaruhi kelakuan dan tindakan seseorang. lndividu merasa tidak mampu mengoptimalkan potensi jasadiah atau fisiologisnya secara baik dan sempurna pada hal-hal yang bersifat positif sesuai dengan norma-norma yang berlaku dan berlandaskan kepada keimanan. Sehingga, muncul budaya keputus-asaan, malas bekerja, dan tidak mau berusaha untuk mencapai kesuksesan.

Melihat adanya gangguan fungsi kejiwaan ini pada diri seiorang muslim, dapat diindikasikan adanya kondisi mental umat Islam yang saat ini kurang sehat. Muslim yang belum mampu mencerminkan keislamannya itu sendiri, masih jauh dari sosok kepribadian muslim yang memancarkan cahaya kedamaian. Adanya kepribadian syahadatain merupakan salah satu bentuk untuk mewujudkan kondisi mental yang sehat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kepribadian syahadatain berimplikasi terhadap pembentukan kesehatan mental pada individu, baik dari sisi kognitif, afektif, dan konatif, yang al<hirnya membentuk kepribadian muslim yang sehat mentalnya.

Page 6: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

Penelitian ini menggunakan metode library research (pemelusuran kepustakaan). Metode ini digunakan dengan cara mengumpulkan sejumlah karya yang berkaitan dengan kepribadian syahadatain dan kesehatan mental untuk memperoleh data yang valid dan reliable. Hal ini bisa didapat melalui buku-buku literatur, koran, majalah dan artikel­artikel lainnya, baik yang sifatnya primer maupun skunder. Primer maksudnya yang terkait dengan kepribadian syahadatain, dan kesehatan mental secara langsung, sedang sekunder merupakan referensi pelengkap. Kemudian dilakukan metode analisis isi.

Kepribadian syahadatain adalah kepribadian individu yang didapat melalui penghayatan terhadap kalimat Laa i/aha ii/al/ah clan Muhammadurrasulullah dengan akal dan hatinya yang cliucapkan

vi

melalui lisannya dengan penuh keyakinan yang mantap tanpa adanya keraguan, yang dibuktikan melalui perbuatan nyata dalam bentuk ibadah. Dari penghayatannya tersebut mempengaruhi tiga aspek kejiwaan pada diri individu yaitu pemikiran (kognitif), perasaan (afektif) dan perbuatan (konatif) yang menjadi landasan dari setiap prilakunya. Sedangkan kesehatan mental adalah suatu kondisi dimana seseora11g mampu dengan seimbang dan dengan sebaik-baiknya mengoptimalkan fungsi­fungsi kejiwaannya (kognitif, afektif, dan konatif), sehingga dia mampu mewujudkan eksistensi diri didalam interaksinya dengan dirinya sendiri, orang lain, alam sekitar, dan kepada Tuhannya didalam menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan benar.

Hasil penelitian menunjukkan adanya implikasi yang positif dari kepribadian syahadatain terhadap pembentukan kesehatan mental pada aspek kognitif, afektif, dan konatif.

Ada beberapa saran yang diajukan untuk penerapan dan pengembangan lebih lanjut, yakni: agar setiap muslim khususnya muslim Indonesia, mampu menerapkan bentuk kepribadian syahadatain ini dalam kehidupan sehari-harinya, demi mewujudkan muslim yan~1 sehat mental agar bahagia didunia dan akhirat; perlu adanya penelitian implikasi kepribadian syahadatain terhadap pembentukan kesehatan mental dengan metode pendekatan yang lain seperti kuaJitatif, eksperimen dan studi komparatif dan lain-lain.

(G) 69 (1948-2007)

Page 7: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

KATA PENGANTAR

A/hamdulilltJhi robbil 'tJ!amTn. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt., pencipta semesta alam. Dengan cahaya dan hidayah-Nya

vii

menjernihkan fikiran dan jiwa, sehingga membuahkan amal yang bermanfaat. Dengan taufik dan hidayah Allah yang memancar melalui cahaya ilmu (nurul 'ilmt), penulis akhirnya mampu menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan nabi besar Muhammad saw., sebagai suri teladan dan contoh ikutan yang memiliki keagungan akhlak. Shalawat serta salam pun tercurah kepada para keluarga, sahabat, dan umat Islam yang senantiasa istiqomah dijalan Allah hingga akhir zaman.

Ucapan terima kasih danjazakumullah khairan katsiron (semoga Allah membalasnya dengan pahala kebaikan yang berlimpah) kepada: 1. lbu Dra. Hj. Netty Hartati, M.Si., selaku Dekan Fakultas P:sikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dra. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si., selaku Pembantu Dekan Bag. Akademik Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya. Seluruh staff pengajar (dosen) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah bersedia memberikan berbagai khasanah keilmuannya yang luas selama proses perkuliahan.

2. Bapak Prof. Hamdan Yasun, M.Si., selaku pembimbing akademik penulis yang telah memberikan banyak nasihat dan waktunya pacla penulis selama menjadi mahasiswa.

3. Bapak DR. Abdul Mujib, M. Ag., selaku pembimbing 1 yang telah meluangkan waktunya secara khusus kepada penulis untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasinya selama penyusunan skripsi ini. Didalam diskusi-diskusi, perbincangan, baik dalam Jisan maupun tulisannya dalam buku-buku dan karya ilmiahnya, penulis menemukan ide dan semangat baru didalam memahami hakikat psikologi dalam Islam. Semoga Allah senantiasa memberikan taufik dan hidayahnya didalam menyebarkan ilmu-ilmu yang bermanfaat, serta membalas kebaikannya dengan pahala yang berlipat ganda.

4. lbu S. Evangeline. I. S, M. Si, Psi, selaku pembimbing 2, alas kesabarannya dalam membimbing penulis, walaupun dalam waktu yang singkat, namun memberikan semangat dan pencerahan baru didalam memahami setiap tujuan dan manfaat didalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah membalas setiap amal kebaikan dengan pahala yang berganda, serta dimudahkan segala urusannya baik di clunia dan di akhirat.

Page 8: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

viii

5. Kepada keluarga tercinta, lbunda tersayang (Nurhasanah), Ayahanda yang bijaksana (Jaja.S), kakanda tercinta mas Adam dan kak Leni (lstri), mas Yusuf, mba Ari Kunfayasari dan Rudi (suami). Tak terlupa pula iringan doa dan harapan kepada adik-adik tersayang, Ani Fitria Ningsih, Vina Setiawati, Maulana Ibrahim, semoga menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah. Kepada keponakanku tersayang, M. Faud;:hil Adzim, Zakiyatunnisa, Najwa Sulamah, yang senantiasa menghiasi hari-hari penulis dengan penuh keceriaan dan harapan, semoga menjadi generasi Rabbani yang menegakkan kalimat Allah.

6. Kepada seluruh ikhwan dan akhwat penggerak dakwah Komisariat Dakwah LDK Psikologi (2002-2007). Budi Kusworo, Soleh, lip, Zainudin, Jamali, Indra M, Fiqih, Aditya S, Deni Cahyo, Badru Zaman, Al-Falaq, dkk., Ahmad Saefillah, dkk. Di barisan akhwatjazakumullah, kepada Yumenah, Umayah, Nurniawati, Yatmi, Nur lslamiyah, Fatma N.A, Erna, Irma, dkk. Kepada pengurus LOK Syahid Periode 2006-2007. Sahabat setia, Bani M. P, Hafiz H. A. Barisan akhwat Muslimah LDK Syahid, Vera Apnia, Citra Annisa, Erika, Rahmi, Palupi, dkk. Serta rekan-rekan Komisariat Dakwah LOK 2006-2007. Rekan-rekan Forum UKM UIN Jakarta (2006-2007). Terus mengobarkan semangat harokah lslamiyah, dikampus UIN tercinta. Semoga, UIN menjadi kampus pe:radaban Islam harapan umat.

7. Kepada rekan-rekan seperjuangan, saat pertama kali menginjakkan kaki di kampus UIN, rekan dan saudara senasib dan seperantauan The Legosso Family, akhina Akrom Mu'alim, lsman, Gumilar Ft. Serta rekan­rekan lkatan Alumni Husnul Khatimah (ISLAH) Ponpes Husnul Khatimah. Tim Nasyid Heart Raiva

8. Kepada sahabat-sahabat tercinta, Dani Widarsa, Catur Tresna, Yusuf As­Saleh, yang dengan kebaikannya memberikan tumpangan hidup selama kuliah. Kepada sahabat-sahabat kelas A Fakultas Psikologi angkatan 2003. Kawan-kawan kelompok KKL di RSJI Klender angkatan 2003.

Dengan kehadirannya dalam kehidupan penulis, telah menghiasi sisi kehidupan yang penuh arti dan bermakna. Semoga Allah swt., kelak mempertemukan kita kembali dalam ikatan persaudaraan Islam, perjumpaan yang abadi di syurga. Untuk semua pihak yang turut membantu penyusunan skripsi yang tidal< dapat disebutkan satu persatu namanya karena keterbatasan ruang. Hanya doa yang bisa penulis panjatkan, semoga bantuan dan kebaikan yang telah diberikan menjadi amal ibadah yang diterima di sisi Allah SWT, Amin.

Jakarta, 1 O September 2007 M 28 Sya'ban 1428 H

Penulis

Page 9: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

ix

DAFTAR ISi

Halaman Judul. ............................................................................ .

Halaman Persetujuan. .......... .. . . . ........ .. .. . . .. . ....... ........ ... .... .... .... .... ii

Halaman Pengesahan.................................................................. iii

Motto............................................................................................ iv

Abstraksi............................................................................. .. . . . . . . . . v

Kata Pengantar..... ....... .. . .............. ... ............ ........ ... .... ........... ..... .. vii

Daftar lsi........................................................................................ ix

Daftar Gambar......... ........ ... ............ .... .... ....................... .... .... ... .... xi

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................ 1-18

1.1. Latar Belakang Masalah ..... ....... ..... ... ... . .... ....... ........ ..... .. . ... 1

1.2. Batasan Dan Perumusan Masalah............. ... ...... ... ... ... ... 12

1.2.1. Batasan Masalah. ..... .. .. .............. .... .... ... . .... ... ............. 12

1.2.2. Rumusan Masalah... .... .... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

1.3. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian...................... 14

1.3.1. Tujuan Penelitian. .. . . . . .. ... .. . . . . .. . . .. .. . .. . .. . . .. ... . .. .. . 14

1.3.2. Manfaat Penelitian............................................ 14

1.4. Metodologi Penelitian... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

1.5. Sistematika Penulisan.......................................................... 17

BAB 2 KEPRIBADIAN SYAHADATAIN.............................. 19-109

2.1 Pengertian Kepribadian................. ........... .. ...... ..... ... ........ 19

2.2 Makna Syahadatain........... ... .. . ........................................ 30

Page 10: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

2.3 Pengertian Kepribadian Syahadatain .............................. .

2.4 Pembentukan Kepribadian Syahadatain ....................... ..

BAB 3 KESEHATAN MENTAL. ................................................ .

3.1 Definisi Kesehatan Mental.. .............................................. ..

3.2 Kriteria Sehat Mental.. .................................................... ..

3.3 Pola Pembentukan Kesehatan Mental.. ........................... ..

BAB 4 IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP

PEMBENTUKAN KESEHA TAN MENTAL. .................... .

4.1 Pola Yang Berorientasi Pada Aspek Kognitif.. ..................... .

4.2 Pola Yang Berorientasi Pada Aspek Afektif.. ...................... ..

4.3 Pola Yang Berorientasi Pada Aspek Konatif.. ..................... ..

81

84

110-150

110

123

137

151-1134

151

164

174

BAB 5 PENUTUP ........................................................................ 185-192

5.1 Kesimpulan...................................................................... 185

5.2 Diskusi....... ... . . . . . . . . ................. ......... ... .. .. . . . . . . . . . ... ... ......... ... . . . 187

5.3 Saran.................................................................................... 191

DAFT AR PUST AKA

x

Page 11: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

xi

DAFTAR GAMBAR

Skema 1. Kepribadian Syahadatain........................... 109

Skema 2. Kesehatan Mental.................................... 150

Skema 3. Tabel lmplikasi Kepribadian Syahadatain

Terhadap Pembentukan Kesehatan mental.... 183

Page 12: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1

Agama adalah ajaran Tuhan yang mengandung berbagai keterntuan untuk

ditaati umat manusia. Islam mengajarkan berbagai ketentuan yang sudah

jelas kemaslahatannya, seperti bekerja keras di samping berclo'a, mencintai

sesama manusia, menghindari zina dan penyalahgunaan obat, memelihara

lingkungan, menghindari riba dan sebagainya. Mengenai hal itu hampir

semua muslim di Indonesia mengetahuinya, berkat intensifnya pendidikan

agama di negeri ini (tempat-tempat ibadah dan acara-acara k1~agamaan

selalu dipenuhi umat, termasuk generasi mudanya). Tetapi apa yang

diajarkan itu tidak mencapai (tidak mempengaruhi) perilaku nyata. Sehingga,

ada kesenjangan antara pengetahuan (dalam istilah psikologinya: kognisi)

dan perilaku (konasi) (Sarwono, 2005).

Selain itu, adanya kesenjangan (disonanst) antara pengetahuan dan perilaku

ini pun terjadi pada pemahaman tentang syahadatain (dua kalimat kesaksian

bahwa "tiada tuhan selain Allah" dan "Muhammad adalah utusan Allah)

sebagai pilar utama dan landasan terpenting didalam rukun lsilam. Hal ini

Page 13: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

dapat dilihat pada kondisi umat Islam yang kesehariannya, selalu

mengucapkan dan mengumandangkan kalimat syahadatain di dalam ibadah

sholat, doa, dan adzan. Secara umum umat Islam telah hafal dan fasih di

dalam mengucapkan kalimat syahadat. Namun, permasalahan besar yang

timbul adalah sejauh mana makna syahadatain dipahami secara benar,

sehingga mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perbuatannya ?.

2

Banyak orang yang masuk Islam karena keturunan. Dengan kata lain,

mereka menjadi Muslim karena terlahir dari ibu dan bapak yang beragama

Islam. Pada kenyataanya mereka tidak memahami makna komitmen kepada

Islam dan tidak paham konsekuensi-konsekuensinya (Yakan, 1996). Hal ini

menjadi salah satu faktor yang menjadi fenomena umat Islam, khususnya

Indonesia tentang pemahamannya terhadap syahadatain.

Jika penduduk Indonesia yang sebagian besar adalah umat Islam (80-90%),

dan memahami syahadatain sebagai pilar utama keislamannya, kemudian

berkomitmen serta memahami konsekuensi-konsekuensinya, bisa jadi

bangsa Indonesia tidak tercatat dalam daftar hitam (black list), menjadi juara

ketiga di dunia sebagai negara terkorup (Sarwono, 2005), atau bahkan 20%

dari bangsa Indonesia dewasa mengidap gangguan jiwa (Saleh, 2005) tidal<

akan pernah terjadi, atau segala jenis musibah dan bencana alam karena

Page 14: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

kerusakan akhlak dan moral bangsa Indonesia, yang menyebabkan

kecemasan dan kegelisahan.

3

Namun, fenomena kecemasan dan kegelisahan tersebut juga terjadi pada

kondisi manusia zaman modern dengan akibat timbulnya jenis dan kualitas

tindakan kriminal, kekerasan serta perilaku menyimpang lainnya seperti yang

dapat dilihat melalui media komunikasi (TV dan surat kabar), hal tersebut

merupakan pemandangan yang sangat meresahkan. Bersamaan dengan

pesatnya modernisasi kehidupan, manusia harus menghadapi persaingan

yang amat ketat, pertarungan yang amat tajam. Sehingga, se1perti yang

diungkapkan oleh Mubarok (2001), timbul gangguan yang diclerita oleh

manusia modern berupa gangguan psikologis yang diderita oleh manusia

yang hidup didalam lingkungan peradaban modern.

Menurut Bastaman (2005), di Indonesia sendiri, khususnya dikota-kota besar,

beban psikologis ini sudah lazim dirasakan dalam kehidupan pribadi dan

keluarga. Hal ini terungkap dalam berbagai keluhan seperti gelisah, serba

tidak puas, perasaan serba ragu dan serba salah, frustasi, semgketa batin

dan sengketa dengan orang lain, merasa hampa, kehilangan semangat hidup,

munculnya berbagai penyakit psikomatis dan lain-lain keluhan dan prilalrnnya

yang mencerminkan ketidaktenangan. Untuk mengatasi itu s1~mua mereka

melakukan berbagai upaya seperti konsultasi dengan para ahli (dokter,

Page 15: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

psikiater, psikolog), melakukan kegiatan-kegiatan secara berlebihan,

melarikan diri dari kenyataan hidup melalui minuman keras dan narkotika,

bahkan tak jarang bagi mereka yang tak kuat imannya menerjunkan diri ke

dalam aliran kebatinan yang batil (sesat).

Semakin banyak terlihat berbagai macam ketegangan, pertentangan, dan

kecemasan yang semuanya itu menyebabkan sebagian besar umat Islam

hidup didalam keadaan yang semakin tidak harmonis, tidal< serasi dan tidak

sehat, baik di dalam dirinya sendiri maupun pada lingkungan sekitarnya. Hal

ini pula, mempengaruhi kondisi pada fungsi-fungsi kejiwaan. Seperti yang

dikatakan oleh Daradjat (2001 ), l<0ndisi kesehatan mental da1pat

mempengaruhi empat hal dalam keseluruhan hidup seseorang, diantaranya

perasaan, pikiran/kecerdasan, kelakuan dan kesehatan badan. Semua hal

tersebut termasuk ke dalam gangguan jiwa (neurose), sedan1Jkan yang

tergolong sakit jiwa (psychose) adalah lebih berat.

4

Adanya krisis mental pada pemikiran yang terjadi pada umat Islam ini adalah

individu kurang mampu menggunakan seluruh potensi akalnya (seperti

berpikir, menganalisa, berpendapat, mengingat, menilai) secara optimal dan

positif, merugikan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Sehingga, umat Islam terjebak pada budaya berpikir yang salah. Bentuk

pemikiran yang salah yang melanda umat Islam saat ini dapat dilihat pada

Page 16: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

5

adanya fenomena Taqlid (mengikuti tanpa dasar) buta, llusi (sesuatu yang

hanya dalam angan-angan) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997), khurafat

(sesuatu yang hanya ada dalam hayalan belaka; kepercayaan terhadap

sesuatu yang dianggap ada atau sakti, tetapi sebenarnya tidak ada atau tidak

sakti (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997) (Najati, 2005). Dengan adanya

proses pemikiran yang salah ini, individu merasa semakin jauh dari tuhannya,

yang kemungkinan menyebabkan individu terjebak pada dunia kemusyrikan

(menyekutukan Allah). Adanya kemusyrikan ini kemungkinan dapat menjadi

tolok ukur didalam melihat pemahaman seseorang tentan~J tuhannya.

Didalam psikologi Islam syirik ini tergolong psikopatologi (Mujib, 2006), sebab

pelakunya tidak dapat mengintegrasikan kepribadiannya dengan baik.

Adanya pribadi yang tidak terintegrasi ini menyebabkan individu tidak mampu

berpikir realistis tentang kehidupannya, sehingga kondisi jiwanya tidak sehat.

Namun sebaliknya, orang yang memiliki mental yang sehat dia mampu

memandang hidupnya secara realistis dan efisien (Atkinson, 1993).

Selain itu, adanya gangguan perasaan berupa penyakit-penyakit hati yang

bersarang didalam dirinya, seperti riya, buruk sangka, marah tak terkendali,

terlalu santai dan hura-hura, dengki dan dendam, was-was (~1elisah), dan lain

sebagainya (Daradjat, 2002). Sehingga, dengan kondisi ini lbnu Taimiyah

(1998) mengatakan, sebagaimana halnya gangguan pada jasmani atau

badan, gangguan pada hati pun akan merusak pandangan-pandangan hidup

Page 17: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

6

dan keinginan hati sehingga seseorang menempuh jalan syubhat (tidak jelas

halal dan haram). Baginya kebatilan merupakan jalan yang b1~nar, dia tidak

melihat kebenaran menurut yang sebenarnya sehingga keinginannya adalah

membenci kebenaran yang bermanfaat dan menyukai kebatilan yang rusak.

Dengan demikian, kemungkinan individu tidak mampu mengoptimalkan

fungsi kejiwaannya kepada hal-hal yang bersifat postif, yang lberlandaskan

kepada norma-norma yang berlaku dan alas dasar keyakinannya terhadap

ajaran agamanya dengan benar. Oleh karena itu, Bastaman (1997)

berpendapat, bahwa timbulnya penyakit hati dan sifat-sifat tercela secara

langsung dan tidak langsung menimbulkan gangguan kejiwaan.

Kemudian, adanya gangguan mental sangat mempengaruhi l<elakuan dan

tindakan seseorang (Daradjat, 2001). lndividu merasa tidal< mampu

mengoptimalkan potensi jasadiah atau fisiologisnya secara baik dan

sempurna pada hal-hal yang bersifat positif sesuai dengan norma-norma

yang berlal<u dan berlandaskan l<epada l<eimanan. Sehingga., muncul budaya

l<eputus-asaan, malas bekerja, dan tidak mau berusaha untul< mencapai

l<esuksesan. Menurut Mujib (2006), l<ondisi demikian dapat menyebabkan

seseorang l<ehilangan gairah, semangat (morale), energi dan motivasi hidup

setelah seseorang tidak berhasil menggapai sesuatu yang diinginkan, atau

sebelum ia berbuat. Hal ini menurutnya dianggap sebagai gangguan

Page 18: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

kepribadian karena ia menafikan potensi hakiki manusiawi, tidak

mempercayai takdir dan sunnah Allah, dan merasa putus asa terhadap

rahmat dan karunia-Nya.

7

Melihat adanya gangguan fungsi kejiwaan ini pada diri seorang muslim, dapat

diindikasikan adanya kondisi mental umat Islam yang saat ini kurang sehat.

Dengan adanya pandangan ini, kemungkinan semakin menambah citra

negatif umat Islam. Hal ini, seperti yang disampaikan oleh Bastaman (1997)

tentang nasihat yang diberikan kepada Viktor Frankl oleh seseorang, yang

menggambarkan bahwa muslim itu sudah pasti buruk sekali, hina-papa, tak

berdaya dan gampang direkaperdaya, sampah yang hanya layak dimasukkan

ke dalam krematorium dan kamar-gas-beracun hidup-hidup. Gambaran ini

sangat disesalkan oleh Bastaman. Dan mungkin saja sampai sekarang citra

serupa terdapat pula pada pribadi-pribadi dan kelompok-kelompok

masyarakat dilingkungan yang lebih luas lagi dimana Muslim dan Islam

dikaitkan dengan terorisme dan peristiwa-peristiwa berdarah, fanatisme dan

eksklusivisme dengan segala kebringasan dan kebrutalanny~1. penghuni peta

keterbelakangan dan kemiskinan. Atau sebaliknya dihubungkan dengan

kemewahan petro-dolar yang seakan-akan tak mengacuhkan kemelaratan

dan kebodohan yang melanda sebagian umat Islam didunia clewasa ini, dan

cita-cita lainnya yang memalukan.

Page 19: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

8

Dari pandangan yang disampaikan oleh Bastaman (1997), memang sangat

disayangkan hal ini terjadi pada fenomena muslim (orang yang memeluk

Islam) yang terjadi saat ini. Muslim yang belum mampu menc:erminkan

keislamannya itu sendiri, masih jauh dari sosok kepribadian rnuslim yang

memancarkan cahaya kedamaian. Pribadi yang tidak konsisten terhadap

ajaran agamanya, misalnya seperti yang digambarkan oleh Sarwono (2005),

tentang salah satu hadis yang mengatakan bahwa kesucian i;ebagian dari

iman, akan tetapi betapa banyaknya umat Islam (termasuk yang

berpendidikan tinggi) meludah atau membuang sampah sembarangan.

Padahal diyakini dalam Islam bahwa fungsi syariat Islam adalah untuk

mengatur prilaku manusia agar jangan salah dan mengoreksinya dari waktu

ke waktu (misalnya dengan cara shalat lima waktu dan berpuasa setahun

sekali) agar manusia selalu berada di jalan benar. Karena itulah ada

pendapat bahwa korupsi, maksiat dan perilaku kejahatan laininya merajalela

karena kurangnya iman dan takwa. Karena itulah banyak orang yang

mengingingkan penambahan jam pelajaran agama di sekolah-sekolah.

Karena itulah banyak orang tua misalnya, mengirimkan anak·-anaknya yang

nakal (misalnya kecanduan obat) ke pesantren untuk diajari agama. Tetapi

kenyataannya Indonesia tetap nomor tiga dalam urusan korupsinya.

Kenyataannya banyak haji yang bermaksiat (antara lain mela1kukan penipuan

terhadap calon-calon jemaah haji lainnya). Dan l<enyataannya anak tetap

nakal walaupun sudah dikirim ke pesantren.

Page 20: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

9

Selain ketidak konsistenan, umat Islam Indonesia juga belum sepenuhnya

menggunakan potensi spiritualnya didalam menghadapi berbagai

permasalahannya. Seperti yang dikisahkan oleh Fanani (2007), sebagai

berikut,

Santi (34), sebut saja namanya begitu, mengalami depmsi berat ketika kekasihnya meninggalkannya dan menikah dengan wanita lain. la kerap wara-wiri dengan kondisi setengah telanjang di kompleks perumahannya. Alih-alih ke ahli jiwa, orang tuanya membawa sang anak ke orang yang mereka anggap 'orang pintar'. Mereka juga minta bantuan kyai untuk menyembuhkan penyakit anaknya.

Fenomena di atas kerap terjadi di masyarakat Indonesia. Menurut Fanani,

masyarakat memang kerap membawa persoalan dalam kehidupan ke

rohaniwan. Hal tersebut menunjukkan bahwa potensi religius sudah sangat

banyak digunakan oleh masyarakat. "Potensi religius masyarakat Indonesia

cukup tinggi," ujarnya. Sayangnya, modal religius belum digunakan secara

optimal dalam terapi kedokteran jiwa. Dunia kedokteran masih memandang

sebelah mata agama sebagai modal terapi. Padahal ada segepok bukti yang

menunjul<kan terdapat kaitan antara agama dengan kedokteran jiwa. Hal itu

dipaparkan Fanani di muka sidang senat terbuka Universitas Sebelas Maret,

Solo pada 24 Februari 2007. Dengan makalah yang berjuclul "Agama sebagai

Salah Satu Moclalitas Dalam Terapi", Fanani clikukuhkan sebagai guru besar

Fakultas Keclokteran UNS, Solo. Dalam prakteknya, pemanfaatan agama

memang telah digunakan clalam terapi di dunia kedokteran atau rumah sakit.

Namun, "Hanya dilakukan oleh petugas nonmedis yang pada umumnya tidak

Page 21: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

10

dibekali pemahaman tentang kedokteran dan keterampilan sebagai terapis,"

katanya (Fanani, 2007).

Dari beberapa pandangan di atas, kiranya umat Islam telah lupa akan

identitasnya sebagai seorang muslim. Rupanya agak berkurang

kebanggaannya sebagai seorang muslim (lsyhad Bianna Muslim:

Saksikanlah saya seorang muslim). Padahal Allah jelas-jelas

menggambarkan sosok pribadi muslim yang penuh dengan keimanan (Q. S

3: 31; Q. S 51: 56; Q. S 98: 5), umat yang terbaik dan dijanjikan kemenangan

(Q. S 3: 109; Q. S 2: 115), terdapat didalam jiwanya perasaan kasih sesama

muslim, dan tegas kepada orang kafir (0. S 48: 29), ketenan!~an dan

kebahagiaan (Q. S 48: 4), orang yang senantiasa memegang1 teguh janjinya

(0. S 2: 177), semangat didalam melakukan amal kebaikan (0. S 23: 61 ),

dijanjikan syurga karena keislamannya (Q. S 9: 72), dan lain sebagainya,

yang mencirikan pribadi muslim yang unggul.

Umat Islam kiranya lupa, kalau ternyata dalam dirinya terdapat sifat-sifat

kepribadian yang sangat istimewa, yang mampu memimpin peradaban dunia,

mampu menghiasi dunia ini dengan cahaya kedamaian, kepribadian yang

terbangun didalam hatinya bangunan keimanan yang kokoh yang tertegak

dalam kalimat "tiada tuhan selain Allah" dan "Muhammad adalah utusan

Allah", sebagai pilar utama tegaknya totalitas Islam sebagai kemerdekaan

Page 22: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

11

iman didalam hatinya. Kerpibadian iman yang mantap yang didalamnya

terdapat ketenangan yang akhirnya lahirlah kesehatan mental (Najati, 2003).

Namun, hal ini sangat jauh dari gambaran umat Islam, yang rnasih belum

mau mencontoh sosok kepribadian manusia sempurna, yang seharusnya

dijadikan ikutan, yang didalamnya terdapat pribadi mantap yang

mencerminkan sosok muslim sesungguhnya, yaitu nabi Muhammad saw.

Dari beberapa latar belakang masalah di atas, akhirnya peneliti tertarik untuk

mengkaji tentang kepribadian yang diharapkan mampu untuk mewujudkan

kondisi mental yang sehat. Kepribadian yang dilandasi semangat untuk

menghayati makna kesaksian bahwa "tiada tuhan selain Allah" dan

"Muhammad adalah utusan Allah" sebagai pilar utama bangunan keislaman

didalam jiwanya yang akan membentuk pemikiran, perasaan, dan

perilakunya, dalam satu kesatuan yang utuh dalam perwujudannya sebagai

sosok pribadi muslim ideal yang sehat mental.

Hal ini pun menjadi harapan kepada masyarakat muslim, khususnya

masyarakat muslim Indonesia. Seperti yang diutarakan oleh Mujib (2006),

bahwa masyarakat muslim khususnya muslim di Indonesia, tidak mungkin

menggunakan teori-teori kepribadian dari psikologi sekuler. Menurutnya,

selain bias budaya, teori-teori tersebut bebas nilai yang menafikan unsur­

unsur metafisik dan spiritual transendental. Masyarakat Muslim lebih tepat

Page 23: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

menggunakan teori kepribadian berbasis keislaman, karena teori itu dapat

mengkaver seluruh perilakunya dan menunjukkan self-image maupun se/f­

esteem sebagai seorang Muslim yang sesungguhnya.

Namun demikian, peneliti mencoba mengambil beberapa bagian atau

seluruhnya dari tiap-tiap disiplin llmu yang memberikan manfaat kepada

seluruh umat manusia. Terutama disiplin ilmu yang berkaitan dengan

penelitian ini, yaitu ilmu agama dan psikologi (baik Barat maupun Islam),

karena keduanya memiliki hubungan yang sangat erat didalam berbicara

tentang hakikat kejiwaan manusia. Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik

untuk mengangkat judul dalam penelitian ini, yaitu "lmp!ikasi Kepribadian

Syahadatain Terhadap Pembentukan Kesehatan Mental".

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah

1.2.1 Batasan Masalah

Dalam Penelitian ini peneliti membatasi masalah menjadi:

1. Kepribadian Syahadatain pada penelitian ini adalah suatu kesatuan

mekanisme organisasi dinamis pada individu atas sistem-sistem

psikofisis yang bersifat kompleks, yang disebabkan oleh

penghayatannya terhadap syahadatain yang melekat pada pikiran

(kognitif), perasaan (afektif) dan tingkah lakunya (konatf) yang

12

Page 24: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

13

membentuk suatu karakteristik yang khas pada individu yang memiliki

nilai secara konsisten.

2. Kesehatan Mental dalam penelitian ini adalah suatu kondisi dimana

seseorang mampu dengan seimbang dan dengan sebaik-baiknya

mengoptimalkan fungsi-fungsi kejiwaannya (kognitif, afektif, dan

konatif), sehingga dia mampu mewujudkan eksistensi diri didalam

interaksinya dengan dirinya sendiri, orang lain, alam sekitar, dan

kepada Tuhannya didalam menjalankan ajaran agamanya dengan

baik dan benar. Kesehatan mental pada penelitian ini meliputi aspek

pemikiran (kognitif), perasaan atau emosi (afektif), dan perbuatan

(konatif) yang mempengaruhi kejiwaan seseorang.

1.2.2 Rumusan Masalah

Rumusam masalah dalam Penelitian ini adalah :

Bagaimanakah implikasi kepribadian syahadatain terhadap pembentukan

kesehatan mental bagi individu yang meliputi kognitif, afektif dan konatif?

1.3 Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepribadian

syahadatain berimplikasi terhadap pembentukan kesehatan mental pada

individu, baik dari sisi kognitif, afektif dan konatif, yang akhirnya

membentuk kepribadian muslim yang sehat mentalnya.

Page 25: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat Penelitian ini adalah untuk menambah khasanah ilmu

pengetahuan dan pengembangan pada bidang psikologi Islam. Hasil

14

dari penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan yang

berharga bagi penulis khususnya dan orang lain pada umumnya untuk

menjadikan kepribadian syahadatain sebagai salah satu kepribadian yang

dimiliki seorang individu untuk memperoleh mental yang sehat.

1.4 Metodologi Penelitian

Metode penelitian skripsi ini penulis menggunakan metocle library research

(penelusuran kepustakaan). Metode ini digunakan dengan cara

mengumpulkan sejumlah karya yang berkaitan dengan kepribadian

syahadatain dan kesehatan mental untuk memperoleh data yang valid dan

reliable. Hal ini bisa didapat melalui buku-buku literatur, koran, majalah dan

artikel-artikel lainnya, baik yang sifatnya primer maupun skunder (Surakhmad,

1990). Primer maksudnya yang terkait dengan kepribadian syahadatain, dan

kesehatan mental secara langsung, sedang sekunder merupakan referensi

pelengkap. Kemudian dilakukan metode analisis isi.

Dalam merujuk sumber yang bersifat primer, peneliti membagi kepada dua

hal:

Page 26: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

15

1. Sumber yang berkaitan dengan kepribadian syahadatain. Adapun buku

yang digunakan sebagai rujukan pada pembahasan ini rneliputi: (a).

Definisi kepribadian. Sumber rujukan: Gordon W. Allport (1951 ). A

Psychological Interpretation; Raymond B Cattell (1950) .. Personality A

Systemic Theoretical and Factual Study;, Calvin S. Hall and Gardner

Lindzey (1978). Theories of Personality; Salvatore R. Maddi (1968).

Personality Theories A Comparative Analysis; Sumadi Suryabrata (2003).

Psikologi Kepribadian; Semua sumber tersebut berbicara tentang definisi

kepribadian menurut psikologi barat. Adapun definisi kepribadian dalam

psikologi Islam merujuk kepada Abdul Mujib (2006), Kepribadian dalam

Psikologi Islam; (b). Makna syahadatain, sumber rujukan: Sa'id Hawa

(1996) Al-Islam; lrwan Prayitno (2002). Kepribadian Muslim. Karena

pembahasan utama tentang makna syahadatain ini lebih kepada

permasalahan aqidah yang bersumber kepada Al-Qura'an dan Al-Hadist,

maka penulis mengambil rujukan pada buku aqidah M. Nu'aim Yasin

(1991 ). Al-Iman: Arkanuhu, Haqiqatuhu, Nawaqiduhu; Tafsir Al-Our' an,

Abu Ja'far Al-Thobary (2000). Jami' Al-Bayan fi Ta'-wil Al-Qur'an; Al­

Nawawi, Syarh Al-Nawawi 'Ala Muslim; lbnu Hajar Al-Asqalani, Bu/ugh Al­

Maram, terj. A. Hassan (1997); (c). Pengertian Kepribadian Syahadatain,

sumber rujukan: Abdul Mujib (2006). Kepribadian Dalam Psikologi Islam.

2. Sumber yang berkaitan dengan Kesehatan Mental. Sumber rujukan:

Hasan Langgulung (1986), Teori-Teori Kesehatan Mental; Usman Najati

Page 27: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

16

(2004 ), Psikologi Dalam Tinjauan Hadist Nabi; Zakiah Daradjat (2001 ),

Kesehatan Mental; Crow, Lester D. & Alice Crow (1951 ); Hanna Jumhana

Bastaman (1995), lntegrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi

lslami; Kartini Kartono dan Jenny Andari (1989), Hygiene Mental dan

Kesehatan Mental Dalam Islam; 'Abdul Aziz Al-Qussy (1969), Ushusush­

Shihhat Al-Nafsiyah;

Adapun sumber yang bersifat skunder, meliputi:

(1 ). Kepribadian Syahadatain. Sumber yang berkaitan dengan definisi

kepribadian, Edwin Garrigues Boring (1948), Foundation of Psychology;

Netty Hartati, dkk. (2004), Islam Dan Psikologi; AgusSujanto, dkk.

(1982), Psikologi Kepribadian; David. M Buss (2005), Personality

Psychology; dan lain-lain. Sumber yang berkaitan dengan makna

syahadatain, Muhammad Khalil Hiraas (1992), Syarah Al-'Aqidah Al­

Washathiyah Asy-Syeikh Al-Islam lbnu Taimiyyah; Muhammad Abdullah

Bin Sholih Al-Hasim (2000), Al-Islam Ushuluhu Wa Mabadiuhu; Sa'id

Hawa, Mencapai Maqam Shiddiqun dan Rabbaniyun, terj. lmran Affandi

(1999); Muhammad lsma'il bin Al-Bukhary (1387 H), Shahih Al­

Bukhary; Tahqiiq wa Muraaja'ah Jama'ah Minal 'Ulama (1391 H), Syarh

Al-'Aqidah Al-Thahawiyah;

(2). Kesehatan mental. Sumber yang berkaitan dengan kesehatan mental,

Rita Atkinson, dkk., Pengantar Psikologi, terj. Widjaja Kusuma ('1993),

Page 28: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

judul asli "Introduction Psikologi"; Dadang Hawari (1997), Al-Qura'an

I/mu Kesehatan Jiwa dan Kedokteran Jiwa; Abdul Mujib dan Jusuf

Mudzakkir (2002), Nuansa-Nuansa Psikologi Islam dan Jain-lain.

17

Metode analisis isi adalah suatu metode untuk membuat inferensi-inferensi

yang dapat ditiru (replicable) dan shahih data dengan memperhatikan

konteksnya. Metode ini paling tidak mengandung enam komponen: (1) data

sebagaimana yang dikomunikasikan kepada analis; (2) konteks data; (3)

bagaimana pengetahuan analis membatasi realitasnya; (4) target analisis isi;

(5) inferensi sebagai tugas intelektual yang mendasar; dan (6) kesahihan

sebagai kriteria akhir keberhasilan (Krippendorff, 1993).

1. 5 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan kaidah penulisan American

Psychology Assosiation (APA) style. Untuk mengetahui gambaran tentang

hal-hal yang dibahas dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan

sistematika penulisan skripsi ini dalam lima bab, yakni :

Bab 1 Pendahuluan

Berisi : Latar Belakang Masalah, Batasan Dan Rumusan Masalah,

Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian serta

Sistematika Penelitian.

Page 29: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

Bab 2 Kepribadian Syahadatain

Berisi: Pengertian Kepribadian, Makna Syahadatain, Pengertian

Kepribadian Syahadatain, Pola Pembentukan Kepribadian

Syahadatain.

Bab 3 Kesehatan Mental

Berisi: Definisi Kesehatan Mental, Kriteria Sehat Mental, Pola

Pembentukan Kesehatan Mental.

18

Bab 4 lmplikasi Kepribadian Syahadatain Terhadap Pembentukan Kesehatan

Mental

Berisi: Pola Yang Berorientasi Pada Aspek Kognitif, Pola Yang

Berorientasi Pada Aspek Afektif, Pola Yang Berorientasi Pada Aspek

Konatif.

Bab 5 Penutup

Berisi : Kesimpulan, Diskusi dan Saran yang dihasilkan dari penelitian.

Page 30: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

BAB2

KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN

2.1 Pengertian Kepribadian

Dalam sebuah kajian Psikologi Kepribadian, banyak sekali para ahli

memberikan definisi tentang cabang ilmu pengetahuan ini dengan istilah

yang berbeda-beda. Ada beberapa istilah yang digunakan oleih para ahli

tentang penamaan Psikologi Kepribadian. Ada yang memberinya nama

Characterologie atau Karakterkunde atau The Science of Characterologie,

19

ada yang memberi nama Typologie, ada yang memberinya nama The

Psychology of Personality, ada yang memberinya nama Theory of Personality,

dan lain-lain istilah lagi. Di dalam bahasa Indonesia istilah-istilah yang banyak

digunakan adalah llmu Watak atau llmu Perangai atau Karakterologi, Teori

Kepribadian, dan Psikologi Kepribadian (Suryabrata, 2003).

Begitu juga dengan istilah kepribadian, sesungguhnya memiliki banyak arti.

Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam penyusunan teori,

Penelitian, dan pengukurannya. Di antara para ahli psikologi pun belum ada

kesepakatan tentang arti dan definisi kepribadian itu. Boleh dikatakan,

Page 31: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

jumlah arti dan definisi kepribadian adalah sebanyak ahli yan1J mencoba

menafsirkannya.

20

Kata kepribadian berasal dari kata personality (bahasa lnggri::;) yang berasal

dari bahasa Latin persona, yang artinya adalah topeng yang biasa dipakai

oleh pemain !eater (Boring, dkk., 1945). Maksudnya untuk mEmggambarkan

perilaku, watak atau pribadi seseorang (Sujanto, 1982).

Mengenai hal itu, Jung berpendapat, persona is the mask, or facade, that

people exhibit publicly. Kata persona yang dimaksud oleh Jung adalah

topeng yang dipakai sang pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan

kebiasaan dan tradisi masyarakat (Hall and Landzey, 1978).

Selain itu, Jung memberikan batasan persona sebagai kompleks fungsi­

fungsi yang terbentuk alas dasar pertimbangan-pertimbangan penyesuaian

atau usaha mencari penyelesaian, tetapi tidak sama dengan individualitas.

Persona itu merupakan kompromi antara individu dengan masyarakat, antara

struktur batin sendiri dengan tuntutan-tuntutan sekitar mengenai bagaimana

seharusnya orang berbuat. Apabila orang dapat menyesuaikan diri ke dunia

luar dan dunia dalam dengan baik, maka persona itu akan mEirupakan

selubung yang elastis, yang dengan lancar dapat dipergunakan, akan tetapi

kalau penyesuaian itu tidak baik, maka persona dapat merupakan topeng

Page 32: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

21

yang kaku beku untuk menyembunyikan kelemahan-kelemahan (Suryabrata,

2003).

Dari definisi yang diungkapakan di alas penulis mengambil kesimpulan,

bahwa kata persona yang berarti topeng yang biasa dipakai oleh pemain

!eater, dapat memberikan gambaran tentang makna dari kepribadian.

Dengan adanya definisi tentang persona dan batasan persona yang

diungkapkan oleh Jung dapat memperluas makna dari kata persona,

sehingga dapat memberikan gambaran tentang makna atau hakikat

kepribadian.

Untuk mendapatkan definisi kepribadian secara utuh, perlu adanya analisis

yang mendalam tentang hal ini. Perumusan makna istilah kepribadian sangat

ditentukan oleh konsep-konsep empirik tertentu yang merupakan bagian dari

teori kepribadian. Konsep-konsep empirik disini meliputi dasar-dasar

pemikiran mengenai wawasan, landasan, fungsi-fungsi, tujuan, ruang lingkup,

dan metodologi yang dipakai perumus. Oleh sebab itu, tidal< satu pun definisi

substantive tentang kepribadian dapat diberlakukan secara umum, sebab

masing-masing definisi di latar belakangi oleh konsep-konsep empiris yang

berbeda-beda (Hartati, dkk., 2004).

Page 33: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

22

Menurut Kluckhon dan Murray (dalam Passer and Smith, 2004) bahwa

konsep kepribadian dibangun dari spektrum ciri khas manusia yang

mempesona. Kita mengamati orang-orang itu dengan arti yang berbeda

dalam kondisi atau cara mereka berpikir, merasakan dan bertindak. Pola

perilaku yang berbeda ini membantu dalam menggambarkan sebuah

identitas sebagai seorang individu.

Dalam tulisan ini, penulis mencoba mengutip definisi kepribaclian dari

beberapa tokoh psikologi ternama, walaupun beberapa diantaranya sangat

sederhana. Meskipun sederhana, definisi tersebut diharapl<an mampu

memberikan cerminan tentang hakikat kepribadian yang sesungguhnya.

David M. Buss (2005) mengutarakan definisinya tentang kepribadian,

Personality is the set of psychological traits and mechanisms within the individual that are organized and relatively enduring and that influence his or her interactions with, and adaptations to, the intra psychic, physical, and social environment. (Buss, 2005: 4)

Dalam hal ini, kepribadian merupakan satuan mekanisme dan ciri psikologis

di dalam individu yang mengorganisir dan secara relatif tetap dan

mempengaruhi dirinya atau interaksinya dan beradaptasi di dalam batin, fisik,

dan lingkungan sosial.

Page 34: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

23

Dalam bukunya yang berjudul Personality Theories A Comparative Analysis,

Maddi (1968) mengatakan,

Personality is a stable set of characteristics and tendencies that determine those commonalities and differences in the psychological behavior (thoughts, feelings, and actions) of people that have continuity in time and that may or may not be easly understood in term of the social and biological pressures of the immediate situation alone. (Maddi, 1968: 10)

Dalam hal ini Maddi memberikan definisinya, bahwa kepribadlian merupakan

suatu seperangkat karakteristik dan kecenderungan yang stabil yang

menentul<an keumuman dan perbedaan pada tingkah laku psikologis

(pemikiran, perasaan, dan tindakan) pada seseorang dalam waktu yang

panjang dan tidak dapat difahami secara sederhana sebagai hasil dari

tekanan sosial dan tekanan biologis saat itu.

Selain itu, kepribadian sebagai seperangkat karakteristik memunculkan

perilaku yang memiliki nilai pada seseorang secara konsisten. Hal ini di

sampaikan oleh Pervin (1993), personality represents those characteristics of

the person that account for consistent patterns of behavior (Kepribadian

menghadirkan karakteristik seseorang yang memiliki nilai pacla pola

prilakunya secara konsisten)

Definisi yang lain, disampaikan pula oleh Allport (1951) seba(jai psikolog

individu yang lebih menekankan pad a penyelidikan kualitatif tentang kasus

Page 35: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

24

individu dan menekankan motivasi sadar. Allport mendefinisikan kepribadian

dengan what a man really is (manusia sebagaimana adanya). Definisi ini

dirasa terlalu singkat dan kurang memadai. Namun dari pemaknaan tersebut,

memiliki asumsi dasar (Hartati, dkk .. 2004): (1) pengamat tidak menggunakan

norma-norma baik-buruk tertentu dalam melihat tingkah laku individu. Apa

yang ada itulah yang digambarkan, tanpa menilai baik dan buruknya. Konsep

ini sesuai dengan pendapat Allport sendiri bahwa kepribadian itu berbeda

dengan karakter; (2) pengamat adalah pihak luar yang mencoba memahami

dan mendeskripsikan kepribadian individu, sehingga hanya dapat

dikatakan "sebagaimana adanya seseorang''. Asumsi ini mengandung arti

bahwa kepribadian yang tergambar hanya sebatas pada aspek-aspek lahiriah

psikofisik individu; (3) kepribadian bereksistensi secara riil, tanpa terpengaruh

oleh subjektivitas si pengamat atau orang lain yang meresponsnya.

Dari definisi yang dirasa terlalu singkat tersebut, Allport (1951) memaparkan

kembali dengan definisi,

personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine his unique adjustments to his environment. (Allport, 1951: 48)

Artinya, kepribadian merupakan organisasi dinamik dalam inclividu atas

sistem-sistem psikofisis yang menentukan penyesuaian dirinya yang khas

terhadap lingkungannya.

Page 36: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

25

Dari pengertian tersebut dijelaskan (Sujanto, 1982):

(1). Pernyataan "dynamic organization" menekankan kenyataan bahwa

kepribadian itu selalu berkembang dan berubah, walaupun dalam pada

itu ada organisasi atau sistem yang mengikat dan meng'hubungkan

berbagai komponen daripada kepribadian.

(2). lstilah "psychophysicaf' menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah

eksklusif (semata-mata) mental dan bukan pula neural. Organisasi

kepribadian melingkup kerja tubuh dan jiwa (tak terpisah-pisah) dalam

kesatuan kepribadian.

(3). lstilah "determine" menunjukkan bahwa kepribadian mengandung

tendens-tendens determinasi yang memainkan peranan aktif di dalam

tingkah laku individu.

"Kepribadian adalah sesuatu dan melakukan sesuatu ......... KElpribadian

terletak di belakang perbuatan-perbuatan khusus dan didalarn individu".

Dari apa yang dikemukakan di atas, nyata bahwa bagi Allport kepribadian

bukanlah hanya susunan si pengamat, bukan pula sesuatu yang hanya ada

selama ada orang lain yang beraksi terhadapnya. Jauh dari itu kepribadian

mempunyai eksistensi riil, termasuk juga segi-segi neural dan fisiologis.

(4). Satu unsur lagi yang penting dalam definisi di atas ialah kata khas

(unique) yang menunjukkan tekanan utama yang diberi~:an oleh Allport

pada individualitas. Tidak ada dua orang yang benar-benar sama dalam

Page 37: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

caranya menyesuaikan diri terhadap sekitar, jadi den~1an demikian

berarti tidak ada dua orang yang mempunyai kepribadian yang sama.

26

(5). Dengan menyatakan "adjusments to his environment Allport

menunjukkan keyakinannya, bahwa kepribadianlah yan~1 mengantarai

individu dengan lingkungan fisis dan lingkungan psikologisnya, kadang­

kadang menguasainya. Jadi, kepribadian adalah sesuatu yang

mempunyai fungsi atau arti adaptasi dan menentukan.

Selain itu Freud mengungkapkan, the personality is made up of three major

systems: the id, the ego, and the superego. Dalam hal ini, Freud

menggambarkan bahwa kepribadian terdiri atas tiga sistem atau aspek, yaitu:

id, ego dan superego. Kendatipun ketiga aspek itu masing-masing

mempunyai fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja, dinamika sendiri-sendiri,

namun ketiganya berhubungan dengan rapatnya sehingga sukar (tidak

mungkin) untuk memisah-misahkan pengaruhnya terhadap tingkah laku

manusia; tingkah laku selalu merupakan hasil sama dari keti9a aspek itu.

Sebagai penganut aliran psikoanalisa, Freud sangat memperhatikan struktur

kepribadian (Hall & Lindzey, 1978).

Selain itu, Jung sebagai pengikut aliran psikoanalisa memberikan definisinya

tentang kepribadian, menurutnya kepribadian adalah integras.i dari ego,

ketidaksadaran pribadi, ketidaksadaran kolektif, kompleks-kompleks,

Page 38: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

arkhetip-arkhetip, persona, dan anima (Chaplin, 1989). Definisi yang

disampaikan Jung hampir sama dengan definisi yang disampaikan oleh

Freud. Bedanya hanya pada bentuk-bentuk sistem psikis yang dicetuskan.

27

Definisi lain yang disampaikan oleh Cattel (1950) adalah: personality is that

which permits prediction of what a person will do in a given situation

(kepribadian adalah sesuatu yang memungkinkan prediksi tentang apa yang

akan dikerjakan seseorang dalam situasi tertentu). Dari definisi yang

disampaikan oleh Cattel penulis melihat bahwa kepribadian rnencakup

semua tingkah laku individu, baik yang terbuka (lahiriah) maupun yang

tersembunyi (batiniah). Sebagai penganut teori faktor Cattel memberikan

definisinya tentang kepribadian lebih menekankan pada semua komponen

tingkah laku individu.

Berdasarkan atas definisi itu, Cattel menegaskan bahwa tujuan daripada

research mengenai kepribadian adalah menetapkan hukum-hukum mengenai

apa yang akan dilakukan oleh berbagai orang dalam berbagai situasi dan

lingkungan. Jadi, persoalan mengenai kepribadian adalah persoalan

mengenai segala aktivitas individu, baik yang tampak maupun yang tidak

nampak. Kepribadian mencakup semua tingkah laku individu, baik yang

terbuka (lahiriah) maupun yang tersembunyi (batiniah) (Suryabrata, 2003).

Page 39: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

28

Selain itu, dalam wacana studi keislaman, istilah kepribadian (personality)

lebih dikenal dengan term al-syakhshiyah. Syakhshiyah berasal dari kata

syakhsh yang berarti pribadi. Kata itu kemudian diberi ya nisbah sehingga

menjadi kata benda buatan (mashdar shina'iy) syakhshiyah yang berarti

"kepribadian" (Hartati, dkk., 2004).

Dalam literatur keislaman, terutama pada khazanah klasik Abad Pertengahan,

kata syakhshiyyah (sebagai padanan dari kepribadian) kurang begitu dikenal.

Terdapat beberapa alasan mengapa term itu tidak dikenal: (1) dalam al-quran

maupun al-Sunnah tidak ditemukan term syakhshiyyah, kecuali dalam

beberapa hadis disebutkan term syakhsy yang berarti pribadi (person), bukan

kepribadian (personality); (2) dalam dalam khasanah Islam klasik, para filosof

maupun sufi lebih akrab menggunakan istilah akhlak. Penggunaan istilah ini

karena ditopang oleh ayat Al-Quran dan hadis rasul; (3) term syakhshiyyah

hakikatnya tidal< dapat mewakili nilai-nilai fundamental Islam untuk

mengungkap perilaku batinah manusia. Artinya, term syakhshiyyah yang

lazim dipakai dalam Psikologi Kepribadian Baral al<sentuasinya lebih pada

deskripsi karakter, sifat, atau perilaku unik individu, sementara term akhlak

lebih menekankan pada aspek penilaiannya terhadap baik-buruk suatu

tingkah laku. Syakhshiyyah merupakan akhlak yang didevaluasi (tidak dinilai

baik-buruknya), sementara akhlak merupakan syakhshiyya/1 yang dievaluasi.

Dalam literatur keislaman modern, term syakhshiyyah telah ba:nyak

Page 40: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

29

digunakan untuk menggambarkan dan menilai kepribadian individu. Sebutan

syakhshiyyat al-Muslim memiliki arti kepribadian orang Islam. Pergeseran

makna ini menunjukkan bahwa term syakhshiyyah telah menjadi

kesepakatan umum unluk dijadikan sebagai padanan dari personality (Mujib,

2006). Sedangkan kepribadian Islam (al-syakhshiyyah al-lslamiyyah) memiliki

arti serangkaian perilaku normatif manusia, bail< sebagai makhluk individu

maupun makhluk sosial, yang normanya diturunkan dari ajaran Islam, yang

bersumber dari al-quran dan al-sunnah (Mujib, 2006).

Dari beberapa definisi yang ada, penulis melihal bahwa kepribadian

dirumuskan berdasarkan sejumlah cara oleh macam-macam l19oritik:us,

sehingga menjadi beranekaragam definisi tentang kepribadian yang

disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya, aliran yang dianut, sudut

pandang, cara dan pendekalan, dan aliran yang dianut.

Dari pendapal-pendapat tersebut di alas, akhirnya penulis menarik

kesimpulan bahwa kepribadian merupakan suatu kesatuan mekanisme

organisasi dinamis pada individu alas sistem-sistem psikofisis yang bersifat

kompleks, yang disebabkan oleh banyaknya faklor-faklor dari dalam dan

faktor-faktor dari luar yang ikut menenlukan kepribadian seseorang. Adanya

perpaduan anlara faklor-faklor dari dalam dan faktor-faklor dari luar ilu

menimbulkan gambaran alau ciri khas yang unik pada seseorang.

Page 41: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

30

2.2 Makna Syahadatain

Dalam pembahasan mengenai makna syahadatain ini, penulis akan membagi

penjelasannya menjadi empat hal.

Pertama : Definisi dan Kandungan Syahadatain.

Kedua : Prinsip dasar Syahadatain.

Ketiga : Syarat diterimanya Syahadat.

Keempat : Al-Iman: Mencakup Makna La ilaha 11/a//ahdan Makna

Muhammadurrasa/u//ah .

1. Pertama : Definisi dan Kandungan Syahadatain

Syahadatain berasal dari kata "syahida" yang berarti bersaksi, menghadiri,

melihat, mengetahui, dan bersumpah. lstilah syahadatain kemudian

dinisbatkan pada satu momen dimana individu mengucapkan dua kalimat

syahadat dengan ucapan:

Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah.

Kalima! syahadat terdiri dari dua kalimat kesaksian. Kesaksian pertama

berkaitan dengan keyakinan bahwa tiada tuhan selain Allah, s'adang

Page 42: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

31

kesaksian kedua berkaitan dengan kepercayaan bahwa Muhammad adalah

utusan Allah. Kedua kesaksian ini tidak boleh diabaikan salah satunya, sebab

jika diabaikan maka menjadikan ketidak bermaknaan salah satunya (Mujib,

2006).

Kalima! asy-hadu dalam bahasa Arab mempunyai kemungkinan tiga makna.

Al-Qur'an telah menggunakan bentuk derivatif kata ini dengan ketiga makna

itu (Hawa, 1993). Dalam Al-Qur'an ia datang,

1. Dari kata dasar al-musyahadah 'penglihatan'. Al-Qur'an mE~nggunakan

kata dengan makna ini, yaitu Firman Allah Swt.,

"yang disaksikan oleh malaikat-malaikal yang di dekatkan (kepada

Allah)". (Q.S Al-Muthaffifin: 21)

2. Dari kata dasar asy-syahadah 'persaksian'. Al-Qur'an juga menggunakan

kata dengan makna ini yaitu dalam Firman Allah Swt.,

·.~L . t:i; ••. ~ I , "\' ... -~ \-' - <jJ J*"" J ....

" .. . dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu .. . ".( Q.S Ath-Thalaq: 2)

3. Dari kata dasar al-half 'sumpah'. Al-Qur'an juga menggunakannya

dengan makna ini yaitu, Firman Allah Swt.,

Page 43: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

32

"Apabila orang-orang munafiq datang kepadamu, mereka berkata, 'Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafiq itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai ... " (Al-Munafiqun: 1-2)

Maka anggaplah perkataan mereka" Nasyhadu", sebagai sumpah. Dan para

fuqaha mazhab Hanafi berkata bahwa siapa yang berkata, "Asyhadu ... "

berarti dia telah bersumpah. Diantara makna-makna ini ada kEiterkaitan yang

utuh, manusia bersumpah jika ia bersaksi dan bersaksi jika dia menyaksikan.

Dengan ini, maka persaksian manusia bahwa "tidal< ada tuhan selain Allah"

jangan dilihat sebagai sesuatu penyelamat dari kekafiran atau dosa kecuali

dengan terpenuhinya makna-makna berikut (Hawa, 1993):

a. Memberi persaksian bahwa " tidak ada tuhan selain Allah" dengan akal

dan hati.

b. Memberikan persaksian ini dengan lisan.

c. Dan persaksian ini harus dilakukan dengan tegas tanpa keragu-raguan.

Maka, siapa yang bersaksi dengan lidahnya bahwa "tidak ada tuhan selain

Allah" dengan sikap menentang dan membangkang, berarti ia tetap kafir. Dan

siapa yang akal dan hatinya tak memberikan persaksian bahwa" tidak ada

Page 44: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

33

tuhan selain Allah", alau ia bersikap ragu-ragu dalam hal ilu, maka ia adalah

seorang munafik, meskipun ia sudah mengucapkan syahadat dengan

lidahnya. la berstatus kafir jika ia lidak mengucapkannya.

Hiraas (1992) mengalakan, bahwa asy-syahadah (&J~I) merniliki makna;

(Mengetahui dengan benar sega/a sesuatu yang diketahuinya, berpegang teguh atas kebenarannya dan keteguhannya, dan tidak memberikan kesaksian kecuali jika diikuti dengan sebuah pengakuan (iqrw) dan ketundukan, dan merendahkan hati terhadap yang diucapkannya).

Dengan demikian, syahadatain adalah bersaksi bahwa tiada tuhan selain

Allah dan Muhammad adalah utusan Allah yang diucapkan melalui lisan serta

menyadari secara penuh alas kesaksiannya dengan keyakinan yang manlap

tanpa keraguan di dalam hatinya dan menjalankan segala konsekuensi alas

persaksiannya. Syahadah bukan hanya berlaku di alam perjanjian pertama

tetapi juga di alam perjanjian lerakhir.

Dari definisi yang dijelaskan di alas, maka syahadatain merniliki tiga

kandungan makna (Prayitno, 2002), yaitu:

1. Al-lqrar (Pernyataan)

Page 45: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

34

lqrar yaitu suatu pernyataan seorang muslim mengenai apa yang

diyakininya. Pernyataan ini sangat kuat karena didukung oleh Allah S\NT,

malaikat dan orang-orang yang berilmu (para nabi dan orang yang

beriman). Firman Allah Swt.,

"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan, para malaikat dan orang­orang yang berilmu ljuga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana" (Q. S Ali 'lmran, 3: 18).

Dengan demikian syahadat yang berarti ikrar dari Allah SWT, malaikat

dan orang-orang yang berilmu tentang La ilaha ii/al/ah. Hasilnya dari apa

yang diiqrarkan ini adalah kewajiban untuk menegakkan dam

memperjuangkan apa yang diikrarkan. lqrar tentang Rububiyyah (Allah

sebagai Rab) bagi manusia merupakan alasan bagi iqrartentang keesaan

Allah swt. Oleh karena itu, seseorang tidak dikatakan bertauhid, jika dia

tidak berikrar tentang rububiyyah, dan bahwa Allah tuhan di atas segala

sesuatunya (lbnu Taimiyyah, 1999). Selain itu, juga merupakan

pernyataan para nabi yang mengakui kerasulan Muhammad SAW

meskipun mereka hidup sebelum Muhammad

Page 46: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

35

be ? J. / / ,J. ',.., 'f. ) ?'f. /

, r I '<1'~ '1;.. ·.lb.I' "".'.~\' ' 1L• '""'-!:"° j r ".- l..Y' ~ J __,,.., ..> _,- • u " ~ , ,

(1;t2) ;j~I &; F Gij 1j.J;Ll~

"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah Kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Ka/au begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pu/a) bersama kamu". (Q. S 3: 81)

2. A/-Qasam (Sumpah)

Sumpah yaitu pernyataan kesediaan menerima akibat dan resiko apapun

dalam mengamalkan syahadah. Muslim yang menyebut asyhadu berarti

siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya Islam dan penegakkan

ajaran Islam. Pelanggaran terhadap sumpah ini adalah kemunafikan dan

lempal orang munafik adalah neraka jahannam. Beberapa ciri orang yang

melanggar sumpahnya yailu memberikan wala (loyalitas) kepada orang-

orang kafir, memperolok-olok ayat Allah SWT, mencari kesempatan dalam

kesempitan kaum muslimin, menunggu-nunggu kesalahan kaum muslimin,

Page 47: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

36

malas dalam shalat dan tidak punya pendirian. Orang-oran1~ mukmin yang

sumpahnya teguh tidak akan bersifat seperti tersebut. Firman Allah Swt.,

"Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasur Allah''. dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasu/-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, Jalu mereka menghalangi (manusia) dali jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang Te/ah mereka keljakan.(Q. S 63: 1-2)

3. Al-MTtsaq (Perjanjian yang teguh)

Miitsaq yaitu janji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan

terhadap semua perintah Allah SWT yang terkandung dalam kitabullah

maupun sunnah Rasulullah. Firman Allah Swt.,

"Rasul Te/ah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pu/a orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, mafaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.

Page 48: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

37

(mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasu/-rasu/-Nya': dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali. "(Q. S 2: 285).

Syahadah adalah mrtsaq yang harus diterima dengan sil<ap sam'an wa

tha'atan didasari dengan iman yang sebenarnya terhadap Allah SWT,

malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir dan Qadar baik maupun buruk.

Pelanggaran terhadap mitsaq ini berakibat laknat Allah SWT. Firman Allah

Swt.,

"Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan petjanjian-Nya[405] yang Te/ah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati". dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah mengetahui isi hati(mu)". (Q. S 5:7).

Dengan demikian, ketika seseorang bersaksi bahwa "tiada tur1an selain Allah"

dan "Muhammad adalah utusan Allah" yang diucapkan melalui lisan serta

menyadari secara penuh alas kesaksiannya dengan l<eyakinan yang mantap

tanpa keraguan di dalam hatinya dan menjalankan segala konsekuensi alas

persaksiannya, berarti dia telah membuat sebuah pernyataan, sumpah dan

janji setianya terhadap Allah dan Rasul-Nya, dengan penghambaan total

(totaly slave) kepada Allah dan menjadil<an Muhammad saw. sebagai contoh

Page 49: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

38

ikutan (rule modeD didalam perilaku kesehariannya dalam mewujudkan

penghambaan total kepada Allah 'azza wajalla.

2. Kedua : Prinsip dan Dasar Pentingnya Syahadatain

Melihat arti dan kandungan dari syahadatain, dapat dilihat bahwa syahadah

merupakan bagian yang terpenting (urgen) bagi kehidupan manusia dalam

menjaga fitrah agamanya. Oleh karena itu, syahadatain menjadi sesuatu hal

yang sangat penting (urgen) bagi kehidupan setiap muslim, karena ia

merupakan dasar dan asas bagi rukun Islam lainnya dan menjadi tiang untuk

rukun Iman dan agama (religion). Adapun urgensi dari syahadatain ini

disebabkan (Prayitno, 2002) oleh:

1. Syahadatain merupakan pintu masuknya Islam (madkhal ila al-Islam).

Sahnya iman seseorang adalah dengan menyatakan syahadatain. Barang

siapa yang mengucapkan dan mengiluarkan dengan lisannya, maka dia

menjadi Islam (Qardhawi, 1994). Ketika dua kalimat ini terucapkan maka

ia memiliki hak sebagaimana layaknya seorang muslim. SHluruh miliknya,

baik harta benda maupun darahnya, haram diambil atau ditumpahkan.

Sabda nabi SAW :

"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia, sehingga mereka mengucapkan tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah hamda dan utusan-Nya.Apabila mereka mengucapkannya maka alw dicegah untuk menumpahkan darahnya dan mengambil harta bendanya kecua/i karena haknya, sedangkan masalah

Page 50: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

39

perhitungan (apakah bacaan syahadat itu sungguh-sungguh atau pura-pura) itu ad/ah urusan Allah." (H. R At-Turmudzi dari Abu Hurairah dan Anas)

Namun, tanpa mengucapkan kalimat syahadatain maka amal yang

dikerjakan bagaikan abu atau fatamorgana yang terlihat tapi tidak ada.

Allah menyebutkan bagaikan debu yang berterbangan kepada amal baik

pun yang tidal< didasari oleh syahadat. Firman Allah Swt.,

Dan kami hadapi sega/a amal yang mereka kerjakan, /a/u kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (Q.S 25: :23)

Manusia bersyahadah di alam ruh sehingga fitrah manusia mengakui

keesaan Allah SWT. lni perlu disempurnakan di dunia den9an membaca

syahadatain sesuai ajaran Islam. Pada dasarnya setiap manusia telah

bersyahadah tentang keesaan Allah dia alam arwah, tetapi ini saja belum

cukup, untuk menjadi muslim mereka harus bersyahadah u/uhiyyah dan

syahadah a/-risalah di dunia.

2. lntisari Ajaran Islam (khulashah ta'a/Tm al-Islam)

Pemahaman muslim terhadap Islam bergantung kepada pemahaman

terhadap syahadatain. Seluruh ajaran Islam terdapat dalam dua kalimat

istimewa ini. Ada tiga hal prinsip syahadatain:

Page 51: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

40

a. Pernyataan La ilaha i//a//ahmerupakan penerimaan penghambaan atau

ibadah kepada Allah SWT saja. Melaksanakan minhajillah

(sistem/aturan Allah SWT) merupakan ibadah kepada-Mya. Firman

Allah Swt.,

"Hai manusia, sembah/ah Tuhanmu yang Te/ah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa "(Cl. S 2: 21 ).

" Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak Mengetahui" (Ct S 45: 18)

b. Menyebut Muhammad rasulullah merupakan dasar penerimaan cara

penghambaan itu dari Muhammad saw. Rasulullah adalah teladan dan

ikutan dalam menjalankan minhajillah. Firman Allah Swt.,

" Dan kami lidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tldak ada Tuhan

Page 52: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

(yang hak) melainkan Alw, Maka sembahlah o/ehmu sekalian akan Aku".(Q. S 21 :25)

J J /

, --IT- :&T 1 ' -, ~ ? . : I~ 3- -\ .ti J ' , · -s::J ~ ? liJ \~J Y.-fi.0 (.r"'-'.. r, ,r.J~\" 0

p ,, ,,..,,. ~·" ·:.-: ,, ""t.""'

1\~)i,;4 ...ulj.:ij_;;.'91

41

"Sesungguhnya Te/ah ada pada (diri) Rasu/ullah itu surf teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (Q. S 33:21).

c. Penghambaan kepada Allah SWT meliputi seluruh asp1~k kehidupan.

la mengatur hubungan manusia dengan Allah swt dengan dirinya

sendiri dan dengan masyarakatnya. Firman Allah Swt.,

"Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti ja/an-ja/an (yang lain). Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa" (Q. S 6: 153).

3. Dasar-Dasar Perubahan (Asas Al-lnqi/ab)

Syahadatain mampu merubah manusia dalam aspek keyakinan,

pemikiran, prilaku serta jalan hidupnya. Perubahan meliputi berbagai

aspek kehidupan manusia secara individu atau masyarakat. Perubahan

individu contohnya terjadi pada Mush'ab bin 'Umair yang sebelum

Page 53: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

42

mengikuti dakwah rasul merupakan pemuda yang paling tmkenal dengan

kehidupan glamour di kola Mekkah tetapi setelah menerima Islam, ia

menjadi pemuda sederhana yang da'i, duta rasul untuk kota Madinah (Al-

Mubarakfury, 1997). Kemudian menjadi syuhada Uhud. Saat syahidnya

rasulullah membacakan ayat ini, firman Allah Swt.,

"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang Te/ah merekajanjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu­nunggu[J 208] dan mereka tidak merobah (janjinya)" (Q. S 33: 23).

Adapun perubahan pada masyarakat dapat dilihat pada kondisi umat

terdahulu yang langsung berubah ketika menerima syahadatain.

Sehingga mereka yang tadinya bodoh Uahi/iyyah) menjadi pandai, yang

kufur menjadi beriman, yang bergelimang dalam maksiat rnenjadi takwa

dan 'abid (ahli ibadah), yang sesat mendapat hidayah. Masyarakat yang

tadinya bermusuhan menjadi bersaudara di jalan Allah SWT. Syahadatain

telah berhasil merubah masyarakat dahulu, maka syahadatain pun dapat

merubah umat sekarang menjadi baik. Firman Allah Swt.,

Page 54: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

43

"Sebagai bimbingan yang /urus, untuk memperingatkan si!rsaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira ke1pada orang­orang yang beriman, yang mengerjakan amal sa/eh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang bail<:'' (Q. S 18: 2).

4. Hakikat seruan para rasul (HaqTqah Da'wah Al-Raso/)

Setiap Rasul semenjak nabi Adam a.s hingga nabi besar Muhammad Saw.

membawa misi dakwah yang sama yaitu syahadah. Makna syahadah

yang dibawa juga sama yaitu La ilaha ii/al/ah. Dakwah Ra8ul senantiasa

membawa umat kepada pengabdian Allah SWT saja. Allah sebagai ilah

adalah misi para nabi untuk disampaikan kepada seluruh manusia.

Firman Allah Swt.,

"Kata/ran/ah: Sesungguhnya Aku lni manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan d1mgan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan ama/ yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".(Q. S 18: 110)

Page 55: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

44

5. Ganjaran yang besar (Fadhail 'Azhimah)

Banyak ganjaran dan pahala yang diberikan Allah swt dan dijanjikan oleh

Nabi Muhammad SAW. Ganjaran dapat berupa material ataupun moril.

Misalnya kebahagiaan di dunia dan akhirat, rezeki yang halal serta

keutamaan lainnya. Keutamaan ini selalu dikaitkan dengan aplikasi dan

implikasi Syahadah dalam kehidupan sehari-hari. Dihindarkannya dari

segala macam penyakit dan kesesatan di dunia dan akhirat. Sabda

Rasulullah saw, "siapa yang bersyahadat bahwa tiada tuhan selain Allah

dan Muhammad ada/ah rasul Allah, niscaya Allah akan mengharamkan

jasadnya bagi api neraka." (H. R Muslim dan lainnya)

3. Ketiga : Syarat Diterimanya Syahadat

Dengan memahami begitu besar arti dan kandungan dari syahadah ini inaka,

persaksian terhadap kalimat ini memiliki syarat utama. Hal ini agar diketahui

bagaimana syahadat diterima atau ditolak. Sehingga, dapat cliketahui sejauh

mana sikap individu dalam mengucapkan syhadatain, apakati syahadatnya

diterima atau ditolak. Agar syahadat seseorang diterima, mak.a diperlukan

beberapa ketentuan yang harus dioptimalkan dengan bail< misalnya ilmu,

yakin, ikhlas, shidqu, mahabbah, qobul dan amal nyata. Selain itu, harus

menolak kebodohan terhadap syahadat, keraguan, kemusyrikan, dusta,

Page 56: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

45

kebencian, penolakan dan tidak beramal. Maka, syarat agar diterimanya

syahadat (Prayitno, 2002) adalah:

1. llmu Yang Menolak Kebodohan.

Seorang yang bersyahadah mesti memiliki pengetahuan tentang

syahadatnya. la wajib memahami arti dua kalimat ini serta bersedia

menerima hasil ucapannya. Orang yang jahil tentang makna syahadatain

tidak mungkin dapat mengamalkannya. Firman Allah Swt.,

"Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada I/ah (sesembahan, Tuhan) se/ain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, /aki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tingga/.(Q. S 47: 19)

Adapun ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu mengenai Allah nama-

nama-Nya, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, dan ayat-ayat-Nya;

dan ilmu mengenai Rasulullah saw berikut akhlak, manha.i, dan syariat

yang dibawanya; memahami sirah (perjalanan hidup)-nya dalam ibaclah,

jihad, dan muamalahnya; memahami Kitabullah dengan segala isinya

berupa berita, perumpamaan, hukum-hukum, pelajaran-pelajaran, dan

furqan (demarkasi antara hak dan bath ii) (Yasin, 1991 ). Firman Allah Swt.,

Page 57: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

46

"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pe/ajaran.(Q. S 39: 9)

2. Yakin Yang Menolak l<eraguan.

Seorang yang bersyahadat mesti meyakini ucapannya sebagai suatu

yang diimaninya dengan sepenuh hati tanpa keraguan. Yakin membawa

seseorang pada istiqomah, manakala ragu-ragu pula menimbulkan

kemunafiqan. Firman Allah Swt.,

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanya/ah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka padajalan Allah. mereka /tu/ah orang-orang yang benar.(Q. S 49:15)

Dengan demikian, iman yang benar tidak bercampur dengan keraguan.

Sehingga dengan keyakinannya seseorang akan terpimpin dalam hidayah

Allah. Firman Allah Swt.,

"A/if /aam miin. Kitab (Al Quran) lni tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang

Page 58: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

47

ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahaglan rezki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Te/ah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Te/ah diturunkan sebe/ummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.Mereka !tu/ah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung" (Q. S 2:'1-5).

3. lkhlas Yang Menolak Kemusyrikan.

Ucapan syahadat mesti diiringi dengan niat yang ikhlas lillahi ta'ala.

Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan

tertentu tidak akan diterima Allah. lkhlas dalam bersyahadat merupakan

dasar yang paling kukuh dalam pelaksanaan syahadat. Firman Allah Swt.,

"Padahal mereka tidak disuruh kecua/i supaya menyembah Allah dengan memumikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian !tu/ah agama yang /urus. (Q. S 98: 5)

"Katakanlah: "Sesungguhnya Alw diperintahkan supaya m19nyembah Allah dengan memumikan ketaatan kepada-Nya dalam (menja!ankan) agama.(Q. S 39: 11)

Oleh karena itu, syahadat merupakan ibadah, karenanya harus dilakukan

dengan ikhlas. Adapun kemusyrikan merupakan perbuatan menyekutukan

Page 59: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

48

Allah dengan yang lainnya dalam hal ibadah (Bin Bazz, 1996), sehin~1ga

akan menghapus amal. Firman Allah Swt.,

" Katakanlah: Sesungguhnya Aku lni manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan dEmgan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".(Q. S 18:110)

4. Shidqu (benar) Yang Menolak Kebohongan

Dalam pernyataan syahadat muslim wajib membenarkan tanpa dicampuri

sedikitpun dusta (bohong). Benar adalah landasan iman, sedangkan

dusta landasan kufur. Sikap shiddiq akan menimbulkan l<E,taatan dan

amanah. Sedangkan dusta menimbulkan kemaksiatan dan

pengkhianatan, dan ciri-ciri taqwa adalah sikap shiddiq. Orang yang benar

akan terbukti dalam medan jihad dan Allah membalas mereka, sedangl<an

orang-orang munafiq akan mendapat siksa. Firman Allah Swt.,

J ~ J .,,,.. J J ,,. ,.. {. )' - ,,. ~ / .,, ,.,. - ,,. ~,..

(~,)) ~~I l'..ft".!-YJ j I ~~ iJ ~ j ~ ..t.,9-J ~ ; !.?- <.S ;'.\) lj

"Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka /tu/ah orang-orang yang bertakwa". (Q. S 39: 33)

Page 60: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

49

-t,.." ., ,, ,,. ,,. J.,-"" ,, ,.., J. -;:,, • J. J.,.. f. 0 J ., J f. -;: ,J ,,. ,, t l:..;.9 .:W j !'.lJl u ~ '::l ~ j Li.:. I; lj-1 _,A,! u I i:f).,: u I :.r" lJ I ~-1

,.., d ,.., ,, ,,,,.,. ,.., ,, ,, • J ..,,... J/~,,, -rt: ,, ,,,.. ... .,,,,...

1;z;,1 ~~I ~j l~J.,,:, ~;JI .ill!~ (--;~ c;r (r..;JI

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Te/ah beriman'; sedang mereka tidak diuji tagi?. Dan Sesungguhnya kami Te/ah menguji orang-orang yang sebMum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Q. S 29:2-3)

"Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu Karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafikjika dikehendaki­Nya, atau menerima Taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (Q. S 33: 24)

5. Mahabbah (Cinta) Yang Menolak Kebencian.

Dalam menyatakan syahadat ia mendasarkan pernyataannya dengan

cinta. Cinta ialah rasa suka yang melapangkan dada. la merupakan ruh

dari ibadah, sedangkan syahadatain merupakan ibadah yang paling

utama. Dengan rasa cinta ini segala beban akan terasa ringan, tuntutan

syahadatain akan dapat dilaksanakan dengan mudah, dan cinta kepada

Allah yang teramat sangat merupakan sifat utama orang beriman. Firman

Allah Swt.,

Page 61: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

50

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan­tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Q. S 2:165)

"Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yana kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari betjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidal< memberi petunjuk kepada orang-orang yang fa.sik. (Q. S 9:24)

6. Menerima Yang Jauh Dari Penolakan.

Muslim secara mutlak menerima nilai-nilai serta kandungan isi

syahadatain. Tidak ada keberatan dan tanpa rasa terpaksa sedikitpun.

Baginya tidak ada pilihan lain kecuali kitabullah dan sunnah rasul. la

Page 62: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

51

senantiasa siap untuk mendengar, tunduk, patuh dan taat terhadap

perintah Allah dan RasulNya. Mukmin adalah mereka yan~1 bertahkim

(berhukum) kepada Rasul Allah dalam seluruh persoalannya kemudian ia

menerima secara total keputusan Rasul, tanpa ragu-ragu dan kebenaran

sedikitpun. Ciri orang beriman ialah menerima ketentuan dan perintah

Allah tanpa keberatan dan pilihan lain, mendengar dan taat terhadap Allah

dan Rasul dalam seluruh masalah hidup mereka. Firman Allah Swt.,

"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (Q. S 4:65)

Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki clan memilihnya. sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). (Q. S 28:68)

Page 63: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

52

" Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bi/a mereka dipanggi/ kepada Allah dan rasul~Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ia/ah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka /tu/ah orang-orang yang beruntung. (Q. S 24:51)

7. Pelaksanaan yang jauh dari sikap statik atau diam.

Syahadatain hanya dapat dilaksanakan apabila diwujudkan dalam amal

yang nyata. Maka, muslim yang bersyahadat selalu siap melaksanakan

ajaran Islam yang menjadi aplikasi syahadatain. la menentukan agar

hukum dan undang-undang Allah berlaku pada diri, keluaq~a maupun

masyarakatnya. Firman Allah Swt.,

"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasu/.Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Te/ah kamu kerjakan". (Q. s 9:105)

Barangsiapa yang mengerjakan amal sa/eh, baik laki-lal<i maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang /ebih baik dari apa yang Te/ah mereka kerjakan. (Q. S 16:97)

Page 64: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

53

4. Keempat : Al-Iman: Mencakup Makna La ilaha illallahdan Makna

Muhammadurrasiilullah .

Syahadah yang dinyatakan seorang muslim dengan penuh kesadaran

sebagai sumpah dan janji setia ini akan melahirkan ruh iman (faith). Iman

adalah sebutan yang dipakai untuk "mengikrarkan dengan lisan (iqrar bi/

lisan), membenarkan dengan hati (tashdiq bi al-qalbt), dan mengerjakan

dengan anggota badan (a/-'ama/ bi a/-jawarih)" (Yasin, 1991 ). Menurut

pendapat Ahlus-Sunnah bahwa jika seorang manusia membenarkan dengan

hatinya, mengikrarkan dengan lisan, tapi anggota badannya tidak

mengamalkan, maka ia durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, berhak

mendapatkan ancaman sebagaimana yang Allah sebutkan dalam kitab-Nya

dan diinformasikan oleh Rasulullah saw (Yasin, 1991).

Melihat makna dari iman tersebut maka syahadatain yang mernpakan ruh

iman dalam diri seseorang, mencakup tiga hal (Prayitno, 2002), yaitu:

a. Al-Qau/ (Ucapan)

Ucapan yang senatiasa sesuai dengan isi hatinya yang suci. Perkataan

maupun kalimat yang keluar dari lisannya yang baik serta mengandung

hikmah. Syahadah diucapkan dengan penuh kebanggan/ketinggian iman

(isti'la al-iman) berangkat dari semangat isyhadu biannaa mus/imin (saya

Page 65: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

54

adalah muslim). Ucapan lisan tanpa membenarkan dengan hati adalah

sikap nifaq i'tiqadi. Menurut Mujib (2006), nifaq (bermuka dua) termasuk

ke dalam karakter orang munafik yang tergolong psikopatologi. la

merupakan akumulasi dari berbagai konflik batin dan penyakit mental.

Penderitanya tidak mampu menghadapi kenyataan yang sebenarnya,

sehingga ia berdusta jika berbicara, mengingkari jika terlanjur berjanji, dan

menipu apabila dipercaya. Firman Allah Swt.,

"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian, "pada ha! mereka itu Sesungguhnya bukan orang­orang yang beriman." (Q.S 2: 8)

"Orang-orang Badwi yang tertingga/ (Tidak turut ke Huclai/Jiyah) akan mengatakan: "Harta dan ke/uarga kami Te/ah merintangi kami, Maka mohonkanlah ampunan untuk kami"; mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah : "Maka siapakah

Page 66: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

55

(gerangan) yang dapat mengha/ang-halangi kehendak Allah jika dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika dia menghimdaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan".(Q.S 48: 11)

b. Al-TashdTq (membenarkan)

Membenarkan dengan hati tanpa keraguan. Yaitu sikap k19yakinan dan

penerimaan dengan tanpa rasa keberatan atau pilihan lain terhadap apa

yang didatangkan Allah Swt. Firman Allah Swt.,

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanya/ah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka padajalan Allah. mereka /tu/ah orang-orang yang benar".(Q.S 49: 15)

Menurut Hawa (1999), pada dasarnya tashdTq (membenarkan)

merupakan pekerjaan hati, sedangkan a/-shidqu (bersil<ap benar)

merupakan perbuatan yang berkaitan dengan lisan. Al-Ghazali (1990)

berpendapat bahwa al-shidqu yang menjadikan seseorang sebagai

shiddiiq berkaitan dengan enam hal: Shidqu Af-lisan (benar lisannya),

shidqu Al-niyat (benarnya hati}, shidqu Al-'azam (benarnya kemauan yang

kuat), shidqu Al-wafa' (benar dalam hal menunaikan}, benar dalam

perbuatan-perbuatan dan benar dalam berbagai maqam agama. Apabila

Page 67: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

56

seseorang telah benar dalam semua hal tersebut, maka ia akan menjadi

seorang shiddiq yang sejati. Firman Allah Swt.,

"Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasu/-Nya, mereka itu orang-orang Shiddiqien dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka." (Al-Hadid: 19)

c. Al-'Amal (perbuatan)

Perbuatan yang termotivasi dari hati yang ikhlas dan pemahaman

terhadap maksud-maksud aturan Allah SWT. Amal merupakan cerminan

dari kesucian hati dan upaya untuk mencari ridha llahi. Amal yang

menunjukkan sikap mental dan moral lslami yang dapat dijadikan teladan.

Firman Allah Swt.,

"Dan Katakanlah: "Beketjalah kamu, Maka Allah dan rasu/-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang

Page 68: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

57

nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Te/ah kamu kerjakan" (Q.S 9: 105).

Ketiga perkara di alas tidak terpisahkan sama sekali. Seoran~J Muslim yang

tidak membenarkan ajaran Allah SWT dalam hatinya bahkan membencinya,

meskipun kelihatan mengamalkan sebagian ajaran Islam adalah munafiq

i'tiqadi. Muslim yang meyakini kebenaran ajaran Islam dan menyatakan

syahadatnya dengan lisan tetapi tidak mengamalkan dalam k1~hidupan

adalah munafiq 'amali. Sifat nifaq dapat terjadi sementara terhadap seorang

muslim oleh karena berdusta, menyalahi janji atau berl<hianat. Sabda

Rasulullah saw, " Tanda-tanda munafiq itu ada tiga: apabila berkata ia dusta,

apabila ia berjanji ia mengingkari, dan apabila dipercaya ia bEirkhianat".

(Muttafaq 'alaihi).

Dengan demikian, dalam kalimat syahadatain mengandung dua bentuk

kesaksian yang akan melahirkan dua bentuk keimanan. Pertama, keimanan

kepada Allah 'azza wajalla, artinya meyakini dengan sepenuh hati bahwa

Allah adalah Rabb (pemelihara, pengatur), pemilik dan Pencipta segala

sesuatu; dan bahwa hanya Dialah yang berhak untuk diesakain dengan

ibadah, berupa shalat, puasa, doa, harap, takut, kerendahan, dan

ketundukan; dan bahwa Dialah yang memiliki segala sifat kesempurnaan dan

suci dari segala sifat kekurangan. Kedua, keimanan kepada nabi Muhammad

Saw., artinya mengimani bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul Allah,

Page 69: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

hamba-Nya dan pilihan-Nya. Dalam pembahasan tentang dua bentuk

keimanan ini, penulis akan menjelaskan pada pembahasan selanjutnya

tentang makna La i!aha ii/al/ah dan MuhammadurrasD!ullah .

A. Makna La ilaha ii/al/ah

58

Dalam kalimat syahadah La ilaha ii/al/ah melambangkan prin:sip yang abadi

dalam kehidupan manusia, dimana yang diseru bukan hanya orang-orang

kafir maupun orang-orang musyrik saja agar beriman dan meluruskan

keyakinannya, tetapi orang-orang yang beriman juga diseru untuk beriman

dan mengingatnya, agar La ilaha ii/al/ah hidup didalam kalbu mereka,

tertancap dengan kuat dalam hati mereka, secara aktif bekerja dalam realitas

kehidupan, tidak mereka dustakan maupun mereka lalaikan konsekuensi­

konsekuensi yang dituntutnya. Sebab, kehidupan manusia ticlak akan lurus

sampai ia mengetahui dengan sebenar-benarnya siapa yang menyebabkan

langit dan bumi diciptakan (Quthb, 1987).

'Abdul Lathif (1422 H) mengatakan bahwa kata (.&I YJ .Uj '1 ,) •~~) atau

bersaksi tiada tuhan selain Allah memiliki makna, (.&I '1) ~ .i.J!"-" '1) artinya

tiada yang berhak disembah selain Allah. Lebih lanjut Al-Hasim

Page 70: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

mengungkapkan, bahwa makna (Jill 'J) A.I) 'J ,) •.ll~) atau bersaksi tiada

tuhan selain Allah adalah:

' 0=JI '-\.l)'I ~ ' O..b..J .&I '1) ,.Lu.JI ~ '1..i ~'.)':/I ~ (..~ ..l>-"'-" '1 t.:1\ .. .. .. ' ol>"' l..c. ~ .J ' o..b._i .& 6.:i4'JI L.JA)I.;.) ~.J <Jb\..i o•_;i;. '-\.l) J$._i

.:i\.9.:icl uc .&I '1) '-\.l) 'J J_;i ;J..i':/1 : uly\ ~ ~ ,_;;..,. l~\j till '1..i Jlj ~ ' .&I u_i.:i 04 -lt'Y l.,i _)S.11 ;~WI. ~.J J;.:i....o:i_9 L>:i';_i eJc .J

.J_;Sll 1::,.,, ~~.&I LJ.J-l 04 ·~-:! L.,i A ~-i o.:i~I o.::iA>

59

"Tidak ada yang berhak disembah di langit dan di bumi kecua/i Allah Yang Esa, dan Dia-lah Tuhan yang haq (yang sebenarnya), dan setiap tuhan (ilah) selain Dia adalah bathil (sesat), dan hanya kepada Allah saja/ah kita beribadah dengan ikh/as, dan menafikan (meniadakan) setiap ha/ yang menyerupai-Nya, dan tidak berguna setiap perkataannya ter/Jadap kesaksian ini sampai mengucapkan dengan sebenar-benarnya terhadap dua ha/; (1) mengucapkan kalimat tiada tuhan selain Allah (.ill\ 'J) A.I) 'J) dEingan kesungguhan dan pengetahuan dan keyakinan dan kebenamn atau kejujuran dan penuh kecintaan; (2) menolak bentuk penyembahan kepada selain Allah, barangsiapa yang mengucapkan syahadah (kesaksian) ini tetapi tidak menolak bentuk penyembahan kepada selain Allah maka tidak berguna perkataannya atau kesaksiannya".

Untuk mengetahui makna La ilaha ii/al/ah, maka perlu kiranya kalimat

tersebut dianalisa secara bahasa dan istilah. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui sejauhmana isi kandungan yang terdapat dalam kalimat La ilaha

ii/al/ah yang menjadi asas sebuah perubahan yang besar.

Kata llah ( 4.11 ) terdiri dari huruf-huruf Ul'JI , l'':lUI dan ,.~I. Kata llah

mempunyai beberapa arti yang saling berkaitan satu sama lainnya.

"Aku merasa tenang kepada si fulan."

Page 71: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

60

" Seseorang memerlukan pertolongan dari kesusahan

yang dialaminya."

~)\ ~\ ~ )\ JJ i " Memfokuskan pada seseorang karena ia terlalu

mencintainya."

.... L ~14..1 i "Anak unta mencari ibunya karena ia terpisah."

"Beribadah."

"Tersembunyi dari pandangan."

Kaidah dalam bahasa Arab menetapkan bahwa setiap kalimat yang

mempunyai pertalian atau merupakan satu rangkaian, satu sama lainnya

berkaitan. Misalnya, l<ita tidal< meminta pertolongan l<epada seorang yang

tidal< l<ita anggap akan mengasihi kita dan lebih kuat dari l<ita. Begitulah

Tuhan. Sifat-Nya menunjukkan apa yang dapat diminta, la dapat memberikan

ketenangan, pertolongan, perlindungan, mencintai-Nya, mengasihi-Nya dan

menyembah-Nya. Apabila kita meyal<ini La ilaha ii/al/ah bera11i kita mengakui

dan memerlul<an perlindungan, ketenangan, kesenangan, kecintaan hanya

l<epada Allah, dan menolak pada selain-Nya (Hawa, 1993). Firman Allah Swt.,

" Yang beriman dan tenteram hatinya,lantaran ingat kepada Allah.Ketahuilah dengan ingat kepada Allah,dapat tenteram hati (manusia)." (C!.S Ar-Ra'd:28)

Page 72: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

61

,---- (j: J ~ J ,.. J ,.. J-:;

1,;;t)i ~ -' . .Ll' ~ ,...;, J "Orang yang beriman itu /ebih cinta kepada Allah." (Q.S Al-Baqarah:165)

Mencintai Rasulullah adalah karena mencintai Allah sebagaimana dinyatakan

dalam sabdanya :

" Hendaklah kamu mencintai Allah sebab Allah memberikan limpahan nikmat dan karunia kepadamu, dan hendaklah kamu mencintai aku karena Allah mencintaiku, dan cintailah ahli baitku, karena mereka mencintaiku." (H. R Tirmidzi dan ia menilainya hadits hasan).

Allah Berfirman,

"Katakanlah: "Maka apakah (patut) sesuatu yang lain dari Allah,kamu suruh aku menyembah, hai orang-orang yang bodoh? Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada mereka yang sebe/ummu, (bahwa) jika engkau menyekutukan, niscaya gugur a ma/mu, dan jadilah engkau sebagai orang-orang yang rugi." (Q.S Az-Zumar:64-65) Jika mal<na ilah berarti yang disembah sebagai makna dasarnya, maka

Page 73: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

harus dilihat terhadap dasar kata-kata 'abada' (¥'-)yang dari segi bahasa

terdiri dari huruf-huruf lJ:!>.ll ' ol,l \j ' dan Jl.:J\ . f<etiga huruf tersebut

mengandung komponen arti berikut :

(a). ~I , maksudnya Dialah yang menjadi raja dan pemimpin seluruhnya.

(Q.S Asy-Syuara: 22)

(b). o.:i \_;.JI , berarti ta'at serta merendahkan diri. (Q.S Yasin:60)

(c). ~I, yang disembah, yang dimuliakan, yang diagungkan.

62

(d). "-! ¥"- , berarti menghambakan diri dan harus minta tolon~J kepadanya.

Orang yang mengabdikan diri kepada Allah, ia pasti membesarkan Allah,

merendahkan diri kepada-Nya dalam seluruh kehidupannya. Maka perkataan

(.:i~I) memberi arti Maha f<uasa, Maha Raja, yang ditaati, clan Maha

Agung tempat bergantung segala makhluk. Dan apabila kita meyakini kata­

kata (.&I 'JI -'Y."-' ':I) artinya, tidak ada raja maha kuasa, tidak ada kebesaran,

tidak ada ketaatan, tidak ada tempat bergantung melainkan Allah (Hawa,

1993).

Melihat arti dan analisis pengertian Lai/aha illallahdi alas, maka jelas jika

seorang muslim mengatakan La i/aha ii/al/ah seolah-olah ia mengatakan:

Ticlak ada tempat menggantungkan ketenangan, ganjaran, kasih sayang dan

pujian, tidak ada kekuasaan dan tempat untuk mencurahkan segala ketaatan,

Page 74: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

63

segala kebesaran dan segala kesucian, tidak ada Yang Maha Agung dan

Maha Hakim, melainkan hanya Allah semata. Maka bertawakal kepada-Nya

adalah wajib, memohon harapan selain kepada-Nya adalah batil. Cinta

kepada-Nya adalah wajib, cinta kepada selain Dia tidak boleh kecuali dengan

seizin-Nya. Segala hubungan ibadah dan penyembahan tidak boleh

dilakukan melainkan hanya kepada-Nya. Dengan demikian, fcata (Y) dalam

kalimat La ilaha 11/allahmemilil<i kandungan makna:

1. Tiada ilah (tuhan) selain Allah (Q. S 47: 19).

2. Tiada Pencipta Selain Allah (Q. S 25: 2).

3. Tiada Pemberi Rizki selain Allah (Q.51 :57-58)

4. Tiada Pemilik selain Allah (Q. S 4:131-132)

5. Tiada Penguasa selain Allah (Q. S 62:1; Q.36:83; Q.67:1; Q.3:189).

6. Tiada Pembuat Hukum selain Allah (Q.12:40; Q.6:114, Q.33:36,

Q.28:68, Q.45:18, Q.42:20, Q.6:137)

7. Tiada Pemerintah selain Allah (Q. S 7:54).

8. Tiada Pemimpin selain Allah. (Q.2:257)

9. Tiada Yang Dicintai selain Allah (Q. S 2:165)

10. Tiada Yang Ditakuti selain Allah (Q. S 2:40; Q.9:18)

11. Tiada Yang Diharapkan selain Allah (Q. S.94:8; Q.18:·11 O}

12. Tiada Yang Memberi Manfaat atau Mudhorat selain Allah ( Q.6:1'7)

13. Tiada Yang Menghidupkan atau Mematikan selain Allah. (Q.2:258)

Page 75: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

64

14. Tiada Yang Mengabulkan Permohonan selain Allah (0.2:186; Q.40:60)

15. Tiada Yang Melindungi selain Allah (Q.16:98; Q.72:6)

16. Tiada Yang Wakil selain Allah.(Q.3:159; Q.9:52)

17. Ti ad a Daya dan Kekuatan selain Allah (Q. S 6: 17)

18. Tiada Yang Agung selain Allah (Q. S 55: 78)

19. Tiada Yang Dimohonkan Pertolongannya selain Allah (Q. S 1 :5)

Dari kandungan makna yang terdapat pada kalimat La ilaha ii/al/ah, seperti

yang disebutkan di atas, maka kalimat La ilaha i//a//ahmengandung prinsip

tauhid (pengesaan) kepada Allah 'azza wa jalla yang mencakup tiga hal

(Yasin, 1991), yaitu:

1. Tauhid rububiyah. Rububiyah berasal dari kata "Rab". Tauhid Rububiyah

memiliki makna meyakini dengan mantap bahwa Allah adalah Rabb

segala sesuatu dan tiada Rabb selain Dia.

2. Tauhid u/uhiyah. U/uhiyah berasal dari kata "i/ah". Tauhid U/uhiyyah

memiliki makna keyakinan yang mantap bahwa Allah adalah llah yang

benar dan tidak ada ilah selain Dia serta mengesakan-Nya dalam

beribadah (pengabdian) dan

3. Tauhid asma wa shifat. Tauhidu/ asma wash-s/1ifat (mengesakan Allah

dalam hal nama-nama dan sifat-sifat-Nya) memiliki makna meyakini

dengan mantap bahwa Allah swt menyandang seluruh sifat

kesempurnaan dan suci dari segala sifat kekurangan dan bahwa Dia

Page 76: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

65

berbeda dengan seluruh makhluk-Nya. Caranya adalah clengan

menetapkan (mengakui) nama-nama dan sifat-sifat Allah yang Dia

sandangkan untuk Dirinya atau disandangkan oleh Rasulullah saw

dengan tidak melakukan tahrTf (pengubahan) lafazh dan maknanya, tidak

ta'thil (pengabaian) yakni menyangkal seluruh atau sebagian nama dari

sifat itu, tidak takyTf (pengadaptasian) dengan menentuka1n esensi dan

kondisinya, dan tidak pula tasybrh (penyerupaan) dengan sifat-sifat

makhluk.

lbnu Hasan (1967) dalam kitab Fathul Majid membagi tauhid menjadi dua

bentuk, yaitu: pertama, tauhid dalam ilmu dan keyakinan, yang mencakup

tauhid rububiyyah dan tauhid a/-asma wa a/-shifat; kedua, tauhid dalam hal

keinginan dan tujuan, yaitu tauhid uluhiyyah. Makna mengesakan

(mentauhidkan) Allah dalam ketiga hal di alas adalah meyakini bahwa hanya

Allah sendiri yang mempunyai rububiyyah, uluhiyyah, dan sifat-sifat

kesempurnaan serta nama-nama kemuliaan.

Jadi, tidaklah seseorang disebut beriman kepada Allah hingga ia meyakini

bahwa Allah adalah Rabb segala sesuatu dan tiada Rabb selain Dia. Bahwa

Dia adalah ilah segala sesuatu dan tiada ilah selain Dia; dan bahwa Dialah

yang sempurna dalam sifat dan nama-Nya, dan tiada yang sempurna selain

Dia (Ath-Thahawiyah dalam Yasin, 1991)

Page 77: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

66

Lebih lanjut, Imam Al-Ghazali (1990) membagi pokok dan itingkatan tauhid

menjadi empat, yaitu: Jubb (isi), Jubb al-Jubb (isinya isi). qa.syar al-Jub (kulit isi),

dan qasyr al-qasyr (kulitnya kulit) seperti bu ah pala.

1. Pertama, keimanan terhadap ucapan semata merupakan qasyr al-qasyr

(kulitnya kulit) seperti buah pala, yaitu keimanan orang-orang munafik.

2. Kedua, membenarkan makna kalimat itu, yaitu keimanan kaum Muslim

pada umumnya.

3. Ketiga, menyaksikan hal itu melalui al-kasyf. lni merupakan maqam

orang-orang yang didekatkan (al-muqarrabTn). Hal itu aclalah dengan

melihat berbagai sebab. Tetapi semuanya itu berasal da1ri yang Maha Esa

clan Maha Perl<asa.

4. Keempat. ticlak terlihat kecuali satu, yaitu kesaksian orang-orang yang

benar (al-shiddTqTn). Kaum sufi menyebutnya fana dalarn tauhid. la tidak

melihat dirinya karena batinnya lebur dalam Al-hak yang Maha Esa. lnilah

yang dimaksucl dalam ucapan Abu Yazid, "Sebutan diriku melalaikanku".

Yang pertama adalah keimanan dengan lisan semata. Hal itu tidak

memberikan manfaat kecuali dalam menghindari tebasan pe•dang serta

menjaga kesehatan harta dan jiwa, l<arena sabda Rasulullah SAW .. " Jika

mereka mengucapkannya, terpeliharalah dariku darah dan harta mereka".

Page 78: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

67

Yang kedua adalah orang yang menganut tauhid. Artinya, dengan hatinya ia

meyakini makna kalimat itu tanpa ada keraguan padanya. Namun hal itu tidak

meresap ke dalam batinnya. Keadaan ini dapat menjaganya dari azab di

akhirat jika ia mati dalam keadaan itu dan tidal< mengerjaka1n kemaksiatan

terus menerus. Karena itu, ikatan ini mengendorkan ahli bid'ah dengan

kekurangan dan mengendorkan ahli kalam tanpa kekurangan.

Yang ketiga adalah ahli tauhid dalam pengertian bahwa terbuka dadanya

sehingga ia tidak melihat kecuali satu walaupun banyak sebab. Maka ia

mengetahui bahwa sumbernya adalah dari Al-Haq yang Mal1a Esa.

Yang keempat adalah ahli tauhid dalam pengertian tidak hadir dalam syuhud

dan hatinya kecuali Al-Haq yang Maha Esa. la tidak memerlukan perantara

dan dirinya. Keadaan ini merupakan yang tertinggi. Yaitu, inti pala itu

berminyak, misalnya. Tidak ada pembahasan pada keadaan keempat ini.

Bahkan pada pembahasan dalam keadaan ketiga adalah yang melihat A/­

Haq yang Maha Esa. la melihat keseluruhan sebagai satu karena asalnya

dari Al-Haq yang satu.

Dari apa yang disampaikan oleh Imam Al-Ghazali di alas, maka pribadi yang

utama adalah pribadi yang dekat dengan Tuhannya. Hal ini pun disampaikan

oleh Iqbal dalam Nasution (2002), bahwa manusia merupakan suatu pribadi

atau suatu ego yang berdiri sendiri, tetapi belumlah dia menjadi pribadi yang

utama. Dia yang dekat kepada Tuhan adalah yang utama. Semakin dekat

Page 79: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

68

semakin utama. Sedangkan kian jauh jaraknya dari Tuhan, kian berkuranglah

bobot kepribadiannya. Pribadi sejati bukanlah saja menguasai alam benda,

tetapi juga dilingkupi sifat-sifat Tuhan ke dalam khudinya sendiri.

Dengan demikian, dari makna La ilaha II/al/ah ini muncul pribadi tauhid yang

didasari atas penghayatannya terhadap keesaan Allah SWT, yang melekat di

dalam diri individu yang menjadi landasan berprilaku pada kehidupan sehari­

harinya, baik pikiran. perasaan, dan perbuatannya. Sehingga, dirinya menjadi

tenang dan tenteram karena merasa dekat dengan Allah swr.

B. Makna Kalimat Muhammadurrasatul/ah

Dua kalimat syahadat merupakan kalimat yang satu sama lainnya saling

terkait erat dan tidak dapat dipisahkan. Kesaksian terhadap Muhammad

utusan Allah merupakan kesempurnaan dari kesaksian tiada tuhan selain

Allah. Kesaksian tiada tuhan melainkan Allah. didalam merealisasikannya

dalam kehidupan sehari-hari memerlukan cara-cara dan aturan tertentu, dan

memiliki makna-makna tertentu pula. Orang yang menegakkanya terikat

dengan kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya. Sedangkan bagi

orang yang meninggalkan kewajiban tersebut akan mendapatkan balasan

dari Allah SWT.

Page 80: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

69

Kalima! La ilaha II/al/ah tadi tidak akan dapat ditegakkan kecuali dengan dalil-

dalil naqli dan aqli yang sah, yang semuanya datang dari Allah melalui nabi

Muhammad SAW. Jika kita tidak mengakui bahwa Muhammad SAW itu

adalah utusan Allah yang benar, maka apakah mungkin kalimat La ilaha

ii/al/ah dapat tegak dengan sendirinya? ltulah bukti keterkaitan yang kuat

antara syahadat La ilaha ii/al/ah dengan syahadat MuhammadurrasO/ullah

(Hawa, 1993).

Hasim (2002) mengungkapkan, bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan

Allah (.&I JY"..J I~ 0i o.i~) memiliki makna,

!/)..iii~ !IJ, _p,.jJ 4.lr:. c;+i L. yW:i.,.IJ, y.;..i L.;9 <G,i~J, _>"i L.;9 4.:icU~ , ~ ')/-¥'- .;jJ , ~ <Y'Ull .)] ..iii JY"..J I~ u\.i ~J t1..J ,)J' tyS. l../

. ..JUI I J;...i ol...oc 0-4 J , AJ.;jl J;...i 4.c. ~i 0-4 ' tAlJ t 1..6,i J, ' y~ ')/ JY" ..JJ

Ta'at terhadap apa yang diperintahnya, dan membenarkan apa yang disampaikannya, dan menjauhi apa yang dilarangnya dan yang diharamkannya, dan tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang disyariatkannya, dan mengetahui serta meyakininya bahwa Muhammad adalah utusan Allah yang diutus untuk segenap umat manusia, dan dia adalah hamba yang bukan untuk disembah, dan dia tidak berdusta, tetapi harus di ta'ati dan diikuti, barangsiapa yang mentaatinya akan masuk surga, dan barangsiapa yang mengingkarinya akan masuk neraka.

Dari makna di alas, maka konsekuensi logis dari keimanan pada Rasulullah

itu adalah mempercayai pula apa-apa yang telah disampaikan oleh

Rasulullah saw, termasuk tentang rasul-rasul sebelumnya. Hal tersebut

Page 81: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

70

merupakan hubungan tak terpisahkan antara iman kepada Allah dan Rasul-

Nya dengan iman kepada rukun-rukun iman yang lainnya.

l<esaksian alas MuhammadurrasDlul/ah melahirkan keimanan kepadanya.

Adapun bentuk keimanan kepada nabi Muhammad (Yasin, 1991) adalah:

1. Mengimani bahwa Muhammad bin Abdullah adalah nabi Allah, utusan-

Nya, hamba-Nya, dan pilihan-Nya. Dia tidak pernah menyembah

berhala, tidak pernah sedikitpun menyekutukan Allah, dan sama sekali

tidak pernah melakukan dosa kecil apalagi dosa besar.

2. Mengimani bahwa beliau adalah nabi terakhir. Firman Allah swt.,

" Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seoranr:,i laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulu//ah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu." Q. S Al·-Ahzab: 40.

Sabda Rasulullah SAW," Aku adalah Muhammad, aku cidalah Ahmad, aku adalah penghapus yang denganku kekufuran dihapuskan, dan aku adalah penghimpun yang manusia akan dihimpun dibelakangku, dcin aku adalah yang terakhir, yang sesudahlw tidak ada lagi nabi." (Muttafaq 'alaih)

3. Mengimani bahwa Rasulullah saw adalah imam a/-muttaqin (pemimpin

orang-orang yang bertaqwa), yang menjadi teladan dalam segala

perilakunya, dan hanya dialah yang berhak diikuti dan diteladani, tidak

ada yang lainnya. Firman Allah Swt.,

Page 82: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

;;,;;;._~ JJ ~JJ ::

(~1Dl-~ _) .J#

"Katakan/ah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikuti/ah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (Q. S 3: 31)

4. Mengimani bahwa Rasulullah saw adalah habib Al-Rahman (kekasih

71

Allah), dan bahwa beliau berada pada peringkat tertinggi kecintaan Allah,

beliau adalah khullah (yang dicintai, kekasih). Sabda Ra:sulullah saw,

" Seandainya aku mengangkat kekasih, maka akan aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Akan tetapi, ia adalah saudaraku dan sahabatku. Dan, Allah telah menjadikan kawanmu ini (nabi Muhammad) sebagai kekasih-Nya. "(H. R Muslim)

5. Meyakini bahwa Nabi Muhammad saw diutus untuk seluruh bangsa jin

dan manusia dengan membawa petunjuk dan kebenaran. Firman Allah

Swt.,

"Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya Aku adalah ui'usan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada

Page 83: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".(Q.S 7: 158).

Sabda Rasulullah Saw.,

72

"Aku diberi kelebihan alas para nabi yang lain dengan enam ha/: aku diberi kalimat-kalimat yang singkat namun padat; aku dil'olong dengan rasa takut; dihalalkan bagiku ghanimah; bumi dijadikan suci dan sebagai tempat sujud bagilw; aku diutus untuk se/uruh manusia; dan para nabi diakhiri olehku." (Muttafaq 'alaih)

6. Mendahului kecintaan kepada Rasulullah saw atas kecintaan kepada

orang tua, anak, dan diri sendiri. Dari anas bin Malik, bahwa Rasulullah

saw bersabda: "Tidaklah seseorang beriman hingga ia menjadikan

diriku sebagai yang paling ia cintai daripada orang tuanya, anaknya, dan

se/uruh manusia." (Muttafaq 'alaih)

7. Mengimani bahwa Allah swt memperkuatnya dengan mukjizat yang

membuktikan, secara meyakinkan, kebenaran apa yang dibawanya itu.

Meyakini bahwa Al-Qur'an adalah mul<jizat nabi Muhammad yang paling

besar, yang dengannya beliau manantang sel<alian alam dan mereka

tidak mampu untul< membuat yang sama dengannya, atau mirip

dengannya, atau mirip sebagiannya. Allah swt berfirman:

,, 0 J ,.."" ,.. :: ,.. _,,_. ,, ,, J. J ..., _,, } " J - ,, -- J

_}j 1µ t1 0J-' ((,'~) ~~ ~ ---.'...)J ;illl 9-'.) U:~ r-5'~1¥ .,, J be.JI ,.,_,, ~ _,, J -;;;_,, _,, 0 J ~_,,,, ~ J ? ,.

1:~:1:J:.#Ci.4\ oj~lj<fwl LA~~j t$Jlj81 I_~~ I~

Page 84: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

73

"Dan jika kamu (tetap) da/am keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-peno/ongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) - dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), pelihara/ah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir." (Q. S Al-Baqarah: 23-24).

8. Mengimani bahwa Allah swtjuga memperkuat beliau dengan mukjizat

yang bersifat fisik, seperti yang disebutkan dalam hadisl··hadist shahih.

Misalnya terbelahnya bulan; batu mengucapkan salam kepada beliau;

batang pohon merintih; keluarnya air dari sela-sela jemari tangan beliau;

orang banyak merasa kenyang dengan makanan yang sedikit;

kesaksian kambing yang telah dibakar di hadapan beliau; awan

menaungi beliau sebelum diutus menjadi rasul; apa yan~J terjadi pada

Abu Jahal dan batunya saat ia ingin menimpakannya pada kepala

beliau; sentuhan tangan beliau yang membuat kambing-kambing Ummu

Ma'bad menjadi subur susunya; lemparan tanah pada wajah orang-

orang musyrik; informasi tentang hal gaib dan kemudian terbukti

kebenarannya; Allah mengabulkan doanya; keterpeliharaannya dari

pembunuhan; dan lain-lain. Dalil-dalil tentang mukjizat itu tersebar

dalam banyak hadits. (Hisyam, 1375 H)

9. Meyakini bahwa Allah swt memperkuatnya dengan argumen-argumen

yang tegas, dalil-dalil yang nyata yang direpresentasikan dengan

kepribadian, sifat, dan akhlaknya. Kita mengimani bahwa. Allah telah

memberinya postur dan fisik yang bagi orang yang mengerti hal itu

Page 85: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

menunjukkan kenabian dan kejujurannya. Hassan bin Tsabit -semoga

Allah meridhainya-menyatakan dengan ungkapan yang indah:

Andaipun tidak ada pada dirinya ayat-ayat yang menjelaskan

Maka keadaan dirinya adalah informasi atas kenabiannya.

10. Keimanan terhadap karunia Allah yang diberikan kepadanya berupa

akhlak Al-Quran, yang menunjukkan kebenaran dan dukungan Allah

kepadanya. Tak seorang pun yang pernah mendengarnya berdusta,

baik dalam urusan agama maupun dunia; tidak sebelum dan tidak pula

sesudah diutus menjadi rasul. Andai pernah hal itu terjadi hanya sekali

saja, maka niscaya para musuhnya akan berjuang untuk

menyebarluaskannya dan mem-blow up-nya. Beliau tidak pernah

melakukan perbuatan yang buruk atau tercela, baik sebHlum maupun

sesudah diutus. Beliau tidak pernah lari dari seorang pun musuhnya

betapa pun rasa takut mencekam dan suasana genting.

Dengan demikian, makna keimanan kepada nabi Muhammad adalah

meyakini kebenaran risalah kenabiannya, serta menjadikannya sebagai suri

teladan (good modeling) yang harus diikuti karena memiliki a~<hlak yang

agung (glorious of behavior).

Adapun hasil dari mengikuti dan meneladani Rasulullah (Prayitno, 2002)

adalah:

Page 86: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

75

1. Iman

Hasil dari mengikuti sunnah Nabi SAW adalah sikap dan keyakinan yang

bertambah kepada Allah dan rasul-Nya. Dengan beriman kepada Allah

dan Rasul-Nya akan mendapatkan kebaikan seperti yang difirmankan

oleh Allah bahwa suatu perniagaan yang akan melepaskan diri dari azab

yang pedih adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan berjuang di

jalan Allah dan Rasul-Nya. Firman Allah Swt.,

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu pemiagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? 11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasu/Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. /tu/ah yang lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui". (Q. S 61: 10-11)

2. Mengikuti (Al-lttiba)

Iman kepada rasul akan diwujudkan kepada mengikuti rasul. Keseriusan

beriman kepada rasul mesti diwujudkan kepada mengikuti apa-apa yang

diperintahkan nabi SAW. Dengan mengikuti rasul, akan dijauhi dari azab

dan akan diampuni dosa-dosa, bahkan Allah swt. akan mengasihinya.

Firman Allah Swt.

Page 87: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. "Allah Maha Pengampun /agi Maha Penyayang" (Q. S 3: 31)

3. Dua Kebaikan (Husnayain)

Dengan mengimani dan mengikuti Nabi SAW akan memproleh dua

76

kebaikan, yaitu l<ebail<an di dunia dan di akhirat. Kebaikan yang diperoleh

di dunia adalah:

a. Dicintai Allah. Untuk mendapatkan cinta Allah adalah clengan

mengikuti Rasulullah seperti berjihad di jalan Allah, ticlak takut akan

celaan orang-orang yang suka mencela, berlaku lembut dengan

sesamanya.

b. Di rahmati Allah. Adapun rahmat clari Allah diperoleh dengan

mengamalkan nilai-nilai Islam dan mentaati segala perintah Allah clan

Rasul-Nya. Rahmat Allah di dunia al<an membawa kebahagiaan

didalam diri, keluarga, masyarakat dan negara. Firman Allah Swt.,

-- ,,,.-- ). ,.. ) J. .;;: ,.,.,.. / J. .;;: ,J .... ,;; ~ ~ J. ! 1·;g_'Jl~r->] (> 4--,,l.I J_r)lj 4.UI l~lj

"Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat".(Q. S 3:

132)

Page 88: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

77

c. Petunjuk Allah (Hidayatullah). Petunjuk Allah diberikan hanya kepada

siapa saja yang dikehendaki oleh Allah SWT. Al-Qur'an adalah cahaya

yang di dalamnya banyak petunjuk Allah SWT, siapa yang membaca

dan mengamalkannya maka dapatlah ia petunjuk dari Allah. Mengikuti

nabi SAW di antaranya adalah membaca dan mengamalkan Al-Quran.

Dengan mengamalkan dan mengikuti nabi, Allah SWT benar-benar

akan memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus. Firman Allah Swt.,

_. / J _. J. _. • -;;_,. ,;; ,; ,_.. _. } l ,.. - ,/

<..::-> ·~ I • L. ,:J <..£ jJ I JJJ I .1 ~ ((":i)L• . a" ' : .1 p,o ' Ii <..£ +fJ ,, ~ ,. ,, _. ,, '"·~" ,:;- .. .,. :::- ,.. U;: ,,

..• ,.{.,,,,,,,. ,. -;;i..i _. ,...,.!& t. ">,J _.

l(~)~y)/I~ '.!-111 Jj )fl l-,.a~,)11 J L.j '·~ _. _. ,..

"Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pu/a mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus, (yaitu) }a/an Allah yang Kepunyaan-Nya sega/a apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. lngatlah, bahwa kepada Allah­/ah kemba!i semua urusan".(Q. S 42: 52-53)

d. Kemuliaan (A/-/zzah). Kekuatan itu hanya ada pada Allah, rasul dan

orang beriman, bukan terletak pada kekuatan fisik dan materi tetapi

terletak pada sejauh mana keimanan kepada Allah dan rasul-Nya.

Mengikuti Allah dan rasul akan memperoleh kemuliaan di sisinya.

Page 89: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

78

Orang yang beriman memiliki kekuatan yang dapat meingalahkan

siapapun dengan kemuliaan yang dimilikinya. Oleh kan~na itu, hidup

didunia tanpa kemuliaan akan merugi dan sia-sia, buat apa gunanya

harta, jabatan dan kekuasaan apabila diikuti dengan kernuliaan.

Firman Allah Swt.,

"Mereka berkata: "Sesungguhnyajika kita Te/ah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang Kuat akan mengusir orang-orang yang fem ah dari padanya. "padaha/ kelwatan itu hanya/ah bagi Allah, bagi rasu/­Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada Mengetahui". (Q. S 63:8)

e. Kemenangan (AJ-Ghalabah). Kemenangan didunia tentunya dicari olel1

setiap insan yang sadar akan kehidupannya di dunia. Namun, Allah

SWT hanya memberikan l(emenangan di dunia kepada orang yang

beriman saja yaitu mereka yang mengambil Allah, rasul, dan orang

beriman sebagai wali, pemimpin dan penolongnya. Selain Allah, rasul

dan mukmin yang menjadi walinya, maka hidupnya akan dijerumuskan

kepada kenistaan dunia. Firman Allah Swt.,

"Dan barangsiapa mengambil Allah, rasu/-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, Maka Sesungguhnya pimgikut (agama) Allah[423] /tu/ah yang pasti menang".(Q. S 5: 56).

Adapun kebaikan yang diperoleh dari mengikuti Rasulullah SAW di akhirat

adalah:

Page 90: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

79

a. Pembelaan (Al-Syafa'ah). Muhammad SAW adalah Rasul yang

mendapatkan kelebihan untuk dapat memberikan syafaat di akhirat

kepada hamba-hamba Allah yang diridhai-Nya (An-Nawawi, tth). Dari

Abi Hurairah dan Abi Sa'id r.a, bahwa Rasulullah saw bersabda:

"Ada tujuh golongan manusia yang Allah lindungi dalam naungann­Nya, pada hari tiada naungan selain naungan-Nya (lwri kiamat); pemimpin yang adil; pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah; seorang /aki-laki yang hatinya terpaut ke masjid; dua orang yang mencintai karena Allah, mereka bersatu karena Allah dan berpisah karena Allah pula; seorang laki-laki yang dirayu oleh seiorang wanita yang punya kedudukan dan harta lalu mengatakan (untuk menolaknya), aku takut kepada Allah, dan seorang yang memberikan sedekah lalu ia sembunyikan hingga tangan kanannya tidak mengetahui apa yang diinfakkan tangan kirinya; dan seiseorang yang mengingat (berzikir) kepada Allah lalu mengalirkan airmatanya."

b. Nadharah Al-Wajh (keceriaan wajah). Orang-orang mukmin di akhirat

terlihat gembira dan bahagia yang tergambar dalam keceriaan dan

berseri-serinya wajah mereka. Suasana kegembiraan ini merupakan

suatu hasil dari amal dan perbuatannya selama di dunia. Keseriusan

mengamalkan perintah Allah dan Rasu-Nya mendapatkan ganjaran

berupa surga di akhirat. Firman Allah Swt.,

"Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. (Q. S 75: 22)

c. Mujawarah Al-Rasul (berdampingan dengan rasul). Di akhirat kelak

tidal< saja berbahagia dan ceria wajahnya tetapi juga mendapatkan

Page 91: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

80

kehormatan berupa tempat berdampingan dengan rasul, para shidiqiin,

orang yang mati syahid dan orang yang shaleh. Suatu kehidupan

akhirat yang harmoni dan serasi serta kedamaian dan kebahagiaan

abadi. Balasan ini diperolehnya apabila kita menaati Allah dan rasul.

Firman Swt.,

"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasu/(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianug"erahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin[314], orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sa/eh. dan mereka /tu/ah teman yang sebaik-baiknya".(Q. S 4: 69)

d. Keuntungan (Al-Falah). Keuntungan yang diperoleh di akhirat

disebabkan karena kita di dunia beriman kepada Allah dan senantiasa

menglkuti sunnah Nabi saw. Sehingga dengan perbuatannya tersebut

Allah swt ridha kepadanya dan akhimya ditempatkannya sebagai

orang yang beruntung. Firman Allah Swt.,

"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, sating berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasu/-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak--bapak, atau anak-anak atau Saudara-saudara ataupun keluarga m1~reka. meraka ltulah orang-orang yang Telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. mereka Jtulah go/ongan Allah. Ketahuilah,

Page 92: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

bahwa Sesungguhnya hizbullah itu ada/ah goiongan yan: beruntung.(Q. S 58: 22)

2.3 Pengertian Kepribadian Syahadatain

81

Dari penjelasan tentang syahadatain pada pembahasan di atas, dapat dilihat

bahwa mengucapkan syahadatain harus diikuti dengan penghayatan yang

mendalam terhadap makna yang dikandungnya. Karena, den9an

penghayatan yang mendalam tersebut, kalimat syahadatain akan

memberikan pengaruh yang besar terhadap jiwa seseorang dalam menjalani

kehidupannya dalam rangka beribadah kepada-Nya yang rnerupakan tujuan

dari diciptakannya manusia.

Dalam Al-Quran kalimat syahadatain disebut juga dengan kalimat takwa,

dengan adanya dua syahadat itu maka terbentuklah ketakwaan. Seperti yang

difirmankan Allah, " ... dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa

dan ada/ah mereka berhak dengan ka/imat takwa itu dan patut memilikinya ... "

(Q. S Al-Fath: 26)

Dengan mengucapkan kalimat syahdatain tersebut terbentuklah satu

kepribadian yang didasari pada penghayatannya terhadap keBsaan Allah dan

kerasulan nabi Muhammad yang menjadi landasan perilakunya. Kepribadian

tersebut adalah kepribadian syahadatain, kepribadian individu yang didapat

Page 93: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

setelah mengucapkan dua kalimat syahadat yang bukan hanya di alam

perjanjian pertama tetapi juga di alam perjanjian terakhir.

82

Mujib (2006) memberikan definisinya tentang kepribadian syahadatain (asy­

syakhshiyyah asy-syahadatain), sebagai kepribadian individu yang didapat

setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, memahami hakil<at dari

ucapannya serta menyadari akan segala konsekuensi persaksiannya

tersebut. Kepribadian syahadatain meliputi domain kognitif dengan

pengucapan dua kalimat secara verbal; domain afektif dengan kesadaran hati

yang tulus; dan domain psikomotorik dengan melakukan segala perbuatan

sebagai konsekuensi dari persaksiannya itu.

Oleh !<arena itu, kandungan makna dalam syahadatain yang rneresap dalam

jiwa individu akan mempengaruhi seluruh mekanisme dan sistem psikofisis

individu. Pola fikir, perasaan dan perbuatannya didasari pada syahadatain.

Sehingga, kepribadian syahadatain merupakan suatu kesatuan mekanisme

organisasi dinamis pada individu alas sistem-sistem psikofisis yang bersifat

kompleks, yang disebabkan oleh penghayatannya terhadap syahadatain

yang melekat pada pikiran, perasaan dan tingkah lakunya yang membentuk

suatu karakteristik yang khas pada individu yang memiliki nilai secara

konsisten.

Page 94: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

83

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hakikat dari kepribadian

syahadatain adalah kepribadian individu yang didapat melalui penghayatan

terhadap kalimat La ilaha II/al/ah dan Muhammadurrasolu/lah dengan akal

dan hatinya yang diucapkan melalui lisannya dengan penuh k.eyakinan yang

mantap tanpa adanya keraguan, yang dibuk.tikan melalui perbuatan nyata

dalam bentuk ibadah. Dari penghayatannya tersebut mempengaruhi tiga

aspek. kejiwaan pada diri individu yaitu pemikiran (kognitif), perasaan (afektif)

dan perbuatan (konatif) yang menjadi landasan dari setiap prilakunya.

Dari sini, dapat dilihat bahwa ada dua hal yang menjadi dasar utama

terbentuknya kepribadian melalui kalimat yang agung ini, yaitu:

1. Tujuan dari terbentuknya kepribadian yang bersaksi bahwa "tiada tuhan

selain Allah" adalah penghambaan total (totaly slave) kepada Allah swt.

dalam setiap sisi kehidupannya baik pikirannya, perasaannya dan

perbuatannya.

2. Tujuan inti dari terbentuknya kepribadian yang bersaksi

bahwa "Muhammad adalah utusan Allah" yaitu menjadikan Rasulullah

saw. sebagai contoh ik.utan (rule model) dalam menuju penghambaan

total kepada Allah swt. Baik dalam pikirannya, perasaannya, maupun

perbuatannya.

Page 95: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

84

2. 4 Pembentukan Kepribadian Syahadatain

Hawwa (1993) mengungkapkan, bahwa syahadatain itu dalarn keadaannya

yang ideal harus menjadi ruh alam ini dengan segala apa yan1~ terjadi di

dalamnya, berupa kegiatan, tindakan, arah, tujuan, perangkat, aturan hukum,

dan prilaku. Maka, penghayatan syahadatain yang mendalam, akan

membentuk kepribadian yang berlandaskan pada pengahayatan syahadatain,

yang memiliki pengaruh di dalam kehidupannya, dan akan membentuk

pribadi alas dasar kesaksian pada kalimat La ilaha I/Jal/ah dan

Muhammadurrasalullah .

Meli hat aspek yang terkandung pada kepribadian syahadatain, yaitu : (1)

aspek kognisi, dengan pengucapan dua kalimat secara verbal; (2) aspek

efektif, dengan kesadaran "hati" yang tulus; (3) aspek konatif, dengan adanya

kecenderungan untuk melakukan segala konsekuensi dari persaksiannya

dengan perbuatan nyata. Maka, dalam pembentukan kepribadian

syahadatain ini, penulis mencoba menyusun pola yang berorieintasi pada

peristiwa-peristiwa kejiwaan manusia yang berhubungan dengan aspek

kepribadian syahadatain.

Page 96: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

Menurut Bigot, dkk., seperti yang dikutip oleh Walgito (2002) bahwa

kemampuan jiwa manusia telah dibedakan menjadi dua golongan besar,

yaitu:

a. Kemampuan manusia menerima stimulus dari luar. Kemampuan ini

berhubungan dengan pengenalan (kognisi)

b. Kemampuan manusia untuk melahirkan apa yang terjadi dalam

jiwanya. Kemampuan ini berhubungan dengan motif, k1~mauan

(konasi)

Pembagian kemampuan jiwa manusia menjadi dua golongan besar ini

dikenal dengan pembagian yang dichotomi.

85

Namun, setelah dicermati ternyata konsep yang diajukan oleh Bigot, masih

terdapat kekurangan. Sebenarnya masih ada satu hal yang dapat

dikemukakan lagi yaitu bahwa selain manusia mempunyai kernampuan untuk

menerima stimulus dari luar dan menyatakan apa yang diinginkan, manusia

masih dapat melihat efek atau akibat dari stimulus yang akan merasa senang

apabila melihat sesuatu yang indah atau sebaliknya. Karena itu disamping

adanya kognisi dan konasi masih ada proses kejiwaan yang berhubungan

dengan perasaan atau emosi.

Selanjutnya, Teien dan Kanis dalam Walgito (2002) menyatakan trichotomi

kejiwaan manusia, yaitu:

(1) Kognisi yang berhubungan dengan pengenalan

Page 97: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

86

(2) Emosi yang berhubungan dengan perasaan

(3) Konasi yang berhubungan dengan kemauan (motif).

Senada dengan pendapat tersebut, Ki Hajar Dewantara dalam Kartono

(1984) mengemukakan daya kejiwaan manusia dengan istilah cipta (kognisi),

rasa (emosi), dan karsa (konasi).

Alas dasar pandangan kemampuan jiwa manusia yang mencakup tiga hal,

yaitu kognisi, afeksi (emosi), dan konasi, maka pola pembentukan (shaping)

kepribadian yang disusun adalah:

1. Pembentukan pada aspek kognitif

2. Pembentukan pada aspek afektif

3. Pembentukan pada aspek konatif.

1. Pembentukan pada aspek kognitif.

Kognisi (daya cipta) merupakan suatu konsep umum yang mencakup semua

bentuk pengenalan yang mencakup mengamati, melihat, memperhatikan,

memberikan pendapat, mengasumsikan, berimajinasi, mempriediksi, berpikir,

mempertimbangkan, menduga, dan menilai (Chaplin, 1989). Sedangkan

aktifitas kognitif adalah berkaitan dengan persepsi, ingatan, beilajar, berpikir,

dan problem solving (Morgan, dkk, 1984).

Page 98: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

87

Demikianlah, Allah memberikan kelebihan atas potensi ini, yang dapat

digunakan dalam rangka beribadah kepada. Melihat cakupan dalam aspek

koginisi, maka syahadatain memberikan dampal< dan implikasi pada aktivitas

kognitif yang berkaitan dengan pengenalan. Adapun pola pen!~enalan yang

terbentuk adalah dalam rangka untuk mengenal Allah (ma'rifatullah) dan

Rasul-Nya (ma'rifat al-rasOf), sehingga diharapkan terbentuknya pribadi yang

mengenal ('arifin).

Penghayatan terhadap kesaksian La ilaha I/Jal/ah dan Muhammadurraso/ullah

memiliki pengaruh terhadap pola dan proses berpikir individu. Dengan

adanya pengaruh syahadatain pada aspek kognisi mendorong individu untuk

melakukan ma'rifah kepada Allah. Dimana individu senantiasa berusaha

untuk mengenal Allah 'Azza wa jalla dan terus mengarahkan perhatian dan

perenungannya kepada Allah. Seperti yang dikatakan oleh lbnu Thufail dalam

Nasution (2002), bahwa dengan berusaha untuk terus mengenal Allah inilah

dirinya memiliki jiwa fadhilah yang akan masuk ke dalam surga. Dari sinilah

individu mengenal para nabi dan rasul, mengenal tugas dan sifatnya serta

lrnjat manusia kepada risalahnya, mengenal mu'jizat, karomah dan kitab­

kitab samawi, mengenal malaikat, jin. ruh, qhodo dan qadar Allah serta hari

kebangkitan.

Page 99: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

88

Sebelum memahami dan meyakini makna syahadatnya mungkin seseorang

berfikir boleh menerima syariat, aturan hidup dan perundang-undangan

bersumber kepada adat istiadat datuk atau nenek moyang, pemikiran

jahiliyyah dari ilmuwan dan filosofi, hawa nafsu penguasa dan sebagainya.

Setelah memahami dampak dari syahadatain maka ia hanya mengikuti pola

fikir Islam yang bersumber dari Allah SWT dan Rasul-Nya, kemudian hasil

ijtihad orang-orang mukmin yang sesuai dengan bimbingan Allah dan Rasul­

Nya.

Oleh karena itu, menurut Yasin (1993) pola pikir yang dibentul< adalah

seorang muslim berusaha untuk senantiasa melihat ciptaan Allah dengan

merenungi berbagai ciptaan-Nya berupa makhluk-makhluk-Nya dan

memperhatikan ayat-ayat serta keagungan hikmah dan mukjizat-Nya.

Menyadari akan keagungan Allah swt., kekuasaan-Nya, kemuliaan sifat-Nya,

merupakan bagian dari keimanan kepada Allah 'azza wa jalla. Adanya

kesadaran tersebut muncul dengan "memperhatikan" kekuasaan Allah secara

berkesinambungan. Sedangl<an sarana untuk itu adalah berpikir dan

mengambil pelajaran.

Dengan adanya pola pemikiran yang berlandaskan keimanan pada Allah dan

Rasul-Nya ini diharapkan mampu membentuk pola pemikiran pada individu

yang ilmiyah, yaitu sebuah proses berpikir yang diawali dengan pengamatan,

Page 100: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

89

menghimpun data, menarik kesimpulan, dan terakhir memverivikasi kembali

kebenaran kesimpulan yang telah diamati (Kamus Besar Bahasa Indonesia, ).

Firman Allah Swt.,

"Dan Mengapa mereka tidal< memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidal< menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. dan Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya". (Q. S 30: 8)

Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Q. S 29: 20)

Dengan demikian individu terbebas dari pola pemikiran yang menghalangi

untuk berpikir secara rasional, seperti taqlid (mengikuti pendapat para ahli

hukum tanpa mengetahui dasar dan alasannya), ilusi dan khurafat atau

takhayyul. Berfikir atas dasar keimanan ini akan membentuk k:ualitas

seseorang dalam mencapai kesempuranaan.

Page 101: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

90

Menurut lbnu 'Atha'illah dalam Hawa (1999), bahwa ada dua macam cara

kerja fikir yang dapat mempertajam kualitas seseorang:

Pertama, berpikir yang dapat mewujudkan tashdiq (pembenaran) dan iman,

Kedua, berpikir yang dapat membawa hati menuju penyaksian (musyahadah)

dan muraqabah (konsentrasi penuh waspada terhadap Allah). Model pertama

adalah cara berfikir bagi para ahli pikir, sedang yang kedua aclalah formula

berfikir yang mendambakan wushu/ (sampai) kepada Allah. Kedua cara

berpikir ini harus climiliki oleh para pemburu kesempurnaan.

Dengan demikian, bentuk pemikiran yang mewujudkan pernyataan bahwa

"tiada tuhan selain Allah" dan "Muhammad adalah utusan Allah" adalah

pemikiran yang menuju kepada pehaman tentang Al-Islam. M•3nurut Al­

Banna (1998) pribadi muslim memahami bahwa fikrah (pemikiran) yang

terbangun dalam dirinya adalah fikrah /slamiyah yang bersih. Memahami

Islam sebagai sistem yang menyeluruh, yang menyentuh seluruh segi

kehidupan. Islam adalah negara dan tanah air, pemerintah da11 umat, akhlak

dan kekuatan, kasih sayang dan keadilan, peradaban dan unclang-undang,

ilmu dan peradilan, materi dan kekayaan alam, penghasilan dan kekayaan,

jihad dan dakwah, pasukan dan pemikiran, sebagaimana ia ju!~a adalah

aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan ticlak lebih.

Page 102: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

91

Kepribadian syahadatain yang berimplikasi pada aspek kognitif, yang

melahirkan pribadi 'arifin memiliki ciri-ciri atau bentuk sebagai berikut

1. Senantiasa merenungi dan memperhatikan ayat-ayat Allah swt. serta

keagungan akhlak nabi Muhammad, dalam upayanya untuk mengenal

Allah dan Rasul-Nya. Sehingga, menurut Mujib (2006) individu seimbang

dalam menilai dan mengikuti perilaku seseorang, meskipun seseorang

yang diikuti itu memiliki keistimewaan khusus. Kepribadian itu disebabkan

karena kesaksian akan kerasulan Muhammad tidak boleh dilebih-lebihkan

(ifrath) atau diremehkan (tafrith).

2. Menyadari secara penuh tentang hakikat Allah swt., dengan

memperhatikan keagungan ciptaannya, kemuliaan sifat-Nya. Sehingga

individu memiliki pengetahuan secara pasti, karena keperc:ayaan terhadap

Tuhan merupakan sesuatu yang paling hakiki dalam kehidupan manusia .

Menurut Mujib (2006), jika kepercayaan itu hanya dengan dugaan (dhan)

bukan berdasarkan pengetahuan yang akurat maka dapat

menjerumuskannya ke dalam lembah kehancuran. Firman Allah Swt.,

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan

Page 103: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

92

hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya". (Q.S Al-lsra: 36)

3. Memiliki kecerdasan dan luas wawasan keilmuannya. Hal ini didorong

dengan munculnya perasaan akan ilmu pengetahuan, sehingga merasa

senang jika mampu menyelesaikan sebuah masalah dengan ilmu yang

dimilikinya. Dengan adanya ilmu yang luas individu tidak akan tersesat di

dalam menjalani hidupnya. Dengan adanya ilmu, seseorang akan dapat

memberikan manfaat kepada orang yang lain.

4. Memiliki pola pemikiran yang ilmiah dan rasional dalam mewujudkan

kebenaran dan keimanan. Serta berpikir agar dapat membawa hatinya

menuju pada pengawasan (muroqobah) dan penyaksian (musyahadah)

Allah.

5. Memahami hakikat ajaran Allah swt, dan Rasul-Nya, yaitu Al-Islam.

Sehingga terbentuk fikrah /s/amiyah (pemikiran yang bedasarkan kepada

Islam). Dalam hal ini, individu memahami Islam dengan baik dan benar,

Islam yang bersifat menyeluruh, dan hanya menerima pola pikir Islam

yang bersumber dari Allah dan Rasul-Nya.

2. Pembentukan pada aspek afektif

Secara psikologis aspek afeksi meliputi kasih sayang, kesayangan, cinta,

perasaan yang l<uat; satu kelas yang luas dari proses-proses mental,

Page 104: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

93

termasuk perasaan, emosi, suasana hati, dan temperamen (Chaplin, 1989).

Menurutnya perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari

stimulus baik eksternal maupun internal. Mengenai emosi Chaplin

berpendapat bahwa definisi mengenai emosi cukup bervariasi yang

dikemukakan oleh para ahli psikologi dari berbagai orientasi. l'Jamun

demikian dapat dikemukakan alas general agreement bahwa emosi

merupakan reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat

yang lebih tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan

dengan perasaan yang kuat. Karena itu emosi lebih intens daripada perasaan,

dan sering terjadi perubahan perilaku, hubungan dengan ling~:ungan kadang­

kadang terganggu.

Sebelum memahami syahadatain ini mungkin perasaannya yang berupa

cinta, takut, benci, marah, sedih atau senang ditentukan oleh situasi dan

kondisi yang menimpa dirinya atau keadaan di sel<elilingnya. Misalnya ia

senang dengan mendapatkan keuntungan dari hasil usahanya, mendapat

baju yang paling trendy, mendapat profesi yang menguntungkan. Sedih

karena kehilangan kekayaan, merasa hina karena kemiskinan dan

sebagainya. Maka setelah menghayati makna syahadatain, tiada yang

menyenangkan dan menyedihkan melainkan semua terkait dengan

kepentingan Allah swr dan Rasul-Nya. Maka ia sedih bila ada yang masuk

ke dalam kekufuran, sedih bila ada muslim yang disakiti, sedih memikirkan

Page 105: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

nasib kaum muslimin sebagai umat Muhammad. Kemudian d11a merasa

senang dengan kemajuan dakwah, kebangkitan umat dan sebagainya.

94

Kesaksian terhadap keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad, dengan

pembenaran hati. Dengan syahadatain mendorong individu untuk senantiasa

menghidupkan suasana hatinya dalam pencapaian ketenangan dan

kebahagiaan. Hal ini dikarenakan pekerjaan hati yang dilandasi alas dasar

aqidah yang benar, sehingga kebenaran dan kebaikan tersebut akan

membawa kepada ketenangan, sedangkan kedustaan akan membawa

keburukan, sehingga hatinya gelisah. Dari Nuwas bin Sam'an. la berkata:

Saya bertanya kepada Rasulullah saw. Tentang kebaikan dan kejahatan.

Maka sabdanya: " Kebaikan itu ialah perangai yang baik; dan kejahatan itu

ialah sesuatu yang bergumam dihatimu dan engkau tidak suka diketahui

manusia". (H.R Muslim) (Al-Asqalani, 1997)

Kesaksian bahwa "tiada tuhan selain Allah" dan "Muhammad utusan Allah",

akan membentuk adanya perasaan yang menyertai kepercayaan kepada

Allah yang mempunyai sifat-sifat yang serba sempurna. Perasaan percaya ini

akan mendorong seseorang untuk berbuat bail<. Orang akan rnerasa senang,

dan bahagia jika mampu melaksanakan perintah-perintah Allah, sebaliknya

seseorang akan merasa sedih dan bersalah apabila melanggar hal-hal yang

Page 106: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

telah ditetapkan oleh Allah. Alas dasar inilah penghambaan total kepada

Allah melekat pada jiwa dan perasaannya:

95

Perasaan yang menyertai kepercayaannya kepada kenabian Muhammad

saw. Yang memiliki pribadi yang sempurna dengan kemuliaan akhlaknya,

sehingga patut dijadikan ikutan. Perasaan ini akan medorong individu untuk

senantiasa menjadikan Rasulullah sebagai contoh teladan yang baik (good

modeling) dalam kehidupan pribadinya. Seseorang akan merasa bahagia jika

dapat mengikuti pola kehidupan rasulullah saw dengan menjalankan sunnah­

sunnah dan anjurannya, sebaliknya seseorang akan merasa sedih apabila

tidak hidup dengan mengikuti pola hidup Rasulullah saw dan menjauhi

sunnah-sunnahnya.

Perasaan keimanan ini merupakan perasaan yang tertinggi atau terdalam.

Perbuatan manusia yang luhur, yang suci bersumber pada perasaan

keTuhanan ini. Dengan perasaan keTuhanan segala sesuatu akan tertuju

kepada-Nya (Walgito, 2002).

Dengan syahadatain yang mempengaruhi aspek ini akan berimplikasi kepada

terbentuknya pribadi yang memiliki:

1. Memiliki aqidah (l<eyakinan) yang selamat. Yaitu keyakinan yang benar

tentang keimanan, yang jauh dari kemusyrikan. Seperti yang dikatakan

Page 107: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

96

Mujib (2006), bahwa dengan adanya keyakinan ini, individu memiliki

kepribadian bebas, merdeka dan tidal< terbelenggu oleh tuhan-tuhan yang

nisbi dan temperer, untuk menuju pada lindungan dan naungan Tuhan

yang Mutlak lagi Sempurna. Kata tiada tuhan selain Allah mengandung

arti peniadaan (naf1) segala tuhan-tuhan relative dan temporer, sedang

kata kecuali Allah mengandung arti menetapkan (itsbat) pada Tuhan yang

Mutlak dan Sempurna. Penuhanan sesuatu selain Allah sarna artinya

dengan pembelengguan diri dan membatasi kebebasan manusia sebagai

makhluk yang mulia. Perhatikan firman Allah Swt.:

~ :1;:. ~!'i;i ro:-

Artinya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah }etas }a/an yang benar daripada }a/an yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidal< akan putus. Dan Allah MahE" Mendengar /agi Maha Mengetahui. (Q.S Al-Baqoroh : 256)

2. Keteguhan hati. Keteguhan hati yang dimaksud adalah bahwa

seorang muslim hendaknya senantiasa bekerja sebagai mujahid di

jalan Allah yang mengantarkan kepada tujuan, betapa pun jauh

jangkauannya dan lama wal<tunya, sehingga bertemu Allah dalam

keadaan demikian, sedangkan ia telah berhasil mendapatkan salah

Page 108: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

satu dari dua kebaikan: meraih kemenangan atau syahid di jalan-Nya.

Firman Allah Swt.,

"Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang te/ah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pu/a) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya)" (Q. S Al-Ahzab: 23)

3. Perasaan penuh kegembiraan. Kegembiraan yang terbentuk adalah

kegembiraan atas segala perbuatan amal baiknya yang mE:mdapatkan

keridhaan dari Allah dan Rasul-Nya. Kegembiraan yang justru

memberikan pancaran keimanan yang juga dirasakan oleh orang lain.

Bukan l<egembiraan yang diperoleh karena telah melakukan sebuah

97

pekerjaan yang menjerumuskan dan merugikan orang lain. gembira atas

l<esusahan orang lain, gembira karena kekalahan orang lain, dan rasa

gembira untuk menutupi kelemahannya. Seperti yang Allah firmankan,

"Maka Tuhan meme/ihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati." (Q.S Al-lnsaan: 2)

Page 109: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

98

"Mereka dalam keadaan disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang be/um menyusul mereka, /)ahwa tidal< ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pu/a) mereka bersedih hati''. (Q.S Ali-lmran: 170)

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ia/ah Allah" Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Te/ah dijanjikan Allah kepadamu". (Q. S Fushilat: 30)

4. Memiliki rasa cinta dan kasih sayang. Rasa cinta yang hakiki dan abadi

dalam bentuk penghambaan secara total kepada Allah dan kecintaan

kepada Rasul-Nya yang memiliki keagungan akhlaknya. Dari inilah

beriringan muncul kecintaan-kecintaan kepada seluruh makhluk yang

lainnya berdasarkan syariat yang ditetapkannya tanpa melebihi

kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya. lni sebenar-benar cinta, cinta

yang agung bukan kehinaan, cinta yang abadi bukan kepunahan, cinta

yang sesungguhnya bukan kepura-puraan, cinta persaudaraan bukan

cinta permusuhan. Firman Allah Swt.,

Page 110: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

99

,.. J. ,, / .... ,,. ,, ,, .,, ... ,.. J J. ,.. ,.. ..,,.., -;: ... /,,,.. ,. • -:::,..

J OJ~ ~j r-f-lj _r.-LD> 0-4 u;.+" ~ ,y ~~lj1 jl..\11 _,~).; u:.;\Jlj

~) "':i...;,L;:,;.. ~ 01{')13 ~f j.c ~_,)~) 1;_,t1.:.; ~b. (0~_,J:o

"Dan orang-orang yang Te/ah menempati kota Madinah dan Te/ah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan da/am hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri merel<a sendiri, sekalipun mereka dalam l<esusahan. dan siapa yang di,oelihara dari kekikiran dirinya, mereka /tu/ah orang orang yang beruntung". (Q.S Al­hasyr: 9).

Dari Mu'adz r.a, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:

"Allah 'Azza wa Jal/a berfirman: "Siapa saja yang mencintai karena keagungan-Ku, mereka akan mendapatkan beberapa mimbar terbuat dari cahaya yang diinginkan oleh para Nabi dan orang-orang yang mati syahid." (H.R Tirmidzi)

Dengan adanya perasaan cinta yang benar ini, maka muncullah perasaan

kasih sayang. Kasih sayang yang terbentul< karena keimanan dan

perbuatan amal saleh. Dengan kasih sayang akan menepiskan

permusuhan, dan munculnya rasa empati dan simpati dari semua orang.

Firman Allah Swt.,

Page 111: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

:P!:HPIJSUH<APiJ\! !Ht,MJI SYllRIF iill]AYl\lllUJ\H ~NITT,,~11 tll

100

"Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakan/ah: "Sa/aamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu /antaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun /agi Maha Penyayang". (Q. S Al­An'am: 54)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sa/eh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (/1ati) mereka rasa kasih sayang" (Q.S Maryam: 96).

Rasulullah saw bersabda, " .... Barang siapa yang tidak mengasihi tidak

akan dikasihi". (H. R Bukhari)

5. Ketulusan dan keikhlasan. lkhlas yang dimaksud adalah bahwa seorang

muslim dalam setiap kata-kata, aktivitas, perbuatan, dan jihadnya, semua

harus dimaksudkan semata-mata mencari ridha Allah dan pahal-Nya.

Firman Allah Swt.,

Page 112: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

"Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tu/us ikhlas (me1ngerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan ke/ak Allah akan memberikan kepada orang­orang yang beriman pahala yang besar''. (Q. S An-Nisa: 146)

101

6. Mampu mengendalikan emosi. Dengan adanya pengendalian emosi ini,

maka individu mampu menyeimbangkan antara emosi !<arena Allah, atau

emosi yang datang !<arena hawa nafsu dan godaan syetan. Serta

keseimbangan emosi yang menyangkut l<epada kebutuhan jasmani

maupun rohani. Firman Allah Swt.,

"Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesung- guhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (be/aka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang m€mgikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesung­guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (Q. S Al-Qhasas: 50)

Dari Abu Muhammad (Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a), dia berkata:

"Rasu/ullah saw telah bersabda: "Tidaklah sempurna iman seseorang diantara kamu sehingga hawa nafsunya tunduk kepada apa yang telah aku sampaikan". (Hadis hasan shahih. Kami telah meriwayatkan dalam kitab A/-Hujjah dengan sanad yang shahih). Hadis ini dikaf"akan dhaif. Dan kekurangan hadis ini diterangkan oleh Al-Hafidz lbnu Rajab (Al-Hanbali, 1419 H).

Page 113: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

102

Hal-ha! tersebut merupakan sifat-sifat yang diajarkan oleh Allah swt melalui

RasuJ-Nya, yang disebutkan di dalam AJ-Quran. Sehingga sifa1t tersebut patut

dimiliki oleh individu, agar selamat di dunia dan akhirat dengan penuh

ketenangan dan kebahagiaan. Demikianlah, pribadi syu'urin yang memiliki

sifat-sifat 'ibadurrahman".

'/badurrahman atau hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang itu adalah

hamba-hamba Allah yang mendapatkan kemulian karena sifat mulia yang

dimilikinya, yaitu orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan

apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata

(yang mengandung) keselamatan, orang-orang yang sembahyang tahajjud di

malam hari semata-mata karena Allah, orang-orang yang senantiasa berdoa

kepada Allah agar dijauhkan dari 'azab jahannam yang merupakan

kebinasaan yang kekal, orang-orang yang apabila membelanjakan (harta)

mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, orang-orang yang tidak

menyembah tuhan yang Jain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang

diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan

tidak berzina, orang-orang yang bertaubat kepada Allah dengan taubat yang

sebenar-benarnya dan mengerjakan amal saleh, orang-orang yang tidak

memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang­

orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah,

mereka Jalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya, oranu-orang yang

Page 114: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

103

apabila diberi peringatan dengan ayat- ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah

menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli dan buta, orang-orang yang

senantiasa berdoa kepada Allah agar dianugrahkan l<epadanya isteri-isteri

dan keturunannya sebagai penyenang hati (kami), dan jadika11nya sebagai

imam bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka hamba-harnba yang

dimuliakan Allah akan menempati syurga yang abadi. Gambaran tentang

sifat-sifat tersebut dapat dilihat dalam firman Allah Swt. Q. S Al-Furqan: 63-76.

3. Pola yang berorientasi pada Aspek Konatif

Kesaksian kepada tiada tuhan selain Allah harus dibuktikan dengan

perbuatan nyata ('ama/), sebagai konsekuensi atas ucapan dan pembenaran

hati. Dimana 'amal ini termasuk kedalam aspek konatif atau kemauan yang

mencakup pada bentuk bereaksi, berbuat, berusaha; berkemauan,

berkehendak. Aspek konatif kepribadian itu ditandai dengan tingkah laku

yang bertujuan dan impuls untuk berbuat (Chaplin, 1989).

Menurut Bigot dalam Walgito (2002) bahwa konasi adalah yang berhubungan

dengan motif. Branca dalam Walgito (2002) mengatakan, motif berasal dari

bahasa latin movere yang berarti bergerak atau to move. Karena itu motif

diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism19 yang

mendorong orang untuk berbuat atau merupakan driving force.

Page 115: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

104

Motif sebagai pendorong pada umumnya tidak berdiri sencliri, tetapi, saling

kait mengait dengan faktor-faktor lain. Hal-hal yang dapat mempengaruhi

motif disebut dengan motivasi. Kalau orang ingin mengetahui mengapa orang

berbuat atau berperilaku ke arah sesuatu seperti yang dikerjakan, maka

orang tersebut akan terkait dengan motivasi atau perilaku yang termotivasi

(motivated behavior). Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu yang

atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Dengan demikian

dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai tiga aspel<, yaitu (1)

keadaan terclorong dalam diri organisme (a driving state), yaitu kesiapan

bergerak karena kebutuhan misalnya, kebutuhan jasmani, karena keadaan

lingkungan, atau karena keaclaan mental seperti berfikir dan ingatan, (2)

perilaku yang timbul clan terarah karena keadaan ini; dan (3) 9oal atau tujuan

yang dituju oleh perilaku tersebut (Walgito, 2002).

Oleh karena itu, keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya akan berfungsi

sebagai pengarah tingkah laku dan motif dalam berprilaku. Sebelum mengerti

kandungan syahadatain, mungkin tingkah laku seseorang mengikuti atau

termotivasi oleh hawa nafsunya, menuruti bagaimana kondisi lingkungan.

Berpakaian, bersikap, bergaul, mengisi waktu dengan kebiasaan-kebiasaan

jahiliyah yang tidak ada tuntunannya dari Islam. Tetapi setelah mengerti

syahadatain ini ia berubah. Tingkah lakunya mencerminkan akhlak lslami,

Page 116: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

105

pergaulannya mengikuti syariah, waktunya diisi dengan hal-hal yang

bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.

Dalam aspek ini syahadatain memotivasi individu untuk melakukan ibadah

dan amal kebaikan, yang diperintahkan oleh Allah swt dalam wahyu-Nya

melalui nabi Muhammad saw sebagai contoh yang patut diikuti, dengan

melakukan hubungan baik dengan dirinya, lingkungannya dan dengan

Tuhannya. Ketiga aspek dalam pribadi individu ini harus saling berhubungan

(ittishal) atau musyahadah secara terus-menerus dalam berakivitas sejak dari

kehidupan di dunia sampai kehidupan abadi. Dengan demikian, yang

mendasari suatu pekerjaan adalah aqidah. Pekerjaan hati lebih penting

ketimbang pekerjaan anggota badan. Namun keduanya harus berjalan

dengan seimbang agar mencapai kesempurnaan antara hati dan anggota

badan. Adapun yang! dimaksud dengan amal disini adalah bahwa ia

merupakan buah dari ilmu (sisi kognisi) dan keikhlasan (sisi afeksi). Firman

Allah Swt.,

"Dan Katakanlah: "Beketja/ah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang­orang mukmin akan melihat peketjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, /a/u

Page 117: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Te/ah kamu kerjakan." (Q. S At­Taubah: 105)

Pribadi yang senantiasa bekerja dengan landasan ilmu dan keikhlasan ini

disebut dengan pribadi 'amilin yaitu pribadi orang-orang yang senantiasa

106

beramal untuk kebaikan. Sehingga dia menjadi pribadi yang dijanjikan syurga

oleh Allah swt. Seperti yang dijanjikan oleh Allah dalam firman-Nya,

"Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telai1 memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat da/am syurga di rnana saja yang kami kehendaki; maka syurga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal." (Q. S Az-Zumar: 74)

"Dan orang-orang mukmin dan beramal so/eh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itu/ah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka." (Q. S Muhammad: 2)

Dengan syahadatain dan segala keagungan maknanya, maka amal yang

dibentuk pada diri individu adalah agar individu menjadi orang yang:

Page 118: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

107

I. Rajin dan gemar beribadah. lndividu mampu menjalank.an ibadahnya atau

ajaran-ajaran agamanya dengan benar sesuai dengan ketetapan yang

telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dengan demikian, akan

terjalin hubungan yang baik antar individu dengan Tuhannya.

2. Memiliki prilaku atau akhlak yang mulia dan kokoh. Dalam artian, akhlak

yang bukan bersifat sementara untuk menutupi kekurangannya, seperti

yang digambarkan oleh freud dalam mekanisme pertahanan diri (defens

mechanisme).

3. Memiliki fisik yang sehat dan kuat. Sehingga, denga adanya fisik nyang

kuat dan sehat ini menjadi penopang di dalam melakukan amal-amal

kebaikan dan penghambaan kepada Allah swt. Dengan adanya fisik yang

sehat dan kuat ini pun akan terdapat jiwa yang sehat pula.

4. Memiliki kesungguhan terhadap dirinya untuk senantiasa mengasah

dirinya dalam mengaktualisasikan keislamannya. Sehingga menjadi

muslim yang berprestasi (achievement), kreatif, produktif, inovatif.

5. Mampu mengatur waktunya dengan baik. Dengan demikian, individu

senantiasa berusaha untuk memanfaat waktunya untuk hal-hal yang

bermanfaat saja.

6. Disiplin dan rapi dalam segala urusannya.

7. Mampu hidup secara mandiri clan mampu berusaha untuk menafkahi

dirinya. lndividu menjadi orang yang mandiri dalam hidupnya, dengan

terus mengembangkan potensi dirinya yang dianugerahi fa.llah swt.,

Page 119: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

108

sehingga dia mampu menjalani hidupnya dengan penuh semangat dan

terus berusaha agar mampu menafkahi dirinya sendiri.

Demikianlah pembahasan tentang Kepribadian Syahadatain ini. Untuk

mempermudah memahami secara global pada pembahasan ini, penulis

menyusunnya dalam bentuk skema, yang dapat dilihat pada skema 1

halaman 109.

Page 120: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

Skema 1. Kepribadian Syahadatain

Syahadatain

Al-Iqraar Al-i'vfiitsaaq

Pmtu 1'v1asuk Islam

Allah 1\,hikna

/.ua tfaha il/alloh

Kognitif

Pribad'1 'Ari/im

Prm~1r Dan Urgc11s1

Dasar Pcrubahan

Hakiknt Dakwnh Rasu!

Synra1 Pcncrimaan

l!mu f. kcbodohan Ynkin f. Kcrngmm

lkhlas f. Kcmusyrikan Kcbcnaran f. Kcbohongan

C mta f. Kcbcncian !'cncrimaan f. Pcnolakan

l'chtksamwn t Sikap Diam

A! lmnn Al-Oau/, A1-l'lwsd11q, Al- 'Amat

Asma Wa Shif<ll

Pcmahaman Drm Pcnglrnvatnn

Prib<1di Sv11'11riin

Ganjaran Yang Bcsar

Rasulullah SAW: Makna

1\f11lwmmadurras11/11/lah

Ru!e Model

Good lvtodcling

Konatil=1

-] Pribadi 'Ami/in

109

Page 121: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

BAB 3

KESEHAT AN MENTAL

110

Dalam bab ini, untuk memperoleh gambaran yang ideal tentang kesehatan

mental yang baik, penulis mencoba menyusun pandangannya kepada empat

hal.

Pertama

Kedua

Ketiga

: Definisi Kesehatan Mental.

: Kriteria Sehat Mental

: Pola Pembentukan Kesehatan Mental.

3. 1 Definisi Kesehatan Mental

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998), kesehatan bernsal dari kata

sehat yang berarti keadaan baik segenap badan serta bagian--bagiannya

(bebas sakit), dan baik dalam, keadaan normal (tentang fikiran). Sedangkan

mental adalah hal yang menyangkut batin dan watak manusia yang bukan

bersifat badan atau tenaga. Secara etimologis kata "mental" berasal dari kata

Latin "mens" atau "mentis" artinya: roh, sukma, jiwa, dan nyawa.

Di dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung dalam kata hygiene, yang

berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari

Page 122: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

hygiene mental (ilmu kesehatan mental) (Burhanudin, 1999). Dengan

demikian, mental hygiene atau ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang

mempelajari masalah kesehatan mental atau jiwa, bertujuan mencegah

timbulnya gangguan atau penyakit mental dan gangguan emosi dan

berusaha mengurangi atau menyembuhkan penyakit mental, serta

memajukan kesehatan jiwa rakyat (Kartono & Andari, 1989).

111

Hal ini dapat dilihat bahwa kesehatan mental adalah sebuah ilmu

pengetahuan yang membahas tentang kesejahteraan manusia dan meliputi

semua bidang yang berhubungan dengan manusia. Ada tiga tujuan utama

dari kesehatan mental: (1) pencegahan (prevention) terhadap mental

disorder (kekacauan mental) melalui pemahaman terhadap pola hubungan

antara pengembangan kepribadian yang sehat dan pengalaman hidup; (2)

pemeliharaan (preservation) terhadap kesehatan mental pade1 individu dan

kelompok; dan (3) penemuan (discovery) dan pemanfaatan (utilization)

standar terapi (pengobatan) untuk menyembuhkan penyakit mental (Crow &

Crow, 1951 ).

Berkaitan dengan hal di alas maka kesehatan mental adalah berbagai

macam cara yang dilakukan untuk menuju kesehatan fisik, namun perhatian

utamanya adalah pada gejala mental. lstilah "mental" diambil untuk meliputi

semua aspek pada individu, yang melibatkan aktivitas intelektual, reaksi

Page 123: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

112

emosional, ciri kepribadian, atau pengembangan karakter. Kesehatan mental

dapat membantu untuk memahami kebutuhan psikologis masyarakat dan

bagaimana cara untuk menemukannya (Red! & Wattenberg, ·J951). Hal itu

dapat membantu di dalam menghadapi berbagai kemungkinan situasi yang

dapat mengancam kesehatan mental, namun tidak untuk membuat aturan

yang baku dalam memberi perlakuan (treat) pada gangguan mental.

Atas dasar itu semua, untuk mendapatkan gambaran secara utuh, maka

penulis pun mencoba mengutip beberapa definisi tentang kesehatan mental,

dari beberapa ahli yang menangani ilmu kejiwaan, baik dari pandangan Baral,

Timur, maupun menurut pandangan Islam. Semua pandangan tersebut,

diharapkan mampu memberikan satu gambaran yang utuh tentang

kesehatan mental, walaupun banyak pandangan yang berbeda. Karena

setiap manusia pasti memiliki harapan dan tujuan yang sama didalam

mencapai hidup yang sehat, baik fisik maupun mental, sehingga walaupun

cara dan pandangannya berbeda-beda, namun memiliki tujuan yang sama.

Oleh karena itu, akhirnya banyak para psikolog berusaha untuk mencari dan

membuat definisi tentang kesehatan mental. Secara umum, para psikolog

mendefinisikan kesehatan mental sebagai sebuah kematangan seseorang

pada tingkat emosional dan kematangannya secara sosial untuk melakukan

upaya adaptasi dengan dirinya sendiri dan alam sekitar, serta kemampuan

Page 124: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

untuk mengemban tanggung jawab kehidupan dan menghadapi segala

problematikanya. Dengan demikian seorang individu akan mampu

menghadapi kenyataan hidup dengan perasaan senang, tenteram, dan

bahagia (Najati, 2003).

113

Menurut Maninger dalam Wiramihardja (2005), sehat mental merupakan

penyesuaian manusia terhadap dunia lingkungannya dan terhadap diri orang

lain dengan keefektifan dan kebahagiaan yang maksimum. E'fektifitas dan isi

dari cara orang hidup yakni adanya penghormatan terhadap ketaatan alas

aturan main yang dilakukan secara menyenangkan. Dalam mental yang

sehat harus terdapat kemampuan dalam memelihara dirinya, temperamen,

intelegensi yang siap dipakai, perilaku yang memiliki pertimbangan sosial,

dan adanya disposisi (kecenderungan) merasa bahagia.

Selain itu, menurut English dalam Wiramihardja (2005) kesehatan mental

adalah keadaan yang relatif menetap dimana seseorang well adjusted

memiliki semangat hidup yang cukup untuk menghadapi masalah sehari­

harinya dan senantiasa berusaha untuk mengaktualisasikan atau

merealisasikan diri. Jadi, kesehatan mental itu adalah keadaan pribadi yang

positif dan tidak sekedar tidak adanya gangguan mental.

Page 125: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

114

Definisi yang lain diungkapkan oleh Kilander (1957) seorang ahli kesehatan

mental, bahwa orang yang sehat sama dengan orang yang berkepribadian

normal. Sementara individu yang normal adalah orang yang memperlihatkan

kematangan emosional, menerima realitas, bisa bekerja sama dan bisa hidup

bersama dengan orang lain, serta memiliki filsafat hidup yang menjaga

dirinya ketika komplikasi-komplikasi kehidupan sehari-hari memjadi gangguan.

Menurut keputusan yang disepakati WFMH (World Federation for Mental

Health), yang dikutip oleh Wiramihardja (2005) bahwa yan[l dimaksud

dengan sehat mental adalah:

1. Sehat Mental adalah suatu keadaan yang optimal pada sisi intelektual,

emosional, dan sosial, serta tidak semata-mata tidak adanya gangguan-

gangguan mental, sepanjang tidal< mengganggu lingkungannya, secara

khusus, lingkungan sosial.

2. Masyarakat yang sehat secara mental adalah masyarakat yang

memberikan kesempatan optimal kepada setiap anggotanya untuk

mengaktualisasikan setiap potensialitasnya.

Sadli (1982), mengungkapkan tiga orientasi dalam kesehatan mental, yaitu:

1. Orientasi Klasik: seseorang dianggap sehat mental bila ia tak

mempunyai keluhan tertentu, seperti: ketegangan, rasa lelah, cemas,

rendah diri atau perasaan tak berguna, yang semuanya menimbulkan

Page 126: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

115

perasaan "sakit" atau "rasa tak sehat" serta mengganggu efisiensi

kegiatan sehari-hari. Orientasi klasik ini banyak dianut di lingkungan

Kedokteran.

2. Orientasi penyesuaian diri: seseorang dianggap sehat secara

psikologis bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan

tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya.

3. Orientasi pengembangan potensi: seseorang dianggap mencapai taraf

kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan

potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh

orang lain dan dirinya sendiri.

Selain itu, Al-Qussy (1969) memberikan definisinya tentang kesehatan

mental (~I~\),

i> ;; .J.lll\ C" ~ 4 01;.;, ·l\ ~I i...d.l Lla.; LJ:H ~l.Slll .;I i"l:i:I\ J9 l.;ll\ .J ~ ul....i~I i> 0.1\&. \):ii ~I ~.1WI :i.,.,...J.lll uL.j'l/I ~l.JA

• ~Li.S..11.; ii.11Jw4 (ft4-:i"i1 LJ-''t..-"illll...

. "rmya, Kemampuan beradaptasi secara sempuma diantara berbagai situasi jiwa yang beragam, serta mampu untuk menghadapi krisis kejiwaan yang biasanya ban yak menimpa manusia dengan tetap berprasangka posistif yang ditandai dengan adanya perasaan senang dan merasa berkecukupan.

Definisi yang lain juga disampaikan oleh Fahrni (1977), yang rnembagi

pengertian kesehatan mental menjadi dua, yakni: (1) bahwa kesehatan

Page 127: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

116

mental adalah bebas dari gejala-gejala penyakit jiwa dan gan11guan kejiwaan.

(2) kesehatan mental adalah dengan cara aktif, luas, lengkap tidak terbatas;

ia berhubungan dengan kemampuan orang untuk menyesuail<an diri dengan

dirinya sendiri dan dengan masyarakat dilingkungannya.

Najati (2000) memberikan definisi tentang kesehatan mental clalam bentuk

merealisasikan keseimbangan dalam proses memenuhi kebut.uhan fisik dan

spiritual merupakan syarat utama untuk mewujudkan kepribaclian mantap

yang pada gilirannya akan menghasilkan mental yang sehat. Mental seperti

inilah yang disinggung di dalam Al-Qur'anul Karim dengan term an-nafsu/

muthma'innah. Manusia yang berkepribadian mantap tidak lain adalah orang

yang memiliki an-nafsul muthma'innah, yakni orang yang fisiknya sehat clan

kuat, mampu melampiasl<an kebutuhan primernya dengan cara yang halal,

dan memenuhi kebutuhan spiritualnya dengan cara berpegan!1 teguh pada

akidah tauhid, mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dengan menjalankan

ibadah dan beramal shalih, serta menjauhi perbuatan-perbuatan buruk dan

hal-hal yang mendatangkan murka Allah Ta'ala. Manusia yang

kerkepribadian mantap merupakan orang yang senantiasa stabil prilakunya.

Semua ucapan maupun perbuatannya senantiasa sesuai den(Jan ajaran yang

ditetapkan oleh Allah SWT di dalam Al-Quranul Kariim clan aturan yang

diajarkan oleh Rasulullah saw di dalam Sunnah Syarifah.

Page 128: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

117

Dengan demikian, melihat banyaknya definisi yang disampaikan oleh para

ahli, maka dalam memberikan batasan tentang definisi kesehatan mental,

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan mental sebagai

kemampuan adaptasi seseorang dengan dirinya sendiri dan dengan alam

sekitar secara umum, sehingga dia merasakan senang, bahagia, hidup

dengan lapang, dan berperilaku sosial yang normal, serta mampu

menghadapi dan menerima berbagai kenyataan hidup. Namun, pada tahun

1984 WHO telah menyempurnakan batasan sehat dengan menambahkan

satu elemen spiritual (agama) sehingga sekarang ini yang dimaksud dengan

sehat adalah tidak hanya sehat dalam arti fisik, psikologis, dan sosial, akan

tetapi juga sehat dalam arti spiritual atau agama (empat dimensi: bio-psiko­

sosio-spirituaf) (Hawari, 1997).

Dari batasan tersebut, Daradjat (2001) memberikan rumusannya tentang

kesehatan mental, yaitu:

1. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala gangguan

jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose). Definisi

ini banyak dianut di kalangan psikiatri yang memandang manusia dari

sudut sehat atau sakitnya.

2. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri

dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta

lingkungan tempat ia hidup. Definisi ini nampaknya lebih luas dan lebih

Page 129: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

118

umum dari definisi pertama, karena dihubungkan dengan kehidupan

secara menyeluruh.

3. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh­

sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan

untuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi, serta

terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik). Definisi ini

menunjukkan bahwa fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap,

pandangan dan keyakinan harus saling menunjang dan bekerja

sehingga menciptakan keharmonisan hidup, yang menjauhkan orang

dari sifat ragu-ragu dan bimbang, serta terhindar dari rasa gelisah dan

konflik batin.

4. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan

untuk mengembangkan dan memanfaatkan potensi, bakat dan

pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehing!~a membawa

kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan

dan penyakit jiwa. Definisi keempat ini lebih menekankan pada

pengembangan dan pemanfaatan segala daya dan pernbawaan yang

dibawa sejak lahir, sehingga benar-benar membawa manfaat dan

kebaikan bagi orang lain dan dirinya sendiri.

5. Kesehatan mental adalah terwujudnya l<eserasian yan~1 sungguh­

sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian

diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan

Page 130: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

119

keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang

bermakna dan bahagia di dunia dan di akhirat. Definisi ini

memasukkan unsur agama yang sangat penting dan harus

diupayakan penerapannya dalam kehidupan, sejalan dengan

penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan pengembangan

hubungan baik dengan sesama manusia.

Dari beberapa pandangan di atas, penulis melihat bahwa dari berbagai

perbedaan yang dikemukakan ada empat hal yang menjadi penekanan para

ahli jiwa tentang kesehatan mental, yaitu: (1) terbebasnya individu dari gejala

(symptom) gangguan atau penyakit kejiwaan; (2) adanya pandangan bahwa

kesehatan mental merupakan kemampuan yang berputar pada penyesuaian

diri; (3) adanya pandangan bahwa kesehatan mental lebih berputar kepada

pengembangan potensi diri; (4) adanya pandangan bahwa kesehatan mental

dipengaruhi oleh agama atau dilandasi oleh keimanan.

Oleh karena itu, dari sebagian ahli jiwa mengatakan bahwa inti dari

kesehatan mental adalah kemampuan penyesuaian diri secara personal

maupun sosial terhadap dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya, serta

adanya keseimbangan yang harmonis antara kebutuhan fisiologis dan

kejiwaan (Najati, 2003). Dengan demikian, adanya hubungan yang baik

antara lndividu dengan dirinya sendiri, hubungannya dengan sesama

Page 131: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

120

manusia, hubungannya dengan alam semesta, serta hubungannya dengan

Tuhannya.

Namun disisi lain, Langgulung (1986) mengatakan bahwa adanya sebuah

kekeliruan didalam memandang definisi kesehatan mental. Menurutnya

mereka mendefinisikan kesehatan mental sebagai kesanggupan

penyesuaian diri atau penyesuaian sosial atau l<eduanya sekaligus. Atau

merel<a menentukan berbagai sifat seseorang seperti menerirna dirinya,

keserta mertaan, l<esanggupan mencipta hubungan-hubungan sosial yang

berhasil dan sifat yang lain. lni disebabl<an kerena adanya pencampur

adul<an antara kesehatan mental dan gejala-gejala l<esehatan mental yang

wajar.

Sehingga, menurut Langgulung (1986) l<esehatan mental sesEwrang adalah

l<eadaan psil<ologisnya secara umum, sedang kesehatan mental yang wajar

adalah l<eadaan terpadu dari berbagai tenaga seseorang yang menyebabl<an

ia menggunakan dan mengeksploitasinya sebail<-baiknya yan~J selanjutnya

menyebabkan dia mewujudkan dirinya atau mewujudkan kemanusiaannya

Definisi ini mengandung dua bagian: bagian pertama menyatakan keadaan

kesepaduan tenaga-tenaga seseorang. Sedangkan bagian kedua pada

definisi itu menyatakan kesanggupan seseorang menggunakan tenaga­

tenaga ini dengan baik yang menyebabkan eksistensi dirinya. Tentang

Page 132: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

121

kesepaduan tenaga-tenaga seseorang diumpakan bahwa seseorang itu

sudah dipersiapkan dengan tenaga psikologis utama yang diperlukan untuk

melaksanakan berbagai fungsi psikologisnya. Tenaga ini mempunyai tiga

bentuk: tenaga intelektual dan kognitif, tenaga emosional, dan tenaga

motivasi

Dari beberapa pandangan dan definisi yang disampikan oleh para ahli jiwa

tersebut penulis melihat bahwa yang menjadi faktor utama munculnya mental

yang sehat adalah karena adanya kemampuan secara baik (positif), benar

dan seimbang didalam mengoptimalkan fungsi-fungsi kejiwaan (seperti fungsi

kognisi, afeksi dan konasi) didalam interaksinya terhadap diri sendiri, orang

lain, alam sekitar, dan interaksi yang paling utama dengan Tuhannya.

Sebaliknya, jika dia tidak mampu mengoptimalkan fungsi-fungsi kejiwaan

yang ada secara bail<, benar dan seimbang, maka akan memuncull<an

kondisi yang kurang sehat pada dirinya didalam interaksi dengan dirinya

sendiri, orang lain, alam sekitar dan Tuhannya, maka muncul gangguan­

gangguan kejiwaan.

Dalam hal ini, Daradjat (2001) memberikan pandangannya, bahwa

kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh

antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untu~: menghadapi

problema-problema yang biasa terjadi, serta terhindar dari kegelisahan dan

Page 133: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

,-...,,,~·-·~-~ ..• __ ,,,,,. _____ , __ i !"""""""''"~'''"' J *'~h~r ~Ji§ ~ANCAJ.\JJ tfTJ\~'~t\ r

. f.lll<J 81{,~f!IF lillJAYJfflilL!Ui ,Ml<lifffA I --·--·-----·-,,-.. ___J

122

pertentangan batin (konflik). Definisi ini menunjukkan bahwa fungsi-fungsi

jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan keyakinan harus saling

menunjang dan bekerja sehingga menciptakan keharmonisan hidup, yang

menjauhkan orang dari sifat ragu-ragu dan bimbang, serta terhindar dari rasa

gelisah dan konflik batin. Sehingga, optimalisasi daya kejiwaan dengan baik

dan benar merupakan sesuatu hal yang sangat penting didalam mewujudkan

mental yang sehat pada seseorang.

Menurut kalangan dokter-dokter jiwa di dalam mengetahui tin9kah laku

manusia menjadi gejala (simptomato/ogy) atau suatu penyakit, mereka

memberi istilah "tiga koordinat psikiatrik" (psychiatric coordinates) yang

menjadi tiga alam kehidupan manusia sehari-hari (Nasution, 2001):

a) alam perasaan (feeling life)

b) alam pikiran (thought processec)

c) alam perbuatan (behavior).

Seperti yang diungkapakan pada pembahasan sebelumnya (Teten dan

Kants) bahwa fungsi kejiwaan manusia terdiri dari:

1. Kognisi yang berhubungan dengan pengenalan

2. Emosi yang berhubungan dengan perasaan

3. Konasi yang berhubungan dengan kemauan (motif).

Page 134: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

123

Dengan demikian, akhirnya penulis mengambil kesimpulan, bahwa

kesehatan mental adalah suatu kondisi dimana seseorang mampu dengan

seimbang dan dengan sebaik-baiknya mengoptimalkan fungsi-fungsi

kejiwaannya (kognitif, afektif, dan konatif), sehingga dia mampu mewujudkan

eksistensi diri didalam interaksinya dengan dirinya sendiri, orang lain, alam

sekitar, dan kepada Tuhannya didalam menjalankan ajaran agamanya

dengan baik dan benar.

3. 2 Kriteria Sehat Mental

Untuk mengetahui apakah seseorang sehat atau terganggu mentalnya,

tidaklah mudah. Karena tidak mudah diukur, diperiksa, atau dilihat dengan

alat-alat seperti halnya dengan kesehatan badan. Biasanya yang dijadikan

bahan penyelidikan atau tanda-tanda dari kesehatan mental adalah tindakan,

tingkah laku atau perasaan. Karenanya seseorang terganggu kesehatan

mentalnya bila terjadi kegoncangan emosi, kelainan tingkah laku atau

tindakannya (Daradjat, 2001 ).

Meskipun kesehatan mental itu relatif, dimana keharmonisan yang sempurna

antara keseluruhan fungsi-fungsi tubuh itu tidak ada, para ahli jiwa berupaya

mengukur seberapa jauh jarak seseorang dari kesehatan mental yang normal

dengan membuat beberapa kriteria mental yang sehat. Mental yang sehat

Page 135: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

124

berarti seseorang telah terhindar dari gejala-gejala gangguan dan penyakit

jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan

bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagiaan

bersama serta tercapainya keharmonisan jiwa dalam hid up (Daradjat, 2001 ).

Menurut Langgulung (1986), sebagian orang menggunakan rnetode statistik

untuk menggunakan tingkah laku normal, orang lain pun menggunakan

norma-norma sosial, sedang orang lain lagi menggunakan bingkai-bingkai

teori tertentu yang dari situ ditentukan konsep kesehatan mental yang wajar,

kemudian ia meletakkan ciri-ciri tingkah laku sehat berdasar pada konsep ini.

Selain norma-norma sosial ada juga yang menggunakan norrna-norma

agama didalam melihat kondisi kesehatan mental seseorang. Hal ini

berdasarkan pada pandangan bahwa agama/keruhanian merniliki daya yang

dapat menunjang kesehatan jiwa. Dan kesehatan jiwa diperoleh sebagai

akibat dari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan, serta menerapkan

tuntunan-tuntunan keagamaan dalam hidup (Bastaman, 1997).

Abraham Maslow dalam Budiman (1996) pun rnemberikan beberapa kriteria

mental yang sehat yang dapat terjadi bila adanya keseimbangan (equi/ibrum)

antara kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohaninya. Maslow mengemukakan

bahwa kriteria mental yang sehat adalah sebagai berikut:

Page 136: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

125

1. Mempunyai harga diri yang wajar. Seseorang yang mempunyai harga diri

yang wajar (terlalu rendah ataupun terlalu tinggi) akan sering merasa tidak

puas, sering kecewa terhadap kenyataan yang dihadapi, pun suka

melemparkan kritik alas kecemasannya.

2. Mempunyai rasa aman. Kaitan rasa aman cukup luas, sangat ditentukan

oleh pengalaman hidup seseorang, baik berupa kebahagiaan maupun

penderitaan.

3. Mempunyai spontanitas yang baik, mudah dan leluasa menampilkan

emosinya secara rasional dan spontan tanpa dibuat-buat. Sikap spontan

mempunyai nilai positif dalam pengembangan diri secara optimal, karena

ia dapat melihat kelebihan orang lain tanpa merendahkan dirinya.

4. Mempunyai pandangan realistis, cal<rawala luas dan sikap wajar. Orang

yang berpandangan realistis tidak akan berhayal secara berlebihan dan

tidak wajar. Dia akan menghadapi kenyataan sebagaimana mestinya

dengan penuh keberanian dan keyakinan diri, dan sikap tidak berpura­

pura.

5. Mampu memuaskan kebutuhan secara wajar. Memuaskan kebutuhan

jasmani secara wajar, tidak mengganggu ataupun merugikan orang lain,

dan mampu mengukur kebutuhan tanpa berlebihan.

6. Sanggup melihat dirinya sendiri secara terbuka. Melihat diri sendiri secara

cermat, lalu mengetahui baik kelebihan ataupun kekurangan dirinya,

Page 137: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

126

mengenal siapa dirinya dengan sebenarnya tanpa berusaha menutup­

nutupi dengan maksud agar orang Jain hanya melihat kebaikannya saja.

7. Memiliki kepribadian yang konsisten dan terintegrasi. Orang yang dinilai

cukup sehat mentalnya memiliki pribadi yang konsisten, ticlak cepat

terumbang-ambing oleh masalah, sikapnya tegas dan mernenuhi segala

tugas yang dibebankan kepadanya clengan baik.

Coleman dalam Wiramiharja (2007) mengajukan enam sifat orang yang sehat

mental berdasarkan berbagai ciri orang yang sehat mental yaitu:

1. Adanya sikap positif terhadap dirinya sendiri, dalam bentu~; penerimaan

diri apa adanya, identitas diri yang adekuat (memadai), penilaian realistik

alas kelebihan dan kekurangan orang Jain.

2. Menyangkut persepsi atas realitas, yaitu adanya pandangan yang realistik

terhadap diri sendiri dengan Jingkungannya, baik orang maupun barang.

3. Menyangkut integritas, yaitu adanya keutuhan pribadi, bebas dari

ketidakmampuan menghadapi konflik dalam diri (inner conmct) dan

adanya toleransi terhadap stress.

4. Kompetensi, yaitu adanya kemampuan fisik, intelektualitas, dan sosial

untuk menanggulangi permasalahan nyata kehidupannya.

5. Otonom, yaitu adanya keyakinan diri (self-reliance), rasa tanggung jawab

(responsibility), dan pengarahan diri (self-direction) bersama-sama

kemandirian yang memadai (sufficient) menyangkut pengaruh sosial.

Page 138: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

127

6. Pertumbuhan aktualisasi diri (Growth! Self-Actualization), yaitu adanya

kecenderungan untuk meningkatkan kematangan diri, mengembangkan

potensionalitas dan adanya self-fulfilment (kecukupan perasaan senang,

kepuasan, kemadaan) sebagai person atau pribadi.

Selain itu, Atkinson (1993) mengemukal<an enam indikator normalitas

kejiwaan seseorang, yaitu :

1. Persepsi realitas yang efisien. lndividu cukup realistis dalam menilai

kemampuannya dan dalam menginterpretasikan terhadap dunia sekitar

dan tidak selalu berfikir negatif.

2. Mengenali diri sendiri. lndividu dapat menyesuaikan diri adalah individu

yang mempunyai kesadaran motif dan perasaannya sendiri.

3. Kemampuan untuk mengendalikan perilaku secara wajar. lndividu yang

normal memiliki kepercayaan yang kuat akan kemampuannya sehingga

mampu mengendalikannya.

4. Harga diri dan penerimaan. Penyesuaian diri seseorang sangat

ditentukan oleh penilaian terhadap harga diri dan merasa diterima oleh

lingkungan sekitarnya.

5. Kemampuan untuk membentuk cinta kasih. lndividu yang normal dapat

membentuk jalinan kasih sayang yang erat serta mampu memuaskan

orang lain, ia peka terhadap orang lain serta tidak menuntut yang

berlebihan kepada orang lain.

Page 139: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

6. Produktifitas lndividu. lndividu yang bail< adalah yang menyadari

kemampuannya dan dapat diarahkan pada aktifitas yang produktif.

128

Crow & Crow (1951) mengungkapkan, bahwa inividu yang memiliki mental

yang baik adalah individu yang memiliki potensi yang kuat dan menunjukkan

ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mampu memahami dan mengatasi reaksi psikologisnya dan problem

penyesuaian dirinya.

2. Memiliki sikap yang positif dan optimis dalam hidup.

3. Merasa puas dalam segala aktifitas.

4. Memiliki tujuan yang hendak dicapai.

5. Menjaga kehangatan dan keinginan dalam batas-batas yang saling

menguntungkan.

6. Mudah beradaptasi dalam situasi sosial.

7. Dapat menjaga keadaan emosional yang dirasakannya.

8. Mampu mengatur waktu yang bail<.

9. Memiliki pola kebiasaan yang menguntungkan bagi dirinya dan orang

lain.

Sedangkan dalam Islam, tanda-tanda kesehatan mental terdapat sembilan

macam tanda (Mahmud dalam Mujib, 2002), yaitu :

Page 140: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

129

1. Kemapanan (al-sakinah), l<etenangan (al-thuma'ninah), dan rileks (al­

raahah) batin dalam menjalankan kewajiban, baik kewajiban terhadap

dirinya, masyarakat maupun Tuhan

2. Memadahi (al-kifayah) dalam berkreativitas.

3. Menerima keberadaan dirinya dan keberadaan orang lain.

4. Kemampuan untuk memikul tanggung jawab, baik tanggung jawab

keluarga, sosial, maupun agama.

5. Adanya kemampuan untuk memelihara atau menjaga cliri

6. Memiliki kemampuan untuk berkorban untuk menebus kesalahan yang

diperbuat

7. Kemampuan individu untuk membentuk hubungan sosial yang baik

yang dilandasi sikap saling percaya dan saling mengisi

8. Memiliki keinginan yang realistik, sehingga dapat diraih secara baik.

9. Adanya rasa kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan dalam

menyikapi atau menerima nikmat yang cliperoleh.

Adapun beberapa indikator kesehatan mental clalam perspektif al-qur'an dan

hadits (Najati, 2003), sebagai berikut:

1. Dari Sisi Hubungan Seseorang Dengan Tuhannya

Hendaklah seseorang beriman kepacla Allah Ta'ala Yang Maha Esa lagi

tiada sekutu bagi-Nya, beriman kepacla kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya,

para Malaikat-Nya, hari kiamat, proses hisab, clan qadha' maupun qadar.

Page 141: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

130

Hendaklah seseorang juga bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah

Ta'ala melalui berbagai macam ibadah, keta'atan, ikhlas dalam bertakwa,

mengikuti segenap perintah Allah Ta'aala dan wasiat Rasulullah SAW,

menjauhi berbagai keburukan dan kemaksiatan, serta menghindari semua

larangan Allah Ta'aala dan Rasulullah.

2. Dari Sisi Hubungan Seseorang Dengan Dirinya Sendiri.

Hendaklah seseorang mengenali dirinya sendiri, mengetahui

kemampuannya, memiliki ambisi sesuai dengan kemampuan yang dia

miliki, dan senantiasa berusaha untuk merealisasikan segala sesuatu

dengan sempurna.

Hendaklah seseorang juga mengetahui berbagai kebutuhan, motivasi,

dan keinginannya. Dia melampiaskan kebutuhannya dengan cara yang

halal dan tidak berlebihan. Dia juga bisa mengekang keinginannya yang

tidal< mungkin untuk dilampiaskan, sehingga apabila ada kesempatan di

masa mendatang dia memiliki kesempatan untuk melampiaskannya,

maka dia akan memenuhinya dengan cara yang halal. Dia mampu

mengekang motivasi, nafsu, dan syahwatnya yang bertentangan dengan

nilai-nilai religius, etika yang luhur, nilai-nilai kemanusiaan maupun sosial.

Dia mampu menguasai perasaan dan emosi yang berada dalam dirinya.

Page 142: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

131

Dia juga merasa bebas dan tidak terhalangi untuk mengungkapkan

sesuatu yang baik dan dapat diterima. Hal ini sebagaimana ketika dia

mampu mengekang dirinya dari hal-hal yang buruk, rendah, dan dibenci.

Dia berhasil meredam amarah. Dan dia tidak membiarkan rasa cintanya

kepada sesuatu atau kepada siapa pun sampai membuatnya lupa

terhadap kewajiban dan tan ggung jawab agama maupun dunianya. Dia

memiliki rasa tanggung jawab dan mandiri dalam menghadapi kenyataan

hidup. Dia berpikiran maju kedepan, memiliki kesabaran, dan mampu

menanggung berbagai beban berat kehidupan. Dia memiliki keberanian

untuk berkorban dan rela untuk menerima kenyataan pahit yang tridak

lain adalah suratan dari Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Dia akan

senantiasa qana'ah dan ridha terhadap bagian yang diberikan Allah

kepadanya.

Dia berprilaku lurus, mengutarakan ide-idenya dengan benar dan jujur,

berakhlak mulia, mengerjakan tugasnya dengan amanah, ii.khlas,

profesional, dan sempurna. Dia akan selalu cenderung melakukan hal-hal

yang berfaedah, selalu mengerjakan kewajiban dan bertanggung jawab.

Dia senantiasa memperhatikan kesehatan dan vitalitas fisil<nya.

Page 143: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

132

Hubungan seseorang dengan orang lain secara umum bisa dibilang baik.

Dia mencintai dan mengasihi orang lain. Begitu juga sebaliknya dengan

mereka, mencintai dan mengasihinya. Dia menjalin interaksi sosial

terhadap mereka dengan baik, mau memberikan pertolongan dan

bantuan kepada mereka. Dia senantiasa jujur dalam pembicaraan,

amanah dalam tindakan, tidak berbohong, dan tidak curang. Dia tidak

berusaha menyakiti seseorang, tidak mendengki, membenci, maupun

hasud. Dia bersikap rendah hati dan sama sekali tidak sombong kepada

orang lain. Dia bisa menghargai perasaan orang lain, menghormati

pendapat dan hak mereka, dan memberikan maaf kepada orang yang

menyalahinya. Dia memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat,

melakukan sesuatu untuk kemaslahatan kolektif, dan lebih suka

memprioritaskan masyarakat daripada dirinya sendiri.

Secara umum, hubungannya dengan keluarganya adalah baik. Dia

mencintai, menghargai, dan memperlakukan istrinya dengan baik. Dia

juga mencintai anak-anaknya, memperhatikan mereka, dain memberikan

pendidikan yang terbaik bagi mereka. Sebagaimana ju~1a dia mencintai

kedua orang tuanya, manghormati, dan mengasihi keduanya. Bukan

hanya itu, dia juga menciptakan hubungan baik dengan tetangganya.

Page 144: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

133

4. Dari sisi Hubungan seseorang dengan kosmos.

Dia mengetahui dengan benar posisinya di alam semesta. Dia tahu kalau

Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah memuliakannya di alas semua

makhluk. Dia mengenali misi utamanya dalam kehidupan, yakni sebagai

khalifah Allah Ta'ala di muka bumi. Dia merasa memiliki tanggung jawab

untuk memal<murkan dunia dan mempraktekkan ajaran Allah. Dia

senantiasa merenungkan ayat-ayat Allah di alam raya, memperhatikan

makhluk-makhluk-Nya, sehingga mampu meraih hikmah Allah yang

terdapat pada semua makhluk. Dia akan merasa sebagai makhluk yang

luhur dan menikmati kehidupannya. Dia akan memberikan cinta kepada

semua makhluk Allah Ta'aala, bail< manusia, hewan, maupun tumbuhan.

Kemudian, beberapa indikator kesehatan mental pun disebutkan oleh Faraj

dalam Najati (2003) yang diringkas sebagai berikut:

1. Seseorang merasakan keamanan dan ketenteraman jiwa.

2. Seseorang bisa menerima dirinya sendiri, merasa dirinya bernilai,

menyadari akan kemampuannya, mengakui keterbatasannya, mau

menerima orang lain, mau menerima perbedaan diantara mereka, dan

mengakui adanya perbedaan antara dirinya dengan orang lain.

3. Mampu menguasai dirinya secara proporsional ketika di tuntut melakukan

ha! yang spontanitas dan memiliki kemampuan untuk memulai sesuatu.

4. Mampu menumbuhkan interaksi aktif dan memuaskan pihak lain.

Page 145: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

5. Memilki pandangan yang realistis dalam menjalani kehidupan dan bisa

menghadapi berbagai problem dengan wajar sehingga mampu

memunculkan solusi terbaik.

134

6. Memiliki kepribadian yang sempurna. Di antara tanda-tanda seseorang

memiliki kepribadian yang sempurna adalah:

Memilki kematangan emosional. Yang dimaksud disini adalah

kemampuan untuk menguasai diri dalam menghadapi berbagai

situasi yang bisa memancing emosi dan tidak akan mudah

terprovokasi. Diantara fenomena kematangan emosional pada diri

seseorang adalah percaya diri dan selalu realistis dalam menghadapi

permasalahan hidup.

Mampu bertahan dan tegar ketika ditimpa krisis jiwa dan berbagai

bencana.

Jiwanya merasa bahagia dan tenang, serta mampu beradaptasi

ketika sedang stres maupun galau.

Mampu menghasilkan karya yang rasional dalam batas-batas

kemampuan dan kesiapannya.

Mampu mengekspresikan kebebasan kreatifitas secara proporsional

(seimbang), mampu mengadopsi nilai-nilai yang luhur, serta mampu

menerjemahkannya secara real untuk menghadapi b•=rbagai problem.

Page 146: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

135

Bastaman (1995) mengajukan secara operasional tolok ukur kesehatan jiwa

atau kondisi jiwa yang sehat, yakni: bebas dari gangguan dan penyakit­

penyakit kejiwaan, mampu secara luwes menyesuaikan diri dan menciptakan

hubungan antar pribadi yang bermanfaat dan menyenangkan,

mengembangkan potensi-potensi pribadi (bakat, kemampuan, sikap, sifat,

dsb) yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan, beriman dan

bertakwa kepada Tuhan, dan berupaya menerapkan tuntunan agama dalam

kehidupan sehari-hari.

Ada empat aspek yang dipengaruhi oleh kesehatan mental yang akan

berimplikasi pada pembentukan mental (Daradjat, 2005), yaitu:

1. Perasaan

Seseorang yang kesehatan mentalnya terganggu akan berpengaruh

pada pada terganggunya perasaan. Diantara gangguan perasaan

tersebut, misalnya: rasa cemas (gelisah), iri hati, sedih, merasa rendah

diri, pemarah, ragu (bimbang) dan sebagainya. Macam-macam

perasaan itu mungkin satu saja yang menonjol, mungkin pula dua atau

lebih, bahkan mungkin semuanya terdapat pada satu orang.

2. Aspek Pikiran/ Kecerdasan

Mengenai pengaruh kesehatan mental alas pikiran, memang besar

sekali. Diantara gejala yang bisa kita lihat yaitu: sering lupa, tidak bisa

mengkonsentrasikan pikiran tentang sesuatu hal yang penting,

Page 147: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

136

kemampuan berpikir menurun, sehingga orang merasa seolah-olah ia

tidak lagi cerdas, pikirannya tidak bisa digunakan dan sebagainya.

lndividu yang sehat mental adalah terhindarnya individu dari gangguan

proses berpikir/kecerdasan, dan mampu menggunal~an potensi

berpikirnya.

3. Aspek Kelakuan/Tindakan

Ketidak tenteraman hati, atau kurang sehatnya mental, sangat

mempengaruhi kelakuan dan tindakan seseorang. Misalnya orang

yang merasa tertekan, atau merasa gelisah dan akan berusaha

mengatasi perasaan yang tidak enak itu dengan jalan

mengungkapkannya ke luar. Akan tetapi, tidak selamanya orang

mendapat kesempatan untuk itu, mungkin karena tidak berani seperti

anak kecil yang sering dimarahi dan dipukuli oleh ibu-bapaknya.

Adapun dalam aspek ini

4. Kesehatan Badan

Kalau dulu orang mengatakan bahwa mental yang sehat terletak

dalam badan yang sehat, maka sekarang terbukti pula sebaliknya,

yaitu kesehatan mental menentukan kesehatan badan. Akhir-akhir ini

banyak terdapat penyakit yang dinamakan psychosomatic, yaitu

penyakit pada badan yang disebabkan oleh mental. Penyakit-penyakit

lain yang banyak terdapat dizaman modern sekarang, seperti tekanan

darah tinggi, tekanan darah rendah, exceem, sesak nafas dan

Page 148: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

137

sebagainya, disebabkan antara lain oleh tekanan perasaan yang

terjadi karena tidak mampunya oarang mencapai apa yang diinginl<an

atau karena banyaknya persaingan dalam hidup sekarang ini

3. 3 Pola Pembentukan Kesehatan Mental

Dari definisi yang disampaikan di alas, bahwa kesehatan mental adalah

suatu kondisi dimana seseorang mampu secara seimbang dan dengan

sebaik-baiknya mengoptimalkan fungsi-fungsi kejiwaannya (kognitif, afektif,

dan konatif), sehingga dia mampu mewujudkan eksistensi diri didalam

interaksinya dengan dirinya sendiri, orang lain, alam sekitar, dan kepada

Tuhannya didalam menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan benar.

Maka, hal ini dapat dijadikan tolok ukur seseorang untuk memahami

pentingnya kesehatan mental. Sehingga setiap orang berusal1a untuk

mewujudkan mental yang sehat pada dirinya, agar memperoleh ketenangan

dan kebahagiaan hidup. Oleh karena itu, banyak para ahli jiwoa berusaha

untuk menyusun orientasi umum dan pola atau konsep yang beraneka ragam

dalam usahanya membentuk pribadi yang sehat mental.

Dengan demil<ian, alas dasar pandangan tersebut penulis mencoba

merumuskan pola-pola yang terkait dengan pembentukan kesehatan mental.

Page 149: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

Adapun pola yang dirumuskan berdasarkan kepada adanya tiga fungsi

kejiwaan tersebut, sebagai berikut:

1. Pola yang berorientasi pada aspek kognitif.

2. Pola yang berorientasi pada aspek afektif.

3. Pola yang berorientasi pada aspek konatif.

1. Pola Yang Berorientasi Pada Aspek Kognitif

138

Seseorang yang memiliki mental yang sehat pada aspek kognitif ini adalah

individu yang mampu dengan seimbang dan dengan sebaik-baiknya

mengoptimalkan fungsi kognitifnya, sehingga dia mampu mevvujudkan

eksistensi diri di dalam interaksinya dengan dirinya sendiri, orang lain, alam

sekitar, dan kepada Tuhannya didalam menjalankan ajaran a!~amanya

dengan baik dan benar, yakni mengoptimalkan dengan baik dan seluruh

potensi pengenalannya (seperti berpikir, menganalisa, berpendapat,

mengingat, menilai), di dalam interaksinya dengan diri sendirL orang lain,

alam sekitar dan Tuhannya, sehingga mampu mewujudkan eksistensi dirinya.

lndividu yang sehat jiwanya adalah mereka yang mampu mengoptimalkan

dengan bail< potensi akal dan pikirannya dijalan kebenaran/yang bersifat

positif sesuai dengan norma-norma yang berlaku dan ajaran agama,

sehingga dalam hal ini walaupun seseorang cerdas dan pintar namun

kecerdasan dan l<epintarannya digunakan untuk merugikan diri sendiri, orang

Page 150: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

139

lain dan lingkungan sekitarnya, dan tidak sesuai dengan nonna-norma yang

berlaku dan ajaran agama, maka tidal< termasuk orang yang sehat mental.

Dengan demikian individu terbebas dari sifat-sifat tercela (buruk sangka,

berpikiran kotor, lupa yang disebabkan kelalaian, panjang angan-angan, dll.),

mampu menilai mana yang baik dan mana yang buruk, kreatif dan inovatif.

Dengan demikian, individu yang memiliki mental yang sehat pada aspek ini

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mampu mengoptimalkan fungsi kognitifnya secara seimbang dan

dengan sebaik-baiknya didalam menilai dirinya, orang lain dan

lingkungan sekitarnya secara positif. Penilaian secara positif terhadap

dirinya dengan penerimaan diri apa adanya, serta positif dan realistis

didalam menilai kelebihan orang lain dan tidal< selalu memiliki pikiran

yang negatif. Sehingga, individu mampu mewujudkan el<Sistensi dirinya

di dalam interaksinya terhadap dirinya sendiri, orang lain, lingkungan

sekitarnya dan terhadap Tuhannya dengan menjalanl<an ajaran agama

dengan baik dan benar.

2. Mampu mengoptimalkan secara seimbang dan dengan :sebaik-baiknya

fungsi kognitifnya, dengan meningkatkan potensi intelektualnya secara

proporsional (seimbang) didalam mengadopsi nilai-nilai yang luhur.

Sehingga, individu memiliki pola kebiasaan yang menguntungkan

didalam interaksinya dengan dirinya, orang lain, lingkunuan sekitarnya

dan didalam menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan benar.

Page 151: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

140

3. Mampu mengoptimalkan secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya

fungsi kognitifnya didalam mengukur kebutuhannya secara seimbang

dan tidak berlebihan, baik kebutuhan fisik maupun psikis. Sehingga,

individu mampu berinteraksi dengan baik terhadap dirinya sendiri, orang

lain, lingkungan sekitarnya dan interkasinya didalam meinjalankan ajaran

agamanya secara seimbang, antara kebutuhan di dunia dan di akhirat.

4. Mampu mengoptimalkan fungsi kognitifnya dengan seimbang dan

sebaik-baiknya, dengan berpandangan secara realistis dan cakrawala

luas serta sikap yang wajar. Orang yang memiliki panda1ngan yang

realistis, tidak akan mudah berhayal secara berlebihan dan tidak wajar.

Sehingga, individu mampu menghasilkan karya yang rasional dalam

batasan-batasan kemampuan dan kesiapannya, agar dapat berinteraksi

dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitarnya, sHrta mewujudkan

eksistensi dirinya.

5. Mampu mengoptimalkan dengan seimbang dan sebaik-baiknya fungsi

kognitifnya di dalam memahami dan mengatasi berbagai permasalahan

(problem) dengan wajar, sehingga mampu untuk memunculkan solusi

terbaik. Dengan, kemampuan didalam memecahkan berbagai

permasalahan yang dihadapinya individu memiliki pola interaksi yang

baik terhadap dirinya, orang lain, lingkungan sekitarnya 1jan di didalam

interaksinya terhadap Tuhannya dengan menjalankan agamanya

dengan baik dan benar di dalam mewujudl<an eksistensi dirinya.

Page 152: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

141

2. Pola yang berorientasi pada aspek afektif

Seseorang yang memiliki mental yang sehat bukan hanya mampu

mengoptimalkan potensi kognitifnya saja, akan tetapi dia juga mampu

mengoptimalkan potensi afektifnya dengan baik, benar dan seimbang.

Seseorang dianggap sehat mental ketika mampu dengan seimbang dan

dengan sebaik-baiknya mengoptimalkan fungsi afektifnya (emosi dan

perasaannya), sehingga dia mampu mewujudkan eksistensi diri didalam

interaksinya dengan dirinya sendiri, orang lain, alam sekitar, dan kepada

Tuhannya didalam menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan benar.

Dengan mengoptimalkan potensi perasaan atau emosinya secara positif,

maka inidvidu mampu menjaga hawa nafsu dan mengendalil<an emosinya,

akan terhindar dari gangguan perasaan seperti rasa cemas (gelisah), iri hati,

sedih, merasa rendah diri, pemarah, ragu (bimbang), dan terbebasnya

individu dari gangguan penyakit hati dan sifat-sifat tercela yang secara

langsung dan tidak langsung menimbulkan gangguan kejiwaan. Dengan hati

dan perasaannya individu mampu menyesuaikan diri secara emosional

dengan diri sendiri orang lain dan peka terhadap lingkungannya.

Adapun ciri-ciri orang yang sehat mental dalam aspek ini adalah:

dapat dilihat sebagai berikut:

Page 153: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

142

1. Mampu secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya didalam

mengoptimalkan fungsi afektifnya, melalui munculnya perasaan penuh

keyakinan diri (self-reliance) dan ketenangan batin (al-l'huma'ninah).

Sehingga, individu yang sehat mental mampu mewujuclkan eksistensi

dirinya di dalam berinteraksi dengan clirinya, orang lain, lingkungan

sekitarnya dan kepada Tuhannya dengan penuh keyakinan yang

mantap.

2. Mampu mengoptimalkan fungsi afektifnya secara seimbang dan dengan

sebaik-baiknya, dengan perasaan penuh kesabaran, smta ketegaran

didalam menghadapi krisis kejiwaan dan berbagai musibah. lndividu

yang sehat mental mampu bersabar dan tegar didalam menghadapi

berbagai krisis kejiwaannya, sehingga dia mampu mewujudkan

eksistensi dirinya sebagai individu yang penuh kesabaran didalam

interaksinya sebagai makhluk Tuhan.

3. Mampu mengoptimalkan fungsi afektifnya secara seimbang dan dengan

sebaik-baiknya didalam mewujudkan eksistensi dirinya, dengan

perasaan penuh kepuasan didalam melakukan berbagai aktivitas yang

dijalaninya. Sehingga, menurut Mujib (2002) individu yang sehat mental

merasa gembira dan bahagia didalam menerima berba9ai kenikmatan

yang diperolehnya, serta mampu berinteraksi dengan dirinya sendiri,

orang lain, lingkungan sekitarnya dan Tuhannya den9an melakukan

aktivitas keagamaannya dengan penuh rasa kepuasan clan bahagia.

Page 154: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

143

4. Adanya kemampuan untuk mengoptimalkan secara seimbang dan

dengan sebaik-baiknya fungsi afektifnya berupa perasaan penuh cinta

kasih. lndividu yang normal dapat membentuk jalinan kasih sayan!J yang

erat serta mampu memuaskan orang lain, ia peka terhadap orang lain

serta tidak menuntut yang berlebihan kepada orang lain (Atkinson,

1993). Sehingga, individu mampu mewujudkan eksistensi dirinya

dengan perasaan penuh cinta kasih di dalam interaksinya dengan

dirinya sendiri, orang lain, lingkungan sekitarnya dan dengan Tuhannya.

5. Mampu mengoptimalkan secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya

fungsi afektifnya dengan adanya perasaan terhadap harga diri yang

wajar. Seseorang yang mempunyai harga diri yang wajar (terlalu rendah

ataupun terlalu tinggi) akan sering merasa tidak puas, s1~ring kecewa

terhadap kenyataan yang dihadapi, suka melemparkan l<ritik atas

kecemasannya (Maslow dalam Budiman, 1996). Dengan adanya

perasaan terhadap harga dirinya secara wajar, individu rnampu

mewujudkan eksistensi dirinya didalam berinteraksi dengan dirinya,

orang lain, lingl<ungan sel<itarnya dan terhadap Tuhannya.

6. Mampu mengoptimalkan secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya

fungsi afektifnya didalam di dalam dirinya, sehingga muncul kematangan

emosional didalam dirinya. Dengan adanya kematangan emosional

individu mampu untuk menguasai dirinya di dalam menghadapi berbagai

situasi yang bisa memancing emosi dan tidak akan mudah terprovokasi.

Page 155: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

144

Menurut Faraj dalam Najati (2003), diantara fenomena kematangan

emosional pada diri seseorang adalah percaya diri dan selalu realistis

dalam menghadapi permasalahan hidup. Dengan demikian, individu

mampu mewujudkan eksistensi dirinya didalam berinteraksi dengan

dirinya, orang lain, lingkungan sekitarnya dan dengan Tuhannya.

3. Pola yang berorientasi pada aspek konatif

Aspek ini, berdasarkan pada pandangan bahwa dengan ada11ya sikap dan

perbuatan yang baik, individu mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungannya. Selain itu, ketidak tenteraman hati, atau kura11g sehatnya

mental, sangat mempengaruhi kelakuan dan tindakan seseorang. Dalam hal

ini, individu yang sehat mental adalah dimana individu mampu dengan

seimbang dan dengan sebaik-baiknya mengoptimalkan fungsi konatifnya

(motivasi), sehingga dia mampu mewujudkan eksistensi diri clidalam

interaksinya dengan dirinya sendiri, orang lain, alam sekitar, dan kepada

Tuhannya didalam menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan benar.

lndividu yang sehat mental mampu mengoptimalkan potensi l<onatif (motif

berbuat) secara baik dan benar serta seimbang pada hal-hal yang bersifat

positif sesuai dengan norma-norma yang berlaku dan berlanclaskan kepada

keimanan, dan mampu menjalankan aktivitas kehidupannya dengan baik dan

penuh rasa aman dan tenteram.

Page 156: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

145

Motivasi yang timbul bagi orang yang sehat mental adalah motivasi didalam

melakukan perbuatan baik. Dengan adanya perbuatan baik ini seseorang

akan mampu berinteraksi dengan baik terhadap diri sendiri, orang lain, alam

sekitarnya ataupun dengan Tuhannya. Selain itu individu rnampu secara

seimbang didalam merealisasikan kebutuhan-kebutuhan fisik, psikis dan

spiritualnya.

Adapun ciri-ciri orang yang mampu mengoptimalkan dengan baik, benar, dan

seimbang fungsi konatif, yang akhirnya melahirkan sehat mental dapat dilihat

pada ciri-ciri berikut:

1. Mampu secara seimbang dan dengan baik-baiknya di dalam

mengoptimalkan fungsi konatifnya, melalui kemampuannya untuk

rnemikul dan menunaikan tanggung jawab. Menurut Mujib (2002),

individu yang sehat mental mampu memikul dan menunaikan tanggung

jawab terhadap dirinya sendiri, keluarga, sosial, maupun agama.

Sehingga, dia mampu mewujudkan eksistensi dirinya di dalam

interaksinya dengan dirinya, orang lain, lingkungan sekitarnya dan

dengan Tuhannya.

2. Mampu mengoptimalkan secara seirnbang dan sebaik-baiknya fungsi

konatif pada diri individu, dengan adanya kemauan yan~J kuat di dalam

usahanya untuk membentuk pribadi yang konsisten dan terintegrasi.

Orang yang dinilai cukup sehat mentalnya memiliki pribadi yang

Page 157: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

146

konsisten, yaitu pribadi yang tidak mudah terumbang-arnbing oleh

masalah, kemudian memiliki ketegasan dalam bertindal<: secara positif

(Maslow dalam Budiman, 1996).

3. Mampu mengoptimalkan fungsi konatifnya secara seimbang dan dengan

sebaik-baiknya, melalui kemampuan dirinya untuk memelihara dan

menjaga dirinya dari perbuatan yang merugikan diri sendiri, orang lain

dan lingkungan sekitarnya. Sehingga individu yang sehat mental mampu

mewujudkan eksistensi dirinya di dalam interaksinya dengan diri sendiri,

orang lain, lingkungan sekitarnya dan dengan Tuhannya.

4. Mampu mengoptimalkan fungsi konatifnya dengan seimbang dan

dengan sebaik-baiknya, melalui kemampuannya untuk rnelakukan

aktivitas yang produktif. lndividu yang sehat mental memiliki

kemampuan untuk menyalurkan kemampuannya ke arah aktivitas yang

produktif (Atkinson, 1993). Sehingga, individu mampu mewujudkan

eksistensi dirinya di dalam interaksi secara positif dengan diri sendiri,

orang lain, lingkungan sekitarnya dan dengan Tuhannya.

5. Mampu mengoptimalkan secara seimbang dan dengan isebaik-baiknya

fungsi konatifnya, dengan adanya kemampuan untuk mernggunakan

waktunya secara positif dan efektif. Sehingga, individu mampu

mewujudkan eksistensi dirinya.

6. Mampu secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya mengoptimalkan

fungsi konatifnya, melalui adanya kemauan yang kuat untuk mencapai

Page 158: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

147

suatu tujuan secara positif dan realistis. Dengan adanya kemauan yang

kuat di dalam mencapai segala tujuan hidupnya, individu yang sehat

mental tidak mudah putus asa dan selalu optimis. Sehingga individu

mampu mewujudkan eksistensi dirinya di dalam interaksi terhadap diri

sendiri, orang lain, lingkungan sekitarnya dan dengan Tuhannya.

7. Adanya kemampuan untuk mengoptimalkan secara seimbang dan

dengan sebaik-baiknya fungsi konatifnya, melalui kemampuannya untuk

hidup secara mandiri (otonom). Orang yang dewasa belajar untuk

mandiri. Dasarnya adalah adanya keinginan pribadi untuk melakukan

sendiri apa yang diinginkannya. Dia berdiri diatas kedua kakinya dan

tidak menyandarkan diri pada orang lain. Apa yang dilakukannya adalah

berdasarkan kemampuan diri dan sumber daya dirinya. Dengan

demikian, mereka mamiliki peluang yang cukup untuk rnengarahkan

dirinya menjadi diri yang sehat, tanpa ada bimbingan dan pengawasan

orang lain (Kilander, 1957). Dengan adanya kemandirian ini, individu

mampu mewujudkan eksistensi dirinya, di dalam interaksi terhadap diri

sendiri, orang lain, lingkungan sekitarnya dan interaksi kepada

Tuhannya secara mandiri dengan menjalankan agamanya dengan baik

dan benar.

Dalam membentuk kesehatan mental pada individu secara ideal, ketiga pola

ini saling berkaitan satu sama lainnya, dan tidak dapat dipisahkan. Oleh

Page 159: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

148

karena itu, ketiga aspek tersebut harus berjalan secara seimloang dan

harmonis. Ketiga pola tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi ketiga pola tersebut

memiliki keterkaitan dengan hubungan yang bail< terhadap diri sendiri, orang

lain.

Dari pola-pola tersebu!, dapat dirumuskan bahwa yang menjadi tolok ukur

terbentuknya kesehatan mental a!au kondisi mental yang sehat pada

seseorang adalah:

1. Adanya kemampuan untuk mengoptimalkan fungsi ko1~nisi berupa

pengenalan atau alam pikirannya dengan baik dan benar.

2. Adanya kemampuan untuk mengoptimalkan fungsi afektifnya berupa

perasaan dan emosi, seperti cinta, kebahagiaan, pera::.aan tenang,

pengendalian emosi dan lain sebagainya, secara baik dan benar serta

proporsional.

3. Adanya kemampuan untuk mengoptimalkan fungsi konatifnya berupa

motivasi untuk berprilaku dengan baik dan benar serta proporsional.

Dengan demikian, melihat tolok ukur yang ada, maka secara ideal seseorang

yang memiliki mental yang sehat adalah seseorang yang marnpu

mengoptimalkan fungsi l<ejiwaan secara baik dan benar serta seimbang yang

meliputi fungsi pengenalan (kognitif), sehingga individu memiliki persepsi

yang realistis, mampu berpikir kreatif. Selain itu secara parasaan dan

Page 160: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

emosinya (afektif) individu mampu mengoptimalkannya dengan baik dan

benar serta proporsional didalam mengaplikasikan suasana hatinya,

149

sehingga individu mampu mengendalikan emosinya, mengutarakan perasaan

cintanya dengan benar, memiliki ketenangan didalam jiwanya, memiliki rasa

humor, menebarkan kasih dan sayang kepada orang lain, keteguhan jiwa dan

lain sebagainya. Kemudian dengan berpikir secara baik dan suasana hati

yang mendukung, akhirnya individu termotivasi untuk berbuat baik dengan

mengoptimalkan fungsi konatifnya (motivati berprilaku) den~1an baik dan

benar. Sehingga, dengan adanya prilaku yang baik ini individu mampu

berinteraksi dengan diri sendiri, orang lain, alam sekitar dan Tuhannya

dengan baik dan benar pula, sehingga tercapailah ketenangan dan

kebahagiaan hidup.

Dengan demikian, untuk mempermudah didalam memahami isi dari BAB. 3

ini, penulis mencoba menyusun skema tentang kesehatan mental (skema 2).

Skema tersebut diharapkan mampu memberikan gambaran secara umum

tentang Kesehatan Mental yang dibahas pada penelitian ini.

Page 161: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

Skema 2. Kesehatan Mental

\ Pola Kogni!if \

I lnd1kator

Mampu niengoptimalkan fungsi kognitifnya secara seimbang dan dengan sebaik·baiknya didatam menilai dirinya, orang lain dan lmgkungan sekitarnya secara posilif. Mampu mengopflmalkan secara scimbang dan dengan seba1k­ba1knya fungs1 kognitifnya, dengan mcnmgkatkan potensi inlelektualnya secara proporsional rse1mbang) didalam mengadopsi nlla1-nila1 yang luhur \ilampu mengoptima1kan secara se1mbang dan dengan seba1k­bmknya fungs1 kognililnya didalam mengukur kebutuhannya secara se1mbang dan tidak berlebihan, baik kebutuhan fisik maupun ps1k1s lilnmpu mengoptimalkan fungsi kogni\ifnya dengan seimbang dan sebaik-baiknya, dengan berpandangan secara realistis dan cakrawala luas serta sikap yang waJar \Aampu mengopUrnalkan dengan seirnbang dan sebaik-baiknya rungsi kognitifnya di dalarn mernaharni dan mengatasi berbagal perrnasalahan (problem) dengan wajar, sehingga rnarnpu untuk memunculkan solusi terbaik

\ Kesehatan Mental

I

I

I I Definisi I

Norma Dan Kri1eria sehat mental Sebagai Tolok Ukur

Pola

I pembentukan

I Pola Afektif I

I lndikalor:

I

1 Mampu secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya didalarn mengophrnalkan fungsi afektifnya, rnelalui munculnya perasaan penuh keyakinan diri (self-reliance) don ketenangan balin (al-lhuma'ninah)

2. Mampu mengoptimalkan fungsi arektifnya secara seirnbang dan dengan sebaik­baiknya, dengan pnrasaan penuh kesabaran. sorta ketegaran didalam menghadapl krisis kejiwaan dan berbngm muslbah

3 Mampu mengop!imalkan fungsi afek!ilnya secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya didalarn mewuiudkan eksistensi dirinya, dengan perasaan penuh kepuasan didalarn melakukan berbagai aktivitas yang dijalaninya

4. Adanya kemampuan untuk rnengoptlmalkan secara seirnbnng dan dengan sebaik-baiknya fungsi afektifnya berupa perasaan penuh cinta kasih

5 Mampu rnengoptimalkan secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya fungsi afektifnya dengan adanya perasaan terhadap harga diri yang wajar

6. Mampu mengoptimalkan secara seimbang dan dengan snbalk-balknya fungsi afektlfnya dldalam di dalam dirinya, sehingga rnuncul kema!angan emosional didalam dirinya.

suatu kondisi dimana seseorang mampu dengan seimbang dan dengan sebalk· baiknya mengoptlma!kan fungsi-fungsi kejiwaannya (kognitif, afekUf, dan konatif), sehingga dia mampu mewujudkan eksistensi diri didalam interaksinya dengan dlrinya sendirl, orarg lain, a!am sekitar, dan kepada Tuhannya dida!am menjalankan ajarar agamanya dengan baik dan benar

) Pola r~ona\if !

I lndikator·

1. Mampu secara seimbang dan dengan balk-baiknya d1 dalam mengoptimalkan fungsi konatifnya, melalui kemampuannya untuk memikul dan menunaikan tanggung jawab

2. Mampu mengopl.lmalkan secara

150

seimbang dan sebalk-baiknya fungsi konatif pada diri individt:, dengan adanya kemauan yang kuat di dalam usahanya untuk membentuk prib;idi yang konsisten dan terintegrasi.

3. Mampu mengop1imalkan fungsi konatifnya secarct seimbang dan dengan sebaik-baiknya, me!alui kemampuan dirinya untuk meme!ihara dan menjaga dirinya dari perbuatan yang rnerugikan diri sendiri, orang lain dan ling!rnngan sekitarnya.

4. Mampu mengoptimalkan rungsi konatifnya dengan seimbang dan dengan sebaik-baiknya, me!alui kemampuannya untuk me!akukan aktivitas yang prciduktlf.

5. Mampu mengopt1malkan secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya fungsl konatifnya, dengan adanya kemampuan untuk menggunakan waktunya secara positif dan efeklif.

6. Mampu secara seimbang dan dengan sebaik-ba'1knya mengoptlmalkan fungsi konalifnya, melalui adanya kemauan yang kuat untuk mencapal suatu tujuan secara poBitif dan realislis,

7. Adanya kernampuan untuk rnengoptimalkan secara se!mbang dan dengan sebaik-baiknya fungsi konatifnya, mela!ui kemampuannya untuk hidup secara mandlr (otonom).

Page 162: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

BAB4

IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP

PEMBENTUKAN KESEHATAN MENTAL

151

Pada bab ini penulis akan mencoba menganalisis dan meneliti tentang

implikasi kepribadian syahadatain terhadap pembentukan kesehatan mental.

Adapun hal yang akan diteliti pada bab ini terdiri dari dua bentuk pendekatan,

yaitu:

1. Pertama, hal yang berkaitan dengan kepribadian syahadatain, yaitu

implikasi syahadatain pada l<epribadian sehingga terbentuklah

pribadi 'arifin, syu'urin dan 'amilin.

2. Kedua, hal yang berkaitan dengan kesehatan mental, yaitu adanya pola

dalam pembentukan kesehatan mental yang berorientasi pada aspek

kognitif, afektif dan konatif.

1. Pola yang berorientasi pada aspek kognitif

Dalam pembentukan kepribadian yang bersaksi bahwa "tiada tuhan selain

Allah" dan "Muhammad adalah utusan Allah", hal yang harus pertama

dilakukan adalah mengucapkan dengan lisan, sehingga kepribadian

syahadatain meliputi domain kognitif dengan pengucapan dua kalimat secara

Page 163: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

152

verbal. Setelah itu, apa yang yang diucapkannya itu dibenarkan oleh hati

sebagai penguat apa yang diucapkan, sehingga memberikan ketenangan

didalam batinnya yang meliputi aspek afektif. Kemudian, untuk membuktikan

apa yang telah diucapkan dan dibenarkan didalam hatinya, diwujudkan dalam

perbuatannya yang meliputi aspek konatif sebagai konsekuensi atas

kesaksiannya.

Kepribadian syahadatain yang meliputi ketiga aspek l<ejiwaan di dalam diri

seseorang, telah memberikan dampak yang cukup besar bagi kondisi

kejiwaannya. Salah satunya adalah aspek kognitif. Salah satu aspek yang

menjadi penentu seseorang didalam berprilaku. Aspek kognitif ini meliputi

kemampuan seseorang di dalam melihat, memperhatikan, berpikir, dan

menilai, yang semua kemampuan tersebut ditujukan untuk proses

pengenalan. Adapun aktifitas didalam pengenalan tersebut daintaranya

adalah persepsi, ingatan, belajar, berpikir, dan memecahkan permasalahan.

Demikianlah Allah swt. memberikan karunia atau kelebihan potensi ini yang

tidak dimiliki oleh makhluk yang lainnya. Oleh karena, itu potensi ini tidak

boleh disia-siakan, atau digunakan untuk hal-hal yang dapat rnerusak.

Allah swt. menciptakan daya kognisi ini dengan berbagai kelebihan dan

keistimewaan yang ada. Sehingga, dengan adanya daya ini manusia memiliki

Page 164: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

153

keistimewaan yang berbeda denngan makhluk-makhluk yan~1 lain. Allah

sangat mengetahui untuk apa saja fungsi-fungsi daya tersebut digunakan.

Oleh karena itu, Allah memberikan bimbingan kepada manusia agar

penggunaan daya ini tidak disalahgunakan untuk membuat k•:irusakan.

Adapun fungsi kejiwaan yang Allah ciptakan ini tidak lepas dari tema besar

tujuan penciptaan manusia, yaitu untuk beribadah. Dalam artian penciptaan

manusia dengan seluruh potensi insaniahnya adalah untuk beribadah

kepada-Nya. Sehingga akan menjadi jelas untuk apa potensi kognisi ini

seharusnya digunakan. Agar manusia dapat menggunakan fungsi kognisinya

sesuai dengan aturan dan ketentuan dari sang Pencipta, mak.a Allah

memberikan petunjuk melalui ayat-ayat kauniah dan ayat-ayat qauliah. Ayat-

ayat kauniah dalam bentuk kejadian-kejadian atau tanda-tanda melalui alam,

seperti adanya alam semesta, diciptakannya manusia, adanya siang dan

malam, yang itu semua merupal<an tanda-tanda kekuasaan Allah yang harus

dipelajari oleh manusia. Sedangkan ayat-ayat qauliah, adalah ayat-ayat Allah

berupa firman Allah swt. yang disampaikan melalui perantara malaikat Jibril

kepada nabi Muhammad dalam bentuk kitab suci Al-Quran. Didalamnya

berisi petunjuk dan arahan Allah 'azza wa jalla kepada segenap makhluknya.

Dengan demikian, jika manusia, mengikuti semua petunjuk yang disampaikan

oleh Allah dan anjuran nabi Muhammad sebagai manusia yan~;i

menerjemahkan petunjuk Allah dalam kehidupan, maka manusia itu akan

Page 165: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

154

selamat. Sebaliknya, jika manusia tidak mengilcuti petunjuk atas apa yang

sudah ditetapkan maka dia akan mendapatkan celaka. Oleh karena itu,

semua ketentuan atau aturan yang Allah tetapkan sesun91~uhnya merupakan

jalan untuk menuju keselamatan dan kebahagiaan manusia itu sendiri.

Seperti yang Allah firmankan,

"Dengan Kitab /tu/ah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke }a/an keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah menge/uarkan orang-orang itu dari gelap gufita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke ja/an yang lurus. (Q. s 5: 16)

"Barangsiapa yang berbuat sesuai dergan hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya dia berbuat itu untuk (kese/amatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan kami tidak akan meng'azab sebelum kami mengutus seorang rasu/". (Q. S Al-lsra': 15)

Kepribadibadian Syahadatain merupakan bentuk kepribadian yang terbentuk

didalam diri seseorang dalam penghayatan terhadap kesaksian La ilaha

l//al/ahdan MuhammadurrasO/ul/ah yang memiliki pengaruh tmhadap pola

dan proses berpikir individu. Adanya pengaruh syahadatain pada aspek

Page 166: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

155

kognisi mendorong individu untuk melakukan ma'rifah kepada Allah. Dimana

individu senantiasa berusaha untuk mengenal Allah 'Azza wa jalla dan terus

mengarahkan perhatian dan perenungannya kepada Allah. Setelah

memahami dampak dari syahadatain maka ia hanya mengikuti pola fikir Islam

yang bersumber dari Allah SWT dan Rasul-Nya, kemudian hasil ijtihad orang­

orang mukmin yang sesuai dengan bimbingan Allah dan Rasul-Nya.

Penghayatan terhadap kesaksian La i!aha llla!lahdan Muhammadurrasatullah

memiliki pengaruh terhadap pola dan proses berpikir individu. Dengan

adanya pengaruh syahadatain pada aspek kognisi mendorong individu untuk

melakukan ma'rifah kepada Allah. Dengan mengenal Allah dan Rasul-Nya,

seseorang akan mengenal agamanya dan ajaran-ajaran yan~J

disampaikannya. Sehingga dia memahami hakikat keislamannya.

Adanya pemahaman yang benar tentang islam inilah seseorang akan

memahami hakikat kehidupannya yang sebenarnya, sehingga akan

membawa seseorang kepada persepsi yang benar tentang realitas

kehidupan yang sesungguhnya, yang tidak lain adalah dalam rangka

penghambaan kepada Allah swt., dan menjadikan Rasulullah saw. sebagai

contoh dan ikutan di dalam menuju penghambaan total kepada Allah swt.,

sehingga dia akan memahami hakikat tentang kehidupan ini. Dengan

memahami hakikat yang benar tentang kehidupan ini, maka seseorang akan

Page 167: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

156

merasa tenang dan bahagia, damai dan sejahtera didalam menjalani

kehidupannya. Walaupun, banyak sekali masalah dan tantangan hidup yang

dia jalani. Namun dengan selalu mengingat Allah jiwanya akan tenteram.

Seperti yang dijanjikan Allah dalam firmannya, bahwa orang yang mengingat

Allah akan tenteram jiwanya, serta merasa dekat dengan Tut1annya,

" (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. /ngatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram". (Q. S 13: 28)

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Alw mengabu/kan permohonan orang yang berdoa apabi/a ia memohon kepada-Ku, Maka hendak/ah mereka ilu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada­Ku, agar mereka se/a/u berada dalam kebenaran." (Q. S 2: 186)

Adanya ketenteraman jiwa, serta perasaan dekat dengan Allah swt, akan

memberikan kebahagiaan pada diri seseorang karena berada didalam

kebenaran. Sehingga dengan kebahagiaan dan ketenteraman jiwa inilah lahir

mental yang sehat, yang bermula dari cara memandang kehidupan yang

benar ini melalui proses berpikir pada aspek kognisinya yang menuju kepada

Page 168: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

pembenaran dan iman, serta membawa hati menuju keridhaan Allah swt.,

yang telah menciptakan jiwa dengan kesempurnaan ciptaannya.

157

l<esehatan mental dalam aspek kognisi ini adalah individu yang mampu

mengoptimalkan dengan bail< dan benar serta seimbang didalam

mengoptimalkan seluruh potensi pengenalannya (seperti berpikir,

menganalisa, berpendapat, mengingat, menilai), didalam inteiraksinya dengan

diri sendiri, orang lain, alam sekitar dan Tuhannya.yakni men~igunakan

pikirannya untuk hal-hal yang bermanfaat dan tidal< merugikan dirinya sendiri,

orang lain dan lingkungan sekitarnya. lndividu yang sehat jiwanya adalah

mereka yang mampu mengoptimalkan dengan bail< potensi akal dan

pikirannya dijalan kebenaran/yang bersifat positif sesuai dengan norma­

norma yang berlaku dan ajaran agama, sehingga dalam hal ini walaupun

seseorang cerdas dan pintar namun kecerdasan dan kepintarannya

digunakan untuk merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya,

dan tidal< sesuai dengan norma-norma yang berlaku dan ajaran agama,

maka tidak termasuk orang yang sehat mental. lndividu yang sehat mental

terbebas dari sifat-sifat tercela (buruk sangka, berpikiran kotor, lupa yang

disebabkan kelalaian, panjang angan-angan, dll.), mampu menilai mana yang

baik dan mana yang buruk, kreatif dan inovatif.

Page 169: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

158

Dengan demikian, implikasi kepribadian syahadatain terhadap pembentukan

kesehatan mental dapat dilihat pada pembahasan sebagai berikut:

1. Dengan senantiasa merenungi dan memperhatikan ayat-ayat Allah swt.

serta keagungan akhlak nabi Muhammad, berarti seseorang telah

mengoptimalkan fungsi kognisinya dengan baik dan benar, serta

seimbang didalam memenuhi kebutuhan kognisinya dalam upaya untuk

mengenal Allah dan Rasul-Nya. Didalam merenungi dan memperhatikan

ayat-ayat Allah ini, seseorang mengoptimalkan segala potensi berpikirnya

dengan baik dan benar, berpikir secara rasional dan ilmiyah, didalam

mencari kebenaran yang hakiki. Serta berusaha mencari kebenaran yang

dapat meneguhkan keyakinannya. Penggunaan potensi berpikir untuk

mengenal Allah swt., merupakan perbuatan yang terpuji. Karena dengan

menggunakan potensi berpikir inilah manusia mampu menilai,

memperhatikan dan menyimpulkan sebuah ketentuan yan!~ menurutnya

benar. Oleh karena itu, individu akan merasa bahagia, ketika kebenaran

hakiki yang mengantarkan kepada keridhaan telah dia dapatkan.

Kebenaran didalam menghambakan dirinya kepada sang Pencipta,

kebenaran didalam mengikuti dan mencontoh manusia sernpurna sebagai

teladan yang baik, yaitu Muhammad saw. Sedangkan cara seseorang

untuk mendapatkan kebenaran itu adalah melalui proses berpikir dengan

penalaran dan belajar. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa

seseorang yang berusaha untuk mengoptimalkan dengan baik, benar

Page 170: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

159

serta seimbang seluruh fungsi l<ognisinya (berpikir) di dalam

penghambaan secara total kepada Allah swt .. dan menjaclikan

Muhammad saw sebagai contoh ikutan didalam penghambaan kepada

Allah swt, yang akhirnya merasakan kebahagiaan. Maka, lahirlah mental

yang sehat. sehingga individu mampu berinterkasi clengan dirinya sencliri.

orang lain, alam sekitarnya dan Tuhannya dengan baik. lncliviclu yang

sehat mental mampu menilai secara positif terhaclap clirinya, orang lain

clan lingkungan sekitarnya. Penilaian secara positif terhadap dirinya

dengan penerimaan cliri apa aclanya, serta positif dan realistis diclalam

menilai kelebihan orang lain clan tidak selalu memiliki pikiran yang negatif.

Firman Allah Swt .•

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi cfirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat. Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, ... " (Q.S Al-lsra': 7)

2. Dengan menyadari secara pen uh tentang hakikat Allah s1Nt., dengan

memperhatikan keagungan ciptaannya, kemuliaan sifat-Nya, berarti

seseorang secara penuh pula mengoptimalkan seluruh fungsi kognisinya

dengan baik dan benar. Sehingga individu memiliki pandangan yang

benar terhaclap dirinya, sebagai makhluk ciptaan Allah, yang memiliki

segala potensi dan kualitas insaniah (human qualities). Dengan

Page 171: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

160

memahami adanya adanya potensi dan kualitas kemanusiaan ini, individu

mampu meningkatkan potensi intelektualnya secara proporsional

(seimbang), dengan mengadopsi nilai-nilai yang luhur yang bersumber

pada norma-norma kebenaran dan ajaran agama. Sehingga, individu

memiliki pola kebiasaan yang menguntungl<an dirinya, orang lain dan

lingkungan sekitarnya. Firman Allah Swt ..

"Dan /<ami beril<an /<epada mere/<a l<eterangan-l<eterangan yang nyata tentang urusan (agama); Maka mere/<a tidal< berse/isih melain/<an sesudah datang /<epada merel<a pengetahuan" (Q. S 45: 17)

3. Pribadi 'arifin adalah pribadi memiliki kecerdasan dan luas wawasan

keilmuannya. Dengan adanya ilmu pengetahuan ini dia mampu

menjalani kehidupannya dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya,

sehingga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

lndividu yang sehat mental adalah individu yang mampu

mengoptimalkan fungsi konatifnya dengan baik dan benar untuk

menuntut ilmu pengetahuan. Adanya ilmu pengetahuan ini individu

mampu memuaskan kebutuhannya dengan wajar, baik kebutuhan fisik

maupun psikisnya. Dengan demikian individu yang sehat mental

mampu mengukur kebutuhannya secara wajar, dengan tidak

mengganggu ataupun merugikan orang lain. Selain itu, individu

memiliki sikap optimis dan positif dalam hidupnya dengan bekal

Page 172: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

161

kecerdasan dan wawasan ilmu pengetahuannya, dengan tetap rendah

hati. Firman Allah Swt.,

"Dan agar orang-orang yang Te/ah diberi i/mu, meyakini bahwasanya Al Quran /tu/ah yang hak dari Tuhan-mu la/u mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada }a/an yang /urus". (Q. S Al-Hajj, 22: 54)

"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepaclamu: "Berlapang-/apanglah dalam majlis': Maka lapangkan/ah niscaya Allah akan memberi ke/apangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". (Q. S Al-Mujaadilah, 58: 11)

4. Dengan memiliki pola pemikiran yang ilmiah dan rasional dalam

mewujudkan kebenaran dan keimanan. Serta berpikir agar dapat

membawa hatinya menuju pada pengawasan (muroqobah) dan

penyaksian (musyahadah) Allah. Berarti, seseorang telah

Page 173: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

162

mengoptimalkan seluruh potensi kognisinya dengan baik dan benar

secara ilmiah dan rasional didalam mencari kebenaran yang hakiki dan

keimanan yang membawa ketenangan batin. Dengan adanya ketenangan

batin, individu yang sehat mental akan berpikir secara ilmiah dan rasional

dalam mewujudkan kebenaran dan keimanan ini, sehingga individu

memiliki pandangan yang realistis dan cakrawala luas serta sikap yang

wajar. Orang yang memiliki pandangan yang realistis, tidal< akan mudah

berhayal secara berlebihan dan tidak wajar. lndividu yang sehat mental

mampu menghasilkan karya yang rasional dalam batasan-batasan

kemampuan dan kesiapannya. Dengan demikian, individu mampu

mewujudkan eksistensi dirinya.

5. Dengan memahami hakikat ajaran Allah swt, dan Rasul-Nya, yaitu Al­

Islam. Berarti, individu menggunakan fungsi kognisinya secara optimal

dengan bail< dan benar, sehingga terbentuk fikrah lslamiyah (pemikiran

yang bedasarkan kepada Islam). Dalam hal ini, individu memahami Islam

dengan baik dan benar, Islam yang bersifat menyeluruh, dan hanya

menerima pola pikir Islam yang bersumber dari Allah dan Rasul-Nya.

Dengan adanya pemahaman yang baik terhadap Islam ini, maka individu

memahami pula hakikat agamanya, yang mengajarkan kepada

pemeluknya untuk melakukan kebaikan terhaclap dirinya, orang lain, alam

sekitar, dan hubungannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan demikian,

terbentuk individu yang memiliki mental yang sehat, yang mampu

Page 174: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

163

memahami dan mengatasi problem penyesuaian dirinya dan memiliki

pandangan yang realistis dalam menjalani kehidupan dan bisa

menghadapi berbagai problem dengan wajar sehingga mampu

memunculkan solusi terbaik berdasarkan kepada pemahaman Islam yang

benar didalam memecahkan permasalahan (problem solving). Oleh

karena itu, Islam menjadi pilihan hidupnya yang mampu memberikan

solusi terbaik didalam memecahkan permasalahan kehidupannya. Maka

seorang muslim senantiasa menggunakan potensi akalnya didalam

menjalani hidupnya agar mendapatkan petunjuk dan mampu memberikan

penyelesaian pada tiap permasalaha, bail< dirinya, orang lain dan

lingkungan sekitarnya. Firman Allah Swt.,

"" ~ 1':·:i~ ~j,; ~ ~J 6· ~} 0} ~~~I fl~~\ Lj

r~~'.!lo~

"Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang­orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. dan kamu tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) me/ainkan kepada orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat kami, mereka /tu/ah orang-orang yang berserah diri (kepada Kami)". (Q. S 30: 53)

Page 175: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

164

"Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik ci antaranya. Mereka /tu/ah orang-orang yang Te/ah diberi Allah petunjuk dan mereka /tu/ah orang-orang yang mempunyai aka!". (Q. S Az-Zumar: 18)

2. Pola yang berorientasi pada aspek efektif

Kesaksian bahwa "tiada tuhan selain Allah" dan "Muhammad adalah utusan

Allah" merupakan pembenaran hati secara sadar dengan perasaan yang

tulus dan ikhlas. Dengan adanya pembenaran melalui hati inL maka

kesaksiannya mengandung sebuah sumpah dan janji setia. Meyakini dengan

sepenuh hati bahwa hanya Allah saja yang mengisi suasana hatinya, dan

pembenaran dengan kesadaran hati bahwa Muhammad adalah utusan Allah

yang memiliki akhlak yang sempurna, sehingga kecintaannya kepada

Muhammad saw., tidak boleh melebihi kecintaannya kepada dirinya dan

keluarganya. Disinilah letak dari pembuktian bahwa hanya Allah dan Rasul-

Nya sajalah yang senantiasa mengisi ruang hatinya, melebihi cintanya

kepada yang lainnya, bahkan kepada dirinya sendiri.

Kesaksian terhadap keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad, dengan

pembenaran hati. Dengan syahadatain mendorong individu untuk senan!iasa

menghidupkan suasana hatinya dalam pencapaian ketenangan dan

kebahagiaan. Hal ini dikarenakan pekerjaan hati yang dilanda:si alas dasar

aqidah yang benar, sehingga kebenaran dan kebaikan tersebut akan

Page 176: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

membawa kepada l<etenangan, sedangkan kedustaan akan rnembawa

keburukan, sehingga hatinya gelisah.

165

l<esaksian bahwa "tiada tuhan selain Allah" dan " Muhammad utusan Allah",

akan membentuk adanya suatu perasaan yang menyertai l<epercayaan

kepada Allah yang mempunyai sifat-sifat serba sempurna. Perasaan percaya

ini akan mendorong seseorang untuk berbuat baik. Orang akan merasa

senang, dan bahagia jika mampu melaksanakan perintah-perintah Allah,

sebaliknya seseorang akan merasa sedih dan bersalah apabila melanggar

hal-hal yang telah ditetapkan oleh Allah. Alas dasar inilah penghambaan total

kepada Allah melekat pada jiwa dan perasaannya:

l<epribadian syahadatain yang mempengaruhi kondisi perasaan seseorang,

sehingga menjadi orang yang memiliki perasaan (syu'uriin) yang penuh

keimanan. Alas dasar keimanan ini, pribadi syu'uriin memiliki, keteguhan hati,

perasaan penuh kegembiraan, memiliki rasa kasih sayang, PEmuh kecintaan,

l<etulusan dan keikhlasan, mampu mengendalikan emosi, mampu

mengendalikan hawa nafsu, memiliki sifat-sifat 'ibadurrahman (hamba-hamba

Allah) yang penyayang.

Dengan adanya perasaan-perasaan tersebut, yang mempengaruhi jiwanya

akan membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Sehingga dengan

Page 177: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

166

adanya perasaan bahagia inilah seseorang merasakan adanya hubungan

yang baik dengan dirinya sendiri, orang lain, alam sekitar dan Tuhannya. Hal

demikian akan menimbulkan kondisi jiwa yang sehat pada seseorang.

Orang yang sehat mental pada aspek afektif ini adalah ketika individu mampu

mengoptimalkan fungsi afektifnya berupa perasaan dan emm;inya dengan

baik dan benar didalam interaksinya dengan diri sendiri, oran1J lain, alam

sekitar dan Tuhannnya. Dengan mengoptimalkan potensi perasaan atau

emosinya secara positif, maka inidvidu mampu menjaga hawa nafsu dan

mengendalikan emosinya, akan terhindar dari gangguan perasaan seperti

rasa cemas (gelisah), iri hati, sedih, merasa rendah diri, pemarah, ragu

(bimbang), dan terbebasnya individu dari gangguan penyakit hati dan sifat­

sifat tercela yang secara langsung dan tidak langsung menimbulkan

gangguan kejiwaan. Dengan hati dan perasaannya individu rnampu

menyesuaikan diri secara emosional dengan diri sendiri oran£1 lain dan peka

terhadap lingkungannya.

Kepribadian syahadataian yang membentuk pribadi syu'uriin akan

berimplikasi pada pembentukan kesehatan mental, pada hal-hal sebagai

berikut:

1. Pribadi syu'urin adalah pribadi yang memiliki keimanan atau keyakinan

yang selamat (salimah AJ-Aqidah), yaitu keyakinan yang benar tentang

keimanannya kepada Allah dan Rasul-Nya serta ajaran yang

Page 178: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

167

disampaikannya, sehingga terhindar dari l<emusyrikan. Dengan adanya

salimah Al-Aqidah ini individu merasakan ketenangan dan kebebasan

didalam penghambaan secara total kepada Allah swt., dengan

menjalankan ibadah kepadanya, dan tidak terbelenggu kepada

penghambaan kepada hal-hal yang bersifat nisbi dan semu, yang tidak

memberikan manfaat sedikit pun. Oleh karena adanya sa/imah Al-Aqidah

ini individu merasakan adanya keyakinan diri (self-reliance) dan

ketenangan (al-thuma'ninah) batin, dalam menjalankan kewajiban, baik

kewajiban terhadap dirinya, masyarakat maupun Tuhan. Dengan

demikian lahirlah mental yang sehat pada diri seseorang. Firman Allah

Swt.,

Dia-lah yang Te/ah menurunkan ketenangan ke dalam /1ati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang Te/ah ada). dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." (Q. S Al­Fath, 48: 4)

"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang sa/eh, kami tidak memiku/kan kewajiban kepada diri seseorang melainkan

Page 179: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

sekedar kesanggupannya, mereka !tu/ah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya". (Q. S Al-A'raaf, 7: 42)

2. Dengan adanya keteguhan hati pada pribadi syu'urin, menjadikan

seseorang senantiasa bekerja keras didalam mencapai se~buah tujuan,

168

walaupun penuh dengan segala rintangan, jalan yang panjang dan waktu

yang lama. Dia tetap berteguh hati, sampai tujuannya untuk bertemu

dengan Allah tercapai, sehingga dia berprinsip hidup mulia atau mati

syahid. Sehingga, seseorang akan merasa puas dan bahagia jika tujuan

ini tercapai, maka jiwanya merasa tenang dan bahagia. Dalam keadaan

seperti ini individu senantiasa mengoptimalkan segenap fungsi afektifnya

berupa perasaan dan emosinya dengan baik dan benar, sehingga mampu

bersabar , serta ketegaran didalam menghadapi krisis kejiwaan dan

berbagai musibah, serta bersabar didalam mencapai tu_jua.n walaupun

jalannya panjang. Firman Allah Swt.,

"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecua/i dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu". (Q. S Ath-Thagabun, 64: 11)

Page 180: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

169

" (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (Q. S Al-Baqarah, 2: 156)

3. Pribadi syu'uriin memiliki perasaan penuh kegembiraan, yang terbentuk

karena karena telah melakukan perbuatan amal kebaikan, dan

mendapatkan keridhaan dari Allah dan Rasul-Nya. Dengan adanya

kegembiraan ini memberikan pancaran keimanan yang dapat dirasakan

oleh orang lain. Bukan kegembiraan yang diperoleh karena telah

melakukan sebuah pekerjaan yang menjerumuskan dan merugikan orang

lain, gembira alas kesusahan orang lain, gembira karena f:ekalahan orang

lain, dan rasa gembira untuk menutupi kelemahannya. Dengan adanya

persaan penuh kegembiraan ini, individu yang sehat mental berusaha

untuk mengoptimalkan fungsi afektifnya berupa perasaan i:lan emosinya,

sehingga adanya rasa kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan dalam

menyikapi atau menerima nikmat yang diperoleh. Merasa puas dalam

segala aktifitas. Firman Allah Swt.,

"Tetapi (Dia memberikan itu semata-mata) Karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi. Dan ke/ak dia benar-benar mendapat kepuasan". (Q. S Al-Lail, 92: 20-21)

Page 181: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

170

"Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidal< menyia-nyiakan pahala orana-orang yang beriman". (Q. S Ali 'lmran, 3: 171)

'

4. Pribadi syu'uriin meletakkan perasaan cintanya kepada cinta yang hakiki

dan abadi dalam bentuk penghambaan secara total kepada Allah dan

kecintaan kepada Rasul-Nya yang memiliki keagungan akhlaknya.

Dengan cinta yang hakiki ini muncul kecintaan kepada seluruh makhluk

yang lainnya berdasarkan syariat yang ditetapkannya tanpa melebihi

kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya. Cinta yang bersemayam

didalam dirinya adalah sebenar-benar cinta, cinta yang agung bukan

kehinaan, cinta yang abadi bukan kepunahan, cinta yang sesungguhnya

bukan kepura-puraan, cinta persaudaraan bukan cinta permusuhan.

Dengan adanya perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, juga cinta

kepada seluruh makhluk-Nya yang lain, berarti seseorang telah

mengoptimalkan dengan baik dan benar fungsi afektif berupa persaan

dan emosinya. Firman Allah Swt.,

"Dan Ketahuilah o!ehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada

Page 182: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

171

keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka /tu/ah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus" (Q. S Al­Hujurat, 49: 7)

Dengan adanya rasa cinta, maka muncullah rasa kasih sayang yang

terbentuk karena adanya keimanan dan perbuatan baik, sehingga pribadi

tersebut mampu menepiskan permusuhan, memunculkan rasa empati dan

simpati dari semua orang. lndividu yang normal dapat mernbentuk jalinan

kasih sayang yang erat serta mampu memuaskan orang lain, ia peka

terhadap orang lain serta tidal< menuntut yang berlebihan l<epada orang

lain. Dengan demikian, pribadi syu'uurin yang memiliki perasaan kasih

sayang, akan membentuk individu yang sehat mental. Firman Allah Swt.,

'1j"~T1dj 1y'..:1; 0:.;JT ~54 ~T .A;;. <S;JT J.1!·;

y ,~ ~; G 0~ U-:3 "~;)JI J ~~~T 111ft.f ~:ic ~f ~ J. ,,,. J.,.. -;;:."" ~ c..... J.

(IDJ_;~ 5# ~-1 0] ~ "/tu/ah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba- hamba­Nya yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun /agi Maha Mensyukuri". (Q. S Asy-Syuura, 42: 23)

5. Pribadi syu'uriin adalah pribadi yang memiliki perasaan tulus dan ikhlas.

Perasaan tulus dan ikhlas ini hanya untuk mencari keridhaan Allah dan

Page 183: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

172

Rasul-Nya, baik dalam perkataan, aktivitas, perbuatan dan jihadnya.

Dengan perasaan tulus dan ikhlas hanya karena Allah dan Rasul-Nya

inilah, individu telah mengoptimalkan dengan baik dan benar fungsi

perasaan dan emosinya, sehingga mempunyai harga diri yang wajar,

yaitu harga diri yang berlandasl<an kepada keimanan. Harga diri yang

berdasarkan keimanan merupakan harga diri yang mulia, karena dengan

keimanan ini dia menganggap dirinya adalah makhluk yang mulia yang

memiliki kelebihan dari makhluk yang lain. Dia tidak memandang rendah

dirinya ataupun orang lain. Justru dia sangat menghargai dirinya sendiri

apa adanya, baik kelemahannya ataupun kelebihannya. Dengan adanya

penilaian terhadap harga dirinya dan orang lain dengan baik, maka

individu mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga

lahirlah mental yang sehat. Firman Allah Swt.,

"Dan Sesungguhnya Te/ah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik­baik dan kami lebihkan mereka dengan ke/ebihan yang Sempurna atas kebanyakan makh/uk yang Te/ah kami ciptakan". (Q. S Al-lsraa', 17: "70)

6. Pribadi syu'uriin adalah pribadi yang mampu mengendalikan emosi.

Emosi yang terbangun adalah emosi karena Allah dan Rasul-Nya.

Dengan adanya pengendalian emosi ini, maka individu mampu

Page 184: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

173

menyeimbangkan antara emosi karena Allah, atau emosi yang datang

karena godaan setan berupa hawa nafsu. Se1ia keseimbangan emosi

yang menyangkut kepada kebutuhan jasmani maupun rohani. Dengan

adanya pengendalian emosi karena Allah dan Rasul-Nya ini, maka

individu mampu mengendalikan hawa nafsunya yang buruk. Oleh karena

itu dengan adanya pengendalian emosi ini, berarti seseorang telah

mengoptimalkan fungsi afektifnya dengan baik dan benar, sehingga

individu memiliki kematangan emosional yang akhirnya melahirkan mental

yang sehat. Dengan adanya pengendalian emosi karena Allah, yang

akhirnya menumbuhkan kematangan emosional, maka individu yang

sehat mental mampu menguasai dirinya didalam menghadapi berbagai

permasalahan hidup dalam berbagai kondisi yang dapat menimbulkan

pertentangan di dalam batinnya, sehingga membangkitkan emosinya

untuk bereaksi, karena individu mampu menguasai dirinya, maka

emosinya tidak mudah terpancing. Adanya kematangan emosi pada

seseorang akan menumbuhkan rasa percaya diri, memiliki pandangan

hidup yang realistis, dan memiliki sifat 'ibadurrahman (hamba-hamba

Allah Yang Maha Penyayang) pada dirinya, yaitu hamba-hamba Allah

yang mendapatkan kemulian karena sifat mulia yang dimilikinya.

Page 185: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

174

3. Pola yang berorientasi pada aspek konatif

Kepribadian syahadatain yang meliputi aspek l<0natif memiliki pengaruh

terhadap pribadi seseorang. Dengan adanya penghayatan seseorang

terhadap syahadatain ini mendorongnya untuk gemar melakukan amal

kebaikan, dan rajin beribadah. Pribadi yang gemar melakukan amal ibadah

ini disebut dengan pribadi 'amilin.

Pribadi 'amilin adalah pribadi yang senantiasa melakukan amal kebaikan.

Motivasi yang timbul didalam dirinya adalah motivasi keimanan. Setiap

tingkah laku, sikap, pergaulan, perkataan yang dia keluarkan mencerminkan

prilaku yang lslami. Dengan prilaku yang islami ini seseorang menjadi mudah

didalam berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga mudah diterima oleh

orang lain karena memiliki sikap yang mulia.

Adanya sikap yang mulia ini individu akan membentul< hubun9an sosial yang

baik yang dilandasi sikap saling percaya dan saling mengisi terhadap orang

lain. Sehingga terciptalah hubungan yang harmonis. Maka, dengan adanya

hubungan yang harmonis ini individu akan merasa aman dan nyaman

didalam pergaulannya. Dengan persaan aman dan nyaman ini timbullah

kondisi jiwa yang sehat pada seseorang.

Page 186: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

175

Hal ini dapat dilihat pada ciri pribadi 'amilin yang rajin dan gemar beribadah,

memiliki prilaku atau akhlak yang mulia dan kokoh, memiliki fisik yang sehat

dan kuat, memiliki kesungguhan terhadap dirinya untuk senantiasa

mengasah dirinya dalam mengaktualisasikan keislamannya, mampu

mengatur waktunya dengan baik, disiplin dan rapi dalam segala urusannya,

memiliki kecerdasan dan luas wawasan keilmuannya, mampu bekerja dan

produktif dalam hidupnya, dengan mengembangkan potensi 11ang dimilikinya,

bermanfaal untuk orang lain.

Dengan adanya pribadi 'amilin ini, seseorang telah mengoptirnalkan dengan

baik dan benar, serta seimbang fungsi konatif diclalam dirinya. Sehingga,

individu mampu berinteraksi dengan baik terhadap dirinya, orang lain, alam

sekitar, clan Sang Pencipta.

Adapun irnplikasi kepribaclian syahadatain terhadap kesehatan mental pada

aspek konatif, dapat dilihat pada ciri pribadi 'amilin yang akan membentuk

pribadi yang sehat mental sebagai berikut:

1. Dengan adanya syahaclatain mendorong individu untuk raj:in clan gemar

beribadah. Adanya dorongan untuk melakukan ibaclah, berarti inclividu

telah mengoptimalkan fungsi konatifnya clengan baik dan benar diclalam

rnenjalankan ajaran-ajaran agarna. Dengan menjalankan ajaran-ajaran

agamanya dengan baik dan benar individu merasa puas dan bahagia,

Page 187: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

176

l<arena telah menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya, maka muncullah

mental yang sehat pada diri seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagai makhluk ciptaan Allah maka dia memiliki tanggun!l jawab untuk

melaksanakan tugasnya sebagai hamba Allah yang diberikan amanah

sebagai khalifah. Maka amanah tersebut ditunaikannya dengan penuh

tanggung jawab, yaitu dengan beribadah kepada Allah dan Rasul-Nya.

Maka, individu yang sehat mental dia memiliki sifat tanggung jawab.

Dengan demikian individu mampu untuk memikul tanggun!l jawab, baik

tanggung jawab keluarga, sosial, maupun agama.

2. Pribadi 'amilin memiliki prilaku atau akhlak yang mulia dan kokoh. Dengan

akhlak yang mulia ini seseorang dapat diterima ditengah rnasyarakat.

Maka, individu yang memiliki akhlak yang mulia ini, mengoptimalkan

seluruh fungsi konatifnya dengan baik dan benar. Adanya kemampuan

individu didalam mengoptimalkan potensi konatifnya, maka terbentuk

pribadi yang memiliki akhlak yang mulia secara konsisten dan terintegrasi,

yang akhirnya memunculkan mental yang sehat pada dirinya. Dengan

demikian, pribadi yang sehat mental memiliki pribadi yang konsisten,

sehingga mampu bersikap dengan tegas didalam memenuhi setiap tugas

yang dibebankan kepadanya dengan baik. Dalam interaksinya dengan

masyarakat, pribadi yang sehat mental mampu membentuk hubungan

sosial yang baik yang dilandasi sikap saling percaya dan saling mengisi.

Page 188: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

177

Saling memberikan nasihat dan tolong menolong didalam kebaikan.

Firman Allah Swt.,

"Dan dia (Tidak pu/a) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan sa!ing berpesan untuk berkasih sayang" (Q. S Al-Balad, 90: 17)

b,,, c. ~ ,,.~ / .-" 0 J. ~ ? ) ,,,,.,, ? .,,....,. ... " J ... ,,.. ? ~ ,., ,,,., ... " J ...

d:lil 1_,..o.Jlj 9>Jj_;Jij ~~I jJ;. 1_,.:ijW ':lj (Sjo~llj~i 1.fa 1_,.:ijWj

rc~;iyti~l .'.t.,~ :&I ol ~_.,,- ,, ...

" ... dan tolong-meno/ong/ah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan to/ong-menolong dalam berbuat dosa cfan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya". (Q. S Al-Maidah, 5: 2)

3. Pribadi 'amiliin senantiasa berusaha agar badannya selalu sehat dan kuat.

Hal ini dilakukan agar dengan fisik yang sehat dan kuat dia dapat

melakukan amal-amal kebaikan dan beribadah kepada Allah dengan baik.

Sehingga, dengan beribadah kepada Allah Allah jiwanya menjadi tenang.

Se lain itu, dengan adanya fisik yang sehat dan kuat ini seseorang akan

terhindar dari penyakit badan yang akan mempengaruhi jivvanya. Karena

dengan adanya fisik yang sehat dan kuat, terdapat jiwa yang sehat.

lndividu yang sehatjiwanya mengoptimalkan dengan baik dan benar

fungsi konatifnya untuk senantiasa menjaga kesehatan dan kekuatan

fisiknya. Sehingga individu mampu memelihara dan menja,~a dirinya dari

Page 189: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

178

berbagai perbuatan yang merugikan diri sendiri dan berba!~ai penyakit

yang timbul, yang dapat mengganggu kejiwaannya. Oleh k:arena itu islam

sangat menjaga agar umatnya peduli terhadap kesehatan dan kekuatan

badannya, sehingga dapat dipercaya oleh orang lain diclalam

menjalankan amanah atau pekerjaannya. Firman Allah Swt.,

"Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambit untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang Kuat lagi dapat dipercaya". (Q. S Al-Qhasas, 28: 26)

4. Pribadi 'amilin memiliki kesungguhan untuk senantiasa mengasah dirinya

agar menjadi orang yang berprestasi, kreatif, produktif didalam

mengaktualisasikan keislamannya. Sehingga dia mampu untuk

berinteraksi dengan baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, clan

lingkungan sekitarnya dengan mencerminkan nilai-nilai keislamannya.

Dengan adanya kesungguhan didalam mengasah dirinya ini maka

individu yang sehat mental ini menjadi individu yang produktif. Dengan

demikian, individu yang sehat mental senantiasa mengoptimalkan potensi

konatifnya dengan baik dan benar serta kesungguhan dida1lam mengasah

dirinya. Sehingga, indiviclu mampu mengarahkan dirinya kepada aktifitas

yang produktif. Seperti yang difirmankan Allah, agar setiap diri merubah

keadaannya menjadi lebih baik, dan mempersiapkan dirinya untuk

kehidupan masa depan yang lebih baik. Firman Allah Swt.,

Page 190: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

179

"Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu l<aum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ... " (Q. S Ar­Ra'd, 13: 11)

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendak/ah setiap diri memperhatikan apa yang Te/ah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". (Q. S Al-Hasyr, 59: 18)

5. Pribadi yang senantiasa melakukan amal kebaikan, dia berusaha untuk

menggunakan waktunya dengan baik. Waktu yang ada didalam hidupnya

tidak boleh disia-siakan begitu saja. Sehingga, aktifitas yang akan dia

kerjakan telah tertata dengan rapih agar tidak ada waktu yang terbuang

sia-sia. Dengan demikian, individu berusaha untuk mengoptimalkan

dengan baik dan benar fungsi konatifnya untuk menata aktifitas

kehidupannya dengan baik agar tidak sia-sia. Oleh karena itu, individu

yang sehat mental mampu menggunakan waktunya dengan baik. Firman

Allah Swt.,

Page 191: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

180

"Yaitu orang-orang yang Te/ah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik­baiknya" (Q. S Al-Kahfi, 18: 104).

"Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia--sia dan tidak pu/a perkataan yang menimbulkan dosa." (Q. S Al-Waqi'ah, 56: 25)

6. Dengan adanya kedisiplinan dan rapih dalam segala urusannya, individu

telah mengoptimalkan fungsi konatifnya dengan baik dan benar untuk

menjadi orang yang memiliki pola kebiasaan yang menguntungkan bagi

dirinya dan orang lain. Sehingga, individu yang sehat mental memiliki

kemauan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan secara positif dan

realistis. Dengan adanya kemauan yang kuat di dalam rnencapai segala

tujuan hidupnya, individu yang sehat mental tidak mudall putus asa dan

selalu optimis, serta adanya semangat dan usahanya yang pantang

menyerah didalam rnelakukan arnal kebaikan. Tujuan hidup yang

dicapainya adalah untuk rnencari keridhaan Tuhannya. Firman Allah Swt.,

"Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. /tu/ah yang /ebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka /tu/ah orang-orang beruntung".(Q. S Ar-Ruurn, 30: 38)

Page 192: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

181

7. Pribadi 'amilin senantiasa mandiri dan mampu berusaha untuk menafkahi

dirinya. Dengan kemampuannya untuk mengembangkan dirinya, maka

individu mampu bekerja dan berusaha dengan keahlian dan potensi

dirinyanya, karena manusia merupakan makhlul< yang memiliki kelebihan

dari makhluk yang lainnya. Sehingga, individu mampu ma11diri. Dengan

demikian, individu yang sehat mental mampu mengoptimalkan dengan

baik dan benar fungsi konatifnya untuk bekerja dan mengembangkan

kualitas dirinya agar mampu untuk hidup secara mandiri. Dia berdiri cliatas

kedua kakinya dan tidak menyandarkan kepada orang lain, apa yang

dilakukannya adalah berdasarkan kemampuan diri dan sumber daya

dirinya. Firman Allah Swt.,

c;- <;fail-=::_;; r 6·:~55) jJlj ;JI J r s,:j~j ~51~ ~ C.J .:Lil3

1" .... ' .. ·.··.'1 ~ ,;.,'a~ 1~'al;_ :_:...: ,,c_ ·I~, ~g·~i ~~ • ..... .-,,·'! M _, u ·,..~ l.f _. i J

" "Dan Sesungguhnya Te/ah kami mu/iakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik­baik dan kami /ebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Te/ah kami ciptakan". (Q. S Al--lsraa', 17: 70)

Dari beberapa penjelasan di atas, menulis melihat adanya kesesuaian

(re/evans1) antara bentuk-bentuk kepribadian syahadatain (pribadi 'arifin,

pribadi syu'uriin, pribadi 'amilin) dengan aspek-aspek pembentukan

kesehatan mental (aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif). Untuk

Page 193: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

182

mempermudah didalam memahami dan melihat gambaran secara global atau

umum tentang implikasi kepribadian syahadatain terhadap pembentukan

kesehatan mental, maka penulis menyusun skema dalam bentuk label, yang

dapat dilihat pada skema 3.

Page 194: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

183

Skema 3. Tabel lmplikasi Kepribadian Syahadatain Terhadap

Pembentukan Kesehatan Mental

Bentuk Kepribadian Syahadatain

-A--. Pribadi 'Arifiin:

1. Senantiasa merenungi dan memperhatikan ayat-ayat Allah swt. serta keagungan akhlak nabi muhamn1ad, da!am upayanya untuk mengenal Allah dan Rasul-Nya.

2 . Menyadari secara penuh ten tang Hakikat A1lat1 swt., dengan 1nempert1atikan keagungan ciptaannya, kemuliaan sifat-Nya.

3 . Memiliki kecerdasan dan luas wawasan keilmuannya.

4 . Memiliki pola pem!kiran yang llmiah dan rasional dalan1 n1ewujudkan kebenaran dan keimanan

_ Memahaml hakikat ajaran

2. B

2 3

4

5 6

Allah swt, dan RasulffNya, yaitu Al-Islam.

. Pribadi Syu'urlin:

. Memi!ik! aqidah {keyakinan) yang selamat (safilnah al-aqidah)

. Keteguhan hati.

. Perasaan penuh kegembiraan

. Memiliki rasa cinta dan Kasih sayang

. l\etulusan dan keikhlasan

. Mampu mengendalikan emosi

Pola Pembentukan Kesehatan Mental

A. Pola Kognitif.

indlvidu yang mampu dengan seimbang dan dengan sebaik-baiknya mengoptimalkan fungsi kognitifnya, sehingga dia mainpu mewujudkan eksistensi diri didalam interaksinya dengan dirinya sendiri, orang lain, alam sekitar, dan kepada Tuhannya dida!am menjalankan ajaran agamanya dengan balk dan benar. Yakni mengoptimalkan dengan baik dan se!uruh potensi pengenalannya (seperti berpikir, menganalisa, berpendapat, mengingat, nienilai), didalam lnteraksinya dengan diri sendiri, orang lain, alam sekilar dan Tuhannya.

B. Pola Afektif

mampu dengan seimbang dan dengan sebaik-baiknya mengoptimalkan fungsi afektifnya (emosi dan perasaannya), sehingga dia mampu mewujudkan eks!stensi diri didalam interaksinya dengan dirinya sendiri, orang lain, alam sekitar, dan kepada Tuhannya didalam menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan benar.

·-----··------·--·~-------·-----·

·-lmplikasi (lndikator Kesehatan Mental)

1. Mampu mengoptirnalkan fungsi kognitifnya secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya didalam 1nenilai dirinya, orang lain dan lingkungan sekitarnya secara positif.

2. Mampu mengoptirna!kan secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya fungsi kognitifnya, dengan meningkatkan potensi intelektualnya secara proporsional (seimbang) dida!am mengadopsi nilai-nilai yang luhur.

3. Mampu mengopt1rnalkan secara seimbang dan dengan sebail<-baiknya fungsi kognitifnya didalam mengukur kebutuhannya secara seimbang dan tidak berlebihan, baik kebutuhan fisik maupun psikis.

4. Mampu mengoptirnalkan fungsi kognitifnya dengan seimbang dan sebaik-baiknya, dengan berpandangan secara rea!istis dan cakrawala !uas serta s!kap yang wajar.

5. Mampu n1engoptirnalkan dengan seimbang dan sebaikffbaiknya fungsi kognitifnya di dalam memahami dan rnengatasi berbagai permasalahan (problem) dengan wajar, sehingga man1pu untuk memunculkan solusi terbaik.

1. Mampu secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya didalam mengopti1nalkan fungsi afektifnya, rnelalui munculnya perasaan penuh keyakinan diri (self-reliance) dan ketenangan batin (af-thuma'ninah).

2 . Mampu mengoptln1alkan fungsi afektifnya secara seimbang dan dengan sebalk-baiknya, dengan perasaan penuh kesabaran, serta ketegaran dldalarn menghadapi krisis kejiwaan dan berbagai rnusibah.

3. Mampu mengoptirnalkan fungsl afektifnya secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya dida!am mewujudkan eksistensi dirinya, dengan perasaan penuh kepuasan didalam melakukan berba9ai aktivitas yang dija!aninya.

4. Adanya kemampuan untuk mengoptimalkan secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya fungsi afektifnya berupa perasaan penuh cinta kasih.

5. Mampu mengoptirnalkan secara seimbang dan dengan sebail<-baiknya fungsi afektifnya denqan adanva perasaan terhadap harga diri ..

'

I

Page 195: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

yang wajar 6. Mampu mengoptlmalkan secara

seimbang dan dengan sebaik-baiknya fungsi afektifnya didalam di dalam dirinya, sehingga muncul kematangan

184

~---__ emosional did~am dirinya. 3- -c~·-Pribadi 'Arfiirrn:·---.. --·--- ·c1501a""Konatif. ----

1. Rajin dan gemar beribadah 2. Memiliki pri!aku atau akhlak yang

mulia dan kokoh 3. Memiliki fisik yang sehat dan kuat 4. Memiliki kesungguhan terhadap

dirinya untuk senantiasa mengasah dirinya dalam mengaktualisasikan keis!amannya

5. Mampu mengatur waktunya dengan baik

6. Disiplin dan rapi dalam segala

urusannya 7. Mandiri dan mampu berusaha

untuk menafkahi dirinya

individu yang sehat mental adalah dimana indlvidu mampu dengan seimbang dan dengan sebaik-baiknya mengoptima!kan fungsi konatifnya (motivasi), sehingga dia mampu mewujudkan eksistensi diri didalam interaksinya dengan dirinya sendlri, orang lain, alam sekilar, dan kepada Tuhannya didalam menjalankan ajaran agamanya dengan balk dan benar.

1. Mampu secara seimbang dan dengan baik-baiknya di dala1n mengoptimalkan fungsi konatifnya, melalui kemampuannya untuk memikul dan menunaikan tanggung jawab

2. Mampu mengoptlmalkan secara selmbang dan sebaik-baiknya fungsi konatif pada diri individu, dengan adanya kemauan yang kuat di dalam usahanya untuk n1embentuk pribadi yang konslsten dan terintegrasi.

3. Mampu mengoplimalkan fungsi konatifnya secara seimbang dan dengan seba!k­baiknya, melalui ken1ampuan dirinya untuk memelihara dan menjaga dirlnya dar\ perbuatan yang merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya.

4. Mampu mengoptimatkan fungsi konatifnya dengan seimbang dan dengan sebaik-baiknya, melalui kemampuannya untuk melakukan atdivitas yang produktif.

5. Mampu mengoptimalkan secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya fungsi konatifnya, dengan adanya kemampuan untuk n1enggunakan waktunya secara positif dan efektif.

6. Mampu secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya mennoptimalkan fungsi konatifnya, metalui adanya kemauan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan secara positif dan realistis.

7. Adanya kemampuan untuk mengoptima!kan secara seimbang dan dengan sebaik-baiknya fungsi konatlfnya, melalui k·emampuannya

--'-------------"-----·---·-·---'---"""""tu"k"h"i"du~p'-"s"e"ca"r"'a"n"1"a"n"di,,_r-"(0001"'o"n"o"m"),. _____ _,

Page 196: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

5. 1 Kesimpulan

BAB5

PENUTUP

185

Dari hasil analisis pada bab empat, dapat dilihat bahwa adanya kesesuaian

(relevansi) antara bentuk-bentuk kepribadian syahadatain seperti pribadi

'arifiin, pribadi syu'uriin, pribadi 'amiliin dengan aspek-aspek pembentukan

kesehatan mental yang meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek

konatif. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kepribadian syahadatain

memiliki implikasi yang positif terhadap pembentukan kesehatan mental.

Adanya kepribadian syahadatain pada diri seseorang akan membentuk

pribadi yang sehat mental pada aspek kognitif (pikiran), afektif (perasaan),

dan konatif (motif berprilaku). Dengan demikian, individu mampu mewujudkan

eksistensi dirinya didalam interaksi terhadap dirinya sendiri, orang lain, alam

sekitar, dan kepada Tuhannya dengan menjalankan ajarannya dengan baik

dan benar.

Pertama, aspek kognitif. Pada aspek ini, kepribadian syahadatain dalam

bentuk pribadi 'arifin yang memiliki implikasi yang positif pada pembentukan

kesehatan mental pada aspek kognitif. lndividu yang memiliki pribadi 'arifin

Page 197: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

186

terbentuk didalam dirinya pribadi yang sehat mental, dengan mengoptimalkan

fungsi kognitifnya dengan seimbang dan dengan sebaik-baiknya. Sehingga,

dia mampu mewujudkan eksistensi dirinya didalam interaksi dengan dirinya

sendiri, orang lain, alam sekitar dan Tuhannya.

Kedua, aspek afektif. Pada aspek ini, kepribadian syahadatain dalam bentuk

pribadi syu'uriin, terbentuk didalam pribadi yang mampu dengan seimbang

dan dengan sebaik-baiknya mengoptimalkan fungsi-fungsi afektifnya,

sehingga dia mampu mewujudkan eksistensi diri didalam interaksinya

dengan dirinya sendiri, orang lain, alam sekitar, dan kepada Tuhannya

didalam menjalankan ajaran agamanya dengan baik dan benar. Pribadi

syu'uriin adalah pribadi yang didalam dirinya terdapat mental yang sehat.

Pribadi tersebut memiliki implikasi yang positif terhadap pembentukan

kesehatan mental pada sisi afektif.

Ketiga, aspek konatif. Pada aspek ini, kepribadian syahadatain dalam bentuk

pribadi 'amilin memiliki implikasi yang positif terhadap pembentukan

kesehatan mental pada aspek konatif. Hal ini lahir karena individu yang

memiliki pribadi 'amilin tersebut telah mampu mengoptimalkan dengan

seimbang dan dengan sebaik-baiknya fungsi konatifnya. Sehingga,

terbentuklah pribadi yang sehat mental

Page 198: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

187

5. 2 Diskusi

Dari hasil kesimpulan di atas, menyatakan bahwa kepribadian syahadatain

memiliki implikasi yang positif terhadap pembentukan kesehatan mental, baik

dari aspek kognitif, afektif dan konatif, sehingga individu mampu mewujudkan

eksistensi dirinya di dalam interaksi terhadap dirinya, orang lain, alam sekitar,

dan kepada Tuhannya.

Kepribadian syahadatain merupakan salah satu cara untuk mencapai

kesehatan mental pada diri seorang muslim. Namun, bisa jadi kepribadian

syahadatain merupakan syarat utama bagi seorang muslim untuk

membentuk pribadi yang memiliki mental yang sehat. Hal ini berdasarkan

pada kesimpulan bahwa kepribadian syahadatain memiliki implikasi yang

positif terhadap pembentukan kesehatan mental pada seseorang.

Kepribadian syahadatain menuntut adanya kesesuaian antara ucapan,

perasaan dan perbuatan seseorang. Apa yang diucapkan dan dirasakannya

mampu diwujudkan dalam bentuk perbuatan nyata. Kesesuaian antara ketiga

hal tersebut akan membentuk pribadi yang sehat mental dengan

mengoptimalkan ketiga fungsi kejiwaan manusia. Ketiga fungsi kejiwaan

tersebut berjalan dengan seimbang dan baik, sehingga dia dapat

mewujudkan eksistensi dirinya dengan bail< pula. Hal ini menjadi dasar bagi

Page 199: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

188

seorang muslim didalam menjalankan ajaran agamanya, sehingga tidal< ada

lagi bentuk kesenjangan antara apa yang dia fahami dengan perbuatannya

didalam menjalankan ajaran agamanya. Seperti yang diutarakan oleh

Sarwono (2005) tentang kondisi umat Islam Indonesia, walaupun sudah

begitu intensifnya mendapatkan pendidikan agama, namun belum mencapai

kepada perbuatan yang semestinya. Oleh karena itu, dalam kepribadian

syahadatain, ketika seseorang mengalami kesenjangan didalam aspek

kognisi (pemahaman) dan kognitif (prilakunya), masih belum clikatakan

pribadi yang memahami clan menghayati dengan baik dan benar terhadap

keimanannya terhadap Allah dan rasul-Nya. Sehingga, menimbulkan

hubungan yang kurang optimal dengan agamanya terutama kepada

Tuhannya. Dengan adanya ketidak harmonisan didalam membangun

hubungan yang baik dengan Tuhannya, seorang muslim berada dalam

kondisi yang kurang sehat mentalnya. Karena, pribadi yang sehat mental

diperoleh sebagai akibat clari keimanan clan ketakwaan kepacla Tuhan, serta

menerapkan tuntunan-tuntunan keagamaan dalam hiclup (Bastaman, 1996).

Oleh !<arena itu, memahami makna syahadatain clengan bail< clan benar,

sehingga membentuk kepribaclian syahaclain yang akhirnya melahirkan

mental yang sehat, merupakan suatu hal yang seharusnya sudah dilakukan

oleh seorang muslim sejak awal dilahirkannya. Cara untuk memahami

syahaclatain clapat clilakukan ketika awal bayi itu baru lahir dengan

Page 200: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

dikumandangkan adzan dan iqomah di telinganya. Kemudian diterapkan

pola-pola pendidikan agama sejak usia dini, dan lain sebagainya. Dengan

demikian, akan terbentuklah kepribadian syahadatain ketika clia sudah

beranjak usia remaja dan dewasanya.

189

Lebih lanjut, penelitian ini memberikan pandangan tentang pentingnya

seorang muslim memiliki kepribadian syahadatain yang akan membentuk

kesehatan mental pada diri seseorang, sehingga terhindar dari bentuk-bentuk

gangguan kejiwaan pada seseorang, karena gangguan kejiwaan tersebut

akan mempengaruhi pikiran, perasaannya, dan tingkah lakunya. Hal ini

seperti yang disampaikan oleh Darajat (2001) bahwa kondisi kesehatan

mental dapat mempengaruhi empat hal dalam keseluruhan hidup seseorang,

diantaranya perasaan, pikiran/kecerdasan, kelakuan clan kesehatan badan.

Semua hal tersebut termasuk ke dalam gangguan jiwa (neurose), sedangkan

yang tergolong sakit jiwa (psychose) adalah lebih berat.

Dalam pandangan yang lain, penelitian ini mampu memberikan gambaran

yang jelas, bahwa seorang muslim yang berkepribadian syahadatain mampu

membentuk dirinya menjadi muslim yang sehat mental. Sehingga, hal ini

dapat menghilangkan citra buruk umat Islam khususnya umat Islam di

Indonesia, seperti yang disampaikan oleh Bastaman (1996) dan Sarwono

(2005). Dengan demikian, umat Islam akan terus berusaha didalam

Page 201: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang muslim yang memiliki

kepribadian yang istimewa, yang berlandaskan kepada syahadatain.

Kesimpulannya, individu yang berusaha untuk membentuk kepribadian

syahadatain berarti seorang muslim berusaha untuk membentuk dirinya

menjadi pribadi muslim yang sehat mental.

190

Pada penelitian ini menggunakan metode penelusuran pustaka (library

research). Pengukuran akan implikasi kepribadian syahadatain terhadap

pembentukan kesehatan mental ini dilakukan dengan menyesuaiakan

beberapa kriteria atau indikator pada kepribadian syahadatain dengan

kesehatan mental. Kriteria atau indikator yang diperoleh, berdasarkan kepada

pandangan para ahli tentang kedua hal tersebut. Hal ini boleh saja dilakukan

untuk mengukur sejauh mana seseorang memiliki mental yan!~ sehat.

Menurut Langgulung (1986), ada sejumlah kriteria yang didas.arkan alas

teori-teori, yakni timbul dari gambaran-gambaran teoritis tertentu tentang

kepribadian manusia dan bagaimana sepatutnya kesehatan mentalnya. Di

balik gambaran-gambaran teoritis ini tersembunyi pandangan tertentu

tentang sifat-sifat asal manusia, sifat-sifat kehidupan yang dialaminya, dan

sifat-sifat faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan ini. Sebagian penulis

dalam psikologi beranggapan bahwa kekurangan-kekurangan yang ada pada

kriteria-kriteria itu dapat dihindarkan dengan meletakkan daftar sifat-sifat

yang mungkin disetujui oleh orang-orang itu dalam menggamt>arkan

Page 202: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

191

seseorang normal dari segi kesehatan mental. Mungkin seba!Jian orang akan

menerimanya atau menambahnya dengan beberapa sifat lain. lni bergantung

pada konsep masing-masing tentang kesehatan mental yang wajar, dan

budaya dimana masing-masing orang berada atau hidup. Narnun, hasil dari

penilitian ini menunjukkan adanya kesesuaian (relevansi) antara indikator

atau kriteria pada kepribadian syahadatain dengan kesehatan mental, dan

hasil kesimpulannya menyatakan adanya implikasi yang positif.

5. 3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, keseimpulan dan diskusi, maka untuk

perkembangan penelitian ini lebih lanjut atau bagi pihak-pihak terkait, penulis

mengajukan saran-saran perbaikan, yaitu:

1. Hasil penelitian ini menyatakan adanya implikasi yang positif bentuk

kepribadian syahadatain terhadap kesehatan mental. Maka disarankan

agar setiap muslim khususnya muslim Indonesia, mampu menerapkan

bentuk kepribadian syahadatain ini dalam kehidupan seihari-harinya,

demi mewujudkan muslim yang sehat mental agar bahagia didunia

dan akhirat.

2. Penelitian ini menggunakan metode penelusuran pustaka (library

research). Dimana pola pengukurannya berdasarkan pada pandangan

dan teori-teori dari para ahli yang berbicara tentang kepribadian

Page 203: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

192

syahadatain dan kesehatan mental yang saling berkaitan. Namun,

masih belum dapat menjawab tentang permasalahan clinamika

kesehatan mental seorang muslim dalam kehidupan sehari-harinya

dilapangan. Bagi yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam,

dapat diteliti implikasi kepribadian syahadatain terhadap pembentukan

kesehatan mental dengan metode pendekatan yang lain seperti

penelitian lapangan berupa kuantitatif, kualitatif, eksperimen dan lain­

lain.

3. Agar dilakukan penelitian tentang Kepribadian Syahadatain dengan

variabel yang lain, selain kesehatan mental, atau literatur yang lain

selain Kepribadian Syahadatain dengan kesehatan mental. Hal ini

untuk menambah khasanah disiplin ilmu psikologi Islam yang lebi11

komprehensif dalam satu wadah, yaitu Psikologi Islam.

Page 204: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Lathif, Abdul 'Aziz bin Muhammad Ali, (1422). Al-Tauhid Li Al-Nasyi'ati wa Al-Mubtadin, Wizharatu Al-Syu'un Al-lslamiyah: l\/lamlakat Al­'Arabiyyah Al-Su'udiyyah

Abdul Mujib, (2006). Kepribadian dalam Psikologi Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

dan Jusuf Mudzakkir, (2002). Nuansa-Nuansa Psiko/ogi Islam, ----Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Achmad Mubarak, (2001). Psiko/ogi Qur'ani, Jakarta: Pustaka Firdaus.

A. Faruq Nasution, (2001 ). Thibburruhany a tau Faith Healing: Psiko/ogi Iman Dalam Kesehatan Jiwa Dan Badan, Jakarta: Eldina

Agus Sujanto, dkk., (1982). Psikologi Kepribadian, Jakarta: Aksara Baru

Allport, Gordon. W, (1951). A Psychological Interpretation, New York: Henry Holt And Company.

Arif Budiman & Abu Bakar Baradja, (1996). Mental Sehat Hidup Sehat Mental Saki! Hidup Saki!. Jakarta: Studia Press.

Al-Asqalani, lbnu Hajar, Bu/ugh Al-Maram. Diterjemahkan oleh A. Hassan, (1997). (Bandung: CV. Diponegoro), hadist no. 1468.

Atkinson, Rita, dkk, (1993). Pengantar Psikologi. Diterjemahkan oleh Widjaja Kusuma, judul asli "Introduction Psikologi'', Batam: lnteraksa.

Al-Sanna, Hasan, Majmu'at Al-Rasai/, terj. Anis Matta, dkk, (1998) (Solo: lntermedia)

Simo Walgito, (2002). Pengantar Psikologi Umum, Yogyaka1ia: ANDI

Bin Bazz, Abdul 'Aziz bin 'Abdullah, (1996). Bayan Al-Tauhid Alladzi Ba'tsul/ah Bihirrasu/ Jami'an Wa Ba'tsu Bihi Khatimahum Muhammadan, Roaasatu ldaratu Al-Buhuuts Al-'lhniyyah wa Al­lftau Wa Da'watu wa Al-lrsyad ldarotu Al-Thab'a wa Al-Tarjamah.

Page 205: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

Boring, Edwin Garrigues (1948). Foundation of Psychology, New York: John Wiley & Sons, Inc.

Al-Bukhary, Muhammad bin lsma'il, (1387 H). Shahih Al- Bukhary, India: Al­Maktabah Ar-Rahimiyyah

Buss, David. M, (2005). Personality Psychology: Domains Of Knowledge About Human Nature, New York: The McGraw-Hill Companies.

Cattel, Raymond B, (1950). Personality A Systemic Theoretical and Factual Study, New York: McGraw-Hill Book Company.

Chaplin, J.P, Kamus Lengkap Psiko!ogi, terj. Kartini Kartono, ('1989), Jakarta: PT Raja Grafindo.

Crow, Lester D. & Alice Crow, (1951). Mental Hygiene, New York: McGraw­Hill Book Company, Inc.

Dadang Hawari, (1997). Al-Qura'an I/mu Kesehatan Jiwa dan Kedokteran Jiwa, Yogyal<arta : PT.Dana Bakti Prima Yousa.

Al-Qussy, 'Abdul Aziz, (1969). Ushusush-Shihhatin-Nafsiyyah, Kairo: Maktabatun-Nahdhatir-Rayyah.

Fahrni, Mustafa, (1977). Kesehatan Jiwa, Da!am Keluarga, Seka/ah, dan Masyarakat. Diterjemahkan oleh Zakiah Daradjat dari judul asli "Ash-Shihah An-Nafsiyyah Fil Usrati Wal Madrasati ~Val Mujtama'i", Jakarta : Bulan Bintang.

Al-Ghazali, Abu Hamid, (1990). lhya 'Ulumuddin, Beirut: Muassasah Al-Kutub Al-Tsaqaafiyyah.

Al-Hajjaj, Muslim bin Al-Qusyairy, (1376 H). Shahih Muslim, India: Al­Maktabah Ar-Rusyaidiyah

Hall, Calvin. S and Gardner Lindzey, (1978). Theories of Personality, New York: John Wiley & Sons, Inc.

Al-Hanbali,lbnu Rajab, (1419 H). Al-Arba'uuna hadiitsan an-nawawiyyah Lil Imam Yahya Bin Syarifuddin An-Nawawi, Riyad: Darul MughnL

Page 206: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

Hanna Jumhana Bastaman, (1995). lntegrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi ls/ami, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Hasan Langgulung, (1986). Teori-Teori Kesehatan Mental, Jakarta: Pustaka Al-Husna.

Al-Hasim, Muhammad Bin Abdullah bin Sholih, (2000). Al-Islam Ushuluhu Wa Mabaadiuhu, Wizhaarotusysyu-uunil lslaamiyyah: Mamlakatul 'Arobiyyah As-Su'uudiyyah.

Hasyimsyah Nasution, (2002). Fi/safat Islam, Jakarta : Gaya Media Pratama

Hawa, Sa'id, (1981). Al-Islam, Misr: Dar al Turats al 'Arabi

____ , Mencapai Maqam Shiddiqun dan Rabbaniyun, terj. lmran Affandi, (1999), judul asli "Mudzakirat fi-Manazi!is Shiddiqien wa Rabbaniyiin", Jakarta: Robbani Press.

Hiraas, Muhammad Kholil, (1992). Syarah Al-'Aqidah Al-Washathiyah Asy­Syeikh Al-Islam lbnu Taimiyyah, Ar-Roasatu Al-'Aarnatul ldaratu Al­Buhuts Al-'ilmiyyah wa Al-ifqa-u wa Ad-Da'watu wa Al-lrsyad.

lbnu Hasan, Syeikh Abdurrahman, (1967). Fat/Jul Majid Syar/J Kitab At­Tau/Jid, Mamlakatul 'Arabiyah Su'udiyyah: Mekkal1: \Nizaarotusy Syu'unil lslamiyah Wal Auqaf Wa lrsyad.

lbnu Hisyam, Abu Muhammad Abdul Malik, (1375H). As-Sira/J An­Nabawiyya/J, Mesir: Syirkah Maktabah wa mathba'ah Musthafa Al­Baby Al-Halaby wa Auladuhu.

lbnu Taimiyyah, (1998). Terapi Penyakit Hali. Diterjemahkan oleh Jalaludin Raba, Judul asli Amrad Al-Qulub Wa Syifau/Ja, Jakarta: Gema lnsani Press.

____ , (1999). lqtad/Jau Af-S/Jirat Al-Mustaqim Limuk/Ja/afa/J Ashabu/ Ja/Jim, Dar 'Alimul Kutub.

lrwan Prayitno, (2002). Kepribadian Muslim, Bekasi: Pustaka Tarbiatuna.

Kartini Kartono dan Jenny Andari, (1989). Hygiene Mental dan Kese/Jatan Mental Dalam Islam, Bandung: CV. Mandar Maju.

Page 207: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

____ , (1984). Psikologi Umum, Bandung: Alumni.

Kilander, Frederick H, (1957). Health For Modern Living. Prentice-Hall. Inc. Englewood Cliffs.

l<rippendorff, Klaus, (1993). Analisis isi, Pengantar teori dan Metodologi, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Maddi, Salvatore R, (1968). Personality Theories A Comparati11e Analysis. Home Wood, Ill : The Dorsey Press, Homewood, Illinois - Irwin­Dorsey, Goergetown, Ontario.

Morgan, C. T, dkk., (1984). Introduction to Psychology. McGraw-Hill, International Book Company: Tokyo.

Al-Mubarakfury, Syafiyyur-Rahman, (1997). Sirah Nabawi. Diterjemahkan oleh Kathur Suhardi, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Najati, Usman, (2003). Psikologi Dalam Tinjauan Hadis Nabi SAW, terj. Wawan Ojunaedi Soffandi, Jakarta: Mustaqiim

Al-Nawawi, tth. Syarhn-Nawawi 'Ala Muslim, Kairo: Al-Mathba'atul Mishriyyah wa Maktabatuha.

Netty Hartati,dkk., (2004). Islam Dan Psikologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad a.

Pervin, Lawrence. A, (1993). Personality Theory And Research, New York: John Wiley & Son, Inc.

Passer, Michael W. & Ronald E. Smith, (2004). Psychology: The Science of mind behavior, New York: McGraw-Hill Published.

Al-Qharadhawi, Yusuf, (1994 ). Fatawa Qhardawi: Permasalahan, Pemecahan dan Hikmah, Surabaya: Risalah Gusti.

Quthb, Muhammad, (1998). Koreksi Atas Pemahaman La I/aha II/al/ah. Diterjemahkan oleh Yudian Wahyudin Asmin dan Ahsin Wijaya dari Mafahim Yanbaghi An Tushobhah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Red!, Fritz and William W. Wattenberg, (1951). Mental Hygiene In Teaching. New York: Harcourt, Brace and Company.

Page 208: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

Saparinah Sadli, (1982). Pengantar Da/am Kesehatan Jiwa, dalam buku Pedoman Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Sadan Konsultasi Mahasiswa UI.

Sarlito W Sarwono, (2005). Psiko/ogi Da/am Praktek Edisi Revisi, Jakarta: Restu Agung.

Suharnan, (2005). Psiko/ogi Kognitif, Surabaya: Srikandi.

Sumadi Suryabrata, (2003). Psikologi Kepribadian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persad a

Sutardjo. A Wiramiharja, (2005). Pengantar Psiko/ogi Abnormal, Bandung: Refika Aditama

Tahqiq wa Muraja'ah Jama'ah Minal 'Ulama, (1391 H). Syarl1 Al-'Aqidah Ath­Thahawiyyah, Maktab Al-lslami.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, (1998). Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka

Al-Thobary, Abu Ja'far, (2000). Jami' Al-Bayan Fi Ta'-wili A/-Qur'an, Muassasat Al-Risalah.

Winarno Surakhmad, (1990). Pengantar Penelitian llmiah (dasar metode teknik), Bandung: Penerbit Tarsito

Yakan, Fatih, (1996). Komitmen Muslim Terhadap Harokah /s/amiyah. Diterjemahkan oleh Yasir Miqdad dari Madza Ya'ni lntima-i Li A/­Islam, Jakarta: Najah Press.

Yasin, Muhammad Nu'aim, (1991 ). Al-Iman: Arkanuhu, Haqiqatuhu, Nawaqiduhu, Kairo: Maktabah As-Sunnah.

Yusak Burhanudin, (1999). Kesehatan Mental, Bandung: CV. Pustaka Setia

Zakiah Daradjat, (2001 ). Kesehatan Mental, Jakarta : PT. Toko Gunung Agung

______ , (2002). Psikoterapi lslami, Jakarta: PT. Bulan Bintang.

Page 209: IMPLIKASI KEPRIBADIAN SYAHADATAIN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7648/1/YAMANI... · ii "IMPLIKASI KEPRIBADIAN SY AHADAT AIN TIERHADAP PEMBENTUKAN

Internet:

Mohammad Fanani, (2007). Potensi religius masyarakat Indonesia cukup tinggi, namun be/um digunakan secara optimal sebagai modal terapi. Diambil pada Agustus 2007. http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one news.asp?IDNews=456

Rahmayulis Saleh, (2005). Dua Pu/uh Persen Penduduk Indonesia menderita gangguan jiw. Diambil pada Agustus 2007. http://www.bisn is .com/servlet/page? _pageid=4 77 &_ dad=portal30& _schema=PORTAL30&pared_id=387515&patop_id=:W23