IMPLEMENTASI PARTICIPATORY ACTION RESEARCH...

226
IMPLEMENTASI PARTICIPATORY ACTION RESEARCH (PAR) DENGAN KEGIATAN KONSERVASI VEGETASI PADA KELOMPOK ABDI BUMI DESA MLANDI KECAMATAN GARUNG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: DIANA LAILATUL PITRIAH NIM. 43030160011 PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

Transcript of IMPLEMENTASI PARTICIPATORY ACTION RESEARCH...

  • IMPLEMENTASI PARTICIPATORY ACTION RESEARCH (PAR)

    DENGAN KEGIATAN KONSERVASI VEGETASI

    PADA KELOMPOK ABDI BUMI DESA MLANDI

    KECAMATAN GARUNG KABUPATEN WONOSOBO

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

    Oleh:

    DIANA LAILATUL PITRIAH

    NIM. 43030160011

    PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

    FAKULTAS DAKWAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • i

  • ii

  • iii

  • iv

    MOTTO

    Perhatikan gagasan rakyat yang belum sistematis. Pelajari

    gagasan tersebut bersama mereka sehingga menjadi gagasan yang

    terstuktur dan sistematis. Menyatulah dengan rakyat, kaji dan

    jelaskan kembali gagasan mereka sehingga mereka paham bahwa

    gagasan tersebut milik mereka. Terjemahkan gagasan tersebut

    menjadi aksi dan uji kebenarannya melalui aksi secara konsisten

    supaya menjadi lebih benar, lebih penting dan lebih bernilai

    sepanjang masa. Demikian itulah yang membangun ILMU

    PENGETAHUAN RAKYAT.

    Mao Tsetung

  • v

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta

    karunia-Nya, skripsi ini peneliti persembahkan untuk;

    1. Bapak dan ibuku tercinta nan terkasih, Mariyani dan Senari

    yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih

    sayang dan motivasi dalam kehidupanku.

    2. Saudara kandungku tersayang beserta suaminya, Sri Hartiwi

    & Khamim, S.Pd serta Aris Mualifah & Khabib yang tak ada

    hentinya memberikan motivasi kepadaku sehingga proses

    penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.

    3. Kakek dan nenekku tersayang, mbah Senu dan mbah Parimah

    yang selalu memberiku wejangan agar menjadi orang sukses.

    4. Suamiku tercinta Achmad Albazili Awwaruddin yang tak ada

    hentinya memberikan nasihat, doa dan motivasi dalam

    kehidupanku.

    5. Bapak dan ibu mertuaku tersayang, Mariyono dan Dewi

    Lailatul Muna, terimakasih memberiku doa dan nasihat.

    6. Dosen pembimbing skripsi Bapak M. Ali Sofyan, M.A yang

    telah membimbing dan mengajari sistematika kepenulisan

    dalam menyelesaikan pembuatan skipsi.

    7. Keponakanku tersayang; Rizky Meiday Oktavian, Fadila

    Bunga Amalia, Avin Stevano, Wilda Putri Rahmadani,

    Virginchia Hadiza Apriana Rulita, Nacita Hadine Putri

    Angely, Bellamy Athalla Kasyafa.

    8. Saudara-saudaraku tersayang; Didik Erik, Varid Nurul,

    Yasmiatun, Ana Kholifah, Lilis Siti Fatimah, S.Pd yang selalu

    memberikan semangat dan motivasi dalam menempuh gelar

    sarjana.

    9. Kakak-kakaku tersayang, Bira Farida N.L, S.Sos. Akhayatun

    Laily, S.E Lailatis Sa’adah, S.Pd.

    10. Teman kosku tersayang, Alita Amamil Hana, S.Sos dan Ayu

    Ardiyanti terimakasih menemaniku berjuang skripsi sekaligus

    teman berkeluh kesah.

    11. Rekan-rekan seperjuanganku angkatan 2016 khususnya

    jurusan PMI yang berjuang skripsi terimakasih telah

    menjadikan kuliah begitu nikmat dan menyenangkan

  • vi

    12. Keluarga besar Ma’had Al-Jamiah IAIN Salatiga, Ikatan

    Mahsiswa Jepara-Salatiga (IMAJAS), Bidikmisi,

    Yabismillah, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang

    Salatiga, Komisariat Lafran Pane, Himpunan Pengusaha

    Muda Indonesia (HIPMI) Kota Salatiga, Tim Relawan Embun

    Nusantara, LDK Fathir Ar-Rasyid.

    13. Teman-teman seperjuanganku KKN Desa Manyaran, LK-2

    Bogor, LKK Jakarta Selatan dan rekan-rekan Patroli

    Keamanan Sekolah (PKS Kam15atu) beserta rkan-rekan Inec

    Foundation.

    14. Rekan-rekan kerjaku, penyiar Radio Surban FM, Radio

    Yayasan Hidayah Bangsa, Flourish dan PT Starcam Apparel

    Indonesia.

    15. Seluruh orang yang menanyakan kapan wisuda.

  • vii

    ABSTRAK

    Pitriah, Diana Lailatul. 2020. Implementasi Participatory Action

    Research (PAR) dengan Kegiatan Konservasi Vegetasi

    pada Kelompok Abdi Bumi Desa Mlandi Kecamatan

    Garung Kabupaten Wonosobo. Skripsi, Salatiga:

    Program studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas

    Dakawah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    Pembimbing: M. Ali Sofyan, M.A.

    Kata Kunci: Participatory Action Research (PAR), Konservasi

    Vegetasi, Kelompok Abdi Bumi, Pemberdayaan.

    Penelitian ini berawal dari program pemberdayaan

    masyarakat yang base on project dan base on oriented pada

    pengelolaan fungsi alam. Sehingga menjadikan Participatory

    Action Research (PAR) sebagai metode dan pendekatan yang

    dilakukan lembaga dalam menerapkan program pemberdayaan

    masyarakat secara partisipatif. Penelitian ini bertujuan untuk

    mendalami masalah tersebut yaitu tentang; (1) Mengetahui kondisi

    lingkungan vegetasi sebelum adanya penerapan konservasi

    vegetasi di Desa Mlandi Kecamatan Garung Kabupaten

    Wonosobo. (2) Menjelaskan implementasi participatory action

    research pada aktivitas konservasi vegetasi di Desa Mlandi

    Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo. (3) Menganalisa

    dampak lingkungan dan ekonomi dari kegiatan konservasi vegetasi

    di Desa Mlandi Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.

    Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian

    kualitatif, yang merupakan metode dalam mendalami informan.

    Selain itu, pada penelitian ini menerapkan pendekatan deskriptif-

    analisis yang dapat menggambarkan fakta secara sistematik serta

    mengananalisa data dengan melakukan survei. Perolehan data

    fakta diperoleh melalui sumber data primer dan sekunder yang

    didapatkan langsung dari informan. Data yang didapatkan melalui

    metode pengumpulan data berupa; observasi, wawancara dan

    dokumentasi yang kemudian dianalisis menggunakan kajian

    ekologi dan environmentalism.

  • viii

    Hasil dari penelitian ini menjelahkan bahwa kondisi

    lingkungan Desa Mlandi sebelum dilaksanakan kegiatan berbasis

    participatory action research masih menggunakan produk kimia

    yang tidak ramah lingkungan dan teknik pertanian yang membujur

    ke bawah. Dalam proses penerapan participatory action reseach

    dengan tindakan konservasi vegetasi yang dilakukan oleh

    kelompok Abdi Bumi memberikan gambaran luas terhadap

    pentingnya menjaga keberfungsian alam. Sehingga setelah

    dilakukan konservasi berbasis participatory action research dapat

    dianalisa dampak yang ditimbulkan secara ekonomi yang dapat

    dihitung dengan data statistik berupa profit dan dampak secara

    lingkungan.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrohim

    Puji syukur alhamdulillah, sebuah karya tulis ilmiah skripsi

    ini dengan judul Implementasi Participatory Action Research

    (PAR) dengan Kegiatan Konservasi Vegetasi pada Kelompok

    Abdi Bumi Desa Mlandi Kecamatan Garung Kabupaten

    Wonosobo telah selesai saya kerjakan. Tulisan ini berfokus pada

    sebuah praktik dan pelaksanaan participatory action research di

    sebuah desa. Kegiatan participatory action research tersebut

    melaksanakan suatu kegiatan konservasi untuk menjaga

    lingkungan yang sebelumnya menggunakan pola pertanian

    membujur ke bawah.

    Selama melakukan penelitian saya terbuka sebuah

    wawasan baru tentang bagaimana menjaga lingkungan dari hulu

    hingga hilir untuk kehidupan mendatang. Tak hanya itu saya

    memperoleh wawasan yang lebih luas lagi mengenai penerapan

    metode participatory action research yang dilakukan oleh

    stakeholder. Selain itu saya berlatih untuk menjadi fasilitator

    dalam sebuah kegiatan. Ucapan yang setinggi-tingginya saya

    sampaikan kepada:

    1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. 2. Dekan Fakultas Dakwah Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum

    sebagai pimpinan fakultas yang memberikan tempat pada saya

    untuk menimba ilmu.

    3. Ibu Dra. Sri Suparwi, M.A sebagai pimpinan program studi Pengembangan Masyarakat Islam yang telah memberikan

    ruang pada saya untuk memperdalam ilmu community

    development.

    4. Ibu Dr. Muna Erawati, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama 8 semsester.

    5. Bapak M Ali Sofyan M.A selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya

    untuk membimbing dengan ikhlas dalam penulisan skripsi,

    saya sampaikan terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.

    6. Kelompok Abdi Bumi yang telah berkenan menjadi subjek penelitian sekaligus objek pada penelitian ini sehingga

    penelitian ini dapat terselesaikan dengan lancar.

  • x

    7. LPTP yang telah mengizinkan saya untuk belajar tentang pemberdayaan masyarakat. Lebih khusus kepada fasilitator

    LPTP Wonosobo M. Anis Sofwan, S.H, Johan Rifqi, S.H,

    Dariyanto dan Ahmad Najmudin, S.H yang telah memberikan

    informasi dan mengajarkan menjadi fasilitator.

    8. Para dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan. 9. Rekan-rekan program studi Pengembangan Masyarakat Islam

    angkatan 2016 yang telah memberikan dukungan dan

    semangat dalam penulisan skripsi ini.

    Saya menyadari sepenuhnya dalam penulisan karya tulis

    ilmiah skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya

    mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Semoga

    hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi diri saya sendiri dan

    pembaca pada umumnya. Amin.

    Salatiga, 17 September

    2020

    Diana Lailatul Pitriah

    NIM. 43030160011

  • xi

    PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

    Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

    Kebudayaan RI Nomor 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988

    A. Konsonan Tunggal

    Huruf

    Arab

    Nama Huruf

    Latin

    Keterangan

    Alif - Tidak dilambangkan ا

    Ba’ B be ب

    Ta’ T te ت

    (Sa S es (dengan titik atas ث

    Jim J je ج

    HA’ H ha (dengan titik ح

    bawah)

    Kha’ Kh ka dan ha خ

    Dal D de د

    (Zal Z zet (dengan titik atas ذ

    Ra’ R er ر

    Za’ Z zet ز

    Sin S es س

    Syin Sy es dan ye ش

    Sad S es (dengan titik ص

    bawah)

    Dad D de (dengan titik ض

    bawah)

    T T te (dengan titik ط

    bawah)

    Za’ Z zet (dengan titik ظ

    bawah)

    ain - Aprostof terbalik‘ ع

    Ghain G ge غ

    Fa’ F ef ف

    Qaf Q qi ق

    Kaf K ka ك

    Lam L el ل

    Mim M em م

    Nun N en ن

    Waw W we و

  • xii

    Ha’ H ha ه

    Hamzah , Aprostrof ء

    Ya Y ye ي

    B. Konsonan Rangkap karena Syaddah Ditulis Rangkap

    Kata Arab Ditulis

    muddah muta’ddidah مذة متعذدة

    rajul mutafannin muta’ayyin رجل متفنن متعين

    C. Vokal Pendek

    Harakah Ditulis Kata

    Arab

    Ditulis

    Fathah A من نصر وقتل man nasar wa

    qatal

    Kasrah I كم من فعة kamm min fi’ah

    Dammah U سدس وخمس

    وثلث

    sudus wa khumus

    wa sulus

    D. Vokal Panjang

    Harakah Ditulis Kata Arab Ditulis

    Fathah A فتاح رزاق

    منان

    fattah razzaq

    mannan

    Kasrah I مسكين وفقير miskin wa faqir

    Dammah U دخول وخروج dukhul wa khuruj

    E. Huruf Diftrong

    Kasus Ditulis Kata

    Arab

    Ditulis

    fathah bertemu waw

    mati

    aw مولود maulud

    fathah bertemu ya

    mati

    ai مهيمن muhaimin

    F. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata

    Kata Arab Ditulis

    a’antum اانتم

    u’iddat li al-kafirin اعدت للكا فرين

  • xiii

    la’in syakartum لئن شكرتم

    i’anah at-ta;ibin اعا نة الطا لبين

    G. Huruf Ta’ Marbutah

    1. Bila dimatikan, ditulis dengan huruf “h”

    Kata Arab Ditulis

    zaujah jazilah زوجة جزيلة

    محددة جزية jizyah muhaddadah

    Keterangan:

    Ketentuan ini tidak berlaku terhadap kata-kata Arab yang

    sudah diserap ke dalam Bahasa Indonesia, seperti salat,

    zakat, dan sebagainya, kecuali jika dikehendaki lafal

    aslinya.

    Bila diikuti oleh kata sandang “al-“ serta bacaan kedua itu

    terpisah, maka ditulis dengan “h”

    Kata Arab Ditulis

    takmilah al-majmu تكملة المجموع

    halawah al-mahabbah حالوةالمحبة

    2. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakah (fathah,

    kasrah, atau dammah), maka ditulis dengan “t” berikut

    huruf vokal yang relevan.

    Kata Arab Ditulis

    zakatu al-fitri زكاة الفطر

    ila hadrati al-mustafa الى حضرة المصطفى

    jalalata al-‘ulama جال لة العلماء

    H. Kata Sandang alif dan lam atau “al-“

    1. Bila diikuti huruf qamariyyah

    Kata Arab Ditulis

    bahs al-masa’il بحث المسا ئل

    al-mashulli al-Ghazali المصول للغز الي

  • xiv

    2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, ditulis dengan

    menggandakan huruf syamsiyyah yang mengikutinya

    serta menghilangkan huruf “l” (el)-nya.

    Kata Arab Ditulis

    i’anah at-talibin اعا نة الطا لبين

    فعي الر سا لة للشا ar-risalah li asy-Syafi’i

    syazarat az-zahab شذرات الذ هب

  • xv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. i

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................... ii

    DEKLARASI .............................................................................. iii

    MOTTO ...................................................................................... iv

    PERSEMBAHAN ........................................................................ v

    ABSTRAK ................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR ................................................................ ix

    PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ..................... xi

    DAFTAR ISI .............................................................................. xv

    DAFTAR BAGAN ................................................................... xvii

    DAFTAR TABEL .................................................................. xviii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................ xix

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................ 12

    C. Tujuan Penelitian ............................................................. 13

    D. Manfaat Penelitian ........................................................... 14

    E. Kerangka Berpikir ............................................................ 16

    F. Sistematika Penulisan ...................................................... 21

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka .............................................................. 24

    B. Landasan Teori ................................................................. 24

    1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat .............................. 30

    2. Participatory Action Research (PAR) .......................... 34

    3. Ekologi dan Environmentalism (Konservasi Vegetasi) 39

  • xvi

    4. Konservasi dalam Perspektif Islam .............................. 43

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ................................................................. 47

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 49

    C. Sumber Data ..................................................................... 50

    D. Prosedur Pengumpulan Data ............................................ 53

    E. Analisis Data .................................................................... 56

    F. Pengecekan Keabsahan Data............................................ 58

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian ................................................................ 61

    1. Sekilas tentang LPTP ................................................... 61

    2. Pemberdayaan sebagai Fokus Program LPTP .............. 66

    3. Demografi Desa Mlandi ............................................... 68

    4. Seputar Vegetasi Desa Mlandi ..................................... 88

    5. Pemberdayaan dan PAR: Sebuah Implementasi .......... 97

    6. Hijau dan Menguntungkan: Lingkungan Baru Gunung

    Bismo ................................................................................. 125

    B. Pembahasan .................................................................... 136

    1. Degradasi atau Profit? Suatu Analisa

    Environmentalism .............................................................. 136

    2. Riset Aksi untuk Kesuburan Bumi (Riset Aksi dan

    Konservasi) ........................................................................ 143

    3. Lahan dan Kopi: Konservasi Berbasis Ekonomi ........ 151

    BAB V PENUTUP

    A. Simpulan ........................................................................ 157

    B. Saran ............................................................................... 159

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 162

    Lampiran-Lampiran

  • xvii

    DAFTAR BAGAN

    Bagan 1.1 Kerangka Berfikir ................................................................ 17

    Bagan 4.1 Hasil Kesepakatan Perencanaan ........................................ 104

  • xviii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Potensi Sumber Daya Desa Mlandi ............................ 71

    Tabel 4.2 Fasilitas Pendidikan Desa Mlandi 2019 ...................... 72

    Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Mlandi 2019 ... 73

    Tabel 4.4 Mata Pencaharian Desa Mlandi 2019 ......................... 75

    Tabel 4.5 Data Tanaman Vegetasi Desa Mlandi 2019 ................ 89

    Tabel 4.6 Rincian Pelaksanaan Kegiatan .................................. 114

    Tabel 4.7 Hasil Riset Penyemaian Kelompok Abdi Bumi tahun

    2019 ........................................................................................... 119

    Tabel 4.8 Hasil Proses Pembibitan Kelompok Abdi Bumi ....... 123

    Tabel 4.9 Hasil Perbandingan Sebelum dan Sesudah Penerapan

    PAR ........................................................................................... 135

  • xix

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Participatory Action Research ................................ 37

    Gambar 4.1 Peta Desa Mlandi .................................................... 70

    Gambar 4.2 Kondisi Pertanian Metode Guludan ........................ 81

    Gambar 4.3 Proses Kegiatan Diskusi Kelompok Abdi Bumi ..... 87

    Gambar 4.4 Penyemaian Kopi .................................................. 108

    Gambar 4.5 Proses Pencampuran Media Pembibitan Tanaman

    Kopi oleh Kelompok Abdi Bumi .............................................. 109

    Gambar 4.6 Tumpang Sari Tanaman Kopi dengan Tamanan

    Holtikultura ............................................................................... 110

    Gambar 4.7 Riset Anggota Kelompok yang Memunculkan Lendir

    Hitam pada Biji Kopi ................................................................ 120

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pemberdayaan dilakukan dengan tujuan untuk

    meningkatkan kemampuan dan sikap kemandirian

    masyarakat. Menurut Oos M Anwas (2014:50) pemberdayaan

    adalah upaya untuk mengembangkan potensi diri masyarakat

    tanpa memberikan tekanan. Pemberdayaan diartikan sebagai

    wujud eksistensi diri untuk mengekpresikan kemampuan yang

    dimiliki. Pemberdayaan juga dikatakan sebagai proses

    mengaktualisasi diri untuk meningkatkan kemampuan

    individu dan masyarakat. Proses aktualisasi dibentuk untuk

    membangun diri dan lingkungan dalam meningkatkan

    kehidupan yang mandiri dan sejahtera. Upaya dalam

    memandirikan masyarakat juga dirilis oleh Mardikanto &

    Soebiato (2013:28) yaitu:

    “Pemberdayaan sebagai suatu upaya atau

    proses untuk memenuhi kebutuhan yang

    diinginkan oleh individu kelompok dan

    masyarakat luas agar mereka memiliki

    kemampuan untuk melakukan pilihan dan

    mengontrol lingkungannya agar dapat

    memenuhi keinginan-keinginannya, termasuk

  • 2

    aksesibilitasnya terhadap sumber daya yang

    terkait dengan pekerjaannya, aktivitas

    sosialnya, dll.” (Mardikanto & Soebiato,

    2013:28)

    Pemberdayaan dalam prosesnya menjadikan

    masyarakat sebagai pihak utama atau pusat pemberdayaan.

    Masyarakat mempunyai kemampuan dalam mengambil

    keputusannya sendiri dan mengontrol lingkungan untuk

    memenuhi kebutuhan dengan memanfaatkan sumber daya

    yang ada. Hal inilah yang mengkonsep masyarakat sebagai

    aktor dan penentu pemberdaayaan. Konsep ini melibatkan

    partisipasi masyarakat secara aktif. Melalui partisipasi,

    masyarakat dapat menyalurkan potensi yang dimiliki untuk

    memperbaiki kualitas hidup (Mardikanto & Soebiato,

    2013:28).

    Berkaitan dengan pemberdayaan yang menggunakan

    partisipasi masyarakat, dikenal dengan istilah Participatory

    Action Research (PAR). Participatory action research

    bertujuan untuk melakukan tindakan dan menciptakan

    perubahan masyarakat. Menurut Yaumi dan Damopolii

    (2014:14) participatory action research berorientasi pada

    permasalahan sosial dimasyarakat dengan memberikan

  • 3

    peluang kepada individu atau kelompok untuk berkontribusi

    menyuarakan emansipasinya dalam melakukan perubahan

    masyarakat. Kontribusi masyarakat menjadi penentu dalam

    memperbaiki kehidupan masyarakat. Selain kontribusi,

    emansipasi masyarakat menjadi sumber ide dan tindakan

    dalam melakukan perubahan masyarakat.

    Participatory action research menjadi model alternatif

    dalam melakukan tindakan aksi yang didasarkan pada

    paradigma partisipatoris/advokasi (Darwis, 2016:148).

    Participatory action research berproses dalam melakukan

    tindakan aksi dengan membangun kesadaran yang sistematis.

    Tindakan aksi berdasarkan kesadaran dapat berpengaruh pada

    perubahan sosial masyarakat. Tindakan aksi juga melibatkan

    semua orang atas permasalahan dan pengalamannya sebagai

    sasaran pengkajian. Hal tersebut disinyalir oleh adanya proses

    pengamatan dengan tindakan agar masyarakat mampu

    menjalankan aksi perubahan sosial.

    Pemberdayaan berbasis participatory action research

    dilakukan atas dasar permasalahan yang sering muncul baik

    permasalahan yang berkaitan dengan adat, budaya, ras, HAM,

  • 4

    ekonomi, politik, ekologi dll. Salah satu bentuk permasalahan

    yang mudah dijumpai adalah permasalahan ekologi.

    Permasalahan itu dapat disebabkan oleh kondisi alam atau

    aktivitas manusia dalam menunjang kebutuhan hidupnya.

    Salah satu permasalahan ekologi identik dengan kerusakan

    alam adalah erosi dan degradasi lahan yang terjadi secara

    terus-menerus. Erosi selain terjadi di wilayah pesisir juga

    sering dijumpai di wilayah pegunungan atau perbukitan.

    Penyebab utama erosi dikarenakan sebab alamiah dan

    aktivitas manusia. Secara alamiah dapat terjadi karena proses

    pembentukan tanah dan proses erosi yang terjadi untuk

    mempertahankan keseimbangan tanah secara alami.

    Sedangkan aktivitas manusia disebabkan oleh terkelupasnya

    lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang

    tidak mengindahkan kaidah konservasi sehingga dapat

    menimbulkan terjadinya degradasi lahan (Lihawa (2017:47).

    Erosi yang terjadi di Indonesia semakin meningkat,

    pada tahun 2019 erosi menduduki peringkat ketiga dari

    bencana alam yang ada di Indonesia dengan jumlah sebanyak

    1.529 kali. Meningkat tiga kali dari jumlah erosi pada tahun

  • 5

    sebelumnya (https://databoks.katadata.co.id diakses 22

    Oktober 2020). Meningkatnya jumlah erosi dari tahun ke

    tahun dapat meningkatkan terjadinya degradasi lahan yang

    berkepanjangan. Hal ini dapat memberikan efek kerugian bagi

    lingkungan dan masyarakat.

    Dalam rangka mencegah dan menanggulangi

    permasalahan alam, maka diperlukan upaya berupa

    konservasi. Selain mencegah dan menanggulangi

    permasalahan alam konservasi juga dipilih sebagai upaya

    untuk memanfaatkan sumberdaya alam. Konservasi menurut

    Nugroho & Maharani (2019:17) bertujuan untuk menjaga dan

    meningkatkan kelestarian sumber daya alam (tanah dan air)

    untuk memenuhi kebutuhan hidup. Konservasi juga diartikan

    sebagai upaya untuk memanfaatkan sumber daya alam dalam

    meningkatkan kualitas hidup. Konsevasi terbagi menjadi

    beberapa macam diantaranya; konservasi tanah, konservasi

    air, konservasi lingkungan, konservasi eksitu satwa liar,

    konservasi biodiversitas dll. Salah satu konservasi yang dapat

    dimanfaatkan sumber dayanya adalah konservasi tanah.

    https://databoks.katadata.co.id/

  • 6

    Sumber daya alam dapat dimanfaatkan untuk

    meningkatkan kebutuhan ekonomi masyarakat dengan

    berbasis konservasi, misalnya konservasi tanah. Dalam proses

    pelaksanaannya konservasi tanah dapat dilakukan dengan

    berbagai metode seperti; metode vegetasi, metode mekanik

    dan metode kimia. Metode vegetasi menjadi metode

    konservasi yang relevan digunakan dalam meningkatkan

    keseimbangan alam dan meningkatkan kebutuhan masyarakat.

    Sehingga konservasi tanah dengan metode vegetasi menjadi

    pilihan bagi masyarakat khususnya petani. Selain itu,

    konservasi vegetasi juga sangat penting dalam menghambat

    erosi dan mengatasi degradasi lahan pertanian.

    Pemberdayaan berbasis participatory action research

    termasuk konservasi vegetasi dapat dilaksanakan oleh

    pemerintah atau pihak swasta seperti Lembaga Swadaya

    Masyarakat (LSM). Program pemberdayaan masyarakat yang

    pernah dilakukan pemerintah Povinsi Jawa Tengah pada

    tahun 2019 yaitu; (1) pengembangan lembaga masyarakat,

    ekonomi masyarakat dan teknologi tepat guna dengan dana Rp

    2,235 M, (2) pengembangan partisipasi dan penguatan peran

  • 7

    aktif masyarakat dalam pembangunan desa dengan dana Rp

    1,55 M, (3) peningkatan peran masyarakat dalam

    kesejahteraan keluarga dengan dana Rp 1,35 M

    (http://data.jateng.go.id, diakses 5 Agustus 2020).

    Program pemberdayaan yang dilakukan pemerintah

    belum berbasis participatory action research, salah satunya

    program bantuan sosial covid-19 yang dilakukan oleh

    Kementerian Sosial. Program bansos covid-19 beragam mulai

    dari bantuan langsung tunai (BLT) dana desa, kartu prakerja,

    subsidi listrik, kartu sembako dll. Untuk program kartu

    sembako dengan jumlah dana Rp. 14 triliun dengan jumlah

    penerima 20 juta orang. Anggaran dana kartu prakerja yang

    diakses digital sebanyak 3,98 triliun dengan penerima 1,5 juta

    orang. Sedangkan anggaran BLT dana desa sebanyak 4,3

    triliun yang disalurkan pada 7.236.648 keluarga penerima

    (http://databoks.katadata.co.id diakses 10 Agustus 2020).

    Program tersebut disatu sisi untuk meningkatkan kebutuhan

    ekonomi masyarakat, namun disisi lain secara konsep

    pemberdayaan berbasis participatory action research belum

    http://databoks.katadata.co.id/

  • 8

    memenuhi konsep tersebut karena dilakukan lockdown atau

    tidak melibatkan partisipasi masyarakat.

    Program pemberdayaan selain dilakukan pemerintah

    juga dilakukan oleh pihak swasta, meskipun tidak dipungkiri

    masih ada yang base on oriented dan base on project tapi

    banyak yang sesuai dengan participatory action research.

    Salah satunya program pemberdayaan yang dilakukan oleh

    Corporate Sosial Responsibility (CSR) perusahaan. Program

    tersebut dilakukan perusahaan sebagai bentuk kepedulian dan

    tanggungjawab sosial kepada masyarakat (filantrophy) dan

    lingkungan. Dimana perusahaan memiliki komitmen untuk

    berkontribusi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat

    sekitar dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan

    lingkungan (Rosmaladewi, 2018:5).

    Salah satu pihak swasta yang melakukan

    pemberdayaan berbasis participatory action research adalah

    Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP).

    Sebagai lembaga non pemerintah (Non Goverment

    Organization – NGO), LPTP berdiri sejak 10 November

    1978. LPTP berpusat di Surakarta dengan berbagai sebaran

  • 9

    lokasi pemberdayaan meliputi; Wonosobo, Klaten, Tuban,

    dan Bojonegoro. LPTP berkolaborasi dengan CSR perusahaan

    sebagai sumber dana yang dialokasikan kepada masyarakat

    dalam bentuk program kegiatan berbasis pemberdayaan.

    Program pemberdayaan yang pernah ditangani LPTP dengan

    CSR perusahaan berkaitan dengan lingkungan, energi, pangan

    dan pelestarian fungsi alam. LPTP melakukan pemberdayaan

    dengan menjadikan masyarakat sebagai pelopor inovatif untuk

    mewujudkan masyarakat madani (http://lptp.or.id, diakses 10

    Agustus 2020).

    Salah satu program pemberdayaan yang dilakukan

    LPTP di Kabupaten Wonosobo bekerjasama dengan CSR

    perusahaan PT. Tirta Investama Aqua. LPTP melakukan

    program base on project dan base on oriented dari CSR

    perusahaan kemitraan. Program LPTP di Kabupaten

    Wonosobo meliputi; konservasi, sanitasi, pertanian, home

    industry, stunting dan air bersih. Salah satu programnya yaitu

    konservasi yang dilakukan sebagai upaya menjaga dan

    menanggulangi kerusakan alam. Kegiatan pemberdayaan

    http://lptp.or.id/

  • 10

    yang pernah dilakukan LPTP berbasis Participatory Action

    Research (PAR) dan Participation Rural Appraisal (PRA).

    Program konservasi yang dilakukan di Desa Mlandi

    Kecamatan Garung dengan fokus pada konservasi vegetasi.

    Program ini diawali dari masalah lingkungan yang kemudian

    muncul kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan

    konservasi. Atas dasar kesadaran masyarakat, LPTP

    memfasilitasi masyarakat untuk membentuk kelompok sadar

    alam yang merujuk ke lingkungan. Kelompok tersebut dikenal

    dengan kelompok Abdi Bumi. Selain kesadaran masyarakat,

    berkurangnya fungsi alam membuat masyarakat semakin

    segan dalam melakukan kegiatan konservasi terlebih

    konservasi berbasis ekonomi.

    Konsevasi dilakukan karena melihat kondisi daerah

    Wonosobo yang secara umum merupakan perbukitan dan

    pegunungan dengan sebagian besar mencapai 56,36% dan

    terletak pada kemiringan lereng 15-40%. Dari segi ketinggian,

    terletak pada ketinggian 250-2.250 mdpl dengan curah hujan

    pada tahun 2014 kisaran 1.660-4.049 mm/th

    (http://wonosobokab.go.id, diakses 12 Juli 2020). Kapupaten

    http://wonosobokab.go.id/

  • 11

    Wonosobo menjadi wilayah yang harus dilindungi sebagai

    wilayah hidrologis dan keseimbangan lingkungan hidup. Hal

    tersebut menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya

    menjaga dan mengelola potensi sumber daya supaya tercapai

    kelestarian alam dan mampu meningkatkan kualitas hidup

    masyarakat luas.

    Kehadiran LPTP sebagai fasilitator telah membentuk

    kelompok Abdi Bumi untuk mengelola sumber daya alam.

    Konservasi vegetasi menjadi salah satu hal yang diperhatikan

    oleh kelompok dan masyarakat untuk mencegah dan

    menanggulangi kerusakan alam. Konservasi vegetasi yang

    dikelola kelompok, selain berdampak pada kelestarian

    lingkungan juga berdampak pada kehidupan ekonomi

    masyarakat dengan budidaya perkebunan kopi. Inovasi

    ekonomi ramah lingkungan berbasis konservasi menjadikan

    tanaman kopi sebagai tanaman pilihan dalam konservasi

    vegetasi. Tanaman kopi memiliki economic value yang cukup

    tinggi dan berperan penting terhadap kelestarian alam serta

    menjaga tanah dari erosi yang menyebabkan degradasi lahan.

  • 12

    Berdasarkan beberapa hal di atas maka perlu adanya

    penelitian ini, dengan harapan supaya menjadi sumber

    pengetahuan dalam menyadarkan masayarakat melalui

    pemberdayaan berbasis Participatory Action Research (PAR)

    untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan alam. Hal

    tersebut dilakukan untuk mengelola sumber daya alam sebagai

    sumber penghidupan dan mengedepankan kaidah-kaidah

    konservasi untuk melestarian alam. Maka dari itu, peneliti

    melakukan penelitian dengan judul “Implementasi

    Participatory Action Research (PAR) dengan Konservasi

    Vegetasi pada Kelompok Abdi Bumi Desa Mlandi

    Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di

    atas maka dapat ditemukan rumusan masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana kondisi lingkungan vegetasi sebelum adanya

    penerapan konservasi vegetasi di Desa Mlandi Kec.

    Garung Kab, Wonosobo?

  • 13

    2. Bagaimana implementasi participatory action research

    pada aktivitas konservasi vegetasi di Desa Mlandi Kec.

    Garung Kab. Wonosobo?

    3. Bagaimana dampak lingkungan dan ekonomi dari

    kegiatan konservasi vegetasi di Desa Mlandi Kec. Garung

    Kab. Wonosobo?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini sebagai berikut:

    1. Mengetahui kondisi lingkungan vegetasi sebelum adanya

    penerapan konservasi vegetasi di Desa Mlandi

    Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.

    2. Menjelaskan implementasi participatory action research

    pada aktivitas konservasi vegetasi di Desa Mlandi

    Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.

    3. Menganalisa dampak lingkungan dan ekonomi dari

    kegiatan konservasi vegetasi di Desa Mlandi Kecamatan

    Garung Kabupaten Wonosobo.

  • 14

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada

    berbagai pihak, yaitu:

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

    sumbangan pemikiran tentang penerapan pemberdayaan

    berbasis participtory action research yang diperankan

    oleh Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan

    (LPTP) dan riset aksi pada kegiatan konservasi vegetasi.

    Selain itu dapat mengembangkan ilmu pemberdayaan

    masyarakat khususnya pemberdayaan berbasis

    participatory action research dalam konservasi vegetasi

    sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat berbasis

    partisipasi aktif di Desa Mlandi Kecamatan Garung

    Kabupaten Wonosobo.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi Peneliti

    Hasil penelitian ini diharapkan bisa

    memberikan pengalaman terkait konservasi vegetasi

    sebagai upaya pencegahan dan penangulangan

  • 15

    kerusakan alam yang berdampak pada penghidupan

    ekonomi masyarakat. Selain itu, dapat memotivasi

    diri agar bisa menganalisis suatu permasalahan yang

    terjadi.

    b. Bagi Lembaga

    Sebagai tolak ukur Lembaga Pengembangan

    Teknologi Pedesaan guna mengetahui penerapan

    pemberdayaan berbasis participatory action research

    pada kegiatan konservasi vegetasi di Desa Mlandi

    Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.

    c. Bagi Masyarakat

    Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan

    pertimbangan bagi masyarakat untuk menjaga,

    menanggulangi dan memberikan sumbangsih dalam

    pelaksanaan konservasi vegetasi serta pengalaman

    yang lebih luas tentang penerapan pemberdayaan

    berbasis participatory action research pada kegiatan

    konservasi vegetasi di Desa Mlandi Kecamatan

    Garung Kabupaten Wonosobo.

  • 16

    E. Kerangka Berpikir

    Kerangka berpikir dijadikan sebagai skema pemikiran

    dan melatar belakangi penelitian ini. Dalam penelitian ini,

    kerangka berpikir dirangkum dengan skema agar

    memudahkan alur pembaca dalam memahami penelitian ini.

    Skema pada kerangka berpikir mengambarkan tercapai

    tidaknya suatu pemberdayaan yang didasarkan atas partisipasi

    aktif masyarakat. Salah satu bentuk pemberdayaan

    masyarakat partisipatif dengan model participatory action

    research dapat digunakan dalam berbagai bentuk

    permasalahan. Dalam penelitian ini, peneliti mengutarakan

    teknik penelitiannya dengan skema sebagai berikut;

  • 17

    Bagan 1.1 Kerangka Berfikir

    Pada bagan di atas dijelaskan bahwa participatory

    action research melatarbelakangi semua permasalahan, baik

    permasalahan hukum dan HAM, sara, ekologi, politik,

    ekomoni dll. Salah satu permasalahan di masyarakat yaitu

    Participatory Action Research

    Hukum & HAM SARA Ekologi Ekonomi Politik

    LPTP

    Kelompok

    Abdi Bumi

    Konservasi

    Vegetasi

    Implementasi

    PAR

    Kondisi

    sebelum PAR

    Dampak Lingkungan

    & Ekonomi

    Sumber

    dana

    Tanaman Kopi

    CSR PT. Tirta

    Investama

    Degradasi lahan

    pertanian

  • 18

    masalah ekologi yang berkaitan dengan kerusakan alam

    seperti degradasi lahan yang dapat menyebabkan longsor

    maupun erosi pada tanah. Sebab adanya bentuk kerusakan

    alam dan kesadaran masyarakat membuat LPTP Wonosobo

    menerapkan program pemberdayaan masyarakat bersama

    kemitraan dari perusahaan PT. Tirta Investama Aqua. LPTP

    mendapatkan sumber dana dari CSR PT Investama Aqua yang

    dialokasikan sebagai program pemberdayaan masyarakat di

    Kabupaten Wonosobo. LPTP menerapkan program

    pemberdayaan masyarakat berbasis participatory action

    research.

    Program pemberdayaan berbasis participatory action

    research tidak dapat berlangsung tanpa adanya peran

    masyarakat sebagai aktor utama. Masyarakat bukanlah objek

    pemberdayaan namun subjek pemberdayaan. Masyarakat

    memiliki andil yang besar dalam berkontribusi, menyuarakan

    hak dan melakukan tindakan sesuai dengan kemampuannya.

    Masyarakat juga memiliki kemampuan sebagai penentu

    berjalannya kegiatan yang ada di lingkungannya sendiri.

    Masyarakat dapat mengutarakan kesadarannya mengenai

  • 19

    kerusakan lingkungan dengan membuat terobosan sebagai

    upaya yang dapat mencegah dan menanhgulangi kerusakan

    alam.

    Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengelola

    dan memanfaatkan sumber daya alam mampu mengubah

    paradigma masyarakat untuk melestarikan alam sebagai

    bagian dari kehidupannya. Dengan adanya paradigma

    kesadaran tersebut, LPTP hadir untuk memfasilitasi

    masyarakat dalam membentuk kelompok sadar alam.

    Masyarakat memiliki antusias yang tinggi dalam

    pembentukan kelompok sehingga partisipasi masyarakat

    berjalan secara aktif dan efektif. Partisipasi masyarakat

    sebagai dasar dalam wujud kecintaan terhadap alam,

    menbentuk kelompok sadar alam dengan nama Abdi Bumi

    yang difasilitasi langsung oleh LPTP.

    Kelompok Abdi Bumi terlatih kesadarannya untuk

    melakukan perubahan sosial. Terlatihnya kesadaran

    masyarakat menjadikan konservasi sebagai salah satu kegiatan

    yang dilakukan kelompok Abdi Bumi dalam menjaga dan

    mengelola sumber daya alam. Kelompok Abdi Bumi memiliki

  • 20

    gagasan bahwa konservasi bukan hanya kegiatan yang

    bermanfaat untuk alam namun juga dapat dimanfaatkan

    sebagai penunjang kebutuhan ekonomi. Hal tersebut

    menjadikan konservasi vegetasi sebagai pilihan kelompok

    dalam mengelola kelestarian alam. Kelompok memanfaatkan

    sumber daya alam sebagai lahan pekerjaan dan sebagai lahan

    pengelolaan alam.

    Kegiatan konservasi vegetasi menjadi salah satu

    kegiatan kelompok Abdi Bumi yang menyadarkan masyarakat

    untuk selalu menjaga dan mengelola alam dengan

    mengindahkan kaidah konservasi. Konservasi vegetasi

    diterapkan masyarakat dengan menggunakan tanaman kopi

    sebagai tanaman pilihan yang memiliki economic value cukup

    tinggi. Kelompok Abdi Bumi melalui tenaman tersebut

    menciptakan perkebunan kopi sebagai lahan belajar tentang

    pengelolaan alam. Hal itu menjadikan konservasi vegetasi

    memiliki dampak positif pada kelestarian alam dan

    penghidupan ekonomi kelompok dan masyarakat luas.

    Penelitian ini mendalami dan menjelaskan kondisi

    lingkungan vegetasi masyarakat sebelum adanya program

  • 21

    pemberdayaan berbasis participatory action research yang

    dilaksanakan oleh kelompok Abdi Bumi. Selain itu juga

    melihat implementasi pemberdayaan berbasis participatory

    action research dan dampak ekonomi dan lingkungan setelah

    adanya penerapan participatory action research yang

    dilakukan pada kegiatan konservasi vegetasi oleh kelompok

    Abdi Bumi di Desa Mlandi Kecamatan Garung Kabupaten

    Wonosobo.

    F. Sistematika Penulisan

    Dalam penulisan penelitian ini, peneliti mencoba

    menguraikan secara sistematis yang terdiri dari 5 (lima) bab.

    Setiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang terperinci

    sebagai berikut:

    Bab I: Pendahuluan, pada bab ini memuat tentang

    konsep pemberdayaan berbasis participatory action research

    yang dilakukan pada kegiatan konservasi vegetasi. Pada bab

    ini juga memuat sedikit gambaran teknis program

    pemberdayaan berbasis participatory action research yang

    dilakukan oleh salah satu pihak swasta, seperti LPTP. Selain

  • 22

    konsep dan teknis, bab ini juga memuat alasan akademis

    pentingnya penelitian ini dilakukan.

    Bab II: Landasan Teori, bab ini memuat tentang

    penjelasan teori pemberdayaan, konsep riset aksi

    (participatory action research) dan konsep konservasi dan

    environmentalism. Ketiga teori tersebut saling dihubungkan

    untuk menghasilkan dampak yang relevan sebagai kegiatan

    lingkungan dan kegiatan ekonomi. Selain teori, bab ini

    memberikan perbandingan kelebihan dan kekurangan dari

    penelitian terdahulu yang bertujuan menemukan novelty

    (kebaruan) dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

    Bab III: Metode Penelitian, pada bab ini membahas

    metodologi penelitian kualitatif yang digunakan dalam

    pedoman pengambilan data maupun penulisan penelitian.

    Sehubungan hal itu, peneliti menggunakan pendekatan

    deskriptif dalam menggambarkan analisis data yang diambil

    secara langsung kepada kelompok atau masyarakat dan pihak

    swasta (LPTP).

    Bab IV: Pembahasan, muatan pada bab ini dipaparkan

    secara rinci dan sistematis tentang hasil dari penerapan

  • 23

    pemberdayaan berbasis participatory action research pada

    aktivitas konservasi vegetasi di Desa Mlandi Kecamatan

    Garung Kabupaten Wonosobo. Hasil penelitian menunjukkan

    dinamika lingkungan Desa Mlandi, pelaksanaan program

    pemberdayaan konservasi vegetasi berbasis participatory

    action research dan dampak lingkungan maupun ekonomi

    yang diperoleh kelompok dan lembaga pengelola serta

    masyarakat luas. Dalam hal ini juga mengutarakan hasil

    penelitian ynag dipadukan dengan analisi teori pada

    pembahasan sebelumnya.

    Bab V: Penutup, bab ini memuat tentang simpulan dari

    keseluhan bab yang dicamtumkan bahwa pemberdayaan

    berbasis participatory action research pada konservasi

    vegetasi sangat relevan dilaksanakan. Selain itu, saran dari

    peneliti untuk program pemberdayaan tersebut adalah

    diperlukannya kajian terlebih mendalam tentang penggelolaan

    dari hasil kegiatan koservasi vegetasi yaitu berupa

    pengelolaan pasar agar kegiatan konservasi dapat

    berkelanjutan.

  • 24

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka

    Dalam penelitian ini, peneliti merujuk ke beberapa

    penelitian yang sejenis. Hal itu bertujuan untuk menemukan

    novelty (kebaruan) dalam penelitian yang pernah dilakukan.

    Penelitian yang sejenis berkaitan dengan implementasi

    participatory action research terhadap aktivitas konservasi

    vegetasi untuk aksi perubahan sosial. Adapun penelitian

    sejenis dalam skripsi yang ditulis oleh Agnes Uthami (2016)

    dengan judul “Implementasi Program Pemberdayaan

    Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sarana Air Bersih Berbasis

    Masyarakat (Studi pada warga penerima program CSV Nestle

    di RT 13 & 14 Desa Sukamanjur, Kel Bumi Kedamaian, Kec

    Kedamaian, Kota Bandar Lampung)” Fakultas Ilmu Sosial

    dan Politik Universitas Lampung. Penelitian tersebut

    membahas tentang bagaimana penerapan program

    pemberdayaan masyarakat dalam pengeloaan sarana air bersih

    melalui dampingan kelompok serta monitoring dan evaluasi

    program. Dalam penelitian yang pernah dilakukan memiliki

  • 25

    persamaan pada konteks masyarakat penerima CSR

    perusahaan yang digunakan sebagai subjek penelitian.

    Sedangkan perbedaannya terlihat objek penelitian pada

    konteks pengelolaan sarana air bersih.

    Riset participatory action research juga pernah

    dilakukan oleh Beta Titis Khurota’ayun Ningtias (2018)

    skripsi dengan judul “Pengorganisasian Masyarakat Dalam

    Kenservasi Keanekaragaman Hayati Vegetasi Sebagai Upaya

    Pelestarian Alam (Studi di Desa Petung Kecamatan Dongko

    Kabupaten Trenggalek)” Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

    Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Penelitian

    tersebut membahas tentang upaya pengorganisasian

    masyarakat dalam melakukan konservasi vegetasi yang sesuai

    dengan kondisi wilayah dengan menggunakan metode

    Participatory Action Research (PAR) untuk memperoleh

    perubahan yang lebih baik terhadap sumber daya manusia dan

    sumber daya alam. Dalam penelitian yang pernah dilakukan

    dapat dijumpai persamaan yang terletak pada objek penelitian,

    yaitu konservasi vegetasi berbasis participatory action

    research. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini

  • 26

    dilihat dari penggunaan participatory action research sebagai

    metode penelitian, sedangkan dalam penelitian ini

    participatory action research dijadikan subjek penelitian

    berbasis pemberdayaan pada kelompok.

    Selain fokus pada masyarakat penerima CSR dan

    metode participatory action research, penelitian lain yang

    serupa pernah dilakukan oleh Shahnaz Natasya Yaumil

    Haqiqie (2016) skripsi dengan judul “Partisipasi Masyarakat

    dalam Program Pemberdayaan (Studi Kasus Kegiatan

    Pembuatan Pupuk Organik di Desa Blagung, Boyolali)”

    Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

    Penelitian tersebut membahas tentang partisipasi masyarakat

    dalam memanfaatkan dan mengelola limbah kotoran hewan

    menjadi pupuk organik. Penelitian ini berisi tentang tahapan

    pelaksanaan pemberdayaan, bentuk partisipasi masyarakat

    serta kendala dalam program pemberdayaan masyarakat

    melalui pembuatan pupuk organik di Desa Blagung. Dalam

    penelitian tersebut memiliki kelebihan dalam pemberdayaan

    berbasis partisipasi masyarakat secara aktif. Disisi lain

    memiliki kekurangan dengan tidak menggunakan

  • 27

    participatory action research sebagai metode penelitian yang

    mampu menyadarkan masyarakat secara partisipatif.

    Kelebihan dan kekurangan tersebut akan dilengkapi oleh

    penelitian ini.

    Penelitian pemberdayaan berbasis participatory action

    research juga pernah dilakukan oleh Abdul Rahmat dan Mira

    Mirnawati (2020) jurnal dengan judul “Model Participatory

    Action Research dalam Pemberdayaan Masyarakat”. Jurnal ini

    membahas program nasional pemberdayaan masyarakat

    (PNPM) mandiri perkotaan di Kelurahan Bagan Deli. Dengan

    menggunakan metode action research (penelitian tindakan)

    dalam proses pemberdayaan masyarakat. Partisipasi

    masyarakat secara aktif menjadi formula yang sesuai dalam

    melakukan upaya pemberdayaan masyarakat. Dari hasil

    penelitian tersebut dapat lihat persamaan dari segi objek

    penelitian yang menjadikan partisipasi masyarakat sebagai

    penentu dalam program pemberdayaan berbasis penelitian

    tindakan. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini

    menggunakan sistem pemberdayaan di wilayah perkotaan

  • 28

    sedangkan dalam penelitian ini menggunakan pemberdayaan

    pada kajian ekologi.

    Riset serupa dengan kajian ekologi juga pernah

    dilakukan Muhammad Salim dan Sri Agustina (2017) jurnal

    dengan judul “Partisipasi Kelompok Tani dalam Usaha

    Konservasi Tanah di Desa Sukaraja Kecamatan Praya Timur

    Kabupaten Lombok Tengah”. Jurnal ini membahas tentang

    partisipasi masyarakat dalam usaha konservasi tanah.

    Konservasi tanah menjadi upaya dalam menanggulangi

    kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia dalam

    bercocok tanam. Partisipasi masyarakat mutlak diperlukan

    dalam melakukan kegiatan konservasi atas dasar UU RI no 24

    tahun 2014. Dilihat dari pembahasannya penelitian tersebut

    memiliki kelebihan dalam melakukan konservasi tanah

    berbasis vegetasi untuk kelompok masyarakat yang merujuk

    pada kegiatan ekonomi. Penelitian yang pernah dilakukan

    memiliki kekurangan dalam melakukan tindakan partisipasi

    masyarakat seharusnya berawal dari kesadaran masyarakat

    bukan karena adanya peraturan yang mengharuskan

    masyarakat berpartisipasi pada kegiatan konservasi.

  • 29

    Kelebihan dan kekurangan penelitian tersebut akan dilengkapi

    oleh penelitian ini.

    Hasil penelurusan penelitian yang sudah ada

    menjadikan penelitian tersebut sebagai referensi untuk

    memudahkan peneliti selanjutnya. Penelitian ini dilakukan

    untuk mencari tahu tentang judul yang hampir sama dan hasil

    penelitian yang diteliti sangatlah berbeda. Dalam penelitian ini

    memfokuskan pada penerapan metode penelitian tindakan

    berupa aksi yang mengedepankan kesadaran dan partisipasi

    masyarakat sebagai aktor utama dalam melaksanakan

    perubahan sosial. Masyarakat memiliki peran penting dalam

    menjaga kelestarian sumberdaya alam dengan upaya

    konservasi vegetasi sebagai program pemberdayaan berbasis

    participatory action research.

    B. Landasan Teori

    Penelitian ini menggunakan teori pemberdayaan dan

    ekologi untuk menganalisis data. Ada kemungkinan data akan

    meng-counter teori yang sudah ada. Tentunya penelitian ini

    masih membutuhkan kajian yang lebih mendalam jika itu

    meng-counter sebuah teori. Sehingga peneliti menggunakan

  • 30

    beberapa teori atau riset tentang pemberdayaan berbasis

    participatory action research pada kegiatan konservasi

    vegetasi yaitu; (1) konsep pemberdayaan masyarakat, (2) riset

    aksi (participatory action research) serta (3) ekologi dan

    environmentalism (konservasi vegetasi). Kajian teori tersebut

    menganalisa data yang fokus pada penerapan program

    pemberdayaan berbasis participatory action research dalam

    kegiatan konservasi vegetasi sebagai upaya mengelola sumber

    daya alam. Beberapa teori tersebut dijelaskan secara rinci

    sebagai berikut;

    1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat

    Salah satu perspektif konsep pemberdayaan

    masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

    kemampuan individu atau masyarakat dalam mengubah

    perilaku yang dapat mengatur diri dan lingkungannya

    sesuai dengan kemampuan yang dimiliki (Anwas,

    2014:50). Pemberdayaan dipandang sebagai dorongan

    atau motivasi, pendampingan atau bimbingan dalam

    mencapai kemandirian. Pemberdayaan memiliki makna

    sebagai ruang untuk membangun eksistensi dalam

  • 31

    mewujudkan jati diri sebagai indvidu dan masyarakat. Hal

    tersebut menjadikan pemberdayaan sebagai proses

    aktualisasi diri dalam kehidupan bermasyarakat.

    Kegiatan pemberdayaan diartikan sebagai proses

    yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah

    atau lembaga agar masyarakat mampu menciptakan

    inovasi untuk perubahan sosial. Pemberdayaan

    menjadikan masyarakat berperan penting sebagai

    transformation of change dalam tatanan sosial

    kemasyarakatan. Sehingga dalam pelaksanaan

    pemberdayaan membutuhkan fasilitator untuk

    melaksanakan kegiatan pemberdayaan yang

    direncanakan. Fasilitator memiliki peran dalam

    pemberdayaan sebagai jembatan penghubung antar

    masyarakat dan pemerintah dalam menyampaikan inovasi

    atau kebijakan yang disadari masyarakat untuk mencapai

    kualitas hidup (Anwas, 2014:50).

    Pemberdayaan juga dipandang sebagai proses

    perubahan dalam masyarakat, seperti yang dikemukakan

    oleh Mardikanto dan Soebiato (2013:100);

  • 32

    “Pemberdayaan sebagai proses perubahan,

    ekonomi dan politik untuk memberdayakan

    dan memperkuat kemampuan masyarakat

    melelui proses belajar bersama yang

    partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku

    pada diri semua stakeholders (individu,

    kelompok, lembaga) yang terlibat dalam

    proses pembangunan, demi terwujudnya

    kehidupan yang semakin berdaya, mandiri

    dan partisipatif yang semakin sejahtera

    secara berkala (Mardikanto & Soebiato,

    2013:100)”.

    Selain sebagai proses perubahan, pemberdayaan

    juga diartikan sebagai proses untuk meningkatkan

    partisipasi masyarakat. Menurut Edi Suharto (2017:69)

    pemberdayaan adalah proses yang menempatkan

    masyarakat sebagai pelaku utama atau aktor dalam

    menguasai pembangunan. Masyarakat memiliki peran

    untuk berpartisipasi dalam program pembangunan.

    Masyarakat memiliki potensi diri yang harus

    diberdayakan oleh dirinya sendiri. Selain itu, keterlibatan

    masyarakat menjadi penentu keberhasilan program

    pembangunan. Perihal inilah yang menjadikan partisipasi

    masyarakat sebagai tujuan untuk mencapai kualitas hidup

    masyarakat madani.

  • 33

    Selain adanya partisipasi, inti dari pemberdayaan

    masyarakat adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat.

    Pada dasarnya menumbuhkan kesadaran berarti

    memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap

    potensi dan peluang menuju perubahan untuk

    meningkatkan kualitas hidup. Dalam realisasinya

    menumbuhkan kesadaran masyarakat dapat dilakukan

    melalui berbagai cara berdasarkan situasi dan kondisi,

    misalnya menyadarkan masyarakat akan

    “keberadaannya” baik sebagai individu, masyarakat

    maupun lingkungannya yang berkaitan dengan sosial-

    budaya, ekonomi dan politik. Bentuk penyadaran secara

    efektif dapat dilakukan melalui; obrolan santai sambil

    menikmati secangkir kopi di warung atau sambil

    menikmati hobi bersama, bisa juga melalui kegiatan

    arisan atau diskusi seusai ibadah di masjid (Anwas,

    2014:64).

    Pemberdayaan memiliki arti sebagai upaya untuk

    meningkatkan partisipasi masyarakat atas kemampuan

    dan potensi yang dimiliki dalam mewujudkan perubahan

  • 34

    sosial. Partisipasi masyarakat sebagai perwujudan dari

    keterlibatan, kepedulian dan tanggungjawab masyarakat

    terhadap pentingnya konsep pemberdayaan masyarakat

    (Hendrayani, 2019:26). Melalui masyarakat tujuan

    pemberdayaan dapat tercapai dengan kemandirian. Disisi

    lain masyarakat yang berpartisipasi memiliki kemampuan

    atau potensi diri yang terpendam, untuk itu perlu adanya

    penggalian potensi diri supaya masyarakat dapat

    memanfaatkan dan mengelola potensi sebagai hal yang

    bernilai lebih. Sehingga, potensi yang diimbangi dengan

    adanya partisipasi secara aktif mampu menciptakan

    perubahan atau paradigma baru dalam masyarakat.

    2. Participatory Action Research (PAR)

    Dalam meningkatkan partisipasi masyarakat saat

    pemberdayaan, perlu adanya kajian tentang riset aksi

    (participatory action research). Tindakan partisipatif ini

    sebagai salah satu konsep yang digunakan untuk kegiatan

    pemberdayaan. Teori riset aksi ini dipelopori pertama

    kali oleh Kurt Lewin (1945) dengan mencetuskan konsep

    “Action Research” sebagai berikut;

  • 35

    “Action research have step is composed of

    circle of planning, executing, and

    reconnaissance or fact-finding for purpose

    of evaluateing the results of the second step,

    for preparing the rational basis for planning

    the third step, and for perhaps modifying

    again the overall plan.”

    Dari konsep tersebut, bahwa riset aksi memiliki

    langkah-langkah yang saling berkesinambungan dalam

    memulai aktivitasnya. Langkah-langkah tersebut dimulai

    dengan adanya perencanaan tindakan, dilanjutkan dengan

    pelaksanaan tindakan kemudian penemuan fakta-fakta

    tentang hasil dari tindakan dan penemuan makna baru dari

    pengalaman sosial. Riset aksi dengan langkah-langkah

    tersebut dapat dijadikan upaya dalam melakukan

    perubahan sosial melalui tindakan sosial. Melalui proses

    yang berkesinambungan menjadikan riset aksi sebagai

    proses yang tersistem dan terencana untuk melakukan

    perubahan. Riset aksi melakukan aktivitas secara

    terperinci dan menemukan fakta yang ada serta

    menjadikan pengalaman penelitian sebagai makna baru.

    Selain itu juga menghadirkan dampak sosial yang nyata.

  • 36

    Salah satu jenis riset aksi adalah Participatory

    Action Research (PAR) menyadarkan masyarakat sebagai

    pelaku utama dalam perubahan tatanan sosial.

    Participatory action research terdiri dari tiga komponen

    dalam pelaksanaan, seperti yang dirumuskan oleh Jacques

    & Buckles (2013) yaitu;

    “PAR has three main points as follows; 1)

    social plane (participation), 2) plane of

    experience (action), and 3) plane of mind

    and thought (research). The main points to

    work with a methodological and

    philosophical singularity in the art of doing

    reseach ‘with people’ in lieu of doing it ‘on

    them’ or ‘of them’, and not betray the spirit

    of dialogue that guides the contruction and

    transformation of history”

    Dari asumsi tersebut participatory action research

    memiliki tiga komponen yang saling berkesinambungan

    untuk mencapai kesetaraan dalam pembelajaran dan

    pengalaman antara peneliti dengan masyarakat yang

    dapat diperjelas dengan bagan berikut ini;

  • 37

    Gambar 2. 1 Participatory Action Research

    Gambar tersebut menjelaskan bahwa

    participatory action research mengkolaborasikan 3 (tiga)

    komponen. Dimana pelaksanaan participatory action

    research dalam kehidupan sosial membutuhkan adanya

    partisipasi sebagai kehidupan bermasyarakat melalui

    komunikasi dan pembelajaran. Partisipasi yang dibangun

    berdasarkan pengalaman yang didapatkan langsung

    sesuai dengan keadaan psikologi (emosi) dengan

    menggunakan teknik dalam praktiknya (action). Selain

    itu juga disinyalir dengan pemikiran atau gagasan yang

    menghubungkan dengan teori atau adanya makna baru

    (research).

    PAR

    Participatory

    life in society (moral life,

    communication and education)

    Action

    experience (emotions, practice)

    Research

    mind, thought (science,

    meaning, reason)

  • 38

    Participatory action research juga dirumuskan

    oleh Erneest T. Stringer (2007:8) dengan ditandai tiga

    point, look (melihat atau memandang), think (berpikir)

    dan act (bertindak) yang memberikan dasar kepada setiap

    orang untuk melakukan penerapan secara langsung

    sebagai berikut;

    “The basic action research routine provides

    a simple yet powerful framework- look,

    think, act. Look; gather relevant

    information (gather data) and build a

    picture to describe the situation (define and

    describe). Think; explore and analyze (what

    is happening here?)-analyze, interpret an

    explain (how/why are things as they are?)-

    theorize. Act;plan (report), implement and

    evaluate.” (Erneest T. Stringer, 2007:8)

    Sehubungan dengan pelaksanaan pemberdayaan

    berbasis participatory action research, proses melihat,

    berpikir dan bertindak dapat dilakukan oleh kelompok

    dalam upaya mencegah dan menanggulangi kerusakan

    alam. Proses tersebut bertujuan untuk mengubah cara

    pandang yang aktif dan kreatif sebagai bentuk proses

    penyadaran kritis. Proses yang aktif dapat dilakukan

    secara terus menerus sampai akhir permasalahan selesai.

    Proses kreatif dilakukan dengan cara pengamatan yang

  • 39

    terus berulang dan berkesinambungan untuk menemukan

    sesuatu yang dapat dikembangkan ke arah perbaikan

    (Yaumi dan Damopoli, 2012:41).

    Beberapa perspektif tentang participatory action

    research menjadi teori atau konsep yang dapat

    menganalilis data. Ketiga teori tersebut menjelaskan step

    by step seperti yang disorot dalam penjelasan teori di atas.

    Alasan memilih konsep participatory action research

    sebagaimana dengan pendapat Mukti Ali & Saipullah

    Hasan (2019:205) bahwa participatory action research

    tidak hanya bermanfaat untuk peneliti tetapi memberikan

    manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.

    3. Ekologi dan Environmentalism (Konservasi Vegetasi)

    Participatory action research dalam upaya

    mencegah dan menanggulangi kerusakan alam, sehingga

    diperlukan kajian ilmu konservasi. Konservasi

    sebenarnya berakar dari penerapan ekologi. Sebagai

    kajian ilmu, ekologi merupakan cabang ilmu yang

    mempelajari hubungan timbal balik atau interaksi antara

    makhluk hidup dengan lingkungannya (Woodward &

  • 40

    Green [Ed], 2010:2). Dengan kata lain ekologi juga

    sebagai gagasan yang mengatur interaksi antara sikap dan

    perilaku manusia terhadap lingkungan untuk bertahan

    hidup. Berkaitan hal tersebut konservasi menjadi

    alternatif antara manusia dan lingkungan dalam

    memelihara interaksi alam secara bijak dan efisien.

    Konsep konservasi pertama kali dikemukakan

    oleh Theodore Roosevelt dari Amerika bahwa konservasi

    atau conservation berasal dari kata con (together) dan

    servace (keep/save). Kata tersebut memiliki arti sebagai

    upaya pemeliharaan yang dipunyai (keep/save what you

    have) secara bijaksana (wise use). Konservasi dimaknai

    sebagai upaya pemanfaatan sumberdaya alam secara

    bijaksana (the wise use of nature resource). Upaya yang

    dilakukan untuk memanfaatkan, memelihara dan

    mengelola tanah, air, udara, ekosistem dan lainnya

    dengan tujuan menjaga kelestarian alam dan mencegah

    kerusakan. Konservasi menjadi upaya yang seharusnya

    dilakukan secara teratur dan terus-menerus dengan

    bijaksana berdasarkan aturan yang telah ditetapkan.

  • 41

    Upaya konservasi tidak hanya tanggung jawab

    pemerintah, melainkan menjadi tanggung jawab seluruh

    lapisan masyarakat (Ningtias, 2018:38).

    Dalam pengkajiannya konservasi terbagi menjadi

    beberapa jenis diantaranya; konservasi tanah, konservasi

    air, konservasi lingkungan, konservasi eksitu satwa liar,

    konservasi biodiversitas dll. Salah satu konservasi yang

    dapat dikaji masyarakat dari ekonomi dan ekologi adalah

    konservasi tanah yang dapat dialokasikan untuk masa

    sekarang dan yang akan datang. Konservasi tanah

    menurut Arsyad adalah upaya mencegah kerusakan tanah

    dan penggunaan tanah secara bijak (tidak merusak

    lapisan tanah). Konservasi tanah adalah upaya

    memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi

    tanah dengan tujuan menjaga kelestarian tanah. Pada

    dasarnya konservasi sebagai upaya untuk meningkatkan

    sumberdaya alam yang dapat memperbaiki kualitas

    lingkungan hidup (Nugroho dan Maharani, 2019)

    Tujuan konservasi tanah menurut Satriawan dan

    Fuady (2014:28) adalah untuk; (1) mencegah kerusakan

  • 42

    tanah oleh erosi, (2) memperbaiki tanah yang rusak, (3)

    memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar

    dapat digunakan secara bijak dan lestari. Dalam

    pelaksanaan konservasi tanah dapat dilakukan dengan

    beberapa teknik diantaranya teknik vegetasi, teknik kimia

    dan teknik mekanik. Salah satu metode yang memiliki

    nilai ekonomi dan ekologi adalah metode vegetasi.

    Teknik konservasi berupaya sebagai perlindungan

    permukaan tanah terhadap pukulan butir-butir hujan,

    meningkatkan infiltrasi penyimpanan air dan mengurangi

    laju aliran permukaan yang dapat menghambat material

    tanah dan hara yang hanyut.

    Teknik konservasi vegetasi adalah bentuk

    konservasi yang menggunakan tanaman dan sisa-sisa

    tanaman dengan tujuan untuk: (1) melindungi tanah

    terhadap daya perusak butur-butir hujan, (2) melindungi

    tanah terhadap daya perusak aliran air di atas permukaan

    tanah dan (3) memperbaiki kapasitas infiltrasi dan

    penahanan air yang langsung mempengaruhi aliran

    permukaan (Satriawan & Fuady, 2014:28).

  • 43

    4. Konservasi dalam Perspektif Islam

    Kajian konservasi juga dikaji dalam ilmu agama

    islam, bahwa Allah telah memetakan dan

    menggambarkan akibat dari sikap dan perilaku manusia

    (Mangunjaya, 2005:5). Disadari atau tidak isi bumi telah

    dikuras dan digali sebanyak mungkin oleh manusia tanpa

    mengedepankan kaidah konservasi. Maka dari itu

    terjadilah bencana dan kerusakan alam akibat tangan

    manusia itu sendiri. Seperti yang difirmankan Allah

    dalam Al-Qur’an surat Ar Rum ayat 41;

    مْ ِلي ذِ النَّاِس أَْيِدي َكَسبَتْ بَِما َواْلبَْحرِ البَر ِ فِي َظَهَرالفََسد يقَه

    مْ َعِمل وا الَِّذي بَْعضَ يَْرِجع ونَ لَعَلَّه

    “Telah nampak kerusakan di darat dan di

    laut disebabkan karena perbuatan tangan

    manusia; Allah menghendaki agar mereka

    merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan

    mereka, agar mereka kembali (kerjakan

    yang benar)’ (QS. Ar Rum (30):41)

    Berkaitan dengan kerusakan alam, konservasi

    perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan dan

    kelestarian alam. Selain itu, konservasi banyak dikaji

    dalam bidang ilmu ekonomi, lingkungan, politik, ekologi

    dan lain-lain. Dari segi ekonomi, konservasi dipandang

  • 44

    sebagai bentuk pengalokasian sumber daya untuk

    sekarang. Sedangkan dari segi ekologi, konservasi

    sebagai alokasi sumber daya alam untuk masa sekarang

    dan masa yang akan datang (Utami, 2014:185).

    Pengkajian secara ekonomi dan ekologi menjadikan

    konservasi sebagai upaya pengelolaan sumber daya alam

    yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia secara

    berkelanjutan. Dalam kegiatan ekonomi konservasi

    dijadikan sebagai upaya pemanfaatkan sumber daya alam

    untuk kepentingan hidupnya. Seperti firman Allah yang

    telah menggariskan batasan manusia untuk mencari

    nafkah dari sumberdaya alam;

    َ َوآْبتَغ فِْيما نَِصيبَكَ تَنسَ َوَل ِ ِخَرةَ ٱلدَّاَرٱْلَءا ٱّللَّ َءاتَٰىكَ ِِ

    إِنَّ هللاَ َل ي ِحبُّ أَْحَسَن هللا إِلَْيَك َوأَْحِسْن َكَما ِمْن الدُّْنيَا

    ْفِسِدينَ اْلم

    “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan

    apa yang telah dianugerahkan Allah

    kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan

    bagianmu di dunia dan berbuat baiklah

    (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah

    berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu

    berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah

    tidak menyukai orang yang berbuat

    kerusakan (QS. Al Qasas (28):77).

    Setiap makhluk yang memanfaatkan sumber daya

    alam memiliki batasannya agar tidak merusaknya.

  • 45

    Sehingga konservasi menjadi upaya mencegah dan

    menanggulangi kerusakan alam berupa erosi yang dapat

    menyebabkan degradasi pada lahan. Untuk memelihara

    alam dan juga mendapatkan feedback dari kegiatan

    memelihara alam tersebut, konservasi vegetasi menjadi

    pilihan dengan menanam tanaman konservasi.

    Di sisi lain agama islam sebagai dasar yang

    menjelaskan bahwa perubahan manusia itu atas dasar

    dirinya sendiri. Manusia dalam melakukan kegiatan

    konservasi itu atas dasar dirinya sendiri untuk memelihara

    dan menjaga kelestarian alam. Adapun hal tersebut telah

    dijelaskan dalam QS. Ar Rad (13):11;

    َما بِقَوٍم َحتَّىٰ واْ َما بِأَْنف ِسِهْم ۗ إِنَّ هللاَ َل ي غَي ِر أََرادَ َوإِذَا ي َغي ِر

    ْن د ونِِه ِمن َوالِ هللا بِقَْوٍم س وًءا فاََل َمَردَّ لَه ۚ ْم م ِ َوَما لَه

    “Sesungguhnya Allah tidak mengubah

    keadaan suatu kaum sehingga mereka

    mengubah keadaan yang ada pada diri

    mereka sendiri, dan apabila Allah

    menghendaki keburukan terhadap suatu

    kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya

    dan sekali-kali tak ada pelindung bagi

    mereka selain Dia.” (QS. Ar Rad [13]:11)

    Makna dari ayat tersebut adalah, perubahan

    masyakat terdapat pada diri manusia itu sendiri. Apabila

    masyarakat ingin berdaya dan mandiri dalam memenuhi

  • 46

    kebutuhan ekonomi. Masyarakat memerlukan

    kemampuan yang dapat mengubah dirinya untuk

    melampaui proses kemandirian. Perubahan yang dapat

    dilakukan masyarakat agar memberikan dampak pada

    lingkungan dan kebutuhan ekonomi masyarakat adalah

    dengan melakukan kegiatan konservasi. Konservasi

    sebagai salah satu upaya yang memberikan dampak

    ekonomi dan lingkungan masyarakat untuk melestarikan

    fungsi alam.

  • 47

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode

    penelitian kualitatif. Secara definisi, penelitian kualitatif

    diartikan sebagai metode untuk mendalami perilaku subjek

    atau informan yang diteliti. Penelitian kualitatif digunakan

    untuk memperoleh pemahaman cara berpikir dan perilaku

    informan yang diteliti. Sehingga penelitian kualitatif

    diistilahkan sebagai “mempelajari dari dalam” yaitu menggali

    informasi lengkap tentang peristiwa yang terjadi pada subjek

    penelitian. Hal tersebut menjadikan penelitian kualitatif

    sebagai upaya menemukan, mengidentifikasi dan

    merumuskan masalah yang diteliti (Slamet, 2019:2).

    Selain itu, penelitian kualitatif digunakan untuk

    meneliti masalah sosial dan manusia, seperti yang

    dikemukakan John W Creswell (2010:4) bahwa penelitian

    kualitatif adalah suatu metode penelitian dan pemahaman

    yang berdasarkan pada suatu fenomena sosial dan masalah

    manusia. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Fuad dan

  • 48

    Nugroho (2014:3) penelitian kualitatif memiliki pedoman

    naturalistik dengan pengalaman manusia. Secara naturalistik,

    penelitian kualitatif tidak terlepas dari realita yang ditemui di

    lapangan. Naturalistik berarti alami memahami kehidupan

    masyarakat tanpa adanya settingan temuan. Dalam praktiknya

    antara peneliti dengan informan yang diteliti bersifat

    interaktif, tidak dapat dipisahkan dan memiliki hubungan

    timbal balik untuk menemukan makna baru.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif

    yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan

    fakta yang akurat dengan karakteristik yang mudah dipahami

    dan disimpulkan mengenai subjek yang diteliti. Pendekatan

    deskriptif ini memberikan gambaran dan analisis data

    mengenai situasi dan kejadian seperti melakukan survei

    (Azwar, 2013:6). Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh

    Bambang Rustanto (2015:3) bahwa penelitian deskriptif

    mempunyai tujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu

    kelompok atau masyrakat yang menjelaskan tentang sesuatu

    yang terjadi. Pendekatan deskriptif digunakan untuk

    mengungkapkan situasi sosial yang akan diteliti secara

  • 49

    menyeluruh dan mendalam. Sehingga, peneliti menggunakan

    pendekatan deskriptif untuk membangun dan

    mengembangkan pandangan secara rinci tentang fenomena

    sosial dan masalah masyarakat yang dinarasikan dan

    digambarkan secara menyeluruh sebagai proses menganalisis

    dalam penulisan pelaporan.

    Berdasarkan metode penelitian yang digunakan secara

    kualitatif-deskriptif, peneliti bermaksud untuk menjabarkan

    dan memberi gambaran berdasarkan data yang diperoleh

    secara langsung dari lapangan. Penelitian ini akan

    memaparkan fenomena sosial mengenai pemberdayaan yang

    diimplementasikan secara participatory action research pada

    aktivitas konservasi vegetasi untuk aksi perubahan sosial di

    Kabupaten Wonosobo khususnya Desa Mlandi Kecamatan

    Garung.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di daerah dataran tinggi

    tepatnya berada di Desa Mlandi Kecamatan Garung

    Kabupaten Wonosobo. Adapun waktu penelitian dilakukan

  • 50

    pada bulan Juli-September 2019 dan Agustus-September

    2020.

    C. Sumber Data

    Menurut Sugiyono (2016:8) data adalah bahan yang

    perlu diolah kembali sehingga menghasilkan informasi

    berdasarkan fakta. Data berdasarkan fakta dapat memberikan

    manfaat bagi peneliti sebagai gambaran tentang peristiwa

    yang terjadi. Adapun data dalam penelitian ini berdasarkan

    pada sumber sebagai berikut;

    1. Sumber Data Primer

    Data primer adalah data asli yang diperoleh secara

    langsung dari subjek atau informan penelitian (Sugiyono,

    2016:8). Sumber data primer dalam penelitian ini

    diperoleh langsung dari Kelompok Abdi Bumi, LPTP

    Wonosobo dan Pemerintahan Desa. Dalam penelitian ini,

    peneliti memilih informan yang sesuai dengan fokus

    penelitian sebagai sumber data primer penelitian. Adapun

    data informan tersebut sebagai berikut:

    a. Pegiat Konservasi

  • 51

    Sukirno atau akrab disapa dengan Pak Sukir

    adalah warga Desa Mlandi yang melakukan kegiatan

    konservasi vegetasi sejak tahun 2014. Dalam

    sejarahnya beliau perintis pertama kali kegiatan

    konservasi di Desa Mlandi atas dasar kesadaran

    pentingnya menjaga alam untuk generasi mendatang.

    Keaktifan dan kepeduliannya terhadap alam,

    menjadikan beliau sebagai tokoh inspirasi

    perkembangan konservasi berbasis ekonomi di Desa

    Mlandi.

    b. Anggota Kelompok Abdi Bumi

    Ahrul Rais, Nona Laili, Chaeruddin, dan

    Wisnu adalah ketua, sekretaris dan anggota

    kelompok Abdi Bumi. Sebagai bagian dari kelompok

    Abdi Bumi, mereka memiliki peran untuk

    menyadarkan dan memberdayakan masyarakat

    sekitar untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan

    kegiatan konservasi berbasis ekonomi.

  • 52

    c. Fasilitator LPTP

    Muhammad Anis Sofwan atau kerap disapa

    dengan Mas Wawan adalah koordinator sekaligus

    fasilitator LPTP Wonosobo. Beliau berperan dalam

    memfasilitasi kegiatan konservasi vegetasi di Desa

    Mlandi khususnya pada kelompok Abdi Bumi.

    d. Pemerintah Desa Mlandi

    Ahmad Istangin kerap dipanggil Pak Ista,

    sebagai kaur kesra Desa Mlandi. Kegiatan konservasi

    di Desa Mlandi mendapat dukungan sepenuhnya dari

    pemerintah desa sebagai kegiatan konservasi

    berbasis ekonomi. Selain itu Pak Ista turut

    berpartisipasi pada kegiatan kelompok Abdi Bumi

    untuk melakukan konservasi berbasis ekonomi.

    2. Sumber Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang diperoleh secara

    tidak langsung dari laporan-laporan terkait penelitian

    (Sugiyono, 2016:8). Dalam penelitian ini menggunakan

    sumber data sekunder dari laporan desa dan laporan

    kegiatan LPTP yang berkaitan dengan implementasi

  • 53

    pemberdayaan berbasis participatory action research

    pada aktivitas konservasi vegetasi terhadap kelompok

    Abdi Bumi Desa Mlandi.

    D. Prosedur Pengumpulan Data

    Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini

    menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk

    memperdalam penelitian secara akurat berdasarkan fakta dan

    fenomena sosial yang terjadi, diantaranya melalui:

    1. Observasi

    Observasi merupakan prosedur pengumpulan data

    dengan cara menggunakan pengamatan secara langsung

    (Slamet, 2019:87). Prosedur observasi ini dilakukan

    dengan kegiatan survei bersama dari awal kegiatan

    hingga berakhirnya kegiatan. Dalam praktiknya teknik

    observasi terbagi menjadi dua jenis yaitu; observasi

    partisipatif dan observasi langsung. Pada penelitian ini,

    peneliti menggunakan teknik observasi partisipatif,

    dimana peneliti terlibat secara langsung di dalam kegiatan

    yang sedang diamati. Peneliti berperan ganda sebagai

    peneliti dan pelaku kegiatan. Peneliti menggunakan

  • 54

    teknik partisipatif untuk melakukan pengamatan secara

    langsung dan ikut serta dalam kegiatan konservasi

    vegetasi yang dilakukan oleh kelompok Abdi Bumi.

    2. Interview (wawancara)

    Wawancara menurut Sugiyono (2016:317) adalah

    pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi

    dan ide melalui tanya jawab yang dapat dikontruksikan

    dalam topik tertentu. Pendapat serupa juga diungkapkan

    oleh Danu E Agustinova (2015:33) bahwa wawancara

    merupakan proses komunikasi yang menentukan

    berjalannya penelitian secara mendalam untuk menggali

    pemikiran dengan detail dari informan penelitian.

    Kegiatan wawancara dapat dilakukan secara terstruktur

    maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan secara

    langsung (face to face) atau lewat telephone.

    Dalam penelitian ini, kegiatan wawancara

    dilaksanakan secara terstruktur dengan mengumpulkan

    data yang dimulai dari rencana kegiatan penelitian.

    Peneliti merumuskan beberapa instrumen wawancara

    yang digunakan untuk menggali informasi dari informan

  • 55

    yang diteliti. Peneliti mengungkapkan pertanyaan kepada

    informan tanpa mempelihatkan bentuk instrumen

    penelitian, namun peneliti menggunakn alat bantu berupa

    tape recorder dalam pelaksanaan penelitian. Proses

    wawancara tersebut untuk menggali data mengenai

    pemberdayaan masyarakat yang diimplementasikan

    secara participatory action reserach pada aktivitas

    konservasi vegetasi di Kabupaten Wonosobo khususnya

    Desa Mlandi Kecamatan Garung. Pelaksanaan

    wawancara diperoleh dari subjek penelitian yaitu anggota

    kelompok Abdi Bumi, fasilitator LPTP dan pemerintah

    desa.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan

    data dengan metode memperoleh informasi dari berbagai

    macam sumber (tertulis dan dokumen) yang berkaitan

    dengan subjek dan tempat penelitian. Dokumen dapat

    diperoleh dari berbagai buku atau arsip yang efektif

    digunakan untuk menyusun konsep dan mengungkapkan

    obyek penelitian. Dalam penggunaan dokumen tersebut

  • 56

    peneliti berusaha untuk mengutip dan me-pharaphase-

    kan beberapa kejian teori dalam penelitian. Dokumentasi

    tidak hanya berbentuk tulisan atau arsip namun juga dapat

    berbentuk gambar, vidio ataupun recording yang

    diperlukan dalam mendukung kelengkapan data lainnya

    (Agustinova, 2015:39).

    E. Analisis Data

    Analisis data adalah proses mencari dan menyusun

    data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan

    dokumentasi secara sistematis (Rustanto, 2015:71). Proses

    analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

    diperoleh dari hasil penggalian data. Peroleh data diolah dan

    dihimpun berdasarkan kategori penyusunan dan dijabarkan

    menjadi hasil penelitian. Hal itu menunjukkan analisis data

    sebagai upaya yang dilakukan dalam menginterpretasikan

    temuan hasil lapangan dan proses penyusunan menjadi hasil

    penelitian yang mudah dipahami oleh peneliti sendiri atau

    orang lain.

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis

    data seperti yang dijabarkan oleh Hubberman dan Miles

  • 57

    bahwa metode analisis yang diterapkan dalam menganalisa

    data adalah metode analisis data interaktif. Dimana analisis

    data interaktif memiliki tiga utama, yaitu; reduksi data,

    penyajian data dan penarikan simpulan/verifikasi. Hal tersebut

    disebut proses yang berkolaborasi satu sama lain yang

    menggambarkan data secara berurutan sebagai rangkaian

    kegiatan atau temuan di lapangan (Fuad & Nugroho, 2015:63).

    Pada penelitian ini, data interaktif yang dianalisis bersifat

    kualitatif sehingga berlandaskan pada keterangan lengkap dan

    mendalam dalam menginterpretasikan hasil penelitian.

    Keterangan lengkap dan mendalam dimaksudkan sebagai

    eksplorasi luas terhadap fenomena dan fakta yang ditemukan

    di lapangan.

    Sehubungan dengan Hubberman dan Miles dalam

    menganalisis data dengan analisis interaktif, peneliti memulai

    langkah dengan mengumpulkan semua sumber data yang

    diperoleh baik data primer maupun sekunder. Selanjutnya

    peneliti akan mendeskripsikan semua data primer maupun

    sekunder menjadi asumsi yang mudah dipahami dan menarik

    kesimpulan yang relevan terhadap hasil penelitian yang

  • 58

    berhubungan dengan pemberdayaan berbasis participatory

    action research pada aktivitas konservasi vegetasi di Desa

    mlandi Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.

    F. Pengecekan Keabsahan Data

    Perihal utama dalam penelitian adalah keabsahan data,

    isu dasar dari hubungan keabsahan data pada dasarnya adalah

    sederhana (Moleong, 2015:321). Hal itu berkaitan dengan cara

    peneliti membujuk orang lain atau dirinya sendiri bahwa

    temuan penelitian yang didapatkan dapat dipercaya, dapat

    dipertimbangkan dan dapat diuji validitasnya. Uji keabsahan

    data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji

    validitas data. Validitas data dijadikan tolak ukur dalam

    mempertimbangkan data yang ditemukan di lapangan.

    Sehingga data valid adalah data yang sama antar data yang

    dilaporkan peneliti dengan data sesungguhnya terjadi pada

    objek penelitian.

    Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data

    dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang

    dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi.

    Menurut penelitian kualitatif, kebenaran realitas data tidak

  • 59

    bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada kontruksi

    manusia. Oleh karena itu apabila terdapat 5 peneliti dengan

    latar belakang yang berbeda meneliti objek yang sama, akan

    mendapatkan 5 temuan dan dinyatakan valid kalau penemuan

    tersebut tidak berbeda dengan kenyataan yang terjadi. Apabila

    data yang didapatkan dari 5 orang tersebut sama dengan data

    yang ada pada data statistik, maka data tersebut dapat

    dikatakan valid (Moleong, 2015:321).

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

    triangulasi dalam memperoleh keabsahan dan validitas data.

    Menurut Wiliam Wiersma triangulation is qualitative cross-

    validation. It assesses the sufficiency of the data according to

    the convergence of multiple data source of multiple data

    collection procedures (Sugiyono, 2016:273). Triangulasi

    dalam pengujian data diartikan sebagai teknik pemeriksaan

    hasil temuan secara valid. Triangulangi sebagai pengecekan

    data menghasilkan hasil temuan sesuai dengan fenomena yang

    terjadi di lapangan.

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

    triangulasi dengan sumber. Triangulasi sumber digunakan

  • 60

    untuk membandingkan dan mengecek kepercayaan suatu

    informasi yang diperoleh melalui perbedaan pendapat pada

    informan yang diteliti. Teknik triangulasi sumber didapatkan

    dari data hasil penelitian yang didasarkan pada pustaka yang

    ada. Triangulangi sumber dimulai dengan perbandingan data

    hasil pengamatan dengan data hasil wawancara serta

    membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

    yang berkaitan. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan

    persamaan perspektif, pandangan, pendapat atau pemikiran

    dan mengetahui alasan adanya perbedaan dari hasil observasi,

    wawancara dan isi dokumentasi untuk mencapai derajat

    validitas data (Moleong, 2015:331).

  • 61

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Sekilas tentang LPTP

    Bagian ini menjelaskan profil singkat Lembaga

    Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) yang

    didapatkan oleh peneliti dari profil kelembagaan LPTP

    tahun 2012. LPTP merupakan lembaga swasta atau

    lembaga non pemerintah (Non Government Organization

    - NGO) yang didirikan di Jakarta tepatnya 10 November

    1978. Namun dengan alasan lokasi pemberdayaan yang

    berada di Jawa Tengah akhirnya kantor pusat LPTP

    pindah dan berdomisili di Surakarta pada tanggal 12

    Maret 1980.