IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

85
IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2019 SKRIPSI Oleh DEYANA TRIANDRA MARISKA NIM. 141000277 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020 Universitas Sumatera Utara

Transcript of IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN

MEDAN KOTA TAHUN 2019

SKRIPSI

Oleh

DEYANA TRIANDRA MARISKA

NIM. 141000277

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020

Universitas Sumatera Utara

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN

MEDAN KOTA TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

DEYANA TRIANDRA MARISKA

NIM. 141000277

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020

Universitas Sumatera Utara

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

i

Judul Skripsi : Implementasi Program Posyandu di Wilayah

Kerja Puskesmas Teladan Kecamatan Medan

Kota Tahun 2019

Nama Mahasiswa : Deyana Triandra Mariska

Nomor Induk Mahasiswa : 141000277

Departemen : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui

Pembimbing:

( dr. Fauzi, S.K.M.)

NIP. 14005264900

Dekan

( Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si.)

NIP. 196803201993082001

Tanggal Lulus: 13 Desember 2019

Universitas Sumatera Utara

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

ii

Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal: 13 Desember 2019

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : dr. Fauzi, S.K.M.

Anggota : 1. dr. Rusmalawati, M.Kes.

2. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M., M.P.H.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

Universitas Sumatera Utara

Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

iv

Abstrak

Memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, yang paling utama untuk

memperoleh penurunan angka kematian ibu dan bayi. Agar masyarakat dapat

memperoleh pelayanan lengkaap secara lebih mudah disatu tempat, maka

dibentuk sebuah integrasi upaya swadaya masyarakat dinamakan Pos Pelayanan

Terpadu atau disingkat posyandu yang dilaksanakan oleh Puskesmas Teladan

Kecamatan Medan Kota. Penelitian yang digunakan merupakan penelitian

kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas

Teladan Kecamatan Medan Kota dengan informan sebanyak 10 orang, yaitu

kepala puskesmas, koordinator pelaksana program posyandu, kepala lingkungan,

kepala lurah, kader posyandu bagian penimbangan, kader posyandu bagian

pencatatan, kader posyandu bagian penyuluhan, ibu balita yang sering posyandu,

ibu balita yang jarang posyandu, dan ibu balita yang tidak pernah posyandu.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan juga

dilengkapi dengan cara observasi. Analisis data dilakukan secara manual dengan

menulis hasil wawancara kemudian meringkas hasil tersebut kedalam bentuk

matriks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pelaksanaan Posyandu di

Wilayah Medan Kota belum berjalan dengan baik sesuai dengan petunjuk

Kementrian Kesehatan. Dalam proses pelaksanaan posyandu sudah cukup baik

karena masyarakat sudah mulai aktif untuk datang ke posyandu melakukan

imunisasi, penimbangan, pemberian makanan tambahan untuk balita.

Kata kunci: Implementasi, posyandu

Universitas Sumatera Utara

Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

v

Abstract

Empower the community and make it easy for the community to obtain basic

health services, most importantly to reduce maternal and infant mortality. In

order for the community to be able to obtain faster services more easily in one

place, an integrated non-governmental effort was formed called the Integrated

Service Post or abbreviated as posyandu which was carried out by the Teladan

Health Center in Medan City District. The research used is a qualitative research.

This research was conducted at Posyandu in the Work Area of the Teladan

District Health Center in Medan City with 10 informants, namely the Head of the

Puskesmas, Posyandu program coordinator, Head of the environment, Head of

the Village Head, Head of Posyandu in weighing section, Posyandu Cadre in the

recording section , Posyandu cadre in the counseling section, mothers of toddlers

who are often posyandu, mothers of toddlers who are rarely posyandu, and

mothers of toddlers who have never been posyandu. Data collection is done by in-

depth interviews and also equipped with observation. Data analysis was

performed manually by writing the results of the interview then summarizing the

results into a matrix. The results showed that the procedures for implementing

Posyandu in Medan Kota Region were not going well according to the Ministry of

Health's instructions. In the process of implementing the posyandu it is already

quite good because the community has begun to actively come to the posyandu to

carry out immunizations, weighing, and providing additional food for toddlers.

Keywords: Implementation, posyandu

Universitas Sumatera Utara

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

vi

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah

yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Implementasi Program Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas

Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2019”. Skripsi ini adalah salah satu

syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada

kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes., selaku Ketua Departemen Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Universitas Sumatera Utara.

4. dr. Fauzi, S.K.M., selaku Dosen Pembimbing saya yang telah memberikan

bimbingan, saran, dukungan, nasehat, dan arahan untuk kesempurnaan

penulisan skripsi ini.

5. dr. Rusmalawaty, M.Kes., selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan

bimbingan, masukan dan saran-saran kepada penulis dalam perbaikan skripsi

ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

vii

6. Putri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M., M.P.H., selaku Dosen Penguji II

saya yang telah memberikan bimbingan, arahan, masukan dan saran saran

kepada penulisan perbaikan skripsi.

7. Dra. Lina Tarigan, Apt., M.S., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah banyak memberikan saran kepada penulis selama kuliah di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh Dosen dan Staf di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara, terutama Departemen Administasi Kebijakan Kesehatan

yang telah banyak memberikan bantuan selama penulisan mengikuti

pendidikan.

9. Dr. Suryadi Panjaitan, M.Kes., Sp.PDFINASIM., selaku Kepala Puskesmas

Teladan Kecamatan Medan Kota yang telah memberikan izin penelitian dan

seluruh staf atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis melaksanakan

penelitian.

10. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis tercinta (H. Ridwan, S.H., M.H.,

dan Hj. Sri Lestina Hajar, S.H.) yang senantiasa memberikan motivasi, doa,

kasih sayang dan dukungan baik moril maupun materi yang tidak terhingga

dan tidak akan pernah bisa terganti kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Juga kepada saudara-saudari penulis tercinta

August Perdana Riswansyah dan Deasy Dwintasari Tinawan yang telah

memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Teman-teman seperjuangan skripsi penulis, teman-teman PBL, teman-teman

LKP, dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

Universitas Sumatera Utara

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

ix

Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i

Halaman Penetapan Tim Penguji ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii

Abstrak iv

Abstract v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xii

Daftar Lampiran xiii

Daftar Istilah xiv

Riwayat Hidup xv

Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 7

Tujuan Penelitian 7

Tujuan umum 7

Tujuan khusus 7

Manfaat Penelitian 8

Tinjauan Pustaka 9

Konsep Implementasi 9

Pengertian Posyandu 13

Tujuan posyandu 14

Sasaran posyandu 14

Penyelenggaraan Posyandu 14

Kader 15

Petugas puskesmas 17

Stakeholder (unsur pembina dan penggerak terkait) 18

Kegiatan Posyandu 20

Kesehatan ibu dan anak 21

Pil KB 21

Imunisasi 21

Penimbangan dan pemberian vitamin A 21

Pencegahan dan penanggulangan diare 22

Tingkat Perkembangan Posyandu 22

Posyandu pratama 22

Posyandu madya 22

Posyandu purnama 23

Posyandu mandiri 24

Universitas Sumatera Utara

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

x

Landasan Teori 24

Kerangka Berpikir 25

Metode Penelitian 27

Jenis Penelitian 27

Lokasi dan Waktu Penelitian 27

Subjek Penelitian 27

Definisi Konsep 28

Metode Pengumpulan Data 29

Metode Analisis Data 29

Hasil Penelitian dan Pembahasan 31

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 31

Letak umum geografis 31

Sarana kesehatan 31

Karakteristik Informan 32

Perkembangan Posyandu yang Ada di Wilayah Kerja Puskesmas

Teladan Kecamatan Medan Kota

33

Pihak-Pihak yang Ikut Serta dalam Penyelenggaraan Program

Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas

35

Sarana dan Prasarana 37

Sumber Pendanaan untuk Posyandu 38

Persiapan Pra H Posyandu 41

Pelaksanaan Program Posyandu Pada Saat Hari Buka Posyandu 42

Pelaksanaan Posyandu Post H 44

Keterbatasan Penelitian

46

Kesimpulan dan Saran 47

Kesimpulan 47

Saran

47

Daftar Pustaka 49

Lampiran 51

Universitas Sumatera Utara

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

xi

Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Penyelenggaraan Kegiatan Posyandu 15

2 Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu 24

3 Karakteristik Informan

32

Universitas Sumatera Utara

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

xii

Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Landasan teori 25

2 Kerangka berpikir 25

Universitas Sumatera Utara

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

xiii

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Pedoman Wawancara 51

2 Matriks 59

3 Surat Izin Penelitian 65

4 Surat Selesai Penelitian 66

5 Dokumentasi 67

Universitas Sumatera Utara

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

xiv

Daftar Istilah

AKI Angka Kematian Ibu

AKB Angka Kematian Bayi

BAPPEDA Badan Perencana Pembangunan Daerah

BGM Bawah Garis Merah

BPMPD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

D/S Datang per Sasaran

KB Keluarga Berencana

KEK Kurang Energi Kronis

KIA Kesehatan Ibu dan Anak

KIE Komunikasi, Edukasi dan Komunikasi

KMS Kartu Menuju Sehat

LPM Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

MMD Musyawarah Masyarakat Desa

PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PHC Primary Health Care

PKK Pemberdaya Kesejahteraan Keluarga

PKMD Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa

PMT Pemberian Makanan Tambahan

POKJANAL Kelompok Kerja Operasional

POSYANDU Pos Pelayanan Terpadu

PUS Pasangan Usia Subur

PUSKESMAS Pusat Kesehatan Masyarakat

SMD Survei Mawas Diri

SOP Standard Operating Procedures

UKBM Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

WUS Wanita Usia Subur

Universitas Sumatera Utara

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

Universitas Sumatera Utara

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

1

Pendahuluan

Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan dapat dijadikan sebagai

salah satu parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia di

sebuah negara, karena melalui pelayanan kesehatan dapat dilihat maju atau

tidaknya suatu negara. Selain itu, kesehatan merupakan faktor penting bagi

individu, karena tingkat kesehatan individu mempengaruhi tercapainya suatu

kondisi yang sejahtera.

Sehubungan dengan hal di atas, maka kesehatan merupakan salah satu

faktor dalam mencapai tingkat kesejahteraan sosial suatu masyarakat seperti yang

dinyatakan dalam Undang-Undang No.11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan

sosial pasal 1 ayat 1 bahwa kesejahteraan sosial merupakan kondisi terpenuhinya

kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan

mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Dalam rangka memberdayakan dan mengembangkan kemampuan

masyarakat dalam bidang kesehatan maka mulai Tahun 1975 pemerintah

mengenalkan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) yang setahun

kemudian ditetapkan bahwa PKMD merupakan pendekatan strategis untuk

meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Berkembangnya PKMD memunculkan banyak UKBM seperti Pos

Penimbangan Balita, Pos Imunisasi, Pos KB Desa, dan Pos Kesehatan. Agar

masyarakat dapat memperoleh pelayanan lengkap secara lebih mudah di satu

Universitas Sumatera Utara

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

2

tempat maka dibentuk sebuah integrasi upaya swadaya masyarakat yang

dinamakan Pos Pelayanan Terpadu atau disingkat Posyandu (Hartono, 2011).

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, yang paling utama untuk

memperoleh penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kementerian Kesehatan RI,

2011).

Penimbangan merupakan salah satu kegiatan utama posyandu dan sebagai

salah satu program perbaikan gizi masyarakat. Penimbangan balita dimaksudkan

untuk memantau pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan balita penting

dilakukan setiap 1 bulan sampai 5 tahun di posyandu untuk mengetahui tumbuh

kembang balita, setelah balita di timbang akan di catat di buku KMS sehingga

akan terlihat berat badannya naik, tidak naik ataupun turun. Adapun kegiatan

penimbangan balita yang biasa dilakukan di posyandu meliputi pendaftaran

pengunjung posyandu, penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke

posyandu, mencatat hasil penimbangan di buku KMS, melaksanakan kegiatan

penyuluhan, serta memberikan pelayanan kesehatan (Kementerian Kesehatan RI,

2011).

Penimbangan balita sangat penting dalam deteksi dini kasus gizi kurang

dan gizi buruk. Dengan rajin menimbang balita, maka pertumbuhan balita dapat

dipantau secara intensif. Sehingga bila berat badan anak tidak naik ataupun jika

Universitas Sumatera Utara

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

3

ditemukan penyakit akan dapat segera dilakukan upaya pemulihan dan

pencegahan supaya tidak menjadi gizi kurang atau gizi buruk. Semakin cepat

ditemukan, maka penanganan kasus gizi kurang atau gizi buruk akan semakin

baik. Penanganan yang cepat dan tepat sesuai tata laksana kasus anak gizi buruk

akan mengurangi risiko kematian sehingga angka kematian akibat gizi buruk

dapat ditekan. Tindak lanjut dari hasil penimbangan selain penyuluhan juga

pemberian makanan tambahan dan pemberian suplemen gizi (Kementerian

Kesehatan RI, 2011).

Berdasarkan data Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2018, cakupan

balita ditimbang (D/S) Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2018 sebesar 86,24%,

terjadi peningkatan apabila dibandingkan pada Tahun 2017 sebesar 85,45%, dan

Tahun 2016 sebesar 70,96%. Sedangkan, cakupan D/S di Kota Medan Tahun

2016 sebesar 88,78%, pada Tahun 2017 sebesar 84,42%, dan terjadi peningkatan

pada Tahun 2018 menjadi sebesar 87,30%

Cakupan penimbangan balita yang masih rendah erat kaitannya dengan

peran kader posyandu sebagai penggerak kegiatan posyandu. Kader posyandu

merupakan anggota masyarakat yang bersedia, mampu, dan memiliki waktu untuk

menyelenggarakan kegiatan posyandu secara sukarela (Kementerian Kesehatan

R1, 2012).

Puskesmas Teladan terletak di Kota Medan dan salah satu puskesmas yang

terdapat di Kecamatan Medan Kota selain Puskesmas Pasar Merah dan Puskesmas

Simpang Limun. Berdasarkan laporan Puskesmas Teladan Tahun 2018 diketahui

bahwa terdapat 22 buah Posyandu yang mana semuanya termasuk posyandu

Universitas Sumatera Utara

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

4

purnama dan terbagi di Kelurahan Teladan Barat ada 7 buah, Kelurahan Masjid

ada 4 buah, Kelurahan Pasar Baru ada 3 buah, Kelurahan Pusat Pasar ada 3 buah,

dan di Kelurahan Pandau Hulu ada 5 buah. Jumlah petugas posyandu seluruhnya

adalah 17 orang dan terdiri dari 5 orang kader di setiap posyandu.

Pada wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota sepanjang

Tahun 2018 jumlah seluruh balita yang ada sebesar 1.928 balita, dari jumlah

tersebut yang ditimbang sebanyak 1.684 balita dengan pencapaian D/S pada

Tahun 2018 sebesar 86,7%, dan jumlah balita yang BGM sebanyak 45 balita

(2,33%). Jika dibandingkan dengan puskesmas lain di Kecamatan Medan Kota

cakupan tersebut tergolong rendah, dimana cakupan penimbangan D/S Tahun

2018 di Puskesmas Pasar Merah sebesar 88,17% (Profil Kesehatan Puskesmas

Teladan, 2018).

Menurut Profil Kesehatan Kota Medan balita di Kelurahan Teladan Barat

setiap tahun menurun jumlah balita yang ditimbang dan setelah dilakukan

penelitian dari 5 kelurahan, kelurahan Teladan Barat memiliki angka jumlah anak

yang berat badannya naik dibandingkan dengan jumlah anak yang ditimbang

dalam % (N/D) yang tidak stabil. Menurut hasil survei beberapa balita hasil

penimbangannya tidak naik bahkan cenderung menurun. Jumlah anak yang berat

badannya naik dibandingkan dengan jumlah anak yang ditimbang (N/D) sebesar

62,5%.

Berdasarkan survei pendahuluan pada bulan Agustus 2019 didapatkan

bahwa tenaga yang diperlukan dalam pelaksanaan posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota sudah mencukupi dari segi kuantitas.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

5

Hal ini terlihat dari data yang telah dikumpulkan bahwa setiap posyandu telah

memiliki masing-masing 5 kader dan petugas puskesmas sebanyak 4 orang yang

bertugas melaksanakan posyandu. Sedangkan, sarana dan prasarana yang dimiliki

oleh posyandu meliputi meja, kursi, dan penimbangan gantung. Sampai saat ini,

dana untuk pembuatan makanan tambahan masih berasal dari puskesmas,

dikarenakan dana dari masyarakat belum mencukupi, dan kurangnya kepedulian

masyarakat akan posyandu.

Sementara itu, tugas kader tidak hanya di hari buka posyandu melainkan

sebelum hari buka dan sesudah hari buka posyandu. Menurut wawancara dengan

petugas puskesmas yang mendampingi kader, didapatkan bahwa kader

menginformasikan tentang hari buka posyandu kepada warga setempat beberapa

jam sebelum posyandu di buka, dimana seharusnya dilakukan beberapa hari

sebelumnya. Hal ini menunjukkan kurangnya tanggung jawab kader dalam

bekerja.

Selanjutnya, peneliti melakukan pengamatan pada saat hari buka

posyandu. Pada saat kegiatan penimbangan, kader terlihat mengabaikan tata cara

menimbang balita dengan benar. Kader hanya menimbang balita seadanya saja

terlebih lagi pada saat peserta dalam kegiatan penimbangan balita ramai, kader

menimbang hanya 1 menit agar kegiatan penimbangan balita cepat selesai. Selain

itu, kader hanya menerka hasil timbangan bayi/balita tersebut bila bayi/balita

menangis tidak mau ditimbang. Kemudian setelah kegiatan posyandu selesai

adanya kader yang langsung pulang dan meninggalkan tempat sebelum

melengkapi dan menyelesaikan pencatatan buku laporan.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

6

Pelaksanaan kegiatan penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas

Teladan yang belum terlaksana dengan baik berdampak pada sulitnya mendeteksi

sedini mungkin masalah pertumbuhan pada balita sehingga mengakibatkan kasus

gizi buruk. Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Teladan, tercatat

ditemukannya kasus gizi buruk pada balita 1 orang pada Tahun 2017, dan 1 orang

pada Tahun 2018.

Menurut wawancara dengan kader yang terlibat dalam pelaksanaan

program posyandu didapatkan bahwa pelatihan bagi kader dalam penimbangan

balita yang diberikan petugas puskesmas tidak dilakukan secara

berkesinambungan/berkelanjutan sehingga dalam pelaksanaan tugasnya, masih

banyak kader yang kinerjanya kurang baik. Selanjutnya, ibu balita berpendapat

bahwa imunisasi saja sudah lengkap, dan tidak perlu datang lagi ke posyandu

untuk melakukan penimbangan berat badan. Hal ini menyebabkan tidak

terpantaunya tumbuh kembang balita.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Ariska (2016) tentang analisis

implementasi program posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Langit

Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota Padangsidimpuan Tahun 2016

menunjukkan bahwa persiapan yang dilakukan kader sebelum hari buka posyandu

yaitu menyebarkan hari buka posyandu di masjid, sedangkan pada hari buka

posyandu yaitu pendaftaran, penimbangan, pencatatan dan penyuluhan yang

dilakukan kader atau petugas puskesmas, dan pada hari selesai dilaksanakannya

posyandu yaitu membuat catatan hasil kegiatan posyandu, membuat diagram

SKDN. Kendala yang ditemukan di posyandu wilayah kerja Puskesmas Pintu

Universitas Sumatera Utara

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

7

Langit adalah banyaknya ibu balita yang tidak ikut melakukan penimbangan balita

karena bekerja atau karena keperluan lainnya sehingga puskesmas diharapkan

dapat meningkatkan komunikasi dalam pelaksanaan program posyandu terutama

dalam hal penentuan jadwal dan jam buka posyandu.

Temuan penelitian Regina (2016) tentang evaluasi kegiatan utama

pelayanan posyandu di Kecamatan Jatinangor menunjukkan bahwa kegiatan

utama pelayanan posyandu masih belum terlaksana dengan baik, seperti

kurangnya dukungan SDM, dana dan prasarana, dan bantuan dan melalui

advokasi lintas sektor, kemudian tidak terlaksananya penyuluhan setiap selesai

dilakukan penimbangan sehingga perlu dilakukan evaluasi dan tindak lanjut

secara berkala terhadap kegiatan utama posyandu.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan

penelitian yaitu bagaimanakah implementasi program posyandu dalam

penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota

Tahun 2019.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Untuk menganalisis implementasi program posyandu

dalam penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan

Medan Kota Tahun 2019.

Tujuan khusus. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis input (Tenaga, dana, sarana dan prasarana) pelaksanaan

program posyandu dalam penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas

Universitas Sumatera Utara

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

8

Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2019.

2. Untuk menganalisis proses (tugas kader) pelaksanaan program posyandu

dalam penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan

Medan Kota Tahun 2019.

3. Untuk menganalisis output (cakupan D/S) pelaksanaan program posyandu

dalam penimbangan balita di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan

Medan Kota Tahun 2019

Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi posyandu dalam hal peningkatan pelaksanaan

dalam upaya kesehatan ibu dan anak.

2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya

Universitas Sumatera Utara

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

9

Tinjauan Pustaka

Konsep Implementasi

Kusumanegara (2010) mendefinisikan implementasi sebagai proses

administrasi dari hukum yang didalamnya tercakup keterlibatan berbagai actor,

organisasi, prosedur, dan teknik yang dilakukan agar kebijakan yang telah

ditetapkan mempunyai akibat, yaitu tercapainya tujuan kebijakan. Implementasi

dapat dikonseptualisasikan sebagai proses karena yang didalamnya terdapat

serangkaian aktivitas yang berkelanjutan. Konsep implementasi juga harus

diperhatikan dari berbagi aspek pemahaman seperti proses, output, dan outcome.

Fungsi implementasi sendiri berguna untuk membentuk suatu hubungan

yang memungkinkan tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran kebijakan publik

sebagai outcome kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu fungsi

implementasi terdiri pula dari cara-cara atau sarana-sarana tertentu yang

dirancang/didesain secara khusus serta diarahkan menuju tercapainya tujuan-

tujuan dan sasaran-sasaran yang yang dikehendaki. Mendalami implementasi

berarti berusaha untuk memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu

program diberlakukan atau dirumuskan, yakni peristiwa dan kegiatan-kegiatan

yang terjadi setelah proses legislasi, baik menyangkut usaha-usaha untuk

memberikan dampak tertentu pada masyarakat ataupun peristiwa-peristiwa

(Wahab, 2008).

Terdapat beberapa model implementasi menurut para ahli. Berikut

diuraikan beberapa model-model tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

10

1. Model Donald Van Metter dan Carl Van Horn

Menurut Van Matter dan Carl Van Horn (dalam Kusumanegara, 2010) ada

6 variabel yang memengaruhi kinerja kebijakan, yaitu:

a. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Kinerja implementasi kebijakan ini dapat diukur apabila ukuran dan tujuan

kebijakan realistis dengan sosiokultur yang ada di level pelaksana

kebijakan.

b. Sumberdaya

Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari

kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

c. Sikap/Kecenderungan Pelaksana

Penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat banyak

mempengaruhi keberhasilan dari implementasi kebijakan. Hal ini sangat

mungkin terjadi karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil

formulasi orang-orang yang terkait langsung dengan kebijakan yang

memahami secara mendalam permasalahan.

d. Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana

Dalam implementasi kebijakan public komunikasi merupakan hal yang

sangat penting. Semakin baik komunikasi diantara para agen pelaksana

maka diasumsikan kesalahan-kesalahan yang terjadi akan lebih kecil.

e. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik

Menurut Van Metter dan Van Horn hal terakhir yang perlu diperhatikan

guna menilai kinerja implementasi adaah sejauh mana lingkungan

Universitas Sumatera Utara

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

11

eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik yang telah

ditetapkan. Lingkungan social, ekonomi, dan politik yang tidak kondusif

dapat menjadi penyebab dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan.

Oleh karena itu upaya untuk mengimplementasikan kebijakan harus

memperhatikan kekondusifan kondisi lingkungan eksternal.

2. Model George Edward III

Menurut George Edward III (dalam Widodo, 2011) terdapat 4 faktor yang

mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan implementasi yaitu factor komunikasi,

sumber daya, disposisi dan struktur pelaksana.

a. Komunikasi

Diartikan sebagai proses penyampaian informasi komunikator kepada

komunikan. Hal ini menyangkut bagaimana program dikomunikasikan

kepada organisasi dan/atau publik. Implementor harus mengetahui apa

yang harus dilaksanakan, apa yang menjadi tujuan dan sasaran sehingga

mengurangi distorsi implementasi. Jika tujuan dan sasaran tidak jelas dan

bahkan tidak diketahui samasekali oleh kelompok sasaran maka

kemungkinan akan menjadi resistensi dari kelompok sasaran. Komunikasi

memiliki beberapa dimensi yaitu:

1) Dimensi transmisi yaitu menghendaki agar program tidak hanya

disampaikan kepada pelaksana kebijakan namun juga disampaikan

kepada kelompok sasaran dan pihak lain yang berkepentingan baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

12

2) Dimensi kejelasan yaitu menghendaki agar kebijakan yang

ditransmisikan kepada pelaksana, target group, dan yang

berkepentingan secara jelas sehingga mereka mengerti maksud, tujuan,

sasaran, serta substansi program sehingga masing-masing mengetahui

apa yang mesti dipersiapkan serta dilaksanakan untuk mensukseskan

kebijakan tersebut secara efektif dan efisien.

3) Dimensi konsistensi yang diperlukan agar informasi tidak simpang siur

sehingga membingungkan pelaksana kepentingan, target group dan

pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Sumberdaya

Sumberdaya merupakan hal yang penting dalam implementasi. Apabila

implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan maka

implementasi tidak akan berjalan dengan efektif. Sumberdaya ini meliputi

sumberdaya manusia, sumberdaya anggaran, sumberdaya peralatan, dan

sumberdaya kewenangan.

c. Disposisi

Disposisi merupakan watak dan karakter/sikap yang dimiliki implementor

dalam menjalankan program seperti komitmen, kejujuran, dan sifat

demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik maka dia

akan menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh

pembuat kebijakan. Jika implementor memiliki sifat /perspektif yang

berbeda dengan pembuat kebijakan maka proses implementasi kebijakan

menjadi tidak efektif.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

13

d. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi merupakan struktur bertugas mengimplementasikan

program seperti ketersediaan SOP (standard operating procedures) dan

stuktur organisasi masyarakat yang bertugas melaksanakan program.

Pengertian Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu dan bayi. Posyandu mensinergikan berbagai layanan yang

dibutuhkan masyarakat meliputi perbaikan dan kesehatan gizi, pendidikan dan

perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan, dan

kesejahteraan sosial. Wadah ini dibimbing oleh petugas puskesmas, lintas sektor

dan lembaga terkait lainnya (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat

sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan antara

lain: gizi, imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare.

Definisi lain Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

14

dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

Angka Kematian Ibu dan Bayi (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Tujuan posyandu. Adapun tujuan dari Posyandu menurut Kementerian

Kesehatan RI (2011), yaitu:

1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak, dan balita.

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk menurunkan IMR.

3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.

4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan kegiatan – kegiatan yang lain yang menunjang kemampuan

hidup sehat.

5. Pendekatan dan pemerataan penanganan kesehatan kepada masyarakat dalam

usaha meningkatkan cakupan.

6. Peningkatan dan penggunaan peran serta masyarakat dalam alih tehnologi

untuk swakelola usaha–usaha kesehatan masyarakat.

Sasaran posyandu. Sasaran pada Posyandu adalah seluruh masyarakat,

yaitu terutama. (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

1. Bayi

2. Anak balita

3. Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui

4. Pasangan usia subur (PUS)

Penyelenggaraan Posyandu

Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan setiap satu bulan sekali, untuk

hari dan waktu ditentukan dari hasil kesepakatan, hari buka posyandu juga bisa

Universitas Sumatera Utara

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

15

buka lebih dari sekali jika diperlukan. Tempat penyelenggaraan kegiatan

Posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

Tempat penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman

rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, salah satu kios di pasar, salah

satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh

masyarakat.

Kegiatan ini digerakkan oleh Kader Posyandu dengan bimbingan teknis

dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu minimal

jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah

yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang mengacu pada sistim 5 langkah.

Tabel 1

Penyelenggaraan Kegiatan Posyandu

Langkah Kegiatan Pelaksana

Pertama Pendaftaran Kader

Kedua Penimbangan Kader

Ketiga Pengisian KMS Kader

Keempat Penyuluhan Kader

Kelima Pelayanan kesehatan

Kader atau kader

bersama petugas

kesehatan

Sumber: Kementerian Kesehatan RI 2011

Selain itu, terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak pihak.

Adapun tugas dan tanggungjawab masing-masing pihak dalam menyelenggarakan

Posyandu adalah sebagai berikut (Kementerian Kesehatan RI, 2011):

Kader. Adapun tugas kader dalam pelaksanaan posyandu yaitu sebagai

berikut:

1. Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:

Universitas Sumatera Utara

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

16

a. Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat.

b. Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu.

c. Mempersiapkan sarana Posyandu.

d. Melakukan pembagian tugas antar kader.

e. Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya.

f. Mempersiapkan bahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

penyuluhan.

2. Pada hari buka Posyandu (Kementerian Kesehatan RI, 2011), antara lain:

a. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas,

ibu menyusui, dan sasaran lainnya.

b. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak pada

Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan, pengukuran

lingkar kepala anak, pemantauan aktifitas anak, pemantauan status

imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan orang tua tentang pola asuh

yang dilakukan pada anak, pemantauan tentang permasalahan anak balita,

dan lain sebagainya.

c. Membimbing orang tua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil

pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita.

d. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan ini,

kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok

dan demonstrasi dengan orang tua/keluarga anak balita.

e. Memotivasi orang tua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik

pada anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

17

f. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke

posyandu dan minta mereka untuk kembali pada hari posyandu berikutnya.

g. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader apabila

ada permasalahan terkait dengan anak balitanya.

h. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka

Posyandu.

3. Di luar hari buka Posyandu, antara lain:

a. Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas

dan ibu menyusui serta bayi dan anak balita

b. Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua balita

yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang

mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah balita

yang datang pada hari buka Posyandu dan jumlah balita yang timbangan

berat badannya naik.

c. Melakukan tindak lanjut terhadap 1. Sasaran yang tidak datang. 2. Sasaran

yang memerlukan penyuluhan lanjutan.

d. Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu

saat hari buka.

e. Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri

pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan

Petugas puskesmas. Kehadiran tenaga kesehatan puskesmas yang

diwajibkan di posyandu satu kali dalam sebulan. Peran petugas puskesmas pada

Universitas Sumatera Utara

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

18

hari buka posyandu antara lain sebagai berikut (Kementerian Kesehatan RI,

2011):

1. Membimbing kader dalam penyelenggaraan posyandu.

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah

5 (lima). Sesuai dengan kehadiran wajib petugas puskesmas, pelayanan

kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya diselenggarakan satu kali

sebulan. Dengan perkataan lain jika hari buka posyandu lebih dari satu kali

dalam sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya oleh kader

Posyandu sesuai dengan kewenangannya

3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB dan gizi kepada

pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.

4. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada

Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan

sesuai dengan kebutuhan Posyandu.

5. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap Ibu Hamil, bayi dan

anak balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.

Stakeholder (unsur pembina dan penggerak terkait). Adapun tugas dan

tanggungjawab dari stakeholder tersebut adalah (Kementerian Kesehatan RI,

2011):

1. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal)

Posyandu kecamatan:

a. Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan Posyandu.

b. Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Posyandu.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

19

c. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara

teratur.

2. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku penanggung jawab Pokja

Posyandu desa/kelurahan:

a. Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk penyelenggaraan

Posyandu.

b. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat hadir pada hari

buka Posyandu

c. Mengkoordinasikan peran kader Posyandu, pengurus Posyandu dan tokoh

masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Posyandu.

d. Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu bersama Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau

sebutan lainnya.

e. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Posyandu secara

teratur.

3. Instansi/Lembaga Terkait:

a. Badan / Kantor / Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

(BPMPD) berperan dalam fungsi koordinasi penyelenggaraan pembinaan,

penggerakan peran serta masyarakat, pengembangan jaringan kemitraan,

pengembangan metode pendampingan masyarakat, teknis advokasi,

fasilitasi, pemantauan dan sebagainya.

b. Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu pemenuhan pelayanan sarana

dan prasarana kesehatan (pengadaan alat timbangan, distribusi Buku KIA

Universitas Sumatera Utara

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

20

atau KMS, obat-obatan dan vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga

teknis kesehatan.

c. SKPD KB di Provinsi dan Kabupaten/Kota, berperan dalam penyuluhan,

penggerakan peran serta masyarakat melalui BKB dan BKL.

d. BAPPEDA, berperan dalam koordinasi perencanaan umum, dukungan

program dan anggaran serta evaluasi.

e. Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Dinas

Perindustrian dan UKM, Dinas Perdagangan dan sebagainya, berperan

dalam mendukung teknis operasional Posyandu sesuai dengan peran dan

fungsinya masing-masing.

Kegiatan Posyandu

Posyandu dilaksanakan setiap sebulan sekali, untuk tanggal dan waktunya

ditentukan oleh kader, tim penggerak PKK desa / kelurahan serta petugas

kesehatan dari puskesmas. Pelayanan masyarakat dilakukan dengan sistim 5 meja,

yakni:

Meja 1 : Pendaftaran.

Meja 2 : Penimbangan.

Meja3 : Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat).

Meja4 : Komunikasi / penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.Kegiatan

Meja 5 : Tindakan (pelayanan imunisasi, pemberian vitamin A dosis tinggi berupa

obat tetes mulut tiap bulan Februari dan Agustus, pengobatan ringan, pembagian

pil atau kondom, konsultasi KB-Kesehatan) (Cahyanti, 2016).

Kegiatan posyandu terdiri dari 5 program utama, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

21

Kesehatan ibu dan anak. Kegiatan posyandu pada kesehatan ibu dan

anak yaitu terdiri dari:

1. Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

2. Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februari dan

Agustus)

3. PMT

4. Imunisasi

Pil KB. Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader

adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan

puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila

tersedia ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih dapat

dilakukan pemasangan IUD dan implant.

Imunisasi. Pelayanan imunisasi di posyandu hanya dilaksanakan oleh

petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program

terhadap bayi dan ibu hamil.

Penimbangan dan pemberian vitamin A. Pelayanan gizi di posyandu

dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat

badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi,

pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, suplementasi vitamin A dan tablet

Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang berat

badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada di bawah garis merah

(BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke puskesmas atau poskesdes.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

22

Pencegahan dan penanggulangan diare. Pencegahan diare di

posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS). Penanggulangan diare di posyandu dilakukan melalui pemberian oralit.

Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas

kesehatan. (Kementerian Kesehatan RI, 2011)

Tingkat Perkembangan Posyandu

Perkembangan masing-masing posyandu tidak sama. Dengan demikian,

pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing posyandu juga berbeda. Untuk

mengetahui tingkat perkembangan posyandu, telah dikembangkan metode dan alat

telaahan perkembangan posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah

Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat

perkembangan posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat menurut

Kementerian Kesehatan RI (2011), yaitu sebagai berikut:

Posyandu pratama. Posyandu Pratama adalah posyandu yang belum

mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan posyandu belum terlaksana secara

rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang.

Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan posyandu, di samping karena

jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.

Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi

masyarakat serta menambah jumlah kader.

Posyandu madya. Posyandu Madya adalah posyandu yang sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih

Universitas Sumatera Utara

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

23

rendah, yaitu kurang dari 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan

peringkat adalah meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh

masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola

kegiatan posyandu. Contoh intervensi yang dapat dilakukan antara lain:

1. Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul posyandu dengan metode

simulasi.

2. Menerapkan SMD dan MMD di posyandu, dengan tujuan untuk merumuskan

masalah dan menetapkan cara penyelesaiannya, dalam rangka meningkatkan

cakupan Posyandu.

Posyandu purnama. Posyandu Purnama adalah posyandu yang sudah

dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah

kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih

dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh

sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang

pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.

Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat antara lain:

Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk memantapkan pemahaman

masyarakat tentang dana sehat. Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat

tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan anggota lebih dari 50% KK.

Peserta pelatihan adalah para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana sehat

desa/kelurahan, serta untuk kepentingan posyandu mengikutsertakan pula

pengurus posyandu.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

24

Posyandu mandiri. Posyandu Mandiri adalah posyandu yang sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader

sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari

50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh

sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang

pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja posyandu.

Intervensi yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan

program dana sehat, sehingga terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat

dilakukan intervensi memperbanyak macam program tambahan sesuai dengan

masalah dan kemampuan masing-masing

Tabel 2

Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu

Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

Frekuensi penimbangan <8 ≥8 ≥8 ≥8

Rerata kader tugas <5 ≥5 ≥5 ≥5

Rerata cakupan D/S <50% <50% ≥50% ≥50%

Cakupan kumulatif KIA* <50% <50% ≥50% ≥50%

Cakupan kumulatif KB <50% <50% ≥50% ≥50%

Cakupan kumulatif imunisasi <50% <50% ≥50% ≥50%

Program tambahan - - + +

Cakupan dan sehat <50% <50% <50% ≥50%

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2011

Landasan Teori

Teori Ivancevich et al (2007) yang meliputi masukan, proses serta

keluaran merupakan acuan atau landasan teori yang diimplementasikan dalam

pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja puskesmas.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

25

Gambar 1. Landasan teori

Kerangka Berpikir

Gambar 2. Kerangka berpikir

Keterangan:

Adapun definisi dari kerangka pikir penelitian, yaitu:

1. Input

Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan, yang terdiri dari :

a. Tenaga adalah orang yang bertugas dalam pelaksanaan kegiatan posyandu

di wilayah kerja Puskesmas Teladan

b. Sarana dan Prasarana adalah seluruh bahan dan peralatan yang digunakan

dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan

Input

a. Tenaga

b. Sarana

dan

Prasarana

c. Dana

Proses

Pelaksanaan kegiatan posyandu :

a. Tugas kader :

- Mempersiapkan tempat

posyandu

- Mempersiapkan sarana

Posyandu

- Melakukan pendaftaran

sasaran posyandu

- Melakukan penimbangan

- Membuat diagram batang

(balok) SKDN

Output

Cakupan

pelaksanaan

program

posyandu dalam

penimbangan

balita, yaitu :

- cakupan D/S

>80%

Masukan (Input)

- Man - Materials

- Money - Machine

- Methods - Market

Proses:

- Planning

- Organizing

- Staffing

- Directing

- Controlling

Keluaran

(Output)

Universitas Sumatera Utara

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

26

c. Dana adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk diperguanakan dalam

pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan.

2. Proses

Proses (process) adalah kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan

posyandu yang dilakukan oleh kader di wilaya kerja Puskesmas Teladan, yang

terdiri dari:

a. Tugas kader adalah kegiatan yang dilakukan sebelum hari buka Posyandu,

pada hari buka posyandu, dan di luar kegiatan posyandu yang meliputi

pelaksanaan persiapan tempat posyandu, pendaftaran balita, ibu hamil, ibu

nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya, melakukan penimbangan balita,

dan membuat diagram batang (balok) SKDN.

3. Output

Keluaran (Output) adalah hasil akhir yang diharapkan dari adanya

pelaksanaan kegiatan posyandu yang dilakukan oleh kader di wilayah kerja

Puskesmas Teladan, yang terdiri dari :

a. Cakupan D/S, yaitu meningkatnya cakupan penimbangan balita sesuai

dengan standar pelayanan minimal untuk D/S yaitu 80%

Universitas Sumatera Utara

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

27

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang menggunakan

metode pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan

lebih mendalam tentang pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota Tahun 2019.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Teladan Jl. Sisimangaraja No.65, Teladan Baru, Kecamatan Medan Kota.

Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019

sampai Agustus 2019.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini diambil secara purposive (bertujuan), yaitu

teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang mampu memberi informasi

yang berkaitan dengan topik penelitian, yaitu sebanyak 10 subjek, yang terdiri

dari:

1. Kepala Puskesmas Teladan Medan Kota

2. Koordinator pelaksana program Posyandu Puskesmas Teladan Medan Kota

3. Kepala lingkungan

4. Kepala Lurah Teladan

5. Kader posyandu bagian penimbangan

6. Kader posyandu bagian pencatatan

7. Kader posyandu bagian penyuluhan

Universitas Sumatera Utara

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

28

8. Ibu balita yang sering ke posyandu

9. Ibu balita yang jarang ke posyandu

10. Ibu balita yang tidak pernah ke posyandu

Definisi Konsep

1. Input

Masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan

posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan, yang terdiri dari :

a. Tenaga adalah orang yang bertugas dalam pelaksanaan kegiatan posyandu

di wilayah kerja Puskesmas Teladan

b. Sarana dan Prasarana adalah seluruh bahan dan peralatan yang digunakan

dalam pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan

c. Dana adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk diperguanakan dalam

pelaksanaan kegiatan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan.

2. Proses

Proses (process) adalah kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan

posyandu yang dilakukan oleh kader di wilayah kerja Puskesmas Teladan, yang

terdiri dari :

a. Tugas kader adalah kegiatan yang dilakukan sebelum hari buka Posyandu,

pada hari buka posyandu, dan di luar kegiatan posyandu yang meliputi

pelaksanaan persiapan tempat posyandu, pendaftaran balita, ibu hamil, ibu

nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya, melakukan penimbangan balita,

dan membuat diagram batang (balok) SKDN.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

29

3. Output

Keluaran (Output) adalah hasil akhir yang diharapkan dari adanya

pelaksanaan kegiatan posyandu yang dilakukan oleh kader di wilayah kerja

Puskesmas Teladan, yang terdiri dari :

a. Cakupan D/S, yaitu meningkatnya cakupan penimbangan balita sesuai

dengan standar pelayanan minimal untuk D/S yaitu 80%.

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil

observasi/pengamatan dan wawancara mendalam (Indepth Interview) dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan kepada informan yang dijadikan objek

penelitian referensi dari buku-buku serta hasil penelitian yang berhubungan

dengan pelaksanaan kegiatan posyandu.

Metode Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2009) analisa data

kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu

mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada

hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Kemudian, data disajikan dengan

teks yang bersifat naratif, serta dilakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Triangulasi. Pelaksanaan triangulasi adalah untuk mengkonfirmasi

kebenaran informasi yang disampaikan oleh informan ketika dilakukan

wawancara terstruktur. Pada penelitian ini, triangulasi yang dilakukan adalah :

1. Triangulasi sumber, dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

30

2. Triangulasi metode, dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

dengan metode yang berbeda.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

31

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Letak umum geografis. Puskesmas Teladan terletak di Jalan SM Raja

No.65 Kelurahan Teladan Barat Kecamatan Medan Kota. Puskesmas ini

mempunyai wilayah kerja kurang lebih 229,1 Ha dengan akses jalan yang dapat

dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat, yang terdiri dari 5 (lima)

kelurahan yaitu sebagai berikut:

1. Kelurahan Mesjid

2. Kelurahan Teladan Barat

3. Kelurahan Pasar Baru

4. Kelurahan Pusat Pasar

5. Kelurahan Pandahulu I

Secara geografi batas-batas Puskesmas Teladan adalah sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Maimun

2. Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Teladan Timur

3. Sebelah timur berbatasan dengan Medan Perjuangan

4. Sebelah barat berbatasan dengan Simpang Limun

Wilayah kerja Puskesmas Teladan memiliki jumlah penduduk sebanyak

36.438 orang dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 17.444 orang dan

jumlah penduduk perempuan sebanyak 18.994 orang. Mayoritas mata pencaharian

Penduduk di wilayah kerja ini adalah pedagang dan wiraswasta.

Sarana kesehatan. Sarana kesehatan di lima wilayah kerja puskesmas

meliputi sarana kesehatan untuk bayi, balita, bumil dan bulin. Sarana-sarana

Universitas Sumatera Utara

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

32

tersebut paling banyak dimanfaatkan oleh ibu hamil dan ibu melahirkan. Sarana

transportasi dimiliki Puskesmas Teladan Tahun 2015 yaitu puskesmas keliling

(ambulance) 1 buah, mobil operasional dinas 1 buah dan sepeda motor 3 buah.

Selain sarana transportasi, puskesmas ini juga dilengkapi dengan beberapa

fasilitas demi menjalankan perannya sebagai fasilitas kesehatan yaitu meja, kursi,

lemari arsip, komputer sebanyak 8 unit, printer 3 unit, kartu berobat pasien, kartu

Family Folder, berkas rekam medik, buku catatan arsip, buku laporan, formulir

kegiatan, buku laporan kegiatan, kartu KIA / KB, buku bendahara, papan tulis dan

lain-lain

Karakteristik Informan

Karakteristik dari masing-masing informan pada penelitian ini, dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3

Karakteristik Informan

Informan Nama Informan Umur

(Tahun) Pendidikan Jabatan

1 dr. Kas Puji Astuti 48 tahun S-1 Kepala Puskesmas

2 Sondang R.

Simanjuntak, S.K.M.

45 tahun S-1 Koordinator pelaksana

program Posyandu

3 Ramli, S.E. 48 tahun S-1 Kepala lingkungan

4 Hotlar 50 tahun SMA Kepala lurah

5 Rusmawati 48 tahun SMP Kader posyandu

6 Zulaikha 45 tahun SMA Kader posyandu

7 Nopriyanti 52 tahun SMP Kader posyandu

8 Siti Hajar 35 tahun SMA Ibu balita yang sering ke

posyandu

9 Nuraini 37 tahun SMP Ibu balita yang jarang ke

posyandu

10 Parini 40 tahun SD Ibu balita yang tidak

pernah ke posyandu

Universitas Sumatera Utara

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

33

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa jumlah informan dalam penelitian

ini adalah 10 informan, yang terdiri dari satu informan kepala puskesmas yang

berusia 48 tahun dengan pendidikan S1, satu informan koordinator pelaksana

program posyandu yang berusia 45 tahun dengan pendidikan S1, satu informan

kepala lingkungan yang berusia 48 tahun dengan pendidikan S1, satu informan

kepala lurah yang berusia 50 tahun dengan pendidikan SMA, tiga informan kader

posyandu bagian penimbangan, pencatatan dan penyuluhan yang masing-masing

berusia 48 tahun, 45 tahun, 52 tahun dengan pendidikan SMP, SMA, dan SMP

dan tiga orang ibu balita yang yang terdiri dari ibu balita yang sering ke posyandu,

yang jarang ke posyandu, dan tidak pernah ke posyandu yang masing masing

berusia 35 tahun, 37 tahun, dan 40 tahun, dan masing-masing berpendidikan

SMA, SMP, dan SD.

Perkembangan Posyandu yang Ada di Wilayah Kerja Puskesmas Teladan

Kecamatan Medan Kota

Perkembangan masing-masing posyandu tidak sama. Dengan demikian,

pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing posyandu juga berbeda. Untuk

mengetahui tingkat perkembangan posyandu, telah dikembangkan metode dan alat

telaahan perkembangan posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah

Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan adalah untuk mengetahui tingkat

perkembangan posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat menurut

Kemenkes RI (2011), yaitu posyandu pratama, posyandu madya, posyandu

purnama, dan posyandu mandiri. Adapun pernyataan informan :

“Kalau strata posyandu kami madya, makanya dibilang madya diatas

50%, aktif aktif (Informan 1)”

Universitas Sumatera Utara

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

34

“Posyandu aktif dek jumlahnya 22, sekarang sudah mulai berkembang

ya, stratanya mulai naik dari madya ke purnama. Kader juga aktif

melakukan sweeping kepada masyarakat yang tidak hadir di posyandu

untuk ditimbang (Informan 2)”

”Perkembangannya baik dek, sejak datang posyandu di desa kami

mudah-mudahan sangat bermanfaat bagi masyarakat desa (Informan 3)”

“Aktif masih, dan makin banyak masyarakat yang berpartisipasi

(Informan 4)”

”Bagus perkembangannya, setiap bulan masyarakat aktif datang ke

posyandu untuk melakukan imunisasi, penimbangan, pemberian

makanan tambahan, dan pelayanan kesehatan. Ibu hamil juga datang ke

posyandu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan (Informan 5)”

“Perkembangan posyandu suah cukup bagus, masyrakat juga aktif

datang ke posyandu untuk melakukan imunisasi, penimbangan

pemberian makanan tambahan untuk anak mereka. Terkadang ada juga

ibu hamil yangatang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan (Informan

6)”

“Sudah bagus perkembangannya, karena banyak ibu-ibu yang membawa

anaknya ke posyandu (Informan 7)”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa posyandu yang

terdapat di wilayah kerja Puskesmas Teladan sudah berjalan dengan aktif setiap

bulannya. Terdapat 22 posyandu yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas

Teladan. Setiap bulan masyarakat aktif datang ke posyandu untuk melakukan

imunisasi, penimbangan, pemberian makanan tambahan, dan pelayanan

kesehatan. Ibu hamil juga datang ke posyandu untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan. Kader juga aktif melakukan sweeping kepada masyarakat yang tidak

hadir di posyandu untuk ditimbang. Selain posyandu balita terdapat juga

posyandu untuk usia lanjut di posyandu wilayah kerja Puskesmas Teladan.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

35

Pihak-Pihak yang Ikut Serta dalam Penyelenggaraan Program Posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas

Selain itu, terselenggaranya pelayanan posyandu melibatkan banyak pihak

seperti kader, petugas puskesmas, lurah, camat, dan perangkat lingkungan lainnya.

Adapun pernyataan informan :

”Aparatur lingkungan itulah, misalnya PKK, ya kebetulan sekali-sekali

ikut PKK kelurahan (Informan 1)”

“kalau di posyandu yang ikut kamilah petugas puskesmasnya ama kader,

kalo kepala desa gitu jarangnya itu, nggaknya pun tau-tau dia itu

kayaknya (Informan 2)”

”Untuk pembentukan posyandu pertama kali di lingkungan yang ikut

berpartisipasi adalah kepala lingkungan dan aparatur pemerintahan,

anggota posyandu dibentuk kepala lingkungan, perwakilan camat,

perwakilan dinas kesehatan. Sedangkan pada saat pelaksaan posyandu

yang ikut serta adalah petugas puskesmas, kader, dan sesekali kepala

puskesmas, kepala lingkungan, dan penggerak PKK kecamatan

(Informan 3)”

“Setau saya yang ikut serta itu lurah dalam mengeluarkan SK, Kader

itulah memberikan dukungan dan himbauan kepada masyarakat

pengguna posyandu agar hadir tepat waktu saat kegiatan posyandu, ibu

PKK, Tokoh masyarakat, petugas dari puskesmas biasanya ikut juga dek

dalam pelaksanaan posyandu (Informan 4)”

“Kader, kader ikutnya itu semua. Petugas puskesmasnya iya, kepala

puskesmasnya pun kadang-kadang datang kemari dia (Informan 5)”

“Kadang kepala puskesmas kemari tapi paling sering kader-kadernya

ajayang datang (Informan 6)”

“Kader-kadernya saja yang nampak yang lainnya jarang (Informan 7)”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa pihak-pihak yang

ikut serta dalam pembentukan posyandu di Kecamatan Medan Kota yaitu aparatur

lingkungan, PKK lingkungan, dan PKK kecamatan. Menurut kepala Puskesmas

Teladan pihak yang ikut serta dalam melaksanakan posyandu di wilayah kerjanya

Universitas Sumatera Utara

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

36

adalah kader, petugas puskesmas, kepala lurah, dan camat yang diwakilkan

penggerak PKK kecamatan.

Sumber daya manusia yang diperlukan dalam pelaksanaan posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Pintu Langit sudah mencukupi dari segi kuantitas. Hal

ini terlihat dari data yang telah dikumpulkan bahwa setiap posyandu telah

memiliki masing-masing 4 kader dan petugas puskesmas sebanyak 2 orang yang

bertugas melaksanakan posyandu. Keempat kader ini memiliki tugas masing-

masing yaitu 2 untuk pendaftaran, 1 untuk penimbangan, 1 untuk mencatat hasil

penimbangan.

Sumber daya yang diperlukan dalam menjalankan program posyandu ini

terdiri dari banyak pihak seperti kader, petugas puskesmas, kepala lingkungan,

Pokja/Pokjanal, camat, dan instansi terkait lainnya. Namun secara operasional

posyandu dilaksanakan oleh kader dan petugas kesehatan, sedangkan pihak

lainnya bertugas dalam fungsi pembinaan dan pengawasan.

Lalu jika dilihat dari segi kualitas kader yang dimiliki sudah cukup baik

namun masih perlu ditingkatkan. Kualitas ini dilihat dari kegiatan kader pada saat

sebelum, saat, dan sesudah posyandu. Kegiatan kader sebelum posyandu dibuka

sudah baik yang meliputi mengajak warga untuk datang ke posyandu,

mempersiapkan tempat dan sarana, melakukan pembagian tugas, koordiansi

dengan petugas, dan menyiapkan PMT. Saat kegiatan posyandu masih perlu

ditingkatkan yaitu dari kegiatan penyuluhan masing jarang dilakukan karena kader

belum memiliki pengetahuan yang cukup sehingga belum mampu untuk

melaksanakan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan biasanya diberikan oleh petugas

Universitas Sumatera Utara

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

37

puskesmas. Lalu setelah hari buka posyandu kader juga telah melakukan sweeping

pada warga yang tidak berhadir dan membuat diagram SKDN dan laporan

lainnya.

Sarana dan Prasarana

“Dari desa, Kami hanya melaksanakan. Tempat, apa semua, desanya itu

nya itu menyediakan. (Informan 1)”

“Kalau alatnya misalnya penimbangan adanya itu masing-masing

posyandu dikasi dari Dinas Kesehatan, itulah yang kami bawa ke

posyandu, kalo alat yang lain kamilah yang bawa, mejalah ada disedian

dari desanya. (Informan 2)”

“Kalo mejanya itu dulu kita buat sendiri, istilahnya partisipasi dari

pemerintahan desanya. Haa trataknya kita belikan. Sama ibu PKK la,

distu masih ada, masih ada disitu meja ama kursinya itu. Timbangan-

timbangan gk dari kita itu, dari puskesmasnya, ditarok orang itu disini.

Saya kurang tau masalah itu, pokoknya timbangan adanya kutengok

disitu. (Informan 3)”

“Itulah dek, alat-alat cukupnya, karena adanya alat kami, baru

timbangan adanya dikasih dari dinas, meja kursi itulah suruh disediain

sama warganya (Informan 4)”

“Untuk sarana dan prasarana di posyandu ini dulu dapat bantuan dari

dinas kesehatan kota medan, seperti dacin itu dek, tapi udah 2 tahun

belakangan gaada bantuan lagi, kalau peralatan seperti meja dan kursi

pun kita terbatas. Mejanya cuma 2 inilah (Informan 5)”

“Biasanya dapat bantuan dari Dinkes Kota Medan, tapisudah 2 tahun

belangan ini tidak ada dapat (Informan 6)”

“Dapat dari Dinkes tapi bulan ini kurang tau (Informan7)”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa sarana dan

prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan program posyandu di wilayah kerja

puskesmas Teladan belum mencukupi seperti terbatasnya meja dan kursi.

Sedangkan untuk alat-alat kesehatan dibawa sendiri oleh petugas puskesmas.

Menurut kader posyandu, bantuan sarana dan prasarana yang diberikan oleh dinas

Universitas Sumatera Utara

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

38

kesehatan adalah dacin, kemudian untuk meja dan kursi disediakan oleh kader

posyandu dibantu dengan masyarakat sekitar.

Sementara itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardani (2010) tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan pelaksanaan posyandu

model didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara keaktifan

kader dan kelengkapan sarana dengan keberhasilan posyandu model serta tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara ketersediaan dana dengan keberhasilan

pelaksanaan posyandu model. Selain itu hasil penelitian Iman (2007) bahwa ciri-

ciri posyandu denagn cakupan penimbangan lebih dari 70% di Kabupaten Gowa

dan Kabupaten Karawang adalah memiliki sarana yang lengkap, ada ketua kader

yang baik, PMT dan pengobatan yang baik, ditambah dukungan dan PMT yang

baik dari bidan dan puskesmas.

Sumber Pendanaan untuk Posyandu

Ada beberapa sumber daya untuk pelaksanaan posyandu yaitu dari

masyarakat, swasta/dunia usaha, hasil usaha yang dilakukan kader, dan dari

pemerintah yang berupa stimulan atau bantuan lainnya. Adapun pernyataan

informan:

”Dana ya dari operasional kesehatan yaitu BOK puskesmas, kalau untuk

kader biasa dana nya ada dari kecamatan (Informan 1)”

“Dananya masih berasal dari BOK puskesmas, semua posyandu sudah

purnama, tapi belum mandiri karena kami belum ada dana sehat nya.

Kalau dana untuk transportasi petugas puskesmas dari BOK sebesar Rp.

40.000 dan dana untuk transportasi kader berasal dari kecamatan yang

dibayar setiap 3 bulan sekali (Informan 2)”

“Kalau dananya, iya, masih dari puskemas, kalo setau kita orang itunya

yang kemari, petugas puskesmasnya, orang itu yang membelikan kadang

makan bubur, kadang makan telor. (Informan 3)”

Universitas Sumatera Utara

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

39

”Kalau dana mandiri dari masyarakat belum ada, dari puskesmas

(Informan 4)”

“Dana untuk posyandu masih dari puskesmas. Dana untuk transportasi

kader ya ada dek dari kecamatan, tiap 3 bulan sekali itu dikasih Rp.

150.000 per orang . (Informan 5)”

“Sejauh in dana posyandu masih dari puskesmas, tapi umtuk kader itu

dapat dari kecamatan 3 bulan sekali (Imforman 6)”

“Untuk pendanaan posyandu dari puskesmas dan umtuk kader itu dari

kecamatan biasanya (Informan 7)”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa sumber

pendanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan program posyandu di wilayah

kerja Puskesmas Teladan masih bersumber dari Bantuan Operasional Kesehatan

(BOK) puskemas karena belum ada dana mandiri dari masyarakat. Selain itu

untuk gaji kader menurut kepala puskesmas bersumber dari dana kecamatan. Gaji

kader yang diberikan saat ini setiap tiga bulan kepada kader adalah sebesar

Rp.150.000.

Sampai saat ini, sumberdaya finansial seluruhnya masih bersumber dari

puskemas yaitu untuk dana pembuatan makanan tambahan. Sedangkan dana dari

masyarakat belum ada karena masyarakat masih kurang kepeduliaannya akan

posyandu. Hal ini mengakibatkan belum ada program tambahan apapun yang

dilakukan di posyandu. Semua informan mengakui bahwa sulit untuk

mengharapkan dana mandiri dari masyarakat. Bahkan masyarakat merasa malas

untuk berkunjung ke posyandu jika tidak diberi makanan tambahan. Dalam

Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu (2011) disebutkan bahwa pembiayaan

posyandu berasal dari berbagi sumber, antara lain:

Universitas Sumatera Utara

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

40

1. Masyarakat, yaitu melalui:

a. Iuran pengguna/pengunjung Posyandu

b. Iuran amsyarakat umum dalam bentuk dana sehat

c. Sumbangan/donator dari perorangan atau kelompok masyarakat

d. Sumber dana social lainnya, missal dana sosial keagamaan, zakat, infaq,

sodaqoh (ZIS), kolekte, punia paramitha, dan sebagainya

2. Swasta/Dunia Usaha, yaitu dari peran aktif swasta/dunia usaha yang

diharapkan dapat menunjang pembiayaan posyandu. Misalnya denagn

menjadikan psoayndu sebagai anak angkat perusahaan. Bantuan yang

diberikan dapat berupa dana, sarana, prasarana, atau tenaga, yakni sebagai

sukarelawan posyandu.

3. Hasil Usaha, yakni pengurus dan kader posyandu yang melakukan usaha yang

hasilnya disumbangkan untuk biaya pengelolaan Posyandu. Kegiatan usaha

yang dapat dilakukan misalnya kelompok usaha bersama (KUB), hasil karya

kader posyandu, misalnya kerajinan, tanaman obat keluatga (TOGA).

4. Pemerintah, yang mana bantuan ini diharapkan pada awal pembentukan yakni

berupa dana stimulan atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan

prasarana posyandu yang bersumber dari dana APBN, APBD Provinsi,

APBD Kabupaten/Kota, APBDes dan sumber lain yang sah dan tidak

mengikat.

Posyandu sebagai Unit Kegiatan Berbasis Masyarakat seyogyanya

merupakan kegiatan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat. Begitu juga

pendanaan diharapkan berasal dari kemandirian masyarakat. Namun di posyandu

Universitas Sumatera Utara

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

41

wilayah kerja Puksesmas Teladan hal ini belum mampu terlaksana karena

masyarakat yang masih sulit diharapkan bantuan dananya.

Berdasarkan penelitian, upah yang diterima kader meskipun tidak begitu

besar, bagi sebagian kader yang memang berminat menjadi kader posyandu tidak

begitu diharapkan karena, kader yang memang berminat tidak mengejar materi

dalam melaksanakan tugasnya tetapi berdasarkan keinginannya untuk membantu

meningkatkan kesehatan di lingkungan masyarakat sekitarnya. Hal ini sejalan

dengan pendapat Andini (2015), bahwa upah yang lebih tinggi lebih memuaskan

dari pada upah yang rendah, tetapi tidak semua orang mengejar uang. Banyak

orang bersedia menerima upah yang lebih kecil untuk bekerja lebih diinginkan

atau dalam pekerjaan yang memunyai keleluasaan yang lebih besar dalam kerja

yang mereka lakukan. Bila upah dilihat berdasarkan pada tuntutan pekerjaan,

tingkat pendidikan, keterampilan individu dan standar pengupahan yang berlaku,

kemungkinan besar akan memberikan kepuasan.

Persiapan Pra H Posyandu

Persiapan yang dilakukan kader sebelum hari buka posyandu adalah

menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat,

mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu, mempersiapkan sarana Posyandu,

melakukan pembagian tugas antar kader, berkoordinasi dengan petugas kesehatan

dan petugas lainnya, dan mempersiapkan bahan Pemberian Makanan Tambahan

(PMT) penyuluhan. Adapun pernyataan informan :

“Sebelum posyandu kan kita beres-beres dulu, timbangannya itu, alat-

alatnya itu, kita bagusin dulu. Kalo mengajak masyarakatnya itu kan

udah diumumkannya itu. Orang itu datangnya itu. (Informan 2)”

Universitas Sumatera Utara

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

42

“Kalau menyebarkannya kan udah diumumkannya itu dari masjid.

Tempatnya kan disitunya itu selalu, rumahnya masyarakat, iya mau dia,

karena udah dari dulu-dulunya disitu. Baru berbagi tugas lah kami ada

di balita, ada usia, menimbang, mencatat, nagasih makanannya itu.

Makanan tambahan dari puskesmas, kadang telor, pudding, roti, kami

bagian yang masak (Informan 5)”

“Diumumkan dulu dari masjid,tempat selalu disini dan kami selalu bagi

tugas ada bagian nyatat, nimbang, ngasih makan balita gitu (Informan

6)”

“Pertama diumumkan di masjid terus tempatnya ibu-ibu sudah tau

barulah kami bagi tugas (Informan 7)”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa persiapan yang

dilakukan kader sebelum hari buka posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan

yaitu menyebarkan hari buka yang sudah diumumkan di masjid sebelumnya, lalu

mempersiapkan alat-alat seperti meja, kursi, dan timbangan. Setelah itu kader juga

sudah melakukan pembagian tugas masing-masing. Sedangkan untuk menyiapkan

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kadang disiapkan oleh kader, dan kadang

sudah dibawa oleh puskesmas. Dana untuk penyediaan PMT berasal dari

puskesmas dan kader yang bertugas untuk memasaknya.

Pelaksanaan Program Posyandu Pada Saat Hari Buka Posyandu

Kegiatan yang dilakukan kader sewaktu hari buka posyandu adalah

melakukan pendaftaran, membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap

berbagai hasil pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita seperti

penimbangan balita. Adapun pernyataan informan:

“Kalau pelaksanaan posyandu kana ada yang di dalam dan di luar gedung puskesmas. Kalau di dalam ya tiap hari rabu. Kalau di luar gedung itu

biasa 2 orang petugas turun ke posyandu untuk mengawasi kerja kader,

terus mereka nanti memberi penyuluhan, sama imunisasi juga petugas

puskesmas yang melakukannya (Informan 1)”

Universitas Sumatera Utara

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

43

“Pelaksanaan posyandu dilakukan di dalam gedung setiap hari rabu

pada jam 08.00 setiap minggu, sedangkan untuk di luar gedung

puskesmas Teladan dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ada.

kalau diluar gedung, kami perwakilan yang ikut posyandu 2 orang dek,

kami bertugas memberi penyuluhan, dan imunisasi. (Informan 1)”

“Ketika ibu anak balita datang, kami langsung melakukan pendaftaran.

Kemudian pada saat penimbangan saya bersama dengan ibu Syamsiah

menaikkan anak balita kedalam sarung timbang, kemudian saya

mengeser bandul sampai jarum tegak lurus supaya saya tahu berapa

berat badan anak balita, kemudian saya menulis berat badannya

diselembaran kertas dan saya pindahkan juga ke dalam buku KMS anak

balita. Tapi ada sebagian ibu-ibu udah gamau datang mereka ke

posyandu kalau udah lengkap imunisasi anaknya (Informan 5)”

“Pertama kali pendaftaran, lalu ke penimbangan, setelahitu dicatat

beratnya dibuku KMS (Informan 6)”

“Melakukan pendaftaran terlebih dahulu,setelah itu penimbangan dan

dicatat beratnya di KMS tetapi ada juga yang tidak datang lagi karena

sudah lengkap imunisasi anaknya (Informan 7)”

“Ya pertama datang disitu saya daftar bawak KK dek, abistu anak saya

dtimbang sama kader nya. Tapi ya itu timbangannya udah agak lama

jadi samar samar angka nya sekarang, udah gitu penyangga

timbangannya gaada, takut juga kan karna cuma dikaitkan mereka ke

tangga masjid itu aja. Ibu ga bawa KMS, paling kader nyatat timbangan

bayi di buku mereka yang besar itu (Informan 8)”

“Setau ibuk kan bawak KK waktu itu pas mau daftar udah gitu baru

anaknya ditimbang, ada juga diimunisasi. Tapi ibuk dah jarang dek ke

posyandu, pulaknya anak ibu udah lengkapnya imunisasi nya, ngapain

lagi ibuk pikir ke posyandu (Informan 9)”

“Oh ibu ga pernah dek ke posyandu, gatau kalau alur posyandu nya

gimana, ibuk biasa imunisasi sama timbang anak ibuk ke dokter dek

(Informan 10)”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa dalam

pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan yang dilakukan saat

hari buka adalah pendaftaran, penimbangan, pencatatan dan penyuluhan yang

dilakukan petugas kesehatan atau kader. Pelaksanaan posyandu dilakukan di

Universitas Sumatera Utara

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

44

dalam gedung Puskesmas Teladan setiap hari rabu pada jam 08.00 WIB setiap

minggu, sedangkan untuk di luar gedung Puskesmas Teladan dilakukan sesuai

dengan jadwal yang sudah ada.

Selain itu, saat posyandu dilakukan petugas puskesmas yang datang setiap

minggu berjumlah 2 orang dengan pembagian tugas yaitu melakukan penyuluhan

dan imunisasi. Menurut ibu balita yang sering ke posyandu, pelaksanaan

posyandu dimulai dari pendaftaran dengan menunjukkan kartu keluarga (KK), dan

kemudian balita akan ditimbang dan dievaluasi berat badannya. Sedangkan,

menurut ibu balita yang jarang ke posyandu didapatkan bahwa posyandu hanya

sebatas kelengkapan status imunisasi saja.

Temuan penelitian Andini (2015) menyatakan bahwa kelengkapan status

imunisasi pada balita dapat mempengaruhi seseorang untuk mengajak balitanya ke

posyandu karena mereka beranggapan ke posyandu hanya untuk memperoleh

imunisasi dan penimbangan saja. Status imunisasi tidak lengkap yang

berpartisipasi aktif menimbang balitanya ke posyandu yaitu 58.0% sedikit lebih

tinggi dibanding dengan status imunisasi lengkap dan aktif menimbang balitanya

ke posyandu yaitu 54,0%.

Pelaksanaan Posyandu Post H

Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di luar hari buka posyandu adalah

membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah Semua balita yang

bertempat tinggal di wilayah kerja posyandu. Adapun pernyataan informan :

“Sejauh ini sih memang belum ada kami datangin, cuma kalau jumpa

dijalan saya tanya kenapa ga datang, tapi ya gitu memang susah ngajak

ibuk-ibuk ini kalau memang bukan niatnya dek (Informan 2)”

Universitas Sumatera Utara

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

45

“Gapernah didatangin lah dek, kan ibuk sering ke posyandu (Informan

8)”

“Ada datang orang itu memang nanya aku kenapa nggak datang, kalau

mau ditimbang malas aku, ah bulan depan ajala itu kubilang (Informan

9)”

“Nggak, nggak datang orang itu ke rumah, tapi ditanya orang itu

misalnya pas jumpa kok gadatang ke posyandu kata mereka, gitu aja nya

dek palingan (Informan 10)”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, didapatkan bahwa kegiatan kader

setelah selesai dilaksanakannya posyandu adalah mendiskusikan hasil posyandu

jika ada yang bermasalah seperti bayi di bawah garis merah (BGM), membuat

catatan hasil kegiatan posyandu, membuat diagram SKDN, dan melakukan

sweeping jika ada yang tidak berhadir. Namun sweeping ini masih sebatas

menanyakan ketidakhadiran saja dan belum melakukan kegiatan penimbangan.

Masyarakat mengakui bahwa jika mereka tidak berhadir di posyandu kader akan

datang ke rumah meraka dan menanyakan mengapa tidak berhadir.

Pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Pintu Langit sudah

aktif berjalan setiap minggunya. Kegiatan ini sudah sesuai dengan apa yang

seharusnya dilaksanakan menurut Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu (2011).

Sebelum posyandu yang dilakukan oleh kader adalah mempersiapkan alat-alat

seperti timbangan, meja dan kursi untuk pelaksanaan psoyandu. Disiapkan pula

PMT sebelum pelaksanaan posyandu. Saat posyandu yang dilaksanakan oleh

kader adalah sesuai dengan langkah 5 meja yaitu pendaftaran, penimbangan dan

pencatatan. Namun penyuluhan belum dilakukan oleh kader melainkan petugas

kesehatan dengan seadanya.

Universitas Sumatera Utara

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

46

Setelah posyandu yang dilakukan adalah merekap laporan yang kemudian

diberikan kepada petugas puskesmas. Lalu petugas puksemas sendiri sebelum

posyandu menyiapkan alat-alat yang diperlukan untuk pelayanan kesehatan dan

vaksin untuk imunisasi. Saat posyandu petugas pun memberikan pelayanan

kesehatan kepada ibu hamil yang berkunjung. Lalu setelah posyandu

mengumpulkan laporan yang diberikan oleh kader dan melakukan sweeping

kepada masyarakat yang hadir yaitu menanyakan ketidakhadirannya di posyandu.

Stakeholer lain seperti camat dan kepala lingkungan turut terlibat dalam

pembinaan dan pengawasan terhadap jalannya posyandu.

Keterbatasan Penelitian

Adapun kesulitan dalam melakukan penelitian mengenai implementasi

pelaksanaan program posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan

Medan Kota Tahun 2019, yaitu sulitnya untuk meminta kesediaan narasumber

untuk dijadikan responden dan sulitnya untuk menyesuaikan waktu wawancara

pada responden dikarenakan waktu kerja mereka yang tersita oleh wawancara

penelitian yang peneliti laksanakan.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

47

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai implementasi program posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota dapat disimpulkan

bahwa:

1. Tenaga yang diperlukan dalam pelaksanaan posyandu di wilayah kerja

puskesmas Teladan sudah mencukupi dari segi kuantitas. Dana untuk

program posyandu seluruhnya masih bersumber dari puskemas. Sarana dan

prasarana belum memadai karena timbangan yang digunakan sudah usang,

sehingga angka yang ada pada timbangan sudah hampir pudar.

2. Tugas kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan sudah berjalan

dengan baik, yang dimulai dari pelaksanaan persiapan tempat posyandu,

pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya,

melakukan penimbangan balita, dan membuat diagram batang (balok) SKDN.

3. Cakupan D/S pelaksanaan program posyandu dalam penimbangan balita di

Puskesmas Teladan meningkat setiap tahunnya, pada Tahun 2018 cakupan

D/S sebesar 86,7%.

Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan untuk dapat meningkatkan

kualitas pelaksanaan posyandu, yaitu:

1. Kepada kader posyandu diharapkan dapat berkomunikasi dalam pelaksanaan

program posyandu untuk lebih ditingkatkan seperti dalam hal

Universitas Sumatera Utara

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

48

penetuan jadwal dan jam posyandu untuk memusyawarahkannya kepada

masyarakat karena sebagian masyarakat tidak bisa berhadir di posyandu

karena bekerja atau karena keperluan lainnya. Lalu kepada puskesmas untuk

meningkatkan komunikasi dalam rapat tribulan puskesmas sehingga dapat

memaksimalkan kinerja posyandu di wilayah kerja Puskesmas Teladan

Kecamatan Medan Kota.

2. Kepada petugas puskesmas sebagai fasilitator bagi kader posyandu

diharapkan memberikan pelatihan kepada kader mengenai tata cara

penimbangan balita yang baik dan pelatihan mengenai standar pemantauan

pertumbuhan balita agar meningkatkan kinerja kader dalam membantu

memberikan pelayanan kesehatan di posyandu.

3. Kepada kader posyandu menyarankan ke puskesmas untuk mengganti

peralatan seperti timbangan yang sudah tidak layak digunakan, agar tidak

tejadi kesalahan pada angka timbangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

49

Daftar Pustaka

Andini, R. A. (2015). Implementasi program posyandu di Desa Mekarhurip

Kecamatan Sukawening Kabupaten Garut (Skripsi, Universitas Katolik

Parahyangan). Diakses dari https://library.unpar.ac.id/index.php?p=show_

detail&id=200910?p=show_detail&id=200910

Ardani, Y. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan

pelaksanaan posyandu model (Tesis, Universitas Diponegoro). Diakses

dari https://core.ac.uk/download/pdf/11722781.pdf

Ariska, L. S. (2016). Analisis implementasi program posyandu di Wilayah Kerja

Puskesmas Pintu Langit Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Kota

Padangsidimpuan Tahun 2016. (Skripsi, Universitas Sumatera Utara).

Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/

63760/Cover.pdf?sequence=7&isAllowed=y

Dinas Kesehatan Kota Medan. (2017). Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2017.

Diakses.dari.https://www.depkes.go.id/resources/download/profil/Profil_K

ab_Kota_2016/1275_Sumut_Kota_Medan_2016.pdf

Hartono, B. (2011). Promosi kesehatan: sejarah dan perkembangannya di

Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Iman, S., Sudirman, H., Prihatini, S., & Kartika, V. (2007). Ciri-ciri posyandu

dengan cakupan penimbangan >70% di Kabupaten Gowa dan Kabupaten

Karawang. Journal PGM 2007, 30(2), 61-66. Diakses dari

https://media.neliti.com/media/publications/156721-ID-ciri-ciri-posyandu-

dengan-cakupan-penimb.pdf

Kementrian Kesehatan RI. (2011). Bekerja Sama dengan Kelompok Kerja

Operasional (Pokjanal) Posyandu, Pedoman Umum Pengelolaan

Posyandu. Diakses dari http://cisdi.org/files/9f1f53a8c4b972590cfb79d

815d48ceaf76e0f16.pdf

Kusumanegara, S. (2010). Model dan aktor dalam kebijakan publik. Yogyakarta:

Penerbit Gava Media.

Martoyo, S. (2007). Manajemen sumberdaya manusia (Edisi ke-5). Yogyakarta:

BPFE.

Miles, M. B., & Huberman, M. A. (2014). Analisis data kualitatif. Jakarta: UI

Press.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

50

Nilawati, (2008). Pengaruh karakteristik kader dan strategi revitalisasi posyandu

terhadap keaktifan kader di Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan

(Skripsi, Universitas Sumatera Utara). Diakses dari

http://repository.usu.ac.id.

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu.

Regina, C., Aryuti, S., & Dewi, T. (2016). Evaluasi kegiatan utama pelayanan

posyandu di Kecamatan Jatinangor. Jurnal Kedokteran Universitas

Padjajaran, 3(1), 44-50. Diakses dari http://jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/

download/16552/9506

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

Wahab, S. A. (2008). Pengantar analisis kebijakan publik. Malang: UMM Press.

Widodo, J. (2011). Analisis kebijakan publik konsep dan aplikasi analisis proses

kebijakan publik. Malang: Bayumedia Publishing.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

51

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KOORDINATOR PELAKSANA

PROGRAM POSYANDU DI PUSKESMAS

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN

MEDAN KOTA TAHUN 2019

Tanggal wawancara :

I. KARAKTERISTIK INFORMAN

A. DATA UMUM

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Jabatan :

B. DATA KHUSUS

1. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan program posyandu?

2. Kapan terakhir kader mendapatkan pelatihan dari pihak puskesmas?

3. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung terlaksananya program

posyandu ini?

4. Dari mana saja sumber pendanaan program posyandu?

5. Apakah dana tersebut cukup untuk program posyandu tersebut?

6. Apakah ada kendala yang dihadapi oleh kader dalam pelaksanaan program

posyandu?

7. Apakah ibu balita sering memeriksakan (menimbang) balitanya ke

posyandu?

8. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perkembangan posyandu yang ada di

wilayah kerja Puskesmas Teladan saat ini?

9. Bagaiamana pembinaan yang dilakukan puskesmas terhadap kader dalam

pelaksanaan posyandu?

Universitas Sumatera Utara

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

52

10. Apa saja kegiatan yang dilakukan petugas puskesmas saat pelaksanaan

program posyandu?

11. Apakah seluruh kader posyandu aktif melaksanakan tugas di posyandu?

12. Apakah petugas puskesmas melakukan konseling/penyuluhan saat

pelaksanaan posyandu?

13. Apakah ibu menganalisis hasil kegiatan posyandu?

14. Aapakah ibu melakukan deteksi dini bahaya kepada sasaran saat

pelaksanaan posyandu?

15. Apa saja yang dirasakan saat pelaksanaan program posyandu?

16. Bagaimana pencapaian cakupan D/S di posyandu yang ada di wilayah

kerja Puskesmas Teladan?

Universitas Sumatera Utara

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

53

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA LINGKUNGAN

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN

MEDAN KOTA TAHUN 2019

Tanggal wawancara :

I. KARAKTERISTIK INFORMAN

A. DATA UMUM

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Jabatan :

B. DATA KHUSUS

1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perkembangan posyandu yang ada di

Kelurahan Teladan saat ini?

2. Siapa sajakah pihak-pihak yang turut serta berperan dalam pelaksanaan

program posyandu?

3. Bagaimana koordinasi yang dilakukan badan pemerintahan lingkungan

setempat dengan pihak lain terkait pelaksanaan posyandu?

4. Apa saja upaya yang telah dilakukan badan pemerintah lingkungan

setempat dalam meningkatkan kinerja posyandu?

5. Bagaimana penggerakan masyarakat yang dilakukan badan pemerintahan

lingkungan setempat untuk memanfaatkan posyandu?

6. Bagaimana dukungan sarana, prasarana, dan pendanaan yang dilakukan

badan pemerintahan lingkungan setempat untuk pelaksanaan posyandu?

7. Bagaimana tindak lanjut hasil kegiatan posyandu yang dilaksanakan badan

pemerintahan lingkungan setempat?

Universitas Sumatera Utara

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

54

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA LURAH

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN MEDAN

KOTA TAHUN 2019

Tanggal wawancara :

I. KARAKTERISTIK INFORMAN

A. DATA UMUM

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Jabatan :

B. DATA KHUSUS

1. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana perkembangan Posyandu yang ada di

Kelurahan Teladan saat ini?

2. Siapa sajakah pihak-pihak yang turut serta berperan dalam

penyelenggaraan program Posyandu?

3. Bagaimana koordinasi yang dilakukan badan pemerintahan kelurahan

dengan pihak lain terkait penyelenggaraan posyandu?

4. Apa saja upaya yang telah dilakukan badan pemerintah kelurahan dalam

meingkatkan kinerja Posyandu?

5. Bagaimana penggerakan masyarakat yang dilakukan badan pemerintah

kelurahan untuk memanfaatkan posyandu?

6. Bagaimana dukungan sarana, prasarana, dan pendanaan yang dilakukan

badan pemerintahan kelurahan untuk penyelenggaraan posyandu?

7. Bagaimana tindak lanjut hasil kegiatan posyandu yang dilaksanakan badan

pemerintahan kelurahan?

Universitas Sumatera Utara

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

55

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KADER POSYANDU

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN

MEDAN KOTA TAHUN 2019

Tanggal wawancara :

I. KARAKTERISTIK INFORMAN

A. DATA UMUM

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Jabatan :

B. DATA KHUSUS

1. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan program posyandu?

2. Kapan terakhir kader mendapatkan pelatihan dari pihak puskesmas?

3. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung terlaksananya program

posyandu ini?

4. Dari mana saja sumber pendanaan program posyandu?

5. Apakah ibu aktif melakukan tugas di posyandu setiap bulannya?

6. Apakah ibu menyebarluaskan hari buka posyandu melalui warga

setempat?

7. Bagaimana ibu mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu?

8. Apakah ibu melakukan pembagian tugas kader?

9. Apakah ibu berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya?

10. Apakah ibu mempersiapkan bahan pemberian makanan tambahn (PMT)

dan penyuluhan untuk dilaksanakan di Posyandu?

11. Apakah ibu melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu?

12. Apakah ibu melaksanakan penimbanagn balita di posyandu?

13. Apakah ibu mencatata hasil penimbangan di buku KIA atau Kartu Menuju

Universitas Sumatera Utara

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

56

Sehat (KMS) dan mengisi buku register posyandu?

14. Apakah ibu melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan

dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT?

15. Apakah ibu membantu petugas kesehatan dan memberikan pelayanan

kesehatan dan KB sesuai kewenangan?

16. Apakah setelah posyandu selesai, ibu membahas hasil kegiatan serta

melakukan tindak lanjut?

17. Apakah setelah posyandu selesai, ibu melakukan pemutakhiran data

sasaran posyandu?

18. Apakah ibu membuat diagram batang (balok) SKDN setelah selesai

melaksanakan posyandu?

19. Apakah ibu melakukan tindak lanjut terhadap sasaran yang tidak datang

dan sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjut?

20. Apakah ibu melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat dan

menghadiri pertemuan kelompok rutin masyarakat?

Universitas Sumatera Utara

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

57

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK IBU BALITA

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROGRAM POSYANDU DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS TELADAN KECAMATAN

MEDAN KOTA TAHUN 2019

Tanggal wawancara :

1. KARAKTERISTIK INFORMAN

A. DATA UMUM

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Jabatan :

B. DATA KHUSUS

1. Apakah ibu aktif berkunjung ke posyandu setiap bulannya?

2. Menurut ibu, apa yang menyebabkan masyarakat tidak berkunjung ke

posyandu?

3. Pelayanan apa saja yang ibu dapatkan jika berkunjung ke posyandu?

4. Apakah dalam penentuan jadwal dan tempat pelaksaan posyandu

puskesmas atau kepala lurah melakukan komunikasi terlebih dahulu

kepada masyarakat?

5. Apakah pernah dilakukan penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat

tentang pelaksanaan posyandu?

6. Apakah kader melakukan kunjungan ke rumah ibu jika ibu tidak

berkunjung ke posyandu?

7. Apakah ibu mendapatkan penyuluhan atau konseling jika berkunjung ke

posyandu?

8. Apakah ibu mengetahui bahwa posyandu itu merupakan UKBM yakni

Unit Kegiatan Berbasis Masyarakat yakni kegiatan yang dilakukan dari,

oleh, untuk, dan bersama masyarakat?

Universitas Sumatera Utara

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

58

9. Apa manfaat yang ibu rasakan jika berkunjung ke posyandu?

10. Apakah tokoh masyarakat seperti kepala lurah atau ustadz aktif

menghimbau masyarakat untuk berkunjung ke posyandu?

Universitas Sumatera Utara

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

59

Lampiran 2. Matriks

Pernyataan Informan (Jenis Penelitian Deskriptif Kualitatif)

- Informan Utama (informan 1-10)

Matriks Pernyataan Informan Penelitian

Matriks Pernyataan Informan Tentang Perkembangan posyandu yang ada

di wilayah kerja Puskesmas Teladan Kecamatan Medan Kota

Informan Pernyataan

Informan 1 “Kalau strata posyandu kami purnama, makanya dibilang

madya diatas 50%, aktif “. (informan 1)

Informan 2 “Posyandu aktif jumlahnya 22, sekarang sudah mulai

berkembang , stratanya mulai naik dari madya ke purnama.

Kader juga aktif melakukan sweeping kepada masyarakat

yang tidak hadir di posyandu untuk ditimbang”. (Informan

2)

Informan 3

Informan 4

Informan 5

Informan 6

Informan 7

“Perkembangannya baik, sejak datang posyandu di desa

kami mudah-mudahan sangat bermanfaat bagi masyarakat

desa “. (Informan 3)

“Aktif masih, dan makin banyak masyarakat yang

berpartisipasi”. (Informan 4)

“Bagus perkembangannya, setiap bulan masyarakat aktif

datang ke posyandu untuk melakukan imunisasi,

penimbangan, pemberian makanan tambahan, dan

pelayanan kesehatan. Ibu hamil juga datang ke posyandu

untuk melakukan pemeriksaan kesehatan .”(Informan 5)

“Perkembangan posyandu suah cukup bagus.” (Informan 6)

“Sudah bagus perkembangannya, karena banyak ibu-ibu

yang membawa anaknya ke posyandu.” (Informan 7)

Universitas Sumatera Utara

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

60

Matriks Pernyataan Informan Tentang Pihak-Pihak yang Ikut Serta dalam

Penyelenggaraan Program Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas

Informan Pernyataan

Informan 1 ”Aparatur lingkungan itulah, misalnya PKK, ya kebetulan

sekali-sekali ikut PKK kelurahan.” (Informan 1)

Informan 2 “kalau di posyandu yang ikut petugas puskesmasnya sama

kader, kalo kepala desa gitu jarangnya itu.” (Informan 2)

Informan 3 ”Untuk pembentukan posyandu pertama kali di lingkungan

yang ikut berpartisipasi adalah kepala lingkungan dan aparatur

pemerintahan, anggota posyandu dibentuk kepala lingkungan,

perwakilan camat, perwakilan dinas kesehatan. Sedangkan

pada saat pelaksaan posyandu yang ikut serta adalah petugas

puskesmas, kader, dan sesekali kepala puskesmas, kepala

lingkungan, dan penggerak PKK kecamatan.”(Informan 3)

Informan 4 “Setau saya yang ikut serta itu lurah dalam mengeluarkan SK,

Kader itulah memberikan dukungan dan himbauan kepada

masyarakat pengguna posyandu agar hadir tepat waktu saat

kegiatan posyandu, ibu PKK, Tokoh masyarakat, petugas dari

puskesmas biasanya ikut juga dek dalam pelaksanaan

posyandu.” (Informan 4)

Informan 5 “Kader, kader ikutnya itu semua. Petugas puskesmasnya iya,

kepala puskesmasnya pun kadang-kadang datang kemari

dia.”(Informan 5)

Informan 6

Informan 7

“Kadang kepalapuskesmas kemari tapi paling sering kader-

kadernya ajayang datang.”(Informan 6)

“Kader-kadernya saja yang nampak yang lainnya jarang.”

(Informan 7)

Universitas Sumatera Utara

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

61

Matriks Pernyataan Informan Tentang Sarana dan prasarana

Informan Pernyataan

Informan1 “Dari desa, Kami hanya melaksanakan. Tempat, apa

semua, desanya itu nya itu menyediakan. ”(Informan 1)

Informan 2 “Kalau alatnya misalnya penimbangan adanya itu masing-

masing posyandu dikasi dari Dinas Kesehatan, itulah yang

kami bawa ke posyandu, kalo alat yang lain kamilah yang

bawa, mejalah ada disedian dari desanya.” (Informan 2)

“Kalo mejanya itu dulu kita buat sendiri, istilahnya partisipasi

dari pemerintahan desanya. Timbangan-timbangan gk dari kita

itu, dari puskesmasnya, ditarok orang itu disini. Saya kurang

tau masalah itu, pokoknya timbangan adanya kutengok disitu.”

(Informan 3)

“Itulah dek, alat-alat cukupnya, karena adanya alat kami, baru

timbangan adanya dikasih dari dinas, meja kursi itulah suruh

disediain sama warganya.” (Informan 4)

“Untuk sarana dan prasarana di posyandu ini dulu dapat

bantuan dari dinas kesehatan kota medan, seperti dacin itu dek,

tapi udah 2 tahun belakangan gaada bantuan lagi, kalau

peralatan seperti meja dan kursi pun kita terbatas. Mejanya

cuma 2 inilah.” (Informan 5)

“Biasanya dapat bantuan dari Dinkes Kota Medan, tapisudah 2

tahun belangan ini tidak ada dapat.” (Informan 6)

“Dapat dari Dinkes tapi bulan ini kurang tau.” (Informan7)

Matriks Pernyataan Informan Tentang Sumber pendanaan untuk posyandu

Informan Pernyataan

Informan 1

Informan 2

”Dana ya dari operasional kesehatan yaitu BOK puskesmas,

kalau untuk kader biasa dana nya ada dari kecamatan.”

(Informan 1)

“Dananya masih berasal dari BOK puskesmas, semua posyandu

sudah purnama, tapi belum mandiri karena kami belum ada

dana sehat nya. Kalau dana untuk transportasi petugas

puskesmas dari BOK sebesar Rp. 40.000 dan dana untuk

transportasi kader berasal dari kecamatan yang dibayar setiap 3

bulan sekali.” (Informan 2)

Universitas Sumatera Utara

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

62

Informan 3

Informan 4

Informan 5

Informan 6

Informan 7

“Kalau dananya, iya, masih dari puskemas, kalo setau kita

orang itunya yang kemari, petugas puskesmasnya, orang itu

yang membelikan kadang makan bubur, kadang makan

telor.”(Informan 3)

”Kalau dana mandiri dari masyarakat belum ada, dari

puskesmas.” (Informan 4)

“Dana untuk posyandu masih dari puskesmas. Dana untuk

transportasi kader ya ada dek dari kecamatan, tiap 3 bulan

sekali itu dikasih Rp. 150.000 per orang.” (Informan 5)

“Sejauh in dana posyandu masih dari puskesmas, tapi umtuk

kader itu dapat dari kecamatan 3 bulan sekali.” (Informan 6)

“Untuk pendanaan posyandu dari puskesmas dan umtuk kader

itu dari kecamatan biasanya.” (Informan 7)

Matriks Pernyataan Informan Tentang Persiapan Pra H Posyandu

Informan Pernyataan

Informan 2

Informan 5

Informan 7

“Sebelum posyandu kan kita beres-beres dulu, timbangannya

itu, alat-alatnya itu, kita bagusin dulu. Kalo mengajak

masyarakatnya itu kan udah diumumkannya itu. Orang itu

datangnya itu.” (Informan 2)

“Kalau menyebarkannya kan udah diumumkannya itu dari

masjid. Tempatnya kan disitunya itu selalu, rumahnya

masyarakat, iya mau dia, karena udah dari dulu-dulunya disitu.

Baru berbagi tugasla kami ada di balita, ada usila, menimbang,

emncatat, nagasih makanannya itu. Makanan tambahan dari

puskesmas, kadang telor, pudding, roti, kami bagian yang

masak.” (Informan 5)

“Diumumkan dulu dari masjid,tempat selalu disini dan kami

selalu bagi tugas ada bagian nyatat, nimbang, ngasih makan

balita gitu (Informan 6)”

“Pertama diumumkan di masjid terus tempatnya ibu-ibu sudah

tau barulah kami bagitugas.” (Informan 7)

Universitas Sumatera Utara

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

63

Matriks Pernyataan Informan Tentang Pelaksanaan Program Posyandu

Pada Saat Hari Buka Posyandu

Informan Pernyataan

Informan 1

Informan 2

Informan 5

Informan 6

Informan 7

Informan 8

Informan 9

“Kalau pelaksanaan posyandu kana ada yang di dalam dan di

luar gedung puskesmas. Kalau di dalam ya tiap hari rabu.

Kalau di luar gedung itu biasa 2 orang petugas turun ke

posyandu untuk mengawasi kerja kader, terus mereka nanti

memberi penyuluhan, sama imunisasi juga petugas puskesmas

yang melakukannya.” (Informan 1)

“Pelaksanaan posyandu dilakukan di dalam gedung setiap hari

rabu pada jam 08.00 setiap minggu, sedangkan untuk di luar

gedung puskesmas Teladan dilakukan sesuai dengan jadwal

yang sudah ada. kalau diluar gedung, kami perwakilan yang

ikut posyandu 2 orang dek, kami bertugas memberi

penyuluhan, dan imunisasi.” (Informan 2)

“Ketika ibu anak balita datang, kami langsung melakukan

pendaftaran. Kemudian pada saat penimbangan saya bersama

dengan ibu Syamsiah menaikkan anak balita kedalam sarung

timbang, kemudian saya mengeser bandul sampai jarum tegak

lurus supaya saya tahu berapa berat badan anak balita,

kemudian saya menulis berat badannya diselembaran kertas

dan saya pindahkan juga ke dalam buku KMS anak balita. Tapi

ada sebagian ibu-ibu udah gamau datang mereka ke posyandu

kalau udah lengkap imunisasi anaknya.” (Informan 5)

“Pertama kali pendaftaran, lalu ke penimbangan, setelahitu

dicatat beratnya dibuku KMS.” (Informan 6)

“Melakukan pendaftaran terlebih dahulu,setelah itu

penimbangan dan dicatat beratnya di KMS tetapi ada juga yang

tidak datang lagi karena sudah lengkap imunisasi anaknya.”

(Informan 7)

“Ya pertama datang disitu saya daftar bawak KK dek, abistu

anak saya dtimbang sama kader nya. Tapi ya itu timbangannya

udah agak lama jadi samar samar angka nya sekarang, udah

gitu penyangga timbangannya gaada, takut juga kan karna

cuma dikaitkan mereka ke tangga masjid itu aja. Ibuk ga bawa

KMS, paling kader nyatat timbangan bayi di buku mereka

yang besar itu.” (Informan 8)

“Setau ibuk kan bawak KK waktu itu pas mau daftar udah gitu

baru anaknya ditimbang, ada juga diimunisasi. Tapi ibuk dah

Universitas Sumatera Utara

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

64

Informan 10

jarang dek ke posyandu, pulaknya anak ibu udah lengkapnya

imunisasi nya, ngapain lagi ibuk pikir ke posyandu.” (Informan

9)

“Oh ibu ga pernah dek ke posyandu, gatau kalau alur posyandu

nya gimana, ibuk biasa imunisasi sama timbang anak ibuk ke

dokter dek.” (Informan 10)

Matriks Pernyataan Informan Tentang Pelaksanaan Posyandu Post H

Informan Pernyataan

Informan 2

Informan 8

Informan 9

Informan 10

“Sejauh ini sih memang belum ada kami datangin, cuma kalau

jumpa dijalan saya tanya kenapa ga datang, tapi ya gitu memang

susah ngajak ibuk-ibuk ini kalau memang bukan niatnya dek.”

(Informan 2)

“Gapernah didatangin lah dek, kan ibuk sering ke posyandu.”

(Informan 8)

“Ada datang orang itu memang nanya aku kenapa nggak datang,

kalau mau ditimbang malas aku, ah bulan depan ajala itu

kubilang.” (Informan 9)

“Nggak, nggak datang orang itu ke rumah, tapi ditanya orang itu

misalnya pas jumpa kok gadatang ke posyandu kata mereka, gitu

aja nya dek palingan.” (Informan 10)

Universitas Sumatera Utara

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

65

Lampiran 3. Surat Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

66

Lampiran 4. Surat Selesai Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

67

Lampiran 5. Dokumentasi

Universitas Sumatera Utara

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM POSYANDU DI WILAYAH KERJA …

68

Universitas Sumatera Utara