IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH...

24
IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: SYARIFAH NURLAILA A410160048 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Transcript of IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH...

Page 1: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN

LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII

SMP NEGERI 1 KARTASURA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Oleh:

SYARIFAH NURLAILA

A410160048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

HALAMAN PERSETUJUAN

IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SISTEM

PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) PADA PESERTA

DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

SYARIFAH NURLAILA

NIM. A410160048

i

Rita P Khotimah, S.Si., M.Si

0606027601

Telah diperiksa dan disetujui oleh: Dosen Pembimbing

Page 3: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

HALAMAN PENGESAHAN

IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN

LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 KARTASURA

Oleh:

SYARIFAH NURLAILA A410160048

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Sabtu, 18 April 2020 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Rita P Khotimah, S.Si., M.Si (Ketua Dewan Penguji)

(

)

2. Dra. Nining Setyaningsih, M.Si. (Anggota 1 Dewan Penguji)

( )

3. Muhamad Toyib, S.Pd., M.Pd. (Anggota II Dewan Penguji)

( )

ASUS
Typewritten text
ii
Page 4: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai
Page 5: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

1

IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER

DUA VARIABEL (SPLDV) PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1

KARTASURA

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan implementasi model PBL dalam

pembelajaran matematika materi SPLDV pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri

1 Kartasura dan menganalisis kendala yang dijumpai dalam mengimplementasikannya.

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan subyek

penelitiannya adalah guru dan peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk menguji keabsahan data

penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) implementasi

PBL di SMP Negeri 1 Kartasura terbagi menjadi dua aspek yaitu perencanaan

pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Komponen RPP materi SPLDV yang

dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai pada Permendikbud No. 22

Tahun 2016 meskipun tujuan pembelajarannya hanya memuat A (Audience) dan B

(Behaviour) RPP yang dibuat guru menggunakan pendekatan saintifik, model PBL,

dan metode diskusi, serta pada langkah-langkah pembelajaran memuat lima sintak

PBL. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru terlaksana sesuai RPP meskipun

ada beberapa kendala dalam mengimplementasikannya, dan (2) kendala yang dijumpai

guru dalam mengimplementasikan model PBL adalah guru harus menyusun RPP yang

dapat mengkondisikan peserta didik agar lebih aktif, peserta didik belum terbiasa

dengan model PBL, guru harus membuat pembelajaran menjadi hidup dan aktif, serta

guru belum maksimal dalam mengatur waktu pembelajaran.

Kata Kunci: implementasi, PBL, SPLDV

Abstract

The purpose of this research are to describe the implementation of the PBL model in

learning mathematics in Linear Equation System of Two Variables (LESTV) material

in grade VIII students at SMP Negeri 1 Kartasura and analyze the implementation

encountered in its implementation. The type of research used is descriptive qualitative

research and the subjects are teachers and grade VIII students of SMP Negeri 1

Kartasura. Data collection techniques used were observation, interviews, and

documentation. This study uses triangulation techniques to study the validity of

research data. Data analysis techniques used are data reduction, data presentation, and

Page 6: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

2

conclusion collection. The results showed that: (1) PBL implementation in SMP Negeri

1 Kartasura is divided into two aspects, namely learning planning and learning

implementation. The RPP component of LESTV material made by mathematics

teachers is guided by and is in accordance with Permendikbud No. 22 of 2016 although

the learning objectives only contain A (Audience) and B (Behavior) lesson plans made

by the teacher using a scientific approach, PBL models, and discussion methods, as

well as the learning steps contain five PBL syntaxes. The implementation of learning

conducted by the teacher is carried out according to the lesson plan although there are

some obstacles in implementing it, and (2) the obstacle encountered by the teacher in

implementing the PBL model is the teacher must compile lesson plans that can

condition students to be more active, students are not familiar with the PBL model, the

teacher must make learning come alive and active, and the teacher is not maximized in

managing learning time.

Keyword: implementation, PBL, LESTV

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap individu untuk menjadikan dirinya pribadi

berkualitas dan mengembangkan potensinya agar mampu menghadapi perubahan

hidup yang silih berganti mengikuti teknologi yang berkembang. Ranah dunia

pendidikan tidak bisa lepas dari matematika, karena matematika merupakan salah satu

ilmu pengetahuan yang memiliki dampak signifikan dalam dunia pendidikan dan

memiliki keterkaitan dengan mata pelajaran lain dalam hal menghitung. Matematika

juga berperan penting dalam kehidupan sehari-hari untuk mengatur tatanan kehidupan

serta sebagai alat untuk menyelesaikan keputusan berhitung. Mata pelajaran

matematika membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan berkerja sama.

Kurikulum pembelajaran yang berlaku di Indonesia awalnya berpusat pada guru

menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Implementasi dari

pembelajaran yang berpusat pada peserta didik salah satunya adalah melalui

pembelajaran dengan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dengan pendekatan

ilmiah mengupayakan peserta didik agar lebih aktif dan responsif dalam membangun

konsep dan prinsip melalui tahapan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan

Page 7: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

3

hipotesis, mengumpulkan berbagai informasi berupa data, menganalisis data, menarik

kesimpulan, dan memperesntasikan konsep (Daryanto, 2014: 51)

Guru memainkan peran penting dalam pembelajaran, karena guru mengatur dan

mengkoordinasikan semua komponen yang mempengaruhi peserta didik untuk

mendukung keberhasilannya. Guru harus memiliki kompetensi dan komitmen yang

kuat agar proses pembelajaran dengan kurikulum 2013 bejalan dengan lancar serta guru

harus bisa mempersiapkan, menerapkan, dan menilai hasil pembelajaran, memilih dan

menggunakan model interaksi pembelajaran yang tepat, mengelola kelas, dan

membimbing peserta didik secara tepat. Guru juga perlu memahami beberapa model

pembelajaran aktif untuk mengajar dengan pendekatan ilmiah, salah satu model

pembelajaran dimaksud adalah PBL.

Bagian penting dari kurikulum matematika salah satunya adalah pemecahan

masalah, menurut National Council of Teacher of Mathematics (NCTM: 2000)

menyatakan bahwa kompetensi standar utama dalam pembelajaran matematika salah

satunya memuat tentang kemampuan pemecahan masalah. Pemecahan masalah mampu

membuat peserta didik mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilannya untuk

menyelesaikan soal rutin dan non-rutin yang didapatkan dari menyelesaikan masalah

ketika proses pembelajaran berlangsung. Namun kemampuan pemecahan masalah

peserta didik di Indonesia masih di bawah rata-rata yang dapat dilihat dari hasil studi

Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Programme for

International Students Assessment (PISA). Nilai rata-rata kompetensi matematika

PISA 2018 menunjukkan bahwa peserta didik Negara Indonesia berada diperingkat 72

dari 78 negara di dunia dengan skor 379 (EOCD, 2019: 18). Kondisi ini menempatkan

Indonesia di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Skor yang

didapatkan bahwkan menurun dari tahun sebelumnya yaitu PISA 2015 dengan skor

386.

Solusi menghadapi permasalahan di atas adalah dengan merubah model

pembelajaran dengan tepat. Pratiwi (2016) bependapat bahwa penggunaan model

pembelajaran yang tepat dapat mengoptimalkan kemampuan pemecahan masalah dan

Page 8: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

4

pemahaman konsep matematis pada peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang

tepat adalah PBL. Nafiah & Wardan (2014) mengemukakan bahwa PBL menjadikan

peserta didik mendapatkan pengalaman dalam meyelesaikan masalah-masalah nyata

dan lebih mengedepankan penggunaan komunikasi, kerjasama, dan informasi-

informasi yang ada untuk mengembangkan keterampilan penalaran serta untuk

merumuskan ide gagasan mereka. Hidayati (2017) juga memaparkan bahwa

implementasi model PBL memungkinkan peserta didik untuk melakukan berbagai

penyelidikan, memecahkan suatu permasalahan, dan mengaitkan beberapa konsep.

Implementasi PBL mampu meningkatkan kinerja peserta didik dalam memperoleh

keterampilan dan kemampuan pemecahan masalah (Ajai, Benjamin, dan Eammanuel,

2016). Implementasi PBL membantu memotivasi peserta didik untuk bekerja sama

dalam sebuah kelompok dan mengurangi ketergantungan pada guru (Botty, dkk.,

2016). Penggunaan model PBL dalam pembelajaran diharapkan dapat membantu

peserta didik aktif, kreatif, kritis, dan mampu memecahkan permasalahan matematika

dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu sekolah yang menggunakan model PBL dalam pembelajaran matematika

adalah SMP Negeri 1 Kartasura. Berdasarkan wawancara singkat yang dilakukan

dengan guru matematika bahwa alasan menggunakan model PBL adalah agar peserta

didik lebih aktif dan dapat menemukan konsep materi sendiri melalui Lembar Kerja

Peserta Didik (LKPD) yang di dalamnya memuat soal berupa masalah-masalah dalam

kehidupan sehari-hari. Selain itu, agar peserta didik memiliki kemampuan pemecahan

masalah serta dapat berpikir kreatif dengan menyelesaikan masalah-masalah yang

diberikan.

Berdasarkan hasil observasi saat PLP II di SMP Negeri 1 Kartasura, pembelajaran

matematika menggunakan model PBL belum berjalan secara maksimal. Guru sudah

merancang pembelajaran menggunakan model PBL, tetapi dalam implementasinya

belum berjalan secara maksimal karena ada beberapa kendala-kendala, oleh karena itu

peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang kendala-kendala yang dijumpai dalam

mengimplementasikan model PBL di SMP Negeri 1 Kartasura.

Page 9: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

5

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi model PBL

dalam pembelajaran matematika materi SPLDV pada peserta didik kelas VIII di SMP

Negeri 1 Kartasura dan menganalisis kendala yang dijumpai dalam

mengimplementasikannya.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitiannya adalah

peserta didik dan guru matematika kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara,

dan dokumentasi. Teknik observasi dilakukan dengan mengamati RPP yang telah

disusun guru dan mengamati proses pembelajaran matematika yang berlangsung.

Teknik wawancara dilakukan dengan tanya jawab langsung dengan guru matematika.

Data yang diperoleh pada teknik ini digunakan untuk mengkonfirmasi data yang

didapat dari teknik observasi. Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan

data pendukung penelitian berupa gambar, rekaman, catatan, dll. Dokumentasi foto

pada penelitian ini digunakan saat observasi pembelajaran berlangsung dan

wawancara, sedangkan dokumentasi rekaman digunakan saat wawancara, dan

dokumentasi RPP digunakan untuk mendukung penelitian mengenai proses

pembelajaran menggunakan model PBL.

Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi dengan

memeriksa data hasil wawancara dengan guru kemudian ditelaah dengan hasil

observasi dan dokumnetasi RPP dan pada proses pembelajaran.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Implementasi Model PBL

Implementasi model PBL di SMP Negeri 1 Kartasura terdiri dari dua aspek, yaitu

perencanaan pembelajaran berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan

pelaksanaan pembelajaran. Komponen RPP yang dibuat oleh guru berpedoman pada

Page 10: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

6

Permendikbud no. 22 tahun 2016. Hasil ini didukung oleh hasil wawancara dengan

Bapak Rusdi sekaligus guru matematika kelas VIII SMP Negeri 1 Kartasura.

“RPP yang saya susun itu sesuai Permendikbud no. 22 tahun 2016 yang isinya

ada nama sekolah, mata pelajaran, kelas dan semester, materi, alokasi waktu, KI,

KD, indikator, tujuan, materi singkat pembelajaran, metode pembelajaran, media,

sumber belajar langkah-langkah pembelajaran dari pendahuluan samapi

penutup, dan yang terkahir penilaian.”

(wawancara tanggal 14 November 2019)

Komponen nama satuan pendidikan yang dibuat guru berisi SMP Negeri 1

Kartasura, identitas mata pelajaran berisi matematika, kelas/semester berisi

VIII/Ganjil, materi pokok berupa persamaan linier dua variable, dan alokasi waktu

berupa 2 jam pelajaran @40 Menit. KI dan KD yang tercantum dalam RPP sesuai

dengan Permendikbud no 24 tahun 2016 lampiran 15, meskipun dalam Permendikbud

no. 22 tahun 2016 tidak menyebutkan adanya KI namun guru tetap memasukannya

sebagai kompetensi yang harus ada dalam setiap pembelajaran berupa sikap

keagamaan, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Setiyasih (2016) yang menyatakan bahwa ketercapaian

kompetensi dasar tergantung pada pelaksanaan pembelajaran yang membuat peserta

didik memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalam kompetensi inti. Tujuan

pembelajaran yang dibuat guru sudah memenuhi kriteria Permendikbud karena

memuat kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur yang mencakup

pengetahuan dan keterampilan. Namun, teknis penyusunan tujuan pembelajaran hanya

memuat A (Audience) dan B (Behavior) yang seharusnya memuat C (Condition) dan

D (Degree). Hal ini dipaparkan oleh Hamzah (2018) teknis tujuan pembelajaran yang

baik memuat ABCD yaitu Audience, Behavior, Condition, dan Degree. Materi

pembelajaran yang dibuat guru sudah sesuai dengan kriteria Permendikbud karena di

dalamnya memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan. Metode

pembelajaran yang termuat dalam RPP berupa diskusi, model PBL, dan pendekatan

saintifik. Pemilihan pendekatan saintik ini tepat karena menurut Zaim (2017)

Page 11: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

7

menyatakan bahwa pendekatan saintifik efektif untuk membuat siswa terlibat aktif

dalam kegiatan kelas sehingga keterampilan berbicara dan mendengarkan mereka

dapat ditingkatkan.

Media pembelajaran yang digunakan guru berupa lcd, laptop, dan power point

untuk mendukung pembelajaran lebih menarik dan memudahkan peserta didik

mengakap materi. Menurut Kresnadi (2018) pembelajaran menggunakan media

power point dapat meningkatkan hasil belajar dan pemhaman konsep pada peserta

didik tentang materi yang diberikan guru. Komponen sumber belajar berupa buku dan

internet. Komponen langkah-langkah pembelajaran memuat kegiatan pendahuluan,

inti, dan penutup. Komponen penilaian dalam RPP memuat penilaian sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.

Kegiatan inti pada RPP memuat lima sintak model PBL yaitu: (1) orientasi peserta

didik pada masalah yang memuat kegiatan literasi yaitu berupa kegiatan melihat,

mengamati, membaca, menulis, mendengarkan, dan menyimak, (2) mengorganisasikan

peserta didik untuk belajar dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok

lalu guru memberikan LKS, (3) membimbing pengalaman individu atau kelompok,

terdapat kegiatan literasi dan kerjasama serta kegiatan kerjasama dan berfikir kritik, (4)

mengembangkan dan menyajikan hasil karya berupa melakukan pengembangan dan

penyajian hasil karya yang terdapat pada kegiatan berkomunikasi, dan (4) menganalisis

dan mengembangkan evaluasi proses pemecahan masalah, guru berencana untuk

menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS kemudian menyimpulkan poin-poin

penting yang bisa diambil dari materi tentang membuat model dari SPLDV bersama

peserta didik. Kegiatan inti pada RPP memuat tahapan 5M (Mengamati, Menanya,

Mencoba, Menalar, dan Mengkomunikasikan) yang sesuai dengan pendekatan

saintifik. Hal ini selaras dengan teori Rusman (2015: 231) yaitu pembelajaran yang

menggunakan pendekatan saintifik memiliki langkah 5M yang membuat peserta didik

aktif dalam mengkonstruksi konsep, hukum serta prinsip yang telah ditemukannya

melalui tahap mengamati, menanya atau nerunuskan masalah, mencoba atau

Page 12: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

8

mengajukan hipotesis, menalar atau mengumpulkan data dan mengkomunikasikan

konsep.

Pelaksanaan pembelajaran terbagi menjadi kegiatan pendahualuan, inti, dan

penutup. Guru melakukan kegiatan pendahuluan dengan mengucapkan basmallah

untuk membuka pembelajaran, mengecek kehadiran peserta didik, melakukan kegiatan

apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan sistematika

pembelajaran. Kegiatan mengingat kembali atau apersepsi perlu dilakukan, karena

dapat mengembalikan ingatan ilmu yang pernah dipelajari peserta didik sehingga

ketika penyampaian materi berjalan dengan lancar. Menurut Kaswara, Tomo, &

Syukran (2017) pemberian apersepsi kepada peserta didik berpengaruh dalam

kemampuan mereka dalam menyelesaikan soal yang akan diberikan saat pembelajaran

berlangsung. Cara guru menyampaikan tujuan pembelajaran adalah dengan

memberikan permasalahan berupa soal dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan

dengan materi SPLDV agar peserta didik memiliki gambaran umum mengenai apa saja

yang akan mereka pelajari dan termotivasi bahwa matematika dapat menyelesaikan

masalah dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Eryanti (2014) kegiatan pendahuluan

pembelajaran yang baik apabila guru memberikan motivasi, melaksanakan apersepsi,

menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan kemampuan yang akan

dicapai. Berikut pertanyaan yang diajukan guru untuk peserta didik.

Gambar 1. Pengarahan Tujuan Pembelajaran dengan Masalah

Kegiatan inti memuat lima sintak atau fase model PBL dalam pelaksanaan

pembelajaran. Sintak pertama yaitu mengorientasikan peserta didik pada masalah.

Page 13: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

9

Proses pembelajaran pada sintak ini guru memberikan dua permasalahan berupa soal

SPLDV berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Soal pertama diberikan sebagai

pengenalan masalah, sedangkan soal kedua diberikan sebagai pemantapan pemahaman

peserta didik terhadap materi. Pemberian masalah ini bertujuan agar peserta didik

termotivasi untuk menyelesaikan masalah pada sintak selanjutnya, serta memiliki

gambaran mengenai permasalahan yang akan dipelajari. Hal ini sejalan dengan teori

Rusman (2014: 243) yaitu pada sintak orientasi peserta didik pada masalah, tingkah

laku yang dilakukan guru adalah memotivasi peserta didik agar selama proses

pemecahan masalah mereka dapat berperan aktif. Hal ini juga selaras dengan penelitian

Pertiwi (2019) bahwa sintak pertama PBL merupakan kegiatan awal pembelajaran

dengan presentasi masalah yang dapat memotivasi peserta didik yang disertai dorongan

agar mereka terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Berikut hasil dokumentasi

pada implementasi sintak pertama model PBL.

Gambar 2. Mengorientasikan Peserta Didik pada Masalah

Hal ini juga diperkuat dengan hasil wawancara dengan guru pada tanggal 14

November 2019, berikut hasil wawancaranya.

“Cara saya mengorientasikan masalah pada siswa ya dengan memberikan

masalah dalam kehidupan sehari-hari sesuai tujuan pembelajaran pada

pertemuan hari ini. Sebelumnya tadi saya kan juga sudah memberikan masalah,

tapi belum terlalu spesifik dengan soal-soal SPLDV yang biasanya keluar dan soal

sebelumnya juga hanya memodelkan saja, jadi pada sintak ini saya memberikan

Page 14: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

10

masalah kasus gerobak sari roti yang lebih rumit sampai menentukan nilai

variabelya.”

Sintak kedua yaitu mengorganisasikan peserta didik untuk belajar. Pelaksanaan

pembelajaran pada sintak ini diawali dengan peserta didik membentuk kelompok.

Setiap kelompok terdiri dari 3 sampai 4 peserta didik. Saat guru meminta peserta didik

untuk berkelompok, suasana kelas sedikit ramai dari sebelumnya, kemudian guru

mengatur dan mengorganisasikan peserta didik agar segera menempatkan posisi.

Setelah berkelompok, guru memberikan arahan yang harus dilakukan peserta didik.

Saat peserta didik mulai berdiskusi, guru berkeliling dan mengunjungi setiap

kelompok. Hal ini dilakukan agar guru mengetahui peserta didik yang mengalami

kesulitan dalam mendefinisikan atau memahami masalah. Penggunaan metode diskusi

pada sintak kedua ini membuat pembelajaran menjadi lebih hidup, karena peserta didik

aktif bekerja sama dan berusaha mencari solusi secara gotong royong. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman, Jaddi, Nabi, Ajmal, Samina, & Sharif

(2011) bahwa kinerja siswa akan lebih efektif dengan menggunakan metode diskusi

dibandingkan dengan metode ceramah. Berikut hasil dokumentasi pada sintak kedua

yang diambil pada 14 November 2019.

Gambar 3. Mengorganisasikan Peserta Didik untuk Belajar

Berikut hasil wawancara dengan narsumber untuk mendukung hasil observasi

yang telah dilakukan mengenai sintak PBL kedua.

“Pertama mengkondisikan anak untuk membuat kelompok. Selanjutnya, ketika

anak sudah diberikan masalah yang ada di LKS, saya harus bisa mengatur mereka

Page 15: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

11

agar paham dengan masalah yang terjadi dan tidak mengarah kemana-mana. Jadi

di sini saya mengunjungi beberapa kelompok dan bertanya kira-kira masalah

mana yang sulit dipahami, lalu saya menjelaskannya.”

Sintak ketiga yaitu membimbing pengalaman individu atau kelompok. Proses

pembelajaran pada sintak ini guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan

berbagai informasi dan membuat berbagai percobaan agar menemukan solusi terhadap

permasalahan yang diberikan dalam LKPD. Sintak ini merupakan sintak inti dari model

PBL, karena peserta didik berdiskusi dan bekerjasama untuk menyelesaikan masalah

yang diberikan guru berupa permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

membuat peserta didik lebih terampil dan melatih team work dalam memecahkan

masalah. Pendapat ini juga dipaparkan oleh Hung (2016); Botty, dkk (2016) yang

menyatakan bahwa keahlian PBL membantu peserta didik lebih terampil dan dapat

mengembangkan kemampuan pengetahuan yang dimilikinya untuk memecahkan

masalah dunia nyata, serta ketika pembelajaran dalam kelompok dapat mengurangi

ketergantungan pada guru dalam menggali informasi.

Ketika mengerjakan soal, peserta didik yang mengalami kesulitan akan bertanya

kepada guru. Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami soal terbuka.

Berikut hasil dokumentasi soal LKPD yang sulit dipahami peserta didik.

Gambar 4. Soal yang Sulit Dipahami Peserta Didik

Page 16: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

12

Cara guru menanggapi peserta didik yang mengalami kesulitan adalah dengan

melakukan berbagai perumpamaan dan percobaan agar peserta didik dapat memahami

maksud dari soal tersebut. Namun demikian, guru tidak memberikan jawaban pada

peserta didik, guru hanya memnacing atau memberikan rangsangan pada mereka. Hal

ini dilakukan agar mereka mengingat kembali materi-materi yang telah dibahas

sebelumnya kemudian mencari informasi dalam buku catatan atau buku paket. Jadi

peran guru pada sintak ini adalah sebagai fasilitator, hal ini dipaparkan oleh Rusman

(2014: 243) bahwa pada ke tiga tingkah laku yang dilakukan guru adalah mendorong

peserta didik untuk mengumpulkan informasi serta melaksanakan berbagai percobaan

untuk mendapatkan kejelasan dan pemecahan masalah. Hal ini juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Haridza & Irving (2017) yang menyatakan bahwa guru

harus bertindak sebagai fasilitator di ruang kelas sebagaimana seharusnya

menyediakan sumber belajar yang bermakna yang dapat bermanfaat bagi pemikiran

kritis dan keterampilan siswa, serta disisi lain siswa harus berlatih terus menerus untuk

menemukan solusi yang akurat, tajam dan tepat. Setelah peserta didik mengumpulkan

informasi, mereka mengolahnya dan bisa menemukan jawaban dari soal yang

diberikan. Hal ini didukung oleh wawancara dengan narasumber, berikut hasil

wawancara dengan beliau.

P :

N :

“Bagaimana cara bapak membimbing pengalaman individu atau kelompok

saat pembelajaran berlangsung?”

“Matematika ini kan mapel terstruktur, materinya runtut, dan saling

berkaitan. Jadi, kalau menuntun anak ya gak harus diberikan jawaban. Kalau

menuntun, anak itu diajak berpikir dengan pengetahuan yang sudah

didapatkan sebelumnya dan nantinya mereka akan membuka buku catatan

atau buku paket. Disini saya juga memberikan percobaan dengan beberapa

masalah yang bisa dikerjakan dengan logika, karena kebanyakan anak itu

kalau diberikan masalah logika paham dan nanti akan menjurus ke

penyelesiannya bagaimana.”

Page 17: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

13

Hasil ini juga didukung oleh dokumentasi hasil observasi saat proses pembelajaran

oleh peneliti.

Gambar 5. Membimbing Pengalaman Individu/Kelompok

Sintak ini dapat menunjukkan kelebihan dan kekurangan model PBL, hal ini

karena sintak ketiga ini merupakan sintak inti dari model PBL. Kelebihan model PBL

adalah peserta didik mampu memiliki keterampilan berfikir kreatif dan kritis karena

mereka menganalisis permasalahan terlebih dahulu dan menemukan solusi secara

mandiri. Selain itu, peserta didik dapat menemukan konsep dengan pola pikir mereka

sendiri karena guru tidak memberikan pemecahan masalahnya secara langsung.

Sedangkan kekurangan dari model PBL adalah sulitnya membuat peserta didik yang

pasif menjadi aktif, peserta didik yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi lebih

memilih mengerjakan soal secara mandiri dari pada berkelompok, dan guru harus bias

mengatur waktu pembelajaran.

Sintak keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Kegiatan

pembelajaran pada sintak ini dilakukan dengan masing-masing kelompok mewakilkan

satu anggotanya untuk menulis jawaban di papan tulis dan mempresentasikannya.

Proses pembelajaran pada sintak ini peserta didik tidak memiliki inisiatif dan

keberanian untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil diskusinya, jadi guru

harus menunjuk peserta didik terlebih dahulu. Sintak ini dapat melatih keberanian atau

kepercayaan diri peserta didik dalam menyampaikan hasil diskusinya. Hal ini sejalan

dengan Hendriana, Tri, dan Utari (2018) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

PBL memiliki hubungan yang tinggi antara kemampuan pemecahan masalah

Page 18: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

14

matematika dan kepercayaan diri. Ketika salah satu peserta didik menuliskan jawaban

di depan kelas, peserta didik lain ramai dan suasana kelas tidak kondusif, hal ini

dikarenakan kelompok lain belum selesai mengerjakan soal, namun ini terjadi pada

awal presentasi no 1 dan 2 saja. Setelah peserta didik mempresentasikan hasil

diskusinya, guru mempersilahkan kelompok lain untuk menanggapi, tetapi hanya satu

atau dua peserta didik saja yang menanggapi sehingga guru harus memberikan

rangsangan dengan memberikan pertanyaan kepada kelompok lain kira-kira terdapat

jawaban yang berbeda atau tidak. Umumnya jawaban peserta didik sama dengan

jawaban yang dipresentasikan di depan kelas. Jika ada jawaban yang berbeda, mereka

akan menyesuaikan dengan membenarkan jawaban dan bertanya pada teman lainnya.

Diakhir presentasi, guru dan kelompok lain memberikan apresiasi dengan bertepuk

tangan. Peran guru dalam sintak ini adalah membantu peserta didik dalam menyiapkan

hasil diskusi yang akan dipresentasikan di depan kelas. Hal ini sejalan dengan teori

Rusman (2014: 243) yaitu pada sintak mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

peran guru adalah membantu peserta didik dalam mendesain dan menyiapkan karya

yang akan mereka presentasikan. Hal ini didukung dengan guru matematika yaitu

narasumber, berikut hasil wawancaranya.

“Pada sintak ini, pertama saya mengamati siswa yang presentasi, kemudian saya

memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban yang

telah dipresentasikan. Tapi ya seperti tadi mbak, tidak ada anak yang

menanggapi. Setelah itu saya meminta kelompok lain untuk membandingkan

jawaban mereka masing-masing dengan jawaban yang dipresentasikan. Tadi

kebanyakan jawaban sudah sama untuk soal yang tertutup, kalaupun beda tadi

mereka sudah bisa menyesuaikan.”

Hal ini juga didukung dengan dokumentasi dari hasil observasi ketika sintak

keempat ini dilakukan, berikut hasil dokumentasinya.

Page 19: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

15

Gambar 6. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

Sintak kelima yaitu menganalisis dan mengembangkan evaluasi proses

pemecahan masalah. Sintak terakhir ini guru menuliskan rencana kegiatannya adalah

kreativitas. Pelaksanaan pembelajaran pada sintak ini guru bersama-sama peserta didik

merangkum dan mencatat poin-poin penting materi yang dibahas pada pertemuan hari

itu, serta menyimpulkannya. Guru dan peserta didik juga bersama-sama mengevaluasi

kegiatan yang telah dilakukan pada pertemuan hari itu, yaitu berupa menyelesaikan

soal SLPDV dalam kehidupan sehari-hari dan berlatih memodelkannya. Hal ini sejalan

dengan teori Rusman (2014: 243) yaitu pada sintak menganalisis dan mengevaluasi

proses pemecahan masalah, peran guru adalah membantu peserta didik untuk

melakukan evaluasi terhadap penyelidikan dan proses yang mereka gunakan. Sintak

terkahir ini menjadikan peserta didik lebih paham dan dapat mengetahui ringkasan atau

poin penting dari materi yang dipelajari.

Hal didukung dengan hasil wawancara dengan narasumber pada tanggal 14

November 2019, berikut hasil wawancaranya.

P

:

N :

“Bagaimana cara bapak menganalisis dan mengembangkan evaluasi pada

proses pemecahan masalah?”

“Tahap ini kan dilakukan setelah anak presentasi ya mbak, jadi saya bersama

siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini dan saya memberikan

penjelasan poin-poin penting yang perlu diperhatikan oleh anak. Poin penting

pertemuan ini tadi anak harus bisa memodelkan masalah SPLDV dalam

permaslahan sehari-hari dan mencari nilai setiap variabel yang dimisalkan.”

Berikut hasil dokumnetasi kesimpulan pembelajaran yang didapat dari sintak ini.

Page 20: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

16

Gambar 7. Kesimpulan Pembelajaran

Sintak yang dilakukan guru sudah sesuai dengan teori PBL menurut Rusman (2014:

243) yaitu memuat sintak mengorientasikan peserta didik pada masalah,

mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing pengalaman individu

atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan yang terakhir yaitu

menganalisis dan mengembangkan evaluasi proses pemecahan masalah. Selain itu,

pelaksanaan pembelajaran juga sudah sesuai dengan RPP yang dibuat.

3.2 Kendala dalam Mengimplementasikan Model PBL

Ketika guru membuat RPP dan mengimplementasikannya menemukan beberapa

kendala. Kendala yang dijumpai dalam penyusunan RPP adalah guru harus

menyusunan RPP yang membuat kondisi pembelajaran di kelas menjadi lebih hidup

serta peserta didik lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran, hal ini juga

menjadi kendala guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Alasan guru

menjumpai kendala ini karena sering menggunakan model Discovery Learning dari

pada PBL dan solusi guru untuk meminimalisir kendala ini adalah dengan membuat

permasalahan yang menarik agar peserta didik aktif mengikuti pembelajaran. Apabila

kendala ini tidak diatasi maka akan membuat anak yang pasif menjadi lebih tidak tahu

dengan materi SPLDV karena selama proses pembelajaran peserta didiklah yang

menggali informasi, sedangkan guru sebagai fasilitator. Apabila peserta didik pasif

mereka akan semakin tertinggal dengan materi. Hal ini sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Putra (2013: 84) bahwa salah satu kelemahan PBL adalah tujuan

Page 21: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

17

pembelajaran tidak akan tercapai untuk peserta didik yang pasif. Faktor lain yang

menyebabkan peserta didik pasif adalah pembelajaran matematika di hari Kamis

tanggal 14 November 2019 dilakukan dijam terakhir, sehingga anak lelah dalam

mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran.

Kendala selanjutnya adalah peserta didik belum terlalu terbiasa menggunakan

model PBL. Hal ini terlihat ketika mereka mempresentasikan hasil diskusi di depan

kelas dan ketika ada peserta didik yang menanggapi hasil presentasi. Mereka belum

terbiasa merangkai kata-kata dalam menjelaskan dan mengungkapkan pendapat, selain

itu tingkat kepercayaan diri mereka juga masih rendah. Kendala ini menjadikan

tantangan bagi narasumber agar membangun rasa percaya diri peserta didik dan

tantangan untuk membangun kemampuan komunikasi peserta didik dalam

pembelajaran matematika. Biasanya guru lebih sering menggunakan model Discovery

Learning dari pada PBL.

Kendala yang dijumapai guru selanjutnya adalah mengenai menejemen waktu. Guru

mengalami kekurangan waktu dalam sintak terakhir model PBL dan kegiatan penutup.

Presentasi hasil diskusi pada sintak terkahir model PBL dilakukan dengan cepat agar

semua soal dapat dipresentasikan di depan kelas. Selain itu dalam

mengimplementasikan kegiatan penutup guru juga terburu-buru agar mampu

menyampaikan kesimpulan dan poin penting dalam pembelajaran. Meskipun

demikian, guru sudah menyelesaikan pembelajaran sesuai RPP dan mencapai tujuan

pembelajaran. Kendala dalam menejemen waktu ini sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Putra (2013: 84) bahwa dalam mengimplementasikan model PBL

membutuhkan waktu yang relatif banyak. Hal ini juga sejalan dalam penelitian

Nurlaily, Hetibertus, dan Budi (2019) bahwa dalam mengimplementasikan model PBL

guru mengalami kesulitan dalam memenejemen waktu.

4. PENUTUP

Implementasi model PBL kelas VIII di SMP Negeri 1 Kartasura dapat ditinjau dari

perencanaan dan pelaksanaan pembelejaran. Komponen RPP materi SPLDV yang

Page 22: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

18

dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai pada Permendikbud No. 22

Tahun 2016 meskipun tujuan pembelajarannya hanya memuat A (Audience) dan B

(Behaviour), RPP yang dibuat guru menggunakan pendekatan saintifik, model PBL,

dan metode diskusi, serta pada langkah-langkah pembelajaran memuat lima sintak

PBL. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru terlaksana sesuai RPP meskipun

ada beberapa kendala dalam mengimplementasikannya. Kendala yang dijumpai guru

dalam mengimplementasikan model PBL adalah guru harus menyusun RPP yang dapat

mengkondisikan peserta didik agar lebih aktif, peserta didik belum terbiasa dengan

model PBL, guru harus membuat pembelajaran menjadi hidup dan aktif, serta guru

belum maksimal dalam mengatur waktu pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ajai, John T., Benjamin, I. Imoko, & Emmanuel, I. O’kwu. (2013). Comparison of the

learning effectiveness of problem-based learning (PBL) and conventional method

of teaching algebra. Journal of Education and Practice, 4(1), 131-135. Retrived

from https://www.iiste.org/Journals/index.php/JEP/article/view/4053/4092

Botty, H. M. R. H., Masitha, Shahrill., Jainatul, Halida Jaidin., Hui-Chuan, Li., &

Maureen, Siew Fang Chong. (2016). The implementation of problem-based

learning (PBL) in a year 9 mathematics classroom: a study in Brunei Darussalam.

International Research in Education. 4(2), 34-47.

https://doi.org/10.5296/ire.v4i2.9466

Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta: Gava

Media

Eryanti, Tiyas., Yoseph, Thomas., Husni, Syahrudin. (2014). Pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar oleh guru pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS 1 di SMA.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa. 3(6).

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/5961/pdf

Hamzah B, Uno. (2008). Perencanaan Pembelejaran. Jakarta: Bumi Aksara

Haridza, R., & K. E. Irving. (2017). Developing critical thinking of middle school

students using problem based learning 4 core areas (PBL4C) model. Journal of

Physics: Coference Series. 812(1), 1-9. http://dx.doi.org/10.1088/1742-

6596/812/1/012081

Hendriana, H., Tri, Johanto., & Utari, Sumarmo. (2018). The role of problem-based

learning to improve students’ mathematical problem-solving ability and self

confidence. Journal on Mathematics Education. 9(2), 291-

300. https://doi.org/10.22342 /jme.9.2.5394.291-300

Page 23: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

19

Hidayati, Rahmi. (2017). Kefektifan setting TPS dalam pendekatan discovery learning

dan problem-based learning pada pembelajaran matematika lingkungan SMP.

Jurnal Riset Pendidikan Matematika. 4(1), 78-86. https://doi.org/10.21831

/jrpm.v4i1.9451

Hung, Woei. (2016). All PBL starts here: the problem. Interdisciplinary Journal of

Problem-Based Learning. 10(2). https://doi.org/10.7771/1541-5015.1604

Kaswara, I., Tomo, Djudin, & Syukran, Mursyid. (2017). Pengaruh pemberian

apersepsi kemampuan dasar matematika terhadap kemampuan siswa

menyelesaikan soal kesetimbangan benda tegar. Jurnal Pendidikan dan

Pembelajaran Khatulistiwa. 6(9).

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/21641/17507

Kresnadi, Hery. (2018). Using powerpoint slide media to improve student learning

outcomes in learning mathematics in primary school class IV. JP2D (Jurnal

Penelitian Pendidikan Dasar) UNTAN. 1(1). 1-10.

https://doi.org/10.26418/jp2d.v1i1.1

Nafiah, Yunin Nurun., & Wardan Suyanto. (2014). Penerapan model problem-based

learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

Jurnal Pendidikan Vokasi. 4(1), 125-143.

http://dx.doi.org/10.21831/jpv.v4i1.2540

NCTM. (2000). Priciples and Standarts for School Mathematics. Reston VA: The

National Council of Teachers of Mathematics, Inc.

Nurlaily, Vivi A., Hetibertus, Soegiyanto., & Budi, Usodo. (2019). Elementary school

teacher’s obstacles in the implementation of problem-based learning model in

mathematics learning. Journal on Mathematics Education. 10(2), 229-238.

https://doi.org/10.22342/jme.10.2.5386.229-238

Pertiwi, Indah., Imam, Sofi’i. (2019). The development of problem-based mathematics

learning model for the first year vocational high school students. DAYA

MATEMATIS: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika. 7(3). 309-316.

https://doi.org/10.26858/jds.v7i3.11875

Pratiwi, Dona Dinda. (2016). Pembelajaran learning cycle 5e berbantuan geogebra

terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis. Al-Jabar: Jurnal

Pendidikan Matematika. 7(2). 191-202. https://doi.org/10.24042/ajpm.v7i2.34

Putra, S. R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta:

DIVA Press.

Rahman, F., Jaddi, Khan K., Nabi, Bux J., Muhammad, Ajmal., Samina, Malik., &

Muhammad, Sharif. (2011). Impact of discusion method on students performance.

International Journal of Business and Social Science. 2(7), 84-94.

http://ijbssnet.com/view.php?u=http://ijbssnet.com/journals/Vol._2_No._7;_

Special_Issue_April_2011/10.pdf

Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

Edisi Kedua. Depok: PR Rajagrafindo Persada.

Setiyasih, Rezkina Mega. (2016). Kesesuaian rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dengan pelaksanaan pembelajaran bahasa jawa di SMP se-kecematan

Page 24: IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) …eprints.ums.ac.id/82787/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Komponen RPP materi SPLDV yang dibuat guru matematika berpedoman dan sudah sesuai

20

Pulosari Kabupaten Pemalang. Piwulang Jawi: Journal of Javanese Learning and

Teaching. 4(1). https://doi.org/10.15294/piwulang jawa.v4i1.10292

Zaim, M. (2017). Implementing scientific approach to teach English at senior high

school in indonesia. Asian Social Science. 13(2), 33-40.

https://doi.org/10.5539/ass.v13n2p33