IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT...

92
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : RIKE FIQRIYAH 11140110000097 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1440 H

Transcript of IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT...

Page 1: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK

TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL

JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

RIKE FIQRIYAH

11140110000097

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M/1440 H

Page 2: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

I ii

Page 3: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

ii

Page 4: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

iii

ABSTRAK

Page 5: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

iv

Page 6: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

v

ABSTRAK

Rike Fiqriyah (NIM: 11140110000097). Implementasi Pembelajaran Shalat

bagi Anak Tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran

shalat bagi anak tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta. Penelitian

ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2018 sampai bulan Desember 2018.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dengan

pendekatan kualitatif deskriptif. Prosedur pengumpulan data yang digunakan

adalah observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai penunjang data penelitian.

Wawancara dilakukan kepada perwakilan guru Pendidikan Agama Islam dan 2

orang siswa kelas VII berdasarkan pedoman wawancara yang telah ditetapkan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran shalat bagi

anak tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta menggunakan

metode, antara lain: metode ceramah dan tanya jawab dalam pemberian materi

pelajaran, serta metode demonstrasi dan metode pembiasaan dalam praktek shalat.

Kata Kunci: Pembelajaran, Shalat, Tunanetra.

Page 7: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

vi

ABSTRACT

Rike Fiqriyah (NIM: 11140110000097). The Implementation of Prayer

Learning for Blind Children at SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta.

The study aims to determine the implementation of prayer learning for

blind children at SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta. This research was

conducted in October 2018 until December 2018.

The method used in this study is a method with a descriptive qualitative

approach. The procedure of data collection were observation, interviews and

documentation to support research data. The interviews were conducted with

representatives of Islamic religious teachers and two class students in 7th

grade.

The results of this study indicate that prayer learning for blind children at

SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta uses methods such as: lecture method

and question and answer method in providing subject matter, and methods of

demonstration an habituation in the practice of prayer.

Keywords: Learning, Prayer, Blind.

Page 8: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

vii

KATA PENGANTAR

Assalaamu‟alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirobbil „alamin, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang

telah memberikan taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini yang berjudul “Implementasi Pembelajaran Shalat bagi Anak

Tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta” dengan baik. Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

beserta keluarganya, para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita

selaku umatnya.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menyelesaikan program Sarjana Pendidikan

Agama Islam di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam proses

pelaksanaan hingga penulisan, penulis banyak mendapat perhatian dan bimbingan

dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu

pada kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

atas arahannya kepada penulis dalam penelitian ini.

3. Rusydi Jamil, MA. selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan dan saran-sarannya

dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Siti Khadijah, MA. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan

arahan dan motivasi kepada penulis selama masa perkuliahan.

Page 9: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

viii

5. Seluruh Dosen Jurusan/Prodi Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan

ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan,

semoga ilmu yang telah Ibu dan Bapak berikan mendapatkan keberkahan dari

Allah SWT.

6. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dan Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan akses dan kemudahan

dalam pembuatan surat-surat dan dokumen lain guna memenuhi keperluan dalam

pembuatan skripsi ini.

7. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis

dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan.

8. Drs. Triyanto Murjoko,M.Pd selaku Kepala Sekolah SLB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta yang telah mengizinkan penulis untuk meneliti kegiatan

pembelajaran di SLB-A tersebut.

9. Maksum, M.Pd., selaku guru PAI yang telah bersabar membimbing saya selama

penelitian di SLB-A Pembina Tingkat Nasional.

10. Kedua orangtuaku yang telah memberikan doa, motivasi serta curahan kasih

sayang yang tiada tara. Begitu juga dengan dukungan moril dan materil yang tiada

ternilai harganya untuk keberhasilan dan kesuksesan penulis, serta ketiga adikku

yang penulis sayangi atas doa dan dukungan kalian yang tiada henti.

11. Teman-teman seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2014

khususnya kelas PAI C (Apache) atas bantuan, semangat, serta kebersamaan

dalam suka dan duka yang tak akan terlupakan.

12. Sahabat-sahabat tersayang Diana, Uswah, Sinta yang selalu mewarnai kehidupan

penulis selama perkuliahan dan memberikan semangat, masukan, motivasi kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis

ucapkan terimakasih atas dukungan dan semangatnya.

Page 10: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

viii

Semoga Allah swt. membalas semua bantuan dan bimbingan dari pihak-pihak

tersebut. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesan sempurna,

oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan demi

kesempurnaan skripsi ini kedepannya. Demikian yang dapat penulis sampaikan,

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Tangerang, Desember 2018

Penulis

ix

Page 11: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

x

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... v

ABSTRACT ............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................................... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Shalat ................................................................................. 7

1. Pengertian Pembelajaran .................................................................... 7

2. Shalat ................................................................................................. 11

B. Tunanetra.................................................................................................. 29

1. Pengertian Tunanetra ......................................................................... 29

2. Klasifikasi Anak Tunanetra................................................................ 30

3. Sebab-sebab Terjadinya Ketunanetraan ............................................. 30

4. Karakteristik Anak Tunanetra ............................................................ 33

5. Kebutuhan Layanan Khusus Tunanetra ............................................ 35

6. Dampak Ketnanetraan ....................................................................... 36

7. Fungsi Orientasi dan Mobilitas bagi Anak Tunanetra ...................... 37

C. Penelitian yang Relevan ........................................................................... 38

Page 12: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 41

B. Latar Penelitian .................................................................................. 41

C. Metode penelitian ............................................................................... 41

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................... 42

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ............................... 43

F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 45

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data .................................................................................... 47

B. Pembahasan ........................................................................................ 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 61

B. Saran .................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 62

Page 13: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Dua Jenjang Pendidikan Terakhir Kepala Sekolah ................................ 51

Tabel 4.2 Identitas Wakil Kepala Sekolah/Koordinator ........................................ 52

Tabel 4.3 Tenaga Kependidikan ........................................................................... 52

Tabel 4.4 Prestasi Non Akademik .......................................................................... 52

Tabel 4.5 Daftar Nama Guru dan Karyawan ........................................................ 53

Page 14: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Proses pembelajaran di kelas ............................................................ 57

Gambar 4.2 Demonstrasi praktek shalat di mushalla ........................................... 58

Gambar 4.3 Metode pembiasaan dengan melaksanakan shalat dhuha ................. 60

Gambar 4.4 Pelaksanaan UAS kelas VII B ........................................................... 62

xiii

Page 15: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara dengan Guru PAI

Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Guru PAI

Lampiran 3 Pedoman Wawancara dengan siswa kelas VII

Lampiran 4 Hasil Wawancara dengan siswa kelas VII

Lampiran 5 Hasil Wawancara dengan siswa kelas VII

Lampiran 6 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 7 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian

xiv

Page 16: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga

mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur‟an dan Al-Hadis, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai dengan

tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungan dengan

kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa (Kurikulum PAI).1

Memperoleh pendidikan merupakan hak setiap warga negara seperti

tertuang dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakan

bahwa “Setiap warga negara memiliki hak untuk mendapat pendidikan”.

Pernyataan ini diperkuat dalam UURI nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional bab IV pasal 5 ayat (1) bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang

sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.

Hak untuk memperoleh pendidikan juga tidak dibatasi oleh hambatan

yang dimiliki seseorang. Sesuai UURI nomor 20/2003 pasal 5 (ayat 4) dinyatakan

bagi warga negara yang memiliki hambatan fisik, mental dan intelektual atau

memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan

khusus. Pernyatan ini diperkuat dalam Bab VI pasal 32 (ayat 1) dimana

Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki

tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,

1Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), h. 11-12.

Page 17: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

2

emosional, mental, sosial, dan/ atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa.2

Dari penjelasan di atas, jelas sekali menunjukkan bahwa anak yang

mempunyai kelainan dan kekurangan fisik atau mental atau disebut juga anak

yang memiliki kebutuhan khusus termasuk tunanetra mempunyai hak dan

kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan, baik pendidikan umum

maupun pendidikan agama Islam dan pengajaran serta penghargaan atau

perlakuan sebagaimana mestinya anak normal lainnya.

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk

menggantikan kata “Anak Luar Biasa (ALB)” yang menandakan adanya kelainan

khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara

satu dan yang lainnya. Anak yang mengalami hendaya(impairment) penglihatan

(tunanetra), khususnya anak buta (totally blind), tidak dapat menggunakan indera

penglihatannya untuk mengikuti segala kegiatan belajar maupun kehidupan

sehari-hari. Umumnya kegiatan belajar dilakukan dengan rabaan atau taktil

karena kemampuan indera raba yang sangat menonjol untuk menggantikan indera

penglihatan.3

Pada dasarnya peserta didik yang memiliki kelainan dan kekurangan fisik

atau mental tersebut memerlukan suatu metode pembelajaran yang sifatnya

khusus agar dapat meningkatkan potensi peserta didik dengan kebutuhan khusus

dalam kegiatan pembelajaran.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara keseluruhannya

terliput dalam lingkup Al-Qur‟an dan Al-Hadis, keimanan, akhlak, fiqh/ibadah,

dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama

2Agustyawati dan Solicha, Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 3-4. 3Bandi Delphie, Pembelajaran Anak Tunagrahita, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), h. 1

Page 18: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

3

Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

hubungan manusia dengan Allah swt., diri sendiri, sesama manusia, makhluk

lainnya maupun lingkungannya (Hablun minallah wa hablun minannas).4

Salah satu materi dalam Pendidikan Agama Islam adalah shalat. Shalat

merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslim yang sudah mukallaf yang

tidak bisa ditinggalkan dalam keadaan apapun baik dalam keadaan perjalanan,

sehat ataupun sakit, kecuali ada udzur tertentu. Begitu pentingnya shalat,

seseorang yang sakit pun mempunyai kewajiban untuk melaksanakan shalat

dengan berbagai keadaan, yakni berdiri jika mampu, apabila ia tidak mampu

berdiri maka dengan duduk dan apabila ia tidak mampu duduk maka dengan

berbaring, dan jika masih tidak bisa berbaring maka cukuplah dengan

mengedipkan mata.

Oleh sebab itu, merupakan suatu kewajiban bagi orangtua maupun guru

untuk membekali anak usia dini dalam persiapan, pelatihan serta pembiasaan

melaksanakan ibadah shalat untuk sampai pada usia baligh, dimana mereka

dikenai kewajiban untuk menunaikan ibadah shalat. jika hal ini tidak

diperhatikan, maka praktek shalat yang salah akan selalu dilaksanakan oleh anak.

Adanya keterbatasan pada indera tertentu menyebabkan mereka

mengalami kesulitan dalam menerima pembelajaran. Pada kenyataannya, seorang

tunanetra tidak akan mampu melaksanakan shalat dengan gerakan-gerakan yang

baik dan benar tanpa adanya bimbingan yang diberikan baik dari guru di sekolah

maupun dari orangtua di rumah. Terlebih lagi dikarenakan latar belakang keluarga

masing-masing siswa itu berbeda, ada yang taat beribadah dan juga tidak,

sehingga berdampak pada kemampuan anak dalam mempraktekkan gerakan-

gerakan shalat. Dalam hal ini, pembiasaan shalat di rumah pun sangat

berpengaruh terhadap kemampuan anak untuk melaksanakan shalat, karena siswa

4Majid, Op.cit., h. 13

Page 19: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

4

yang selalu dibiasakan shalat di rumah dengan siswa yang tidak dibiasakan, akan

terlihat jelas perbedaannya dalam hal gerakan maupun bacaan.5 Berdasarkan

wawancara dan observasi yang peneliti lakukan di SLB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta, terlihat kurangnya keikutsertaan para guru dalam pembiasaan

shalat bagi siswa.

Atas dasar tersebut pembelajaran shalat menjadi salah satu materi wajib

yang harus dipelajari, dikarenakan pembelajaran shalat bukan hanya membahas

tentang materi tetapi juga tentang bagaimana pembelajaran shalat tersebut dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran shalat yang diajarkan kepada anak yang normal tentunya

berbeda dengan pembelajaran shalat yang diajarkan kepada anak berkebutuhan

khusus seperti tunanetra yang memiliki kekurangan dalam hal penglihatan, karena

dalam pembelajaran shalat dibutuhkan peran penglihatan untuk dapat

mempraktikkan gerakan-gerakan yang ada dalam shalat. Bagi anak yang normal

hal ini tidak menjadi suatu masalah, tetapi bagi anak yang memiliki keterbatasan

dalam penglihatan (tunanetra) sudah pasti akan menjadi hambatan untuk

mengetahui bagaimana tatacara dalam mengerjakan shalat, baik shalat wajib

maupun shalat sunnah. Agar pembelajaran dapat mencapai hasil sesuai dengan

tujuan yang direncanakan, peran guru sangat diperlukan untuk memilih metode

pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan

penelitian lebih mendalam mengenai “Implementasi Pembelajaran Shalat Bagi

Anak Tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta”

5Hasil wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam

Page 20: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

5

B. Identifikasi Masalah

Sehubungan dengan latar belakang di atas, ada beberapa masalah yang

dapat diidentifikasi, yakni sebagai berikut:

1. Perbedaan latar belakang keluarga, ada yang taat beribadah dan juga tidak,

sehingga mengakibatkan adanya beberapa siswa SLB-A Pembina Tingkat

Nasional yang masih kurang tepat dalam mempraktekkan gerakan-gerakan

dalam shalat.

2. Kurangnya keikutsertaan para guru dalam hal pembiasaan shalat bagi anak

tunanetra.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembahasan skripsi ini

dibatasi dengan permasalahan seputar metode dalam pembelajaran shalat

fardhu bagi anak tunanetra di SMPLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang

dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: bagaimanakah metode dalam

pembelajaran shalat fardhu bagi anak tunanetra di SMPLB-A Pembina

Tingkat Nasional Jakarta?

Page 21: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

metode dalam pembelajaran shalat fardhu bagi anak tunanetra di SMPLB-A

Pembina Tingkat Nasional Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

berikut :

a. Bagi peneliti, sebagai sarana dalam menambah wawasan dan pengetahuan

bidang pendidikan sehingga dapat menjadi modal untuk mempersiapkan

diri sebagai calon pendidik.

b. Bagi guru, sebagai informasi serta dapat menjadi bahan rujukan dalam

menciptakan proses pembelajaran pada anak berkebutuhan khusus yaitu

tunanetra

Page 22: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

7

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pembelajaran Shalat

1. Pembelajaran

Gagne mendefinisikan istilah pembelajaran sebagai “a set of events

embedded in purposeful activities that facilitate learning”. Pembelajaran

adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk

memudahkan terjadinya proses belajar.1

Secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai

“upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui

berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah

pencapaian tujuan yang telah direncanakan”. Pembelajaran dapat pula

dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan

pada penyediaan sumber belajar. Dengan demikian pembelajaran pada

dasarnya merupakan kegiatan terencana yang mengkondisikan/merangsang

seseorang agar bisa belajar dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.2

Proses pembelajaran menuntut guru dalam merancang berbagai

metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran

pada diri siswa. Rancangan ini merupakan acuan dan panduan, baik bagi guru

itu sendiri maupun bagi siswa.3

Metode pembelajaran yang ditetapkan guru banyak memungkinkan

siswa belajar proses (learning by process), bukan hanya belajar produk

(learning by product). Belajar produk pada umumnya hanya menekankan

1 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: PT. Dian Rakyat, 2011), h.

9-11. 2Majid, Op.cit., h. 270.

3 Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009), h. 91.

Page 23: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

8

pada segi kognitif. Sedangkan belajar proses dapat memungkinkan

tercapainya tujuan belajar baik segi kognitif, afektif (sikap) maupun

psikomotorik (keterampilan). Oleh karena itu metode pembelajaran diarahkan

untuk mencapai sasaran tersebut, yang lebih banyak menekankan

pembelajaran melalui proses.4

Metode pembelajaran sangat beraneka ragam. Dengan

mempertimbangkan apakah suatu metode pembelajaran cocok untuk

mengajarkan materi pembelajaran tertentu, tidak adakah metode pembelajaran

lain yang lebih sesuai, guru dapat memilih metode pembelajaran yang efektif

untuk mengantarkan siswa mencapai tujuan.5

Dengan demikian, salah satu keterampilan guru yang memegang

peranan penting dalam pengajaran adalah keterampilan memilih metode.

Pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru dalam

penampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga

pencapaian tujuan pengajaran diperoleh secara optimal.6

Banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran Agama

Islam, yang hampir tidak berbeda jauh dengan metode-metode yang dapat

digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran lainnya.7

Banyak atau beragamnya metode dalam pembelajaran agama ini

karena akan sangat tergantung pada kekhususan-kekhususan yang ada pada

masing-masing bahan/materi pelajaran, baik sifat maupun tujuan, maka

diperlukan metode-metode yang berlainan. Selain itu, perbedaan latar

belakang individual anak, baik latar belakang kehidupan, tingat usianya

maupun tingkat kemampuan berfikirnya, perbedaan situasi dan kondisi

dimana pendidikan berlangsung, dan perbedaan pribadi dan kemampuan dari

4Ibid.

5Ibid., h. 96.

6Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT

Refika Aditama, 2007), h. 3 7Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenadamedia

Group, 2013), h. 281.

Page 24: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

9

para pendidik masing-masing juga dapat menjadi faktor penyebab banyaknya

metode yang digunakan.8

Berikut ini beberapa metode yang dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran shalat, diantaranya:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah teknik penyampaian pesan pengajaran

yang sudah lazim dipakai oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan

sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru di muka

kelas.9

Metode ceramah termasuk yang paling banyak digunakan, karena

biayanya cukup murah dan mudah dilakukan, memungkinkan banyaknya

materi yang dapat disampaikan, adanya kesempatan bagi guru untuk

menekankan bagian yang penting, dan pengaturan kelas dapat dilakukan

dengan secara sederhana. Sedangkan kekurangan metode ceramah ini

antara lain cenderung membuat peserta didik kurang kreatif, materi yang

disampaikan hanya mengandalkan ingatan guru, kemungkinan adanya

materi pelajaran yang tidak dapat diterima sepenuhnya oleh peserta didik,

cenderung verbalisme dan kurang merangsang. Untuk itu sebaiknya

ceramah ini dilakukan dengan persiapan yang matang, guru yang benar-

benar menguasai materi pelajaran dengan baik, dilengkapi dengan

penggunaan media pengajaran, serta mengkombinasikannya dengan

metode Tanya jawab, penugasan, dan sebagainya. Melalui ceramah ini

target pengajaran lebih banyak pada aspek kognitif.10

8Ibid.

9M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002) h. 34. 10

Abudin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h.

182

Page 25: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

10

b. Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan, yang dikemukakan oleh guru yang harus dijawab oleh

siswa.11

Metode tanya jawab banyak digunakan karena dapat menarik

perhatian, merangsang daya fikir, membangun keberanian, melatih

kemampuan berbicara dan berfikir secara teratur, serta sebagai alat untuk

mengetahui tingkat kemampuan peserta didik secara objektif. Namun

demikian, metode Tanya jawab ini sering menimbulkan rasa takut pada

peserta didik, sulitnya membuat pertanyaan yang sesuai dengan

kemampuan peserta didik, banyak membuang-buang waktu, tidak

tersedianya waktu yang cukup untuk memberikan kesempatan kepada

semua anak untuk bertanya.12

c. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu

kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media

pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.13

d. Metode Pembiasaan

Pengertian pembiasaan, Muhammad Rasyid Dimas mendefinisikan

“pembiasaan maksudnya adalah membiasakan anak untuk melakukan hal-

hal tertentu sehingga menjadi kebiasaan yang mendarah daging, yang

untuk melakukannya tidak perlu pengarahan lagi”. Contohnya yang paling

menonjol tentang kebiasaan dalam sistem pendidikan Islam adalah ibadah-

ibadah ritual seperti halnya shalat. Dengan pembiasaan, shalat menjadi

11

Ibid. 12

Ibid., h. 183

13 Fathurrohman dan Sutikno, Loc.cit .

Page 26: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

11

kebiasaan manusia yang bila tidak dilaksanakan seseorang akan merasa

tidak senang (2005: 47).14

e. Metode Latihan dan Praktek

Dalam belajar verbal dan belajar keterampilan, meningkatkan

kemampuan hasil belajar dapat dicapai melalui latihan dan praktek.

Latihan biasanya berlangsung dengan cara mengulang-ulang suatu hal

sehingga terbentuk kemampuan yang diharapkan, sedangkan praktek

biasanya dilakukan suatu kegiatan dalam situasi sebenarnya, sehingga

memberi pengalaman belajar yang bersifat langsung.15

2. Shalat

a. Pengertian Shalat

Menurut Sayyid Sabiq,dalam kitabnya Fiqh as-Sunnah:

ن أق واال وأف عاال مصوصة مفتتحة بتكبي اللو 16.متتمة بالتسليم ت عال الصالة عبادة ت تضم

Shalat ialah ibadat yang terdiri dari perkataan dan perbuatan

tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah Ta‟ala dan disudahi

dengan memberi salam.17

Perkataan shalat berasal dari kata shalla secara harfiah berarti

seruan atau do‟a, yakni seruan seorang hamba kepada Tuhan pencipta

seluruh alam. Jadi shalat bentuk do‟a paling murni atau paling tinggi.

Firman Allah :

يع عليم وصل عليهم ان صالتك سكن لم واللو س

14http://chyrun.com/metode-pembiasaan-dalam-pembelajaran-pai/ oleh Rian Nova, diakses

pada 18 Desember 2018, pada pukul 11.30. 15

Sumiati dan Asra, Loc.cit . 16

Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, (Beirut: Daar al-Kitab al-„Arabi, 1973) h. 90 17

Mahyuddin Syaf, Fikih Sunnah, Terj. dariFiqh as-Sunnah oleh, Sayyid Sabiq, (Bandung:

PT Al-Ma‟arif, 1990), h. 191.

Page 27: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

12

Artinya: Dan berdo‟alah untuk mereka. Sesungguhnya do‟a kamu

itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha Mendengar

lagi Maha Mengetahui. (At-Taubah : 103).18

Secara bahasa shalat memiliki tiga pengertian: Pertama, shalat

dapat berarti do‟a. Memaknai shalat sebagai doa memang sangat beralasan

sebab hampir semua bacaan yang dibaca dalam ibadah ini merupakan lafal

doa. Bahkan jika diperhatikan secara keseluruhan pelaksanaan shalat ini

dapat dilihat sebagai rangkaian aktivitas penghambaan yang berorientasi

permohonan (doa) kepada Allah, mulai dari doa memohon hidayah,

pertolongan, mohon ampunan, rezeki, harga diri, dan mohon

keselamatan.19

Kedua, shalat berarti zikir (ingat) kepada Allah. Hampir semua

bacaan yang kitabaca dalam shalat berupa pujian dan tasbih kepada Allah,

yang hal ini berarti selama pelaksanaan shalat seorang hamba benar-benar

merasakan kedkatan atau kebersamaan dengan Allah, atau setidaknya

mengingat dan menghadirkan Allah dalam hatinya.20

Ketiga, shalat dapat juga berarti rahmat. Hal ini tentu dirujuk

kepada makna shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. dimana hal

tersebut adalah permohonan agar Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada

Nabi dan keluarganya. Namun shalat yang akan dibahas dalam hal ini

adalah shalat sebagai ibadah ritual yang ditujukan sebagai penyembahan

kepada Allah.21

Menurut pengertian syara‟ shalat ialah ibadah dalam bentuk

perkataan dan perbuatan tertentu dengan menghadirkan hati secara ikhlas

18

Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak, (Yogyakarta: IAIN ANTASARI PRESS, 2014), h. 6. 19

Jefry Noer, Pembinaan Sumber Daya Manusia Berkualitas & Bermoral Melalui Shalat

yang Benar, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 36. 20

Ibid. h. 38 21

Ibid, h. 39

Page 28: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

13

dan khusyu‟, dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam

menurut syarat-syarat dan rukun-rukun yang telah ditentukan syara‟. Dari

pengertian ini bisa diambil pemahaman bahwa seseorang yang melakukan

shalat dituntut agar seluruh sikap dan perhatiannya ditujukan semata-mata

hanya kepada obyek dan seruan yaitu Allah swt. Shalat pada seorang

hamba diharapkan menghayati sedalam-dalamnya akan kehadiran Allah

dalam hidup ini.22

Dalam sehari semalam ada lima kali shalat yang wajib dikerjakan

seorang muslim yang disebut dengan shalat wajib yaitu: shalat subuh,

dzuhur, ashar, maghrib, dan „isya. Hukumnya wajib „ain, dimana setiap

muslim wajib mengerjakannya. Apabila dia mengerjakannya maka ia

mendapat pahala, dan apabila meninggalkannya maka ia berdosa.23

Shalat

wajib atau fardhu itu dikerjakan pada waktu-waktu yang telah ditentukan

sebagaimana firman Allah berikut:

وقوتا إن الصالة كانت على المؤمني كتابا م

Artinya: Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan

waktunya atas orang-orang yang beriman. (An-Nisa‟ ayat: 103)

Dan dalam surat Al-Isra ayat 78 sebagai berikut:

مس إل غسق اليل وق رءان الفجر إن ق رءان الفجر كان مشهوداأقم الصالة لدلوك الش

Artinya: “Dirikanlah shalat pada waktu tergelincir matahari sampai

gelap malam, begitu juga shalat fajar, karena sesungguhnya shalat fajar

itu ada yang menyaksikannya”.(Al-Isra ayat: 78)

22

Sahriansyah, Ibadah dan Akhlak, Loc.cit . 23

Zurinal, Z dan Aminuddin, FIQIH IBADAH, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 64-65.

Page 29: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

14

Adapun waktu shalat fardhu dan jumlah rakaatnya sebagai berikut:

1) Shalat Shubuh

Shalat subuh terdiri dari dua rakaat dan waktunya dimulai dari

terbitnya fajar kedua sampai terbit matahari.

2) Shalat Zuhur

Shalat zuhur terdiri dari empat raka‟at, dan waktunya dimulai

dari setelah matahari tergelincir dari pertengahan langit sampai

baying-bayang suatu benda sama dengan panjang benda itu.

3) Shalat Asar

Waktunya mulai habisnya waktu zuhur sampai dengan

terbenam matahari, shalat asar terdiri dari empat raka‟at

4) Shalat Maghrib

Jumlahnya tiga raka‟at, waktunya mulai dari terbenamnya

matahari sampai terbenam syapaq merah (cahaya putih yang muncul

setelah hilangnya cahaya merah matahari)

5) Shalat Isya

Jumlah raka‟atnya empat, waktunya mulai terbenam syafaq

merah (sehabis waktu maghrib) sampai terbit fajar.24

Untuk mengerjakan shalat, seseorang harus suci dari hadats besar

dan hadats kecil (syarat sah shalat), dengan cara mandi, berwudlu‟ atau

tayammum bagi orang-orang yang tidak boleh terkena air. Selain itu,

sebelum shalat (terutama bila shalat berjama‟ah) dikumandangkan adzan

dan iqamat terlebih dahulu. Untuk lebih jelasnya lihat pada pembahasan

tentang adzan dan iqamah.25

Dalil Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi saw. tentang kewajiban shalat

24

Ibid.,h. 68-69. 25

Ibid.,h. 64-65.

Page 30: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

15

Banyak ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadits yang memerintahkan

setiap muslim agar melaksanakan shalat, diantaranya adalah :

1) Ayat Al-Qur‟an, surat Al-Ankabut 29 : 45

هى عن الفحشاء والمنكر ولذكر اللو اكب ر ان الصالة ت ن

Artinya: …. “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji

dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah

lebih besar (keutamaannya dari pada ibadah-ibadah lainnya) (Al-

Ankabut 29:45)

2) Ayat Al-Qur‟an, surat Al-Baqarah ayat 110

وأقيموا الصالة وءاتوا الزكاة

Artinya: “Dirikanlah shalat dan bayarkanlah zakat” (Al-Baqarah

ayat 110)26

3) Hadits dari Anas r.a:

, ث نقضت حت لة أسرى بو خسي الة على النب صلى اهلل عليو وسلم لي فرضت الص

, وإن جعلت ل القول لدى د: إنو الي بد لك بذه المس خسي خسا, ث نودى يا مم

رواه أمحد والنسائ والرتمذى وصححو()

Artinya: “Shalat itu difardhukan atas Nabi saw. pada malam ia

diisra‟kan sebanyak lima puluh kali, kemudian dikurangi hingga lima,

lalu ia dipanggil: “Hai Muhammad! Putusanku tak dapat diobah lagi,

dan dengan shalat lima waktu ini, kau tetap mendapat ganjaran lima

26

Ibid.,h. 65-66.

Page 31: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

16

puluh kali.” (H.R. Ahmad, Nasa‟i dan Turmudzi yang menyatakan

sahnya)27

b. Syarat-syarat Shalat

Syarat shalat adalah beberapa hal yang harus dipenuhi seseorang

sebelum melakukan shalat.28

Syarat shalat meliputi syarat wajib dan syarat

sah nya shalat.

1) Syarat Wajib Shalat

Syarat-syarat wajib shalat lima waktu adalah sebagai berikut

:a) Beragama Islam, b) Sudah baligh, c) Berakal, d) Suci dari haid dan

nifas, e) Telah mendengar ajakan dakwah Islam.29

2) Syarat Sah Shalat

Syarat sah dilaksanakan apabila memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:a) Suci dari hadas besar dan hadas kecil, b) Suci

badan, pakaian, dan tempat shalat dari najis, c) Menutup aurat, d)

Mengetahui masuknya waktu shalat, e) Menghadap kiblat.30

c. Tatacara Shalat

1) Tatacara Mendirikan Shalat

Ada beberapa buah hadits yang diterima dari Rasulullah saw.

menyatakan tata cara dan sifat shalat.31

Salah satunya adalah :

27

Sayyid Sabiq, Loc.cit . 28

Moch. Syarif Hidayatullah, BUKU PINTAR IBADAH Tuntunan Lengkap Semua Rukun

Islam, (Jakarta: PT. Wahana Semesta Intermedia, 2011), h. 13. 29

Moh. Rifa‟I, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap (Semarang: PT Karya Putra Toha: 2018), h.

33. 30

Ibid.,h. 71-73. 31

Sayyid Sabiq, Op.cit.,h. 281

Page 32: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

17

دخل صلى اللو عليو وسلم حديث أب ىري رة رضي اللو عنو : أن رسول اللو

صلى اللو عليو وسلم فسلم علىرسول اللورجل فصلى ث جاء فدخل المسجد

سول اللور ف رد

الم قال ارجع فصل فإنك ل تصل ف رجع الرجل فصلى كما صلى اللو عليو وسلم الس

اللو صلى فسلم عليو ف قال رسول اللو اللو عليو وسلم صلىكان صلى ث جاء إل النب

الم ث قال ارجع فصل فإنك ل تصل عليو وسلم حت ف عل ذلك ثالث وعليك الس

ر ىذا علمن قال إذا قمت إل مرات ف قال الرجل والذي ب عثك بالق مأحسن غي

ر معك م ر ث اق رأ ما ت يس القران ث اركع حت تطمئن راكعا ث ارفع حت ن الصالة فكب

عتدل قائما ث اسجد حت تطمئن ساجدا ث ارفع حت تطمئن جالسا ث اف عل ذلك ت

ف صالتك كلها.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu „anhu, dia telah berkata:

“Ketika Rasulullah shallahu „alaihi wa sallam memasuki masjid, ada

seorang lelaki juga yang memasukinya, lalu mendirikan shalat. Setalah

selesai, dia datang memberi salam kepada Rasulullah shallahu „alaihi

wa sallam. Beliau menjawab salamnya, lalu bersabda: “Shalatlah

sekali lagi karena shalat yang kamu lakukan tadi tidak sah.” Lelaki

tersebut kemudian kembali mendirikan shalat sebagaimana yang telah

dilakukannya, lalu kembali menemui Rasulullah shallahu „alaihi wa

sallam dengan memberi salam kepada beliau. Lantas beliau menjawab

salamnya, lalu bersabda: “Shalatlah sekali lagi karena shalat yang

kamu lakukan tadi tidak sah.” Perintah tersebut disampaikan sebanyak

Page 33: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

18

tiga kali, sehingga pada akhirnya lelaki tersebut berkata: “Demi Dzat

yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak bisa melakukan

shalat yang lebih baik lagi daripada apa yang sudah dilakukan, maka

ajarkanlah padaku.” Lalu Rasulullah bersabda: “Apabila kamu ingin

mengerjakan shalat, mulailah dengan bertakbir, kemudian bacalah ayat

atau surah yang paling mudah bagimu. Selanjutnya ruku‟lah sehingga

kamu betul-betul berada dalam keadaan yang tenang (tuma‟ninah),

kemudian bangkitlah berdiri (I‟tidal), dan tuma‟ninahlah dalam I‟tidal.

Setelah itu sujudlah sehingga kamu betul-betul berada dalam keadaan

tenang (tuma‟ninah), kemudian bangkitlah untuk berada dalam posisi

duduk di antara dua sujud. Itulah cara yang perlu kamu lakukan

sehingga selesai shalat.” (H.R. Bukhari dan Muslim).32

Demikianlah garis besar cara shalat Rasulullah saw. yang kita

terima, baik dari perbuatan maupun perkataannya, dan akan kita

kemukakan di bawah ini dengan memperinci mana-mana yang fardhu

dan mana-mana yang sunat.33

2) Fardhu-Fardhu Shalat

Shalat mempunyai rukun-rukun dan fardhu, darimana tersusun

hakikat dan sari patinya, hingga bila ketinggalan salah satu

diantaranya, maka hakikat tersebut tak dapat tercapai dan shalat

tersebut tidak sah menurut syara‟. Inilah perinciannya:

a) Niat, karena firman Allah Ta‟ala :

ين وما أمروا إاللي عبدوا اهلل ملصي لو الد

32Ahmad Mudjab Mahalli,HADIS-HADIS MUTTAFAQ „ALAIH Bagian IBADAT.

(Jakarta: KENCANA, 2003), h. 229-230. 33

Sayyid Sabiq, Op.cit., h. 285.

Page 34: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

19

Artinya: “Dan mereka tiada dititah, kecuali untuk mengabdikan

diri kepada Allah dengan mengikhlaskan agama bagi-Nya

semata!” (Al-Bayyinah: 5)34

b) Takbiratul Ihram

Hal ini seperti yang dijelaskan dalam firman Allah Swt:

اسم ربو فصلىوذكر “Dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat.” (Al-A‟la: 15).

35

Dan dalam hadits:

هما قال : رأيت رسول اللو صلى اللو عليو حديث عبد اهلل بن عمر رضي اهلل عن

إذا اف تتح الصالة رفع يديو حت ياذي منكب يو وق بل أن ي ركع وإذا رفع من وسلم

. جدت ي الركوع وال ي رف عهما ب ي الس

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyalahu „anhu, dia telah

berkata: “Aku melihat Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam

apabila memulai shalat beliau mengangkat kedua tangan hingga ke

atas bahu. Demikian pula ketika sebelum ruku‟ dan bangkit dari

ruku‟. Dan beliau tidak mengangkat tangan diantara dua sujud”.

Hadits di atas menerangkan tentang disunatkannya

mengangkat kedua belah tangan hingga ke atas bahu ketika

takbiratul-ihram, ketika akan ruku‟, dan ketika bangkit dari ruku‟.

Sedangkan ketika bangkit dari sujud tidak disunatkan mengangkat

kedua belah tangan.36

c) Berdiri pada shalat fardhu

34

Ibid.

35Syaikh Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Panduan Lengkap Shalat Munurut Empat Madzhab,

Penerjemah: Ahmad Yaman, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011), h. 213. 36

Ahmad Mudjab Mahalli, Op.cit., h. 226

Page 35: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

20

Hukumnya wajib bagi berdasarkan Kitab, Sunnah dan

Ijma‟ bagi orang yang kuasa.

Firman Allah Ta‟ala :

لو قانتي حافظوا على الصلوات الوسطى, وف وموا ل

Artinya:

“Peliharalah shalat itu, begitu pun shalat „Ashar, dan berdirilah di

hadapan Allah dengan khusyuk dan merendahkan diri! (Al-

Baqarah: 238)”37

d) Membaca al-Fatihah

Membaca al-Fatihah pada setiap raka‟at dari shalat fardhu

dan sunnah.Telah diterima beberapa buah hadits shahih

menyatakan fardhunya membaca al-Fatihah pada tiap raka‟at. Dan

karena hadits-hadits itu merupakan hadits-hadits shahih lagi tegas,

maka tak ada dalil atau alasan untuk bertikai faham.38

Diantaranya

adalah hadits:

و عليو وسلم قال حديث عبادة بن الصامت رضي اللو عنو : أن النب صلى الل "الصالة لمن ل ي قرأ بفاتة الكتاب" رواه البخارى ومسلم

Diriwayatkan dari Ubadah bin Shamit r.a, dia telah berkata: Nabi

shallahu „alaihi wa sallam telah bersabda: “Tidak sah shalat orang

yang tidak membaca Surat Al-Fatihah.” (H.R. Bukhari dan

Muslim).39

e) Ruku‟

Fardhunya telah diakui secara Ijma‟, berdasarkan firman

Allah Ta‟ala :

(77سورة الج : ياأي هاالذين امن وا اركعوا واسجدوا ) 37

Sayyid Sabiq, Op.cit., h. 288.

38Ibid., h. 290

39Ahmad Mudjab Mahalli, Op.cit.,h. 228-229

Page 36: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

21

Artinya: “Hai orang-orang beriman! Ruku‟ dan sujudlah kamu ...!”

(Al-Hajj: 77).

Ruku‟ terlaksana dengan membungkukkan tubuh, dimana

kedua tangan mencapai kedua lutut. Dalam hal ini diharuskan

thuma‟ninah, artinya berhenti dengan tenang, sebagai telah

diterangkan dalam hadits Al Musi‟fishalatih: “Kemudian

hendaklah ruku‟ dengan thuma‟ninah.”

Dan diterima dari Abu Qatadah, katanya Nabi saw. telah bersabda:

"أسوأ الناس سرقة الذى يسرق من صالتو. قالوا: يا رسول اهلل وكيف يسرق من

ودىا" أو قال: اليقيم صلبو ف الركوع صالتو ؟ قال: اليتم ركوعها وال سج

جود" رواه أمحد واطربان وابن خزمية والاكم وقال صحيحاالسنادوالس

Artinya:

“Sejelek-jelek pencuri ialah orang yang mencuri dari shalatnya!”

Mereka lalu bertanya: “Ya Rasulullah, bagaimana caranya mencuri

dari shalat itu?” Ujarnya: “Tidak disempurnakannya ruku‟ dan

sujudnya.” Atau ujarnya: “Tidak diluruskannya punggungnya

sewaktu ruku‟ dan sujud”. (H.R. Ahmad, Thabrani, Ibnu

Khuzaimah dan Hakim yang menyatakan bahwa isnadnya sah).40

f) Bangkit dari ruku‟ dan berdiri lurus (I‟tidal) dengan thuma‟ninah

Berdasarkan keterangan Abu Humaid mengenai sifat shalat

Rasulullah saw.:

رواه البخارى ومسلم."وإذا رفع رأسو است وى قائما حت ي عود كل ف قار إل مكانو" Artinya:

40

Sayyid Sabiq, Op.cit., h. 294.

Page 37: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

22

“Dan jika ia mengangkatkan kepalanya, maka ia pun berdiri lurus

hingga kembalilah setiap ruas punggung itu ketempatnya semual.”

(H.R. Bukhari dan Muslim).41

g) Sujud

Sebagaimana firman Allah Ta‟ala :

(77: سورة الجياأي هاالذين امن وا اركعوا واسجدوا ) Artinya: “Hai orang-orang beriman! Ruku‟ dan sujudlah kamu ...!”

(Al-Hajj: 77).

Dan disyaratkan bahwa sujud terdiri dari tujuh anggota tubuh,

sebagaimana hadits di bawah ini :

هما قال حديث ابن عبا يسجد اهلل عليو وسلم أن صلى: أمر النب س رضي اهلل عن

عة وني أن يكف شعره وثيابو ) رواه البخارى ومسلم(على سب

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radiyallahu „anhuma, dia telah

berkata: “Nabi shallallahu „alaihi wa sallam telah diperintahkan

agar melakukan sujud dengan menggunakan tujuh anggota badan

serta dilarang melangkup dahi dengan rambut dan pakaiannya.”

Hadits di atas menerangkan tentang larangan anggota sujud

yang berupa dahi serta ujung hidung terganjal pakaian atau rambut

sehingga tidak tertempel pada tempat sujud. Yang dimaksud

dengan tujuh anggota sujud adalah dua ujung telapak kaki, dua

ujung lutut, dua telapak tangan, dan dahi beserta ujung hidung.

Jadi, ketika bersujud hendaklah dahi beserta ujung hidung harus

benar-benar tertempel pada tempat sujud tanpa terhalang oleh

pakaian maupun rambut, sekalipun hanya sehelai rambut.42

41

Ibid., h. 296. 42

Ahmad Mudjab Mahalli, Op.cit.,h. 266-267

Page 38: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

23

h) Duduk yang akhir sambil membaca tasyahud

Bacaan yang diterima mengenai tasyahud, yang paling sah

ialah tasyahud Ibnu Mas‟ud, katanya:

الم على "كنا إذا جلسنا مع الة ق لنا الس رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم ف الص

الم على فالن وفالن. ف قال رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم: اهلل ق بل عباده, الس

الم الم, ولكن إذا جلس أحدكم ف لي قل: على اهلل, فإن اهلل ى الت قولواالس و الس

الم عليك أي ها النب ورمحة اهلل التحيات للو, والصلوات والطيبات للو, الس

, فإن الي نا وعلى عباداهلل الص الم علي كم إذا ق لتم ذلك أصاب كل وب ركاتو, الس

ماء واألرض. أشهد أن الإلو إال اهلل. ماء واألرض, أو ب ي الس عبد صالح ف الس

دا عبده عاء أعج وأشهد أن مم بو إليو ورسولو, ث ليخت ر أحدكم من الد

رواه اجلماعةف يدعوبو"

Artinya:

“Adalah kami, bila duduk bersama Rasulullah saw. diwaktu shalat,

kami baca: “Assalamu „ala‟l Lahi qabla „ibadihi, assalamu „ala

Fulan wa Fulan.” (Selamat sejahtera bagi Allah sebelum bagi

hamba-hamba-Nya, selamat sejahtera bagi si Anu dan si Anu).

Maka bersabdalah Nabi saw.: “Janganlah katakan: Selamat

sejahtera bagi Allah, karena Allah lah sumber keselamatan dan

kesejahteraan itu, tapi bila salah seorang kamu duduk, hendaklah

ia mengucapkan: “Attahiyatu lillahi wash shalawatu wath thayibat.

Assalamu „alaika wa „ala „ibadi‟l Lahis shalihin”. (Segala

persembahan adalah bagi Allah, begitupun kebaktian dan segala

yang baik-baik. Selamat sejahtera kiranya terlimpah atasmu, wahai

Page 39: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

24

Nabi, begitupun rahmat Allah serta berkah-berkah-Nya. Selamat

sejahtera pula terlimpah atas kami, dan atas hamba-hamba Allah

yang berbakti!). Maka bila kamu mengucapkan seperti demikian,

ia akan dapat mencapai semua hamba yang berbakti, baik yang di

langit maupun di bumi” atau sabdanya “diantara langit dengan

bumi”. “Asyhadu alla ilaha illa‟l lah, wa asyhadu anna

Muhammadan „abduhu wa Rasuluh.” (Aku mengakui bahwa tiada

Tuhan melainkan Allah, dan aku mengakui bahwa Muhammad itu

hamba dan Utusan-Nya). Kemudian hendaklah masing-masing

kamu memilih do‟a yang menarik hatinya, dan berdo‟a dengan

itu.” (H.R. Jama‟ah).43

Kemudian membaca shalawat kepada Nabi Saw. pada

tasyahud akhir. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt.:

(65)األحزاب :. صلوا عليو وسلموا تسليمايأي ها الذين ءامن وا

“Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk

Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”(Al-

Ahzab: 56).44

Adapun bacaan shalawat sesudah bacaan tasyahud

sebagaimana hadits di bawah ini:45

لى قال لقين كعب حديث كعب ابن عجرة رضي اهلل عنو : عن عبد اهلل بن أب لي

نا رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم ف قلنا بن عجرة ف قال أال أىدي لك ىدية خرج علي

دف نسلم عليك فكيف نصلي عليك قال ق ولوا اللهم صل قد عرف نا كي على مم

د يد يت على ال إب راىيمكما صل وعلى ال مم يد م د اللهم إنك مح بارك على مم

43Sayyid Sabiq, Op.cit., h. 300-301.

44Syaikh Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Op.cit., h. 227.

45Ahmad Mudjab Mahalli, Op.cit.,h. 234.

Page 40: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

25

د كما باركت يد وعلى ال مم يد م .على ال إب راىيم إنك مح

Hadits tentang Ka‟ab bin Ujrah radiyallahu „anhu. Diriwayatkan

dari Abdullah bin Abu Laila radiyallahu „anhu, dia telah berkata:

“Ka‟ab bin Ujrah pernah menemuiku, seraya berkata: “Bolehkah

aku memberikan kepadamu suatu hadiah?” Tiba-tiba Rasulullah

shallallahu „alaihi wa sallam datang, terus menjumpai kami. Lalu

kami berkata: “Wahai Rasulullah, kami telah mengetahui tatacara

untuk mengucapkan salam kepadamu, tetapi bagaimana pula

tatacara untuk mengucapkan shalawat kepadamu?” Beliau

kemudian bersabda: “Hendaklah kamu membaca: “Allahumma

shalli „ala muhammad, wa „ala ali ibrahim, innaka hamidum

majid. Allahumma barik „ala muhammad, wa „ala ali muhammad,

kama barakta „ala ibrahim, wa „ala ali ibrahim, innaka hamidum

majid = Ya Allah, berikanlah kesejahteraan kepada Muhammad

dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah

mencurahkan kesejahteraan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.

Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah

berikanlah keberkatan kepada Muhammad dan kepada keluarga

Muhammad sebagaimana Engkau telah mencurahkan keberkatan

kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya

Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.” (HR. Ahmad dan

Muslim).46

Hadits di atas menerangkan tentang bacan shalawat kepada

Nabi shallallahu „alaihi wa sallam setelah membaca tasyahud.

Khususnya pada tasyahud akhir, bacaan shalawat ini menjadi

rukun shalat yang tidak boleh ditinggalkan. Apabila ditinggalkan

46

Ibid., h. 234-235

Page 41: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

26

(tidak membaca shalawat pada bacaan tasyahud akhir), maka

shalatnya tidak sah.47

i) Mengucapkan salam

Telah tegaslah difardhukannya salam berdasarkan sabda

Rasulullah saw. dan perbuatannya. Dari Ali r.a., bahwa Nabi saw.

bersabda :

الة الطهور, وت لها التسليم" "مقتاح الص ر, وتلي رواه أمحد والشافعى رميها التكبي وأبوداود وابن ماجو والرتمذى.

Artinya:

“Bahwa Nabi saw. bersabda: “Kunci shalat itu ialah bersuci,

pembukaannya membaca takbir, dan penutupnya ialah memberi

salam.” (H.R. Ahmad, Syafi‟i, Abu Daud, Ibnu Majah dan

Turmudzi yang mengatakan: Hadits ini merupakan hadits yang

paling sah dan paling baik mengenai soal ini.”48

3) Hal yang Disunnahkan dalam Shalat

Ada dua macam sunnah shalat: sunnah ab‟adh dan sunnah

hai‟ah. Yang pertama adalah amalan sunnah yang apabila

tertinggal/tidak dikerjakan maka disunnahkan menggantinya dengan

sujud sahwi. Yang kedua adalah amalan sunnah yang apabila

tertinggal/tidak dikerjakan tidak disunnahkan diganti dengan sujud

sahwi.

Sujud sahwi dilaksanakan dua kali sebelum salam dengan

membaca do‟a:

سبحان من ال ي نام وال يسهو

47

Ibid., h. 236.

48 Sayyid Sabiq, Op.cit., h. 303.

Page 42: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

27

(Maha Suci Allah yang tidak pernah tidur dan lupa).49

a) Sunnah ab‟adh

(1) Duduk tasyahud awal

(2) Membaca tasyahud awal

(3) Membaca doa qunut pada waktu shalat subuh dan pada akhir

shalat witir setelah pertengahan Ramadhan.

(4) Berdiri ketika membaca doa qunut

(5) Membaca shalawat kepada Nabi pada tasyahud awal

(6) Membaca shalawat kepada keluarga Nabi pada tasyahud

akhir

b) Sunnah hai‟ah

(1) Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram

(2) Meletakkan kedua tangan diantara dada dan pusar

(3) Mengarahkan kedua mata ke arah tempat sujud

(4) Membaca do‟a iftitah

(5) Diam sejenak sebelum membaca surah Al-Fatihah

(6) Membaca ta‟awudz sebelum membaca surah Al-Fatihah

(7) Mengeraskan bacaan surah Al-Fatihah dan surah pada shalat

magrib, isya dan subuh.

(8) Diam sebentar sebelum membaca “amin” setelah membaca

Al-Fatihah

(9) Membaca “amin” setelah selesai membaca Al-Fatihah

(10) Membaca surah atau beberapa ayat setelah membaca Al-

Fatihah bagi imam maupun bagi yang shalat munfarid pada

rakaat pertama dan kedua

49

Firdaus Wajdi dan Saira Rahmani, Buku Pintar SHALAT Wajib dan Sunnah, (Jakarta: PT.

Ikrar Mandiriabadi, 2010), h. 59-60.

Page 43: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

28

(11) Membaca takbir intiqal (penghubung antara rukun yang satu

dengan yang lain)

(12) Mengangkat tangan ketika akan rukuk, bangun dari rukuk

(13) Meletakkan kedua telapak tangan dengan jari-jari

terkembang di atas lutut ketika rukuk

(14) Membaca tasbih ketika rukuk

(15) Duduk iftirasyi

(16) Membaca doa ketika duduk diantara dua sujud

(17) Meletakkan kedua telapak tangan di atas paha ketika duduk

iftirasyi maupun tawarruk

(18) Meregangkan jari-jari tangan kiri dan mengepalkan tangan

kanan kecuali jari telunjuk pada duduk iftirasyi tasyahud

awal dan duduk tawarruk

(19) Duduk istirahat sebentar sesudah sujud kedua sebelum

berdiri pada rakaat pertama dan ketiga

(20) Membaca doa pada tasyahud akhir yaitu setelah membaca

tasyahud dan shalawat

(21) Mengucapkan salam yang kedua dan menengok ke kanan

pada salam yang pertama dan menengok ke kiri pada salam

yang kedua.50

4) Hal yang Membatalkan Shalat

Shalat akan batal, apabila salah satu syarat atau rukunnya tidak

dilaksanakan, atau terjadi hal-hal sebagai berikut: 1) Meninggalkan

salah satu rukun shalat atau memutuskan rukun sebelum sempurna

dilakukan, 2) Tidak memenuhi salah satu dari syarat shalat, 3)

Berbicara dengan sengaja, 4) Banyak bergerak dengan sengaja, 5)

50

Ibid., h. 60-61.

Page 44: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

29

Makan atau minum, 6) Menambah rukun fi‟il (gerakan), 7) Tertawa, 8)

Mendahului imam sebanyak 2 rukun.51

B. Tunanetra

1. Pengertian Anak Tunanetra

Secara harfiah tunanetra berasal dari dua kata, yaitu: Tuna (tuno:

jawa) yang berarti rugi yang kemudian diidentikkan dengan rusak, hilang,

terhambat, terganggu, tidak memiliki dan Netra (netro: jawa) yang berarti

mata. Namun demikian kata tunanetra adalah satu kesatuan yang tidak

terpisahkan yang berarti adanya kerugian yang disebabkan oleh kerusakan

atau terganggunya organ mata. Pengertian tunenetra dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia diartikan sebagai rusak matanya atau luka matanya atau

tidak memiliki mata yang berarti buta atau kurang dalam penglihatan.52

Dalam bidang pendidikan luar biasa, anak dengan gangguan

penglihatan lebih akrab disebut anak tunanetra. Tunanetra adalah salah satu

jenis hambatan fisik yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk

melihat, baik menyeluruh (total blind) maupun sebagian (low vision) dan

walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat khusus, mereka masih

tetap memerlukan pendidikan khusus.

Dengan kata lain tunanetra adalah seseorang yang mengalami

gangguan fungsi penglihatan sedemikian rupa sehingga tidak dapat

menggunakan indera penglihatannya secara fungsional dan dalam proses

pendidikan diperlukan pelayanan khusus.53

51

Ibid., h. 61. 52

Purwaka Hadi, Kemandirian Tunanetra, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005),

h. 36. 53

Agustyawati dan Solicha, Op.cit., h. 7-8.

Page 45: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

30

2. Klasifikasi Anak Tunanetra

Secara garis besar anak tunenetra diklasifikasikan menjadi dua macam:

a. Total Blind (Buta)

Dikatakan buta jika anak sama sekali tidak mampu menerima rangsang

cahaya dari luar (visusnya = 0)

b. Low Vision:

Bila anak masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi

ketajamannya lebih dari 6/21, atau berdasarkan tes anak hanya mampu

membaca huruf pada jarak 6 meter yang oleh orang awas dapat dibaca

pada jarak 21 meter.54

3. Sebab-sebab terjadinya Ketunanetraan

Ketunanetraan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

a. Faktor pre-natal

Faktor penyebab ketunanetraan pada masa pre-natal sangat erat

hubungannya dengan masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak

dalam kandungan, antara lain:

1) Keturunan

Ketunanetraan yang disebabkan oleh faktor keturunan terjadi

dari hasil perkawinan bersaudara, sesama tunanetra atau mempunyai

orang tua yang tunanetra. Ketunanetraann akibat faktor keturunan

antara lain: retinis pigmentosa, penyakit pada retina yang umumnya

merupakan keturunan. Penyakit ini sedikit demi sedikit menyebabkan

mundur atau memburuknya retina. Gejala pertama biasanya sukar

melihat dimalam hari, diikuti dengan hilangnya penglihatan periferal,

dan sedikit saja penglihatan pusat yang tertinggal.55

54

Agustyawati dan Solicha, Op.cit., h. 10. 55

Ibid., h. 12.

Page 46: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

31

2) Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan

Ketunanetraan yang disebabkan karena proses pertumbuhan

dalam kandungan dapat disesbabkan oleh:

a) Gangguan waktu ibu hamil.

b) Penyakit menahun seperti TBC, sehingga merusak sel-sel darah

tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan.

c) Infeksi atau luka yang dialami ibu hamil akibat terkena rubella

atau cacar air, dapat menyebabkan kerusakan pada mata, telinga,

jantung dan sistem susunan saraf pusat pada janin yang sedang

berkembang.

d) Infeksi karena penyakit kotor, toxoplasmosis, trachoma dan tumor.

Tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan dengan indera

penglihatan atau pada bola mata itu sendiri.

e) Kurangnya vitamin tertentu, dapat menyebabkan gangguan pada

mata sehingga hilangnya fungsi penglihatan.

b. Faktor post-natal

Penyebab ketunanetraan yang terjadi pada masa post-natal dapat

terjadi sejak atau setelah bayi lahir antara lain:

1) Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan, akibat

benturan alat-alat atau benda keras.

2) Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe, sehingga

baksil gonorrhoe menular pada bayi, yang pada akhirnya setelah bayi

lahir mengalami sakit dan berakibat hilangnya daya penglihatan.

3) Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan,

misalnya:

a) Xeropthalmia; yakni penyakit mata karena kekurangan vitamin A.

b) Trachoma; yakni penyakit mata karena virus chilimidezoon

trachomanis.

Page 47: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

32

c) Catarac; yakni penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga

lensa mata menjadi keruh, akibatnya terlihat dari luar mata

menjadi putih.

d) Glaucoma; yaitu penyakit mata karena bertambahnya cairan dalam

bola mata, sehingga tekanan pada bola mata meningkat.

e) Diabetik Retinopathy; adalah gangguan pada retina yang

disebabkan karena diabetes. Retina penuh dengan pembuluh-

pembuluh darah dan dapat dipengaruhi oleh kerusakan sistem

sirkulasi hingga merusak penglihatan.

f) Macular Degeneration; adalah kondisi umum yang agak baik, di

mana daerah tengah dari retina secara berangsur memburuk. Anak

dengan retina degenerasi masih memiliki penglihatan perifer akan

tetapi kehilangan kemampuan untuk melihat secara jelas objek-

objek di bagian tengah bidang penglihatan.

g) Retinopathy of prematurity; biasanya anak yang mengalami ini

karena lahirnya terlalu prematur. Pada saat lahir masih memiliki

potensipenglihatan yang normal. Bayi yang dilahirkan prematur

biasanya ditempatkan pada inkubator yang berisi oksigen dengan

kadar tinggi, sehingga pada saat bayi dikeluarkan dari inkubator

terjadi perubahan kadar oksigen yang dapat menyebabkan

pertumbuhan pembuluh darah menjadi tidak normal dan

meninggalkan semacambekas luka pada jaringan mata. Peristiwa

ini sering menimbulkan kerusakan pada selaput jala (retina) dan

tunanetra total.

h) Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan, seperti

masuknya benda keras atau tajam, cairan kimia yang berbahaya,

kecelakaan dari kendaraan, dan lain-lain.56

56

Ibid., h. 13-14.

Page 48: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

33

4. Karakteristik Ketunanetran

Ketunanetraan yang dihadapi oleh seseorang menyebabkan terjadinya

keterbatasan dalam bersikap dan berperilaku terhadap lingkungannya.

Keterbatasan tersebut merupakan hambatan tunanetra untuk beraktivitas

sesuai harapan individu tunanetra dan harapan masyarakat awas. Upaya

tunanetra agar tetap dapat melakukan aktivitas menyebabkan terjadinya

perilaku tertentu.

Perilaku tunanetra pada mulanya merupakan ciri khas secara individu,

namun pada perkembangannya menunjukkan hampir semua tunanetra pada

golongan yang sama relatif memiliki karakteristik yang sama, baik

karakteristik fisik, karakteristik emosi, dan karakteristik lainnya.

a. Karakteristik Fisik

Ciri khas ketunanetraan dapat dilihat langsung dari keadaan

organon mata secara anatomi maupun fisiologi meupun keadaan posture

tubuhnya.

1) Ciri Khas Fisik Tunanetra Buta

Mereka yang tergolong buta bila dilihat dari organ matanya

biasanya tidak memiliki kemampuan normal, biasanya bola mata

kurang atau tidak pernah bergerak, kelopak mata yang kurang atau

tidak pernah berkedip, tidak bereaksi terhadap cahaya. Seorang

tunanetra buta yang tidak terlatih Orientasi dan Mobilitas biasanya

tidak memiliki konsep tubuh atau body image, sehingga sikap

tubuhnya menjadi jelek misalnya: kepala tunduk atau bahkan

terngadah, tangan menggantung layu dan kaku, badan berbentuk

sceilosis, berdiri tidak tegak.

2) Ciri Khas Fisik Tunanetra Kurang Penglihatan

Tunanetra kurang lihat karena masih adanya sisa penglihatan

biasanya berusaha mencari atau upaya rangsang. Dalam upaya mencari

Page 49: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

34

rangsang ini kadang berperilaku yang tidak terkontrol misalnya:

tangan yang selalu terayun, mengerjab-kerjabkan mata, mengarahkan

mata ke cahaya, melihat ke suatu obyek dengan cara sangat dekat,

melihat obyek dengan memicingkan atau mebelalakkan mata.57

b. Karakteristik Psikis

Ketidakmampuan yang berbeda antara tunanetra buta dengan

tunanetra kurang lihat juga berpengaruh pada karakteristik psikisnya.

1. Ciri Khas Psikis Tunanetra Buta

Tunanetra buta tidak memiliki kemampuan menguasai

lingkungan jarak jauh dan bersifat meluas pada waktu yang singkat.

Ketidakmampuan ini mengakibatkan rasa khawatir, ketakutan dan

kecemasan berhadapan dengan lingkungan. Akhirnya tunanetra buta

mempunyai sikap dan perilaku yang bersifat kesulitan percaya diri,

rasa curiga pada lingkungan, tidak mandiri atau kebergantungan pada

orang lain, pemarah atau mudah tersinggung atau sensitive, penyendiri

inferiority, self centered, pasif, mudah putus asa, sulit menyesuaikan

diri.

2. Ciri Khas Psikis Tunanetra Kurang Lihat

Tunanetra kurang lihat seolah-olah berdiri dalam dua dunia,

yaitu antara tunanetra dan awas. Hal ini menimbulkan dampak

psikologis bagi penyandangnya. Apabila tunanetra kurang lihat berada

dalam kelompok tunanetra buta, dia akan mendominasi karena

memiliki kemampuan lebih. Namun bila berada diantara orang awas

maka tunanetra kurang lihat sering timbul perasaan rendah diri karena

57

Hadi, Op.cit., h. 48-51.

Page 50: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

35

sisa penglihatannya tidak mampu diperlihatkan sebagaimana anak

awas.58

5. Kebutuhan Layanan Khusus bagi Tunanetra

Layanan pendidikan yang sesuai bagi ABK adalah layanan pendidikan

yang memperhatikan kemampuan, karakteristik, dan kebutuhan dari

ketunaan/gangguan tiap-tiap anak yang bertujuan untuk mengembangkan

potensi kemanusiaan mereka secara sempurna dan dapat berkembang secara

optimal.59

Tunanetra karena keterbatasan pada penglihatannya mereka

memerlukan layanan khusus hampir dalam setiap gerak kehidupannya

terutama hal-hal yang bersifat visual seperti tack jalan, ATM, lift, tanda toilet,

tanda uang, dan lain-lain. Begitupun dalam layanan pendidikan, mereka

memerlukan layanan khusus atau layanan yang dimodifikasi.

Dengan kehilangan penglihatan anak tunanetra memiliki gaya belajar

auditory, tactile dan kinestetik. Beberapa strategi yang dapat dikembangkan

oleh guru pada tunanetra yang berada disekolah umum (Sekolah Inklusif),

menurut Dra, V.L. Mimi Mariani Lusi, M.Si, MA:

a. Modifikasi materi (bahan ajar, lembar kegiatan siswa, tugas rumah,

soal ulangan/ujian, dll) ke dalam buku Braille, buku bicara (kaset,

CD, e-book) atau bentuk pembesaran huruf untuk siswa Low Vision

atau layanan baca (reader).

b. Untuk konsep abstrak, terapkan metode penjelasan asosiatif dengan

pengalaman, pengetahuan umum dan hal kongkrit yang dikaitkan

dengan kehidupan siswa.

c. Untuk gambar, grafik, bagan, skema, table, dll, terapkan metode

penjelasan ilustratif dalam bentuk suara (auditif) dan raba (tactile).

d. Untuk kemudahan media, gunakan obyek riil dan konkrit 3 dimensi

atau peraga miniature untuk obyek riil besar dan berbahaya.

58

Ibid., h. 48-51. 59

Asep AS. Hidayat dan Ate Suwandi, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra,

(Jakarta: PT. Luxima Metro Media, 2016), h. 21-22.

Page 51: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

36

e. Untuk posisi dan jarak tempat duduk, siswa dengan gangguan

penglihatan Low Vision penting memperhatikan tempat duduknya

dengan mempertimbangkan aspek sumber cahaya serta luas dan jarak

pandang.

f. Untuk penggunaan media papan tulis, ketika guru menulis maka

sambil bacakan apa yang ditulisnya; untuk penggunaan media

presentasi, guru dapat menjelaskan apa yang tampil pada layar.

g. Untuk kedisiplinan atau tata tertib kelas, jangan dibedakan tapi beri

kemudahan agar siswa dapat ikut terlibat dalam peraturan kelas.60

6. Dampak Ketunanetraan

Aktivitas manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar akan

efektif apabila mengikutsertakan alat-alat indra yang dimiliki, seperti

penglihatan, pendengaran, perabaan, pembau, pengecap, baik dilakukan

secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dengan pemanfaatan beberapa

alat indra secara simultan memudahkan seseorang melakukan apersepsi

terhadap peristiwa atau objek yang diobservasi, terutama untuk membentuk

suatu pengertian yang utuh.

Dengan terganggunya salah satu atau lebih alat indranya (penglihatan,

pendengaran, pengecap, pembau maupun peraba), niscaya akan berpengaruh

terhadap indra-indra yang lain. Pada gilirannya akan membawa konsekuensi

tersendiri terhadap kemampuan dirinya berinteraksi dengan lingkungan

sekitar. Contoh, kasus yang terjadi pada anak tunanetra, dengan kehilangan

sebagian atau keseluruhan fungsi penglihatan pada anak tunanetra akan

menimbulkan dampak negatif atas kemampuannya yang lain, kemampuan

mendayagunakan kemampuan fisiknya yang lain, seperti pengembangan

fungsi psikis dan penyesuaian sosial.61

60

Ibid., h. 28-29. 61

Mohammad Efendi, “Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan”, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2008), hlm. 36-37.

Page 52: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

37

7. Fungsi Orientasi dan Mobilitas Bagi Anak Tunanetra

Kebutuhan bergerak bagi setiap makhluk hidup merupakan bagian dari

kehidupan yang paling esensial, sebab dengan bergerak makhluk hidup

khususnya manusia dapat melakukan banyak hal. Hasil gerakannya baik yang

mempunyai efek pada diri sendiri maupun orang lain.

Bagi anak normal penglihatan, kebutuhan untuk bergerak (mobilitas)

barangkali tidak banyak persoalan karena persepsi visual sebagai sarana

utama yang menyertai anak dalam melakukan mobilitas cukup banyak

membantu disamping keikutsertaan fungsi indra yang lain. Dengan

kemampuan yang dimiliki, anak normal dengan mudah memperoleh berbagai

pengalaman belajar baru dari lingkungan alam sekitar, maupun dari hubungan

sosial kemasyarakatan. Tidak demikian halnya dengan anak tunanetra,

hilangnya fungsi persepsi visual sebagai alat orientasi menyebabkan

kemampuan untuk melakukan mobilitas di lingkungannya menjadi terhambat.

Praktis karenanya, kesempatan untuk melakukan eksplorasi juga menjadi

terbatas. Sempitnya kebebasan yang dimiliki anak tunanetra tak jarang mereka

bersikap pasif, enggan untuk bergerak dan kontak dengan lingkungannya.

Mereka lebih banyak menunggu aksi dari sekitar ketimbang melakukan

prakarsa. Dengan demikian, kesempatan untuk mendapatkan pengalaman baru

dari lingkungan sekitar melalui hubungan sosial menjadi terbatas.62

Kehilangan kemampuan persepsi visual bagi anak tunanetra memang

bukan akhir dari segala-galanya, sebab ia masih memiliki kesempatan untuk

mencari subtitusi sebagai kompensasi hilangnya persepsi visualnya. Untuk

mengoptimalisasikan fungsi-fungsi indra yang lain anak tunanetra perlu

latihan yang serius, teratur, serta keberanian sebab hal itu akan banyak

62

Ibid.

Page 53: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

38

membantu anak tunanetra untuk melakukan orientasi dan mobilitas terhadap

lingkungannya.

Alat bantu yang biasa digunakan anak tunanetra untuk melakukan

orientasi dan mobilitas yang lazim biasanya berupa tongkat putih yang khas.

Tongkat putih bagi anak tunanetra, selain berfungsi memberi tahu kepada

orang lain, bahwa pemakainya adalah penderita tunanetra, dapat juga

berfungsi untuk menambah rasa percaya diri. Meskipun kelak anak tunanetra

yang terlatih memiliki kemampuan mobilitas yang baik, namun mereka tetap

memerlukan bantuan orang awas atau normal untuk memperoleh informasi

seperti nama toko, merek barang, warna, dan lain-lainnya.63

C. Penelitian yang Relevan

1. Luthfia Karimah dalam skripsinya yang berjudul, “Implementasi

Pembelajaran Shalat Jenazah bagi Siswa Penyandang Tunanetra di SMALB

Wantuwirawan Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016” menyimpulkan bahwa

implementasi pembelajaran shalat jenazah di SMALB Wantuwirawan Salatiga

menggunakan metode : ceramah, demonstrasi, eksperimen/praktek serta

metode tanya jawab. Adapun faktor pendukung serta faktor penghambat

pembelajaran shalat jenazah antara lain: salah satu faktor pendukung dari segi

guru adalah kesadaran diri dari guru tersebut sebagai seorang muslim dengan

membantu dan memberikan motivasi kepada siswa dengan menyampaikan

ilmunya. Sedangkan salah satu faktor penghambatnya adalah: respon yang

kurang baik di awal yaitu rasa takut yang berlebih, kurangnya antusias siswa

dan juga rasa bosan ingin segera melewati materi yang sedang berlangsung.

2. Khusnul Mubarok dalam skripsinya yang berjudul, “Pendekatan Bimbingan

Ibadah Shalat Pada Anak TunaGrahita-C di SLB/BC Muara Sejahtera Pondok

Cabe Ilir Pamulang Tangerang”, menyimpulkan bahwa anak tunagrahita

63

Ibid., h.45-47.

Page 54: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

39

adalah anak yang mempunyai IQ dibawah anak-anak normal yang terjadi pada

masa perkembangan anak sebelum usia 18 tahun dan disertai adanya

gangguan tingkah laku sehingga membutuhkan program pendidikan khusus.

Adapun metode pelaksanaan bimbingan ibadah shalat di sekolah SLB-BC

Muara Sejahtera menggunakan beberapa metode, diantaranya adalah: metode

nasihat, metode pembiasaan serta metode praktek.

3. Aizzatul Afwah dalam skripsinya yang berjudul, “Aplikasi Bimbingan Shalat

Pada Anak TunaGrahita di SLB N Pembina Yogyakarta”, menyimpulkan

bahwa di SLB N Pembina Yogyakarta terdapat dua bimbingan dalam

membimbing shalat pada anak tunagrahita yaitu: bimbingan shalat secara

umum dan bimbingan shalat secara khusus. Dari hasil bimbingan yang

dilakukan oleh guru atau pembimbing di sekolah tersebut memberikan banyak

hasil, khususnya dalam hal bimbingan shalat, yakni sudah banyak anak yang

bisa melakukan shalat walaupun mereka tidak sesempurna shalatnya orang

normal.

Ada beberapa perbedaan antara penelitian yang dilakukan penulis dengan

penelitian sebelumnya antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Lutfiah Karimah mengenai pembelajaran

shalat jenazah, sedangkan penelitian penulis adalah tentang pembelajaran

shalat fardhu yang mana memiliki perbedaan dalam hal tatacara, rukun, syarat

dan ketentuan-ketentuan lainnya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh khusnul Mubarok obyek penelitiannya adalah

anak tuna grahita yang mana anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai

IQ dibawah anak-anak normal, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis

obyek penelitiannya adalah anak tunanetra yang tidak memiki hambatan pada

IQ, dalam kata lain IQ anak tunanetra sama halnya dengan anak normal

lainnya.

Page 55: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

40

3. Penelitian yang dilakukan oleh Aizzatul Afwah adalah mengenai bimbingan

shalat bagi anak tuna grahita, sedangkan penelitian penulis adalah mengenai

metode dalam proses pembelajaran shalat anak tunanetra yang dilakukan oleh

guru Pendidikan Agama Islam.

Page 56: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Jakarta yang beralamat di Jl. Pertanian Raya 12, Rt. 06 Rw. 04, Kelurahan Lebak

Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, 12440. Adapun waktu yang digunakan untuk

penelitian skripsi ini adalah dari bulan Oktober sampai Desember.

B. Latar Penelitian (Setting)

SLB-A Pembina Tingkat Nasional merupakan sekolah khusus bagi

tunanetra di Indonesia, khususnya wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.SLB-A

Pembina Tingkat Nasional Jakarta merupakan milik Kementerian Pendidikan

dengan fasilitas pendukung gedung olahraga, gedung kesenian, lapangan

olahraga, masjid dan mushola, gedung serba guna (aula), meeting room, kolam

renang, wisma, penginapan, taman, tempat parkir bengkel dan tempat parkir

bengkel dan tempat refleksi.1

C. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.2Adapun jenis penelitian

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan

menggunakan metode kualitatif deskriptif.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,

suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data

yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak.3

1www.slbapembina.net/2015/?m=1, diakses pada tanggal 20 Maret 2018, pada pukul 06.22.

2Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV Alfabeta,

2011), cet. 14, h. 2. 3Ibid., h. 9

Page 57: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

42

D. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan oleh

peneliti dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Adapun teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi (Pengamatan)

Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang

diselidiki.4Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula

dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu

objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat

dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan

pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan langsung.

Di dalam artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner,

rekaman gambar dan rekaman suara.

Adapun teknik observasi yang peneliti gunakan dalam penelitian

kualitatif adalah observasi non sistematis. Observasi non sistematis adalah

observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan

instrumen pengamatan.5 Dalam observasi ini peneliti melakukan pengamatan

pada proses belajar mengajar di dalam kelas dan juga praktek shalat di

mushalla sehingga memperoleh gambaran tentang metode yang diajarkan oleh

guru.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

4 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004),

cet. 6, h. 70. 5Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2010), cet. 14, h. 133.

Page 58: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

43

keterangan.6 Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan

tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan

dan atau keyakinan pribadi.7 Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan

kepada Guru PAI dan beberapa peserta didikdi SMPLB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan

(life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang

berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa

gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.8

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Dalam upaya untuk memberikan keabsahan data yang akurat maka

penelitian ini menggunakan beberapa cara, diantaranya:

1. Perpanjangan keikutsertaan

Melalui teknik ini penulis dapat menguji ketidakbenaran informasi

yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun

dari responden, dan membangun kepercayaan subjek sehingga dapat

dipastikan apakah konteks itu dipahami dan dihayati atau tidak.9

Di pihak lain, perpanjangan keikutsertaan juga dimaksudkan untuk

membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan

6 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Op.cit., h. 83.

7Sugiyono, Op.cit., h. 231.

8Ibid., h. 240.

9Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakuktas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 73.

Page 59: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

44

diri peneliti sendiri. Jadi bukan sekedar. Jadi bukan sekedar menerapkan

teknik yang menjamin untuk mengatasinya.10

2. Ketekunan Pengamatan

Teknik ini digunakan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.11

Ketekunan pengamatan ini dilakukan sebagai upaya peneliti untuk melakukan

pengamatan secara terus menerus dalam jangka waktu yang peneliti lakukan

dengan harapan peneliti dapat melihat data dan informasi serta fenomena

secara lebih cermat, terinci, dan mendalam terkait proses pelaksanaan

pembelajaran shalat.

3. Triangulasi

Dalam bahasa sehari-hari triangulasi dikenal dengan istilah cek dan

ricek yaitu pengecekan data menggunakan beragam sumber, teknik dan

waktu. Beragam sumber maksudnya digunakan lebih dari satu sumber untuk

memastikan apakah datanya benar atau tidak. Beragam teknik berarti

penggunaan berbagai cara secara bergantian untuk memastikan apakah

datanya benar memang benar. Cara yang digunakan adalah wawancara,

pengamatan dan analisis dokumen. Beragam waktu berarti memeriksa

keterangan dari sumber yang sama pada waktu yang berbeda pagi, siang, sore

atau malam. Juga berarti membandingkan penjelasan sumber ketika ia diajak

ngobrol berdua dengan peneliti dan saat ia berbicara di depan publik tentang

topik yang sama.12

10

Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2017), h.329 11

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Loc. Cit.

12Nusa Putra, Penelitian Kualitatif : Proses dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Indeks, 2012), h. 189.

Page 60: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

45

F. Teknik analisis data

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

1. Pengumpulan Data

Dalam hal ini peneliti membuat catatan lapangan yang terkait dengan

pertanyaan atau tujuan penelitian yang berdasarkan observasi, wawancara

serta dokumentasi.

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.13

3. Penyajian Data

Setelah melalui reduksi data, langkah selanjutnya dalam analisis data

adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan

peneliti melakukan penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data yang umum

dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif yang menceritakan

temuan penelitian.14

4. Penarikan Kesimpulan

Setelah data yang terkumpul direduksi dan disajikan, langkah terakhir

dalam menganalisis data adalah menarik kesimpulan atau verifikasi, dengan

menggunakan analisis model interaktif, analisis ini dilakukan dalam bentuk

13

Sugiyono, Op.cit., h. 247 14

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Op.Cit. h. 70-71

Page 61: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

46

interaktif dari ketiga komponen utama. Data yang terkumpul dari hasil

pengamatan, wawancara, dan pemanfaatan dokumen yang terkaitdengan

pelatihan dan sumber-sumber belajar yang sedemikian banyak direduksi untuk

dipilih mana yang paling tepat untuk disajikan. Proses pemilihan data akan

difokuskan pada data yang mengarah untuk pemecahan masalah, penemuan,

pemaknaan, atau untuk menjawabpertanyaan penelitian terkait dengan

pelaksanaan pembelajaran shalat anak tunanetra di SLB-A Pembina Tingkat

Nasional Jakarta..15

15

Ibid.

Page 62: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data (Data Umum SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta)

1. Sejarah Singkat SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

Sekolah Luar Biasa untuk Tunanetra Pembina Tingkat Nasional SLB-

A PTN Jakarta sebagai lembaga pendidikan untuk tunanetra didirikan

olehpemerintah Republik Indonesia pada tanggal 9 Desember 1981 dan

diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto. Sekolah khusus ini

berlokasi dikompleks perumahan anggota DPR dan Departemen Kehakiman,

di Jalan Karang Tengah, Jakarta Selatan; tepatnya di Jalan Pertanian Raya,

Lebak Bulus, JakartaSelatan 12440. SLB-A PTN merupakan lembaga khusus

tunanetra yang bertaraf nasional dan merupakan satu-satunya lembaga yang

ada di Indonesia. Peresmiantersebut sekaligus sebagai puncak acara kegiatan

Tahun Internasional Para Cacat TICA PBB di tahun yang sama.

Pembangunan sekolah ini adalah realisasi dari salah satu program

nasional dalam usaha peningkatan mutu pendidikan anak tunanetra.

Pemerintah melaluiDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan sub Direktorat

Pendidikan Luar Biasa, memberikan lahan seluas 4,5 hektar guna dibangun

fasilitas pendidikan luar biasauntuk kecacatan tunanetra. Bangunan di lahan

seluas 4,5 hektar meliputi gedung sekolah, wisma, asrama, perumahan guru

dan karyawan, gedung orientasi danmobilitas, perpustakaan, taman bermain,

resources center, dan unit percetakan braille.

Tahun 1983 diangkat seorang Kepala Sekolah untuk SLB-A Pembina

Tingkat Nasional,disusul dengan pengangkatan guru-guru baru, sedangkan

murid belum ada karena murid yang ada di Lebak Bulus adalah murid di

SLBNegeri Bagian A Jakarta dari Jln. RS Fatmawati, Cilandak. Dengan

demikian maka dalam satu lokasi gedung terdapat 2 SLB yang sama-sama

menangani pelayanan pendidikan bagi anak tuanentra.

Page 63: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

48

Tahun 1986 November, keputusan membagi murid SLB Negeri bagian

A Jakarta untuk SLB Negeri Bagian A Jakarta sendiri dan SLB-A Pembina

TingkatNasional Jakarta. Atas persetujuan Ka Kanwil Depdikbud DKI Jakarta

dan Ditdiknas, SLB Negeri Bagian A jakarta secara berangsur-angsur

menyerahkanmurid tunanetranya kepada SLB-A PTN. Sementara SLB Negeri

Bagian A Jakarta secara berangsur merintis menerima murid B dan C Sebagai

SLB NegeriPersiapan BC. SLB-A PTN mengelola wilayah bagian utara, SLB

Negeri Jakarta mengelola wilayah bagian selatan.

Tahun 1987 Gedung SLB Negeri di Jln. RS Fatmawati resmi dihapus

dengan SK Mendikbud No. 0358M1987 tertanggal 20 Juni 1987,

sedangkantanahnya dikembalikan kepada Depsos. Tahun 1991 Wisma Tan

Miyat secara keseluruhan pindah ke Bekasi. Secara resmi pula pemindahan

kegiatan SLBNegeri Bagian A Jakarta ke Lebak Bulus diterbitkan SK

Mendikbud No. 038401987 tertanggal 1 Juli 1987.

Tahun 1992 siswa tunanetra seluruhnya ditangani SLB-A Pembina

Tingkat Nasional, sedangkan SLB Negeri Bagian A Jakarta seluruhnya

melayanipendidikan anak tunarungu dan tunagrahita B dan C.1

2. Profil SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

a. Identitas Sekolah

1) Nama Sekolah : SLB-A Pembina Tingkat

NasionalJakarta

2) Didirikan tanggal, bulan dan Tahun : 8 Desember 1981

b. Aspek Legal

1) NPWP : 00.667.075.6-016.000

2) Ijin Operasional : B-1073/I/MENPAN/12/81

3) Akreditasi :A

1https://text-id.123dok.com/document/rz3d7mmey-sejarah-singkat-sekolah-luar-biasa-a-

pembina-tingkat-nasional-jakarta.html,

Page 64: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

49

c. Fasilitas Sekolah :

1) Status Gedung : Milik Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

2) Status Tanah : Milik Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

3) Ruangan

a) Jumlah ruang belajar :4 ruang

b) Luas Ruang Belajar : 8,40 x 4,80

c) Luas Ruang Kep. Sek : 9,30 x 840

d) Luas Ruang Guru : 9,30 x 840

4) Luas Tanah : 3.2767 M2

5) Status Tanah : Milik Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan

6) Luas Bangunan : 3.2767 M2

7) Kurikulum yang Digunakan : 2013 dan KTSP

8) Waktu Belajar/Lama Belajar : 8 jam x 40 menit

9) Jumlah jam Pelajaran : 38 jam

d. Data Personil Sekolah :

1) Nama Kepala Sekolah : Drs. Triyanto Murjoko,M.Pd

2) Pendidikan Terakhir Kepala Sekolah : S2

3) Jumlah Guru :8orang

4) Jumlah Petugas Tata Usaha :3orang

5) Jumlah Penjaga Sekolah :4 orang

e. Program Pendidikan :KTSP dan K13

f. Data Peserta Didik :

1) Jumlah Peserta Didik :laki-laki 56 orang

Perempuan 33 orang

g. Kerja Sama :

1) Heller Keller

Page 65: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

50

2) Lions Club

3) UIN

4) UNJ

5) UI

3. Profil SMPLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta

a. DATA SEKOLAH

1) Nama Sekolah :SMPLB-A Pembina Tingkat Nasional

Jakarta

2) Alamat Sekolah : Jl. Pertanian Raya Lebak Bulus

Cilandak Jakarta Selatan

3) Satuan Pendidikan :

4) Status Sekolah : Negeri

5) Jenjang Akreditasi : A

Tahun 2014 sd.2019

Tanggal Akreditasi Terakhir 22

Oktober 2015

6) Nama Yayasan/Pengelola : -

7) NSS/NIS/NPSN : 101016307045/280010/20103099

8) Luas Tanah : 32767 M2

Luas Bangunan Lantai Bawah : 32767 M2

Status Tanah dan Bangunan : Milik sendiri

9) Jumlah Ruang Belajar :5 RUANG

10) Waktu Belajar : Pagi, pukul 06.30 Sd 14.10

1 jam pelajaran 40 menit

11) Muatan Lokal :

12) Jenis kegiatan pengembangan diri/ekstrakurikuler :

a) Pramuka

b) Musik

Page 66: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

51

4. Visi dan Misi Sekolah

Visi

Terwujudnya peserta didik yang berprestasi, berakhlak mulia dan mandiri

Misi

a. Mewujudkan pembelajaran akademik yang mengacu pada standar

Nasional Pendidikan.

b. Mewujudkan pembelajaran non akademik yang sesuai dengan bakat dan

minat peserta didik.

c. Mewujudkan budaya beribadah, dan sopan santun.

d. Mewujudkan budaya kreatif, dan terampil sebagai bekal kemandirian

5. Identitas Kepala Sekolah

a. Nama Kepala Sekolah : Drs. Triyanto Murjoko,M.Pd

b. Tempat/Tanggal Lahir : Klaten / 13 Jul 1967

c. Alamat Rumah : Jl. Kampung Kramat Rt 07/04

Kel. Setu Kecamatan Cipayung

Jakarta Timur

d. Email :[email protected]

http//www.slbapembina.net

e. Tanggal Pengangkatan sebagai Kepala Sekolah di sekolah ini : 19

Desember 2014

f. Jabatan Sebelumnya : Guru

g. Pendidikan dua jenjang terakhir

Tabel 4.1 : Dua Jenjang Pendidikan Terakhir

Jenjang Jurusan Tahun Institusi

S2 PLB 2005 UPI Bandung

S1 PLB 1991 UNS Surakarta

Page 67: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

52

6. Identitas Wakil Kepala Sekolah/Koordinator

Tabel 4.2 : Identitas Wakil Kepala Sekolah/Koordinator

Bidang Nama/No. HP

Pendidikan

dan

Jurusan

Masa Kerja

Sebagai

Guru

Wakasek

/Koord

Kurikulum Asnah/087878006179 S1 PLB 19 th 18

bln 2 th lebih

Kesiswaan Adjar

Agus/082111476199 S1 PKh

16 th 9

bln 1 th

Sarpras Dedi

Supriadi/081517171215 S1 PLB

31 th 9

bln 2 th lebih

Wakasek Ngatija/082123858594 S1 PLB 22 th 9

bln 2 th lebih

SMA Hasanudin S1 PLB 33 th 3

bln 2 th lebih

7. Tenaga Kependidikan

Tabel 4.3 : Tenaga Kependidikan

NAMA Tempat/Tgl

lahir TMT

Masa

Kerja

Pendidikan

Terakhir

Alamat

Rumah

M.Zainudin

Gaffar

Enrekang,31

Desember

1959

1

Oktober

1986

28 th

2 bln

D3 Pondok

Cabe

Tri Ananda

A.G.W

Bandung, 4

Agustus

1969

1 Maret

2000

14 th

9 bln

Profesi

Psikolog

Jl. Pertanian

3 No 12 C

Lebak Bulus

Cilandak

Jakarta

Selatan

Zaenal

Abidin

Bogor, 11

Januari 1960

1 Maret

1992

22 th

9 bln

SMA Pertanian

Raya

8. Prestasi Non Akademik

Tabel 4.4 : Prestasi Non Akademik

Kekhususan Bidang Jenis

Lomba Peringkat Tingkat

Nama

Siswa

Tunanetra Olah

raga Catur I

Provinsi

DKI

Nurul

Hakim

Tunanetra Seni Menyanyi II Provinsi

DKI

Anang

Arifin

Page 68: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

53

9. Daftar Nama Guru dan Karyawan

Tabel 4.5 : Daftar Nama Guru dan Karyawan

NO.. NAMA GURU JABATAN

1 TRIYANTO MURJOKO. M.Pd. Kepala Sekolah

2 NGATIJA, S.Pd WakilKepsek/SMP

3 ACHMAD SUDARMA, M.Pd. Koord. SMPLB

4 TIFA FITERIA SAVITRI, S.Pd. Koord. SDLB

5 HANI AWALIYAH, S.Pd. Koord. TKLB

6 Dra. TATI NOVIANTI Koord Lay. MDVI

7 Dra. CUCU NURAENI Kurikulum/SMA

8 Dra. ASNAH TAHAR Kurikulum/SMP

9 Drs. ADJAR AGUS BUDIJANTO Kesiswaan/SMA

10 DEDI SUPRIADI, M.Pd. Perpus/SMA

11 Dra. IIS SUSMIATI Kord.Perc Braille/SD

12 Dra. AISYAH Guru Kelas/TK

13 Dra. HIDAYATI SUPRIHATIN Guru Kelas/SD

14 NOORAYATI SISWANIGSIH, S.Pd. Guru Kelas/SD

15 YUYU YULIANINGSIH, S.Pd. Guru Kelas/SD

16 WAWAN YUHANA, S.Pd. Guru Kelas/SD

17 Drs. JUHANA Guru Kelas/SMA

18 Dra. SUDARNI Guru Kelas/SD

19 Drs. RAHMAD SAEBANI Guru Kelas/SD

20 ISTIANA, S.Pd Guru Kelas/SD

21 ADI MEKAR NUGROHO, S.Pd. Guru Kelas/SMP

22 MAKSUM, M.Pd. Guru Agama/SD

23 WAHYU CAHYANINGSIH, S.Ag. Guru Agama/SD

24 M. HAMID BASUKI, S.Pd. Guru Kelas/SMA

25 KERIADI, S.Pd. Guru Kelas/SD

26 AMANAH, M.Pd. Guru Kelas/SMA

27 MULYONO, S.Pd. Guru Kelas/SD

28 LENA MARLIANA, S.Pd. Guru Kelas/SD

29 EMY SUGIARTI, S.Pd. Guru Kelas/SD

30 FERAWATI SYAHRANI,SE Guru Kelas/SMP

31 YANI, S.Pd. Guru Kelas/SD

32 ALI MUSHOFA, S.Pd. Guru Kelas/SD

33 SRI WANITI, S.Pd. Guru Kelas/SD

34 TATIK PURWINDARI Guru Kelas/SMP/SMA

35 DADAN GUSTAWAN Guru Agama/SMP/SMA

36 BUDI HARDININGSIH Guru Kelas/SMA

Page 69: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

54

37 DWI TARMINI, Guru Kelas/SMP/SMA

38 BAMBANG SETIAWAN, S.Pd. Guru Kelas/SMP/SMA

TU

39 FAJAR DWI INDARTA TATA USAHA

40 TRI ANANDA AGW. S.Psi TATA USAHA

41 ARIS YOHANES ELEAN PERPUSTAKAAN

42 ARI HARYANTO KEBERSIHAN

43 YUS HARIAWAN KEBERSIHAN

44 SITI MAIMUNAH KEBERSIHAN

B. Pembahasan

1. Implementasi Pembelajaran Shalat bagi Anak Tunanetra

Implementasi pembelajaran shalat fardhu yang dilaksanakan di

SMPLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta ini sama dengan yang apa yang

dilaksanakan di sekolah umum lainnya berdasarkan Kurikulum 2013 dan juga

KTSP yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik. sebagaimana yang telah

disampaikan oleh guru:

Kurikulumyang dipakai adalah K13 tapi tergantung anaknya mbak,

kalau memang anaknya tunanetra normal itu K13,tapi untuk anak

tunanetra yang juga memiliki kelainan-kelainan lain, seperti tidak

fokus kemudian dia ada sedikit mungkin keterbelakangan mental, autis

nah itu beda, kurikulumnya agak diperingan, K13 tapi terkadang kita

juga menggunakan KTSP.2

Sumber bahan ajar yang digunakan oleh guru PAI adalah buku

Pendidikan Agama Islam dan juga Al-Qur‟an. Sebagaimana yang telah

disampaikan oleh guru: “Kalo buku sumbernya dari Depag, jadi saya pakai

buku umum, Kurtilas untuk sekolah umum tuh pakai itu karena memang

Depag itu nggak mempunyai paten buku pegangan guru jadi ya kita pakai

buku Pendidikan Agama Islam umum kurikulum 2013 kita sesuaikan dengan

kondisi anak, saya juga menggunakan al-Qur‟an sebagai bahan ajar”.3

2 Hasil wawancara dengan guru PAI pada tanggal 05 November 2018

3Ibid

Page 70: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

55

Pembelajaran shalat merupakan pembelajaran yang mengandung unsur

teori dan praktek. Adapun Tahapan-tahapan dalam pembelajaran shalat fardhu

di SLB-A PTN adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa

b. Guru menyampaikan materi shalat fardhu

c. Guru mengajukan pertanyaan seputar materi shalat, atau memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

d. Siswa mencatat dengan menggunakan reglet (alat yang digunakan untuk

menulis braille, berupa penggaris yang memiliki lubang kecil berjejer) dan

stylus (alat berbentuk seperti paku berujung tumpul yang memiliki

pegangan diujung lainnya, alat ini digunakan untuk ditusukkan diatas

kertas yang telah dipasang reglet)

e. Guru menginstruksikan siswa untuk memperagakan tatacara shalat,

diawali dengan guru memberikan teori tentang tatacara shalat, hal ini bisa

dilakukan di kelas maupun di mushalla

f. Siswa dengan imajinasinya memperagakan apa yang diucapkan oleh guru.

g. Guru mengamati gerakan shalat yang dilakukan oleh siswa, jika terdapat

kekeliruan dalam gerakan shalat, guru membenarkan langsung dengan

menyentuh bagian yang salah atau guru dapat memberikan contoh yang

benar dengan memperagakan gerakan tersebut.

h. Siswa meraba gerakan yang dicontohkan oleh guru.

i. Siswa memperagakan kembali apa yang telah dicontohkan oleh guru

j. Guru menguji bacaan shalat siswa satu-persatu, dimulai dengan pelafalan

bacaan shalat oleh guru, kemudian diikuti oleh siswa.

k. Siswa diharapkan dapat menerapkan pembelajaran shalat untuk di rumah

maupun di sekolah

Page 71: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

56

2. Alokasi Waktu

Alokasi waktu yang digunakan untuk pembelajaran shalat fardhu

adalah 2 kali pertemuan atau 4 jam pelajaran untuk anak tunanetra normal,

dan 3 kali pertemuan untuk anak tunanetra yang memiliki kelainan-kelainan

lainnya.

3. Metode Pembelajaran

Untuk melaksanakan proses pembelajaran suatu materi pelajaran,

maka perlu difikirkan bagaimana metode pembelajaran yang tepat. Ketepatan

penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian antara metode

pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber atau fasilitas, situasi

kondisi dan waktu.4 Adapun pembelajaran shalat anak tunanetra di SMPLB-A

Pembina Tingkat Nasional menggunakan metode antara lain: Ceramah, Tanya

Jawab, Demonstrasi, Praktek dan metode Pembiasaan.

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran, yang dilakukan

oleh guru dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung

dihadapan peserta didik. Ceramah dimulai dengan menjelaskan tujuan

yang ingin dicapai, menyiapkan garis-garis besar yang akan dibicarakan,

serta menghubungkan antara materi yang akan disajikan dengan bahan

yang telah disajikan.5Dalam pembelajaran, anak tunanetra lebih

memanfaatkan indera pendengaran dan juga indera peraba, oleh sebab itu

penyampaikan materi pembelajaran dengan metode ceramah menjadi

andalan guru agar dapat memberikan pemahaman terhadap peserta didik.

Metode ceramah ini dirasa cukup efektif bagi siswa penyandang tunantera,

4Sumiati dan Asra,Op.Cit, h. 92.

5Abuddin Nata, Op.Cit. h. 181.

Page 72: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

57

sesuai dengan yang telah disampaikan oleh guru: “Kalau shalat, metode

ceramah ya pasti, karena diterangin dulu ya kan..kemudian ada evaluasi

itu ya namanya anak tunanetra mereka ga melihat, ya kita evaluasi kita

betulin, kita praktekkan, kita peragakan.”6

Gambar 4.1 Proses pembelajaran di kelas

b. Metode Tanya Jawab

Dalam praktiknya, metode tanya jawab ini dimulai dengan

mempersiapkan pertanyaan yang akan diangkat dari bahan pelajaran yang

akan diajarkan, mengajukan pertanyaan, melihat proses tanya jawab yang

berlangsung, dan diakhiri dengan tindak lanjut.7 Di SLB-A Pembina

Tingkat Nasional metode tanya jawab terjadi dalam proses pembelajaran

di kelas dengan cara guru mengajukan beberapa pertanyaan atau

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

c. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi ialah cara penyajian pelajaran dengan

meragakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu

6Hasil wawancara dengan guru PAI pada tanggal 05 November 2018

7Abuddin Nata, Op.Cit. h. 183.

Page 73: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

58

proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik yang

sebenarnya maupun tiruannya.8

Di SMPLB-A Pembina Tingkat Nasional, pembelajaran shalat

dilaksanakan menggunakan metode demonstrasi dengan carasiswa

memperagakan gerakan shalat terlebih dahulu, lalu guru mengamati serta

membenarkan secara langsung jika ada gerakan yang keliru dengan

menyentuh bagian yang salahkemudian guru memperagakan gerakan

shalat yang benar, setelah itu siswa meraba gerakan yang dilakukan oleh

guru dan kemudian mempraktekkannya. Sebagaimana yang telah

disampaikan oleh guru:

Jadi kalo tunanetra itu shalat diperagakan caranya ada 2. Kita

memperagakan shalat kemudian dia suruh meraba, ini kalo kita

ngajarin anak tunanetra normal, jadi dia suruh meraba posisi

tangan kita bagaimana sampai posisi kaki, pokoknya dari ujung

rambut sampai kaki itu posisinya bagaimana, kalo takbir kita

takbir.. “ayo raba ini tangannya pak maksum kaya apa ni… posisi

kaki juga”, begitu. Mereka meraba satu persatu jadi satu selesai

abis itu gantian. Kita urut posisinya dari takbir sampai salam itu

kita mempraktekkan dulu terus nanti mereka setelah itu kan

mempunyai gambaran, merekam ya kan… nah itu baru kita suruh

mereka untuk praktek.9

Gambar 4.2 demonstrasi praktek shalat di mushalla

8Ibid

9 Hasil wawancara dengan guru PAI pada tanggal 05 November 2018

Page 74: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

59

d. Metode Praktek

Di SLB-A Pembina Tingkat Nasional,praktek shalat dapat

dilaksanakan secara perseorangan maupun kelompok. Untuk mengetahui

kemampuan perindividu, guru menerapkan praktek secara perseorangan.

Setelah itu praktek secara kelompok dilaksanakan di mushalla dengan

melaksanakan shalat dhuha yang nantinya akan didampingi oleh guru PAI.

Dalam hal ini, praktek harus dilakukan secara terus menerus atau adanya

metode pembiasaan, sebagaimana yang telah disampaikan oleh guru:

“Praktek pun juga tidak sesempurna apa yang kita harapkan dan yang kita

terapkan… yaa anak begitu, nanti yaa saat ini bagus biasanya nanti

berubah lagi..jadi gitu”.10

e. Metode Pembiasaan

Pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman, inti pembiasaan

ialah pengulangan. Jika guru setiap masuk kelas mengucapkan salam, itu

telah dapat diartikan sebagai usaha membiasakan. Bila murid masuk kelas

tidak mengucapkan salam, maka guru mengingatkan agar bila masuk

ruangan hendaklah mengucapkan salam; ini juga salah satu cara

membiasakan.11

Dalam hal pembelajaran shalat sangat diperlukannya metode

pembiasaan yang tidak hanya dilakukan sekolah saja, tetapi juga di rumah.

Pembiasaan shalat di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta seperti

adanya shalat dhuha dan shalat dzuhur berjama‟ah, akan tetapi tidak

semua guru menerapkan shalat dhuha bagi siswanya, sedangkan shalat

dzuhur untuk kelas VII ini dilakukan secara berjama‟ah di mushalla.

Sebagaimana yang telah disampaikan oleh guru:

10

Ibid 11

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 144.

Page 75: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

60

Tergantung guru masing-masing, kalo dhuha itu selagi guru

agamanya saya yaa saya suruh shalat..tapi kalo lagi begini yaa

tidak seluruhnya shalat atau mereka yang shalat itu dulu sudah

terbiasa terus akhirnya tidak ketemu saya sebagai guru agamanya

tetap aja shalat. Atau mungkin guru barunya, guru agama yang

baru atau dia minta ke guru kelas untuk shalat karena sudah

kebiasaan dengan saya, akhirnya dia membiasakan walaupun yang

ngajar bukan saya lagi misalkan. untuk kelas 7 shalat dzuhur itu

jama‟ah semua jadi tidak masalah dengan shalat yang mereka

lakukan.. tapi tidak tahu kalo dirumah, mungkin ya pernah kita

mengharapkan kaya anaknya dirumah juga diawasi shalatnya.. tapi

orangtuanya yang tidak shalat juga ada juga.12

Gambar 4.3 Metode pembiasaan dengan melaksanakan shalat dhuha

4. Mengetahui arah kiblat

Menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sahnya shalat, dalam

hal ini, guru mendampingi siswanya agar menghadap ke arah yang benar yaitu

ke arah kiblat atau siswa dapat bertanya kepada guru maupun orang awas

yang ada disekitarnya. Sesuai dengan pernyataan siswa mengenai cara

12

Hasil wawancara dengan guru PAI pada tanggal 05 November 2018

Page 76: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

61

mengetahui arah kiblat: “Yaa gatau, kadang di mushalla suka ada guru-guru

gitu, aku nanya-nanya dulu”.13

5. Menghafal bacaan shalat

Untuk menghafal bacaan shalat, guru melafalkan bacaan shalat

terlebih dahulu kemudian siswa mengikuti bacaan guru. Dalam menghafal

bacaan shalat, guru bekerjasama dengan para wali murid untuk membimbing

bacaan serta gerakan shalat anaknya di rumah. Sebagaimana yang

disampaikan oleh guru: “kalau itu, guru melafalkan terlebih dahulu, kemudian

siswa mengikuti. Untuk menghafal kita harus bekerja sama dengan orangtua,

kalau orangtuanya gak sibuk, saya minta tolong anaknya diajari bacaan shalat.

Tapi terkadang persoalannya ada orang tuanya yang tidak shalat, sehingga

bacaan shalatnya tidak lancar”.14

6. Evaluasi

Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan

evaluasi itu sendiri. Didalam batasan tentang evaluasi pendidikan tersirat

bahwa tujuan evaluasi pendidikan adalah untuk mendapat data pembuktian

yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan

siswa dalam mencapai tujuan-tujuan kurikuler. Di samping itu, juga dapat

digunakan oleh guru-guru dan para pengawas pendidikan untuk mengukur

atau menilai sampai dimana kefektifan pengalaman-pengalaman mengajar,

kegiatan-kegiatan belajar, dan metode-metode mengajar yang digunakan.

Dengan demikian dapat dikatakan betapa penting peranan dan fungsi evaluasi

itu dalam proses belajar-mengajar.15

13

Hasil wawancara dengan Assyifa Nuwayyar siswa kelas VII pada tanggal 05 November

2018 14

Hasil wawancara dengan guru PAI pada tanggal 11Februari 2019

15M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2012), h. 5.

Page 77: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

62

Berdasarkan hal di atas, didapatkan data bahwa setelah materi

pembelajaran shalat selesai, guru memberikan evaluasi dengan cara tes lisan

dan juga praktek, untuk UTS dan UAS tetap dilaksanakan seperti hal nya

sekolah umum lainnya hanya saja di SLB-A Pembina Tingkat Nasional

Jakarta berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, pelaksanaan UTS dan

UAS disesuaikan dengan kondisi siswa, jika siswa dirasa mampu, maka UTS

dan UAS diketik menggunakan mesin Tik Braille, dan jika tidak, maka

pelaksanaan UTS dan UAS kelas VII dalam bentuk Pilihan Ganda yang

dibacakan soal serta pilihan jawabannya dengan bahasa yang disederhanakan.

sebagaimana yang telah disampaikan oleh guru:

Bentuk evaluasi seperti UTS dan UAS, pada saat semester itu ada

prakteknya, kalo setelah materi itu ya biasa… evaluasinya tanya jawab

ya kan… teori sifatnya, kalo evaluasi praktek yaa kita nanti ke

musholla. misalnya yang dibahas bab shalat nih, nah itu kita bisa

evaluasi secara lisan, tes lisan nya… “abis ruku‟ apa gerakan

berikutnya?” gitu kan bisa tes lisan. Kalo prakteknya nanti.16

Gambar 4.4 Pelaksanaan UAS kelas VII

16

Hasil wawancara dengan guru PAI pada tanggal 05 November 2018

Page 78: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian dan pembahasan yang mengacu pada rumusan

masalah yang telah ditetapkan serta analisis data yang diuraikan secara deskriptif

pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa:

Implementasi pembelajaran shalat yang ada di Sekolah Menengah

Pertama Luar Biasa A Pembina Tingkat Nasional Jakarta, menggunakan metode:

1. Metode ceramah

2. Metode tanya jawab

3. Metode demonstrasi

4. Metode praktek

5. Metode pembiasaan

Setelah pembelajaran dengan menerapkan metode tersebut, guru

melakukan evaluasi dengan tes lisan dan juga praktek, kemudian sama halnya

dengan sekolah umum lainnyayaitu adanya UTS dan UAS.

B. Saran

1. Pihak sekolah agar turut serta dalam membimbing shalat anak tunanetra serta

dapat membantu proses pembiasaan shalat di sekolah.

2. Pihak orangtua di rumah hendaknya memperhatikan, mendampingi serta

mendidik juga anaknya di rumah sehingga materi apa saja yang telah

dipelajari di sekolah dapat dipelajari dengan baik dan diimplementasikan

dalam kehidupannya sehari-hari.

Page 79: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

64

DAFTAR PUSTAKA

Agustyawati dan Solicha.Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

Ar-Rahbawi, Syaikh Abdul Qadir. Panduan Lengkap Shalat Munurut Empat

Madzhab. Penerjemah: Ahmad Yaman. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011.

Delphie, Bandi. Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: PT Refika

Aditama,2006.

Efendi, Mohammad. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2008.

Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, M. Sobry. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:

PT Refika Aditama, 2007.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakuktas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hadi, Purwaka. Kemandirian Tunanetra. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,

2005.

Hidyat, Asep As. Dan Suwandi, Ate. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Tunanetra. Jakarta: PT. Luxima Metro Media, 2016.

Hidayatullah, Moch. Syarif. BUKU PINTAR IBADAH Tuntunan Lengkap Semua

Rukun Islam. Jakarta: PT. Wahana Semesta Intermedia, 2011.

Page 80: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

65

Mahalli, Ahmad Mudjab. HADIS-HADIS MUTTAFAQ „ALAIH Bagian IBADAT.

Jakarta: KENCANA, 2003.

Majid, Abdul. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012.

Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2017.

Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara,

2004.

Nata, Abuddin. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana,

2009.

Noer, Jefry. Pembinaan Sumber Daya Manusia Berkualitas & Bermoral Melalui

Shalat yang Benar. Jakarta: Kencana, 2006.

Pribadi, Benny A. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat,

2011.

Purwanto,M. Ngalim.Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2012.

Putra, Nusa. Penelitian Kualitatif : Proses dan Aplikasi. Jakarta: PT. Indeks, 2012.

Rifa‟I, Moh. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: PT. Karya Toha Putra,

2018.

Sabiq, Sayyid.Fiqh as- Sunnah.Beirut: Daar al-Kitab al-„Arabi, 1973.

Sahriansyah.Ibadah dan Akhlak. Yogyakarta: IAIN ANTASARI PRESS,2014.

Page 81: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

66

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV

Alfabeta, 2011.

Sumiati dan Asra.Metode Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima, 2009.

Susanto,Ahmad.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenadamedia Group, 2013.

Syaf, Mahyuddin. Fikih Sunnah, Terj. dari Fiqh as-Sunnah.oleh Sabiq, Sayyid. Bandung: PT

Al-Ma‟arif, 1990.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010.

Usman, M. Basyiruddin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat

Pers, 2002.

Wajdi, Firdaus dan Rahmani, Saira. Buku Pintar SHALAT Wajib dan Sunnah.

Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, 2010.

Z, Zurinaldan Aminuddin. FIQIH IBADAH. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2008.

http://chyrun.com/metode-pembiasaan-dalam-pembelajaran-pai/ oleh Rian Nova,

diakses pada 18 Desember 2018, pada pukul 11.30

https://text-id.123dok.com/document/rz3d7mmey-sejarah-singkat-sekolah-luar-biasa-

a-pembina-tingkat-nasional-jakarta.html, diakses pada 18 Desember 2018,

pada pukul 12.07

www.slbapembina.net/2015/?m=1, diakses pada tanggal 20 Maret 2018, pada pukul

06.22

Page 82: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

63

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Hari/Tanggal : Senin/05 November 2018 dan Senin/11 Februari 2019

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui metode pembelajaran sholat bagi anak

tunanetra di sekolah yang diteliti

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Kurikulum apa yang bapak gunakan ?

2. Sumber bahan ajar apa saja yang bapak gunakan ?

3. Berapa alokasi waktu untuk melaksanakan pembelajaran shalat fardhu ?

4. Bagaimana tahapan pembelajaran praktek shalat yang dilakukan ?

5. Metode apa yang bapak gunakan dalam pembelajaran shalat ?

6. Dari metode yang bapak sebutkan tadi, apakah dapat berjalan dengan efektif ?

7. Bagaimana cara yang disampaikan kepada siswa untuk menghafal bacaan shalat ?

8. Bagaimana evaluasi yang bapak terapkan ?

9. Kendala-kendala apa yang bapak alami saat mempraktekkan metode tersebut ?

10. Apakah ada upaya dari guru maupun dari sekolah agar anak terbiasa untuk

melaksanakan shalat ?

Page 83: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

Lampiran 2

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Wawancara dilaksanakan pada,

Hari/Tanggal : Senin, 05 November 2018 dan Senin, 11 Februari 2019

Narasumber : Pak Maksum

Tempat : Perpustakaan SLB-A Pembina Tingkat Nasional

1. Pertanyaan: Kurikulum apa yang bapak gunakan ?

Jawaban: Kurikulum 2013 tapi tergantung anaknya mbak, kalo memang anaknya

tunanetra normal itu 2013,tapi kalo untuk anak tunanetra yang juga memiliki

kelainan-kelainan lain, seperti tidak fokus kemudian dia ada sedikit mungkin

keterbelakangan mental, autis nah itu beda, kurikulumnya agak diperingan 2013 tapi

terkadang kita juga menggunakan KTSP.

2. Pertanyaan: Sumber bahan ajar apa saja yang bapak gunakan ?

Jawaban: Kalo sumbernya buku dari Depag, jadi saya pake buku umum, Kurtilas

untuk sekolah umum tuh pake itu karena memang Depag itu nggak mempunyai

paten buku pegangan guru jadi ya kita pake buku Pendidikan Agama Islam umum

kurikulum 2013 kita sesuaikan dengan kondisi anak, saya juga memakai sumber dari

al-Qur‟an.

3. Pertanyaan: Berapa alokasi waktu untuk melaksanakan pembelajaran shalat fardhu ?

Jawaban: 2 kali pertemuan untuk anak tunanetra normal, kemudian 3 kali pertemuan

untuk anak tunanetra ganda.

4. Pertanyaan: Bagaimana tahapan pembelajaran praktek shalat yang dilakukan ?

Jawaban: Pertama penyampaian teori, anak memakai imajinasinya untuk

memperagakan apa yang diucapkan oleh guru, seperti takbiratul ihram kita

mengangkat kedua tangan kemudian telapak tangan mengarah ke kiblat, kepala

Page 84: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

melihat ke bawah, dll.. itukan teori, lalu bagaimana prakteknya… praktek bisa

dilakukan dikelas ataupun dimushalla. jadi kita tinggal menyempurnakan aja.

5. Pertanyaan: Metode apa yang bapak gunakan dalam pembelajaran shalat ?

Jawaban: Kalo shalat, metode ceramah ya pasti, karena diterangin dulu ya kan..

kemudian ada evaluasi itu ya namanya anak tunanetra mereka ga melihat, ya kita

evaluasi kita betulin, kita praktekkan, kita peragakan, jadi kalo tunanetra itu shalat

diperagakan caranya ada 2. Kita memperagakan shalat kemudian dia suruh meraba,

ini kalo kita ngajarin anak tunanetra normal jadi dia suruh meraba posisi tangan kita

bagaimana sampai posisi kaki, pokoknya dari ujung rambut sampai kaki itu

posisinya bagaimana, kalo takbir kita takbir.. “ayo raba ini tangannya pak maksum

kaya apa ni… posisi kaki”, begitu. Mereka meraba satu persatu jadi satu selesai abis

itu gantian. Kita urut posisinya dari takbir sampai salam itu kita mempraktekkan

dulu terus nanti mereka setelah itu kan mempunyai gambaran, merekam ya kan…

nah itu baru kita suruh mereka untuk praktek. Praktek pun juga tidak sesempurna

apa yang kita harapkan dan yang kita terapkan… yaa anak begitu, nanti yaa saat ini

bagus biasanya nanti berubah lagi.. jadi gitu.

Nanti yang kedua pembetulan istilahnya pendekatan dengan pembetulan apa itu

masuk metode atau apa itu yah pokonya, dibetulin dia mempraktekkan setelah dia

meraba kan dia merekam terus dia praktekkan, kita kan yang mengevaluasi dia kan..

“ooh tadi kamu salah, gini gini gini, tangannya harus begini”.

6. Pertanyaan: Dari metode yang bapak sebutkan tadi, apakah dapat berjalan dengan

efektif?

Jawaban: Kalo tunanetra normal efektif, kalo ada yang percampuran itu yaa kurang

efektif… ya pokoknya kita jangan lelah, jangan capek untuk bilang apa yaa, yaa

jangan sampe tidak mengevaluasi, kan tanggungjawab kita yakan…

7. Pertanyaan: Bagaimana cara yang disampaikan kepada siswa untuk menghafal

bacaan shalat ?

Jawaban: kalau itu, Guru melafalkan terlebih dahulu, kemudian siswa mengikuti.

Untuk menghafal kita harus bekerja sama dengan orangtua, kalau orangtuanya gak

Page 85: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

sibuk, saya minta tolong anaknya diajari bacaan shalat. Tapi terkadang persoalannya

ada orang tuanya yang tidak shalat, sehingga bacaan shalatnya tidak lancar.

8. Pertanyaan: Bagaimana evaluasi yang bapak terapkan ?

Jawaban: evaluasi yang saya terapkan seperti biasa, ada UTS dan UAS, pada saat

semester itu nanti ada prakteknya, kalo setelah materi itu ya biasa… evaluasinya

tanya jawab ya kan… teori sifatnya, kalo evaluasi praktek yaa kita nanti ke

musholla. misalnya yang dibahas bab shalat nih, nah itu kita bisa evaluasi secara

lisan, tes lisan nya… “abis ruku‟ apa gerakan berikutnya?” gitu kan bisa tes lisan.

Kalo prakteknya nanti.

9. Pertanyaan: Kendala-kendala apa yang bapak alami saat mempraktekkan metode

tersebut?

Jawaban: Kendalanya, ya kalo anak tunanetra normal tidak ada kendala, jadi kita

bicara masalah tunanetra harus ada dua golongan, dua kelompok. tunanetra dengan

kelainan nya. Ada anak tunanetra yang normal tidak mengalami kelainan, hanya

mata saja, yang kedua ini anak tunanetra yang ganda, jadi mereka harus kita

bedakan.. kalo yang mempunyai kelainan ganda ya kita gabisa maksimal karena dia

nanti cepat berubah yakan.. mungkin dia nanti punya konsep diluar sekolah,

mungkin bapak ibunya, keluarganya atau orang-orang disekitar dia, dimasyarakat…

“oh jangan begitu, tidak begitu…tidak begini” kadang juga agamanya berbeda…

sehingga dia punya 2 konsep yang berbeda. Kalo kendalanya, anak tunanetra normal

itu tidak ada kendala, lancar dia punya konsep, dia punya prinsip untuk bisa

mengamalkan praktek ibadah itu dengan baik, tapi kalo anak tuannetra yang ganda

tadi itu kendalanya memang kita harus sering membetulkan kesalahan-kesalahan

atau gerakan-gerakan yang tidak sesuai.

10. Pertanyaan: Apakah ada upaya dari guru maupun dari sekolah dalam membiasakan

anak tunanetra untuk melaksanakan shalat ?

Jawaban: Tergantung guru masing-masing, kalo dhuha itu selagi guru agamanya

saya yaa saya suruh shalat.. tapi kalo lagi begini yaa tidak seluruhnya shalat atau

Page 86: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

mereka yang shalat itu dulu sudah terbiasa terus akhirnya tidak ketemu saya sebagai

guru agamanya tetap aja shalat. Atau mungkin guru barunya, guru agama yang baru

atau dia minta ke guru kelas untuk shalat karena sudah kebiasaan dengan saya,

akhirnya dia membiasakan walaupun yang ngajar bukan saya lagi misalkan. untuk

kelas 7 shalat dzuhur itu jama‟ah semua jadi tidak masalah dengan shalat yang

mereka lakukan.. tapi tidak tahu kalo dirumah, mungkin ya pernah kita

mengharapkan kaya anaknya dirumah juga diawasi shalatnya.. tapi orangtuanya

yang tidak sholat juga ada juga…

Guru Pendidikan Agama Islam

Maksum, M.Pd

Page 87: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

Lampiran 3

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VII

Hari/Tanggal : Senin/05 November 2018

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui metode pembelajaran sholat yang

diajarkan oleh guru di sekolah yang diteliti

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Bagaimana guru mengajarkan shalat ?

2. Lalu bagaimana cara guru mengajar di dalam kelas ?

3. Apakah kamu dirumah dibiasakan untuk shalat ?

4. Selain dari mendengar adzan, bagaimana cara kamu mengetahui masuknya waktu

shalat ?

5. Bagaimana cara kamu mengetahui arah kiblat ?

Page 88: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

Lampiran 4

HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VII

Hari/Tanggal : Senin/05 November 2018

Narasumber : Assyifa Nuwayyar

Tempat : Ruang Kelas VII A

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Bagaimana guru mengajarkan shalat ?

Diajarinnya dengan cara megang gerakan shalat gurunya itu, sama aku diajarin

shalatnya kalo misalkan ada pelajaran agama nya hari selasa, nah jam pertamanya

misalnya olahraga nah abis olahraga itu langsung ke musholla pada sholat dhuha

gitu nanti dinilai…

2. Lalu bagaimana cara guru mengajar di dalam kelas ?

Kadang-kadang baca al-Qur‟an kalo udah ada gurunya nulis kaya tadi.

3. Apakah kamu dirumah dibiasakan untuk shalat ?

Iya, aku shalat dari kecil udah diajarin dari 5 tahun

4. Selain dari mendengar adzan, bagaimana kamu mengetahui masuk waktu shalat ?

Ehm… aku ngerasain suasana alam, bisa juga ngeliat di handphone, kan ada

handphone untuk tunanetra, disuarain…

5. Bagaimana cara kamu mengetahui arah kiblat ?

Yaa… gatau, kadang di mushalla suka ada guru-guru gitu, aku nanya-nanya dulu

Page 89: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

Lampiran 5

HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VII

Hari/Tanggal : Senin/05 November 2018

Narasumber : Radit Seto Attalaramdhan

Tempat : Ruang Kelas VII A

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Bagaimana guru mengajarkan shalat ?

Jadi gini, saya itu kan kebetulan belajar agamanya kadang sama pak Maksum

kadang sama yang lain, jadi saya nih diajarin agama paling shalat, membaca iqra‟

gitu doang. Yang diajarin niat, wudhu, takbir, bacanya… kalo saya ini diajarinnya

kalo misalnya takbir yaa begini, ruku‟ begini…

2. Lalu bagaimana cara guru mengajar di dalam kelas ?

Ceramah.

3. Apakah kamu dirumah dibiasakan untuk shalat ?

Kalo saya di rumah kadang disuruh shalat kalo orang tua lagi gaada kesibukan

4. Selain dari mendengar adzan, bagaimana kamu mengetahui masuk waktu shalat ?

Mendengar kabar, jadi begini saya ini kan hafal sejenis waktu, dari waktu ini

sampe kesini.. saya ini mendengar walaupun saya ini tunanetra tapi saya

mendengar.

5. Bagaimana cara kamu mengetahui arah kiblat ?

Saya banyak diajarin sama guru-guru sini, contoh adzan, kalo adzan kan sebaiknya

kita berwudhu, diajarin sah atau tidak, benar atau tidak, nah saya itu diajarin sama

mereka. Kalo shalat itu menghadap ke depan saya membenarkan posisi sendiri.

Page 90: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

Lampiran 6

Surat Bimbingan Skripsi

Page 91: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

Lampiran 7

Surat Permohonan Izin Penelitian

Page 92: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK … FIQRIYAH-FITK.pdfIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SHALAT BAGI ANAK TUNANETRADI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA Skripsi Diajukan kepada

Lampiran 8

Surat Keterangan Penelitian