IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN...
Transcript of IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN...
i
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN
SKI (SEKSI KEROHANIAN ISLAM) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SITI APRILYANTI
NIM. 23010150110
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
ii
iii
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN
SKI (SEKSI KEROHANIAN ISLAM) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SITI APRILYANTI
NIM. 23010150110
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
iv
v
vi
vii
MOTTO
“Mereka yang akan selalu dikenang didunia ini adalah mereka yang menjadi
penerang dalam hidup, panutan dalam berkata, dan contoh dalam bertahta.
Merekalah orang orang dengan karakter terbaik”
(Fariz Gobel)
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-
Nya sekripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayah dan Ibuku tercinta, Tukirin dan Sriyanti yang telah melahirkanku,
mendoakan, menasehati, mengasihi, dan menyanyangiku.
2. Adikku Selfi yang selalu memotivasi langkahku menuju gelar sarjana.
3. Teman-teman GJB (Gerakan Jumat Berbagi) FTIK IAIN SALATIGA
4. Teman dan sahabat seperjuangan PAI angkatan 2015, khususnya program
studi PAI.
5. Sahabat-sahabat PPL SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tengaran
6. Teman-teman KKN di Desa Panimbo, Kec Kedungjati.
7. Yessi, Yuli, Eka, Berlin teman satu rumah yang sama-sama berjuang.
8. Pembaca yang budiman.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaniiahiim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirobil‟alamiin, segala puji dan syukur kita panjatkan atas
kehadirat Allah Swt yang selalu melimpahkan rahmat dan nikmatnya kepada
seluruh hambanya. Shalawat serta salam semoga di limpahkan kepada Nabi
Muhammad Saw, junjungan dan pemberi tauladan yang telah membawa cahaya
kehidupan bagi ummatnya beserta kepada keluarganya, para sahabat dan para
tabi‟ tabi‟in.
Skripsi ini berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan
SKI (Seksi Kerohanian Islam) Di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun
Pelajaran 2019/2020 Penulis menyadari bahwa muatan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik penyusunan, penulisan maupun isinya. Hal tersebut di karenakan
keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis miliki. Oleh
karena itu, saran dan kritik untuk menuju perbaikan sangat penulis harapkan.
Dalam proses pembuatan skripsi ini, berbagai hambatan dan kesulitan
penulis hadapi, namun berkat Rahmat, taufik, dan hidayah Allah SWT, dan
berbagai dorongan, saran dan bimbingan dari semua pihak, akhirnya penulis
skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yeng telah membantu,
diantaranya: Dalam penulisan skripsi ini, banyak sekali jian dan cobaan yang
penulis hadapi. Namun berkat dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai
x
pihak sehinggga skripsi ini dapat tersusun dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak prof. Dr.H. Zakiyuddin Baindhawy, M. Ag.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag.
3. Ketua program Studi PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Asdiqoh, M. Si.
4. Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Siti Farikhah, M.Pd.
5. Dosen pembimbing skripsi, Ibu Siti Asdiqoh, M. Si.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan S1.
7. Semua pihak Madrasah Aliyah Negeri Salatiga yang telah memberikan ijin
penelitian dan memotivasi terselesainya skripsi ini, dan
8. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga dukungan dan bantuan yang telah di berikan kepada penulis
menjadi amal baik dan mendapat pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari
bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharap kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun agar
skripsi ini lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca
pada umumnya.
Salatiga, 22 November 2019
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR ................................................................... i
LEMBAR BERLOGO IAIN ....................................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ............................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ............................................ v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ....................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv
ABSTRAK .................................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 17
B. Fokus Penelitian .............................................................................. 21
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 21
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 22
1. Manfaat Teoritis ........................................................................ 22
2. Manfaat Praktis ......................................................................... 22
E. Penegasan Istilah ............................................................................. 23
F. Sistematika Penulisan ..................................................................... 25
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ................................................................................ 27
B. Kajian Pustaka ................................................................................. 47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 51
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 51
C. Sumber Data .................................................................................... 52
D. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 53
E. Analisis Data ................................................................................... 54
F. Pengecekan Keabsahan Data .......................................................... 56
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data ..................................................................................... 58
B. Sejarah Madrasah Aliyah Negeri Salatig .......................................... 58
1. Identitas Sekolah ......................................................................... 59
2. Dokumen dan perijinan ............................................................... 59
3. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Negeri Salatiga......................... 60
4. Tujuan Pendidikan ...................................................................... 61
5. Daftar Guru dan Tenaga Pendidik .............................................. 62
6. Prestasi Siswa .............................................................................. 65
7. Gambaran Informan .................................................................... 68
8. Data Hasil Penelitian ................................................................... 69
C. Analisis Data ..................................................................................... 79
xiii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................ 91
B. Saran................................................................................ 92
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 93
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Identitas Sekolah................................................................... 59
2. Tabel 4.2 Dokumen Dan Perijinan........................................................ 59
3. Tabel 4.3 Daftar Guru MAN Salatiga................................................... 62
4. Tabel 4.4 Daftar Pegawai MAN Salatiga.............................................. 65
5. Tabel 4.5 Daftar Prestasi Siswa............................................................ 65
6. Tabel 4.6 Daftar Informan.................................................................... 69
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Nota Pembimbing
2. Surat Ijin Penelitian
3. Surat Keterangan Penelitian
4. Daftar Nilai SKK
5. Lembar Konsultasi
6. Catatan Observasi
7. Pedoman Wawancara
8. Hasil Wawancara
9. Proker dan daftar pengurus SKI (Seksi Kerohanian Islam) MAN Salatiga
10. Tata tertib MAN Salatiga
11. Dokumentasi
12. Triangulasi Data
13. Daftar Riwayat Hidup
xvi
ABSTRAK
Aprilyanti, Siti. 2019. Implementasi Pendidikan Karater melalui kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun
pelajaran 2019-2020. Skripsi, Salatiga: Program Studi Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Dosen Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.
Kata Kunci: Implementasi, Pendidikan Karakter, Kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam)
Pendidikan karakter merupakan pondasi utama dalam pembentukan pribadi
manusia. Untuk merealisasikan pendidikan karakter dalam kehidupan, perlu
adanya suatu bimbingan yang dilakukan secara terus menerus, sehingga
menghasilkan pribadi yang baik. Adapun yang menjadi pokok permasalahannya
adalah 1. Bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun pelajaran
2019/2020. 2. Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan
karakter dalam kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah
Negeri Salatiga tahun pelajaran 2019/2020.
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan diskriptif. Subjek penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Waka
Kesiswaan, Guru BK, Pembina Rohis, Ketua Rohis dan Siswa. Pengumpulan data
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data
melalui reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan dicek keabsahan data
melalui triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Madrasah Aliyah Negeri Salatiga telah
menerapkan pendidikan karakter dalam kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam)
melalui pembiasaan dengan menerapkan nilai-nilai karakter, berikut yang menjadi
hasil analisis peneliti; 1. Implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga adalah dengan
menerapkan nilai-nilai karakter diantaranya religius, disiplin, tanggung jawab,
peduli sosial, peduli lingkungan, kreatif, rasa ingin tahu, bersahabat/komunikatif
dan budaya malu. 2. Faktor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan
karakter melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah
Negeri Salatiga ini terdapat dua hal, yaitu: faktor pendukung; berasal dari dalam
(intern) dan dari luar (ekstern). Faktor dari dalam (intern) yaitu kemauan dan
minat siswa untuk mengembangkan bakat, dengan kamauan dalam dirinya akan
mendorong rajin mengikuti kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) dengan rutin,
sedangkan faktor dari luar (ekstern) yaitu metode pelatihan dalam mengajar
sangat menarik dan tidak cepat membuat siswa bosan. faktor penghambat;
terbentur dengan kegiatan yang lain dan pengaruh teman sebaya.
xvii
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah proses pembentukan karakter yang tidak
pernah berhenti. Pendidikan merupakan sebuah proses budaya untuk membentuk
karakter guna meningkatkan harkat dan martabat manusia yang berlangsung
sepanjang hayat. Dalam Undang-Undang tentang sistem pendidikan nasional
nomor 20, tahun 2003, pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
untuk mengembangkan dan membentuk watak serta beradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Damayanti, 2014: 9).
Pendidikan karakter mulai mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk
segera diimplementasikan disekolah-sekolah sebagai program utama.
Kemendiknas telah mencanangkan visi penerapan pendidikan karakter pada tahun
2010-2014. Penerapan pendidikan karakter memerlukan pemahaman yang jelas
tentang konsep pembentukan karakter (character building) dan pendidikan
karakter itu sendiri. Tanpa pijakan konsep yang jelas dan pemahaman yang
komprehensif, visi ini bisa-bisa hanya sebatas retorika belaka (Majid, 2013: 4).
Rumusan tujuan pendidikan diatas merupakan landasan pengembangan
pendidikan karakter bangsa. Pendidikan karakter bangsa harus tetap selalu
18
diberikan kepada peserta didik agar memiliki landasan yang kuat dan selalu
mencerminkan sikap dan tindakan yang sesuai dengan karakter bangsa indonesia.
Tujuan pendidikan belumlah sepenuhnya tercapai. Ini terbukti dengan
adanya fenomena yang terjadi bahwa sikap dan tindakan peserta didik semakin
bergeser kearah yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.
Penyalahgunaan narkoba, perkelahian, seks bebas, budaya tidak tertib, tidak
disiplin, dan tindakan asusila yang lainnya. Ini mencerminkan bahwa belum
maksimalnya implementasi pendidikan karakter di sekolah.
Peningkatan kegiatan sekolah untuk melatih dan membekali peserta didik
akan pendidikan karakter perlu dimaksimalkan. Bentuk kegiatan bisa bermacam-
macam, salah satunya yaitu dengan kegiatan keagamaan. Harapannya adalah
dengan melaksanakan kegiatan keagamaan peserta didik akan dapat melatih dan
membiasakan sikap dan tindakan yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia,
yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat, cinta damai, gemar membaca, pantang menyerah, peduli lingkungan
dan peduli sesama.
Lingkungan sekolah menjadi tempat yang sentral dalam membentuk akhlak
dan menanamkan nilai-nilai karakter pada siswa. Sekolah bukan hanya sekedar
untuk menjadikan para siswanya intelektual kognitif saja tetapi hal yang paling
penting yaitu dengan menerapkan pendidikan karakter sebaik mungkin. Sehebat
apapun anak didik dalam bidang akademiknya bila tidak diimbangi dengan
19
pendidikan karakter maka bisa jadi kehebatan akademiknya tidak bisa
menggunakannya dengan baik pula.
Pendidikan yang membangun nilai-nilai moral atau karakter dikalangan
peserta didik harus selalu mendapatkan perhatian. Membangun karakter bangsa
membutuhkan waktu yang lama dan harus dilakukan secara berkesinambungan.
Pemerintah kita, yang diawali oleh kementerian pendidikan Nasional tidak henti-
hentinya melakukan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia,
namun belum semuanya berhasil, terutama menghasilkan insan Indonesia yang
berkarakter. Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan seperti diatas, para
peserta didik harus dibekali dengan pendidikan khusus yang membawa misi
pokok dalam pembinaan karakter/akhlak.
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga merupakan sekolah Negeri Islam di kota
Salatiga, peserta didik tidak hanya dibekali dengan ilmu umum namun juga ilmu
agama, pengetahuan Islam, dan ajaran Islam agar mencetak generasi yang Islami,
dengan di bentuknya kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) sebagai wadah
kegiatan keagamaan maka dapat mengetahui potensi, bakat dan kemampuan
dibidang keagamaan yang dimiliki siswa. SKI (Seksi Kerohanian Islam)
merupakan organisasi yang dibentuk untuk menanamkan nilai-nilai Islami dan
untuk membentuk karakter siswa.
Mengingat pentingnya pendidikan karakter pada siswa, pendidikan karakter
tersebut dapat diimplementasikan ke dalam kegiatan SKI (Seksi Kerohanian
Islam) yang ada disekolah, dengan demikian dapat diartikan sebagai upaya
membuat peserta didik dapat terus menerus mempelajari Agama Islam secara
20
menyeluruh yang mengakibatkan beberapa perubahan yang relatif tetap dalam
tingkah laku seseorang, baik dalam kognitif, afektif dan psikomotorik.
Implementasi pendidikan karakter tersimpul dalam karakter pribadi Rasulullah
Saw, di dalam Al-Qur‟an, Allah SWT berfirman :
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah. (QS Al Ahzab ayat 21)
Sesungguhnya Rasulullah adalah contoh serta teladan bagi umat manusia
yang mengajarkan serta menanamkan nilai-nilai karakter yang mulia kepada
umatnya. Sebaik-baik manusia adalah yang baik karakter atau akhlaknya dan
manusia yang sempurna adalah yang memiliki akhlakul karimah, karena ia
merupakan cerminan iman yang sempurna.
Penerapan pendidikan karakter melalui kegiatan-kegiatan keagamaan
disekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler SKI (Seksi Kerohanian Islam) dan
kegiatan pembiasaan keagamaan. SKI (Seksi Kerohanian Islam) merupakan
wadah organisasi ke-Islaman yang dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan
jenjang SMA berfungsi sebagai mediator penerapan mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI). Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan karakter,
Pendidikan Agama Islam (PAI) harus dijadikan tolak ukur dalam membentuk
watak dan pribadi peserta didik, serta membangun moral bangsa. Di antara
program kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) dan kegiatan pembiasaan
21
keagamaan adalah kajian Islam, bhakti sosial, gerakan salat Duha dan salat
berjamaah, baca tulis Al-Qur‟an, memberi salam dan berjabat tangan, serta
kegiatan-kegiatan yang lain.
Dari latar belakang masalah tersebut peneliti akan meneliti tentang
“IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN
SKI (SEKSI KEROHANIAN ISLAM) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan
beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun pelajaran
2019/2020?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat implementasi pendidikan
karakter dalam kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga tahun pelajaran 2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Dari pernyataan diatas, penulis menyampaikan tujuan dari penelitian,
diantaranya:
1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian Islam) Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun
pelajaran 2019/2020.
22
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi
pendidikan karakter dalam kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun pelajaran 2019/2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi para praktisi yang berkecimpung
di dunia pendidikan.
b. Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi pendidikan agama
Islam pada khususnya.
c. Sebagai masukan kepada pembina SKI untuk dijadikan bahan
pertimbangan dan perencanaan dalam pendidikan karakter pada
kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam).
2. Manfaat praktis
a. Dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara langsung
tentang pendidikan karakter dalam kegiatan SKI (Seksi Kerohanian
Islam).
b. Dapat menghantarkan siswa agar menjadi siswa yang lebih baik dan
berakhlak mulia serta mampu menghasilakan generasi yang
bermanfaat.
c. Sebagai bahan pertimbangan guna pendidikan karakter dalam kegiatan
SKI (Seksi Kerohanian Islam).
23
E. Penegasan Istilah
Penegasan istilah ini dimaksudkan untuk memperjelas kata-kata atau istilah
kunci yang terdapat pada judul: “IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER MELALUI KEGIATAN SKI (SEKSI KEROHANIAN
ISLAM) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2019/2020”.
1. Implementasi
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau
penerapan. Kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi,
tindakan, atau mekanisme suatu sistem (Nurdin, 2003: 70).
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan
dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai,
dan sikap (Mulyasa, 2002: 93).
Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa
implementasi merupakan penerapan sikap dan tindakan untuk mencapai
perubahan ke suatu tujuan tertentu.
2. Pendidikan karakter
Karakter menurut Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai watak,
tabiat, pembawaan, dan kebiasaan (Fadlillah, 2013: 20). Karakter
merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral,
yang diwujudkan dalam tindakan nyata melalui perilaku baik, jujur,
24
bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain, dan nilai-nilai karakter
mulia lainnya (Mulyasa, 2014: 3).
Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa implementasi pendidikan karakter merupakan suatu
tindakan sadar untuk memberikan penguatan dan pengembangan siswa
terhadap pola tingkah laku yang berlandaskan nilai-nilai karakter.
3. Ektrakurikuler SKI (Seksi Kerohanian Islam)
Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program
yang dilaksanakan di luar jam biasa agar memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa (Ocwania, 2015: 50).
SKI (Seksi Kerohanian Islam) sering disebut dengan istilah “Rohis”
merupakan suatu wadah keagamaan yang dikelola dan dikembangkan oleh
siswa serta pembina untuk menjalankan aktivitas dakwah di sekolah (Jurnal
Al-Thariqah Vol. 2, No. 1, 2017: 24).
Jadi yang dimaksud judul skipsi ini adalah penerapan pendidikan
karakter dalam kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam), sehingga dengan
pendidikan karakter tersebut siswa dapat menerapkan di dalam sekolah,
keluarga, lingkungan masyarakat dengan nilai-nilai tertentu. Dan Di
harapkan siswa setelah menyelesaikan pendidikannya dapat mengamalkan
ajaran-ajaran agama yang telah di dapatkan di bangku sekolah ke dalam
kehidupan sehari-harinya.
25
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga pokok pembahasan yang
merupakan rangkaian dari bab ke bab lainnya dan setiap bab terdiri dari beberapa
bab :
1. Bagian pertama
Pada bagian ini akan dimuat halaman sampul luar, lembar berlogo
IAIN, halaman sampul dalam, lembar persetujuan pembimbing, lembar
pengesahan kelulusan, halaman pernyataan keaslian penelitian, halaman
motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar
lampiran, abstrak
2. Bagian isi
Bagian inti skripsi terdiri dari lima bab, yaitu Pendahuluan, Landasa
Teori, Metode Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan, serta Penutup.
Rincian isi dari masing-masing bab diuraikan pada bahasan berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab pendahuluan menjelaskan secara umum tentang arah penelitian yang
dilakukan. Bagian ini mengurai tentang latar belakang penelitian, fokus
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,
sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang landasan teori dan kajian pustaka.
26
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber
data, prosedur pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan
data.
BAB IV : PAPARAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini berisi tentang paparan data dan analisis data.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang berkenaan dengan
penelitian.
3. Bagian akhir
Bagian akhir ini terdiri dari:
a. Daftar pustaka
b. Lampiran
c. Daftar riwayat hidup
27
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Kamus Bahasa Indonesia karakter diartikan sebagai
watak, tabiat, pembawaan, dan kebiasaan (Fadlillah, 2013: 20). Karakter
merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara
bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata melalui perilaku baik,
jujur, bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain, dan nilai-nilai
karakter mulia lainnya (Mulyasa, 2014: 3).
Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa pendidikan karakter merupakan suatu tindakan sadar
untuk memberikan penguatan dan pengembangan siswa terhadap pola
tingkah laku yang berlandaskan nilai-nilai karakter.
Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen: kesadaran,
pemahaman, kepedulian, dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut, baik terhadap Allah Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama, lingkungan, maupun masyarakat dan bangsa secara
keseluruhan, sehingga menjadi manusia sempurna sesuai dengan
kodratnya (Mulyasa, 2014: 7).
28
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai,
pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang
bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan
keputusan baik buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan
kebaikan itu dalam kehidupan sehar-hari dengan sepenuh hati (Samani,
2014: 45-46).
Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk akhlak
seseorang melalui pendidikan budi pekerti agar peserta didik mampu
berlaku benar, jujur, tanggung jawab dan sebagainya sesuai norma-norma
yang berlaku, serta menjadi insan kamil yang akan memberi manfaat bagi
dirinya dan orang lain.
Dalam Al-Qur‟an telah disebutkan bahwa, manusia diciptakan
dengan budi pekerti yang agung.
Artinya : Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung” (QS. AL-Qalam 68:4).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa, manusia pada dasarnya telah
diciptakan dengan karakter yang mulia. Karakter tersebut perlu
dibimbing dan dikembangkan melalui sebuah pendidikan yang terarah,
sehingga manusia mampu memposisikan dirinya sebagai makhluk yang
mulia. Pendidikan tersebut adalah pendidikan karakter.
29
2. Konsep Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter akhir-akhir ini semakin banyak diperbincangkan
di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Sikap dan perilaku masyarakat
dan bangsa Indonesia sekarang cenderung mengabaikan nilai-nilai luhur
yang sudah lama dijunjung tinggi dalam sikap dan perilaku sehari-hari.
Nilai-nilai karakter mulia, seperti kejujuran, kesantunan, kebersamaan,
dan religius, sedikit demi sedikit mulai terganti oleh budaya asing
sehingga nilai-nilai karakter tersebut tidak lagi dianggap penting.
Disisi lain sering kita menemukan orang yang memiliki sifat buruk,
dan sifat buruknya itu tidak bisa berubah walaupun ribuan nasihat dan
peringatan yang telah diberikan kepadanya. Seolah tidak ada seorang pun
di dunia ini yang mampu mempengaruhi dirinya. Apakah ini karakter
yang melekat kuat dan sulit untuk dirubah (Majid, 2013: 16).
Karakter merupakan ciri khas seseorang, dengan melihat ciri khas
tertentu pada seseorang tersebut maka hal itu yang dijadikan pengingat
bahwa orang itu memiliki karakter yang demikian. Pendidikan karakter
memiliki makna lebih tinggi daripada pendidikan moral, karena bukan
sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari
itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan tentang yang baik
sehingga siswa di didik menjadi paham, mampu merasakan, dan mau
melakukan yang baik.
30
Socrates berpendapat bahwa tujuan paling mendasar dari
pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi good and smart.
Dalam sejarah Islam, Rasulullah Muhammad Saw, sang nabi terakhir
dalam ajaran Islam, juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam
mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter
yang baik (Good character) (Majid, 2013: 30). Dalam pandangan Islam
tahapan-tahapan pengembangan dan pembentukan karakter dimulai
sedini mungkin. Hal tersebut dilakukan agar anak memiliki landasan
karakter yang baik dengan pembiasaan sejak kecil.
3. Tujuan Pendidikan Karakter di Sekolah
Tujuan pendidikan karakter adalah untuk mempersiapkan anak
mempunyai karakter yang baik, yang nantinya ketika anak dewasa akan
menjadi kebiasaan sehari-hari dalam bertingkah laku. Adapun tujuan
pendidikan karakter sebagai berikut : (Kesuma, dkk. 2012: 9)
a. Memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu
sehingga terwujud perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun
setelah sekolah. Penguatan dan pengembangan memiliki makna
bahwa pendidikan dalam setting sekolah bukanlah sekedar
dogmatisasi nilai kepada peserta didik, tetapi sebuah proses yang
membawa peserta didik untuk memahami dan merefleksi bagaimana
suatu nilai menjadi penting untuk diwujudkan dalam perilaku
keseharian manusia, termasuk bagi anak. Penguatan juga
mengarahkan pada proses pembiasaan yang disertai oleh logika dan
31
refleksi terhadap proses dan dampak dari proses pembiasaan yang
dilakukan oleh sekolah baik dalam setting kelas maupun sekolah.
Penguatan pun memiliki makna adanya hubungan antara penguatan
perilaku melalui pembiasaan disekolah dengan dirumah.
b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan
nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Tujuan ini memiliki
makna bahwa pendidikan karakter memiliki sasaran untuk meluruskan
berbagai perilaku anak yang negatif menjadi positif. Proses pelurusan
yang dimaknai sebagai pengoreksian perilaku dipahami sebagai proses
yang pedagogis dalam pengoreksian perilaku negatif diarahkan pada
pola pikir anak, kemudian dibarengi dengan keteladanan lingkungan
sekolah dan dirumah, dan proses pembiasaan berdasarkan tingkat dan
jenjang sekolahnya.
c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat
dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara
bersama. Tujuan ini memiliki makna bahwa proses pendidikan
karakter disekolah harus dihubungkan dengan proses pendidikan
keluarga.
Maka inti tujuan pendidikan karakter disekolah adalah memfasilitasi
peserta didik sehingga pihak sekolah dapat bersama-sama mengembangkan
pendidikan karakter yang sudah ada ke dalam diri siswa sehingga dapat di
terapkan tidak hanya disekolah namun sampai kebiasaan aktifitas sehari-
hari.
32
4. Fungsi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter memiliki fungsi yang sangat penting karena
dengan pendidikan karakter peserta didik dapat memahami mana yang
baik untuk ditiru dan mana yang ditinggalkan, adapun fungsi pendidikan
karakter sebagai berikut : (Fadlillah, 2013: 27-28)
a. Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi
Pada fungsi ini pendidikan karekter berfungsi untuk membentuk
dan mengembangkan potensi peserta didik supaya berpikiran baik,
berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup
Pancasila.
b. Fungsi perbaikan dan penguatan
Fungsi perbaikan dan penguatan dimaksudkan bahwa
pendidikan karakter berfungsi memperbaiki dan memperkuat peran
keluarga, satuan pendidikan, masyarakat dan pemerintah untuk ikut
berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi
warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju,
mandiri, dan sejahtera.
c. Fungsi penyaring
Fungsi penyaring maksudnya, pendidikan karaker tersebut
dimaksudkan untuk memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring
budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa yang bermartabat.
33
Dalam cakupan yang lebih luas, pendidikan sebenarnya tidak hanya
dimaknai sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik
dalam hal akademik saja. Pendidikan juga harus mampu mengembangkan
kepribadian anak dalam ranah sikap dan keterampilan.
Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar
kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan mencakup tiga hal paling mendasar
sebagai berikut : (Muslich, 2011: 69)
1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak
mulia termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan
kompetensi estetis.
2) kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya
intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) psikomotorik yang tercermin pada kemampuan mengembangkan
keterampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis.
5. Nilai-nilai karakter
Nilai-nilai pendidikan karakter dapat dimaknai oleh siapa saja
sesuai dengan pemahamannya. Hal ini disebabkan tidak ada konsep yang
baku dalam menentukan nilai-nilai pendidikan karakter. Adapaun nilai-
nilai pendidikan karakter sebagai berikut : (Fadlillah, 2013: 40-41)
a. Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama
lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
34
b. Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.
c. Toleransi, sikap tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
d. Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
e. Kerja keras, perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
f. Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
h. Demokratis, cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i. Rasa ingin tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajarinya.
j. Semangat kebangsaan, cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri
dan kelompoknya.
35
k. Cinta tanah air, cara berpikir, bertindak, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
l. Menghargai prestasi, sikap, dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang beguna bagi masyarakat, dan
mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.
m. Bersahabat atau komunikatif, tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
n. Cinta damai, sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
o. Gemar membaca, kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
p. Peduli lingkungan, sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi.
q. Peduli sosial, sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara
dan Tuhan Yang Maha Esa.
36
Berdasarkan nilai-nilai karakter diatas dapat disimpulkan bahwa, akan
sangat penting untuk diterapkan kepada peserta didik, agar generasi muda
yang akan datang dapat menjadi generasi yang berkarakter. Bukan hanya
dari akademis saja. Sehingga pendidikan karakter harus diterapkan sejak
dini oleh orang tua maupun guru disekolah.
Nilai-nilai pendidikan karakter di atas mempunyai kesamaan dengan
konsep keagamaan yang mengacu pada iman dan taqwa, sehingga semua
nilai-nilai tersebut masuk dalam ruang lingkup iman dan taqwa. Adapun
ruang lingkup iman dan taqwa sebagai berikut : (Wiyani, 2012: 33-35)
1) Menjaga hubungan dengan Allah
a) Melaksanakan ibadah wajib dan sunnah dengan tulus ikhlas dan sabar
b) Meninggalkan apa yang dilarang Allah (Islam)
c) Selalu ingin / zikir kepada Allah dimana berada
2) Menjaga hubungan dengan sesama manusia
a) Hidup bermanfaat bagi diri dan orang lain
b) Komit dan konsekuen pada kebenaran / keadilan
c) Memegang teguh amanah / janji
d) Tolong menolong
e) Mempererat silaturahmi
3) Hubungan dengan diri sendiri
a) Sabar pada ketentuan, ujian Allah
b) Meningkatkan ilmu
c) Berusaha dan berdoa
37
d) Berani kompetitif dan ingin maju
e) Memilih makanan yang bergizi dan halal
f) Pandai berterima kasih dan bersyukur
4) Hubungan dengan lingkungan hidup
a) Dapat memanfaatkan alam dengan baik dan benar.
b) Tidak merusak alam / lingkungan, karena dapat membahayakan
kelangsungan hidup makhluk dan manusia.
6. Strategi Pendidikan Karakter
Strategi pendidikan karakter dalam diri setiap siswa terdapat tiga
tahapan strategi yang harus di lalui, tahapan strategi sebagai berikut :
(Majid, 2013: 112)
a. Moral Knowing / Learning to Know
Langkah pertama dalam pendidikan karakter. Dalam tahapan ini
tujuan di orientasikan pada penugasan pengetahuan tentang nilai-nilai.
Siswa harus mampu :
1) Membedakan nilai-nilai akhlak mulia dan akhlak tercela serta
nilai-nilai universal.
2) Memahami secara logis dan rasional (bukan secara dogmatis dan
doktriner) pentingnya akhlak mulia dan bahaya akhlak tercela
dalam kehidupan.
3) Mengenal sosok Nabi Muhammad Saw. Sebagai figur teladan
akhlak mulia melalui hadits-hadits dan sunahnya.
38
b. Moral Loving / Moral feeling
Tahapan ini di maksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta dan
rasa butuh terhadap nilai-nilai akhlak mulia. Dalam tahapan ini yang
menjadi sasaran guru adalah dimensi emosional siswa, hati, atau jiwa
bukan lagi akal, rasio, dan logika. Guru menyentuh emosi siswa
sehingga tumbuh kesadaran, keinginan dan kubutuhan sehingga siswa
mampu berkata kepada dirinya sendiri, “iya, saya harus seperti itu...”
atau “saya perlu mempraktikkan akhlak ini...” untuk mencapai
tahapan ini guru bisa memasukinya dengan kisah-kisah yang
menyentuh hati, modelling, atau kontemplasi. Melalui tahap ini siswa
di harapkan mampu menilai dirinya sendiri (muhasabah), semakin
tahu kekurangan-kekurangannya.
c. Moral Doing / Learning to do
Merupakan puncak keberhasilan pembelajaran akhlak, siswa
mempraktikkan nilai-nilai akhlak mulia dalam perilaku sehari-hari.
Siswa menjadi semakin sopan, ramah, hormat, penyayang, jujur,
disiplin, cinta kasih dan sayang, adil serta murah hati dan seterusnya.
Contoh atau teladan guru yang paling baik dalam menanamkan nilai.
Siapa kita dan apa yang kita berikan. Tindakan selanjutnya adalah
pembiasaan dan pemotivasian.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa sekurang-
kurangnya seorang guru harus mempunyai tiga kompetensi. Pertama,
39
kompetensi pengetahuan, kedua, kompetensi sikap / nilai dan ketiga
kompetensi ketrampilan / tindakan.
7. Metode-Metode Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter yang di berikan kepada anak, harus mengacu
pada metode yang menyenangkan yang dapat membuat anak tertarik
untuk mengikuti pembelajaran yang di ajarkan pendidik. Pendidik harus
mampu mengembangkan metode yang di terapkan kepada anak dalam
mendidik karakternya. Metode yang dapat di terapkan dalam
mengembangkan karakter anak sebagai berikut : (Sani, 2016: 23)
a. Menunjukkan teladan yang baik dalam berperilaku dan membimbing
anak untuk berperilaku sesuai teladan yang ditunjukkan.
b. Membiasakan anak untuk melakukan tindakan yang baik. Misalnya
menghormati orang tua, berperilaku jujur, pantang menyerah,
berlaku sportif, memberikan perhatian, menolong orang lain, dan
berempati.
c. Berdiskusi atau mengajak anak memikirkan tindakan yang baik,
kemudian mendorong mereka untuk berbuat baik.
d. Bercerita dan mengambil hikmah dari sebuah cerita. Metode ini
cocok di terapkan kepada anak yang masih kecil karena senang
mendengarkan cerita.
Berdasarkan metode tersebut maka sangat efektif jika metode-
metode tersebut di terapkan kepada peserta didik dalam pembentukan
karakter.
40
8. Pengertian SKI (Seksi Kerohanian Islam)
Kerohanian Islam berasal dari kata dasar “Rohani” yang mendapat
awalan ke- dan akhiran -an yang berarti hal-hal tentang rohani. Dan
“Islam” adalah mengikrarkan dengan lidah dan membenarkan dengan
hati serta mengerjakan dengan sempurna oleh anggota tubuh dan
menyerahkan diri kepada Allah SWT dalam segala ketetapan-Nya dan
dengan segala qadha dan qadar-Nya (Jurnal Al-Thariqah Vol. 2, No. 1,
2017: 25-26).
Jadi SKI (Seksi Kerohanian Islam) merupakan suatu wadah
keagamaan dengan kegiatan pendidikan, pembinaan, dan pengembangan
potensi peserta didik muslim agar menjadi insan yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan demokratis serta bertanggung jawab
sebagai warga negara Indonesia.
9. Tujuan Kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam)
Kegiatan memiliki tujuan yang jelas, seperti halnya bimbingan SKI
(Seksi Kerohanian Islam) sebagai suatu ilmu memiliki tujuan, Secara
singkat tujuan dirumuskan sebagai berikut : (Adz-dzaky, 2002: 18)
1) Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia
seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di
akhirat.
2) Memberikan pertolongan kepada setiap individu agar sehat
jasmani dan rohani.
41
3) Meningkatkan kualitas keimanan, ke Islaman, dan ketauhidan
dalam kehidupan sehari-hari yang nyata.
4) Mengantarkan individu mengenal, mencintai dzat yang maha
suci yaitu Allah SWT.
5) Membantu individu agar terhindar dari masalah.
6) Membantu individu menghadapi masalah yang sedang di
hadapinya.
7) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi
dan kondisi yang baik, sehingga tidak akan terjadi sumber
masalah bagi dirinya dan orang lain.
Berdasarkan uraian di atas tujuan SKI (Seksi Kerohanian Islam)
untuk memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan, pembinaan
sikap, dan nilai serta kepribadian yang pada akhirnya bermuara pada
penerapan akhlak mulia.
10. Jenis Kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam)
Kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) merupakan lembaga
dakwah Islam di sekolah, secara kelembagaan yang dilakukan SKI
(Seksi Kerohanian Islam) adalah dakwah aktual, yaitu terlibatnya SKI
(Seksi Kerohanian Islam) secara langsung dengan objek dakwah
melakukan kegiatan-kegiatan bersifat sosial keagamaan. Dakwah di
sekolah dibagi menjadi dua macam yakni bersifat ammah (umum) dan
bersifat khashah (khusus), dakwah ammah adalah dakwah yang
dilakukan secara umum, yakni proses penyebaran fitrah Islamiyah
42
dalam rangka menarik simpati, dan meraih dukungan dari lingkungan
sekolah, kegiatan dakwah ammah (umum) sebagai berikut :
(Widiyantoro, 2003: 45-49)
a. Penyambutan Siswa Baru
Progam ini khusus diadakan untuk menyambut adik-adik
yang menjadi siswa baru, target progam ini adalah mengenalkan
siswa baru dengan berbagai kegiata dakwah sekolah para pengurus
dan alumninya.
b. Penyuluhan Problem Remaja
Program penyuluhan problem remaja seperti narkoba,
tawuran, dan seks bebas program seperti ini menarik minat para
siswa karena permasalahan seperti ini sangat dekat dengan
kehidupan mereka dan dapat memenuhi rasa ingin tahu mereka
secara positif.
c. Studi Dasar Islam
Studi dasar Islam adalah program kajian dasar Islam yang
materinya antara lain akidah, makna shahadatain, mengenal Allah,
mengenal Rasul, mengenal Islam, dan mengenal Al-Qur‟an,
peranan pemuda dalam mengemban risalah, ukhuwah urgensi
tarbiyah Islamiyah dan lain sebagainnya.
d. Perlombaan
Program perlombaan yang biasanya diikutkan dalam program
utama PHBI merupakan wahana menjaring bakat dan minat para
43
siswa di bidang keagamaan, ajang perkenalan (ta’aruf), silaturahmi
antar kelas yang berbeda, dan syiar Islam.
e. Majalah Dinding
Majalah dinding memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai
wahana informasi ke Islaman dan pusat informasi kegiatan Islam,
baik internal maupun eksternal sekolah.
f. Kursus Membaca Al-Qur‟an.
Program ini dapat dilaksanakan melalui kerjasama dengan
pihak guru agama Islam di sekolah, sehingga mereka turut
mendukung dan menjadikannya sebagai bagian dari penilaian mata
pelajaran agama Islam.
Sedangkan Dakwah khusus adalah proses pembinaan dalam rangka
pembentukan kader-kader dakwah di lingkungan sekolah, bersifat selektif,
terbatas dan lebih berorientasi pada proses pengkaderan dan pembentukan
kepribadian, objek dakwah ini memiliki karakter yang khusus, harus
diperoleh melalui proses pemilihan dan penyeleksian. Dakwah khashah
(khusus) sebagai berikut : (Widiyantoro, 2003: 35-36)
1) Mabit (bermalam)
Mabit yaitu bermalam bersama, diawali dari magrib atau isya‟
dan di akhiri sholat subuh.
2) Mujaadalah (diskusi atau bedah buku)
Diskusi atau bedah buku ini merupakan kegiatan yang
bernuansa pemikiran dan wawasan kegiatan ini bertujuan untuk
44
mempertajam pemahaman, memperluas wawasan serta meluruskan
pemahaman peserta tarbiah.
3) Daurah (pelatihan)
Daurah (pelatihan) merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
untuk memberikan pelatihan kepada siswa, misalnya daurah Al-
Qur‟an bertujuan membenarkan bacaan Al-Qur‟an, daurah bahasa
arab bertujuan untuk penguasaan bahasa arab, dan sebagainya.
4) Penugasan.
Penugasan yaitu bentuk tugas mandiri yang diberikan kepada
peserta halaqoh, penugasan tersebut dapat berupa hafalan Al-Qur‟an,
hadist, atau penugasan dakwah.
11. Materi Kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di Sekolah
Dalam pengelolaan materi untuk objek dakwah sekolah dengan
karakter dan dunia remajanya, penyampaian materi pada masa ini
sebaiknya meremaja, tidak kaku, ilustrasi menarik sesuai dengan dunia
remaja, banyak cerita, dan kalau perlu dikasih humor. Oleh karena itu,
seorang pemateri harus membekali dirinya dengan bekal-bekal dan
kemampuan pengelolaan forum untuk menjamin kesuksesan
programnya, proses pengkaderan hendaknya memiliki kurikulum yang
rapi dan sistematis, pada dasarnya, pengajaran yang disampaikan
hendaknya mengarah kepada pemahaman Islam yang syamil (mencakup
segala sesuatu), kaamil (sempurna), mutakaamil (integral).
45
Keseluruhan materi yang disampaikan terangkum kedalam empat
kelompok bidang studi sebagai berikut : (Widiyantoro, 2003: 36)
a. Dasar-dasar ke Islaman : yang mencakup Al-Qur‟an, hadist, akidah
akhlak, dan fiqih.
b. Pengembangan diri : mencakup manajemen organisasi, belajar
mandiri, metodologi berfikir, bahasa arab, kesehatan dan kekuatan
fisik, kependidikan dan keguruan.
c. Dakwah dan pemikiran Islam : mencakup fiqih dakwah, sejarah
peradapan Islam, dunia Islam kontemporer, pemikiran dan gerakan
Islam, sosial kemasyarakatan; mencakup sistem ekonomi, sosial,
seni, budaya, iptek dan lingkungan.
12. Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan
Kegiatan ekstra yang diselenggarakan di sekolah perlu adanya
perencanaan maupun penjadwalan, sebelum melaksanakan kegiatan
ekstra keagamaan hendaknya memperhatikan langkah-langkah sebagai
berikut : (Usman, 1993: 22)
a. Kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan kepada siswa secara
perorangan atau kelompok ditetapkan oleh sekolah berdasarkan
minat siswa dan tersedianya fasilitas yang diperlukan serta adanya
guru atau petugas yang membimbing kegiatan tersebut. Siswa yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan minat masing-
masing akan lebih berhasil dibandingkan dengan siswa yang
terpaksa atau tidak sesuai dengan keinginan mereka.
46
b. Kegiatan yang direncanakan untuk siswa hendaknya memperhatikan
keselamatan dan kemampuan siswa serta kondisi sosial dan budaya
setempat. Sebelum melaksanakan kegiatan pembimbing harus
memperhatikan kemampuan siswa karena dengan begitu akan
membuat siswa merasa senang melakukan kegiatan yang diberikan
dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
c. Penyusunan rencana program yang meliputi pembiayaan, jadwal,
dan administrasi dengan melibatkan kepala sekolah, pelatih kegiatan
ekstra yang ditentukan.
d. Menetapkan waktu pelaksanaan, objek kegiatan serta kondisi
lingkungannya. Dengan menetapkan waktu pelaksanaan objek
kegiatan serta kondisi lingkungannya dimaksudkan agar siswa
mengetahui jenis-jenis kegiatan apa yang dilakukan sesuai dengan
bakat dan minatnya serta di dukung dengan kondisi lingkungan yang
baik sehingga mengetahui waktu pelaksanaannya dan tidak berbentur
dengan kegiatan lain.
e. Mengevaluasi hasil-hasil kegiatan siswa, setelah melakukan kegiatan
pembimbing diharapkan mengevaluasi kegiatan siswa karena dengan
mengevaluasi akan diketahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki
siswa dari hasil kegiatan itu.
Jadi kegiatan membutuhkan perencanaan awal yang baik, dengan
adanya perencanaan maka dapat dilakukan evaluasi untuk mengumpulkan
data dan informasi mengenai tingkat keberhasilan yang dicapai siswa.
47
B. Kajian Pustaka (kajian penelitian terdahulu)
Setelah penulis membaca dan mengamati beberapa skripsi yang ada,
penulis menemukan beberapa skripsi yang relevan dengan penelitian ini. Akan
tetapi, terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis.
Diantaranya yaitu:
1. Skripsi yang ditulis oleh saudara dari Endro Adi Wibowo, Tahun 2017
berjudul ”Implementasi Pendidikan Karakter pada Ekstrakurikuler
Hizbul Wathan Studi Kasus di SMK Muhammadiyah Suruh”.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) bentuk-bentuk pendidikan
karakter di Hizbul Wathan melalui kegiatan mingguan dan tahunan.
Program mingguan mengajarkan materi-materi tentang pengetahuan
umum, keIslaman, dan keterampilan kepanduan. Program Tahunan
yaitu kemah bakti yang diikuti oleh seluruh siswa-siswi kelas X SMK
Muhammadiyah Suruh, pengurus Hizbul Wathan SMK
Muhammadiyah Suruh serta didampingi oleh pembina. (2) Strategi
implementasi pendidikan karakter yang dilakukan Hizbul Wathan
dengan kegiatan kemah bakti yang dipimpin dan dilatih langsung oleh
TNI AD di Barak TNI AD, pendidikan karakter yang diajarkan oleh
TNI AD yaitu tentang kedisiplinan, ketegasan, kerjasama, ketaqwaan,
dan bakti sosial.
Persmaan skrispsi yang ditulis oleh saudara Endro Adi Wibowo
mempunyai kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yakni dalam pembahasan yang di bahas masih meliputi pendidikan
48
karakter. Perbedan penelitian yang dilakukan Endro Adi Wibowo yang
dibahas meliputi bagaimana bentuk-bentuk pendidikan karakter yang
ada di ekstrakurikuler Hizbul Wathan dan bentuk pendidikan karakter
yang bersifat umum. Sedangkan peneliti, memfokuskan penelitiannya
kedalam implementasi dan faktor pendukung dan penghambat kegiatan
kerohanian Islam (SKI).
2. Skripsi yang ditulis oleh saudara Nur Hidayati, Tahun 2017, berjudul
“Implementasi pendidikan Karakter Siswa Di SMP Islam Al Azhar 18
Kota Salatiga Tahun 2017”.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Konsep pendidikan karakter
yang dikembangkan di SMP Islam Al-Azhar 18 Kota Salatiga adalah
berkonsep kepada nilai dan ajaran agama Islam, unggah-ungguh dan
budaya Jawa, visi dan misi sekolah, serta tata tertib sekolah; (2)
Implementasi pendidikan karakter siswa di SMP Islam Al-Azhar 18
Kota Salatiga dilaksanakan oleh siswa dan semua warga sekolah
termasuk kepala sekolah dan guru dengan cara mengimplementasikan
pendidikan karakter ke dalam kegiatan belajar mengajar dan
implementasi pendidikan karakter dalam pengembangan budaya
sekolah dan pusat kegiatan belajar (pembiasaan rutin, kegiatan
spontan, keteladanan, pengkondisian, kegiatan ekstrakurikuler,
kegiatan keseharian di rumah dan masyarakat, dan sistem reward and
punishment) serta implementasi pendidikan karakter berbasis fikiran;
(3) fakor pendukung implementasi pendidikan karakter di SMP Islam
49
Al-Azhar 18 Kota Salatiga terbagi menjadi dua, yaitu faktor intern
(keadaan siswa itu sendiri) dan faktor ekstern (visi dan misi sekolah,
kekuatan dari guru dan dukungan seluruh stakeholders, kegiatan yang
sudah terprogram dan budaya sekolah, prinsip kebersamaan antar
warga sekolah, jumlah siswa yang tidak terlalu banyak sehingga
mudah untuk mengontrol, sarana dan prasarana serta fasilitas yang
baik, dan lingkungan yang kondusif); (4) faktor penghambatnya juga
dapat digolongkan menjadi dua, faktor intern (kondisi siswa itu sendiri
dan perbedaan karakter pada masing-masing siswa) dan faktor ekstern
(perbedaan kebudayaan antara sekolah dengan rumah, kurangnya
waktu pengawasan ketika siswa di luar sekolah, lingkungan bergaul,
dan media sosial).
Penelitian yang dilakukan Nur Hidayati mempunyai kesamaan
dengan penelitian yang dilakukan, pembahasan yang di bahas masih
meliputi Implementasi pendidikan karakter. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu terletak pada jenis
kegiatan Kerohanian Islam (SKI).
3. Skripsi yang ditulis oleh saudara Asifah Ocwania, Tahun 2015
berjudul “Pembinaan Kepribadian Islam Siswa Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler Keagamaan Baca Tulis Al-Qur’an di Madrasah
Tsanawiyah Pagu Kediri”.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) perencanaan pembinaan
kepribadian Islam siswa dimulai ketika kepala sekolah dan warga
50
lainnya melihat kondisi kepribadian siswa yang kurang baik, terlebih
lagi basic sekolah mereka adalah madrasah, akhirnya direncanakanlah
pembinaan kepribadian Islam siswa, agar para siswa lebih baik tingkah
lakunya. (2) Pelaksanaan pembinaan kepribadian siswa inidilakukan
sebelum kegiatan BTQ dimulai yaitu dengan memberikan siraman
rohani atau nasehat-nasehat kemudian dengan keteladanan dan yang
terahir dengan pembiasaan, hal ini dilakukan agar agar para siswa
terbiasa melakukan hal-hal positif dan bertahap menghilangkan
sesuatu hal yang buruk.
Persamaan skripsi yang ditulis oleh sudara Asifah Ocwania ini
dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu terletak pada jenis
kegiatannya. Implementasi Pendidikan Karakter yang penulis teliti
diambil dari kegiatan Kerohanian Islam (SKI).
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian diskriptif kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok (Sukmadinata, 2008: 60).
Penelitian ini mencari data tentang implementasi pendidikan karakter
siswa melalui kegiatan SKI (Seksi Rohani Islam) di Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga. Data yang diperoleh dari hasil wawancara berupa kata-kata tertulis
dan lisan yang kemudian dijadikan deskriptif. Sehingga hasil yang diperoleh
dapat dijadikan karya ilmiah sebagaimana jenis penelitian yang digunakan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Jl.
KH Wahid Hasyim No. 12, Sidorejo Lor, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan selesai.
C. Kehadiran Peneliti
Peneliti melakukan penelitian secara langsung di Madrasah Aliyah
Negeri Salatiga yang bertindak sebagai pengumpul data-data dan sebagai
instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data dilapangan. Peneliti
52
melakukan pengamatan dengan keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif
dengan informan dan atau sumber data lainnya sehingga memperoleh data
yang detail.
D. Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data primer
maupun data sekunder, yaitu :
1. Data primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2016: 62). Hal ini tercermin
dengan adanya kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari pengamatan
lapangan dengan mengamati atau mewawancarai.
Data primer yang akan didapati oleh peneliti diantaranya
bersumber dari: kepala sekolah, waka kesiswaan, guru BK, guru pembina
SKI, ketua kegiatan SKI, dan siswa Madrasah Aliyah Negeri Salatiga.
2. Data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau
lewat dokumen (Sugiyono, 2016: 62). Sumber yang menjadi data
sekunder antara lain : sumber buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen
pribadi dan resmi dan yang lainnya.
53
E. Prosedur Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau
tanpa menggunakan pedoman wawancara (Ardianto, 2014: 163).
Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi dari
narasumber yang akurat. Hal tersebut akan memudahkan peneliti dalam
mendapatkan data secara valid dan objektif serta tidak adanya keraguan.
Dalam hal ini peneliti langsung mewawancarai langsung kepada pihak
narasumber diantaranya, kepala sekolah, waka kesiswaan, guru BK, guru
pembina SKI, ketua kegiatan SKI, dan siswa Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga yang menjadi objek wawancara. Untuk mendapatkan informasi
secara langsung dengan mengajukan pertanyaan dan dengan tujuan agar
narasumber memberikan pendapat atau jawaban tentang pendidikan
karakter yang ada di sekolah tersebut.
2. Observasi
Observasi (pengamatan) adalah penelitian yang bertujuan untuk
dapat memperoleh data dengan mempelajarinya dan memahami tingkah
laku secara langsung (Hikmawati, 2017: 80). Metode ini digunakan untuk
mencari data dan informasi tentang implementasi pendidikan karakter
pada kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga.
54
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah satu teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data
historis. Sebagian besar data yang tersedia berbentuk surat, catatan
harian, kenang-kenangan, dan laporan. Sifat utama dari bentuk data-data
tersebut tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang
kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang lalu. Kumpulan data
bentuk tulisan ini disebut dokumen seperti artefak, foto, tape, mikro film,
CD, dan hardisk (Ardianto 2014: 167).
Metode ini digunakan untuk dijadikan bukti bahwa peneliti benar-
benar melakukan penelitian disekolah tersebut dan tanpa rekayasa.
Dokumentasi dalam penelitian ini diperlukan untuk mengumpulkan data-
data yang diperoleh di lapangan. Data tersebut berupa dokumen foto dan
catatan tertulis dari pihak sekolah tersebut.
F. Analisis Data
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat
dikelola, mencari dan menemukan pola, menempatkan apa yang penting dan
apa yang mempelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain (Moleong, 2009: 248).
55
Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan di lapangan adalah :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh
bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat
dipercaya. Untuk memperoleh data tersebut, dalam penelitian dapat
digunakan berbagai macam metode diantaranya dengan observasi,
wawancara, dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan sesuai masalah yang dihadapi (Sudaryono, dkk. 2013: 29). Data
yang diperoleh peneliti merupakan data-data yang masih mentah yang
harus diolah kembali, dengan di analisis atau di simpulkan, sehingga data
tersebut dapat diambil keputusan.
2. Reduksi data
Data yang sudah banyak dikumpulkan, dan setelah dibaca, dipelajari,
dan ditelaah, maka langkah pertama ialah mengadakan reduksi data yaitu
merangkum memilah hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya (Sugiono, 2016:
92).
3. Penyajian data
Penyajian data disini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan
56
tindakan (Matthew dan Miles, 1992: 17). Penyajian data dimaksudkan agar
data dapat diorganisir secara mudah.
4. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah teman baru yang
sebelumnya belum pernah ada (Sugiyono, 2009: 253). Dari hasil
pengumpulan data kemudian direduksi dan diverifikasi. Kesimpulan yang
diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk mencari kesimpulan
akhir. Dari kesimpulan yang ada peneliti menggunakan kata-katanya
sendiri atau analisis dalam menarik kesimpulan.
G. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data dilaksanakan untuk membuktikan
kebenaran temuan hasil penelitian dengan kenyataan di lapangan. Adapun
cara untuk mengecek keabsahan data yaitu dengan perpanjangan pengamatan,
meningkatkan ketekunan, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan
bahan referensi dan mengadakan member chek. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada (Sugiono, 2016: 83). Triangulasi dapat dilakukan dengan
teknik yang berbeda yaitu wawancara, observasi, dan dokumen (Nasution,
2003: 15). Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data
juga dilakukan untuk memperkaya data.
57
Teknik triangulasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi dengan sumber. Triangulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif.
Triangulasi dengan sumber dapat dilakukan dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakanya secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berbeda, orang pemerintah.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan (Moleong, 2009: 330).
58
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Sejarah Madrasah Aliyah Negeri Salatiga
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga merupakan sekolah yang berasal
dari Pendidikan Guru Agama, kemudian pada tahun 1990 berdasarkan
keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 64/1990 berubah status
menjadi MAN SALATIGA. Berdiri di wilayah Salatiga dengan luas tanah
2.882 m2 Hak milik No.49, dengan luas bangunan 5.133 m2 di jalan K.H.
Wahid Hasyim No. 12 Telp. (0298) 323031.
Sebagai lembaga pendidikan formal yang berciri khas Islam di
samping membuka jurusan IPA, IPS dan bahasa juga muatan lokal
otomotif, tata busana dan komputer.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan sekolah
umum, pihak manajemen MAN SALATIGA harus menciptakan program
pendidikan dengan bertujuan meningkatkan pelayanan kepada pihak
stakeholders.
Sesuai dengan penerapan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, MAN SALATIGA sebagai lembaga pendidikan formal
berkomitmen menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai
pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan membentuk sumber manusia
yang unggul, berdaya, sekaligus mandiri dan berwawasan ke depan.
59
Tentunya didukung dengan Akreditasi Sekolah yang dilaksanakan oleh
BAN SM. MAN SALATIGA pada tanggal 11 November 2009 telah
ditetapkan oleh BAN SM sebagai sekolah / madrasah yang Terakreditasi A
dengan nilai 92,63. Semoga MAN Salatiga terus maju dan berkembang.
2. Identitas Sekolah
Tabel 4.1. Tabel Identitas Sekolah
Nama : MAN SALATIGA
NPSN : 20363035
Alamat : JL. KH. WAHID HASYIM 12
sidorejo
Desa/Kelurahan : Siderejo Lor
Kecamatan/Kota (LN) : Kec. Sidorejo
Kab.-Kota/Negara (LN) : Kota Salatiga
Provinsi/Luar Negeri (LN) : Prov. Jawa Tengah
Status Sekolah : Negeri
Jenjang Pendidikan : MA
3. Dokumen Dan Perijinan
Tabel 4.2. Tabel Dokumen dan perijinan
Naungan : Kementerian Agama
No. SK. Pendirian : KMA NOMOR 64 TAHUN 1990
Tanggal SK. Pendirian : 1990-04-25
File SK Operasional : 60520-137607496-116507727.pdf
Akreditasi : A
No. SK. Akreditasi : 220/BAP-SM/X/2016
Tanggal SK. Akreditasi : 16-10-2016
60
4. Visi dan Misi MAN Salatiga
a. Visi
Visi dari Madrasah Aliyah Negeri Salatiga yaitu:
“Unggul dalam pestasi, berakhlaqul karimah dan terampil”
b. Misi
Misi dari Madrasah Aliyah Negeri Salatiga yaitu:
1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas sehingga setiap
peserta didik berkembang secara optimal sesuai potensi dalam
pencapaian prestasi akademik dan non akademik yang dilakukan
dengan sifat religius, jujur, peduli, dan disiplin.
2) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari ilmu
agama, ilmu pengetahuan umum dan teknologi dengan menciptakan
lingkungan yang islami di madrasah yang dilakukan dengan sifat
religius, jujur, peduli, dan disiplin.
3) Menumbuhkembangkan akhlaqul karimah pada seluruh warga
madrasah yang dilakukan dengan sifat religius, jujur, peduli, dan
disiplin.
4) Menyelenggarakan pembinaan pengembangan diri dan pelatihan
keterampilan untuk menumbuh kembangkan minat, bakat dan
keterampilan peserta didik yang dilakukan dengan religius, jujur,
peduli, dan disiplin.
61
5. Tujuan Pendidikan
Sebagai sekolah yang berwawasan keunggulan MAN Salatiga bertujuan:
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT,
tercermin dalam akhlakul karimah di madrasah dan di masyarakat.
b. Meningkatkan skor rata-rata pencapaian nilai (GSA = Gain Score
Achievment) semua mata pelajaran 0,1 dari KKM rata-rata 70
menjadi 75 untuk mata pelajaran agama dan akhlak mulia, dan 60
menjadi 65 untuk mapel yang lain.
c. Meningkatkan kelulusan peserta didik kelas XII dalam ujian nasional
menjadi 96 %.
d. Meraih posisi minimal 3 besar dalam setiap even yang diikuti baik
tingkat kota maupun tingkat Jawa Tengah, baik bidang olah raga
dan kesehatan, lomba bidang studi, olimpiade, dan seni.
e. 90 % peserta didik mentaati tata tertib sekolah.
f. Peserta didik menguasai ketrampilan otomotif dan atau tata busana.
62
6. Daftar Guru / Tenaga Pendidik
Tabel 4.3 Daftar Guru MAN Salatiga
No Nama Guru Mapel
1. Handono, S.Ag,M.Ag Kepala Madrasah
2. Dra.Sri Avrianita Budiani Bahasa Indonesia
3. Dra.Hj.Fathonah Fiqih
4. Drs. H. Fahrurozi Fisika
5. Drs. M. Arief Ganifianto Penjasorkes
6. Dra. Nur Nazilah PPKn
7. Dra. Hartatik Sri W. BK
8. Dra. Hj. Anis Rosiqoh Ekonomi
9. Hj. Hanifah, S.Pd. Bhs.Inggris
10. Dra. Sumiyarti Kimia
11. Drs. H. Hadi Mulyanto, M. Si Kimia
12. Drs. Afifudin BK
13. Dra. Umi Hamimah Aqidah Akhlak
14. Aris Handono W., S.Pd. Matematika
15. Dra. Hj. Tri Jatiyah Matematika
16. Hj. Siti Mudrikah, S.Pd. Bhs.Inggris
17. Dra. Hj. Siti Baroroh, M.Pd Geografi
18. H.M. Shidiq Purnomo, S.Pd Biologi
19. Sukarman, S.Pd Sosiologi
20. M. Waston Alhikami, S.Pd. M.Pd Bhs. Inggris
21. Drs. Djoko Sugiyanto Sejarah
22. Hj. Nurul Jazimah, S.Ag. M.PdI Bhs. Inggris
23. Agus Kirno, S.Pd Bahasa Indonesia
24. Nur Ichsan S.Pd, M.Pd Matematika
25. Alfiah Dyah E., S.Ag, M.Pd Bahasa Arab
63
Lanjutan Tabel
No Nama Guru Mapel
26. Ameliasari T. Kesuma, SE Ekonomi
27. Drs. Kastomo Matematika
28. Siti Maesaroh, S.Ag Bahasa Arab
29. Juminah, S.Pd Ekonomi
30. Farhan Budi Sutrisno, S.Pd Sosiologi
31. Nur Hidayati, S.Pd PPKn
32. Sofiana Rosidah, S.Pd BK
33. Agus Sofyan H., S.Pd. Bahasa Indonesia
34. Nurjadid, S.Pd.I M.Si Bahasa Inggris
35. Drs. Tulusmono, S.Pd. M.Si Matematika/Bahasa
Jawa
36. Desy Arsianti, S.Pd. MA Bahasa Indonesia
37. Maftukhatul Karim, S.Si Biologi
38. Misbakhul Munir, S.Ag. Bahasa Arab
39. Irfiah Firoroh, S.Pd, M.Si Biologi
40. Nining Sri Rejeki, S.Pd Seni Budaya
41. H. Muh Kholil, M.Sc Fisika
42. Jamaluddin, S.Ag Aqidah Akhlak
43. Sudaryo, S.Pd Kimia
44. Imam Fauzi, S.Ag. Bahasa Arab
45. Tri Makno, S.Ag Fiqih
46. Umi Sulistyarini, S.Pd Ekonomi
47. Ulvi Choirotun, S.Pd Ekonomi
48. Siti Fatimah, S.Ag Al-Qur‟an Hadist
49 Mukti Sri Rahayu, S.P Prakarya
50. Sriyanto, S.Ag SKI/Fiqih
64
Lanjutan Tabel
No Nama Guru Mapel
51. Makmun Anshori, S.Pd Geografi
52. Ilham Hamid Alhakim., S.Ag Prakarya/BP TIK
53. Khoirul Mustakhim, S.Pd Penjasorkes
54. Kurnia Bangkit Setiawan, S.Pd.Jas Penjasorkes
55. Uci Artia, S.Pd Matemtika
56. Jawwada Mumtaz Al Mubarok Lc Fiqih
57. Muchtar Syaifudin, S.Pd.I Pkn
58. Sri Sugiarti, S.Pd Matematika
59. Zaharah Lu‟luah, S.Pd. Matematika
60. Harno, S.Kom Prakarya/BP TIK
61. Ani Indrijanti, S.Pd Prakarya
62. Budi Suryanto, S.Pd Prakarya
63. Wiwik Hapsari, S.Pd Bhs. Indonesia
64. Sarinah, S.Pd Bhs. Inggris
65. Nur Asrori, S.Kom Prakarya/BP TIK
66. Dyah Nurul Martiana Bahasa dan Sastra
jepang
67. Dra. Handayani Ratih BK
68. Wiwit Sholihati, S.Pd Bahasa Jawa
69. Doni Firmansyah,
S .Pd
Penjasorkes
70. Ratih Siti Nurjanah, S.Pd Al-Qur‟an Hadist
65
Tabel 4.4 Daftar Pegawai MAN Salatiga
No Nama Jabatan
1. Setya Sad Puspa D.W.H, S.Sos Kepala TU
2. Muh Shubkan Pegawai TU
3. Nurul Qomariyah Nikmah, S.Ag Pegawai TU
4. Muh Supiyan Pegawai TU
5. Thohir Pegawai TU
6. Fahrudin Pegawai TU
7. Yuniati Pegawai TU
8. Afiyati Baroroh, S.E. Pegawai TU
9. Rahmadi Sudiro Pegawai TU
10. Hartutik, S.Ag Pegawai TU
11. Siti Muslikhah Pegawai TU
12. Sugiyanti Pegawai TU
7. Prestasi Siswa
Tabel 4.5 Tabel Daftar Prestasi Siswa
No Nama Siswa Perolehan
Kejuaraan
Jenis
Lomba
1. a. Fatimatuzzahro
b. Siti Muzaro'ah
c. Divgan Fahrizal
arifin
Juara 1 NASYID ISC
UMS/2019
Kelompok
2. a. Wahyu Aji
Wibowo
b. Candra Nur Hu
c. Fatimatuzzahrok
d. Siti Muzaro'ah
Juara 1 Rebana Klasik
UNWAHAS/
2019
Kelompok
66
Lanjutan Tabel
No Nama Siswa Perolehan
Kejuaraan
Jenis
Lomba
3.
a. Aditya taufiq
hidayat
b. Iskandar
Zulkarnain
c. Nur A
d. Ainut Apriza
e. Zumrotul Ainiah
f. M Faisal Akbar
g. Gerhani
h. Rima Anisa
i. Ulva Nayunda
PASKIBRA KOTA
SALATIGA TH. 2017
Kelompok
4. Juni Wahyuningsih a. Juara 1 Kejurnas.
PENCAKSILAT/2
017
b. Juara 1 Kejurnas.
PENCAKSILAT/2
019
Individu
5.
Habib Akhsani
a. Juara 1 Kejurnas.
PENCAKSILAT/
2019
b. Juara 2 POPDA
Pencak Silat tk.
Karisidenan/2018
c. Juara 2 POPDA
pencak Silat kota
salatiga/2018
Individu
6. Anggoro Aji
Wicaksono
Juara3 Kejurnas.
PENCAKSILAT/2019
Individu
7. Afifah Choiriyani a. Juara 1 Tugumuda
championship tk
Nasional 2018
b. Juara 3 POPDA
pencaksilat tk.
Karisedenan
semarang 2017
c. Juara 1 POPDA tk
Kota Salatiga 2017
Individu
67
Lanjutan Tabel
No Nama Siswa Perolehan
Kejuaraan
Jenis Lomba
8. Sofyan Al Aziz Juara 2 POPDA TK.
Kota Salatiga 2017
Individu
9. Fatimatuzzahrok a. Juara 2 MTQ tk.
Kota 2018/DPD
PKS Slatiga
b. juara 2 MTQ tk.
Propinsi/ IFC
UMS 2017
c. Juara I MTQ
pelajar tk Kota
salatiga 2017
d. Juara 2 MTQ tk.
Kota/STIE AMA
2018
e. Juara 2 Tartil
AlQuran tk Kota
salatiga 2017
f. Juara 2 MTQ tk.
Kota/STIE AMA
2018
g. Juara 2 Tartil
AlQuran tk Kota
salatiga 2017
Individu
10. Siti Muzaro'ah a. Juara 1 Khitobah
tk kota / Hari
Santri Nasional
2017
b. Juara 1 Khitobah
tk Kota /
Komunitas
wirausaha 2018
c. Juara 2 Khitobah
tk kota / Hari
Santri Nasional
2018
d. Juara 2 GHINA
'Aroby / tk
propinsi / ITTAQO
IAIN 2017
68
Lanjutan tabel
No Nama Siswa Perolehan
Kejuaraan
Jenis Lomba
e. Juara 3 DA'i
Muda/LDK FA
IAIN Salatiga
2017
f. Juara 3 GHINA
'Aroby / tk
propinsi/ITTAQO
IAIN 2018
g. Juara 3 Da'i Tk.
Kota Salatiga
/STIE AMA
h. 2018 Juara 2
Cabang Tilawah tk
kota 2018
11. Wury Novia Juara 3 baca puisi tk
Kota Salatiga 2018
Individu
12. Robiatul
Adawiyah
Juara 1 Tahfidz 10
Juz Tk. Kota Salatiga
2017
Individu
13. Amanda Maulina
Amelia
Juara III Master of
Ceremony tingkat
Kota Salatiga 2018
Individu
14. Afidatul
Maghfiroh
Juara II Karya Tulis
Ilmiah Cagar Budaya
Kota Salatiga 2018
Individu
8. Gambaran Informan
Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter melalui
kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di madrasah Aliyah Negeri
Salatiga dapat didasarkan pada informasi yang berhasil dihimpun penulis
melalui beberapa sumber yang dirasa dapat mewakili informasi
keseluruhan. Berikut adalah gambaran informan yang penulis jadikan
narasumber:
69
Tabel 4.6 Daftar Informan
No Nama Kode
Informan
L/P Keterangan
1. Handono, S.Ag,M.Ag HA L Kepala
Madrasah
2. Sukarman, S.Pd SK L Waka
Kesiswaan
3. Sofiana Rosidah, S.Pd SR P Guru BK
4. Imam Fauzi, S.Ag. M.Pd.I IF L Pembina SKI
5. Miftahul Khusni D MK L Ketua SKI
6. Nurmala Rizqina M NR P Anggota SKI
7. Syahida Asma Amania SA P Anggota SKI
8. Arif Maimon AM L Anggota SKI
B. Data Hasil Penelitian
Setelah diadakannya penelitian tentang implementasi pendidikan
karakter melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah
Negeri Salatiga, dengan kegiatan yang ditempuh, akhirnya peneliti
memperoleh data-data yang dikumpulkan, dan dari data tersebut terkumpul
kedalam laporan. Selanjutnya data-data tersebut akan dianalisis sehingga
dapat diinterprestasikan dan dapat disimpulkan.
70
1. Implementasi Pendidikan Karakter melalui kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun
Pelajaran 2019/2020
Data yang berhasil dihimpun oleh penulis terkait Implementasi
Pendidikan Karakter melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, didapatkan melalui wawancara dengan
beberapa sumber. Diantaranya, Kepala Sekolah, Waka Kesiswaan, guru
BK, Pembina SKI, Ketua SKI, dan beberapa siswa yang bisa memberi
keterangan tentang fenomena penelitian yang sedang diteliti.
Adapun hasil wawancara terhadap Bapak HA selaku kepala sekolah
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, memaparkan bahwa:
Implementasi Pendidikan Karakter di Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga didasarkan pada konsep Madrasah yang dilakukan sejak
pertama kali peserta didik masuk sekolah yaitu pada masa
pengenalan peserta didik baru, atau biasa disebut MATSAMA (masa
ta‟aruf siswa madrasah), siswa diberikan pembekalan pendidikan
karakter dengan guru, orang tua, teman, tehadap lingkungan
masyarakat (Wawancara pada tanggal 27 Agustus 2019 pukul 09.00-
09.30 WIB di ruang Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga).
Seperti yang telah disampaikan Bapak SK, selaku Waka Kesiswaan
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga juga mengatakan bahwa implementasi
pendidikan karakter melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) yang
ada di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga adalah sebagai berikut:
Implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam) di sini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan
keagamaan dengan maksud membentuk akhlak anak menjadi baik
sesuai dengan harapan. Anak diajarkan sholat berjama‟ah, sholat
dhuha, membaca asmaul husna, infak yaumiyah, setiap pagi
bersalaman dengan guru di depan gerbang. Dengan tujuan agar anak
71
dengan pembiasaan itu dapat hidup mandiri dan mempunyai akhlak
yang baik (Wawancara pada tanggal 23 Agustus 2019 pukul 10.00-
10.30 WIB di ruang tata usaha Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, pada dasarnya
lebih menekankan pada kegiatan keagamaan untuk membentuk pribadi
siswa yang lebih islami, hal ini disampaikan oleh Bapak IF selaku pembina
SKI (Seksi Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga sebagai
berikut:
Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dikegiatan SKI
(Seksi Kerohanian Islam), peserta didik lebih ditekankan pada
pembiasaan disetiap harinya dengan kegiatan keagamaan seperti
Tadarus, kajian keIslaman, sholat berjamaah, sholat dhuha, rebana,
tilawatil qur‟an dan masih banyak kegiatan yang lainnya sesuai
dengan jadwal yang telah di tentukan pengurus SKI agar dapat
membentuk akhlak yang baik pada setiap siswa (Wawancara Pada
Tanggal 24 Agustus 2019 pukul 10.30-11.00 WIB di Ruang Pembina
SKI)
Melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) dapat menjadikan
peserta didik lebih semangat dan giat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
SKI (Seksi Kerohanian Islam). Sebagaimana yang telah disampaikan oleh
MK selaku ketua SKI (Seksi Kerohanian Islam) Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga mengatakan bahwa:
Implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan SKI (Seksi
kerohanian Islam) di Madrsah Aliyah Negeri Salatiga tidak hanya
sebatas pada kegiatan keagamaan. Akan tetapi bertujuan untuk
mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Mengenai
sikap, misalnya melalui sholat berjama‟ah; pengetahuan, kajian Islam
dan ketrampilan, seperti qiro‟ah, rebana, khitobah dan sebagainya. Hal
ini diwujudkan melalui kegiatan yang sudah terjadwal dari pada
pengurus SKI dan pembina. (Wawancara pada tanggal 26 Agustus
2019 pukul 15.30-16.00 WIB di Masjid Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga).
72
Hasil wawancara dengan IF selaku pembina SKI (Seksi Kerohanian
Islam) di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga nilai-nilai pendidikan karakter
yang di terapkan melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) sebagai
berikut:
Nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan melalui kegiatan SKI
(Seksi kerohanian Islam) kepada peserta didik yaitu nilai religius,
seperti shalat fardu secara berjamaah, kultum, kajian Islam yang
diselenggarakan setelah shalat berjamaah, pengajian setiap ada hari-
hari besar, tadarus bersama membaca Al Qur‟an dan lain sebagainya
yang dapat membawa siswa kepada nilai-nilai religius. siswa
diajarjan disiplin, peserta didik diajarkan untuk memiliki sikap dan
perilaku disiplin berarti ia telah memanfaatkan waktu dengan baik,
tanggung jawab, peserta didik ditunjuk untuk menjadi ketua maka
dia harus tanggung jawab dalam mengemban jabatannya sebagai
ketua, budaya malu, yaitu malu kepada Allah, dan juga perasaan
malu kepada manusia, peduli sosial, peserta didik diberikan
pengarahan dan pengalaman untuk selalu berbuat baik dan berbagi
terhadap sesama yang lebih membutuhkan seperti hari idul adha
yaitu anak diajarkan untuk berbagi secara langsung daging qurban
dengan masyarakat yang kurang mampu, peduli lingkungan yaitu
dengan adanya jadwal piket kebersihan masjid (Wawancara pada
tanggal 24 Agustus 2019 pukul 10.30-11.00 WIB di Masjid
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Seperti yang telah disampaikan Bapak SK, selaku Waka Kesiswaan
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga juga mengatakan bahwa nilai-nilai
pendidikan karakter yang diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga
adalah sebagai berikut:
Nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan pada kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian Islam) yaitu nilai religius, disiplin, tanggung
jawab, peduli terhadap sesama dan lingkungan masyarakat
(Wawancara pada tanggal 23 Agustus 2019 pukul 10.00-10.30 WIB
di ruang tata usaha Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
73
Hal ini juga dikuatkan oleh hasil wawancara secara langsung dengan
bapak HA selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri Salatiga. Hasil
wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
Nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan kepada peserta didik
tentunya sangat banyak sekali mbak, meliputi nilai disiplin, religius,
tanggung jawab, peduli sosial dan lingkungan sekitar, budaya malu
(Wawancara pada tanggal 27 Agustus 2019 pukul 09.00-09.30 WIB
di ruang kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Nilai-nilai pendidikan karakter yang diterapkan pada kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian Islam) juga di paparkan oleh MK selaku ketua kegiatan
SKI sebagai berikut:
Nilai-nilai karakter yang diterapkan pada kegiatan SKI yaitu
Religius, Tanggung Jawab, Disiplin, Bersahabat, Peduli Lingkungan,
Peduli Sosial, Budaya Malu, Persahabatan (Wawancara pada tanggal
26 Agustus 2019 pukul 15.30-16.00 WIB di serambi masjid
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Dengan penerapan pendidikan karakter pada anak sejak dini maka
anak akan terbiasa dengan perbuatan yang terpuji dan memiliki akhlak yang
baik, sehingga jika anak ingin melakukan kesalahan walaupun sedikit saja
dia akan merasa malu.
2. Faktor pendukung dan Faktor Penghambat Implementasi Pendidikan
Karakter melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di Madrsah
Aliyah Negeri Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020
a. Faktor Pendukung
Di dalam suatu kegiatan pendidikan pastilah ada yang membuat
lancarnya berjalannya proses tersebut. Yang membuat lancarnya suatu
proses biasa kita sebut sebagai faktor pendukung. Menurut hasil
74
wawancara dengan Bapak HA selaku Kepala Sekolah mengatakan bahwa
faktor pendukung pendidikan karakter di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga
adalah sebagai berikut:
Mengenai faktor pendukung pendidikan karakter di sini yaitu anak
diberi penghargaan hadiah, karena dia berakhlak baik dan dapat
dipercaya. Melalui hal tersebut anak merasa bangga dan selalu
menjaga akhlaknya. Selain itu, lingkungan dari teman-temannya
yang selalu berbuat baik, maka anak akan berbuat baik dan
sebaliknya. Rasa kekeluargaan dan kebersamaan yang tinggi
sehingga anak tidak merasa canggung (Wawancara pada tanggal 27
Agustus 2019 pukul 09.00-09.30 WIB di ruang Kepala Sekolah
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Dalam mendidik anak, guru mempunyai peran penting. Yang dirasa
faktor pendukung dan penghambatnya sering dijumpai, bapak SK
mengutarakan bahwa faktor pendukung pendidikan karakter di Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga adalah sebagai berikut:
Karena semangat pembina, alhamdulillah pelaksanaan kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian Islam) sudah berjalan dengan tertib dan
terkoordinasi dengan baik (Wawancara pada tanggal 23 Agustus
2019 pukul 10.00-10.30 WIB di ruang tata usaha Madrasah Aliyah
Negeri Salatiga).
Diungkapkan kembali oleh guru BK bernama SR yang
menyampaikan pendapatnya tentang faktor pendukung dari penerapan
pendidikan karakter terutama dalam kegiatan SKI (Seksi Kerohanian
Islam) ialah kerja sama. Kerja sama dari semua pihak sekolah, baik
Pembina, siswa, dan juga Kepala Sekolah. Semua saling mengingatkan
dan mengarahkan sikap yang baik dan akhlak yang baik pula, dalam
wawancaranya sebagai berikut.
Tentunya kerja sama yang baik dari semua pihak, bekerja sama dari
guru pembina SKI, dari pihak-pihak yang berkepentingan semua
75
untuk bersama-sama mengarahkan ke anak. Karena dari guru
pembina SKI rutin mengadakan pengajian, kegiatan setiap hari besar
Islam, kajian Islam ya. Membuat kesadaran anak-anak untuk
memiliki akhlak yang baik itu bisa termotivasi (Wawancara pada
tanggal 24 Agustus 2019 pukul 11.00-10.30 WIB di ruang BK).
Faktor pendukung implementasi pendidikan karakter pada kegiatan
SKI (Seksi Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga juga
dirasakan oleh peserta SKI. Bapak IF selaku pembina SKI menuturkan
sebagai berikut:
Dengan adanya kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) ini dapat
mengasah dan meningkatkan bakat dan minat yang dimiliki para
anggota SKI, sehingga para anggota yang sudah memiliki bakat di
asah dengan baik agar bisa berkembang, dan anak yang belum
memiliki bakat dibidang SKI anak selalu diberikan arahan dan
bimbingan yang baik (Wawancara pada tanggal 24 Agustus 2019
pukul 10.30-11.00 WIB di ruang pembina SKI Madrasah Aliyah
Negeri Salatiga).
Sarana prasarana dalam kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam)
merupakan salah satu sebagai faktor pendukung. Dengan menggunakan
sarana prasarana siswa akan semakin mudah menerima materi yang
disampaikan pelatih, selain itu juga mempermudah pelatihan dalam
mempraktekkan materi yang diajarkan. Karena ada alatnya langsung untuk
praktik, tidak materi terus. Sesuai yang disampaikan MK sebagai ketua
SKI,
Faktor pendukungnya adalah sarana prasarana yang memadai,
sehingga pelatihnya dalam menyampaikan materi juga enak
(Wawancara pada tanggal 26 Agustus 2019 pukul 15.30-16.00
WIB di Masjid Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Sedangkan sisi positif dari kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam)
itu seperti yang disampaikan anggota SKI sebagai berikut:
76
Sisi positif dari kegiatan SKI adalah semua pendidikan
karakternya berkiblatkan pada Al-Qur‟an dan Hadist, serta
bertujuan untuk bisa berkarakter seperti Rasulullah SAW (NR,
Wawancara pada tanggal 26 Agustus 2019 pukul 16.00-16.20
WIB di Masjid Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
SKI pasti memiliki sisi positif untuk perkembangan siswa agar
pandai berorganisasi dan bertanggung jawab (SA, Wawancara
pada tanggal 26 Agustus 2019 pukul 16.20-16.40 WIB di Masjid
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Sisi positif yang saya dapatkan selama mengikuti SKI itu banyak
sekali, saya belajar lebih mendalam tentang agama islam,
mengikuti kajian-kajian yang bermanfaat (AM, Wawancara pada
tanggal 26 Agustus 2019 pukul 16.40-17.00 WIB di Masjid
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Evaluasi juga mempunyai peran sangat penting untuk melihat
kemajuan dan mengukur tingkat keberhasilan yang diperoleh. Dengan
adanya evaluasi juga bisa melihat apakah kegiatan SKI (Seksi Kerohanian
Islam) berjalan dengan baik dan jika masih ada kekurangan atau hambatan
maka bisa dicari solusi yang terbaik dan dilakukan pembenahan.
Sebagaimana yang dijelaskan Bapak IF selaku pembina SKI (Seksi
Kerohanian Islam) sebagai berikut:
Evaluasi juga kami lakukan, supaya kami bisa mengetahui tingkat
keberhasilan kegiatan dan juga hambatan yang ada. Dengan begitu
bisa dilakukan pembenahan-pembenahan jika ada ditemukan
hambatan dalam pelaksanaanya (Wawancara pada tanggal 24
Agustus 2019 pukul 10.30-11.00 WIB di ruang pembina SKI
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Penjelasan dari pembina SKI (Seksi Kerohanian Islam) tersebut
dikuatkan oleh Bapak HA selaku Kepala Sekolah sebagai berikut:
Kami melakukan pengaturan jadwal-jadwal pada setiap kegiatan
yang akan dilaksanakan, pemberian apresiasi berupa tambahan nilai
dan hadiah bagi siswa maupun kelas yang rajin mengikuti kegiatan.
Dan juga, setiap kegiatan ekstrakurikuler yang ada selalu kami
77
lakukan evaluasi dengan wali murid yakni pada akhir semester saat
pihak sekolah memberikan hasil belajar atau raport, sehingga wali
murid dapat mengetahui pencapaian yang didapat oleh anak-anak
mereka. Selain menyampaikan hasil belajar, sekolah juga
menyampaikan program-program sekolah khususnya dibidang
keagamaan sehingga sangat mengaharapkan kerja sama antara wali
murid dengan sekolah (Wawancara pada tanggal 27 Agustus 2019
pukul 09.00-09.30 WIB di ruang kepala sekolah Madrasah Aliyah
Negeri Salatiga).
Adanya faktor pendukung tersebut, membuat siswa semangat belajar
mengenai kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) dengan pembiasaan-
pembiasaan yang dapat menumbuhkan karakter siswa, sehingga membuat
siswa disiplin, mandiri dan akhlaknya bagus.
b. Faktor Penghambat
Berjalannya suatu proses kegiatan pendidikan selain adanya
faktor pendukung, terkadang dijumpai kendala atau faktor
penghambatnya. Berdasarkan wawancara dengan Bapak HA selaku
kepala sekolah, mengatakan bahwa yang menjadi penghambat
pendidikan karakter di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga adalah sebagai
berikut:
Yang menjadi kendala dalam membentuk karakter anak disini
adalah anak mudah terpengaruh oleh lingkungan luar, seperti
lingkungan masyarakat, teman sebaya yang bukan satu sekolah.
(Wawancara pada tanggal 27 Agustus 2019 pukul 09.00-09.30
WIB di ruang kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Hambatan lain dari penerapan pendidikan karakter dalam
kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) yaitu siswa dengan latar
belakang yang berbeda juga mempengaruhi pendidikan karakter yang
diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga. Karena tidak semua
78
siswa di sekolah tersebut memiliki latar belakang dan didikan yang baik
dan sama. Sehingga menjadi sebuah tantangan bagi guru di Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga dalam menghadapi sikap dan perilaku siswa,
seperti yang di ungkapkan oleh SR selaku guru BK, dalam
wawancaranya sebagai berikut:
Ya, hambatan ya ada, kadang- kadang kesadaran anak beda-beda.
Ada anak yang memang dari keluarga sudah terdidik baik. Disekolah
dia menyesuaikan dengan lingkungan. Anak di Madrasah Aliyah
Negeri Salatiga ini kan latar belakangnya bermacam-macam. Faktor
lingkungan rumah yang kurang baik, pengaruh teman-teman di luar
madrasah juga. Untuk membentuk pendidikan karakter itu sebuah
tantangan ada kesulitan. Kadang-kadang anak-anak di Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga ini dari keluarga yang broken, ekonominya
lemah. Itu kadang-kadang tantangan dari guru BK (Wawancara pada
tanggal 24 Agustus 2019 pukul 11.00-10.30 WIB di ruang BK).
Sedangkan faktor penghambat dari dalam diri peserta didik
seperti yang di tuturkan Bapak IF selaku pembina SKI (Seksi
Kerohanian Islam) mengatakan bahwa:
Faktor penghambat untuk kegiatan SKI untuk awal kegiatan
peserta SKI sangat banyak sekali namun dengan berjalannya
waktu kegiatan para peserta berkurang dikarenakan kegiatan SKI
terbentur dengan kegiatan yang lainnya secara bersamaan
(Wawancara pada tanggal 24 Agustus 2019 pukul 10.30-11.00
WIB di ruang pembina SKI Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Wawancara dengan MK sebagai ketua SKI (Seksi Kerohanian
Islam) mengenai faktor penghambat:
Sedangkan penghambatnya adalah pulang sore terkadang juga
benturan dengan agenda lain. Jadi harus pintar-pintar membagi
waktu(Wawancara pada tanggal 26 Agustus 2019 pukul 15.30-
16.00 WIB di Masjid Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Kemudian, wawancara dengan anggota SKI (Seksi Kerohanian
Islam) mengatakan bahwa:
79
Untuk kendala atau faktor penghambat dalam kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian Islam) disini belum adanya sanksi apabila ada
anggota yang tidak berangkat mengikuti kegiatan SKI tersebut
(NR, Wawancara pada tanggal 26 Agustus 2019 pukul 16.00-
16.20 WIB di Masjid Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Kegiatan SKI memang tidak ada hukuman, akan tetapi ditegur
secara perlahan dan ditanyai alasannya (SA, Wawancara pada
tanggal 26 Agustus 2019 pukul 16.20-16.40 WIB di Masjid
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Untuk hukuman atau sanksi yang tidak berangkat kegiatan SKI
yaitu belum ada hukuman ataupun sanksinya (AM, Wawancara
pada tanggal 26 Agustus 2019 pukul 16.40-17.00 WIB di Masjid
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga).
Dengan adanya faktor penghambat dalam proses pembentukan
karakter melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) merupakan PR
untuk pembina dan pelatih untuk memberbaiki agar kegiatan SKI dalam
membentuk karakter siswa dapat berjalan dengan lancar, dan siswa
lebih semangat dan giat dalam mengikuti kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam).
C. Analisis Data
1. Implementasi Pendidikan Karakter melalui kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun
Pelajaran 2019/2020
Kegiatan SKI (Seksi kerohanian Islam) merupakan kegiatan
pendidikan yang ada diluar jam pelajaran untuk membantu pengembangan
kemampuan siswa sesuai bidangnya. Selain mengembangkan kemampuan
siswa, kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) juga berperan dalam
membentuk pendidikan karakter siswa. Madrasah Aliyah Negeri Salatiga
80
menerapkan pendidikan karakter khususnya dengan melakukan pembiasaan-
pembiasaan yang baik.
Implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam) di Madrsah Aliyah Negeri Salatiga menekankan pada
kegiatan keagamaan untuk membentuk kepribadian anak menjadi disiplin,
tanggung jawab dan mampu melaksanakan nilai-nilai karakter lainnya.
Sebagaimana penjelasan dalam (Fadlilah, 2013: 23) pendidikan karakter
merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter pada peserta didik
yang meliputi komponen; kesadaran, pemahaman, kepedulian, dan
komitmen yang tinggi untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Allah Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan,
maupun masyarakat dan bangsa secara keseluruhan sehingga menjadi
manusia sempurna sesuai dengan kodratnya.
Dalam mengimplementasikan pendidikan karakter anak, pihak
sekolah menekankan pada dimensi kemanusiaan yang meliputi sikap,
pengetahuan dan ketarampilan. Dalam mengambangkan sikap, anak
diajarkan untuk sholat berjama‟ah dan diajarkan untuk selalu sopan santun
ketika bertemu dengan orang lain. Untuk mengembangkan pengetahuan,
anak diwajibkan belajar khitobah / pidato dengan tema yang berbeda dan
untuk mengembangkan keterampilanya, anak meliputi pelatihan qiro‟ah,
rebana, khitobah dan lain-lain yang sudah terjadwal.
81
Implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan SKI di Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga dapat dilihat dalam nilai-nilai pendidikan karakter
sebagai berikut:
1) Nilai religius
Nilai religius pada anak tidak cukup diberikan melalui pelajaran,
pengertian, penjelasan, dan pemahaman. Penanaman religius pada anak
memerlukan bimbingan dan juga pembiasaan, yaitu usaha untuk
menuntun, mengarahkan, memberikan contoh sekaligus mendampingi
anak dalam hal-hal tertentu. Di sinilah peran orang tua dan guru dalam
membimbing anak agar tertanam nilai religius.
Menumbuhkan nilai-nilai religius seperti apa yang diharapkan
tidaklah mudah. Hal ini memerlukan kerja sama yang baik antara guru
sebagai tim pengajar dan pendidik serta semua warga sekolah yang
terkait. Nilai-nilai religius ini dapat diajarkan kepada peserta didik di
sekolah melalui beberapa kegiatan yang sifatnya religius. Kegiatan akan
membawa peserta didik di sekolah pada pembiasaan berperilaku religius.
Dari perilaku religius itu akan menuntun peserta didik di sekolah untuk
bertindak sesuai moral dan etika. Seperti halnya kegiatan religius yang
diterapkan pada kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam), banyak kegiatan
yang diterapkan kepada anak. Seperti shalat fardu secara berjamaah,
kultum, kajian Islam yang diselenggarakan setelah shalat berjamaah,
pengajian setiap ada hari-hari besar, tadarus bersama membaca Al
82
Qur‟an dan lain sebagainya yang dapat membawa siswa kepada nilai-
nilai religius.
Madrsah Aliyah Negeri Salatiga menanamkan nilai religius kepada
siswa agar siswa memiliki kedekatan dengan sang Pencipta. Kemudian,
agar siswa itu terbentuk karakter yang mulia dan akhlakul karimah.
2) Nilai disiplin
Disiplin adalah sikap mentaati peraturan dan ketentuan yang telah
ditetapkan tanpa pamrih. Di samping mengandung arti taat dan patuh
pada peraturan, disiplin juga mengandung arti kepatuhan kepada
perintah pemimpin, perhatian dan kontrol yang kuat terhadap
penggunaan waktu, tanggung jawab atas tugas yang diamanahkan.
Disiplin dibutuhkan proses panjang agar menjadi kebiasaan yang
melekat kuat dalam diri seorang anak. Oleh karena itu, penanaman
disiplin harus dilakukan sejak dini. Tujuannya adalah untuk
mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang
merupakan persiapan bagi masa dewasa. Jika sejak dini sudah di
tanamkan disiplin, mereka akan menjadikannya sebagai kebiasaan dan
bagian dari dirinya (Naim, 2012: 143).
Kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah
Negeri Salatiga dilaksanakan pada jam 15.00-16.00 WIB setelah jam
sekolah selesai, maka anak-anak yang mengikuti kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam) jam 15.00 harus sudah segera berkumpul di masjid
83
tidak boleh ada anak yang terlambat. Dari peristiwa itu maka anak
diajarkan untuk disiplin dalam menggunakan waktu.
3) Nilai tanggung jawab
Siswa ditunjuk untuk menjadi pengurus SKI (Seksi Kerohanian
Islam) maka dia harus tanggung jawab dalam mengemban jabatannya
sebagai pengurus dan melaksanakan kewajibannya sebagai pengurus
untuk selalu memberikan contoh dan keteladanan yang baik dalam
berorganisasi.
4) Nilai peduli sosial
Peringatan hari besar idhul adha yaitu para siswa diajarkan untuk
peduli terhadap sesama dan juga peduli terhadap lingkungan sekitar,
setiap idhul adha para siswa diajarakan untuk saling berbagi dengan
masyarakat disekitar, anak terjun langsung untuk membagikan daging
korban kepada masyarakat yang kurang mampu.
5) Nilai Peduli Lingkungan
Peduli lingkungan menjadi nilai yang penting untuk ditumbuh
kembangkan. Manusia berkarakter adalah manusia yang memiliki
kepedulian terhadap lingkungan, baik lingkungan sosial maupun
lingkungan fisik. Manusia semacam ini memiliki kesadaran bahwa
dirinya menjadi bagian yang tidak terpisah dari lingkungan sekaligus
berusaha untuk berbuat sebaik mungkin bagi lingkungannya (Naim,
2012: 200).
84
Siswa diajarkan untuk selalu peduli dengan lingkungan sekitar,
dengan adanya jadwal piket kebersihan masjid dan sekitarnya setiap
satu minggu sekali yaitu pada hari jumat maka secara tidak langsung
mereka diajarkan nilai peduli lingkungan untuk selalu menjaga dan
merawat lingkungan agar tetap bersih dan indah.
6) Nilai kreatif
Kegiatan pidato/khitobah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan oleh para pengurus, Siswa di harapkan mampun
berfikir kreatif dan inovatif dalam membuat materi pidato/khitobah
sesuai dengan tema yang sudah ditentukan, sehingga siswa berlomba-
lomba untuk membuat materi tersebut dengan semenarik mungkin.
Untuk kegiatan disesuaikan dengan bulan masehi misalnya bulan
Syawal berarti bertema tentang Halal Bihalal dll.
7) Nilai rasa ingin tahu
Pemateri dalam menyampaikan materinya pada saat kajian Islam
harus memiliki tema yang kekinian dan menarik minat siswa sehingga
menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Misalnya tentang keteladanan
Rasulullah maka seorang pemateri harus bisa mengemas dan
menyampaikan semenarik mungkin.
8) Nilai bersahabat / komunikatif
Setiap manusia memerlukan seseorang yang hadir dalam
kehidupannya untuk berbagi. Seseorang yang tadinya berteman menjadi
sebuah persahabatan. Tujuan dari persahabatan adalah perjumpaan
85
secara pribadi antar keduanya. Begitu bertemu, berbagi rasa, saling
diskusi, dan sebagainya. Itulah karena manusia memerlukan kehadiran
orang lain untuk pengembangan karakter anak, kita perlu menjaga
hubungan persahabatan anak dengan komunikasi yang baik.
Kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) mengajarkan semua para
anggota, pengurus untuk selalu menghargai, menghormati antar sesama
tanpa membeda-bedakan, sehingga tercipta rasa persabatan yang sangat
erat.
9) Nilai budaya malu
Siswa diajarkan untuk memiliki rasa budaya malu, budaya malu
dibagi menjadi dua yaitu malu kepada Allah dan malu kepada manusia,
malu kepada Allah, karena setiap perbuatan manusia sekecil apapun dan
detik per detik tentu tak akan lepas dari muraqabatullah. Malu kepada
manusia, bukan berarti kita berubah menjadi menuhankan manusia itu
sendiri, tetapi yang dimaksud adalah perasaan malu ketika manusia lain
mengetahui perbuatan tersebut.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan
Karakter melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020
Suatu proses pendidikan akan berjalan dengan lancar apabila
terdapat faktor pendukungnya. Dan sebaliknya, proses pendidikan akan
berjalan tidak masksimal apabila terdapat faktor penghambatnya. Kedua
faktor ini pasti selalu mengiringi jalannya proses pendidikan. Faktor
86
pendukung dan penghambat pendidikan karakter melalui kegiatan SKI
di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, berasal dari luar (ekstern) dan
berasal dari dalam ( intern).
a. Faktor Pendukung
Faktor pendukung pendidikan karakter melalui kegiatan SKI di
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, berasal dari dalam (intern) dan
dari luar (ekstern).
1) Faktor dari dalam
Faktor dari dalam (intern) berasal dari kemauan dan minat
siswa untuk mengembangkan bakat, dengan kamauan dalam
dirinya akan mendorong rajin mengikuti kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam) dengan rutin yang dilakukan setiap hari sabtu
pukul 14.30 sampai 16.00 WIB.
Kemauan siswa dalam mengasah ilmu SKI (Seksi
Kerohanian Islam) dengan keinginan dan kemauan tanpa ada
unsur paksaan, diharapkan siswa rajin dan giat dalam mengikuti
kegiatan-kegiatan yang ada di SKI (Seksi Kerohanian Islam).
Kemauan adalah kelangsungan segala ide dan segala yang
dimaksud, walaupun disertai dengan berbagai rintangan dan
kesukaran-kesukaran, namun sekali-kali tidak mau tunduk kepada
rintangan-rintangan tersebut. Salah satu kekuatan yang berlindung
dibalik tingkah laku adalah kehendak atau kemauan keras. Itulah
yang menggerakkan dan merupakan kekuatan yang mendorong
87
manusia dengan sungguh-sungguh untuk berperilaku (berakhlak),
sebab dari kehendak itulah menjelma suatu niat yang baik dan
buruk, tanpa kemauan pula semua ide, keyakinan kepercayaan
pengetahuan menjadi pasif tak akan ada artinya atau pengaruhnya
bagi kehidupan.
2) Faktor dari luar (ekstren)
Faktor dari luar (ekstren) berasal dari:
Metode pelatihan dalam mengajar sangat menarik dan tidak
cepat membuat siswa bosan.
Sebagai seorang guru, harus pandai dalam mengelola kelas,
menjadika suatu pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan
bagi siswa. Sebab, pembelajaran yang menyenangkan akan
mengurangi rasa bosan atau jenuh pada diri siswa selama
pembelajaran berlangsung, dalam mempersiapkan pembelajaran
dibutuhkan yang namanya perencanaan yaitu suatu pekerjaan
mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan
melihat kedepan. Dengan demikian guru harus mampu
merencanakan proses belajar mengajar dengan baik (Husein, 2017:
25-29).
Memberikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga, memulai dengan membuat siswa tertarik dan nyaman
disituasi kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam), setelah itu barulah
88
pengurus mengajarkan materi Kerohanian Islam dengan sangat
menyenangkan dan tidak membuatnya cepat bosan. Pembelajaran
dengan hati senang akan mudah diserap oleh siswa, sehingga siswa
paham betul materi yang diajarkan oleh pengurus.
b. Faktor Penghambat
Faktor penghambat implementasi pendidikan karakter melalui
kegiatan SKI (Seksi Kerohania Islam) di Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga berasal dari faktor luar (ekstren) yang meliputi:
1) Terbentur dengan kegiatan yang lain.
Siswa yang aktif tidak hanya mengikuti kegiatan yang
ada disekolah saja, ada juga siswa yang aktif di organisasi
didaerahnya. Dengan begitu siswa belajar untuk pandai
membagi waktu antara kegiatan sekolah dan organisasi
lainnya. Namun siswa juga tidak bisa mengelak saat kegiatan
yang diadakan organisasi berlangsung dengan waktu yang
sama.
Siswa lebih memilih kegiatan mana yang lebih penting
dan lebih membutuhkan tenaga atau pikiran. Bila lebih penting
dikegiatan sekolah maka ia akan memilih ikut kegiatan
tersebut dengan rutin. Tetapi sebaliknya bila lebih penting
organisasi yang lainnya maka ia akan mengikuti kegiatan
tersebut.
89
Dengan begitu membuat siswa terkadang absen tidak
mengikuti kegiatan latihan rutin disekolah. Namun dengan
siswa juga mengikuti organisasi diluar bisa menambah
wawasan dan pengetahuannya dalam berorganisasi. Belajar
tidak hanya melulu dilingkungan sekolah saja. Dilingkungan
keluarga, dilingkungan masyarakat, dan dilingkungan yang
mampu membuat ia belajar.
2) Teman sebaya
Pengaruh karakter dari teman sebaya saat berada diluar
sekolah sangatlah mempengaruhi karakternta. Karena siswa
masih mudah dipengaruhi oleh temannya.
Masa remaja merupakan masa dimana masih mudah
terpengaruh dengan teman-teman sebaya. Terutama teman-
teman dari luar lingkungan sekolah, karena bila sudah diluar
lingkungan sekolah. Sudah tidak ada pengawasan langsung
dari pembina ataupun guru yang ada disekolah.
Menurut Santrock peserta didik dalam menjalin
hubungan teman sebaya harus lebih selektif dalam memilih
teman yang baik dan dalam menerima informasi, pengetahuan
tidak semua diterapkan dalam aktivitas sehari-hari melainkan
hanya memilih hal-hal yang positif bagi dirinya sehingga akan
memberikan manfaat baik peserta didik dalam pergaulan
teman sebaya dan pengaruh baik pada hasil belajar siswa, akan
90
tetapi masih banyak siswa yang kurang tepat dalam memilih
pergaulan teman sebaya yang baik memiliki manfaat positif
dalam lingkungan sosial peserta didik. (Muflikhah &
Dwihartanti, 2018:704).
Pengaruh dari teman sebaya yang ada diluar lingkungan
sekolah merupakan hal yang tidak bisa dihindari, namun
pembina perlu memberi pengarahan agar siswanya tidak
terpengaruh ke arah yang negatif. Pengaruh yang baik-baik
bisa diambil dan harus meninggalkan pengaruh yang buruk.
Dengan adanya faktor pendukung dan penghambat menjadi hal
yang sangat penting yang selalu di perhatikan oleh pihak madrasah.
Mereka selalu berupaya mempertahankan dan mengembangkan apa
yang menjadi faktor pendukungya, selalu berusaha mencarikan solusi
untuk menyelesaikannya. Dengan maksud, pendidikan karakter
mampu mencapai keberhasilan sesuai tujuan.
91
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di laksanakan di Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga dengan judul skripsi “IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN SKI (SEKSI
KEROHANIAN ISLAM) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020“, peneliti dapat menyimpulkan sebagai
berikut :
1. Implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam) di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga dilakukan melalui
penerapkan nilai-nilai karakter diantaranya religius, disiplin, tanggung
jawab, peduli sosial, peduli lingkungan, kreatif, rasa ingin tahu,
bersahabat/komunikatif dan budaya malu.
2. Faktor pendukung implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian Islam) berasal dari dalam (intern) dan dari luar
(ekstern). Faktor dari dalam (intern) yaitu kemauan dan minat siswa untuk
mengembangkan bakat, dengan kamauan dalam dirinya akan mendorong
rajin mengikuti kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) dengan rutin,
sedangkan faktor dari luar (ekstern) yaitu metode pelatihan dalam
mengajar sangat menarik dan tidak cepat membuat siswa bosan. Untuk
faktor penghambat implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan SKI
92
(Seksi Kerohanian Islam) yaitu terbentur dengan kegiatan yang lain dan
pengaruh teman sebaya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan penulis di Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Untuk peneliti lain untuk bisa mengkaji dan meneliti ulang masalah ini,
sebab hasil penelitian masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini dikarenakan
semata-mata keterbatasan pengetahuan dan metodologi penulis, namun
demikian semoga hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk penelitian
selanjutnya.
2. Untuk pihak sekolah tetap mempertahankan dan meningkatkan
implementasi pendidikan karakter, agar mampu membentuk karakter anak
sesuai nilai-nilai Islam.
3. Untuk tenaga pendidik sebaiknya meningkatkan kerja sama dalam
pengawasan kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) yang dilaksanakan di
sekolah agar pelaksanaanya lebih berjalan dengan maksimal.
4. Untuk siswa agar lebih tertib dalam mengikuti kegiatan Kerohanian Islam
yang ada di sekolahan karena kegiatan tersebut memiliki nilai-nilai karakter
yang berguna bagi diri siswa.
5. Untuk orang tua agar menerapkan pendidikan karakter yang telah diberikan
di sekolah diberikan juga di rumah sehingga nilai-nilai pendidikan karakter
tidak hanya di terapkan dilingkungan sekolah saja, namun juga
dilingkungan keluarga dan dilingkungan masyarakat.
93
DAFTAR PUSTAKA
Adz-Dzaky, Hamdani Bakran. 2002. Konseling dan Psikoterapi Islam.
Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Ardianto, Elvinaro. 2014. Metodologi Penelitian untuk Public Relations
(Kualitatif dan Kuantitatif). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Damayanti, Deni. 2014. Panduan implementasi pendidikan karakter disekolah.
Yogyakarta : Araska.
Fadlillah, Muhammad dan Lilif Maulifatu Khorida. 2013. Pendidikan Karakter
Anak Usia Dini. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Hikmawati, F. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: PT. Raja Grafindo Persada.
Husein, Latifah. 2017. Profesi Keguruan Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta:
PT. Pustaka Baru Press.
Kesuma, Dharma, dkk. 2012. Pendidikan Karakter (Kajian Teori dan Praktik di
sekolah). Bandung.
Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2013. Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Matthew Miles dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Moleong, Lexy. J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Muflikhah & Dwihartanti, M. (2018). Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya.
Journal Student Universitas Negeri Yogyakarta, 704.
Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan
Implementasi. Bandung: PT Remaja Kompetensi.
_______. 2014. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
94
Naim, Ngainun. 2012. Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan
Dalam Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa
Yogyakarta : AR-Ruzz Media.
Noer, Ali, dkk. 2017. “Upaya Ekstrakurikuler Kerohanian Islam (ROHIS) Dalam
Meningkatkan Sikap Keberagamaan Siswa Di SMK Ibnu Taimiyah
Pekanbaru”. Jurnal Al-Thariqah. Vol. 2, No.1
Nurdin, Syafruddin. 2003. Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum.
Jakarta: Ciputan Press.
Ocwania, Asifah. 2015. Pembinaan Kepribadian Islam Siswa Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler Keagamaan Baca Tulis Al-Qur’an di Madrasah
Tsanawiyah Pagu Kediri. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2014. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sani, Ridwan Abdullah dan Muhammad Kadri. 2016. Pendidikan Karakter:
Mengembangkan Karakter Anak yang Islami. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrumen Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
_________. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh Uzer dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan
Belajar Mengajar. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Widiyantoro, Nugroho. 2003. Panduan Dakwah sekolah: Kerja Besar Untuk
Perubahan Besar. Bandung : Syaamil Cipta Media.
Wiyani, Novan Ardy. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa.
Yogyakarta: Teras. Utama.
95
LAMPIRAN - LAMPIRAN
96
97
98
99
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Siti Aprilyanti Jurusan : Pendidikan Agama Islam
NIM : 23010150110 Dosen P.A. : Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1. Seminar Internasional “Petani Untuk
Negeri” dalam rangka kegiatan Festifal
Solidaritas Untuk Petani Indonesia.
18 September
2016
Peserta 8
2. Seminar Nasional problematika Hakim dan
Peradilan “Rekontruksi Ideal Sistem
Peradilan di Indonesia”
22 September
2016
Peserta 8
3. Seminar Nasional “Perempuan Indonesia
Di Mata Hukum Dan Ham”
21 Desember
2016
Peserta 8
4. Seminar Internasional “Menjadi
Mobilepreuneur dalam Era E-commerce”
25 April 2017 Peserta 8
5. Seminar Nasional ITTAQO “Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab Integratif
Untuk Membangun Peradaban Islam Di
Indonesia”
23 Mei 2017 Peserta
8
6. Seminar Nasional “Reaktualisasi Cantik
Dhohir dan Batin dalam Kacamata Islam”
18 November
2017
Peserta 8
7. Seminar Nasional & Launching FKKDKN
“Tantangan Lembaga Dakwah Kampus
dalam Mencetak Generasi Mahasiswa
Muslim yang Moderat dan Cinta NKRI di
07 Mei 2018 Peserta 8
100
Perguruan Tinggi”
8. Seminar Nasional “Wonderful Ramadhan
Dan Launcing Komunitas Muslim
Cendekia (KOMIKA)”
16 Mei 2018 Peserta 8
9. Seminar Nasional Kebangsaan Dema IAIN
Salatiga “Reaktualisasi Semangat Pemuda
Era Reformasi & Era Milinial dalam
Berbangsa dan Bernegara”
08 November
2018
Peserta 8
10. Seminar Nasional Budaya dan Pariwisata
“Wisata dan Budaya Demak : Membangun
potensi wisata seni, budaya dan Kearifan
lokal, demi terciptanya kemajuan ekonomi
daerah”
26 Agustus 2018
Peserta 8
11. Seminar Nasional “Preparing Your Future
by Winning Your CV”
17 November
2018
Peserta 8
12. Seminar Nasional Tantangan Literasi
Media Di Era Digital “Santri Melawan
Hoax dan Tolak Politisasi SARA Demi
Tegaknya Pancasila dan NKRI”
29 November
2018
Peserta 8
13. Studi Intensif Bahasa Arab (SIBA) oleh
UPTB IAIN Salatiga
22 Februari – 10
Juni 2016
Peserta 6
14. Studi Intensif Bahasa Inggris (SIBI) oleh
UPTB IAIN Salatiga
22 Februari-10
Juni 2016
Peserta 6
15. Pelatihan Kepramukaan 19-21 Juli 2018 Peserta 4
16. OPAK IAIN Salatiga 2015 14 Agustus 2015 Peserta 3
101
“Penguatan Nilai-Nilai Islam Indonesia
Menuju Negara yang Aman dan Damai”
17. OPAK JURUSAN TARBIYAH IAIN
SALATIGA 2015 dengan tema: “Integrasi
Pendidikan Karakter Mahasiswa melalui
Kampus Edukatif Humanis dan Religius”
13 Agustus 2015 Peseerta 3
18 LIBRARY USER EDUCATION oleh UPT
Perpustakaan IAIN Salatiga.
21 Agustus 2015 Peserta 3
19. Training Makalah dan Motivasi Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) Fathir AR-Rasyid
12 September
2015
Peserta 3
20. Seminar dan Sarasehan oleh Forum
Komunikasi Mahasiswa Boyolali (FKMB)
Salatiga. Dengan tema: “Satu Langkah
Mengenal Boyolali”
30 Maret 2016 Peserta 3
21. Dialog Interaktif Senat Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga “PERAN POLITIK DALAM
PEREKONOMIAN DI INDONESIA”
04 Oktober 2016 Peserta 3
22. Workshop Nasional Pasar Modal Syariah
“Peran Pasar Modal Syari‟ah Bagi
Mahasiswa Ekonomi Untuk Menyongsong
Indonesia Sejahtera”
19 Oktober 2016 Peserta 3
23. Penghargaan Seminar Internasional
“Menjadi Mobilepreuneur dalam Era E-
commerce”
25 April 2017 Peserta
3
24. Seminar Online “Tips and Trick Student
Exchange”
14 Oktober 2017 Peserta 3
102
25. Kegiatan Seminar Sehari dalam rangka
Kunjungan Studi “Peran Masyarakat dalam
Mewujudkan Pendidikan Islam Yang
Rahmatallil Alamin”
17 Desember
2017
Peserta 3
26. Kegiatan Penerimaan Anggota Baru
Gerakan Jum‟at Berbagi FTIK “Generasi
Muda Pembangun Semangat Bersedekah”
23-24 Desember
2017
Peserta 3
27. Festifal Ramadhan “Peran Spiritual
Keagamaan Dalam Meningkatkan Kualitas
Pendidikan dan Kebangsaan”
25 Mei 2018
Peserta 3
28. Lomba Essai Tingkat Nasional (LPM)
Dinamika IAIN Salatiga “Penguatan Nilai-
Nilai Pendidikan Di Indonesia Bagi
Generasi Muda Sebagai Agen Perubahan.
29 September
2018
Peserta 3
29. Workshop “and has successfully completed
all training in CV-Making Workshop”Your
CV,
17 November
2018
Peserta 3
103
104
105
106
CATATAN LAPANGAN 1
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari / Tanggal : Sabtu / 10 Agustus 2019
Jam : 14.30 WIB
Lokasi : Masjid MAN Salatiga
Sumber Data : Anggota dan Pengurus SKI MAN Salatiga
Deskripsi Data
Sumber data adalah anggota SKI (Seksi Kerohanian Islam) Madrasah
Aliyah Negeri Salatiga. Dari hasil observasi didapatkan bahwa kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian Islam) dilaksanakan setiap satu minggu sekali pada hari Sabtu,
setelah selesai kegiatan pembelajaran dikelas pada jam 14.30 WIB,
Pengurus dan anggota SKI (Seksi Kerohanian Islam) Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga datang untuk mengikuti kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) dan
dilanjutkan berkumpul di serambi masjid Madrasah Aliyah Negeri Salatiga,
setelah mereka berkumpul semua maka kemudian melakukan sholat asyar
berjamah. Setelah selesai melaksanakan sholat asyar, pengurus dan anggota SKI
(Seksi Kerohanian Islam) berkumpul Serambi Masjid untuk memulai kegiatan
SKI (Seksi Kerohanian Islam).
107
CATATAN LAPANGAN 2
Metode Pengumpulan Data : Observasi
Hari / Tanggal : Sabtu / 17 Agustus 2019
Jam : 14.30 WIB
Lokasi : Masjid MAN Salatiga
Sumber Data : Anggota dan Pengurus SKI MAN Salatiga
Deskripsi Data
Pengamatan kedua kali dilakukan oleh peneliti di Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga, mendapatkan beberapa data yang dapat disajikan pendukung untuk
proses penelitian selanjutnya. Kesan pertama peneliti melihat lokasi penelitian di
Madrasah Aliyah Negeri Salatiga ini cukup kondusif dalam melakukan kegiatan
SKI (Seksi Kerohanian Islam). Pada saat peneliti tiba di Madrasah Aliyah Negeri
Salatiga, Anggota dan pengurus SKI (Seksi Kerohanian Islam) sedang berkumpul
untuk melakukan sholat asyar berjamaah. Hal ini memang merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh semua pengurus dan Anggota SKI (Seksi Kerohanian Islam)
sebelum memulai kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam).
Setelah selesai melakukan sholat asyar berjamaah, maka semua anggota
SKI (Seksi Kerohanian Islam) berkumpul beserta para pengurus di serambi masjid
untuk memulai kegiata SKI (Seksi Kerohanian Islam), setelah berkumpul semua
maka kegiatan di mulai dengan berdoa bersama untuk mengawali kegiatan dan
dilanjutkan dengan kegiatan kajian-kajian Islam.
Untuk kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam), para pengurus SKI (Seksi
Kerohanian Islam) menggunakan metode keteladanan dan pembiasaan. Misal
108
keteladanan Rasulullah SAW yang mengajarkan serta menanamkan nilai-nilai
karakter yang mulia kepada umatnya. Sebaik-baik manusia adalah yang baik
karakter atau akhlaknya dan manusia yang sempurna adalah yang memiliki
akhlakul karimah, karena ia merupakan cerminan iman yang sempurna.
Setelah waktu menunjukkan pukul 16.00 WIB kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam) usai, maka ketua SKI (Seksi Kerohanian Islam) memimpin doa
bersama dilanjutkan doa kafaratul majlis dan menutup kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam) dengan salam.
109
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA KEPALA SEKOLAH
A. IDENTITAS NARASUMBER
Nama :
Tanggal Wawancara :
Tempat, Jam :
Judul : IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER MELALUI KEGIATAN SKI (SEKSI KEROHANIAN
ISLAM) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2019/2020.
1. Apa yang bapak ketahui tentang pendidikan karakter?
2. Bagaimana penerapan pendidikan karakter di sekolah Bapak?
3. Apakah dengan adanya kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) dapat
membantu mewujudkan pendidikan karakter?
4. Bagaimana implementasi pendidikan karakter yang telah bapak lakukan
kepada siswa melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam)?
5. Nilai-nilai karakter apa yang diterapkan kepada siswa melalui kegiatan
SKI (Seksi Kerohanian Islam)?
6. Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapan
pendidikan karakter melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam)?
7. Bagaimana bentuk evaluasi dalam kegiatan SKI (Seksi Kerohanian
Islam)?
110
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA GURU BK
A. IDENTITAS NARASUMBER
Nama :
Tanggal Wawancara :
Tempat, Jam :
Judul : IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER MELALUI KEGIATAN SKI (SEKSI KEROHANIAN
ISLAM) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2019/2020.
1. Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang pendidikan karakter?
2. Adakah faktor pendukung dalam menerapkan pendidikan karakter di
sekolah ini?
3. Adakah faktor penghambat dalam menerapkan pendidikan karakter di
sekolah ini?
111
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA SISWA
A. IDENTITAS NARASUMBER
Nama :
Tanggal Wawancara :
Tempat, Jam :
Judul : IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER MELALUI KEGIATAN SKI (SEKSI KEROHANIAN
ISLAM) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2019/2020.
1. Apa yang adik ketahui tentang pendidikan karakter?
2. Apakah pendidikan karakter itu penting untuk di terapkan?
3. Pada saat kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam), nilai-nilai karakter apa
yang sering di terapkan dalam kegiatan tersebut?
4. Apa adik senang mengikuti kegiatan SKI disekolah, dan adakah hukuman
jika tidak berangkat?
5. Menurut adik, apakah ada sisi positif dari kegiatan SKI (Seksi Kerohanian
Islam) dalam pembentukan karakter?
112
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA PEMBINA SKI
A. IDENTITAS NARASUMBER
Nama :
Tanggal Wawancara :
Tempat, Jam :
Judul : IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER MELALUI KEGIATAN SKI (SEKSI KEROHANIAN
ISLAM) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2019/2020.
1. Apa pengertian, fungsi, SKI (Seksi Kerohanian Islam)?
2. Apa yang bapak ketahui tentang pendidikan karakter?
3. Bagaimana latar belakang berdirinya kegiatan SKI (Seksi Kerohanian
Islam)?
4. Apa tujuan kegiatan ektrakurikuler rohis di MAN Salatiga?
5. Apa visi dan misi kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di MAN
Salatiga?
6. Apa saja program kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam) di MAN
Salatiga?
7. Bagaimana implementasi pendidikan karakter yang telah bapak lakukan
kepada siswa melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam)?
8. Nilai-nilai karakter apa yang sudah atau sering diterapkan kepada siswa di
kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam)?
113
9. Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penerapan
pendidikan karakter melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam)?
10. Bagaimana bentuk evaluasi dalam kegiatan SKI (Seksi Kerohanian
Islam)?
11. Bagaimana sarana dan prasarana di MAN Salatiga kaitannya dengan
kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam)?
114
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA KETUA KEGIATAN SKI
(SEKSI KEROHANIAN ISLAM)
A. IDENTITAS NARASUMBER
Nama :
Tanggal Wawancara :
Tempat, Jam :
Judul : IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER MELALUI KEGIATAN SKI (SEKSI KEROHANIAN
ISLAM) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2019/2020.
1. Apa yang adik ketahui tentang pendidikan karakter?
2. Apakah pendidikan karakter itu penting untuk di terapkan?
3. Apa saja program kerja SKI (Seksi Kerohanian Islam)?
4. Bagaimana implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian Islam) tersebut?
5. Pada saat kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam), nilai-nilai karakter
apa yang sering di terapkan dalam kegiatan tersebut?
6. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan
pendidikan karakter melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam)?
7. Bagaimana solusi dari hambatan itu?
115
PEDOMAN WAWANCARA KEPADA WAKA KESISWAAN
A. IDENTITAS NARASUMBER
Nama :
Tanggal Wawancara :
Tempat, Jam :
Judul : IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
KARAKTER MELALUI KEGIATAN SKI (SEKSI KEROHANIAN
ISLAM) DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2019/2020.
1. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang pendidikan karakter?
2. Bagaimana upaya sekolah dalam menerapkan pendidikan karakter
bagi siswa?
3. Apakah pendidikan karakter di sekolah ini bisa dilakukan melalui
kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam)?
4. Bagaimana implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian Islam)?
5. Nilai-nilai karakter apa saja yang di terapakan melalui kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian Islam)?
6. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan
pendidikan karakter melalui kegiatan SKI (Seksi Kerohanian Islam)?
7. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan tersebut?
116
117
118
119
120
121
122
123
124
PROGRAM KERJA DAN SUSUNAN
PENGURUS
SEKSI KEROHANIAN ISLAM ( SKI )
MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA
PERIODE 2018/ 2019
Sekretariat : MAN SALATIGA Jalan KH. Wahid Hasyim 12 Salatiga Telp. (0298) 323031 Kode Pos
50714 Website : [email protected] E-mail : [email protected]
125
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seksi Kerohanian Islam ( SKI ) adalah salah satu Organisasi kesiswaan
yang terdapat di MAN Salatiga yang bergerak dibidang keagamaan.
Dalam Organisasi ini diberikan materi-materi penunjang tentang
keislaman, yang merupakan materi tambahan dari Mapel PAI yang telah
diajarkan oleh bapak / ibu guru di Madrasah. Selain materi keagamaan, peserta
didik juga diajak terjun langsung untuk mengamalkan materi atau ilmu yang
telah didapatkan agar dapat bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
Selain untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh Organisasi ini juga bertujuan untuk
meningkatkan Pengetahuan bagi Anggotanya, sehingga mereka diharapkan
dapat memiliki IMTAQ dan IPTEK yang berkualitas.
B. Tujuan
Tujuan disusunnya Program Kerja SKI ini antara lain :
a. Untuk menjalankan roda organisasi yang jelas dan nyata.
b. Untuk lebih mengkoordinir kegiatan- kegiatan Organisasi.
c. Untuk mencapai harapan SKI yaitu terciptanya generasi yang memiliki
IMTAQ dan IPTEK berkualitas.
C. Dasar dari Penyusunan Program Kerja
Program Kerja SKI ini bersumber dari usulan- usulan para anggota yang
disampaikan pada rapat SKI tanggal …..
126
BAB II
DAFTAR PROGRAM KERJA DAN STRUKTUR
ORGANISASI
SEKSI KEROHANIAN ISLAM MAN SALATIGA
A. Daftar Program Kerja
NO NAMA
PROGRAM
JANGKA WAKTU
PELAKSANAAN
PENANGGUNG
JAWAB
1. Bersih- bersih
Mushola ( BBM )
Sedang 1 bulan sekali Sie Takmir
Mushola
2. Piket Kebersihan
Mushola
Pendek Setiap hari,
terjadwal
Sie Takmir
Mushola
3.
Kas tiap
pertemuan rutin
Pendek 1 Minggu sekali Pengurus inti
4. Infaq Yaumiyah
Pembangunan
masjid
Pendek Setiap hari Sie Ibadah dan
Infaq
5. Infaq lelayu Sedang Ketika ada kabar
lelayu
Sie Ibadah dan
Infaq
6. Buletin As Syi‟ra Sedang Terbit setiap 1
bulan sekali
Sie Humas
7. Kegiatan idul
adha dan qurban
Panjang Setiap hari raya
Idul Adha
Pengurus inti
8. Tadabbur „alam Panjang Liburan semester Sie Humas
9. Ekstrakulikuler
keagamaan (
Rebana, Qiro‟an
dsb )
Pendek Terjadwal oleh
madrasah
Sie
pengembangan
Organisasi
10. Maulid Nabi Pendek Satu bulan sekali Sie Ibadah dan
Infaq
11. PHBI Panjang Setiap ada hari
besar islam
Ketua dan
Pengurus inti
12. Tadarus Al
Qur‟an
Pendek Setiap satu minggu
seklai
Sie Humas
13 Pengadaan papan
dakwah ski
Pendek Satu minggu sekali Sie Dakwah
127
B. Daftar Pengurus dan Anggota Organisani
NO JABATAN NAMA KETERANGAN/KELAS
1. Pelindung Handono, S.Ag, M.Pd Kepala Sekolah
3. Pembina Imam Fauzi, S.Ag,
M.Pd.I
Guru Pengajar
4. Ketua Umum Miftahul Khusni Dluha XI–IIK
5. Ketua 1 Muhammad Li Ulin
Nuha
X I–IIK
6. Ketua 2 Nurmala Rizqina
Maulida
X I–IIK
7. Sekertaris 1 Maulida Khoirotun Nisa‟ X I–MIPA–1
8. Sekertaris 2 M. Farkhan Farid XI–IIK
10. Bendahara 1 Annisak Khusnul W X I–IPS 4
11. Bendahara 2 Alicia Umayyah X I–IIK
Sie Bidang
12. Sie. Bidang
Humas
1. Wafiq Faruq A XI–IIK
2. Dewi Fitri A. X I–IIK
13. Sie Bidang
Pengembangan
Organisasi
1. Fatimatuzzahro XI–MIPA–1
2. Nabilatus Sa‟idah XI–MIPA–1
15 Sie Ibadah dan
Infaq
1. Sofiyyah Hana S. X I–MIPA–1
2. Ratna Nur M. X I–MIPA–1
16 Sie Bidang
Ta‟mir Mushola
1. Farrah Febrianti XI–IPS–1
2. Siti Nur Kholisoh X I–MIPA–5
17 Sie. Bidang
Perlengkapan
1. Yanuar Adnan XI –MIPA–3
2. Bagas Failasof X I–MIPA–3
A. PELANTIKAN PENGURUS DAN ANGGOTA SKI SEKALIGUS
PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD 1440 H
- Waktu kegiatan : Ahad dan senin , 18 dan 20 November 2018
- Bentuk Kegiatan : pengajian akbar
Mujahadah
Pelantikan pengurus dan anggota SKI
- Sasaran kegiatan : seluruh anggota SKI MAN Salatiga
Seluruh siswa MAN Salatiga
- Jumlah peserta PELANTIKAN : 150 peserta
- Tujuan Kegiatan :
- Anggaran dana
128
1. ANGGARAN DANA PELANTIKAN SKI
A. PEMASUKAN :
NO PEMASUKAN JUMLAH
1 DKS Rp 1.655.000,-
2 BOS Rp 2.175.000,-
B. PENGELUARAN :
No. PENGELUARAN JUMLAH
1 Kesekertariatan Rp 50.000,-
2 Badge @ 92 x 5.000,- Rp 460.000,-
3 MMT Rp 100.000 ,-
4 Hadiah Rp 150.000,-
5 Snack @145 x 5.000,- Rp 725.000,-
6 Makan berat @ 145 x 10.000,- Rp 1.450 000,-
7 Pemateri Rp 600.000,-
8 Dek Dok Rp 100,000,-
9 Perlengkapan Rp 150.000,-
10 Lain- lain Rp 150.000,-
2. ANGGARAN DANA PERINGATAN MAULID NABI
Sound Sistem,Genset : Rp 1.000.000,- Acomodasi Team Da‟I : Rp 1.000.000,-
Tenda vip 2 @Rp 200.000,- : Rp 400.000,-
Tenda Biasa 20 Unit @ Rp 60.000,- : Rp 1.200.000,- Sewa Panggung 8 m x m @Rp 20.000,- : Rp 160.000,-
Dek dok : Rp 300.000,-
Konsumsi persiapan panitia : Rp 600.000,-
Konsumsi pemateri dan guru : Rp 700.000,-
Total : Rp 5.360.000,-
B. SEMINAR KEAGAMAAN
129
1. Waktu kegiatan : Ahad, 11 Februari 2019
2. Bentuk Kegiatan : Seminar
3. Sasaran kegiatan : seluruh anggota SKI MAN Salatiga
Perwakilan organisasi dan kelas
4. Jumlah peserta : 150 peserta
5. Tujuan Kegiatan :
6. Anggaran dana
I. PEMASUKAN
1. DKS : Rp. 667.500,-
2. BOS : Rp. 1.210.000,-
Jumlah : Rp. 1.877.500,-
II. PENGELUARAN
1. Kesekretariatan : Rp. 50.000,-
2. Dekdok : Rp. 150.000,-
3. Sticker 175 x @ 800 : Rp. 140.000,-
4. Transportasi Humas : Rp. 40.000,-
5. Door prize / hadiah : Rp. 150.000,-
6. Pemateri : Rp. 250.000,-
7. Lain- lain : Rp. 50.000,-
8. Konsumsi:
- Snack peserta 143 x @ 8.000 : Rp. 1.144.000,-
-Snack pemateri dan guru 7 [email protected] : Rp. 70.000,-
Jumlah : Rp. 2.044.000,-
C. PERINGATAN ISRA’ MI’RAJ NABI MUHAMMAD
1. Waktu kegiatan : Rabu, 3 April 2019
2. Bentuk Kegiatan : pengajian
3. Sasaran kegiatan : seluruh anggota SKI MAN Salatiga
Perwakilan organisasi dan kelas
4. Jumlah peserta : 150 peserta
5. Tujuan Kegiatan :
6. Anggaran dana :
130
III. PEMASUKAN
1. DKS : Rp. 667.500,-
2. BOS : Rp. 1.210.000,-
+Jumlah : Rp. 1.877.500,-
IV. PENGELUARAN
1. Kesekretariatan : Rp. 50.000,-
2. Dekdok : Rp. 150.000,-
3. Sticker 175 x @ 800 : Rp. 140.000,-
4. Transportasi Humas : Rp. 40.000,-
5. Door prize / hadiah : Rp. 150.000,-
6. Pemateri : Rp. 250.000,-
7. Lain- lain : Rp. 50.000,-
8. Konsumsi:
- Snack peserta 143 x @ 8.000 : Rp. 1.144.000,-
-Snack pemateri dan guru 7 [email protected] : Rp. 70.000,-
Jumlah : Rp. 2.044.000,-
D. KHOTMIL QUR’AN DAN PERINGATAN NUZULUL QUR’AN
1. Waktu kegiatan : Ahad, 19 Mei 2019/ 14 Ramadhan 1440 H
2. Bentuk Kegiatan : Khotmil Qur‟an dan pengajian Nuzulul qur‟an
3. Sasaran kegiatan : seluruh anggota SKI MAN Salatiga
Perwakilan organisasi dan kelas
4. Jumlah peserta : 150 peserta
5. Tujuan Kegiatan :
6. Anggaran dana :
PEMASUKAN :
BOS Rp. 3.700.000,-
DKS Rp. 450.000,-
Total Rp. 3.150.000,-
PENGELUARAN :
1. Kesekertariatan Rp. 50.000,-
131
2. Penataan panggung dan dekorasi Rp. 200.000,-
3. Perlengkapan Rp. 50.000,-
4. Penyusunan laporan Rp. 50.000,-
5. Transportasi humas Rp. 50.000,-
6. Konsumsi
a. Makan besar 1x @ 10.000 x
150 peserta
b. Es buah 1x @ 5.000 x 150
peserta
Rp.1.500.000,-
Rp. 750.000,-
7. Hadiah lomba
a. Video dakwah
b. Artikel islami
c. Video sholawat
Rp. 50.000,-
Rp. 50.000,-
Rp. 50.000,-
8. Lain-lain Rp. 50.000,-
9. Total Rp.4.950.000,-
E. KEGIATAN RAMADHAN
1. Waktu kegiatan : tanggal 6-22 Mei 2019/ 1-17 Ramadhan 1440 H
(sepulang sekolah)
2. Bentuk Kegiatan : kajian Ramadhan
3. Sasaran kegiatan : seluruh anggota SKI MAN Salatiga
4. Tujuan Kegiatan :
5. Anggaran dana : -
F. MABIT DAN TADABUR ALAM
1. Waktu kegiatan : Sabtu-Ahad, 5-6 Oktober 2019
Bentuk Kegiatan :
1. Pengajian 2. Tadarus bersama
3. Dzibaan
4. Renungan malam dan shalat tahajud
2. Sasaran kegiatan : pengurus SKI MAN Salatiga
Perwakilan organisasi dan kelas
3. Jumlah peserta : 150 peserta
4. Tujuan Kegiatan :
132
5. Anggaran dana :
PEMASUKAN :
BOS Rp. 4.600.000,-
DKS Rp. 450.000,-
Total Rp. 4.750.000,-
PENGELUARAN :
1. Kesekertariatan Rp. 50.000,-
2. Dek dok Rp. 150.000,-
3. Perlengkapan Rp. 50.000,-
4. Penyusunan laporan Rp 50.000,-
5. Transportasi humas Rp. 50.000,-
6. Konsumsi
a. Makan besar 2x @ 10.000 x 150
peserta
b. Es buah 1x @ 5.000 x 150 peserta
c. Snack 1 x @ 4.000 x 150
Rp. 3.000.000,-
Rp. 750.000,-
Rp. 600.000,-
7. Lain-lain Rp. 50.000,-
8. Total Rp.4.750.000,-
G. PERINGATAN HARI SANTRI
- Waktu kegiatan : 22 Oktober 2019
- Anggaran dana : Rp. 3.000.000
133
BAB III
PENUTUP
A. ATURAN TAMBAHAN
a. Program-program kerja diatas akan di jalankan dengan menyesuaikan
situasi dan kondisi yang ada.
b. Bagi anggota SKI yang belum tercantum dalam Struktur Organisasi harap
segera menghubungi Pengurus Organisasi
c. Tingkat keefektifan anggota Organisasi akan diadakan Penilaian yang
akan dimasukkan dalam nilai ekstra kurikuler diraport akhir semester.
d. Bilamana ada perubahan dihari kemudian akan disesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang ada.
B. PENUTUP
Demikian susunan program kerja dan kepengurusan SKI MAN Salatiga
Periode 2018/2019. Apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan kami selaku pengurus memohon maaf dengan ikhlas.
Salatiga, ………
DOKUMENTASI
Mengetahui,
Pembina SKI MAN Salatiga
Imam Fauzi, S.Ag, M.PdI
NIP. 197310302007101001
Ketua Umum SKI
Miftahul Khusni Dluha
NIS. 8159
Sekretaris
Maulida Khoirotun N
NIS. 8340
134
Gambar 1
Wawancara dengan Pembina SKI
Gambar 2
Wawancara dengan Kepsek MAN Salatiga
135
Gambar 3
Wawancara dengan Waka MAN Salatiga
Gambar 4
Wawancara dengan Ketua SKI MAN Salatiga
136
Gambar 5
Wawancara dengan Siswa
Gambar 6
Wawancara dengan Siswa
137
Gambar 7
Wawancara dengan Siswa
Gambar 8
Kegiatan Pelaksanaan Qur’ban Idul adha
138
Gambar 9
Kegiatan Pelaksanaan Qur’ban Idul adha
Gambar 10
Kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa
139
Gambar 11
Kegiatan Malam Bina Iman dan Taqwa
Gambar 12
Kegiatan Sholat berjamaah
140
Gambar 13
Kegiatan Sholat berjamaah
Gambar 15
Tadabur Alam SKI
141
Gambar 16
Silaturahmi Anggota SKI
Gambar 17
Silaturahmi Anggota SKI
142
Gambar 18
Pelantikan Pengurus dan Anggota SKI
Gambar 19
Pelantikan Pengurus dan Anggota SK
143
Gambar 20
Pelantikan Pengurus dan Anggota SKI
Gambar 21
Pelantikan Pengurus dan Anggota SKI
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
TRIANGULASI DATA
NO SUBYEK RUMUSAN
MASALAH
HASIL WAWANCARA KESIMPULAN
1 a. Handono
1. Bagaimana
implementasi
pendidikan
karakter dalam
kegiatan SKI
(Seksi
Kerohanian
Islam) di
Madrasah
Aliyah Negeri
Salatiga tahun
pelajaran
2019/2020?
a. Implementasi
Pendidikan Karakter
di Madrasah Aliyah
Negeri Salatiga
didasarkan pada
konsep Madrasah
yang dilakukan sejak
pertama kali peserta
didik masuk sekolah
yaitu pada masa
pengenalan peserta
didik baru, atau biasa
disebut MATSAMA
(masa ta‟aruf siswa
madrasah), siswa
diberikan pembekalan
pendidikan karakter
dengan guru, orang
tua, teman, tehadap
lingkungan
masyarakat.
Nilai-nilai pendidikan
karakter yang
diterapkan kepada
peserta didik tentunya
sangat banyak sekali
Penerapan
pendidikan
karakter pada
kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian
Islam) yaitu
melalui
pembiasaan yang
dapat membentuk
akhlak karimah
yang baik untuk
siswa, dan dan
kegiatan-kegiatan
tersebut
mengandung
banyak nilai-nilai
karakter yang
diterapkan
didalamnya.
163
b. Sukarman
mbak, meliputi nilai
disiplin, religius,
tanggung jawab,
peduli sosial dan
lingkungan sekitar,
budaya malu.
b. Implementasi
pendidikan karakter
melalui kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian
Islam) di sini
dilakukan melalui
kegiatan-kegiatan
keagamaan dengan
maksud membentuk
akhlak anak menjadi
baik sesuai dengan
harapan. Anak
diajarkan sholat
berjama‟ah, sholat
dhuha, membaca
asmaul husna, infak
yaumiyah, setiap pagi
bersalaman dengan
guru di depan
gerbang. Dengan
tujuan agar anak
dengan pembiasaan
itu dapat hidup
mandiri dan
164
c. Imam
Fauzi
mempunyai akhlak
yang baik. Nilai-nilai
pendidikan karakter
yang diterapkan pada
kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam)
yaitu nilai religius,
disiplin, tanggung
jawab, peduli
terhadap sesama dan
lingkungan
masyarakat.
c. Dalam
mengimplementasika
n pendidikan karakter
dikegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam),
peserta didik lebih
ditekankan pada
pembiasaan disetiap
harinya dengan
kegiatan keagamaan
seperti Tadarus,
kajian keIslaman,
sholat berjamaah,
sholat dhuha, rebana,
tilawatil qur‟an dan
masih banyak
kegiatan yang lainnya
sesuai dengan jadwal
yang telah di tentukan
165
pengurus SKI agar
dapat membentuk
akhlak yang baik pada
setiap siswa. Nilai-
nilai pendidikan
karakter yang
diterapkan melalui
kegiatan SKI (Seksi
kerohanian Islam)
kepada peserta didik
yaitu nilai religius,
seperti shalat fardu
secara berjamaah,
kultum, kajian Islam
yang diselenggarakan
setelah shalat
berjamaah, pengajian
setiap ada hari-hari
besar, tadarus
bersama membaca Al
Qur‟an dan lain
sebagainya yang
dapat membawa siswa
kepada nilai-nilai
religius. siswa
diajarjan disiplin,
peserta didik
diajarkan untuk
memiliki sikap dan
perilaku disiplin
berarti ia telah
166
memanfaatkan waktu
dengan baik,
tanggung jawab,
peserta didik ditunjuk
untuk menjadi ketua
maka dia harus
tanggung jawab
dalam mengemban
jabatannya sebagai
ketua, budaya malu,
yaitu malu kepada
Allah, dan juga
perasaan malu kepada
manusia, peduli
sosial, peserta didik
diberikan pengarahan
dan pengalaman
untuk selalu berbuat
baik dan berbagi
terhadap sesama yang
lebih membutuhkan
seperti hari idul adha
yaitu anak diajarkan
untuk berbagi secara
langsung daging
qurban dengan
masyarakat yang
kurang mampu,
peduli lingkungan
yaitu dengan adanya
jadwal piket
167
d. Miftakhul
Kusni
kebersihan masjid.
d. Implementasi
pendidikan karakter
melalui kegiatan SKI
(Seksi kerohanian
Islam) di Madrsah
Aliyah Negeri
Salatiga tidak hanya
sebatas pada kegiatan
keagamaan. Akan
tetapi bertujuan untuk
mengembangkan
sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
Mengenai sikap,
misalnya melalui
sholat berjama‟ah;
pengetahuan, kajian
Islam dan
ketrampilan, seperti
qiro‟ah, rebana,
khitobah dan
sebagainya. Hal ini
diwujudkan melalui
kegiatan yang sudah
terjadwal dari pada
pengurus SKI dan
pembina. Nilai-nilai
karakter yang
168
diterapkan pada
kegiatan SKI yaitu
Religius, Tanggung
Jawab, Disiplin,
Bersahabat, Peduli
Lingkungan, Peduli
Sosial, Budaya Malu,
Persahabatan.
2 a. Handono
2. Apa faktor
pendukung
dan
penghambat
implementasi
pendidikan
karakter dalam
kegiatan SKI
(Seksi
Kerohanian
Islam) di
Madrasah
Aliyah Negeri
Salatiga tahun
pelajaran
2019/2020?
a. Mengenai faktor
pendukung
pendidikan karakter di
sini yaitu anak diberi
penghargaan hadiah,
karena dia berakhlak
baik dan dapat
dipercaya. Melalui hal
tersebut anak merasa
bangga dan selalu
menjaga akhlaknya.
Selain itu, lingkungan
dari teman-temannya
yang selalu berbuat
baik, maka anak akan
berbuat baik dan
sebaliknya. Rasa
kekeluargaan dan
kebersamaan yang
tinggi sehingga anak
tidak merasa
canggung.
Yang menjadi kendala
Adapun faktor
pendukung dalam
penerapan
pendidikan
karakter melalui
kegiatan SKI
(Seksi Kerohanian
Islam) adalah
Dari dalam diri
anak itu sendiri
dalam mengikuti
kegiatan SKI tanpa
ada paksaan dari
siapapun, dan
faktor
penghambatnya
adalah sering
terbenturnya
kegiatan SKI
dengan kegiatan
yang lain.
169
b. Sukarman
c. Imam
Fauzi
dalam membentuk
karakter anak disini
adalah anak mudah
terpengaruh oleh
lingkungan luar,
seperti lingkungan
masyarakat, teman
sebaya yang bukan
satu sekolah.
b. Karena semangat
pembina,
alhamdulillah
pelaksanaan kegiatan
SKI (Seksi
Kerohanian Islam)
sudah berjalan dengan
tertib dan
terkoordinasi dengan
baik.
c. Dengan adanya
kegiatan SKI (Seksi
Kerohanian Islam) ini
dapat mengasah dan
meningkatkan bakat
dan minat yang
dimiliki para anggota
SKI, sehingga para
anggota yang sudah
memiliki bakat di
asah dengan baik agar
bisa berkembang, dan
170
d. Sofiana
\\
anak yang belum
memiliki bakat
dibidang SKI anak
selalu diberikan
arahan dan bimbingan
yang baik.
Faktor penghambat
untuk kegiatan SKI
untuk awal kegiatan
peserta SKI sangat
banyak sekali namun
dengan berjalannya
waktu kegiatan para
peserta berkurang
dikarenakan kegiatan
SKI terbentur dengan
kegiatan yang lainnya
secara bersamaan
d. Faktor pendukung
Tentunya kerja sama
yang baik dari semua
pihak, bekerja sama
dari guru pembina
SKI, dari pihak-
pihak yang
berkepentingan
semua untuk
bersama-sama
mengarahkan ke
anak. Karena dari
guru pembina SKI
171
rutin mengadakan
pengajian, kegiatan
setiap hari besar
Islam, kajian Islam
ya. Membuat
kesadaran anak-anak
untuk memiliki
akhlak yang baik itu
bisa termotivasi Ya,
hambatan ya ada,
kadang- kadang
kesadaran anak beda-
beda. Ada anak yang
memang dari
keluarga sudah
terdidik baik.
Disekolah dia
menyesuaikan
dengan lingkungan.
Anak di Madrasah
Aliyah Negeri
Salatiga ini kan latar
belakangnya
bermacam-macam.
Faktor lingkungan
rumah yang kurang
baik, pengaruh
teman-teman di luar
madrasah juga.
Untuk membentuk
pendidikan karakter
172
e. Miftakhul
itu sebuah tantangan
ada kesulitan.
Kadang-kadang
anak-anak di
Madrasah Aliyah
Negeri Salatiga ini
dari keluarga yang
broken, ekonominya
lemah. Itu kadang-
kadang tantangan
dari guru BK
e. Faktor pendukungnya
adalah sarana
prasarana yang
memadai, sehingga
pelatihnya dalam
menyampaikan materi
juga enak.
Sedangkan
penghambatnya
adalah pulang sore
terkadang juga
benturan dengan
agenda lain. Jadi
harus pintar-pintar
membagi waktu.
173
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Siti Aprilyanti
2. NIM : 23010150110
3. Fakultas/Jurusan : FTIK/PAI
4. Tempat/Tanggal Lahir : Boyolali, 08 April 1997
5. Alamat : Candigatak, Cepogo, Boyolali
6. Nama Ayah : Tukirin
7. Nama Ibu : Sriyanti
8. Agama : Islam
B. Pendidikan
1. RA Pertiwi Candigatak lulus tahun 2003
2. SD N 2 Candigatak lulus tahun 2009
3. SMP N 5 BOYOLALI lulus tahun 2012
4. SMK N 1 BOYOLALI lulus tahun 2015