IMPLEMENTASI PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN QALBU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1949/1/Tesis...

72
IMPLEMENTASI PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN QALBU DALAM PEMBENTUKAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN SISWA (STUDI DI SMK ALAM KENDAL, DAN SMK ASKHABUL KAHFI SEMARANG) Tahun Pelajaran 2016/2017 oleh : SYAIFUL HADI NIM. M1.13.019 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Transcript of IMPLEMENTASI PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN QALBU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1949/1/Tesis...

1

IMPLEMENTASI PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN QALBU

DALAM PEMBENTUKAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN

SISWA

(STUDI DI SMK ALAM KENDAL, DAN

SMK ASKHABUL KAHFI SEMARANG)

Tahun Pelajaran 2016/2017

oleh :

SYAIFUL HADI

NIM. M1.13.019

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

2

3

4

5

6

7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negeri yang penduduknya mayoritas muslim,

Nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia yang sering disebut dengan budaya

ketimuran sesungguhnya memiliki sejumlah tata nilai yang baik dan dapat

menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Terlebih lagi kalau di

dasari atas nilai-nilai agama yang sangat lengkap dan sempurna. Namun,

budaya yang datang dari barat akibat globalisasi membuat nilai-nilai itu

lambat laun terus terkikis. akhlak di kalangan anak didik telah terkikis dan

menipisnya moral seperti rayap yang terus menggerogoti setiap kayu yang

menjadi perusak bagi penyangga bangsa ini. Tampak ada gejala di kalangan

anak muda khususnya, bahkan juga pada orang tua yang menunjukkan

bahwa mereka mengabaikan nilai-nilai akhlak mahmudah dan etika moral

dalam tatakrama pergaulan, padahal hal tersebut sangat diperlukan dalam

suatu masyarakat yang beradab. Jika diperhatikan fenomena yang terjadi di

sekitar masyarakat saat ini, seolah-olah orang bebas berbuat apa saja sesuai

dengan kehendaknya, seperti perkelahian masal, penjarahan, pemerkosaan,

pembajakan kendaraan umum, penghujatan, perusakan tempat ibadah,

lembaga pendidikan, kantor-kantor pemerintahan dan sebagainya, yang

menimbulkan keresahan pada masyarakat itu sendiri.

Manusia yang hidup di zaman modern idealnya adalah manusia yang

berpikir logis dan mampu menggunakan berbagai teknologi untuk

8

meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan kecerdasan dan bantuan

teknologi seharusnya manusia yang hidup di zaman modern ini menjadi

lebih bijak dan arif, tetapi dalam kenyataannya banyak manusia yang

kualitas kemanusiaannya lebih rendah dibandingkan kemajuan berpikir dan

teknologi yang dicapainya. Akibat dari ketidakseimbangan itu lambat laun

akan menimbulkan gangguan mental. Dan sebagai akibat dari sikap hipokrit

yang berkepanjangan, maka manusia modern akan mengalami kecemasan,

kesepian, kebosanan, perasaan gelisah dan takut serta perilaku menyimpang

merupakan wujud dari aktivitas mental yang tidak sehat atau mengalami

gangguan mental.1

Salah satu dampak yang ditimbulkan dalam realitas kehidupan

manusia masa kini adalah munculnya berbagai gangguan psikologis seperti

depresi. Gangguan depresi ini terjadi akibat adanya suatu kesedihan yang

sangat mendalam. Perasaan tersebut muncul karena kecewa mengalami

situasi yang sama sekali tak terduga dan tak diharapkan terjadi dalam

hidupnya. Hal ini tidak hanya terjadi pada kalangan masyarakat miskin

tetapi juga banyak terjadi pada masyarakat pekerja professional karena

mereka menjadi tidak berdaya di atas kemampuannya sendiri.2

1 Tamama Rofiqah, “Upaya Mengatasi Gangguan Mental Melalui Terapi Zikir,” Jurnal

Pendidikan Agama Islam, Vol. 1, No.1, 2013, 2, e-joernal on-line. Melalui

http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index,php/jurnalpai/article/view/7.html[01/07/17].

2 Ahmad Razak, Mustafa Kamal Mokhtar,Wan Sharazad Wan Sulaiman, “Terapi Spiritual

Islami Suatumodel Penanggulangan Gangguan Depresi”, Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 14, No. 1,

2013 : 141, Universitaskebangsaanmalaysia, html[01/07/17].

9

Berbagai cara telah dilakukan untuk mengatasi krisis akhlak tersebut

agar tidak berkepanjangan. Hal yang paling penting untuk mengatasi

berbagai masalah tersebut adalah pendidikan, baik yang dilakukan di rumah,

sekolah maupun pesantren.

Pendidikan sangat berpengaruh besar dalam mengubah sikap mental

dan perilaku manusia. Dengan Pendidikan perilaku-perilaku negatif yang

terjadi di masyarakat dapat di minimalisir, baik pendidikan dengan jalur

formal seperti sekolah ataupun nonformal seperti pesantren, atau

memadukan keduanya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang

di arahkan kepada pembinaan dan pengembangan seluruh aspek kepribadian

manusia yang seutuhnya, yakni manusia yang kaafah.3

Di samping problematika akhlak dan moral, pengangguran dan

kemiskinan di Indonesia menjadi tambahan masalah yang tidak ada

habisnya. Jumlah siswa putus sekolah dan penganguran terdidik juga

menambah parah terpuruknya ekonomi di Indonesia. Tiap tahunnya,

perguruan tinggi ikut menyumbangkan alumni yang tidak terserap oleh

lapangan pekerjaan. Belum lagi siswa menengah yang drop out atau tidak

melanjutkan sekolah. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah

menumbuh kembangkan semangat dan motivasi untuk berwirausaha.

Pendidikan kewirausahaan bukan hanya dirasa perlu tapi wajib diberikan

pada masyarakat baik dibangku pendidikan dasar, menengah sampai

3 Sri Wahyunita, Analisis Peranan Aplikasi Manajemen Qalbu terhadap Penerapan

Personnel and Cultural Control pada PT. Bank Syariah Mandiri Surabaya. 2005, [Undergraduate

thesis] http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/153049

10

perguruan tinggi dalam rangka membentuk jiwa wirausaha yang handal dan

unggul.

Sedangkan Perkembangan teknologi dan informasi membawa

perubahan yang sangat besar bagi kehidupan di desa maupun di perkotaan

khususnya. Perubahan cara hidup akibat dari dinamika interaksi di dalam

kehidupan masyarakat dan tuntutan kebutuhan ekonomi semakin besar

sedangkan lapangan pekerjaan semakin sempit. Walaupun kekayaan sumber

daya alam yang besar belum mampu mengelola dengan maksimal, dan para

pemuda mengalami banyak pengangguran akibat minimnya pengetahuan

dan keterampilan.

Peran pemuda dalam membangun bangsa akan menjadi prioritas

utama. Sebab, kedepannya bangsa ini akan disibukkan dengan rekayasa

sosial yang didalamnya membutuhkan keampuhan dan kehebatan para

pemuda Indonesia untuk menghadapinya. Kehebatan teknologi, informasi

dan perkembangan ekonomi akan menjadi bagian yang teramat penting bagi

pembenahan pemuda kedepannya agar siap menghadapi semua

permasalahan bangsa. Nilai harmonisasi bangsa akan terjaga dengan baik

jika dikelola oleh pemuda yang cerdas dan terdidik oleh bangsanya sendiri.

Pluralisme yang ada di Indonesia bisa menjadi salah satu identitas tersendiri

dalam melahirkan nilai-nilai persatuan.

Menjadi pemuda yang siap memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan

dan keharmonisan di tengah kemajemukan. Namun di sisi lain, pemuda

terkadang mulai terjebak oleh perilaku dan sikap yang menyimpang seperti

11

terjebak kasus narkoba, tawuran, perkelahian, gerakan radikalisme, seks

bebas, dan berbagai macam perilaku menyimpang lainnya.

Pemuda adalah ujung tombak dan tulang punggung bagi keberlanjutan

masa depan bangsa Indonesia. Suatu bangsa yang besar dan dapat bertahan

secara berkelanjutan karena ada pemuda yang menggerakkan perubahan dan

melakukan tindakan yang positif dan kreatif untuk kemajuan bangsa.

Ironisnya, banyak pemuda mulai terjebak dalam berbagai kegiatan yang

kontra produktif dan kurang memiliki kualitas dan daya saing untuk

memajukan bangsa. Salah satu kontribusi terkait dengan problematika

bangsa juga disebabkan oleh perilaku pemuda dan generasi muda yang tidak

bertanggung jawab. Ketidakpedulian terhadap lingkungan di sekitar, kurang

memahami makna toleransi dan keberagaman, cenderung eklusif telah

membawa generasi muda jatuh dalam persoalan dan problematika remaja

masa kini. Untuk itu, penguatan materi dan orientasi terhadap wawasan

pemuda terhadap situasi bangsa dan perkembangan kepemudaan sekarang

ini perlu dilakukan dan dengan memberikan pertanyaan kritis terhadap

generasi muda akan memberikan stimulus untuk memiliki daya kritis dan

nalar yang baik terhadap posisi dan eksistensi pemuda ke depan.

Berbagai macam problematika yang dihadapi bangsa Indonesia

semakin kompleks dan masih menyisakan problem lain di masyarakat, yaitu

munculnya gangguan kejiwaan berupa kesepian yang bersumber dari

hubungan antar pribadi yang tidak lagi tulus atau hangat. Kegersangan

hubungan antar manusia ini disebabkan karena memiliki sikap

12

individualisme yang tinggi.4 Sedangkan masalah karakter atau sikap adalah

masalah yang hangat krusial menyebabkan umat Islam tertinggal dalam

mengemban tanggung-jawabnya sebagai generator peradapan dunia.

Karakter yang lemah (seperti rasa tidak percaya diri, tidak mandiri, malas

dan lain-lain) itu tidak akan dapat membuat kemajuan, menggalang

kekuatan dan potensi umat, bahkan menjadikannya seperti karakter buruk

yaitu egois, serakah, materialistik, dan licik. Maka peran lembaga Sekolah,

khususnya Setiap lembaga SMK berlomba bagaimana mempersiapkan para

lulusannya mampu bersaing di dunia kerja, untuk mengurangi pengangguran

dan menanggulangi kemiskinan agar ekonomi masyarakat tumbuh

berkembang menuju masyarakat yang sejahtera. Tetapi sedikit lembaga

Pendidikan yang mempersiapkan para lulusannya dengan karakter

kemandirian dengan berproses pada pengelolaan hati sebagai kendali

utamanya. Dan banyak para lulusan di tingkat SMK yang mampu bekerja

untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, tetapi sering

mengesampingkan pengelolaan hati. Sehingga terjadi ketidakpuasan diri

merasa kurang akan hasil yang sudah didapatkan karena tidak mampu

mencukupi segala keinginan. Ketidakpuasan diri akan hasil memunculkan

masalah baru, di antaranya mogok kerja untuk meminta kenaikan upah,

memanipulasi data untuk meningkatkan jabatan, dan berbagai macam

masalah yang ditimbulkan.

4 Enung Asmaya, Aa Gym Dai Sejuk dalam Masyarakat Majemuk, Bandung:Hikmah, 2003,

43.

13

Adapun bagi para lulusan SMK yang memilih untuk berwirausaha

secara mandiri, tetapi tanpa memiliki karakter kemandirian dan

mengefektifkan hatinya akan mengalami kegelisahan, kehampaan dan

ketidaktenteraman hidup. Hati adalah amanah yang harus di jaga dengan

penuh kesungguhan, karena kesuksesan dan kemuliaan hanyalah milik

orang yang berhati bersih. Dan orang yang berhati bersih itulah yang akan

melaksanakan segala ibadah kebaikan dengan penuh kesungguhan dan

keikhlasan.5 Di sebabkan setiap diri manusia belum tentu bisa menjaga dan

mengembangkannya. Hati inilah potensi yang bisa melengkapi otak cerdas

dan tubuh yang kuat menjadi mulia. Dengan hati yang bersih pikiran pun

jadi jernih, semangat kian gigih dan prestasi mudah diraih. Dengan hati

yang bersih, menjalankan segala aktivitas akan menjadi ikhlas. Saat hati

sudah ikhlas maka, dalam melaksanakan semua usaha dengan penuh

kejujuran, amanah, dan dilaksanakan sampai tuntas.

Di dalam Al Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 28 :

5 K.H. Abdullah Gymanstiar, Meraih Bening Hati dengan Manajemen Qalbu, Jakarta:

Gema Insani, 2002, 30.

14

28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati

Allah-lah hati menjadi tenteram.6

Sehingga peran al Qur’an sangatlah penting sebagai pedoman pokok

dan sumber utama bagi manusia. Al Qur’an sebagai sumber agama yang

telah di nyatakan sempurna mengandung pengertian, bahwa Al Qur’an

mampu memberikan jawaban terhadap berbagai problematika kehidupan

manusia sepanjang masa. Banyak masyarakat yang mengalami kesuksesan

dalam bekerja maupun dalam berbisnis atau berwirausaha, tetapi banyak

pula yang mengalami kegersangan jiwa, kekosongan hati dan menjadikan

kehidupannya menjadi hampa. Kegelisahan sering datang tak berujung

karena dalam melaksanakan aktifitasnya lepas dari kontrol qalbu yang sehat.

Dari uraian di atas merupakan hal yang melatarbelakangi serta

mengantar kepada penulis untuk membahas bagaimana para lembaga

pendidikan di tingkat SMK mampu mensinergikan Manajemen Qalbu

dengan kemandirian wirausaha siswa dalam sebuah karya ilmiah yang

berjudul : Implementasi Prinsip-prinsip Manajemen Qalbu Dalam dalam

Pembentukan Mental Kewirausahaan Siswa (Studi di SMK Alam Kendal,

dan SMK Askhabul Kahfi Semarang) Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

6 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahannya Juz 1-30,

Jakarta:, Pustaka Amani, 1994, hlm. 341.

15

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep Manajemen Qalbu pada SMK Alam Kendal, dan

SMK Askhabul Kahfi Semarang dalam pembentukan mental

kewirausahaan?

2. Bagaimana implementasi prinsip-prinsip Manajemen Qalbu dalam

pembentukan mental kewirausahaan SMK Alam Kendal, dan SMK

Askhabul Kahfi Semarang pada siswa ?

3. Bagaimana capaian-capaian Manajemen Qalbu dalam pembentukan

mental kewirausahaan SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi

Semarang pada siswa ?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendeskripsikan konsep Manajemen Qalbu SMK Alam

Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang.

b. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan Manajemen Qalbu SMK

Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang dalam

membentuk kemandirian wirausaha siswa.

c. Untuk mendiskripsikan capaian-capaian Manajemen Qalbu SMK

Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang dalam

membentuk kemandirian wirausaha siswa

16

2. Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan

pemikiran dan keilmuan dunia pendidikan melalui implementasi

prinsip-prinsip Manajemen Qalbu dalam pembentukan mental

kewirausahaan di SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi

Semarang.

b. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan

untuk menentukan langkah-langkah dalam melaksanakan konsep

Pembelajaran dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip

Manajemen Qalbu sebagai pembentukan pribadi unggul yang

mampu menjadi pengusaha jujur, amanah dan rahmatan lil ‘alamin.

Serta sebagai materi pokok dalam mata pelajaran Kewirausahaan

D. Kajian Pustaka

Untuk memperoleh informasi penelitian tentang Implementasi

Manajemen Qalbu sebagai konsep pembentukan kemandirian wirausaha dan

untuk mengetahui masalah apa saja yang belum diteliti dan yang perlu

dikembangkan, maka perlu dilakukan kajian pustaka dari tulisan-tulisan

yang membahas masalah tersebut.

Dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam yang ditulis oleh M Faizin

berjudul Peran Manajemen Qalbu Bagi Pendidik, pembahasanya menitik

17

beratkan pada implementasi manajemen qalbu sangat signifikan perannya

dalam meningkatkan intelektualitas dan religiusitas bagi guru.7

Dalam Jurnal Ilmu-ilmu Agama Islam dan Kebudayaan yang ditulis

oleh Huzni Thoyyar dengan judul Pengembangan Qalbu (Hati) Melalui

Pendekatan Multiple Intelligence bahwa qalbu tidak hanya di artikan secara

fisik berupa segumpal daging berbentuk lonjong terletak dalam rongga dada

sebelah kiri, tetapi juga dalam artian metafisik dinyatakan sebagai karunia

Allah SWT yang halus. Dan dalam tulisannya menjelaskan bahwa qalbu

adalah hati nurani yang akan melahirkan karakter, kepribadia, dan watak

seseorang.8

Menurut penulis, tesis yang disusun oleh Puspo Nugroho dengan judul

Implementasi Pendidikan Berbasis Akhlaq sebagai Pendidikan Karakter

Dalam Pengembangan Kompetensi Kepribadian Mahasiswa Calon Guru

PAI STAIN Salatiga Tahun Akademik 2013-2014. Pada penelitian ini di

titik beratkan pada implementasi akhlaq dalam pengembangan kepribadian

bagi calon Guru STAIN Salatiga.9

Tesis yang disusun oleh Siddiqoh dengan judul Implementasi

Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah

7 M. Faizin, Peran Manajemen Qalbu bagi Pendidik, Jurnal Pendidikan Agama Islam

(Journal of Islamic Education Studies), vol 1, no 1, 2013, e-journal on-line. melalui

http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/view/7.html[12/27/16]. 8 Huzni Thoyyar, Pengembangan Qalbu (Hati) Melalui Pendekatan Multiple Intelligence,

Jurnal Ilmu-ilmu Agama Islam dan Kebudayaan, vol. 1, no. 1, 2009, e-journal on-line

melalui https://www.scribd.com/document/52393913/pengembangan-qalbu. html[12/27/16]. 9 Puspo Nugroho, “Implementasi Pendidikan Berbasis Akhlaq sebagai Pendidikan Karakter

Dalam Pengembangan Kompetensi Kepribadian Mahasiswa Calon Guru PAI STAIN Salatiga

Tahun Akademik 2013-2014”, Tesis, Salatiga: STAIN Salatiga, 2014.

18

dan Manajemen Pembelajaran Guru MI Se-Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang Tahun 2014. Pada penelitian ini di titik beratkan pada

pemahaman guru tentang pendidikan karakter untuk pembentukan akhlak

mulia dan pembiasaan perilaku baik pada peserta didik.10

Sedangkan tesis yang ditulis oleh Umi Tsaqief Soraya dengan judul

Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Keluarga dan Pembiasaan dalam

Pembelajaran PAI di Madrasah untuk Membangun Karakter Siswa (Studi

Kasus pada MI Muhammadiyah Plus Kalibening kecamatan Dukun

Kabupaten Magelang Tahun 2016). Penelitian ini menitikberatkan proses

pencapaian peserta didik yang berkarakter,unggul dalam prestasi, relegius

dan disiplin.11

Dengan beberapa kajian di atas maka peneliti lebih menitikberatkan

pada penelitian konsep SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi

dalam Implementasi prinsip-prinsip manajemen qalbu dalam pembentukan

mental kewirausahaan siswa (Studi di SMK Alam Kendal, dan SMK

Askhabul Kahfi Semarang) Tahun Pelajaran 2016/2017.

10 Siddiqoh, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan Kepala

Madrasah dan Manajemen Pembelajaran Guru MI Se-Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Tahun 2014”, Tesis, Salatiga: STAIN Salatiga, 2014. 11 Umi Tsaqief Soraya, “Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Keluarga dan Pembiasaan dalam

Pembelajaran PAI di Madrasah untuk Membangun Karakter Siswa (Studi Kasus pada MI

Muhammadiyah Plus Kalibening kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Tahun 2016)”, Tesis,

Salatiga: STAIN Salatiga, 2016.

19

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian lapangan (field

research). Jenis penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan

secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu objek tertentu

dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus.12 Dalam hal ini penulis

akan mendatangi dan mengamati SMK Alam Kendal, dan SMK

Askhabul Kahfi Semarang melalui interaksi secara langsung

(berkunjung,telpon,SMS,email) untuk mempelajari profil Sekolah,

kebiasaan dan berbagai kegiatan yang berkenaan dengan praktik

Efektifitas Manajemen Qalbu dalam membentuk kemandirian Siswa.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian deskriptif kualitatif yakni bentuk penelitian yang

menganalisis data dengan berpijak pada fenomena-fenomena yang ada

kemudian dikaitkan dengan teori atau pendapat yang telah ada.13

Bersifat deskriptif karena data yang dianalisis tidak untuk menerima

atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa

deskriptif dari gejala-gejala yang diamati.14 Studi yang dikembangkan

dalam penelitian ini akan dilakukan dengan studi kepustakaan, studi

lapangan, dan studi kasus.

12 Hamdan Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University

Press, 1995, 72. 13 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, cet. IX, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013, 72. 14 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia,

2001, 15.

20

Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan berbagai

situasi SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang

dengan keunikan kegiatannya secara sistematis dan karakteristik yang

sesuai dengan keadaan objek sebenarnya.

3. Lokasi Penelitian

Adapun Lokasi penelitian akan dilakukan di tiga tempat; yaitu

SMK Alam Kendal yang beralamat di Desa Limbangan Rt 03 Rw 08,

Kecamatan Limbangan, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang

beralamat di Desa Polaman, Kecamatan Mijen, Kota Semarang

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat mengenai obyek penelitian,

maka penulis akan menggunakan ciri khas penelitian kualitatif dan

kuantitatif, yaitu melalui hasil angket, wawancara, pengamatan, dan

dokumentasi.

a. Wawancara atau interview

Wawancara dilakukan dengan narasumber Kepala Sekolah,

Guru Mata Pelajaran Kewirausahaan, Wali Murid, dan Siswa kelas

XI.

b. Pengamatan (observasi)

Pengamatan secara langsung terhadap monitoring guru mata

pelajaran kewirausahaan pada kegiatan wirausaha siswa kelas XI dan

proses pelaksanaan kegiatan usaha siswa kelas XI.

21

c. Dokumentasi

Pengumpulan dokumen kegiatan, berupa buku, notulen rapat,

agenda dan foto wirausaha yang sudah dilakukan oleh siswa kelas XI.

d. Angket

Pengumpulan data berupa butir-butir pertanyaan secara tertulis

untuk di jawab oleh siswa kelas XI

5. Operasional Penelitian

Untuk mengidentifikasikan dan mengukur data dirumuskan

indikator sebagai berikut :

a. Indikator Manajemen Qalbu yang akan di capai sebagai berikut :

Perilaku Jujur, Perilaku Tanggungjawab, Ma’rifatullah, Perilaku

Sabar, Perilaku Ridlo, Perilaku Tawakal, Perilaku Amanah, Perilaku

Sidiq, Perilaku Komitmen, Perilaku Optimis.15

b. Indikator mental Kemandirian dalam wirausaha yang akan dicapai

sebagai berikut : mandiri, Progam Wirausaha, Laporan berkala,

Konsisten dalam Wirausaha, Keputusan secara Cepat dan Tepat,

Ketekunan, Keuletan, Masalah dalam Wirausaha, Kreatif, Inovatif,

Komunikatif, Mengambil Resiko, Peningkatan Prestasi, Kerjasama

tim, Etos Kerja, Inisiatif, Berorentasi Masa Depan.16

15 Abdullah Gymnastiar, Jagalah Hati : MQ For Begenners, Bandung:, MQS Publishing,

2004, 2-3 16 Imam Machali dan Muhajir, Pendidikan Karakter (Pengalaman Implementasi

PendidikanKarakter di Sekolah), Yogyakarta:, Aura Pustaka, 2011, 11-23.

22

6. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data yang ada dengan

menggunakan prinsip-prinsip deskriptif.17 Aktifitas dalam analisis

data pada penelitian ini terdiri dari empat komponen yang saling

berinteraksi, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi.

a. Pengumpulan data

Merupakan proses pencarian data yang dilakukan dengan jalan

pengamatan/observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari catatan

tersebut peneliti perlu membuat catatan refleksi yang merupakan

catatan dari peneliti sendiri berisi komentar, kesan, pendapat, dan

penafsiran terhadap fenomena yang ditemukan.

b. Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan, perumusan, perhatian

pada penyederhanaan atau menyangkut data dalam bentuk uraian

(laporan) yang terinci sistematis, pada pokok-pokok yang penting agar

lebih mudah dikendalikan. Laporan. Kegiatan ini merupakan proses

seleksi/pemilahan, pemfokusan/ pemusatan perhatian,

penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan lapangan.

17 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi

Aksara, 2009, 86.

23

c. Penyajian data

Sajian data adalah mengorganisasikan data yang sudah

direduksi. diberikan dalam bentuk narasi kalimat yang disusun secara

logis dan sistematis mengacu pada rumusan masalah. Sajian data yang

disampaikan berupa table dan analisis dari data pada table tersebut

yang berupa narasi. Hal ini dimaksudkan agar pembaca penelitian ini

dapat memahami isi penelitian dengan lebih jelas.

d. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir atas pola-pola

atau konfigurasi tertentu dalam penelitian ini sehingga

menggambarkan secara utuh terhadap seluruh rangkaian kegiatan

penelitian. Kesimpulan atau verifikasi adalah upaya untuk mencari

makna terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari pola, tema,

hubungan, persamaan, hal-hal lain yang sering timbul dan sebagainya.

Teknik pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini adalah teknik

induksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan, kemudian

dikelompokkan yang saling berhubungan. Reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan sebagai suatu jalinan pada saat

sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang

sejajar.

24

F. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang detail dan menyeluruh serta agar

mudah dipahami, tesis ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai

berikut:

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini menguraikan beberapa hal pokok

mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan

Kegunaan Penelitian, Kajian Pustaka, Metodologi Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teori menguraikan tentang prinsip-prinsip

Manajemen Qalbu dan Mental Kewirausahaan

Bab III Mendeskripsikan profil SMK Alam Kendal, dan SMK

Askhabul Kahfi Semarang, Konsep dan implementasi Manajemen Qalbu

SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul Kahfi Semarang.

Bab IV Mendeskripsikan Hasil, Evaluasi dan Capaian-Capaian

Manajemen Qalbu pada mata pelajaran kewirausahaan SMK Alam Kendal,

dan SMK Askhabul Kahfi yang meliputi pelaksanaan, implementasi serta

manfaat Manajemen Qalbu pada mata pelajaran Kewirausahaan Siswa.

Bab V Penutup. Pada bab ini dikemukakan tiga sub bab yaitu:

kesimpulan, saran-saran dan penutup.

25

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen Qalbu

1. Pengertian Manajemen Qalbu

Manajemen secara sederhana berarti pengelolaan atau

pentadbiran. Artinya sekecil apapun potensi yang ada apabila dikelola

dengan tepat, akan dapat terbaca, tergali, tertata, dan berkembang

secara optimal.

Adapun qalbu adalah hati nurani atau lubuk hati yang paling

dalam. Hati adalah tempat bersemayannya niat, yakni yang

menentukan nilai perbuatan seseorang berharga ataukah sia-sia, mulai

atau nista.18

Qalbu adalah sentral penentu baik buruknya diri (self)

manusia.Pada area qalbu terdapat empat lapisan. Lapisan pertama

adalah shadar, yaitu suatu tempat dimana terjadinya tarik-menarik

antara kutub kebaikan dan kutub kefasikan. Allah berfirman dalam

AL-Qur’an QS.91: A.8 yang berbunyi: Terjemahnya: Maka Allah

mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan.

Lapisan kedua adalah qalbu, yaitu tempat memancarnya cahaya

imaniah.Lapisan ketigaadalah fuad, yaitu wilayah qalbu yang lebih

dalam tempat dimana terpancarnya cahaya ma’rifah. Sedangkan

18 Abdullah Gymnastiar, Jagalah Hati : MQ For Begenners, Bandung:, MQS Publishing,

2004, xvi

19

26

lapisan yang paling dalam adalah lubb, yaitu merupakan pusat

kekuatan spiritual manusia karena di sinilah tersimpan kekuatan

ilahiyah (spiritual power). Apabila kutub kebaikan lebih kuat pada

lapisan pertama (shadar) maka praktis qalbu (cahaya imaniah) dan

fuad (cahaya makrifah) semakin bersinar.Ini mengindikasikan bahwa

qalbu manusia sehat (Qalbun salim). Qalbu yang sehat menyebabkan

cara berpikir (akal) manusia menjadi baik pula dan secara otomatis

perilakunya menjadi terarah dan terkontrol dengan baik.19

Berbijak pada beberapa definisi di atas, maka qalbu bisa

membawa manfaat juga mudarat tergantung pada bagaimana kita

mengelolanya.

Pertama qalbun mayyit (hati yang mati) adalah hati yang tidak

mengenal tuhannya dan tidak beribadah kepada-Nya dengan

menjalankan perintah dan apa-apa yang di ridlai oleh-Nya.

Kedua, qobun maridh (hati yang sakit), yaitu yang hidup namun

mengandung penyakit. Hati yang memiliki potensi untuk

mahabbatullah (mencintai Allah) dan juga mencintai nafsu ammarah,

sehingga melahirkan sikap penyesalan atas perilaku yang

dilakukannya (nafsu lawwamah). Ciri-ciri qalbun maridh ini adalah

hadirnya iman, keihklasan, dan sifat baik lainnya dalam satu segi

19 Ahmad Razak, Mustafa Kamal Mokhtar,Wan Sharazad Wan Sulaiman, “Terapi Spiritual

Islami Suatumodel Penanggulangan Gangguan Depresi”, Jurnal Dakwah Tabligh, Vol. 14, No. 1,

2013 : 146, Universitaskebangsaanmalaysia, html[01/07/17].

27

kehidupan, tetapi juga ikut berperan rasa tamak untuk meraih

kesenangan dan mementingkan kehidupan dunia.

Ketiga, qalbun salim (hati yang selamat), yaitu hati yang

selamat dari nafsu yang menyalahi perintah Allah, selamat dari subhat

dan kesalahpahaman yang bertentangan dengan kebaikan serta selamat

dari penghambaan selain Allah. Ciri-ciri qalbun salim ini adalah

memiliki sikap keikhlasan yang menyeluruh dalam perilakunya, cinta

dan bencinya karena Allah, memberi dan melarangnya karena Allah.

Firman Allah dalam Al qur’an surat as-Syu’ara ayat 87-89 yang

artinya :”dan janganlah Engkau hinakan aku di hari mereka

dibangkitkan, yaitu di hari harta dan anak laki-laki tidak berguna,

kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang

bersih”.

Bayangkan, kalau semua orang kemudian berusaha untuk

mendasarkan seluruh aktivitasnya pada hati yang bersih, hati yang

tidak ditanami oleh kedengkian, keprihatinan, dan kesombongan.

Sungguh akan terjadi ledakan dasyat pada perubahan diri seseorang.

Sungguh akan terlihat perubahan yang benar-benar berarti serta

penting dan sangat bermakna dalam kehidupan. Tapi bila semua itu

terjadi maka dunia ini tidak asyik, karena dengan adanya baik dan

buruk kita bisa belajar dan berangkat dari pengalaman yang kita lihat

maupun kita alami. Demikian juga dalam dunia pendidikan, alangkah

lebih baiknya jika seluruh aktivitas pendidikan didasarkan pada hati

28

yang bersih. Karena hati adalah potensi yang bisa melengkapi otak

cerdas dan badan kuat menjadi mulia. Dengan kebersihan hati inilah

otak akan lebih cerdas ide lebih brilian, gagasan lebih cemerlang dan

bertindakpun lebih semangat.20

2. Dasar-dasar Manajemen Qalbu

Manajemen qalbu merupakan upaya mengatur hati dengan jalan

berlatih secara terus-menerus (berkesinambungan) bagaimana hati

mensikapi segala persolaan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Manajemen qalbu memiliki tujuan yang ingin di capai yaitu niat

dan perbuatannya akan bernilai mulia yang dapat

dipertanggungjawabkan di dunia maupun di akhirat. dalam

pelaksanaannya, manajemen qalbu memerlukan perpaduan antara ilmu

dengan seni, yaitu memahami ilmu hati dan memiliki seni untuk

menerapkannya. Bagaimana hati dapat menyikapi persoalan hidup,

ketika mendapatkan musibah, ketika mendapatkan kenikmatan, ketika

sedih, dan ketika ditimpa susah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka

di perlukan proses pelatihan dan pembiasaan yang sistematis dan

berkesinambungan.

Adapun visi manajemen qalbu adalah menyatukan dimensi zikir,

pikir, dan ikhtiar. Dimensi dzikir sangat menekankan keikhlasan dan

ketawakalan. Sedangkan dimensi pikir amat menegaskan pentingnya

rasionalitas dalam setiap pemikiran dan tindakan. Sementara dimensi

20 Nurotun Mumtahanah, “Inovasi Pendidikan Akhlak Berbasis Manajemen Qalbu”

Jurnal Al hikmah volume 1 nomor 2 september 2011: 4, html[01/16/16].

29

ikhtiar menfokuskan pada etos kerja yang tak mengenal lelah dan

pasrah.21

Zikir secara sederhana di artikan “ingat”. Ingat ada kalanya dengan

hati atau dengan lidah, ingat dari kelupaan dan ketidaklupaan, serta

sikap senantiasa menjaga sesuatu dalam ingatan. Istilah zikir atau zikr

Allah dalam Islam secara umum diartikan “mengingat Allah” atau

“menyebut asma Allah”. Allah berfirman ,”Dan ingatlah kepada

Tuhanmu jika kamu lupa” (QS. Al kahfi [18]: 24). Ketika seseorang

ingat kepada Allah berarti ia merasakan kehadiran Allah dalam

kehidupannya, dan sebaliknya menjauhkan diri dari lupa kepada-Nya.

Zikir adalah tiang penopang yang sangat kuat di jalan menuju Allah.22

Zikir dapat dikelompokkan menjadi empat bentuk :

Pertama, zikir qalbiyah atau zikir hati adalah merasakan kehadiran

Allah. Jika hendak melakukan suatu tindakan ataupun perbuatan maka ia

meyakini dalam hatinya yang paling dalam bahwa Allah senantiasa

bersamanya. Sadar bahwa Allah selalu melihatnya. Oleh karena itu, zikir

qalbiyah artinya bahwa kita sadar dan merasa selalu di tatap oleh Allah.

Jika kita sudah mencapai pada kesadaran ini, maka akan menimbulkan

dampak yang besar, yaitu hati akan selalu bersih, apapun yang kita

kerjakan menjadi ibadah, dan akan memperoleh nilai dalam hidup ini,

yakni nilai keridlaan Allah SWT.

21 Enung Asmaya, Aa Gym Dai Sejuk dalam Masyarakat Majemuk, Bandung:Hikmah,

2003, 114-116.

22 Muhammad Arifin Ilham dan Syamsul Yakin, Indonesia Berzikir, Jakarta Timur : Intuisi

Press, 2004, 64

30

Kedua zikir aqliyah adalah kemampuan menangkap bahwa Allah

di balik setiap gerak alam semesta ini. Menyadari bahwa semua gerak

alam, Allah lah yang menjadi sumber gerak dan yang menggerakkannya.

Berarti Dia senantiasa hadir dan terlibat dalam setiap peristiwa kejadian-

kejadian alam, setiap peristiwa sejarah dan dalam setiap tindakan kita.

Kita masuk dalam madrasah Allah, universitas jagat raya yang

mencakup langit dan bumi.

Ketiga, zikir lisan adalah buah zikir hati dan akal. Setelah

melakukan zikir hati dan akal, barulah lisan berfungsi untuk senantiasa

berzikir, memahasucikan dan mengagungkan Allah SWT.

Keempat, zikir amaliyah adalah hasil akhir yang kita ingin capai

dari zikir, yaitu akhlak yang mulia. Dalam berzikir ini, kita sebenarnya

dalam proses pembersihan hati dan diri kita. Karena setiap lafaz zikir

punya kekuatan. Setiap zikir kita merupakan sebuah tali yang dapat

menghubungkan secara langsung dengan Allah.23

Adapun suara hati pada dasarnya bersifat universal, dan suara hati

manusia adalah kunci spiritual, karena itu pancaran sifat-sifat Allah. Dan

untuk lebih menyederhanakan ada 7 spiritual corevalues (nilai dasar

ESQ) yang diambil dari asmaul husna yang harus dijunjung tinggi

sebagai bentuk pengabdian manusia kepada sifat Allah yang terletak

pada pusat orbit yaitu jujur adalah wujud pengabdian manusia kepada

sifat Allah, al mukmin. tanggungjawab adalah wujud pengabdian

23 Muhammad Arifin Ilham, Hakikat Zikir, Depok: Intuisi Press, 2004, 35-54

31

manusia kepada sifat Allah, al wakiil. Disiplin adalah wujud pengabdian

manusia kepada sifat Allah, al matiin. Kerjasama adalah wujud

pengabdian manusia kepada sifat Allah, al jaami’. Adil adalah wujud

pengabdian manusia kepada sifat Allah, al adl. Visioner adalah wujud

pengabdian manusia kepada sifat Allah, al aakhir. Peduli adalah wujud

pengabdian manusia kepada sifat Allah, as sami’ dan al bashir.24

B. Mental Kewirausahaan

1. Pengertian Mental Kewirausahaan

Keterampilan mental meliputi keterampilan mempercayai dan

menghargai diri, keterampilan berpikir positif, dan keterampilan

mengatasi stres. Bagian yang pertama dan utama dari keterampilan

mental adalah keterampilan mempercayai dan menghargai diri.

Percaya diri diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam

melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri, serta dapat mengukur

suatu perbuatan dari segi baik atau buruknya. Dengan kepercayaan

diri dan penghargaan terhadap diri sendiri, remaja diharapkan dapat

menilai apakah aktivitas yang dilakukan bermanfaat untuk dirinya dan

lingkungannya atau bahkan sebaliknya akan merugikan orang lain dan

dirinya. Kepercayaan diri berkaitan dengan harga diri (self esteem).

Harga diri didefinisikan sebagai pandangan seseorang terhadap

keunggulan yang dimilikinya, yang ditentukan juga oleh penampilan,

kemampuan, kinerja, dan penilaian oleh orangorang penting yang

24 Ary Ginanjar Agustin, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual,

Jakarta: Penerbit Arga, 2005, 110-111

32

berpengaruh baginya. Harga diri dapat dikembangkan dengan

cara:berpikir positif, bersedia mengambil resiko, sabar terhadap diri

sendiri, menghindari pengaruh negatif, bergaul dengan kelompok

mendukung, mengembangkan prioritas, mengembangkan rasa humor,

dan menerima tanggung jawab.25

Wirausaha yang berasal dari kata wira yang berarti mulia, luhur,

unggul, gagah berani, utama, teladan, dan pemuka; dan usaha yang

berarti kegiatan dengan mengerahkan segenap tenaga dan pikiran,

pekerjaan, daya upaya, ikhtiar, dan kerajinan bekerja.26

Wirausaha adalah jalan pekerjaan seseorang yang dijalankan

dengan kemungkinan memperoleh keuntungan dan kemungkinan

memperoleh kerugian yang tak terhingga berdasarkan skala kualitas

seseorang tersebut, sehingga untuk melangkah berwirausaha

diperlukan pribadi-pribadi tangguh, pribadi pantang menyerah,

percaya diri, kemampuan mental-emosional dan kemampuan

membaca peluang.27

Entrepreneur, berasal dari bahasa Inggris, artinya usahawan atau

pengusaha. Usahawan atau pengusaha, dalam aktifitas sehari-hari

disebut juga dengan pembisnis. Entrepreneur dalam bahasa Indonesia

25 Tri Ermayani, “Pembentukan Karakter Remaja Melalui Keterampilan Hidup”, Jurnal

Pendidikan Karakter, Tahun V, Nomor 2, Oktober 2015: 134, html[01/16/16]. 26

Subur, “Islam dan Mental Kewirausahaan: Studi tentang Konsep dan pendidikannya”,

Insania|Vol. 12|No. 3|P3M STAIN Purwokerto | Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan, Subur 2

Sep-Des 2007: 341-345, html[01/16/16]. 27Eko Agus Alfianto, “Kewirausahaan : Sebuah Kajian Pengabdian Kepada Masyarakat”,

Jurnal heritage, volume 1 nomor 2, januari 2012 : 34, html[01/16/16].

33

disebut dengan Kewirausahaan, menurut ejaan bahasaIndonesia,

kewirausahaan terdiri dari beberapa suku kata, yaitu kewirausahaan,

menurut Entrepreneurship, istilah Wirausaha adalah seseorang yang

mampu melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah

organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut untuk memulai suatu

bisnis yang baru. Atau Kemampuan setiap orang untuk menangkap

setiap peluang usaha, dan dimanfaatkanya sebagai lahan usaha, atau

bisnis dan seluruh waktunya dicurahkan untuk menemukan peluang-

peluang bisnis.28

Entrepreneurship adalah suatu proses mengkreasikan sesuatu

dengan menambahkan nilai yang didukung komitmen pada tim dan

usaha, memperkirakan kemungkinan finansial, fisik, dan resiko sosial

dan menerima hasil berupa finansial, kepuasan dan kebebasan pribadi.

Kewirausahaan ini perlu diukur karena Kewirausahaan juga bisa

berpengaruh langsung terhadap kinerja usaha. Di dalam pengertian

entrepreneurship bukan hanya untuk ajang berdagang semata-mata,

tetapi di dalam entrepreneurship banyak terdapat ciri-ciri serta

karakter-karakter yang timbul dan bisa dipelajari. Karakter yang ada

antara lain : a) Mandiri dan jujur, b). Mempunyai profesionalisme

bisnis, c). Disiplin, inisiatif, kreatif dan inovatif, d). Beroreintasi pada

28 Eko Agus Alfianto, “Kewirausahaan : Sebuah Kajian Pengabdian Kepada Masyarakat”,

Jurnal Heritage Volume 1 Nomor 2. Januari 2012 : 33-34, html[01/16/16].

34

prestasi dan masa depan dan e). Ulet, optimis dan bertanggung

jawab29

Memahami kreativitas (daya cipta) akan memberikan dasar yang

kuat untuk membuat modul atau perangkat tentang kewirausahaan.

Peran sentral dalam kewirausahaan adalah adanya kemampuan yang

kuat untuk menciptakan (to create or to innovate) sesuatu yang baru,

misalnya : sebuah organisasi baru, pandangan baru tentang pasar,

nilai-nilai corporate baru, proses-proses manufacture yang baru,

produk-produk dan jasa-jasa baru, cara-cara baru dalam mengelola

sesuatu., cara-cara baru dalam pengambilan keputusan. Kreativitas

adalah: “Berpikir sesuatu yang baru”. “Kreativitas sebagai

kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk

menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam

menghadapi peluang”. Kreativitas merupakan suatu topik yang

relevan tidak hanya bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi juga

bagi bisnis dan kegiatan bisnis pada umumnya. Kretivitas merupakan

sumber penting dalam penciptaan daya saing untuk semua organisasi

yang peduli terhadap growth (pertumbuhan) dan change (perubahan).

A. Roe Psychological Approaches to Creativity in Science, New York

University dalam Frinces menyatakan bahwa syarat-syarat orang

yang kreatif yaitu: a) Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to

29

Eny Endah Pujiastuti,”Pengaruh Kepribadian dan Lingkungan Terhadap Intensi

Berwirausaha pada Usia Dewasa Awal”, Jurnal Enovasi dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor

1, Januari, 2013: 3, html[01/16/16].

35

experience), b) Pengamatan melihat dengan cara yang biasa dilakukan

(observanvce seeing things in unusual ways), c) Keinginan (curiosity),

d) Toleransi terhadap ambiguitas (tolerance of apporites), e)

Kemandirian dalam penilaian, pikiran dan tindakan (independence in

judgemnet, thought and action) , f) Memerlukan dan menerima

otonomi (needing and assuming autonomy), g) Kepercayaan terhadap

diri sendiri selfreliance), h) Tidak sedang tunduk pada pengawasan

kelompok (not being subject to group standart and control).

Ketersediaan untuk mengambil resiko yang diperhitungakan (willing

to take calculated risks).

Inovasi didefinisikan sebagai ide, praktek atau obyek yang

dianggap baru oleh seorang individu atau unit pengguna lainnya.

Inovasi yaitu: “sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas

dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk

meningkatkan dan memperkaya kehidupan”.30

2. Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri-ciri kewirausahaan adalah percaya diri, berorentasi pada

tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan, keorisinilan,

berorentasi pada masa depan. Sedangkan watak kewirausahaan adalah

keyakinan, optimisme, kemampuan mengambil resiko dan suka

30

Ernani Hadiyati,”kreativitas dan inovasi pengaruhnya terhadap pemasaran kewirausahaan

pada usaha kecil”, Jurnal inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 3 September 2012: 137-138.,

html[01/16/16].

36

tantangan, ketekunan, ketabahan, tekad yang kuat, energetik, inisiatif,

inovatif, kreatif, dan fleksibel.

Dengan mempunyai ciri-ciri dan memiliki watak kewirausahaan

yang kuat tentunya dapat terbangun mental yang kuat untuk

berwirausaha. Dan untuk menumbuhkan sikap mental yang kuat

tersebut diperlukan membangun 7 sikap produktif, yaitu :

Pertama, menghargai waktu. Karena modal sebagai pemenang

sangat mahal, maka jangan sampai kita sia-siakan. Menurut

paribahasa Eropa, waktu adalah uang, sedangkan menurut paribahasa

Arab, waktu adalah pedang. Keduanya paribahasa ini menegaskan

betapa pentingnya waktu, bisa merugikan manusia jika tidak produktif

menggunakannya.

Pentingnya menjaga lima hal sebelum datangnya lima hal, yakni

masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum sakitmu,

kesempatanmu sebelum kesibukanmu, kecukupanmu sebelum

kebutuhanmu, dan hidupmu sebelum matimu”.

Kedua, disiplin. Disiplin dapat diartikan sebagai sikap konsisten

untuk terus menerus berikhtiar dalam menempuh satu jalan menuju

kemenangan sejati yang kita yakini lahir batin. Disiplin diri untuk

melihat kepada diri sendiri apa yang ingin dilakukan. Kita konsisten

dengan sikap dan jalan tersebut menghadapi berbagai macam

ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang ditemui selama

perjalanan panjang mencapai tujuan dari awal sampai akhir.

37

Ketiga, karakter. Sejatinya sukses itu juga berangkat dari sekian

kali kegagalan dan kegagalan, disini peran semangat pantang

menyerah dan kesabaran menjadi elemen karakter. Manusia tidak bisa

lepas dari pengaruh orang-orang yang hadir dilingkungan terdekatnya,

khususnya keluarga dan umumnya teman-temannya. Keluarga dan

teman-teman bisa memberikan pengaruh baik atau pun pengaruh

buruk kepada seseorang.

Keempat, Jujur. Bersikap jujur dalam setiap aktivitas dan

interaksi dengan orang lain, maka kita akan cenderung mudah

bekerjasama dalam membangun hubungan yang harmonis, efektif, dan

produktif dengan berbagai pihak, termasuk dalam hubungan bisnis

dan bersosialisasi.

Kelima, etos kerja. Hendaknya menjadikan rasa syukur ini

represntasi kesuksesan, kemampuan dalam mensyukuri akan

mempengaruhi sikap produktif yaitu etos kerja positif. Dengan selalu

bersikap syukur kepada-Nya, kita tidak akan mudah berputus asa,

marah, dan kecewa jika mengalami kegagalan dalam proses mencapai

tujuan ikhlas menjadi elemen pertama, selanjutnya melakukan ikhtiar

atau usaha dengan benar, cekatan, cepat, dan cerdas.

Keenam, kreatif. Tuhan menciptakan manusia dengan rupa dan

pribadi yang berbeda satu sama lainnya. Tuhan juga menciptakan obat

dari setiap penyakit di dunia ini. Secara kreatif Tuhan sudah

menyampaikan pesan tersirat tersebut. Di ciptakannya siang dan

38

malam, matahari dan bulan, langit berwarna putih dan biru, serta

seluruh perhiasan dan makhluk-Nya di dunia ini kreatifitas senantiasa

dapat menjadi obat mujarab dan semangat terus-menerus untuk

menciptakan inovasi.

Keenam, Fokus. Dalam jiwa pemenang fokus untuk

kemenangan adalah suatu perjuangan. Sukses pemenang adalah

bagaimana kita mampu fokus dalam tujuan dan rencana-rencana yang

sudah disusun. Kemampuan untuk berkonsentrasi dalam

menyelesaikan setiap permasalahan dan pemecahannya mencerminkan

profesionalisme. Dalam bekerja fokus, otak tengah kita akan

berkembang menjadi kekuatan luar biasa. Dalam menyelaraskan

kemampuan otak kiri dan otak kanan. Fokus juga merupakan bagian-

bagian dalam menciptakan prioritas penyelesaian dari sekian banyak

persoalan.

Ketujuh, Integritas. Kemampuan menghargai di mulai dari diri

sendiri. Kemudian pada orang lain. Dimana kecerdasan emosional

berperan besar terhadap proses pematangan kepribadian. Nilai-nilai

integritas itu sendiri merupakan aplikasi dari kecerdasan emosional

dan spiritual. Secara holistik, hal ini mendorong individu berperan

aktif dan produktif dalam mengelola kepribadian.31

Sedangkan Sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha

yang sesuai dengan ajaran agama Islam adalah:

31 Ario. Pringgodany, SE, CH, Cht., Gen Aktif 179 Revolusi Produktif Memenangkan

Kompetisi, 29-47.

39

a. Sifat Takwa, Tawakkal, Zikir, dan Syukur

Sifat ini harus dimiliki oleh wirausahawan karena dengan sifat-

sifat itu kita akan diberi kemudahan dalam menjalankan setiap

usaha yang kita lakukan. Dengan adanya sifat takwa maka kita

akan diberi jalan keluar penyelesaian dari suatu masalah dan

mendapat rizki yang tidak disangka. Dengan sikap tawakkal, kita

akan mengalami kemudahan dalam menjalankan usaha walaupun

usaha yang kita jalani memiliki banyak saingan. Dengan bertakwa

dan bertawakkal maka kita akan senantiasa berzikir untuk

mengingat Allah dan bersyukur sebagai ungkapan terima kasih atas

segala kemudahan yang kita terima. Dengan begitu, maka kita akan

merasakan tenang dan melaksanakan segala usaha dengan kepala

dingin dan tidak stress.

b. Jujur

Dalam suatu hadits diriwayatkan bahwa:”Kejujuran akan

membawa ketenangan dan ketidakjujuran akan menimbulkan

keraguraguan”.(HR. Tirmidzi). Jujur dalam segala kegiatan yang

berhubungan dengan orang lain maka akan membuat tenang lahir

dan batin.

40

c. Niat Suci dan Ibadah

Bagi seorang muslim kegiatan bisnis senantiasa diniatkan

untuk beribadah kepada Allah sehingga hasil yang didapat nanti

juga akan digunakan untuk kepentingan dijalan Allah.

d. Azzam dan bangun Lebih Pagi

Rasul Saw mengajarkan agar kita berusaha mencari rezeki

mulai pagi hari setelah shalat subuh. Dalam sebuah hadits

disebutkan bahwa:” Hai anakku, bangunlah!sambutlah rizki dari

Rabb-mu dan janganlah kamu tergolong orang yang lalai, karena

sesungguhnya Allah membagikan rizki manusia antara terbitnya

fajarsampai menjelang terbitnya matahari.”(HR. Baihaqi).

e. Toleransi

Sikap toleransi diperlukan dalam bisnis sehingga kita dapat

menjadi pribadi bisnis yang mudah bergaul, supel, fleksibel,

toleransi terhadap langganan dan tidak kaku.

f. Berzakat dan Berinfak

“Tidaklah harta itu akan berkurang karena disedekahkan dan

Allah tidak akan akan menambahkan orang yang suka memberi

maaf kecuali kemuliaan. Dan tidaklah seorang yang suka

merendahkan diri karena Allah melainkan Allah akan meninggikan

derajatnya.”(HR Muslim).

Dalam hadits tersebut telah diungkapkan bahwa dengan

berzakat dan berinfak maka kitatidak akan miskin, melainkan Allah

41

akan melipat gandakan rizki kita. Dengan berzakat, hal itu juga

akan membersihkan harta kita sehingga harta yang kita peroleh

memang benar-benar harta yang halal.

g. Silaturahmi

Dalam usaha, adanya seorang partner sangat dibutuhkan demi

lancarnya usaha yang kita lakukan. Silaturrahmi ini dapat

mempererat ikatan kekeluargaan dan memberikan peluang peluang

bisnis baru. Pentingnya silaturahmi ini juga dapat dilihat dari hadits

berikut:”Siapa yang ingin murah rizkinya dan panjang umurnya

maka hendaklah ia mempererat hubungan silaturahmi.”(HR.

Bukhari).

Sabda Nabi (HR Baihaqy) mengatakan dalam hal yang sama

“Sesungguhnya sebaik baiknya mata pencaharian adalah seorang

pedagang“. Oleh sebab itu menjadi seorang entrepreneur dalam

Islam merupakan ibadah bagi pelakunya. Sesuai dengan cirri ciri

seorang entrepreneur, kerja keras, jujur, mempunyi kreativitas

tinggi serta mempunyai jiwa kepemimpinan merupakan sifat sifat

yang mulia dan cirri cir orang yang beriman dalam Islam.32

32 Hilyati Milla, “Pendidikan Kewirausahaan: Sebuah Alternatif Mengurangi

Pengangguran Terdidik Dan Pencegahan Korupsi”, Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, Nomor 6 November

2013: 465-471, html[01/16/16].

42

BAB III

PROGAM MANAJEMEN QALBU SMK DALAM PEMBENTUKAN MENTAL

KEWIRAUSAHAAN

A. Profil

1. Sejarah SMK Alam Kendal

Sekolah Alam Limbangan pertama kali didirikan pada tanggal

12 Juli 2012 di bekas Kandang puyuh. Pada Bulan Oktober 2012

berpindah tempat bekas kandang kambing lahan milik Ir H. Tri Joko

Uripto. Yayasan Alam Limbangan berdiri tahun 2011, yang berakta

notaris nomor 01 tanggal 05-12-2011 dan mendapatkan SK

Kemenhumham nomor : AHU-2898.AH.01.04 Tahun 2012.

Sekolah adalah tempat belajar bagi putra putri generasi muda

untuk menuntut ilmu. Dari sekolah tersebut mereka belajar mengenal,

mengetahui, memahami sesuatu. Dengan sekolah para siswa yang

tadinya tidak tahu menjadi tahu. Melalui sekolah para generasi muda di

didik, di bina dan di arahkan untuk menjadi manusia yang berilmu.

Berdasarkan firman Allah yang diturunkan pertama kali kepada Nabi

Muhammad SAW yaitu surat Al Alaq ayat 1 – 5. Allah yang

mengajarkan manusia dengan perantara kalam (Al Quran) agar

manusia mampu memakmurkan dan menjadi kholifah di bumi yang di

persiapkan untuk di tempatinya. dan dengan memiliki ilmu maka

Allah SWT akan mengangkat derajat seseorang berdasarkan Firman

Allah Dalam Surat Al Hujurat Ayat 13 yang artinya :

36

43

Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu

dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi

Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya

Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.33

Bumi adalah salah satu alam yang di ciptakan oleh Allah dari

beberapa alam lainnya. Sedangkan bumi di kenal dengan istilah alam

sedangkan manusia di ciptakan oleh Allah salah satunya sebagai

kholifah di bumi yaitu yang akan mengatur, mengelola dan

memakmurkan nya. Dalam firman Allah surat Al Baqarah ayat 30

yang artinya :

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka

bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan

(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya

dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan

memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:

"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."34

33 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahannya juz 1-30,

Jakarta: Pustaka Amani, 1994, 34 Ibid

44

Dari latar belakang tersebut dan filosofi yang berdasarkan

firman Allah SWT maka Sekolah Alam Limbangan ini memiliki

tujuan yaitu mengembalikan manusia kepada awal penciptaannya yaitu

sebagai khalifah (pemimpin) di bumi (alam) yang bertaqwa, berilmu

dan mandiri.

Sedangkan konsep pendidikannya Sekolah Alam Limbangan

memprioritaskan empat pokok materi yaitu :

a. Akhlaqul karimah (konsep Keteladanan) yaitu meneladani akhlak

Rasulullah SAW.

Adapun materi pembelajarannya adalah pelaksanaan kejujuran,

amanah, fatonah, tabliq, kedisplinan, sholat dhuha, puasa senin

kamis, infaq.

b. Falsafah ilmu pengetahuan yaitu dalam pengembangan

berdasarkan kurikulum dari Diknas dan ciri khas sekolah alam.

Adapun materi pembelajaran ini meliputi Pend. Agama, PKn,

Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Sejarah

Indonesia,Penjaskes,Bahasa Jawa, Progam Jurusan, Seni Budaya,

Lingkungan hidup, Kewirausahaan

c. Kepemimpinan / leadership yaitu membentuk khalifah (pemimpin)

yang kuat mental dan fisiknya dengan beberapa progam kegiatan

penunjang diantara out bound, studi banding, amalan ramadhan,

ekspo, pelatihan.

45

d. Kewirausahaan/ entrepreneurship

Kegiatan untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam

berwirausaha yaitu dengan dibentuknya kelompok wirausaha untuk

tingkat SMK yaitu yang meliputi pembibitan cacing, kelinci,

konveksi, jasa outbound, budidaya jamur.

2. Sejarah SMK Askhabul Kahfi

Terletak di Jalan Cangkiran-Gunungpati 3km. Kelurahan

Polaman, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Tawa Tengah, Indonesia

merupakan lembaga yang mendidik kader-kader umat dalam sebuah

miniatur dunia yang dibangun atas dasar nilai iman, islam dan ikhsan.

Saat ini (±) 1000 santri secara keseluruhan baik putra maupun putri

berasal dari berbagai daerah/kota di Indonesia baik Jawa maupun luar

jawa. Meskipun dalam satu lokasi, namun dengan lokal terpisah antara

asrama putra dan asrama putri.

Berdiri pada tahun 2008 Pondok Pesantren Askhabul Kahfi terus

menerus berupaya melakukan inovasi baik pendidikan, budaya dan

ekonomi serta meningkatkan sarana dan prasaran untuk mengimbangi

pelaksanaan pembelajaran guna mencetak generasi umat yang beriman

dan bertaqwa kepada Allah SWT, berpendidikan dan berpengetahuan

luas tidak mengenal dikotomi keilmuan serta selalu berupaya

memperjuangkan agama Islam sesuai dengan kemampuan yang

46

berdasarkan pada al Qur’an dan hadist, sehingga menjadi investasi

berhaga bagi bangsa negara dan agama demi menggapai ridlo Allah

SWT.

Lembaga pendidikan yang didalamnya mengutamakan

pembentukan kepribadian dan sikap mental serta penanaman ilmu-ilmu

Agama Islam, dengan tujuan utama untuk membentuk generasi Islam

yang berakhlaqul karimah, untuk itu kurikulum Madrasah membekali

para santri dengan pelajaran agama dan umum secara seimbang

sehingga mampu mengikuti dinamika kehidupan dimasyarakat

nasional dan internasional.

Bagi Pondok Pesantren Askhabul Kahfi nilai – nilai

pendidikan tidak hanya didapat dalam proses kegiatan belajar

mengajar dikelas melainkan juga dalam totalitas kegiatan kehidupan

para santri selama dua puluh empat jam penuh. Sebagai sarana

menumbuhkan jiwa mandiri kegiatan berorganisasi diatur langsung

oleh santri dengan bimbingan dewan guru dengan demikian setiap

kegiatan santri menjadi sarana strategis kondusif untuk menanamkan

nilai filsafat dan hidup pondok yang terpancang dalam jiwa meliputi

keikhlasan, kesederhanaan, berdikari ukhuwah islamiyah dan jiwa

kebebasan yang mengacu pada nilai kehidupan Islami dengan disiplin

dan tanggungjawab sebagai alatnya. kegiatan exta kurikuler lainnya

seperti berorganisasi, beladiri, olahraga, kepramukaan, ketrampilan

dan kesenian merupakan sarana dalam membentuk pribadi mukmin

47

yang berkarya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki untuk

mencapai tujuan yaitu berakhlaqul karimah, berjiwa raga sehat,

berpengetahuan luas dan berpikiran moderat sesuai dengan akidah

agama islam. kemandirian ekonomi menjadi salah satu aspek yang

ditanamkan sejak dini kepada para santri. badan-badan usaha milik

pondok pesantren yang dikelolah langsung oleh para santri dan para

ustazd didirikan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan santri dan

masyarakat melainkan juga sebagai wahana menumbuhkan jiwa

berdikari dan wirausaha serta mewujudkan kemandirian ekonomi

pondok pesantren.

B. Progam Manajemen Qalbu Dalam Pembentukan Mental Kewirausahaan

1. SMK Alam Kendal

Progam-progam Sekolah Alam berkesinambungan dengan pondok

pesantren untuk menjadi proses latihan dasar bagi para santri untuk

menjadi santri-preneur. Dalam pembentukan karakter dasar bagi para

santri dan untuk menumbuhkan mental kewirausahaan para santri,

progam tersebut meliputi :

a. Progam Manajemen Qalbu

Progam manajemen qalbu merupakan kegiatan sebagai latihan

dasar pembentukan akhlakul karimah. Progam manajemen qalbu

menjadi proses bagi santri mukim. Materi manajemen qalbu ini

meliputi ma’rifatullah dengan kegiatan pelaksanaan solat wajib,

solat sunah rowatib, solat tahajud, solat dhuha, solat istikharoh,

48

solat hajad, dzikir, bersedekah. Kegiatan di mulai jam 03.00 wib –

21.00 wib.

b. Himpunan Pengusaha Muda Alam Mandiri

Progam usaha alam mandiri sebagai proses pembentukan

generasi wirausaha, dengan menitik beratkan pada proses

pengembangan bakat dan minat bagi masing-masing santri.

Disamping progam pengembangan bakat dan minat bagi para

santri, progam pemanfaat peluang usaha, pemanfaatan limbah, dan

pemanfaatan sumber daya alam yang ada disekitar.

c. Akhlak Plus Wirausaha

Program Akhlak Plus Wirausaha (APW) merupakan program

santri mukim yang bertujuan :

1). Membentuk pribadi santri yang memiliki akidah yang lurus,

ibadah yang benar, dan akhlak yang mulia.

2). Membentuk pribadi santri yang memiliki mental kemandirian

melalui wirausaha/ entrepreneur sekaligus bermanfaat bagi

sesama

3). Melahirkan santri yang ahli dzikir, ahli fikir, dan ahli ikhtiar

4). Membentuk wirausahawan yang memiliki karakter baku (baik

dan kuat)

Adapun materinya meliputi : akidah, fiqih ibadah, manajemen

qalbu (akhlak), Al-Quran, leadership, manajemen wirausaha,

outbound.

49

2. SMK Askhabul Kahfi

Lembaga pendidikan yang didalamnya mengutamakan

pembentukan kepribadian dan sikap mental serta penanaman ilmu-ilmu

agama Islam, dengan tujuan utama untuk membentuk generasi islam

yang berakhlaqul karimah, untuk itu kurikulum madrasah membekali

para santri dengan pelajaran agama dan umum secara seimbang

sehingga mampu mengikuti dinamika kehidupan dimasyarakat

nasional dan internasional.

Bagi Pondok Pesantren Askhabul Kahfi nilai – nilai pendidikan

tidak hanya didapat dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas

melainkan juga dalam totalitas kegiatan kehidupan para santri selama

dua puluh empat jam penuh.

Sebagai sarana menumbuhkan jiwa mandiri kegiatan

berorganisasi diatur langsung oleh santri dengan bimbingan dewan

guru dengan demikian setiap kegiatan santri menjadi sarana setrategis

kondusif untuk menanamkan nilai filsafat dan hidup pondok yg

terpancang dalam jiwa meliputi keikhlasan, kesederhanaan, berdikari

ukhuwah islamiyah dan jiwa kebebasan yang mengacu pada nilai

kehidupan islami dengan disiplin dan tanggungjawab sebagai alatnya.

Kegiatan exta kurikuler lainnya seperti berorganisasi, beladiri,

olahraga, kepramukaan, ketrampilan dan kesenian merupakan sarana

dalam membentuk pribadi mukmin yang berkarya sesuai dengan

50

kompetensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan yaitu berakhlaqul

karimah, berjiwa raga sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran

moderat sesuai dengan akidah Agama Islam.

Kemandirian ekonomi menjadi salah satu aspek yang ditanamkan

sejak dini kepada para santri. badan-badan usaha milik pondok

pesantren yang dikelolah langsung oleh para santri dan para ustazd

didirikan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan santri dan

masyarakat melainkan juga sebagai wahana menumbuhkan jiwa

berdikari dan wirausaha serta mewujudkan kemandirian ekonomi

Pondok Pesantren.

51

BAB IV

IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN QALBU DALAM

PEMBENTUKAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN SISWA

A. Implementasi Prinsip-prinsip Manajemen Qalbu dalam Kegiatan

Kewirausahaan

Sekolah adalah tempat belajar bagi putra putri generasi muda untuk

menuntut ilmu. Dari sekolah tersebut mereka belajar mengenal, mengetahui,

memahami sesuatu. Dengan sekolah para siswa yang tadinya tidak tahu

menjadi tahu. Melalui sekolah para generasi muda di didik, di bina dan di

arahkan untuk menjadi manusia yang berilmu. Berdasarkan firman Allah

yang diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW yaitu surat al

Alaq ayat 1 – 5. Allah yang mengajarkan manusia dengan perantara kalam

(Al Quran) agar manusia mampu memakmurkan dan menjadi kholifah di

bumi yang di persiapkan untuk di tempatinya. dan dengan memiliki ilmu

maka Allah SWT akan mengangkat derajat seseorang.

Kedua lembaga sekolah, baik SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul

Kahfi yang memiliki basis Pondok Pesantren memiliki keunggulan

tersendiri untuk pengembangan mental kewirausahaan para siswa atau

santrinya. Untuk SMK Alam Kendal proses pembentukan mental di awali

dengan ma’rifatullah yaitu mengenal Allah SWT. Proses ma’rifatullah ini

sebagai landasan hidup bagi para siswa, atau santri. Ma’rifatullah sangat

penting dalam merevolusi pribadi untuk berubah ke arah kebaikan. Dengan

ma’rifatullah para siswa, atau santri akan memperoleh ketenangan,

45

52

kedamaian, kebahagiaan, dan kesuksesan hakiki. Setelah siswa memahami

ma’rifatullah dilanjutkan proses meneladani Rasullah SAW. Rasulullah

SAW sebagai suri tauladan yang baik untuk mengantar memperoleh rahmat

dan kebahagiaan ukhrowi.35

Kegiatan rutin yang dilakukan adalah sholat tahajud disepertiga

malam. Bagi santri yang dipondok secara terus menerus dilakukan untuk

penguatan keimanan, dan mental ruhiyah. Dengan dilakukan secara terus

menerus di harapkan dapat membentuk pribadi yang berakhlak mulia.

Dengan mampu memahami ma’rifatullah dapat memiliki hati yang ikhlas

dalam menghadapi setiap masalah ada, dan selalu bersyukur dari apa yang

sudah Allah berikan. Karena Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah

ayat 155 :

“dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit

ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan

berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar”36

Proses manajemen qalbu atau pengelolaan hati di SMK Alam Kendal

maupun di SMK Askhabul Kahfi dilaksanakan setiap hari sesuai dengan

jadwal yang telah ditentukan. Dan menurut pengamatan penulis sudah

35 K.H. Abdullah Gymnastiar, Meraih Bening Hati dengan Manajemen Qalbu, Jakarta:

Gema Insani, 2002, 2 36 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahannya juz 1-30,

Jakarta: CV Asy Syifa, 2004, 41.

53

dilaksanakan sesuai perencanaan progam pada masing-masing lembaga

Sekolah.

Dalam Implementasi Manajemen Qalbu guru menjadi suri tauladan

bagi para siswa, atau santri. Dengan istilah lain guru itu di gugu lan di tiru.

Pembelajaran keteladanan ini menjadi ruh khusus dalam mengarahkan dan

membimbing para siswa dan santri. Seperti halnya Rasulullah melaksanakan

terlebih dahulu baru menyampaikan ke umat. dengan melaksanakan terlebih

dahulu proses pengelolaan hati, para guru mampu menjadi pribadi yang

magnetis yaitu kepribadian yang mampu menarik orang lain dengan segenap

sifat kesempurnaan moral dan kepribadiannya.37

Pada jenjang pendidikan di SMK, mental para siswa atau santri masih

labil, dan sering mengikuti arus lingkungan. Dari sinilah penulis mengamati

bahwa siswa tersebut pada akhirnya tidak memiliki tujuan yang jelas.

Disamping qalbu atau hati yang sering berbolak balik, kadang senang, sedih,

bahagia, yang menunjukkan suasana siswa itu sendiri. Dengan suasana hati

yang selalu di bersihkan dan dikelola setiap hari mampu membangun spirit

para siswa untuk mengikuti kegiatan dan progam sekolah dan pondok

dengan baik. Hati yang sempit, hari-harinya menjadi tidak nyaman, yang

membuat pikiran menjadi keruh penuh dengan rencana buruk. Waktu demi

waktu yang di lalui sering kali di warnai kondisi mendidih, bergolak, penuh

ketidaksukaan, bahkan kebencian. Akibatnya menjelang tidur, otak berfikir

keras bagaimana memuntahkan kebencian yang ada dalam lubuk hati agar

37 M. Ali Ghanim Ath-Thawil, Kepribadian Magnetis, Surakarta : Aulia Pres Solo,2015, 12

54

habis tandas terpuaskan kepada yang di benci. Sedangkan dalam kegiatan

usaha banyak persaingan yang kuat, sehingga di butuhkan mental dan

keyakinan yang kuat untuk memiliki kemandirian. Usaha tidak hanya

sebatas punya modal uang yang banyak, tetapi mental menanggung semua

resiko yang ada. Salah satu kegiatan yang dilakukan di SMK Askhabul

Kahfi memberikan pelatihan para siswa dengan menjadi penjaga kantin.

Siswa belajar memberikan pelayanan kepada pembeli yang tidak tentu

suasana hatinya. Ada pembeli yang ramah, ada juga pembeli yang ketus,

tentu saja hal ini perlu pensikapan yang tepat untuk menghadapinya.

Sedangkan salah satu kegiatan di SMK Alam Kendal langsung pada

kegiatan proses dari awal sampai akhir, yaitu dari mendapatkan modal,

mengelola modal, merencanakan usaha, melaksanakan usaha, kerjasasama

tim, sampai mengevaluasi usaha secara berkelompok. Salah satu kegiatan

yang dilaksanakan adalah usaha kacang hijau. Setelah di evaluasi banyak

sekali pengalaman yang di dapatkan dari rasa takut kalau tidak laku, cemas

tidak ada yang beli, takut dikritik, menjadikan penjualan awal mengalami

kegagalan. Namun setelah adanya evaluasi dan penguatan mental, para

siswa pun bersemangat kembali untuk melakukan kegiatan penjualan bubur

kacang hijau, dan hasilnya sangat luar biasa penjualan habis, dan semakin

meningkatkan omset penjualan.

Pergaulan yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh

keikhlasan, yang insya Allah akan terasa sangat indah, dan menyenangkan.

Pergaulan yang penuh rekayasa, dan tipu daya demi kepentingan yang

55

bernilai rendah, tidak akan pernah langgeng, dan cenderung menjadi

masalah. Maksudnya pergaulan yang diulurkan tanpa pamrih, semata-mata

untuk menjalin pergaulan seorang manusia yang membutuhkan interaksi

sosial. Dengan saling bermanfaat, rajin silaturahmi, saling berkirim hadiah,

tolong menolong dalam apapun, sumbangkan ilmu, dan doakan atas

kebaikan.38

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dapat membentuk dan

menumbuhkan pribadi ulet, tanggung jawab, dan berkualitas yang bermuara

pada terwujudnya kompetensi usaha mandiri. Oleh karena itu, mencermati

dinamika kehidupan yang kian kompetitif, praktisi pendidikan dituntut

untuk cerdas dalam menciptakan ruang yang kondusif bagi tumbuhnya spirit

entrepreneurship. Sementara itu, memperkuat mental dan mempertajam

minat serta kemampuan kewirausahaan perlu dilakukan melalui proses

pembelajaran. Oleh karena terkait dengan pembangunan mental, maka perlu

adanya revolusi cara belajar yang mengutamakan belajar siswa secara aktif

dan praktis. Artinya, bahwa dalam proses pembelajaran yang memiliki

peran aktif adalah siswa, atau dalam preferensi yang sedang ramai

diwacanakan adalah pembelajaran individual, individual learning. Terkait

dengan proses pembelajaran mental entrepreneurship, namun ada beberapa

hal penting yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berikut :

1. Dalam setiap proses pembelajaran hendaknya lebih banyak

menekankan dan membiasakan kepada proses belajar yang dapat

38 Enung Asmaya, Aa Gym Dai Sejuk dalam Masyarakat Majemuk, Jakarta Selatan:

Hikmah, 2003, 154-155.

56

menumbuhkan ide, kreativitas berfikir (memacu perkembangan otak

kanan dan kiri), kemandirian (menekankan model latihan, tugas

mandiri dengan bobot tanggung jawab yang lebih besar) kepercayaan

diri, pemecahan masalah, mengambil keputusan, menemukan peluang.

2. Menanamkan sikap dan perilaku jujur sebagai hal yang penting dalam

konteks membangun mental wirausaha. Sikap jujur akan mengundang

banyak simpati, senang, dan relasi, serta membuat orang lain dengan

senang hati untuk menaruh dan memberikan kepercayaan. Kejujuran

akan menjadi modal utama dan kunci sukses dalam kegiatan

wirausaha.

3. Pendidikan mental merupakan proses yang membutuhkan waktu

panjang atau lama, bahkan menurut Nurkholis Madjid bisa memakan

waktu sampai satu generasi. Oleh karena itu, proses pembentukan

mental entrepreneurship yang lebih alami (natural) harus dilakukan

ketika peserta didik mulai masuk lembaga pendidikan dasar hingga

perguruan tinggi.

4. Seperti dikatakan oleh Toto Tasmara, bahwa jiwa (mental)

entrepeneurship memiliki ciri-ciri 10 C: Commitment (niat yang

sangat kuat dan bulat), Confident (rasa percaya yang total pada

kemampuan yang ada pada dirinya), Cooperative (terbuka untuk

bekerjasama dengan siapapun), Care (perhatian terhadap hal yang

sangat kecil sekalipun), Creative (tidak pernah merasa puas dengan

apa yang telah dicapai dan selalu berusaha keras untuk terus

57

berkembang, seperti diasumsikan oleh Ralph Stacey, kreativitas

cenderung meningkat jika situasi semakin parah/kepepet), Challenge

(melihat kesulitan sebagai tantangan dan pelajaran untuk lebih maju),

Calculaty (dalam melangkah selalu didasarkan pada perhitungan yang

matang), Communication (pandai berkomunikasi dan mempengaruhi

orang lain), Competitivenes (senang berhadapan dengan pesaing yang

lain) dan Change (selalu mendambakan adanya perubahan yang lebih

baik dan maju). Oleh karena itu, jiwa/mental tersebut sebenarnya

dapat dikembangkan secara fungsional maupun intensional dalam

setiap kegiatan pengembangan, pendidikan, dan pembelajaran di

setiap lembaga pendidikan manapun.

5. Sejak dalam pendidikan, peserta didik perlu membiasakan diri

bersikap dengan penuh friendship, persahabatan dan kesejajaran,

menggunakan kata yang cukup mengundang simpati, seperti ungkapan

terima kasih dan ungkapkan selalu kata maaf dan tolong, ketika

berjabat tangan gunakan dua tangan dan ketika mulai pekerjaan

buatlah perencanaan. Kebiasaan tersebut akan memiliki efek psikis

yang sangat positif bagi orang yang akan menekuni kegiatan

wirausaha.

6. Fenomena yang berkembang di sebagian Pondok Pesantren di tanah

air sebenarnya telah memberikan warna tersendiri dalam konteks

pengembangan kewirausahaan ini. Secara teoretis, Pondok Pesantren

memang tidak memiliki program kewirausahaan, tetapi dalam

58

praktiknya banyak pondok pesantren yang secara spontanitas

mengembangkan kegiatan kewirausahaan. Pada waktu sore dan

malam hari para santri mengaji, tetapi di waktu siang mereka

menggunakan kesempatan yang baik untuk melakukan berbagai

kegiatan pengembangan keterampilan (bengkel, bata, home industri,

dll). Kegiatan ini terjadi di Pondok Pesantren yang berada di pelosok

atau pinggiran perkotaan. Mereka belajar sambil bekerja, dengan suatu

harapan kelak menjadi bidang keahliannya setelah selesai dari

pondok. Pengembangan mental kemandirian di sini sangat ditekankan.

Oleh karena itu, Pondok Pesantren tidak membekali santrinya dengan

formalitas ijazah setelah mereka keluar dari pondok. Model

pengembangan keterampilan seperti ini sebenarnya telah banyak ditiru

oleh lembaga pendidikan formal, meskipun dengan modifikasi baru

yang disebut dengan istilah life school/ skill life. Para praktisi

pendidikan juga perlu sharing dan memberi support atas komitmen

pendidikan mental entrepreneurship ini kepada lembaga-lembaga

terkait dengan pelayanan bidang usaha yang muncul di masyarakat

agar benar-benar berfungsi dan benar-benar menyiapkan kebijakan

untuk mempermudah dan melayani masyarakat.

8. Dalam konteks kehidupan manusia yang sedang berikhtiar menuju

sukses, tidak dilupakan pula faktor yang bersifat non-teknis, yang

dimaksudkan adalah meningkatkan intensitas dan kualitas spiritual.

Dorongan untuk melakukan upaya yang bersifat sepiritual ini

59

tercermin dalam firman Allah, “Barang siapa yang bertakwa dan

bertawakal kepada Allah, maka akan diberi jalan keluar, kemudahan,

dan diberi rizki dengan jalan yang tiada disangka-sangka.39

B. Manfaat Manajemen Qalbu dalam Pembentukan Mental Kewirausahaan

Siswa

Menurut pengamatan penulis manajemen qalbu sangat bermanfaat

bagi para siswa dan santrinya. Dengan manajemen qalbu, atau penegelolaan

hati menjadikan para siswa bersemangat, dan memiliki spirit, atau ghirah

yang tinggi dalam menuntut ilmu. Wawancara yang penulis lakukan baik

kepada pihak pengajar, dan para alumni di SMK Alam Kendal maupun

SMK Askhabul Kahfi ada titik yang sama yaitu para pengajar selalu

mengingatkan tentang pentingnya keikhlasan, keridloan, tanggungjawab,

dan selalu siap dalam menghadapi resiko kegagalan.

Beberapa siswa atau santri SMK Alam Kendal, dan SMK Askhabul

Kahfi merasakan manfaat saat memiliki kegiatan wirausaha secara mandiri.

Mas Ali Maskur salah satu siswa SMK Askhabul Kahfi yang merintis usaha

servis laptop dan komputer yang pernah mengalami rugi 5 juta rupiah dalam

bisnis online. Mas Ali mengatakan, bahwa ia ingat betul apa yang sudah di

ajarkan oleh para ustad dan para gurunya di Pondok bahwa rizqi itu

datangnya dari Allah SWT, dan sudah di atur-Nya. Perlunya keihklasan dan

keridloan dalam menghadapi kerugian, insya Allah, Allah SWT akan

39 Subur, “Islam dan Mental Kewirausahaan:Studi tentang Konsep dan Pendidikannya”

INSANIA|Vol. 12|No. 3| 1 Sep-Des 2007|341-354, html[03/12/17].

60

menggantinya yang lebih baik, kata salah satu ustad di Pondoknya.

Disinilah hati saya merasa tenang mas, tuturnya.40

Saifudin Al Amin salah satu alumni dari SMK Alam Kendal yang

masih ikut bekerja di salah satu konter Boja, yang mengatakan pada penulis

bahwa kalau saat di sekolah tidak di beri bimbingan, dan pelatihan

manajemen diri tentunya tidak bisa seperti sekarang ini. Saat ini saya di

amanahi oleh pemilik menjadi orang yang dipercaya untuk mengelola

konternya, tuturnya.41

Perubahan dan manfaat tidak bisa instan, tetapi butuh proses secara

bertahap. Manajemen qalbu memiliki tujuan yang ingin di capai yaitu niat

dan perbuatannya akan bernilai mulia yang dapat dipertanggungjawabkan di

dunia maupun di akhirat. dalam pelaksanaannya, manajemen qalbu

memerlukan perpaduan antara ilmu dengan seni, yaitu memahami ilmu hati

dan memiliki seni untuk menerapkannya. Bagaimana hati dapat menyikapi

persoalan hidup, ketika mendapatkan musibah, ketika mendapatkan

kenikmatan, ketika sedih, dan ketika ditimpa susah. Untuk mencapai tujuan

tersebut, maka di perlukan proses pelatihan dan pembiasaan yang sistematis

dan berkesinambungan. Adapun visi manajemen qalbu adalah menyatukan

dimensi zikir, pikir, dan ikhtiar. Dimensi dzikir sangat menekankan

keikhlasan dan ketawakalan. Sedangkan dimensi pikir amat menegaskan

pentingnya rasionalitas dalam setiap pemikiran dan tindakan. Sementara

40 Ali Maskur, Wawancara personal, Boja, 8 Maret 2017, pukul 10.00 WIB. 41 Saifudin Al Amin, Wawancara personal, Boja, 9 Maret 2017, pukul 16.00 WIB.

61

dimensi ikhtiar menfokuskan pada etos kerja yang tak mengenal lelah dan

pasrah.42

Sehingga di SMK Alam Kendal, beberapa kegiatan yang dapat

memberikan manfaat, yaitu kegiatan outbound yang pertama untuk

menumbuhkan sikap kepemimpinan dan mampu membuat keputusan yang

tegas dilandasi rasa percaya diri, pemikiran yang mantap yakin pada dirinya,

berpikiran bebas dan bersikap independent. Ia harus selalu bersifat optimis

dalam memandang masa depan dari setiap usaha yang dijalankan, dan akan

atau mungkin dijalankan. Terkait kepemimpinan yang ada pada dirinya

harus berkualitas dan dinamis, selalu memandang positif terhadap masa

depan. Memiliki kompetensi komunikasi, dapat menerima kritik dan

masukan, dan selalu bersikap positif terhadap semua lawan dan teman

bicara. Sikap mental yang fleksibel ini akan dapat mendapatkan banyak ide

dari lingkungan dan sahabat, sehingga ada anggapan bahwa dengan ide dari

orang akan dapat dibina menjadi suatu kreatifitas yang baru. Yang kedua,

sikap disiplin. seorang wirausaha harus memiliki kepribadian yang disiplin.

Memang banyak dari generasi sekarang sikap mental disiplin ini sudah

sangat meluntur, padahal disiplin merupakan modal pokok untuk menjadi

wirausaha yang sukses. Seorang pengusaha dituntut bisa merancang apa

yang harus dikerjakan saat ini, esok, bahkan sampai waktu yang lebih

panjang lagi. Ia harus menetapkan target pencapaian dan berupaya keras

meraihnya tepat waktu. Jika tidak, peluang itu akan diambil orang lain.

42 Ibid, 114-116.

62

Peluang yang sama tidak mungkin datang yang kedua kali. Yang ketiga

Keberanian mengambil resiko, setiap usaha selalu berhadapan dengan masa

depan, dan masa depan selalu mengandung resiko dan ketidakpastian.

Seorang wirausaha yaitu orang yang harus senantiasa berani menghadapi

dan menanggung resiko dan menganggap bahwa lebih tinggi resikonya

maka lebih tinggi kemungkinan untung yang akan diperoleh perusahaan.

Jadi dalam menghadapi resiko, harus dianggap bahwa resiko tersebut adalah

tantangan untuk lebih memacu meningkatkan kegiatan dalam usaha

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan bukan merupakan halangan.

Memulai usaha tentu membutuhkan keberanian ekstra. Tantangan terberat

justru datang dari diri sendiri.

Kegiatan usaha di SMK Alam Kendal yang terbentuk dalam

himpunan pengusaha muda alam mandiri yang pertama untuk

menumbuhkan sikap keaslian ide dan kreatif, seorang wirausaha selalu

memikirkan tentang konsep asli atau original dan mempunyai pemikiran

yang kreatif serta selalu mencoba memperbaharui barang-barang dan jasa

yang telah diciptakan dan ditunjukan di pasaran. Harus jeli menangkap

peluang yang tidak bisa dilihat orang lain. Kreatif harus selalu memiliki ide-

ide cemerlang yang umumnya di luar nalar orang-orang biasa. Yang kedua

menumbuhkan Motivasi tinggi. motivasi adalah modal dasar yang esensial

bagi seorang wirausaha. Motivasi adalah energi, seorang wirausaha akan

selalu bekerja keras dan mempunyai keinginan dan semangat baja untuk

terus bekerja dan berusaha, selain tahan banting dan bersunguh-sungguh

63

dalam daya usahanya. Di samping itu setiap wirausaha mempunyai orientasi

keuntungan dan sangat mementingkan pencapaian tujuan dan hasil dari

upaya untuk keberhasilan menyeluruh. Dengan motivasi tinggi, seorang

wirausaha tidak akan cepat menyerah bila mengalami satu dua kali

kegagalan, karena kegagalan adalah proses menuju keberhasilan. Yang

ketiga Ketahanan mental yang kuat. seorang pengusaha harus tahan uji dan

banting, karena dalam melakukan usahanya dia akan berhadapan dengan

banyaktantangan yang mungkin belum diprediksikan sebelumnya.

Pengalaman dan usia seringkali menentukan kematangan pribadi seseorang

dalam hal ketahanan mental. Stres adalah salah satu bentuk lemahnya

ketahanan mental, akibat didera berbagai tekanan yang menyangkut usaha

bisnis. Kadar stress yang tinggi dapat menimbulkan depresi yang bila tidak

diatasi dapat menimbulkan kemungkinan yang sangat fatal. Keempat

Berpikr positif. Berpikir positif membuat hidup lebih indah badan pun jadi

lebih sehat, dan pikiran akan cerdas dalam menikmati hidup dan bergairah

dalam menghadapi tantangan. Seseorang yang selalu berpikir positif akan

selalu memaknai bahwa segala tantangan, hambatan, bencana, dan hal-hal

yang tidak menyenangkan yang dialami dalam perjalanan hidup dan

usahanya adalah sebagai suatu realitas yang harus dihadapi. Bukan sesuatu

yang negatif, karena itu perlu mencari solusi untuk keluar dari berbagai

tantangan itu. Kemampuan untuk memandang sikap masalah dari sudut

pandang positif perlu dikembangkan sebelum kita terjun dalam dunia

usaha. kelima Berjiwa sosial. Seorang wirausaha harus memiliki jiwa sosial

64

yang dapat melakukan interaksi sesama, penjual, dan pembeli. Sikap

berempati, dan bisa bergaul dengan siapa saja, merupakan

kesempatan/peluang untuk melakukan promosi, bukan saja mempromosikan

produk tetapi juga mempromosikan citra diri positif kepada calon

konsumen.

Sedangkan kegiatan di SMK Askhabul Kahfi dalam setiap

kegiatannya memberikan manfaat untuk menumbuhkan sikap

tanggungjawab, keihklasan, kreatifitas, kedisiplinan melalui beberapa

kegiatan di antaranya kajian kitab di malam hari bagi santri mukim, kegiatan

tausiyah, dan beberapa kegiatan usaha yaitu aska mart merupakan toko

perlengkapan kebutuhan para santri, kantin dan potong rambut.

Sehingga prinsip-prinsip manajemen qalbu ini dapat bermanfaat bagi

para siswa dan santri diantaranya :

1. Dapat mengenal potensi-potensi positif dan negatif dalam dirinya,

sehingga nilai-nilai positif atau kebaikan dalam dirinya terus

dikembangkan sedangkan potensi negatif dapat dikendalikan atau di

hindari.

2. Mendekatkan diri kepada Allah SWT yang memiliki alam semesta.

3. Hati menjadi sehat dan dapat menumbuhkan fikiran-fikiran positif

yang berujung pada tindakan positif.

4. Memiliki mental yang tidak mudah goyah, yang mampu mengontrol

diri dari sifat-sifat negatif sehingga mampu meminimalisir tekanan-

tenakan baik dari dalam maupun dari luar.

65

C. Capaian- capaian prinsip-prinsip manajemen qalbu dalam Pembentukan

Mental Kewirausahaan Siswa

Dengan terlaksananya progam-progam kegiatan manajemen qalbu

dalam pembentukan mental kewirausahaan siswa, bahwa lulusan di SMK

Alam Kendal dan SMK Askhabul Kahfi mampu mengembangkan kegitan

wirausaha, dengan mendirikan usaha mandiri baik secara individu maupun

secara kelompok. Dari beberapa survai ke lokasi alumni yang memiliki

usaha mandiri menyampaikan bahwa dalam mengembangkan kegiatan

usaha mandiri telah mengalami banyak problematika dan kegagalan, namun

dengan bekal yang telah di dapatkan waktu belajar di sekolah, problematika

tersebut mampu teratasi dengan baik. Bagi para pelaku usaha mandiri dalam

menghadapi kerugian, maka sikap keikhlasan dan kesabaran sangat

diperlukan sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat

155.

Capaian yang lain adalah para alumni mampu menginfaqkan sebagian

dari keuntungan dari usahanya. Dengan saling berbagi ke sesama sebagai

wujud kepedulian sosial, dan hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat

surat Al Baqarah ayat 261 yang berbunyi :

66

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih

yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah

melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah

Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.43

Dengan implementasi prinsip-prinsip manajemen qalbu dapat

Menghasilkan terbentuklah siswa, atau santri yang memiliki Kebeningan

hati, Jiwa kepemimpinan, Kemandirian dan bertanggungjawab, Mental

wirausaha, Mampu mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan

sehari-hari, Mengoreksi dan memperbaiki diri.

43 Ibid 70.

67

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan dan diajukan beberapa saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Konsep manajemen qalbu di SMK Alam Kendal menjadi kurikulum

sekolah, sedangkan di SMK Askhabul kahfi sebagai kegiatan ekstra,

adapun materinya yaitu ma’rifatullah, Akhlak, solat wajib, solat sunah

rowatib, solat tahajud, solat dhuha, solat istikharoh, solat hajad, dzikir,

bersedekah.

2. Implementasi prinsip-prinsip manajemen qalbu dalam pembentukan

mental kewirausahaan siswa di SMK Alam Kendal meliputi progam

Akhlak plus wirausaha (APW) adapun materinya aqidah, fiqih,

ibadah, al qur’an, leadership, manajemen entrepreneurship, outbound.

Sedangkan di SMK Askhabul Kahfi tidak ada progam khusus

manajemen qalbu tetapi implementasi prinsip-prinsip manajemen

qalbu dalam progam usaha dengan materi keikhlasan, kesederhanaan,

berdikari ukhuwah Islamiyah, disiplin, dan tanggungjawab.

3. Dengan implementasi prinsip-prinsip manajemen qalbu dapat

terwujud capaian-capain yang di antaranya terwujudnya siswa, atau

santri yang memiliki kebeningan hati, jiwa kepemimpinan,

kemandirian dan bertanggungjawab, mental wirausaha, mampu

61

68

mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari,

mengoreksi dan memperbaiki diri.

B. Saran

Adapun saran penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk konsep manajemen qalbu agar di SMK Askhabul Kahfi

Semarang dapat menjadi kurikulum untuk lebih terprogamkan

secara rinci agar capaian-capain lebih maksimal dan fokus.

2. Untuk progam kewirausahaan lebih menfokuskan pada progam

jurusan yang ada di SMK Alam Kendal dan SMK Askhabul Kahfi

Semarang sesuai core bisnisnya.

69

DAFTAR PUSTAKA

Asmaya, Enung, Aa Gym Dai Sejuk dalam Masyarakat Majemuk,

Bandung:Hikmah, 2003.

Agustin, Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spiritual, Jakarta: Penerbit Arga, 2005.

Alfianto, Eko Agus “Kewirausahaan : Sebuah Kajian Pengabdian Kepada

Masyarakat”, Jurnal heritage, volume 1 nomor 2, januari 2012 : 34,

html[01/16/16].

Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahannya Juz 1-30,

Jakarta, Pustaka Amani, 1994.

Dinata, Nana Syaodih Sukma, Metode Penelitian Pendidikan, cet. IX, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2013.

Ermayani, Tri, “Pembentukan Karakter Remaja Melalui Keterampilan Hidup”,

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun V, Nomor 2, Oktober 2015: 134,

html[01/16/16].

Gymanstiar, K.H. Abdullah, Meraih Bening Hati dengan Manajemen Qolbu,

Jakarta: Gema Insani, 2002.

Gymnastiar, Abdullah, Jagalah Hati : MQ For Begenners, Bandung:, MQS

Publishing, 2004.

Hadiyati, Ernani, ”kreativitas dan inovasi pengaruhnya terhadap pemasaran

kewirausahaan pada usaha kecil”, J Ahmad Razak, Mustafa Kamal

Mokhtar,Wan Sharazad Wan Sulaiman, “Terapi Spiritual Islami

Suatumodel Penanggulangan Gangguan Depresi”, Jurnal Dakwah Tabligh,

Vol. 14, No. 1, 2013 : 146, Universitaskebangsaanmalaysia,

html[01/07/17].Ilham, Muhammad Arifin, dan Syamsul Yakin, Indonesia

Berzikir, Jakarta Timur : Intuisi Press, 2004.

Ilham, Muhammad Arifin, Hakikat Zikir, Depok: Intuisi Press, 2004.

Milla, Hilyati “Pendidikan Kewirausahaan: Sebuah Alternatif Mengurangi

Pengangguran Terdidik Dan Pencegahan Korupsi”, Jurnal Al-Ta’lim, Jilid

1, Nomor 6 November 2013: 465-471, html[01/16/16].

M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia,

2001.

Mumtahanah, Nurotun, “Inovasi Pendidikan Akhlak Berbasis Manajemen Qolbu”

Al hikmah volume 1 nomor 2 september 2011: 4, html[01/16/16].

Nugroho, Puspo, Implementasi Pendidikan Berbasis Akhlaq sebagai Pendidikan

Karakter Dalam Pengembangan Kompetensi Kepribadian Mahasiswa

70

Calon Guru PAI STAIN Salatiga Tahun Akademik 2013-2014.Salatiga:

STAIN Salatiga, 2014

Nawawi, Hamdan, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1995.

Pujiastuti, Eny Endah, ”Pengaruh Kepribadian dan Lingkungan Terhadap Intensi

Berwirausaha pada Usia Dewasa Awal”, Jurnal Enovasi dan

Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 1, Januari, 2013: 3, html[01/16/16].

Pringgodany, Ario, SE, CH, Cht., Gen Aktif 179 Revolusi Produktif

Memenangkan Kompetisi.

Rofiqah,Tamama, “Upaya Mengatasi Gangguan Mental Melalui Terapi Zikir,”

Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 1, No.1, 2013, 2, e-joernal on-line.

Melalui

http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index,php/jurnalpai/article/view/7.html[01/07/1

7].

Razak, Ahmad, Mustafa Kamal Mokhtar,Wan Sharazad Wan Sulaiman, “Terapi

Spiritual Islami Suatumodel Penanggulangan Gangguan Depresi”, Jurnal

Dakwah Tabligh, Vol. 14, No. 1, 2013 : 141, html[01/07/17].

Subur, “Islam dan Mental Kewirausahaan: Studi tentang Konsep dan

pendidikannya”, Insania|Vol. 12|No. 3|P3M STAIN Purwokerto | Jurnal

Pemikiran Alternatif Pendidikan, Subur 2 Sep-Des 2007: 341-345,

html[01/16/16].

Sarjono, dkk. Panduan Penulisan Skripsi, Yogyakarta: Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004.

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:

Bumi Aksara, 2009.

Siddiqoh, “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kepemimpinan

Kepala Madrasah dan Manajemen Pembelajaran Guru MI Se-Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2014”, Tesis, Salatiga: STAIN

Salatiga, 2014.

Soraya, Umi Tsaqief, “Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Keluarga dan Pembiasaan

dalam Pembelajaran PAI di Madrasah untuk Membangun Karakter Siswa

(Studi Kasus pada MI Muhammadiyah Plus Kalibening kecamatan Dukun

Kabupaten Magelang Tahun 2016)”, Tesis, Salatiga: STAIN Salatiga, 2016.

Wahyunita, Sri (2005) Analisis Peranan Aplikasi Manajemen Qolbu terhadap

Penerapan Personnel and Cultural Control pada PT. Bank Syariah Mandiri

Surabaya. [Undergraduate thesis]

http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/153049

71

72