IMPLEMENTASI MODEL DISKUSI STRATEGI BEACH BALL UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MATERI...

15
Implementasi Model Diskusi Strategi Beach Ball untuk Melatihkan Keterampilan Komunikasi Siswa IMPLEMENTASI MODEL DISKUSI STRATEGI BEACH BALL UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP KELAS VII-A SMPN 17 SURABAYA Nadiya Eka Safitri 1) , Muchlis 2) , Tutut Nurita 3) 1) Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan IPA FMIPA UNESA. E-mail: [email protected] 2) Dosen Pendidikan Kimia FMIPA UNESA.E-mail: [email protected] 3) Dosen Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA.E-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran model diskusi strategi beach ball, aktivitas siswa, keterampilan komunikasi serta hasil belajar siswa yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Jenis penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pre-Test Post-Test Design dan sasaran penelitian adalah siswa kelas VII-A SMPN 17 Surabaya berjumlah 36 siswa. Instrumen yang digunakan meliputi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian tes keterampilan komunikasi, lembar tes hasil belajar. Metode analisis data meliputi analisis keterlaksanaan pembelajaran, analisis lembar aktivitas siswa, analisis lembar penilaian tes keterampilan komunikasi dan analisis hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama mendapat skor 3,30 dengan kriteria baik dan pada pertemuan kedua dan ketiga mendapat skor 3,50 dan 3,67 dengan kriteria sangat baik. Aktivitas yang dipakai siswa untuk melatih keterampilan komunikasi yaitu, mengerjakan LKS mendapat rata-rata persentase 14,17%, berdiskusi dengan teman sebesar 14,17% dan mengemukakan pendapat dalam diskusi sebesar 22,71%. Keterampilan komunikasi siswa dengan predikat sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang berturut-turut adalah 13,89%; 75,00%; 8,33%; 2,78% dan 0,00%. Hasil belajar kompetensi sikap spiritual mendapat predikat baik sebesar 61,11%, sangat baik 25,00% dan cukup 13,89%. Sikap sosial mendapat predikat baik sebesar 75,00%, cukup sebesar 13,89%, dan sangat baik 11,11%. Ketuntasan kompetensi pengetahuan secara klasikal sebesar 91,67% dan kompetensi keterampilan secara klasikal sebesar 88,89%. Kata kunci: Model Diskusi Strategi Beach Ball, Keterampilan Komunikasi Abstract The aims of this study to describe the feasibility study model of strategy discussions beach ball, student activities, communication skills and student learning outcomes include attitude competencies, knowledge and skills. The research is a pre-experimental study design One Group Pre-Test Post-Test Design and targets were students of class VII-A SMPN 17 Surabaya with 36 students. Instruments used observation management learning sheet, student activity observation sheet, communication skills assessment test sheet, achievement test sheet. Data analysis methods include the analysis of feasibility study, analysis of student activity sheet, sheet analysis of communication skills assessment tests and analysis of student learning outcomes. These results indicate that the feasibility study on the first meeting got a score of 3.30, with good 1

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : NADIYA EKA SAFITRI

Transcript of IMPLEMENTASI MODEL DISKUSI STRATEGI BEACH BALL UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MATERI...

Paper Title (use style: paper title)

Jurnal Pendidikan Sains

Implementasi Model Diskusi Strategi Beach Ball untuk Melatihkan Keterampilan Komunikasi Siswa

IMPLEMENTASI MODEL DISKUSI STRATEGI BEACH BALL UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP KELAS VII-A SMPN 17 SURABAYA Nadiya Eka Safitri 1), Muchlis 2), Tutut Nurita3)1) Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan IPA FMIPA UNESA. E-mail: [email protected]) Dosen Pendidikan Kimia FMIPA UNESA.E-mail: [email protected] 3) Dosen Program Studi Pendidikan Sains FMIPA UNESA.E-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran model diskusi strategi beach ball, aktivitas siswa, keterampilan komunikasi serta hasil belajar siswa yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Jenis penelitian ini adalah pre-eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pre-Test Post-Test Design dan sasaran penelitian adalah siswa kelas VII-A SMPN 17 Surabaya berjumlah 36 siswa. Instrumen yang digunakan meliputi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi aktivitas siswa, lembar penilaian tes keterampilan komunikasi, lembar tes hasil belajar. Metode analisis data meliputi analisis keterlaksanaan pembelajaran, analisis lembar aktivitas siswa, analisis lembar penilaian tes keterampilan komunikasi dan analisis hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama mendapat skor 3,30 dengan kriteria baik dan pada pertemuan kedua dan ketiga mendapat skor 3,50 dan 3,67 dengan kriteria sangat baik. Aktivitas yang dipakai siswa untuk melatih keterampilan komunikasi yaitu, mengerjakan LKS mendapat rata-rata persentase 14,17%, berdiskusi dengan teman sebesar 14,17% dan mengemukakan pendapat dalam diskusi sebesar 22,71%. Keterampilan komunikasi siswa dengan predikat sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang berturut-turut adalah 13,89%; 75,00%; 8,33%; 2,78% dan 0,00%. Hasil belajar kompetensi sikap spiritual mendapat predikat baik sebesar 61,11%, sangat baik 25,00% dan cukup 13,89%. Sikap sosial mendapat predikat baik sebesar 75,00%, cukup sebesar 13,89%, dan sangat baik 11,11%. Ketuntasan kompetensi pengetahuan secara klasikal sebesar 91,67% dan kompetensi keterampilan secara klasikal sebesar 88,89%.Kata kunci: Model Diskusi Strategi Beach Ball, Keterampilan KomunikasiAbstractThe aims of this study to describe the feasibility study model of strategy discussions beach ball, student activities, communication skills and student learning outcomes include attitude competencies, knowledge and skills. The research is a pre-experimental study design One Group Pre-Test Post-Test Design and targets were students of class VII-A SMPN 17 Surabaya with 36 students. Instruments used observation management learning sheet, student activity observation sheet, communication skills assessment test sheet, achievement test sheet. Data analysis methods include the analysis of feasibility study, analysis of student activity sheet, sheet analysis of communication skills assessment tests and analysis of student learning outcomes. These results indicate that the feasibility study on the first meeting got a score of 3.30, with good criteria and on the second and third meetings got a score of 3.50 and 3.67 with very well criteria. Activities that used students to practice the skills of communication are , doing LKS gets an average percentage of 14.17%, a discussion with a friend of 14.17% and express opinions in a discussion at 22.71%. Communication skills of students with predicate very good, good, fair, less and very less are respectively 13.89%; 75.00%; 8.33%; 2.78% and 0.00%. Learning outcomes competences spiritual attitude either received the title of 61.11%, 25.00% excellent and fairly 13.89%. Social attitudes gets a good rating of 75.00%, quite by 13.89%, 11.11% and very good. Completeness competence in classical knowledge and competence of 91.67% in classical skill of 88.89%.

Keywords: Discussions Model with beach ball strategy, communication skillsPENDAHULUAN Perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013 diperlukan karena kebutuhan kompetensi lulusan di masa depan yang lebih baik seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung sangat cepat dalam era global. Menurut Permen No. 58 Tahun 2014 kurikulum 2013 dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam kurikulum 2013 salah satu kompetensi inti (KI) yang harus dikuasai oleh siswa adalah KI 4 (mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori). Pada KI 4 ini, salah satu kompetensi keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan komunikasi, sehingga siswa dapat mengkomunikasikan berbagai hal yang telah dipelajari di sekolah.Permendikbud No.64 tahun 2013 yang didalamnya tercantum tentang standar isi pendidikan dasar dan menengah, kompetensi yang harus dikuasai siswa SMP khususnya untuk mata pelajaran IPA pada kurikulum 2013 adalah mengajukan pertanyaan tentang fenomena IPA, melaksanakan percobaan, mencatat dan menyajikan hasil penyelidikan dalam bentuk tabel/grafik, serta melaporkan hasil penyelidikan secara lisan maupun tertulis untuk menjawab pertanyaan tersebut. Maka dari itu, guru harus melatihkan keterampilan komunikasi, baik komunikasi secara tertulis ataupun komunikasi secara lisan kepada siswa supaya siswa dapat menggunakan keterampilan komunikasi yang dimilikinya untuk menjelaskan berbagai fenomena IPA yang terjadi disekitarnya.

Keterampilan komunikasi yang dilatihkan dalam penelitian ini yang dilatihkan adalah keterampilan komunikasi dalam hal mengemukakan pendapat. Karena berdasarkan pra-penelitian dan wawancara, keterampilan komunikasi siswa masih tergolong rendah. Hasil wawancara dengan guru bidang studi IPA diketahui bahwa respon siswa terhadap suatu pertanyaan saat pembelajaran berlangsung tidak begitu tinggi. Diperkuat dari hasil observasi yang dilakukan di SMPN 17 Surabaya dengan penyebaran soal terkait keterampilan komunikasi siswa diperoleh data untuk tiap aspek yang diukur dari (1) aspek kebenaran konsep sebesar 36,25% , (2) menguatkan kejelasan konsep atau gagasan pendukung sebesar 34,37%, (3) kejelasan isi sebesar 39,37%, (4) keteraturan berpendapat sebesar 44,38%. Keterampilan komunikasi siswa yang diukur dari empat aspek sebesar 38,59 %. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi siswa masih sangat kurang sehingga perlu melatihkan keterampilan komunikasi kepada siswa.

Solusi untuk masalah tersebut adalah dengan menerapkan Model diskusi strategi Beach Ball, model ini efektif digunakan untuk memperluas partisipasi dan mendorong siswa untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat. Diskusi kelas merupakan suatu model pembelajaran yang dilakukan dengan cara bertukar pendapat serta informasi yang dimiliki siswa dengan siswa lain atau siswa dengan guru. Model diskusi kelas digunakan untuk mencapai tiga tujuan instruksional penting yaitu pemahaman konseptual, keterlibatan dan engagement, serta keterampilan komunikasi dan proses berfikir (Arends, 2008). Maka dari itu digunakan model diskusi strategi beach ball untuk membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Selain itu dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan komunikasi yang dimilikinya sekaligus dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran model diskusi strategi beach ball, aktivitas siswa, keterampilan komunikasi siswa serta ketuntasan hasil belajar siswa. METODE PENELITIANJenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen dengan sasaran penelitian siswa kelas VII-A SMPN 17 Surabaya sebanyak 36 siswa. Rancangan penelitian ini menggunakan One Group Pretest-Posttest Design dengan desain penelitian sebagai berikut: O1XO2

Keterangan :

O1 : Keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa sebelum diterapkan model diskusi strategi beach ball

X : Penerapan model diskusi strategi Beach Ball.

O2: Keterampilan komunikasi dan hasil belajar siswa setelah diterapkan model diskusi strategi beach ball

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar keterlaksanaan model diskusi strategi beach ball, lembar observasi aktivitas siswa, lembar tes keterampilan komunikasi siswa, tes hasil belajar siswa.

Analisis keterlaksanaan pembelajaran menggunakan kriteria keterlaksanaan pembelajaran.Kemudian skor yang didapat dikonversikan menjadi nilai keterlaksanaan dengan kriteria sebagai berikut:Tabel 1. Kriteria Penilaian Keterlaksanaan PembelajaranSkorKriteria

0,00-1,49Kurang

1,50-2,49Cukup

2,50-3,49Baik

3,50-4,00Sangat baik

(Riduwan, 2012)

Lembar observasi aktivitas siswa di analisis menggunakan persentase (%).

Aktivitas siswa = Wa/Ta100%

Lembar tes keterampilan komunikasi siswa dianalisis dan dikonversikan dalam bentuk nilai sebagai berikut :

Kemudian skor yang didapat dikonversikan dengan kriteria sebagai berikut:Tabel 2. Konversi Skor Keterampilan KomunikasiPersentaseKategori

0% x < 20%Sangat Kurang

21% x < 40%Kurang

41% x < 60%Cukup

61% x < 80%Baik

81% x < 100%Sangat Baik

(Riduwan, 2012)

Aspek lain yang dianalisis adalah lembar tes hasil belajar siswa.

a. Analisis hasil penilaian sikap siswa, dilakukan dengan cara mengkonversikan dalam predikat seperti pada tabel di bawah ini:Tabel 3. Interpretasi hasil belajar sikapSkor modusKriteria

4,00SB (Sangat Baik)

3,00Baik (B)

2,00Cukup (C)

1,00Kurang (K)

(Permendikbud No.104 Tahun 2014)

b. Analisis hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan siswa dihitung dengan rumus : Hasil belajar siswa pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan dikonversikan kedalam predikat A-D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum pembelajaran diberikan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal keterampilan komunikasi siswa serta hasil belajar siswa pada aspek kompetensi pengetahuan, kemudian pemberian materi selama tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x40 menit dan terakhir diberikan post-test untuk mengetahui keterampilan komunikasi serta kompetensi pengetahuan siswa.Keterlaksanaan PembelajaranPelaksanaan pembelajaran model diskusi strategi Beach Ball pada materi interaksi makhluk hidup dilakukan selama 3 kali pertemuan dan diamati dengan lembar observasi keterlaksanaan model diskusi strategi Beach Ball. Dari hasil observasi diketahui bahwa Keterlaksanaan pembelajaran dengan model Diskusi strategi Beach Ball ini menunjukkan peningkatan disetiap pertemuannya, keterlaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama mendapat skor 3,30 dengan kriteria baik dan pada pertemuan kedua dan ketiga mendapat skor 3,50 dan 3,67 dengan kriteria sangat baik.Pembelajaran dimulai dengan kegiatan pendahuluan yaitu mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi di dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan menerapkan tahap 1 dalam model diskusi yaitu mengklarifikasikan maksud dan estabilising set. Pada tahap ini mengalami peningkatan skor disetiap pertemuan yaitu sebesar 3,50 pada pertemuan pertama dan 3,58 dan 3,75 pada pertemuan kedua dan ketiga dengan kriteria sangat baik. Pada tahap ini guru membuka pembelajaran dan memotivasi siswa sekaligus mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yaitu untuk mendiskusikan masalah dilematis yang berhubungan dengan interaksi makhluk hidup. Dengan mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan maksud dari diskusi yang akan dilakukan maka siswa siap untuk berpartisipasi dalam kegiatan diskusi. Hal ini sesuai pendapat dari Arends (2008) tahap 1 dari diskusi adalah membangkitkan minat siswa untuk mengaitkan pertanyaan awal atau fokus diskusi dengan pengetahuan sebelumnya.Pada kegiatan inti terdapat tahap memfokuskan diskusi dan mengendalikan diskusi. Pada tahap ini terus mengalami peningkatan skor yaitu dari 3,42 menjadi 3,54 dan terus naik menjadi 3,66. Hal ini dikarenakan guru dan siswa sudah dapat menjalankan diskusi dengan semaksimal mugkin dan diskusi berjalan dengan baik karena pada tahap ini siswa terlibat aktif dalam kegiatan diskusi dan saling bertukar fikiran ataupun mengekspresikan ide-idenya, pada kegiatan ini pula keterampilan komunikasi siswa dilatihkan melalui ungkapan jawaban yang mereka berikan untuk mendiskusikan isu dan mencari solusi dari suatu isu yang didiskusikan di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Naim (2011) bahwa diskusi jika dilaksanakan secara maksimal akan memberikan manfaat yang besar bagi siswa, tidak hanya untuk memudahkan penguasaan materi, tetapi juga melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat, menghargai perbedaan, mengelola kebersamaan, dan menentukan solusi terhadap suatu masalah.Pada kegiatan penutup terdapat tahap mengakhiri diskusi dan debriefing. Pada tahap mengakhiri diskusi hanya memperoleh skor 3 merupakan skor yang rendah pada pertemuan pertama dibanding pertemuan kedua dan pertemuan ketiga yang mengalami peningkatan. Pada tahap mengakhiri diskusi guru membimbing siswa merangkum dan menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilaksanakan sehingga terbentuk konsep yang benar dalam benak siswa. Rendahnya skor pada tahap ini dikarenakan pada saat guru menyimpulkan dan merangkum masih ada siswa yang ingin bertanya sehingga konsentrasi guru sedikit terganggu meski akhirnya siswa diajak kembali untuk menyimpulkan hasil diskusi tentang materi interaksi makhluk hidup. Namun pada pertemuan kedua dan ketiga skor mengalami peningkatan karena baik guru dan siswa secara bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi.

Aktivitas SiswaBesarnya presentase masing-masing aktivitas siswa menunjukkan bahwa siswa melakukan aktivitas Model Diskusi Strategi Beach Ball. Dari keseluruhan aktivitas yang diamati selama mengikuti pembelajaran dengan menerapkan Model Diskusi Strategi Beach Ball terdapat beberapa aktivitas yang digunakan untuk melatihkan keterampilan komunikasi siswa. Aktivitas tersebuat adalah aktivitas membaca/mengerjakan LKS, berdiskusi dengan teman dan mengemukakan pendapat dalam diskusi. Aktivitas mengerjakan LKS pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga berturut-turut adalah 16,88%; 13,33% dan 12,29%. Presentase yang besar pada pertemuan pertama dikarenakan kegiatan pengamatan yang dilakukan diluar kelas. Aktivitas berdiskusi dengan teman pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga berturut-turut adalah 13,96%; 14,17% dan 14,38%. Presentase yang meningkat pada pertemuan kedua menunjukkan bahwa siswa terlatih untuk berdiskusi dan sekaligus dapat melatih keterampilan komunikasi siswa, presentase yang sama pada pertemuan kedua dan ketiga menunjukkan bahwa siswa sama-sama antusias pada diskusi yang dilakukan pada sub materi yang berbeda. Aktivitas ketiga adalah mengemukakan pendapat dalam diskusi. Secara berturut-turut presentase aktivitas ini adalah 20,21%; 23,13% dan 24,79%. Presentase yang besar menunjukkan bahwa siswa semakin terlatih keterampilan komunikasinya terutama dalam hal mengemukakan pendapat. Hal ini bisa dilihat dari naiknnya presentase pada aktivitas mengemukakan pendapat dalam diskusi di setiap pertemuannya. Hal ini sesuai dengan tujuan diskusi Arends (2008) yaitu, (1) bahwa Diskusi meningkatkan keterlibatan dan engagement siswa, (2) diskusi digunakan oleh guru untuk membantu siswa mempelajari berbagai keterampilan komunikasi dan proses berfikir yang penting.Kegiatan pembelajaran seperti ini sesuai dengan teori pembelajaran kontruktivisme. Teori pembelajaran kontruktivisme menyatakan bahwa harus siswa sendiri yang menemukan dan menstransformasikan sendiri suatu informasi kompleks apabila mereka menginginkan informasi tersebut menjadi milik mereka Piaget dan Vigotsky (dalam Fathoni, 2014). Disini peran guru sangat penting dalam memfasilitasi siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih tinggi.

Keterampilan Komunikasi

Keterampilan komunikasi siswa dinilai berdasarkan soal pre-test dan post-test. Keterampilan komunikasi yang dilatihkan adalah keterampilan dalam hal mengemukakan pendapat. Keterampilan komunikasi siswa dilatihkan melalui Model Diskusi Strategi Beach Ball pada materi interaksi makhluk hidup karena terdapat banyak masalah dilematis disekitar kita sehingga perlu untuk didiskusikan, dengan menggunakan model ini siswa difasilitasi untuk mengemukakan pendapatnya. Hal ini selaras dengan pendapat dari Parera (1987) salah satu keterampilan komunikasi adalah keterampilan mengemukakan pendapat dan cara yang dapat digunakan untuk melatih sekaligus mengembangkan keterampilan tersebut adalah dengan mengarang, latihan pidato dan diskusi.Keterampilan komunikasi siswa khususnya dalam hal mengemukakan pendapat selain dilatihkan melalui Model Diskusi Strategi Beach Ball, juga dilatihkan melalui Lembar Kegiatan Siswa. LKS digunakan sebagai sarana untuk melatih keterampilan mengemukakan pendapat siswa melalui uraian jawaban yang diberikan siswa pada saat menjawab pertanyaan analisis pada LKS. Penilaian keterampilan komunikasi dilakukan secara tertulis berdasarkan pada kriteria penilaian yang meliputi 4 aspek penilaian yaitu (1) kebenaran konsep, (2) menguatkan konsep/gagasan pendukung, (3) kejelasan isi, (4) keteraturan berpendapat. Grafik kriteria keterampilan komunikasi siswa dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1. Grafik keberhasilan Keterampilan KomunikasiPada saat pre-test jumlah siswa dengan kriteria sangat baik 8,33% menjadi 16,67% saat post-test. Hal ini dikarenakan siswa yang semula mendapat predikat baik, cukup ataupun kurang telah terbiasa untuk mengemukakan pendapatnya menggunakan bahasa yang baik dan benar, sehingga predikat mereka meningkat menjadi sangat baik. Melalui diskusi siswa juga terlatih dan terbiasa menyampaikan segala sesuatu yang telah mereka pelajari dalam sebuah forum ataupun kepada guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Courtney Cazden (dalam Arends, 2008) yang menyatakan bahwa bahasa percakapan adalah medium yang memungkinkan pengajaran dan medium bagi siswa dalam mendemonstrasikan segala yang telah dipelajarinya kepada guru. Bahasa percakapan menyediakan sarana bagi siswa agar mereka dapat membicarakan tentang apa yang sudah diketahui sehingga dapat membentuk makna dari pengetahuan baru setelah pengetahuan itu diperoleh.Jumlah siswa kriteria baik 11,11% naik menjadi 75,00% saat post-test. Kenaikan cukup besar dikarenakan siswa yang semula mendapat kriteria keterampilan kurang atau cukup meningkat menjadi kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Model Diskusi Strategi Beach Ball dapat melatihkan keterampilan komunikasi siswa menjadi lebih baik sekaligus digunakan untuk memancing siswa berfikir secara kompleks tentang materi yang didiskusikan. Arends (2008) juga berpendapat bahwa diskusi dapat membantu siswa mempelajari berbagai keterampilan komunikasi dan proses berfikir yang penting. Siswa dengan kriteria cukup saat pre-test sebesar 27,78% sedangkan saat post-test menjadi 5,56%, terjadi penurunan jumlah siswa dengan kriteria cukup karena siswa mengalami kenaikan tingkat keterampilan komunikasinya menjadi kriteria baik ataupun sangat baik. Siswa dengan kriteria kurang pada saat pre-test mencapai 52,78%, sedangkan saat post-test mengalami penurunan menjadi hanya sebesar 2,77%, sedangkan kriteria sangat kurang sebesar 0,00% baik saat pre-test maupun post-test.

Kriteria sangat kurang sebesar 0,00% baik saat pre-test dan post-test menunjukkan bahwa siswa memiliki keterampilan komunikasi namun hanya perlu suatu cara untuk melatihkan keterampilan komunikasi siswa agar menjadi lebih baik, Model Diskusi Strategi Beach Ball adalah salah satu cara yang bisa digunakan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi melalui forum diskusi dalam kelas. Hal ini sesuai pendapat Arends (2008) bahwa diskusi membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi.Penerapan Model Diskusi Strategi Beach Ball dapat membuat keterampilan komunikasi siswa menjadi lebih baik. Besarnya jumlah kriteria baik dan sangat baik dipengaruhi oleh penilaian 4 aspek yang digunakan, yang dapat dilihat pada gambar berikut Gambar 2. Nilai rata-rata keterampilan komunikasia. Kebenaran Konsep

Indikator penilaian pada aspek kebenaran konsep adalah mengemukakan pendapat secara logis dan konsep yang tepat. Mengemukakan pendapat secara logis berarti pendapat yang diberikan dilandasi dengan fakta-fakta serta masuk akal. Sedangkan mengemukakan pendapat dengan konsep yang tepat yaitu, pendapat yang diberikan siswa mendukung materi yang telah disampaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hibbard (2000) bahwa salah satu indikator mengemukakan pendapat yang baik adalah mengemukakan konsep dan informasi yang tepat.

Pada penelitian ini kebenaran konsep dilatihkan saat siswa mengemukakan pendapatnya guru berperan dalam membenarkan konsep yang salah sehingga pendapat siswa sesuai dengan materi yang diajarkan, dan akhirnya siswa berpendapat dengan didasari konsep materi yang benar. Hal ini dilakukan guru pada tahap 3 diskusi yaitu mengendalikan diskusi dimana guru mengendalikan diskusi dengan memantau interaksi siswa, guru melontarkan pertanyaan, mendengarkan ide atau pendapat siswa mengenai isu yang didiskusikan pada diskusi yang dilakukan. Selain itu guru juga memberikan respon terhadap ide ataupun pendapat yang diberikan oleh siswa yang mengemukakan solusi terhadap isu atau permasalahan yang ada (Arends, 2008).

Nilai rata-rata kebenaran konsep siswa yang semula pada saat pre-test sebesar 1,83 menjadi 3,06 pada saat pre-test. Hal ini dikarenakan siswa telah menerima pembelajaran Model Diskusi Strategi Beach Ball dengan materi interaksi makhluk hidup, siswa telah mendiskusikan dan saling bertukar pendapat dengan siswa yang lain mengenai isu yang berhubungan dengan materi interaksi makhluk hidup. Hal ini sesuai dengan karakteristik keterampilan komunikasi dalam pembelajaran IPA yang diantaranya adalah siswa mengutarakan suatu ide atau gagasan (Devi, 2010).

b. Menguatkan Kejelasan Konsep

Aspek kedua adalah menguatkan kejelasan konsep. Indikator yang digunakan adalah mengemukakan pendapat menggunakan pengetahuan pendukung atau menguatkan kejelasan konsep yaitu, dengan memberikan penjelasan yang cukup untuk menguatkan konsep dengan cara memberikan contoh dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Hibbard (2000) bahwa salah satu indikator pendapat yang baik adalah menggunakan pengetahuan pendukung untuk menguatkan kejelasan konsep.Pada aspek menguatkan kejelasan konsep mendapat nilai rata-rata 3,00 saat post-test, ini merupakan nilai terendah dibandingkan dengan aspek lainnya. Ini dikarenakan siswa terkadang masih tidak bisa memberikan contoh untuk memperkuat jawaban mereka atau siswa dapat memberikan contoh untuk memperkuat jawaban mereka namun seringkali masih kurang tepat. Padahal pada tahap 3 dan tahap 4 diskusi guru sudah membiasakan siswa untuk menguatkan jawaban mereka dengan membiasakan siswa menyertai contoh disaat siswa berpendapat. Pada tahap 3 diskusi disaat mengendalikan diskusi guru meminta siswa yang mengemukakan pendapatnya tentang materi yang sedang didiskusikan menyertakan contoh untuk memperkuat pendapat siswa.Pada tahap 4 diskusi yaitu mengakhiri diskusi selain menarik kesimpulan dari diskusi untuk memperkuat konsep interaksi makhluk hidup yang dimiliki siswa, guru juga memberikan contoh yang dapat digunakan siswa sebagai referensi untuk memperkuat jawabannya. Didukung pula oleh hasil aktivitas siswa yang tinggi dalam mengemukakan pendapat melalui Model Diskusi Strategi Beach Ball yaitu sebesar 20,21% pada pertemuan pertama, 23,13% pada pertemuan kedua serta 24,79% pada pertemuan ketiga. Presentase yang besar ini menunjukkan bahwa siswa memperkuat konsep yang mereka punya karena pada aktivitas mengemukakan pendapat ini siswa saling bertukar pendapat atau mengekspresikan pengetahuan mereka antara satu sama lain tentang interaksi makhluk hidup. Serta disetiap mengemukakan pendapatnya siswa diminta oleh guru untuk selalu menyertai pendapatnya dengan memberikan contoh yang dapat mendukung pendapat siswa sehingga siswa dilatih untuk terbiasa memberikan contoh disetiap pendapat yang mereka sampaikan dalam diskusi.c. Kejelasan Isi Aspek ketiga adalah kejelasan isi, indikator yang digunakan pada aspek kejelasan isi adalah mengemukakan pendapat dengan pilihan kata yang tepat untuk kajian sains. Maksud dari indikator ini adalah menggemukakan pendapat dengan menggunakan kosakata yang diajarkan dalam sains dan mudah dipahami oleh orang lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Cangara (2007) bahwa syarat yang perlu diperhatikan dalam hal mengemukakan pendapat antara lain adalah dalam hal pemilihan kata yang lugas dan jelas dan juga menyusun kata yang baik dan benar sehingga pesan atau informasi yang disampaikan mudah dipahami. Aspek kejelasan isi siswa dalam mengemukakan pendapat yang semula nilai rata-ratanya 2,33 saat pre-test menjadi 3,10 saat post-test. Nilai rata-rata yang cukup besar dikarenakan siswa terbiasa berpendapat dalam forum diskusi. Hal ini terlihat pada tahap 3 diskusi yaitu guru membimbing dan mengendalikan jalannya diskusi dengan mendengarkan ide-ide atau pendapat yang diberikan oleh siswa. Pada saat mengemukakan pendapat guru juga membiasakan siswa untuk menggunakan bahasa yang baku selama mengemukakan pendapat melalui Model Diskusi Strategi Beach Ball.

Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk berpendapat ataupun bertanya jika pendapat yang dikemukakan siswa belum dipahami oleh siswa lainnya, sehingga pada saat itulah, siswa yang sedang mengemukakan pendapatnya berusaha mengolah perkataan yang disampaikannya agar siswa lain dapat memahami maksudnya. Melalui diskusi siswa terbiasa dan terlatih untuk berpendapat dan mengekspresikan ide-idenya sehingga pilihan kata (diksi) yang tepat dan pada akhirnya pendapat yang disampaikan siswa mudah dipahami oleh orang lain. Hal ini sesuai pendapat dari Arifin (2008) bahwa kemampuan komunikasi adalah keterampilan seseorang dalam menyampaikan pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan.d. Keteraturan Berpendapat

Aspek keteraturan berpendapat yang semula nilai rata-rata 2,33 saat pre-test menjadi 3,11 pada saat post-test. Aspek ini memiliki nilai rata-rata yang paling tinggi. Hal ini dikarenakan saat berpendapat siswa terlebih dahulu memahami permasalahan ataupun isu yang diberikan guru dengan mendiskusikannya dalam kelompok dan mencari solusi. Sehingga siswa berpendapat secara sistematis berdasarkan pokok permasalahan yang ada.Guru juga memberi kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya jika pendapat yang disampaikan belum dapat dipahami, sehingga pada saat inilah siswa berusaha untuk mengurutkan pendapatnya dan menjelaskan pendapatnya dengan tidak mengulangi banyak makna yang sama. Siswa berusaha menjelaskan pendapatnya dengan tidak terlalu membahas hal yang tidak menjadi inti permasalahan secara panjang lebar dan menjelaskan inti permasalahan dengan detail dan jelas agar dapat dengan mudah dipahami oleh yang lainnya. Hal ini didukung oleh pendapat Cangara (2007) bahwa salah satu yang harus diperhatikan pada saat mengemukakan pendapat secara analitis adalah pesan yang disampaikan harus disusun dan dirancang sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian saat berkomunikasi atau mengemukakan pendapat.

Dengan mengemukakan pendapat di dalam diskusi siswa terbiasa melakukan analisis terhadap permasalahn atau isu terkait materi interaksi makhluk hidup yang diberikan oleh guru dan didiskusikan di dalam forum diskusi. Hal ini sesuai pendapat Parera (1987) bahwa untuk dapat mengemukakan pendapat secara analitis diperlukan pendalaman masalah dan diperlukan kebiasaan untuk mengemukakan pendapat secara langsung dan dianalisis secara terperinci. Hasil Belajar Siswaa. Kompetensi sikapPenilaian kompetensi sikap dilakukan selama kegiatan mengajar belajar berlangsung mengacu pada kompetensi inti 1 dan 2, yang meliputi sikap spiritual yaitu kekaguman terhadap Tuhan yang Maha Esa serta sikap sosial yang meliputi rasa ingin tahu dan tanggung jawab siswa.Berdasarkan Gambar 4 jumlah siswa yang mencapai kriteria cukup sebanyak 13,89 %, jumlah siswa kriteria baik 61,11% , dan siswa kriteria sangat baik sebanyak 25,00% pada sikap spiritual. Sedangkan pada gambar 5 jumlah siswa kriteria cukup 13,89%, kriteria baik sebanyak 75,00% dan kriteria sangat baik sebanyak 11,11% pada kompetensi sikap sosial siswa.Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan Model Diskusi Strategi Beach Ball siswa diajak untuk mendiskusikan isu terkait dengan materi pembelajaran, dari kegiatan ini dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa telah memiliki sikap yang baik dalam pembelajaran, mereka antusias untuk bertanya dan berpendapat yang menunjukkan rasa ingin tahu mereka terhadap isu yang didiskusikan. Sedangkan sikap tanggung jawab terlihat ketika mereka aktif berdiskusi dalam kelas serta bertanggung jawab atas tugasnya didalam kelompok. Hal ini adalah kelebihan dari diterapkannya Model Diskusi Strategi Beach Ball dalam pembelajaran, yaitu diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa (Trianto, 2007).b. Kompetensi pengetahuanPenilaian kompetensi pengetahuan siswa dilakukan berdasarkan soal pretest dan postest. Soal berupa uraian yang berjumlah 4 butir soal. Tujuan dari pemberian soal pretest adalah untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, sedangkan soal posttest untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Soal yang digunakan adalah soal yang sama untuk menilai keterampilan komunikasi siswa, namun pada kompetensi pengetahuan hanya dinilai pada aspek kebenaran konsep Hasil pre-test dan post-test siswa pada kompetensi pengetahuan disajikan dalam tabel 4 berikut. Tabel 4. Nilai Pre-test dan Post-test Kompetensi Pengetahuan

No. AbsNilai Pre-testPredikatKetuntasanNilai Pos-testPredikatKetuntasan

12,25C+TT3,75A-T

22,25C+TT3,00BT

32,00C+TT3,00BT

43,00BT3,75A-T

51,25D+TT3,00BT

62,50C+TT3,75A-T

72,50C+TT3,00BT

82,25C+TT3,25B+T

92,50C+TT3,50B+T

102,50C+TT3,00BT

112,25C+TT3,25B+T

122,50C+TT3,00BT

132,25C+TT2,50C+TT

142,00C+TT3,25B+T

153,00BT3,25B+T

161,75C-TT3,25B+T

172,50C+TT3,25B+T

181,75C-TT2,50C+TT

192,25C+TT3,50B+T

202,00C+TT3,50B+T

212,50C+TT4,00AT

223,00B T3,75A-T

232,25C+TT3,50B+T

242,25C+TT4,00AT

252,25C+TT3,00BT

261,00DTT2,50C+TT

272,50C+TT3,50B+T

282,25C+TT3,50B+T

302,50C+TT3,75A-T

313,25B+T3,75A-T

322,25C+TT3,50B+T

332,25C+TT3,25B+T

352,50C+TT3,25B+T

363,00BT3,50B+T

371,75C-TT3,00BT

381,75C-TT3,00BT

Jumlah T13,89%Jumlah T91,67%

Jumlah TT86,11%Jumlah TT8,33%

Persentase ketuntasan siswa yang besar menunjukkan bahwa siswa terlibat aktif dalam diskusi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Siswa menganalisis dan menemukan suatu solusi yang menjadi fokus diskusi selama pembelajaran.Hal ini menunjukkan bahwa Model Diskusi Strategi Beach Ball dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa yang dikemas secara menarik melalui pembelajaran dengan mendiskusikan suatu permasalahan yang terkait materi pembelajaran. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran diskusi menurut Arends (2008) bahwa diskusi meningkatkan kemampuan berfikir siswa dan membantu peserta didik mengkonstruksikan pemahamannya sendiri tentang isi akademik dan dapat membantu siswa untuk mencapai pemahaman konseptual.

Selain itu implementasi Model Diskusi Strategi Beach Ball dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini sesuai dengan teori kontruktivisme yang menghendaki siswa terlibat langsung secara aktif selama kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, siswa secara individu dituntut menjadikan pengetahuan yang telah diperoleh menjadi lebih dipahami dan dimengerti tanpa harus menunggu intruksi dari guru, yang pada akhirnya dengan pengetahuan yang telah dipahami dan dimengerti, hasil belajar siswa dapat dicapai dengan baik. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Arends (2008) bahwa salah satu aspek diskusi kelas adalah kemampuan mendukung pertumbuhan kognitif. Aspek lainnya adalah kemampuan untuk menghubungkan dan menyatukan aspek kognitif dan sosial pembelajaran. Jadi, ada hubungan yang signifikan antara keterampilan sosial khususnya keterampilan berpendapat dan aspek kognitif siswa.c. Kompetensi KeterampilanKompetensi keterampilan siswa dalam hal mengamati suatu objek dinilai berdasarkan 4 aspek penilaian. Berikut ini disajikan nilai rata-rata siswa pada setiap aspek yang disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Diagram Skor Rata-rata Setiap Aspek

pada aspek pertama mendapat skor rata-rata sebesar 3,58, sedangkan pada aspek kedua dan ketiga mendapat rata-rata skor yang sama besar yakni 3,33, serta pada aspek keempat mendapat skor rata-rata sebesar 3,00. Tingginya rata-rata skor pada aspek pertama menunjukkan bahwa keterampilan siswa pada saat mengamati lingkungan abiotik dan biotik tergolong tinggi. Siswa bisa mengamati lingkungan biotik dan abiotik menggunakan indera mereka sehingga menhasilkan data yang cermat dan lengkap, hal ini merupakan salah satu keterampilan komunikasi dalam IPA sesuai pendapat dari Devi (2010) bahwa siswa dapat menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan atau memeriksa secara akurat suatu objek atau kejadian.

Sedangkan pada aspek kedua dan aspek ketiga mendapat rata-rata skor yang sama disebabkan keterampilan siswa mengklasifikasikan benda yang ditemukan di lingkungan sekitar serta menganalisis berdasarkan data dan pertanyaan analisis sama-sama baiknya. Siswa sudah bisa membedakan mana yang termasuk komponen biotik dan mana yang termasuk komponen abiotik. Sedangkan pada aspek ke empat siswa sudah dapat menganalisis data yang mereka dapatkan dengan menghubungkannya dengan pertanyaan yang ada di LKS. Sedangkan pada aspek keempat mendapat nilai yang paling rendah dikarenakan siswa masih belum bisa menyimpulkan berdasarkan tujuan kegiatan pengamatan dan data pengamatan yang mereka dapatkan.PENUTUP

SimpulanBerdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Keterlaksanaan pembelajaran dengan Model Diskusi strategi Beach Ball pada pertemuan pertama mendapat rata-rata skor 3,30 dengan kriteria baik, pertemuan kedua 3,50 dengan kriteria sangat baik dan pada pertemuan ketiga mendapat skor 3,67 dengan kriteria sangat baik.

2. Rata-rata persentase aktivitas siswa untuk melatih keterampilan komunikasi yaitu, mengerjakan LKS sebesar 14,17%, berdiskusi dengan teman sebesar 14,17%, mengemukakan pendapat dalam diskusi sebesar 22,71%.

3. Keterampilan komunikasi siswa pada predikat sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang berturut-turut adalah 16,67%; 75,00%; 5,56%; 2,77% dan 0,00%. 4. Hasil belajar siswa mencakup 3 kompetensi sebagai berikut.

a. Kompetensi sikap spiritual predikat baik 61,11%, sangat baik 25,00% dan predikat cukup sebesar 13,89%. Sedangkan sikap sosial siswa sebesar 75,00% mendapat predikat baik, predikat cukup 13,89%, dan predikat sangat baik 11,11%.b. Ketuntasan kompetensi pengetahuan secara individu dari 36 siswa terdapat 3 siswa yang tidak tuntas, dan ketuntasan secara klasikal sebesar 91,67%.c. Ketuntasan kompetensi keterampilan secara individu dari 36 siswa terdapat 4 siswa yang tidak tuntas, dan ketuntasan secara klasikal sebesar 88,89%.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyampaikan saran agar penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih baik. Saran yang dianjurkan adalah sebagai berikut.

1. Model Diskusi strategi Beach Ball adalah model yang mempunyai kendala pada alokasi waktu yang dibutuhkan untuk membuat diskusi benar-benar berjalan dengan baik. Alokasi waktu yang dibutuhkan cukup lama dikarenakan perubahan setting kelas dari posisi berderet menjadi pola U dan proses pembelajaran yang menuntut siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari. Sehingga penerapan Model Diskusi strategi Beach Ball harus memperhatikan karakteristik materi dan alokasi waktu.2. Selama pembelajaran Model Diskusi strategi Beach Ball masih terdapat aktivitas tidak relevan yang dilakukan siswa padahal guru sudah menjelaskan aturan jika ingin mengemukakan pendapat bahwa siswa harus mengangkat tangan terlebih dahulu. Sehingga untuk mengurangi aktivitas siswa yang tidak relevan selama pembelajaran maka aturan Model Diskusi strategi Beach Ball harus dijelaskan secara detail sampai siswa benar-benar memahami aturan dasarnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arends, Richard I, 2008. Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2. Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada3. Devi, Kamalia Poppy.2010. Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA untuk Guru SMP. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTIK IPA)

4. Fathoni, Ahmad. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Diskusi Kelas Strategi Beach Ball Pada Materi Ikatan Kimia Untuk meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa. Skripsi. Surabaya : Unesa

5. Hibbard, Michael K. 2000. Performance Assessment In The Science Classroom. New York: Glencoe McGraw-Hill.6. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Permendikbud Nomor 64 tahun 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

7. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Permendikbud Nomor 58 tahun 2014. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

8. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Permendikbud Nomor 104 tahun 2014. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

9. Parera, Jos Daniel. 1987. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga

10. Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:Alfabeta.

11. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Gambar 4 Diagram Kompetensi sikap spiritual

Gambar 5 Diagram Kompetensi sikap sosial

81