IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB...

53
IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 TENTANG PERENCANAAN DESA DAN NOMOR 114 TENTANG KEUANGAN DESA (Studi Pada Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah) (Skripsi) Oleh TYA RAHMALIA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 TENTANGPERENCANAAN DESA DAN NOMOR 114 TENTANG KEUANGAN

DESA(Studi Pada Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah)

(Skripsi)

Oleh

TYA RAHMALIA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF NUMBER 113 OF ABOUT VILLAGEPLANNING FROM NUMBER 114 ABOUT FINANCES VILLAGE

By

TYA RAHMALIA

This study aimed to test the readiness of implementation Pemendagri number 113and number 114 Village Planning of Rural Finance. The variables tested in thisstudy APBDesa Planning, Reporting and accountability APBDesa, Accountabilityand Oversight APBDesa the General Understanding. The population in this studyis the village chief and the village secretary to the District in Central Lampung.

The primary data used in this study were obtained from questionnaire. Of the 140

questionnaires that were distributed to the village chief and the village secretary

in each District in Central Lampung district, as many as 100 questionnaires were

returned and processed. Models using multiple linear regression analysis with

applications software SPSS 21.

The results of this study indicate that the variables APBDesa Planning, Reporting

and accountability APBDesa, Accountability and Oversight APBDesa positive

and significant impact on the Public Understanding.

Keywords: APBDesa Planning, Reporting and accountability APBDesa,

Accountability, Oversight APBDesa and Public Understanding.

Page 3: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PEMENDAGRI NOMOR 113 TENTANG

PERENCANAAN DESA DAN NOMOR 114 TENTANG KEUANGAN

DESA

( Studi Pada Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah )

Oleh

TYA RAHMALIA

Penelitian ini bertujuan untuk menguji implementasi Pemendagri nomor 113

tentang Perencanaan Desa dan nomor 114 tentang Keuangan Desa. Variabel yang

diuji dalam penelitian ini Perencanaan APBDesa, Pelaporan dan pertanggung

jawaban APBDesa, Akuntabilitas, dan Pengawasan APBDesa terhadap

Pemahaman Umum. Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Desa dan

Sekertaris Desa pada Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah.

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran

kuisoner. Dari 140 kuisoner yang disebar kepada Kepala Desa Dan Sekertaris

Desa pada masing-masing Kecamatan di kabupaten Lampung Tengah, sebanyak

100 kuisoner yang kembali dan dapat diolah. Model analisis ini menggunakan

regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Perencanaan APBDesa,

Pelaporan dan pertanggung jawaban APBDesa, Akuntabilitas, dan Pengawasan

APBDesa berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pemahaman Umum.

Kata kunci: Perencanaan APBDesa, Pelaporan dan pertanggung jawaban

APBDesa, Akuntabilitas, Pengawasan APBDesa, dan

Pemahaman Umum.

Page 4: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 TENTANGPERENCANAAN DESA DAN NOMOR 114 TENTANG KEUANGAN

DESA(Studi Pada Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah)

Oleh

TYA RAHMALIA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 5: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian
Page 6: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian
Page 7: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian
Page 8: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 03 Maret 1993, sebagai putri kedua

dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Madani, S.E., M.M dan Ibu Dra.

Samsuryati

Penulis mengawali pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK) Sandy Putra Telkom

Bandar Lampung pada tahun 1998. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah

Dasar Negeri (SDN) 2 Rawa Laut (Teladan) Bandar Lampung pada tahun 1999.

Pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama

Negeri (SMPN) 5 Bandar Lampung hingga lulus pada tahun 2008 dan

meneruskan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) 10 Bandar Lampung

dengan jurusan IPS hingga lulus pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri hingga

berhasil lulus ujian komprehensif pada tanggal 13 Februari 2017.

Page 9: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengankesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari kebajikan yangdikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya.”

(QS. Al-Baqarah: 286)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka Apabilakamu telah (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh( urusan) yang lain.”

(QS. Al-Insyirah 6-7)

“Nothing is impossible. Anything can happen as long as we believe.”

“ Every successful person must have a failure. Do not be afraid to failbecause failure is a part of success.”

Page 10: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, Alhamdulillahirobbilalamin segala

sesuatu yang terasa sulit ini menjadi mudah.

Kupersembahkan karya kecilku ini teruntuk Allah SWT, beserta orang-orang yang

kusayangi yaitu Ayah tersayang Madani, S.E, M.M dan Mama tercinta Dra.

Samsuryati yang selalu berdoa dalam tiap sujudnya, memberikan kasih sayang

tanpa henti, memberikan motivasi dan mendukung dengan setulus hati agar

putrinya dapat menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Lampung. Untuk

kakak dan adik yang kusayangi (Ira Daniyati, S.E., Mya Rizka Fitriyani, Rizki

Annisa, dan M. Ibnu Hajar ) terimakasih atas segala perhatian, pengertian dan

cinta kasih yang kalian curahkan selama ini. Serta untuk Almamaterku tercinta

Universitas Lampung.

Page 11: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Implementasi Penerapan Pemendagri Nomor 113 Tentang Perencanaan

Desa Dan Nomor 114 Tentang Keuangan Desa”, sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, bimbingan dan

partisipasi berbagai pihak baik moril maupun materiil. Untuk itu pada kesempatan

ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Bapak Fitra Dharma, S.E., M.Si., selaku Pembimbing I (satu) yang telah

meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan arahan, kritik, masukan

dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Pigo Nauli, S.E., M.Sc., selaku Pembimbing II (dua) yang telah

meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan arahan, kritik, masukan

dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 12: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

6. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D.,Akt., CA, selaku Pembahas yang

telah memberikan kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi ini.

7. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Akademik atas

segala bimbingannya selama penulis menjalani studi S1 Akuntansi di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah

berbagi ilmu pengetahuan dan juga pembelajaran yang bermanfaat bagi

penulis selama menempuh studi.

9. Segenap staf karyawan jurusan Akuntansi Pak Sobari, Mbak Tina, Mpok,

Mas Yana, Mas Yogi, Mas Leman, Mas Fery yang telah banyak membantu

selama penulisan skripsi ini.

10. Keluarga besar dari papa dan mama yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

terimakasih atas segala doa dan dorongan semangat yang diberikan kepada

penulis.

11. Sahabat-sahabatku yang tidak terdefinisikan Aliya Auliandari, S.E., Alif

Ilham F, S.E., Arum Pusparani, S.E., Cinta Santri Nurhakim, S.E.,

Andueriganta Fadhlihi, S.E., Lisnawati Dewi, S.E., Mutia Ane Pupela, S.E.,

dan Heru Jatmiko, S.E., terimakasih untuk segala cerita yang telah dilewati

bersama, dukungan dan semangat yang tidak terhingga, serta rela menjadi

tiang untuk menopang beban disaat gundah, persahabatan indah ini tidak akan

pernah terlupakan.

12. Teman-teman Akuntansi 2011 (Puput, kiki, Ana, Aya, Mitha, Riris, Hani,

Yulia, Sofa, Umi, Tara, Indah, Digun, Imam, Putri, Friska, Yuni, Ayas,

Luthfita, Lely, Rara, Santi, Samsurizal, Yara, Kurniawan, Boga, Daniel,

Page 13: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

Sulis, Pinalia, Siti, Dyah,), teman satu bimbingan (Digun, Imam,

Kiki,Mahlida, Puji, Bunga, Yara ), dan teman-teman seperjuangan lainnya

yang tidak bisa disebutkan satu persatu, serta Kakak Tingkatku ( Mba Yara,

Kak Azis, Kak Firaz ), terimakasih telah memberikan motivasi, serta canda

dan tawa selama berada di Universitas Lampung, semoga kita bisa berjumpa

kembali dilain waktu dengan kesuksesan kita masing-masing.

13. Sahabat-sahabatku (Fitri, Rika, Shelilia, Mei, Indah, Caca, Dio, Alfi, Nico,

Kiki, Adit, Aris, Kak Akbar, Mba Reni, Om Agustamsayah, Furqon, Ria, Aji,

Vista, dan Sholeh), yang telah memberikan nasehat, saran, bantuan, doa dan

dukungan, serta menemani disaat gundah, terimakasih telah menjadi

penyemangatku.

14. Teman-teman KKN Januari 2015 Desa Banding, Rajabasa, Kalianda.

15. Almamaterku tercinta.

Bandar Lampung, 20 Maret 2017

Penulis

Tya Rahmalia

Page 14: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN ………………………………………………..…… 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………... 6

1.3 Tujuan Penelitian …….……………………………………………… 6

1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………….. 7

1.4.1 Manfaat Bagi Pemerintah……………………………………. 7

1.4.2 Manfaat Bagi Akademis..…………………………………… 7

II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ……. 8

2.1 Landasan Teori …………………………………………………… 8

2.1.1 Teori Atribusi ......……………………………………….. 8

2.2 Teori Knowledge Management………………….……………………. 9

2.3 Pengertian Anggaran …………………………………… 9

2.3.1 Perencanaan Anggaran ………………………………… 10

2.3.2 Penyusunan Anggaran ……………………….................... 11

2.3.3 Pelaporan dan Pertanggung jawabnnya…….……...... 13

2.3.4 Akuntabilitas …………………………………….............. 15

2.3.5 Akuntabilitas Finansial…...…………………….……………… 15

2.3.6 Pengawasan APBDesa.............................................................. 17

2.4 Penelitian Terdahulu …...…………………….……………………… 18

2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis ..…………….……………………….. 19

Page 15: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

III. METODE PENELITIAN ………...……………….……………… 22

3.1 Populasi Dan Sampel Penelitian ………………….…………………… 22

3.2 Jenis Dan Sumber Data …….……………………………….…….... 23

3.3 Metode Pengumpulan Data ..………………………………….……. 23

3.4 Variabel Penelitian ……….………………………………………… 23

3.4.1 Variabel Terikat (Dependen) ……………………………. 23

3.4.2 Variabel Bebas (Independen) ..…………………………….. 23

3.5 Metode Analisis Data ……………………………………………… 26

3.5.1 Uji Kualitas Data………………………..…………………… 26

3.5.1.1 Uji Validitas …………………..……………………… 26

3.5.1.2 Uji Reliabilitas .……………………………………...... 27

3.5.2 Uji Asumsi Klasik…...……………………………................. 27

3.5.2.1 Uji Normalitas …….…………………………............... 27

3.5.2.2 Uji Multikolinieritas ……………………………………… 28

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas …………………………………… 29

3.5.3 Pengujian Hipotesis...……………………………...................... 29

3.5.3.1 Koefesien Determinasi (R2). ………………........................... 30

3.5.3.2 Uji Kelayakan Model (Uji Anova) ………………………… 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………..………….. 31

4.1 Deskripsi Data ......……………..…………...…………................... 31

4.1.2 Profil Responden ………………………………………….... 32

4.2 Statistik Deskriptif ...……………..…………...…………............... 34

4.3 Hasil Pengujian Kualitas Data ……………………………………. 35

4.3.1 Uji Validitas …………..…………...…………..................... 35

4.3.2 Uji Reliabilitas …………..…………...…………................. 35

4.4 Uji Asumsi Klasik …..…………...…………................................ 37

4.4.1 Hasil Uji Normalitas …….………..…………...…………..… 37

4.4.2 Hasil Uji Multikoliniearitas …………...………….................. 38

4.4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ………………………………... 40

4.5 Hasil Pengujian Hipotesis ………………...…...…......................... 41

4.5.1 Hasil Uji KoefesienDeterminasi …………………………. 41

Page 16: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

4.5.2 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji ANOVA) ......................... 41

4.5.3 Hasil Uji Hipotesis ........................................................... 42

4.6 Pembahasan ……………………………...……..…...………….. 46

4.6.1. Perencanaan APBDesa Terhadap Implemetasi Pemrndagri … 46

4.6.2 Pelaporan dan Pertanggung jawaban APBDesa ................... 47

4.6.3 Akuntabilitas Finansial Terhadap Impelmentasi Pemendagri........ 47

4.6.4 Pengawasan APBDesa Terhadap Implementasi Pemendagri.. 48

V . PENUTUP …..………………………………………..………… 50

5. 1 Kesimpulan ……………………………………………...………… 50

5.2 Keterbatasan Penelitian ………………………………………... 51

5.3 Saran ………………………………………………………...…… 51

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.4. Kerangka Pemikiran ................................................................... 21

4.4. Grafik Normal P-Plot of Regression Standarized Residual........... 39

4.5. Grafik Scatterplot ......................................................................... 42

Page 18: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

DAFTAR TABEL

Halaman

DAFTAR TABEL

2.3 Penelitian Terdahulu……………………………………………………… 20

4.1 Tingkat Pengembalian Kuisoner …………………………………….... 33

4.2 Profil Responden ..…….……………………………………………… 34

4.3 Hasil Analisis Deskriptif …………………………………………………. 36

4.4 Hasil Uji Validitas …………………………………….......................... 37

4.5 Hasil Uji Reliabilitas ..……………………………………................... 38

4.6 Hasil Uji Multikoliniearitas ................................................................. 41

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................. 43

4.8 Hasil Uji ANOVA .................................................................................... 44

4.9 Hasil Uji Statistik t ................................................................................... 45

Page 19: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisoner

Lampiran 2 Administrasi Penelitian

Lampiran 3 Hasil Statistik Deskriptif

Lampiran 4 Hasil Uji Asumsi Klasik

Lampiran 5 Hasil Analisis Regresi

Page 20: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam tata pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, istilah desa tidak

asing lagi bagi kita semua. Desa merupakan unsur terkecil dalam tata administrasi

pemerintahan. Setidaknya, terdapat 74.754 desa di Indonesia yang didiami lebih

dari setegah jumlah penduduk Indonesia. Keberadaan desa dicirikan dengan

homogennya sistem mata pencaharian penduduk sebagai petani, nelayan,

perkebunan, perternakan, dan lain sebagainya, sehungga muncullah istilah desa

nelayan, desa perkebunan, dan desa peternakan.

Istilah desa sering kali identik dengan masyarakat yang miskin,

tradisional, dan kolot. Namun, sebenarnya desa mempunyai keluhuran dan

kearifan lokal yang luar biasa. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014 Desa adalah desa dan desa adat atau

yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur

dan mengurusurusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkanprakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang

diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

RepublikIndonesia.

Page 21: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

2

UU No. 6 Tahun 2014 menyatakan desa adalah desa dan desa adat atau yang

disebutdengan nama lain, selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakatsetempat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/ atau hak tradisional yang diakui dan

dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut UU No. 6 Tahun 2014 Pasal 6 bahwa desa terdiri atas desa dan

desa adat. Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan bahwa desa atau yang

disebut desa dengan nama lain mempunyai karakteristik yang berlaku umum

untuk seluruh Indonesia., sedangkan desa adat atau yang disebut dengan nama

lain mempunyai karakteristik yang berbeda dari desa pada umumnya, terutama

karena kuatnya pengaruh adat terhadap sistem pemerintahan lokal, pengelolaan

sumber daya lokal, dan kehidupan sosial budaya masyarakat desa.

Lebih lanjut Penjelasan UU No. 6 Tahun 2014 menyebutkan desa adat

pada prinsipnya merupakan warisan organisasi kepemerintahan masyarakat lokal

yang dipelihara secara turun-temurun ya ng tetap diakui dan diperjuangkan oleh

pemimpin dan masyarakat desa adat agar dapat berfungsi mengembangkan

kesejahteraan dan identitas sosial budaya lokal. Desa adat memiliki hak asal usul

yang lebih dominan daripada hak asal usul desa sejak desa adat itu lahir sebagai

komunitas yang asli yang ada di tangah masyarakat.

Pembangunan desa perlu menjadi prioritas mengingat desa memiliki

karakteristik permasalahan yang selalu membelit desa dan cenderung telah

menjadi stigma bagi desa yaitu misalnya : Pertama, Desa memiliki APBDes

yang kecil dan sumber pendapatannya sangat tergantung pada bantuan yang

Page 22: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

3

sangat kecil pula. Ke dua, kesejahteraan masyarakat desa rendah sehingga susah

bagi Desa mempunyai Pendapatan Asli Desa (PADes) yang tinggi. Ke tiga,

masalah itu diikuti oleh rendahnya dana operasional Desa untuk menjalankan

pelayanan. Keempat, Tidak kalah penting bahwa banyak program pembangunan

masuk ke desa, tetapi hanya sebagian kecil yang melibatkan

masyarakat,Hudayana (2005) dalam Raharjo, dkk (2013).

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

dimana daerah memiliki kewenangan membuat Kebijakan tentang Desa dalam

memberi pelayanan, peningkatan peran serta dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa. Serta otonomi yang nyata yang bertujuan untuk menyelenggarakan

kewenangan pemerintah di bidang tertentu yang secara nyata ada dan diperlukan

serta tumbuh, hidup, dan berkembang di daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa mengatur bahwa

Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Desa didanai dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa dan Bantuan Pemerintah Desa. Aturan tersebut

diperkuat dengan SK Menteri Dalam Negeri Nomor: 140/640SJ tanggal 22 Maret

2005 tentang Pedoman Alokasi Dana Desa dari pemerintah Kabupaten kepada

Pemerintah Desa, serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 tahun 2007

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.Melalui Alokasi Dana Desa, desa

ataupun kelurahan berpeluang untuk mengelola pembangunan, pemerintahan dan

sosial kemasyarakatan desa secara otonom. Alokasi Dana Desa adalah dana yang

diberikan kepada desa yang berasal dari dana perimbangan keuangan pemerintah

Page 23: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

4

pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota. Pemberian Alokasi Dana

Desa merupakan wujud dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan

otonominya agar tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu

sendiri berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi,

pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan peran Pemerintah Desa dalam

memberikan pelayanan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta

memacu percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis.

Alokasi Dana Desa sangat penting guna pembiayaan pengembangan -wilayah

tertinggal dalam suatu sistem wilayah pengembangan. Pelaksanaan Alokasi Dana

Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan

dengan indikator Perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan, tingkat

pendapatan masyarakat, dan tingkat kesehatan, Budiono (2013). Dengan adanya

pemberian kewenangan atas pengelolaan keuangan desa (berdasarkan Pemendagri

113/2014). Perlu adanya kesiapan Pemerintahan Desa (Pemdes) dalam

implementasi peraturan baru yang berlaku pada tahun anggaran 2015.

Menjelang penerapan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, sejumlah

Pemerintah Desa (Pemdes) di Kabupaten Sleman justru belum siap

melaksanakannya. Dalam Mempersiapkan implementasi Undang-Undang Desa,

setiap pemdes dituntut untuk mempersiapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa (APBDesa) hingga 30 Desember 2015. Di sis lain, pemdes justru belum

dapat menghitung pendapatan asli desa yang akan dimasukkan dalam APBDesa.

Selain keterbatasan waktu penyusunan APBDesa, kesulitan yang dihadapi Pemdes

adalah sistem administrasi keuangan yang jauh berbeda dibandingkan sebelum

Page 24: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

5

adanya Undang-Undang Desa. Serta pengelolaan anggran secara mandiri oleh

pemdes, termasuk didalamnya pengelolaan penghasilan bagi perangkat desa dan

belanja publik dengan perbandingan 30% untuk gaji perangkat desa serta 70 %

untuk pembangunan.

Penelitian ini mengembangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Rahmawati, dkk (2015) untuk meneliti kembali kesiapan desa dalam

implementasi penerapan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari delapan desa di Kabupaten

Mojokerto yang menjadi sampel telah siap dalam implementasi penerapan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, khususnya dalam hal

APBDesa. Namun desa sebelumnya belum sepenuhnya siap karena masih ada

kendala dalam implementasi Undang-Undang Desa. Faktor utama yang menjadi

penghambat adalah keterbatasan waktu dalam persiapan administrasi dan

pemahaman isi Undang-Undang sebagai dasar aturan. Faktor lainnya adalah

sumber daya manusia (SDM) yang kurang mendukung. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya yaitu pada sampel penelitian, pada penelitian ini

sampel adalah lima Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : “Implementasi Penerapan Pemendagri Nomor 113

Tentang Perencanaan Desa dan Nomor 114 Tentang Keuangan Desa Studi

Pada Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah”

Page 25: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana implementasi penerapan Pemendagri 113 Tentang Perencanaan

Desa dan 114 Tentang Keuangan Desa pada lima Kecamatan di Kabupaten

Lampung Tengah?

b. Bagaimana penyusunan Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDesa) pada lima Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah terkait

adanya Pemendagri 113 Tentang Perencanaan Desa dan 114 Tentang

Keuangan Desa?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui implementasipenerapan Pemendagri 113 Tentang

Perencanaan Desa dan 114 Tentang Keuangan Desa pada lima Kecamatan di

Kabupaten Lampung Tengah

b. Untuk mengetahui pemahaman desa mengenai pelaksanaan pemerintahan

desa sesuai dengan Pemendagri 113 Tentang Perencanaan Desa dan 114

Tentang Keuangan Desa.

c. Untuk mengetahui mendeskripsikan pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan

Belanja Desa (APBDesa) pada lima Kecamatan di Kabupaten Lampung

Tengah terkait Pemendagri 113 Tentang Perencanaan Desa dan 114 Tentang

Keuangan Desa.

Page 26: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

7

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat

sebagai berikut:

a. Bagi Pemerintah

Bagi pihak pemerintahan penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan usaha perbaikan dalam pelaksanaan dan

pengalokasian dana desa.

b. Bagi Akademisi

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai

kesiapan desa dalam implementasi penerapan Peraturan Menteri Dalam

Negeri tentang Desa.

Page 27: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Atribusi (Attribution Theory)

Attribution Theory mempelajari proses bagaimana seseorang

menginterpretasikan suatu peristiwa, mempelajari bagaimana seseorang

menginterpretasikan alasan atau sebab perilakunya (Luthans, 1998 serta Steers,

1998). Teori ini dikembangkan oleh Fritz Heider yang mengargumentasikan

bahwa perilaku seseorang itu ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal

(internal forces) yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang,

seperti kemampuan atau usaha dan eksternal forces yaitu faktor-faktor yang

berasal dari luar misalnya task difficulty atau keberuntungan (Hudayati, 2002).

Hudayati (2002) lebih lanjut menerangkan bahwa dalam penelitian keperilakuan,

teori ini diterapkan dengan dipergunakannya variabel locus of control. Variabel

tersebut terdiri dari dua komponen, yaitu internal locus of control dan external

locus of control. Internal locus of control adalah perasaan yang dialami

seseorang bahwa dia mampu secara personal mempengaruhi kinerjanya serta

perilakunya melalui kemampuan, keahlian dan usaha yang dia miliki. Di lain

pihak external locus of control adalah perasaan yang dialami seseorang bahwa

perilakunya sangat ditentukan oleh faktor-faktor di luar pengendaliannya.

Page 28: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

9

2.2 Teori Knowledge Management

Knowledge Management adalah sebuah koordinasi sitematis dalam sebuah

organisasi yang mengatur sumber daya manusia, teknologi, proses dan struktur

organisasi dalam rangka meningkatkan value melalui penggunaan ulang dan

inovasi. Koordinasi ini bisa dicapai melalui menciptakan, membagi dan

mengaplikasikan pengetahuan dengan menggunakan pengalaman dan tindakan

yang telah diambil perusahaan demi kelangsungan pembelajaran organisasi.

Menurut Rigby (2009) dalam buku Dalkir (2011:5-6), Knowledge Management

mengembangkansistem dan proses untuk mendapatkan dan berbagi aset

kepandaian. Ini meningkatkan generasi berdasarkan kegunaan, dapat

dipertanggungjawabkan, dan informasi penuh arti, dan mencari agar

meningkatkan kedua hal, individu serta kelompok belajar. Selain itu dapat

memaksimalkan nilai dari sebuah dasar kepandaian organisasi melewati fungsi

berbeda dan lokasi berbeda. KM mengatur bahwa keberhasilan bisnis berupa

koleksi bukan produk tapi dasar pengetahuan khusus. Kepandaian adalah kunci

yang akan memberikan daya saing perusahaan.

2.3Pengertian Anggaran

Menurut Nordiawan (2006) dalam Rahmawati (2015) anggaran merupakan

sebuah rencana financial yang menyatakan rencana-rencana organisasi untuk

melayani masyarakat atau aktivitas lain dapat mengembangkan kapasitas

organisasi dalam pelayanan, estimasi besarnya biaya yang harus dikeluarkan

dalam merealisasikan rencana tersebut, perkiraan sumber-sumber mana saja yang

akan menghasilkan pemasukan serta sebesar besar pemasukan tersebut.

Page 29: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

10

Sedangkan menurut Halim (2007), Anggaran (budget) adalah suatu rencana

operasional yang dinyatakan dalam suatu uang dari organisasi, dimana suatu

pihak menggambarkan perkiraan pendapatan atau penerimaan guna menutupi

pengeluaran tersebut untuk periode tertentu yang umumnya satu tahun.

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan

bahwa anggaran merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor

publik untuk dijadikan pedoman atas rencana-rencana organisasi untuk melayani

masyarakat atau aktivitas lain dapat mengembangkan kapasitas organisasi dalam

pelayanan, meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang

diukur dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara

sistematis untuk satu periode.

2.3.1 Perencanaan Anggaran

Perencanaan merupakan bagian penting dari suatu organisasi pemerintahan.

Perencanaan yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik pula. Perencanaan

keuangan desa adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahan desa

bersama masyarakat desa dalam membuat perencanaan keuangan desa dalam

rangka pelaksanaan pembangunan desa (Firmansyah 2012). Seperti yang

disebutkan dalam Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa pada pasal 73

ayat (2) , bahwa “Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa diajukan

oleh Kepala Desa dan dimusyawarahkan bersama Badan Permusyawaratan Desa”.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, disebutkan bahwa Sekretaris Desa

menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan RKPDesa

Page 30: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

11

tahun berkenaan kemudian disampaikan kepada Kepala Desa untuk dibahas dan

disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa dengan ketentuan paling lambat

adalah bulan Oktober tahun berjalan. Setelah disepakati bersama Badan

Permusyawaratan Desa, maka Kepala Desa wajib menyampaikan kepada

Bupati/Walikota melalui camat paling lambat 3 hari sejak disepakati.

Bupati akan menetapkan hasil evaluasi dari Rancangan APBDesa paling lambat

dua puluh (20) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Desa tentang

APBDesa. Apabila Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas

waktu yang ditentukan maka Peraturan Desa berlaku dengan sendirinya. Tetapi

apabila Bupati/Walikota menyatakan hasil evaluasi tidak sesuai dengan

kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan maka Kepala Desa harus

melakukan penyempurnaan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa dengan

waktu paling lama tujuh (7) hari kerja tershitung sejak diterimanya hasil evaluasi,

Rahmawati (2015).

2.3.2 Penyusunan Anggaran

Anggaran haruslah menyeluruh dan dapat dicapai. Dalam anggaran harus terdapat

inovasi dan fleksibilitas untuk menghadapi kejadian-kejadian yang tidak terduga.

Angka-angka yang terdapat dalam penganggaran dapat dinyatakan dalam dolar,

unit, jam, pon, dan karyawan. Shim and Siegel (2000) menyatakan bahwa efektif

jika suatu penganggaran memiliki karakteristik sebagai berikut :

1) Kemampuan prediksi;

2) Saluran komunikasi, wewenang dan tanggungjawab yang jelas;

3) Informasi yang akurat dan tepat waktu;

Page 31: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

12

4) Kesesuaian, bersifat menyeluruh, dan kejelasan informasi;

5) Dukungan dalam organisasidari semua pihak yang terlibat.

Langkah-langkah yang harus diikuti dalam penganggaran meliputi :

Penetapan tujuan;

Pengevaluasian sumber-sumber daya yang tersedia;

3) Negosiasi antara pihak-pihak yang terlibat mengenai angka-angka anggaran;

4) Pengkoordinasian dan peninjauan komponen;

5) Persetujuan akhir;

6) Pendistribusian anggaran yang disetujui.

Pelaksanaan penganggaran keuangan desa dimaksudkan untuk memperbaiki

proses anggaran dengan sebisa mungkin dalam membuat keputusan yang objektif

mengenai alokasi dan redistribusi sumber daya, pengurangan biaya dan

menginvetarisasi kekurangan dan kelebihan anggaran oleh Pemerintah Desa.

Melalui Peraturan Bupati Sleman Nomor 9 tahun 2015 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa, disebutkan bahwa :

a. Pelaksanaan pendapatan desa

Setiap pendapatan desa wajib dicatat dalam APBDesa. Setiap pendapatan desa

harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah serta diadministrasi sesuai

dengan kode rekening pendapatan dalam rekening kas desa atas nama Pemerintah

Desa.

b. Pelaksanaan belanja desa

Dalam setiap belanja desa harus dilaksanakan melalui kode belanja. Setiap belanja

desa atas beban APBDesa harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah

Page 32: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

13

serta diverivikasi oleh Sekretaris Desa atas kebenaran materiil dari penggunaan

bukti kemudian disahkan oleh Kepala Desa. Belanja desa yang mengakibatkan

beban APBDesa tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang

APBDesa ditetapkan menjadi peraturan desa. Belanja desa dimaksud tidak

termasuk untuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan operasional

perkantoran yang ditetapkan dalam peraturan kepala desa. Sedangkan penggunaan

belanja tidak terduga terlebih dahulu harus dibuat RAB yang telah disahkan oleh

Kepala Desa.

c. Pelaksanaan pembiayaan desa

Dalam pelaksanaan pembiayaan desa, setiap pembiayaan desa wajib dicatat dalam

APBDesa. Setiap pembiayaan desa juga harus didukung oleh bukti yanglengkap

dan sah serta diadministrasi sesuai dengan kode rekening pembiayaan.

2.3.3 Pelaporan dan Pertanggungjawabannya

Setelah melakukan pelaksanaan APBDesa, Kepala Desa harus melakukan

pelaporan atas realisasi pelaksanaan APBDesa tersebut dengan membuat laporan

realisasi pelaksanaan APBDesa. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 113 tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, disebutkan

bahwa Kepala Desa wajib menyampaikan laporan realisai peleksanaan APBDesa

kepada Bupati/Walikota berupa laporan semester pertama dan semester akhir

tahun. Laporan realisasi pelaksanaan APBDesa semester pertama disampaikan

paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan. Sedangkan laporan semester

akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya.

Page 33: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

14

Selain melakukan pelaporan, pemerintah desa juga melakukan

pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan keuangan desa. Bentuk dari

pertanggungjawaban ini adalah dengan membuat laporan pertanggungjawaban

realisasi pelaksanaan APBDesa yang dapat dipertanggungjawabkan oleh Kepala

Desa. Pertanggungjawaban keuangan desa diatur dalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, disebutkan bahwa setiap akhir tahun

anggaran Kepala Desa wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban

realisasi pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota melalui camat paling

lambat satu ( 1 ) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan.

Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa terdiri dari

pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi

Pelaksanaan APBDesa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan

penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Laporan pertanggungjawaban realisasi

pelaksanaan APBDesa ditetapkan dengan Peraturan Desa yang dilampiri : Format

Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran

berkenaan; Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun

Anggaran berkenaan; dan Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah

Daerah yang masuk ke desa.

Laporan realisasi dan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa kepada

masyarakat secara tertulis ddan dengan media informasi yang mudah diakses oleh

masyarakat. Misalnya saja melalui papan pengumuman, radio komunitas, dan

media informasi lainnya.

Page 34: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

15

2.3.4 Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan suatu perwujudan yang dilakukan oleh orang maupun

kelompok yang telah diberikan amanah untuk melaksanakan tugas dan fungsinya

dan dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Darise (2006) menjelaskan akuntabilitas adalah suatu perwujudan

kewajiban seseorang atau satuan kerja untuk mempertanggungjawabkan

pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang

dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2.3.5 Akuntabilitas Finansial

Menurut Mahmudi (2007) Akuntabilitas Finansial merupakan pertanggung-

jawaban lembaga-lembaga publik untuk menggunakan dana publik secara

ekonomi, efisien, dan efektif, tidak ada pemborosan dan kebocoran dana serta

korupsi. Akuntabilitas finansial menekan pada ukuran anggaran dan finansial.

Akuntabilitas finansial sangat penting karena pengelolaan keuangan publik akan

menjadi perhatian utama masyarakat publik.

Adapun akuntabilitas finansial dalam pengelolaan keuangan desa, antara lain

adalah sebagai berikut :

1) Keakuratan

Menurut Mahmudi (2007) keakuratan adalah teliti, tepat, cermat, dan bebas dari

kesalahan. Dalam pengelolaan keuangan desa khususnya dalam pembuatan dan

penyelesaian laporan-laporan keuangan dan laporan pertanggungjawaban harus

dikerjakan dengan teliti, tepat, dan bebas dari kesalahan sehingga informasi-

Page 35: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

16

informasi dari laporan keuangan dan pertanggungjawaban tersebut jelas

maksudnya.

2) Transparansi

Transparansi adalah keterbukaan mengenai APBDesa yang memungkinkan

masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya

tentang keuangan desa (Riyanto 2015). Transparansi menjadi sangat penting

dalam pengelolaan keuangan desa dikarenakan agar pihak Pemerintah Desa

kepada masyarakat desa mengenai dana-dana desa yang telah teranggarkan dapat

dipertanggungjawabkan dengan terbuka kepada masyarakat Desa.

3) Ketepatan waktu

Ketepatan waktu adalah laporan pertanggungjawaban dapat diselesaikan tepat

waktu atau suatu hasil kerja dapat dicapai tepat waktu (Riyanto 2015).

4) Validitas

Menurut Pasolong (2012) validitas adalah sejauh mana ketepatan, kesesuaian atau

kecocokkan suatu alat untuk mengukur apa yang akan diukur. Dalam pengelolaan

keuangan desa, terutama dana desa harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Desa.

5) Relevansi

Menurut Pasolong (2012) relevansi adalah kesesuaian sesuatu hasil yang

diinginkan. Dalam pengelolaan keuangan desa harus benar-benar sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan masyarakat Desa secara umum seperti kebutuhan

masyarakat dalam mendapatkan fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dengan

Page 36: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

17

tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat Desa.

6) Keandalan informasi

Menurut Mahmudi (2007) keandalan informasi adalah konsistensi dari

serangkaian pengukuran atau alat ukur yang sama. Dalam pengelolaan keuangan

desa bahwa dana desa tersebut dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.

2.3.6 Pengawasan APBDesa

Pengawasan meliputi kegiatan pengawasan dan pengendalian pengelolaan

keuangan desa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengawasi pengalokasian

keuangan desa sebagai upaya untuk melakukan tindakan evaluasi terhadap

anggaran yang telah dialokasikan oleh pemerintah desa.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tahun 2014 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Desa, disebutkan bahwa Pemerintah Provinsi wajib

membina dan mengawasi pemberian dan penyaluran Dana Desa, Alokasi Dana

Desa, dan Bagi hasil Pajak dan Retribusi Daerah dari Kabupaten/Kota kepada

Desa. Pemerintah Kabupaten/Kota wajib membina dan mengawasi pelaksanaan

pengelolaan keuangan desa.

Selain adanya pengawasan dari Pemerintah Kabupaten/Kota, ada pula

pengawasan dai Badan Permusyawaratan Desa. Dalam Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa, disebutkatkan bahwa Badan Permusyawaratan Desa

berhak mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan

Pemerintahan Desa kepada Pemerintah Desa. Selain berhak untuk mengawasi,

Badan Permusyawaratan Desa dapat menyampaikan pendapat atas

Page 37: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

18

penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan

kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan sebelumnya dan berkaitan

serta menjadi bahan acuan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut :

No. Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Akang 2015

Kesiapan Pemerintah

Desa Landungsari

Menghadapi

Implementasi Alokasi

Dana Desa Sesuai

Undang-Undang Nomor

6 Tahun 2014

Pemerintah Desa Landungsari siap

mengimplementasikan kebijakan

program ADD sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2014 Tentang Desa

2 Rahmawati, dkk 2015

Analisis Kesiapan Desa

dalam Implementasi

Penerapan UU Nomor 6

Tahun 2014 tentang

Desa

Desa belum sepenuhnya siap dalam

implementasi penerapan UU Nomor

6 Tahun 2014 tentang Desa karena

masih ada kendala dalam

implementasinya

3 Setyoko 2011

Akuntabilitas

Administrasi Keuangan

Program Alokasi Dana

Desa (ADD)

Pemerintah desa di Kabupaten

Purbalingga Provinsi Jawa Timur

belum dapat mewujudkan

akuntabilitas atas pengelolaan

keuangan alokasi dana desa

4 Yasinta 2013

Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa di

Desa Tirta Kencana

Kecamatan Bengkayang

Kabupaten Bengkayang

Penyelenggaraan pemerintahan desa

di Desa Tirta Kencana belum

transparan, perangkat desa tidak

memiliki daya tanggap dan belum

memiliki tanggung jawab yang

besar terhadap pelaksanaan tugas,

pokok dan fungsinya

Page 38: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

19

2.5 Kerangka Pemikiran

2.6 Perumusan Hipotesis

2.6.1 Pemahaman Umum Terhadap Implementasi Pemendagri Nomor 113

Tentang Perencanaan Desa Dan Nomor 114 Tentang Keuangan Desa

Hasil penelitian Rahmawati,dkk (2015) mengungkapkan bahwa Pemahaman

Umum berdasarkan dengan UU Nomor 6 Tahun 2014 dan Peemendagri Nomor

113 dan Nomor 114 telah dipahami dengan baik oleh 8 sampel penelitian dengan

presentase yang tinggi.

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dirumuskan:

H1 : Pemahaman umum berpengaruh positif terhadap Implementasi

Pemendagri

Perencanaan APBDesa

(X2)

Pelaporan dan

Pertanggungjawaban

APBDesa (X3)

Akuntabilitas(X4)

Pengawasan APBDesa

(X5)

Pemahaman Umum ( X1)

Implementasi

Penerapan Pemendagri

Nomor 113 Tentang

Perencanaan Desa Dan

Nomor 114 Tentang

Keuangan Desa

Page 39: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

20

2.6.2Perencanaan APBDesa Terhadap Implementasi Pemendagri Nomor 113

Tentang Perencanaan Desa Dan Nomor 114 Tentang Keuangan Desa

Hasil penelitian Rahmawati,dkk (2015) mengungkapkan bahwa Perencanaan

APBDesa berdasarkan dengan UU Nomor 6 Tahun 2014 dan Pemendagri Nomor

113 Tahun 2014 telah dilaksanakan dengan baik oleh 8 sampel penelitian dengan

persentase yang tinggi, dengan persentase tertinggi dengan mencapai 100% dan

terendah sebesar 75%.

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dirumuskan:

H1 : Perencanaan APBDesa berpengaruh positif terhadap Implementasi

Pemendagri

2.6.3 Pelaporan danPertanggungjawaban APBD Terhadap Implementasi

Pemendagri Nomor 113 Tentang Perencanaan Desa Dan Nomor 114 Tentang

Keuangan Desa

Hasil penelitian Rahmawati,dkk(2015) mengungkapkan kesiapan perangkat desa

dalam Impelementasi Penerapan UU Desa Nomor 6 Tahun 2014 mengindikasikan

bahwa 7 dari sampel penelitian sudah cukup siap dalam Implementasi Penerapan

UU Desa Nomor 6 Tahun 2014 sedangkan 1 desa belum siap melaksanakan

pelaporan dan pertanggungjawab APBDesa.

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dirumuskan :

H2 : Pelaporan dan Pertanggungjawaban APBD berpengaruh positif terhadap

Implementasi Pemendagri

Page 40: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

21

2.6.4 Akuntabilitas FinansialTerhadap Implementasi Pemendagri Nomor 113

Tentang Perencanaan Desa Dan Nomor 114 Tentang Keuangan Desa

Hasil penelitian Rahmawati,dkk (2015) mengungkapkan bahwa kesiapan

perangkat desa dalam Implementasi Penerapan UU Desa Nomor 6 Tahun 2014

yang dilihat dari aspek Akuntabilitas Finansial yang terdiri dari keakuratan,

transparansi, ketepatan waktu, validitas, relevansi, dan keandalan informasi

terhadap 8 desa dalam sampel penelitian diperoleh persentase tertinggi sebesar

100% sedangkan yang terendah sebesar 50% hal ini mengindikasikan bahwa desa

telah siap dalam implementasi penerapan UU Desa Nomor 6 Tahun 2014.

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis dirumuskan:

H3 : Akuntabilitas Finansial berpengaruh positif terhadap Implementasi

Pemendagri

2.6.5 Pengawasan APBDesa Terhadap Implementasi Pemendagri Nomor 113

Tentang Perencanaan Desa Dan Nomor 114 Tentang Keuangan Desa

Hasil Penelitian Rahmawati,dkk (2015) mengungkapkan bahwa 8 desa dari

keseluruhan sampel penelitian , perangkat desa telah siap dalam implementasi

penerapan UU Nomor 6 Tahun 2014 yang dilihat dari aspek pengawasan

APBdesa.

Berdasarkan uraian diatas maka hipitesis dirumuskan :

H4 : Pengawasan APBDesa berpengaruh positif terhadap Implementasi

Pemendagri

Page 41: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sampel dan Data Penelitian

3.1.1 Populasi

Menurut Indriantoro (2009), populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau

segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu.

Populasi dalam penelitian ini meliputi Kepala Desa dan Sekertaris Desa di

Kecamatan Kabupaten Lampung Tengah yang berjumlah 140 orang. Dipilihnya

insitusi tersebut sebagai objek penelitian ini karena sebagai satuan kerja

pemerintah yang memegang peran penting dalam tanggung jawab perencanaan

desa dan keuangan desa.

3.1.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi

(Sugiyono,2006). Teknik penelitian dan penentuan sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang diambil 100 Kepala Desa

dan Sekertaris Desa.

Page 42: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

23

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data penelitian

yang diperoleh secara langsung dari sumbernya (responden) dengan cara

menyebarkan kuisoner kepada responden. Kuisoner atau daftar pertanyaan yaitu

dengan cara membuat daftar pertanyaan yang kemudian disebarkan pada para

responden secara langsung sehingga hasil pengisiannya akan lebih jelas dan

akurat.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner

atau angket kepada perangkat desa di Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah.

Kemudian dengan dokumentasi, data didapatkan dari dokumen-dokumen atau

arsip-arsip yang relevan dari penelitian ini.

3.4Variabel Penelitian

3.4.1 Variabel Dependent

Variabel Dependent adalah variabel yang menjelaskan mengenai Implementasi

Pemendagri yang pengukurannya mengunakan pemahaman umum.

3.4.2Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang menjelaskan dan mempengaruhi

variabel lain, Indriantoro ( 2014). Variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Rahmawati,dkk (2015) mengungkapkan bahwa untuk mendukung

implementasi penerapan UU Desa Nomor 6 tahun 2014 dan Pemendagri

113 tahun 2014 terlebih dahulu perangkat desa harus memahami terkait

Page 43: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

24

peraturan tersebut. Dan dalam hal ini faktor SDM dalam perangkat desa

memiliki pengaruh yang besar dalam implementasi UU Nomor 6 Tahun

2014. Pemahaman umum perangkat desa dalam UU desa dan

Pemendagri diukur dengan Skala Likert 5 poin, di mana poin 1 diberikan

untuk jawaban yang berarti kompetensi pemahaman umum perangkat

desa paling rendah dan seterusnya hingga poin 5 diberikan untuk

jawaban yang berarti pemahaman umum perangkat desa paling tinggi.

b. Perencanaan APBDesa

Perencanaan keuangan desa adalah usaha atau kegiatan yang

dilakukan oleh pemerintahan desa bersama masyarakat desa dalam

membuat perencanaan keuangan desa dalam rangka pelaksaan UU

Desa, Firmansya (2012). Perencanaan APBDesa berdasarkan UU

Nomor 6 Tahun 2014 dan Pemendagri Nomor 113 diukur dengan

Skala Likert 5 poin, di mana poin 1 diberikan untuk jawaban yang

berarti perangkat desa belum melakukan perencaan APBDesa

berdasarkan peraturan terkait paling rendah dan seterusnya hingga

poin 5 diberikan untuk jawaban yang berarti perangkat desa telah

melakukan perencanaan APBDesa sesuai dengan peraturan terkait.

c. Pelaporan dan Pertanggungjawaban APBD

Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap APBDesa maka

pemerintah harus membuat laporan realisasi pelaksanan dan

pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa sesuai dengan

peraturan yang berlaku saat ini. Dalam pengukuran pelaporan dan

pertanggungjawaban APBD diukur dengan Skala Likert 5 poin, di

Page 44: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

25

mana poin 1 diberikan untuk jawaban yang berarti desa belum

melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban APBDesa

pemahaman umum perangkat desa paling rendah dan seterusnya

hingga poin 5 paling tinggi diberikan untuk jawaban yang berarti desa

telah melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban APBDesa .

d. Akuntabilitas Finansial

Menurut Mahmudi (2007) Akuntabilitas Finansial merupakan

pertanggungjawabn lembaga-lembaga publik untuk menggunakan

dana secara ekonomi, efisien, dan efektif. Akuntabilitas Finansial

sangat penting karena pengelolaan keuangan publik akan menjadi

perhatian utama masyarakat. Adapun Akuntabilitas Finansial dalam

pengelolaan keuangan desa adalah keakuratan, transparansi,

ketepatan waktu, validitas, relevansi, dan keandalan informasi.

Akuntabilitas Finansial diukur dengan Skala Likert 5 poin, di mana

poin 1 diberikan untuk jawaban yang berarti desa belum

melaksanakan Akuntabilitas Finansial perangkat desa paling rendah

dan seterusnya hingga poin 5 paling tinggi diberikan untuk jawaban

yang berarti desa telah melaksanakan Akuntabilitas Finansial.

e. Pengawasan APBD

Pengawasan meliputi kegiatan pengawasan dan pengelolaan

keuangan desa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengawasi

pengalokasian keuangan desa sebagai upaya untuk melakukan

tindakan evaluasi terhadap anggaran yang telah diberikan oleh

pemerintah pusat. Pemerintah Provinsi wajib membina dan

Page 45: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

26

mengawasi pemberian dan penyaluran dana desa, selain adanya

pengawasan dari pemerintah kota atau kabupaten adapula

pengawasan dari Badan Permusyawaratan Desa. Pengawasan

APBDesadiukur dengan Skala Likert 5 poin, di mana poin 1

diberikan untuk jawaban yang berarti desa belum melaksanakan

pengawasan perangkat desa paling rendah dan seterusnya hingga poin

5 paling tinggi diberikan untuk jawaban yang berarti desa telah

melaksanakan pengawasan APBDesa.

3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Uji Kualitas Data

3.5.1.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau

ketepatan suatu alat ukur. Validitas menunjukkan derajat ketepatan antara data

yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh

peneliti. Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi

antara skor pertanyaan dengan total skor variabel, sedangkan untuk mengetahui

skor masing-masing item pertanyaan valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria

statistik sebagai berikut :

1. Jika r dihitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid.

2. Jika r dihitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.

3. Jika dihitung > r tabel tetapi bertanda negatif maka H0 akan ditolak dan Ha

diterima.

Page 46: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

27

3.5.1.2 Uji Reabilitas

Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Uji

reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat pengukuran mempunyai

kehandalan dalam mengukur. Untuk mengetahui hasil dari uji reliabilitas dapat

menggunakan bantuan program SPSS, yang akan memberikan fasilitas untuk

mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha(α ). Suatu Konstruk

atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60

(Nunnally, 1968 dalam Ghozali, 2013).

3.5.2Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan sebelum pengujian hipotesis dengan analisis

regresi. Pengujian asumsi klasik ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa model

yang diperoleh benar – benar memenuhi asumsi klasik atau tidak, yaitu asumsi

yang mendasari analisis regresi.

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak

digunakan dalam penelitian ini adalah data yang memiliki distribusi normal.

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilihat melalui

normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data

sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi

dikatakan normal apabila garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

Page 47: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

28

mengikuti garis dialognya (Ghozali, 2013), sebaliknya jika data menyebar jauh

dari garis diagonal maka model regresi tidak tidak memenuhi asumsi normalitas.

Analisis uji statistic dengan Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-S).

Dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z (1-

Sample K-S) adalah:

1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan HA

diterima. Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal.

2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05 maka H0 diterima dan HA

ditolak. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal, Ghozali (2013).

3.5.2.2Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi

ada tidaknya multikolinearitas didalam model regresi, yaitu dengan menganalisis

matriks korelasi variabel – variabel bebas, dapat juga dengan melihat nilai

tolerance dan variance information factors (VIF). Nilai tolerance yang rendah

sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance) dan nilai cut off yang

umum dapat dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Jika nilai variance

inflationfactor (VIF) < 10 dan nilai tolerance> 0,10, maka model tersebut dapat

dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

Page 48: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

29

3.5.2.3Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

perbedaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

pengamatan varian dari residualsatu ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan sebaliknya jika berbeda maka disebut heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas, dan

gejalanya dapat diujidengan melihat ada tidaknyapola tertentu yang tergambar

pada grafik scatterplot.Jika titik sebar membentuk pola tertentu yang teratur atau

dalam artian bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka

mengindifikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Sedangkan jika tidak ada pola

yang jelas, serta titik –titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,

maka tidak terjadi heterokedastisitas, Ghozali (2013).

3.5.3 Uji Hipotesis

Metode yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah

analisis regresi linier berganda, karena penelitian ini menggunakan satu variabel

dependen dan beberapa variabel independen. Regresi bertujuan untuk menguji

pengaruh anatara satu variabel dengan variabel lainnya. Pengujian hipotesis ini

dengan menggunakan alat statistik SPSS. Persamaan regresi dalam penelitian ini

yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan :

Y = Pemahaman Umum

a = Konstanta

Page 49: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

30

b1-b4 = Koefisien regresi

X1 = Perencanaan APBDesa

X2 = Pelaporan dan Pertanggungjawaban APBDesa

X3 = Akuntabilitas Finansial

X4 = Pengawasan APBDesa

e = Error

3.5.3.1 Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui besarnya kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai R2, maka semakin terbatas kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya.

3.5.3.2 Uji Kelayakan Model (Uji ANOVA)

Uji ANOVA digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan

sudah tepat atau belum. Taraf signifikansi uji ANOVA, yaitu lebih dari 0,05.

Ketentuan yang digunakan dalam uji ANOVA ini adalah sebagi berikut :

1. Jika probabilitas signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig. >

0,05), maka model regresi dalam penelitian ini adalah tidak layak (fit)

untuk digunakan dalam penelitian.

2. Jika probabilitas signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig. <

0,05), maka model regresi dalam penelitian ini layak (fit) untuk digunakan

dalam penelitian ini.

Page 50: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan desa dalam implementasi

penerapan pemendagri nomor 113 tentang perencanaan desa dan nomor 114

tentang keuangan desa, populasi pada penelitian ini adalah pelaksana Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDesa) pada lima Kecamatan di Kabupaten

Lampung Tengah, dengan sampel berjumlah 100 responden.Metode analisis data

menggunakan regresi berganda dengan uji t sebagai uji hipotesis yang dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan membuktikan bahwa secara bersama-sama maupun secara

parsial variabel Perencanaan, Pelaporan dan Pertanggungjawaban, variabel

Akuntabilitas Finansial, dan variabel Pengawasanberpengaruh terhadap

pemahaman umum pelaksana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa

(APBDesa) pada lima Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah.

2. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terlihat bahwa dari keseluruhan

variabel responden mempunyai nilai rata-rata baik atau setuju atas

pertanyaan yang diajukan, hal ini membuktikan bahwa responden sebagai

Kepala Desa dan Sekretaris Desa di 5 Kecamatan Kabupaten Lampung

Tengahmempunyai kesiapanyang baik dan mendukung penerapan

Page 51: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

51

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tahun 2014 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Desa.

5.2 Keterbatasan

1. Periode penelitian terbatas pada jangka waktu selama dua bulan.

2. Sampel penelitian ini hanya 100 Kepala Desa dan Sekertaris Desa di lima

Kecamatan di Kabupaten Lampung Tengah.

3. Sampel penelitian ini hanya lima sampel kecamatan yang diambil

diantaranya,Kecamatan Gunung Sugih, Kecamatan Bumi Ratu Nuban,

Kecamatan Punggur, Kecamatan Kota Gajah, Kecamatan Seputih Agung.

4. Peraturan perundang-undangan Pemendagri 113 dan 114 masih baru

diterapkan sehingga sedikit referensi yang didapat.

5. Implementasi penerapan pemendagri nomor 113 tentang perencanaan desa

dan nomor 114 tentang keuangan desa hanya diproksikan dengan variabel

Perencanaan, Pelaporan dan Pertanggungjawaban, variabel Akuntabilitas

Finansial, dan variabel Pengawasan

5.3 Saran

1. Penelitian selanjutnya dapat memperluas objek penelitian dengan melibatkan

instansi pemerintah lainnya seperti SKPD lain yang ada di Provinsi Lampung

atau lainnya sehingga dapat dijadikan generalisasi secara keseluruhan.

2. Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah sebaiknya harus meningkatkan dan

mengoptimalkan penerapan insentif atas kinerja yang dicapai dan hukuman

atas kegagalannya; penerapan efisiensi (savings); dan penahanan atas

penerimaan yang diperoleh oleh suatu Desa, serta mengoptimalkan

Page 52: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

52

pengawasan terhadap input, output dan outcome atas pelaksanaan anggaran,

sehingga penggunaan seluruh potensi sumber daya yang ada baik berupa

sumber daya manusia maupun sumber daya finansialnya dapat berjalan

dengan baik.

Page 53: IMPLEMENTASI PENERAPAN PEMENDAGRI NOMOR 113 …digilib.unila.ac.id/26119/6/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · regresi linear berganda dengan aplikasi software SPSS 21. Hasil penelitian

53

DAFTAR PUSTAKA

Budiono, Bayu Sukmawan. 2013. Pelaksanaan Kebijakan Alokasi Dana Desa

Berdasarkan PERMENDAGRI NO. 37 TAHUN 2007 Tentang

PedomanPengelolaan Keuangan Desa. Skripsi. Universitas Brawijaya.

Firmasyah, dan Raja Muhammad Amin. 2012. Pengelolaan Keuangan di Desa

Pulau Lawas Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar. Jurnal

Kampus Bina Widya: 1-12.

Indriantoro, Nur. Supomo, Bambang. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarata.

Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP STIM

YKPN.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 72 Tahun 2005 Tentang

Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 113 Tahun 2014

Tentang Pengelolaan Keuangan Desa

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 114 Tahun 2014

Tentang Pedoman Pembangunan Desa

Raharjo, Try, dkk. 2013.Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD)

Tahun 2011 Di Desa Jembul Dan Desa Sumengko Kecamatan Jatirejo

Kabupaten Mojokerto. Jurnal Wacana.Vol.16, No. 1.

Rahmawati, Hesti Irna, dkk. 2015. Analisis Kesiapan Desa Dalam Implementasi

Penerapan UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.The 2nd

University

Research Coloquium.

Yuliansyah, dan Rusmianto. 2016. Akuntansi Desa. Jilid 1.Jakarta: Salemba

Empat.

Setyoko, Paulus Irawan. 2011. Akuntabilitas Administrasi Keuangan Program

Alokasi Dana Desa (ADD).Jurnal Ilmu Administrasi Negara. Vol. 11, No.

1:14-24.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah